• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh MERI YUSTINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh MERI YUSTINA

Penguasaan konsep materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung belum tercapai secara maksimal. Hal ini diduga karena guru belum pernah menggunakan media dan model yang sesuai. Untuk mengatasi hal itu, telah dilakukan penelitian menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing.

(3)

iii

Data pretest, postest dan N-gain siswa tersebut kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS 17.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep materi pokok sistem pencernaan makanan pada siswa yang menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing; (2)

penguasaan konsep materi pokok sistem pencernaan makanan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing (N-gain 65,23) lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing (N-gain 41,28); (3) aktivitas belajar siswa yang meliputi aktivitas mengemukakan pendapat, bertanya, bekerja sama,bertukar informasi, dan persentasi yang menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing dengan peningkatan (9,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa Model pembelajaran Snowball Throwing, dengan peningkatan (5,7%). Jadi, penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing berpengaruh terhadap penguasaan konsep materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012.

Kata kunci : Snowball Throwing, Penguasaan Konsep, Sistem Pencernaan Makanan.

(4)

iv

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP

OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh

MERI YUSTINA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

v

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Nama : Meri Yustina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024037

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 195708031986031004 NIP 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si

(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. …………...

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd. M.Pd. …………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed …………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(7)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Meri Yustina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024037 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah

diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah

ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan

(8)
(9)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi (Lampung Barat) pada tanggal

23 Juli 1989, yang merupakan anak ke empat dari empat

bersaudara pasangan bahagia Bapak Thamrin dan Ibu Nur

Asni.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri I Sukabumi pada Tahun 1995

yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri I Batu

Brak yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima SMA Bina Mulya

Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis

diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan

Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan

penelitian di SMA Gajah Mada Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana

(10)

ix

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan

segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Aki (Thamrin) dan Ibu (Nur Asni)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku... I will always love you ..

Kakak – Amd. Suhirlan (Atin), Surya dewi Amd (Cinggah),

Yeni yulyana S.Pd (Wo)

Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku...

Keponakan ku Tercinta – Nola Gustamara, M. Nuril Yudha

Pratama, Deril febriyan Alzaki

Terimakasih atas cunta dan kasih saying yang telah diberikan untukku …

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...

Insan pilihan ALLAH SWT yang kelak akan menjadi imamku

(11)

x

Motto

“Dan sesungguhnya Allah akan menolong siapa yang menolong

agamanya. Sesungguhnya Alah Maha Perkasa lagi Maha

Kuasa ”

(Al Hajj: 40)

“Sabar memiliki dua sisi .. sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain

adalah bersyukur kepada Allah SWT ..”

(Ibnu Mas’ud)

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi

berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna …”

(Einstein)

“Semua hal yang terjadi pada diri kita adalah tergantung dari

diri kita sendiri dan apa yang kita lakukan …

(Penulis)

Jangan takut untuk bermimpi besar, sebab orang yang tak punya

mimpi berarti tak punya cita-cita dan masa depan.”

(12)

xi

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA

SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua jurusan pendidikan MIPA.

3. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesabaran, bimbingan,

(13)

xii

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran,

bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.

6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas kesabaran,

bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.

7. Tugiman Alfian, selaku Kepala SMA Gajah Mada Bandar Lampung, yang

telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

8. Rosa Triana, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan

masukan dan arahan selama penelitian.

9. Teristimewa Aki Tercinta Thamrin dan Ibunda Tersayang Nur Asni yang

selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku.

10.Kaka-kakak ku tersayang Ahmad Suhirlan (Atin), Nuryati (kaka), Surya Dewi

Amd, (Cinggah), Yusril M. Nur (Atin), Yeni Yulyana S.Pd (Wo), serta

keluarga besar ku keponakan tersayang Nola Gustamara, M. Nuril Yudha

Pratama, Deril Febriyan Alzaki, terimakasih atas motivasi, doa, dan

dukungannya.

11.Keluarga kecilku di kampus, Emilda Novalia S.Pd, Yeni Erikania, Mega Sari,

Pebriani, Aria Seprinda, Nurvita Sari , Reni Yunita S.IP, Robi Sugara.

Terimakasih atas kebersamaan dan kasih sayang yang telah kita jalani selama

ini.

12. Sahabat-sahabatku di Biologi’07 dan seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi,

Terimakasih untuk semuanya.

13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.. Bandar Lampung, September 2012

(14)

xiii

(15)

xiv

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

LAMPIRAN 1. Perangkat-perangkat Pembelajaran ... 62

2. Data Hasil Penelitian... ... 116

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 139

5. Foto-foto Penelitian ... 151

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 36

2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38

3. Data penguaasaan konsep ... 42

4. Hasil uji t N-gain penguasaan konsep biologi oleh siswa pada

kelas eksperimen dan kontrol ... 44

5. Hasil uji t dan uji Mann-Whitney U N-gain setiap indikator hasil belajar

kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... .. 46

6. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen

Dan kontrol...47

7. Nilai pretest, postest, dan N-gain kelas eksperimen. ... 116

8. Nilai pretest, postest, dan N-gain kelas kontrol ... 117

9. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pertemuan I (kelas eksperimen…... 130

10. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pertemuan II (kelas eksperimen) ... 132

11. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pertemuan I (kelas kontrol) ... 134

12. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

(17)

xvii

13. Data statistik uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol…. 139

14. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol... 139

15. Data statistik uji homogenitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... ...140

16. Data statistik N-gain ... 141

17. Uji t N-gain ... 141

18. Uji satu pihak N-gain ... 142

19. Data statistik uji normalitas pretest dan postest kelas eksperimen dan kontrol ... 143

20. Hasil uji normalitas data pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 144

21. Data statistik uji homogenitas pretest dan postest kelas eksperimen... 146

22. Data statistik uji homogenitas pretest dan postest kelas kontrol ... 146

23. Data statistik pretest ... . 147

24. Uji t pretest ... . 148

25. Data statistik postest ... . 148

26. Uji t postest ... . 149

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 10

2. Grafik rata-rata pretest, postest dan N-gain penguasaan konsep

biologi oleh siswa………... 48

3. Grafik perbedaan aktivitas siswa.………. ... 54

(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang

dialami siswa sebagai anak didik. Oleh karena itu proses ini perlu mendapat

perhatian dan pemikiran yakni bagaimana menciptakan proses belajar

mengajar yang optimal. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa

dilibatkan secara langsung sebagai proses pemberian pengalaman belajar pada

siswa. Keterlibatan dan aktivitas siswa yang besar dalam pembelajaran

diharapkan akan dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi pada siswa

(Anonim, 2009:1).

Keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar mengajar adalah “jantung” dari

proses belajar yang efektif. Di dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan

partisipasi siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran

tidak terasa membosankan. Kegiatan belajar yang terfokus kepada guru,

sehingga terjadi komunikasi satu arah, maka anak didik menjadi pasif,

sehingga menimbulkan rasa jenuh dan bosan siswa dalam belajar, dan tujuan

(20)

2

Hasil observasi dan wawancara pendahuluan guru Biologi kelas XI di SMA

Gajah Mada Bandar Lampung menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi yang

di sampaikan di dalam kelas menggunakan metode diskusi sehingga masih

menganggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami. Hal itu disebabkan

karena siswa kurang mengetahui dan memahami manfaat ilmu Biologi secara

nyata dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa cepat merasa bosan dan

tidak tertarik pada materi pelajaran yang kurang bervariasi dan hanya

berpegang teguh pada buku-buku paket saja.

Memberdayakan aktivitas dan penguasaan konsep belajar diharapkan dapat

berpengaruh terhadap penguasaan konsep sehingga membantu siswa untuk

mencapai standar ketuntasan belajar minimal di sekolah. Hal ini dapat dilihat

dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI pada semester genap tahun

pelajaran 2009/2010 khususnya pada Materi Pokok Sistem Pencernaan

Makanan adalah 62, sedangkan persentase rata-rata ketuntasan belajarnya

adalah 56,7%. Nilai rata-rata ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan disekolah adalah 65, dengan ketuntasan belajarnya

adalah 100%.

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, ketidak

tercapaian ketuntasan belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya: ( 1) kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, (2) bila guru

mengajukan pertanyaan hanya sedikit siswa yang dapat menjawab dan bila

(21)

3

(3) bila guru memberikan pekerjaan rumah banyak siswa yang menyalin hasil

pekerjaan temannya.Hal ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa, namun seluruh

elemen dalam bidang pendidikan pun harus berbenah. Maka dari itu diperlukan

suatu upaya yang berorientasi pada peningkatan aktivitas dan penguasaan

konsep belajar siswa melalui pembelajaran yang efektif yaitu suatu sistem

belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental

intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan

antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor.

Dari fenomena tersebut penulis beranggapan bahwa kesalahan dalam proses

pembelajaran yang menyangkut dalam beberapa komponen pembelajaran

seperti tujuan, bahan, model dan alat, serta penilaian. Salah satu kendala yang

dirasakan dalam pembelajaran Biologi adalah masalah strategi pembelajaran.

Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode

ceramah. Guru sangat dominan sedangkan siswa hanya menyimak dan

mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru. Siswa tidak dibiasakan

untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, seperti melakukan praktikum,

pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan lainnya. Hal ini secara tidak

langsung menyebabkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan

belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004: 95)

berpendapat bahwa “belajar adalah perbuatan, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada

(22)

4

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting.

Hal ini sesuai dengan pendapat sadirman (2004: 99) bahwa:

“dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas tidak mungkin proses belajar akan berjalan dengan baik. Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan untuk dapat menunjang prestasi belajar.”

Mulyono (2001 : 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”. Jadi segala

sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun

non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Selanjutnya menurut Sunyono ( 2009 : 6)

aktivitas adalah segala kegiatan belajar seperti melakukan praktikum,

pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan lainnya, yang dilaksanakan baik

secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut

adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan, Sardiman (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu

proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai

(23)

5

siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya

dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan

emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek

koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Model yang tepat dalam pembelajaran adalah salah satu faktor agar aktivitas

dan penguasaan konsep belajar dapat tercapai oleh siswa. Dalam kesempatan

ini peneliti menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guna

melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pertanyaan dari orang lain, dan

menyampaikan pertanyaan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi

sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang

mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya, (Suhana,

2009 : 49 , dan Widodo, 2009 : 1 ). Dengan demikian, diharapkan melalui

penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini siswa dapat ikut

berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatkan kemampuan siswa

dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.

Beberapa penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran Snowball

Throwing adalah penelitian Widodo (2009 : 54), yang menyatakan bahwa

penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan

aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa. Ratmiyati (2008:1), bahwa

(24)

6

biologi khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada

siswa.

Dari uraian di atas maka akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Penguasaan

Konsep Oleh siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan (Studi Eksperimen

Pada Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran

2011/2012)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan

Makanan pada kelas XI IPA di SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P

2011/2012?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem

Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA di SMA Gajah Mada Bandar

(25)

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan

Makanan pada kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P

2011/2012.

2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

terhadap Penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem

Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar

Lampung T.P 2011/2012.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam :

1. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dan

menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.

2. Bagi siswa

Membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, memahami dan

menguasi konsep materi pembelajaran dengan rasa nyaman dan

menyenangkan, serta membantu siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas

belajar.

3. Bagi guru, yaitu menjadikan model pembelajaran Snowball Throwing

sebagai alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam

(26)

8

4. Bagi sekolah

Sebagai sumbangan pemikiran agar dapat meningkatkan kualitas belajar di

sekolah khususnya mata pelajaran biologi disekolah dengan penerapan

model pembelajaran Snowball Throwing.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka diperlukan ruang lingkup

penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran

dengan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola

kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat

bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

2. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses

pembelajaran yang meliputi kemampuan mengemukakan pendapat / ide ,

kemampuan bertanya,kemampuan bekerjasama dengan teman

menyelesaikan tugas, dan bertukar informasi dengan teman.

3. Penguasaan konsep yang diperoleh dari rata-ratas hasil pretest dan postest

pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas XI IPA 1 dan

XI IPA 4 semester genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

5. Materi pokok dalam pembelajaran untuk penelitian ini adalah Sistem

(27)

9

F. Kerangka Pikir

Pelajaran Biologi termasuk salah satu mata pelajaran IPA yang kurang

dipahami oleh siswa SMA karena materi Biologi banyak yang bersifat

hapalan.

Di SMA Gajah Mada Bandar Lampung nilai Biologi pada materi pokok

Sistem Pencernaan Makanan masih rendah. Rendahnya aktivitas dan

penguasaan konsep disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan

metode Diskusi tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada

siswanya. Pembelajaran dengan metode diskusi cenderung berjalan satu arah

dari guru ke siswa, menyebabkan pembelajaran terkesan hanya mentransfer

pengetahuan dari guru ke siswa saja.

Pembelajaran dengan metode diskusi yang menghasilkan aktivitas dan

penguasaan konsep yang masih rendah perlu diperbaiki dengan cara

menerapkan model, pendekatan, dan strategi pembelajaran. Pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing yaitu suatu

model pembelajaran lemparan pertanyaan tidak mengggunakan tongkat

seperti model pembelajaran Talking Stik, akan tetapi menggunakan kertas

berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan

kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan

menjawab pertanyaannya.

Penguasaan konsep merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu

(28)

10

pembelajaran tidak cukup dengan hanya membaca ataupun mendengarkan

saja, tetapi perlu dilakukan pembelajaran kreatif dengan pemecahan suatu

masalah. Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur melalui

evaluasi yang dilaksanakan setelah pelajaran berlangsung.

Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing ini diharapkan dapat

meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

siswa tidak hanya terbatas mendengarkan penjelasan guru saja, tetapi juga

siswa dapat berpikir kreatif dan dapat melakukan pemecahan suatu masalah

dalam belajar, sehingga guru dapat melihat aktivitas dan penguasaan konsep

siswa dalam pembelajaran tersebut.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Dimana

variabel bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan model Snowball

Throwing dan variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan konsep biologi

siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

Model hubungan variabel bebas dengan variabel terikat :

Keterangan :

X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

= Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

Penguasaan konsep belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan Makanan.

(29)

11

G.Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 :Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok

Sistem Pencernaan Makanan.

H1 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing tidak dapat

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok

(30)

12

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya model pembelajaran

dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mengimplementasikan suatu model

secara spesifik. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam

melaksanakan model atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.

Apabila ada pendekatan, strategi, model, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran

telah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah suatu model

pembelajaran. Jadi model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas

oleh guru (Suyanto, 2009:1).

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi,

diantaranya adalah: (1) rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik; (2)

tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) langkah-langkah mengajar yang

diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal; dan (4)

lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

(31)

13

Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di

kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi

dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa serta

menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa (Suherman

dkk, 2001:76). Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan

kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara

aktif,sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun,

mendiskusikan, membandingkan, bekerjasama, dan melakukan eksperimentasi

dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997:53).

Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing didasarkan pada teori yang

diungkapkan oleh Anonim (2010:1) bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan aktivitas siswa. Pembelajaran

dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan mengembangkan

kapasitas belajar dan potensi siswa.

Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran tidak terlepas dari model pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Menurut Usman (2002:32) sebenarnya keunggulan

suatu metode pembelajaran terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh,

antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, dan kondisi, kemampuan dan

pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan. Menurut Trimo (dalam

Mitra, 2009: 12) Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan

siswa secara aktif baik dari segi fisik, mental, dan emosional yang diramu dengan

kegiatan melempar pertanyaan seperti “melempar bola salju”. Snowball artinya

bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara

(32)

14

Hal yang mendasari pentingnya penerapannya model pembelajaran Snowball

Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi

dari UNESCO, yakni, belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja

(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar

menjadi diri sendiri (learning to be), (Depdiknas, 2005: 5).

Menurut Widodo (2009 : 1) model pembelajaran Snowball Throwing adalah

model pembelajaran yang aktif melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan

dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu

kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model

pembelajaran talking stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang

diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain.

Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian

masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)

lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari

bola yang diperoleh.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya

masing-masing. Menurut Widodo (2009 : 2) model pembelajaran Snowball Throwing

memiliki kelebihan yaitu dapat melatih kesiapan siswa dan siswa dapat saling

memberikan pengetahuan, sedangkan kelemahanya yaitu pengetahuan tidak luas

(33)

15

Ada delapan langkah kegiatan dalam model pembelajaran Snowball Throwing,

(Hanafiah dan Suhana 2009 : 49), yaitu:

1. Guru menyajikan materi tentang Sistem Pencernaan Makanan.

2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing

ketua kelompok.

3. Guru memberikan sub materi pokok LKS untuk dikerjakan setiap kelompok

pada ketua kelompok.

4. Kemudian siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu

pertanyaan apa saja yang menyangkut materi pokok yang sudah dijelaskan.

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa

ke siswa yang lain selama lebih kurang 5 menit (dapat disesuaikan).

6. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan yang diberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam

kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Evaluasi.

8. Penutup.

B. Aktivitas Belajar

Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 97).

Aktivitas belajar memiliki beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan

ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa

(34)

16

sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa.

Pada pandangan ilmu jiwa modern menerjemahkan jiwa manusia itu sebagai

sesuatu yang dinamis, memiliki potensi, dan energi sendiri. Oleh karena itu dalam

belajar siswa harus aktif agar potensinya berkembang. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Sardiman (2003: 99), “Belajar adalah berbuat dan sekaligus

merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.”

Dalam kegiatan belajar terdapat dua aktivitas yaitu aktivitas fisik dan aktivitas

mental. Kedua aktivitas ini harus selalu berkait, artinya harus terjadi keserasian

antara kedua aktivitas tersebut agar hasil belajar yang dihasilkan optimal. Hal ini

seperti yang dikemukakan Sardiman (2003:100), aktivitas belajar adalah aktivitas

fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu

berkait.

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam

pembelajaran. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar,

maka semakin baik pembelajaran yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sardiman (2003:95), belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan.

Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.”

Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi

efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2001:171): “Pengajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

(35)

17

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran Biologi

sangat diperlukan adanya keterlibatan siswa secara aktif agar belajar menjadi

efektif dan dapat mencapai hasil yang baik. Nasution (2003:85) mengatakan

bahwa aktivitas adalah segala tingkah laku atau usaha manusia, atau apa saja yang

dikerjakan, diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas

siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya

aktivitas-aktivitas positif lain yag dilakukan siswa.

Aktivitas siswa diklasifikasikan dalam 8 kelas, (Diedrich dalam Sardiman,

2003:101), yaitu:

1. Visual activities (kegiatan visual), misalnya membaca, melihat gambar,

demonstrasi, percobaan, mengamati orang lain.

2. Oral Activities (kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

3. Listening Activities (kegiatan mendengarkan), misalnya mendengarkan uraian,

percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing Activities (kegiatan menulis), misalnya menulis cerita, karangan,

laporan, angket, menyalin.

5. Drawing Activities (kegiatan menggambar), yaitu menggambar, membuat

grafik, peta, dan diagram.

6. Motor Activities (kegiatan metrik), misalnya melakukan kegiatan, membuat

konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

7. Mental Activities (kegiatan mental), misalnya menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,

(36)

18

Dari bagian-bagian di atas, peneliti berfokus pada beberapa aktivitas yang

dilakukan siswa dalam pembelajaran yang menunjang peningkatan aktivitas

siswa. Aktivitas tersebut antara lain: (1) Kemampuan bekerja sama dengan teman,

(2) Kemampuan melakukan kegiatan diskusi, (3) Kemampuan bertukar informasi

dengan teman.

“Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa, sebab:

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat da orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan

verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan masyarakat, (Hamalik 2004 :174).

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan aktivitas pada

pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang

harmonis di kalangan siswa, serta dapat mengembangkan pemahaman siswa

terhadap materi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Biologi, siswa diharapkan

(37)

19

yang maksimal. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep

tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan

menarik. Dengan demikian, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang

sesuai agar aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (Hamalik 2004:175).

C. Penguasaan Konsep

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari

oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam

kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi pembelajaran memungkinkan

siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut

dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi

secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks

yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang

dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang

pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses

kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2001:115).

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari

ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat

yang dimaksud adalah : (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan

pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan

kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan

terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta

(38)

20

lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh

konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip.

Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam

kreativitas (Slameto, 2001:131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2004:23-28) ranah

kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Pengetahuan, mencakup

ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, (2)

Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) Analisis, mencakup

kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur

keseluruhan dapat dipahami dengan baik,

(5) Sintesis, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru, (6). Evaluasi,

mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan

kriteria tertentu.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan

evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen

dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah

tes. Menurut Arikunto (2001:53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan

(39)

21

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran

dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postest atau tes

akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes

awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes

tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran

(Daryanto, 1999:195-196).

D. Sistem Pencernaan

Proses pencernaaan makanan pada manusia merupakan suatu sistem yang

bertujuan untuk memecah bahan makanan menjadi struktur yang lebih sederhana

sehingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh. terjadi di luar sel disebut pencernaan

ekstra seluler.Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan

(mulu, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus ) dan

kelenjar pencernaan (hati dan pancreas), (Sudjadi dan Laila, 2007:149).

1. Mulut( Cavum Oris ).

Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara ini

disebut ingesti.Mulit dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi dan

kelenjar saliva (air liur).

(40)

22

Lidah berfungsi untuk membantu membolak-balikkan makanan,membantu

mendorong makanan saat ditelan, sebagai alat pengecap atau perasa, serta

merupakan alat indra yang sensitive terhadap suhu dingin/panas dan tekanan.

b. Gigi ( Dentis )

Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia enam bulan, disebut gigi susu yang

berjumlah 20, seperti : Delapan gigi seri (insisivus/I), untuk memotong makanan,

Empat gigi taaring (caninus/C), untuk mencabik-cabik makanan, Delapan gigi

geraham untuk mengunyah makanan. Pada anak berusia 6-14 tahun, gigi susu

akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlaah 32.

c. Kelenjar Ludah ( Glandula Saliva )

Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna

makanan secara kimiawi karena mmengandung enzim amylase (ptyalin) dan

lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan

kondisi asam atau basa.

Dalam rongga mulut manusia terdapat tiga pasang kelenjar saliva, yaitu glandula

parotis ( menghasilkan saliva atau ludah), glandula sublingualis (menghasilkan

air dan lendir), dan glandula submandibularis (menghasilkan air dan lender).

2. Kerongkongan, dan Lambung

a. Kerongkongan( Esopagus )

Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal.

(41)

23

peristaltik dinding kerongkongan. Gerak peristaltis adalah gerak bergelombang

dari depan sampai belakang yang ditimbulkan oleh kontraksi dan relaksasi otot

yang terjadi secara berurutan.

b. Lambung ( Ventrikulus )

Lambung (ventrikulus) terletak dibawah sekat rongga badan atau dibagian atas

rongga perut. Lambung mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu menyimpan

makanan, mengaduk makanan, dan mempersiapkan proses hidrolisis enzimatik

protein. Lambug terdiri atas tiga bagian, Makanan pertama kali masuk melalui

kardiak,. Kemudian makanan mmenuju fundus dan filorus. Pilorus berdekatan

dengan otot pengunci yang berguna untuk mengatur penyaluran makanan ke

usus.Dalam lambung, makanan akan dicerna hingga menjadi kimus (bubur usus)

yang berwarmna kekuningan dan berifat asam. Sifat asam dengan cepat

dinetraalkan oleh sekresi cairan bersifat basa dari hati dan pancreas.

3. Hati dan Pankreas

Hati merupakan kelenjar pencernaan yang tersebar, bobotnya dapat mencapai 2

kg. fungsinya menghasilkan empedu (bilus), tempat penimbunan zat-zat makanan

dari darah berupa glikogen, menyerap unsure besi dari darah yang telah rusak,

tempat penyimpanan darah, tempat fibrinogen dan heparin, tempat penghancuran

sel darah merah. Empedu disimpan dalam kantong empedu sebelum masuk ke

usus. Empedu bersifat basa sehingga menetralkan zat makanan bersifat asam yang

keluar dari lambung serta membuat pH yang baik untuk kerja enzim pancreas dan

enzim usus. Empedu juga mengandung garam empedu yang membantu proses

(42)

24

1. Usus (Intestinum) dan Anus

Makan dari lambung masuk ke dalam usus. Usus adalah saluran tempat

pencernaan makanan, absorpsi zat makanan, serta tempat fermentasi dan

pembusukan ampas makanan oleh bakteri. Manusia mempunyai dua macam usus

yaitu, usus halus (intestinum tenue) dan usus besar (intestinum crassum).

1. Struktur Usus Halus ( Intestinum Tenue )

Terdiri atas tiga bagian yaitu, Duodenum (usus dua belas jari) panjang kira-kira 25

cm, berbentuk U, dan menjadi muara saluran empedu serta pankreas. Jejenum

(usus kosong). Bagian kedua usus halus dengan panjang kiara-kira 7 cm. Ileum

(usus penyerapan), bagian terakhir usus halus dengan panjang kira-kira 1 cm.

Proses penyerapan makanan di dalam usus halus sel-sel nya menyerap zat

makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.Material sisa yang tidak dapat dipergunakan

lagi oleh tubuh disalurkan ke usus besar. Pada penyerapan lemak, asam lemak

bereaksi dengan garam empedu membentuk sabun atau emulsi, kemudian bersama

gliserol di serap ke dalam jonjot usus. Dalam jonjot usus, asam lemak terpisah

dengan garam empedu dan mengikat gliserin membentuk lemak (fospolipid).

Fospolipid dilepaskan kedalam system getah bening berupa bulatan kecil berlapis

protein (kilomikron),kemudian di bawa ke vena di dekat jantung, (Priadi,2009:91).

(43)

25

Kolon manusua terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian naik (asenden),

melintang (transenden), dan turun (transenden). Saluran kolon berakhir pada

suatu ruang yang disebut rekktum. Rektum bermuara di permukaan tubuh dalam

lubang yang disebut anus. Dalam rectum terdapat otot yang berfungsi untuk

mmenahan turunnya feses ke anus disebut katup Houston.

Antara usus besar dan usus halus di pisahkan oleh klep yang disebut ileosekum

yang berguna untuk mencegah makanan agar tidak kembali ke usus halus. Pada

ujung ileosekum terdapat apendiks (umbai cacing),usus buntu). Kolon menyerap

kembali air dan garam yang berasal dari zat-zat buangan dari usus halus, (Sudjadi

dan Laila, 2007:187).

B. Sistem Pencernaan Makanan Ruminansia

Ruminansia adalak kelompok mamalia yang memamah kembali makanan hasil

kunyahannya (memamah biak). Kelompok hewan ini sangat bergantung pada

bakteri pengurai selulosa di lambung untuk memecah selulosa. Lambung

ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut

jala) omasum (perut kitab), dan obamasum (perut masam). (Endang dan Idun,

2009:237)

C. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Makanan Manusia

Berikut beberapa contoh gangguan pada sisitem pencernaan manusia .

a. Gastritis, yaitu radang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung.

(44)

26

c. Diare, yaitu iritasi pada selaput dinding kolon akibat adanya bakteri disentri.

d. Apendiksitis, yaitu peradangan dan pembengkakan usus buntu.

e. Hemoroid (wasir), yaitu pembengkakan vena di daerah anus.

f. Parotitis, yaitu radang akibat infeksi virus rabulosa inflans.

g. Kolik (kanker lambung), gangguan yang disebabkan makanan masuk terlalu

(45)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada

siswa kelas XI semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester

genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa adalah 66 orang. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Sampel

tersebut adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 yang berjumlah 32 siswa sebagai

kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas XI IPA 4 yang berjumlah 34 siswa

sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu, karena menurut

Sugiyono (2009:76), menyatakan desain penelitian mengambil dua kelompok

subjek dari populasi meliputi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan

(46)

28

kelas kontrol tanpa menggunakan model Snowball Throwing yaitu dengan

menggunakan metode Diskusi. Kedua kelas mendapatkan soal tes yang sama,

yaitu pretest dan postest.

Sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Ket:

I : Kelas Eksperimen II : Kelas Kontrol O1 : Pretest

O2 : Postest

X1 : Perlakuan dengan model Snowball Throwing

X2 :Metode Diskusi, (Modifikasi oleh Riyanto, 2001: 43)

Gambar 1. Desain Pretest- Postest non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah.

Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X1

O2

(47)

29

b. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

c. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest-postest berupa soal

essay.

h. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

i. Pembentukan kelompok belajar yang terdiri dari delapan kelompok

yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

Snowball Throwing untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode

diskusi tanpa menggunakan model Snowball Throwing. Penelitian ini

direncanakan sebanyak dua pertemuan.

Pertemuan I membahas sub materi organ-organ pada sistem pencernaan

makanan pada manusia dan proses pencernaan makanan pada manusia.

Pertemuan II membahas sub materi sistem pencernaan pada hewan

vertebrata dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan pada

manusia.

Kelas eksperimen (Model Snowball Throwing)

a) Kegiatan awal

1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay

(48)

30

dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta

gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.

2. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.

3. Guru memberikan apersepsi dengan cara:

Pertemuan- I; mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum

berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”

Pertemuan- II; mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh manakah

yang kalian pegang saat sakit perut ? dan apakah kalian

mengetahui bagaimana hewan vertebrata seperti sapi mencerna

makanannya?”.

4. Guru memberikan motivasi dengan cara:

Pertemuan- I; “Guru memberikan penjelasan lambung pada

manusia dan lambung pada sapi. Guru meminta siswa untuk

merinci perbedaan sistem pencernaan pada manusia dan pada

hewan ruminansia. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat

siswa mempelajari tentang sistem pencernaan pada hewan

ruminansia“.

pertemuan- II;“Guru emberikan penjelasan apabila kita memakan

gorengan dengan banyak Cuka menyebabkan perut kita menjadi

sakit? Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak

makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa

(49)

31

5. Membentuk kelompok siswa dengan cara membagi siswa dalam

delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5

siswa.

6. Guru menyajikan materi sebagai pengantar :

Pertemuan- I; menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi

organ-organ dalam sistem pencernaan makann manusia.

Pertemuan- II; menjelaskan struktur dan proses pencernaan pada

hewan vertebrata terutama hewan ruminansia, dan gangguan atau

penyakit yang terjadi dalam sistem pencernaan makanan.

b) Kegiatan Inti

1. Guru menyajikan materi dan membentuk kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompok.

2. Guru memberikan sub materi LKS untuk dikerjakan setiap

kelompok pada ketua kelompok.

3. Masing-masing kelompok diberikan selembar kertas yang telah

disediakan guru, untuk menulis pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi pokok yang sudah dijelaskan oleh ketua

kelompok,

2. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke

siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu

bola/pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk

menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola

(50)

32

3. Guru bersama siswa melakukan koreksi bersama – sama.

Kemudian guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai.

d) Kegiatan Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan postest untuk pertemuan terakhir (pertemuan

II), berupa soal pilihan essay tentang macam-macam organ

pencernaan makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses

pencernaan makanan, serta gangguan/kelainan pada sistem

pencernaan makanan manusia.

3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan

dipelajari selanjutnya.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

Kelas Kontrol (Metode Diskusi)

a) Kegiatan Awal

1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay

tentang macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia

dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta

gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.

2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(51)

33

3. Guru memberikan apersepsi dengan cara :

Pertemuan- I; mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum

berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”

Pertemuan –II ; mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh

manakah yang kalian pegang saat sakit perut ? dan Apakah kalian

mengetahui bagaimanan hewan vertebrata seperti sapi mencerna

makanannya ?”.

4. Guru memberikan motivasi dengan cara :

Pertemuan- I ; “Guru memberikan penjelasan lambung pada

manusia dan lambung pada sapi. Guru meminta siswa untuk

merinci perbedaan sistem pencernaan pada manusia dan pada

hewan ruminansia. Selanjutnya guru memberitahu tentang

manfaat siswa mempelajari tentang sistem pencernaan pada

hewan ruminansia“.

Pertemuan- II ; Guru emberikan penjelasan apabila kita memakan

gorengan dengan banyak Cuka menyebabkan perut kita menjadi

sakit? Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak

makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa

(52)

34

b) Kegiatan Inti

1. Guru menyajikan materi sebagai pengantar, pertemuan pertama

membahas sub materi kaitan struktur, fungsi dan proses

organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia.

2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar, pertemuan kedua

struktur dan proses pencernaan makanan pada manusia dan hewan

vertebrata serta gangguan/kelainan penyakit pada sistem

pencernaan makanan.

3. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi

pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan sub materi

organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan proses

pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 1) dan sub materi

sistem pencernaan pada hewan vertebrata dan gangguan/kelainan

pada sistem pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 2).

4. Guru memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara

mengerjakan LKS.

5. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

6. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan pendapat

antar kelompok.

c) Kegiatan Penutup

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai materi

(53)

35

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai konsep yang belum dipahami.

3. Guru memberikan postest pada pertemuan terakhir (pertemuan II),

berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan

makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses pencernaan

makanan, dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan

makanan manusia.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

a. Aktivitas Siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar

observasi aktivitas siswa.

b. Penguasaan Konsep

Jenis data penguasaan konsep berupa data kuantitatif yang diperoleh

dari nilai pretest dan postest pada materi pokok Sistem Pencernaan

Makanan.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

a) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa

yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses

(54)

36

dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan

aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam

pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai

berikut.

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Sumber: Sunyono (2009:11)

Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan. 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

B. Kemampuan Bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

C.Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

(55)

37

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan Sistem Pencernaan Makanan dalam LKS.

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaran Snowball Throwing atau pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.

E.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

b) Penguasaan Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan postest. Pretest

dilakukan di awal pertemuan I, dan postest dilakukan di akhir

pertemuan II. Pretest dan postest dilakukan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk

soal adalah soal essay. Pretest yang diberikan pada awal pertemuan I

mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postest yang

(56)

38

F. Teknik Analisis Data

a) Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor

aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

n x100

Indeks aktivitas siswa ditentukan berdasarkan Interval klasifikasi indeks

aktivitas siswa kemudian menafsirkan atau menentukan kategori Indeks

Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

(57)

39

b). Penguasaan Konsep

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data (N-gain) dihitu

ng menggunakan uji Liliefors dengan menggunakan software SPSS

versi 17. Untuk mendapat N-gain yakni dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

X – Y

Skor Maksimum -Y

Keterangan : X = Nilai rata-rata pretest

Y = Nilai rata-rata postest (dimodifikasi dari Loranz, 2008:3).

a. Rumusan hipotesis

H0 = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal

b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

2. Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS

versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda

(58)

40

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap Penguasaan Konsep sama dengan pada penggunaan metode Diskusi.

H1 = Rata-rata penguasaan konsep dengan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing sama dengan

penggunaan metode Diskusi.

2) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12).

c. Uji hipotesis dengan uji U

(59)

41

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

2) Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig< 0,05

(60)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Model Pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan Aktivitas

Belajar Siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI

SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

2. Model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan

Penguasaan Konsep Biologi Oleh Siswa pada materi pokok Sistem

Pencernaan Makanan Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti

menyarankan sebaiknya :

1. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan

oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi

pokok sistem pencernaan makanan karena dapat membuat siswa ikut aktif

Gambar

Gambar 1. Desain Pretest- Postest non ekuivalen
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

GREGORIUS EDO PRAKOSO tidak berbeda dalam meningkatkan hasil tanaman jagung hibrida varietas Pioneer 27; (3) pemupukan urea dengan dosis 100 kg/ha yang diberikan sebanyak 2 kali

Abdurrahman bin Auf memiliki watak yang dinamis, dan ini dampak menonjol ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah. Telah menjadi kebiasaan Rasulullah pada waktu itu

dua tetua yang mempunyai karakter dengan sifat berbeda pada generasi F 2 akan..

(2003), bahwa produk amplifikasi dari sampel PL dan yuwana udang windu ( P. monodon ) yang terinfeksi WSSV berukuran 294 bp. Hasil ini mengindikasikan bahwa sumber penularan penyakit

Depresi merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah,

Hasil yang diperoleh dapat menuai keberhasilan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul “Psikoedukasi Keluarga

Perilaku tersebut meliputi tindakan sukarela dari kreativitas dan inovasi yang dirancang untuk meningkatkan tugas seseorang atau kinerja organisasi, bertahan dengan