PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP
OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh MERI YUSTINA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP
OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Oleh MERI YUSTINA
Penguasaan konsep materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung belum tercapai secara maksimal. Hal ini diduga karena guru belum pernah menggunakan media dan model yang sesuai. Untuk mengatasi hal itu, telah dilakukan penelitian menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing.
iii
Data pretest, postest dan N-gain siswa tersebut kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep materi pokok sistem pencernaan makanan pada siswa yang menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing; (2)
penguasaan konsep materi pokok sistem pencernaan makanan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing (N-gain 65,23) lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing (N-gain 41,28); (3) aktivitas belajar siswa yang meliputi aktivitas mengemukakan pendapat, bertanya, bekerja sama,bertukar informasi, dan persentasi yang menggunakan Model pembelajaran Snowball Throwing dengan peningkatan (9,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa Model pembelajaran Snowball Throwing, dengan peningkatan (5,7%). Jadi, penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing berpengaruh terhadap penguasaan konsep materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012.
Kata kunci : Snowball Throwing, Penguasaan Konsep, Sistem Pencernaan Makanan.
iv
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP
OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Oleh
MERI YUSTINA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
v
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Nama : Meri Yustina
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024037
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 195708031986031004 NIP 197707152008012020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. …………...
Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd. M.Pd. …………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed …………...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Meri Yustina
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024037 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah
diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi (Lampung Barat) pada tanggal
23 Juli 1989, yang merupakan anak ke empat dari empat
bersaudara pasangan bahagia Bapak Thamrin dan Ibu Nur
Asni.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri I Sukabumi pada Tahun 1995
yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri I Batu
Brak yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima SMA Bina Mulya
Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis
diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.
Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan
penelitian di SMA Gajah Mada Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana
ix
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan
segala kerendahan hati.
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:
Aki (Thamrin) dan Ibu (Nur Asni)
Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku... I will always love you ..
Kakak – Amd. Suhirlan (Atin), Surya dewi Amd (Cinggah),
Yeni yulyana S.Pd (Wo)
Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku...
Keponakan ku Tercinta – Nola Gustamara, M. Nuril Yudha
Pratama, Deril febriyan Alzaki
Terimakasih atas cunta dan kasih saying yang telah diberikan untukku …
Para Pendidikku (Guru-guruku)
Terima kasih atas bimbingan yang diberikan hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...
Insan pilihan ALLAH SWT yang kelak akan menjadi imamku
x
Motto
“Dan sesungguhnya Allah akan menolong siapa yang menolong
agamanya. Sesungguhnya Alah Maha Perkasa lagi Maha
Kuasa ”
(Al Hajj: 40)
“Sabar memiliki dua sisi .. sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain
adalah bersyukur kepada Allah SWT ..”
(Ibnu Mas’ud)
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi
berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna …”
(Einstein)
“Semua hal yang terjadi pada diri kita adalah tergantung dari
diri kita sendiri dan apa yang kita lakukan …
”
(Penulis)
“
Jangan takut untuk bermimpi besar, sebab orang yang tak punya
mimpi berarti tak punya cita-cita dan masa depan.”
xi
SANWACANA
Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM
PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA
SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua jurusan pendidikan MIPA.
3. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesabaran, bimbingan,
xii
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran,
bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas kesabaran,
bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.
7. Tugiman Alfian, selaku Kepala SMA Gajah Mada Bandar Lampung, yang
telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
8. Rosa Triana, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan selama penelitian.
9. Teristimewa Aki Tercinta Thamrin dan Ibunda Tersayang Nur Asni yang
selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku.
10.Kaka-kakak ku tersayang Ahmad Suhirlan (Atin), Nuryati (kaka), Surya Dewi
Amd, (Cinggah), Yusril M. Nur (Atin), Yeni Yulyana S.Pd (Wo), serta
keluarga besar ku keponakan tersayang Nola Gustamara, M. Nuril Yudha
Pratama, Deril Febriyan Alzaki, terimakasih atas motivasi, doa, dan
dukungannya.
11.Keluarga kecilku di kampus, Emilda Novalia S.Pd, Yeni Erikania, Mega Sari,
Pebriani, Aria Seprinda, Nurvita Sari , Reni Yunita S.IP, Robi Sugara.
Terimakasih atas kebersamaan dan kasih sayang yang telah kita jalani selama
ini.
12. Sahabat-sahabatku di Biologi’07 dan seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi,
Terimakasih untuk semuanya.
13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.. Bandar Lampung, September 2012
xiii
xiv
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 48
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA... 59
LAMPIRAN 1. Perangkat-perangkat Pembelajaran ... 62
2. Data Hasil Penelitian... ... 116
3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 139
5. Foto-foto Penelitian ... 151
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 36
2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38
3. Data penguaasaan konsep ... 42
4. Hasil uji t N-gain penguasaan konsep biologi oleh siswa pada
kelas eksperimen dan kontrol ... 44
5. Hasil uji t dan uji Mann-Whitney U N-gain setiap indikator hasil belajar
kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... .. 46
6. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen
Dan kontrol...47
7. Nilai pretest, postest, dan N-gain kelas eksperimen. ... 116
8. Nilai pretest, postest, dan N-gain kelas kontrol ... 117
9. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
pertemuan I (kelas eksperimen…... 130
10. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
pertemuan II (kelas eksperimen) ... 132
11. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
pertemuan I (kelas kontrol) ... 134
12. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
xvii
13. Data statistik uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol…. 139
14. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol... 139
15. Data statistik uji homogenitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... ...140
16. Data statistik N-gain ... 141
17. Uji t N-gain ... 141
18. Uji satu pihak N-gain ... 142
19. Data statistik uji normalitas pretest dan postest kelas eksperimen dan kontrol ... 143
20. Hasil uji normalitas data pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 144
21. Data statistik uji homogenitas pretest dan postest kelas eksperimen... 146
22. Data statistik uji homogenitas pretest dan postest kelas kontrol ... 146
23. Data statistik pretest ... . 147
24. Uji t pretest ... . 148
25. Data statistik postest ... . 148
26. Uji t postest ... . 149
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 10
2. Grafik rata-rata pretest, postest dan N-gain penguasaan konsep
biologi oleh siswa………... 48
3. Grafik perbedaan aktivitas siswa.………. ... 54
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang
dialami siswa sebagai anak didik. Oleh karena itu proses ini perlu mendapat
perhatian dan pemikiran yakni bagaimana menciptakan proses belajar
mengajar yang optimal. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa
dilibatkan secara langsung sebagai proses pemberian pengalaman belajar pada
siswa. Keterlibatan dan aktivitas siswa yang besar dalam pembelajaran
diharapkan akan dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi pada siswa
(Anonim, 2009:1).
Keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar mengajar adalah “jantung” dari
proses belajar yang efektif. Di dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan
partisipasi siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran
tidak terasa membosankan. Kegiatan belajar yang terfokus kepada guru,
sehingga terjadi komunikasi satu arah, maka anak didik menjadi pasif,
sehingga menimbulkan rasa jenuh dan bosan siswa dalam belajar, dan tujuan
2
Hasil observasi dan wawancara pendahuluan guru Biologi kelas XI di SMA
Gajah Mada Bandar Lampung menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi yang
di sampaikan di dalam kelas menggunakan metode diskusi sehingga masih
menganggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami. Hal itu disebabkan
karena siswa kurang mengetahui dan memahami manfaat ilmu Biologi secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa cepat merasa bosan dan
tidak tertarik pada materi pelajaran yang kurang bervariasi dan hanya
berpegang teguh pada buku-buku paket saja.
Memberdayakan aktivitas dan penguasaan konsep belajar diharapkan dapat
berpengaruh terhadap penguasaan konsep sehingga membantu siswa untuk
mencapai standar ketuntasan belajar minimal di sekolah. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI pada semester genap tahun
pelajaran 2009/2010 khususnya pada Materi Pokok Sistem Pencernaan
Makanan adalah 62, sedangkan persentase rata-rata ketuntasan belajarnya
adalah 56,7%. Nilai rata-rata ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan disekolah adalah 65, dengan ketuntasan belajarnya
adalah 100%.
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, ketidak
tercapaian ketuntasan belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya: ( 1) kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, (2) bila guru
mengajukan pertanyaan hanya sedikit siswa yang dapat menjawab dan bila
3
(3) bila guru memberikan pekerjaan rumah banyak siswa yang menyalin hasil
pekerjaan temannya.Hal ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa, namun seluruh
elemen dalam bidang pendidikan pun harus berbenah. Maka dari itu diperlukan
suatu upaya yang berorientasi pada peningkatan aktivitas dan penguasaan
konsep belajar siswa melalui pembelajaran yang efektif yaitu suatu sistem
belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan
antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor.
Dari fenomena tersebut penulis beranggapan bahwa kesalahan dalam proses
pembelajaran yang menyangkut dalam beberapa komponen pembelajaran
seperti tujuan, bahan, model dan alat, serta penilaian. Salah satu kendala yang
dirasakan dalam pembelajaran Biologi adalah masalah strategi pembelajaran.
Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode
ceramah. Guru sangat dominan sedangkan siswa hanya menyimak dan
mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru. Siswa tidak dibiasakan
untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, seperti melakukan praktikum,
pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan lainnya. Hal ini secara tidak
langsung menyebabkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan
belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004: 95)
berpendapat bahwa “belajar adalah perbuatan, berbuat untuk mengubah
tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
4
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan pendapat sadirman (2004: 99) bahwa:
“dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas tidak mungkin proses belajar akan berjalan dengan baik. Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan untuk dapat menunjang prestasi belajar.”
Mulyono (2001 : 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”. Jadi segala
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Selanjutnya menurut Sunyono ( 2009 : 6)
aktivitas adalah segala kegiatan belajar seperti melakukan praktikum,
pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan lainnya, yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut
adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Sedangkan, Sardiman (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu
proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai
5
siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya
dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan
emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek
koqnitif, afektif dan psikomotor”.
Model yang tepat dalam pembelajaran adalah salah satu faktor agar aktivitas
dan penguasaan konsep belajar dapat tercapai oleh siswa. Dalam kesempatan
ini peneliti menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guna
melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pertanyaan dari orang lain, dan
menyampaikan pertanyaan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi
sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang
mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya, (Suhana,
2009 : 49 , dan Widodo, 2009 : 1 ). Dengan demikian, diharapkan melalui
penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini siswa dapat ikut
berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.
Beberapa penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran Snowball
Throwing adalah penelitian Widodo (2009 : 54), yang menyatakan bahwa
penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa. Ratmiyati (2008:1), bahwa
6
biologi khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada
siswa.
Dari uraian di atas maka akan dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model
Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Penguasaan
Konsep Oleh siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan (Studi Eksperimen
Pada Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran
2011/2012)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan
Makanan pada kelas XI IPA di SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P
2011/2012?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem
Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA di SMA Gajah Mada Bandar
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing
terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan
Makanan pada kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P
2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing
terhadap Penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Sistem
Pencernaan Makanan pada kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar
Lampung T.P 2011/2012.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam :
1. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dan
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.
2. Bagi siswa
Membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, memahami dan
menguasi konsep materi pembelajaran dengan rasa nyaman dan
menyenangkan, serta membantu siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas
belajar.
3. Bagi guru, yaitu menjadikan model pembelajaran Snowball Throwing
sebagai alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam
8
4. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran agar dapat meningkatkan kualitas belajar di
sekolah khususnya mata pelajaran biologi disekolah dengan penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman maka diperlukan ruang lingkup
penelitian sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran
dengan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola
kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat
bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
2. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang meliputi kemampuan mengemukakan pendapat / ide ,
kemampuan bertanya,kemampuan bekerjasama dengan teman
menyelesaikan tugas, dan bertukar informasi dengan teman.
3. Penguasaan konsep yang diperoleh dari rata-ratas hasil pretest dan postest
pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas XI IPA 1 dan
XI IPA 4 semester genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung.
5. Materi pokok dalam pembelajaran untuk penelitian ini adalah Sistem
9
F. Kerangka Pikir
Pelajaran Biologi termasuk salah satu mata pelajaran IPA yang kurang
dipahami oleh siswa SMA karena materi Biologi banyak yang bersifat
hapalan.
Di SMA Gajah Mada Bandar Lampung nilai Biologi pada materi pokok
Sistem Pencernaan Makanan masih rendah. Rendahnya aktivitas dan
penguasaan konsep disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan
metode Diskusi tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada
siswanya. Pembelajaran dengan metode diskusi cenderung berjalan satu arah
dari guru ke siswa, menyebabkan pembelajaran terkesan hanya mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa saja.
Pembelajaran dengan metode diskusi yang menghasilkan aktivitas dan
penguasaan konsep yang masih rendah perlu diperbaiki dengan cara
menerapkan model, pendekatan, dan strategi pembelajaran. Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing yaitu suatu
model pembelajaran lemparan pertanyaan tidak mengggunakan tongkat
seperti model pembelajaran Talking Stik, akan tetapi menggunakan kertas
berisi pertanyaan yang menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan
kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan
menjawab pertanyaannya.
Penguasaan konsep merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu
10
pembelajaran tidak cukup dengan hanya membaca ataupun mendengarkan
saja, tetapi perlu dilakukan pembelajaran kreatif dengan pemecahan suatu
masalah. Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur melalui
evaluasi yang dilaksanakan setelah pelajaran berlangsung.
Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing ini diharapkan dapat
meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
siswa tidak hanya terbatas mendengarkan penjelasan guru saja, tetapi juga
siswa dapat berpikir kreatif dan dapat melakukan pemecahan suatu masalah
dalam belajar, sehingga guru dapat melihat aktivitas dan penguasaan konsep
siswa dalam pembelajaran tersebut.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Dimana
variabel bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan model Snowball
Throwing dan variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan konsep biologi
siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
Model hubungan variabel bebas dengan variabel terikat :
Keterangan :
X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
= Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
Penguasaan konsep belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan Makanan.
11
G.Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 :Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok
Sistem Pencernaan Makanan.
H1 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing tidak dapat
meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok
12
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya model pembelajaran
dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mengimplementasikan suatu model
secara spesifik. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan model atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Apabila ada pendekatan, strategi, model, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran
telah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah suatu model
pembelajaran. Jadi model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru (Suyanto, 2009:1).
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi,
diantaranya adalah: (1) rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik; (2)
tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) langkah-langkah mengajar yang
diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal; dan (4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
13
Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di
kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi
dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa serta
menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa (Suherman
dkk, 2001:76). Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan
kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara
aktif,sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun,
mendiskusikan, membandingkan, bekerjasama, dan melakukan eksperimentasi
dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997:53).
Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing didasarkan pada teori yang
diungkapkan oleh Anonim (2010:1) bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan aktivitas siswa. Pembelajaran
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan mengembangkan
kapasitas belajar dan potensi siswa.
Keberhasilan suatu tujuan pembelajaran tidak terlepas dari model pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Menurut Usman (2002:32) sebenarnya keunggulan
suatu metode pembelajaran terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh,
antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, dan kondisi, kemampuan dan
pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan. Menurut Trimo (dalam
Mitra, 2009: 12) Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif baik dari segi fisik, mental, dan emosional yang diramu dengan
kegiatan melempar pertanyaan seperti “melempar bola salju”. Snowball artinya
bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara
14
Hal yang mendasari pentingnya penerapannya model pembelajaran Snowball
Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi
dari UNESCO, yakni, belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja
(learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar
menjadi diri sendiri (learning to be), (Depdiknas, 2005: 5).
Menurut Widodo (2009 : 1) model pembelajaran Snowball Throwing adalah
model pembelajaran yang aktif melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan
dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model
pembelajaran talking stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang
diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain.
Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk kelompok yang
diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian
masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)
lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari
bola yang diperoleh.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Menurut Widodo (2009 : 2) model pembelajaran Snowball Throwing
memiliki kelebihan yaitu dapat melatih kesiapan siswa dan siswa dapat saling
memberikan pengetahuan, sedangkan kelemahanya yaitu pengetahuan tidak luas
15
Ada delapan langkah kegiatan dalam model pembelajaran Snowball Throwing,
(Hanafiah dan Suhana 2009 : 49), yaitu:
1. Guru menyajikan materi tentang Sistem Pencernaan Makanan.
2. Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing
ketua kelompok.
3. Guru memberikan sub materi pokok LKS untuk dikerjakan setiap kelompok
pada ketua kelompok.
4. Kemudian siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi pokok yang sudah dijelaskan.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama lebih kurang 5 menit (dapat disesuaikan).
6. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan yang diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Evaluasi.
8. Penutup.
B. Aktivitas Belajar
Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 97).
Aktivitas belajar memiliki beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa
16
sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa.
Pada pandangan ilmu jiwa modern menerjemahkan jiwa manusia itu sebagai
sesuatu yang dinamis, memiliki potensi, dan energi sendiri. Oleh karena itu dalam
belajar siswa harus aktif agar potensinya berkembang. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Sardiman (2003: 99), “Belajar adalah berbuat dan sekaligus
merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.”
Dalam kegiatan belajar terdapat dua aktivitas yaitu aktivitas fisik dan aktivitas
mental. Kedua aktivitas ini harus selalu berkait, artinya harus terjadi keserasian
antara kedua aktivitas tersebut agar hasil belajar yang dihasilkan optimal. Hal ini
seperti yang dikemukakan Sardiman (2003:100), aktivitas belajar adalah aktivitas
fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu
berkait.
Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam
pembelajaran. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar,
maka semakin baik pembelajaran yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sardiman (2003:95), belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar
adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.”
Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi
efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2001:171): “Pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
17
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran Biologi
sangat diperlukan adanya keterlibatan siswa secara aktif agar belajar menjadi
efektif dan dapat mencapai hasil yang baik. Nasution (2003:85) mengatakan
bahwa aktivitas adalah segala tingkah laku atau usaha manusia, atau apa saja yang
dikerjakan, diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas
siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya
aktivitas-aktivitas positif lain yag dilakukan siswa.
Aktivitas siswa diklasifikasikan dalam 8 kelas, (Diedrich dalam Sardiman,
2003:101), yaitu:
1. Visual activities (kegiatan visual), misalnya membaca, melihat gambar,
demonstrasi, percobaan, mengamati orang lain.
2. Oral Activities (kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
3. Listening Activities (kegiatan mendengarkan), misalnya mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, musik dan pidato.
4. Writing Activities (kegiatan menulis), misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
5. Drawing Activities (kegiatan menggambar), yaitu menggambar, membuat
grafik, peta, dan diagram.
6. Motor Activities (kegiatan metrik), misalnya melakukan kegiatan, membuat
konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7. Mental Activities (kegiatan mental), misalnya menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,
18
Dari bagian-bagian di atas, peneliti berfokus pada beberapa aktivitas yang
dilakukan siswa dalam pembelajaran yang menunjang peningkatan aktivitas
siswa. Aktivitas tersebut antara lain: (1) Kemampuan bekerja sama dengan teman,
(2) Kemampuan melakukan kegiatan diskusi, (3) Kemampuan bertukar informasi
dengan teman.
“Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa, sebab:
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat da orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan
verbalitas.
8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan masyarakat, (Hamalik 2004 :174).
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan aktivitas pada
pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang
harmonis di kalangan siswa, serta dapat mengembangkan pemahaman siswa
terhadap materi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Biologi, siswa diharapkan
19
yang maksimal. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep
tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan
menarik. Dengan demikian, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang
sesuai agar aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (Hamalik 2004:175).
C. Penguasaan Konsep
Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari
oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam
kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi pembelajaran memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut
dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks
yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).
Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang
dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang
pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses
kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2001:115).
Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari
ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat
yang dimaksud adalah : (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan
pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan
kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan
terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta
20
lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh
konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip.
Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam
kreativitas (Slameto, 2001:131).
Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2004:23-28) ranah
kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Pengetahuan, mencakup
ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, (2)
Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) Analisis, mencakup
kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur
keseluruhan dapat dipahami dengan baik,
(5) Sintesis, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru, (6). Evaluasi,
mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan
kriteria tertentu.
Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan
evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah
tes. Menurut Arikunto (2001:53) tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan
21
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran
dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postest atau tes
akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes
awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes
tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran
(Daryanto, 1999:195-196).
D. Sistem Pencernaan
Proses pencernaaan makanan pada manusia merupakan suatu sistem yang
bertujuan untuk memecah bahan makanan menjadi struktur yang lebih sederhana
sehingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh. terjadi di luar sel disebut pencernaan
ekstra seluler.Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan
(mulu, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus ) dan
kelenjar pencernaan (hati dan pancreas), (Sudjadi dan Laila, 2007:149).
1. Mulut( Cavum Oris ).
Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara ini
disebut ingesti.Mulit dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi dan
kelenjar saliva (air liur).
22
Lidah berfungsi untuk membantu membolak-balikkan makanan,membantu
mendorong makanan saat ditelan, sebagai alat pengecap atau perasa, serta
merupakan alat indra yang sensitive terhadap suhu dingin/panas dan tekanan.
b. Gigi ( Dentis )
Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia enam bulan, disebut gigi susu yang
berjumlah 20, seperti : Delapan gigi seri (insisivus/I), untuk memotong makanan,
Empat gigi taaring (caninus/C), untuk mencabik-cabik makanan, Delapan gigi
geraham untuk mengunyah makanan. Pada anak berusia 6-14 tahun, gigi susu
akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlaah 32.
c. Kelenjar Ludah ( Glandula Saliva )
Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna
makanan secara kimiawi karena mmengandung enzim amylase (ptyalin) dan
lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan
kondisi asam atau basa.
Dalam rongga mulut manusia terdapat tiga pasang kelenjar saliva, yaitu glandula
parotis ( menghasilkan saliva atau ludah), glandula sublingualis (menghasilkan
air dan lendir), dan glandula submandibularis (menghasilkan air dan lender).
2. Kerongkongan, dan Lambung
a. Kerongkongan( Esopagus )
Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal.
23
peristaltik dinding kerongkongan. Gerak peristaltis adalah gerak bergelombang
dari depan sampai belakang yang ditimbulkan oleh kontraksi dan relaksasi otot
yang terjadi secara berurutan.
b. Lambung ( Ventrikulus )
Lambung (ventrikulus) terletak dibawah sekat rongga badan atau dibagian atas
rongga perut. Lambung mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu menyimpan
makanan, mengaduk makanan, dan mempersiapkan proses hidrolisis enzimatik
protein. Lambug terdiri atas tiga bagian, Makanan pertama kali masuk melalui
kardiak,. Kemudian makanan mmenuju fundus dan filorus. Pilorus berdekatan
dengan otot pengunci yang berguna untuk mengatur penyaluran makanan ke
usus.Dalam lambung, makanan akan dicerna hingga menjadi kimus (bubur usus)
yang berwarmna kekuningan dan berifat asam. Sifat asam dengan cepat
dinetraalkan oleh sekresi cairan bersifat basa dari hati dan pancreas.
3. Hati dan Pankreas
Hati merupakan kelenjar pencernaan yang tersebar, bobotnya dapat mencapai 2
kg. fungsinya menghasilkan empedu (bilus), tempat penimbunan zat-zat makanan
dari darah berupa glikogen, menyerap unsure besi dari darah yang telah rusak,
tempat penyimpanan darah, tempat fibrinogen dan heparin, tempat penghancuran
sel darah merah. Empedu disimpan dalam kantong empedu sebelum masuk ke
usus. Empedu bersifat basa sehingga menetralkan zat makanan bersifat asam yang
keluar dari lambung serta membuat pH yang baik untuk kerja enzim pancreas dan
enzim usus. Empedu juga mengandung garam empedu yang membantu proses
24
1. Usus (Intestinum) dan Anus
Makan dari lambung masuk ke dalam usus. Usus adalah saluran tempat
pencernaan makanan, absorpsi zat makanan, serta tempat fermentasi dan
pembusukan ampas makanan oleh bakteri. Manusia mempunyai dua macam usus
yaitu, usus halus (intestinum tenue) dan usus besar (intestinum crassum).
1. Struktur Usus Halus ( Intestinum Tenue )
Terdiri atas tiga bagian yaitu, Duodenum (usus dua belas jari) panjang kira-kira 25
cm, berbentuk U, dan menjadi muara saluran empedu serta pankreas. Jejenum
(usus kosong). Bagian kedua usus halus dengan panjang kiara-kira 7 cm. Ileum
(usus penyerapan), bagian terakhir usus halus dengan panjang kira-kira 1 cm.
Proses penyerapan makanan di dalam usus halus sel-sel nya menyerap zat
makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.Material sisa yang tidak dapat dipergunakan
lagi oleh tubuh disalurkan ke usus besar. Pada penyerapan lemak, asam lemak
bereaksi dengan garam empedu membentuk sabun atau emulsi, kemudian bersama
gliserol di serap ke dalam jonjot usus. Dalam jonjot usus, asam lemak terpisah
dengan garam empedu dan mengikat gliserin membentuk lemak (fospolipid).
Fospolipid dilepaskan kedalam system getah bening berupa bulatan kecil berlapis
protein (kilomikron),kemudian di bawa ke vena di dekat jantung, (Priadi,2009:91).
25
Kolon manusua terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian naik (asenden),
melintang (transenden), dan turun (transenden). Saluran kolon berakhir pada
suatu ruang yang disebut rekktum. Rektum bermuara di permukaan tubuh dalam
lubang yang disebut anus. Dalam rectum terdapat otot yang berfungsi untuk
mmenahan turunnya feses ke anus disebut katup Houston.
Antara usus besar dan usus halus di pisahkan oleh klep yang disebut ileosekum
yang berguna untuk mencegah makanan agar tidak kembali ke usus halus. Pada
ujung ileosekum terdapat apendiks (umbai cacing),usus buntu). Kolon menyerap
kembali air dan garam yang berasal dari zat-zat buangan dari usus halus, (Sudjadi
dan Laila, 2007:187).
B. Sistem Pencernaan Makanan Ruminansia
Ruminansia adalak kelompok mamalia yang memamah kembali makanan hasil
kunyahannya (memamah biak). Kelompok hewan ini sangat bergantung pada
bakteri pengurai selulosa di lambung untuk memecah selulosa. Lambung
ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut
jala) omasum (perut kitab), dan obamasum (perut masam). (Endang dan Idun,
2009:237)
C. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Makanan Manusia
Berikut beberapa contoh gangguan pada sisitem pencernaan manusia .
a. Gastritis, yaitu radang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung.
26
c. Diare, yaitu iritasi pada selaput dinding kolon akibat adanya bakteri disentri.
d. Apendiksitis, yaitu peradangan dan pembengkakan usus buntu.
e. Hemoroid (wasir), yaitu pembengkakan vena di daerah anus.
f. Parotitis, yaitu radang akibat infeksi virus rabulosa inflans.
g. Kolik (kanker lambung), gangguan yang disebabkan makanan masuk terlalu
27
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada
siswa kelas XI semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester
genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa adalah 66 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Sampel
tersebut adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 yang berjumlah 32 siswa sebagai
kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas XI IPA 4 yang berjumlah 34 siswa
sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu, karena menurut
Sugiyono (2009:76), menyatakan desain penelitian mengambil dua kelompok
subjek dari populasi meliputi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan
28
kelas kontrol tanpa menggunakan model Snowball Throwing yaitu dengan
menggunakan metode Diskusi. Kedua kelas mendapatkan soal tes yang sama,
yaitu pretest dan postest.
Sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:
Ket:
I : Kelas Eksperimen II : Kelas Kontrol O1 : Pretest
O2 : Postest
X1 : Perlakuan dengan model Snowball Throwing
X2 :Metode Diskusi, (Modifikasi oleh Riyanto, 2001: 43)
Gambar 1. Desain Pretest- Postest non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah.
Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. Kelompok Pretes Perlakuan Postes
I O1 X1
O2
29
b. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
c. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest-postest berupa soal
essay.
h. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
i. Pembentukan kelompok belajar yang terdiri dari delapan kelompok
yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Snowball Throwing untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode
diskusi tanpa menggunakan model Snowball Throwing. Penelitian ini
direncanakan sebanyak dua pertemuan.
Pertemuan I membahas sub materi organ-organ pada sistem pencernaan
makanan pada manusia dan proses pencernaan makanan pada manusia.
Pertemuan II membahas sub materi sistem pencernaan pada hewan
vertebrata dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan pada
manusia.
Kelas eksperimen (Model Snowball Throwing)
a) Kegiatan awal
1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay
30
dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta
gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.
2. Guru menyajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi dengan cara:
Pertemuan- I; mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum
berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”
Pertemuan- II; mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh manakah
yang kalian pegang saat sakit perut ? dan apakah kalian
mengetahui bagaimana hewan vertebrata seperti sapi mencerna
makanannya?”.
4. Guru memberikan motivasi dengan cara:
Pertemuan- I; “Guru memberikan penjelasan lambung pada
manusia dan lambung pada sapi. Guru meminta siswa untuk
merinci perbedaan sistem pencernaan pada manusia dan pada
hewan ruminansia. Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat
siswa mempelajari tentang sistem pencernaan pada hewan
ruminansia“.
pertemuan- II;“Guru emberikan penjelasan apabila kita memakan
gorengan dengan banyak Cuka menyebabkan perut kita menjadi
sakit? Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak
makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung.
Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa
31
5. Membentuk kelompok siswa dengan cara membagi siswa dalam
delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
siswa.
6. Guru menyajikan materi sebagai pengantar :
Pertemuan- I; menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi
organ-organ dalam sistem pencernaan makann manusia.
Pertemuan- II; menjelaskan struktur dan proses pencernaan pada
hewan vertebrata terutama hewan ruminansia, dan gangguan atau
penyakit yang terjadi dalam sistem pencernaan makanan.
b) Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi dan membentuk kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok.
2. Guru memberikan sub materi LKS untuk dikerjakan setiap
kelompok pada ketua kelompok.
3. Masing-masing kelompok diberikan selembar kertas yang telah
disediakan guru, untuk menulis pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi pokok yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok,
2. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke
siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu
bola/pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
32
3. Guru bersama siswa melakukan koreksi bersama – sama.
Kemudian guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
d) Kegiatan Penutup
1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru memberikan postest untuk pertemuan terakhir (pertemuan
II), berupa soal pilihan essay tentang macam-macam organ
pencernaan makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses
pencernaan makanan, serta gangguan/kelainan pada sistem
pencernaan makanan manusia.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Kelas Kontrol (Metode Diskusi)
a) Kegiatan Awal
1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay
tentang macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia
dan hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta
gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.
2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
33
3. Guru memberikan apersepsi dengan cara :
Pertemuan- I; mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum
berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”
Pertemuan –II ; mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh
manakah yang kalian pegang saat sakit perut ? dan Apakah kalian
mengetahui bagaimanan hewan vertebrata seperti sapi mencerna
makanannya ?”.
4. Guru memberikan motivasi dengan cara :
Pertemuan- I ; “Guru memberikan penjelasan lambung pada
manusia dan lambung pada sapi. Guru meminta siswa untuk
merinci perbedaan sistem pencernaan pada manusia dan pada
hewan ruminansia. Selanjutnya guru memberitahu tentang
manfaat siswa mempelajari tentang sistem pencernaan pada
hewan ruminansia“.
Pertemuan- II ; Guru emberikan penjelasan apabila kita memakan
gorengan dengan banyak Cuka menyebabkan perut kita menjadi
sakit? Guru menjelaskan penyebab sakit perut, yaitu banyak
makan cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung.
Selanjutnya guru memberitahu tentang manfaat siswa
34
b) Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi sebagai pengantar, pertemuan pertama
membahas sub materi kaitan struktur, fungsi dan proses
organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia.
2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar, pertemuan kedua
struktur dan proses pencernaan makanan pada manusia dan hewan
vertebrata serta gangguan/kelainan penyakit pada sistem
pencernaan makanan.
3. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi
pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan sub materi
organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan proses
pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 1) dan sub materi
sistem pencernaan pada hewan vertebrata dan gangguan/kelainan
pada sistem pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 2).
4. Guru memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara
mengerjakan LKS.
5. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
6. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan pendapat
antar kelompok.
c) Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai materi
35
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai konsep yang belum dipahami.
3. Guru memberikan postest pada pertemuan terakhir (pertemuan II),
berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan
makanan pada manusia dan hewan vertebrata, proses pencernaan
makanan, dan gangguan/kelainan pada sistem pencernaan
makanan manusia.
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Data
a. Aktivitas Siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar
observasi aktivitas siswa.
b. Penguasaan Konsep
Jenis data penguasaan konsep berupa data kuantitatif yang diperoleh
dari nilai pretest dan postest pada materi pokok Sistem Pencernaan
Makanan.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
a) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa
yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses
36
dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan
aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam
pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai
berikut.
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Sumber: Sunyono (2009:11)
Keterangan :
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)
2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan. 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada
materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
B. Kemampuan Bertanya
1. Tidak mengajukan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
C.Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok
1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).
37
3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
D. Bertukar informasi
1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).
2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan Sistem Pencernaan Makanan dalam LKS.
3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaran Snowball Throwing atau pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
E.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.
b) Penguasaan Konsep
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan postest. Pretest
dilakukan di awal pertemuan I, dan postest dilakukan di akhir
pertemuan II. Pretest dan postest dilakukan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk
soal adalah soal essay. Pretest yang diberikan pada awal pertemuan I
mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postest yang
38
F. Teknik Analisis Data
a) Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor
aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
n x100
Indeks aktivitas siswa ditentukan berdasarkan Interval klasifikasi indeks
aktivitas siswa kemudian menafsirkan atau menentukan kategori Indeks
Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
39
b). Penguasaan Konsep
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data (N-gain) dihitu
ng menggunakan uji Liliefors dengan menggunakan software SPSS
versi 17. Untuk mendapat N-gain yakni dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
X – Y
Skor Maksimum -Y
Keterangan : X = Nilai rata-rata pretest
Y = Nilai rata-rata postest (dimodifikasi dari Loranz, 2008:3).
a. Rumusan hipotesis
H0 = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal
b. Kriteria pengujian
Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).
2. Uji kesamaan dua varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS
versi 17.
a. Rumusan Hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda
40
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap Penguasaan Konsep sama dengan pada penggunaan metode Diskusi.
H1 = Rata-rata penguasaan konsep dengan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing sama dengan
penggunaan metode Diskusi.
2) Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12).
c. Uji hipotesis dengan uji U
41
Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama
H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama
2) Kriteria Uji :
Ho ditolak jika sig< 0,05
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Model Pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI
SMA Gajah Mada Bandar Lampung.
2. Model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
Penguasaan Konsep Biologi Oleh Siswa pada materi pokok Sistem
Pencernaan Makanan Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung.
B. Saran
Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti
menyarankan sebaiknya :
1. Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan
oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi
pokok sistem pencernaan makanan karena dapat membuat siswa ikut aktif