• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh Rofiqoh

Keterampilan mengajar adalah suatu teknik atau metode yang harus dikuasai dan diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. Apabila dalam belajar mengajar guru tidak menguasai bahan yang mau diajarkan dan tidak menerapkan keterampilan-keterampilan dasar mengajar guru, tidak mustahil siswa akan mengalami kesulitan dalam menyerap dan menguasai mata pelajaran ekonomi yang diajarkan. Karena hasil belajar siswa sangat berpengaruh besar terhadap keterampilan mengajar guru.

Motivasi belajar siswa juga diperlukan dalam pencapaian keberhasilan pendidikan. Seorang berhasil belajar karena ia ingin belajar. Ini adalah hukum pertama dalam pendidikan. Barangkali kita dapat mengajar seseorang mengenai sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya, tetapi berbuat demikian seolah-olah mendorong sebuah kereta mendaki gunung dengan rem terkunci. Dorongan untuk belajar ini oleh ahli-ahli psikologi dan pendidikan disebut motivasi.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011, dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa tersebut masih tergolong rendah, tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada penelitian ini faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar diantaranya adalah keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011 yang

(2)

Pelajaran 2010/2011, dengan t hitung sebesar 5,309 > t tabel sebesar 1,990 dengan koefisien korelasi 0,525 dengan kadar diterminasi sebesar 0,276 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru sebesar 27,6%.

2. Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan t hitung sebesar 8,256 > t tabel sebesar 1,990 dengan koefisien korelasi 0,692 dengan kadar diterminasi sebesar 0,479 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru sebesar 47,9 %.

3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan F hitung sebesar 34,569 > F tabel sebesar 3,125 dengan koefisien korelasi 0,697 dengan kadar diterminasi sebesar 0,486 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang

(3)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Skripsi)

Oleh : Rofiqoh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Hasil Belajar ... 11

2. Pengertian Persepsi ... 17

3. Keterampilan Mengajar Guru ... 19

4. Motivasi Belajar Siswa ... 26

B. Penelitian Relevan ... 34

C. Kerangka Pikir . ... 35

(6)

1. Populasi ... ... 40

2. Sampel ... ... 41

3. Tehnik Pengambilan Sampel ... 42

C. Variabel Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional Variabel ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Observasi ... ... 49

2. Angket ... ... 49

3. Dokumentasi ... 49

4. Wawancara ... 49

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50

1. Uji Validitas Instrumen ... 50

2. Uji Reliabilitas ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Homogenitas ... 55

3. Uji Kelinieran Regresi ... 56

4. Uji Multikolinieritas ... 58

5. Uji Autokorelasi ... 58

6. Uji Heteroskedastisitas ... 59

H. Pengujian Hipotesis ... 61

1. Regresi Linier Sederhana... 61

2. Regresi Linier Multiple ... 62

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 64

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 64

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 67

2.1. Visi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 67

2.2. Misi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 69

2.3. Tujuan SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 70

3. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 72

3.1. Letak dan Kondisi Sekolah. ... 72

3.2. Fasilitas Fisik ... 73

3.3. Kondisi Guru ... 74

3.4. Kondisi Siswa ... 74

3.5. Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa... 75

3.6. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 77

3.7. Kegiatan Administrasi Sekolah ... 78

B. Deskripsi Penelitian ... 79

1. Data Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1) . 80 2. Data Motivasi Belajar Siswa (X2) ... 82

(7)

3. Uji Kelinieran Garis Regresi ... 88

3.1. Kelinieran X1 terhadap Y ... 88

3.2. Kelinieran X2 terhadap Y ... 89

4. Uji Multikolinieritas ... 90

5. Uji Autokorelasi ... 92

6. Uji Heteroskedastisitas ... 93

D. Pengujian Hipotesis ... 95

1. Regresi Linier Sederhana... 95

1.1. Hipotesis Pertama ... 95

1.2. Hipotesis Kedua ... 97

2. Regresi Linier Multiple ... 98

E. Pembahasan ... ... 101

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 101

2. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar ... 103

3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil belajar ... 104

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 109

B. Saran ... ... 110 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Tabel Halaman 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester

Ganjil di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar

tahun pelajaran 2010/2011... 3

2. Keterampilan Mengajar Guru ... 20

3. Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 41

4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas ... 43

5. Indikator Masing-masing Variabel dan Sub Indikatornya ... 47

6. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 51

7. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 52

8. Daftar Analisis Varians (ANAVA) ... 57

9. Daftar Jumlah Dan Golongan Guru SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah ... 73

10.Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah ... 75

11.Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1)... 81

12.Kategori Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1) . 81 13.Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa (X2)... 83

14.Kategori Motivasi Belajar Siswa (X2) ... 83

15.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa (Y)………...84

16.Kategori Hasil Belajar Siswa (Y) ... 85

17.Hasil Pengujian Normalitas…………..……….………....86

18.Hasil Pengujian Homogenitas ... 87

19.Hasil Uji Kelinieran X1 ... 88

20.Hasil Uji Kelinieran X2 ... 89

21.Hasil Uji Multikolinearitas ... 91

22.Hasil Uji Autokorelasi ... 92

23.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 94

24.Kesimpulan Hasil Uji Heterokedastisitas ... 94

25.Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 96

26.Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 97

(9)

Dalam hidup, ada saatnya kita tidak bisa memilih, selain bertanggung jawab terhadap hal yang kita lakukan di masa lalu, percayalah masa depan akan menjadi indah bila kita berusaha untuk menerima kedaan

kita

(by Agnes Davonar)

Dukungan terbesar adalah dukungan yang berasal dari diri kita sendiri

(by Rofiqoh)

Tiga kunci sukses: Tahu lebih banyak dari orang lain, berusaha lebih keras dari orang lain, berharap lebih sedikit dari orang lain.

(10)

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah S.W.T, atas berkat, rahmat, dan hidayah Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan.

Shalawat serta salam kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad S.A.W, skripsi ini kupersembahkan kepada:

Abahku tersayang Hi. Umar Hasan (Alm) dan Ibuku Tercinta Hj. Nuriyah yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku.

Buat kakak-kakak ku tercinta Muhammad Firdaus, S.Sos (Ratu), Siti Zainab, S.Ag (Taja), Nurma Yunita, S.Pd (Ginda), Muslim Umar, S.E (Daeng), Umi Hani, S.E (Duli), dan

Abdullah Umar (Batin),

Kemudian tak lupa juga kepada kakak dan ayu’ ipar ku Erlia Rosvanita S.Ag (Pimpinan),

Erwinto Huzaili, S.Ag, M.Kom.I (Junjungan), Virmansyah, S.T (Ka’ atu), Almeida

Maliasari S.E, (Suhunan), Khaidir Jamin, S.H (Tengku), dan Yulia Fitri (Mulia),

Tak lupa kepada seluruh ponakan-ponakanku tersayang Fachri, Naura, Nafisa, Nadiya, Zakia, Fauzia, Farhan, Faiz, Farrel, Fathir, Fahim, Syafiq, Dzakwan, Salwa, dan Umar.

Terima kasih buat keluarga besarku tersebut yang selalu memberikan doa, keceriaan, mendukung dan menantikan keberhasilanku. Kakek (alm) dan nenek yang selalu berdoa atas

keberhasilanku serta seluruh paman, bibi, dan saudara sepupuku.

Seseorang yang kelak menjadi pendampingku di masa depan

Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan ecoduty 07 yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati

(11)

BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Nama Mahasiswa : Rofiqoh

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743031035

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Yonrizal, M.Si Drs. Tedi Rusman, M.Si

NIP 19600858 198603 1 005 NIP 19600826 198603 1 001

2. MENGETAHUI,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

(12)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yonrizal, M.Si ...

Penguji : Erlina Rupaidah, S.E, M.Si ...

Sekretaris : Drs. Tedi Rusman, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rofiqoh dilahirkan di Bandar Jaya pada tanggal 18 mei 1990, merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Hi. Umar Hasan (Alm) dan Hj. Nuriah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Yukum Jaya tahun 2001, lalu melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Di Pondok Pesantren Darussalam Tegineneng Lampung Selatan hingga kelas 2, selanjutnya penulis menyesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTS Negeri 1 Poncowati Lampung Tengah. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Jurusan IPS dan lulus pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Studi Pendidikan Ekonomi.

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Surabaya, Bali, Yogyakarta pada tanggal 24 Januari sampai tanggal 1

(14)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat allah S.W.T, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya serta Nabi besar Muhammad S.A.W sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011. Adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada:

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(15)

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Yonrizal, M.Si, selaku Pembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu bermanfaat dan

membimbing penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan ilmu bermanfaat dan membimbing penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Ibu Erlina Rupaidah, S.E, M.Si, yang telah bersedia menjadi pembahas penulis dan terima kasih telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan

bimbingannya.

(16)

13.Abah (Alm) dan ibu yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkahku serta doa yang tak pernah henti di haturkan disetiap sujudmu.

14.Untuk seluruh kakak-kakak dan ponakan-ponakan ku tersayang yang selalu memberikan doa dan motivasi buatku.

15.Untuk Nuridin Widya Pranoto (Sa_Qu) terima kasih untuk dukungan, motivasi, bantuan, dan kesediaan untuk selalu ada pada masa sulit maupun bahagia dalam hidup penulis.

16.Untuk sahabat-sahabatku (Silvia, Wahyu, Else, Kadek, Mila, Wuri, Dan Suliyah), terimakasih atas motivasi, dukungan, dan bantuan kalian untuk kebersamaan kita di Unila demi menggapai cita-cita mendapatkan gelar S.Pd semoga persahabatan kita selamanya tetap bertahan.

17.Untuk teman-teman perjuanganku angkatan 2007 Non Regular dalam kebersamaan di FKIP Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

18.Untuk sahabatku (Diah dan Rizki) terimakasih atas dukungan, kebersamaan, dan persahabatan kita sejak SMA.

19.Seluruh kakak tingkat serta adik-adik tingkat 08,09,10,11, yang sudah berkarya maupun yang masih berusaha berkarya semoga sukses.

(17)

tersayang.

22.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapkan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis

(18)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: 1. Nama : Rofiqoh

2. NPM : 0743031035

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Jl. Abimanyu No.12 LK. II Jagabaya I Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 07 Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi yang juga semakin hebat, maka muncullah persaingan di bidang pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah peningkatan mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut, maka pemerintah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat diantaranya perbaikan kurikulum, Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana. Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang tua, murid, dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Winarno Surakhmad (2004:107) menjelaskan bahwa, tujuan pendidikan dalam suatu negara haruslah berdasarkan pada asas dan falsafah negara. Tujuan Pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam GBHN 1988 atau UU no. 2/1989 tentang “sistem pendidikan nasional" adalah:“Pendidikan

(20)

yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan, khususnya pendidikan di SMA, tidak terlepas dari masalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Apabila membahas tentang mutu pendidikan maka tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang paling fundamental ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara lain bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.

Ditinjau dari sudut siswa, untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasaan, motivasi, disiplin dan minat. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat berupa keterampilan mengajar guru, sarana belajar dan lingkungan sekolah, yang kesemuanya saling berkaitan dan mendukung dalam proses pencapaian prestasi belajar siswa yang optimal.

(21)

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik sangat minim. Oleh karena itu hasil belajar yang dicapai siswa SMA Negeri 1 Terbanggi besar masih rendah. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil ujian semester ganjil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011

No Kelas Nilai Jumlah siswa

00 – 77 ≥ 78

1. XI IPS 1 21 siswa 11 siswa 32 siswa 2. XI IPS 2 22 siswa 10 siswa 32 siswa 3. XI IPS 3 22 siswa 8 siswa 30 siswa Siswa 65 siswa 28 siswa 94 siswa

% 69,15 % 29,79 % 100 %

Sumber : Guru bidang studi ekonomi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah 77 berjumlah 65 orang atau 69,15 % dan siswa yang memperoleh nilai diatas 78 berjumlah 28 orang atau 29,79 %. Berdasarkan standar ketuntasan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar bahwa siswa yang dianggap memiliki ketuntasan belajar apabila telah memperoleh nilai 78 ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa 69,15 % siswa belum tuntas belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006: 121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

(22)

SMA Negeri 1 Terbanggi Besar merupakan salah satu SMA Faforit di daerah Lampung Tengah, namun hasil belajar yang dicapai siswa masih sangat minim dan sebagian besar masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni sebesar 78. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut pengaruh yang membuat hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar menjadi rendah. Rendahnya hasil belajar ekonomi tersebut diduga karena adanya beberapa faktor diantaranya kurangnya keterampilan mengajar guru di bidangnya sehingga hasil belajar siswa kurang optimal, selain itu juga kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Faktor pertama yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi adalah bagaimana keterampilan guru dalam mengajar. Apabila dalam mengajar guru tidak menguasai bahan yang mau diajarkan dan tidak menerapkan keterampilan-keterampilan dasar mengajar guru, tidak mustahil siswa akan mengalami kesulitan dalam menyerap dan menguasai mata pelajaran ekonomi yang diajarkan.

(23)

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif terdiri dari guru mengajar sesuai dengan bidangnya.

Al-Ghazali (2004:17) mengatakan bahwa kewajiban pertama dan utama bagi guru adalah mengajarkan kepada peserta didik apa yang mudah dipahaminya, sebab suatu bidang studi yang sukar akan berakibat kericuhan mental/akal dan peserta didik akan lari (menjauhi, tak memperhatikan) dari guru. Jadi tingkat penangkapan pemahaman berdasarkan perbedaan kemampuan masing-masing individu penting diperhatikan.

Kemampuan afektif terdiri dari, guru harus peduli dengan prestasi siswa dan kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan guru dalam menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran dan selalu mengikuti

perkembangan pengetahuan dan menghubungkan pengalaman yang diperolehnya dengan bahan yang diajarkan. Apabila guru tidak memiliki ketiga kemampuan di atas maka hasil belajar siswa tidak akan tercapai secara maksimal.

Peran guru adalah ganda, disamping ia sebagai pengajar adalah sekaligus sebagai pendidik. Tugas guru dalam waktu yang bersamaan ia harus mengemban 2 tugas utama yaitu mengajar dan mendidik. Guru mengajar berarti mendidik, dan mendidik berarti pula mengajar. Keduanya sulit untuk dipisahkan salah satunya, bagai dua keping satu mata uang.

(24)

menyenangkan, dan berkelakuan baik, andil dan tidak memihak, toleransi, mantap, dan stabil, ada perhatian terhadap persoalan peserta didik, lincah, mampu memuji perbuatan baik dan menghargai peserta didik, cukup dalam pengajaran serta mampu memimpin secara baik.

Data yang diperoleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi ternyata guru tidak selamanya menggunakan media dalam pembelajaran, masih kurang jelasnya bahan yang diajarkan dan dalam belajar belum dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan baik.

Kegiatan belajar mengajar, guru memegang peranan penting terhadap

pencapaian hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar seorang guru dituntut terampil, sehingga dapat menumbuhkan kemauan siswa untuk belajar. Dengan adanya proses belajar mengajar yang berjalan baik maka siswa akan tumbuh dengan baik dan akan memupuk sikap yang positif. Sehingga dengan adanya sikap siswa, maka hasil yang baik akan tercapai.

Uraian pendapat diatas sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi (2000:165): “apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek, ia akan

siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu. Sebaliknya bila ia memiliki sikap negatif terhadap suatu obyek, maka ia akan mengecam, mencela, menyerang bahkan akan membinasakan obyek itu”.

Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dalam proses

(25)

tanggapan atau respon terhadap keterampilan guru dalam mengajar yang selanjutnya akan diinterpretasikan siswa sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Motivasi belajar siswa juga diperlukan dalam pencapaian keberhasilan

pendidikan. Seorang berhasil belajar, karena ia ingin belajar. Ini adalah hukum pertama dalam pendidikan. Barangkali kita dapat mengajar seseorang

mengenai sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya, tetapi berbuat demikian seolah-olah mendorong sebuah kereta mendaki gunung dengan rem terkunci. Dorongan untuk belajar ini oleh ahli-ahli psikologi dan pendidikan disebut motivasi.

Para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Murid dapat dipaksa untuk mengikuti sesuatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk belajar dalam arti sesungguhnya. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil belajar yang optimal selain dibutuhkannya keterampilan mengajar seorang guru, motivasi belajar siswa juga sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(26)

2. Keterampilan mengajar guru di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang kurang bervariasi.

3. Sebagian guru kurang terampil dalam mengelola kelas.

4. Motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang masih rendah.

5. Sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran ekonomi di kelas.

6. Sebagian besar nilai mata pelajaran ekonomi siswa masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada aspek persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru (X1), motivasi belajar siswa (X2) dan hasil belajar siswa (Y) SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah yang akan diteliti dan yang perlu dicarikan

jawabannya dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011?

(27)

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 20010/2011.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah 1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah.

2. Kegunaan Praktis

(28)

b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik.

c. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam menggunakan keterampilan dalam mengajar, memilih metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

d. Sebagai bahan refrensi untuk perpustakaan dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian

Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru (X1), Motivasi belajar siswa (X2), dan Hasil belajar siswa (Y).

2. Subjek penelitian

Siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011.

3. Tempat penelitian

Di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011. 4. Waktu penelitian

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar

Setelah belajar individu mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Setelah belajar maka memperoleh hasil belajar yang berupa

kapabilitas untuk mengetahui dan mengerti konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses kognitif yang dilakukan siswa.

Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto, 2003:3).

Belajar menurut Darsono (2001:4) adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang mengahasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

(30)

kenaikan, atau kelulusan. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, serta aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa.

Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir. Belajar menjadi suatu kebutuhan setiap manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang baik bagi dirinya maupun dalan kehidupan bermasyarakat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar setiap individu memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Setelah belajar maka diperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui, memahami, dan mengerti konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari proses kognitif yang dilakukan oleh siswa.

(31)

Menurut Catharina Tri anni (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. (H. Nashar, 2004:77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller, 2004:77).

Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

Hasil belajar pada suatu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa.

(32)

Sedangkan Oemar (2004:36) mengemukakan bahwa: “proses belajar dan hasil belajar bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan yang membimbing mereka, dan guru yang

berkompetensi, guru yang berkompeten akan lebih menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar para siswanya akan berada pada tingkat yang optimal”.

Dengan demikian, terdapat banyak masalah yang berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran. Para guru hendaknya dapat menyelesaikan masalah pembelajarannya melalui kegiatan nyata di kelasnya. Kegiatan nyata itu ditunjukkan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan secara profesional (Suhardjono, dalam Suharsimi Arikunto, dkk; 2006:55).

Sesuai dengan pendapatnya Dimyati dan Mudjiono, Paul Suparno dalam Sardiman, A.M. (2006:38) mengatakan dalam ciri-ciri belajar bahwa: “Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia

fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yag telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari”.

Selanjutnya didukung oleh pendapat Syaiful Sagala (2003:38) mengatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti dikemukakan berikut ini:

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif (Scolastic Aptitude Test).

2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (Interest inventory).

(33)

4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (Achiement Test), dan sebagainya.

Sudjana (2004:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Antara hasil belajar dan prestasi belajar pada dasarnya mempunyai arti yang sama, karena hasil belajar merupakan bagian dari prestasi siswa. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Tu’u (2004: 76) yang menyatakan bahwa unsur yang

ada dalam prestasi siswa adalah hasil belajar dan nilai siswa.

Lebih lanjut Tu’u (2004:75) merumuskan prestasi belajar sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya.

3. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Jadi yang

dimaksud hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang terutama dinilai aspek kognitifnya yang ditunjukkan melalui nilai atau angka.

Selanjutnya Nana Sudjana(1990:56), mengatakan hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan

kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya. d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni

(34)

atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Muhibbin Syah (2003:156), mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu:

1. Faktor internal siswa meliputi:

a. Aspek fisiologis siswa, yaitu jasmani, mata telinga.

b. Aspek psikologis siswa, yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi;

a. Faktor lingkungan sosial, yaitu keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman

b. Lingkungan non-sosial, yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi:

a. Pendekatan tinggi, yaitu pendekatan speculative dan pendekatan achieving.

b. Pendekatan sedang, yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep.

c. Pendekatan rendah, yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan surface.

Dari seluruh grand teori yang diperoleh peneliti, maka teori yang lebih baik dan sangat berpengaruh besar terhadap penelitian ini adalah menurut pendapat Muhibbin Syah (2003:156), yang mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu:

1. Faktor internal siswa meliputi:

c. Aspek fisiologis siswa, yaitu jasmani, mata telinga.

d. Aspek psikologis siswa, yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi;

c. Faktor lingkungan sosial, yaitu keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman

d. Lingkungan non-sosial, yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi:

(35)

b. Pendekatan sedang, yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep.

c. Pendekatan rendah, yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan surface.

2. Pengertian Persepsi

Kegiatan guru dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motivasi ke arah yang dicita-citakan, hubungan guru dan siswa harus bersifat edukatif. Interaksi edukatif ini adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan anak didik agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan jati dirinya secara utuh.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan, yang menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Secara umum pengertian persepsi adalah pandangan atau pengamatan seseorang terhadap objek tertentu. Ini berarti persepsi merupakan pandangan yang bersifat subjektif dari seseorang mengenai suatu objek tertentu baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dalam kamus besar bahasa Indonesia persepsi merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.

Dalyono (2003:227) menyatakan bahwa “persepsi merupakan kemampuan

individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap dan anggapan”.

(36)

intreprestasi seseorang individu terhadap suatu kesan objek yang

diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempat ia berada sehingga dapat menentukan tindakannya.

Kemudian Slameto (2003:102) menambahkan persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman.

Berdasarkan kajian di atas, pengertian persepsi menunjukkan aktivitas merasakan, menginterprestasikan dan memahami objek baik fisik maupun non-fisik. Persepsi berada pada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga memungkinkan orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda walaupun objek yang dikaji sama.

Adanya faktor-faktor yang membentuk persepsi dijelaskan (Irwanto, 1996:87) “karena persepsi lebih bersifat psikolgi dari pada merupakan

proses pengindraan saja, maka ada faktor yang mempengaruhi yaitu:

(1) perhatian yang selektif, (2) ciri-ciri rangsangan, (3) nilai-nilai dan kebutuhan individu, pengalaman terdahulu.

(37)

mengajar guru yang diduga akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Demikian juga dengan persepsi yang negatif tentang keterampilan mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa.

3. Keterampilan Mengajar Guru

Guru dan peserta didik adalah dua subyek dalam interaksi pengajaran. Guru sebagai pihak yang berinisiatif awal untuk penyelenggaraan pengajaran, sedang peserta didik sebagai pihak yang secara langsung mengalami dan mendapatkan kemanfaatan dari peristiwa belajar mengajar terjadi. Guru sebagai pengarah dan pembimbing berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, sedang peserta didik adalah sebagai yang langsung menuju pada arah tujuan melalui aktivitas dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru. Jadi, kedua pihak (guru dan peserta didik) menunjukkan sebagai dua subjek pengajaran yang sama-sama menempati status penting.

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. (Syaiful bahri Djamarah, 200: 1). Sedangkan menurut Sardiman (2005: 125) bahwa “Guru adalah suatu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

(38)

Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Saat mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa yang memiliki perbedaan serta memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sukar menentukan bagaimanakah cara mengajar yang efektif dan efisien. Karena setiap guru memiliki cara mengajar masing-masing dalam proses belajar mengajar.

Menurut Syaiful bahri Djamarah (1997:99), keterampilan mengajar adalah keterampilan mutlak yang harus guru miliki dalam menjalankan tugasnya dalam mengajar. Sedangkan menurut Daniel Parare (1986:22), cara yang terbaik untuk mendefinisikan keterampilan adalah dengan memberikan ciri-ciri keterampilan itu sendiri meliputi: keterampilan adalah satu proses fisikal emosional, dan intelektual; keterampilan menuntut pengetahuan tetapi pengetahuan sendiri belum menjamin keterampilan; keterampilan dapat dipergunakan dalam berbagai situasi; keterampilan dapat

dikembangkan lewat praktek dan latihan; dan keterampilan biasanya mempunyai beberapa keterampilan bawahan yang dapat dicirikan dan dipraktekkan secara terpisah.

(39)

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1997: 99), ada delapan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Keterampilan Mengajar Guru No Jenis

Keterampilan

Pengertian Kategori Keterampilan 1. 2. 3. 4. Keterampilan dalam memberi penguatan (Reinforcement) Keterampilan bertanya Keterampilan mengadakan variasi Keterampilan menjelaskan Keterampilan yang mempunyai pengaruh yang berupa sikap yang positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk

meningkatkan motivasi dan minat siswa

terhadap pelajaran serta membina tingkah laku produktif.

Keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa selama proses belajar pembelajaran, karena kualitas guru menentukan kualitas jawaban siswa. Keterampilan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Keterampilan dalam mengorganisasikan mata pelajaran dalam tata urutan yang berencana secara sistematis, sehingga a. Penguatan verbal b. Penguatan nonverbal a. Keterampilan bertanya dasar b. Keterampilan bertanya lanjut

a. Variasi dalam gaya mengajar b. Variasi dalam

penggunaan media dan bahan pelajaran c. Variasi dalam

pola interaksi dan kegiatan siswa

a. Merencanakan penjelasan b. Penyajian suatu

(40)

5. 6. 7. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membina diskusi kelompok kecil Keterampilan mengelola kelas

mudah dipahami oleh siswa.

(41)

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Keterampilan guru dalam mengajar terhadap siswa satu demi satu, sehingga siswa dapat

berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya,

pendekatan, dan bahan pengajaran.

a. Diskusi

kelompok kecil b. Diskusi

perseorangan

Keterampilan mengajar adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar dan

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan mengajar dalam konteks nya tersusun hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang dikehendaki, dan proses evaluasi. Pengajaran yang berpusat pada siswa adalah proses belajar dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.

Keterampilan mengajar berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang fleksibel. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam mengajar, hendaklah mengakumulasikan dan mengaplikasikan

(42)

Keterampilan atau kemampuan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerpaan semua kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dll. Beberapa indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain adalah:

a. Menguasai bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa b. Terampil berkomunikasi dengan siswa

c. Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa d. Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar e. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan

Byron G. Massials (2004:37) menjelaskan ada dua pendekatan mengajar (strategi pengajaran), yaitu: pendekatan expository dan inquiry.

1. Pendekatan expository (Expository Approach)

Adalah bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas pengajaran dan distribusi pengetahuan itu dikontrol dan ditentukan oleh guru. Maka hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan (dari) guru. Biasanya guru

menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan lisan (dengan metode ceramah).

2. Pendekatan inqury/Discovery. (Inquiry or Discovery approach) Adalah berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subjek disamping sebagai objek pengajaran (belajar). Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Selain itu menurut M. Cooper (2004:70) mengatakan bahwa guru hendaknya memiliki 4 kompetensi.

1. Memiliki pengetahuan tentang “belajar dan tingkah laku” manusia (peserta didik) serta mampu menerjemahkan teori itu ke dalam situsi riil.

2. Memiliki sikap yang tepat terhadap diri sendiri, sekolah peserta didik, teman sejawat, dan mata pelajaran yang dibina.

(43)

4. Memiliki keterampilan teknis dalam mengajar, antara lain:

keterampilan merencanakan pelajaran, bertanya, menilai pencapaian peserta didik, menggunakan strategi mengajar, mengelola kelas, dan memotivasi peserta didik.

Untuk mengetahui bagaimana dengan keterampilan mengajar guru maka digunakan penilaian dari siswa atau sering disebut persepsi siswa. Pengukuran dengan penilaian berdasarkan siswa karena siswa yang merasakan melihat dan mengetahui bagaimana keterampilan mengajar guru yang diterapkan di kelas dan siswa yang merasakan hasilnya. Jika persepsi siswa positif atau baik maka ini menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar sesuai yang diharapkan. Namun, jika persepsi siswa negatif atau buruk tentang keterampilan mengajar maka guru tidak melaksanakan keterampilan yang dimilikinya dengan optimal sehingga tidak tercipta lingkungan siswa untuk belajar optimal.

Dari seluruh grand teori yang diperoleh peneliti, maka teori yang lebih baik dan sangat berpengaruh besar terhadap penelitian ini adalah menurut pendapat Syaiful Bahri Djamarah (1997: 99), ada delapan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1. Keterampilan dalam memberi penguatan (Reinforcement). 2. Keterampilan bertanya.

3. Keterampilan mengadakan variasi. 4. Keterampilan menjelaskan.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 6. Keterampilan membina diskusi kelompok kecil. 7. Keterampilan mengelola kelas.

(44)

4. Motivasi Belajar

Thomas M.Risk (2004:11) memberikan pengertian motivasi bahwa “we may definen motivation, in a pedagogical sense, as the concious effort on the part of the teacher to establish in students motive leading to sustained

activity toward the learrning goals”.

(motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar).

Kemudian, Nasution (2004:11) mengemukakan:

to motivate a child to arrange condition so that the wants to do what he

is capable doing”.

(motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya).

Sedangkan Walker (2004:10) mengatakan perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk melakukannya dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.

(45)

dan motivasi dimaksudkan untuk bidang pendidikan khususnya untuk kegiatan pengajaran.

Selanjutnya menurut Mc.Donald (2007:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung elemen penting.

1. Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme manusia.

Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam energi manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam

hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

(46)

Penjelasan ketiga elemen di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.

Apabila ada seseorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain.

Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

(47)

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi uuntuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu.

Kenneth H. Hover (2001:163) mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:

1. Pujian lebih efektif daripada hukuman

Hukuman bersifat menghentikan sesuatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar murid.

2. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.

4. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement)

5. Motivasi ini mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. 6. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang

motivasi.

7. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

8. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

9. Teknik dan proses mengajar yyang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid.

10.Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis.

(48)

12.Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar. 13.Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat

juga lebih baik.

14.Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi secara cepat menuju ke demoralisasi.

15.Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan.

16.Tekanan kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi daripada tekanan/paksaan dari orang dewasa.

17.Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid.

Menjadi jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana memotivasi atau menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya

penyediaan motivasi/dorongan. Sering ditemui, beberapa kesukaran yang dialami seorang guru untuk memotivasi peserta didiknya, misalnya:

1. Realitas bahwa guru belum memahami sepenuhnya akan motif.

2. Motif itu sendiri bersifat perseorangan. Kenyataan menunjukkan bahwa dua orang atau lebih melakukan kegiatan sama dengan motif berbeda, bahkan bertentangan bila ditinjau dari segi nilainya.

3. Tidak ada alat, metode, atau teknik tertentu yang dapat memotivasi peserta didik dengan cara yang sama atau dengan hasil yang sama.

Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan

(49)

apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya.

Seorang individu akan terdorong melakukan sesuatu bila merasakan ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang menimbulkan ketidakseimbangan, rasa ketegangan yang menuntut kepuasan supaya kembali pada keadaan keseimbangan (balancing). Ketidakseimbangan disebabkan rasa tidak puas (dissatisfaction). Dan bila kebutuhan itu telah terpenuhi dan

terpuaskan aktivitas menjadi berkurang atau lenyap (misalnya, bila lisensi telah diperoleh) sampai muncul lagi kebutuhan-kebutuhan baru, misalnya lisensi atau kedudukan yang lebih tinggi.

Ada dua kemungkinan bagi peserta didik yang memotivasi keterlibatannya dalam aktivitas pengajaran/belajar yaitu:

a. Karena motivasi yang timbul dari dalam dirinya sendiri, atau b. Karena motivasi yang ditimbul dari luar dirinya.

(50)

penghargaan, atau menghindari hukuman/celaan. Tujuan yang ingin dicapai tercapai terletak di luar perbuatan belajar itu. Maka menunjukkan dari peserta didik.

Nasution (2004:13) mengatakan bahwa motif atau penyebab peserta didik belajar ada 2 hal.

1. Ia belajar karena didorong oleh keinginan untuk mengetahuinya dalam belajar terkandung tujuan untuk menambah pengetahuan.

2. Ia belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, mendapat ijazah, dan sebagainya.

Tujuan-tujuan itu terletak di luar perbuatan itu, tidak terkandung dalam perbuatan belajar. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan.

Motivasi ekstrinsik sangat berkaitan erat dengan konsep reinforcement atau penguatan. Ada 2 macam reinforcement.

1. Reinforcement positif, sesuatu yang memperkuat hubungan stimulus respon atau sesuatu yang dapat memperbesar kemungkinan timbulnya sesuatu respon.

2. Reinforcement negatif, sesuatu yang dapat memperlemah timbulnya respon atau memperkecil kemungkinan hubungan stimulus-respon.

Ahmad Rohani (2004:14) menyatakan beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapat perhatian agar tercapai perbaikan-perbaikan dalam

motivasi.

1. Peserta didik ingin bekerja dan akan bekerja keras. Ia berminat terhadap sesuatu. Ini berarti bahwa hasil belajar akan lebih baik jika peserta didik dibangkitkan minatnya antara lain degan cara:

a) Membangkitkan kebutuhan pada diri peserta didik seperti

kebutuhan psikis, jasmani, sosial, dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan labil, ketidakpuasan yang

memerlukan pemuasan.

(51)

c) Berilah kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang baik atau yang diinginkan. Tugas-tugas harus disesuaikan dengan tingkat kesanggupan peserta didik.

d) Menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metode mengajar. 2. Tetapkanlah tujuan-tujuan yang terbatas dan pantas serta tugas-tugas

yang terbatas, jelas, dan wajar.

3. Usahakanlah agar peserta didik selalu mendapat informasi tentang kemajuan dan hasil-hasil yang dicapainya, janganlah menganggap kenaikan kelas sebagai alat motivasi yang utama.

Pengetahuan mengenai kemajuan dan hasil belajar itu akan memperbesar kegiatan belajar dan memperbesar minat.

4. Hadiah biasanya menghasilkan sebuah/sesuatu yang lebih baik dari pada hukuman. Kendatipun demikian adakalanya beberapa jenis hukuman dapat digunakan.

5. Manfaatkan cita-cita, sikap-sikap, dan rasa ingin tahu peserta didik. Pada umumya masa pradolesen dan permulaan adolesn memiliki cita-cita yang tinggi dan sering memberi respons dalam bentuk kerjasama, permainan, kerajinan, dan sebagainya. Rasa ingin tahu peserta didik merupakan motivator yang berharga. Jika guru mampu membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, dorongan itu akan menghasilkan usaha-usaha yang menakjubkan.

6. setiap individu ingin sukses berprestasi dalam usahanya. Dan kalau sukses tercapai akan menambah kepercayaan kepada diri sendiri, jika ia tidak sukses akan berupaya bagaimana sukses itu dapat dicapai.

7. Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendoorong partisipasi peserta didik, sehingga proses pengajaran berlangsung dengan baik, peserta didik akn menyenaggi sekolah, dan jika pesera didik sedang senang dengan sekolah, hasil belajar akan meningkat. Sekolah yang menyenangkan adalah yang padanya banyak terjadi pengajaran yang baik.

8. Motivasi adalah alat pengajaran, bukan tujuan, dan untuk

kesempurnaannya memerlukan perhatian terhadap setiap individu. 9. Pada peserta didik disarankan supaya dapat memotivasi dirinya sendiri

sehingga timbul usaha yang tinggi dalam belajar.

Dari seluruh grand teori yang diperoleh peneliti, maka teori yang lebih baik dan sangat berpengaruh besar terhadap penelitian ini adalah menurut pendapat Nasution (2004:13) mengatakan bahwa motif atau penyebab peserta didik belajar ada 2 hal, yaitu:

(52)

2. Ia belajar supaya mendapat angka yang baik, naik kelas, mendapat ijazah, dan sebagainya.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Endang Susilowati (2008) dengan judul “Hubungan antara persepsi siswa

tentang keterampilan mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2007/2008”. Menyatakan bahwa ada hubungan yang

positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur Tahun Pelajaran

2007/2008. Besarnya hubungan tersebut adalah r = 0,602.

2. Lisa Gustinaria (2010) dengan judul “Hubungan motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi belajar IPS ekonomi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009”.

Menyatakan bahwa ada hubungan motivasi belajar, aktivitas belajar dan prestasi belajar IPS ekonomi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Besarnya hubungan tersebut r = 0,471

3. Agus Mulyanto (2011) dengan judul “Pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Kalirejo tahun Pelajaran 2009/2010”. Menyatakan bahwa

(53)

siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo tahun Pelajaran 2009/2010. Besarnya pengaruh tersebut adalah r = 0,614

4. Neneng nurbayanti (2008) dengan judul “Pengaruh motivasi belajar dan

cara belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas II penjualan semester genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2006/2007. Menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas II penjualan semester genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2006/2007. Besarnya pengaruh tersebut adalah r = 0,548

C. Kerangka Pikir

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan tergantung dari bagaimana pelaksanaan atau proses dari kegiatan tersebut. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar, tingkat keberhasilannya tergantung dari bagaimana proses belajar dan pembelajaran terjadi.

Hasil belajar siswa merupakan tolak ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan termasuk sekolah. Makin tinggi hasil yang diperoleh siswa menunjukkan makin tinggi keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Jika sebaliknya, hasil belajar siswa rendah

(54)

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan berhasil jika adanya guru dan siswa, peranan guru sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar. oleh karena itu di wajibkan bagi guru memiliki keterampilan mengajar yang baik atau menggunakan berbagai macam metode dan media mengajar yang bervariasi menggunakan media power point,metode STAD, JIGSAW, dan lain sebagainya. Karena dengan menggunakan media dan metode yang bervariasi tersebut maka siswa tidak akan jenuh dan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Keterampilan mengajar adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa merupakan dua komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi dari bukunya, akan tetapi dapat

dipengaruhi oleh guru yang mengajar dan kesadaran dari siswa yang bersangkutan terhadap apa yang akan dipelajari nya tersebut.

Selain peranan keterampilan mengajar guru setiap individu juga harus

(55)

Percuma jika seorang guru memiliki keterampilan mengajar yang baik, namun siswa itu sendiri tidak memiliki motivasi untuk belajar untuk

memperoleh hasil yang baik. Oleh karena itu keterampilan mengajar seorang guru dan motivasi belajar yang dimiliki oleh seorang siswa sangat berkaitan erat satu sama lainnya dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar yang baik atau maksimal.

Berdasarkan dari uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa variabel terikat Hasil Belajar (Y) berpengaruh dengan berbagai variabel bebas, diantaranya persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru (X1), dan motivasi belajar siswa (X2). Kerangka pikir penelitian ini akan disajikan dalam gambar

paradigma berikut ini:

[image:55.595.147.534.415.556.2]

Gambar 1. Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.

Keterangan:

X1 : Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru X2 : Motivasi belajar siswa

Y : Hasil belajar siswa Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1)

Motivasi Belajar Siswa (X2)

(56)

D. Hipotesis

1. Ada pengaruh yang positif persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011

2. Ada pengaruh yang positif motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011

(57)

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian diperlukan adanya penggunaan metode untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan, dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga

memperoleh hasil yang diharapkan. Metode penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian, termasuk alat-alat apa yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengumpulkan data serta bagaimana penelitian di lapangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sugiyono, 2009:6).

(58)

facto adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian (Sugiyono, 2009:7).

Langkah-langkah pokok yang harus dilakukan dalam metode deskriptif meliputi: (a) mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai, (b) merancang cara pendekatannya, (c) mengumpulkan data, dan (d) menyusun laporan (Basrowi dan Akhmad Kasinu, 2007:92).

Penjelasan dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif adalah metode yang menggambarkan pengaruh dua variabel atau lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Penggunaan metode deskriftif verifikatif dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian (Basrowi & Akhmad Kasinu, 2007:260). Sedangkan Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah, “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(59)
[image:59.595.149.515.184.280.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 3 kelas dengan jumlah 94

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2010/2011.

No Kelas Jumlah

1 XI IPS1 32

2 XI IPS2 32

3 XI IPS3 30

Total 94

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Terbanggi Besar

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dikatakan sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Suharsimi Arikunto, 2007: 131). Menurut Sugiyono (2009: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam penelitian ini untuk menghitung besarnya sampel dari populasi dihitung berdasarkan rumus Slovin, yaitu:

n=

2 1 Ne

N

keterangan:

n = jumlah sampel

(60)

e = Nilai Kritis (batas ketelitian) yang diinginkan dan persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolirir. tingkat signifikansi (0,05)

(Ahmad Kasinu dan Basrowi, 2007:274).

Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

n=

2 1 Ne

N

2

) 05 . 0 ( 94 1

94

 

n

76 11

.

76 dibulatkanmenjadi

n

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 76 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono,2007:74).

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nasir, 1999:334), hal ini dilakukan dengan cara :

Jumlah sampel tiap kelas =

(61)
[image:61.595.146.509.90.265.2]

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas Kelas Perhitungan Pembulatan Persentse (%) XI IPS 1

87 , 25 32 94

76 26 34,21%

XI IPS 2

87 , 25 32 94

76 26 34,21%

XI IPS 3

25 , 24 30 94 76

 24 31,58%

Jumlah 76 100%

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan simple random sampling (Nasir, 1999:336).

C. Variabel Penelitian

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS
Gambar 1. Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) Interaksi antara jumlah daun dan konsentrasi Rootone-F berbeda nyata terhadap diameter tunas, tetapi

Dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut, penulis membuat program aplikasi seperti program Pascal 7.0 untuk membantu menyelesaikan persamaan linier dengan menggunakan 2

Dan Nilai Gizi Biskuit Yang Dimodifikasi Dengan Tepung Buah Pepaya”. 1.2

Mengingat kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan baru dan memperhatikan situasi serta kondisi dari pada para pemilik tanah maka untuk sementara waktu

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tek mira Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Diharapkan dari hasil penelitian ini para konseli dapat meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya berperilaku tidak baik (akhlak tercela/ akhlak madzmumah ), yaitu: ikut

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

mengetahui apakah peningkatan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing lebih tinggi daripada