I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu ekosistem hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya tidak dapat dipisahkan. Makhluk hidup akan bergantung kepada lingkungannya, begitu juga sebaliknya. Seperti halnya makrofauna tanah yang membutuhkan bahan organik sebagai bahan makanannya. Salah satu contoh bentuk bahan organik di dalam hutan adalah seresah. Seresah merupakan bagian tanaman yang telah mati berupa daun, cabang, ranting, bunga, dan buah yang gugur di permukaan tanah baik yang masih utuh maupun yang telah mengalami pelapukan sebagian (Hairiah dkk., 2004).
Seresah memiliki peranan yang penting di lantai hutan karena sebagian besar pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari seresah. Seresah juga berguna bagi tanah dan mikroorganisme tanah apabila telah mengalami
penguraian, sehingga senyawa organik kompleks pada seresah diubah menjadi senyawa organik sederhana dan menghasilkan hara mineral yang
2
Tahura Wan Abdul Rachman adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki luas 22.244 ha, sehingga memiliki potensi produksi seresah yang sangat besar. Informasi mengenai produksi seresah pada tegakan hutan di blok penelitian dan pendidikan Tahura Wan Abdul Rachman merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, dalam upaya membantu penyediaan data yang diperlukan untuk referensi bagi pihak pengelola perlu diadakan penelitian mengenai produksi seresah pada tegakan hutan di blok penelitian dan pendidikan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui produksi seresah di bawah tegakan hutan di blok penelitian dan pendidikan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman.
2. Mengetahui jenis dan kerapatan tegakan hutan di blok penelitian dan pendidikan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman.
3. Mengetahui korelasi antara produksi seresah dan kerapatan tegakan hutan. 4. Mengetahui korelasi antara produksi seresah dan jumlah jenis tumbuhan
penyusun tegakan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
2. Sebagai informasi bagi instansi terkait agar memberikan pengarahan kepada masyarakat, untuk tetap mengelola hutan dengan tidak mengenyampingkan aspek produksi seresah.
3. Sebagai referensi untuk penelitian yang serupa pada masa yang akan datang.
D. Kerangka Pemikiran
Tanah merupakan medium alami tempat mahluk hidup tumbuh, berkembang biak, dan mati. Oleh karena itu, tanah mampu menyediakan bahan organik selama bertahun-tahun yang dapat didaur ulang untuk nutrisi tanaman. Di hutan tropis tingkat daun yang gugur sangat tinggi, hal demikian merupakan bagian dari siklus hara yang penting dalam ekosistem. Besarnya kandungan bahan organik di dalam tanah bergantung kepada produksi seresah dan laju dekomposisi seresah. Oleh karena itu, produksi seresah menjadi bagian yang penting dalam transfer bahan organik dari vegetasi ke dalam tanah (Zamroni dan Rohyani, 2008). Produksi seresah menentukan proses dekomposisi yang berperan bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi produksi seresahnya maka semakin tinggi laju dekomposisinya.
4
ketika tanaman berumur kurang dari tiga tahun. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian pada areal tersebut untuk memperoleh data dasar
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Vegetasi Hutan
Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari jenis tumbuhan yang kecil hingga berukuran yang besar. Siklus hara didalam hutan akan
terpelihara dengan baik apabila hutan tetap terjaga kelestariannya, sehingga tanah menjadi subur dan mampu menyediakan kebutuhan hara dan mineral bagi organisme tanah maupun tanaman. Suatu jenis pohon dapat tumbuh di suatu lokasi dan kecepatan pertumbuhannya sangat ditentukan oleh faktor tempat tumbuh hutan.
6
Berikut ini bagan aliran energi dan siklus materi/mineral.
Matahari
Keterangan : = siklus materi/mineral = aliran energi
B. Biologi Tanah
Tanah tersusun oleh tiga kelompok material yaitu material hidup berupa biota (jasad-jasad hayati), faktor biotik berupa bahan organik, dan faktor abiotik berupa pasir debu dan liat (Hanafiah, 2007). Biota tanah adalah kumpulan jasad hidup yang menjadikan tanah sebagai ruang hidup untuk menjalankan kegiatan ekologisnya. Biota tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tanah yang antara keduanya terdapat hubungan timbal balik. Biota tanah merupakan salah faktor pembentuk tanah yang kegiatan
ekofisiologisnya mengendalikan proses perubahan tanah melalui perombakan (dekomposisi), yaitu melalui proses penghancuran dan perombakan bahan organik yang disebut humifikasi dan mineralisasi (Muawin, 2009).
Dalam ekosistem tanah keberadaan makrofauna menyumbangkan unsur hara tanah melalui perombakan bahan organik. Pada ekosistem tanah yang banyak dihuni oleh makrofauna tanah, struktur tanah menjadi gembur mempunyai porositas yang tinggi. Ketersediaan bahan organik didalam tanah akan berpengaruh terhadap keberadaan organisme tanah. Semakin tersedia bahan organik, maka keberadaan organisme tanah juga semakin tinggi karena bahan organik merupakan sumber makanan makrofauna dalam tanah (Taufik, 2010).
C. Produksi Seresah
8
seresah dan perpindahan seresah ke tempat lain karena terangkut oleh aliran permukaan. Seresah yang hanyut menyebabkan seresah tidak dapat berfungsi sempurna dalam mempertahankan sifat fisik tanah. Lapisan seresah yang tebal pada suatu lahan, merupakan jaminan bagi perbaikan kondisi fisik tanah (Hairiah dkk., 2004).
Berikut ini adalah contoh-contoh produksi seresah diberbagai tegakan :
1. Produksi Seresah Mangium (Acacia mangium)
Program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) sudah berlangsung lama dengan mengembangkan jenis-jenis pohon cepat tumbuh seperti mangium(Acacia mangium). Keuntungan penanaman jenis ini selain dapat tumbuh pada lahan kritis juga mempunyai produktivitas yang tinggi dan memiliki daur yang pendek, tetapi penanaman secara monokultur akan menurunkan hara mineral di dalam tanah (Mindawati, 1995).
Hasil perhitungan produksi seresah mangium (Acacia mangium)dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata produksi seresah mangium (Acacia mangium)
Plot
2. Produksi Seresah Hutan Mangrove
Dari hasil analisis vegetasi yang dilakukan di hutan mangrove Teluk Sepi diperoleh tiga famili yang meliputi lima genus dan delapan spesies tumbuhan mangrove, terdiri dari Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Ceriops tagal, Ceriops decandra,
Brugueria spp., Sonneratia alba, dan Aegiceras corniculatum (Zamroni dan Rohyani, 2008).
Pohon di hutan mangrove Teluk Sepi didominasi oleh Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata. Berdasarkan hasil perhitungan tegakan mangrove tercatat tingkat kerapatan vegetasinya sebesar 480 pohon/hadengan luas basal area sebesar 7,64 m2/ha. Komposisi Rhizophora mucronata terbesar sebanyak 392 pohon/ha, diikuti
Rhizophora apiculata sebesar 72 pohon/ha, dan vegetasi lainnya sebesar 16 pohon/ha (Zamroni dan Rohyani, 2008).
Hasil perhitungan seresah di hutan mangrove Teluk Sepi selama penelitian tersaji pada Tabel 2. Dari tabel ini diketahui bahwa produksi seresah di Teluk Sepi sebesar 9,9 ton/ha/tahun dengan kontribusi Rhizophora
10
Tabel 2. Rata-rata produksi seresah mangrove (ton/ha/tahun) di Teluk Sepi, Lombok.
reproduktif Ranting Total
R. mucronata 4,87 0,46 0,08 5,41 54,70%
Sumber: Zamroni dan Rohyani (2008)
3. Produksi Seresah pada Pertanaman Kopi Monokultur
Hutan dapat melindungi permukaan tanah dari bahaya erosi. Alihguna lahan hutan dan penggunaan lahan untuk pertanian seringkali mendorong peningkatan limpasan permukaan dan erosi. Penanaman kopi monokultur dianggap sebagai penyebab utama terjadinya perubahan hidrologi dan peningkatan erosi. Tanaman kopi tumbuh dengan cepat sehingga pada umur tiga tahun tajuknya sudah hampir menutupi seluruh permukaan tanah. Tetapi, pada fase pertumbuhan cepat ini tidak banyak daun tua yang mati dan gugur menjadi seresah yang bisa menambah bahan organik di lapisan tanah atas (Widianto dkk., 2011).
Jumlah seresah yang dihasilkan tanaman kopi muda masih sangat sedikit. Pada tahun ketujuh setelah penanaman kopi baru terlihat adanya
sebagian besar merupakan kontribusi dari bahan organik yang berasal dari pelapukan seresah dedaunan terutama daun kopi. Namun penanaman kopi monokultur belum bisa mengembalikan fungsi hidrologis hutan secara penuh, limpasan permukaan dan erosi pada lahan kopi jauh lebih besar dibandingkan yang terjadi pada lahan hutan (Widianto dkk., 2011).
Tabel 3. Penutupan permukaan tanah oleh seresah kopi monokultur
Kopi monokultur (tahun ke-)
Produksi seresah (penutupan permukaan tanah
oleh seresah daun (%))
1 4
3 47
7 66
10 68
Sumber: Widianto dkk. (2011)
D. Peran dan Manfaat Seresah
Penutupan seresah pada permukaan tanah penting untuk mengendalikan penguapan yang berlebihan pada musim kemarau sehingga tanah tetap lembab dan kekeringan tidak terjadi secara berkepanjangan. Pada musim penghujan seresah di permukaan tanah berperanan mengurangi laju limpasan permukaan pada lahan-lahan berlereng. Lapisan seresah menjadi tempat mencari makan bagi organisme tanah. Seresah juga mempertahankan kandungan bahan organik tanah tetap tinggi (Hartanto, 2010).
12
1. Biomassa adalah massa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu tajuk pohon, tumbuhan bawah atau gulma, dan tanaman semusim
2. Nekromassa adalah massa dari bagian pohon yang telah mati baik yang masih tegak di lahan (batang atau tunggul pohon), atau telah
tumbang/tergeletak di permukaan tanah, tonggak atau ranting dan daun-daun gugur (seresah) yang belum lapuk.
3. Bahan organik tanah adalah sisa makhluk hidup (tanaman, hewan dan manusia) yang telah mengalami pelapukan baik sebagian maupun
seluruhnya dan telah menjadi bagian dari tanah. Ukuran partikel biasanya lebih kecil dari 2 mm.
Seresah memiliki peranan yang sangat penting di lantai hutan karena sebagian besar pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari seresah. Seresah berguna bagi tanah apabila telah mengalami pelapukan, sehingga berubah menjadi senyawa anorganik dan menghasilkan hara mineral yang langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kegunaan seresah dalam proses
penyuburan tanah sangat bergantung pada laju produksi dan laju dekomposisi. Selain itu komposisi kimia dari seresah akan sangat menentukan dalam
penambahan hara ke tanah dan juga dapat menciptakan substrat yang baik bagi organisme pengurai (Mindawati, 1995).
Menurut (Hairiah dkk., 2004) seresah mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Mempertahankan kegemburan tanah melalui perlindungan permukaan
2. Menyediakan makanan bagi organisme tanah terutama makroorganisme seperti cacing tanah.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di blok penelitian dan pendidikan Tahura Wan Abdul Rachmanselama tiga bulan yaitu mulai Oktober sampai dengan Desember tahun 2011.
B. Objek Penelitian dan Alat
Objek penelitian adalah vegetasi hutan di blok penelitian dan pendidikan Tahura Wan Abdul Rachman. Alat-alat yang digunakan antara lain alat tulis, lembar pengamatan, tali rafia, pita meter, komputer, kamera, timbangan, oven, dan christen meter.
C. Batasan Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di blok penelitian dan pendidikan Tahura Wan Abdul Rachman.
D. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder.
1. Data Primer
Data primer yang diambil meliputiproduksi seresah di masing-masing plot contoh, jenis tumbuhan dan kepadatannya.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diambil meliputi karakteristik lokasi penelitian berupa data keadaan umum lokasi penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Produksi Seresah
Pengambilan seresah dilakukan dengan cara menampung seresah yang jatuh dalam plot 1 m x 1 m yang dibatasi dengan tali rafia. Seresah diambil setiap periode satu bulan sekali. Pada plot 20 m x 20 m dibuat tiga unit plot berukuran 1 m x 1 m dengan cara sistematis.
Pengambilan seresah dilakukan setiap satu bulan sekali selama tiga bulan.
b. Jenis dan Kerapatan Tegakan
Plot pengamatan berukuran 20 m x 20 m dengan intensitas sampling 0,06%. Dari luas total 540,43 ha akan diambil luas sampel 3.242 m2 yang kemudian dibagi menjadi 9 petak. Jarak yang digunakan sebagai jarak antar garis rintis adalah 1.125 m dan jarak antar plot adalah
18
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Metode ini digunakan untuk mencari, menganalisis, mengumpulkan data penunjang yang terdapat dalam dokumen resmi seperti mempelajari buku-buku, tulisan-tulisan umum, dan literatur lainnya yang dipakai sebagai bahan referensi dalam menentukan produksi seresah, kerapatan tumbuhan, dan analisis korelasi.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Produksi Seresah
Produksi seresah dinyatakan dalam biomassa seresah. Produksi seresah dapat dihitung dengan menimbang seresah yang diambil dari plot pengamatan. Seresah yang sudah diambil ditimbang bobot basah dan bobot keringnya. Pengeringan seresah dilakukan dengan memasukkan seresah pada oven dengan suhu 800 C hingga mencapai bobot konstan. 2. Kerapatan Jenis Tumbuhan
Untuk menghitung kerapatan tumbuhan yang ada di blok penelitian dan pendidikan Tahura Wan Abdul Rachman maka digunakan rumus kerapatan sebagai berikut.
Steel dan Torrie (1991) menyatakan untuk mengetahui ukuran keeratan hubungan antara variabel x dan y, akan dilakukan analisis korelasi menurut persamaan berikut.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Fisik Wilayah
1. Letak dan Luas
Wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman mencakup kawasan hutan Register 19 Gunung Betung. Secara administratif Tahura Wan Abdul Rachman termasuk dalam wilayah Kecamata Tanjung Karang Barat, Kemiling, dan Kecamatan Teluk Betung Barat, serta Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Kedondong, Kecamatan Way Lima, dan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2006).
Secara geografis batas-batas Tahura Wan Abdul Rachman berada pada 050.18’ sampai dengan 050.29’ LS dan antara 1050.02’ sampai dengan 1050.14’ BT dengan luas 22.249,31 ha (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2006). Penelitian ini dilakukan di blok penelitian dan
pendidikan yang berada di daerah Sumber Agung, Batu Putu dan Beringin Raya sampai ke lereng Gunung Betung dengan luas 540,43 ha.
2. Topografi
dari berombak sampai dengan bergunung. Wilayah berombak sampai dengan bergelombang berada pada bagian pinggir kawasan, memanjang dari Teluk Betung Barat, Tanjung Karang Barat, Gedong Tataan sampai Kedondong. Perlembahan berada di antara Gunung Betung dan Gunung Tangkit Ulu. Wilayah berbukit sampai dengan bergunung berada di sekitar Gunung Betung dengan puncak 1.240 m dpl, Gunung Tangkit dengan puncak 1.681 m dpl (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2006).
Tabel 4. Distribusi kemiringan lahan di tahura Wan Abdul Rahman
No Kelas
lereng Kemiringan Bentuk wilayah
Luas
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung (2006)
3. Tanah dan Batuan Induk
Satuan-satuan lahan yang meliputi wilayah Tahura Wan Abdul Rachman tersusun dari dua jenis tanah (soil subgroup) yaitu Dystropept dan
Distrandept. Kedua jenis tanah ini berkembang dari bahan induk volkanik berupa tuff yang bereaksi intermedier (Dinas Kehutanan Provinsi
Lampung, 2006).
Tabel 5. Jenis tanah (soil subgroup) yang ditemukan di Tahura Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung
22
4. Iklim
Berdasarkan klasifikasi Koppen, daerah dengan curah hujan tahunan rata-rata sebesar 1.627,5 mm dan temperatur lebih dari 180C secara umum diklasifikasikan ke dalam tipe iklim A, dengan rata-rata hujan pada bulan kering lebih besar dari 60 mm (yakni bulan Juni, Juli, dan Agustus) maka wilayah Tahura Wan Abdul Rachman termasuk zona iklim Am yakni beriklim hujan tropik. Sedangkan menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, wilayah Tahura Wan Abdul Rachman termasuk zona iklim B yakni daerah basah (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2006).
A. Keadaan Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Penduduk
Salah satu desa yang terdapat di daerah penelitian (blok penelitian dan pendidikan) adalah kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Jumlah penduduk kelurahan Sumber Agung sampai tahun 2006 adalah 2.800 jiwa (1.500 jiwa berjenis kelamin perempuan dan 1.300 jiwa berjenis kelamin laki-laki), dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 761 KK. Dari jumlah penduduk tersebut 2.783 jiwa beragama Islam dan 17 jiwa beragama Kristen.
Tingkat pendidikan penduduk didominasi oleh pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 812 jiwa atau 29,24%, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 549 jiwa atau 21,39%, kemudian sebanyak 469 jiwa atau 16,88% dengan tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan yang lainnya yang berusia 7—45 tahun tetapi tidak pernah sekolah (10,80%), tidak tamat SD (2,44%), Diploma 3 (0,14%), Diploma 2 (0,10%), Diploma 1 (0,10%), Sarjana (0,10%), sedangkan 18,76% sisanya belum bersekolah (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2006).
B. Sarana dan Prasarana
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Rata-rata produksi seresah pada tegakan hutan di blok penelitian dan pendidikan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman sebesar 0,56 ton/ha. 2. Jenis pohon di Tahura Wan Abdul Rachman khususnya di blok penelitian
dan pendidikan memiliki kerapatan yang rendah.
3. Semakin tinggi kerapatan tegakan maka produksi seresahnya semakin tinggi. Tetapi, semakin banyak jumlah jenis tumbuhannya tidak diikuti semakin tinggi jumlah produksi seresahnya, karena tidak semua jenis tumbuhan mudah menggugurkan daunnya.
B. Saran
Kepada UPTD Tahura Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung sebaiknya menambahkan jenis-jenis pohon yang mudah menggugurkan daunnya seperti randu dan karet, sehingga jenis seresah yang dihasilkan tidak hanya
PRODUKSI SERESAH PADA TEGAKAN HUTAN DI BLOK PENELITIAN DAN PENDIDIKAN TAMAN HUTAN RAYA
WAN ABDUL RACHMAN PROVINSI LAMPUNG (Skripsi)
Oleh Riyanto
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Model sederhana siklus materi dan arus energi dalam ekosistem
(Soeriatmadja, 1981 yang dikutip Indriyanto, 2006) ... 6
2. Peta lokasi penelitian Tahura Wan Abdul Rachman ... 16
3. Tata letak plot di lapangan ... 17
4. Plot contoh dengan metode garis berpetak... 17
5. Lokasi blok penelitian dan pendidikan Tahura Wan Abdul Rachman .. 38
6. Pembuatan plot ukuran 20 m x 20 m ... 38
7. Pembuatan plot ukuran 1 m x 1 m ... 39
8. Plot ukuran 1 m x 1 m ... 39
9. Penimbangan seresah ... 40
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Hutan ... 5
B. Biologi Tanah ... 7
C. Produksi Seresah ... 7
D. Peran dan Manfaat Seresah ... 11
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 18
1. Produksi Seresah ... 18
2. Kerapatan Jenis Tumbuhan ... 18
3. Analisis korelasi ... 18
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah ... 20
1. Letak dan Luas ... 20
2. Topografi... 20
3. Tanah dan Batuan Induk ... 21
4. Iklim ... 22
B. Keadaan Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Penduduk ... 22
C. Sarana dan Prasarana ... 23
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24
3. Korelasi antara Produksi Seresah dengan Kerapatan Tumbuhan dan Produksi Seresah dengan Jumlah Jenis Tumbuhan ... 31
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, T. 2004. Serasah, Pengendali Kapas Hemat Biaya. www.litbang.deptan. go.id. 1 p.
Buliyansih, A. 2005. Penilaian Dampak Kebakaran terhadap Makrofauna Tanah dengan Metode Forest Health Monitoring (FHM). http://repository.ipb. ac.id/ bitstream/handle/123456789/11367/E05abu.pdf?sequence=2. Diakses pada 29 Juli 2012. 121 p.
Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. 2006. Master Plan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. PT. Laras Sembada. Jakarta. 142 p.
Fitri. 2011. Biologi Tanah. http://fitri05.wordpress.com/2011/01/24/biologi-tanah- i-pendahuluan-a-latar-belakang-tanah-merupakan-medium-alami-tempat- tanaman-hidup-berkembang-biak-dan-mati-karena-itu-tanah-mampu-menyediakan-sumber-bahan-organik-selama-bertahun-ta/. Diakses pada 01 Desember 2010. 12 p.
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 358 p.
Hairiah. K., Widianto., D. Suprayogo., R. H. Widodo., P. Purnomosidhi., S. Rahayu., dan M. V. Noordwijk. 2004. Ketebalan Seresah sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) Sehat. http://www.world agroforestry.
org/downloads/publications/PDFs/B13576.pdf. Diakses pada 27 Maret 2011. 41 p.
. dan Rahayu. S. 2007. Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. http://www.worldagroforestry centre.org /sea/Publications/files/manual/MN0035-07/MN0035-07-1.PDF Diakses pada 19 Juni 2012. 11 p.
Hartanto, D. W. 2010. Peran Lembaga Adat dalam Pelestarian Hutan.
http://boedhy02.risnandarweb.com/index.php?option=com_content&view=a
35
Hariyanto, M. 2011. Hutan Konservasi. http://blogmhariyanto.blogspot.com/ 2010/02/hutan-konservasi.html. Diakses pada 21 Februari 2011. 5 p. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Cetakan Pertama. P T Bumi Aksara. Jakarta.
210 p.
Indriyanto. 2003. Ekologi Hutan. Penuntun Praktikum. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 73 p.
Mindawati, N. 1995. Produksi dan Laju Dekomposisi Seresah Acacia mangium Wild. http://library.forda-mof.org/libforda/data_pdf/618_4_1999.pdf. Diakses pada 23 Juni 2011. 77 p.
Monde., A. N. Sinukaban., K. Murtilaksono., dan N. H. Pandjaitan. 2008. Dinamik Kualitas Tanah, Erosi, dan Pendapatan Petani Akibat Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Lahan Kakao di DAS Nopu, Sulawesi Tengah. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/31308215225.pdf. Diakses pada 29 Juli 2012. 11 p.
Muawin, H.A. 2009. Biologi Tanah. http://herumuawin.blogspot.com/ 2009/01/biologi-tanah.html. Diakses pada 01 Desember 2010. 4 p. Onrizal. 2005. Hutan dan Pengaturan Tata Air. http://repository.usu.ac.Id/
bitstream /123456789/875/1/hutan-onrizal11.pdf.Diakses pada 19 Juni 2012. 10 p.
Putri. S. 2005. Laju Dekomposisi Seresah Daun Akasia (Acacia mangium Wild.) di Klebengan Yogyakarta.http://loveera.blogdrive.com/archive/42.html. Diakses pada 27 Maret 2011. 12 p.
Rahmawaty. 2004. Hutan: Fungsi dan Peranannya Bagi Masyarakat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1028/1/hutan-rahmawaty6.pdf. Diakses pada 21Februari 2011. 7 p.
Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. P T Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 748 p.
Taufik. 2010. Peran Makrofauna Bagi Tanah. http://taufikagt2.blogspot.com/ 2010/06/ peran-makrofauna-bagi-tanah.html.Diakses pada 01 Desember 2010. 3 p.
Widianto., D. Suprayogo., H. Noveras., R. H. Widodo., P. Purnomosidhi., dan M. V. Noordwijk. 2011. Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian Apakah Fungsi Hidrologis Hutan dapat digantikan Sistem Kopi Monokultur
Wiharto, M. 2010. Produktivitas Vegetasi Hutan Hujan Tropis.
http://naturehealthy.webs.com/produktivitas_hht.pdf. Diakses pada 13 Juni 2012. 12 p.
PRODUKSI SERESAH PADA TEGAKAN HUTAN DI BLOK PENELITIAN DAN PENDIDIKAN TAMAN HUTAN RAYA
WAN ABDUL RACHMAN PROVINSI LAMPUNG
Oleh Riyanto
Skripsi
sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PRODUKSI SERESAH PADA TEGAKAN HUTAN DI BLOK PENELITIAN DAN PENDIDIKAN
TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN PROVINSI LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Riyanto No. Pokok Mahasiswa : 0614081055 Jurusan : Kehutanan Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Ir. Indriyanto, M.P. Drs. Afif Bintoro, M.P. NIP 196211271986031003 NIP 196006171987031007
2. Ketua Jurusan Kehutanan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Indriyanto, M.P.
Sekretaris : Drs. Afif Bintoro, M.P.
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si.
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 1960601711987031007
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah Hirabbil’alamin sebagai ungkapan syukur, saya persembahkan karya sederhana ini
untuk orang-orang terkasih.
Bapak dan Ibu tercinta atas dukungan, do’a, dan kasih sayang
yang tak terhingga kepada saya.
Kakak dan adik yang selalu memberikan semangat untuk keberhasilan saya.
Semua sahabat saya yang telah membantu dalam penelitian dan memberikan motivasi.
Dosen kehutanan yang telah mendidik dan memberikan ilmunya.
Almamater Tercinta Universitas Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Dengan rahmat Allah SWT penulis dilahirkan di Ogan Komering Ilir pada tanggal 2 April 1986. Penulis merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Partoyo dan Ibu Chadriyah. Penulis mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Suka Mukti tahun 1998, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 4 Mesuji pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Teladan 1 Metro pada tahun 2006.
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan sholawat serta salam disampaikan kepada junjungan Rasulallah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Produksi Seresah pada Tegakan Hutan di Blok Penelitian dan Pendidikan Taman Hutan Raya Wan Abdul
Rachman Provinsi Lampung” Skripsi tersebut merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak sebagai berikut. 1. Bapak Ir. Indriyanto, M.P. selaku dosen pembimbing pertama atas
bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Afif Bintoro, M.P. selaku pembimbing ke-2 atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku dosen penguji atas saran dan kritik
yang telah diberikan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Ibu Dr. Ir. Christine Wulandari, M.P. selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya Jurusan Kehutanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.
8. Bapak Saban selaku ketua Kelompok Pengelola dan Pelestarian Hutan Sumber Agung, Bapak Adick yang telah meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam penelitian ini.
Bandar Lampung, Mei 2012