• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kajian ilmu hubungan internasional sampai saat ini tidak dapat dilepaskan dari persoalan konflik antar negara. Kenyataan ini sudah menjadi bagian dalam pengembangan keilmuan dan menjadi bagian terpenting dari perkembangan kehidupan manusia di muka bumi. Sejak terjadinya Perang Dunia I (1914-1918) sampai berakhirnya Perang Dingin, sejarah kehidupan manusia selalu diwarnai oleh konflik antar negara, baik yang bersifat multilateral maupun bilateral. Fenomena ini terjadi hampir di setiap benua maupun kawasan (Asia, Amerika, Afrika, dan Eropa), dengan isu yang berbeda. Salah satunya adalah yang menyangkut persoalan perbatasan suatu negara.

Di Asia Tenggara misalnya, sampai saat ini kawasan itu dihadapkan pada persoalan konflik perbatasan Thailand dan Kamboja yang terus berlangsung. Fakta menunjukkan sejak 1945 negara-negara di kawasan Asia Tenggara jarang mengalami perdamaian, karena harus menghadapi berbagai macam pemberontakan domestik.1

Konflik tersebut terkait keberadaan Candi Shiva yang dalam bahasa setempat disebut Candi Preah Vihear.2 Konflik perbatasan Thailand-Kamboja ini pada hakikatnya mempunyai sebab sejarah yang mendalam. Garis perbatasan

1

Karl D Jackson, 1990, Peberontakan-pemberontakan Sesudah Zaman Kolonial: Pelajaran dari Asia Tenggara, dalam Robert A. Scalapino, Zeizaburo Sato & Yusuf Wanandi, 1990, Masalah Keamanan Asia, Jakarta, CSIS, hal. 195.

2

(2)

2 Thailand-Kamboja sekarang secara umum dibelah oleh kolonialis Inggris dan Perancis dan merupakan hasil pembagian kawasan pengaruh kolonialisme di Asia Tenggara pada abad ke-19, juga merupakan akar konflik Thailand-Kamboja sekarang ini.3

Wilayah kuil Preah Vihear yang terletak di selatan Kamboja dan utara Thailand telah lama menjadi sumber konflik perbatasan wilayah Kamboja dan Thailand. Masing-masing negara mengklaim wilayah candi tersebut sebagai bagian dari teritori mereka. Klaim Kamboja didasarkan pada peta yang dibuat tahun 19074, sementara Thailand menggunakan peta tahun 19045. Ketika kasus tersebut dibawa ke International Court of Justice (ICJ) pada tahun 1962, pihak Kamboja dinyatakan berhak atas wilayah candi tersebut. Keputusan ini ditolak keras oleh Thailand yang tetap mempertahankan klaimnya. Sejak saat itu konflik perbatasan antara kedua negara berlangsung.6 Dalam rangka menjembatani konflik perbatasan itu, kedua belah pihak mengajukan proses penyelesaiannya pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya UNESCO (United Nations Education Scientific and Cutural Organization).

3

China Radio International.(CRI) Online, Thailand dan Kamboja Sekali Lagi Bertikai Soal Perbatasan, di: http://indonesian.cri.cn/201/2011/02/09/1s116176.htm, diakses 9 Februari 2011

4

Pada tahun 1907, pemerintah membuat peta yang disebut Annex I Map yang menyebutkan bahwa Kuil Preah Vihear yang terletak di atas pegunungan Dangrek digambarkan berada dalam wilayah kedaulatan Kamboja. Angkor, Peta Beranotasi Preah Vihear, di:

http://www.angkor.com/2bangkok/forum/member.php, diakses 28 Agustus 2010.

5

Peta pada tahun 1904 merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Perancis dengan Siam (Thailand) yang menyebutkan bahwa perbatasan sepanjang Pegunungan Dangrek merupakan garis batas air (pasal 1). Pegunungan Dangrek tempat berdirinya Kuil Preah Vihear berada dalam garis batas antara dua negara, Kamboja di sebelah selatan dan Thailand di sebelah utara. Edited by The Council of Ministers of The Royal Government of The Kongdom of Kambodja, The Temple of Preah Vihear Proposed for The Inscription on The World Heritage List (UNESCO), di: http://107_Preah Vihear_proposed_for_inscription_on_UNESCO.pdf, dikses 4 Desember 2009

6

(3)

3 Pada 7 Juli 2008 Preah Vihear ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Education Scientific and Cutural Organization) sebagai Warisan Dunia (World

Heritage), seperti halnya Candi Borobudur di Indonesia. Rupanya penetapan UNESCO terhadap Candi Shiva tersebut sebagai Warisan Dunia di wilayah Kamboja, telah memperkuat hak dan rasa kepemilikan negeri itu. Sementara Thailand juga mengklaim Preah Vihear berada dalam wilayah negaranya.7 Padahal, pada awalnya kedua Negara tersebut sepakat untuk mengajukan kuil Preah Vihear sebagai salah satu warisan dunia karena tingginya nilai budaya yang dimiliki bangunan kuno itu. Namun beberapa waktu kemudian pemerintah Thailand merubah keputusannya dengan melakukan penolakan keputusan UNESCO itu dengan alasan masih terdapat ketidak sepahaman terhadap letak kuil Preah Vihear yang sebenarnya.8 Kondisi berimplikasi pada stabilitas politik dalam negeri Negara Thailand.

Di Thailand, kepercayaan rakyat kepada pemerintah di bawah kepemimpinan PM Samak terus menurun dan semakin kecewa setelah keluarnya keputusan UNESCO atas kuil Preah Vihear. Kekecewaan tersebut ditunjukkan dengan melakukan demonstrasi di daerah perbatasan lokasi kuil Preah Vihear sebagai bentuk protes keputusan itu. Mereka mengklaim status baru kuil sebagai Warisan Dunia (World Heritage) yang memperkuat hak kepemilikannya pada Kamboja, mengakibatkan Thailand kehilangan wilayah seluas 4,6 kilometer

7

Wim T., Op.cit, 8

(4)

4 persegi.9 Tuntutan ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan potensi keamanan Thailand.

Posisi Kuil Preah Vihear yang terletak digaris terluar Negara Thailand menyebabkan kuil dan daerah di sekitar kuil tersebut menjadi daerah yang sangat strategis bagi perbatasan negara itu. Dari garis terluar ini, Thailand dapat mengawasi pergerakan negara-negara tetangganya, termasuk Kamboja. Seperti yang pernah dilakukan tentara Khmer Merah yang pernah menguasai kawasan kuil ketika kelompok Maois ini terusir dari ibukota Kamboja akibat Invasi Vietnam pada tahun 1975.10

Selain itu, keputusan UNESCO di atas juga merugikan Thailand secara ekonomi. Disamping sumber daya yang melimpah, kawasan kuil juga dipercaya mengandung minyak bumi dan gas alam yang sangat besar. Bedasarkan hasil eksplorasi perusahan minyak terbesar Amerika Serikat, Chevron, menunjukkan bahwa di sebelah utara kawasan itu mengandung minyak bumi dan gas alam yang cukup banyak, sedangkan di bagian selatan mengandung lebih banyak minyak bumi dan gas alam dalam bentuk endapan dan lebih kental.11

Fakta-fakta diatas itulah yang menjadi rasionalisasi pihak Thailand menolak keputusan UNESCO pada 7 Juli 2008. Mengenai penolakan Thailand ini, membuat penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai alasan-alasan Thailand menolak keputusan tersebut di atas.

9

Koran Indonesia, DK PBB Diminta Selesaikan Konflik Thailand-Kamboja, di: http://www.koranindonesia.com. Diakses 22 Juli 2008

10

Grameen Foundation, Prasat Preah Vihear Temple, di: http://www.grameen.org, diakses 7 Desember 2009

11

Shawn W. Crispin, Cambodia’s Coming Energy Bonanza, di:

(5)

5 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar bekang masalah yang telah dikemukan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana alasan-alasan Thailand menolak keputusan UNESCO pada 7 Juli 2008 terkait kepemilikan kuil Preah Vihear?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan penolakan pemerintah Thailand terhadap keputusan UNESCO pada 7 juli 2008 terkait kepemilikan kuil Preah Vihear.

1.4 Kegunaan atau Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini, penulis bagi dalam dua aspek, yaitu:

1. Aspek Akademis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi perluasan wacana dan pemenuhan referensi keilmuan bagi studi-studi hubungan internasional khususnya yang berhubungan dengan perilaku negara sebagai salah satu aktor hubungan internasional dan penerapan kebijakan luar negeri suatu negara.

2. Aspek Praktis

(6)

6 mungkin menggunakan kapasitasnya dalam merumusan kebijakan luar negeri negaranya terkait dengan interkasi antar Negara, terutama ketika dihadapkan pada persoalan konflik bilateral.

1.5 Penelitian Terdahulu

Salah satu penelitian terdahulu yang terkait dengan persoalan konflik perbatasan Thailand dan Kamboja adalah yang berjudul Sengketa Teritorial Thailand-Kamboja Berdasarkan Atas Kepemilikan Wilayah Kuil Preah Vihear oleh H Pical.12 Dalam penelitiannya tersebut, Pical berusaha melakukan eksplorasi terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya konflik perbatasan Thailand dan Komboja. Dia mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sengketa territorial Kamboja-Thailand atas kepemilikan wilayah Kuil situs Preah Vihear adalah 1). Perbedaan persepsi terhadap keabsahan watershed line yang dipergunakan dalam peta; dan 2). Didorong adanya persaingan kepentingan ekonomi-politik kedua negara atas keberadaan Kuil Preah Vihear.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak bermaksud untuk melakukan ekplorasi mengenai faktor-faktor penyebab konflik perbatasan Thailand-Kamboja seperti yang dilakukan H Pical di atas, tapi lebih pada melakukan analisis mengenai alasan Thailand menolak keputuasan UNESCO tanggal 7 Juli 2008 terkait dengann status kepemilikan Kuil Preah Vihear.

12

(7)

7 Penelitian terdahulu yang lain adalah yang berjudul Kebijakan Pemerintah Thailand Memilih Indonesia Sebagai Mediator Penyelesaian Konflik Thailand

Selatan oleh W Pratiwi.13 Dalam penelitiannya itu, Pratiwi mengemukakan bahwa alasan pemerintah Thailand memilih Indonesia sebagai mediator dan fasilitator penyelesaian konflik Thailand Selatan adalah disebabkan karena adanya 3 faktor, yaitu: 1). Indonesia memiliki netralitas yang tinggi; 2). Indonesia berkompetensi dalam menyelesaikan konflik domestik maupun internasional 3). Pengalaman Indonesia dalam memainkan perannya sebagai mediator penyelesaian konflik dan penjaga perdamaian.

Apabila dalam penelitian di atas menfokuskan pada alasan Thailand memilih Indonesia sebagai mediator dalam proses penyelesaian konflik, maka dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan pada alasan Thailand menolak keputusan UNESCO sebagai bagian dari proses penyelesaian konflik tersebut.

1.6 Konsep

1.6.1 Kekuatan Nasional

Kekuatan nasional (national power) yang dimiliki suatu negara atau bangsa, baik yang nyata dan jelas terlihat walaupun yang tersimpan sebagai potensi tetapi siap-siaga untuk digunakan atau diberdayakan. Dalam hal suatu

13

(8)

8 negara dinilai kuat secara ekonomi, tetapi relatif lemah di bidang pertahanan (militer). Contohnya, Jepang.14

Coulombis dan Wolfe membagi unsur-unsur kekuatan nasional dalam dua kategori atau penggolongan yaitu, tangible elements (yang konkrit/nyata wujudnya dan dapat diukur) dan intangible elements yang meliputi: populasi (jumlah penduduk); luas wilayah (termasuk letak-letak geopolitik); sumber alam dan kapasitas industri; kapasitas produksi pertanian; kekuatan dan mobilitas

militer; kepemimpinan nasional (leadership and personality); pendayagunaan (efisiensi) organisasi-birokrasi; tipe dan gaya pemerintahan; keterpaduan

masyarakat (social cohesiveness); diplomasi, dukungan luar negeri, kebergantungan; dan peristiwa-peristiwa tertentu.15

Sementara itu, Hans J. Morgenthau membagi kekuatan nasional atas unsur yang stabil (tidak mudah berubah) dan yang labil (mudah berubah), antara lain: geografi (letak, luas, dan kondisi wilayah); sumber daya alam (natural

resources); kemampuan industry (industrial capacity); kesiagaan militer (military preparedness); jumlah dan kualitas penduduk (amount and quality of citizens); watak dan sikap bangsa (national character); ahklak dan semangat nasional

(national morale); kualitas diplomasi (quality of diplomation); dan kualitas pemerintah (quality of government).16

14

Teuku May Rudi, 2002, Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, Bandung: PT Refika Aditama, hal. 114

15

Ibid, hal. 114-115

16

(9)

9 Kekuatan nasional memiliki hubungan yang sangat erat dengan ketahanan nasional sebuah negara. Ketahanan (Resilience) berbeda dari Pertahanan (defence) yang hanya terfokus pada persoalan militer saja. Ketahanan nasional mimiliki berbagai definisi, yaitu:

1. Ketahanan yang terpadu dari segala aspek kehidupan bangsa secara utuh dan menyeluruh (faktor tata nilai dan budaya);

2. Kondisi dinamis yang merupakan kesatuan atau integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara yang makin kuat dan kukuh untuk mampu mengatasi tantangan yang dihadapi (faktor kesejahteraan dan partisipasi politik yang demokratis);

3. Kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara (faktor kekuatan militer dan pengembangan sumber daya); dan

4. Mencakup ketahanan ideology, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan.17

Berdasarkan konsep kekuatan nasional di atas, peneliti mengasumsikan bahwa alasan-alasan penolakan Thailand terkait kepemilikan kuil Preah Vihear yang diputuskan UNESCO pada tahun 2008 mengindikasikan besarnya kekuatan nasional yang dimiliki Thailand yang menyebabkan negara ini sangat percaya diri untuk menolak keputusan tersebut.

17

(10)

10 1.6.2 Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional (national interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama di antara semua negara/bangsa adalah kemanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini, yaitu kemanan (security) dari kesejahteraan (prosperity), pasti terdapat serta merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan nasional bagi setiap negara.18

Kepentingan nasional lazim diidentikkan dengan tujuan nasional (national goals atau national objectives). Namun untuk hal-hal lainnya yang bisa saja berbeda dan berubah dalam jangka waktu tertentu, jelas perlu diutarakan sebagai kepentingan nasional dan bukan tujuan nasional. Contohnya kepentingan pembangunan ekonomi, kepentingan pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), ekspansi dan perluasan ekspor, kepentingan merespon atau menjawab tantangan, peningkatan kekuatan militer untuk meningkatkan gengsi (prestige), kepentingan mengantisipasi dampak negatif dari globalisasi dan westernisasi, kepentingan mengundang investasi asing untuk mempercepat laju industrialisasi, kepentingan untuk mengubah atau sebaliknya untuk memelihara kondisi status-quo pada kawasan tertentu, melaksanakan peran hegemoni, dan lain sebagainya.19

18

Ibid, hal. 116

(11)

11 Sedangkan, tujuan-tujuan nasional pada umumnya berjangka panjang, lebih mendasar, lebih luas cakupannya, cenderung filosofis, dan bersifat makro. Contohnya, tujuan nasional untuk mensejahterakan bangsa. Kepentingan-kepentingan nasional merupakan turunan atau derivasi dari tujuan nasional secara lebih spesifik, terbatas cakupannya atau berfokus kepada program tertentu, cenderung praktis (tidak filosofis), dan mudah berubah guna disesuaikan dengan tuntutan zaman atau persepsi mayoritas rakyat. Kepentingan nasional bisa berjangka panjang, bisa pula berjangka menengah atau bahkan mungkin berjangka pendek.20

Kepentingan nasional sering dijadikan tolok-ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan (decision makers) masing-masing negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan. Tentunya termasuk menjadi patokan dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri (foreign policy) perlu dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi, apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai kepentingan nasional itu.21 Sementara itu menurut Moergenthau dalam mencapai kepentingan nasional juga diperlukan adanya

kekuatann nasional.22 Pendapat ini mengindikasikan adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara kekuatan nasional dengan kepentingan nasional.

(12)

12 Dalam hal ini, peneliti berkeyakinan bahwa alasan-alasan Thailand menolak keputusan UNESCO terkait keberadaan kuil Preah Vihear tidak terlepas dari motif kepentingan nasional Thailand itu sendiri, terutama apabila keberadaan wilayah kuil tersebut dapat menjaga keutuhan geografis negara Thailand dan adanya potensi-potensi sumber daya alam di wilayah itu yang mungkin saja dapat mencukupi kebutuhan ekonomis rakyat Thailand. Selain, tekanan masyarakat Thailand terhadap pemerintah, telah menjadi bagian kekuatan nasional negara itu untuk menolak keputusan UNESCO yang sekaligus mengindikasikan kepentingan yang besar Thailand atas Kuil Preah Vihear.

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian diskriptif. Artinya, dalam penelitian ini, peniliti ingin menggambarkan objek penelitian secara menyeluruh dan sistematis, yaitu mengenai alasan-alasan penolakan pemerintah Thailand terkait kepemilikan kuil Preah Vihear pasca keputusan UNESCO pada tahun 2008.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

(13)

13 kabar, internet, maupun informasi dari media lain yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

1.7.3 Tingkat Analisa

Penelitian ini menggunakan tingkat analisa induksionis. Dalm bukunya yang bejudul Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Mohtar Mas’oed memberikan sebuah ilustrasi: apabila kita menjelaskan pecahnya perang

Arab – Israel tahun 1973 dengan menekankan pertentangan Amerika Serikat dan Uni Soviet terkait perang tersebut, maka itu berarti kita menggunakan tingakat analisa induksionis.23 Ilustrasi ini menfokuskan pada perilaku aktor negara yang dihdapkan pada fenomena global tertentu.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, apabila peneliti kaitkan dengan penelitian ini, maka peneliti bermaksud menjelaskan perilaku Thailand yang menolak keputusan UNESCO tahun 2008 terkait dengan status kepemilikan Kuil Preah Vihear. Sehingga unit analisanya adalah negara-bangsa.

Menurut Mohtar Mas’oed, perilaku individu, kelompok, organisasi,

lembaga dan proses perpolitikan mereka hanya akan diperhatikan sejauh perilaku mereka itu berkaitan dengan tindakan internasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, kita harus mempelajari proses pembuatan keputusan tentang hubungan internasional, yaitu, politik luar negeri, oleh suatu negara-bangsa sebagi suatu unit yang utuh.24 Dalam hal ini konsep kepentingan nasional dan kekuatan nasional menjadi sangat relevan sebagai instrumen politk luar negeri negara-bangsa.

23 Mohtar Mas’oed, 1994,

Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: PT Pustaka LP3ES, hal. 39-40

24

(14)

14 1.8 Ruang Lingkup Penelitian

1.8.1 Batasan Materi

Tulisan ini mengetengahkan tentang fakta-fakta yang terjadi menyangkut penolakan pemerintah Thailand terhadap keputusan UNESCO 7 Juli 2008 tentang status kuil preah vihear sebagai situs warisan dunia. Fakta-fakta tentang potensi kuil dan daerah di sekitar kuil, aspek sejarah yang menjadi alasan dasar argument klaim kepemilikan kedua negara dan penyebab munculnya masalah konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Tulisan ini juga menjelaskan tentang kondisi dalam negeri Thailand sebelum dan pasca diumumkannya keputusan UNESCO 7 Juli 2008, dan beberapa ketegangan antara kedua negara sebagai akibat dari keputusan itu. Apa yang menjadi alasan pemerintah Thailand menolak keputusan UNESCO 7 Juli 2008, menjadi dasar penulis dalam melihat konflik ini secara objektif.

1.8.2 Batasan Waktu

(15)

15 1.9 Argumen Dasar

Alasan penolakan pemerintah Thailand terhadap keputusan UNESCO pada 7 Juli 2008 terkait kepemilikan kuil Preah Vihear didasarkan pada kekuatan nasional (national power) dan kepentingan nasional (national interest) negara itu. Dua instrumen inilah yang menjadikan pemerintah Thailand berani menolak keputusan UNESCO walaupun pada awalnya Thailand menyepakati penyerahan proses penyelesaian konflik kepemilikan kuil Preah Vihear dengan kamboja ini kepada UNESCO.

1.10 Struktur Penulisan (Outline Penulisan) BAB I Penduhuluan

Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, teori dan konsep, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesa, dan struktur penulisan.

BAB II Gambaran Umum dan Kronologis Konflik Kuil Preah Vihear

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan mengenai dua hal, diantaranya: pertama, gambaran umum Kuil Preah Vihear; dan kedua, kronologis konflik Kuil Preah Vihear.

BAB III Upaya Penyelesaian Konflik dan Alasan Penolakan Thailand

(16)

16 BAB IV Penutup

(17)

SKRIPSI

ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

YURISTIAN MAHADI Nim : 06260055

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(18)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : Yuristian Mahadi

NIM : 06260055

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si. M. Syaprin Zahidi, S.IP.

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan

FISIP UMM Hubungan Internasional

(19)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Yuristian Mahadi

NIM : 06260055

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008 Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS Pada : Kamis Tanggal : 26 Juli 2012

Tempat : Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional Mengesahkan,

Dekan FISIP – UMM

Dr. Wahyudi, M.Si. Dewan Penguji:

(20)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yuristian Mahadi Tempat, tanggal lahir : Pasuruan, 23-03-1988

NIM : 06260055

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008 Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 04 Agustus 2012 Yang menyatakan,

(21)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Yuristian Mahadi

NIM : 06260055

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO PADA 7 JULI 2008 Pembimbing : 1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si.

2. M. Syaprin Zahidi, S.IP.

Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pemb. I Tanggal Paraf Pemb. II Keterangan

10/06/2011 23/06/2011 ACC Judul

02/07/2011 25/07/2011 Pengajuan

BAB I

07/11/2011 10/11/2011 ACC Seminar

Proposal

12/02/2012 15/02/2012 Pengajuan

BAB II

10/03/2012 10/03/2012 ACC BAB II

28/05/2012 28/05/2012 Pengajuan

BAB III & IV

10/07/2012 11/07/2012 ACC Ujian

(22)

v

Yuristian Mahadi,2012,06260055, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional, ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR PASCA KEPUTUSAN UNESCO 7 JULI 2008. Dosen Pembimbing I: Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si. Dosen Pembimbing II: M. Syaprin Zahidi, S.IP.

Abstraksi

Penelitian ini akan menjelaskan alasan-alasan Thailand menolak Kuil Preah Vihear menjadi situs Warisan Budaya Dunia milik Kamboja berdasarkan keputusan UNESCO 7 Juli 2008. Berdasarkan konsep kekuatan nasional, dan kepentingan nasional, Thailand menolak keputusan tersebut karena mereka ingin melindungi kepentingan nasional mereka di wilayah Kuil Preah Vihear. Kepentingan nasional Thailand dalam penelitian ini diukur dengan potensi kekuatan nasional di wilayah Kuil Preah Vihear seperti identitas budaya, dan potensi-potensi ekonomi.

Kata Kunci;

Alasan-alasan Thailand menolak Kuil Preah Vihear menjadi situs Warisan Budaya Dunia; Kekuatan Nasional; Kepentingan Nasional;

Malang, 11 Juli 2012 Peneliti

Yuristian Mahadi

Pembimbing I Pembimbing II

(23)

vi

Yuristian Mahadi,2012,06260055, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Political Sciencies, Department of International Relations, REASONS FOR REJECTION OF THAILAND RELATED POST-DECREE Preah Vihear temple UNESCO 7 JULI 2008. Major-Advisor: Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si. Co-Advisor: M. Syaprin Zahidi, S.IP.

Abstract

This research will explain Thailand's reasons for reject Preah Vihear Temple becomes Kamboja's World Cultural Heritage based on the UNESCO agreement on July 7th 2008. According to the national power, and national interest concepts, Thailand reject it because they want to protect their national interest in Preah Vihear Temple area. Thailand's national interests in this research measured by national power potential in Preah Vihear Temple area such as cultural identity, and economic potentials.

Key Words;

Thailand's reasons for reject Preah Vihear Temple becomes Kamboja's World Cultural Heritage; National Power; National Interest;

Malang, 11 Juli 2012 Peneliti

Yuristian Mahadi

Major-Advisor Co-Advisor

(24)

vii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wa Barakatuh.

Alhamdulillahi rabbil aalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, nikmat, dan pertolongan-Nya serta Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penelitian dengan judul “ALASAN PENOLAKAN THAILAND TERKAIT KEPEMILIKAN KUIL PREAH VIHEAR OLEH UNESCO PADA 7 JULI 2008” ini dapat peneliti selesaikan. Peneliti menyampaikan apresisasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan mas Syaprin Zahidi, M.Si. yang telah membimbing peneliti dengan sangat bijaksana selama proses penelitian ini.

Terima kasih peneliti juga bermuara pada segenap dosen HI yang lain, bimbingan dan pengajaran beliau semua adalah investasi yang mulia bagi peneliti. Semoga bernilai ibadah di mata Allah SWT. Amien. Akhir kata, peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi serta manfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional Amien.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahhi Wa Barakatuh.

Malang, 11 Juli 2012 Peneliti

(25)

viii

MOTTO DAN UNGKAPAN PRIBADI

Impossible is nothing in the world

Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya penelitian ini, maka peneliti ingin mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Allah SWT, tuhan semesta alam, tiada tuhan selain Allah, maha pengasih lagi maha penyayang. Kedua orang tua yang saya hormati dan sayangi, ayahanda Hisyam dan ibunda Misriyah. terima kasih atas dukungan, kesabaran dan do’a yang diberikan, semoga Allah memberikan kesehatan selalu kepada bapak dan ibu “amin”. Kepada kakak Zendi Priyomukti (Gandos) adik saya Azadin Rahadian saya juga sangat berterimaksih atas dukungan yang diberikan ” thanks bro” semoga tambah sukses

dalam berkarir “amin”.

Terima kasih kepada Furies Ananta Mirucie Wisnu wanita special yang ada dihati saya dan mendampingi saya serta telah memberikan support dan menjadi penyemangat bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini.”You’re my only one”.

(26)

ix

kasih juga kepada penghuni al kautsar street : Saleh Alkatiri, Rizki (Labe) dan penghuni Aten : Kacong, Feri, jaya, doni, daus. (maaf kawan, tidak bisa saya sebutkan satu persatu)....kalian semua sahabat-sahabat terbaikku. Kepada Bulek Pertama dan Kedua terimakasih karena pernah memberikan dukungan dalam proses

pengerjaan skripsi ini, “wherever you are, with whoever you are, I wish you always

be happy”.

Dan kepada seluruh pihak yang belum atau lupa saya sebutkan disini, saya mohon maaf sebesar-besarnya dan terima kasih atas bantuan dan partisipasinya.

Malang, 11 Juli 2012

(27)

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DAN COVER ... ....i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRISI ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

MOTTO DAN UNGKAPAN PRIBADI ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian... 5

1.4. Kegunaan Manfaat Penelitian ... 5

1.5.Penelitian Terdahulu ... 6

1.6.Konsep ... 7

1.6.1.Kekuatan Nasional ... 8

1.6.2. Kepentingan Nasional ... 10

1.7.Metode Penelitian ... 12

1.7.1. Tipe Penelitian ... 12

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ... 12

1.7.3. Tingkat Analisis ... 13

1.8. Ruang Lingkup ... 14

1.8.1. Batasan Materi ... 14

(28)

xi

1.9. Argumen Dasar ... 15

1.10. Struktur Penulisan ... 15

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KRONOLOGI KONFLIK KUIL PREAH VIHEAR 2.1. Gambaran Umum ... 17

2.1.1.Gambaran Umum Kuil Preah Vihear ... 17

2.1.2. Sekilas Sejarah Kuil Preah Vihear ... 19

2.1.3. Potensi Kuil Preah Vihear ... 20

a) Potensi Budaya ... 20

b) Potensi Ekonomi ... 21

c) Potensi Strategis Keamanan ... 22

d) Potensi Politik ... 23

2.2. Penetapan. KuilPreahVihearoleh UNESCO ... 24

2.3. Kronologi Konflik Kuil Preah Vihear ... 26

2.3.1. Arti Penting Kuil ... 27

a) Kuil Preah Vihear Dalam Perspektif Kamboja ... 27

b) Kuil Preah Vihear Dalam Perspektif Thailand ... 28

2.3.2. Sejarah Sengketa Perbatasan Thailang-Kamboja... 29

2.3.3 Klaim Kamboja ... 32

2.3.4. Klaim Thailand... 35

2.4. Penolakan Thailand Pasca Keputusan UNESCO 7 Juli 2008 ... 37

BAB III UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK DAN ALASAN-ALASAN PENOLAKAN THAILAND 3.1.Upaya Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja ... ....44

3.1.1.Bilateral ... 44

(29)

xii

3.1.3.PBB ... 47

3.2. Alasan-Alasan penolakan ... 48

3.2.1. AlasanPolitik ... 48

3.2.2. AlasanRasionalitasSejarah dan Budaya ... 52

3.2.3. Alasan Ekonomi ... 55

3.2.4. Kekuatan Nasional (Modal Nasional) ... 56

3.2.5. Alasan Geopolitik... 58

BAB IV KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan ... 61

4.2. Rekomendasi ... 64

(30)

64 DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Bambang Cipto, 2007, Hubungan Internasional di Asia Tenggara: Teropong Terhadap Dinamika, Realitas, Dan Masa Depan, Yogyakarta:

Pustaka

Pelajar.

Mohtar Mas’oed, 1994, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi,

Jakarta: PT Pustaka LP3ES.

RM Sunardi, 2004, Geopolitik dan Geostrategi Indonesia: Pembinaan Ketahanan Nasional, Jakarta: PT Kuarternita Adidharma

Teuku May Rudi, 2002, Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, Bandung: PT Refika Aditama.

C.P.F. Luhulima, 1997, ASEAN Menuju Postur Baru, Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Robert A. Scalapino, Zeizaburo Sato & Yusuf Wanandi, 1990, Masalah Keamanan Asia, Jakarta: CSIS.

Tim Peneliti FISIP Universitas Airlangga, 1985, Kampuchea Tahun 1975 Sampai dengan 1985, Surabaya.

INTERNET:

Wim T., Konflik Thailand-Kamboja, di: http://www.klikheadline.com, diakses 10 Oktober 2011

(31)

65 http://atimes.com/atimes/ southeast_asia/ik20ae01.html, diakses 30 April 2012

Angkor.com, 2008, Peta Beranotasi Preah Vihear,

di: http://www.angkor.com/2bangkok/forum/member/.php, diakses 30 April 2012.

Bangkok Post, Preah Vihear-Heritage Lost, di:

http://www.bangkokpost.com/2008/07/preah_vihear_heritage_lost.html, diakses 9 Maret 2012

BBC Indonesia. 2008. Tentara Thailand Ditarik Mundu. 14 Oktober 2008. http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/10/printable/0810014 _thaiwithdrawal.shtml, diakses 24 Pebruari 2012.

Bora Touch, Esq, Preah Vihear Temple and the Thai’s Misunderstanding of the World Court Judgment of 15 June 1962, di: http://www.Preah-Vihear.com.html, diakses 28 Pebruari 2012

Beritasore.com, Thailand Bantah Merusak Kuil Preah Vihear, di: http://beritasore.com/2008/10/27/Thailand_Bantah_Merusak_Kuil_Preah _Vihear /, diakses 10 Pebruari 2012

China Radio International.(CRI) Online, Thailand dan Kamboja Sekali Lagi Bertikai Soal Perbatasan,

di: http://indonesian.cri.cn/201/2011/02/09/1s116176.htm, diakses 9 Februari 2011

(32)

66 World Heritage List (UNESCO), Phnom Penh, hal. 2, di: 107_PreahVihear_proposed_for_inscription_on_UNESCO.pdf, diakses 12 April 2012

Eturbonews.com, More Flexibility for Tourist in Cambodia and Vietnam, di: http://www.eturbonews.com/12167/more_flexibility_for_tourist_in_cam bodia_and_vietnam, dikases 12 Mei 2012

Eturbonews.com, 2008, Thai Cambodian Conflict Hits Border Villages in the Pocket, di:

http://www.eturbonews.com/5688/thai_cambodian_conflict_hits_border_ villages_in_the _pocket.html, diakses 2 Mei 2012

Febri Andriansyah, Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja, di: http://id.shvoong.com/law-and-politics, diakses 15 Juni 2011

Gramen Foundation. org, Prasat Preah Vihear Temple,

di: http://www.GramenFoundation.org, diakses 7 Desember 2011 H Pical, Sengketa Teritorial Thailand-Kamboja Berdasarkan Atas Kepemilikan

Wilayah Kuil Preah Vihear, di:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/view/1180/1325, diakses 11 Oktober 2011.

http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/01/27/kebijakan-luar-negeri-thailand-ke- kamboja-dalam-konflik-perbatasan-candi-preah-vihear-2008-2011-faktor-internal-dan-eksternal-thailand/, diakses 2 April 2012.

(33)

67

http://www.migas.esdm.go.id/tracking/berita-kemigasan/detil/256399/Sstt...-Thailand-Kamboja-Rebutan-Minyak-Toh..., diakses 5 Maret 2012.

http://www.indopos.co.id/index.php/internasional/39-internasional-news/11637- sengketa-thailand-kamboja-kembali-pecah-bagaimana-analis-melihatnya.html, diakses 2 April 2012

Information.gov.kh.2008. Sengketa Preah Vihear: Ujian bagi ASEAN Charter, di: http://www.information.gov.kh/preahvihear/image/samdech_17_07_08, diakses 2 Pebruari 2012.

Investor Daily, Kamboja Kecewa Thailand Belum Tandatangani TOR Peninjau, di: http://www.investor.co.id, diakses 4 April 2012

”JBC Meeting Indonesia Jembatani Posisi Kedua Belah Pihak,” artikel diakses

pada 1 Juni 2012,

dari http://www.kemlu.go.id/Pages/NewsKemlu.aspx?IDP=24&l=id. Kamboja-Thailand Memanas, di:

http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/07/02/18/12 3937/kamboja-thailand_memanas, diakses 9 Maret 2012

Kompas, 2008, Rakyat Kamboja Siap Hadapi Thailand, di: http://kompas.com/read/xml/2008/10/17/0918...hadapi_thiland, diakses 24 April 2012.

Kompas. 2008. Tentara Thailand, dua tewas.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/16, diakses 20 Pebruari 2012. Koran Indonesia, DK PBB Diminta Selesaikan Konflik Tahiland – Kamboja, di:

(34)

68 Media Indonesa. 2009. Penjagaan Kuil Preah Vihear Diperketat. http://www.mediaindonesia.com/cetak/2009/09/09/96197/75/19/Penjagaa n-Kuil-Preah-Vihear-Diperketat.html, diakses 12 Mei 2012

Michael Wright, 2008, Khao Phra Viharn: Some Historical Background, di: http://www.matichon.co.th/news_detail.php?id+43665&catid=1, diakses 13 Januari 2011.

National Multimedia, The Communique was Ruled Unconstitutional, di: http://www.nationalmultimedia.com/2008/07/09/headlines_30077664.ph p, diakses 13 Maret 2012

Okezone.com, Thailand Tambah Pasukan di Perbatasan Kamboja, di: http://international.okezone.com/index.php/ReaStory/2008/07/17/18/128 361/thailand_tambah_pasukan_di_perbatasan_Kamboja, diakses 23 Mei 2012.

Okezone. 2009. Thailand-Kamboja Diminta Tahan Diri. 8 November 2009. http://international.okezone.com/ead/2009/11/8/18/275638/thailand-kamboja-diminta-tahan-diri, diakses 24 Pebruari 2012.

Okezone, Preah Vihear, Kekecewaan Thailand, di:

http://news.okezone.com/read/2008/07/20/18/129236/preah-vihear-kekecewaan-thailand, diakses 13 Maret 2012.

Peta Beranotasi Preah Vihear, di:

(35)

69 Piyaporn Wongruang, The Implications of the Thai-Cambodian Border Dispute Reach for Beyond the 4,6 sq km of Scrub Around Preah Vihear, di:

http://antithaksin.wordpress.com/wp-login.php/redirect, diakses 1 Mei 2012.

Preah Vihear Cambodia - Temple, Conflict, UNESCO, Map, News History. Di: http://preahvihearcambodia.com/2008/08/1962-international-court-of-justice.html. diakses pada 20 Juni 2012.

”Prinsip Dasar ASEAN,” artikel diakses pada 1 Juni 2012 dari

www.asean.org/64.htm.

Radio Australia. 2009. Berlarut-larutnya Perdebatan Soal Kuil di Kamboja. 2 Mei 2009. http://www.radioaustralia.net.au, diakses 25 Pebruari 2012

Renne. R.A. Kaliwarang. 2008. Kedua Pihak Sepakat Hentikan Pertempuran. 16 oktober 2008 di:

http//dunia.vivanews.com/news/read/143696-kedua_pihak_sepakat_hentikan_pertempuran, diakses 4 Mei 2012.

Renne R.A Kawilarang dan Denny Armandhanu, “Thailand dan Kamboja Sepakat

Terima Peninjau,” artikel diakses pada 1 Juni 2011 dari

us.dunia.vivanews.com/…/219085

-sby-jadi-penengah-konflik-kamboja-thailand

(36)

70 Shawn W. Crispin, Cambodia’s Coming Energy Bonanza, di: http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/IA26Ae02.html, diakses 13 Pebruari 2012.

Sinar harapan.2008. Menlu ASEAN Bahas Myanmar dan Konflik Thailand-Kamboja. 21 juli 2008.

http://www.sinarharapan.co.id/luar_negeri/index.html, diakses 28 Pebruari 2012

Suara Karya. 2008. Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja Baku Tembak. 16 Oktober 2008. http://www.suarakarya-online.com/news.html, diakses 2 Pebruari 2012.

Suara Karya, Kuil Preah Vihear Sumber Sengketa Kamboja-Thailand, di: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=211594, diakses 13 Maret 2012.

Suara Merdeka, Sengketa Kuil Kamboja-Thailand, di:

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak_cat/10, diakses 27 April 2012.

Susilo Bambang Yudhoyono, Geopolitik Kawasan Asia Tenggara: Perspektif Maritim, di:

http://binkorpspelaut.tnial.mil.id/index.php?option=com_docman&task= doc_details&gid=5&Itemid=22, diakses 4 Juli 2012

(37)

71 Touristmtravelasia.com, Explore Cambodia’s Heritage Prasat Preah Vihear, di: http://www.Touristmtravelasia.com/2008_03_01_archive.htm#35864669 9033805965, diakses 1 April 2012

Umy, Kerjasama Antara Venezuela dan Rusia Dalam Pengembangan Energi Nuklir, di: http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/view/630/1216, diakses 2 Nepember 2011.

Unesco, Convention Concering The Protection of The World Cultural And Natural Heritage, Paris, 16 November 1972, pdf, artikel 1

United Nations, ”Profil Negara Thailand” dan “Profil Negara Kamboja”, di: http://data.un.org/CountryProfile.aspx?crName=THAILAND,

dan http://data.un.org/CountryProfile.aspx?crName=Cambodia, diakses 2 April 2012.

Vivanews.com.2009. Gara-gara Thaksin, Thailand-Kamboja Menegang. 6 November 2009.

http://dunia.vivanews.com/news/read/143867,gara_gara_thaksin_thailand _kamboja_menegang, diakses 18 Pebruari 2012.

W Pratiwi, Kebijakan Pemerintah Thailand Memilih Indonesia Sebagai Mediator Penyelesaian Konflik Thailand Selatan, di:

Referensi

Dokumen terkait

Företag 1 jobbar med sitt miljöansvar genom att de köper in i stort sett allt, bortsett från kryddor, korvskinn och plast, från lokala producenter vilket leder till korta

Gambar 5.12 Grafik kelas kurtosis detrital sedimen pada zona gumuk pasir. yang didominasi oleh kelas

Aturan yang dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan antara ketinggian (dalam hal ini dapat

Setelah mahasiswa/I melakukan proses pembimbingan, usulan skripsi atau proposal skripsi yang telah disetujui oleh tim pembimbing skripsi wajib diseminarkan du tingkat

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap

Penurunan tren dari positif kepada negatif pada plotan unsur-unsur Ba, Sr dan Zn melawan SiO2 (Rajah 5.18) pada nilai SiO2 sekitar 58 wt% menunjukkan berlaku

Depresi cenderung meningkatkan risiko atau kemungkinan tidak terjadinya perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik, walaupun setelah dilakukan penyesuaian terhadap

Berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Determinasi (KD) secara parsial dengan melihat nilai R Square yaitu 0,646, maka besar pengaruh Beban Kerja memberi