• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren al-Taqwa Pusat Putera Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren al-Taqwa Pusat Putera Bekasi"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUSAT PUTERA BEKASI” telah diujikan dalam munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 16 Desember 2008 Panitia Ujian Sidang Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA ………… ………...

NIP: 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ………

NIP : 150 299 477

Penguji I

Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ………...

NIP: 150 299 477

Penguji II

Dra. Eri Rosatria, M. Ag ... ... NIP: 150 007 315

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(2)

LEMBAR

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah

ini: Nama

: Humaidi

Nim

: 104011000101

Prodi

: Reguler

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Fakulas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Desember

2008

(3)

Humaidi

ABSTRAK

“Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi”

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada empat kategori:

Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan Islam yang

diselenggarakan secara tradisional. Kedua, Pendidikan Madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga model barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan hidup ke dalam diri para siswa. Ketiga, Pendidikan umum yang bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum. Dan Keempat,

Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja.

Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya adalah mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Selain itu Pondok Pesantren juga diharapkan dapat melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan akhlaknya; para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya.

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, dalam pelaksanaan pendidikan sistem yang diterapkan adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasah yang terdiri dari tingkat Tsanawiyah dan tingkat Aliyah dengan masa belajar masing- masing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di pondok pesantren at- taqwa pusat putera adalah mencetak orang-orang yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah serta berilmu.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi.” Shalawat serta salam penulis haturkan pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tugas akhir perkuliahan guna mencapai sarjana strata I (S. Pd.I).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan; walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidiakn Agama Islam, penulis banyak mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Prof. DR. H. Muardi Chatib., Dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan selama berlangsungnya penulisan skripsi ini, juga memberikan ruang kebebasan kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini.

(5)

4. Ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Si., Dosen pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan.

6. Bapak K.H. Nurul Anwar, Lc. Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Ust. H. Rojuddin basroh, Lc. Serta Pengurs Persatuan Pelajar At-Taqwa (PPA) Pusat Putera, yang telah memberikan kemudahan bagi saya dalam penulisan skripsi ini.

8. Ayahanda H. M. Idris (Alm) dan Ibunda Hj.Mariah, yang telah bersusah payah mengurus serta mendidik penulis sejak kecil hingga sampai sekarang… 9. Buat teman-temanku (Al-Habsyi, Amin, Simens, Hambali, Eci, Co2, Mela,

Hafiz, Rahma, Dado, Hepy, Farida, Ginan, Gofur) yang senasib sepenanggungan, berbagi suka dan duka.

Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga Allah swt membalas kebaikan yang mereka berikan dan apabila penulis ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan.

Akhirnya, hanya kepada Allah swt lah syukur ini ku panjatkan, semoga semua bantuan, kerjasama, dukungan dari berbagai pihak yang sudah diberikan, akan menjadi lading amal ibadah di Akhirat nanti. Amin…

Jakarta, 16 Desember 2008 Penulis

Humaidi

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ... i

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR TABEL……….. iv

DAFTAR LAMPIRAN……….. v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI……….. 7

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 7

B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 11

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 12

D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam………. 14

E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam………. 16

F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel………... ... 19

C. Metode Penelitian……….. 19

D. Teknik Pengumpulan Data ... 20

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 21

(7)

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera 23

1. Sejarah Singkat Berdirinya ………...………. ... 23

2. Letak Geografis………. ... 26

3. Sarana dan Prasaran……… 26

4. Visi, Misi dan Tujuan Didirikannya……….. 27

5. Keberadaan Guru, Tata Usaha dan Pegawai……… 29

6. Struktur Organisasi………. ... . 32

B. Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa ... 34

1. Sistem Pendidikan Agama ... 34

2. Kurikulum Pendidikan Agana. ... 36

3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama………. 49

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama………. .. 56

5. Sarana Pendidikan Agama………... .. 66

6. Evaluasi Pendidikan Agama……… ... 69

C. Analisa Data Hasil Penelitian………. 71

BAB V PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada empat kategori: Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan secara tradisional. Kedua,Pendidikan Madrasah, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga model barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan hidup kedalam diri para siswa. Ketiga,

Pendidikan Umum yang bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernapaskan Islam di lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum. Dan keempat, Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran tertentu atau mata kuliah saja.1

Peasantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri ratusan tahun, di lembaga ini diajarkan dan dididikkan kepada santri nilai-nilai agama. Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal adalah pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama kepada santri lewat kitab-kitab klasik. Selanjutnya setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke Indonesia, turut serta

1

Yasmadi, Modernisasi Pesantren “Kritik NurcHolish Madjid Terhadap Pendidikan

Islam Tradisional”. (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1, hal. 58-59

(9)

2

terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan pesantren yang pada mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu agama semata-mata, mulai dimasukkan mata pelajaran umum. Masuknya mata pelajaran umum ini diharapkan untuk memperluasa cakrawala berpikir santri, sebab pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau bahkan mungkin saja malah lebih rendah atau lebih jelek kualitasnya, oleh karena itu pendidikan yang bermutu merupakan wahana SDM yang mampu menerapkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama, moral dan budaya luhur bangsa. Sedangkan kualitas SDM terbukti menjadi factor cerminan kemajuan bangsa.2

Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peran sangat yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia.

Pendidikan pada dasarnya memberikan kesempatan kepada manusia membentuk pribadinya sesuai dengan fitrah yang ada padanya melalui kemampuan yang ada pada dirinya, maka pendidikan berusaha mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuaannya. Pendidikan Agama Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang dimaksud

2Mansur Isha, Diskursus pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2001),

(10)

3

adalah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3

Pendidikan Islam menurut fungsinya, mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan cirinya sebagai pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, sikap moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama.

Pengembangan dan peningkatan kemampuan (SKILL), sumber daya manusia (SDM) seutuhnya, merupakan faktor pokoksekaligus penentu bagi kelangsungan kehidupan pembangunan suatu bangsa. Dengan demikian bagi bangsa Indonesia, proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, bahkan telah dimulai jauh sebelum bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan.4

Secara garis besar ada tiga lembaga pendidikan Islam di Indonesia, yang pertama pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Yang kedua Madrasah, baik yang dikelola oleh masyarakat maupun pemerintah dan yang ketiga, sekolah umum yang berciri khas Islam. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang sampai hari ini masih eksis.

Pendidikan yang dilakukan oleh pesantren memiliki karektiristik yang khas dengan orientasi utama adalah melestarikan ajaran Islam serta mendorong para santri untuk menyampaikannya lagi kepada masyarakat, oleh karena itu pesantren juga dapat dipandang sebagai lembaga da’wah yang berperan besar dalam pengembangan agama Islam di Indonesia. Pondok pesantren juga mempunyai metode khusus untuk mendidik para santrinya menjadi orang yang ta’at kepada agamanya, oleh karena itu pesantren banyak melahirkan ulama-ulama dan orang yang ta’at dengan ajaran agama Islam. Dengan mempunyai rasa keberagamaan yang cukup tinggi untuk menjalankan ajaran agama Islam, rasa keberagamaan ini akan timbul ketika santri mendapatkan bimbingan dan pengajaran-pengajaran

3Ahmad D. Marimba, Penngantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Al Ma’arief,

1987), cet. K3-7, hal. 19

4

Samsul Nizan, Pengantar Dasar-Dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya

(11)

4

untuk menjalankan ajaran agama Islam. Secara umum santri sangatlah hormat atau ta’zim kepada kyainya dan selalu ingin mendapatkan keberkahan. Pesantren memiliki metode yang berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, biasanya pesantren banyak mengkaji pelajaran-pelajaran agama Islam.

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua yang telah ada sebelum abad ke-20 melalui pondok pesantren umat Islam dan bangsa Indonesia dapat menikmati pendidikan.

Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya adalah mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Pondok pesantren bahkan diharapkan berfungsi lebih daripada itu, ia diharapkan dapat memikul tugas yang tak kalah pentingnya, yakni melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan akhlaqnya, para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya.

Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah penulis merasa perlu menelusuri dalam sebuah penelian mengenai “Pelaksanaan Pendidikan Dipondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi”. Penulis meneliti hal tersebut karena:

1. Penulis merasa tertarik terhadap pendidikan yang diselenggarakan di pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera yang telah banyak member pengaruh positif di bidang kemasyarakatan di daerah Bekasi.

2. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah salah satu pondok pesantren yang telah banyak melahirkan generasi muda yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

(12)

5

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latarbelakang di atas, maka dapat diidentifikasikan maslah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

b. Factor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi.

c. Usaha-usaha yang dilakukan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan.

2. Pembatasan Masalah

Agar penulis lebih terarah serta mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan dalam penulisan ini pada hal sebagai berikut: a. Pelaksanaan pendidikan yang dimaksud adalah pelaksanaan

pendidikan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi.

b. Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera adalah sebuah pondok pesantren yang berada di kampung Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Dalam skripsi ini pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera dibatasi pada tingkat Madrasah Aliyah saja.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan maslah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan Agama di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi?

b. Apa sajakah usaha yang dilakukan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan?

6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

(13)

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui mengenai pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi, baik secara intrakurikuler dan ekstrakuri.

b. Untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.

c. Untuk mendapatkan gambaran mengenai factor yang menjadi pendorong dan penghambat pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.

2. Manfaat Penelitian

Selanjutnya penelitian ini dimaksudkan:

a. Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya ilmiah guna dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukannya. b. Untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya tentang pendidikan

pondok pesantren

(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Agama

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni “proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.”1

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989, pendidikan adalah: “Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating”.2

Para pakar ilmuwan berpendapat tentang definisi pendidikan, di antaranya: 1. Pluto, Filosof Yunani 346 SM.

Pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani seseorang, supaya dapat sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dapat dicapai. 2. Rousseau, Pendidik Bangsa Prancis.

Pendidikan memberi kita perbekalan yang tak ada pada masa kanak-kanak, tetapi kita butuhkan di waktu sudah mencapai kedewasaan.

1,h

1

1Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-

2

Redaksi Sinar Grafika, Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989,

(Jakarta: Sinar Grafika, 1995),Cet. Ke-1, h. 2-3.

(15)

8

3. James Mil, Filosof Inggris.

Pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan dirinya dan membahagiakan orang lain pada umumnya.3

Sementara itu pendidikan didefinisikan oleh para sarjana pada Konfrensi Pendidikan Islam se-Dunia di Mekkah tahun 1977 sebagai: “Suatu proses mengarahkan pertumbuhan manusia yang seimbang melalui latihan jiwa, intelek, akal pikiran, perasaan, dan jasmani. Pendidikan seharusnya pertumbuhan manusia dari segala aspek; spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu pengetahuan, serta bahasa, secara individu maupun kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut menuju kebaikan dan kesempurnaan.4

Athiyah al-Abrasyi juga mengatakan bahwa; Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka tahu, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka dengan menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur.5

Dari definisi-definisi tentang pendidikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan secara individu atau kolektif dalam rangka menyiapkan anak didik menuju kesempurnaan hidup yang dapat membahagiakan dirinya maupun orang lain melalui proses bimbingan, arahan, dan penanaman nilai yang mencakup segala aspek baik intelektual, spiritual, maupun moralitas.

Jadi, pendidikan itu merupakan usaha yang dilakukan oleh orang dewasa secara sadar terhadap anak didik dengan cara bimbingan, bantuan dan latihan

3Salwa Shahab, Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989), hal. 18-19

4Syed Ali Ashraf, Konsep Kerja Pendidikan dalam Pres Islam, Terj Drs. Yusra Killun,

(Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, 2000). Vol. Ke-1, No. 4, hal. 5

5

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Darul Qoniyah,

(16)

9

yang bertujuan guna tercapainya pertum buhan jasmani dan rohani, sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Adapun devinisi pendidikan yang lain, sebagaimana yang diungkapakan oleh Ahmad D Marimba adalah “ Bimbvingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. “ Istilah bimbingan mengandung pengertian bahwa usaha (dalam pendidikan itu) tidak sekali jadi melainkan berproses. Bimbingan uitu dilakukan secara sadar, yang berarti dengan sengaja dilakukan, hal ini membawa konsekuensi bahwa bimbingan mitu harus dilakukan dengan teratur dan sisitematis.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan diatas dapat terlihat bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka membentuk kepribadian yang berkwaliotas. Aktivitas pendidikan ini dilaksanakan dalam suatu proses yang panjang baik melalui bimbingan, pengajaran, latihgan-latihan secara formal maupun non formal.

Dari beberapa devinisi tentang penididikan secara umum, maka disisni diuraikan pengertian pendidikan secara khusus dari sudut agama Islam, sebagai mana yang diungkapkan oleh para ahli pendidikan agama Islam dibawah ini:

(17)

10

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.”6

Dari pengertian di atas,baik pengertian secara umum maupun pengertian pendidikan agama islam dapat diambil suatu pengrtian bahwa pendidikan agama islam adalah “Bimbingan dan asuhan yang diberukan kepada anak dalam prtumbuhan jasmani atau rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai dengan ajaran agama Islam.

Jadi dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa “Pendidikan agama islam adalah merupakan suatu upaya sadar yang berupa tuntunan atau bimbingan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan ciri-ciri pendidikan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup berdasarkan ajaran islam kearah terbentuknya kepribadian yang utama.”

Urayan di atas yang mencakup tentang pendidikan secara umum dan pendidikan dalam perspektif islam akan terlihat persamaan dan perbedaan diantaranya adalah umum membicarakan tentang etika, pola pikir, cara pandang, sikap dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pula membentuk kesadaran guna menyiapkan peserta didik, melalui kegiatan belajar mengajar, bimbingan, latihan dan perananya di masa-masa yang akan datang.

Sedangkan pendidikan dalam Islam yang merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk mengatur tata hidup manusia, baik hubungan dengan sesama maupun hubungan dengan Maha Pencipta-Nya. Selain itu pendidikan Agama Islam mengatur/membicarakan pada tataran nilai atau norma-norma pada peserta didik yang Islami.

Jadi dapat kita lihat jelas bahwa pendidikan Agama Islam sangat menunjang pendidikan umum/nasional, dan tidaklah bertentangan. Hal tersebut terbukti ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist sudah barang tentu

hal. 86.

6

(18)

11

menunjang pendidikan nasional yang sama-sama tujuannya meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bahkan menambah kecerdasan (ilmu pengetahuan).

B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan Agama Islam telah mengalami perubahan menurut tuntutan waktu yamh berbeda-beda. Sejalan dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu dan teknologi, ruang lingkup pendidikan agama Islam itu juga semakin meluas. Ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup keseluruhan ajaran agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang meliputi hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan dirinya dan dengan alam sekitarnya.

Di lihat dari aspek pendidikan agama Islam, ruang lingkup ajaran Islam ini secara garis besar dapat di kelompokan menjadi tiga aspek yang meliputi akidah (keimanan), syariah (keislaman) dan akhlak (ihsan). Tiga inti ajaran pokok ini dijabarkan dalam bentuk rukun iman, Islam dan akhlak, dan dari ketiganya pula lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak. Ketiga ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist serta di tambah dengan sejarah (tarikh).

Dengan demikian Islam menghendaki terwujudnya empat dimensi kedamaian yaitu kedamaian horizontal yang di wujudkan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, kedamaian individual, yang berupa hubungan manusia dengan diri sendiri, kedamaian sosial dalam bentuk hubungan manusia dengan sesamanya dan kedamaian prontal yaitu hubungan manusia dengan semua makhluk yang ada di alam semesta.

(19)

12

1. Keimanan 2. Ibadah 3. Al-Qur’an 4. Akhlak 5. Muamalah 6. Syariah, dan 7. Tarikh.

Sedangkan pada tingkat sekolah dasar penekanannya diberikan kepada empat unsur pokok, yaitu keimanan, ibadah, Al-Qur’an dan Akhlak.7

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis menjelaskan tentang tujuan pendidikan Agama Islam terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang pengertian dari tujuan. Secara etimologi tujuan adalah “arah, maksud dan tujuan”.8 Sedangkan secara terminology, tujuan berarti “sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan dilakkukan.

Menurut Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan ada empat yaitu: 1. Mengakhiri Usaha

2. Mengarahkan Usaha

3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan- tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.

4. Member nilai atau sifat pada usaha-usaha itu.9

Sehubungan dengan itu, maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus di tempuh, tahapan sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tidak di sertai tujuan, menyebabkan sasaran akan kabur, akibatnya program tersebut menjadi acak-acakan.

7

Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar…, hal.1.

8Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi,

(Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1, hal. 31.

9Ahmad D. Marimba,

(20)

13

Untuk memahami lebih lanjut mengenai tujuan pendidikan agama Islam berikut ini akan penulis uraikan tentang tujuan pendidikan agama. Menurut Zuhairini tujuan umum pendidikan agama ialah membimbing anak agar menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

Sedangkan tujuan khusus pendidikan agama Islam adalah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap/tingkatan yang dilalui, seperti misalnya tujuan pendidikan agama pada SD berbeda dengan tujuan sekolah menengah dan berbeda pula dengan perguruan tinggi. Sedangkan tujuan pendidikan agama menurut Arifin, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam ialah terciptanya manusia muslim yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan taqwa pengendali penerapannya di masyarakat.

Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN) dijelaskan bahwa tujuan umum dari pendidikan agama ialah membina manusia-manusia beragama yang berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin dalam sikap dan tindakan keseluruhan hidupnya dalam rangka mencapai kehidupan di dunia dan di akhirat.

Tujuan pendidikan agama diatas adalah merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang dalam melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam mendidik keagamaan yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang tuguh itu maka akan menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agamanya.

(21)

14

D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber atau dasar dan pokok dari pendidikan Islam, keduanya merupakan sumber kebenaran dalam Islam. Terutama al-Qur’an, ia merupakan sumber dari segala sumber, kebenarannya tidak bisa diragukan lagi. Sedangkan Sunnah Rasulullah saw adalah merupakan prilaku, ajaran-ajaran beliau sebagai pelaksana hukum-hukum yang terkandung dalam al- Qur’an. Dengan dua sumber dan dua dasar yang menurut Ahmad D. Marimba “sesungguhnya satu-satu ini, maka keteguhan berdirinya pendidikan Islam tidak dapat digoyahkan oleh apapun juga”.10

Hal tersebut bisa dipahami oleh karena al-Qur’an mengandung berbagai ajaran; kemasyarakatan, social, ekonomi, hokum, sejarah, juga pendidikan. Banyak ayat-ayat yang menerangkan masalah pendidikan baik secara implicit maupun secara eksplisit. Hal tersebut ditunjang dan diteladani oleh prilaku nabi Muhammad saw yang “mendemonstrasikan” aspek-aspek pendidikan dalam aspek dakwahnya.

Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung dan menunjukkan serta menerangkan aspek-aspek pendidikan, diantaranya adalah:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari Perut Ibumu dengan kamu tidak

mengetahui sesuatupun dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan

hati agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl: 78)

Ayat tersebut diatas sebenarnya menggugah dan mengacu nalar manusia untuk kembali mengenal dan memahami arti dan tugas kehadirannya di dunia. Artinya pendidikan untuk mengembangkan nalar dan berpikir secara kritis, analisa, dan kreatif.

Abdurrahman an-Nahlawi mengemukakan pendapatnya: al-Qur’an pertama kali turun dengan ayat-ayat pendidikan. Disini terdapat isyarat bahwa tujuan terpenting al-Qur’an adalah pendidikan manusia dan metode memantulkan,

10Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arief,

(22)

15

mengajak, menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sejak masih berbentuk segumpal darah beku didalam rahim ibunya.11

Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa didalam al-Qur’an terkandung petunjuk dan ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagaimana firman Allah:

’û $ Û

ù $

4

39$V & & ) µ‹m$ g2



܃



Û

Ú‘{# ’û /#Š

$



³t†

5‘ ’<) O 4

™©«

= G39#

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung

yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.

tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada

Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am: 38)

Landasan kedua seperti telah disebutkan diatas, adalah as-Sunnah. Abdurraman an-Nahlawi mendefinisikannya sebagai berikut: “secara semantik, kata as-Sunnah berarti pelajaran hidup, metode dan jalan. Secara ilmiah berarti kumpulan sahabat Rasulullah saw, perbuatan, peninggalan sifat, ikrar, larangan, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, membela negara, ahwal dan kehidupannya”.

Adapun Hadits yang menerangkan aspek pendidikan adalah sebagai berikut:

:

و

:

ن

(

!

و

) .

ﻧ !#$ﻳ

و

ﻧ % ﻳ

و

ﻧ &ﻳ

'(

)*

+ ﻳ

“Tidaklah dilahirkan seorang anak, kecuali diatas fitrahnya, maka kedua

orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, Nasrani, atau

Majusi”. (HR. Muslim)

Dari keterangan ayat dan hadits diatas, jelaslah bahwa yang menjadi dasar ideal bagi seluruh aktivitas manusia yang beriman, termasuk pula aktifitas pendidikan di dalamnya. Adalah kitab Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang harus diikuti dan dipatuhi olah manusia.

11

Abdurrahman an-Nahlawi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989),

(23)

16

Sunnah selalu membuka diri dari kemungkinan penafsiran-penafsiran. Itulah sebabnya maka ijtihad perlu ditingkatkan didalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan didalam pendidikan. Mengingat bahwa jaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah bersifat pokok-pokok dan prindipnya saja, maka ijtihad dalam bidang pendidikan ini semakin perlu. Ijtihad dalam bidang pendidikan ini harus tetap bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para pakar pendidikan Islam.

E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam

Muhammad al-Toumi al-Syaibani menyadurkan metode dalam pendidikan Islam, yakni metode yang umumnya pernah digunakan dalam pendidikan Islam, antara lain:

1. Metode Induksi (pengambilan keputusan)

Metode ini digunakan untuk mendidik agar anak didik dapat mengetahui fakta-fakta dan kaidah-kaidah umum dengan cara menyimpulkan pendapat.

2. Metode Perbandingan (Qiyasiyah)

Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat membandingkan kaidah-kaidah umum atau teori dan kemudian menganalisa dalam bentuk rincian-rincian.

3. Metode Kuliah

Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat mengintisarikan materi yang diberikan secara benar, sesuai dengan kemampuan masing-masing dari siswa.

4. Metode Dialog dan Perbincangan

(24)

17

F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia

Pendidikan Islam termasuk maslah sosial, sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga soaial yanng ada. Lembaga tersebut dikanal juga dengan institusi atau pranata, sedangkan lembaga sosial adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola, tingkah laku, peranan- peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.

Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.12

Berbicara tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia memang terdapat banyak jenis dan bentuknya, antara lain: pesantren, madrasah, majelis taklim, Institut Agama negeri dan lain sebagainya.

Namun dikarenakan terlalu banyak serta terlalu luas pembahasan mengenai lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia, maka penulis membatasi hanya pada lembaga pendidikan Islam yang berkaitan dengan objek penelitian yakni tentang pondok pesantren. Yaitu suatu bentuk lembaga pendidikan Islam yang telah melembaga di Indonesia yang telah ada sebelum abad ke-20, suatu lembaga yang mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia.

(25)
(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.1 Metodologi penelitian ini pada dasarnya merupakan metode ilmiah yang diartikan sebagai suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau memecahkan masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, serta menempuh langkah-langkah tertentu.2

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian lapangan terhadap objek yang akan dituju untuk memperoleh dan mengumpilkan data-data yang diperukan.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitiah ini dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Kecamata Babelan Bekasi. Adapun waktu yang pelaksanaan penelitian ini yaitu selama satu bulan dari mulai 27 Juli 2008 Sampai 28 Agustus 2008

hal. 60

1Amos Neiloka, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, cet. Ke-1,

2Muhammad Ali,

Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), cet. Ke-5, hal. 23

(27)

19

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dan guru Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera yang jumlahnya 380 orang siswa dan 18 rang guru, jadi jumlah kesluruhan adalah 398 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya Karena penelitian ini subyeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil sampelnya sebanyak 10% dari jumlah populasi. Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto; sekedar ancar-ancar apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika subyeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10% sampai 25% atau lebih. Dengan perhitungan 10% x 398 = 39,8 digenapkan menjadi 40, maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampelnya adalah 40 orang santri.

Adapun pengambilan sampelnya penulis menggunakan teknik probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang) dengan memakai model random sampling (sampel acak), yaitu pengambilannya dengan cara undian mengambil 38 subyek yang terdiri dari 36 orang santri dan 4 orang guru Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera.

C. Metode Penelitian

(28)

20

masalah yang diangkat dalam penelitian. Sehingga dapat dipergunakan sebagai pengungkapan masalah yang dihadapi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskripsi-analitis, yaitu suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan dan memaparkan permasalahan dengan cara memberikan gambaran yang seutuhnya mengenai masalah yang dibahas berikut analisanya.

D. Teknik Pengumpulan data

Dalam melakukan penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:

1. Obeservasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.3 Observasi merupakan metode yang pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis melakukan observasi langsung dengan cara datang ke Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera yang berada di kampung Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, serta melakukan pengamatan terhadap keberadaan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera. Selain itu penulis juga melakukan pengamatan terhadap jalannya pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama santri

2. Wawancara, yaitu sautu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.4 Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis melakukan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak yang penulis anggap terkait serta mengetahui terhadap permasalahan yang sedang penulis bahas.

3 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Audi Offset, 1992), cet. Ke-21, jilid

2, hal. 73.

4

Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka

(29)

21

3. Angket, yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.5 Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan indikator masalah pendidikan, angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berarti berupa bentuk pertanyaan dimana setiap responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis juga menyebar angket kepada sebagian santri yang penulis jadikan sampel dalam penelitian ini.

4. Dokumentasi, yaitu mengamati dan mencatat dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan pencatatan-pencatatan terhadap dokumen-dokumen yang ada di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ada dua macam, yaitu data kulaitatif dan kuantitatif. Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Data kualitatif dianalisa dan disusun dalam bahasa yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan masalah yang diteliti

2. Untuk data Kuantitatif diadakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh dari angket dan mendata ulang, jika ada pernyataan yang belum diisi.

b. Coding yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori.

c. Scoring yaitu pemberian skor terhadap data angket tentang komunikasi verbal.

5

Sutrisno Hadi, Metodologi…, hal. 136.

(30)
[image:30.612.113.508.135.515.2]

d. Tabulating yaitu memasukkan data yang sudah diberi skor kedalam table untuk memudahkan dalam membaca data.

Selanjutnya penulis mendiskripsikan hasil angket dengan rumusan persentase: Rumusan persentase

P = f x 100% Ν

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah frekuensi (banyak individu) 100% = Bilangan tetap

[image:30.612.130.500.142.295.2]

Setelah didapatkan hasil persentase dari angket yang telah disebarkan kepada santri kelas III Madrasah Aliyah pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera, maka untuk menentukan kategori penilaian dari hasil peneitian tersebut penulis merumuskannya sebagai berikut.

Tabel. 01

Kategori Penilaian

No. Presentase Penafsiran

1 80 - 100 % Tinggi

2 60 – 79 % Cukup

3 40 – 59 % Sedang

4 20 – 39 % Rendah

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(31)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra Bekasi

1. Sejarah Singkat

Pondok Pesantren At-Taqwa pusat Putra adalah salah satu dasi 85 lembaga pendididkan yang dikelola oleh Yayasan At-Taqwa.Yayasan At-Taqwa didirikan oleh al-Marhum al-Magfurla KH.Noer Alie dengan nama Yayasan Pembangunan Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam (Yayasan P.3 ) tiga puluh tahun kemudian tepatnya pada tahun 1986 nama yayasan tersebut diubah menjadi Yayasan At-Taqwa dengan akte notaries Soedirja, SH di Bekasi dengan nomor rgister 16/17 Desember 1986 yang sekaligus dilakukan regenerasi kepengurusannya.

Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra didirikan pada tahun 1940, sekembalinya Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie dari menuntut ulmu di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1939, pada saat itu al-Marhum al- Magfurrlah K.H. Noer Alie mendirikan Pondok Pesantren Salafiatau lebih tepatnya disebut dengan pesantren tradisisonal. Sebagian besar murid Al-

Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie adalah merupakan pelimpahan dari

K.H. Zainuddin Asahan, hal iu terjadi karena K.H.Zainuddin Asahan kembali pulang ke Sumatra, sehingga murid-muridnya yang berasal dari Sumatra ikut bersama beliau ke Sumatra, sedangkan sebagian lagi murid-muridnya yang berasal dari Jawa, beliau anjurkan untuk melanjutkanpendididkannya ke

(32)

24

Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie untuk belajar ilmu agama secara

tradisisonal.

Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie kemudian mendirikan

bangunan madrasah dengan uang hasil sumbangan yang beliau dapat dasi hasil zariah masyarakat, namun beliau sempat bangun madrasah. Pada tahun 1942 meletuslah perang dunia ke-1, sehingga uang yang telah berhasil beliau kumpulkan tadi, akhirnya beliau pergunakan untuk membeli senjata, sedangkan murid-muridnya ikut bersama beliau menjadi pejuang kemerdekaan. Sejak itu peran Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie adalah sebagai pejuang, dan ketika Indonesia merdeka Al-Marhum al-

Magfurlah K.H. Noer Alie menjadi anggota Konstituante.

Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie merintis Sekolah Rakyat Islam (SRI) sambil beliau menyiapkan kader-kadernya dengan cara mengirimkan murid-muridnya pergi belajar keluar daerah seperti ke Bandung dan Yogyakarta dan Pondok Modern Gontor. Di antara murid- muridnya yang beliau kirim adalah Ustadzah Sholehah Noer, BA yang tidak lain adalah putrid beliau sendiri yang beliau kirim pergi belajar ke Yogyakarta.

(33)

25

kegiatan inilah beliau membentuk sebuah panitia Pembangunan Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam yang disebut Yayasn P3. Pada 1956 Al-

Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie membangun sebuah masjid yang diberi

nama Masjid Jami At-Taqwa.

Pada tahun 1962 Al-Marhum al-Magfurlah K.H.Noer Alie kembali membangun Madrasah Menengah At-Taqwa (MMA) yang sempat berhenti akibat beliau berjuang untuk mengusir penjajahdari tanah air yang didirikan lama masa pendidikan selama enam tahun. Hal itu terjadi pada saat masyarakat Oejung Malang belum bisa sepenuhnya menerima keberadaan madrasah yang dirasakan masih terbilang baru untuk kondisi saat itu.

Pada tahun 1965 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie mendirikan nadrasah al-Baqiyatussolihat yang sekarang namanya dirubah menjadi Pondok Pesantren At-Taqwa Putri. Ketika itu kader-kader yang beliau kirim untuk belajar diluar daerah telah kembali pulang untuk mengamalkan ilmu yang telah mereka dapat selama mereka belajar di luar daerah. Orang yag pertama kali diangkat untuk menjadi jepala sekolah untuk madrasah Al- Baqiyatussolihat ini adalah Al-Ustadz Tajuddin Marzuki.

Kini Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra termasuk Pondok Pesantren Modern di kabupaten Bekasi sebab telah memakai system klasikal. Sistem klasikal ini dikembangkan sejak tahun 1962 untuk putra dan pada than 1964 untuk putri.

Pada saat ini Pondok Pesantren At- Taqwa terdiri dari tingkat Tsanawiyah, Aliyah, Pesantern Tinggi At-taqwa (PTA) dan Sekolah Tinggi Agama Islam At-taqwa (STAI-A).

(34)

26

2. Letak Geografis Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra

Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra di kampung Ujungharapan desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: ( 1 ) Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Kaliabang Tengah Kota Bekasi Barat; ( 2 ) Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan Babelan Indah Desa Kebalen; ( 3 ) Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan Wisma Asri Keluahan Teluk Pucung Bekasi Utara; ( 4 ) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babelan Kota.

Saat ini Pondok Pesantren At-taqwa beralamat di Jl. K.H. Noer Alie Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Po.Box. 134 kode pos 17612 Propinsi Jawa Barat.

3. Sarana dan Prasarana Pondok Pessantren At-Taqwa Pusat Putra

Prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Prasarana pendidikan adalah merupakan suatu tindakan / benda yang sengaja disediakan untuk meempermudah pencapaian tujuan pendidikan.

(35)
[image:35.612.112.506.141.543.2]

27

Tabel 02

Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi

NO JENIS JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Luas Area Tanah Pesantren Gedung Sekolah

Asrama Santri Masjid

Aula Serba Guna

Gedung Pusat Kegiatan Belajar Ruang Perpustakaan

Laboratorium Bahasa, IPA, Komputer Ruang Sanggar Kaligrafi

Sarana Olahraga

Ruang Kantor Guru dan Ruang Kantor PPA Kantin dan Koperasi Pelajar

Dapur

Perumahan Guru Pengasuh Pesantren Kamar Mandi

WC

Rumah Pimpinan Umum Pondok Pesantren Ruang Tata Usaha

11 Hektar 3 Buah 4 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 4 Buah 1 Buah 4 Buah 5 Buah 2 Buah 2 Buah 2 Buah Banyak Banyak 1 Buah 2 Buah

4. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra

Visi, Misi, dan Tujuan merupakan gambaran cita-cita yang diwujudkan oleh pendiri Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra yakni Al-Marhum al-

Magfurlah Bapak K.H. Noer Alie melalui semua kegiatannya.

a. Visi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

(36)

28

b. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

Misi merupakan kerja sehari-hari seluruh lapisan pengurus Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra dalam mencapai visinya. Dari misi tersebut akan terlihat apa kegiatan yang dilaksanakan untuk membentuk manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh. Misi Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah “Membina, mengembangkan dan memelihara masyarakat madani yang ikhlas,

berdzikir dan beramal saleh melalui pendidikan, dakwah kegiatan

ekonomi dan social, dalam menuju baldatun thayyibatun warobbun

ghofur”.

c. Tujuan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra

Tujuan pendidikan Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah sebagai berikut:

1) Menjadikan insan yang bertaqwa kepada Allah SWT beramal shaleh,. Berbudi luhur, dapat bekerja di dunia dengan baik dan menuai pahala di akhirat kelak.

2) Membantu Pemerintah dalam usaha mencerdaskan bangsa.

3) Mendidik Siswa agar ber-akhlaq al-karimah dan berilmu pengetahuan.

4) Mempersiapkan siswa agar bisa dan mampu hidup di tengah- tengah masyarakat.

5) Mempersiapkan siswa agar bisa melanjutkan study keperguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri.

(37)

29

5. Keadaan Guru, Tata Usaha, Pegawai Pondok Pesantren At-Taqwa

Pusat Putra

a. Keadaan Guru

Untuk mendukung kualitas pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra . Pelaksana pendidikan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra diasuh dan dibimbing oleh tenaga pengajar yang berpendidikan S.1 dan S.2 baik didalam negeri seperti UIN, IPB, STAISA, LIPIA, UNISMA, UNJ, STAIA, UIJ, PTA, UNINUS, maupun luar negeri seperti al-Azhar Cairo, Damascus Syiria, Islamabad Pakistan, Pesantren Tinggi Makkah al-Mukarromah, dan lain-lain yang berpengalaman dan kompeten di bidang pendidikan.

Jumlah seluruh guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra berjumlah sekitar Enam Puluh Tujuh Guru yang terbagi dalam tiongkat madrasah Tsanawiyah dan Tingkat Madrasah Aliyah. Mereka adalah para guru senior dan guru yunior yang relefan dengan bidang keilmuannya dan mayorutas berlatar belakang pendidikan Sarjana Strata Satu.

[image:37.612.119.507.102.714.2]

Secara lengkap jumlah guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra untuk tingkat Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dapat diliha pada tabel 2 dan 3 berikut ini

Tabel 03

Data Personil Guru

MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia

STATUS

NO NAMA LENGKAP PEND. TERAKHIR

BK BT TT

MULAI

TUGAS

1. K.H. Nurul Anwar, Lc S1 Damascus Univ. 1983

2. K.H. A. Rosidi. HS KMI Gontor 1985

3. K.H. M. Nashir Ps. Tinggi 1989

4. K.H. Nawawie. Hsy UIC Jakarta 1989

(38)

30

6. H. Ahmad Masilla, Lc S1 IIU Islamabad 1991

7. H. Mukhtar Murikh S1 King Saud Unversity

1976

8. Drs. H Mawardi HM S1 al—Aqidah 1985

9. Drs. Abu Darda S1 IKIP Jakarta 1984

10. A. Zubair Dasuki, S.Ag S1 STAI 1990

11. Nasruddin nasir, S.Ag PTA/ SI UNISMA 1994

12. M. Dzunuroin, S.Ag S1 STAIA 1991

13. H. Mastur Muhar, Lc S1 IIU Islamabad 1992

14. Drs. H. Mahdi HAS S1 Unipta Jakarta 1996

15. Drs. Zainal Abidin S1 IKIP Jakarta 1991

16. H. Zainuri Hazam Ps. Mekkah 1997

17. H. Rojuddin Bashroh, Lc S1 al-Azhar Cairo 1998

18. H. Shohibul Hidayat, Lc S1 al-Azhar Cairo 1998

19. Ahmad Fauzan Hadi D3 LIPIA 1991

20. H. Asep Sofyan Hariri, Lc S1 al-Azhar Cairo 1998

21. Hamim Abd. Hamid S.Ag S1 Darul Arqom 1992

22. H. Nur Anwar Amien, Lc S1 al-Azhar Cairo 1998

23. H. Idris Abd. Rahman, Lc S1 al-Azhar Cairo 1998

24. Ir. Hasanuddin S1 UNJ 1999

25. M. Haril Rosyadi, S.Ag S1 STAIA 2001

26. Adang Syarifuddin, B. Sc Serjana Muda 2002

27. Drs. Abd. Haris SI UNISMA 2001

28. Sirojuddin, S.Ag S1 IAIN Bandung 2001

29. Drs. M. Subur S1 UNJ 2001

30. Drs. Suharso Hadi Surya S1 IKIP Jakarta 2002

31. H. Ahmad Fauzi Toha, Lc S1 al-Azhar Cairo 2002

32. Drs Jamhari Majid S1 UNINUS Bandung 2002

33. M. Irfan Zaki S1 STAIA 2002

34. H. Ahmad Zaini, Lc S1 al-Azhar Cairo 2003

(39)

31

36. Mirwan Nijan S1 STAIA 2003

37. Ahmad Syafiuddin, S.Th.I IAIN Jogjakarta 2005

38. Ahmad Sofyan, S.Sos IAIN Jogjakarta 2005

39. Abd. Muiz Muhasyim PTA 2004

Di Pondok Pesantren At-taqwa Putra terdapat dua orang guru asuh yang tinggal di Pondok Pesantren At-taqwa Putra yang sehari-harinya membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan yng dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan Pelajar At-taqwa yang disingkat dengan PPA. Mereka adalah H. Rojuddin Bashroh, Lc dan Nasruddin nasir, S.Ag yang kedua-duanya telah berkeluarga.

b. Tata Usaha dan Pegawai

Jumlah tata usah (TU) di Pondok Pesantren At-taqwa Putra sebanyak delapan orang. Mereka terbagi kepada tata usaha (TU) Madrasah Tsanawiyah serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah, masing-masing tata usah (TU) terdiri dari tata usah administrasi guru, tata usaha keuangan serta tata usaha kesiswaan. Sedang untuk jumlah pegawai yanga bekerja di Pondok Pesantren At-taqwa Putra berjumalah sekitar sepuluh orang1 Antara lain mereka terdiri dari lima orang laki-laki, lima orang wanita, mereka tersebut adalah ibu Nisa, ibu Baot, ibu Seni, dan Ahfas. Yayat dan Nanang Mereka semua kecuali Yayat dan Nanang setiap hari bekerja sebagai tukang masak didapur umum yang terletak dibelakang asrama santri. Adapun tugas mereka sehari-hari adalah menyiapkan makan siang, dan makan malam untuk para santri serta para guru yang tingggal di asrama setiap hari, sedangkan Yayat dan Nanang bekerja sebagai pelayan di kantor Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah At-taqwa Putra. Secara lengkap untuk nama-nam tata usaha (TU) Madrasah Tsanawiyah serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 berikut ini

1

(40)
[image:40.612.112.510.131.631.2]

32

Tabel 04

Data Personil Tata Usaha

MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia

NO NAMA JABATAN

1. Hamim Abd. Hamid S.Ag Kepala Tata Usah

2. Mirwan Nijan Tata Usaha Keuangan

3. Abd. Muiz Muhasyim Tata Usaha Kesiswaan 4. M. Irfan Zaki Tata Usaha Administrasi Guru

Di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra terdapat dua orang guru asuh yang tinggal di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra yang sehari-harinya membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan yang dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan Pelajar Attaqwa (PPA). Mereka adalah H. Rojuddin Bashroh, Lc dan Nasruddin Natsir, S.Ag yang keduanya telah berkeluarga.

6. Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra

Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra adalah Yayasan At-Taqwa membawahi Pondok Pesantren At-taqwa Putra yang dipimpin oleh seorang pimpinan umum, kemudian pimpinan umum membawahi wakil pimpinan umum, kemudian membawahi pengasuh pondok pesantren, kemudian kepala Madrasah Tsanawiyah yang di pimpin oleh seorang kepala Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang dipimpin oleh seorang kepala Madrasah Aliyah yang masing-masing membawahi bidang yang ada pada masing-masing tingkatan. Berikut ini secara lengkap struktur organisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra.

Pimpinan Yayasan At-Taqwa : K.H. M. Amin Noer, MA. Pimpinan Pondok Putra : K.H. Nurul Anwar, Lc. Wakil Pimpinan Pondok Putra : K.H. A. Rosyidi. HS. Pengasuh Pondok Putra : H. Rojuddin Bashroh, Lc.

(41)

33

Sedangkan untuk struktur organisasi struktur organisasi Madrasah Aliyah dapat dilihat pada bagan 01 berikut di bawah ini:

Bagan Struktur Organisasi

MA. At-taqwa Putra Ujungharapan Bahagia

Kepala Madrasah Ahmad Masilla

BP3

Tata Usaha Hamim Abd. Hamid

Bid. Kurikulum Asep Sopyan H

Bid. Kesiswaan Rojuddin Bashroh

Bid. BP/BK H. Nur Anwar Amin, Lc

Bid. Humas M.Dzunuroin

Wali Kelas/Guru-guru

OSIS

(42)

34

B. Pelaksanaan Pendidikan Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

1. Sistem Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Sistem pendidikan yang diterapkan serta dikembangkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah merupakan sistem kelasikal. 2 dengan menggunakan meja, kursi, papan tulis, dan peralatan lainnya sebagai sarana belajar serta dilengkapi dengan sebuah perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar. Pendidikan formal dengan bentuk madrasah yang merupakan pengadopsian dari pola dan sistem pembelajaran dan sistem moderen telah dikembangkan Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera sejak tahun 1962 sehingga kelak lulusan Pondok Pesantren At-Tqwa Pusat Putera dapat memenuhi kebutuhan fagmatis masyarakat serta memiliki ijzh. Saat ini pendidikan yang dikembangkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah madrasah model terpadu yang menggabungkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama kedalam kurikulum pendidikan madrasah serta ditambah dengan keterampilan.

Madrasah yang diselenggarakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan jenjang melalui kelas satu Tsanawiyah sampai kelas tiga Aliyah dengan masa studi pendidikan masing-masing tiga tahun.

Sedangkan tujuan pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera pada dasarnya sama dengan sama dengan tujuan pemdidikan seluruh model pendidikan islam baik itu di pesantren, sekolah islam dan pendidikan agama di sekolah umum yaitu membentuk pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia mulia, cerdas dan terampil. Tujuan pendidikan di pondok pesantren attaqwa pusat putera adalah mencetajk orang-orang yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah serta berilmu, hal ini berdasarkan firman Allah yang artinya :

“Allah akan mengangkat beberapa derajat dari antara kamu yang

beriman dan berilmu pengetahuan” (Q,S, Al-Mujadalah /58/11)

2Nurul Anwar, Pimpinan Umum Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera, Wawancara

(43)

35

Di dalam ayat tersebut Allah SWT mengangkat iman, taqwa dan berakhlakul karimah menjadi suatu paket yang kemudian baru ilmu, selain itu terjadinya krisis moral para pelajar yang bersekolah di sekolah umum saat ini seperti krisis moral para Sekolah Tehnik Menengah (STM) adalah disebabkan oleh karena otak mereka hanya di isi oleh ilmu pengetahuan saja, tidak di isi dengan iman, taqwa sertaakhlakul karimah sehingga tidak jarang terjadinya tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar tersebut seperti suka berkelahi, tawuran pelajar yang diakibatkan karena kirangnya pendidikan agama yang diberikan di sekolah mereka. Padahal tujuan pendidikan agama adalah pembentukan pribadi siswa danmenghiasinya dengan sikap-sikap mulia.

[image:43.612.115.501.107.566.2]

Berikut ini penulis sajikan pendapat santri pondok pesantren attaqwa pusat putera berkaitan dengan sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok pesantern attaqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Table 05

Sistem Pendidikan Agama

Pondok pesantren attaqwa pusat putera

No soal Piihan Frekuensi Prosentase

1 a. sangat baik b. baik

c. kurang baik d. tidak baik

9 32

9 0

18 % 64 % 18 % 0 %

Jumlah

50 100 %
(44)

36

2. Kurikulum Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-taqwa

Kurikulum pendidikan agama ialah bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama, atau dengan kalimat yang sederhana “kurikulum pendidikan agama adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalaman- pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis yang diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai pendidikan agama.3

Kurikulum agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini kurikulum agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mengikuti kurikulum departemen agama tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum Al-Azhar Kairo Mesir. Kedua kurikulum tersebut di kombinasikan serta di padukan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara bersamaan tanpa ada perbedaan waktu dalam memberikan materi pelajaran, sehingga lulusan (alumni) dari pondok pesantren at-taqwa pusat putera kelak akan memiliki dua ijazah yaitu ijazah yang dikeluarkan oleh pondok pesantren at-taqwa pusat putera (Syahadah) serta ijazah yang dikeluarkan oleh pemerintah (ijazah

negri), keberadaan ijazah tersebut telah diakui statusnya baik diluar negri

maupun didalam negri. Dengan demikian para santri pondok pesantren at- taqwa pusat pitera yang kelak telah selesai mengikuti pendidikan dan kemudian ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi mereka dapat masuk keperguruan tinggi yang mereka inginkan baik yang beerada didalam negri maupun yang berada diluar negri dengan adanya kedua ijazah tersebut.

Selain itu pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera saat ini sangat ditekankan kepada madrasah Aliyah keagamaan (MAK) ini 90% merupakan materi pelajaran agama dari kurikulum depag dan pondok, dan 10% materi pelajaran umum.

3Zuhairini. Methodik Pendidikan Khusus Agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983), h.

(45)

37

Jika pelaksanaan pendidikan agama yang diterapkan di jurusan madrasah aliyah keagamaan (MAK) berhasil, maka pendidikan agama dijureusan lain seperti jurusan IPA dan IPS akan berhasil, sebaliknya jika pendidikan agama yang diterapkan di madarasah aliyah keagamaan (MAK) gagal, maka kemungkinan akan gagal pula pelaksanaan pendidikan agama dijurusan lain. Sebab siswa-siswa dimadrasah aliyah keagamaan (MAK) adalah merupakan siswa-siswa pilihan yang dipilih secara selektif serta memiliki kemampuan berkomunikasi berbaha arab yang cukup baik sedangkan para guru yang mengajar di madrasah aliyah keagamaan (MAK) merupakan para guru yang memiliki keahlian pada bidangnya masing-masing dimana sebagian mereka memiliki kemampuan berkomunikasi dengan berbahasa Arab yang cukup baik yang selalu mereka tekankan ketika mereka sedang mengajar dikelas, atau ketika sedang berada diluar kelas.

[image:45.612.112.509.106.605.2]

Berikut ini penulis sajikan pendapat para santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera berkaitan dengan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Table 06

Kurikulum Pendidikan Agama yang digunakan

Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera

No soal Pilihan Frekuensi Prosentase

2

a. sangat baik b. baik

c. kurang baik d. tidak baik

13 27 10 0

26% 54% 20% 0%

Jumlah

50 100%
(46)

38

agama yang

Gambar

table untuk memudahkan dalam membaca data.
Tabel 02
Tabel 03
Tabel 04
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pesantren sebagai pusat pendidikan dan pengembangan agama Islam. Yang dikenal dengan “Pondok Panji” yang sekarang. dinamakan “ Pondok Pesantren Al- Hamdaniyah”

PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA BANJARMASIN (STUDI MULTI KASUS DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMIYAH, PONDOK PESANTREN AL-ISTIQAMAH,DAN PONDOK PESANTREN

Terkait dengan penemuan faktor hambatan dan solusi yang diperoleh melalui penelitian pada pondok pesantren Darut Taqwa Ponorogo terdapat tiga faktor yang menjadi

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan adanya sistem asrama dimana santri menerima pendidikan

Perkembangan Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami sangat pesat bisa dilihat dari perkembangan saat ini. Perkembangan saat ini Pondok Pesantren menjadi

• Merancang Pesantren Budaya sebagai Pusat Kegiatan Pondok Pesantren yang dapat mewadahi segala aktivitas santri di sekitar lokasi pondok pesantren di Singosari. • Menyusun

pesantren juga merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, yakni lembaga yang digunakan untuk mempelajari agama Islam, sekaligus sebagai pusat penyebaran agama

Sebagai sarana penunjangnya, maka lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan pondok pesantren Ta'sisut Taqwa bergabung dengan lembaga pendidikan Ma'arif pada tahun 1986, 2