Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU
CERITA BERGAMBAR LUTUNG KASARUNG
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011
Oleh :
Erik Ermawan 51907196 Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini. Tidak lupa salawat serta salam senantiasa tercurahkan tehadap Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Adapun Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Desain Jenjang Strata 1 Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia. Dengan Judul “Perancangan Media Informasi Buku Cerita Bergambar Lutung Kasarung”.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu, data yang diperoleh, dan kemampuan penulis yang terbatas, sehingga dalam penyusunannya penulis tidak luput dari kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang dapat dijadikan perbaikan dan peningkatan kualitas di masa mendatang.
Semoga segala kekurangan dan keterbatasan dalam laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membaca laporan ini.
Bandung, Juli 2011
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada masa lampau yang menjadi
ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan sejarah yang dimiliki
masing-masing bangsa. Cerita rakyat pada umumnya diwariskan secara
turun-menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat
tertentu.
Cerita rakyat bukanlah sekedar cerita biasa yang hanya ditujukan untuk
menghibur, tetapi juga mengandung nilai – nilai kehidupan, moral,
emosional, bahasa, religi, sosial budaya dan lain-lain. Setiap bangsa
memiliki cerita rakyat masing – masing, lewat cerita – cerita rakyat ini
banyak sekali yang dapat diketahui sebuah tradisi adat, serta kebudayaan
yang berkembang di berbagai tempat.
Dalam masyarakat Sunda dikenal cerita pantun dan babad. Cerita pantun
adalah cerita – cerita yang terdapat dalam tradisi lisan masyarakat Sunda.
Semua gambaran yang terdapat dalam cerita didengar secara
turun-temurun. Cerita pantun diceritakan oleh juru pantun hanya pada
waktu-waktu tertentu saja yang dianggap penting dan suci, misalnya pada waktu-waktu
2 terlebih dulu ngarajah, atau mengucap mantra untuk meminta ijin kepada
para hiang atau karuhun (nenek moyang).
Diantara cerita-cerita pantun ada yang dianggap keramat oleh juru pantun
sehingga hanya beberapa orang yang berani menceritakannya. Cerita
pantun Lutung Kasarung, Mundinglaya di Kusumah, Ciung Wanara dan Nyai
Pohaci Sanghiang Sri adalah beberapa cerita-cerita pantun yang dianggap
keramat. Di antara keempat cerita tersebut, Lutung Kasarung adalah cerita
yang dianggap paling keramat, sehingga jarang sekali ada juru pantun yang
berani menceritakannya. Cerita Lutung Kasarung sendiri dicatat oleh
seorang mantri gudang kopi Kawunglarang bernama Argasasmita di wilayah
Majalengka. Saat ini tulisan aslinya disimpan di Musium Pusat Jakarta
dengan tanda pengenal Naskah Sunda no. 113. Tulisan itu ditulis dengan
aksara Jawa dan Latin (Ajip Rosidi, 2008).
Cerita Lutung Kasarung yang menceritakan tentang perselisihan antara
Purba Rarang dan adiknya yang bernama Purba Sari, dalam
memperebutkan tahta kekuasaan yang diwariskan oleh ayahnya kepada
Purba Sari namun karena usianya belum cukup matang untuk sementara
kekuasaan diserahkan pada Purba Rarang. Sayangnya Purba Rarang tidak
terima dengan keputusan ayahnya, sehingga ia ingin menguasai
sepenuhnya tahta kerajaan dengan cara mengasingkan Purba Sari kehutan.
Purba Sari yang selalu sabar dan pasrah kepada Tuhan akhirnya di
pertemukan dengan Lutung Kasarung yang selalu membantunya
3 Cerita rakyat Lutung Kasarung ini mengandung banyak nilai positif yang
diharapkan dapat diserap oleh anak-anak untuk memupuk mental dan
moral mereka sebagai generasi penerus bangsa. Sifat-sifat Purba Sari yang
selalu sabar dan ikhlas namun selalu berjuang dalam menghadapi cobaan
yang terus menerus datang padanya patut ditiru oleh anak-anak.
Pada tahun 1926 Lutung Kasarung menjadi film pertama di Indonesia yang
dibuat di Bandung oleh Heuveldrop orang Belanda dan Kruger orang Jerman
dengan judul ”Loetoeng Kasaroeng”. Lutung Kasarung juga pernah
ditampilkan dalam bentuk drama oleh R.T.A Sunarya seorang bupati Ciamis
pada tahun 1947. Saat ini kurangnya media yang mengangkat cerita Lutung
Kasarung menyebabkan cerita Lutung Kasarung kurang dikenal oleh
anak-anak. Mereka lebih mengenal cerita Lutung Kasarung melalui buku
pelajaran sekolah dengan cerita yang sangat singkat, sehingga inti dari
cerita Lutung Kasarung yang sarat dengan nilai positif ini terlewatkan dan
terlupakan begitu saja oleh anak-anak. Oleh karena itu diperlukan sebuah
media kreatif yang mendidik namun menarik bagi anak-anak agar mereka
tidak hanya mengenal cerita Lutung Kasarung tapi juga memahami nilai
4 1.2 Identifikasi Masalah
• Terbatasnya pengetahuan anak-anak mengenai cerita Lutung Kasarung, cerita yang dikenal sekarang berdasarkan struktur cerita yang didapat dari
pelajaran sekolah.
• Kurangnya media yang mengangkat cerita Lutung Kasarung khususnya bagi anak-anak.
• Kurangnya pemahaman anak terhadap nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Lutung Kasarung.
• Banyaknya cerita dari negara lain yang masuk ke Indonesia melalui berbagai media menyebabkan anak-anak cenderung memilih cerita dari luar negeri
dibandingkan cerita rakyat Sunda Lutung Kasarung.
1.3 Fokus Permasalahan
Bagaimana menyampaikan informasi tentang nilai-nilai moral yang
terkandung dalam cerita Lutung Kasarung kepada anak-anak di Jawa Barat.
1.4 Tujuan Perancangan
• Menceritakan kembali cerita rakyat Sunda Lutung Kasarung.
• Memberikan informasi tentang nilai – nilai moral yang terkandung dalam cerita Lutung Kasarung.
5 BAB II
GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG
2.1 Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang
dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada masa
lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan
sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Cerita rakyat pada umumnya
diwariskan secara turun-menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya
dalam masyarakat tertentu. Ada dua bentuk cerita rakyat yaitu puisi dan
prosa. Cerita rakyat dalam puisi diantaranya adalah pantun, peribahasa,
khiasan, pepatah dan perumpamaan. Sedangkan cerita rakyat dalam
bentuk prosa diantaranya dongeng, legenda, dan mite (Danandjaja, 2002,
h.3 – 5 ).
Cerita rakyat merupakan suatu bentuk cerita yang populer di kalangan
rakyat, yang menjadi hiburan penting di masyarakat. Dalam masyarakat
Melayu, terdapat berbagai jenis cerita rakyat seperti cerita binatang atau
fabel, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita pengalaman. Cerita rakyat
adalah suatu genre sastra yang dimiliki oleh semua bangsa di dunia, cerita
rakyat baik yang bernilai sastra atau bukan adalah bagian dari apa yang
disebut folklore lisan. Membicarakan cerita rakyat berarti menggali kembali budaya dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat. Cerita rakyat
6 yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun (Danandjaja, 2002,
h.4).
2.2 Jenis Cerita Rakyat
Menurut William R. Bascom dalam Danandjaja (2002), cerita rakyat dapat
dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu:
a. Mite
Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta
dianggap suci oleh empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau
makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain atau dunia yang
bukan seperti dikenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Mite
umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia
pertama dan terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk tipografi,
gejala alam, dan sebagainya.
b. Legenda
Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan
mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap
suci. Berlainan dengan mite, legenda ditokohi manusia, yang ada kalanya
mempunyai sifat-sifat luar biasa, dan sering kali juga dibantu
makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia yang seperti dikenal
7 c. Dongeng
Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi
dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat.
Menurut Anti Aarne dan Stith Thompson dalam Danandjaja (2002)
membagi jenis-jenis dongeng menjadi empat bagian, antara lain:
1. Dongeng binatang
Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan
dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata
(reptil), ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis
ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.
2. Dongeng biasa
Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan
biasanya adalah kisah duka seseorang.
3. Lelucon dan anekdot
Lelucon dan anekdot adalah dongeng-dongeng yang dapat
menimbulkan rasa mengelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi
sekelompok pendengarnya atau tokoh tertentu, yang menjadi sasaran
dongeng itu, dapat menimbulkan rasa sakit hati.
4. Dongeng berumus
Dongeng berumus adalah dongeng-dongeng yang oleh Anti Aarne dan
Stith Thompson disebut formula tales, dan strukturnya terdiri dari
pengulangan. Dongeng-dongeng berumus mempunyai beberapa
subbentuk, yakni, dongeng bertimbun banyak (cumulative tales),
dongeng untuk permainan orang (catch tales), dan dongeng yang
8 Berdasarkan jenis-jenis cerita rakyat tersebut, cerita rakyat Lutung
Kasarung sendiri dapat digolongkan ke dalam jenis cerita legenda, karena
cerita Lutung Kasarung merupakan prosa rakyat yang dianggap pernah
benar-benar terjadi serta ditokohi manusia yang mempunyai sifat-sifat luar
biasa, dan sering kali dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib.
2.3 Kandungan Pesan dan Nilai Moral dalam Cerita Lutung Kasarung
Pesan moral dalam cerita Lutung Kasarung antara lain pesan untuk
menghormati orang yang lebih tua dimana Purba Sari selalu patuh dan
hormat pada kakaknya yang lebih tua walaupun kakaknya Purba Rarang
selalu menindasnya. Purba Sari juga mengajarkan tentang berserah diri
pada Tuhan, ia selalu berdoa, berserah diri, dan selalu bersyukur kepada
Yang Maha Esa dalam menjalani kehidupannya. Sifatnya yang sabar dan
pasrah pada Tuhan membuat Purba Sari selalu dilindungi oleh Tuhan
karena itu ia selalu dapat menghadapi bermacam kesulitan. Purba Sari
juga memiliki sifat pemaaf dimana dengan ikhlas memaafkan Purba
Rarang yang telah membuatnya menderita bahkan berusaha
membunuhnya.
Lutung Kasarung atau Guru Minda Kahiangan mengajarkan tentang rasa
tanggung jawab. Guru Minda yang melakukan kesalahan karena
mendambakan istri seperti ibunya rela menerima hukuman untuk turun ke
bumi dan menyebarkan kebajikan, Guru Minda yang tampan rupawan juga
rela memakai pakaian Sang Hiang Mega Hitam yang menjadikannya
9 Mamang Léngsér mengajarkan tentang kejujuran dimana Mang Léngsér
sebagai pesuruh istana selalu dapat dipercaya dalam menyampaikan
setiap pesan yang diperintahkan oleh Purba Rarang tanpa mengurangi
atau menambahkan pesannya, walaupun terkadang pesannya sangat
berat untuk disampaikan.
Aki Panyumpit seorang pemburu yang menangkap Lutung Kasarung
mengajarkan tentang berdemokrasi dimana saat Aki Panyumpit membawa
pulang Lutung Kasarung ke rumahnya beliau meminta pendapat dari istri
serta anak dan cucunya untuk mengemukakan pendapat tentang
permintaan dan keinginan Aki Panyumpit untuk mengangkat Lutung
Kasarung menjadi anaknya.
Sedangkan sifat yang tidak terpuji ditunjukkan oleh Purba Rarang dimana
Purba Rarang sebagai kakak tertua yang diberi tugas untuk menjadi
pewaris tahta sementara malah menginginkan kekuasaan sepenuhnya
terhadap tahta kerajaan Pasir Batang Anu Girang bahkan Purba Rarang
menghalalkan segala cara demi keinginannya tercapai, ketamakannya
membuat Purba Rarang rela mencelakai adik kandungnya sendiri bahkan
10 2.4 Persepsi Anak Terhadap Cerita Lutung Kasarung
Berdasarkan dari hasil penelitian pada 50 anak berusia 10-12 tahun di
wilayah Jl. Rama Padjajaran Bandung pengetahuan anak tentang cerita
Lutung Kasarung dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Informasi
Dari 50 responden 72% mengetahui cerita Lutung Kasarung melalui
buku pelajaran, sedangkan 28% mengetahui cerita Lutung Kasarung
dari orang tua.
Gambar II.1 Persentasi Penelitian 1
b. Tokoh
Dalam 3 pertanyaan tentang tokoh utama cerita Lutung kasarung
sebanyak 88% anak mengetahui Purba Sari adalah putri yang baik,
88% anak mengetahui Purba Rarang sebagai putri yang jahat, dan 72%
anak mengetahui di akhir cerita Lutung Kasarung berubah menjadi
pemuda tampan
Dari mana kamu tahu cerita Lutung Kasarung?
Orang tua, kakak dll
Buku Pelajaran sekolah
11 Gambar II.2 Persentasi Penelitian 2
Gambar II.3 Persentasi Penelitian 3
Gambar II.4 Persentasi Penelitian4 Tahukah kamu siapa putri yang baik hati
dalam cerita Lutung Kasarung?
Purba Sari Purba Rarang
Tahukah kamu siapa putri yang jahat dalam cerita Lutung Kasarung?
Purba Sari Purba Rarang
Diakhir cerita berubah menjadi apakah si Lutung Kasarung?
12 c. Minat
Dari 50 responden sebanyak 72% lebih tertarik dengan cerita Kera
Sakti daripada cerita Lutung Kasarung.
Gambar II.5 Persentasi Penelitian 5
Kesimpulan
Pada umumnya anak-anak sudah mengenal cerita Lutung Kasarung
melalui buku pelajaran Muatan Lokal bahasa Sunda yang mereka dapat
dari sekolah, hanya saja cerita yang disampaikan sangatlah singkat dan
kurang menarik sehingga anak-anak lebih tertarik dengan cerita dari
negara lain dari pada cerita Lutung Kasarung.
Manakah cerita yang lebih kalian sukai?
Kera sakti Lutung Kasarung
28%
13 2.5 Perkembangan Psikologi Anak-Anak
Menurut Jean Piaget (2010) tahapan perkembangan psikologi anak dapat
dibagi dalam 4 kelompok yaitu:
• Periode sensori-motor (usia 0–2 tahun) • Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) • Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Perkembangan aspek kognitif anak pada periode operasional konkrit, yaitu pada usia 7-11 tahun sudah dapat memahami inti dari sebuah cerita yang disajikan, karena mereka telah sampai pada tahapan:
• Decentering, yaitu anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya
(dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk).
• Penghilangan sifat Egosentrisme, yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang
tersebut berpikir dengan cara yang salah).
Aspek emosi pada anak-anak (6-12 tahun), mereka lebih senang untuk
bermain belum bisa menerima secara berat dan serius suatu persoalan,
tergolong sensitif.
Dalam aspek intelegensi pada masa usia ini, mereka selalu berusaha
mencari tahu sesuatu hal yang baru (selalu ingin tahu). Hingga bisa
14 mereka. Dalam aspek sosial, mereka sangat senang bermain dengan
sesamanya. Pada masa ini mereka amat mudah menerima teman.
2.6 Segmentasi dan Target Audiens
Target audiens ditunjukan kepada masyarakat Indonesia khususnya di
wilayah Jawa Barat. Target dibagi dalam dua kategori, yaitu target primer
dan target sekunder.
a. Target Audiens Primer
Target audiens primer merupakan target utama dalam perancangan
buku cerita bergambar ini. Target ini adalah anak-anak yang berada
dalam periode operasional konkrit (10-12 tahun), Segala bentuk
rancangan buku ini nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik
target primer ini, yang terbagi menjadi demografis, geografis,
psikografis, behavioristis yaitu:
- Demografis
Secara demografis target audience sebagai konsumen pembaca meliputi kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, kategori
usia mulai 10-12 tahun, duduk dibangku kelas 4-6 sekolah dasar
(SD) dengan segala kelas sosial masyarakat.
- Geografis
Secara geografis target audience dari media informasi ini adalah semua orang dengan batasan yang telah dijelaskan pada bagian
demografis tersebut di atas, yang bertempat tinggal di wilayah pulau
15 - Psikografis
Para pembaca dari media informasi ini adalah anak-anak yang
memiliki kecenderungan berimajinasi dan ketertarikan kepada satu
tokoh atau figur idola tertentu dan mampu memecahkan
permasalahan yang dihadapkan (memahami mana yang baik dan
mana yang buruk).
- Behavioristis
Target audiens adalah anak-anak yang sudah dalam tahap
membaca, anak-anak dibuat agar dapat menyukai buku cerita
bergambar dan mengidolakan tokoh di dalam buku cerita tersebut
sehingga mereka menyerap pesan moral yang terkandung dalam
cerita.
b. Target Audiens Sekunder
Target audiens sekunder merupakan target tambahan diluar target
audiens utama, target sekunder ini merupakan masyarakat yang
mempunyai minat terhadap cerita rakyat serta gemar membaca buku.
Para target sekunder ini meliputi orang tua, guru maupun kalangan
remaja yang diharapkan dapat mendampingi anak-anak membaca
buku cerita serta memberikan penjelasan-penjelasan tentang pesan
16 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Komunikasi
3.1.1 Strategi Komunikasi Visual
Strategi visual yang akan dirancang berdasarkan dari target audience yang telah dibahas sebelumnya yaitu anak-anak usia 10-12 tahun di wilayah Jawa Barat adalah dengan menyampaikan budaya-budaya sunda baik berupa properti, pakaian, seting lokasi, maupun tokoh-tokoh melalui gaya ilustrasi kartun.
3.1.2 Strategi Komunikasi Verbal
Dalam pendekatan verbal digunakan bahasa Indonesia yang formal namun dalam beberapa bagian disisipkan bahasa sehari-hari agar cerita lebih menarik, penggunaan dua bahasa ini dapat menambah perbendaharaan kosakata bagi anak-anak sebagai target utama media informasi. Selain itu digunakan kalimat-kalimat dialog antara narator dengan pembaca sehingga pembaca merasa ikut dalam cerita yang disampaikan.
3.1.3 Strategi Kreatif a. Gaya ilustrasi
Gaya ilustrasi yang digunakan adalah dengan gaya kartun
17 SumbeMei 2011, 18:25:55)
Gambar III.1 Contoh Gambar Kartun
18 b. Teknik Penceritaan
Teknik penceritaan yang diusung adalah menyajikan cerita dengan membawa pembaca sebagai tokoh utama dalam cerita yaitu Lutung Kasarung yang dalam perjalanannya akan disajikan pilihan-pilihan yang dapat menentukan akhir dari cerita ini. Pemilihan teknik penceritaan ini ditujukan untuk menginformasikan pesan moral yang terkandung dalam cerita serta memberikan gambaran sebab-akibat dari apa yang dilakukan/dipilih oleh pembaca.
c. Story Line - Story Line 1
Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil
buah.
- Lutung Kasarung meninggalkan Purba Sari dan pergi ke
kota.
- Lutung Kasarung dihadang pengawal istana dan dikurung dalam kerangkeng.
- Story Line 2
Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil
buah.
19 - Lutung Kasarung menyembuhkan Purba Sari sehingga
cantik kembali.
- Purba Rarang memerintah mamang Lengser untuk
menyampaikan titah menangkap banteng lilin kepada Purba Sari.
- Karena takut akan titah yang diberikan Purba Rarang, Lutung Kasarung pergi meninggalkan Purba Sari menangkap Banteng Lilin sendirian.
- Story Line 3
Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil
buah.
- Lutung Kasarung membantu Purba Sari mengambil buah. - Lutung Kasarung menyembuhkan Purba Sari sehingga
cantik kembali.
- Purba Rarang memerintah mamang Lengser untuk menyampaikan titah menangkap banteng lilin kepada Purba Sari.
- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi mencari Banteng
Lilin
- Purba Sari dan Lutung Kasarung menemukan banteng Lilin berwarna gading yang buas tersebut.
20 - Story Line 4
Lutung Kasarung dan Purba Sari Menaklukkan Banteng Lilin - Lutung Kasarung melihat Purba Sari kesulitan mengambil
buah.
- Lutung Kasarung membantu Purba Sari mengambil buah. - Lutung Kasarung menyembuhkan Purba Sari sehingga
cantik kembali.
- Purba Rarang memerintah mamang Lengser untuk menyampaikan titah menangkap banteng lilin kepada Purba Sari.
- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi mencari Banteng Lilin
- Purba Sari dan Lutung Kasarung menemukan banteng Lilin berwarna gading yang buas tersebut.
- Purba Sari dan Lutung Kasarung berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan untuk menaklukkan Banteng tersebut.
- Purba Sari dan Lutung Kasarung mendapat petunjuk dari Tuhan dan menaklukkan Banteng Lilin tersebut.
- Purba Sari dan Lutung Kasarung pergi ke istana
menyerahkan Banteng Lilin kepada Purba Rarang.
- Purba Rarang kesal karena Purba Sari dan Lutung Kasarung berhasil menaklukkan Banteng Lilin.
21 3.1.4. Strategi Media
Media Utama
Strategi media yang dilakukan adalah melalui buku cerita bergambar yang dikemas dengan gaya penceritaan yang mengajak pembaca sebagai tokoh utama dalam cerita, yaitu sebagai Lutung Kasarung.
Sumber
2011, 19:02:07)
Gambar III.2 Contoh Buku Teka-Teki
Cerita bergambar ini dirancang dengan teknik digital imaging
22 juga dibuat berseri untuk membuat target merasa penasaran akan kelanjutan dari tiap cerita yang disajikan.
3.2 Konsep Visual
3.2.1. Format Desain
Format desain buku adalah dengan posisi portrait berukuran 14,5cm x 20,5cm dengan. Buku dibuka dari kanan ke kiri layaknya buku pelajaran biasa yang sering digunakan anak-anak di sekolah, format ini dibuat agar anak lebih mudah membaca karena disesuaikan dengan kebiasaan cara membaca dari kiri ke kanan.
3.2.2. Tata Letak (layout)
Tata letak dalam buku cerita bergambar ini adalah dengan menempatkan ilustrasi secara penuh di tiap halaman, bagian narasi dibagian bawah ilustrasi, serta bagian pilihan halaman yang dituju diletakkan dibawah narasi dengan ukuran jenis huruf yang berbeda. Tata letak ini disusun agar pembaca tidak kebingungan dalam memahami bacaan cerita bergambar ini.
3.2.3. Tipografi
23 Gambar III.3 Tipografi Judul Buku
Dibagian sisi kanan judul terdapat nomor buku yaitu buku seri pertama, pada bagian sub judul terdapat judul seri cerita yang diangkat, yaitu “Menaklukkan Banteng Lilin”.
Sedangkan tipografi dalam isi buku cerita bergambar Lutung Kasarung menggunakan A.C.M.E Secret Agent, karena merupakan jenis teks kartun yang biasa digunakan dalam buku cerita dan mudah dibaca sehingga tidak menyulitkan bagi anak-anak dalam membaca isi cerita Lutung Kasarung.
A. c. m. e secret agent
ABCDEFGHIJKLMNOPQSTUVWXYZ
abcdef ghij klmnopqst uvwxyz
123456789o-=` ! @#$%^&*()_+~[ ] \ ; ’ , . / {}| : ” <>?
24
Ava ntG a rd e Bk BT
ABC DEFG HIJKLMNO PQ STUVWXYZ
a b c d e fg hijklmno p q stuvwxyz
123456789o -=`!@ # $%^&*()_+~[]\;’ ,./ {}| :” <>?
3.2.4. Warna
Warna yang digunakan adalah menggunakan warna-warna analog (warna senada) yang berasal dari alam.
pemilihan warna ini disesuaikan dengan cerita Lutung Kasarung yang mengambil setting alam dengan warna-warna senada.
3.2.5. Ilustrasi
Ilustrasi dibuat menggunakan perpaduan teknik manual dan
25 menyesuaikan gaya visual dengan anak-anak sebagai target audiens.
Pemilihan gaya ilustrasi kartun ini diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak karena saat ini gaya ilustrasi kartun sering dijumpai di berbagai media baik cetak maupun elektronik.
3.2.5.1 Strategi Karakter
Strategi karakter diangkat berdasarkan gambaran dari cerita rakyat Lutung Kasarung versi Ajib Rosidi yang menyadur dari naskah Sunda No.113
1. Lutung Kasarung
SumberඬApril ඬ2011,
තඬ
0:35:48)
Gambar III.4 Karakter Lutung Kasarung
• Nama : Lutung Kasarung • Nama panggilan : Utun
• Jenis kelamin : Laki-laki
26 • Deskripsi : Lutung Kasarung adalah seekor
lutung yang merupakan jelmaan dari seorang dewa bernama Guru Minda yang sedang menjalani hukuman di Bumi.
2. Purba Sari
Sumb ඬMei ඬ2011, තඬ2:12:23)
Gambar III.5 Karakter Purba Sari
• Nama : Purba Sari Ayu Wangi • Nama Panggilan : Nyi Mas Purba Sari • Jenis Kelamin : Perempuan
• Karakteristik : Lemah lembut, penyabar, baik hati
27 3. Purba Rarang
Sumber http://jamansemana.files.wordpress.com/2010/01/kanjeng-ratu-kidul-besar.jpg (25 Juli
2011, 11:42:58)
Gambar III.6 Karakter Purba Rarang
• Nama : Purba Rarang
• Nama Panggilan : Nyi Mas Purba Rarang • Jenis Kelamin : Perempuan
• Karakteristik : Cerdik, sombong, serakah
• Deskripsi : Purba Rarang merupakan kakak dari Purba Sari, namun sebagai kakak ia malah mencelakai adiknya sendiri demi memperoleh kekuasaan.
4. Banteng lilin
Sumber
http://4.bp.blogspot.com/_3BfwXNBAPpU/TTtvkGFFW7I/AAAAAAAAAAw/5zlcHnrjzUs/s1600/ban teng2.jpg (22 Mei 2011, 20:37:17)
28 • Nama : Banteng Lilin Berwarna Gading • Nama Panggilan : Banteng lilin
• Karakteristik : ganas, buas, liar
• Deskripsi : Banteng lilin merupakan binatang buas yang ada di hutan dengan tubuhnya yang besar berwarna gading dan tanduknya yang runcing, putih bagaikan lilin membuat banteng tersebut sangat kuat, liar, dan berbahaya.
5. Mamang Lengser
Sumber http://www.datasunda.org/pl/images/ceremony/lengser/lengser-01.jpg (27 Juni 2011,
12:48:39)
Gambar III.8 Karakter Mamang Lengser
• Nama : Mamang Lengser • Nama Panggilan : Mamang
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Karakteristik : Patuh, baik hati, jujur
29 3.2.5.2 Studi Properti
Di dalam buku cerita bergambar ini diperlukan properti tambahan untuk memperkuat identitas dari karakter, acuan properti diambil berdasarkan foto dari internet tentang kebudayaan Sunda yang kemudian mengalami proses penyederhanaan bentuk dan warna. Berikut studi properti yang digunakan dalam buku cerita bergambar Lutung Kasarung:
1. Mahkota Raja
Sumber
http://2.bp.blogspot.com/_oSNmVuZ5AyM/TMTuefN7GjI/AAAAAAAAANg/67nc7zRdnkc/s1600/ mahkota+depan.bmp (17 Mei 2011, 18:26:26)
Gambar III.9 Properti Mahkota
2. Tombak
30 3.2.5.3 Studi Lokasi
Lokasi yang diangkat dalam buku cerita bergambar Lutung Kasarung ini sesuai dengan asal cerita Lutung Kasarung sendiri, yaitu di Jawa Barat.
1. Istana Pasir Batang Anu Girang
Gambar III.11 Lokasi Istana
2. Hutan Gunung Cupu
Gambar III.12 Lokasi Hutan
3. Sungai
Gambar III.13 Lokasi Sungai
4. Padang Rumput
31 BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Media
Aplikasi media yang digunakan adalah dengan menggunakan media buku
cerita bergambar yang melalui beberapa tahapan proses, yaitu tahapan
sketsa, pindai, pewarnaan, penyelesaian.
4.1.1 Media Utama
Aplikasi media utama yang akan ditampilkan yaitu buku cerita
bergambar teka-teki.
• Cover Buku Cerita Bergambar
Gambar IV.1 Cover Media Utama
Media : Buku Cerita Bergambar Teka-Teki
Ukuran : 20,5 cm x 29 cm
Material : Art Paper 260 gsm
32 Pada cover bagian depan terdapat judul buku bertuliskan Lutung
Kasarung dengan seri “Menaklukkan Banteng Lilin” yang
merupakan buku pertama dari cerita bergambar Lutung Kasarung
ini.
Gambar IV.2 Bagian Cover Depan Media Utama 1
Pada bagian bawah cover depan terdapat informasi jenis buku,
yaitu buku cerita bergambar teka-teki.
Gambar IV.3 Bagian Cover Depan Media Utama 2
• Isi Buku Cerita Bergambar
33
Media : Buku Cerita bergambar Teka-Teki
Ukuran : 20,5 cm x 14,5 cm
Material : Art Paper 150 gsm
Jumlah Halaman : 28 Halaman
Teknis Produksi : Cetak Offset
Terdapat beberapa bagian dalam isi buku cerita bergambar Lutung
Kasarung ini, diantaranya adalah:
Gambar IV.5 Bagian-bagian Isi Media Utama
- Narasi dalam buku cerita bergambar Lutung Kasarung ini
menggunakan huruf A.C.M.E Secret Agent dengan besaran
huruf 12 pt, berwarna putih dengan efek bayangan serta Narasi
Ilustrasi
Halaman Dialog Pertanyaan
34 menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari agar mudah
dipahami oleh para pembaca.
- Ilustrasi dalam buku cerita bergambar ini dibuat dengan full
color agar menarik bagi anak-anak melihat isi tiap halaman
buku cerita bergambar ini.
- Dialog pertanyaan merupakan bagian pertanyaan serta pilihan
jawaban yang akan dipilih dari situasi yang dihadapi dalam
cerita tiap halaman.
- Nomor Halaman sebagai informasi halaman yang sedang
dibaca.
- Jawaban petunjuk halaman dalam buku cerita bergambar ini
terdapat di bagian bawah halaman dengan jenis huruf
AvantGarde Bk Bt sebesar 9 pt berwarna hitam dan background
putih, bagian ini merupakan bagian penting dalam halaman
karena bagian ini merupakan informasi yang dapat menentukan
jalan cerita yang telah dipilih.
4.1.2 Media Pendukung
Media pendukung yang digunakan untuk menginformasikan
perancangan buku cerita bergambar teka-teki Lutung Kasarung ini
35
- Poster
Gambar IV.6 Poster
Media : Poster
Ukuran : 42 cm x 29,7 cm
Material : Art Paper 150 gsm
Teknis Produksi : Cetak Offset
Poster merupakan media informasi yang memuat gambar dan
huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasian poster ini
dapat ditempel baik pada dinding, majalah dinding sekolah,
ataupun di tempat-tempat umum. Untuk memberikan informasi
kepada target tentang buku cerga Lutung Kasarung.
36
- Mini X Banner
Gambar IV.7 Mini X Banner
Media : Mini X Banner
Ukuran : 24 cm x 40 cm
Teknis Produksi : Digital Printing
Mini X-Banner ini digunakan sebagai informasi tentang buku
cerita bergambar Lutung Kasarung, pengaplikasian mini
x-banner ini dapat ditempatkan di stand atau meja tempat
37
- Iklan buku
Gambar IV.8 Iklan Buku
Media : Iklan Buku
Ukuran : 11 cm x 17 cm
Teknis Produksi : Cetak Offset
Iklan buku ini ditempatkan dihalaman belakang buku lain untuk
menginformasikan adanya buku cerita bergambar Lutung
Kasarung.
- Sign System
38 Sign System ini ditempatkan di rak buku cerita, sebagai
petunjuk informasi tempat buku cerita bergambar Lutung
Kasarung berada.
4.1.3 Merchandise
Merchandise yang dibuat dalam perancangan buku cerita bergambar
ini adalah:
- Jadwal Pelajaran Sekolah
Gambar IV.10 Jadwal Pelajaran
Media : Jadwal pelajaran
Ukuran : 16 cm x 15 cm
- Stiker
39
- Paper Toy
Gambar IV.12 Paper toy
Pemilihan merchandise ini karena target utama dari perancangan
buku cerita bergambar ini adalah anak-anak usia sekolah 10-12
tahun, (kelas 4-6 SD). Merchandise ini bisa didapat dalam buku
cerita bergambar sebagai hadiah.
4.2. Teknis Produksi
4.2.1 . Sketsa
Pada pembuatan sketsa, pertama-tama penulis mencari beberapa
referensi visual untuk membuat karakter yang kemudian di
sederhanakan menjadi gaya ilustrasi kartun.
Sumber http://bujanggamanik.files.wordpress.com/2008/04/lutung_200.jpg (05
April 2011, 0:35:48)
40 Dengan bertumpu pada referensi visual penulis kemudian membuat
sketsa sesuai dengan gaya ilustrasi kartun yang ditampilkan.
Gambar IV.14 Sketsa Karakter Lutung Kasarung
4.2.2. Pemindaian
Sketsa yang telah dibuat kemudian di pindai kedalam komputer
untuk dilakukan proses digital dalam Adobe photoshop.
41 4.2.3 Pewarnaan
Gambar yang telah melalui proses pemindaian kemudian diberi
warna dengan software Adobe Photosop.
Gambar IV.16 Pewarnaan Karakter Lutung Kasarung
4.2.4 Penyelesaian
Gambar yang telah melalui proses pewarnaan selanjutnya diberi
detail untuk memunculkan dimensi karakter yang telah dibuat.
Proses penyelesaian dilakukan dengan menggunakan software
Adobe Photoshop.
42 DAFTAR PUSTAKA
Islami, M. A. (2010). Perancangan Cergam Cerita Rakyat Memecah Matahari.
Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi
Visual. Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Lubis, Hary. (2009). Risalah Akademik. Metodologi Penelitian Desain –
Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Maki, Tatsu. (2004). How To Draw & Create Manga Volume 2. Jakarta Barat:
Nexx Media.
Piaget, Jean & Inhelder, Barbel. (2010). Psikologi Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rosidi, Ajip. (2008). Purba Sari Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung. Bandung:
Nuansa.
Soekardi, Yuliadi. (2007). Putri Purba Sari dan Lutung Kasarung. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sumber Internet
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Erik Ermawan
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 April 1989
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Sangkuriang No. 53 Rt 05/13
Kec. Coblong Bandung 40135
E-mail : e_roticinkink@yahoo.co.id
No Telepon : 08996094774
RIWAYAT PENDIDIKAN
o 1994 – 1995: Taman Kanak-Kanak Tunas Harapan, Bandung
o 1995 – 2001: Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya I, Depok
o 2001 – 2004: Sekolah Menengah Pertama Negeri 35, Bandung
o 2004 – 2007: Sekolah Menengah Atas Negeri 15, Bandung