• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran pendidikan akhlak dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagaman anak didik di MTsN Parung Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran pendidikan akhlak dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagaman anak didik di MTsN Parung Bogor"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

OLEH : ANWAR NIM : 10511000088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Nama : Anwar

Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 14 September 1983 Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam/S1

Judul Skripsi : Peran Pendidikan Akhlak Dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku Keberagamaan Anak Didik Di MTsN Parung Bogor”.

Dosen Pembimbing : DR. Sururin, MA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya saya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta, 08 Februari 2011

(3)

i

ABSTRAK

Anwar, NIM: 105011000088, Peran Pendidikan Akhlak Dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku Keberagamaan Anak Didik Di MTsN Parung Bogor, Skripsi Program Strata Satu Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Peran Pendidikan Akhlak

Dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku Keberagamaan Anak Didik Di MTsN

Parung Bogor” dikarenakan masih banyaknya siswa-siswi yang sikap dan perilaku keberagamaannya kurang baik. Penulis melakukan penelitian terhadap Pendidikan Akhlak di MTsN Parung, Sejauh mana Pendidikan Akhlak di MTsN Parung Bogor Berperan dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagamaan siswa-siswinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendidikan Akhlak di MTsN Parung, Sikap dan Perilaku siswa-siswi MTsN Parung dan sejauh mana Peran Pendidikan Akhlak di MTsN Parung Bogor. Lokasi penelitian ini yaitu di MTsN Parung Bogor, penelitian ini menggunakan sampel acak, sampel yang diambil adalah siswa-siswi MTsN Parung kelas VIII yang berjumlah 300 orang. Sehingga penulis megambil 10% dari jumlah siswa yang ada dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 siswa-siswi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara obyektif sesuai data yang dikumpulkan. Dalam pengolahan data penulis mengambil pola perhitungan statistik dalam bentuk persentase, artinya setiap data dipersentasekan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekwensi jawaban dalam setiap jawaban.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran pendidikan akhlak dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagamaan siswa-siswi di MTsN Parung cukup besar, hal ini dibuktikan dengan analisis hasil wawancara, observasi dan deskripsi beberapa pertanyaan yang dicantumkan dalam angket. Dari 30 responden sebanyak 70% sampai dengan 90% sikap dan perilaku keberagamaan mereka cukup baik.

(4)

ii Bismillah hirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllahSWT, yang telah memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing untuk menempuh jalan yang benar guna meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulisan skripsi ini bertujuan unuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Namun banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat yang penuis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

2. Ketua Jurusan Kependidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hiayatullah Jakarta. Bapak Bahrissalim, M.Ag.

3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik penulis. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, MA.

4. Dosen pembimbing skripsi, Ibu DR. Sururin, MA yang telah memberikan bimbingan serta mengarahkan penulis dengan tulus dan tanpa rasa bosan demi menghasilkan skripsi yang baik dan berkualitas.

5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan. 6. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf dan karyawan yang

(5)

iii

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Orang tua tercinta ibunda Siti Sadiyah dan ayahanda Yayat Suryadi yang telah membesarkan, mendidik, dan mencurahkan rasa kasih sayang yang tulus sekaligus semangat dan doa untuk penulis.

9. Istri tercinta Rachmawati Dewi Putri beserta mama Dewi dan ayah Edi yang selalu dan menjadi motivasi penulisan skripsi ini.

10.Kawan-kawan PAI, khususnya civitas kelas C yang selalu memotivasi terselesaikannya skripsi ini. Kawan-kawan senasib dan seperjuangan mang Uus, mang Tomo, mang Wisna, mang Wawan dan kawan-kawan kosan yang selama ini selalu bersama dalam suka dan duka.

11.Keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hidayah di Cilangkap pimpinan KH Moh. Saat dan K. Abd. Mutholib, beserta kawan-kawan pesantren, Pendi, Enjum,Usman, Darsono, dede, Martin, Emus, Lili, Ukon, Surif, Emen, Uci, K. Juned, Rohim.

Kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini, penulis haturkan rasa terima kasih. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amiin. Apabila ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.

Jakarta, 07 Februari 2011

(6)

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………... 7

C. Kegunaan Penelitian………... 7

D. Sistematika Penulisan………... 8

BAB II : KERANGKA TEORI A. PENDIDIKAN AKHLAK………. 9

1. Pengertian Pendidikan Akhlak……….. 9

2. Dasar-Dasar Pendidikan Akhlak………... 11

3. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak MTs……….. 15

4. Tujuan Pendidikan Akhlak MTs……… 16

5. Peran Pendidikan Akhlak MTs………... 17

B. SIKAP KEBERAGAMAAN……….. 18

1. Pengertian Sikap Keberagamaan……… 18

2. Ciri-Ciri Sikap Keberagamaan……… 20

C. PERILAKU KEBERAGAMAAN………... 21

1. Pengertian Perilaku Keberagamaan………. 21

2. Perilaku Keberagamaan Yang Mencerminkan Beriman Kepada Rasul….. 22

3. Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Mukjizat Allah……….. 23

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU.. 23

1. Faktor Biologis……… 23

(7)

v

D. Populasi dan Sampel……….. 27

E. Tekhnik Pengumpulan Data………... 27

F. Instrument Penelitian……….. 28

G. Teknik Pengolahan Data………. 31

H. Teknik Analisis Data……….. 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penlitian……… 33

1. Profil Madrasah……… 33

2. Sejarah Singkat MTsN Parung………. 34

3. Identitas Madrasah……… 34

4. Keadaan Sarana dan Prasarana………. 35

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa……… 37

B. Deskripsi Data………. 41

1. Pendidikan Akhlak Siswa-Siswi MTsN Parung………. 41

2. Sikap Keberagamaan Siswa-Siswi MTsN Parung………. 57

3. Perilaku Keberagamaan Siswa-Siswi MTsN Parung………. 62

C. Analisis Data……… 69

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan……… 74

B. Saran……….. 75

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah pendidikan. Petunjuk kitab suci maupun Sunah Nabi dengan jelas menganjurkan para pemeluk Islam untuk meningkatkan kecakapan dan akhlak generasi muda. Sebab, pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi.

Tentang pendidikan budi pekerti luhur, Al-Qur’an mengingatkan agar semua orang memelihara diri sendiri dan keluarga dari azab neraka, yakni dengan menanamkan takwa kepada Allah SWT dan budi pekerti luhur. Sebab, menurut sabda Nabi, tidak ada sesuatu yang lebih banyak memasukan manusia kedalam surga daripada takwa kepada Allah dan budi pekerti luhur.

Kitab suci Al-Qur’an juga mengingatkan kaum muslimin agar waspada untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah, yang akan menimbulkan kekhawatiran.

(9)

diperlukan, sehingga mereka mampu tampil sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.1

Pembahasan tentang persoalan pendidikan sama halnya membicarakan tentang kehidupan, sebab pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh setiap individu menuju kearah yang lebih baik sesuai dengan potensi kemanusiaannya. Proses ini hanya berhenti ketika nyawa sudah tidak ada dalam raga manusia. Dalam Islam pendidikan diperlukan untuk membantu meneguhkan eksistensi dalam mengemban fungsi abid dan khalifah. Eksistensi manusia sangat ditentukan oleh sejauh mana ia mampu menjalankan kedua fungsi tersebut.

Selain itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan proses memanusiakan manusia (humanizing human being). Karena itu, semua treatment yang ada dalam praktik pendidikan mestinya selalu memperhatikan hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah yang dimiliki, sebagai makhluk individu yang khas, dan sebagai makhluk sosial yang hidup dalam realitas sosial majemuk. Untuk itu, pemahaman yang utuh tentang karakter manusia wajib dilakukan sebelum proses pendidikan dilaksanakan.2

Salah satu dasar pandangan pendidikan adalah akhlak. Allah SWT berfirman:



“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berada di atas budi pekerti yang

agung”(Q.S al-Qalam, 68:4).3

Ayat diatas menerangkan bahwa pahala yang tidak putus-putusnya diperoleh oleh Rasulullah saw sebagai hasil akhlak yang agung, yang merupakan akhlak beliau dan merupakan pujian dari Allah SWT kepada beliau, yang jarang diberikannya kepada hamba-hambanya yang lain.4 Ayat tersebut menjelaskan

1

A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta Timur: Yayasan Pendidikan Islam FAJAR DUNIA, Cipayung, 1999), Cet.1, hal 5-6.

2

Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik, Upaya Konstruktif Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2004), Cet.1, hal 15-16.

3

Universitas Islam Indonesia, Al Qur’an dan Tafsirny: PT Dana Bhakti Wakaf), h. 284. 4

(10)

bahwa Nabi Muhammad SAW yang menjadi mitra bicara ayat tersebut berada diatas tingkat budi pekerti yang luhur, bukan sekedar berbudi pekerti luhur. Allah menegur beliau jika bersikap dengan sikap yang hanya baik dan telah biasa dilakukan orang-orang yang dinilai sebagai brakhlak mulia. Keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW telah mencapai puncaknya.

Allah telah memberkati Nabi Muhammad SAW dengan sifat pemalu, memuliakan orang, pemberani, pemaaf, penyantun, dan setiap akhlak mulia lainnya. Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa tugas utama yang diamanatkan kepada dirinya adalah menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana hadits beliau:

قاْخأْا مراكم ممتأ تْثعب امَّإ

“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak

yang mulia” 5

Hadis tersebut mengisyaratkan bahwa sebelum Rasulullah hadir dimuka

bumi, keadaan masyarakat sudah memiliki akhlak yang telah mendarah daging. Akhlak yang telah dimiliki masyarakat pada waktu itu ada yang sudah baik, dan banyak pula (bahkan sebagian) besar keadaannya tidak baik. Hal ini diisyaratkan oleh informasi sejarah yang menyebutkan bangsa Arab pada masa itu sebagai masyarakat jahiliyah, yaitu bukan masyarakat yang bodoh dalam arti tidak memiliki pengetahuan dan kebudayaan, melainkan masyarakat yang lebih memperturunkan hawa nafsunya yang buruk, seperti kebiasaan berperang antara suku, merampok, mengurangi timbangan, berjudi, berzina, meminum minuman yang memabukan dan sebagainya. Akhlak yang demikian itulah yang perlu diperbaiki dan disempurnakan sehingga seluruhnya menjadi baik. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa keutamaan, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan jujur. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran-pelajaran

5

(11)

akhlak, setiap guru haruslah memikirkan akhlak keagamaan sebelum yang lain-lainnya, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan akhlak yang mulia adalah tiang dari pendidikan Islam.6

Krisis akhlak yang menimpa pada masyarakat umum terlihat pada sebagian sikap mereka yang mudah merampas hak orang lain (menjarah), main hakim sendiri, melanggar peraturan tanpa merasa bersalah, mudah terpancing emosinya dan sebagainya. Sedangkan krisis akhlak yang menimpa pelajar terlihat dari banyaknya keluhan orang tua, ahli didik dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial berkenaan dengan ulah sebagian pelajar yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, sering membuat keonaran, tawuran, mabuk-mabukan, pesta obat-obat terlarang, bergaya hudup seperti hippies, bahkan sudah melakukan pembajakan, pemerkosaan, pembunuhan dan perilaku kriminal lainnya. Seperti kasus empat siswa SMUN di kepulauan Riau terpaksa dikeluarkan oleh pihak sekolah lantaran mencaci guru mereka di jejaring sosial Face book. Keempat pelajar yang dikeluarkan tersebut adalah siswa kelas dua jurusan IPA. Kenakalan siswa yang dianggap telah menghina guru terjadi saat keempatnya tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru keterampilan.7 Dan kasus siswa SMK5, Ed (17), di Banjarmasin Barat yang diduga memperkosa balita anak tetangganya, sebut saja Melati (4) terancam akan diberhentikan. Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan SMK5 Banjarmasin, “ Dengan adanya kasus ini Ed nantinya akan diberhentikan karena melanggar peraturan sekolah, “paparnya.8

Begitu pula seperti tiga remaja drop out SMP Magelang harus meringkuk di tahanan Polsek Secang. Ketiganya dituduh telah memperkosa Bunga (nama samaran), (12), pelajar SD kelas V. Pemerkosaan itu dilakukan bersama-sama pada awal November, dan sampai kasus tersebut terbongkar, sudah berlangsung empat kali. MF mengaku melakukan perbuatan itu setelah menonton VCD porno. Selain itu dia dendam, dia dendam terhadap korban karena sering diejek mukanya kayak

6

UIN Jakarta, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Daras/Ajar DIPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h.179-180.

7

http://ruuapri.blogsome.com. 27 Februari 2010, 04:08:52. 8

(12)

monyet. Setelah nonton film biru, dia mengajak dua temannya untuk mengerjai bunga. Caranya, memaksa korban disertai ancaman, kemudian dibawa kekebun kosong. Tiga tersangka dikenai pasal berlapis, yakni Pasal 81 Ayat 1 Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak, serta Pasal 287, 289, Dan 290 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun.9

Menghadapi fenomena tersebut, tuduhan sering kali diarahkan kepada dunia pendidikan sebagai penyebabnya. Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan tampak tidak berdaya untuk mengatasi krisis tersebut. Hal ini bisa dimengerti, karena pendidikan berada pada barisan terdepan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan secara moral memang harus berbuat demikian.

Masalah perilaku yang serius tidak terbagi dengan rata dikalangan para siswa atau sekolah. kebanyakan siswa yang diidentifikasi mempunyai masalah perilaku yang parah adalah pria. Sebanyak 3 hingga 8 kali lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan diperkirakan mempunyai masalah perilaku yang serius. Kenakalan yang serius jauh lebih lazim ditemukan di kalangan siswa dengan latar belakang miskin, khususnya di lokasi perkotaan. Siswa yang mempunyai hubungan keluarga yang buruk juga mempunyai kemungkinan yang jauh lebih besar daripada siswa lain terlibat dalam perilaku buruk atau kenakalan serius, sebagaimana juga dengan siswa yang mempunyai pencapaian rendah dan siswa yang mempunyai masalah kehadiran. Sekolah mempunyai peran penting untuk dimainkan dalam mencegah atau mengelola perilaku buruk dan kenakalan yang serius terutama dengan menanamkan pendidikan akhlak.10

Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menetapkan pelaksanaan pendidikan agama baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. Hal yang demikian diyakini, karena inti ajaran agama adalah akhlak yang mulia yang bertumpu pada keimanan kepada Tuhan dan keadilan sosial.

Pendidikan akhlak bukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh guru bidang studi. Guru bahasa,

9

http://suaramerdeka.com/harian/0512/01/ked09.htm 10

(13)

matematika, fisika, biologi, sejarah dan seterusnya dapat ikut serta membina akhlak para siswa melalui nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada seluruh bidang studi yang diajarkannya.11

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti mengenai hal tersebut dengan judul penelitian

“PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK DIDIK DI MTsN PARUNG BOGOR”.

11

(14)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Supaya tidak meluas permasalahan yang akan dibahas, maka penulis hanya membatasi permasalahan mengenai pendidikan akhlak dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagamaan.

Oleh sebab itu, maka pembatasan masalah yang akan penulis teliti adalah: a. Pendidikan akhlak yang dimaksud yaitu pendidikan akidah akhlak yang

mendidik akhlak anak dengan menanamkan akhlak terpuji. Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan jujur. Dimana pola pendidikannya lebih menekankan pada pembentukan sikap dan perilaku keberagamaan.

b. Sikap dan perilaku yang dimaksud yaitu sikap dan perilaku keberagamaan siswa-siswi MTsN Parung Bogor dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat.

c. Yang akan menjadi objek penelitian ini adalah siswa-siswi khusus pada kelas VIII (delapan) MTsN Parung Bogor tahun ajaran 2010-2011.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

a. Bagaimana pendidikan akhlak di MTsN Parung Bogor?

b. Bagaimana sikap dan perilaku keberagamaan siswa-siswi MTsN Parung Bogor?

c. Bagaimana peran pendidikan akhlak dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagamaan di MTsN Parung Bogor?

C. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

(15)
(16)

9

BAB II

KERANGKA TEORI

A. PENDIDIKAN AKHLAK

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Sebelum ditinjau lebih lanjut tentang pengertian pendidikan akhlak, terlebih dahulu perlu kiranya penulis jelaskan pengertian pendidikan dan akhlak secara terpisah.

Kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang diberi awalan pe dan akhiran an yang artinya memelihara, merawat dan memeberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan.1

Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa yunani, yaitu paedagogie asal katanya adalah “pais” yang artinya “anak”, dan “again” yang terjemahannya

adalah “membimbing” dengan demikian maka “paedagogie” berarti

“membimbing yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan bimbingan

kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam arti yang luas pendidikan dapat mencakup proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan

1

(17)

tugas perkembangannya secara optimal sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu.2

Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan sebagai proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan semua kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan-kebiasaan yang baik.3

Selanjutnya pengertian akhlak; secara bahasa kata akhlak barasal dari kata khuluq, dalam Kamus Populer Arab-Indonesia berarti perangai atau akhlak.4 Qhurtubi dalam tafsirnya menjelaskan, “Khuluq dalam bahasa Arab artinya adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak.5 Al-Ghazali memberikan pengertian Al Khuluq (jamaknya Al-Akhlaq) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, daripadanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan.6

Adapun menurut terminology mengenai akhlak dari berbagai macam pendapat, diantaranya: menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus ditinjau oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat, selanjutnya Imam Ghozali menyatakan bahwa akhlak itu ialah suatu istilah tentang bentuk bathin yang tertanam dalam

2

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 8, h. 22.

3

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet.1, h.11. 4

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 1990), Cet. 8, h. 120.

5

Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-Bayan, 1997), Cet.1, h. 178.

6

(18)

jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan karena suatu pemikiran dan bukan karena suatu pertimbangan.7

Dari segi terminology lain ada beberapa pendapat mengenai akhlak secara terminology diantaranya yaitu:

1. Menurut Ibn Miskawayh, akhlak ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong kearah kelakuan perbuatan dengan tidak membutuhkan fikiran.

2. Menurut Zakki Mubarrak, akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

3. Menurut Ibrahim Anis, akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

4. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak. 8

Dari pandangan-pandangan diatas, maka pendidikan akhlaq itu ialah usaha sadar manusia dalam rangka membina jasmani dan rohani agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlaq mulia dan menjadi manusia yang sempurna (insan kamil) .

2. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak adalah al-Qur’an dan al-Hadist, hal itu dapat dilihat firman-firman Allah SWT dibawah ini:











“Dan engkau (sesungguhnya Muhammad) benar-benar berada di atas budi pekerti yang agung”(Al-Qolam (68);4)

7

Zakiyah Daradjat dkk, Methodik Khusus Pengajaran Agama, ( Jakarta: Bumi Aksara. 2001), Cet.2, h.68

8

(19)





















































































17. Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

(Q.S Luqman(31):17-18).10

Ayat diatas menerangkan bahwa pahala yang tidak putus-putusnya diperoleh oleh Rasulullah saw sebagai hasil akhlak yang agung, yang merupakan akhlak beliau dan merupakan pujian dari Allah SWT kepada beliau, yang jarang diberikannya kepada hamba-hambanya yang lain.11 Pada ayat selanjutnya yang menjadi dasar pendidikan akhlak yaitu Lukman yang berwasiat kepada anak-anaknya agar memperdalam rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat dan perlindungan yang diterima, dirikanlah sembahyang kemudian melakukan tugas selanjutnya yaitu memerintah kepada kebaikan dan mencegah segala kemungkaran dan berwasiat agar selalu bersabar atas apa-apa yang telah menimpa.12

9

Universitas Islam Indonesia, Al Qur’an dan Tafsirnya....,h. 284. 10

Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta : PT Pustaka Panji Mas, 1999), h. 126. 11

Universitas Islam Indonesia, Al Qur’an dan Tafsirnya....,h. 290 12

(20)

Hadis Nabi:

قاْخأْا مراكم ممتأ تْثعب امَّإ

“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak

yang mulia” 13

Dari jawaban singkat tersebut diketahui bahwa akhlak Rasulullah yang tercermin lewat semua tindakan, ketentuan, atau perkataannya senantiasa selaras dengan al-Qur’an, dan benar-benar merupakan praktek riil dari kandungan al-Qur’an. Semua perintah dilaksanakan, semua larangan dijauhi, dan semua isi al-Qur’an didalaminya untuk dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak MTs

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

1. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, Al-Asma al-Husna, iman kepada Allah, kitab-kitab Allah, hari akhir serta Qadha dan Qadar.

2. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas bertauhid, ikhlas, taat, khauf, taubat,

tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, qana’ah, tawadlu’, husnud dzaon, tasamuh dan ta’awun berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja.

3. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus asa, ghadhab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah.14

Jika ilmu akhlak atau pendidikan akhlak tersebut diperhatikan dengan seksama akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Adapun yang termasuk ruang lingkup akhlak itu terbagi dalam beberapa bagian yaitu:

13

Ad-Daromi, Mu’jam Mufahras Li Alfazil Hadis Nabawi…., h. 75).

14

(21)

1. Akhlak terhadap Allah SWT

Akhlak kepada Allah adalah beribadah kepada AllahSWT, cinta kepadanya, cinta karenanya, tidak menyekutukannya, bersyukur hanya kepadanya dan lain sebagainya. Menurut Hamzah Yacob berakhlak kepada Allah dibagi atas dua macam, yaitu:

A.Ibadah Umum, adalah segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhainya, baik berupa perkataan maupun perbuatan dengan kata terang-terangan ataupun tersembunyi. Seperti berbakti kepada ibu dan bapak, berbuat baik kepada tetangga, teman terutama hormat kepada guru.

B. Ibadah Khusus, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.15

Ibadah khusus dapat diperincikan dengan bebrapa macam akhlak sebagai berikut:

a. Beriman yaitu percaya dan meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan percaya dengan syari’at yang dibawa para utusannya.

b. Taat yaitu melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. c. Ikhlas yaitu beribadah hanya kepada Allah dan karna Allah.

d. Tadarru dan Khusyu yaitu beribadah dengan merendahkan diri serta khusyu.

e. Ar-Raja’ dan Ad-Du’a yaitu berdoa dengan penuh harap mendapat rahmatnya.

f. Husnudzhan yaitu berbaik sangka kepada Allah dan menghindari buruk sangka kepada Allah.

g. Tawakkal yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan mantap.

h. Tasyakur dan Qana’ah yaitu berterima kasih atas pemberian Allah dan merasa cukup atas pemberiannya itu.

i. Malu yaitu malu melakukan kejahatan dan malu dalam meninggalkan kebaikan.

j. Taubat dan Istighfar yaitu menyesali perbuatan dosanya dan tidak akan mengulanginya kembali.

Dari keterangan diatas jelas sekali bagaimana manusia wajib tunduk kepada peraturan Allah. Hal ini menunjukan kepada sifat manusia sebagai hamba.

15

(22)

Kewajiban terhadap Allah diantaranya ibadah shalat, puasa, Zakat, dzikir, dan doa.

2. Akhlak terhadap makhluk

Akhlak terhadap makhluk terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap Ibu dan Bapak, akhlak terhadap orang lain, dan akhlak terhadap lingkungan hidup.16

Akhlak terhadap diri sendiri antara lain:

a. Sabar, tegar, konsisten, kerja keras dalam kebenaran. b. Syukur dalam bentuk aktualisasi potensi diri.

c. Rendah hati dan jujur.

d. Menjaga kesucian, kebersihan dan kerapihan diri.

e. Berperilaku halus, yaitu ramah, santun dan tidak emosional. f. Dapat dipercaya dan tidak curang atau khianat.

g. Kesatria, berani karena benar dan bertanggung jawab.

h. Tidak ambisius yaitu tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan.17

Akhlak terhadap ibu dan bapak diantaranya yaitu:

a. Mencintai kepada keduanya melebihi cinta kepada kerabat lainnya. b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih saying. c. Berkomunikasi dengan orang tua secara khidmat, mempergunakan

kata-kata lemah lembut.

d. Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya.

e. Mendoakan keselamatan dan ampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya sudah meninggal dunia.18

Akhlak terhadap orang lain diantaranya yaitu:

a. Persaudaraan baik seagama, sebangsa, setanah air dan kemanusiaan. b. Tolong menolong.

16

Muhammad Khatamin Nabiyyin, http://ahmadsahidin.wordpress.com. 12 Seftember 2008, 07:53.

17

Supriadi, dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Grafika Karya Utama, 2001), Cet. 2, h. 209-210.

18

(23)

c. Toleransi dan berlaku adil. d. Pemurah.

e. Penyantun ( menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda ).

f. Pemaaf.

g. Menepati janji. h. Musyawarah.

i. Saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran.19 Akhlak terhadap lingkungan hidup antara lain:

a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.

b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora ( hewan dan tumbuh-tumbuhan ).

c. Sayang pada sesama makhluk hidup.

d. Melestarikan agar senantiasa indah dan bermanfaat.20

Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Oleh karenanya pula ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dan lainnya saling berakhlakul karimah, diantaranya mengiringi jenazah, mengabulkan undangan dan mengunjungi orang sakit.

Melihat keterangan diatas, jelaslah bahwa ruang lingkup pendidikan akhlak ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari orang yang melaksanakan dengan sadar dan disengaja serta ia mengetahui waktu melakukannya akan akibat dari yang diperbuatnya. Demikian pula perbuatan yang tidak dengan kehendak, tetapi dapat diikhtiarkan penjagaannya pada waktu sadar.

19

Supriadi, dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam…., h. 210 20

(24)

4. Tujuan Pendidikan Akhlak MTs

Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk:

1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran-ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.21

Tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Mskawaih adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang berniali baik sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna.22

Bila melihat dari pada tujuan atau target pendidikan akhlak dari globalisasi adalah menyiapkan individu-individu untuk hidup dan berinteraksi dengan lainnya dan menikmati kehidupan di dunia saja. Adapun tujuan pendidikan akhlak Islam adalah lebih jauh dari itu yaitu merealisasikan individu-individu untuk hidup dan berinteraksi dengan lainnya secara terhormat, sekaligus merealisasikan keridhoan Allah untuk menggapai di akhirat dengan tenang memasuki surganya.23

5.Peran Pendidikan Akhlak MTs

Peran pendidikan akhlak diantaranya yaitu:

a. Mengembangkan berbagai kemampuan siswa diantaranya mengembangkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang baik dan benar serta mengamalkannnya dalam kehidupan sehari-hari dan

21

DEPAG, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akidah Akhlak MTs Kelas VII, 2010, h. 5.

22

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), Cet. 2, h. 11.

23

(25)

mengembangkan kemampuan memahami keimanan serta mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna.

b. Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

c. Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma-norma Islam.

d. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar. e. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.

Selain itu pendidikan agama memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan perilaku manusia. Dengan pendidikan agama yang kuat, maka akan terbentuk generasi yang mampu bertahan dalam perubahan zaman yang kian dinamis. Pendidikan agama inilah yang harus ditanamkan kepada para remaja agar tidak terpengaruh oleh pergaulan dilingkungan yang dapat menjerumuskannya dalam perilaku kenakalan remaja.24

Penguasaan materi pendidikan Aqidah Akhlak adalah pemahaman atau pengetahuan siswa dalam memahami ajaran agama Islam dari segi materi akidah akhlak. Sedangkan perilaku siswa adalah segala gerak-gerik atau sikap siswa yang datang akibat pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya.

Banyak contoh yang membuktikan bahwa pengetahuan atau pemahaman itu berperan besar terhadap perkembangan sikap dan perilaku siswa. Para siswa yang berprestasi baik dalam bidang pelajaran Agama Islam misalnya akidah, sudah tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa dan ibadah lainnya. Sedang dalam bidang akhlak, dia juga tidak segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang membutuhkan juga memerlukan, sebab ia merasa bahwa memberikan bantuan itu adalah kebajikan, sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman atau pengetahuan yang mendalam terhadap materi-materi pelajaran khususnya akidah akhlak yang ia terima dari gurunya.

24

(26)

B. SIKAP KEBERAGAMAAN 1. Pengertian Sikap Keberagamaan

Sebelum membahas sikap dan perilaku keberagamaan, terlebih dahulu penulis akan menguraikan tentang pengertian sikap, perilaku dan pengertian agama yang merupakan kata dasar keberagamaan.

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, sikap diartikan siap mengambil keputusan untuk bertindak; cara khas seseorang yang tampak secara lahiriah.25

Sikap manusia telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Berkowitz menyatakan dari berbagai definisi dan pengertian dapat dimasukan kedalam salah satu diantara tiga kerangka pemikiran.

Pertama menurut para ahli psikologi sikap yaitu suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Kedua menurut para ahli lain seperti Chave, Bogardus dan Gordon Allport,sikap yaitu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Ketiga menurut para ahli yang berorientasi kepada skema triadic, sikap yaitu konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.26

Pernyataan diatas menunjukan bahwa pada prinsipnya sikap adalah kecenderungan individu (siswa) untuk bertindak dengan cara tertentu. Perwujudan perilaku belajar siswa-siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.27

Menurut Harun Nasution agama dapat diberi definisi sebagai berikut: 1)Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi; 2)Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia; 3)Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada dluar diri manusia yang

25

Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia….,h. 505

26

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), Cet. 3, h. 5

27

(27)

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia; 4)Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu; 5)Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan ghaib; 6)Pengakuan terhadap adanya

kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib; 7)Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat daklam alam sekitar manusia; 8)Ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seortang rasul.28

Sedangkan keagamaan yaitu kehalusan perasaan, kejernihan akal budinya, dan didorong keikhlasan itikad, bahkan meyakini dan menerimanya tanpa keraguan bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang Mahaagung yang melebihi apapun termasuk dirinya.29

Jadi dapat diketahui bahwa keagamaan merupakan suatu sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang dianutnya.

sikap keberagamaan yaitu suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaataannya kepada agama. jadi sikap keagamaaan tersebut ada karena adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif.30

Dari pengertian dan penjelasan mengenai sikap keberagamaan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pengertian sikap keberagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang mencerminkan kepatuhan dan ketundukan terhadap ajaran-ajaran agama serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

2. Ciri-ciri sikap Keberagamaan siswa setelah mempelajari pendidikan agama

28

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), cet-9, h. 120-121.

29

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi kependidikan….,h. 108.

30

(28)

Ciri-ciri sikap keberagamaan siswa setelah mempelajari pendidikan agama diantaranya yaitu akan terbentuk sikap keberagamaan, dimana sikap keberagamaan ini merupakan tujuan dari pendidikan akidah akhlak. Ciri –ciri tersebut yaitu:

1.Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan ketuhanan dengan melaksanakan ibadah.

2.Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah, untuk memperoleh kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk.

3.Merasa memperoleh kekuatan untuk menyerukan dan berbuat benar setelah menyampaikan kebenaran kepada orang lain.

4.Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya.

5.Memiliki kemampuan yang kuat dan tegas dalam menghadapi kebathilan. 6.Tetap tabah dalam kebenaran dalam segala kondisi.

7.Memiliki kelapangan dan ketentraman hati serta kekuasaan bathin, hingga sabar menerima cobaan.

8.Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.

9.kembali kepada kebenaran dengan melakukan taubat dari segala kesalahan yang pernah dibuat sebelumnya.31

C. PERILAKU KEBERAGAMAAN 1. Pengertian Perilaku Keberagamaan

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia perilaku merupakan reaksi yang muncul dalam gerakan atau sikap. 32

Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan yang dapat dilihat. Melihat uraian diatas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang dapat dilihat. Tingkah laku merupakan sembarang respon yang mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau balasan yang dilakukan oleh organisme.

31

Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 2, h. 97-98.

32

(29)

Tingkah laku juga bisa berarti suatu gerak atau kompleks gerak-gerik, dan secara khusus tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktivitas.33

Skiner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori ”S

-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.34

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.35

Perilaku keberagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan di dasarkan atas nilai-nilai agama yang diyakininya. Tingkah laku keagmaan tersebut merupakan perwujudan dari rasa jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran dan pengalaman beragama pada diri sendiri.36

Dengan demikian perilaku keagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap sesuatu yang dianutnya, yakni sesuatu yang mengatur dan memberi petunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya, baik hubungannya dengan sesama atau dengan mahluk lainnya. Yang penting dari agama adalah pengaruh keyakinan tersebut tehadap jiwa individu yang bersangkutan dan menentukan reaksi terhadap yang dipandang Tuhan.

33

Ramayulis, Psikologi Agama…., h. 83 34

http://www.infoskripsi.com, Maret 2010 07:03:51 35

Sir Antonius, http://antoniusfelix shared.blogspot.com/2008/10definisi persepsi.html 36

(30)

2. Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT

1). Membiasakan diri berlaku jujur terhadap siapapun, sebagaiman sikap jujur para rasul

2). Berusaha untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. 3). Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas kerja yang dipikulkan

pada dirinya.

4). Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat mangatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat. 5). Memiliki akhlak karimah sebagaimana rasululah SAW.37

3. Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Mukjizat Allah

1. Sabar dan tabah dalam melaksanakan tugas dan menghadapi cobaan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Yakin pertolongan Allah akan diberikan pada orang-orang beriman dan bertaqwa kepadanya.

3. Selalu tawakal kepada Allah setelah berusaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

4. Yakin akan kekuasaan Allah untuk melakukan segala sesuatu yang bahkan diluar batas kemampuan akal manusia.

5. Rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari karena sadar bahwa semua yang dimiliki dan kemampuan yang ada pada dirinya semata-mata atas kehendak Allah.

6. Tidak mudah putus asa, karena yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.38

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU

KEBERAGAMAAN 1. Faktor Biologis

Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lainnya. Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam.

37

Hanafiah, dkk, Aqidah Akhlaq Untuk Madrasah Tsanawiyah, (Klaten: Sinar Mandiri), h. 11

38

(31)

Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh rasa lapar, Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi..

2. Faktor-faktor Sosiopsikologis

Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mcmpengarahi perilakunya: Kita dapat mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen komponen afektif, komponen kognitif, dan kornpwren konatif. Komponen yang pertama yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan -dengan apa yang diketahui manusia. Komporten konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan untuk

bertindak.39

Menurut Siti Partini pembentukan dan perubahan sikap keberagamaan dipengaruhi oleh dua faktor:

1. Faktor Internal, berupa kemampuan menyeleksi dan mengolah atau menganalisis pengaruh yang datang dari luar. Termasuk disini minat dan perhatian. Seperti selektivitas, kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari luar melalui persepsi kita, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan kita dekati dan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motof-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita. Karena harus memilih inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dan membentuk sikap negative terhadap lainnya.

2. Faktor Eksternal, berupa faktor diluar diri individu yaitu pengaruh lingkungan yang diterima.40

Factor-faktor yang berada diluar tersebut yaitu:

39

http://karisc.multiply.com, Sep 17, '07 4:52 AM. 40

(32)

a. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.

b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. e. Situasi pada saat sikap itu dibentuk.

Dalam buku Pengantar Umum Psikologi dijelaskan bahwa sikap keberagamaan dapat terbentuk atau berubah melalui beberapa macam cara:

1. Adopsi: kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. Misalnya, seorang yang sejak lahir sampai ia dewasa tinggal dilingkungan yang fanatik Islam, ia akan mempunyai sikap yang negatif terhadap daging babi.

2. Diferensiasi: dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. Misalnya, seorang anak kecil mula-mula takut kepada orang dewasa yang bukan ibunya, tetapi lama kelamaan ia dapat mebeda-bedakan antara ayah, paman, bibi, kakak, yang disukainya dengan orang yang asing yang tidak disukainya.

3. Integrasi: pembentukan sikap keberagamaan ini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai macam pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. Misalnya, seorang desa sering mendengar tentang kehidupan kota, kawan-kawan yang datang dari kota membawa barang-barang yang bagus dari kota dan bercerita tentang keindahan kota. Setelah beberapa waktu, maka dalam diri orang dewasa tersebut timbul sikap positif terhadap kota dan hal-hal yang berhubungan dengan kota, sehingga akhirnya ia terdorong untuk pergi ke kota.41

41

(33)

E. PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK DIDIK DI MTsN PARUNG BOGOR

(34)

Hasil wawancara : Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) adalah salah satu mata pelajaran yang dimuatkan dalam kurikulum MTsN Parung. Selain siswa mendalami kaidah-kaidah bacaan yang benar, tapi juga siswa diajarkan memahami makna kandungan Al-Qur’an serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti cara bersikap dan berperilaku yang baik dan benar.

Setiap hari sabtu diadakan kegiatan ekstrakurikuler, salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dianjurkan untuk siswa yaitu Rohani Islam (ROHIS). Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dimuatkan dalam salah satu materi wajib Rohani Islam. Siswa diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-Qur’an yang baik dan benar, mulai dari Makhorijul Huruf, Ilmu Tajwid dan Qiraah Sab’ah.

2. Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil wawancara :

Pendidikan akhlak dilaksanakan dengan baik dan efektif, selain diajarkan materi akidah akhlak yang berkaitan dengan akhlak mereka, tapi juga mengedepankan peneladanan, aplikasi dan pembiasaan.

Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar. Sehingga siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik.

Hasil observasi :

siswa dibiasakan shalat berjamaah secara bergiliran, dzikir setelah shalat dan berdoa. Siswa dibiasakan untuk mengucap salam ketika bertemu guru, teman, tamu dan orang lain, menyapa dan bersalaman.

(35)

Sikap keberagamaan siswa terhadap Allah :

1. Menempuh jalan hidup dengan prinsip menjalankan ibadah

2. Berpedoman kepada petunjuk Allah dalam membedakan yang benar dan salah

3. Tabah dalam kebenaran dan segala kondisi

4. Memiliki kelapangan hati sehingga sabar menghadapi cobaan 5. Kembali kepada jalan kebenaran dengan bertaubat

6. Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup

Hasil wawancara :

Selain siswa diajarkan materi pelajaran akidah akhlak, tapi juga anjuran untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga siswa dibiasakan untuk menjalankan ibadah shalat berjamaah dimushola yang telah disediakan.

Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an mendalami makna kandungan Al-Qur’an yang dijadikan pedoman untuk siswa dalam membedakan yang benar dan salah, sebab akibat bagi orang yang beriman dan tidak beriman, serta akibat bagi orang yang berdosa.

Sikap tabah dan sabar siswa cukup baik ketika mereka mendapat benturan masalah dari keluarganya. Masalah perceraian kedua orang tua mereka, masalah ekonomi, meninggalnya orang tua. Mereka tetap tegar, tabah dan sabar, mereka tetap menjalankan aktifitas sekolah seperti biasanya.

Hasil observasi :

Siswa dibiasakan untuk berdzikir dan istighfar setelah melaksanakan jamaah shalat dan berdoa mohon keselamatan dunia dan akhirat.

Perilaku siswa terhadap Allah

(36)

2. Perilaku tawakal dan berusaha

3. perilaku untuk bertindak dengan meyakini akan kekuasaan Allah

Hasil wawancara :

siswa diberikan materi akidah akhlak dengan mengambil ibrah sebab akibat bagi orang yang beriman dan sebab akibat bagi orang yang tidak beriman.

siswa ketika akan menghadapi ujian dibiasakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dan tawakal agar mereka berhasil menghadapi ujian.

Perilaku keberagamaan siswa terhadap diri sendiri 1. Perilaku memiliki kepekaan dalam menghadapi masalah

2. Perilaku memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW

3. Perilaku sabar dan tabah dalam menjalankan tugas dan menghadapi cobaan

4. Perilaku rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari 5. Perilaku tidak mudah putus asa

Hasil wawancara :

Banyak terjadi siswa menghadapi masalah keluarganya dirumah, seperti perceraian kedua orang tua, masalah ekonomi dan musibah meninggalnya sanak keluarga. Mereka tetap tegar dan peka menghadapi masalah tersebut, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasanya.

Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar. Siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik.

Perilaku keberagmaan siswa terhadap orang lain 1. Perilaku jujur kepada siapapun

(37)

Hasil wawancara :

Siswa dibiasakan untuk jujur, seperti jujur mengakui kesalahan, jujur alasan tidak masuk sekolah, jujur alasan keterlambatan masuk sekolah jujur alasan melanggar tata tertib pelajar.

Siswa dalam menyampaikan amanah cukup baik, cepat dan akurat ketika gurunya menyampaikan sesuatu pada mereka agar disampaikan.

4. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.

Hasil observasi :

Materi pelajaran Rohani Islam diajrkan langsung praktek ibadah yang benar seperti praktek shalat, praktek memandikan jenazah, praktek ibadah haji, dan pada hari raya kurban siswa langsung menyaksikan tata cara menyembelih hewan kurban.

5. Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.

Hasil wawancara :

Materi pelajaran akidah akhlak selain menyampaikan materi tapi juga banyak mengambil pelajaran dari kisah-kisah Nabi dahulu, bagaimana sebab akibat bagi orang yang beriman dan bagaimana sebab akibat bagi orang-orang yang tidak beriman.

F. PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN SIKAP DAN

(38)

4. Mengembangkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) yang baik dan benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) adalah salah satu mata pelajaran yang dimuatkan dalam kurikulum MTsN Parung. Selain siswa mendalami kaidah-kaidah bacaan yang benar, tapi juga siswa diajarkan memahami makna kandungan Al-Qur’an serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti cara bersikap dan berperilaku yang baik dan benar.

Setiap hari sabtu diadakan kegiatan ekstrakurikuler, salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dianjurkan untuk siswa yaitu Rohani Islam (ROHIS). Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dimuatkan dalam salah satu materi wajib Rohani Islam. Siswa diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-Qur’an yang baik dan

benar, mulai dari Makhorijul Huruf, Ilmu Tajwid dan Qiraah Sab’ah.

5. Membiasakan untuk melaksanakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan akhlak di MTsN Parung dilaksanakan dengan baik dan efektif, selain diajarkan materi akidah akhlak yang berkaitan dengan akhlak mereka, tapi juga mengedepankan peneladanan, aplikasi dan pembiasaan.

Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar MTsN Parung. Sehingga siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik.

Siswa MTsN Parung dibiasakan shalat berjamaah secara bergiliran, dzikir setelah shalat dan berdoa. Siswa dibiasakan untuk mengucap salam ketika bertemu guru, teman, tamu dan orang lain, menyapa dan bersalaman.

6. Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma-norma Islam.

(39)

7. Menempuh jalan hidup dengan prinsip menjalankan ibadah

8. Berpedoman kepada petunjuk Allah dalam membedakan yang benar dan salah

9. Tabah dalam kebenaran dan segala kondisi

10.Memiliki kelapangan hati sehingga sabar menghadapi cobaan 11.Kembali kepada jalan kebenaran dengan bertaubat

12.Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup

Selain siswa diajarkan materi pelajaran akidah akhlak, tapi juga anjuran untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga siswa dibiasakan untuk menjalankan ibadah shalat berjamaah dimushola yang telah disediakan.

Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di MTsN Parung, mendalami makna kandungan Al-Qur’an yang dijadikan pedoman untuk siswa dalam membedakan yang benar dan salah, sebab akibat bagi orang yang beriman dan tidak beriman, serta akibat bagi orang yang berdosa.

Sikap tabah dan sabar siswa MTsN Parung cukup baik ketika mereka mendapat benturan masalah dari keluarganya. Masalah perceraian kedua orang tua mereka, masalah ekonomi, meninggalnya orang tua. Mereka tetap tegar, tabah dan sabar, mereka tetap menjalankan aktifitas sekolah seperti biasanya.

Siswa MTsN Parung dibiasakan untuk berdzikir dan istighfar setelah melaksanakan jamaah shalat dan berdoa mohon keselamatan dunia dan akhirat.

Perilaku siswa terhadap Allah

6. Perilaku memiliki keyakinan akan pertolongan Allah kepada oirang beriman

(40)

8. perilaku untuk bertindak dengan meyakini akan kekuasaan Allah

Siswa MTsN Parung diberikan materi akidah akhlak dengan mengambil ibrah sebab akibat bagi orang yang beriman dan sebab akibat bagi orang yang tidak beriman.

Siswa MtsN Parung ketika akan menghadapi ujian dibiasakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dan tawakal agar mereka berhasil menghadapi ujian.

Perilaku keberagamaan siswa terhadap diri sendiri 6. Perilaku memiliki kepekaan dalam menghadapi masalah

7. Perilaku memiliki akhlakul karimah sebagaimana Rasulullah SAW

8. Perilaku sabar dan tabah dalam menjalankan tugas dan menghadapi cobaan

9. Perilaku rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan sehari-hari 10.Perilaku tidak mudah putus asa

Banyak terjadi pada siswa MTsN Parung menghadapi masalah keluarganya dirumah, seperti perceraian kedua orang tua, masalah ekonomi dan musibah meninggalnya sanak keluarga. Mereka tetap tegar dan peka menghadapi masalah tersebut, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasanya.

Membuat dan memberlakukan Tata Tertib Pelajar MTsN Parung. Siswa dibiasakan berakhlak terpuji, siswa dibiasakan akhlak berpakaian yang sopan dan rapi, siswa dibiasakan berakhlak sopan kepada guru dan orang lain dan siswa dibiasakan disiplin yang baik.

Perilaku keberagmaan siswa terhadap orang lain 3. Perilaku jujur kepada siapapun

(41)

Siswa MTsN Parung dibiasakan untuk jujur, seperti jujur mengakui kesalahan, jujur alasan tidak masuk sekolah, jujur alasan keterlambatan masuk sekolah jujur alasan melanggar tata tertib pelajar.

Siswa MTsN Parung dalam menyampaikan amanah cukup baik, cepat dan akurat ketika gurunya menyampaikan sesuatu pada mereka agar disampaikan.

9. Mengajarkan tata cara ibadah dan muamalah yang baik dan benar.

Materi pelajaran Rohani Islam di MTsN Parung diajarkan langsung praktek ibadah yang benar seperti praktek shalat, praktek memandikan jenazah, praktek ibadah haji, dan pada hari raya kurban siswa langsung menyaksikan tata cara menyembelih hewan kurban.

10.Mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa sejarah Islam.

(42)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian yang penulis lakukuan bertujuan:

1. Untuk mengetahui pendidikan akhlak di MTsN Parung Bogor?

2. Untuk mengetahui sikap dan perilaku keberagamaan anak didik di MTsN Parung Bogor?

3. Untuk mengetahui peran pendidikan akhlak dalam pembentukan sikap dan perilaku keberagamaan anak didik di MTsN Parung Bogor

B. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskkriptif analitis, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang obyektif, maka dapat diperoleh melalui penelitian lapangan (Field research), yakni pengumpulan data dengan cara langsung turun ke lapangan dengan melakukan wawancara dengan guru Akidah Akhlak dan Pembantu Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, observasi serta penyebaran kuesioner atau angket kepada siswa-siswi MTsN Parung Bogor.

C.Tempat dan Waktu Penelitian

(43)

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Adapun populasi yang menjadi objek penelitian adalah siswa-siswi MTsN Parung Bogor. Adapun sebagai responden yang diwawancara yaitu Ibu Muniroh, S.Pd.I sebagai guru Akidah Akhlak dan Bapak Lukmanul Hakim, S.Ag sebagai Pembantu Kepala Madrasah (PKM) bidang kesiswaan di sekolah.

Sample adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sample dipilih dengan tekhnik Random Sampling (Sistem Kocok), jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih.1 Penulis berketepatan untuk mengangkat sample 10% dari siswa-siswi MTsN Parung Bogor kelas II tahun ajaran 2010-2011 yang populasinya berjumlah 300 siswa. Dengan memperhatikan prosentase diatas, maka jumlah siswa secara keseluruhan adalah 30 siswa, yaitu:

10 x 300 = 30 100

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang peneliti gunakan dalam memperoleh data adalah dengan dua cara yaitu:

1. Observasi, sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan dengan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.

2. Wawancara (Interview), yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.2 Dalam hal ini penulis mengadakan komunikasi langsung dengan Ibu Muniroh, S.Pd.I dan Bapak Lukmanul Hakim S.Ag sebagai Pembantu Kepala Madrasah (PKM) bidang kesiswaan di MTsN Parung Bogor.

3. Study Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Melalui

1

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. 10, h. 120 2

(44)

4. Angket (Questionaire), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.3 Cara angket, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yakni angket yang ada pada setiap itemnya telah tersedia alternatif-alternatif jawaban sehingga responden dapat dengan mudah memilih salah satu jawaban dari jawaban alternatif yang telah tersedia. Urutan penyusunan angket terdiri dari beberapa aspek. Aspek yang pertama adalah aspek identitas. Aspek yang kedua adalah aspek petunjuk pengisian, dan aspek yang ketiga aspek daftar pernyataan, yang peneliti gunakan untuk mengetahui peran pendidikan akhlak terhadap sikap dan perilaku siswa-siswi MTsN Parung Bogor.

F. Instrument Penelitian

Insrtument penelitian yang digunakan berupa kuesioner (angket). Angket yang digunakan dalam pengambilan data yaitu angket peran pendidikan akhlak terhadap sikap dan perilaku anak didik di MTsN Parung Bogor.

[image:44.595.83.492.536.752.2]

Tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran butir-butir item dari tiap-tiap variabel penelitian.

Tabel 1

Kisi-kisi Instrument (sebelum divalidasi)

3

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet. 7, h.199

Variable Indikator Nomor Item Jumlah

Item

Pendidikan Akhlak

1. Akhlak siswa terhadap Allah

2. Akhlak siswa terhadap diri sendiri

3. Akhlak siswa terhadap kedua orang tua

1, 2, 3, 4,5,

6, 7, 8, 9, 10, 11

12, 13, 14, 15, 16,

5

6

(45)

5. Akhlak siswa terhadap lingkungan hidup

25, 26, 27, 28,

4

Sikap

1.Sikap siswa terhadap Allah

29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 37, 9

Perilaku

1. Perilaku siswa terhadap Allah

2. Perilaku siswa terhadap diri sendiri

3. Perilaku siswa terhadap orang lain

38, 37, 39, 40,

41, 42, 3, 44, 45, 46,

47, 48,

4

6

(46)

yang seharusnya di ukur. Untuk menganalisis validitas butir angket mengenai Peran Pendidikan Akhlak Dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku Anak Didik di MTsN Parung Bogor, maka digunakan rumus: 4

rxy = ) ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N          

Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket Peran Pendidikan Akhlak Dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku Anak Didik di MTsN Parung Bogor yang terdiri dari 48 item yang disebarkan kepada responden try out sebanyak 30 orang siswa

diketahui 34 butir pernyataan yang valid yaitu nomor

2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,15,18,19,20,21,22,25,27,29,30,34,35,36,37,38,39,40,

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian (sesudah divalidasi)
Tabel 3
TABEL 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Enkapsulasimikro MAG kaya DHA dengan bahan penyalut dekstrin dapat melindungi produk dari oksidasi selama penyimpanan 3 bulan (bilangan TBA

Berdasarkan analisis tren dari rasio likuiditas tersebut bahwa semua perusahaan food and beverage yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) pada periode

 176,4 milhões de dólares para o Ministério da Solidariedade Social para programas sociais, incluindo pensões para combatentes da libertação nacional, idosos e

Oleh karena itu, lahirlah sebuah pemahaman bahwa ketidakmampuan manusia untuk membuat tulisan yang menyamai semisal al-Qur‟an karena adanya usaha Allah untuk

Hasil perhitungan persentase menunjukan bahwa persepsi responden terhadap ternak kelinci apakah bisa di gunakan sebagai usaha diperoleh total skor 71,76 yang berada

Dari latar belakang di atas diketahui bahwa sistem sapaan bahasa Tolaki helum pernah diteliti secara khusus. Oleh karena itu, aspek kebahasaan ini perlu diteliti dan

Paulus adalah seorang rasul Allah yang begitu pandai dalam memberitakan Injil, baik kepada orang Yahudi ataupun kepada orang-orang yang bukan Yahudi.. Orang yang bukan Yahudi

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pemanfaatan Biochar dari Limbah Kopi dan