UJI AKTIFITAS ANTIDIABETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BOSIBOSI (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) TERHADAP
TIKUS (Rattus novergicus) DIABETES
Oleh:
Nama : Fachrul Rozi Suherman
NIM : 4121220002
Program Studi : Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
UJI AKTIFITAS ANTIDIABETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BOSIBOSI (Timonius flavescens (jacq.) Baker) TERHADAP
TIKUS (Rattus novergicus) DIABETES Fachrul Rozi Suherman (NIM 4121220002)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui aktifitas antidiabetik daun bosibosi (Timonius flavescens (jacq.) Baker) pada tikus putih (rattus novergicus) galur wistar. 25 ekor tikus jantan sehat (umur 3 bulan berat ± 200 g) diambil secara acak dan kemudian dibagikan dalam 5 kelompok: K1, K2, P1, P2, dan kelompok P3. Setelah pengambilan kadar gula darah sebelum diberi perlakuan, semua kelompok (kecuali K1) diinjeksi aloksan sebanyak 150 mg/kg BB secara intraperitoneal yang dilarutkan dalam NaC l0,9 % (volume 0,3 ml). Kelompok K1 hanya diberikan 0,5 ml CMC 1 % secara oral. Setelah 24-48 jam penginduksian aloksan, semua hewan uji kembali dilakukan pengecekan kadar gula darah, tikus dengan kadar gula darah 200 mg/dl atau lebih dianggap diabetes. Kemudian hewan uji kelompok perlakuan (P1,P2,P3) yang sudah diabetes diberikan ekstrak etanol bosibosi (EEB) secara oral sebanyak 57 mg/hari (P1), 115 mg/hari (P2), dan 230 mg/hari (P3) selama 11 hari. Kadar gula darah diukur menggunakan glukometer digital (Easy touch) pada hari ke-1, 3, 5, 7, 9, dan hari ke-11 setelah tikus diabetes. Dilakukan juga pengukuran berat badan dan berat pankreas. Penelitian menunjukan bahwa terdapat aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun bosibosi selama 11 hari yang menunjukan penurunan kadar gula darah tikus dari hari ke-0 (P1 = 396 mg / dl ± 146.8; P2 = 342.8 mg / dl ± 126.7; P3 = 313.4 mg / dl ± 88.4) sampai hari ke-11 (P1 = 183.40 mg / dl ± 95.2; P2 = 132 mg / dl ± 126.4; P3 = 170.4 mg / dl ± 114, 2). Juga terdapat peningkatan berat badan pada kelompok P3 (aloksan 150 mg / kg BB + EEB 230 mg / 200 g BB) dari hari ke-0 (201.74 g ± 14.1) sampai hari ke-11 (204.86 g ± 13,4). diperoleh juga hasil bahwa kelompok P2 (Aloksan 150 mg / kg + EEB 115 mg / 200 g BB) mengalami peningkatan persentase berat pankreas menjadi 0,37% ± 0,06 yang mendekati kelompok normal (K1= 0,38% ± 0,07)sementara kelompok positif diabetes atau K2 (aloksan 150 mg/kg BB) memiliki persentase berat pankreas sebesar 0,30% ± 0,06. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun bosibosi memiliki aktifitas antidiabetik dibuktikan dengan adanya penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes yang di berikan ekstrak etanol daun bosibosi secara oral, adanya peningkatan berat badan tikus diabetes setelah pemberian ekstrak etanol bosibosi dengan dosis 230 mg/200 g BB. Berdasarkan pengamatan histologi, diduga terdapat juga perbaikan sel-sel pulau langerhans pankreas.
iv
ANTIDIABETIC ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF LEAVES BOSIBOSI (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)
OF DIABETIC WISTAR RATS (Rattus novergicus) Fachrul Rozi Suherman (NIM 4121220002)
ABSTRACT
This research was aimed to study the antidiabetic activity of the bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) leaves extract in Wistar rat (Rattus novergicus). Twenty-five healthy males (age 3 months, weight ± 200 g) were randomly sampled and then evenly distributed into 5 different groups; K1, K2, P1, P2, and P3. After an initial blood glucose level determination, all groups (except K1) were administered with a single ip injection; 150 mg/kg BW alloxan solution in 0,9 % NaCl (volume 0,3 ml). Group K1 itself was orally adminsteredwith 0,5 ml 1% CMC. Twenty-four to 48 hours after alloxan administration, all animals were then checked for diabetic condition, rats with blood glucose level of 200mg/dl or more were confirmed as diabetic. Diabetic animals were then treated daily with oral administration of 57 mg (P1), 115 mg (P2), and 230 mg/rat/day (P3) of leafs bosibosi ethanol extract (BEE) for 11 connective days. Blood glucose level of the animals were ditermined using automatic glucometer (Easy touch) after 1, 3, 5, 7, 9, and 11days of extract administration. Body and pankreas weight were also also recorded. The results showed that bosibosi ethanol extract decreases in blood sugar levels in diabetic rats from day 0 (P1 = 396 mg / dl ± 146.8; P2 = 342.8 mg / dl ± 126.7; P3 = 313.4 mg / dl ± 88.4) up to day 11 (P1 = 183.40 mg / dl ± 95.2; P2 = 132 mg / dl ± 126.4; P3 = 170.4 mg / dl ± 114, 2). Also there was an increasein body weight in the group P3 ( alloxan 150 mg / kg BW + BEE 230 mg / 200 g BW) from day 0 (201.74 g ± 14.1) until day 11 (204.86 g ± 13.4 ). In addition that the P2 group (Alloxan 150 mg / kg + EEB 115 mg / 200 g BW) increased pancreas weight percentage to 0.37% ± 0.06 who approach normal group (K1 = 0.38 ± 0.07% ) while the positive control group diabetes or K2 (Alloxan 150 mg / kg BW) having a weight percentage of pancreatic 0.30% ± 0.06. Research shows that the ethanol extract of the leaves bosibosi have antidiabetic activity against rat (Rattus novergicus) diabetes. This is evidenced by a decrease in blood sugar levels in diabetic rats given ethanol extract of leaves bosibosi orally, an increase in body weight of diabetic mice after administration bosibosi ethanol extract at a dose of 230 mg / 200 g body weight. Also on histological observations, allegedly there are also improvements Langerhans islet cells of the pancreas.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkah-Nya, penulis diberi kesehatan, kesempatan dan pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Adapun judul skripsi ini adalah“Uji Aktifitas Antidiabetik Ekstrak Etanol Daun Bosibosi (Timonius flavescens (jacq) Baker) Terhadap Tikus (Rattus novergicus) Diabetes” yang mana disusun untuk memperoleh gelar sarjana Sains, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kiranya dapat memberikan manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan, saran-saran, serta semangat kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S. Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si. Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku Dekan FMIPA dan staf-stafnya. Kepada bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku ketua jurusan, dan Ibu Dr. Elly Djulia, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan dan kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia M.Sc. selaku kepala Laboratorium Biologi serta kepada Drs. Marudut Sinaga M.Si. selaku kepala Laboratorium Kimia UNIMED dan semua Dosen di Jurusan Biologi yang telah banyak membimbing selama perkuliahan.
vi
penulis baik di kampus maupun di luar kampus. Terima kasih juga kepada sahabat penulis Lamhot Harianto Siagian, Azum Rizky Mubarok, Nursitta Laily, abangda Taufik Akbar Tanjung, Hotdiaman Damanik, Zebulon Naptalif Situmeang, Y Melda A.C. Manurung dan Khairunnisa Naution yang banyak memberi bantuan kepada penulis pada saat penelitian di Rumah hewan maupun pada saat penulisan skripsi. Terima kasih juga kepada kakak dan abang senior Nanda Nandomo, Astrid Siska Pratiwi, Mustafa Kamal, Febri Sembiring, dan Juliadi Agam yang banyak memberi masukan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini, namun penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan dalam skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Medan, 21 Oktober 2016
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abdtract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tumbuhan Bosi-bosi (Timonius flavescens(Jacq.) Baker) 6
2.1.1. Tempat hidup 6
2.1.2. Sistematika 7
2.1.3. Kandungan Bahan Aktif Daun Bosi-bosi 7
2.1.4. Metabolit Sekunder 8
2.1.5. Khasiat 9
2.1.6. Fungfsi Metabolit Sekunder Dalam Pengaturan Kadar Gula
Darah 10
2.2. Ekstraksi 11
2.2.1. Maserasi 12
2.2.2. Perkolasi 13
2.2.3. Sokletasi 13
2.3. Aloksan 13
2.3.1. Definisi dan sifat kimia 13
2.3.2. Pengaruh Aloksan Terhadap Kerusakan Sel Beta Pankreas 14
2.3.3. Mekanisme Kerja Aloksan 15
2.4. Glukosa 16
2.4.1. Metabolisme Glukosa 16
viii
2.4.5. Konsentrasi dan Sumber Glukosa Darah 22 2.4.6. Pengaruh Hormonal Dalam Pengaturan Glukosa Darah 23
2.5. Diabetes Melitus 26
2.5.1. Definisi 26
2.5.2. Faktor yang Menyebabkan Diabetes Mellitus 26
2.5.3. Patofisiologi 27
2.5.4. Pankreas 28
2.6. Tikus 30
2.6.1. Ciri-ciri UmumTikus (Rattus novergicus) 31
2.6.2. MakananTikus (Rattus novergicus) 31
2.6.3. Kandang 32
2.7. Hipotesis 32
2.7.1. Hipotesis Penelitian 32
2.7.2. Hipotesis Statistik 32
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 33
3.2. Alat dan Bahan Penelitian 33
3.2.1. Alat Penelitian 33
3.2.2. Bahan Penelitian 34
3.3. Sampel dan Populasi 34
3.4. Desain Penelitian 34
3.5. Prosedur Kerja 37
3,5,1. Penyediaan Kandang 37
3.5.2. Pemberian Pakan dan Minuman 37
3.5.3. Pembuatan Ekstrak Daun Bosi-bosi 38
3.5.4. Penetapan Dosi Ekstrak Etanol Daun Bosi-bosi 40 3.5.5. Induksi Diabetes Pada Tikus dengan Aloksan 41
3.5.6. Pengamatan Kadar Glukosa Darah 42
3.5.7. Pengukuran Berat Pankreas 43
3.5.8. Pengamatan Gambaran Histologis 43
3.5.8.1.Pembuatan Preparat 43
3.5.8.2.Pengamatan Gambaran Histologi 43
3.6. Teknik Analisis Data 44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 46
4.1.1. Ekstraksi 46
4.1.2. Berat Badan 47
4.1.3. Kadar Gula Darah 49
4.1.4. Berat Pankreas 51
ix
4.2. Pembahasan 54
4.2.1. Pengaruh EEB Terhadap Berat Badan Tikus 54 4.2.2. Pengaruh EEB Terhadap Kadar Gula Darah Tikus 55 4.2.3. Pengaruh EEB Terhadap Berat Pankreas Tikus 56 4.2.3. Pengaruh EEB Terhadap Gambaran Histologi Pulau Langerhan
Pankreas Tikus 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 60
5.2. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur kimia aloksan 14
Gambar 2.2. Ringkasan metabolisme glukosa pada mamalia 18 Gambar 2.3. Mekanisme kerja Glukagon dan insulin 20 Gambar 2.4. Sekresi insulin oleh rangsangan glukosa 21 Gambar 2.5. Mekanisme normal dari aksi insulin dalam transport glukosa
di jaringan perifer 25
Gambar 2.6. Histologi Pankreas 29
Gambar 2.7. Foto mikrograf sel beta pulau Langerhans 29
Gambar 3.1. Desain penelitian 35
Gambar 3.2. Skema preparasi ekstrak daun bosi-bosi 39 Gambar 3.3. Skema prosedur pembuatan ekstrak etanol daun bosi-bosi 40 Gambar 4.1 Pengaruh EEB terhadap berat badan antar kelompok (n=5)
dengan waktu pemberian EEB selama 11 hari menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar kelompok pada taraf
kepercayaan 95% 47
Gambar 4.2 Grafik pengaruh EEB terhadap berat badan tikus putih (huruf yang berbeda pada hari pengamatan yang sama menandakan
berbeda signifikan) 48
Gambar 4.3 Pengaruh EEB terhadap kadar gula darah tikus putih antar kelompok (n=5) dengan waktu pemberian EEB selama 11 hari menunjukan terdapat perbedaan antar kelompok yang
nyata pada taraf kepercayaan 95% 49
Gambar 4.4 Grafik pengaruh EEB terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih putih (huruf yang berbeda di hari yang sama
menandakan berbeda signifikan) 50
Gambar 4.5 Pengaruh EEB terhadap berat pankreas antar kelompok (n=5) dengan waktu pemberian EEB selama 11 hari menunjukan
xi
Gambar 4.6 Gambaran histologi pulau Langerhans Pankreas tikus normal (kiri) dan Pankreas tikus diabetes (kanan) induksi aloksan (150 mg/200 g BB) dan) dalam perbesaran 40x 52 Gambar 4.7 Gambaran histologi Pulau langerhans Pankreas tikus diabetes
induksi aloksan (150 mg/200 g BB) (a) Perlakuan 1 (EEB 57 mg/200 g BB perhari); (b) Perlakuan 2 (EEB 115 mg/200 g BB perhari); (c) Perlakuan 3 (EEB 230 mg/200 g BB
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol daun bosi-bosi 7 Tabel 2.2. Data biologistikus (Rattus novergicus) 31
Tabel 3.1. Tabel pengukuran kadar glukosa darah 36
Tabel 3.2. Kandungan nutrisi pakan pellet jenis 202 C per 50 Kg bahan 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus 70
Lampiran 2. Data Signifikansi Pada Pengamatan Setiap Hari 72
Lampiran 3. Data Pengukuran Berat Badan Tikus 74
Lampiran 4. Data Signifikansi Pada Pengamatan Setiap Hari 76 Lampiran 5. Data Pengukuran Persentase Berat Pankreas Tikus 78
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kadar glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang
dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa (Sacher dan Richard, 2004).
Gangguan metabolisme tubuh yang dicirikan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) disertai gangguan pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai dampak dari menurunnya fungsi insulin disebut dengan penyakit diabetes melitus (DM). Menurunnya fungsi insulin dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah insulin yang diproduksi oleh sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas, ketiadaan insulin yang dihasilkan karena rusaknya sel β pankreas, atau
juga disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005). Diabetes melitus juga dapat disebabkan karena stres oksidatif yang terjadi secara alami maupun akibat induksi bahan kimia, namun jika dirunut lebih lanjut, ada beberapa faktor yang menyebabkan diabetes melitus seperti Genetik atau faktor keturunan, virus dan bakteri, serta bahan toksik atau beracun (Maulana, 2003). Penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan pada produksi radikal bebas sehingga sistem pertahanan antioksidan terganggu yang berujung pada terjadinya kerusakan seluler pada sel β pankreas (Winarto, 2007).
2
terdapat lima juta orang dan diperkirakan terjadi peningkatan sebanyak 230.000
pasien per tahun. Data WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa lebih dari 346 juta
penduduk dunia mengidap diabetes pada tahun 2010 dan 21,3 juta orang di
antaranya merupakan penderita diabetes di Indonesia. Jumlah ini meningkat dari
tahun 2000 yang berjumlah 8,4 juta penderita (WHO, 2010). Peningkatan itu
terutama disebabkan oleh pertumbuhan populasi, peningkatan jumlah orang usia
lanjut, urbanisasi, pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat (Widowati, 2008).
Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi diabetes, mulai dari
pengaturan pola makan dan olah raga yang teratur, hingga penggunaan
obat-obatan antidiabetes sintetik seperti glibenklamid, metformin atau bahkan
melakukan suntikan insulin. Namun pemilihan obat-obatan antidiabetes sintetik
yang beredar di pasaran menjadi berkurang seiring munculnya obat-obatan herbal.
Obat-obatan herbal muncul sebagai alternatif obat-obatan sintetik. Hal ini
disebabkan karena efek yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetik merugikan
jika dikonsumsi tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan, selain itu harga
obat-obatan sintetik juga menjadi alasan lain seseorang lebih memilih obat-obat-obatan
herbal (Sunarsih dkk, 2007). Hal ini menjadi titik awal penelitian yang hingga saat
ini dilakukan pada tanaman-tanaman yang memiliki aktivitas antidiabetes.
Pengobatan secara tradisional didasarkan pada faktor-faktor empiris,
kebiasaan, dan pengalaman. Umumnya mekanisme pengobatan jenis ini tidak
dapat dijelaskan secara rinci seperti pengobatan sintetik (Wijayakusuma, 2004).
Berdasarkan hasil survei lapangan, masyarakat di daerah Tapanuli sering
mengonsumsi daun bosi-bosi dengan cara diseduh. Masyarakat di sana percaya
bahwa air seduhan daun bosi-bosi memiliki banyak khasiat salah satunya adalah
dapat menyembuhkan penyakit diabetes. Menurut Malviya dkk (2010), terdapat
banyak tumbuhan obat yang dilaporkan bermanfaat dan digunakan sebagai agen
antidiabetes secara empiris. Kandungan senyawa bahan aktif dalam tumbuhan
dilaporkan aman untuk penderita diabetes mellitus. Berdasarkan penelitian Vessal
dkk (2003) flavonoid terutama quercetin telah dilaporkan memiliki aktifitas
antidiabetes. Kandungan bahan aktif seperti saponin juga bersifat antidiabetik
3
(2009). Setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi, diketahui bahwa saponin
mampu meregenerasi pankreas yang menyebabkan adanya peningkatan jumlah sel
β pankreas dan pulau-pulau Langerhans sehingga sekresi insulin akan mengalami
peningkatan.
Hasil penelitian Napitupulu (2015) menunjukan bahwa daun bosi-bosi
(Timonius flavescens (Jacq) Baker) mengandung senyawa aktif metabolit
sekunder. Dari hasil skrining fitokimia diduga kandungan senyawa yang sangat
tinggi aktivitasnya adalah flavonoid, fenolik, dan saponin. Dengan adanya
kandungan flavonoid dan saponin yang terkandung dalam daun bosi-bosi
(Timonius flavescens (Jacq.) Baker), memungkinkan bahwa daun bosibosi sangat
berpotensi sebagai antioksidan.
Menurut Harbone (1996), daun tumbuhan umumnya mengandung
senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
steroid, triterpenoid, kumarin dan lain-lain. Flavonoid, tanin, polifenol, vitamin C,
vitamin E, dan karotenoid merupakan golongan senyawa dari bahan alam yang
berpotensi sebagai antioksidan (Marliani dkk., 2014). Senyawa fenolik atau
polifenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Kemampuan flavonoid
sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini, dimana flavonoid
memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga
sebagai anti radikal bebas (Giorgio, 2000). Flavonoid dari tumbuhan dilaporkan
dapat berefek sebagai antioksidan disebabkan kemampuannya menangkap
radikal-radikal bebas dan oksigen aktif (Hanasaki dkk., 1994). kemungkinan sifat
antioksidan tanaman-tanaman obat tersebut disebabkan karena inhibisi enzim alfa
glukosidase pada saluran pencernaan (Depkes, 1989). Ada pula yang membahas
bahwa sifat antioksidan tanaman tersebut disebabkan karena sifatnya yang dapat
meredam radikal bebas yang diakibatkan oleh aloksan. Aloksan adalah suatu
senyawa yang mempunyai efek diabetogenik dan sering digunakan untuk
membuat model diabetes pada hewan coba (Szkudelski, 2001). Penelitian tentang
penemuan agen antidiabetes baru dari tumbuhan masih terus dilakukan, walaupun
telah diketahui lebih dari 400 tumbuhan memiliki aktivitas hipoglikemik (Malviya
4
seperti flavonoid dan saponin yang dilaporkan memiliki aktifitas antidiabetik,
diduga bahwa daun bosibosi berpotensi memiliki aktifitas antidiabetes.
Potensi dari tumbuhan bosi-bosi sangat besar tapi tidak diiringi dengan
penelitian yang cukup. Sehingga peneliti ingin membuktikan khasiat tumbuhan
bosi-bosi dengan melakukan pengujian aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun
bosi-bosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) pada tikus (Rattus novergicus)
diabetes.
1.2. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh uji aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun
bosi-bosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) terhadap tikus diabetes dengan
dosis ekstrak 57 mg/200 g BB; 114 mg/200 g BB dan 230 mg/200 g BB dengan
lama perlakuan 11 hari. Indikator antidiabetik yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi kadar gula dalam darah, berat badan tikus, berat pankreas, serta
gambaran histologis pulau langerhans pankreas tikus (Rattus novergicus) diabetes.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :
1. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)
memiliki pengaruh terhadap berat badan tikus diabetes ?
2. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)
memiliki pengaruh terhadap kadar gula darah tikus diabetes ?
3. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)
memiliki pengaruh terhadap persentase berat pankreas tikus diabetes ?
4. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)
memiliki pengaruh terhadap gambaran histologi pulau langerhans pankreas tikus
5
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi tujuan pada penelitian ini ialah :
1. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun
bosi-bosi (Timonius flavescens) terhadap berat badan tikus diabetes.
2. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun
bosi-bosi (Timoius flavescens) terhadap kadar gula darah tikus diabetes.
3. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun
bosi-bosi (Timoius flavescens) terhadap persentase berat pakreas tikus diabetes.
4. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun
bosi-bosi (Timoius flavescens) terhadap gambaran histologi pulau langerhans pankreas
tikus diabetes
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
biologi serta terapannya.
2. Sebagai sumber informasi mengenai manfaat daun bosi-bosi serta
57
60 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ekstrak etanol daun bosibosi memiliki aktivitas antidiabetik terhadap tikus
putih (Rattus novergicus) jantan diabetes. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes yang di berikan ekstrak etanol daun
bosibosi secara oral, adanya peningkatan berat badan tikus diabetes setelah
pemberian ekstrak etanol bosibosi dengan dosis 230 mg/200 g BB. Berdasarkan
pengamatan histologi, diduga terdapat juga perbaikan sel-sel pulau langerhans
pankreas.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga didapatkan data yang lebih
lengkap tentang efek, dosis, dan lama pemberian ekstrak etanol daun
bosibosi yang tepat .
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan
percobaan yang tingkat spesiesnya lebih tinggi dari tikus, misalnya marmut,
61
DAFTAR PUSTAKA
Anief. M. 1995. Ilmu Meracik Obat,Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada
Almatsier. S. 2004. Karbohidrat. Dalam: Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama : 28 – 47.
Bailey CJ, Day C. 1989. Traditional plant medicines as treatments for diabetes.
Diabetes Care, 12: 553-564.
Babu P.V.A., Liu. Dongmin., Gilbert. Elizabeth.R. 2013. Recent advances in
understanding the anti-diabetic actions of dietary flavonoids. NIH Public
Acces. 21(11); 2-4
Bivin, W.S., Crawford, M.P. and Brewer, N.R. 1979. Morphophysiology. In: The
Laboratory Rat, Vol.1, Biology And Diseases. Academic Press, New York
Ny : 73 - 103
Chung L.Y., Soo W.K., Chan K.Y., Mustafa M.R.,Goh S.H., Imiyabir Z. 2009.
Lipoxygenase inhibiting activity of some malaysian plants.
Pharmaceutical Biology, 2009: 00(00): 000–000.
Darwin P.S. 1997. New spesies of the Timonius flavescens alliance (Rubiaceae:
Guettardeae) in Papuasia. Systematic Botany, 22 : 85-98.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika, Jilid VI. Jakarta: Direktorat
Jendral POM-Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Jakarta: Direktorat Jendral POM-Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Direktorat
Jendral POM-Depkes RI.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas
dan Klinik, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
62
Duval, E., and A.H. Wyllie. 1986. Death and the cell. Immunol. Today. 7:115–
119.
Eccles, R. & Weber, O. 2009. Common Cold. London: Springer.
Federer, W. T. 1977. Experimental Design Theory And Application, Third
Edition. New Delhi : Oxford and IBH Publishing Co
Filipponi P, Gregorio F, Cristallini S, Ferrandina C, Nicoletti I, Santeusanio F.
2008. Selective impairment of pancreatic a cell suppreession by glucose
during acute alloxan–induced insulinopenia: in-vitro study on isolated
perfused rat pancreas. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3522213
Firdous, M., Koneri, R., Sarvaraidu, C.H., dan Shubhapriya, K.H. 2009. NIDDM
Antidiabetic activity of saponins of Momordica cymbalaria in
streptozotocin-nicotinamide NIDDM Mice. Journal of Clinical and
Diagnosis Research, 3: 1460-1465.
Isnaini, F. 2012. Pengaruh rebusan sarang semut (Myrmecodia sp.) terhadap
gambaran histopatologi pankreas mencit (Mus musculus.) diabetes
induksi aloksan. Banda aceh : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Siyah Kuala
Foster D.W. 2000. Diabetes mellitus. In : Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson
JD,
Ganong, W. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC
Ganugapati J, Baldwa A, Lalani S. 2012. Molecular docking studies of banana
flower flavonoids as insulin receptor tyrosine kinase activators as a cure
for diabetes mellitus. Bioinformation, 8 : 216-220.
Giorgio. P. 2000. Flavonoid an Antioxidant. Journal of National Product, 63.
63
Girard J, 1995. NIDDM and glucose transport in cells. In ( Assan, R, ed )
NIDDM and glucose transport in cells. Molecular Endocrinology and
Development CNRS Meudon, France: 6 – 16.
Gravena C, Mathias PC, Ashcroft SJ. 2002. Acute effects of fatty acids on insulin
secretion from rat and human islets of Langerhans. Journal of
Endocrinology 173 :73 - 80.
Gultom, H. 2014. Daun bosi-bosi pengganti bubuk teh dapat sembuhkan penyakit.
Availible from :
http://www.rri.co.id/sibolga/post/berita/124242/ruang_publik/daun_bosibo
si_pengganti_bubuk_teh_dapat_sembuhkan_penyakit.html
Gultom, S. 2011. Hormon Pankreas. Availible from:
http//www.BeAgentofChange.HormonPankreas.htm.
Gustaviani R. 2007. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Dalam : Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI, :1857 – 9.
Hanasaki, Y., Ogawa,S., and Fukui, S., 1994, The Correlation between active
oxygen, scavenging and antioxidative effect of flavonoid, Journal of
Free Radical Biol Med., 16, 845-850.
Handa S. S., Khamja S. P. S., Longo G., dan Rakes D.D, 2008. Extraction
technologies for medicinal and aromatic plants. Trieste: International
Centre For Science and High Technology.
Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Bandung: ITB Press
Harmita dan Radji, 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Heilbronn L, Smith SS, Ravussin E. 2004. Failure of fat cell proliferation,
mitochondrial function and fat oxidation results in ectopic fat storage,
64
Hendarsula, A. R., 2011. Uji Aktivitas Imunostimulan ekstrak etanol umbi sarang
semut pada tikus putih jantan. Jakarta: FMIPA UI
Hera, S dan Mulja, H, S. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah
Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan.
Vol. 21. No. 2 : Surabaya : Universitas Arilangga
Herbert, R. B. 1995. Biosintesis Metabolit Sekunder (Edisi ke-2. Cetakan ke-1,
terjemahan Bambang Srigandono). Bandung : IKIP Press
Hii CS, Howell SL 1985. Effects of flavonoids on insulin secretion and 45Ca+2
handling in rat islets of langerhans. Journal of. Endocrinol, 107: 1-8.
Howell SL. 1997. The biosynthesis and secretion of insulin. In : Pickup JC,
William G (eds) : Text Book of Diabetes (2nd ),. London : Blackwell
Science Ltd
Jayaprakasam B, Vareed SK, Olson LK, Nair MG. 2005. Insulin secretion by
bioactive anthocyanins and anthocyanidins present in fruits. Journal of
Agriculture Food Chemistry, 53: 28-31.
Karam JH, Forsham PH. 1998 .Hormon–hormon pankreas dan diabetes melitus.
Dalam: Greenspan FS, Baxter JD, editor. Endokrinologi dasar dan klinik.
Jakarta : EGC
Kemertelidze E, Sagareishvili T, Syrov V, Khushbaktova Z, Tsutskiridze L,
Kurashvili R. 2012. Saturin: Effective vegetative remedy in treatment of
type 2 diabetes mellitus. Georgian Med. News, 203: 47-52.
Klapp, E. A., 2011. Few factors that affect your blood glucose normal levels.
The Diabetes Club. Available from:
http://thediabetesclub.com/a-few-factors-that-affect-your-blood-glucose-normal-levels/
Kobayashi K, Saito Y, Nakazawa I, Yoshizaki F (2000). Screening of crude drugs
for influence on amylase activity and postprandial blood glucose in mouse
65
Koestadi, 1989. Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah. Kediri : AAK Bhakti
Wiyata.
Lenzen S. 2008. The mechanism of alloxan and streptozotocin induced diabetes.
Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18087688?ordinalpos=1&itool=Entr
ezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DiscoveryPan
el.Pubmed_Discovery_RA&linkpos=4&log$=relatedreviews&logdbfrom=
pubmed
Mallole, M., 1989., Penggunaan hewan-hewan percobaan di laboratorium. Bogor
: IPB Press
Masharani U, Karam JH. 2001. Pancreatic Hormones & Diabetes Mellitus. In
Basic & Clinical Endocrinology. 6th ed. Greenspan FS, Gardner DG (eds),
Mc Graw Hill : New York
Malviya N, Jain S, Malviya S. 2010. Antidiabetic potential of medicinal plants.
Acta Poloniae Pharmaceutica-Drug Research 67: 113-118.
Maulana, M. 2008. Diabetes Melitus. Jogjakarta: Katahati.
Marliani, L., Kusriani, H., dan Indah N.S., 2014. Aktivitas antioksidan daun dan
buah jambang (Syzigium Cumini L). Skeel, Prosiding SnaPP, Sains,
Teknologi dan Kesehatan, ISSN 2089-3584,EISSN 2303-2480213.
Markham, K.R., 1998. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung : ITB Press
Martineau LC, Couture A, Spoor D, Benhaddou-Andaloussi A. 2006.
Anti-diabetic properties of the Canadian lowbush blueberry Vaccinium
angustifolium Ait. Phytomedicine, 13:612-623.
Mendrofa. 2012. Daun Bosi-bosi Penyegar Tubuh. Artikel dalam
http://www.aktual.co/warisanbudaya/080439
Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W .2003. Biokimia
66
Napitupulu, A. 2015. kandungan metabolit sekunder dan aktifitas antioksidan
pada ekstrak metanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens (Jacq) Baker).
Medan : Unimed
Neal, M.J. 2005. At A Galnce Farmakologi Medis. Edisi V. Penerjemah
Juwalita Surapsari. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 8-15.
Nikhal, S.B., Dambe, P.A., Ghongade, D.B., Goupale, D.C. 2010. Hidroalcoholic
Extraction of Mangifera indica (Leaves) By Soxhletion. International
Journal of Pharmaceutical Science, 2(1), 30-32
Nugroho BA, Puwaningsih E. 2004. Pengaruh diet ekstrak rumput laut
(Eucheuma sp.) terhadap kadar glukosa darah tikus putih ( Rattus
norvegicus ) hiperglikemik. Media Medika Indonesia Vol.39 No. 3, 2004 :
154 – 60.
Nugroho BA, Puwaningsih E. 2006. Perbedaan diet ekstrak rumput laut
(Eucheuma sp) dan insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus
putih ( Rattus norvegicus ) hiperglikemik. Media Medika Indonesia Vol.
41 No. 1,: 23-30.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan
pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI
Price, Sylvia. A, Lorraine, M. Wilson. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit”, edisi : 8. Jakarta: EGC
Reece W.O. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals.
USA: Lippincott Williams & Wilkins. pp470.
Rees, D, A and Alcolado, J. C., 2005, Animal models of diabetes mellitus,
Diabetic Medicine, 22: 359-370.
Rohilla, A., and Ali, S. 2012. Alloxan Iskuznduced Diabetes : Mecanism and
Effects. International Journal of Research in Pharmaceutical and
67
Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan klinis hasil
pemeriksaan laboratorium edisi 11. Alih bahasa : Brahm U. Pendit dan
Dewi Wulandari. : Jakarta : EGC.
Saxena, M., Saxena, J., Singh, D. dan Gupta, A., 2013, Phytochemistry of
Medicinal Plants. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(6).
168-182.Sies, H., 1993. Strategies of Antioxidant Defense. European
Journal of Biochemistry (215):213-219.
Shafrir, E. 2007. Animal Models of Diabetes. London : CRC press
Sherwood, L,. 2001. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta :
EGC, 595-677.
Sipahutar, H. 2011. Mikroteknik. Medan : FMIPA UNIMED
Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo. S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, Hewan di
Daerah Tropis. Jakarta: UI Press.
Squires JE. 2003. Applied Animal Endocrinology. UK:CABI Publishing. Pp 109.
Stryer L. 2000. Glikolisis. Dalam: Biokimia. Jakarta: EGC, 2000 : 505 – 79
Suharmiati. 2003. Pengujian bioaktifitas anti diabetes melitus tumbuhan obat.
Cermin Dunia Kedokteran. Available from:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/06_PengujianBioaktivitasAntiDiabetes.
Sunarsih ES, Djatmika, Utomo RS. 2007. Pengaruh pemberian infusa umbi
gadung (Dioscorea hispida Densst) terhadap penurunan kadar glukosa
darah tikus putih jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Majalah Farmasi
Indonesia 18: 29-33.
Suyono S. Diabetes mellitus di Indonesia. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam .
Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI,:1852 – 6.
Szkudelski, T., 2001, The Mechanism Of Alloxan And Streptozotocin Action In β
68
Tamin, R. dan D. Arbain. 1995. Biodiversity and Survey Etnobotani. Makalah
Lokakarya Isolasi Senyawa Berkhasiat Obat. Madang: Kerjasama
HEDS-FMIPA Universitas Andalas.
Tiwari AK, Rao JM. 2002. Diabetes mellitus and multiple therapeutic
approaches of phytochemicals: present status and future prospects. Curr.
Sci., 83: 30-38.
Tsuda T, Ueno Y, Yoshikawa T, Kojo H, Osawa T. 2006. Microarray profiling
of gene expression in human adipocytes in response to anthocyanins.
Biochemistry Pharmacology, 71: 1184-1197.
Utami, E.T., Fitrianti, R., Mahriani, dan Fajariyah S. 2009. Efek kondisi
hiperglikemik terhadap struktur ovarium dan siklus estrus mencit (Mus
musculus), 10(2): 219-224
Vessal M, Hemmati M, Vasei M. 2003. Antidiabetic effects of quercetin in
streptozocin induced diabetic rats. Comp. Biochemistry Physiology. C.,
135: 357-364.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta:
Universitas Gaja Mada Pres.
Watkins D, Cooperstein SJ, Lazarow A. 2008. Effect of alloxan on permeability
of pancreatic islet tissue in vitro. Available from:
http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436
Widowati W. 2008. Potensi antioksidan sebagai antidiabetes. JKM 7 : 193-202.
Wijayakusuma H. 2004. Atasi Diabetes Mellitus dengan Tanaman Obat. Jakarta:
Puspa Sehat.
Youngson R. 2005. Antioksidan: Manfaat Vitamin C dan E Bagi Kesehatan. Susi
purwoko, penerjemah. Jakarta: Arcan. Terjemahan dari:
Antioksidan:Vitamin C & E for Health.
Winarto. 2007. Pengaruh minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam.)
69
pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur wistar diabetik [tesis].
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
White MF, Kahn RC. 1994. Molecular Aspect of Insulin Action. In Joslin’s
Diabetes Mellitus : pp.139-62.
Xia X, Ling W, Ma J, Xia M. 2006. An anthocyanin-rich extract from black rice
enhances atherosclerotic plaque stabilization in apolipoprotein E-deficient
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 20 Maret 1995. Ayah bernama Herman dan
Ibu bernama Yeni Susilawati dan penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada
tahun 2000, penulis masuk SD Muhammadiyah 07 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 12 Medan dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta UISU Medan dan lulus pada
tahun 2012. Pada tahun 2012, Penulis diterima di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Kegiatan di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu Asisten Laboratorium
pada mata kuliah Praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan, Praktikum Taksonomi
Hewan Tingkat Tinggi, dan Praktikum Ekologi Tumbuhan. Penulis juga melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara. Selama kuliah penulis turut
serta dalam program pengabdian masyarakat bernama Sekolah Masyarakat Terpadu (SMART).
Penulis juga turut terlibat dalam pelaksanaan Biology Exhibition 2015.
Pada tahun 2016 penulis menyusun skripsi dengan judul “Uji Aktifitas Antidiabetik