• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIFITAS ANTIDIABETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BOSIBOSI (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) TERHADAP TIKUS (Rattus novergicus) DIABETES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI AKTIFITAS ANTIDIABETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BOSIBOSI (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) TERHADAP TIKUS (Rattus novergicus) DIABETES."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIFITAS ANTIDIABETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BOSIBOSI (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) TERHADAP

TIKUS (Rattus novergicus) DIABETES

Oleh:

Nama : Fachrul Rozi Suherman

NIM : 4121220002

Program Studi : Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

UJI AKTIFITAS ANTIDIABETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BOSIBOSI (Timonius flavescens (jacq.) Baker) TERHADAP

TIKUS (Rattus novergicus) DIABETES Fachrul Rozi Suherman (NIM 4121220002)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui aktifitas antidiabetik daun bosibosi (Timonius flavescens (jacq.) Baker) pada tikus putih (rattus novergicus) galur wistar. 25 ekor tikus jantan sehat (umur 3 bulan berat ± 200 g) diambil secara acak dan kemudian dibagikan dalam 5 kelompok: K1, K2, P1, P2, dan kelompok P3. Setelah pengambilan kadar gula darah sebelum diberi perlakuan, semua kelompok (kecuali K1) diinjeksi aloksan sebanyak 150 mg/kg BB secara intraperitoneal yang dilarutkan dalam NaC l0,9 % (volume 0,3 ml). Kelompok K1 hanya diberikan 0,5 ml CMC 1 % secara oral. Setelah 24-48 jam penginduksian aloksan, semua hewan uji kembali dilakukan pengecekan kadar gula darah, tikus dengan kadar gula darah 200 mg/dl atau lebih dianggap diabetes. Kemudian hewan uji kelompok perlakuan (P1,P2,P3) yang sudah diabetes diberikan ekstrak etanol bosibosi (EEB) secara oral sebanyak 57 mg/hari (P1), 115 mg/hari (P2), dan 230 mg/hari (P3) selama 11 hari. Kadar gula darah diukur menggunakan glukometer digital (Easy touch) pada hari ke-1, 3, 5, 7, 9, dan hari ke-11 setelah tikus diabetes. Dilakukan juga pengukuran berat badan dan berat pankreas. Penelitian menunjukan bahwa terdapat aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun bosibosi selama 11 hari yang menunjukan penurunan kadar gula darah tikus dari hari ke-0 (P1 = 396 mg / dl ± 146.8; P2 = 342.8 mg / dl ± 126.7; P3 = 313.4 mg / dl ± 88.4) sampai hari ke-11 (P1 = 183.40 mg / dl ± 95.2; P2 = 132 mg / dl ± 126.4; P3 = 170.4 mg / dl ± 114, 2). Juga terdapat peningkatan berat badan pada kelompok P3 (aloksan 150 mg / kg BB + EEB 230 mg / 200 g BB) dari hari ke-0 (201.74 g ± 14.1) sampai hari ke-11 (204.86 g ± 13,4). diperoleh juga hasil bahwa kelompok P2 (Aloksan 150 mg / kg + EEB 115 mg / 200 g BB) mengalami peningkatan persentase berat pankreas menjadi 0,37% ± 0,06 yang mendekati kelompok normal (K1= 0,38% ± 0,07)sementara kelompok positif diabetes atau K2 (aloksan 150 mg/kg BB) memiliki persentase berat pankreas sebesar 0,30% ± 0,06. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun bosibosi memiliki aktifitas antidiabetik dibuktikan dengan adanya penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes yang di berikan ekstrak etanol daun bosibosi secara oral, adanya peningkatan berat badan tikus diabetes setelah pemberian ekstrak etanol bosibosi dengan dosis 230 mg/200 g BB. Berdasarkan pengamatan histologi, diduga terdapat juga perbaikan sel-sel pulau langerhans pankreas.

(4)

iv

ANTIDIABETIC ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF LEAVES BOSIBOSI (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)

OF DIABETIC WISTAR RATS (Rattus novergicus) Fachrul Rozi Suherman (NIM 4121220002)

ABSTRACT

This research was aimed to study the antidiabetic activity of the bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) leaves extract in Wistar rat (Rattus novergicus). Twenty-five healthy males (age 3 months, weight ± 200 g) were randomly sampled and then evenly distributed into 5 different groups; K1, K2, P1, P2, and P3. After an initial blood glucose level determination, all groups (except K1) were administered with a single ip injection; 150 mg/kg BW alloxan solution in 0,9 % NaCl (volume 0,3 ml). Group K1 itself was orally adminsteredwith 0,5 ml 1% CMC. Twenty-four to 48 hours after alloxan administration, all animals were then checked for diabetic condition, rats with blood glucose level of 200mg/dl or more were confirmed as diabetic. Diabetic animals were then treated daily with oral administration of 57 mg (P1), 115 mg (P2), and 230 mg/rat/day (P3) of leafs bosibosi ethanol extract (BEE) for 11 connective days. Blood glucose level of the animals were ditermined using automatic glucometer (Easy touch) after 1, 3, 5, 7, 9, and 11days of extract administration. Body and pankreas weight were also also recorded. The results showed that bosibosi ethanol extract decreases in blood sugar levels in diabetic rats from day 0 (P1 = 396 mg / dl ± 146.8; P2 = 342.8 mg / dl ± 126.7; P3 = 313.4 mg / dl ± 88.4) up to day 11 (P1 = 183.40 mg / dl ± 95.2; P2 = 132 mg / dl ± 126.4; P3 = 170.4 mg / dl ± 114, 2). Also there was an increasein body weight in the group P3 ( alloxan 150 mg / kg BW + BEE 230 mg / 200 g BW) from day 0 (201.74 g ± 14.1) until day 11 (204.86 g ± 13.4 ). In addition that the P2 group (Alloxan 150 mg / kg + EEB 115 mg / 200 g BW) increased pancreas weight percentage to 0.37% ± 0.06 who approach normal group (K1 = 0.38 ± 0.07% ) while the positive control group diabetes or K2 (Alloxan 150 mg / kg BW) having a weight percentage of pancreatic 0.30% ± 0.06. Research shows that the ethanol extract of the leaves bosibosi have antidiabetic activity against rat (Rattus novergicus) diabetes. This is evidenced by a decrease in blood sugar levels in diabetic rats given ethanol extract of leaves bosibosi orally, an increase in body weight of diabetic mice after administration bosibosi ethanol extract at a dose of 230 mg / 200 g body weight. Also on histological observations, allegedly there are also improvements Langerhans islet cells of the pancreas.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkah-Nya, penulis diberi kesehatan, kesempatan dan pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Adapun judul skripsi ini adalah“Uji Aktifitas Antidiabetik Ekstrak Etanol Daun Bosibosi (Timonius flavescens (jacq) Baker) Terhadap Tikus (Rattus novergicus) Diabetes” yang mana disusun untuk memperoleh gelar sarjana Sains, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kiranya dapat memberikan manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan, saran-saran, serta semangat kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S. Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si. Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku Dekan FMIPA dan staf-stafnya. Kepada bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku ketua jurusan, dan Ibu Dr. Elly Djulia, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan dan kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia M.Sc. selaku kepala Laboratorium Biologi serta kepada Drs. Marudut Sinaga M.Si. selaku kepala Laboratorium Kimia UNIMED dan semua Dosen di Jurusan Biologi yang telah banyak membimbing selama perkuliahan.

(6)

vi

penulis baik di kampus maupun di luar kampus. Terima kasih juga kepada sahabat penulis Lamhot Harianto Siagian, Azum Rizky Mubarok, Nursitta Laily, abangda Taufik Akbar Tanjung, Hotdiaman Damanik, Zebulon Naptalif Situmeang, Y Melda A.C. Manurung dan Khairunnisa Naution yang banyak memberi bantuan kepada penulis pada saat penelitian di Rumah hewan maupun pada saat penulisan skripsi. Terima kasih juga kepada kakak dan abang senior Nanda Nandomo, Astrid Siska Pratiwi, Mustafa Kamal, Febri Sembiring, dan Juliadi Agam yang banyak memberi masukan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini, namun penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan dalam skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Medan, 21 Oktober 2016

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abdtract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 5

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tumbuhan Bosi-bosi (Timonius flavescens(Jacq.) Baker) 6

2.1.1. Tempat hidup 6

2.1.2. Sistematika 7

2.1.3. Kandungan Bahan Aktif Daun Bosi-bosi 7

2.1.4. Metabolit Sekunder 8

2.1.5. Khasiat 9

2.1.6. Fungfsi Metabolit Sekunder Dalam Pengaturan Kadar Gula

Darah 10

2.2. Ekstraksi 11

2.2.1. Maserasi 12

2.2.2. Perkolasi 13

2.2.3. Sokletasi 13

2.3. Aloksan 13

2.3.1. Definisi dan sifat kimia 13

2.3.2. Pengaruh Aloksan Terhadap Kerusakan Sel Beta Pankreas 14

2.3.3. Mekanisme Kerja Aloksan 15

2.4. Glukosa 16

2.4.1. Metabolisme Glukosa 16

(8)

viii

2.4.5. Konsentrasi dan Sumber Glukosa Darah 22 2.4.6. Pengaruh Hormonal Dalam Pengaturan Glukosa Darah 23

2.5. Diabetes Melitus 26

2.5.1. Definisi 26

2.5.2. Faktor yang Menyebabkan Diabetes Mellitus 26

2.5.3. Patofisiologi 27

2.5.4. Pankreas 28

2.6. Tikus 30

2.6.1. Ciri-ciri UmumTikus (Rattus novergicus) 31

2.6.2. MakananTikus (Rattus novergicus) 31

2.6.3. Kandang 32

2.7. Hipotesis 32

2.7.1. Hipotesis Penelitian 32

2.7.2. Hipotesis Statistik 32

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 33

3.2. Alat dan Bahan Penelitian 33

3.2.1. Alat Penelitian 33

3.2.2. Bahan Penelitian 34

3.3. Sampel dan Populasi 34

3.4. Desain Penelitian 34

3.5. Prosedur Kerja 37

3,5,1. Penyediaan Kandang 37

3.5.2. Pemberian Pakan dan Minuman 37

3.5.3. Pembuatan Ekstrak Daun Bosi-bosi 38

3.5.4. Penetapan Dosi Ekstrak Etanol Daun Bosi-bosi 40 3.5.5. Induksi Diabetes Pada Tikus dengan Aloksan 41

3.5.6. Pengamatan Kadar Glukosa Darah 42

3.5.7. Pengukuran Berat Pankreas 43

3.5.8. Pengamatan Gambaran Histologis 43

3.5.8.1.Pembuatan Preparat 43

3.5.8.2.Pengamatan Gambaran Histologi 43

3.6. Teknik Analisis Data 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 46

4.1.1. Ekstraksi 46

4.1.2. Berat Badan 47

4.1.3. Kadar Gula Darah 49

4.1.4. Berat Pankreas 51

(9)

ix

4.2. Pembahasan 54

4.2.1. Pengaruh EEB Terhadap Berat Badan Tikus 54 4.2.2. Pengaruh EEB Terhadap Kadar Gula Darah Tikus 55 4.2.3. Pengaruh EEB Terhadap Berat Pankreas Tikus 56 4.2.3. Pengaruh EEB Terhadap Gambaran Histologi Pulau Langerhan

Pankreas Tikus 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur kimia aloksan 14

Gambar 2.2. Ringkasan metabolisme glukosa pada mamalia 18 Gambar 2.3. Mekanisme kerja Glukagon dan insulin 20 Gambar 2.4. Sekresi insulin oleh rangsangan glukosa 21 Gambar 2.5. Mekanisme normal dari aksi insulin dalam transport glukosa

di jaringan perifer 25

Gambar 2.6. Histologi Pankreas 29

Gambar 2.7. Foto mikrograf sel beta pulau Langerhans 29

Gambar 3.1. Desain penelitian 35

Gambar 3.2. Skema preparasi ekstrak daun bosi-bosi 39 Gambar 3.3. Skema prosedur pembuatan ekstrak etanol daun bosi-bosi 40 Gambar 4.1 Pengaruh EEB terhadap berat badan antar kelompok (n=5)

dengan waktu pemberian EEB selama 11 hari menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar kelompok pada taraf

kepercayaan 95% 47

Gambar 4.2 Grafik pengaruh EEB terhadap berat badan tikus putih (huruf yang berbeda pada hari pengamatan yang sama menandakan

berbeda signifikan) 48

Gambar 4.3 Pengaruh EEB terhadap kadar gula darah tikus putih antar kelompok (n=5) dengan waktu pemberian EEB selama 11 hari menunjukan terdapat perbedaan antar kelompok yang

nyata pada taraf kepercayaan 95% 49

Gambar 4.4 Grafik pengaruh EEB terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih putih (huruf yang berbeda di hari yang sama

menandakan berbeda signifikan) 50

Gambar 4.5 Pengaruh EEB terhadap berat pankreas antar kelompok (n=5) dengan waktu pemberian EEB selama 11 hari menunjukan

(11)

xi

Gambar 4.6 Gambaran histologi pulau Langerhans Pankreas tikus normal (kiri) dan Pankreas tikus diabetes (kanan) induksi aloksan (150 mg/200 g BB) dan) dalam perbesaran 40x 52 Gambar 4.7 Gambaran histologi Pulau langerhans Pankreas tikus diabetes

induksi aloksan (150 mg/200 g BB) (a) Perlakuan 1 (EEB 57 mg/200 g BB perhari); (b) Perlakuan 2 (EEB 115 mg/200 g BB perhari); (c) Perlakuan 3 (EEB 230 mg/200 g BB

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol daun bosi-bosi 7 Tabel 2.2. Data biologistikus (Rattus novergicus) 31

Tabel 3.1. Tabel pengukuran kadar glukosa darah 36

Tabel 3.2. Kandungan nutrisi pakan pellet jenis 202 C per 50 Kg bahan 37

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus 70

Lampiran 2. Data Signifikansi Pada Pengamatan Setiap Hari 72

Lampiran 3. Data Pengukuran Berat Badan Tikus 74

Lampiran 4. Data Signifikansi Pada Pengamatan Setiap Hari 76 Lampiran 5. Data Pengukuran Persentase Berat Pankreas Tikus 78

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kadar glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang

dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa (Sacher dan Richard, 2004).

Gangguan metabolisme tubuh yang dicirikan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) disertai gangguan pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai dampak dari menurunnya fungsi insulin disebut dengan penyakit diabetes melitus (DM). Menurunnya fungsi insulin dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah insulin yang diproduksi oleh sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas, ketiadaan insulin yang dihasilkan karena rusaknya sel β pankreas, atau

juga disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005). Diabetes melitus juga dapat disebabkan karena stres oksidatif yang terjadi secara alami maupun akibat induksi bahan kimia, namun jika dirunut lebih lanjut, ada beberapa faktor yang menyebabkan diabetes melitus seperti Genetik atau faktor keturunan, virus dan bakteri, serta bahan toksik atau beracun (Maulana, 2003). Penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan pada produksi radikal bebas sehingga sistem pertahanan antioksidan terganggu yang berujung pada terjadinya kerusakan seluler pada sel β pankreas (Winarto, 2007).

(15)

2

terdapat lima juta orang dan diperkirakan terjadi peningkatan sebanyak 230.000

pasien per tahun. Data WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa lebih dari 346 juta

penduduk dunia mengidap diabetes pada tahun 2010 dan 21,3 juta orang di

antaranya merupakan penderita diabetes di Indonesia. Jumlah ini meningkat dari

tahun 2000 yang berjumlah 8,4 juta penderita (WHO, 2010). Peningkatan itu

terutama disebabkan oleh pertumbuhan populasi, peningkatan jumlah orang usia

lanjut, urbanisasi, pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat (Widowati, 2008).

Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi diabetes, mulai dari

pengaturan pola makan dan olah raga yang teratur, hingga penggunaan

obat-obatan antidiabetes sintetik seperti glibenklamid, metformin atau bahkan

melakukan suntikan insulin. Namun pemilihan obat-obatan antidiabetes sintetik

yang beredar di pasaran menjadi berkurang seiring munculnya obat-obatan herbal.

Obat-obatan herbal muncul sebagai alternatif obat-obatan sintetik. Hal ini

disebabkan karena efek yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetik merugikan

jika dikonsumsi tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan, selain itu harga

obat-obatan sintetik juga menjadi alasan lain seseorang lebih memilih obat-obat-obatan

herbal (Sunarsih dkk, 2007). Hal ini menjadi titik awal penelitian yang hingga saat

ini dilakukan pada tanaman-tanaman yang memiliki aktivitas antidiabetes.

Pengobatan secara tradisional didasarkan pada faktor-faktor empiris,

kebiasaan, dan pengalaman. Umumnya mekanisme pengobatan jenis ini tidak

dapat dijelaskan secara rinci seperti pengobatan sintetik (Wijayakusuma, 2004).

Berdasarkan hasil survei lapangan, masyarakat di daerah Tapanuli sering

mengonsumsi daun bosi-bosi dengan cara diseduh. Masyarakat di sana percaya

bahwa air seduhan daun bosi-bosi memiliki banyak khasiat salah satunya adalah

dapat menyembuhkan penyakit diabetes. Menurut Malviya dkk (2010), terdapat

banyak tumbuhan obat yang dilaporkan bermanfaat dan digunakan sebagai agen

antidiabetes secara empiris. Kandungan senyawa bahan aktif dalam tumbuhan

dilaporkan aman untuk penderita diabetes mellitus. Berdasarkan penelitian Vessal

dkk (2003) flavonoid terutama quercetin telah dilaporkan memiliki aktifitas

antidiabetes. Kandungan bahan aktif seperti saponin juga bersifat antidiabetik

(16)

3

(2009). Setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi, diketahui bahwa saponin

mampu meregenerasi pankreas yang menyebabkan adanya peningkatan jumlah sel

β pankreas dan pulau-pulau Langerhans sehingga sekresi insulin akan mengalami

peningkatan.

Hasil penelitian Napitupulu (2015) menunjukan bahwa daun bosi-bosi

(Timonius flavescens (Jacq) Baker) mengandung senyawa aktif metabolit

sekunder. Dari hasil skrining fitokimia diduga kandungan senyawa yang sangat

tinggi aktivitasnya adalah flavonoid, fenolik, dan saponin. Dengan adanya

kandungan flavonoid dan saponin yang terkandung dalam daun bosi-bosi

(Timonius flavescens (Jacq.) Baker), memungkinkan bahwa daun bosibosi sangat

berpotensi sebagai antioksidan.

Menurut Harbone (1996), daun tumbuhan umumnya mengandung

senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,

steroid, triterpenoid, kumarin dan lain-lain. Flavonoid, tanin, polifenol, vitamin C,

vitamin E, dan karotenoid merupakan golongan senyawa dari bahan alam yang

berpotensi sebagai antioksidan (Marliani dkk., 2014). Senyawa fenolik atau

polifenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Kemampuan flavonoid

sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini, dimana flavonoid

memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga

sebagai anti radikal bebas (Giorgio, 2000). Flavonoid dari tumbuhan dilaporkan

dapat berefek sebagai antioksidan disebabkan kemampuannya menangkap

radikal-radikal bebas dan oksigen aktif (Hanasaki dkk., 1994). kemungkinan sifat

antioksidan tanaman-tanaman obat tersebut disebabkan karena inhibisi enzim alfa

glukosidase pada saluran pencernaan (Depkes, 1989). Ada pula yang membahas

bahwa sifat antioksidan tanaman tersebut disebabkan karena sifatnya yang dapat

meredam radikal bebas yang diakibatkan oleh aloksan. Aloksan adalah suatu

senyawa yang mempunyai efek diabetogenik dan sering digunakan untuk

membuat model diabetes pada hewan coba (Szkudelski, 2001). Penelitian tentang

penemuan agen antidiabetes baru dari tumbuhan masih terus dilakukan, walaupun

telah diketahui lebih dari 400 tumbuhan memiliki aktivitas hipoglikemik (Malviya

(17)

4

seperti flavonoid dan saponin yang dilaporkan memiliki aktifitas antidiabetik,

diduga bahwa daun bosibosi berpotensi memiliki aktifitas antidiabetes.

Potensi dari tumbuhan bosi-bosi sangat besar tapi tidak diiringi dengan

penelitian yang cukup. Sehingga peneliti ingin membuktikan khasiat tumbuhan

bosi-bosi dengan melakukan pengujian aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun

bosi-bosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) pada tikus (Rattus novergicus)

diabetes.

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh uji aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun

bosi-bosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) terhadap tikus diabetes dengan

dosis ekstrak 57 mg/200 g BB; 114 mg/200 g BB dan 230 mg/200 g BB dengan

lama perlakuan 11 hari. Indikator antidiabetik yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi kadar gula dalam darah, berat badan tikus, berat pankreas, serta

gambaran histologis pulau langerhans pankreas tikus (Rattus novergicus) diabetes.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :

1. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)

memiliki pengaruh terhadap berat badan tikus diabetes ?

2. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)

memiliki pengaruh terhadap kadar gula darah tikus diabetes ?

3. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)

memiliki pengaruh terhadap persentase berat pankreas tikus diabetes ?

4. Apakah ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker)

memiliki pengaruh terhadap gambaran histologi pulau langerhans pankreas tikus

(18)

5

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi tujuan pada penelitian ini ialah :

1. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun

bosi-bosi (Timonius flavescens) terhadap berat badan tikus diabetes.

2. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun

bosi-bosi (Timoius flavescens) terhadap kadar gula darah tikus diabetes.

3. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun

bosi-bosi (Timoius flavescens) terhadap persentase berat pakreas tikus diabetes.

4. Untuk melihat dan mengetahui aktifitas antidiabetik ekstrak etanol daun

bosi-bosi (Timoius flavescens) terhadap gambaran histologi pulau langerhans pankreas

tikus diabetes

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

biologi serta terapannya.

2. Sebagai sumber informasi mengenai manfaat daun bosi-bosi serta

(19)

57

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ekstrak etanol daun bosibosi memiliki aktivitas antidiabetik terhadap tikus

putih (Rattus novergicus) jantan diabetes. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes yang di berikan ekstrak etanol daun

bosibosi secara oral, adanya peningkatan berat badan tikus diabetes setelah

pemberian ekstrak etanol bosibosi dengan dosis 230 mg/200 g BB. Berdasarkan

pengamatan histologi, diduga terdapat juga perbaikan sel-sel pulau langerhans

pankreas.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga didapatkan data yang lebih

lengkap tentang efek, dosis, dan lama pemberian ekstrak etanol daun

bosibosi yang tepat .

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan

percobaan yang tingkat spesiesnya lebih tinggi dari tikus, misalnya marmut,

(20)

61

DAFTAR PUSTAKA

Anief. M. 1995. Ilmu Meracik Obat,Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada

Almatsier. S. 2004. Karbohidrat. Dalam: Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama : 28 – 47.

Bailey CJ, Day C. 1989. Traditional plant medicines as treatments for diabetes.

Diabetes Care, 12: 553-564.

Babu P.V.A., Liu. Dongmin., Gilbert. Elizabeth.R. 2013. Recent advances in

understanding the anti-diabetic actions of dietary flavonoids. NIH Public

Acces. 21(11); 2-4

Bivin, W.S., Crawford, M.P. and Brewer, N.R. 1979. Morphophysiology. In: The

Laboratory Rat, Vol.1, Biology And Diseases. Academic Press, New York

Ny : 73 - 103

Chung L.Y., Soo W.K., Chan K.Y., Mustafa M.R.,Goh S.H., Imiyabir Z. 2009.

Lipoxygenase inhibiting activity of some malaysian plants.

Pharmaceutical Biology, 2009: 00(00): 000–000.

Darwin P.S. 1997. New spesies of the Timonius flavescens alliance (Rubiaceae:

Guettardeae) in Papuasia. Systematic Botany, 22 : 85-98.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika, Jilid VI. Jakarta: Direktorat

Jendral POM-Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta: Direktorat Jendral POM-Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Direktorat

Jendral POM-Depkes RI.

Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk

Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas

dan Klinik, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

(21)

62

Duval, E., and A.H. Wyllie. 1986. Death and the cell. Immunol. Today. 7:115–

119.

Eccles, R. & Weber, O. 2009. Common Cold. London: Springer.

Federer, W. T. 1977. Experimental Design Theory And Application, Third

Edition. New Delhi : Oxford and IBH Publishing Co

Filipponi P, Gregorio F, Cristallini S, Ferrandina C, Nicoletti I, Santeusanio F.

2008. Selective impairment of pancreatic a cell suppreession by glucose

during acute alloxan–induced insulinopenia: in-vitro study on isolated

perfused rat pancreas. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3522213

Firdous, M., Koneri, R., Sarvaraidu, C.H., dan Shubhapriya, K.H. 2009. NIDDM

Antidiabetic activity of saponins of Momordica cymbalaria in

streptozotocin-nicotinamide NIDDM Mice. Journal of Clinical and

Diagnosis Research, 3: 1460-1465.

Isnaini, F. 2012. Pengaruh rebusan sarang semut (Myrmecodia sp.) terhadap

gambaran histopatologi pankreas mencit (Mus musculus.) diabetes

induksi aloksan. Banda aceh : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Siyah Kuala

Foster D.W. 2000. Diabetes mellitus. In : Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson

JD,

Ganong, W. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC

Ganugapati J, Baldwa A, Lalani S. 2012. Molecular docking studies of banana

flower flavonoids as insulin receptor tyrosine kinase activators as a cure

for diabetes mellitus. Bioinformation, 8 : 216-220.

Giorgio. P. 2000. Flavonoid an Antioxidant. Journal of National Product, 63.

(22)

63

Girard J, 1995. NIDDM and glucose transport in cells. In ( Assan, R, ed )

NIDDM and glucose transport in cells. Molecular Endocrinology and

Development CNRS Meudon, France: 6 – 16.

Gravena C, Mathias PC, Ashcroft SJ. 2002. Acute effects of fatty acids on insulin

secretion from rat and human islets of Langerhans. Journal of

Endocrinology 173 :73 - 80.

Gultom, H. 2014. Daun bosi-bosi pengganti bubuk teh dapat sembuhkan penyakit.

Availible from :

http://www.rri.co.id/sibolga/post/berita/124242/ruang_publik/daun_bosibo

si_pengganti_bubuk_teh_dapat_sembuhkan_penyakit.html

Gultom, S. 2011. Hormon Pankreas. Availible from:

http//www.BeAgentofChange.HormonPankreas.htm.

Gustaviani R. 2007. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Dalam : Sudoyo

AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam FKUI, :1857 – 9.

Hanasaki, Y., Ogawa,S., and Fukui, S., 1994, The Correlation between active

oxygen, scavenging and antioxidative effect of flavonoid, Journal of

Free Radical Biol Med., 16, 845-850.

Handa S. S., Khamja S. P. S., Longo G., dan Rakes D.D, 2008. Extraction

technologies for medicinal and aromatic plants. Trieste: International

Centre For Science and High Technology.

Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Bandung: ITB Press

Harmita dan Radji, 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Heilbronn L, Smith SS, Ravussin E. 2004. Failure of fat cell proliferation,

mitochondrial function and fat oxidation results in ectopic fat storage,

(23)

64

Hendarsula, A. R., 2011. Uji Aktivitas Imunostimulan ekstrak etanol umbi sarang

semut pada tikus putih jantan. Jakarta: FMIPA UI

Hera, S dan Mulja, H, S. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah

Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan.

Vol. 21. No. 2 : Surabaya : Universitas Arilangga

Herbert, R. B. 1995. Biosintesis Metabolit Sekunder (Edisi ke-2. Cetakan ke-1,

terjemahan Bambang Srigandono). Bandung : IKIP Press

Hii CS, Howell SL 1985. Effects of flavonoids on insulin secretion and 45Ca+2

handling in rat islets of langerhans. Journal of. Endocrinol, 107: 1-8.

Howell SL. 1997. The biosynthesis and secretion of insulin. In : Pickup JC,

William G (eds) : Text Book of Diabetes (2nd ),. London : Blackwell

Science Ltd

Jayaprakasam B, Vareed SK, Olson LK, Nair MG. 2005. Insulin secretion by

bioactive anthocyanins and anthocyanidins present in fruits. Journal of

Agriculture Food Chemistry, 53: 28-31.

Karam JH, Forsham PH. 1998 .Hormon–hormon pankreas dan diabetes melitus.

Dalam: Greenspan FS, Baxter JD, editor. Endokrinologi dasar dan klinik.

Jakarta : EGC

Kemertelidze E, Sagareishvili T, Syrov V, Khushbaktova Z, Tsutskiridze L,

Kurashvili R. 2012. Saturin: Effective vegetative remedy in treatment of

type 2 diabetes mellitus. Georgian Med. News, 203: 47-52.

Klapp, E. A., 2011. Few factors that affect your blood glucose normal levels.

The Diabetes Club. Available from:

http://thediabetesclub.com/a-few-factors-that-affect-your-blood-glucose-normal-levels/

Kobayashi K, Saito Y, Nakazawa I, Yoshizaki F (2000). Screening of crude drugs

for influence on amylase activity and postprandial blood glucose in mouse

(24)

65

Koestadi, 1989. Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah. Kediri : AAK Bhakti

Wiyata.

Lenzen S. 2008. The mechanism of alloxan and streptozotocin induced diabetes.

Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18087688?ordinalpos=1&itool=Entr

ezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DiscoveryPan

el.Pubmed_Discovery_RA&linkpos=4&log$=relatedreviews&logdbfrom=

pubmed

Mallole, M., 1989., Penggunaan hewan-hewan percobaan di laboratorium. Bogor

: IPB Press

Masharani U, Karam JH. 2001. Pancreatic Hormones & Diabetes Mellitus. In

Basic & Clinical Endocrinology. 6th ed. Greenspan FS, Gardner DG (eds),

Mc Graw Hill : New York

Malviya N, Jain S, Malviya S. 2010. Antidiabetic potential of medicinal plants.

Acta Poloniae Pharmaceutica-Drug Research 67: 113-118.

Maulana, M. 2008. Diabetes Melitus. Jogjakarta: Katahati.

Marliani, L., Kusriani, H., dan Indah N.S., 2014. Aktivitas antioksidan daun dan

buah jambang (Syzigium Cumini L). Skeel, Prosiding SnaPP, Sains,

Teknologi dan Kesehatan, ISSN 2089-3584,EISSN 2303-2480213.

Markham, K.R., 1998. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung : ITB Press

Martineau LC, Couture A, Spoor D, Benhaddou-Andaloussi A. 2006.

Anti-diabetic properties of the Canadian lowbush blueberry Vaccinium

angustifolium Ait. Phytomedicine, 13:612-623.

Mendrofa. 2012. Daun Bosi-bosi Penyegar Tubuh. Artikel dalam

http://www.aktual.co/warisanbudaya/080439

Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W .2003. Biokimia

(25)

66

Napitupulu, A. 2015. kandungan metabolit sekunder dan aktifitas antioksidan

pada ekstrak metanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens (Jacq) Baker).

Medan : Unimed

Neal, M.J. 2005. At A Galnce Farmakologi Medis. Edisi V. Penerjemah

Juwalita Surapsari. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 8-15.

Nikhal, S.B., Dambe, P.A., Ghongade, D.B., Goupale, D.C. 2010. Hidroalcoholic

Extraction of Mangifera indica (Leaves) By Soxhletion. International

Journal of Pharmaceutical Science, 2(1), 30-32

Nugroho BA, Puwaningsih E. 2004. Pengaruh diet ekstrak rumput laut

(Eucheuma sp.) terhadap kadar glukosa darah tikus putih ( Rattus

norvegicus ) hiperglikemik. Media Medika Indonesia Vol.39 No. 3, 2004 :

154 – 60.

Nugroho BA, Puwaningsih E. 2006. Perbedaan diet ekstrak rumput laut

(Eucheuma sp) dan insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus

putih ( Rattus norvegicus ) hiperglikemik. Media Medika Indonesia Vol.

41 No. 1,: 23-30.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan

pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI

Price, Sylvia. A, Lorraine, M. Wilson. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit”, edisi : 8. Jakarta: EGC

Reece W.O. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals.

USA: Lippincott Williams & Wilkins. pp470.

Rees, D, A and Alcolado, J. C., 2005, Animal models of diabetes mellitus,

Diabetic Medicine, 22: 359-370.

Rohilla, A., and Ali, S. 2012. Alloxan Iskuznduced Diabetes : Mecanism and

Effects. International Journal of Research in Pharmaceutical and

(26)

67

Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan klinis hasil

pemeriksaan laboratorium edisi 11. Alih bahasa : Brahm U. Pendit dan

Dewi Wulandari. : Jakarta : EGC.

Saxena, M., Saxena, J., Singh, D. dan Gupta, A., 2013, Phytochemistry of

Medicinal Plants. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(6).

168-182.Sies, H., 1993. Strategies of Antioxidant Defense. European

Journal of Biochemistry (215):213-219.

Shafrir, E. 2007. Animal Models of Diabetes. London : CRC press

Sherwood, L,. 2001. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta :

EGC, 595-677.

Sipahutar, H. 2011. Mikroteknik. Medan : FMIPA UNIMED

Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo. S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, Hewan di

Daerah Tropis. Jakarta: UI Press.

Squires JE. 2003. Applied Animal Endocrinology. UK:CABI Publishing. Pp 109.

Stryer L. 2000. Glikolisis. Dalam: Biokimia. Jakarta: EGC, 2000 : 505 – 79

Suharmiati. 2003. Pengujian bioaktifitas anti diabetes melitus tumbuhan obat.

Cermin Dunia Kedokteran. Available from:

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/06_PengujianBioaktivitasAntiDiabetes.

Sunarsih ES, Djatmika, Utomo RS. 2007. Pengaruh pemberian infusa umbi

gadung (Dioscorea hispida Densst) terhadap penurunan kadar glukosa

darah tikus putih jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Majalah Farmasi

Indonesia 18: 29-33.

Suyono S. Diabetes mellitus di Indonesia. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B,

Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam .

Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI,:1852 – 6.

Szkudelski, T., 2001, The Mechanism Of Alloxan And Streptozotocin Action In β

(27)

68

Tamin, R. dan D. Arbain. 1995. Biodiversity and Survey Etnobotani. Makalah

Lokakarya Isolasi Senyawa Berkhasiat Obat. Madang: Kerjasama

HEDS-FMIPA Universitas Andalas.

Tiwari AK, Rao JM. 2002. Diabetes mellitus and multiple therapeutic

approaches of phytochemicals: present status and future prospects. Curr.

Sci., 83: 30-38.

Tsuda T, Ueno Y, Yoshikawa T, Kojo H, Osawa T. 2006. Microarray profiling

of gene expression in human adipocytes in response to anthocyanins.

Biochemistry Pharmacology, 71: 1184-1197.

Utami, E.T., Fitrianti, R., Mahriani, dan Fajariyah S. 2009. Efek kondisi

hiperglikemik terhadap struktur ovarium dan siklus estrus mencit (Mus

musculus), 10(2): 219-224

Vessal M, Hemmati M, Vasei M. 2003. Antidiabetic effects of quercetin in

streptozocin induced diabetic rats. Comp. Biochemistry Physiology. C.,

135: 357-364.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta:

Universitas Gaja Mada Pres.

Watkins D, Cooperstein SJ, Lazarow A. 2008. Effect of alloxan on permeability

of pancreatic islet tissue in vitro. Available from:

http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436

Widowati W. 2008. Potensi antioksidan sebagai antidiabetes. JKM 7 : 193-202.

Wijayakusuma H. 2004. Atasi Diabetes Mellitus dengan Tanaman Obat. Jakarta:

Puspa Sehat.

Youngson R. 2005. Antioksidan: Manfaat Vitamin C dan E Bagi Kesehatan. Susi

purwoko, penerjemah. Jakarta: Arcan. Terjemahan dari:

Antioksidan:Vitamin C & E for Health.

Winarto. 2007. Pengaruh minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam.)

(28)

69

pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur wistar diabetik [tesis].

Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.

White MF, Kahn RC. 1994. Molecular Aspect of Insulin Action. In Joslin’s

Diabetes Mellitus : pp.139-62.

Xia X, Ling W, Ma J, Xia M. 2006. An anthocyanin-rich extract from black rice

enhances atherosclerotic plaque stabilization in apolipoprotein E-deficient

(29)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 20 Maret 1995. Ayah bernama Herman dan

Ibu bernama Yeni Susilawati dan penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada

tahun 2000, penulis masuk SD Muhammadiyah 07 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada

tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 12 Medan dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta UISU Medan dan lulus pada

tahun 2012. Pada tahun 2012, Penulis diterima di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Kegiatan di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu Asisten Laboratorium

pada mata kuliah Praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan, Praktikum Taksonomi

Hewan Tingkat Tinggi, dan Praktikum Ekologi Tumbuhan. Penulis juga melaksanakan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) di Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara. Selama kuliah penulis turut

serta dalam program pengabdian masyarakat bernama Sekolah Masyarakat Terpadu (SMART).

Penulis juga turut terlibat dalam pelaksanaan Biology Exhibition 2015.

Pada tahun 2016 penulis menyusun skripsi dengan judul “Uji Aktifitas Antidiabetik

Gambar

Gambar 4.6Gambaran histologi pulau Langerhans Pankreas tikus normal
Tabel 2.1. Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol daun bosi-bosi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan pada pengaruh pemberian ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavenscens) terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, granulosit, bobot limpa dan

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efek antihiperglikemik ekstrak daun sirih merah ( Piper crocatum ) terhadap kadar gula darah pada tikus putih diabetes yang diinduksi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik simplisia daun pepaya dan efek ekstrak etanol daun pepaya (EEDP) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik simplisia daun pepaya dan efek ekstrak etanol daun pepaya (EEDP) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus

Tabel 4.6 Hasil analisis anova rerata penurunan darah kadar glukosa darah (mg/dL) tikus putih jantan yang diberikan ekstrak etanol daun temuru setelah penginduksian. aloksan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun Afrika ( Vernonia amygdalina Del.) terhadap penurunan glukosa darah dan penurunan

Penelitian tahun 2015 yang menyatakan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah secara signifikan pada tikus diabetes dengan ekstrak daun insulin dibandingkan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek antinflamasi dari ekstrak etanol daun bakungan ( Hymenocallis littoralis (Jacq.) Salisb.) berdasarkan penurunan volume