• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun citra madrasah melalui pemberdayaan di MTs Madrasah pembangunan UIN Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Membangun citra madrasah melalui pemberdayaan di MTs Madrasah pembangunan UIN Jakarta"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (S.Pd)

Disusun oleh : VITA SETIANTARA

204018203280

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Vita Setiantara

Tempat/Tgl lahir : Cirebon, 15 Mei 1982

Nim : 204018203280

Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan

Judul skripsi : Membngun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di

MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Dosen Pembimbing : Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah.

Jakarta, 19 September 2011

Mahasiswa Ybs.

(5)
(6)

Abstrak

Nama : Vita Setiantara; NIM: 204018203280; Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Skripsi Program Strata 1 (SI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Humas adalah hubungan masyarakat disebut juga public relations, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu ke luar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. Pemberdayaan humas bagi sekolah untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat atas kebijakan-bijakan yang ditempuh lembaga, untuk menunjukkan transparansi pengelolaan lembaga pendidikan sehingga memiliki akuntabilitas publik yang tinggi dan untuk mendapatkan dukungan riel dari masyarakat terhadap kelangsungan lembaga pendidikan.

Pengelolaan humas dalam menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat membutuhkan strategi yang tepat dalam merencanakan proses kegiatan sekolah yang bermanfaat bagi masyarakat. Usaha secara sengaja dan bersungguh-sungguh disertai pembinaan secara kontinyu untuk menempatkan simpati dari masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah. Simpati masyarakat akan tumbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin hubungan secara intensif dan proaktif sehingga terbentuk citra lembaga sekolah yang baik.

Masalah penelitian difokuskan pada Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan tugas dan fungsi humas, membangun citra sekarang melalui penyebaran informasi media internal dan media eksternal, membangun citra Madrasah Pembangunan melalui media dan non media dan media elektronik dan Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui 6 M yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, melatih SDM melalui training workshop dan seminar, melalui anggaran, melalui sarana dan prasarana humas di sekolah dan melalui pemasaran promosi di sekolah.

Penelitian dilakukan di MTs Madrasah Pembngunan UIN Jakarta. Adapun subjek penelitiannya adalah guru di MTs Madrasah Pembangunan Jakarta dengan jumlah 38 guru. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data pada penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang meliputi, angket, wawancara, dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka sampailah kepada kesimpulan bahwasannya, Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta”, termasuk kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan dari hasil

(7)

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan Maha Penyayang, puji serta syukur

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan,

kekuatan, dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad

saw yang teramat besar cintanya kepada umatnya dan bimbingan menuju jalan yang

di ridhoi Allah semoga kemuliaan pun terarah kepada keluarga, sahabat dan umatnya

yang senantiasa istiqomah menetapi sunnahnya sendiri akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan bantuan dari

berbagai pihak oleh karena itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada. MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusdi Zakaria, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Manajemen

Pendidikan.

3. Drs. Muarif Sam M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang

telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Nurlena Rifa’I M.A. Dosen pembimbing yang senantiasa selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.

5. Drs. Rusli Ishaq, M.Pd Kepala Sekolah MTs Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta beserta para guru dan seluruh Staffnya yang telah memberikan

dukungan dan informasi kepada penulis.

6. Seluruh Dosen, Staff Akademik, Dan Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah yang telah memberikan pelayanan yang baik sehingga penulis dapat

(8)

7. Keluargaku tercinta, terutama kepada kakakku (Yuvi-Budiman), atas doa

motivasi dan dukungannya yang tiada henti kepada penulis, selalu

memberikan doa dan kasih sayangnya selama penulis menuntut ilmu.

8. Sahabat-sahabatku Alin, Ipah, Susi, Amien, Dewi, yang selalu setia menemani

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman Manajemen

Pendidikan angkatan 2004 atas doa dan dukungannya. Serta tidak lupa buat

tanteku Armawati Arbi dan keluarga Arbi terimakasih telah memberikan doa,

dukungan, semangat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat

kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Semoga menjadi amal kebaikan

yang dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin.

Jakarta, 21 Oktober 2011

Penulis

(9)

Lembar Pengesahan Panitia Ujian Munaqosah ... ii

Surat Pernyataan Karya Sendiri ... iii

Lembar Uji Referensi ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Manajemen Kehumasan Sebagai Penguatan Citra Pendidikan 1. Pengertian Citra Lembaga/Perusahaan ... 12

2. Macam-macam Citra Lembaga/Perusahaan ... 13

B. Manajemen Kehumasan 1. Pengertian Manajemen ... 15

2. Pengertian Humas ... 17

3. Fungsi dan Tujuan humas ... 19

4. Peran Humas di Lembaga Pendidikan ... 23

5. Peran Sekolah dalam Masyarakat ... 24

(10)

C. Pemberdayaan Hubungan Masyarakat (Humas)

1. Pengertian Pemberdayaan ... 26

2. Pemberdayaan Humas ... 28

3. Jenis media internal dan eksternal di lembaga Pendidikan a. Media Internal ... 32

b. Media Eksternal ... 33

D. Ruang Lingkup Kehumasan ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Metode Penelitian ... 38

C. Fokus Penelitian ... 39

D. Populasi dan Sampel ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Objek Penelitian (Profil Sekolah Madrasah) 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ... 48

2. Visi dan Misi Madrasah Pembangunan UIN ... 50

3. Profil Humas ... 51

4. Profil Guru MTs Madrasah Pembangunan ... 54

a. Keadaan guru ... 54

b. Keadaan karyawan ... 55

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 56

(11)

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42

2 Profil guru MTs Madrasah Pembangunan UIN ... 54

3 Tugas Humas dalam membina hubungan ke dalam (Rapat mingguan, bulanan, kuartal, dan semesteran) ... 56

4 Membina hubungan ke dalam (rapat mendadak dalam situasi krisis) ... 57

5 Tugas Humas dalam membina hubungan ke dalam (Rapat brifing pimpinan, guru, dan staf karyawan) ... 58

6 Tugas dan kedudukan humas dalam membina hubungan ke dalam (rapat orang tua murid, pameran, dll) ... 58

7 Humas membina hubungan keluar (kerja sama sekolah dengan lembaga lain dan Pers) ... 59

8 Pekerjaan humas dalam menunjang fungsi humas ... 59

8 Menciptakan komunikasi dua arah sebagai fungsi humas ... 60

9 Melayani kepentingan umum sebagai fungsi humas ... 60

10 Membina hubungan harmonis sebagai fungsi humas ... 61

11 Membangun citra sekarang, Papan dinding Pengumuman di sekolah ... 61

12 Membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pengumuman di ruang guru ... 62

13 Membngun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pengumuman siswa di sekolah ... 62

14 Membngun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pengumuman pegawai disekolah ... 63

(13)

20 Membangun citra madrasah melalui Radio ... 67

21 Membngun citra Madrasah Pembngunan tampil di media elektronik TV ... 67

22 Membangun citra Madrasah melalui internet ... 68

23 Membngun citra madrasah melalui non media melalui open house ... 69

24 Membangun citra Madrasah melalui (saresehan, home visiting, pameran di luar seminar dan workshop) ... 69

25 Pemberdayaan humas dalam perencanaan humas (alat manajemen, biaya, media, sarana dan teknik) ... 70

26 Pemberdayaan humas dalam pengorganisasian ... 70

27 Pemberdayaan humas dalam pelaksanaan humas ... 71

28 Pemberdayaan humas dalam pengawasan ... 72

29 Pemberdayaan humas melatih SDM melalui training dan workshop ... 72

30 Pemberdayaan humas melalui anggaran (money) ... 73

31 Pemberdayaan humas sarana dan prasarana humas di sekolah ... 73

32 Pemberdayaan humas melalui pemasaran dan promosi sekolah ... 74

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas manajemen hubungan masyarakat meliputi kegiatan dari

pembenahan organisasi itu sendiri dan hingga kegiatan yang bersifat

membangun atau menciptakan citra positif di mata masyarakat secara

struktural. Humas merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau

organisasi dan bukan merupakan fungsi terpisah dari sistem manajemen suatu

perusahaan atau organisasi. Pekerjaan humas adalah penting karena seorang

manajer melakukan pekerjaannya sebagai professional. Pekerjaan humas di

dunia pendidikan juga dijalankan oleh seorang guru, guru tersebut juga

berkedudukan sebagai kepala humas (PRO). Baik guru maupun kepala humas

kedudukannya dilakukan secara professional.

Keprofesionalan guru dibahas dan dikutip dari Undang-Undang Guru dan

Dosen “Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”.1 Sedangkan satuan

pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

1

(15)

pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis

pendidikan”.

Selanjutnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen disebutkan bahwa ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Oleh karena itu guru adalah pekerjaan professional, yang membutuhkan kemampuan khusus

hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan

keguruan”2.

Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerjaan professional marilah

kita tinjau syarat-syarat atau ciri-ciri pokok dari pekerjaan profesional yaitu:

a. Pekerjaan professional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai.

b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya.

c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat

d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan.3

Hak dan kewajiban seorang guru dalam menjalankan tugas

keprofesionalannya dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal

14 yaitu “ memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai

dengan tugas dan prestasi kerja, memperoleh kesempatan untuk

meningkatkan kompetensi, memperoleh dan memanfaatkan sarana dan

prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas

keprofesionalannya, memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan

ikut menentukan kelulusan, memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan

2

Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 th 2003), pasal 1, ( Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 3

3

(16)

3

dalam melaksanakan tugas, memiliki kebebasan untuk berserikat dalam

organisasi profesi, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan memperoleh

pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya”.4

Peran Humas yang profesional di komunikasi bersifat dua arah, pertama, membina hubungan ke dalam (public internal) dan kedua, membina hubungan

ke luar (publik eksternal) lembaga pendidikan. Peran Humas merupakan

tangan kanan pimpinan, menjadi panca indera pimpinan yaitu menjadi mata,

telinga dan hidung pimpinan sehingga humas dapat mendeteksi dan

identifikasi masalah publik internal dan masalah publik eksternal.5 Kegiatan

humas berkaitan dengan tahap penelitian dari pekerjaan humas di lembaga

pendidikan. Sasaran Humas membangun identitas lembaga pendidikan dan

citranya. Hakekat kepala sekolah dan jajarannya merupakan orang yang

menjalankan humas, akan tetapi jika sekolahnya besar membutuhkan tim

khusus untuk menangani pekerjaan humas. Jika tidak ada struktur humasnya

maka kepala sekolah menunjuk bagian dari struktur untuk menjalankannya.

Lembaga pendidikan tidak lain adalah suatu institusi sosial. Dan yang

menjadi bidang garapannya adalah manusia yang terdiri dari individu dan

masyarakat yang berada dalam suatu supra sistem, artinya bahwa pendidikan

merupakan salah satu sistem bersama-sama sistem yang lain berada dalam

sistem yang lebih besar. Sistem-sistem yang lain itu antara lain : pemerintah,

agama, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Antara sistem yang satu

dengan yang lainnya saling bertukar kepentingan dan saling berpengaruh

dalam supra sistem tadi. Agar pendidikan tetap berkembang maka

sistem-sistem yang ada di dalamnya harus bisa bekerja sama. Jadi humas bagian dari

(17)

Sekolah juga merupakan suatu organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri.

Salah satu faktor yang penting dalam berdirinya sebuah sekolah adalah faktor

masyarakat. Karena masyarakat merupakan pelanggan pendidikan. Setiap

perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam pendidikan sebagai realisasi

dari suatu rencana baik dalam hal materi, metode dan sistem tentu akan

mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Tahap perencanaan, ini bagian

tahap ke 2 dari proses humas.

Sekolah merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat, seperti para

orang tua yang tergabung dalam komite sekolah. Pengelola sekolah harus

mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap masyarakat, agar sekolah mengetahui apa yang

diinginkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen humas

yang baik. Dan dalam penanganannya semua komponen yang ada di sekolah

harus mampu menggerakkan bawahannya guna menjalin hubungan baik

dengan masyarakat.

Hakikat pekerja humas merupakan kegiatan pimpinan dalam

mempertahankan dan membentuk citra yang berlaku (current image). Pihak

manajemen pimpinan sekolah menjalankan citra yang berlaku, mereka

menggunakan media dan non media untuk menyebarkan informasi

program-programnya yang baik publik internal dan publik eksternal.

Rosady Ruslan membahas peran dan kedudukan Humas secara jelas.

Berdasarkan peran dan kedudukannya tersebut, kemampuan manajemen

komunikasi Pimpinan dan Public Relations Officer (PRO) tidak dapat

dielakan. Ketrampilan dan penelitian komunikasi pemimpin dan Public

Relations (PR) sangat diharapkan pada lembaga pendidikan.6 Pencapaian

ketrampilan tersebut membutuhkan perhatian segala pihak yaitu pemerintah,

orang tua dan masyarakat. Tanpa kerjasama semua unsur tidak akan dapat

tercapai tugas yang berat tersebut. Semua unsur tidak saling menunggu akan

tetapi semua unsur merasa sangat saling bergantung satu sama lainnya.

6

(18)

5

Dalam merancang program kerja humas dan untuk menyelenggarakan

komunikasi dua arah tersebut memerlukan peran dan fungsi manajemen.

Kegiatan humas tersebut merupakan panduan antara seni dan gabungan

ilmu-ilmu sosial yang akan mampu menganalisis kecenderungan serta meramalkan

apa dan bagaimana akibat yang akan terjadi di kemudian hari. Artinya

manajemen humas akan memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu

perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan, serta mengkordinasikan

yang secara serius dan rasional, dalam upaya pencapaian tujuan

bersama-sama dari organisasi atau lembaga yang diwakili. Keberhasilan kerja humas

tidak terlepas dari kemampuan profesionalisme dari individu-individu yang

terlibat dalam kegiatan tersebut. Maka diperlukan seperangkat pengetahuan,

ketrampilan, kejujuran, integritas, loyalitas dan kredibilitas yang tinggi.

Humas menjadi bagian struktur dalam suatu lembaga pendidikan,

lembaga dakwah organisasi atau perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta. Oleh karena itulah, sebagai bagian dari suatu lembaga atau organisasi

yang dapat menunjang perkembangan dan kemajuan sekolah, humas akan

berusaha mencari informasi sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu yang

berkaitan dengan sekolah untuk memperoleh dukungan masyarakat. Maka

jelaslah bahwa pekerjaan humas dalam dunia pendidikan suatu lembaga yang

keberadaannya merupakan keharusan pada setiap organisasi seperti sekolah.

Public relations memiliki tugas tersebut, baik itu menciptakan,

memelihara, meningkatkan serta memperbaiki keadaan sehingga itu semua

bisa mencitrakan suatu lembaga atau instansi. Penting sekali untuk

mengetahui citra seperti apakah yang dibutuhkan oleh instansi atau lembaga.

Kemudian citra seperti apa yang dibuat dan dijalani oleh para profesional

public relations. Citra tersebut tentulah citra positif yang menggambarkan

bahwa instansi itu positif baik internal maupun eksternal.

Humas yang profesional perencanaannya tidak berdasarkan dugaan

belaka akan tetapi dari fakta. Fakta yang diambil dari hasil penelitian, pada

umumnya kita sering terpeleset dalam membedakan fakta dan persepsi.

(19)

Publik Relations (PR) dibantu oleh kemampuan penelitian seperti penelitian

Klik, jaringan komunikasi, dampak, sikap, opini publik, dan citra. Oleh

karena itu peranan manajemen Humas di lembaga pendidikan sangat

dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada baik masalah

internal atau eksternal serta malayani ide, saran kritik dan opini publik.

Berdasarkan fakta diatas apakah humas di Madrasah Pembangunan

melakukan penelitian dalam perencanaannya?

Lembaga pendidikan tidak lepas dari masyarakat, di mana pendidikan

didirikan oleh masyarakat mendidik anak menjadi warga negara yang berguna

dalam masyarakat, karena lembaga pendidikan dipandang sebagai suatu

lembaga untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan mengetahui

kebutuhan masyarakat. Dengan demikian peranan manajemen Humas harus

berfungsi dengan baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional disebutkan: pendidikan non formal adalah satuan

pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus dan pelatihan, kelompok

belajar, pusat kegiatan belajar, masyarakat dan mejelis taklim, serta satuan

pendidikan yang sejenis.7

Secara formal yang bertanggung jawab atas citra Madrasah

Pembangunan UIN hakekatnya adalah tugas kepala sekolah dan ketua humas

disebut juga Kepala Pusat Sistem Informasi Dokumentasi dan Publikasi,

beserta guru, pegawai di sekolah dan jajarannya. Secara informal, semua

publik internal Madrasah Pembangunan UIN mempunyai kewajiban moral

menjaga citra Madrasah Pembangunan UIN yang positif. guru, pegawai, dan

siswa harus disemangati dengan menciptakan iklim komunikasi yang positif,

iklim organisasi yang positif sehingga budaya organisasi yang kuat

mewujudkan kinerja organisasi yang tinggi. Jadi fungsi Humas adalah

bersifat melekat pada manajemen perusahaan yaitu bagaimana Humas dapat

menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara lembaga dengan

7

(20)

7

publiknya : Eksternal dan Internal. Jadi betapa penting meneliti manajemen

humas.

Dengan demikian, citra dari sesuatu tidak selamanya mencerminkan

kenyataan yang sesungguhnya, karena citra semata-mata terbentuk

berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan informasi yang benar, akurat

tidak memihak lengkap dan memadai itu benar-benar penting bagi munculnya

citra yang tepat.

Frank Jetkins menjabarkan tentang citra dan dia membagi lima jenis citra

yaitu : Citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image),

citra yang diharapkan (wish image), citra lembaga (corporate image) dan citra

majemuk (multiple image).8 Citra majemuk lembaga merupakan sebanyak

jumlah publik internal dari lembaga tersebut. Penelitian ini hanya berfokus

pada citra current image karena betapa pentingnya meneliti penyebaran

informasi agar public internal dan eksternal memahami dan mengetahui

kegiatan sekolah.

Dalam Penelitian yang penulis lakukan di Madrasah Pembangunan yaitu

ingin mengetahui sejauh mana citra humas di Madrasah Pembangunan.

karena masih kurang efektifnya fungsi humas yang ditetapkan di Madrasah

Pembangunan dalam memberikan informasi yang terkait dengan

pemberdayaan humas segala proses yang terjadi di madrasah baik untuk

kalangan intern maupun ekstern luar.

Madrasah Pembangunan sendiri merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang berada di bawah naungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lembaga ini awalnya didesain sebagai laboratorium bagi mahasiswa Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Kemudian berkat pengelolaan yang

professional, Madrasah Pembangunan berubah menjadi madrasah unggulan

yang diminati ribuan calon siswa dari daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya.

Berdasarkan fakta di atas, humas Madrasah Pembangunan UIN perlu diteliti

apakah manajemen humas berjalan dengan professional.

(21)

Keterkaitan masyarakat terhadap Madrasah Pembangunan UIN

merupakan upaya mempertahankan dan usaha untuk lebih meningkatkan

prestasi dan reputasi, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

menitikberatkan pembinaan dan pengembangan pada Basic Science, Bahasa

dan Akhlakul Karimah, beserta pembinaan dan pengembangan ini menjadi

trade mark Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan menjadi landasan

penyusunan program tahunan sehingga hasilnya akan dirasakan oleh peserta

didik. Hasil kerja humas madrasah dirasakan langsung oleh pendidik internal

Madrasah.

Berdasarkan fakta di atas, betapa perlunya menggali informasi dari

masyarakat, karena citra institusi pendidikan berasal dari kasus-kasus yang

dialami oleh individu dan kelompok dari pengetahuan dan pengalamannya

masing-masing baik yang positif dan negatif. Pengetahuan itu disebut image

dan citra. Membangun citra madrasah UIN yang positif merupakan tugas

kepala humas atau Public Relations Officer (PRO). Pada hakekatnya

menciptakan citra positif lembaga merupakan tanggung jawab top manager

dan manager dari suatu lembaga pendidikan.

Oleh karena itu judul skripsi ini adalah, Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas (Study: di MTS Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasikan

masalah-masalah yang relevan dengan penelitian yaitu :

1. Cara membangun citra humas di Madrasah Pembangunan melalui

pemberdayaan humas.

2. Tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

3. Upaya apa saja yang dilakukan Humas dalam membangun citra

sekarang di Madrasah Pembangunan.

4. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat

(22)

9

5. Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui SDM dan

anggaran sekolah.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, pembatasan masalahnya yaitu, Bagaimana

cara membangun citra Humas di Madrasah Pembangunan UIN?

Adapun latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas

perumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN.

2. Upaya apa saja yang dilakukan humas dalam membangun citra

sekarang di Madrasah Pembangunan.

3. Pemberdayaan Humas dalam menyebarkan informasi di Madrasah

Pembangunan UIN dengan dukungan SDM dan anggaran sekolah.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan dengan permusan masalah di atas, maka tujuan penelitian,

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan

UIN Jakarta.

b. Untuk mengetahui ruang lingkup humas dalam membina hubungan ke

dalam (publik internal) dan hubungan keluar (publik eksternal) untuk

membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi tentang

kebijakan program Madrasah Pembangunan.

c. Untuk mengungkapkan penggunaan media dan non media dalam

membangun citra Madrasah Pembangunan.

d. Untuk mengetahui pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi

(23)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja humas di antaranya :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini sebagai bahan informasi bagi

pemerintah, khususnya manajemen humas dalam dunia pendidikan

dalam mengelola pendidikan untuk mendapatkan mutu yang baik.

b. Sebagai bahan masukkan bagi para humas di sekolah pendidikan dalam

menyebarkan informasi.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi humas secara umum.

d. Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan dalam merancang

program kerja humas dalam pemberdayaan humas di lembaga

(24)

11

D. Studi Terdahulu Yang Relevan

Penelitian tentang Manajemen Hubungan masyarakat (humas)

telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: Djanyanti (2007)

dengan judul, Manajemen Humas di SMA Labschool Jakarta dilakukan

dengan beberapa cara yaitu diantaranya, kegiatan yang diselenggarakan

disekolah kegiatan yang dapat menggali potensi siswa dalam membentuk

karakter dan kepribadian. Kegiatan ini mempunyai tahap penelitian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga banyak kegiatan yang

dapat sukses dilaksanakan berdasarkan pemikiran pertimbngan yang

matang, apakah kegiatan itu bermanfaat positif bagi para siswa atau tidak,

sekolah yang sudah maju karena dilihat dari disiplin yang sangat tinggi,

lokasi sekolah yang strategis, guru-guru yang professional, sarana

prasarana yang digunakan sudah modern, memiliki sekolah yang sangat

menjaga kebersihan, serta mempunyai image (citra) yang baik dpandang

oleh masyarakat. Humas dalam upaya mempromosikan sekolah yaitu

dengan cara mengadakan acara pentas seni, mengikutsertakan siswa dalam

perlombaan-perlombaan yang diikuti antar sekolah menambah kegiatan

ekstrakulikuler merekrut guru-guru yang profeional dan meningkatkan

kedisiplinan, ketertiban dan keindahan sekolah.

Ranti Rahmawati (2008) dengan judul, “Peran Manajemen Humas

dalam Penerimaan siswa baru di MTs Al Hidayah Tajur”. Dalam

penelitiannya Ranti menyimpulkan hubungan masyarakat adalah

komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik

dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan

meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan

bersama.

Ria khodijah (2007), dengan judul “Peranan Manajemen Humas

Dalam Membangun Citra Lembaga Pendidikan”. Dalam penelitiannya

(25)
(26)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini adalah Madrasah Tsnawiyah (MTs) Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah yang berada di Jl. Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Penelitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar

mengajar efektif sehingga memudahkan peneliti untuk menjaring data dan

informasi yang dibutuhkan dari responden yaitu dari bulan Mei sampai dengan

Desember 2010.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi analisis. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada yaitu penelitian yang berusaha

(27)

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini mengenai Membangun Citra Madrsah Melalui

Pemberdayaan Humas, seperti meneliti penyebaran informasi agar publik internal

dan eksternal memahami dan mengetahui kegiatan sekolah.

D. Populasi dan Sampel

Sebagaimana biasanya setiap penelitian memerlukan populasi. Adapun yang dimaksud dengan populasi keseluruhan subyek penelitian.1 Sebagai populasi

dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun

pelajaran 2009-2010, 75 guru Ibtidaiyah, 40 guru Tsanawiyah, dan 18 guru

Aliyah berjumlah 133 guru madrasah Pembangunan.

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang akan diteliti.2 Adapun yang

menjadi sampel dari penelitian ini adalah seluruh guru MTs Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan jumlah

sebanyak 38 orang ketika peneliti mengedarkan angket sesuai dengan Buku

Panduan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, ada beberapa teknik

pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, ada beberapa teknik

pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter,3

peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 108

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 109

3

(28)

40

1. Interview (Wawancara), merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab antara peneliti dengan kepala sekolah, kepala

humas dan 2 staf humas di Madrsah Pembangunan UIN Jakarta berkaitan

dengan Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas.

2. Observasi, adalah pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung terhadap fenomena-fenomena yang

diteliti di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Observasi ini

dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti di lokasi

penelitian yaitu mengamati keadaan sekolah, keadaan guru, struktur

organisasi sekolah, sarana prasarana, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan pendidikan, jenis-jenis kegiatan pendidikan yang

digunakan oleh sekolah dan beserta buktinya.

3. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan

responden), teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa

pertanyaan berupa pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dan bersifat tertutup

dengan bentuk pilihan ganda, bagi responden memilih salah satu jawaban.

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui media non media apa saja

yang digunakan di sekolah Madrasah Pembangunan UIN tersebut.

Kuesioner disebarkan ke 38 guru.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data dari responden dengan

(29)

yang terkait dengan humas, gambar, surat keluar dan masuk atau

benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

F. Definisi Operasional

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

berbentuk angket (kuesioner).

1. Definisi Operasional

a. Definisi Humas

Yang dimaksud dengan humas adalah hubungan masyarakat disebut juga

public relation, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu

ke dalam maupun individu ke luar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam

rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi.

Humas adalah rangkaian kegiatan organisasi/instansi untuk menciptakan

hubungan yang harmonis dengan pihak masyarakat atau pihak-pihak tertentu

diluar organisasi tersebut, agar mendapat dukungan terhadap efisiensi dan

efektifitas pelaksanaan kerja secara sadar dan sukarela.

b. Kisi-kisi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan proses

penyebaran informasi melalui media dan non media dengan kepala Humas

(kepala pusat sistem informasi dokumentasi dan publikasi) dan guru di MTs

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Adapun jumlah butir soal dalam

(30)

42

Tabel I

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas

No Aspek Indikator No Item Jumlah

Fungsi Humas a. Menunjang kegiatan

(31)
(32)

44

analisis data yang penganalisaannya dilakukan dengan memberikan

penjelasan-penjelasan mengenai gambaran peristiwa yang terjadi terutama yang berkaitan

dengan pelaksanaan program kerja manajemen humas pada tahap penelitian,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa untuk selanjutnya di tulis dalam bentuk

laporan (skripsi). Akan tetapi jika terdapat data yang kurang relevan maka

melakukan pengulangan hingga akhirnya diperoleh data yang lengkap. Oleh

karena itu, analisa datanya bersifat terbuka (open ended) yakni terbuka bagi

perubahan, perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data yang baru.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolaan data, yang pertama kali dilakukan adalah editing yaitu

(33)

Dalam tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap kelengkapan dan

kebenaran pengisian dan kejelasan penulisnya.

2. Tabulasi

Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap

item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang

mempunyai kolom setiap bagian kuesioner, sehingga terlihat jawaban

yang satu dengan jawaban yang lain.

3. Prosentase

Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan humas dan menyebarkan informasi

yang dilakukan sekolah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

Adapun teknik analisisnya menggunakan statistik prosentase dengan

rumus :

P = F x 100%

N

Keterangan :

F = Frekuensi yang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P = Angka presentase.4

4

(34)

46

Tabel 2 Tafsiran Presentase

No Persentase Penafsiran

1 100 Seluruhnya

2 90-99 Hampir seluruhnya

3 60-89 Sebagian besar

4 51-59 Lebih dari setengahnya

5 50 Setengahnya

6 40-49 Hampir setengahnya

7 10-39 Sebagian kecil

8 1-9 Sedikit sekali

9 0 Tidak sama sekali

H. Interprestasi Data

Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang

perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui kondisi/gambaran masing-masing aspek yang diteliti

berdasarkan tanggapan responden.

Untuk memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan

pedoman interprestasi yaitu, sebagai berikut :

1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75-100%

2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 56-75%

3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-56%

(35)

Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai dapat diketahui dengan

mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:

P = X100%

(36)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Manajemen Kehumasan Sebagai Penguatan Citra Lembaga Pendidikan

Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi

tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat

komersial (perusahaan) maupun organiasasi yang nonkomersial. Mulai dari

yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga

pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang

Tua Asuh (GN-OTA) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan kehadirannya

tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas

merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi

secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa

pada era globalisasi dan ”banjir informasi” seperti saat ini.

Kondisi ini sangat menuntut lembaga-lembaga pendidikan tersebut menjadi

lembaga pengemban amanat ilmu pengetahuan untuk menjawab keberadaannya

secara ideal. Lembaga pendidikan tersebut harus benar-benar bisa menempatkan

diri dan melaksanakan manajemen secara baik agar selalu siap mengikuti

(37)

Membangun sektor pendidikan tidak pernah akan mencapai tujuan akhir yang

sempurna dan final. Hal ini terjadi karena konteks pendidikan selalu dinamis,

berubah atau tidak pernah konstan, sesuai dengan perubahan masyarakat, ilmu

pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih pada era global sekarang ini karena

arus informasi secara survival bebas keluar-masuk di wilayah semua negara.

Keterbukaan dalam berbagai sistem kehidupan secara terus menerus akan menjadi

wacana dan cita-cita yang penting bagi ke hidupan masyarakat.

1. Pengertian Citra Perusahaan

Menurut Rosady Ruslan, citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan

reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat

(kehumasan) atau Public Relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible)

dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil

penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun

negatif yang khususnya datang dari publik internal dan publik eksternal lembaga

pendidikan pada umumnya.1

Untuk menjaga citra (image) positif lembaga pendidikan tersebut dibutuhkan

profesionalisasi para praktisi Humas di lembaga pendidikan tersebut, karena peran

dan fungsi humas (Public Relations) tidak dapat dipisahkan dari opini publik.

Disebabkan fungsi humas diantaranya mengelola opini publik guna menumbuhkan

kemauan baik, partisipasi dan keterlibatan dari publik dalam rangka menciptakan

opini publik yang baik, partisipasi dan keterlibatan dari publik dalam rangka

menciptakan opini publik yang baik. Pengertian opini publik adalah pendapat

umum.2

Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbul

rasa homat (respek), kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu

1

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations&Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h.75-77

2

(38)

13

citra lembaga/organisasi atau produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili

oleh pihak Humas/PR. Biasanya landasan citra itu berakar dari ”nilai-nilai

kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual dan merupakan

pandangan atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah

diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu opini publik yang

lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra (image).

Kesimpulan mengenai citra dari suatu lembga/organisasi dan bentuk pelayanan

jasa dan lain sebagainya yang hendak dicapai oleh Humas (Public Relations)

dalam sistem informasi terbuka dari bentuk kualitas jasa pelayanan yang telah

diberikan, nilai kepercayaan dan merupakan ”amanah” dari publiknya, serta goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan oleh lembaga/perusahaan

bersangkutan.

2. Macam-macam Citra Perusahaan/Lembaga

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, ia menerangkan ada

beberapa macam citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas hubungan

masyarakat (public relations),3 dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai

berikut:

a. Citra Bayangan

Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi

biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang

organisasinya.

b. Citra yang berlaku

Adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar

mengenai suatu organisasi.

c. Citra yang diharapkan

Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.

3

(39)

d. Citra Perusahaan

Citra perusahaan atau lembaga adalah citra dari suatu organisasi secara

keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya.

e. Citra Majemuk

Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku

tersendiri sehingga, secara sengaja atau tidak sengaja atau tidak dan sadar

atau tidak, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama

dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra

yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan

jumlah pegawai yang dimilikinya.

M. Linggar Anggoro, kedua macam citra bersumber dari adanya citra-citra

yang berlaku (current image) yang bersifat negatif dan positif. Sebelumnya juga

sudah disebutkan bahwa citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni

sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas

kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seyogianya ”dipoles agar

lebih indah dari warna aslinya, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu

citra yang sesungguhnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah

terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk.4 Caranya adalah dengan menjelaskan

secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau

suatu perilaku yang keliru.

Pemolesan citra (yang tidak sesuai dengan fakta yang ada) pada dasarnya tidak

sesuai dengan hakikat humas itu sendiri. Kalangan manajemen dan pemasaran

yakni mereka yang sering membeli dan menyalahgunakan humas sehingga

merusak nama baik, dunia kehumasan acap kali memiliki suatu pemikiran yang

keliru bahwasannya pemolesan citra itu merupakan suatu usaha yang sah-sah saja.

Tentu saja hal ini tidak bisa dibenarkan. Dalam rangka menegakkan kredibilitas

humas maka segala macam usaha pemolesan citra harus dihindari.

4

(40)

15

Sedangkan menurut Sandra Oliver, citra memiliki kesan yang buruk di mata

insani. Bagian dari kesan yang buruk mungkin terletak pada fakta bahwa citra

dapat berupa konsep yang abstrak seperti apa yang dikatakan Boorstin sehingga

hal tersebut dapat menimbulkan kecurigaan. Bernstein (1991) menyebut hal ini

sebagai konsep yang mudah menguap dari bahasa yang tidak tepat, pemikiran

yang dangkal, dan penanda citra dengan gaya sendiri yang mendorong

ketidakstabilan. Akan tetapi Mackiewich (1993) percaya bahwa citra korporasi

yang kuat adalah aset yang penting dalam era kompetisi tanpa batas, dan

menyatakan lalu bagaimana? Namun seberapa samar-samarnya sebuah citra, citra

adalah realitas karena orang hanya dapat beraksi terhadap apa yang telah mereka

alami dan rasakan. 5

Jadi sifat dari citra korporasi itu sendiri, seberapa pun tak enaknya, tetap

merupakan sebuah bidang pertumbuhan dari produktivitas public relations yang

dikombinasikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai harapan

stakcholder, tetap merupakan perhatian yang populer. Bahkan

perusahaan-perusahaan yang lebih suka bersikap low profile juga menilai citra korporasi

mereka dan arti pentingnya ketika mempelajari persepsi stakeholder terhadap

kebijakan, prosedur, dan perilaku perusahaan mereka.

B. Manajemen Kehumasan 1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

manajemen itu sendiri.6

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Manulang, yang dikutip oleh

Abdulsyani bahwa manajemen pada umumnya kegiatan-kegiatan manajer atau

5

Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Bandung: Penerbit Erlangga, 2006), h. 51 6

(41)

aktivitas-aktivitas manajemen itu adalah planning, organizing, staffing, directing

dan controling.7 Hal ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen,

fungsi-fungsi manajemen bahkan ada yang menyebutnya sebagai unsur-unsur

manajemen. Sedangkan menurut T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa:

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan”.8 Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,

tanpa memperdulikan kecakapan/keterampilan khusus mereka harus melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang mereka inginkan.9

Proses tersebut terdiri dari kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Perencanaan berarti bahwa para

manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai

kegiatan ini biasanya didasarkan atas dasar dugaan atau firasat. Pengorganisasian

di sini meliputi pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing pihak,

membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur suatu

wewenang/tanggung jawab sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap

karyawan di dalam satu tim kerja yang solid dan terorganisir. Para manajer

mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya manusia dan material organisasi.

Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai

sumber dayanya dalam mencapai suatu tujuan. Semakin terkoordinasi dan

terintegrasi kerja organisasi, semakin efektif pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Menurut Siagian (1973) pengertian manajemen adalah sebagai proses

menggerakkan orang lain untuk memperoleh hasil tertentu dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. “Proses” dalam manajemen

7

Abdulsyani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 3 8

T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995), h. 8 9

(42)

17

merupakan bentuk kemampuan atau ketrampilan memperoleh hasil dalam rangka

pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan organisasi tersebut.10 Oleh karena itu,

dalam manajemen mencakup konsep kepemimpinan, human relations (hubungan

manusia), pengambilan keputusan, manusia, sarana dan kerjasama.

2. Pengertian Humas

Mengenai pengertian Humas atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan

istilah public relations belum ada seragaman pendapat dari para ahli, karena itu

agar lebih jelas pengertian tentang humas ini akan dikemukakan beberapa

pendapat sebagai berikut:

Menurut Cutlip-Center-Broom, mendefinisikan humas sebagai usaha terencana

untuk mempengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang

bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi dua arah yang saling

memuaskan.11

Sedangkan menurut Frank Jefkins terdapat begitu banyak definisi humas,

namun ia sendiri memberikan batasan humas, yaitu “sesuatu yang merangkum

keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara

suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.12

Menurutnya, humas pada

intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui

pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul

suatu dampak yakni perubahan yang positif.

Adapun menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR),

yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan

November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara

10

Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM PRESS, 2006), h. 11

11

Morissan, Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 7

12

(43)

terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat

baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa

sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu

berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.

Menurut Zulkarnain, Public Relations (Humas) adalah fungsi manajemen

yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara

organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan

kerjasama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini

public, menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani

kepentingan umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan

perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam

membantu kecenderungan, dan mengunakan penelitian serta teknik komunikasi

yang sehat dan etis sebagai sarana utama.13

Sedangkan menurut Rosady Ruslan, manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta

pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan

bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.14

Dengan demikian kegiatan Humas di lembaga pendidikan tidak terlepas dari

manajemen, dan begitu juga manajemen tidak mungkin berjalan sebagaimana yang

diharapkan tanpa adanya Humas.

Sebagaimana telah dikemukakan, ada sejumlah definisi mengenai humas

adalah sebagai hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas,

khususnya fungsi-fungsi korperasi, organisasi dan sebagainya yang berhubungan

dengan usaha untuk menciptakan opini public dan citra yang menyenangkan untuk

dirinya sendiri.

13

Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM PRESS, 2006), h.13

14

(44)

19

Definisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab khususnya,

diberikan oleh Public Relations News: Humas adalah fungsi manajemen yang

mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan

prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan

kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan

pengertian dan penerimaan publik.15

3. Fungsi dan Tujuan Manajemen Humas a. Fungsi Humas

Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik dari pendidikan muncul dari

kebutuhan untuk memberikan arah pada perkembangan, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif dalam operasional sekolah. Kerumitan yang meningkat karena

luas dan banyak program telah mendorong usaha untuk merinci dan

mempraktikkan prosedur administrasi dengan sistematis. Usaha ini telah

menghasilkan uraian tentang praktik-praktik yang berhasil dan

perangkat-perangkat atas yang konstruktif.16

Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi humas adalah sebagai

berikut:

1) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi (sekolah). 2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari organisasi kepada masyarakat pada organisasi.

3) Melayani masyarakat dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum.

4) Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan masyarakat, baik intern maupun ekstern.17

Dalam kaitannya dengan pemahaman Manajemen Humas, apabila ditinjau

dari segi selain fungsi manajemen dan proses dalam kegiatan komunikasi (yang

15

Frazier Moore, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6

16

Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung, Refika Aditama, 2008), h. 14

17

(45)

merupakan faktor utama yang dapat menentukan kelancaran proses manajemen

dalam fungsi kehumasan dari lembaga yang diwakilinya). Menurut Rosady

Ruslan, tahapan dalam manajemen humas tersebut, fungsi pokok atau

tahapan-tahapan dalam manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penggerakkan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan dalam konteks

kegiatan di lembaga pendidikan, sebagai berikut:

1) Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa jumlah biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Perencanaan menurut Gibson, at al (1982) mencakup kegiatan menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan pada fungsi manajemen Humas di lembaga pendidikan tentang ada yang harus dicapai organisasi.

2) Pengorganisasian, diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang Penggerakan/Pelaksanaan, merangsang anggota-anggota organisasi melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Menurut Davis (1972) menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Tugas menggerakkan dilakukan pemimpin lembaga pendidikan, karena itu kepemimpinan lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan karyawan, tenaga pengajar melaksanakan program kerja.

3) Pelaksanaan, merangsang anggota-anggota organisasi melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Menurut Davis (1972) menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Tugas menggerakkan dilakukan pemimpin lembaga pendidikan, karena itu kepemimpinan lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan karyawan, tenaga pengajar melaksanakan program kerja.

4) Pengkoordinasian, berarti menjaga agar masing-masing tugas-tugas yang telah di beri wewenang dan tanggung jawab dikerjakan sesuai dengan aturan dalam mencapai tujuan. Menurut Gie (1983) pengkoordinasian adalah rangkaian aktivitas menghubung, menyatu padukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju ke arah tercapaian tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan, dan kekosongan kerja.

(46)

21

mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian kualitas pendidikan. 18

Menurut Rosady Ruslan mengenai tahap pengawasan di atas disebut tahap

evaluasi. Pihak public relations/Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil

dari program-program kerja atau aktivitas Humas lainnya yang telah dilaksanakan,

serta keefektivitasan dari tehnik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah

dipergunakan.19 Rosady Ruslan mengutip Scoot M. Cutlip and Allen H. Center

(1982), menyatakan bahwa proses perencanaan melalui 4 tahap: 1) Penelitian dan

Mendengarkan, 2) Perencanaan dan pengambilan keputusan, 3)

Mengkomunikasikan dan pelaksanaan, dan 4) Mengevaluasi.

Scoot M. Cutlip and Allen H. Center (1982), dalam bukunya Effective Public

Relations, mengungkapkan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen

yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara

organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program

kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan

publiknya.20

tujuan humas. Ketiga adalah methods yang maknanya bagaimana cara/sistem

humas untuk mencapai tujuan. Ke empat adalah material, bahan-bahan yang

diperlukan, seperti (ATK) alat tulis. Ke lima adalah machines, mesin-mesin yang

18

Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006), h. 16-17

19

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 149

20

(47)

diperlukan, seperti camera, handycam, dll. Dan ke enam adalah market, pasaran,

jasa humas untuk promosi sekolah atau tempat untuk melempar hasil

produksi/karya/prestasi sekolah.21

b. Tujuan Humas

Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat, T. Sianipar, meninjaunya

dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan

kepentingan masyarakat itu sendiri.22

Menurut M. Ngalim Purwanto, ditinjau dari kepentingan sekolah,

pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan

untuk:

1) Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. 3) Memperlancar proses belajar-mengajar

4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

Sedangkan Purwanto juga menjelaskan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:

1) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spritual.

2) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecah berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

3) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat 4) Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin

meningkat kemampuannya.

Purwanto menjabarkan secara lebih kongkrit lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah:

1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

2) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.

21

Abdulsyani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), h. 28 22

(48)

23

3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.

4) Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.23

4. Peran Humas di Lembaga Pendidikan

Peran humas di lembaga pendidikan kedepan antara lain:24

a. Membina hubungan harmonis kepada public intern (dalam lingkungan lembaga

pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi dan siswa), dan hubungan

kepada public ekstern (di luar lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga

administrasi, dan siswa), dan hubungan kepada public ekstern (di luar lembaga

pendidikan, seperti: orang tua siswa, dan di luar lembaga pendidikan).

b. Membina komunikasi dua arah kepada public internal (dosen/guru, karyawan,

dan mahasiswa/siswa) dan public eksternal (lembaga luar/ instansi, masyarakat,

dan media massa) dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil

penelitian dan berbagai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.

c. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik

yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat.

d. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di

dalam masyarakat.

e. Bersikap terampil dalam menterjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan

dengan baik.

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara

sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota

masyarakat tentang kebutuhan dari praktek pendidikan serta mendorong minat

kerja sama para anggota masyarakat dalam rangka usaha memperbaiki sekolah.25

23

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h.190

24

Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006), h. 30

25

(49)

Dari pengertian humas seperti dikemukakan di atas kita dapat merumuskan

tujuan humas, antara lain:

1) Mengembangkan tata hubungan antara sekolah dan masyarakat.

2) Meningkatkan usaha masing-masing pihak masyarakat dapat meningkatkan

pemahamannya terhadap sekolah dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

3) Meningkatkan kualitas belajar siswa dan meningkatkan pertumbuhan

pribadi tiap anak.

4) Menciptakan rasa ikut serta dan tanggung jawab bersama antara komponen

rumah tangga, sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan amanat

pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.26

5. Peran sekolah dalam masyarakat

Hubungan sekolah dan hakikat masyarakat yaitu antara keduanya:

a. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan

lembaga yang terpisah dari masyarkat.

b. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.

c. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani

anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.

d. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; keduanya

saling memerlukannya.27

Fungsi-fungsi pokok sekolah menurut Sutisna (1985) antara lain sebagai

berikut:

a. Mengabdi selaku lembaga masyarakat

b. Melestarikan dan memindahkan nilai-nilai kultural kepada organisasi

penerus

c. Mengembangkan anak-anak dan para remaja pemahaman tentang dan

penghargaan akan tata tertib sosialnya.

26

Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 994), h. 234

27

Gambar

Tabel I Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 2 Tafsiran Presentase
Tabel 2   Jumlah Guru MTs Madrasah Pembangunan UIN
Tabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tugas akhir ini akan dibuat sistem battery charger menggunakan rangkaian boost converter untuk menaikkan tegangan DC sesuai dengan tegangan pengisian baterai

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah: (1) Manajemen produksi pada usaha peternakan kambing di Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo dapat dikatakan baik pada

Implikasi teoritis berhubungan dengan teori-teori ekonomi pertanian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam melakukan alih usaha pertanian,

Mengingat nilai strategis Waduk Saguling sebagai pembangkit listrik dan sumber air baku, maka perlu dilakukan upaya pemantauan kualitas air dimana dalam hal ini

78 Wawancara dengan Judha Nugraha, kepala sub bagian direktorat kelembagaan dan diplomasi Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemeterian

BSR sebagai indikator keberadaan gas hidrat memperlihatkan tampilan berupa garis putus-putus, garis yang sejajar dengan perlapisan sedimen, memotong stratigrafi,

KUHP sebagai penjabaran konstitusi dari aspek penerapan KUHAP juga memiliki andil dalam memperlancar atau menghambat dalam penerapan ajaran penyertaan, sebagaimana

Menimbang, bahwa unsur menyalahgunakan kewenangan kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan memiliki kaitan yang sangat erat dengan unsure