• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan karakteristik sesar Cimandiri segmen pelabuahan Ratu- citarik dengan metode magnet Bumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan karakteristik sesar Cimandiri segmen pelabuahan Ratu- citarik dengan metode magnet Bumi"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

MUHAMAD SYIROJUDIN NIM : 108097000030

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

 

Kupersembahkan kepada

Ayahanda M. Ali Mas’ud, Ibunda Dewi Murthosiyah, Paman dan Bibi,

Hamid Arif Shodiqi, M. Si. Ahmad Fauzi Manshur, S. Pd. Dan Muhamad Sukron

Makmun

(3)

iii 

kemudahan kepada hamba-Nya dalam segala urusan. Penulis bersyukur, atas

keridhoan-Nya, akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul,

“Penentuan Karakteristik Sesar Cimandiri Segmen Pelabuhan Ratu – Citarik

Dengan Metode Magnet Bumi’, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata-1 Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi , Universitas

Islam Negeri Jakarta.

Penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada orang tua, yaitu M> Ali

Mas’ud dan ibu Dewi Murthosiyah, sebagai pendidik pertama dan utama penulis,

atas kasih sayang yang tulus dan do’a yang tiada putus-putusnya.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak

dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami

merasa perlu menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima

kasih yang tulus kepada :

1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Drs. Sutrisno, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika dan pembimbing I yang

membimbing dan mengarahkan penulis selama kuliah di UIN Jakarta.

3. Siti Ahmiatri Saptari, M.Si. Selaku Dosen dan pembimbing II yang

membimbing dan mengarahkan penulis selama kuliah di UIN Jakarta..

4. Dr. Wandono selaku Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu

yang mengijinkan penulis untuk melanjutkan studi.

5. Drs. Ambara selaku kepala Sub Bidang Magnet Bumi dan Listrik, yang telah

(4)

7. Noor Efendi, S.Si. dan Agustya Adi Marta, S.T yang telah membantu

memberikan masukan dan arahan dalam pengolahan data.

8. Seluruh Dosen FISIKA, atas ilmu pengetahuan dan motifasi yang diberikan

serta bantuannya selama penulis kuliah di UIN Jakarta.

9. Temen-temen kosanku Arif Nurokhim,Dede Sunarya dan Artadi Pria Sakti

serta temen kuliahku Fauzi dan Choyrum Novianti yang berjuang bersama dan

selalu menemani melewati suka duka selama ini. Semoga sukses selalu..

10.Teman – temanku satu Sub Bidang Magnet Bumi dan Listrik Udara, atas

pengertiannya selama penulis menjalankan tugas kerja sekaligus kuliah

bersamaan

Jazaakumullah khairan katsiiran, semoga Allah membalas semua dengan yang

lebih baik.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan

skripsi ini dalam format dan isi yang sebaik-baiknya. Namun sebagai manusia

yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini.

Akhirnya, besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Jakarta, Juli 2010

(5)

Lembar Pengesahan ... ii

Persembahan iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

ABSTRAK xvii

ABSTRACT xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penulisan ... 4

1.5 Batasan Masalah 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II DASAR TEORI... 7

(6)

2.5 Induksi Magnetik. ... 10

2.6 Magnetisasi Bumi ... 11

2.7 Sifat Magnetik Batuan... 12

2.8 Medan Magnet Bumi 13 2.9 Transformasi Pseudogravitasi 16 2.10 Gradient Horizontal ... 17

2.11 Gradient Vertikal ... 18

2.12 Analisa Spektrum ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 24 3.2 Peralatan Penelitian ... 26

3.3 Pengolahan Data 28 3.4 Interpretasi ... 32

3.5 Geologi Daerah Penelitian... 32

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI ... 36

4.1 Hasil Pengolahan Data 36 4.2 Interpretasi Kualitatif ... 37

(7)

vii 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(8)

Gambar 2.1 Komponen Medan Magnet Bumi 13

Gambar 2.2 Peta kontur intensitas total medan magnet bumi 14

Gambar 2.3 Peta kontur Inklinasi medan magntik bumi 14

Gambar 2.4 Peta Kontur Deklinasi medan magnetic bumi 15

Gambar 2.5 Anomali magnetik, anomali pseudograviatsi dan gradient

horisontal diatas bidang horizontal 18

Gambar 2.6 Analisa struktur cekungan dan intrusi menggunakan SVD 19

Gambar 2.7 Kurva Ln En terhadap -2 ω 23

Gambar 3.1 Pengambilan data dilapangan ………... 24

Gambar 3.4 Peta daerah Penelitian dan titik pengukuran 25

Gambar 3.1 Proton Magnetometer Scintrex MP3 26

Gambar 3.2 Blok diagram cara kerja alat PPM Scintrex MP3...……….. 28

Gambar 3.5 Peta kontur anomali medan magnetic total pada topografi .. 29

Gambar 3.6 Peta kontur topografi daerah penelitian ………. 30

Gambar 3.7 Diagram Alir Pengolahan Data Magnetik ……….. 31

(9)

ix 

Gambar 4.1 Peta kontur anomaly medan magnetic total pada bidang datar 37

Gambar 4.2 Peta kontur Pseudogravitasi 38

Gambar 4.3 Peta titik Gradient Maksimum 39

Gambar 4.4 Interpretasi bawah permukaan Crossection A-A’daerah

pengukuran dengan menggunakan program Mag2DC……. 45

Gambar 4.5 Interpretasi bawah permukaan Crossection B-B’ daerah

(10)

(Telford, 1990). 9

(11)

xi 

Grafik 4.2 Hasil analisa Second Vertical Derivative sayatan B-B’ 40

Grafik 4.3 Hasil analisa spectrum sayatan A-A’………. 42

Grafik 4.3 Hasil analisa spectrum sayatan B-B’………. 42

Grafik 4.5. Penampang melintang AA’ anomali magnetik daerah

Penelitian ……….. 44

Grafik 4.6. Penampang melintang AA’ anomali magnetik daerah

(12)

Model Anomali Medan Magnetik Metode Manik Talwani 2.5 Dimensi... 64

(13)

xvii 

Abstrak

Daerah Sesar Cimandiri adalah sesar aktif yang terdapat di Sukabumi

Selatan. Sesar yang memanjang Barat-Timur ini belum sepenuhnya diketahui

karakternya seperti halnya Sesar Sumatera. Dari penelitian di lapangan yang

dilakukan oleh Geotek LIPI didaerah Sukabumi selatan terdapat segmen sesar

Cimandiri Pelabuhan Ratu – Citarik.

Dalam menentukan karakteristik atau jenis dari suatu sesar atau patahan

Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu – Citarik ini menggunakan salah satu metode

Geofisika Terapan yaitu Metode Magnet Bumi yang didasarkan pada sifat fisis

susceptibilitas/kerentanan magnetic batuan. Yang mana diperoleh bahwa Jenis

patahan sesar Cimandiri segmen Pelabuhan ratu-Citarik adalah sesar turun (normal

fault), dari hasil analisa menggunakan Mag2DC kita dapatkan harga susceptibilitas

daerah penelitian sebagai berikut : pada bagian atas adalah sedimen batu pasir yang

memiliki susceptibilitas 0.0001 emu (Telford, 1976), dibawahnya adalah batuan

endapan batu gamping dengan susceptibilitas 0.0114 emu, batuan granit yang

memiliki susceptibilitas 0.0663 emu dan batuan andesit 0.078 emu kedalaman bidang

batas batuan bagian atas (zona local) dengan lapisan batuan zona regional patahan

atau sesar Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu – Citarik adalah sekitar 1200 m.

Kata kunci : Sesar, Magnet bumi, Cimandiri, dan Susceptibilitas.

 

 

 

(14)

Abstract

Local Cimandiri fault is active fault located in the South Sukabumi. Fault which

extends East-West is not fully known to his character as well as Sumatra Fault. From

field research conducted by LIPI Geotek Sukabumi area south of there fault segments

Cimandiri Pelabuhan Ratu - Citarik.

In determining the characteristics or type of a fault or fault segment Cimandiri

Pelabuhan Ratu - Citarik, the author uses one of the methods of Applied Geophysics

of the GeoMagnets methods based on physical properties of magnetic susceptibility

of rocks. Which type of fracture was found that the fault segment Cimandiri

Pelabuhan ratu-Citarik is trending down (normal faults), from the analysis using

prices susceptibility Mag2DC we get the following research areas: at the top is a

sedimentary sandstone which has a susceptibility 0.0001 emu (Telford, 1976), is a

rock underneath a limestone sediment with susceptibility 0.0114 emu, which has a

susceptibility granite and andesite 0.0663 emu and 0.078 emu depth of field rock

upper limit (local zone) with a regional fault zone rock layer or fault segment

Cimandiri Pelabuhan Ratu - Citarik is approximately 1200 m.

(15)

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Daerah Sesar Cimandiri adalah sesar aktif yang terdapat di Sukabumi

Selatan. Sesar yang memanjang Barat-Timur ini belum sepenuhnya diketahui

karakternya seperti halnya Sesar Sumatera. Dari penelitian di lapangan yang

dilakukan oleh Geotek LIPI disimpulkan bahwa Sesar Cimandiri dapat dibagi

menjadi 5 segmen mulai dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli. Kelima segmen

sesar Cimandiri tersebut adalah segmen sesar Cimandiri Pelabuhan Ratu – Citarik,

Citarik – Cadasmalang, Ciceureum – Cirampo, Cirampo – Pangleseran dan

Pangleseran – Gandasoli. Sesar ini dipotong oleh beberapa sesar lain yang cukup

besar seperti sesar Citarik, sesar Cicareuh dan sesar Cicatih. Dalam penelitian ini

dikonsentrasikan pada sesar Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu – Citarik karena

lokasi penelitian berada pada lingkup Stasiun Observatory Geofisika Pelabuhan

Ratu yang merupakan salah satu Stasiun Observatory Magnet Bumi milik BMKG,

sehingga memudahkan untuk analisa data Magnet Bumi.

Potensi kegempaan di daerah sesar Cimandiri tergolong cukup besar,

dengan melihat catatan-catatan gempa seperti gempa yang terjadi di Pelabuhan

Ratu (1900), gempa bumi Cibadak (1973), gempa bumi Gandasoli (1982), gempa

bumi Padalarang (1910), gempa bumi Tanjungsari (1972) dan gempa bumi

(16)

ini terletak pada Lajur sesar aktif Cimandiri. Baru baru ini (di tahun 2006) telah

terjadi kembali beberapa gempa dengan kekuatan sedang di sekitar sesar

Cimandiri. Catatan-catatan kegempaan di daerah sesar Cimandiri tersebut

memberikan fakta pasti bahwa potensi kegempaan di daerah itu cukup besar, yang

berarti potensi bencana di daerah ini akan sama besarnya pula.

Karakteristik sesar Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu – Citarik sangat

penting untuk diketahui karena dengan mengetahui karakteristik suatu sesar, kita

dapat lebih meminimalisir dampak dari pada aktivitas sesar tersebut. Secara garis

besar ada tiga jenis sesar atau patahan, yaitu : Sesar Naik (Reverse/Trust Fault),

Sesar Turun (Normal Foult) dan Sesar Geser (Strike-Slip Foult). Hal ini

dikarenakan dari ketiga jenis sesar ini mempunyai dampak atau resiko yang

berbeda-beda terhadap daerah atau lokasi yang berada dalam jangkauan gempa

yang diakibatkan oleh sesar tersebut, utamanya adalah terhadap orientasi dan

struktur bangunan tahan gempa, sehingga proses mitigasi gempa bumi yang

diakibatkannya dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat

Dalam menentukan karakteristik suatu sesar ada beberapa disiplin ilmu

yang digunakan, salah satunya geofisika terapan, yang dalam hal ini ada beberapa

metode yaitu metode refraksi, metode magnet bumi, metode seismisitas, metode

gravitasi, metode resistivitas dan lain sebagainya. Disini penulis menggunakan

metode geomagnetik, yaitu salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk

(17)

 

metoda yang tua dalam bidang geofisika dan telah terbukti dapat digunakan untuk

membantu dalam eksplorasi sumberdaya alam baik hidrokarbon ataupun mineral.

Selain kegunaan untuk eksplorasi sumberdaya alam metoda ini juga sering dipakai

untuk penelitian karakteristik suatu sesar, masalah gunung api, pencemaran

limbah logam, geoteknik serta kondisi geologi suatu daerah khususnya yang

berkaitan dengan batuan atau material yang mempunyai kontras susceptibilitas.

I. 2 Perumusan Masalah

Untuk menentukan karakteristik dan jenis dari sesar Cimandiri segmen

Pelabuhan Ratu – Citarik peneliti menggunakan salah satu metode Geofisika yaitu

Metode Magnet Bumi. Dimana metode ini didasarkan pada sifat fisis

susceptibilitas/kerentanan magnetik batuan. Karena lapisan batuan dipermukaan

bumi adalah heterogen, maka tiap titik daerah penelitian akan mempunyai

susceptibilitas/kerentanan magnetik batuan yang heterogen atau berbeda-beda

pula antara titik satu dengan lainnya. Dengan adanya perbedaan tersebut maka

pemodelan struktur batuan bawah permukaan daerah penelitian dapat

diinterpretasikan.

I. 3 Tujuan

Tujuan penelitian dengan metode magnetik ini adalah :

1. Mengetahui Susceptibilitas batuan didaerah penelitian

2. Mengetahui model atau karakteristik sesar Cimandiri segmen Pelabuhan

(18)

3. Mengetahui kedalaman batuan lapisan bagian atas patahan sesar Cimandiri

segmen Pelabuhan Ratu – Citarik

I.4 Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk proses mitigasi bencana

agar lebih tepat dan akurat khususnya yang berkaitan dengan aktivitas sesar

Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu – Citarik.

I.5 Batasan Masalah

Pada penelitian ini dibatasi pada daerah patahan cimandiri segmen

Pelabuhan Ratu - Citarik, Sukabumi, Jawa Barat yang berada pada 6.9841 LS –

7.0426 LS sampai 106.562 BT – 106.643 BT.

(19)

  I.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka penulis membuat suatu

sistematika sebagai berikut :

¾ Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah

dan sistematika penulisan.

¾ Bab II Dasar Teori

Bab ini menguraikan tentang teori gaya magnetik, kuat medan

magnetik, intensitas magnetik, suceptibilitas/kerentanan magnetik,

induksi magnetik, magnetisasi bumi, sifat magnetik batuan, medan

magnet bumi, transformasi pseudogravitasi, gradient horizontal,

gradient vertikal, dan analisa spektrum.

¾ Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang data penelitian, alat dan bahan, tahapan

pengolahan data dan metode pengolahan data

¾ Bab IV Analisa Data dan Interpretasi

Hasil dan Pembahasan bab ini menguraikan tentang pengolahan data,

geologi daerah penelitian, interpretasi kualitatif ,interpretasi kuantitatif

(pemodelan benda penyebab anomali).

(20)

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil analisis dan

(21)

 

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Gaya Magnetik

Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan

muatannya masing-masing m1 dan m2 maka gaya magnetik yang dihasilkan

adalah :

dimana : µ = permeabilitas magnetik yang menunjukkan sifat suatu

medium

Fr = gaya magnetik pada m2

rr = vektor satuan ber-arah dari m1 ke m2

2.2 Kuat Medan Magnetik

Kuat medan magnetik pada suatu titik dengan jarak r dari muatannya dapat

dinyatakan sebagai :

r

2.3 Intensitas Magnetik

Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet dengan

kuat medan H, maka akan terjadi polarisasi magnetik pada benda tersebut yang

(22)

H

Mr =χ r ...(2.3)

Mr biasa disebut juga sebagai Intensitas Magnetisasi atau

momenmagnetik batuan dan χ adalah kerentanan/susceptibilitas magnetik yang

merefleksikan sifat kemagnetan suatu benda atau batuan.

2.4 Susceptibilitas / Kerentanan Magnetik

Susceptibilitas dinyatakan sebagai tingkat / derajat termagnetisasinya suatu

benda karena pengaruh medan magnetik dan hubungan χ dalam satuan SI dan

emu dinyatakan sebagai :

χ = 4π χ’...(2.4)

dimana χ’ adalah susceptibilitas magnetik dalam satuan emu dan χ adalah

susceptibilitas magnetik dalam satuan SI.

Harga susceptibilitas ini sangat penting didalam pencarian benda anomali

karena sifatnya yang sangat khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.

Untuk lebih jelas mengenai harga dari kerentanan batuan diperlihatkan pada tabel

2.1. Meskipun ada sebuah variasi terbesar pada harga-χ, pada sebuah batuan

khusus, dan lebar range antara tipe yang berbeda, dimana batuan sedimen

mempunyai rata-rata susceptibilitas yang paling kecil dan batuan beku merupakan

yang paling tinggi. Pada beberapa kasus, susceptibilitas tergantung dari jumlah

mineral ferromagnetik yang ada, umumnya magnetit, kadang-kadang ilmenit atau

(23)

 

Tabel 2.1 Daftar susceptibilitas magnetik dari beberapa batuan (Telford, 1990). Type  Susceptibility x 10

(SI)  Range  Average 

(24)

Dan untuk suseptibilitas/kerentanan jenis mineral ada pada tabel 2.2.

Harga chalcopyrit dan pirit adalah tipe dari mineral-mineral sulfida dimana

umumnya nonmagnetik. Adalah mungkin untuk meletakkan mineral pada

susceptibilitas mineral, meskipun harga negatifnya sangat kecil, namun hal ini

merupakan hasil dari survey yang teliti.

Tabel 2.2 Daftar susceptibilitas beberapa mineral (Telford, 1990). type  Susceptibility x 10

3 

(SI)  Range  Average 

Mineral    

   Graphite  0.1 

   Quartz  ‐0.01 

   Rock salt  ‐0.01 

   Anhydrite, gypsum  ‐0.01 

   Calcite  ‐0.001 ‐ ‐0.01    

   Coal  0.02 

   Clays  0.2 

   Chalcophyrite  0.4 

   Sphalerite  0.7 

   Cassiterite  0.9 

   Siderite  1 ‐ 4    

   Pyrite  0.05 ‐ 5  1.5 

   Limonite  2.5 

   Arsenopyrite  3 

   Hematite  0.5 ‐ 35  6.5 

   Chromite  3 ‐ 110  7 

   Franklinite  430 

   Pyrrhotite  Jan‐00  1500 

   Ilmenite  300 ‐ 3500  1800 

   Magnetite  1200 ‐ 19200  6000 

2.5 Induksi Magnetik

(25)

 

susceptibilitas baik. Total medan magnetik yang dihasilkan pada batuan ini

dinyatakan sebagai induksi magnetik.

Medan magnetik yang terukur oleh magnetometer adalah medan magnet

induksi termasuk efek magnetisasi yang diberikan oleh persamaan

(

H M

)

(

k

)

H

Br =µ0 r + r =µ0 1+ r ...(2.5)

dimana µ0 adalah permeabilitas magnetik ruang hampa dan µ0 = (1+k) adalah

permeabilitas magnetik relatif, sehingga persamaan di atas dapat dituliskan juga

dalam :

H

Br =µ0 µ r ...(2.6)

persamaan ini menunjukkan bahwa jika medan magnetik remanen dan luar bumi

diabaikan, medan magnet total yang terukur oleh magnetometer di permukaan

bumi adalah penjumlahan dari medan bumi utama H dan variasinya (M). M

adalah anomali magnet dalam eksplorasi magnetik.

2.6 Magnetisasi Bumi

Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan

megnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak di dalam inti

bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan

sebagai besar dan arah. Arahnya dinyatakan sebagai deklinasi (penyimpangan

terhadap arah utara - selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap

arah horisontal). Sedangkan kuat medan magnet sebagian besar berasal dari dalam

(26)

arus listrik di permukaan dan pada atmosfir (external field). Kemagnetan bumi

bisa berasal dari internal (dalam) bumi, kerak bumi ataupun dari angkasa luar.

2.7 Sifat Magnetik Batuan

Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam

medan magnet. Adanya perbedaan serta sifat yang khusus dari tiap jenis batuan

serta mineral memudahkan kita didalam pencarian bahan-bahan tersebut.

Untuk lebih mempermudah penafsiran umumnya dilakukan klasifikasi

batuan atau mineral berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukan oleh kerentanan

magnetiknya sebagai berikut:

1. Diamagnetik

Mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dengan nilai yang sangat

kecil artinya bahwa orientasi elektron orbital substansi ini selalu

berlawanan arah dengan medan magnet luar. Contoh materialnya : grafit,

gipsum, marmer, kwartz, garam, dll.

2. Paramagnetik

Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang kecil.

Contoh materialnya : kapur.

3. Ferromagnetik

Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang besar

yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik / paramagnetik. Sifat kemagnetan

(27)

 

Curie, sifat kemagnetannya hilang. Contoh materialnya : pyrit, magnetit,

hematit, dll.

2.8 Medan Magnet Bumi

Sumber medan magnet bumi ini terdiri dari tiga macam unsur medan

magnet yang ada di bumi, yaitu :

1. Medan Magnet Utama: Medan magnet utama bersumber dari dalam bumi dan

medan magnet ini berubah terhadap waktu. Dalam teori magnetohidrodinamik

yang dikemukakan oleh W.M. Elasasser dan E.C. Bullard, dinyatakan bahwa

di dalam inti bumi terdapat aliran fluida yang terionisasi sehingga

menimbulkan aksi dinamo oleh dirinya sendiri (Self-exiting dynamo action)

yang dapat menimbulkan medan magnet utama bumi (Untung, 2001). Besar

dan arah medan di permukaan bumi didefinisikan oleh unsur-unsur medan

magnet bumi, yaitu medan H, inklinasi I dan deklinasi D.

Gambar 2.1 Komponen medan magnet bumi (Telford, 1996)

Harga medan magnetik utama bumi ditentukan berdasarkan kesepakatan

internasional dibawah pengawasan International Association of Geomagnetism

(28)

magnetik utama bumi atau IGRF ( International Geomagnetik Reference Field ).

Koefisien – koefisien IGRF ini diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Harga medan

magnetik utama bumi di Wilayah Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Peta kontur intensitas total medan magnet bumi

(29)

 

Gambar 2.4 Peta Kontur Deklinasi medan magnetik bumi

2. Medan Luar : Medan luar bersumber dari luar bumi dan merupakan hasil

ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari.

Sumbangan medan luar ini terhadap medan magnet bumi hanya sebesar kira-

kira 1% dari medan total. Perubahan medan luar ini terhadap waktu jauh lebih

cepat daripada medan permanen, beberapa jenis medan luar antara lain :

- Sebuah siklus yang berdurasi sekitar 11 tahun, berhubungan dengan

aktivitas matahari dan terdistribusi menurut garis lintang.

- Variasi harian matahari, dengan periode sekitar 24 jam dan mempunyai

jangkauan ± 30γ (1 γ = 10.000 km2) dan berubah menurut garis lintang dan

musim yang kemungkinan dikontrol oleh aktivitas matahari pada arus

ionosfer.

- Variasi harian bulan, dengan periode sekitar 25 jam dan mempunyai

jangkauan ± 2γ (1 γ = 10.000 km2) yang diasosiasikan dengan interaksi

(30)

- Matahari memancarkan arus tetap yang terdiri dari atom hidrogen

terionisasi (proton) dan elektron yang menjalar melalui tata surya dengan

kecepatan supersonik. Angin matahari yang muncul seperti ini berinteraksi

secara kuat dengan medan magnet bumi yang menyebabkan terjadinya

badai magnetik dengan jangkauan sekitar 1000γ (1 γ = 10.000 km2) dan

terjadi pada semua lintang.

3. Medan Anomali : Medan anomali sebagian besar berasal dari batuan yang

mengandung material magnetik didalamnya. Batuan-batuan tersebut mempunyai

suseptibilitas magnetik yang menunjukkan kemampuan benda untuk dapat

termagnetisasi.

2.9 Transformasi Pseudogravitasi

Rumus Poisson memberikan hubungan analogis antara potensial magnetik

U dengan potensial gravitasi G yang disebabkan oleh kerapatan dan magnetisasi

yang seragam :

………(2.7)

………(2.8)

Dengan ρ adalah massa jenis, γ adalah tetapan gravitasi universal, M adalah

intensitas magnetisasi, adalah unit vector magnetisasi, Gm adalah komponen

medan gravitasi pada arah magnetisasi dan Cm adalah konstanta proporsional

(31)

 

Untuk membedakan dengan medan gravitasi, maka hasil transformasi medan

magnet total ini disebut dengan anomaly Pseudogravitasi (Baranov, 1957).

Data pseudogravitasi merupakan gambaran analogis data gravitasi untuk benda

dengan densitas yang memiliki kesebandingan dengan magnetisasi. Nilai

kesebandingan yang digunakan yaitu 100 kg/m3 per 1 A/m (Blakely, 1995).

2.10 Gradient Horizontal

Gradient horisontal anomali gravitasi atau pseudograviatsi adalah perubahan nilai

anomali gayaberat atau pseudogravitasi dari satu titik ke titik lainnya secara horisontal

dengan jarak tertentu. Gradient horisontal cenderung memiliki karakteristik yang baik

untuk menunjukkan tepi dari suatu benda anomali, sehingga teknik gradient horisontal

sangat baik untuk mendeteksi batas horisontal dari data gravitasi atau pseudogravitasi

yang dalam hal ini berarti batas batuan antara benda penyebab anomali dan batuan

disekitarnya.

Teknik gradient horisontal ini dapat digunakan untuk mendeteksi struktur geologi

dalam maupun dangkal. Amplitudo dari gradient horisontal adalah sebagai berikut

(Cordell and Grauch, 1985):

( )

2

( )

2

(32)

Gambar 2.5 Anomali magnetik, anomali pseudograviatsi dan gradient horisontal diatas bidang horizontal (Blakely, 1995)

2.11 Gradient Vertikal

Analisa struktur menggunakan second vertical derivative dapat digunakan untuk

mendeteksi jenis struktur cekungan atau intrusi dan patahan turun atau patahan naik.

Secara teoritis teknik second vertical derivative diturunkan dari persamaan Laplace’s

untuk anomali gayaberat di permukaan yang diberikan sebagai berikut :

2

=

g 0

∇ ∆

atau

2 2 2

2 2 2

g g g

+ + = 0

x y z

∆ ∆ ∆

∂ ∂ ∂

∂ ∂ ∂ ... (2.10)

sehingga second vertical derivative diberikan oleh :

2 2 2

g g g

∆ ⎛ ∆ ∆ ⎞

∂ ∂ ∂

(33)

 

Untuk data 1-D (data penampang) persamaannya menjadi :

2 2

2 2

g g

z x

∆ ∆

= −

∂ ∂ ...(2.12)

Persamaan (2.12) menunjukkan second vertical derivative (SVD) dari suatu

anomali gayaberat permukaan adalah sama dengan negatif dari second horizontal

derivative (SHD).

Gambar 2.6 Analisa struktur cekungan dan intrusi menggunakan SVD dari anomali gayaberat (Reynold, 1984)

1. Untuk cekungan atau patahan turun berlaku :

2 2

2 2

min

maks

g g

z z

∆ ∆

⎛∂ ⎞ > ⎛∂ ⎞

⎟ ⎜

(34)

2. Untuk intrusi atau patahan naik berlaku :

2 2

2 2

min

maks

g g

z z

∆ ∆

⎛∂ ⎞ < ⎛∂ ⎞

⎟ ⎜

⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ...(2.14)

2.12 Analisa Spektrum

Analisis spektral adalah salah satu analisis harmonik yang digunakan

untuk menganalisis fenomena osilator harmonik di alam. Tujuan dari analisis ini

adalah untuk mendapatkan distribusi spektrum dari fenomena osilator harmonik

dan untuk menunjukkan karakteristik statistiknya (Blakely, 1995).

Untuk analisis spektral satu dimensi, data anomali medan gravitasi Bouguer yang

terdistribusi pada suatu penampang lintang (cross section) dapat diekspansi dalam

deret Fourier (Blakely, 1995), yaitu :

...(2.15)

Dengan :

n = 0,1,2,3,….

L = setengah panjang interval cuplik

N = jumlah maksimum data pada arah

x i= interval cuplik dalam arah x

(35)

 

n = koefisien suku cosinus, yang dirumuskan sebagai:

…..………….(2.16)

Bn = koefisien suku sinus, yang dirumuskan sebagai:

..………(2.17)

Dengan :

K = = harga indeks maksimum dari titik sampling

xi =

k = indeks sampling point

Logaritma dari power spektrum Enadalah jumlah dari koefisien cosinus dan sinus

dari persamaan (2.16) dan (2.17), yang dirumuskan sebagai berikut:

ln En = ln(An2+Bn2)………(2.18)

Sedangkan hubungan antara anomali medan gravitasi Bouguer dengan

distribusi densitas di sepanjang bidang batas dimana terdapat kontras densitas

dalam kawasan frekuensi adalah sebagai berikut:

...(2.19)

Dengan :

(36)

∆σ(ω) = frekuensi respon dari kontras densitas

d = kedalaman bidang batas dari speroida referensi

ω = frekuensi sudut dalam kawasan jarak

Jika distribusi densitas acak dan tidak ada hubungan dengan tiap harga gravitasi

Bouguer, maka frekuensi responnya dapat bernilai ∆σ(ω)=1, sehingga didapatkan:

Εn =Ce-2 ω[d] ……….(2.20)

dengan C adalah konstanta.

Dengan mendapatkan dua harga logaritma dari spektrum pada persamaan (2.21),

diperoleh:

………...(2.21)

dengan :

E1, E2= power spektrum

n1, n2= bilangan gelombang

φ = kemiringan garis

Persamaan (2.21) menunjukkan bahwa kedalaman rata-rata dari bidang

(37)

 

Gambar 2.7 Kurva Ln En terhadap -2 ω

Untuk estimasi kedalaman didapatkan dari nilai gradien persamaan garis lurus

dari masing-masing zona

‐2ω

Zona regional

Zona noise  Zona residual

Batas zona regional‐residual

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Pengambilan data magnet bumi pada daerah penelitian dilakukan selama 3

hari, yaitu dari tanggal 27 Juli 2009 sampai dengan tanggal 29 Juli 2009. Dalam

waktu yang singkat ini pengambilan data sangat dioptimalkan mulai jam 07.30

samapi 18.00 WIB.

Gambar 3.1 Pengambilan data dilapangan dengan PPM Scintrex MP3

Dalam pengukuran ini pengambilan data dilakukan dengan jarak

antar titik pengukuran 250,0 m, jarak antar lintasan tidak sama karena

(39)

 

sepanjang patahan Cimandiri Segmen Pelabuhan ratu – Citarik. dan luas daerah

penelitian 3,2 km x 3,0 km atau 9,6 km2. Jumlah lintasan pengambilan

data sebanyak 3 lintasan dan jumlah datanya 100 data. Pengukuran variasi

harian dilakukan dengan mengambil data Base Stasiun dari Stasiun

Observatorium Geofisika Pelabuhan Ratu milik BMKG dan merekam data

setiap 5 detik.

Gambar 3.2 Peta daerah Penelitian dan titik pengukuran

(40)

3.2 Peralatan Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat-alat sebagai

berikut:

1. 2 PPM Magnetometer G856 dan Scintrex Magnetometer ENVI

2. GPS untuk menentukan posisi

3. Altimeter untuk mengukur ketinggian

4. Kompas untuk menentukan arah

Peralatan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah alat Proton Precession

Magnetometer (GEM Link) sebagai alat yang dipasang di base dan alat yang

lainnya yaitu Proton Magnetometer Scintrex MP3 yang dipakai untuk mengukur

di lapangan

Gambar 3.3 Proton Magnetometer Scintrex MP3

(41)

 

Larmor) yang terjadi, dengan sensor berbentuk silinder yang didalamnya terisi

cairan yang kaya akan proton. Proton ini mempunyai muatan listrik yang berputar

pada sumbunya (spin), sehingga menimbulkan suatu momen magnet lemah yang

setiap saat selalu dipengaruhi dan diarahkan oleh medan magnet bumi di lokasi

tempat pengukuran.

Dengan menghadirkan suatu medan magnet yang lebih kuat akan

menyebabkan kedudukan momen magnet proton bergeser dari semula. Apabila

medan magnet ini dihilangkan, maka proton akan berpresisi berusaha kembali ke

kedudukan semula sehingga menimbulkan frekuensi presisi yang dapat diukur

untuk menentukan besar medan magnet yang mempengaruhinya.

Frekuensi sudut presisi adalah : ω = dФ/dt = ∂ B, karena presisi terjadi ke

arah Br, maka secara vektor dapat ditulis : ωr =∂Br. Frekuensi ini terkenal sebagai

frekuensi Larmor, dengan ω = 2πf, maka :

B = 2πf / ∂t………(3.1)

Faktor 2π/ ∂t = 23,48774 ± 0.0018 Hz/gamma (Telford, 1976). Dari persamaan di

atas jelas bahwa dengan mengukur f maka harga B (medan magnet bumi) akan

diperoleh. Hal inilah yang menjadi dasar kerja PPM, bahwa dengan menghitung f

melalui komponen elektroniknya, maka harga B akan ditampilkan secara digital.

(42)

Gambar 3.4 Blok diagram cara kerja alat PPM Scintrex MP3

3.3 Pengolahan Data

Data lapangan masih dipengaruhi oleh medan magnetic luar dan medan

magnetic utama bumi. Oleh karena itu, data harus dikoreksi dengan koreksi

variasi harian dan koreksi medan magnetic utama bumi (IGRF). Data yang

diperoleh dari hasil kedua koreksi tersebut adalah data anomaly magnetic total

pada topografi. Data tersebut selanjutnya dikonturkan dengan menggunakan

perangkat lunak SURFER versi 8.00 (Gambar 3.5). Langkah berikutnya adalah

mereduksi anomaly medan magnetic total ditopografi kedalam bidang datar

(Gambar 3.6 : Topografi daerah penelitian), kemudian data anomaly medan

magnetic total pada bidang datar ditransformasikan ke Pseudogravitasi, kemudian

dicari gradient horizontalnya untuk melokalisasi anomali. Selanjutnya dari data

(43)

 

patahannya dan juga dibuat analisis spektrumnya untuk menentukan kedalaman

batuan pada lapisan atas dari patahan tersebut. Dan langkah terakhir adalah

membuat model 2,5 dimensi dengan menggunakan program Mag2dc versi 1.59.

Langkah-langkah pengolahan secara lengkap ditunjukkan diagram alir pada

gambar 3.7

673000 674000 675000 676000 677000 678000 679000 680000 681000

9222000 9223000 9224000 9225000 9226000 9227000

(44)

673000 674000 675000 676000 677000 678000 679000 680000 681000 9222000

9223000 9224000 9225000 9226000 9227000

(45)

 

Gambar 3.7 Diagram Alir Pengolahan Data Magnetik

NO

YES Data Medan Magnetik Total

Lapangan

Koreksi Variasi Harian

Koreksi IGRF

Anomali Medan Magnetik Total di Topografi

Reduksi ke Bidang Datar Informasi Geologi

Anomali Medan Magnetik Total di Bidang Datar

Transformasi Pseudogravitasi

Gradient Horizontal

Second Vertical Derivative

Analisa Spektrum

Interpretasi Kualitatif

Profil Anomali

Observasi Model 2,5 D

Profil Anomali Model

Cocok  ? 

Interpretasi Kuantitatif

(46)

3.4 Interpretasi

Interpretasi data anomaly medan magnetic total dilakukan dengan

kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif yaitu dengan menganalisa

pseudogravitsi dengan gradient horizontal, second vertical derivative dan analisa

spectrum. Sedangkan interpretasi kuantitatif dilakukan dengan membuat model

2.5 dimensi dengan menggunakan program Mag2dc.

3.5 Geologi Daerah Penelitian

Tatanan geologi dan tektonik daerah pelabuhan ratu ini cukup kompleks

dengan diperlihatkan struktur lipatan, sesar dan beberapa tubuh intrusi. Wilayah

Jawa Barat bagian selatan mempunyai pola struktur sangat jelas dan mengontrol

tatanan geologi disetiap blok (Soejono et.al., 1982). Struktur sesar yang tampak

dari beberapa blok diantaranya saling berinteraksi dan bergerak dengan intensitas

kegempaan yang bervariasi (Santosa, 1983, Suparka, 1981, Kertapati, 1995) [10].

Kegiatan vulkanik dan tektonik yang cukup aktif dan kondisi geologi serta

factor kemiringan lereng dibeberapa tempat mencerminkan gejala lokasi jalur

longsoran (Sampurno, 1976, Heath and Sarosa, 1976). Jalur tektonik secara

geologis dipengaruhi dan didominasi oleh struktur geologi (sesar, rekahan,

lipatan), tingkat kegempaan yang tinggi dan tingkat pelapukan yang tinggi [10].

Satuan batuan tertua didaerah ini adalah satuan Napal tufaan, lempung

napalan, batupasir dan lensa-lensa batugamping yang merupakan formasi

(47)

 

kedua formasi ini ditindih secara tidak selaras oleh rempah gunung api (Tpv)

berupa breksi, breksi tufaan berbatu apung, aliran lava dan batupasir tufaan,

umumnya berlapis kurang baik. Diatas Rempah gunung api secara tidak selaras

diendapkan Formasi Lengkong (Tmle) berupa batu pasir gampingan, perselingan

pasir halus, lanau dan batulempung. Selanjutnya secara selaras diatasnya

diendapkan Formasi Nyalindung (Tmn), berupa batu pasir gampingan,

batulempung, napal pasiran, konglomerat, breksi, batugamping, berada selaras

diatas Formasi Lengkong.secara selaras diatas Formasi Nyalindung diendapkan

Formasi Bentang (Tmbe) yang berupa batupasir tufaaan dan batuapung, napal

tufaan, serpih tufaan,dan breksi kongomeratan. Formasi Lengkong (Tmle) yang

berupa batupasir gampingan, perselingan pasir halus, lanau dan batulempung

diendapkan secara selaras diatas Formasi Bentang. Pada Formasi Bentang

dijumpai Anggota Bojonglopang (Tmeb).

Diatas batuan sedimen ini diendapkan batuan breksi gunung api (Qvb)

yang bersusun breksi dengan fragmen andesit, basalt, setempat konglomerat

lapuk, Lava (Qvl) berumur Kuarter. Endapan permukaan didaerah ini berupa

alluvial (Qa). Alluvial yang umumnya terdiri dari fragmen berukuran lempung,

lanau, kerikil, kerakal, terutama endapan sungai termasukpasir dan kerikil

endapan pantai yang berada disepanjang teluk Pelabuhanratu.

Penafsiran pola struktur geologi dan jejak morfologi dari citra landsat

(Gambar IV.2 dan IV.3) memperlihatkan kelurusan yang dapat diinterpretasikan

sebagai sesar/rekahan. Kelurusan tersebut terutama berkembang disekitar lembah

(48)

perlapisan batuan sedimen baik sebagai sayap antiklin maupun sinklin. Struktur

lipatan ini terutama berkembang didaerah timur laut Warungkiara dan sekitarnya

yang ditempati oleh satuan Lempung napalan, pasir lanau Formasi Bentang dan

Formasi Nyalindung (Gambar IV.4)

Gambar 3.8 Peta Citra Landsat daerah Pelabuhanratu.

(49)

 

data citra Landsat daerah Pelabuhanratu.(LIPI.2000)

(50)

BAB IV

ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

4.1 Hasil Pengolahan Data

  Data lapangan masih dipengaruhi oleh medan magnetik luar dan medan

magnetik utama bumi. Oleh karena itu, data harus dikoreksi dengan koreksi

variasi harian dan koreksi medan magnetik utama bumi (IGRF).

Koreksi variasi harian diperoleh dari base station ( d a t a d a r i

S t a s i u n O b s e r v a t o r y G e o f i s i k a B M K G P e l a b u h a n R a t u ) dan

koreksi IGRF didapatkan melalui web site

http://www.ngdc.noaa.gov/cgi-bin/seg/gmag/fldsnth2.pl yang telah

disediakan oleh NOAA/ NESDIS/National Geophysical Data Centers/

Word Data Centers-A/ Colorado USA. Harga medan magnetik utama bumi

(IGRF) di daerah penelitian sebesar 45.241 nT. Hasil dari koreksi variasi

harian dan koreksi IGRF adalah anomali medan magnetik total di

topografi. Data tersebut selanjutnya dikonturkan dengan menggunakan perangkat

lunak SURFER versi 8.00. Langkah berikutnya adalah mereduksi anomaly medan

magnetik total ditopografi kedalam bidang datar yang ditunjukkan oleh gambar

4.1. yang mana dari gambar tersebut terlihat sebaran harga anomaly magnet bumi

(51)

 

673000 674000 675000 676000 677000 678000 679000 680000 681000 9222000

9223000 9224000 9225000 9226000 9227000

Gambar 4.1 Peta kontur anomaly medan magnetik total pada bidang datar

4.2 Interpretasi Kualitatif

Interpretasi kualitatif dilakukan berdasarkan data pseudogravitasi yang

diolah lebih lanjut dengan gradient horizontal, second vertical derivative dan

analisa spectrum. Data anomaly medan magnetik total pada bidang datar

ditransformasikan lebih lanjut menjadi data pseudograviatsi dan dikonturkan

(gambar 4,5). Sesuai dengan persamaan 2.8. Data pseudogravitasi merupakan

gambaran analogis data gravitasi untuk benda dengan densitas yang memiliki

kesebandingan dengan magnetisasi. Nilai kesebandingan yang digunakan yaitu

100 kg/m3 per 1 A/m (Blakely, 1995). Hal ini dilakukan untuk proses analisa lebih

lanjut dan untuk memudahkan analisa menggunakan rumusan atau persamaan

empiris yang ada.

A

A’ B

(52)

673000 674000 675000 676000 677000 678000 679000 680000 681000 9222000

9223000 9224000 9225000 9226000 9227000

Gambar 4.2 Peta kontur Pseudogravitasi

4.2.1 Gradient Horizontal

Gradient horizontal akan maksimum diatas batas benda penyebab

anomaly, sehingga dengan mengeplot nilai maksimum dari gradient horizontal ini

akan diperoleh daerah kontak benda anomaly (gambar II.7), yang mana hal ini

juga menunjukkan bahwa sebaran posisi kontak antarbatuan yang dapat

mengindikasikan batasan batuan penyusun atau penyebab anomaly daerah

pengukuran. Dari hasil analisa gradient horizontal terlihat bahwa pada daerah

bagian utara sungai cimandiri menunjukkan adanya kontak batas batuan (gambar

4.6),

A

A’ B

(53)

 

Gambar 4.3 Peta titik Gradient Maksimum

4.2.2 Second Vertical Derivative

Analisa struktur menggunakan second vertical derivative dapat digunakan

untuk mendeteksi jenis struktur cekungan atau intrusi dan patahan turun atau

patahan naik, hal ini dapat memberikan informasi yang lebih signifikan tentang

jenis patahan yang ada pada patahan cimandiri segmen pelabuhan ratu – citarik

ini.

Pada kontur anomali pseudogravitasi dilakukan 2 sayatan atau crossection

yang mengarah utara-selatan yaitu A-A’ dan B-B’(gambar 4.5). Setelah diolah

dan dibuat grafiknya, untuk sayatan yang mengarah A-A’ adalah sebagai berikut :

673000 674000 675000 676000 677000 678000 679000 680000 681000 9222000

(54)

Grafik 4.1 hasil analisa Second Vertical Derivative sayatan A-A’

Dari grafik 4.1 untuk sayatan yang mengarah A-A’ kita dapat simpulkan

jenis patahan Cimandiri segmen Pelabuhanratu-Citarik adalah berbentuk

cekungan atau patahan turun karena nilai SVD maksimumnya lebih besar dari

nilai SVD minimumnya seperti yang ada pada persamaan 2.13

(55)

 

Begitu pula dari grafik 4.2 untuk sayatan yang mengarah B-B’ kita dapat

simpulkan pula jenis patahan Cimandiri segmen Pelabuhanratu-Citarik adalah

berbentuk cekungan atau patahan turun karena nilai SVD maksimumnya lebih

besar dari nilai SVD minimumnya seperti yang ada pada persamaan 2.13. Hal ini

memperjelas kesimpulan akan jenis patahan Cimandiri segmen Pelabuhan

ratu-Citarik yang dari kedua sayatan menunjukkan jenis patahan yang sama yaitu

patahan turun.

4.2.3 Analisa Spektrum

Analisis spektral adalah salah satu analisis harmonik yang digunakan

untuk menganalisis fenomena osilator harmonik di alam. Tujuan dari analisis ini

adalah untuk mendapatkan distribusi spektrum dari fenomena osilator harmonik

dan untuk menunjukkan karakteristik statistiknya (Blakely, 1995).

Pada sayatan yang mengarah utara-selatan yaitu A-A’ dan B-B’ (gambar

4.5) didapatkan kedalaman lapisan sedimen dan lapisan batuan penyebab anomaly

lokal pada patahan seperti yang ditunjukkan oleh grafik hasil pengolahan

menggunakan analisa spectrum, untuk sayatan yang mengarah A-A’ adalah

(56)

Grafik 4.3 hasil analisa spectrum sayatan A-A’

Berdasarkan hasil analisa yang ditunjukkan oleh grafik 4.3 didapatkan kedalaman

lapisan sedimen adalah 131 m, kedalaman bidang batas batuan bagian atas (zona

local) dengan lapisan batuan zona regional adalah 1218 m, dan dengan standar

deviasi ± 5 m.

(57)

 

Berdasarkan hasil analisa yang ditunjukkan oleh grafik 4.4 didapatkan kedalaman

lapisan sedimen adalah 258 m, kedalaman bidang batas batuan bagian atas (zona

local) dengan lapisan batuan zona regional adalah 1215 m, dan dengan standar

deviasi ± 6 m.

4.3 Interpretasi Kuantitatif

Interpretasi kuantitatif dilakukan dengan membuat model benda 2,5

demensi dengan menggunakan program Mag2DC Versi 1,59 yang didasarkan atas

metode Talwani 2,5 dimensi benda sembarang berbenyuk polygon tertutup

dengan panjang berhingga (Shue dan Pasquale, 1973; Cady, 1980). Interpretasi

dilakukan dengan mencocokkan profil anomaly observasi dengan profil anomaly

model. Profil anomaly observasi diperoleh dari penampang melintang kontur

anomaly medan magnetik total.

Pemodelan dilakukan dengan asumsi bahwa benda penyebab anomaly

mempunyai suseptibilitas (k) yang berbeda dengan batuan disekitarnya.

Magnetisasi yang terjadi adalah seragam akibat adanya induksi medan magnetik

bumi sedangkan remanennya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Parameter-parameter dalam pemodelan adalah susceptibilitas (k), panjang strike, bentuk dan

posisi yang dapat diubah-ubah. Parameter lainnya adalah intensitas medan magnet

bumi, deklinasi dan inklinasi.

Metode yang dilakukan untuk mendapatkan model sumber adalah

coba-coba (trial and error), sampai diperoleh ralat yang paling kecil. Harga ralat

(58)

...(4.1)

Dengan,

RM = ralat kecocokan dititik i

XLi = data lapangan ke i

XMi = data model ke i

N = jumlah data

I = 1, 2, 3, …

Untuk melakukan pemodelan ini dilakukan pembuatan penampang

melintang AA’ dan BB’ pada kontur anomaly medan magnetik total (gambar

4.1). Pembuatan penampang melintang ini dilakukan sama seperti penampang

pada model pseudogravity dengan tujuan untuk saling mengontrol antara model

(59)

 

Grafik 4.6. Penampang melintang BB’ anomali magnetik daerah Penelitian

Pada pemodelan ini juga dimasukan pengaruh topografi, dengan cara membuat penampang topografi yang sama seperti pada penampang melintang anomaly magnetik kemudian dimasukan kedalam input software Mag2DC untuk modeling. Dari hasil sayatan A-A’ didapatkan :

Gambar 4.4 Interpretasi bawah permukaan Crossection A-A’ daerah pengukuran

(60)

Dan untuk sayatan B-B’ didapatkan :

Gambar 4.5 Interpretasi bawah permukaan Crossection B-B’ daerah pengukuran

dengan menggunakan program Mag2DC.

Dari analisa kuantitatif ini kita dapatkan beberapa susunan batuan yang kita

sinkronisasi dengan data geologi daerah penelitian antara lain : pada bagian atas

adalah sedimen batu pasir yang memiliki susceptibilitas 0.0001 emu (Telford,

1976), dibawahnya adalah batuan endapan batu gamping dengan susceptibilitas

0.0114 emu, batuan granit yang memiliki susceptibilitas 0.0663 emu dan batuan

andesit 0.078 emu. Dan juga kita dapat menyelaraskan dengan hasil analisa

kualitatif yang mana patahan Cimandiri segmen Pelabuhanratu-Ciatrik adalah

patahan turun (Normal Fault).

 

 

(61)

  BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa medan magnet bumi di

daerah sesar Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Jenis patahan sesar Cimandiri segmen Pelabuhan ratu-Citarik adalah sesar

turun (normal fault)

2. Dari hasil analisa menggunakan Mag2DC kita dapatkan harga

susceptibilitas daerah penelitian sebagai berikut : pada bagian atas adalah

sedimen batu pasir yang memiliki susceptibilitas 0.0001 emu (Telford,

1976), dibawahnya adalah batuan endapan batu gamping dengan

susceptibilitas 0.0114 emu, batuan granit yang memiliki susceptibilitas

0.0663 emu dan batuan andesit 0.078 emu.

3. Kedalaman bidang batas lapisan batuan bagian atas (zona lokal) dengan

zona regional patahan/sesar Cimandiri segmen Pelabuhan Ratu – Citarik

adalah sekitar 1200 m.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pengolahan data anomali medan magnetik total dengan

(62)

interpretasinya sehingga hasilnya bisa lebih baik.

2. Perlu adanya pengukuran ulang pada daerah penelitian dengan grid

pengambilan data yang lebih teratur dan melingkupi patahan sehingga

akan menghasilkan data yang lebih baik.

3. Perlu dilakukan pemodelan dengan metode yang lain dalam analisa

kuantitatif misalnya prisma segiempat 3 dimensi berdasarkan

metode Bhattacharyya (1964) dan Rao dan Babu (1991) ataupun metode

pemodelan 3 dimensi yang lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(63)

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Baranov, V., “ A new Methode for Interpretation of Aeromagnetic Maps: Pseudo-gravimetric Anomalies”, Geophysics, Volume 22, 359-83. 1957.

[2] Blakely, R.J., “ Potensial Theory in Gravity and Magnetic Applications”, Cambridge University Press. 1995.

[3] Blakely, R.J., and Simpson, R.W., “Approximating edges of source bodies from magnetic or gravity anomalies”, Geophysics, Volume 51, 1494-1498. Cambridge University. 1986.

[4] Brooks, J.A., “ Geomagnetism and the Earth’s Mantle (A Review”),M.Sc Thesis, Dept. of Geology, University of Tasmania. 1966.

[5] Cady, J.W., “Calculation of gravity and magnetic anomalies of finite- length poligonal prisms, geophysics”, Volume 45, No.10,

1507-1512. 1980.   

 

[6] Ferneyhough, A.B., Lauritsen, E., “ VLF/MAG Operating Manual Version 2.2.23”, Newmont Exploration Limited,

Geophysical Department, Denver. 1994.   

[7] Grand, F.S. & West, G.F, “Interpretasi Theory in Applied Geophysics”, Mc Graw-Hill Book Company. 1965.

[8] Efendi Noor., “Survey Magnetik Untuk Memperkirakan Penyebab Tembaga di Pulau Sumbawa Bagian Tenggara Propinsi Nusa Tenggara Barat”. UGM. Yogyakarta.2004.

[9] Alimuddin.,“Analisa Power Spektrum Data Gaya Berat Untuk Memperkirakan Kedalaman Bidang Batas Anomali Lokal-regional”,UNILA. Lampung. 2008.

 

[10] Wibowo YS., Soebowo Eko, Anwar Z. Herryal., “Pola Struktur Geologi di Daerah Sukabumi Selatan”. Puslibang Geoteknologi LIPI. Bandung. 2000.

[11] Yudistira Tedi, Perdana Faisal, Grandis Hendra.,“Aplikasi Turunan Vertikal Fraksional pada Data Magnet”, ITB. Bandung. 2004.

(64)

LAMPIRAN A

DATA ANOMALI MEDAN MAGNETIK TOTAL

Data Anomali 

Medan 

Magnetik 

672597  9221244  133.4817162  672884.7  9221244  131.6557727  673172.5  9221244  131.9978004  673460.2  9221244  133.8107127  673748  9221244  135.4887626  674035.7  9221244  135.6436394  674323.5  9221244  133.9720104  674611.2  9221244  130.6578957  674898.9  9221244  124.7728615  675186.7  9221244  115.3659588  675474.4  9221244  105.9822102  675762.2  9221244  184.5321977  676049.9  9221244  333.092886  676337.6  9221244  355.8006997  676625.4  9221244  347.6903104  676913.1  9221244  372.5052473  677200.9  9221244  406.8736069  677488.6  9221244  433.5506436  677776.4  9221244  453.3378611  678064.1  9221244  474.6550642  678351.8  9221244  500.2733133  678639.6  9221244  528.26133  678927.3  9221244  556.2911671  679215.1  9221244  582.8110931  679502.8  9221244  606.8195687  679790.5  9221244  627.557178  680078.3  9221244  644.4235671 

680366  9221244  657.0590313  680653.8  9221244  665.4306297  680941.5  9221244  669.8148772  681229.3  9221244  670.682716 

(65)

 

673460.2  9221661  124.9981234  673748  9221661  130.1646122  674035.7  9221661  130.7174865  674323.5  9221661  127.5266018  674611.2  9221661  126.067655  674898.9  9221661  127.3612826  675186.7  9221661  119.7063085  675474.4  9221661  120.3706732  675762.2  9221661  175.4447937  676049.9  9221661  241.4834404  676337.6  9221661  201.627016  676625.4  9221661  233.7892909  676913.1  9221661  328.7606332  677200.9  9221661  401.0607081  677488.6  9221661  426.2573705  677776.4  9221661  427.1973138  678064.1  9221661  450.0197007  678351.8  9221661  484.6797616  678639.6  9221661  520.6882057  678927.3  9221661  554.59657  679215.1  9221661  585.5468798  679502.8  9221661  613.1444711  679790.5  9221661  636.6731848  680078.3  9221661  655.1859641  680366  9221661  668.0407776  680653.8  9221661  675.2899719  680941.5  9221661  677.6212994  681229.3  9221661  675.9890192  681517  9221661  671.2487992  672597  9221869  115.9104267  672884.7  9221869  109.4265953  673172.5  9221869  111.722432  673460.2  9221869  121.8920157 

673748  9221869  130.7086192  674035.7  9221869  131.014013  674323.5  9221869  123.9454726  674611.2  9221869  121.6190791  674898.9  9221869  133.860651  675186.7  9221869  126.1484555  675474.4  9221869  117.2976484  675762.2  9221869  142.1625557 

(66)

678639.6  9222078  517.7209481  678927.3  9222078  555.2041736  679215.1  9222078  588.7612403  679502.8  9222078  619.6571242  679790.5  9222078  646.7354723  680078.3  9222078  667.3600921  680366  9222078  679.7550166  680653.8  9222078  684.2492837  680941.5  9222078  682.718371  681229.3  9222078  677.3104807 

681517  9222078  669.3717752  672597  9222286  109.5936093  672884.7  9222286  87.55716708  673172.5  9222286  87.09305051  673460.2  9222286  119.04035 

673748  9222286  139.2636547  674035.7  9222286  139.7407682  674323.5  9222286  111.6593151  674611.2  9222286  88.80319173  674898.9  9222286  99.79155441  675186.7  9222286  99.91521937  675474.4  9222286  94.3357952  675762.2  9222286  95.29669197  676049.9  9222286  101.682402  676337.6  9222286  122.9884783  676625.4  9222286  187.1380231  676913.1  9222286  277.2506595  677200.9  9222286  340.0642349  677488.6  9222286  340.4295458  677776.4  9222286  359.769868  678064.1  9222286  422.9909363  678351.8  9222286  477.3532775  678639.6  9222286  520.7776213  678927.3  9222286  556.6900719  679215.1  9222286  589.592824  679502.8  9222286  622.018078  679790.5  9222286  651.8969737  680078.3  9222286  674.2045874  680366  9222286  685.8667812 

(67)

 

674611.2  9222703  73.66262301  674898.9  9222703  69.11277312  675186.7  9222703  66.41630681  675474.4  9222703  62.10049591  675762.2  9222703  64.02092331  676049.9  9222703  81.2615845  676337.6  9222703  114.5236007  676625.4  9222703  162.7002878  676913.1  9222703  228.0335934  677200.9  9222703  299.8432674  677488.6  9222703  361.7104313  677776.4  9222703  414.6740003  678064.1  9222703  464.0044062  678351.8  9222703  506.0368677  678639.6  9222703  536.4719179  678927.3  9222703  557.8576289  679215.1  9222703  581.8481781  679502.8  9222703  618.7832525  679790.5  9222703  662.3375814  680078.3  9222703  691.4389251  680366  9222703  698.4897283  680653.8  9222703  690.0054892  680941.5  9222703  673.8683341  681229.3  9222703  659.4525644  681517  9222703  649.3417388  672597  9222912  170.8104684  672884.7  9222912  145.7915101  673172.5  9222912  105.0449864  673460.2  9222912  107.7092572  673748  9222912  106.8168561  674035.7  9222912  90.92857657  674323.5  9222912  71.77072961  674611.2  9222912  60.50715993  674898.9  9222912  58.40309091  675186.7  9222912  55.8214636  675474.4  9222912  47.36688537  675762.2  9222912  45.81291392  676049.9  9222912  68.56509636  676337.6  9222912  106.6101735  676625.4  9222912  144.318179  676913.1  9222912  207.0219262 

(68)

679790.5  9223120  684.7989133  680078.3  9223120  721.0703727  680366  9223120  705.1239931  680653.8  9223120  681.1572512  680941.5  9223120  635.0252617  681229.3  9223120  610.5247992  681517  9223120  618.6558488  672597  9223329  201.7866299  672884.7  9223329  189.425334  673172.5  9223329  158.8637316  673460.2  9223329  129.2890786  673748  9223329  96.77419439  674035.7  9223329  60.19686732  674323.5  9223329  31.7437573  674611.2  9223329  28.9417918  674898.9  9223329  48.78355356  675186.7  9223329  61.173716  675474.4  9223329  26.38238119  675762.2  9223329  ‐20.99525355  676049.9  9223329  19.69249591  676337.6  9223329  135.0594394  676625.4  9223329  68.1943356  676913.1  9223329  141.0791336  677200.9  9223329  317.8069522  677488.6  9223329  475.0341638  677776.4  9223329  540.7184023  678064.1  9223329  538.57194  678351.8  9223329  570.5270531  678639.6  9223329  579.4895253  678927.3  9223329  525.2468868  679215.1  9223329  493.7886325  679502.8  9223329  520.6087857  679790.5  9223329  732.7222671  680078.3  9223329  735.0637769  680366  9223329  691.7002362  680653.8  9223329  678.6632589  680941.5  9223329  590.8360881  681229.3  9223329  556.3863441  681517  9223329  604.2773483 

(69)

 

675762.2  9223745  ‐248.2632193  676049.9  9223745  48.66740411  676337.6  9223745  62.77715314  676625.4  9223745  88.09745052  676913.1  9223745  118.6449152  677200.9  9223745  435.1988293  677488.6  9223745  662.3933292  677776.4  9223745  709.9054242  678064.1  9223745  541.7704929  678351.8  9223745  530.6453863  678639.6  9223745  521.2743875  678927.3  9223745  423.3689211  679215.1  9223745  428.8695194  679502.8  9223745  497.8766115  679790.5  9223745  646.6123134  680078.3  9223745  652.0050973  680366  9223745  613.5735422  680653.8  9223745  598.0437703  680941.5  9223745  444.5280686  681229.3  9223745  434.9686683  681517  9223745  507.2727139  672597  9223954  198.3041886  672884.7  9223954  197.5035133  673172.5  9223954  241.0480106  673460.2  9223954  205.9043374  673748  9223954  145.6493136  674035.7  9223954  81.23167083  674323.5  9223954  ‐24.68763251  674611.2  9223954  ‐22.76210934  674898.9  9223954  76.84640752  675186.7  9223954  98.98461043  675474.4  9223954  ‐8.093139905  675762.2  9223954  ‐106.8646516  676049.9  9223954  425.61596  676337.6  9223954  223.4324755  676625.4  9223954  184.1440783  676913.1  9223954  248.0554283  677200.9  9223954  480.1575191  677488.6  9223954  658.8297862  677776.4  9223954  668.6774037  678064.1  9223954  554.8834383 

678351.8  9223954  483.2473139  678639.6  9223954  426.4191983  678927.3  9223954  342.4968238  679215.1  9223954  386.4080551  679502.8  9223954  447.8978397  679790.5  9223954  527.1959378  680078.3  9223954  546.5341244  680366  9223954  523.0542003  680653.8  9223954  481.1506758  680941.5  9223954  403.6366065  681229.3  9223954  384.649836 

(70)

680941.5  9224162  331.888409  681229.3  9224162  317.826167  681517  9224162  334.7726736  672597  9224371  196.2308506  672884.7  9224371  273.9172638  673172.5  9224371  452.5200864  673460.2  9224371  301.5188805  673748  9224371  178.47952  674035.7  9224371  210.4870186  674323.5  9224371  210.239184  674611.2  9224371  216.9066254  674898.9  9224371  238.0653573  675186.7  9224371  217.6275275  675474.4  9224371  181.6402204  675762.2  9224371  211.4406757  676049.9  9224371  293.771431  676337.6  9224371  302.3218264  676625.4  9224371  290.3620873  676913.1  9224371  325.3035436  677200.9  9224371  403.1014498  677488.6  9224371  465.4159237  677776.4  9224371  468.1034487  678064.1  9224371  421.008055  678351.8  9224371  359.6713966  678639.6  9224371  305.1196941  678927.3  9224371  272.4890642  679215.1  9224371  276.3678576  679502.8  9224371  301.1809604  679790.5  9224371  324.8989192  680078.3  9224371  329.095334 

680366  9224371  309.1708175  680653.8  9224371  274.5493087  680941.5  9224371  244.4369854  681229.3  9224371  238.1354914  681517  9224371  254.5708816  672597  9224579  160.4001357  672884.7  9224579  172.0184084  673172.5  9224579  248.8037008  673460.2  9224579  515.0633869 

674323.5  9224579  350.2408876  674611.2  9224579  363.8435344  674898.9  9224579  361.3489136  675186.7  9224579  303.9489884  675474.4  9224579  249.4805219  675762.2  9224579  248.1138413  676049.9  9224579  276.0727129  676337.6  9224579  283.7345919  676625.4  9224579  282.4758753  676913.1  9224579  302.6939825  677200.9  9224579  342.3053459  677488.6  9224579  371.5485827  677776.4  9224579  366.4824459  678064.1  9224579  330.3107209  678351.8  9224579  282.7903128  678639.6  9224579  241.1083882  678927.3  9224579  216.6681336  679215.1  9224579  214.1169723  679502.8  9224579  224.6734118  679790.5  9224579  233.698429  680078.3  9224579  229.3532354 

680366  9224579  206.0241441  680653.8  9224579  171.3220225  680941.5  9224579  148.9255345  681229.3  9224579  151.6170974  681517  9224579  174.8702173  672597  9224788  125.5831511  672884.7  9224788  62.54049463  673172.5  9224788  ‐51.89571375  673460.2  9224788  363.4149692 

(71)

 

676913.1  9224788  259.6188917  677200.9  9224788  274.713806  677488.6  9224788  281.4707833  677776.4  9224788  267.8025533  678064.1  9224788  236.2778001  678351.8  9224788  199.662151  678639.6  9224788  169.8852444  678927.3  9224788  152.6581204  679215.1  9224788  147.952026  679502.8  9224788  149.7696837  679790.5  9224788  148.7925351  680078.3  9224788  137.0321097  680366  9224788  109.6018698  680653.8  9224788  70.50071471  680941.5  9224788  51.9367463  681229.3  9224788  63.97271586 

681517  9224788  97.8457114  672597  9224996  121.583682  672884.7  9224996  65.68912784  673172.5  9224996  61.74070166  673460.2  9224996  228.219753 

673748  9224996  293.4349704  674035.7  9224996  440.4117445  674323.5  9224996  511.6331521  674611.2  9224996  558.2293592  674898.9  9224996  514.6444493  675186.7  9224996  349.7135632  675474.4  9224996  282.0901549  675762.2  9224996  252.9439987  676049.9  9224996  233.805125  676337.6  9224996  217.8490558  676625.4  9224996  207.9934455  676913.1  9224996  205.4503694  677200.9  9224996  204.0593951  677488.6  9224996  194.6756876  677776.4  9224996  172.2619361  678064.1  9224996  141.3882222  678351.8  9224996  112.789082  678639.6  9224996  94.49309005  678927.3  9224996  85.18127323  679215.1  9224996  81.18665102 

679502.8  9224996  78.40808507  679790.5  9224996  71.17799084  680078.3  9224996  54.39912695  680366  9224996  25.44540069  680653.8  9224996  ‐13.35024916  680941.5  9224996  ‐30.7261401  681229.3  9224996  ‐19.32250743 

681517  9224996  28.23567665  672597  9225205  145.871001  672884.7  9225205  113.9764749  673172.5  9225205  125.1466004  673460.2  9225205  217.1238335  673748  9225205  313.880839  674035.7  9225205  423.3097247  674323.5  9225205  506.7707462  674611.2  9225205  564.2572667  674898.9  9225205  506.3527237  675186.7  9225205  318.4251463  675474.4  9225205  274.4795349  675762.2  9225205  237.589113  676049.9  9225205  203.5040099  676337.6  9225205  172.6275651  676625.4  9225205  155.8651192  676913.1  9225205  146.6401038  677200.9  9225205  133.8311599  677488.6  9225205  111.9915529  677776.4  9225205  80.27288994  678064.1  9225205  46.85218331  678351.8  9225205  24.48966936  678639.6  9225205  19.43685104  678927.3  9225205  18.92081899  679215.1  9225205  17.23513916  679502.8  9225205  12.62137381  679790.5  9225205  2.079202517  680078.3  9225205  ‐16.85337529 

(72)

672884.7  9225413  149.7673163  673172.5  9225413  165.137811  673460.2  9225413  228.5432702 

673748  9225413  312.3863978  674035.7  9225413  399.7443207  674323.5  9225413  470.0077493  674611.2  9225413  505.62354  674898.9  9225413  452.8162037  675186.7  9225413  335.0174454  675474.4  9225413  266.354821  675762.2  9225413  216.2378764  676049.9  9225413  168.5534252  676337.6  9225413  117.1191594  676625.4  9225413  98.99723192  676913.1  9225413  88.56537509  677200.9  9225413  67.39572046  677488.6  9225413  35.50727357  677776.4  9225413  ‐6.561226399  678064.1  9225413  ‐47.20199858  678351.8  9225413  ‐58.0321814  678639.6  9225413  ‐48.53094613  678927.3  9225413  ‐41.72224553  679215.1  9225413  ‐40.90423932  679502.8  9225413  ‐45.71718389  679790.5  9225413  ‐57.571295  680078.3  9225413  ‐77.0108909 

680366  9225413  ‐100.7529207  680653.8  9225413  ‐119.9691542  680941.5  9225413  ‐123.3700645  681229.3  9225413  ‐103.2464228  681517  9225413  ‐47.28897495  672597  9225621  162.027397  672884.7  9225621  166.6768626  673172.5  9225621  187.2435243  673460.2  9225621  235.9306869  673748  9225621  301.6096397  674035.7  9225621  368.4254853  674323.5  9225621  419.1946445  674611.2  9225621  434.5782753 

Gambar

Tabel 2.2   Daftar susceptibilitas beberapa mineral (Telford, 1990).
Grafik 4.2 Hasil analisa Second Vertical Derivative sayatan B-B’
Gambar 1.1 Peta lokasi daerah penelitian
Tabel 2.1 Daftar susceptibilitas magnetik dari beberapa batuan (Telford, 1990).
+7

Referensi

Dokumen terkait

dimaksud dalam huruf a, maka Peraturan Bupati Majalengka Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentang Tambahan Penghasilan Berupa Ttrnjangan Transportasi Bagi Pejabat Struktural Di

Disukusi dengan kelompok wanita tani bagaimana bercocok tanam yang baik dan dapat menghasilkan buah atau tanaman yang bagus. Agar para ibu-ibu dapat ,memanfaatkan

Adapun judul dalam penelitian tentang “Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderasi”

Kepulauan Aru pada paket pekerjaan &#34;Pemeliharaan Kantor Bupati Gedung A, B, C dan D&#34; maka sesuai jadwal tahapan pembuktian kualifikasi, saudara diminta hadir dengan

Pancasila merupakan dasar negara dan sekaligus ideologi bahasa, oleh sebab itu nilai1nilai yang tersurat maupun yang tersirat harus dijadikan landasan N tujuan mengelola

seseorang yang baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia, baik yang nyata maupun yang berupa gambaran (imajiner) saja, yang memiliki sejumlah karakteristik

Dalam pengertian yang paling luas, feminis adalah gerakan kaum perempuan untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh

3) Analisis isu-isu strategis, merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan kawasan sebagai kelanjutan dari