• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Irma Sari Muliadi

NIM: 1112103000097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, kasih sayang dan ridho-Nya kepada kita semua. Shalawat serta

salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

karena rahmat dan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan

penelitian dengan judul “Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.”

Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada

yang terhormat:

1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes. selaku dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD

selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 yang selalu

membimbing dan memotivasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

4. dr. Risahmawati, PhD selaku dosen pembimbing I dan dr. Mustika

Anggiane Putri, M.BioMed selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan waktu, tenaga, kesabaran, dan ilmunya untuk selalu

membimbing, memberikan arahan, motivasi dan semangat yang tidak

henti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

5. Ayahanda DR. H. Ahmad Muliadi SH. MH, ibunda Hj. Guswita Dewi SH.

MH, dan adik-adik tersayang Hafiz Iskandar Muliadi dan Syifa Aulia

Muliadi yang selalu memberikan dukungan, motivasi, kritik dan saran

(6)

vi

6. Seluruh Mahasiswa/i FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Seluruh penanggung jawab kuesioner Mutia (KesMas 2013), Ani (PSIK

2012), Feti (PSIK 2013), Ikhda (Farmasi 2012), Haka (Farmasi 2013),

Nelly (Farmasi 2014), Zata, Wahyu, Febi (PSPD 2013), dan Andi (PSPD

2014) terima kasih atas bantuannya untuk menyebarkan kuesioner dengan

sabar sehingga target responden dalam penelitian ini tercapai.

8. Kerabat-kerabat saya Linda Pratiwi Sulaeman, Halimatussadiah, Aqidatul

Islamiyyati, Fitriana Nurharyani Haryono, Hana Qonita, Nindya Permata

Yuswananda yang selalu saya repotkan dalam pembuatan penelitian ini.

9. Teman seperjuangan penelitian, Reni Dwi Parihat, Amelia Rosita,

Khairunnisa’ Dewi Adawiyah, dan Melia Fatrani Rufaidah yang telah berjuang bersama dan membantu di dalam menyusun penelitian ini.

10.Teman sejawat pendidikan dokter angkatan 2012 yang telah memberikan

dukungan.

Laporan penelitian ini kemungkinan besar masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk dapat memperbaiki

laporan penelitian ini menjadi yang lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi yang membaca dan masyarakat. Segala bentuk bantuan dan

kebaikan yang telah dilakukan demi selesainya laporan penelitian ini, semoga

mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 22 Oktober 2015

(7)

vii ABSTRAK

Irma Sari Muliadi. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan seseorang atau masyarakat.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengetahuan, sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada mahasiwa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

Metode Penelitian: penelitian ini analitik observasional yang menggunakan desain cross sectional dengan 100 responden berdasarkan cluster sampling.

Responden mengisi kuesioner dengan menggunakan google drive. Hasil Penelitian: Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 memiliki pengetahuan dan sikap yang baik hingga sedang terhadap PHBS.

Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan (p-value = 0,405)

dan sikap (p-value = 1,000) dengan PHBS.

Kata kunci: PHBS, Pengetahuan, Sikap, Mahasiswa FKIK

ABSTRACT

(8)

viii

Keywords: clean and healthy behavior (PHBS), knowledge, attitude, Medicine and Health Sciences (FKIK) undergraduate students.

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Hipotesis ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Umum ... 5

1.4.2 Tujuan Khusus ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengetahuan ... 6

2.1.2 Sikap ... 7

(9)

ix

2.1.3.1 Pengertian PHBS ... 9

2.1.3.2 Tujuan dan Sasaran PHBS ... 9

2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi PHBS ... 11

2.1.3.4 Manajemen PHBS ... 11

2.1.3.5 Indikator PHBS ... 12

2.1.4 Penyediaan Air Bersih ... 12

2.1.4.1 Air Dalam Kehidupan ... 12

2.1.4.2 Sumber-Sumber Air Bersih ... 13

2.1.4.3 Syarat-Syarat Air bersih ... 14

2.1.4.4 Menggunakan Air Bersih ... 14

2.1.5 Pembuangan Kotoran Manusia ... 15

2.1.5.2 Persyaratan Jamban ... 15

2.1.6 Cuci Tangan ... 16

2.1.6.1 langkah-Langkah Mencuci Tangan Dengan Benar ... 16

2.1.7 Membuang Sampah Pada Tempatnya ... 17

2.1.7.1 Pengelolaan sampah ... 17

2.1.8 Tidak Merokok Di Tempat Umum ... 18

2.1.9 Tidak Meludah Sembarangan ... 19

2.2 Kerangka Teori ... 20

2.3 Kerangka Konsep... 21

2.4 Definisi Operasional ... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

3.3.1 Populasi ... 22

3.3.2 Kriteria Sampel ... 22

3.3.3 Pemilihan sampel ... 22

3.3.4 Besar Sampel ... 23

(10)

x

3.4.1 Tahapan pembuatan kuesioner secara mandiri ... 25

3.5 Manajemen data ... 25

3.5.1 Pengumpulan data ... 25

3.5.2 Instrumen penelitian ... 25

3.5.3 Uji validasi ... 25

3.5.4 Pengolahan data ... 26

3.5.5 Analisis Statistik ... 26

3.5.4.1 Analisis Univariat ... 27

3.5.4.2 Analisis Bivariat ... 27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis univariat ... 28

4.1.1 Gambaran karakteristik responden ... 28

4.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat ... 29

4.2 Analisis bivariat ... 30

4.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ... 30

4.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat ... 31

4.3 Pembahasan ... 32

4.3.1 Analisis univariat... 32

4.3.1.1 Gambaran karakteristik responden ... 32

4.3.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada responden.. ... 32

4.3.2 Analisis bivariat... 32

4.3.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ... 32

4.3.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat ... 33

4.4 Kelebihan penelitian ... 34

4.5 Keterbatasan penelitian ... 34

(11)

xi

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik responden ... 28

Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat

pada responden ... 29

Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ... 30

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran kuesioner ... 39

Lampiran 2 Hasil uji statistik ... 47

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.(1) Dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 disebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan mengingkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.(1)

Berdasarkan teori Blum (1947) menyatakan kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu faktor lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan. Dari faktor-faktor tersebut faktor perilaku merupakan faktor yang sukar diubah, karena perilaku merupakan faktor yang kompleks dan mempunyai bentangan yang luas sehingga dapat mempengaruhi individu, kelompok, atau masyarakat.(2,3) Sedangkan menurut penelitian Green (2000) perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor predisposisi diantaranya pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, nilai, dan demografi, faktor kemungkinan terdiri dari ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan pelayanan kesehatan, dan keterpaparan informasi dan yang terakhir faktor pendorong terdiri dari dukungan keluarga, idola, para guru, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan pembuat kebijakan.(4)

(15)

yang dipengaruhi banyak faktor. Paradigma sehat yang ditetapkan oleh visi Indonesia Sehat 2010, terdiri dari tiga pilar yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.(3)

Bentuk konkrit perilaku sehat adalah perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35%), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).(3)

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah keadaan dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan PHBS di rumah tangga dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik, serta mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat.(3)

Dari buku penuntun hidup sehat (2010) lebih dari separuh jenis penyakit dan kematian pada anak dan balita disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam mulut melalui makanan, air, dan tangan yang kotor. Buruknya kebersihan seseorang dan kesehatan lingkungan termasuk persediaan air bersih mengakibatkan 88% kematian anak di seluruh dunia disebabkan karena terkena diare. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan kesehatan lingkungan dengan cara buang air besar di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah buang air besar, membersihkan tinja anak, sebelum memberikan makan anak atau menyentuh makanan. (5)

(16)

Riset kesehatan dasar (Riskesdas) (2007) melaporkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktikkan PHBS baru mencapai 38,7%. Namun secara nasional penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik pada tahun 2011 hanya 55% dan diharapkan mencapai 70% pada tahun 2014.(2)(3)(6) Hasil Riskesdas juga melaporkan kasus diare masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan angka morbiditas diare mencapai 423 per 1.000 penduduk; demam tifoid juga masih cukup tinggi yaitu 1,6% atau sekitar 600 ribu – 1,5 juta kasus setiap tahunnya dan menempati urutan 15 dari penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia.(7)

Dengan kondisi ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan SDM yang sehat fisik, mental, dan sosial dengan mempunyai produktivitas yang optimal diperlukan upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus-menerus yang dimulai sejak kandungan, balita, usia sekolah sampai dengan usia lanjut. Dengna sering hal tersebut dapat meningkatkan kualitas kesehatan yang berpengaruh juga terhadap kualitas SDM.(10)

Institusi pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi merupakan masyarakat ilmiah yang mampu membentuk masyarakat yang jujur dan cerdas (Santoso, 2005). Calon tenaga kesehatan yang masih mempelajari ilmu di institusi atau sekolah-sekolah kesehatan, diharapkan memiliki sikap yang positif terhadap kesehatan khususnya PHBS, sehingga dapat mengimplementasikan PHBS dalam kehidupan sehari-hari serta dapat mempromosikan PHBS kepada masyarakat.(8)(9)

Penelitian tentang sikap terhadap PHBS pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri Kupang (STIKes CHM-K) (2010) yang dilakukan oleh Seni Susanti Sina, dkk melaporkan 88,7% dari 346 mahasiswa STIKes CHM-K menunjukkan sikap positif tentang PHBS dan 11,3% mahasiswa menunjukan sikap negatif tentang gaya hidup.(8)

(17)

responden yang memiliki sikap kurang baik terhadap PHBS dan 55,0% memiliki tingkat perilaku yang kurang baik. Hasil analisis secara statistik menunjukan ada hubungan pengetahuan dengan PHBS (p-value = 0,003) dan hubungan antara sikap dengan PHBS (p-value = 0,001).(10)

Peneliti juga mengamati lingkungan di Kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih belum menjalankan program perilaku hidup bersih dan sehat, karena masih ada beberapa tempat yang masih jauh dari bersih contohnya kamar mandi mahasiswa dari lantai 1 sampai lantai 5 masih kotor, jorok, dan berbau tidak sedap yang dapat mengganggu kesehatan seseorang jika setiap hari merasakannya. Dengan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MAHASISWA FKIK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiamana pengetahuan, sikap, perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

2. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

3. Apakah terdapat hubungan antara sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015?

1.3 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

(18)

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan, sikap, perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

2. Mengetahui hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Subjek Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang valid tentang pengetahuan, sikap, perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK Universias Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

2. Bagi Institusi

Memberikan informasi kesehatan terutama pada mahasiswa FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dan sebagai gambaran untuk mahasiswa FKIK agar lebih baik kedepannya dalam masalah kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Bagi Peneliti

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut pada manusia adalah indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.(9)

Tingkatan pengetahuan terdiri dari 6, yakni :(9)

1) Tahu, adalah kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pula me-recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.

2) Memahami, suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi, adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi yang nyata.

4) Analisis, adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu sama lain.

5) Sintesis, adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi, adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek.

Untuk membentuk tindakan atau perilaku maka seseorang mengadopsi suatu perilaku baru dalam diri seseorang tersebut yang akan mengakibatkan terjadinya suatu proses, sebagai berikut:(9)

1) Kesadaran (Awareness) dimana individu tersebut menyadari dan mengetahui adanya stimulus.

(20)

3) Menilai (Evaluation) dimana individu sudah mulai menimbang-nimbang baik buruknya stimulus tersebut terhadap dririnya. Pada proses ketiga ini individu sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.

4) Mencoba (Trial) dimana individu sudah mulai mencoba perilaku baru tersebut. 5) Adaptasi (Adaptation) dimana individu tersebut telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus yang didapatnya.

Adapun untuk faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmojo (2010), yakni :(9)

1) Pendidikan, merupakan tempat untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsungnya seumur hidup. 2) Pengalaman, memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta

pengalaman belajar selama bekerja. Dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara alamiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keseahatan.

3) Umur, semakin tua semakin bijaksana dan semakin banyak informasi yang dijumpai serta semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

4) Sumber informasi, terdiri dari dokumen resmi dan tidak resmi, primer, kepustakaan, elektronik, media, dan sumber-sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan.

2.1.2 Sikap

(21)

Tingkatan dari sikap sebagai berikut :(9,11)

1) Menerima, bahwa individu mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2) Merespon, bahwa individu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3) Menghargai, bahwa individu mengajak individu lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan terhadap suatu masalah.

4) Bertanggung jawab, individu atas segala sesuatu yang telah dipilih individu tersebut dengan segala risiko.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut penelitian yang dilakukan oleh Notoatmojo (2010) dan Azwar (2005) adalah :(9,11)

1) Pengalaman pribadi, untuk dasar pembentukan sikap maka pengalaman tersebut harus meninggalkan kesan yang kuat sehingga akan terbentuk dan ditambah dengan faktor emosional serta penghayatan akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2) Kebudayaan, dapat menekankan pengaruh lingkungan dalam membentuk kepribadian seseorang.

3) Individu lain yang dianggap penting karena kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan individu yang dianggap penting tersebut.

4) Media massa, merupakan sarana komunikasi yang dapat mempengaruhi dalam pembentukkan opini dan kepercayaan individu. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

(22)

6) Emosi dalam diri, merupakan sikap dari penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Namun ini bersifat sementara karena didasari dengan faktor emosional adalah prasangka.

2.1.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.1.3.1 Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman pembelajaran atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi yang dapat memberikan informasi serta melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).(9,13)

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran (2013), PHBS adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS. Ada lima program dalam PHBS yaitu, KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana Sehat atau Asuransi Kesehatan atau JPKM.(3)

2.1.3.2 Tujuan dan Sasaran PHBS

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan persen aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.(3,13)

Sasaran PHBS yaitu tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan institusi kesehatan. Tatanan rumah tangga sangat berpengaruh pada tatanan lain, begitupun sebaliknya.(6,14) Berikut ini adalah sebagian penjabaran mengenai sasaran PHBS:

2.1.3.2.1 PHBS di Rumah Tangga

(23)

Mencakup persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolahan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.(6)

2.1.3.2.2 PHBS di Institusi Pendidikan

Perilaku hidup bersih dan sehat di intitusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, pedepokan, dan lain-lain), harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan intitusi pendidikan Ber-PHBS. Cakupannya terdiri atas mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarangan tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.(6)

2.1.3.2.3 PHBS di Tempat Kerja

Perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja (kantor, pabrik, dan lain-lain), harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja Ber-PHBS. Cakupannya terdiri atas mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarangan tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.(6)

2.1.3.2.4 PHBS di Tempat Umum

(24)

2.1.3.2.5 PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Perilaku hidup bersih dan sehat di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain), harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS. Cakupannya terdiri dari mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik namuk dan lain-lain.(6)

2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi PHBS

Menurut Dachroni (2002) faktor yang mempengaruhi PHBS sebagai berikut :(15)

1) Faktor Internal

Merupakan sifat-sifat diturunkan dari orang tuanya atau neneknya. Sedangkan faktor internal lainnya adalah motif. Motif timbul karena adanya dorongan yang dilandasi oleh adanya kebutuhan.

2) Faktor Eksternal

Merupakan faktor dari individu tersebut ditambah juga dengan faktor lingkungan.

2.1.3.4 Manajemen PHBS

Menurut Departemen kesehatan Republik Indonesia (2002) manajemen PHBS merupakan penerapan keempat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan sebagai berikut :(16)

1. Kualitas hidup

Merupakan sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan, dimana membuat kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup adalah derajat kesehatan. Karena semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.

2. Derajat kesehatan

(25)

3. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari faktor fisik, biologis, dan sosial budaya yang langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

4. Faktor perilaku dan gaya hidup

Suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang terhadap lingkungannya. Faktor perilaku terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaan yang mengikuti trend berlaku dalam kelompok sebayanya ataupun hanya untuk meniru dari tokoh idolanya.

2.1.3.5 Indikator PHBS

Indikator merupakan alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.(3) Adanya indikator dalam PHBS untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana sehingga menghasilkan dampak yang diharapkan.(3)

Persyaratan indikator: sahih, obyektif, sensitif, dan spesifik. Sifat indikator: tunggal dan jamak. Jenis-jenis indikator: input, proses, output atau outcome.(3)

2.1.4 Penyediaan Air Bersih

2.1.4.1 Air Dalam Kehidupan

Air merupakah salah satu zat penting. Sekitar tiga per empat tubuh terdiri dari air. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervarias antara bagian-bagian tubuh seseorang.(17)

Air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga di gunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.(17)

(26)

bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.(17)

2.1.4.2 Sumber-Sumber Air Bersih

Air di permukaan bumi dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut Chandra (2007) air di bagi berdasarkan letak yakni air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah.(17)

1) Air Angkasa (Hujan): Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cederung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran tersebut disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas yang terdiri dari karbondioksida, nitrogen, dan amonia.

2) Air Permukaan: Air permukaan merupakan sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah mutu atau kualitas baku, jumlah atau kuantitas, dan kontinuitas. Tetapi di bandingkan dengan sumber air lainnya air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain.

Sumber-sumber air permukaan antara lain sungai, selokan, rawa, parit, bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat dipakai sebagai sumber air di kota-kota besar karena air tersebut sebelumnya sudah di bendung oleh alam dan jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar sehingga tidak membutuhkan purifikasi bakterial.

3) Air Tanah: Ground water berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi lalu mengalami penyaringan atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses fertilisasi secara alamiah. Dengan proses-proses alami air tanah lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

Kelebihan air tanah pertama, bebas kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Kedua, persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.

(27)

2.1.4.3 Syarat-Syarat Air Bersih

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Menurut Kusnaedi (2004) syarat-syarat kualitas air bersih antara lain(18):

1. Syarat Fisik: Persyaratan fisik untuk air bersih: airnya jernih tidak keruh, tidak berwarna, rasanya tawar, tidak berbau, suhunya normal (20 – 260C), tidak mengandung zat padatan.

2. Syarat Kimia: Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia antara lain pH netral, tidak mengandung zat kimia beracun, tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam, kesadahan rendah, tidak mengandung bahan kimia anorganik.

3. Syarat Biologis: Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang telah mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004). Berdasarkan PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX1990, persyaratan bakteriologis air bersih adalah dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperoleh adalah 50.

2.1.4.4 Menggunakan Air Bersih

Penyakit diare merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan dan air yang tercemar oleh bakteri patogen. Keluarga dapat mengurangi risiko diare dengan menggunakan air bersih yang tersedia dan melindunginya dari kontaminasi baik dari sumbernya maupun di rumah. Sumber air bersih yang memenuhi syarat adalah paling sedikit jaraknya 10 meter dari sumber pencemar seperti penampungan air kotor, tempat pembuangan sampah, jamban atau kakus.(18)

Menurut Depkes RI (2007) kegiatan yang dapat dilakukan keluarga dalam menggunakan air bersih adalah(20)

1. Mengambil air dari sumber air yang bersih

2. Menempatkan air di tempat penampungan air bersih

3. Wadah penyimpanan air harus tertutup dan sering dibersihkan 4. Pengambilan air menggunakan gayung yang bersih

(28)

6. Menggunakan alat-alat minum yang bersih

2.1.5 Pembuangan Kotoran Manusia

Jamban atau kakus adalah tempat pembuaangan kotoran manusia berupa tinja dan air seni. Kotoran manusia merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.(2,9)

Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan dapat mengkontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan contohya tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan sebagainya.(17,19)

Untuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik serta pembuangan kotoran harus di jaman yang sehat.(19)

2.1.5.1 Persyaratan Jamban

Menurut Notoatmodjo (2007) jamban yang sehat untuk membuang kotoran haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan diantaranya sebagai berikut :(2,9)

1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut 2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya

4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-binatang lainnya

5. Tidak menimbulkan bau

6. Mudah digunakan dan dipelihara 7. Sederhana desainnya

8. Murah

9. Dapat diterima oleh pemakainya

Menurut Depkes RI (2007) jamban yang memenuhi syarat adalah(20) 1. Kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air tanah dan air permukaan 2. Cukup terang

(29)

4. Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap 5. Cukup lobang angin

6. Tidak menimbulkan kecelakaan

2.1.6 Cuci Tangan

Menurut Depkes RI (2009) cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air yang mengalir dan sabun untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah upaya pencegahan penyakit.(21,23)

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan: sebelum makan, sesudah membersihkan buang air besar anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum memegang bayi, sesudah buang air besar, setelah bermain di tanah, lumpur, atau tempat kotor, dan setelah bersin atau batuk.(21,23)

Manfaat mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah tangan menjadi bersih dan bebas kuman serta mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit kulit, influenza, dan flu burung.(21,23)

2.1.6.1 Langkah-Langkah Mencuci Tangan Dengan Benar(21)

1. Membasahi tangan dengan air dibawah keran air atau air mengalir. 2. Mengambil sabun secukupnya untuk seluruh tangan.

3. Menggosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari jemari.

4. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Lakukan sebaliknya.

5. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.

6. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

(30)

8. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

9. Membersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

10.Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan keran air, tutup keran air dengan tissue.

2.1.7 Membuang Sampah Pada Tempatnya

Sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering. Sampah sejenis ini disebut sampah organik dan tidak membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu disebut jenis sampah anorganik.(23)(24) Sampah yang tidak membusuk ini bisa diolah atau digunakan kembali, sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan dan masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.(22,23)

Sampah yang tidak dikelola dengan baik dan benar sangat disuka binatang-binatang seperti lalat, kecoa, tikus, dan anjing. Dari binatang-binatang-binatang-binatang ini akan timbul banyak penyakit seperti demam berdarah, disentri, typus, dan sebagainya.(22) Akibat buang sampah sembarangan dapat menimbulkan air tergenang dan becek, sehingga menjadi sumber penyakit, banjir, dan pencemaran lingkungan.(23)

2.1.7.1 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pembagian sampah berupa, sampah organik mudah membusuk (garbage), sampah organik tak membusuk (rubbish), sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes), sampah bangkal binatang (dead animal), sampah sapuan jalan (street sweeping), dan sampah buangan sisa konstruksi (demolitian waste).(22,23)

(31)

1. Reduce: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri.

2. Reuse: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara menggunakan kembali sampah yang ada untuk keperluan yang sama atau fungsinya yang sama.

3. Recyle: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara pemanfaatan limbah melalui pengelolahan fisik atau kimia untuk menghasilkan produk yang sama atau produk yang lain.

2.1.8 Tidak Merokok Di Tempat Umum

Pengendalian asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan antara perokok aktif maupun perokok aktif sangat penting dilaksanakan. Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah menjadi perhatian dunia, karena dari data WHO (2004) melaporkan sudah mencapai 5 juta kasus kematian setiap tahunnya dan 70% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India.(24)

Masalah merokok masih menjadi masalah nasional yang perlu secara terus menerus diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalah dalam kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial, politik, utamanya aspek kesehatan.(24)

Menurut pedoman kawasan merokok diperkirakan lebih dari 40,3 juta anak tinggal bersama dengan perokok dan terpapar pada asap rokok di lingkungannya. Maka anak tersebut dikatakan sebagai perokok pasif. Salah satu faktor yang ditimbulkan oleh Asap rokok terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga tengah, asma, kelambatan pertumbuhan paru.(24)

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau.(24)

(32)

1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara.(24)

Tujuan penetapan KTR adalah menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas kerja yang optimal, mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap rokok, menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula, serta mewujudkan generasi muda yang sehat.(24)

Sarana KTR adalah di fasilitas pelayanan kesehatan, tempa proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, sarana angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum lain.(24)

2.1.9 Tidak Meludah Sembarangan

Air liur atau ludah atau saliva adalah cairan tubuh yang terdapat di mulut. Sebenarnya cairan ini sangat bermanfaat bagi metabolisme tubuh karena membantu mulut tetap lembap dan membantu pencernaa. Air liur juga berfungsi untuk membersihkan makanan dari lapisan mulut dan membantu menumbuhkan lapisan gigi yang rusak. Namun dalam kondisi tertentu air liur atau ludah juga ternyata bisa menularkan penyakit. Ada beberapa bakteri atau virus penyakit yang hidup di air liur misalnya influenza, batuk, tuberculosis (TBC), herpes, hingga hapatitis B. Adapun cara penularan melalui ludah bisa terjadi secara kontak langsung seperti saat berciuman, saat orang lain meludah, dan melalui udara.(25,26)

Air liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein.

(33)

2.2 Kerangka Teori Ø Tidak merokok di tempat umum

(34)

2.3 Kerangka Konsep

2.4 Definisi Operasional

Variable Definisi Alat ukur dan cara

ukur

terhadap suatu objek

tertentu.

Sikap mahasiswa/i dalam

menanggapi pernyataan

tentang segala aspek yang

mencakup perilaku hidup

bersih dan sehat

Diukur menggunakan

kuesioner yang terdiri

dari 15 pernyataan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban 3. Membuang sampah pada tempatnya

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian adalah pada Maret - Oktober 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah 977 mahasiswa yang merupakan empat program studi yang ada di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Kriteria sample

i. Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

b. Mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2012, 2013, dan 2014 ii. Kriteria Eksklusi

b. Mahasiswa dan mahasiswi yang menolak menjadi reponden

3.3.3 Pemilihan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah jenis probability sampling dengan metode cluster.

(36)

3.3.4 Besar Sampel

Berdasarkan jenis penelitian yang merupakan penelitian kategorikal dan menggunakan teknik simpel random sampling, maka rumus yang digunakan yaitu:

Zα = 1,96 Zβ = 1,28

P1 = 0,72 P2 = 0,91

P = (P1 + P2)/2 = 0,815 Q = 1 – P = 0,185

Q1 = 1 – P1 = 0,28 Q2 = 1 – P2 = 0,09

Keterangan:

Zα = Deviat baku normal untuk α Zβ = Deviat baku normal untuk β α = Tingkat kemaknaan sebesar 5% β = Power penelitian sebesar 90%

= (z

α 2PQ+ zβ P1Q1+P2Q2)!

(P1−P2)!

=(1,

96 2 x 0,815 x 0,185+ 1,28 0,72 x 0,28 +(0,91 x 0,09)!

(0,720,91)!

= 85,59544612

(37)

3.4 Cara Kerja Penelitian Buat kuesioner di Google drive: https://docs.google.com/forms/d/ 1BsdaIH

(38)

3.4.1 Tahapan pembuatan kuesioner secara mandiri

3.5 Manajemen Data

3.5.1 Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada semua responden melalui google drive. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan yang telah dijawab oleh responden berdasarkan pengetahuan dan sikap yang meraka ketahui. Data yang sudah dijawab oleh responden akan masuk ke gmail pribadi peneliti.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat dari penelitian ini adalah sejumlah kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berisi:

a. Enam belas pertanyaan tentang pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

b. Lima belas pernyataan tentang sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat c. Empat belas pernyataan tentang perilaku terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat

3.5.3 Uji validitas

Uji validitas kuesioner pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur sebelum dilakukannya pengambilan data sehingga kuesioner tersebut memiliki kualitas yang baik. Hasil dari uji validitas adalah menentukan mana item kuesioner yang

Revisi kuesioner 1 Mengetahui tentang PHBS

Membuat pertanyaan dengan referensi dan pedoman PHBS

Jadi kuesioner 1 validasi

Evaluasi kuesioner 1 Kuesioner final Mencari dan membaca

(39)

valid dan kurang valid. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah alat ukur yang digunakan dapat konsisten di semua responden.

Uji validitas dilakukan pada 49 mahasiswa program studi pendidikan dokter FKIK angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari jumlah total didapatkan jumlah perempuan sebanyak 37 orang dan laki-laki sebanyak 13 orang dengan rata-rata usia yaitu usia 20 tahun. Dengan sebelumnya juga sudah di ujikan pada mahasiswa program studi kesehatan masyarakat FKIK angkatan 2013 di Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan 30 mahasiswa.

Suatu item dikatakan valid baik ketika hasil Pearson Correlation lebih besar dari koefisien kolerasi sederhana (tabel r). Tabel r yang digunakan pada pengujian ini adalah 0,281 karena N=49 dengan tingkat signifikan 5%.

Dari hasil uji validasi pada item kuesioner yang ditanyakan khusus pada penelitian ini, didapatkan beberapa item yang validitasnya kurang, yaitu item pengetahuan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, item sikap nomor 1, 6, 7, 13, dan item perilaku nomor 8, 13, 14. Hal tersebut bisa dikarenakan pertanyaan yang dibuat sulit di mengerti oleh responden sehingga berpengaruh kepada jawaban responden atau jawaban dari responden yang kurang bervariasi. Hasil yang validitasnya kurang valid dilakukan modifikasi kembali yang dibantu oleh ahli.

3.5.4 Pengolahan Data

Kuesioner penelitian yang sudah diisi oleh mahasiswa/i FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikumpulkan menjadi satu. Data yang sudah terkumpul dari responden diperiksa terlebih dahulu. Setelah diperiksa dilakukan penyaringan berdasarkan kriteria penelitian untuk jawaban kuesioner. Selanjutnya, data yang sudah diberikan penilaian diinput kedalam komputer dan dilakukan pembersihan data dari berbagai macam perancu dan kesalahan. Setelah data sudah benar-benar bersih dilakukan analisis dan pengolahan data menggunakan program computer software SPSS for windowsversion 22.0.

3.5.5 Analisis Statistik

(40)

dikarenakan data berskala pengukuran kategorikal. Uji statistik yang dilakukan adalah Chi-Square.

3.5.5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel independen dan variabel dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.5.5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi-square

untuk hipotesis kategorik tidak berpasangan.

Syarat uji Chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Bila syarat uji Chi-square tidak terpenuhi maka akan digunakan uji Fisher untuk tabel 2 x 2.

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat

Variabel – variabel yang terdapat pada penelitian ini terlebih dahulu dideskripsikan dengan analisis univariat yang hasilnya nanti memberikan gambaran umum mengenai responden.

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, dan karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, dan program studi, angkatan. Sedangkan variabel terikat adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penelitian ini dilakukan pada 100 responden dan jumlah tersebut sudah memenuhi batas minimal sampel untuk penelitian ini yaitu 86 responden.

4.1.1 Gambaran Karakteristik responden

Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, program studi, dan angkatan.

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik responden (N=100)

Variabel Kategori N %

Jenis kelamin Laki-laki 11 11,0

Perempuan 89 89,0

Program Studi Kesehatan Masyarakat 30 30,0

Ilmu Keperawatan 20 20,0

Farmasi 30 30,0

Pendidikan Dokter 20 20,0

Angkatan 2012 20 20,0

2013 60 60,0

(42)

Dalam tabel 4.1 didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 11 responden (11,0%) dengan lebih banyak pada jenis kelamin perempuan sebesar 89 responden (89,0%).

Program studi responden yang terbagi menjadi empat kelompok yaitu Kesehatan Masyarakat sebanyak 30 responden (30,0%), Ilmu Keperawatan sebanyak 20 responden (20,0%), Farmasi sebanyak 30 responden (30,0%), dan Pendidikan Dokter sebanyak 20 responden (20,0%).

Pada tabel 4.1 angkatan yang diambil untuk menjadi responden adalah angkatan 2012 sebanyak 20 responden (20,0%), angkatan 2013 sebanyak 60 responden (60,0%), dan angkatan 2014 sebanyak 20 responden (20,0%).

4.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan

sehat pada responden

Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada responden (N=100)

Variabel Kategori N %

Pengetahuan Baik 58 58,0

Sedang 38 38,0

Rendah 4 4,0

Sikap Baik 99 99,0

Buruk 1 1,0

Perilaku Baik 21 21,0

Sedang 67 67,0

Buruk 12 12,0

(43)

Pada variabel sikap mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang mempunyai sikap baik sebanyak 99 responden (99,0 %) dan sikap buruk sebanyak 1 responden (1,0 %).

Pada perilaku hidup bersih dan sehat didapatkan perilaku baik sebanyak 21 responden (21,0%), perilaku sedang sebanyak 67 responden (67,0%), dan perilaku buruk sebanyak 12 responden (12,0%).

4.2 Analisis Bivariat

4.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

Pengetahuan memiliki pengetahuan rendah terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 3,0%. Sedangkan yang memiliki pengetahuan baik hingga sedang terhadap PHBS yang buruk adalah 11,0% dan pengetahuan rendah terhadap PHBS yang buruk adalah 1,0%.

(44)

4.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat

Tabel 4.4 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat

Sikap

Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS)

Total

Baik-Sedang

Buruk

N % N % N %

Baik 87 87,0 12 12,0 99 99,0

Buruk 1 1,0 0 0 1 1,0

Total 88 88,0 12 12,0 100 100,0

p-value = 1,000

Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa yang memiliki sikap baik terhadap PBHS baik hingga sedang adalah 87,0% dan sikap buruk terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 1,0%. Sedangkan sikap baik terhadap PHBS yang buruk adalah 12% dan sikap buruk terhadap PHBS buruk adalah 0%.

(45)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Analisis Univariat

4.3.1.1 Gambaran karakteristik responden

Pada tabel 4.1 sebaran karakteristik responden dengan variabel jenis kelamin didapatkan 89% jenis kelamin perempuan, yakni lebih banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan banyaknya responden perempuan yang mengisi kuesioner dan salah satu program studi yaitu ilmu keperawatan.

Pada tabel 4.1 sebaran karakteristik responden dengan variable angkatan didapatkan angkatan 2013 sebanyak 60 responden ini disebabkan hasil randomisasi yang menyatakan angkatan 2013 ada pada setiap program studi dan untuk progran studi Kesehatan Masyarakat seluruh responden adalah mahasiswa/mahasiswi angkatan 2013.

4.3.1.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat

pada responden

Pada tabel 4.2 gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada responden didapatkan hasil variabel pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 58,0%, variabel sikap dengan kategori baik sebanyak 99,0%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa mahasiswa/i FKIK sudah mendapatkan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Hingga berdampak kepada sikap dan perilaku mahasiswa/i terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

4.3.2 Analisis Bivariat

4.3.2.1 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat

(46)

Hasil analisis data pada tabel 4.4 didapatkan nilai p-value = 0,405 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap PHBS.

Hal ini tidak sejalan dengan teori Erfandi pada tahun 2009 yang menyatakan semakin tinggi pendidikan, maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. Karena responden pada penelitian ini memliki pengetahuan yang sama baik secara teori maupun praktek pendidikan, sehingga dimungkinkan tingkat pendidikan tidak terlalu mempengaruhi hasil penelitian.(27)

Dan juga sejalan dengan pernyataan Rogers dalam Sari S. pada tahun 2006 yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.(28)

4.3.2.2 Hubungan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat

Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa yang memiliki sikap baik terhadap PBHS baik hingga sedang adalah 87,0% dan sikap buruk terhadap PHBS baik hingga sedang adalah 1,0%. Sedangkan sikap baik terhadap PHBS yang buruk adalah 12% dan sikap buruk terhadap PHBS buruk adalah 0%.

Hasil analisis data pada tabel 4.5 didapatkan nilai p-value = 1,000 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap PHBS.

(47)

4.3 Kelebihan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembuatan kuesioner dalam penelitian ini dilakukan secara mandiri yang dibantu oleh pakar. Penyebaran kuesioner dimasukan kedalam software yaitu

google drive yang dapat diisi dengan online melalui alat elektronik berupa alat komunikasi, laptop, atau tablet.

4.4 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan kuesioner, sehingga data yang didapatkan dari kuesioner adalah subjektif.

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 memiliki pengetahuan dan sikap yang sedang hingga baik terhadap PHBS.

2. Terdapat hubungan yang tidak bermakna (p-value = 0,405) antara pengetahuan dan PHBS

3. Terdapat hubungan yang tidak bermakna (p-value = 1,000) antara sikap dan PHBS

5.2 SARAN

1. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan kembali dengan sasaran yang berbeda dan jumlah sampel yang ditambahkan sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap PHBS pada mahasiswa.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Presiden Republik Indonesia.

2. Notoatmojo, S. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rienika Cipta; 2007

3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Surakarta: Bagian Field Lab; 2013

4. Green, L. Kreutzer, M. Health Promoting Planning an Educational and Environmental Approach. 2nd Edition. Mayfield Publishing; 2000

5. UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, dan The World Bank. Penuntun Hidup Sehat. Jakarta: UNICEF Indonesia, 2010 6. PEMENKES RI. No.2269/MENKES/PER/XI/2011. Pedoman Pembinaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). KEMNKES RI Tahun 2011. 7. Riset Kesehatan Dasar. Laporan Hasil Riset Kesehaan Dasar

(RISKESDAS) Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2008

8. Seni, S.S, Mariana, D.C.L, Ribka, L. Sikap Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Mahasiswa STIKES Citra Husada Mandiri Kupang Tahun 2010. Kupang: MKM Vol. 05 No. 1. 01 Desember 2010; 2010 9. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka

Cipta; 2010

10.Kusmayadi, D.D. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Penjamah Makanan dan Minuman (Pekerja Kantin) Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Kantin UPN ‘Veteran’Jakarta Tahun 2011. [skirpsi]. Jakarta: Perpustakaan UPNVJ; 2011

11.Azwar, S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi II. Yogyakarta: pustaka Pelajar; 2005

(50)

13.Adri D.S. Perbandingan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Murid Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah Dasar Yang Memiliki dan Yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Kecamatan Medan Baru Tahun 2013 [skripsi]. Sematera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara; 2013

14.Albar. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Untuk Petugas Puskesmas. Sumatera Utara: Dinas Kesehatan Profinsi Sumatera Utara; 2003

15.Dachroni. Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Tempat-Tempat Umum. Sumatera Utara: Dinas Kesehatan; 2002

16.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota sehat. Jakarta: Depkes RI; 2002

17.Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2007 18.Kusnaedi. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum.

Jakarta: Puspa Swara; 2004

19.Lely, H.S. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Tahun 2011 [Skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2011

20.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Depkes RI; 2007

21.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Jakarta: Depkes RI; 2009

22.Politeknik Kesehatan KEMENKES Makassar. Makalah Promsi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Keperawatn Gigi Makassar. Makassar; 2014/2015

(51)

24.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010

25.Futuready Kesehatan. Bahaya Meludah Sembarangan [Internet]. [diakses pada September 2015]. Tersedia pada:

https://www.futuready.com/artikel/kesehatan/bahaya-meludah-sembarangan

26.Sherwood, L. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. BAB Sistem Saluran Pencernaan. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011

27.Denti, A.B. Tingkat Pengetauan Remaja Tentanng Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Pelajar Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakarta Tahun 2014. [Skripsi]. Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada; 2014

(52)

Lampiran 1

Hasil Uji Statistik

ANALISIS UNIVARIAT

4. Sebaran karakteristik responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 11 11,0 11,0 11,0

2 89 89,0 89,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

ProgramStudi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 30 30,0 30,0 30,0

2 20 20,0 20,0 50,0

3 30 30,0 30,0 80,0

4 20 20,0 20,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

angkatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 20 20,0 20,0 20,0

2 60 60,0 60,0 80,0

3 20 20,0 20,0 100,0

(53)

5. Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat pada

responden

Pengetahuan koding

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 58 58,0 58,0 58,0

sedang 38 38,0 38,0 96,0

rendah 4 4,0 4,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sikap koding

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 99 99,0 99,0 99,0

buruk 1 1,0 1,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Perilaku koding

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 21 21,0 21,0 21,0

sedang 67 67,0 67,0 88,0

buruk 12 12,0 12,0 100,0

(54)

ANALISIS BIVARIAT

3. Hubungan program studi responden dengan perilaku hidup bersih dan

sehat

ProgramStudi * perilaku kod2 Crosstabulation

perilaku kod2

Linear-by-Linear Association 2,044 1 ,153

N of Valid Cases 100

a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

(55)

4. Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat

pengetahuan kod2 * perilaku kod2 Crosstabulation

perilaku kod2

Continuity Correctionb ,001 1 ,975

Likelihood Ratio ,536 1 ,464

Fisher's Exact Test ,405 ,405

Linear-by-Linear Association ,660 1 ,417

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,48.

(56)

sikapkoding * perilaku kod2 Crosstabulation

perilaku kod2

Total baik-sedang buruk

sikapkoding baik Count 87 12 99

Expected Count 87,1 11,9 99,0

% of Total 87,0% 12,0% 99,0%

buruk Count 1 0 1

Expected Count ,9 ,1 1,0

% of Total 1,0% 0,0% 1,0%

Total Count 88 12 100

Expected Count 88,0 12,0 100,0

% of Total 88,0% 12,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square ,138a 1 ,711

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,257 1 ,612

Fisher's Exact Test 1,000 ,880

Linear-by-Linear Association ,136 1 ,712

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12.

(57)

Lampiran 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irma Sari Muliadi. Tempat, tanggal lahir : Medan, 21 Juli 1994.

Alamat : Perum Jaya Ratu Jln. Teratai No. 41, RT/RW 003/011, Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

No. HP : 08111741716

Email : irmamuliadi@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Kartini Medan (1997-1998)

2. TK Soraya Pondok Gede Permai, Bekasi (1998-1999)

3. SDN Wibawa Mukti 03 Bekasi (2000-2001)

4. SDS Angkasa IX Halim Perdana Kusuma

Jakarta Timur (2001-2006)

5. SMPN 81 Jakarta Timur (2006-2009)

Gambar

Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ............. 30
Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebaran
Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan
Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat
+2

Referensi

Dokumen terkait

KEBIMBANGAN KAUM-KAUM BUKAN CINA Persahabatan erat dengan Negara China boleh menimbulkan ketakutan atau sekurang-kurangnya kebimbangan dari kaum-kaum bukan-China kerana

Fenomena pekerja anak bukanlah merupakan merukan hal yang baru di dalam masyarakat. Bisa jadi fenomena ini sudah terjadi sejak pertama kali manusia mengenal

interaktif pengajaran yaitu: ”(1) untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya

Memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang stabil dalam jangka panjang kepada para pemodal yang berpegang pada syariah islam dengan hasil investasi yang bersih dari unsur

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila

PENGARUH KADAR AIR DARI Bill TOMAT YANG DIRADIASI DENG AN SINAR GAMMA TERHADAP KEPEKAAN PERTUMBUHANNYA..

Ada beberapa tips/cara yang dapat dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor yaitu diusahakan untuk memarkirkan kendaraan ditempat yang resmi dan aman, mengamankan barang

Hasil dari analisis data dapat disimpulkan bahwa sari buah jeruk nipis dapat menurunkan kadar kolesterol dan berat badan secara signifikan pada mencit putih jantan, tetapi