PADA BAGIAN AKUNTANSI PELAPORAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Review of Procedures and Implementation SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) In The Accounting And Reporting Section
Government of West Java Province
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh :
MOCHAMAD SYAM HERDIANSYAH
21308037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D) PADA BAGIAN AKUNTANSI PELAPORAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Kegiatan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) ini yaitu untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan semua jenis transaksi pembelanjaan Negara,yaitu: Belanja Modal,Pegawai dan Pembiayaan. Untuk mencairkan dana dari SP2D maka setiap dinas yang membutuhkan harus memenuhi prosedurnya terlebih dahulu mulai dari prosedur pengajuan sampai pada pelaksanaannya.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki yang pada akhirnya metode ini digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti.
Selama proses penelitian berlangsung maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,dari segi prosedur SP2D terletak pada prosesnya yang sudah bagus dan jelas,hal ini mempersulit tindak kecurangan dalam pengajuan SP2D dikarenakan ketatnya proses verifikasi dari masa pengajuan sampai SP2D bisa dicairkan tetapi masih ada kendala yaitu waktu yang sangat panjang untuk melakukan prosesnya dan juga salah dalam pencatatan. Sementara dari pelaksanaan SP2D sendiri pada tahapan pengajuan dokumen sudah baik,selain itu memudahkan bagi Pemerintah Daerah untuk mengawasi setiap kegunaan dan pemanfaatan dana dari SP2D yang sudah dicairkan.
SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) In The Accounting And Reporting Section
Government of West Java Province
Activities SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) that is to do everything that relates to all types of transaction the State, namely: Capital Expenditures, Staff and Financing. To withdraw funds from SP2D then each department must comply with procedures requiring advance starting from the filing procedure to the implementation.
The method used in this research that the author of the descriptive analysis method that aims to create a description, picture of systematic, factual, accurate, on the facts, traits and investigated the relationship between phenomena that ultimately this method is used to find the solution to the problem studied.
During the study concludes that, in terms of SP2D procedure lies in the process that has been nice and clear, it is difficult for fraud in filing due to tight SP2D verification process from the time of filing until SP2D be disbursed but there's still time constraint is very long to perform the process and also one in the recording. While the implementation SP2D alone on the stage of submission of documents have been good, but it makes it easier for local government to oversee every usefulness and utilization of funds already disbursed SP2D.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
limpahan rahmat, ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN
PELAKSANAAN SP2D (SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA) DI
BAGIAN AKUNTANSI PELAPORAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA
BARAT ”
Penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan
ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka
ii
1. Dr.Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini SE.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma III Universitas Komputer Indonesia.
4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
5. Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak , selaku Dosen Wali Kelas AK-5 Angkatan 2008 Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma III
Universitas Komputer Indonesia.
6. Inta Budi Setya Nusa,SE.,M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Dra.Hj.Silviaty M,Si selaku Kepala Bagian di Pemerintah Provinsi Jawa Barat bagian Akuntansi dan Pelaporan.
9. Dindin Mahfudin SE.,M.AK,Ak selaku pembimbing Penelitian serta semua Bapak, Ibu dan Karyawan Pemprov jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
10. Untuk kedua orang tua “Bapak Witarsa dan Ibu Euis Sunengsih” terima kasih atas semua kasih dan sayang, perhatian, dukungan dan do’a yang tiada henti
iii
11. Teman-teman AK-5 angkatan 2008 dan juga teman – teman
se-UNIKOM,juga semua orang yang dikenal penulis terimakasih banyak atas semua doa dan dukungannya.
12. Juga untuk penyemangat setiap saya patah yaitu : Blink 182 ,Angels And Airwaves ,Sum 41 ,Superman Is Dead dan Efek Rumah Kaca . Dan saya
sangat berterimakasih kepada Tom Delonge,Derick Whibley,Bobby Kool dan
juga Cholil Mahmud karena merekalah inspirasi si penulis.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu terima kasih atas semua bantuan selama laporan ini. Sebagai akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
semua yang memerlukan.
Bandung, Juli 2011
Penulis
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Ekonomi adalah kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dalam kehidupan
sehari hari,istilah ekonomi mula – mula berasal dari bahasa Yunani yaitu oikonomia yang berasal dari 2 suku kata yaitu Oikos yang berarti rumah tangga dan Nomos yang berarti aturan. Perubahan kata oikonomia menjadi kata ekonomi
mengandung arti : aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam hal ini pengertian rumah tangga dapat meliputi badan usaha,pemerintahan Negara,dan lainnya yang masih berhubungan. Selanjutnya
ekonomi dapat diartikan sebagai persoalan yang berhubungan dengan daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari,maka dari bahwa persoalan
ekonomi tidak bias dilepaskan dari Pemerintah sebagai pengatur dan pelindung kehidupan ekonomi.
Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat yang didasarkan pada asas desentralisasi atau lebih dikenal dengan
otonomi daerah. Otonomi daerah berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan secara pribadi,peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
2
Reformasi yang dimulai terjadi beberapa tahun yang lalu di negara kita telah merambah hampir keseluruh aspek kehidupan khususnya Ekonomi. Salah satu
aspek yang dominan adalah aspek pemerintah. Aspek yang dimaksudkan disini adalah aspek hubungan pemerintah pusat dan daerah. Pada aspek ini mencuat isu
adanya tuntutan otonomi (hak yang mengatur sendiri) yang lebih luas dan nyata yang harus diberikan kepada pemerintah daerah. Otonomi daerah yang sedang bergulir saat ini sebagai bagian dari adanya reformasi atas kehidupan bangsa. Dan
oleh pemerintah pusat telah ditampung dalam UU No.22/1999 tentang pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu entitas pelaporan yang wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan,kemudian pada bagian akuntansi pelaporan juga harus dapat
menyelenggarakan akuntansi secara tepat dan akurat.
Didalam semua kegiatan diharuskan adanya Sistem Informasi yang baik
dan memberikan nilai tambah terhadap proses produksi,kualitas,manajemen pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Perencanaan ,pengerjaan dan
pengendalian dalam sebuah sub sistem memiliki kaitan yang erat. Untuk melakukan segala sesuatu tentunya pasti ada prosedurnya yang artinya suatu
Untuk mencairkan dana dari SP2D maka dinas yang membutuhkan harus memenuhi prosedur terlebih dahulu mulai dari prosedur pengajuan SPP (Surat
Permintaan Pembayaran), SPM (Surat Perintah Membayar), dan sampai pada pelaksanaannya.
SP2D sendiri mempunyai berbagai cara pengujian apakah SP2D itu benar-benar akan digunakan sebagai anggaran belanja atau tidak sama sekali, maka di sinilah BUD di daerahnya masing – masing harus betul-betul mengorek kebenaran
dan keabsahan para pemimpin/pejabat Dinas yang mengirim/menagih SPM ke BUD. SP2D sendiri dapat diterbitkan jika :
1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran yang tersedia.
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Selain itu untuk pencairan SP2D ada juga waktu pelaksanaannya,yaitu : 1. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima.
2. Apabila ditolak ,dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterimanya SPM. Di dalam pelaksanaannya para pegawai sering mendapatkan masalah dan pada ujungnya penginputan data pun tidak berjalan dengan lancar di karenakan
terjadinya kerusakan pada sistem yang di pakai atau juga bisa terjadi akibat keterlambatan dari proses SP2D itu sendiri.
4
Terdapat fenomena di dalam pelaksanaan SP2D yaitu,tidak semua SP2D dapat dicairkan karena adanya masalah di dalam hal ini,yaitu setiap SP2D yang
sudah terbit belum tentu bisa dicairkan karena adanya suatu kendala atau karena juga kegiatannya dirasa tidak perlu dan tidak terlalu penting untuk kelangsungan
dinas tersebut,ataupun misalnya untuk pembelian barang yang mengalami kenaikan harga,di sini pemerintah daerah lebih baik membatalkan semua kegiatan tersebut dari pada harus mencairkan SP2D untuk sesuatu hal yang tidak maksimal
manfaat dan kualitasnya,hal ini sering terjadi terutama pada akhir tahun yaitu pada tanggal 31 Desember,disamping itu semua keterlambatan dalam penanganan
proses pencairan dana juga sering terjadi dan mengakibatkan kesalah pahaman di akhir pelaporan nanti. .(sumber:Pemprov Jabar Tahun 2010)
Kemudian selain itu juga sering terjadi salah pencatatan,hal ini bisa dilihat
dari contoh di bawah ini :
Di lembaran Surat Perintah Membayar (SPM):
No. Rekening Uraian
1.14.01.00.00.5.1.1.01.02 Tunjangan Anak
Tetapi di Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) tertulis :
No. Rekening Uraian
1.14.01.00.00.5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan
melapor dan merubah SP2D ini kepada Kepala Bagian Bendahara di Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang nantinya akan diperbaiki dengan Nota Dinas.Nota Dinas
itu sendiri adalah surat pembetulan nomor rekening yang salah di dalam SP2D. Setelah pengguna anggaran melapor kepada Kabag Bendahara Pusat maka
Kabag Bendahara Pusat akan memperbaiki kesalahan pencatatan tersebut,hal ini lah yang dinamakan dengan Nota Dinas.
Di lembaran SPM dan SP2D di keduanya harus sama dan sesuai dengan
No.Rekening maupun Uraiannnya,karena kalau tidak sama akan menimbulkan rekonsiliasi dan pelaporan yang tidak sesuai dengan pengajuan yang di ajukan
sebelumnnya,oleh karena itu setiap ada lembaran yang salah dalam pencatatan maka akan langsung dihancurkan oleh mesin penghancur kertas. Di bawah ini adalah contoh lembaran SP2D yang sudah di perbaiki dan sama dengan SPM.
Di lembaran Surat Perintah Membayar (SPM):
No. Rekening Uraian
1.14.01.00.00.5.1.1.01.02 Tunjangan Anak
Di lembaran Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D):
No. Rekening Uraian
1.14.01.00.00.5.1.1.01.02 Tunjangan Anak
6
yang di peruntukan untuk tiap dinas – dinas tersebut,hal ini sering di langgar pada SPP dan juga SPM.
Fenomena atau masalah ini di dapatkan oleh penulis secara langsung dengan melakukan wawancara dan tanya jawab dengan Ibu Dra.Hj.Silviaty M,si
selaku Kepala Bagian dan Bapak Dindin Mahpudin SE.,M.AK,Ak sebagai ketua pelaksana kegiatan di Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku orang yang yang bertanggung jawab di bagian tersebut untuk mendapatkan
informasi yang benar – benar terjadi.
Apabila SP2D yang di-return/ditolak oleh Bank Penerima yaitu Bank
Jabar (Bank yang telah secara resmi dipercaya oleh Pemerintahan Jawa Barat untuk menyimpan semua harta yang dimiliki Pemprov Jabar) ditindaklanjuti oleh KPPN dengan pemberitahuan kepada satuan kerja supaya ada perbaikan/ralat
nama/rekening pada pihak penerima, namun apabila dalam waktu tujuh hari kerja belum ditindaklanjuti oleh satker, maka uang return SP2D tersebut akan disetor
kembali ke rekening kas negara sehingga penyelesaiannya tidak cukup dengan surat ralat yang dilampirkan , namun prosesnya diatur tersendiri.
Berdasarkan fenomena tersebut,penulis tertarik untuk mengambil laporan
yang berjudul “ TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN PELAKSANAAN
SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D) PADA BAGIAN
AKUNTANSI PELAPORAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT ”.
Laporan ini menyajikan hasil pengamatan dan pengalaman yang didapat selama melakukan penelitian di bagian Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang,peneliti mengidentifikasi masalah yang benar – benar terjadi di tempat penulis melakukan penelitian yaitu di Pemprov Jabar
bagian Akuntansi dan Pelaporan :
1. Sistem penginputan data yang tidak berjalan lancar.
2. Pegawai yang kurang memenuhi kompetensi di bidang sistem keuangan.
3. Prosedur dan pelaksanaannya belum sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan di Pemprov Jabar.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dalam Penelitian ini penulis memilih topik prosedur penatausahaan dan Pelaksanaan SP2D pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan,karena
menurut penulis ini merupakan salah satu hal yang menarik dan masih merasa asing mendengar,dan maka dari itu penulis ingin mempelajarinya lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang di atas yang sudah di uraikan ,maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah,yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada Pemprov Jabar
bagian Akuntansi dan Pelaporan.
2. Hambatan atau masalah prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada
Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
3. Bagaimana upaya atau cara memecahkan masalah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di dalam prosedur dan pelaksanaan SP2D pada Pemprov
8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini dalam hal pelaksanaan SP2D,di bagian
Akuntansi dan Pelaporan Pemprov Jabar terdapat tata cara yang sudah ditetapkan,demi kelancaran dalam kegiatan pelaksanaanya.Sehingga demi
kelancaran inilah terdapat maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis dengan melakukan penelitian ini adalah penulis ingin
bermaksud untuk mengetahui prosedur dan pelaksanaan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) di Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
Serta untuk mengumpulkan data dan mencari tahu sebanyak mungkin tentang SP2D seperti prosedur cara pelaksanaan, siapa dan kapan waktu untuk melakukan pencairan dana,dan informasi yang sesuai dengan topik yang akan
penulis bahas.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sedangkan untuk tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dengan mengadakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada Pemprov
Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
2. Untuk mengetahui masalah prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada
Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
3. Untuk mengetahui upaya atau cara memecahkan masalah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di dalam prosedur dan pelaksanaan SP2D pada
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
informasi bagi penulis,instansi Pemerintahan yang diteliti, juga semua orang yang membacanya,Kegunaan Penelitian ini di bedakan menjadi 2 yaitu :
1.4.1 Kegunaan Akademis
Penelitian ini dapat berguna untuk : 1. Pengembangan Ilmu
Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi ilmu akuntansi tentang proses pelaksanaan SP2D di bagian Akuntansi dan Pelaporan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2. Penulis
Laporan penelitian ini berguna bagi penulis untuk menambah
wawasan,serta penulis dapat memperoleh pengalaman di dunia kerja sebagai studi banding dari apa yang di dapat selama perkuliahan
dengan penelitian ini,juga mengembangkan mental dan budaya kerja serta sebagai langkah evaluasi diri si penulis.
Dan khususnya penulis dapat lebih memahami apa itu SP2D secara
luas,dan juga apabila nanti penulis bekerja di instansi tersebut penulis tidak merasa asing lagi dengan apa yang di maksud SP2D,dan penulis
10
3. Pihak Lain
Diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dan referensi mengenai
proses pelaksanaan SP2D di bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat berguna untuk : 1. Instansi Pemerintahan
Untuk di instansi sendiri mungkin dengan adanya penulis mulanya sedikit membuat tidak nyaman para pegawai instansi karena harus
bolak – balik dan memonitor cara kerja penulis agar tidak keliru,tetapi setelah penulis cukup paham dengan apa yang dimaksud dengan SP2D mereka para pegawai merasa terbantu sehingga beban pekerjaan
mereka lebih sedikit santai dan fokus, khususnya untuk para pegawai di bagian Akuntansi Pelaporan di Pemprov Jabar seperti membantu
mengumpulkan dan mengkoreksi serta mengentry data pada transaksi keuangan seperti SP2D,Mengetik lembar pengesahan yang disusun berdasarkan program dan kegiatan serta tanggal transaksinya.
2. Untuk Karyawan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam melakukan kegiatan penelitian ini penulis mengambil lokasi yang
dilakukan di Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Gedung Sate) di bagian Akuntansi Pelaporan Jl. Diponegoro no.22 Bandung 40115,Telp (022) 4232448 –
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2..1 Kajian Pustaka
2.1.1 Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan
yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ada berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian prosedur. Setiap ahli memberikan pengertian yang beragam
berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan persepsi yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing. Seperti pengertian prosedur
yang dikemukakan oleh Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul “Sistem
Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama”
(2007:264)
Sedangkan menurut M.Nafarin dalam bukunya yang berjudul
“Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling
berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”.
Sedangkan menurut Ardiyose dalam bukunya “ Kamus Besar Akuntansi”
menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara beragam”.
(2008:734)
Dari pengertian prosedur diatas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam suatu lembaga
atau lebih agar terjadi suatu penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.
2.1.1.1 Karakteristik Prosedur
Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan teratur secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik yang mampu
menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila suatu rangkaian kegiatan atau prosedur tidak mempunyai karakteristik maka akan mendapatkan
kesulitan untuk menjalankan prosedur tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yaitu:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan 3. Prosedur menunjukan urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.
5. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
14
2.1.1.2 Manfaat Prosedur
Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur kerja yaitu:
1. Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk masa yang
akan datang.
2. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan tidak
dilaksanakan secara berulang-ulang.
3. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.
2.1.2 Pengertian Surat
Surat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas manusia dalam era modern ini. Dalam kebutuhan ekonomi dan sosial misalnya, manusia,
organisasi, ataupun perusahaan terdorong untuk memanfaatkan surat demi kelancaran aktivitas bisnisnya.
Menurut Y.S Marjo dalam bukunya yang berjudul Surat-Surat Lengkap
Complette Letters, yang dimaksud dengan surat adalah
“Alat komunikasi tertulis, atau sarana untuk menyampaikan
pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu ke pihak lain”.
(2008:15)
2.1.2.1 Pengertian Pencairan Dana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna atau definisi
pencairan dana adalah:
“Suatu tindakan atau kegiatan menyalurkan, mengeluarkan, merealisasikan, atau kegiatan menguangkan dan memperbolehkan mengambil dana berupa uang tunai yang disediakan untuk suatu keperluan tertentu”
2.1.2.2 Surat Perintah Pencairan Dana
Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.58 tahun 2005
(pasal 1:13) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pengertian SP2D sebagai berikut:
“Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D
adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM”.
(2007:58)
Sedangkan menurut Peraturan Dirjen Pembendaharaan nomor PER-34/PB/2006 (pasal 1:9) pengertian SP2D sebagai berikut:
“Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM”.
(2008:34)
Sedangkan menurut Permendagri 13/2006 (pasal 216 s/d 219) menyatakan
bahwa:
“Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat atau dokumen yang
16
Sedangkan menurut Deddi Nordiawan di dalam bukunya yang berjudul
“Akuntansi Pemerintahan” menyatakan bahwa :
“Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang di pergunakan
untuk mencairkan dana melalui bank yang telah ditunjuk.SP2D
sifatnya spesifik yang artinya hanya untuk satu SPM”
(2007:94)
Berdasarkan pengertian SP2D diatas maka dapat disimpulkan bahwa SP2D adalah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan sarana penarikan
rekening Giro Rupiah yang dimiliki oleh instansi pemerintah, sarana penarikan ini merupakan pengganti dari Surat Membayar Giro Bank (SPMGB) dan Surat
Perintah Pembebanan (SPB-SPM).
2.1.2.3 Bagian-Bagian Yang Terlibat Dalam Proses Pencairan SP2D
Dalam proses pencairan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) pada
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdiri dari Pencairan tunai dan pencairan non tunai. Untuk pencairan tunai bagian-bagian yang terlibat didalamnya adalah sebagai berikut:
1. Bagian Pemegang Giro Kas Daerah 2. Pejabat Yang Berwenang / Kepala Bagian 3. Teller
Sedangkan Pencairan non tunai bagian-bagian yang terlibat adalah sebagai berikut:
Adapun penjelasan dari bagian yang terlibat dalam pencairan SP2D (surat
perintah pencairan dana) adalah sebagai berikut:
1. Bagian Pemegang Giro Kas Daerah.
Bagian Pemegang Giro Kas Daerah adalah petugas di Bank Jabar yang
memegang kas daerah pemerintah kota Bandung. Bagian Pemegang Giro Kas Daerah ini berperan langsung dalam proses pencairan SP2D (surat perintah
pencairan dana) dari bendahara umum daerah kepada pihak ketiga atau pengguna dana.
2. Pejabat Yang Berwenang/Kepala Bagian.
Kepala Bagian adalah pejabat yang berwenang di Bank Jabar yang bertugas untuk memferifikasi, memeriksa, dan menandatangani nota kredit maupun
tunai yang telah dibuat oleh bagian Pemegang Kas Daerah dari SP2D (surat perintah pencairan dana) yang akan dicairkan atau dipindahbukukan ke
rekening pengguna dana.
3. Teller.
Teller adalah petugas di Bank Jabar yang bertugas mencairkan dana atau
mengeluarkan dana secara tunai sebesar nominal yang telah ditetapkan pada nota SP2D (surat pencairan dana) yang telah diotorisasikan oleh pejabat yang
berwenang. (sumber:Pemprov Jabar Tahun 2010)
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut Metode Ilmiah Kerangka pemikiran adalah hasil dari pikiran
18
pemikiran,hasil proses ini kemudian disimpan dalam suatu memori yang disebut
dengan pikir,dan pikir ini adalah otak.
Jadi Kerangka Pemikiran adalah menjelaskan bagaimana proses yang terjadi dari suatu masalah yang ingin di pecahkan dalam bentuk dan langkah –
langkah pemecahannya.
Setiap Instansi Pemerintahan,terutama dalam hal melakukan kegiatan
usahanya selalu mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dalam melakukan seluruh aktivitasnya harus selalu sesuai dengan rencana atau
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu suatu instansi harus selalu dimotivasi untuk melaksanakan kegiatannya secara bertanggung jawab dan terarah, Begitu juga dengan Bagian Akuntansi dan Pelaporan. Bagian ini bertugas
untuk mengolah data sekaligus mencatat semua kegiatan belanja yang berlangsung di Pemprov Jabar,diantaranya yaitu belanja pegawai,belanja modal
yang diperuntukan untuk sarana dan prasarana kantor dan belanja pembiayaan yang di peruntukan untuk membangun sekolah,jalan ,jembatan dan infrastruktur lainnya.
Dalam melaksanakan semua kegiatannya itu,suatu instansi tentunya sering dihadapkan pada masalah-masalah yang sering terjadi, baik itu mengenai tata
kelola, sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan masalah yang serius, hal ini sangat menyangkut kemungkinan terjadinya kelalaian pada setiap pegawai di instansi tersebut.
diterbitkan,mungkin karena juga adanya suatu alasan yang jelas untuk tidak
mencairkan SP2D tersebut. Selain human error di atas banyak juga para pegawai dinas yang salah meng entry data,sehingga pada akhirnya data tersebut harus di ulang penghitungannya karena datanya tidak valid dan kembali menimbulkan
keterlambatan kepada pihak/bagian yang akan mengolah selanjutnya.
Untuk memudahkan suatu proses pencairan dana maka harus
melakukannya sesuai dengan prosedur yang telah berlaku, tujuan seperti yang dikemukakan diatas tercermin dalam definisi prosedur menurut menurut
Ardiyose dalam bukunya “ Kamus Besar Akuntansi” menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian system yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara beragam”.
(2008:734)
Dengan adanya definisi di atas maka suatu proses khususnya dalam hal pencairan dana akan lancar apabila semua Dinas mematuhi dan menjalankan
prosedur yang sudah ditentukan tetap oleh pemerintah.
Sementara itu SP2D berdasarkan Peraturan Dirjen Pembendaharaan nomor PER-34/PB/2006 (pasal 1:9) pengertian SP2D sebagai berikut:
“Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM”.
(2007:34)
Jadi SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
20
yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga atau Satker (Satuan Kerja) serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan
Bagan Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Pemprov Jabar
Akuntansi & Pelaporan
Pembelanjaan Negara
Pembiayaan
SP2D
(Surat Perintah Pencairan Dana)
Pencatatan Pelaksanaan
“TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)
PADA BAGIAN AKUNTANSI PELAPORAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT”
22
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan Tugas Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan objek penelitian yang penulis teliti, penulis secara langsung
melakukan wawancara dan tanya jawab dengan Ibu Dra.Hj.Silviaty M,si selaku Kepala Bagian dan Bapak Dindin Mahpudin SE.,M.AK,Ak sebagai ketua
pelaksana kegiatan di Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku orang yang yang bertanggung jawab di bagian tersebut untuk mendapatkan informasi yang benar – benar terjadi..
Adapun pengertian objek penelitian menurut Husen Umar adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa
juga ditambahkan dengan hal-hal jika dianggap perlu.”
(2005 : 303)
Objek penelitian yang penulis teliti adalah Prosedur dan Pelaksanaan
SP2D di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di bagian Akuntansi Pelaporan yang beralamat di Jl. Diponegoro no.22 Bandung 40115,Telp (022) 4232448 –
3.2 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut I Made Wirartha adalah sebagai
berikut :
“Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat,
merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya)
berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.”
(2006 : 68)
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu
mengunakan metode analisis deskriptif. Adapun pengertian metode analisis deskriptif menurut Jonathan Sarwono adalah sebagai berikut :
“Metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah kesimpulan.”
(2006 : 18)
Sedangkan menurut Sugiyono adalah :
“Metode Deskriftif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak di gunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”
(2005:21)
Dikemukakan bahwa metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran secara sistematis, faktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, yang pada akhirnya metode ini
digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang terjadi khususnya mengenai SP2D yang tidak bisa
24
3.2.1 Desain Penelitian
Definisi desain penelitian menurut Jonathan Sarwono :
“Desain penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan
arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”
(2006 : 79)
Sedangkan definisi menurut Moh.Nazir :
“Desain penelitian adalah semua proses yang di perlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
(2003:84)
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian merupakan proses penelitian yang dilakukan oleh
penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Tanpa desain yang benar, peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menetapkan judul yang diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti dan yang menjadi masalah dalam penelitian. Dimana judul
penelitian ini adalah “ TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN
PADA BAGIAN AKUNTANSI PELAPORAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT ”.
2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tenaga kerja yang kurang ahli di bidangnya.
2. Sistem penginputan data yang error di kantor Akuntansi Pelaporan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya mengenai sistem penginputan data tentang pelaksanaan SP2D.
3. Lama dan rumitnya prosedur pelaksanaan untuk melakukan pencairan dana.
4. Harus melakukan peremajaan pegawai di setiap tahunnya.
3. Menetapkan rumusan masalah,yaitu :
1. Bagaimana mengetahui prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada
Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
2. Hambatan atau masalah prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
3. Bagaimana upaya atau cara memecahkan masalah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di dalam prosedur dan pelaksanaan SP2D
pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan. 4. Menetapkan tujuan penelitian,yaitu :
1. Bagaimana mengetahui prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada
26
2. Hambatan atau masalah prosedur dan pelaksanaan tentang SP2D pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
3. Bagaimana upaya atau cara memecahkan masalah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di dalam prosedur dan pelaksanaan SP2D pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan Pelaporan.
5. Menetapkan Konsep variabel,sumber data dan melakukan hasil pelaporan data.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Metode Ilmiah Variabel adalah Sifat dari suatu konsep yang memiliki variasi nilai lebih dari dua,apabila sifatnya,cirinya dan indikatornya
kurang dari dua maka tidak disebut dengan indikator.
Pengertian operasionaliasasi variabel menurut Jonathan Sarwono adalah
sebagai berikut :
“Operasionalisasi variabel adalah yang menjadikan variabel-variabel
yang sedang diteliti menjadi bersifat oprasional dalam kaitannya
dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut.”
(2006 :28)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (idependent variable). Menurut Jonathan Sarwono, pengertian variabel bebas
“Variabel bebas adalah suatu variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”
(2006 : 54)
Dari definisi diatas, variabel bebas yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah meninjau prosedur dan pelaksanaan untuk mencairkan SP2D,maka operasionalisasi variable penelitian
28
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sumber dan teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak
diungkapkan.
3.2.3.1Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini menurut jenisnya terdiri atas :
A. Data Primer
Menurut Sugiyono data primer adalah :
“Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data”
(2009:137)
Jadi data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian.
B. Data Sekunder
Menurut Sugiyono data sekunder adalah :
“Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data”
(2009:137)
Jadi data sekunder adalah data dari informasi yang diperoleh dari sumber yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data sekunder terdiri dari sejarah
30
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari kegiatan-kegiatan mengenai masalah yang akan penulis bahas dengan terjun
langsung pada objek kegiatan yang diteliti dengan mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan dari sebuah Instansi.
Adapun cara dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan
pendukung dalam penyajian laporan ini adalah : 1. Field Research (penelitian lapangan)
Melakukan usaha untuk mendapatkan data primer dan informasi tentang SP2D yang diperlukan sebagai bahan penyusunan dan penganalisaan
berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis yang dilakukan dengan cara mengunjungi instansi untuk melakukan penelitian terhadap kegiatan instansi yang sesungguhnya terjadi. Sedangkan pengumpulan data guna
mendapatkan data primer adalah dengan menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observation (pengamatan)
Penulisan mengamati tentang hal yang berkaitan dengan SP2D, yaitu
kegiatan mencatat,menginput data kemudian mengkoreksinya sampai yang terakhir adanya proses pencairan dana.
b. Interview (wawancara)
Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Dra.Hj.Silviaty M,si selaku Kepala Bagian dan Bapak Dindin Mahpudin SE.,M.AK,Ak sebagai ketua
pelaksana kegiatan di Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku orang yang yang bertanggung jawab di bagian tersebut
informasi yang benar di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
khususnya di bagian Akuntansi dan Pelaporan. c. Documentation (mengumpulkan data)
Bukti-bukti dan dokumen-dokumen pendukung yang berkaitan dengan objek penelitian yang diperlukan penulis untuk dijadikan bahan dalam pembuatan laporan kerja praktek seperti untuk menerbitkan SP2D
diperlukan seperti SPM (Surat Perintah Membayar) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana,sesudah itu SPM tersebut diperiksa kelengkapannya oleh BUD (Badan Umum Daerah) serta
SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yaitu untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan oleh pengguna untuk mencairkan dana tersebut,juga bertanggung jawab atas semua surat – surat yang sudah
dibuat.
Pengumpulan data tersebut dilakukan sebagai bahan untuk memperkuat penjelasan terhadap bahan atau masalah yang diteliti.
2. Library Research (penelitian kepustakaan)
Penulis memperoleh sumber data sekunder melalui studi kepustakaan yang
bertujuan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang telah didapat. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan ini adalah:
1. Data yang bersumber dari kepustakaan kampus diantaranya:
1. Teori tentang pengertian prosedur.
32
2. Data yang bersumber dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
diantaranya :
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi 3. Deskripsi jabatan
3. Aktivitas di Pemerintahan Daerah Jawa Barat khususnya di Bagian
Akuntansi dan Pelaporan. 4. Pelaksanaan SP2D.
3.2.4 Rancangan Analisis
Pengertian rancangan analisis menurut Burhan Bungin adalah :
“Sebuah rancangan akan memberikan gambaran awal yang jelas dan
terarah kepada penelitian tentang proses kegiatan penelitian”
(2003 : 37)
Seangkan pengertian rancangan penelitian menurut Lexy J. Moleong
adalah :
“Rancangan penelitian yaitu usaha merencanakan kemungkinan
-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunkukkan secara pasti
apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.”
(2000 : 236)
Dalam menganalisis data, model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah rancangan analisis deskriptif, yaitu data yang duperoleh dan disimpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan. Data yang
dengan data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data
analisis untuk mendapatkan kesimpulan.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Instansi
4.1.1 Sejarah Instansi
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki alam dan pemandangan yang indah serta memiliki berbagai potensi yang dapat
diberdayakan,antara lain menyangkut sumber daya air,alam dan pemanfaatan lahan,sumber daya hutan,pesisir dan laut serta sumber daya perekonomiannya
yang sangat maju di berbagai bidang.
Perkembangan sejarah menunjukan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang pertama di bentuk di wilayah Indonesia . Provinsi Jawa
Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950,tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat terdiri dari :17 Kabupaten dan 9
Kotamadya,dengan membawahkan 592 Kecamatan,5.201 Desa dan 609 Kelurahan.
Provinsi Jawa Barat telah di pimpin oleh 12 orang Gubernur sampai saat
ini,yaitu :
1. M. Sutardjo Kartohadi (1945 – 1946)
2. Mr. Datuk Djamin (1946)
3. M. Sewaka (1946 - 1952)
4. R. Muhammad Sanusi Hardjadinata (1952 - 1956)
5. R. Ipik Gandama (1956 - 1960)
6. H. Mashidu (1960 - 1970)
8. H. Aang Kunaefi (1975 - 1985)
9. HR. Yogie SM (1985 - 1993)
10.R. Nuriana (1933 - 2003)
11.H. Danny Setiawan (2003 - 2008) 12.H. Ahmad Heryawan (2008 – Sekarang)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdiri dari ; Sekretariat Daerah
(SETDA),20 Dinas, 15 Badan, 1 Kas Daerah, dan 1 Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkedudukan di Jakarta.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan suatu yang mempunyai Visi dan Misi.Visi dan Misi tersebut digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pemerintahan Pemprov Jabar,berikut ini Visi dan Misi Pemprov Jabar :
A. VISI Pemprov Jabar :
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan
peluang yang ada di Jawa Barat serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat adalah :
“TERCAPAINYA MASYARAKAT JAWA BARAT YANG
MANDIRI,DINAMIS DAN SEJAHTERA”
Di dalam Visi tersebut banyak makna yang terucap dan menjadi acuan semua masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan Visi tersebut sebagai alat dan
36
1. Mandiri
Terus berusaha Adalah sikap dan kondisi semua masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri untuk lebih maju
dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri,terutama dalam bidang pendidikan,kesehatan,tenaga kerja,pelayanan publik yang berbasis e-government ,energy,infrastruktur,lingkungan dan sumber daya air.
2. Dinamis
Selalu ingin maju dalam hal apapun adalah sikap dan kondisi
masyarakat Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon sekecil apapun peluang yang ada dan tantangan zaman yang semakin tahun semakin
bersaing antara satu dengan yang lainnya juga ikut serta berkontribusi dalam proses pembangunan daerah untuk kepentingan dan kenyamanan bersama sesame warga Jawa Barat.
3. Sejahtera
Saling menghormati adalah Sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir maupun batin mendapatkan rasa aman dan nyaman
serta makmur dalam menjalani kehidupan juga saling membantu antara satu sama lain.
B. MISI Pemprov Jabar :
Dalam rangka mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang
1. Misi Pertama, “Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing”.
Tujuan :Mendorong masyarakat ke arah peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan, dan kompetensi kerja;Menjadikan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi pekerti luhur serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sasaran :Tuntasnya program pemberantasan buta aksaraMeningkatnya akses dan mutu pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun dan pencanangan wajib belajar 12 tahun bagi anak usia sekolah;Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama
untuk kesehatan ibu dan anak;Meningkatnya pelayanan sosial dan penanggulangan korban bencana;Meningkatnya kesetaraan gender;Meningkatnya kualitas dan perlindungan terhadap tenaga
kerja;Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat;Meningkatnya kualitas kehidupan beragama;Revitalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
2. Misi Kedua, “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal”.
Tujuan :Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal.
Sasaran :Meningkatnya aktivitas ekonomi regional berbasis potensi lokal;Meningkatnya kesempatan dan penyediaan lapangan kerja;Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam
38
yang mendorong penciptaan lapangan kerja;Terpenuhinya kebutuhan pangan
masyarakat.
3. Misi Ketiga, “Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur
Wilayah”.
Tujuan :Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya.
Sasaran :Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan perhubungan orang, barang dan
jasa;Tersedianya infrastruktur sumber daya air dan irigasi yang handal untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, serta
pengendalian daya rusak air;Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan ketenagalistrikan di Jawa Barat;Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup
persampahan, air bersih, air limbah);Terwujudnya keamanan dan keserasian dalam pembangunan infrastruktur.
4. Misi Keempat, “Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”.
Tujuan :Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan
pembangunan.
Sasaran :Terkendalinya pertumbuhan, pertambahan jumlah serta persebaran penduduk;Berkurangnya tingkat pencemaran, kerusakan
ketersediaan dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan serta
energi terbaharukan diantaranya panas bumi, angin, dan surya.
5. Misi Kelima, “Meningkatkan Efektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas
Demokrasi”.
Tujuan :Mengembangkan birokrasi yang semakin profesional dan akuntabel;Mewujudkan kehidupan demokrasi dan terpeliharanya
semangatkebangsaan.
Sasaran :Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang
berbasiskompetensi;Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerahserta pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan
berbasis teknologi informasi;Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat;Meningkatnya kinerja pemerintahan desa dan pembangunan
perdesaan;Meningkatnya pembangunan dan pembinaan hukum di daerah;Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;Meningkatnya kerjasama
daerah dalam pembangunan;Meningkatnya peran dan fungsi partai politik;Menguatnya peran masyarakat madani dalam kehidupan
politik;Tumbuhnya pembangunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4.1.2 Struktur Organisasi Instansi
Struktur Organisasi merupakan susunan wewenang kerangka kerja yang mewujudkan pola kerja tetap serta mengatur hubungan-hubungan di antara
40
peranan masing-masing jabatan dalam mewujudkan kerjasama, struktur organisasi
juga membuka adanya kesatuan arah dan langkah dalam melaksanakan kegiatan, serta adanya kejelasan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
orang-orang yang melaksanakan tugas tersebut.
Struktur organisasi di Biro Keuangan yang baru sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut :
A. Biro Keuangan Dipimpin oleh seorang kepala biro, dimana Biro Keuangan ini membawahi :
1. Bagian Anggaran, membawahkan: 2. Sub bagian Anggaran Program; 3. Sub bagian Anggaran Non Program;
4. Sub bagian Evaluasi dan Pembinaan; B. Bagian Perbendaharaan, membawahkan:
1. Sub bagian Perbendaharaan Belanja Program;
2. Sub bagian Perbendaharaan Belanja Non Program; 3. Sub bagian Belanja Pegawai;
C. Bagian Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan: 1. Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan;
2. Sub bagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset;
3. Sub bagian Evaluasi dan Pembinaan; D. Bagian Kas Daerah, membawahkan:
2. Sub bagian Penerimaan;
3. Sub bagian Pengeluaran;
E. Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah, membawahkan:
1. Sub bagian Penganggaran; 2. Sub bagian Penatausahaan;
4.1.3 Job Description
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 tahun 2009 pada
pasal 131 menyebutkan:
Biro Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi
anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah.
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Biro Keuangan mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan umum anggaran, perbendaharaan,
akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat
Daerah
2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi anggaran, perbendaharaan,
akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah
3. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi
dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah. Rincian tugas Biro Keuangan:
1. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Biro Keuangan. 2. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi serta
fasilitasi anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah.
3. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi anggaran.
44
5. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan.
6. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi Kas Daerah.
7. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi administrasi keuangan Sekretariat
Daerah.
8. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah. 9. Menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan APBD.
10.Menyelenggarakan pengendalian anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, Kas Daerah dan administrasi keuangan Sekretariat Daerah.
11.Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
12.Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota. 13.Menyelenggarakan ketatausahaan Biro Keuangan.
14.Menyelenggarakan perumusan bahan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) Biro Keuangan.
15.Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Biro Keuangan.
16.Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
17.Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset,
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Bagian
Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan,
akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan.
2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan.
3. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan.
4.1.4 Aktivitas Instansi
Bagian Akuntansi dan Pelaporan merupakan salah satu bagian dari Biro Keuangan yang sangat penting kontribusinya untuk menyusun dan meninjau
semua transaksi yang ada/terjadi.
Berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan oleh bagian Akuntansi dan
Pelaporan:
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bagian Akuntansi dan Pelaporan.
2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebujakan umum akuntansi keuangan Daerah.
3. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum peleporan keuangan Daerah.
46
7. Menyelenggarakan pengkajian bahan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
8. Menyelenggarakan pengkajian sistem informasi keuangan.
9. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan evaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota.
10.Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum pembinaan
pengelolaan keuangan daerah akuntansi dan pelaporan.
11.Menyelenggarakan fasilitasi penyusunan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
12.Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan.
13.Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota.
14.Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bagian Akuntansi dan Pelaporan.
15.Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
16.Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bagian Akuntansi dan Pelaporan juga membawahkan :
1. Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan.
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan melakukan berbagai aktivitas yang di antaranya:
a. Menyusun program kerja Subbagian Akuntansi dan Pelaporan
b. Menyusun bahan sistem akuntansi dan kebijakan akuntansi meliputi
Kebijakan akuntansi harus dibuat untuk mengatur penyusunan dan
penyajian laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran
dan antarperiode. Kebijakan akuntansi diterapkan dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Jawa Barat, termasuk Catatan atas Laporan Keuangan,yaitu melaksanakan penyusunan bahan akuntansi dan
pelaporan,menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara berkala.
Dalam hal ini, laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD adalah berupa laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang salah satu bagian
dari laporan keuangan tersebut adalah Catatan atas Laporan Keuangan.Laporan pertanggungjawaban APBD tersebut harus dilakukan secara berkala baik per semester maupun per tahun.
Dalam hal ini juga staf yang bertugas menyusun Catatan atas Laporan Keuangan melakukan konsolidasi dengan tiap SKPD tingkat provinsi untuk dijadikan sebagai Catatan atas Laporan Keuangan pemda. Selain melakukan
konsolidasi, Sub Bagian ini pun melakukan koordinasi dengan tiap SKPD tersebut untuk mengurangi kesalahpamahan dalam menyusun CaLK pemda sehingga dapat
menghasilkan kualitas laporan keuangan yang akuntabel,yaitu:
1. Menyusun bahan nota pengantar pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2. Menyusun bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan
3. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Subbagian Akuntansi dan
48
4. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan melaksanakan koordinasi dengan tiap SKPD tingkat Provinsi Jawa Barat agar pada saat menyusun Catatan atas
Laporan Keuangan tidak ada kesalahpahaman antara SKPD dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Koordinasi ini dilakukan oleh staf Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan dengan staf tiap SKPD yang bertugas membuat Catatan
atas Laporan Keuangan.Koordinasi biasanya dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
4.2 Hasil Pembahasan
Penulis melakukan kegiatan penelitian di Pemprov Jabar di bagian
Akuntansi dan Pelaporan,dalam pelaksanaannya penulis di berikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan pelaksanaan di bidang SP2D.
Disetiap perusahaan/instansi pasti mempunyai kewajiban pada ketentuan
yang harus diikuti dalam mengolah transaksi untuk keperluan untuk mengecek neraca,laporan arus kas juga laporan keuangan. Hal ini berhubungan dengan pencatatan transaksi untuk suatu instansi maupun ekonomi yang lain dan
menyiapkan beragam laporan yang berasal dari catatan-catatan yang diambil dari transaksi tersebut.
Selain itu juga ada beberapa factor yang mempengaruhi adanya SP2D,diantaranya yaitu :
1. Supaya jelas dokumennya
2. Adanya bukti fisik
4.2.1 Prosedur SP2D pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan
Pelaporan.
Bagian Akuntansi dan Pelaporan merupakan salah satu bagian yang sangat
penting kontribusinya untuk melaksanakan dan menyusun semua transaksi yang terjadi mengenai SP2D. Adapun prosedur untuk proses pencairan dana,yaitu: 1. RKA(Rencana Kerja Anggaran)
2. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
3. Prosedur menyesuaikan dengan SPD (Surat Penyedia Dana).
4. Prosedur mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran). 5. Prosedur mengajukan SPM (Surat Perintah Membayar). 6. Prosedur penerbitan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana).
7. Prosedur SPJ (Surat Pertanggungjawaban).
SP2D sendiri mempunyai beberapa jenis bentuknya yaitu Langsung
(LS),Uang Persediaan (UP),Ganti Uang (GU),Tambah Uang (TU).Tapi selama berjalannya proses penelitian di bagian Akuntasi dan Pelaporan penulis banyak melakukan pengentryan SP2D untuk keperluan Pembayaran LS (Langsung) dalam
hal Gaji dan Tunjangan.
Dalam Prosedur untuk keperluan LS dalam hal gaji dan Tunjangan adalah
sebagai berikut:
1. SPP,khusus untuk pengajuan SPP LS dalam hal gaji dan Tunjangan adalah:
a. Surat pengantar SPP-LS. b. Ringkasan SPP-LS. c. Rincian SPP-LS.
50
e. Kekurangan Gaji.
f. Gaji Terusan.
g. Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/susulan.
h. SK (Surat Keterangan) CPNS. i. SK PNS.
j. SK Kenaikan Pangkat.
k. Kenaikan Gaji Berkala. l. Surat Pernyataan Pelantikan.
m. Surat Pernyataan masih menduduki jabatan Surat pernyataan melaksanaakan tugas daftar Keluarga (KP4).
n. Fotokopi surat nikah/belum dan akte kelahiran. o. Daftar potongan sewa rumah dinas.
p. Surat keterangan masih sekolah/kuliah.
q. Surat Pindah. r. Surat Kematian. s. SSP PPh pasal 21.
t. Peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan anggotaDPRD serat gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala daerah.
2. Mengisi Formulir SPM. 3. Mengisi Formulir SP2D.
4. Membuat Surat Pertanggungjawaban dari BUD.
Hal di atas adalah susunan prosedur yang apabila akan dilakukan untuk keperluan dalam hal Gaji dan Tunjangan di Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan
pengajuan sampai tahap akhir pencairan dana,agar terhindar dari penolakan.Untuk
mengetahui secara lengkap proses selanjutnya dalam hal Gaji dan Tunjangan bisa dilihat di proses pelaksanaan SP2D pada Pemprov Jabar bagian Akuntansi dan
Pelaporan di bawah ini.
Didalam prosedur SP2D mempunyai kelebihan untuk mempersulit tindak kecurangan dalam pengajuan SP2D dikarenakan ketatnya proses verifikasi dari
masa pengajuan sampai SP2D bisa dicairkan dan juga cara pengisiannya pun masih menggunakan mesin tik kemudian sewaktu di entry,baru menggunakan
sistem komputerisasi.
Selain itu kelemahan pada prosedur pembuatannya yang membutuhkan
banyak waktu sebab harus melalui verifikasi dokumen terlebih dahulu,jadi memungkinkan ditolak karena alasan administrasi ataupun hal kecil seperti keliru/salah pada saat pengisian formulir SP2D.
52
No Bendahara Pengguna Anggaran Kuasa BUD
Pengeluaran
Sumber: Sistem & Prosedur pengelolaan keuangan Daerah
Gambar 4.2
Flow chart atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D
Dari penjelasan di atas,maka proses SP2D bisa dirincikan sebagai berikut :
1. Dari Rencana Anggaran tersebut semua Dinas sudah mempunyai jatahnya masing – masing setelah RKA dibuat kemudian Pengguna Anggaran/Dinas
yang membutuhkan agar mempunyai DPA yaitu Dokumen Pelaksanaan Anggaran sebagai pendukung untuk kelancaran proses pencairan.Setelah itu Pengguna Anggaran menghadap ke bendahara umum untuk menanyakan
apakah dana untuk Dinas tersebut sudah ada atau belum,dokumen tersebut disebut degan SPD yaitu Surat Penyedia Dana.Kemudian Pengguna Anggaran
sebelumnya harus mengajukan SPP lebih dulu,setelah itu menyerahkan SPM kepada kuasa Bendahara Umum Daerah atau disingkat BUD.
2. Kuasa BUD meneliti kelengkapan SPM yang diajukan pengguna anggaran apakah sudah lengkap atau belum.
3. Apabila SPM sudah dinyatakan lengkap oleh BUD maka penerbitan SP2D
bisa ditunggu paling lambat 2 hari penerbitannya sejak SPM dinyatakan lengkap.Kelengkapan dokumen untuk penerbitan SP2D yaitu:
a. Surat pernyataan tanggung jawab Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran.
b. Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap,misalnya untuk tunjangan
istri dan anak,umum.
4. Setelah semuanya siap kemudian SP2D diserahkan kepada Bank,Bank yang dipercaya untuk melakukan pencairan dana tersebut adalah Bank Jabar yang