• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Kontekstual

Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk

kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan

dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu (Sanjaya, 2010:

127). Killen dalam Sanjaya (2010: 127) mencatat adanya dua pendekatan

dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student- centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Terkait dengan pengelolaan interaksi belajar mengajar, tampaknya penting

(2)

Apalagi jika dikaitkan dengan pelaksanaan kurikulum saat ini yaitu KTSP,

pendekatan kontekstual ini menjadi sangat relevan dan mendukung dalam

proses pembelajarannya.

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi

yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata

sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

mereka (Sanjaya, 2010: 255). Blanchard dalam Komalasari (2010: 6)

mengemukakan bahwa:

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja.

Sementara itu Hull’s dalam Komalasari (2010: 6) menjelaskan:

Dengan pendekatan kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. Siswa menginternalisasi konsep melalui

penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Pembelajaran kontekstual menghendaki kerja dalam sebuah tim, baik di kelas, laboratorium, tempat bekerja maupun bank. Pembelajaran kontekstual menuntut guru mendesain lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Selanjutnya, Johnson (2010: 65) menjelaskan bahwa kontekstual adalah

sebuah sistem yang menyeluruh. Kontekstual terdiri dari bagian-bagian yang

saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan

dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya

(3)

11

pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama, yaitu (1)

kronstruktivisme, (2) inkuiri (menemukan), (3) bertanya, (4) masyarakat

belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian yang sebenarnya.

Penjelasan ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman. Menurut

konstruktivisme, pengalaman itu memang berasal dari luar, akan tetapi

dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu

pengalaman terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi

bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek

tersebut.

2. Inkuiri

Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri. Artinya,

proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui

proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta

hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.

Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah

mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi

merangsang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan

(4)

3. Bertanya

Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.

Bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap

individu, sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan

sesorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran pendekatan

kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi

memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu peran

bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat

membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi

yang dipelajarinya.

4. Masyarakat belajar

Dalam pendekatan kontekstual penerapan masyarakat belajar dapat

dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat

heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajarnya.

Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan, yang cepat

didorong untuk membantu yang lambat belajar.

5. Pemodelan

Asas pemodelan yang dimaksud adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah

kalimat asing. Guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara

(5)

13

6. Refleksi

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari

yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau

peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui refleksi pengalaman

belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada

akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.

7. Penilaian sebenarnya

Penilaian sebenarnya (authentic assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan

belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui

apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Apakah pengetahuan belajar

siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik

intelektual maupun mental siswa.

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran merupakan konsep belajar yang

membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia

nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para

siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2003: 1).

Tugas guru dalam kelas kontekstual adalah membantu siswa untuk mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

(6)

kondusif untuk belajar siswa. Jadi, pengetahuan atau keterampilan itu akan

ditemukan oleh siswa sendiri, bukan apa kata guru (Sardiman, 2010: 222).

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang

dimulai dengan mengambil (mensimulasikan, menceritakan) kejadian pada

dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke

dalam konsep matematika yang dibahas. Pada pembelajaran kontekstual,

sesuai dengan tumbuh-kembangnya ilmu pengetahuan, konsep dikonstruksi

oleh siswa melalui proses tanya-jawab dalam bentuk diskusi.

B. Konsep Belajar

Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 23) ialah

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar juga diartikan sebagai

berlatih atau merubah tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami (Hamalik, 2007: 36). Selanjutnya, Sardiman (2010: 21)

menjelaskan lebih lanjut bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa

raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya,

yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Belajar juga merupakan suatu proses perubahan didalam

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

(7)

15

Selanjutnya Sutikno dalam Putri (2010: 2) mengartikan belajar adalah suatu

proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan

yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Pemikiran tentang belajar mengacu pada proses : (1) belajar

tidak hanya sekedar menghafal, (2) anak belajar dari mengalami, anak

mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, (3) pengetahuan

mencerminkan pengetahuan yang mendalam tentang suatu persoalan (subject matter), (4) pengetahuan mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan, (5) manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru,

(6) siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah menmukan sesuatu yang

berguna bagi diriya (Sagala, 2010: 38).

Sejalan dengan itu, Hakim dalam Putri (2010: 2) mengartikan belajar adalah

suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningakatan kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman,

keterampilan, daya fikir dan kemampuan lainnya. Sehingga dari penjelasan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses

perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya

tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkahlaku, baik yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek

pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman

belajar, menilai aktivitas dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung

(8)

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas menurut KBBI (2008: 31) berarti keaktifan atau kegiatan. Maka

aktifitas adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan individu untuk

memperoleh sesuatu yang ingin dicapai. Kaitannya dengan penelitian ini yang

dimaksud dengan aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk

sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh

manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2010: 277).

Sebagaimana Sardiman (2010: 100) menjelaskan bahwa aktivitas belajar

adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Suatu proses pembelajaran

dapat dikatakan berhasil apabila melalui berbagai aktivitas, baik aktivitas fisik

maupun mental. Aktivitas fisik dapat berupa siswa giat, aktif dengan gerak

tubuh. Membuat sesuatu atau bekerja, jadi siswa tidak hanya duduk,

mendengarkan, atau melihat saja. Sedangkan aktivitas mental adalah jika

daya mentalnya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam

pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa aktivitas siswa di sekolah

cukup kempleks dan bervariasi. Jika berbagai aktivitas tersebut dapat

diciptakan di sekolah, tentu siswa tidak mudah merasa bosan dalam

pembelajaran sehingga aktivitas belajar akan mendukung proses

(9)

17

D. Hasil belajar

Hasil adalah sesuatu yang dibuat/diperoleh oleh suatu usaha (KBBI, 2008:

486). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud hasil dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa yaitu berupa nilai. Nilai siswa adalah

hasil dari siswa melakukan serangkaian kegiatan belajar yang kemudian

dievaluasi dengan ujian.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil

belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar dapat diartikan sebagai taraf

keberhasilan proses belajar mengajar, Syah dalam Putri (2010. blog).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak

proses belajar puncak proses belajar. Dampak pembelajaran adalah hasil yang

dapat diukur seperti tertuang dalam rapor atau angka dalam ijazah (Dimyati

dan Mudjiono, 2003: 3-5).

Selanjutnya, Nasrun (Tim Dosen, 1980: 25) mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi

rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

Hasil belajar dikatakan berhasil apabila tingkat kemampuan siswa bertambah

dari hasil sebelumnya.

(10)

“Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan dalam proses pembelajaran matematika diajarkan sebagai bentuk yang sudah jadi, bukan sebagai proses. Akibatnya, ide-ide kreatif siswa tidak dapat berkembang, kurang melatih daya nalar dan tidak terbiasa melihat alternatif lain yang mungkin dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa hanya mampu mengingat dan menghafal rumus atau konsep matematika tanpa memahami maknanya. Sementara itu, tidak sedikit siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang membosankan, menyeramkan bahkan menakutkan, sehingga banyak siswa berusaha menghindari pelajaran matematika. Banyak siswa merasa kesulitan dalam memahami matematika karena matematika bersifat abstrak,sementara alam pikiran terbiasa berpikir tentang obyek-obyek yang konkret.

Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti luas yakni untuk

bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan

harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran

berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya. Adapun yang dimaksud hasil

belajar dalam penelitian ini adalah nilai siswa yang diperoleh dari

pembelajaran matematika.

E. Mata Pelajaran Matematika di SD

Kata “matematika” sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu. Untuk

mendeskripsikan definisi kata matematika para matematikawan belum pernah mencapai satu titik “puncak” kesepakatan yang “sempurna”. Banyaknya definisi dan beragamnya deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh para

ahli,-mungkin- disebabkan oleh ilmu matematika itu sendiri, di mana matematika

termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas sehingga

masing-masing ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang matematika

(11)

19

masing-masing. Oleh sebab itu matematika tidak akan pernah tuntas untuk

didiskusikan, dibahas maupun diperdebatkan. Penjelasan mengenai apa dan

bagaimana sebenarnya matematika itu, akan terus mengalami perkembangan

seiring dengan pengetahuan dan kebutuhan manusia serta laju perubahan

zaman.

Matematika menurut KBBI (2008: 888) merupakan ilmu tentang bilangan,

hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan. Bournejuga memahami matematika

sebagai konstruktivisme sosial dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pebelajar dipandang sebagai makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu

pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini berbeda

dengan pengertian knowing that yang dianut oleh kaum absoluitis, di mana pebelajar dipandang sebagai mahluk yang pasif dan seenaknya dapat diisi

informasi dari tindakan hingga tujuan, Romberg dalam Yahya (2009,blog).

Sejalan dengan pendapat di atas, Sujono (1988: 5) mengemukakan beberapa

pengertian matematika. Di antaranya, matematika diartikan sebagai cabang

ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu,

matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan

masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan

matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan

kesimpulan. Sedangkan Aritoteles mengemukakan bahwa matematika

didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang diperoleh

(12)

Kesimpulan dari pendapat di atas adalah bahwa hasil belajar matematika siswa

merupakan gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil belajar yang

dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar matematika dalam

kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes. Dalam penelitian

ini, hasil belajar matematika ditunjukkan oleh nilai tes formatif yang diperoleh

siswa kelas IVA SD Negeri 11 Metro Pusat yang merupakan gambaran

kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar matematikan.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika materi

bangun ruang menggunakan pendekatan konteksual dapat meningkatkan

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang fokus

pada situasi kelas, atau dalam bahasa asing dikenal dengan Classroom Action

Research. PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran, Arikunto (2009: 58). PTK

dilaksanakan dengan bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan

utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dalam tiap

siklusnya. Pada tahap perencanaan, peneliti bersama teman sejawat menyiapkan

perangkat pembelajaran. Selanjutnya, teman sejawat (guru) melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Kemudian peneliti

dibantu pengamat, mengamati setiap kegiatan yang terjadi dan mencatatnya, sebagai

bahan refleksi.

B. Tempat, Waktu, dan Lama Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian ini di kelas IVA SD Negeri 11 Metro Pusat Jl.

(14)

melaksanakan P4KA di SD tersebut sejak 2007 hingga 2011, sehingga peneliti

sedikit tahu kondisi yang ada di SD tersebut. Peneliti memilih kelas IVA karena

kelas tersebut merupakan kelas yang rata-rata hasil nilainya paling rendah

dibanding kelas lain, terutama kelas IVB dan IVC.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

Penentuan waktu penelitian di SD mengacu pada kalender akademik sekolah,

karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan pembelajaran yang

efektif di kelas. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan April 2011 sampai bulan

Mei 2011.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah siswa di kelas IVA dengan

jumlah 28 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

D. Sumber Data

Sumber data dalam PTK terdiri dari beberapa sumber yaitu:

a. Siswa: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam

proses belajar mengajar.

b. Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pendekatan kontekstual dan

(15)

23

c. Teman sejawat dan kolaborator: untuk melihat implementasi PTK secara

komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.

d. Dokumentasi: berupa catatan hasil belajar.

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data

a. Teknik Pengumpulan Data PTK

1) Pre tes: untuk mengetahui persentase kenaikan hasil belajar.

2) Post tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Tes

dilakukan setelah proses pembelajaran pada materi jaring-jaring balok dan

kubus, bangun datar simetris, dan pencerminan melalui tes formatif siswa setiap

siklusnya.

3) Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan

guru dalam proses belajar mengajar matematika.

4) Diskusi antara guru / teman sejawat untuk refleksi hasil siklus PTK dan

perencanaan perbaikan pembelajaran.

b. Alat Pengumpul Data PTK

1) Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar

siswa.

2) Observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat aktivitas

siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran matematika.

(16)

F. Indikator Keberhasilan

Penerapan pendekatan kontekstual dikatakan berhasil apabila:

a. Hasil post tes siswa meningkat pada tiap siklusnya.

b. Nilai rata-rata aktivitas siswa secara klasikal meningkat setiap siklusnya.

c. Adanya peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal setiap siklusnya.

G. Teknik Analisis Data

a. Analisis Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes formatif setiap siklus. Nilai hasil belajar

siswa divari dengan rumus berikut.

100

N : nilai yang dicari/diharapkan

R : skor mentah yang diperoleh

SM : skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

Nilai rata-rata siswa dihitung dengan rumus:

(17)

25

Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, menggunakan

rumus sebagai berikut:

%

b. Analisis Aktivitas Belajar Siswa

Analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa adalah sebagai

berikut:

1) Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai dengan

aspek yang diamati. Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan

langsung dan dicatat menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

a) Aspek yang diamati

Partisipasi:

1. Mengajukan pertanyaan pada teman/guru

2. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru

3. Mengemukakan pendapat

4. Mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik

Minat:

1. Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir

2. Semangat dalam mengikuti pembelajaran

3. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar

(18)

Perhatian:

1. Tidak mengganggu teman

2. Tidak membuat kegaduhan

3. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

4. Menghargai pendapat orang lain

Presentasi:

1. Mengerjakan tugas yang diberikan (LKS, latihan, dll)

2. Menyampaikan informasi

3. Menjadi pembicara kelompok

4. Memberi kesempatan orang lain berbicara

b) Rubrik

Tabel 1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran.

Skor Keterangan

4 Jika ke empat poin, dalam aspek yang diamati muncul selama pengamatan

3 Jika hanya tiga poin, pada aspek yang diamati yang muncul

2 Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul

1 Jika hanya ada satu poin pada aspek yang diamati yang muncul

2) Setelah diperoleh nilai aktivitas siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan

(19)

27

Tabel 2. Klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa.

Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria

>80

(Sumber: Arikunto, 2007: 264)

c. Penilaian Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung kinerja guru ketika

melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar instrument

penilaian kinerja guru.

Tabel 3. IPKG (Instrumen Penilaian Kinerja Guru)

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

I. Kemampuan Membuka Pelajaran

1. Menarik perhatian siswa 2. Memberikan motivasi awal

3. Memberikan apersepsi kaitan materi yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan disampaikan.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan.

5. Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan.

II. Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran

1. Kejelasan artikulasi suara

2. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa

3. Antusiasme dalam penampilan

4. Mobilitas posisi mengajar

III. Penguasaan Bahan Belajar

1. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP.

2. Kejelasan dalam menjelaskan bahan ajar (materi) 3. Kejelasan dalam memberikan contoh

(20)

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

IV. Kegiatan Belajar Mengajar ( Proses Pembelajaran)

1. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan.

2. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/ indikator yang telah ditetapkan.

3. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa.

4. Ketepatan dan penggunaan alokasi waktu yang disediakan

V. Evaluasi Pembelajaran

1. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan 2. Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian 3. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

VI. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

1. Meninjau kembali materi yang telah diberikan. 2. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan.

3. Memberi kesimpulan kegiatan pembelajaran.

VII. Tindak Lanjut/ Follow up

1. Memberi tugas/ latihan kepada siswa.

2. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar. Jumlah skor

Nilai Kinerja Peningkatan

Rata-Rata Nilai Kinerja

(Sumber: Andayani, 2009: 73)

Tabel 4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati

Skor Indikator

4 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat

professional.

3 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai. 2 Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik,

guru melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai.

1 Aspek yang diamati: tidak dilaksanakan oleh guru, guru melakukannya dengan kesalahan, dan guru tampak tidak menguasai.

(21)

29

Setelah diperoleh nilai kinerja guru, kemudian dikategorikan sesuai dengan

klasifikasi hasil penilaian seperti berikut.

Tabel 5. Klasifikasi Hasil Penilaian Kinerja Guru.

Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria

>80

H. Prosedur Penelitian

Gambar 1. Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Arikunto, dkk., 2009: 74)

Permasalan

Perencanaan

Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I

Permasalan baru hasil refleksi

Perencanaan

Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya Siklus I

Siklus II

Pengamatan/ pengumpulan data II

Apabila

Tindakan III Pelaksanaan Tindakan III

Siklus III

(22)

Siklus I PTK:

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa dengan pendekatan kontekstual.

2) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang

akan diajarkan.

3) Menyusun skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajarannya.

4) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok.

5) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama

pembelajaran berlangsung.

6) Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar matematika untuk memperoleh

data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

7) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual.

b. Pelaksanaan tindakan

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa

melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan dengan

kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut harus

diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk

memecahkannya.

2) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa berdasarkan

(23)

31

3) Melaksankaan kegiatan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah

direncanakan.

4) Guru memberikan tes formatif secara individu.

c. Pengamatan atau observasi

1) Melakukan observasi terhadap situasi kegiatan selama pembelajaran

berlangsung dengan memakai lembar observasi yang telah disiapkan.

2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran

berlangsung.

d. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses

pembelajaran pada guru dan mengkaji aktivitas serta hasil belajar siswa, sebagai

pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus

berikutnya. Hal-hal positif pada hasil refleksi akan tetap dipertahankan dan hal

yang kurang posotif diminimalisir pada perencanaan siklus berikutnya.

Siklus II PTK

Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses

pembelajaran siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan

pembelajaran siklus II meliputi:

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada

siklus pertama yang mengacu pada kurikulum.

(24)

3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama

pembelajaran berlangsung.

5) Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar matematika untuk memperoleh

data tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa.

6) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual.

b. Pelaksanaan

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa

melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan dengan

kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut harus

diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk

memecahkannya.

2) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa berdasarkan

tempat duduk.

3) Melaksankaan kegiatan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah

direncanakan.

4) Guru memberikan tes formatif secara individu.

5) Pemeriksaan hasil tes secara bersama-sama.

c. Pengamatan

1) Melakukan observasi terhadap situasi kegiatan selama pembelajaran

(25)

33

2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran

berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus oleh peneliti untuk mengkaji proses

pembelajaran pada guru dan mengkaji aktivitas serta hasil belajar siswa, sebagai

pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus

berikutnya. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian akan

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal-hal positif pada hasil refleksi akan tetap

dipertahankan dan hal yang kurang posotif diminimalisir pada perencanaan siklus

berikutnya.

Siklus III PTK

Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses

pembelajaran siklus II, maka dilakukan perbaikan pada siklus III. Pelaksanaan

pembelajaran siklus III meliputi:

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada

siklus kedua yang mengacu pada kurikulum.

2) Menyusun skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajarannya.

3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama

pembelajaran berlangsung.

5) Menyiapkan lembar evaluasi tes hasil belajar matematika untuk memperoleh

(26)

6) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual.

b. Pelaksanaan

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa

melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan dengan

kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan. Masalah tersebut harus

diidentifikasi dan dijelaskan sehingga menimbulkan minat untuk

memecahkannya.

2) Guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 berdasarkan tempat

duduk.

3) Melaksankaan kegiatan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah

direncanakan.

4) Guru memberikan tes formatif secara individu.

5) Pemeriksaan hasil tes secara bersama-sama.

c. Pengamatan

1) Melakukan observasi terhadap situasi kegiatan selama pembelajaran

berlangsung dengan memakai lembar observasi yang telah disiapkan.

2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat proses pembelajaran

berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan

mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa. Kemudian mengumpulkan semua hasil

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas

IVA mata pelajaran matematika SDN 11 Metro Pusat dapat disimpulkan

bahwa penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kelas IVA SDN

11 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah

dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus III, terjadi peningkatan aktivitas

siswa tiap siklusnya. Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus I yaitu 47,10%

meningkat menjadi 54,25 % pada siklus II, dan pada siklus III meningkat

menjadi 61,94 %.

Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 11 Metro Pusat. Hal ini

sesuai dengan nilai hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus III. Dimana

nilai rata-rata siklus I adalah 65,71 meningkat menjadi 69,86 di siklus II, dan

pada siklus III meningkat menjadi 79,04. Ketuntasan belajar 13 siswa atau

46,43 % disiklus I meningkat menjadi 16 siswa atau 57,14 % di siklus II, dan

(28)

siswa yang belum mencapai nilai istimewa. Selain itu, pendekatan kontekstual

juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam proses

pembelajarannya siswa dapat terlibat secara aktif.

B. Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca,

guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang

lebih baik.

2. Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi

putra-putrinya agar rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi

orang tua, bangsa dan negara.

3. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan variasi pembelajaran baik

dalam pendekatan, metode, maupun media dalam setiap proses

pembelajaran, karena dengan ditunjang hal tersebut, siswa-siswa akan

lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih

belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Yrama Widiya. Bandung. 152 hlm.

______________. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widiya. Bandung. 258 hlm.

Arikunto, Suharsimi & Jabar, Cepi S. A. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 228 hlm.

______________. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. 151 hlm.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Jakarta. 24 hlm.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 125 hlm.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Depdikbud. Jakarta. Depdiknas, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat

Pendidikan Lanjutan Pertam. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning(CTL)). 35 hlm.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1699 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm.

(30)

Ismadi, Janu. 2008. Seri Evaluasi Pintar Terpadu Matematika SD/MI Kelas 4. Grasindo. Jakarta. 190 hlm.

Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar – Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Kaifa. Bandung. 352 hlm.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung. 324 hlm.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta. 312 hlm.

Muchit, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Rasail. Semarang. 168 hlm.

Mursalin. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 01 Kibang Tri Jaya Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan Pendekatan Kontekstual. (Elektronil Tugas Akhir). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bumi Aksara. Jakarta. 246 hlm.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.

Putri, Ika. 2010. Pengertian definisi hasil belajar dari beberapa ahli pendidikan. diakses pada 20 Januari 2011.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-pengertian-definisi-hasil-belajar-dari/

Redaksi Lima Adi Sekawan. 2007. EYD Plus. Limas. Jakarta. 245 hlm.

Ruseffendi dkk. 1992. Pendidikan Matematika 3. Debdikbud. Jakarta. 402 hlm. Ruseffendi, E. T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Tarsito. Bandung.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. 409 hlm.

(31)

90

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. 236 hlm.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. 195 hlm.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta. 406 hlm.

Supinah, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan

Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Depdiknas. Yogyakarta. 78 hlm. Surya, H. M. 2001. Kapita Selekta Kependidikan SD. Universitas Terbuka.

Jakarta. 12.42 hlm.

Tim Redaksi. 2008. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Sinar Grafika. Jakarta. 227 hlm.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 60 hlm.

Winatraputra, Udin S. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta. 12.39 hlm.

Wulandari, Aning. 2010. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika SMA/MA. diakses 20 Januari 2010.

http://main.man1bojonegoro.com/pendekatan-kontekstual-dalam-pembelajaran-matematika-smama/artikel-guru

Yahya, A Halim Fathani. 2009. Memahami Kembali Definisi dan Deskripsi Matematika. diakses pada 22 Januari 2011.

(32)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh SITI KAROMAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(33)

ii ABSTRAK

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

Oleh SITI KAROMAH

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika. Penelitian ini dilakukan untuk perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 11 Metro Pusat pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas yang fokus pada situasi kelas. Pendekatan ini dipilih karena penelitian ini menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaborasi, dan partisipasi berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IVA SD Negeri 11 Metro Pusat. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa terlihat, terjadi peningkatan disetiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari nilai siklus I yaitu 47,10% menjadi 54,25% dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 61,94%. Hasil belajar matematika

meningkat tiap siklusnya. Nilai rata-rata siklus II meningkat dari nilai siklus I yaitu 65.71 menjadi 69.86 dan siklus III meningkat menjadi 79.04. Berdasar hasil temuan, disarankan pada guru hendaknya menggunakan pendekatan kontekstual agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

(34)

Judul Skripsi : PENDEKATAN PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT

Nama Mahasiswa : Siti Karomah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053053

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan/Fakultas : Ilmu Pendidikan/Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd. Dra. Hj. Yulina Hamdan, M.Pd. I.

NIP 131760216000000000 NIP 19540722 198012 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(35)

vi

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama mahasiswa : Siti Karomah

NPM : 0713053053

Jurusan : Ilmu Pendidikan

program studi : S1 PGSD

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian dengan judul “Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVA SD Negeri 11 Metro Pusat ” adalah benar-benar hasil sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya,

dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya

bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, September 2011 Yang membuat pernyataan,

(36)

vii MOTTO

Hiduplah untuk banyak memberi, bukan untuk banyak menerima

(Karomah)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S. Asy Syarh: 6)

Bermimpilah, maka tuhan akan memeluk mimpimu…

(37)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Raman Aji, Lampung pada tanggal 11 Januari 1987.

Merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, pasangan dari Bapak Hadi Sucipto

dan Ibu Saripah.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah Taman Kanak-Kanak

LKMD Raman Aji selesai pada tahun 1994. Sekolah Dasar Negeri 1 Raman Aji

selesai pada tahun 2000. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Raman Utara

selesai pada tahun 2003. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bandar Lampung

selesai pada tahun 2006.

Pada tahun 2007 penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sokolah

Dasar (PGSD) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Penulis melaksanakan Program Pelaksanaan Pembelajaran Kompetensi Akademik

(38)

ix

PERSEMBAHAN

Ya Rob, apabila karya ini merupakan salah satu kebanggaannya, maka ku persembahkan karya ini untuk orang yang ku cinta sebagai tanda bakti dan

sayangku kepada:

Mamak dan Bapak yang telah membesarkanku, mendidik dan selalu mendoakan serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhlas demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Sungguh ku tak akan pernah dapat membalas itu

semua dengan sempurna.

Saudara kandungku “Mas Doel, Mbak Nur, Mas Ikhsan, Mas Amar” yang selalu memberikan dukungan dan doanya untuk ku.

Saudara iparku “Mas Juwaini, Mbak Pipiet, Mbak Tiara” yang senantiasa membantu dan memberikan semangat kepada ku.

Keponakan-keponakanku “si pintar Nia, si cerdas Thata, si imut Azka, dan si jagoan mungil Fatih, senantiasa menghibur dan melepas lelahku.

Para pendidik yang mendidikku dengan ketulusan dan kesabarannya, semoga mendapat ridho Allah SWT.

Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu. Semoga kelak kita penuh manfaat untuk diri kita dan orang lain.

(39)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan

innayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul ”Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVA SD Negeri 11 Metro Pusat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc. selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.; selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta stafnya yang telah memberi kesempatan dan kemudahan

kepada penulis dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penulisan

skripsi ini.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.; selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung beserta stafnya.

4. Bapak Dr. Hi Darsono, M.Pd.; selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas

(40)

xi

masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat.

7. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd.; selaku Dosen pembimbing utama yang telah

membimbing dan mengarahkan dengan penuh kearifan.

8. Ibu Dra. Hj. Yulina Hamdan, M.Pd.I.; selaku Dosen pembimbing pembantu

dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan yang

sangat berarti bagi penulis.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak

membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

10.Bapak Basiran, S.Pd. SD. selaku Kepala SD Negeri 11 Metro Pusat, serta

dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama

penyusunan skripsi ini.

11.Ibu Indah Masliana, S.Pd. SD. selaku teman sejawat yang banyak membantu

penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

12.Teristimewa kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan

bantuan baik moral maupun materil demi keberhasilan studi penulis.

13.Rekan-rekan yang telah berjuang bersama-sama demi keberhasilan masa

depan.

14.Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-saudara mendapat balasan dari Allah

SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan

(41)

xii

untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan

dari semua pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan

sumbangsih bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring

dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan

pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, September 2011

Penulis

(42)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 30

2. Diagram Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 74

3. Diagram Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa Tiap Siklus ... 77

(43)
(44)

xiv

F. Indikator Keberhasilan ... 24

G. Teknik Analisis Data ... 24

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 81

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 83

3. Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(45)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 27

2. Klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ... 27

3. IPKG (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) ... 28

4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati ... 29

5. Jadwal Pelaksanaan penelitian ... 36

6. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tiap Siklus ... 40

7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan 1) ... 47

8. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan 2) ... 48

9. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 49

10. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 50

11. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51

12. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I... 52

13. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan 1) ... 61

14. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan 2) ... 62

(46)

xvi

15. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 62

16. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 63

17. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 64

18. Hasil Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II ... 64

19. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan 1) ... 72

20. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus III Pertemuan 2) ... 73

21. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 73

22. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 74

23. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 75

24. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 76

25. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ... 77

26. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III ... 78

Gambar

Tabel 1. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran.
Tabel 2. Klasifikasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa.
Tabel 4. Rubrik Penilaian Tiap Aspek yang Diamati
Gambar 1. Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui indikator-indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja marketing pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang

Sehingga metode DONNE dengan algoritma LM dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran jaringan syaraf tiruan untuk mendeteksi PJK.. Kata Kunci : Duo Output

research, he found that communicative functions of the address are grouped into ten categories, they are highest rank to higher rank, higher rank to highest rank,

Objek pengamatan adalah jembatan yang diusulkan akan dilakukan pemeliharaan dan rehabilitasi di Kabupaten Sragen yang ada di dalam data Musrenbang Kecamatan tahun 2015a. Semua

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran sumber belajar alam sekitar, kemampuan menulis puisi pada siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 64

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi 0,885 dengan sig = 0,000; (p < 0,001) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara

Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu menyajikan informasi dalam bentuk peta pikiran tentang sikap kepahlawanan dari Ki Hajar Dewantara

Konsumen memutuskan untuk membeli minuman berkarbonasi coca-cola meihat dari harga yang terjangkau, kualitas yang baik, dan melihat dari beberapa promosi yang di