PENGARUH SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAAN
TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN (UNIMED) MENGGUNAKAN
PERPUSTAKAAN
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi
Oleh :
RIA DAMAYANTI SITOMPUL
030709002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN
ABSTRAK
Sitompul, Ria Damayanti, 2008, Pengaruh Sistem Automasi Perpustakaan Terhadap Motivasi Mahasiswa UNIMED Menggunakan Perpustakaan, Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa UNIMED menggunakan perpustakaan.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FMIPA tahun angkatan 2006 yang berjumlah 533 orang. Penentuan banyaknya sampel adalah berpedoman pada tabel Krejcie dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dapat diketahui banyaknya sampel adalah 226 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan metode proportionate stratified
random sampling. Teknik pengumpulan data adalah melalui pengamatan, kuesioner, wawancara
dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan pendekatan koefisien korelasi dan pengujian reliabilitas instrumen dengan uji Cronbach Alpha. Untuk mengetahui pengaruh sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa menggunakan perpustakaan digunakan teknik analisis regresi linier sederhana sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL……….. iv
DAFTAR GAMBAR……… v
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Hipotesis Penelitian ... 5
BAB II : KAJIAN TEORITIS 2.1 Sistem Automasi Perpustakaan ... 6
2.1.1 Pengertian Sistem Automasi Perpustakaan ... 6
2.1.2 Unsur-Unsur Sistem Automasi Perpustakaan ... 8
2.1.4 Alasan dan Tujuan Sistem Automasi Perpustakaan ... 9
2.1.5 Metode Sistem Automasi Perpustakaan ... 11
2.2 Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan ... 12
2.2.1 Pelayanan Sirkulasi ... .12
2.2.2 Penelusuran Katalog ... .13
2.3 Motivasi ... 14
2.3.1 Pengertian Motivasi ... 15
2.3.2 Teori Motivasi…………... 16
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 17
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 26
3.8.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 26
3.8.1.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X) ... 27
3.8.1.2 Motivasi Mahasiswa (Variabel Y) ... 27
3.8.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 28
3.8.2.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X) ... 29
3.8.2.2 Motivasi mahasiswa (Variabel Y) ... 30
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ... 31
4.1.1 Jenis Jurusan Responden ... 31
4.2 Analisis Deskriptif ... 32
4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Sistem Automasi Perpustakaan ... 32
4.2.1.1 Penelusuran Katalog ... 33
4.2.1.2 Pelayanan Sirkulasi ... 34
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Mahasiswa ... 38
4.2.2.1 Penggunaan Jasa Perpustakaan ... 38
4.2.2.2 Kebutuhan Pengguna ... 39
4.2.2.3 Keinginan Pengguna Jasa Perpustakaan ... 41
4.2.2.4 Kemudahan Memperoleh Informasi ... 42
4.3.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 44
4.3.1.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X) ... 44
4.3.1.2 Motivasi Mahasiswa (Variabel Y) ... 45
4.3.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 46
4.3.2.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X) ... 46
4.3.2.2 Motivasi Mahasiswa (Variabel Y) ... 47
4.3.3 Analisis Regresi Linier ... 47
4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 48
4.3.5 Pengujian Determinasi ... 49
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel – 1 : Jumlah Kunjungan Mahasiswa Ke Perpustakaan Sebelum
Diterapkannya Sistem AUtomasi Perpustakaan ... 3
Tabel – 2 : Jumlah Mahasiswa Ke Perpustakaan Setelah Diterapkannya Sistem Automasi Perpustakaan... 4
Tabel – 3 : Penentuan Sampel Penelitian ... 22
Tabel – 4 : Uji Validitas Sistem Automasi Perpustakaan ... 27
Tabel – 5 : Uji Validitas Motivasi mahasiswa... 28
Tabel – 6 : Uji Reliabilitas Sistem Automasi Perpustakaan ... 29
Tabel – 7 : Uji Reliabilitas Motivasi Mahasiswa... 30
Tabel – 8 : Distribusi Tingkat Pendidikan ... 28
Tabel – 9 : Distribusi Frekuensi Penelusuran Informasi ... 29
Tabel – 10 : Distribusi Frekuensi Pelayanan Sirkulasi ... 35
Tabel – 11 : Distribusu Frekuensi Tujuan Penggunaan ... 38
Tabel – 12 : Distribusi Frekuensi Responden Akan Kebutuhannya Terhadap Perpustakaan UNIMED ... 40
Tabel – 13 : Diistribusi Frekuensi Keinginan Penggunaan Jasa Perpustakaan ... 41
Tabel – 14 : Distribusi Frekuensi Kemudahan Memperoleh Informasi ... 42
Tabel – 15 : Uji Validitas Sistem Automasi Perpustakaan ... 44
Tabel – 16 : Uji Validitas Motivasi Mahasiswa ... 45
Tabel – 17 : Uji Reliabilitas Instrumen Sistem Automasi Perpustakaan ... 46
Tabel – 18 : Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Mahasiswa ... 47
Tabel – 19 : Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi ... 47
ABSTRAK
Sitompul, Ria Damayanti, 2008, Pengaruh Sistem Automasi Perpustakaan Terhadap Motivasi Mahasiswa UNIMED Menggunakan Perpustakaan, Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa UNIMED menggunakan perpustakaan.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FMIPA tahun angkatan 2006 yang berjumlah 533 orang. Penentuan banyaknya sampel adalah berpedoman pada tabel Krejcie dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dapat diketahui banyaknya sampel adalah 226 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan metode proportionate stratified
random sampling. Teknik pengumpulan data adalah melalui pengamatan, kuesioner, wawancara
dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan pendekatan koefisien korelasi dan pengujian reliabilitas instrumen dengan uji Cronbach Alpha. Untuk mengetahui pengaruh sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa menggunakan perpustakaan digunakan teknik analisis regresi linier sederhana sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini sumberdaya manusia yang intelektual dan
memiliki potensi yang unggul sangat diharapkan untuk memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang intelektual tersebut membutuhkan informasi. Perpustakaan
merupakan pusat informasi yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi
tersebut kepada masyarakat penggunanya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini
merupakan wujud nyata dari kebutuhan masyarakat untuk kemudahan dan
kecepatan dalam memperoleh informasi. Perubahan ini membawa dampak yang
besar terhadap pengelolaan perpustakaan, di mana perpustakaan sebagai penyedia
layanan jasa informasi dengan tingkat kebutuhan pengguna yang beragam harus
dapat memberikan layanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan informasi
yang diinginkan oleh pengguna. Perkembangan suatu perpustakaan yang pesat
dan dinamis, sistem manualnya dirasakan tidak lagi memadai untuk penanganan
beban kerja, khususnya kegiatan rutin yang bersifat klerikal atau manual.
Penerapan teknologi komputer di perpustakaan dikenal sebagai sistem
automasi perpustakaan (Hariyadi, 1992 : 252). Sedangkan menurut Salim (1991 :
1067), automasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang
menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan
yang lebih modren pada layanan sirkulasi dan penelusuran informasi yang disebut
dengan Online Public Access Catalog (OPAC) yang menawarkan lebih banyak
titik akses dari yang biasa ditawarkan oleh katalog kartu.
Perpustakaan universitas Negeri Medan (UNIMED) merupakan jenis
Perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur
penunjang dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selaras dengan fungsi tersebut,
Perpustakaan UNIMED berperan untuk memajukan dan mengembangkan
pengetahuan sivitas akademika. Dalam hal pendidikan dan penelitian,
Perpustakaan UNIMED harus menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan
oleh sivitas akademika di lingkungan UNIMED yang terdiri dari mahasiswa, staf
pengajar, dan staf administrasi.
Keberadaan perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi mutlak
diperlukan karena perpustakaan merupakan jantung universitas. Demikian halnya
dengan perpustakaan UNIMED harus melengkapi keberadaannya dengan koleksi,
layanan dan fasilitas yang menunjang. Koleksi dan layanan yang ada harus terus
menerus berkembang baik secara kualitas dan kuantitas.
Perpustakaan UNIMED awalnya merupakan perpustakaan yang bersifat
manual di mana minat mahasiswa untuk menggunakan jasa perpustakaan pada
saat itu masih rendah. Hal ini dapat dilihat dengan sedikitnya jumlah mahasiswa
yang menggunakan jasa perpustakaan. Setelah Perpustakan UNIMED
diberikan kepada pengguna, dapat lihat adanya suatu peningkatan jumlah
pengguna jasa perpustakaan.
Peningkatan jumlah kunjungan mahasiswa UNIMED ke perpustakaan
sebelum dan sesudah diterapkannya sistem automasi perpustakaan adalah untuk
bulan Februari berjumlah 153,89% dan bulan Maret berjumlah 155,67%. Jika
dirata-ratakan maka peningkatan jumlah kunjungan mahasiswa UNIMED ke
perpustakaan adalah 154,78%. Dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 :
Tabel – 1:
Jumlah Kunjungan Mahasiswa Ke Perpustakaan Sebelum Diterapkannya Sistem Automasi Perpustakaan
Jurusan
Bulan Februari 1999 Bulan Maret 2006
Minggu
Jumlah
Minggu
Jumlah
I II III IV I II III IV
FIP 32 38 42 45 157 45 50 51 57 203
FBS 41 41 43 49 174 45 47 50 50 192
FIS 41 43 47 50 181 52 52 54 58 216
FMIPA 46 66 79 80 291 78 78 82 81 319
FT 47 44 49 49 189 46 49 51 51 197
FIK 33 35 35 36 139 35 36 40 40 151
FE 45 41 47 48 181 47 48 51 49 195
Tabel - 2 :
Jumlah Kunjungan Mahasiswa Ke Perpustakaan Setelah Diterapkannya Sistem Automasi Perpustakaan
Jurusan
Bulan Februari 1999 Bulan Maret 2006
Minggu
JLH Minggu JLH
I II III IV I II III IV
FIP 42 42 48 54 186 56 60 67 70 253
FBS 83 87 82 87 339 86 86 88 91 351
FIS 41 45 47 59 192 52 56 61 61 230
FMIPA 92 97 104 104 397 100 107 111 118 436
FT 73 75 75 81 304 84 86 89 98 357
FIK 50 55 55 56 216 61 65 68 68 262
FE 92 95 99 99 385 93 98 104 109 404
TOTAL 2019 2293
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap mahasiswa FMIPA karena mahasiswa FMIPA merupakan pengguna
yang paling sering menggunakan Perpustakaan UNIMED. Untuk mengetahui
lebih jauh tentang hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Sistem Automasi Perpustakaan Terhadap Motivasi Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED) Menggunakan Perpustakaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh sistem
automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa FMIPA UNIMED
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem
automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa FMIPA UNIMED
menggunakan perpustakaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a. Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) yaitu sebagai masukan
dalam peningkatan program sistem automasi perpustakaan guna memotivasi
mahasiswa menggunakan perpustakaan.
b. Disiplin Ilmu Perpustakaan dan Informasi yaitu dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu perpustakaan yang
berkaitan dengan pengaruh sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi
mahasiswa menggunakan perpustakaan.
c. Penulis yaitu menambah wawasan penulis tentang pengaruh sistem automasi
terhadap motivasi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis
penelitian ini adalah “Sistem automasi perpustakaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi mahasiswa FMIPA UNIMED dalam menggunakan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Sistem Automasi Perpustakaan
2. 1.1 Pengertian Sistem Automasi Perpustakaan
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer di perpustakaan
bukanlah merupakan suatu fenomena baru. Pengertian automasi adalah mencakup
konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak atau swakendali dengan
menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut (Sulistyo-Basuki,
1994 : 96).
Menurut Siregar (2004 : 24) automasi perpustakaan adalah “suatu
perpustakaan yang menggunakan sistem terautomasi untuk penggunaan
sebahagian atau seluruh kegiatan rutinnya”. Sedangkan Hassane (2007 : 1)
menyatakan bahwa otomasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan
perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI) yaitu
komputer, maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan.
Proses pengolahan data menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali”.
Sedangkan menurut Duval dan Main dalam Hasugian (2003 : 1), Automasi
perpustakaan adalah “pemanfaatan komputer dan teknologi lain untuk pengadaan,
serial kontrol, pangkalan data/manajemen katalog, sirkulasi, katalog online, laporan statistik dan penyebaran informasi”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan secara
sederhana bahwa sistem automasi perpustakaan adalah suatu cara atau sistem
rutinitas kerumahtangggaan perpustakaan yang meliputi pengadaan, serial kontrol,
pangkalan data/manajemen katalog, katalog online, laporan statistik dan penyebaran informasi dengan menggunakan bantuan mesin (komputer).
Penerapan teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir di semua
bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagi institut pengelola
informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang
berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi
dapat dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan
teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi,
hingga perpustakaan digital atau Ciber Library.
Pemanfaatan perangkat komputer pada sistem kerumahtanggaan
perpustakaan (Library House Keeping) bukanlah merupakan hal yang baru.
Menurut Tedd seperti yang dikutip Hasugian (2003 : 1) mengemukakan bahwa
pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di Amerika Serikat
dan Inggris telah menggunakan komputer untuk melaksanakan kegiatan
perpustakaan, terutama kegiatan sirkulasi. Penggunaannya semakin meningkat
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi.
Untuk mengetahui pemanfaatan komputer di bidang perpustakaan dapat
dilihat dari fase perkembangan automasi perpustakaan. Menurut Marquart seperti
yang dikutip oleh Siregar (2007 : 11-12) membagi perkembangan fungsi automasi
“fase pertama yaitu sistem sirkulasi, pengatalogan dan pengadaan digunakanlah komputer untuk pengawasan sirkulasi (circulation control) yang telah menggantikan kegiatan manual mem file kartu-kartu buku yang terlambat dikembalikan. Sedangkan pada fase kedua yaitu memperluas daya dan cakupan temu balik informasi. Pada perpustakaan yang sudah memakai sistem automasi telah dihasilkan sejumlah produk yang dapat menelusur informasi melalui teknik penelusuran yang lebih canggih”.
Misalnya saja Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) teknik
penelusuran yang digunakannya adalah Katalog Akses Umum Talian (KAUT) atau Online Public Access Catalog (OPAC) yang menawarkan lebih banyak titik akses dari yang biasa ditawarkan oleh kartu katalog. Di samping akses melalui
pengarang, judul dan subjek, KAUT juga menawarkan akses melalui nomor
panggil, penerbit ditambah dengan logika Boolean dan batasan penelusuran oleh
bahasa atau format dokumen.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan fungsi
automasi perpustakaan ada dua yaitu pengadaan, pengolahan, sirkulasi dan
cakupan temu balik informasi.
2.1.2 Unsur-Unsur Sistem Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan dengan mengabaikan ukuran
atau di dalam suatu akademis, publik, khusus, atau perpustakaan sekolah terdapat
unsur-unsur yang saling mendukung dan terkait antara satu dengan yang lainnya
(Arief, 2003) yaitu terdiri dari :
1. Pengguna (Users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakaan.
2. Perangkat Keras (Hardware)
3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
4. Jaringan (Network)
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi.
5. Data
Data merupakan bahan baku informasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna (users),
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan (network) dan
data merupakan unsur-unsur atau syarat yang saling mendukung antara yang satu
dengan yang lainnya sehingga terbentuk sebuah sistem automasi perpustakaan.
2.1.3 Alasan dan Tujuan Sistem Automasi Perpustakaan
Ada dua kecenderungan yang harus dipertimbangkan di dalam kegiatan
automasi perpustakaan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kilgour
(2000 : 218), pertama: adalah kecenderungan penggunaan komputer untuk
kepentingan pemakai; kedua: kecenderungan penggunaan komputer untuk
melaksanakan pekerjaan rutinitas di perpustakaan.
Setiap perpustakaan mempunyai alasan-alasan tertentu untuk
mengembangkan sistem kerumahtanggaannya dari sistem manual menjadi suatu
sistem berbasis komputer. Biasanya terdapat beberapa alasan yang berlaku umum
bagi semua perpustakaan. Alasan–alasan yang umum tersebut (Siregar, 2007)
antara lain :
1. Penggabungan Perpustakaan
2. Fasilitas Kerjasama
Tersedianya katalog dalam bentuk yang terbacakan komputer merupakan suatu prasyarat pendukung untuk mengembangkan jaringan kerjasama antara perpustakaan yang efesien.
3. Pelayanan Baru
Suatu sistem perpustakaan berbasis komputer menawarkan sejumlah pelayanan yang ekstra dengan sedikit usaha ekstra.
4. Peningkatan Moral Staf dan Kepuasan Kerja
Satu alasan dalam pengembangan sistem berbasis komputer adalah bahwa pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya klerikal, rutinitas dan berulang-ulang dapat dilakukan dengan lebih akurat, lebih cepat dan dengan pengawasan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem manual.
5. Peningkatan Informasi Manajemen
Sistem perpustakaan berbasis komputer dapat dengan mudah menghasilkan berbagai jenis statistik.
Salmon seperti yang dikutip Hasugian (2003 : 4) menyatakan ada sejumlah
alasan yang valid untuk mengaplikasikan komputer (automasi) di perpustakaan,
antara lain adalah untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih cepat, atau
lebih murah dibandingkan dengan sistem manual atau untuk memberikan suatu
pelayanan baru.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan yang
menyebabkan automasi perpustakaan adalah untuk mengembangkan suatu sistem
kerumahtanggaan perpustakaan berbasis komputer, mengembangkan jaringan
kerjasama antar perpustakaan yang efisien, memberikan kemudahan dalam
pekerjaan yang sifatnya klerikal, rutinitas dan berulang-ulang, sehingga lebih
cepat dan akurat, serta dapat membantu pihak perpustakaan dalam pengambilan
Sedangkan Kusumaningrum yang dikutip oleh Ardoni (2005 : 33) yang
menjadi tujuan dari sistem automasi perpustakaan adalah untuk mengatasi
pekerjaan yang menumpuk, meningkatkan efesien, memberikan pelayanan baru
serta mengadakan kerjasama dan sentralisasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan tersebut
dapat dicapai dengan memanfaatkan komputer karena kemampuan komputer
dalam menyimpan sejumlah besar data, dan kemampuannya dalam
menggabungkan data sesuai dengan situasi serta seperangkat kondisi yang
diberikan.
2.1.4 Metode Sistem Automasi Perpustakaan
Penggunaan komputer atau automasi perpustakaan pada hakekatnya
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem kerumahtanggaan berbasis
komputer sehingga memberikan kemudahan bagi kinerja pustakawan dalam
pekerjaannya yang sifatnya klerikal, rutinitas, dan berulang-ulang. Untuk
mencapai tujuan tersebut perpustakaan menggunakan beberapa metode atau cara.
Menurut Corbin yang dikutip oleh Bustan (2001 : 55) membagi metode
perpustakaan atas 4 (empat) yaitu :
1. Membeli Sistem Turnkey
Sistem Turnkey adalah sistem komputer yang telah dirancang, diprogram, diuji, dan kemudian dijual oleh perusahaan kepada perpustakaan dalam siap dipasang dan dioperasikan.
2. Mengembangkan Sistem Melalui Jaringan (Network System)
3. Mengadaptasikan Sistem dari Perpustakaan Lain
Cara lain yang dapat digunakan perpustakaan dalam mengembangkan automasi perpustakaan adalah menduplikasi atau mengadaptasi sistem dari perpustakaan lain.
4. Mengembangkan Sistem Lokal
Perpustakaan dapat juga mengembangkan sistem lokal atau in-house developmentsystem.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap metode sistem
automasi perpustakaan memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Jadi,
metode apapun yang akan digunakan maka pihak perpustakaan haruslah
mempertimbangkannya terlebih dahulu dan harus disesuaikan dengan kondisi
perpustakaannya.
2.2 Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan 2.2.1 Pelayanan Sirkulasi
Agar pelayanan sirkulasi terkontrol dengan baik maka dibutuhkan suatu
pengawasan sirkulasi (circulation control). Menurut Siregar (2007 :4) yang
dimaksud dengan pengawasan sirkulasi yaitu “semua kegiatan yang berkaitan
dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, biasanya untuk
penggunaan di luar perpustakaan”. Dengan kata lain, kegiatan ini berhubungan
dengan pengontrolan peredaran koleksi perpustakaan.
Sistem sirkulasi terautomasi menggantikan pengarsipan manual
kartu-kartu buku yang dipinjamkan, perhitungan denda, pencetakan tagihan,
keterlambatan dan pembuatan kartu tanda anggota. Penggunaan label barcode
pada kartu dan dokumen memungkinkan proses pencatatan dapat dilakukan lebih
cepat dan lebih akurat sehingga dapat memperpendek antrian khususnya pada jam
Menurut Siregar (2007 : 10) “fungsi utama dari pengawasan sirkulasi
terdiri dari pendaftaran anggota (keanggotaan), peminjaman, perpanjangan,
pengembalian, penagihan, layanan temu balik, pemesanan dan pembuatan surat
keterangan bebas dari tagihan”.
2.2.2 Penelusuran Katalog
Perpustakaan memerlukan katalog untuk menunjukkan kesediaan koleksi
yang dimilikinya dan merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu
dokumen. Hunter seperti yang dikutip Hasugian (2003 : 1) menyatakan bahwa
“katalog adalah suatu daftar dari, dan indeks ke suatu koleksi buku dan bahan
lainnya”. katalog memungkinkan pengguna untuk menemukan suatu bahan
pustaka yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu. Catalog juga
memungkinkan pengguna untuk mengetahui di mana suatu bahan pustaka dapat
ditemukan. Dengan demikian, katalog adalah suatu saran untuk menemubalikkan
suatu bahan pustaka dari koleksi suatu perpustakaan.
Sistem temu balik informasi di perpustakaan merupakan unsur yang sangat
penting. Tanpa sistem temu balik, pengguna akan mengalami kesulitan untuk
mengakses sumber daya informasi yang tersedia di perpustakaan. Salah satu
sistem temu balik yang ada di perpustakaan yang sudah terautomasi adalah OPAC
(Online Public Access Catalog). Istilah baku untuk OPAC dalam bahasa
Indonesia, hingga saat ini belum terumuskan dengan pasti. Ada perpustakaan yang
Menurut Siregar (2007 : 26) “katalog talian atau OPAC adalah penyediaan
fasilitas akses koleksi di perpustakaan melalui terminal komputer untuk
digunakan oleh pengguna perpustakaan”.
Feather seperti yang dikutip Hasugian (2003 : 4) menyatakan bahwa
“OPAC adalah suatu pangkalan data cantuman bibliografi yang biasanya
manggambarkan koleksi perpustakaan tertentu di mana pengguna dapat
melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa OPAC adalah
suatu sistem temu balik informasi melalui terminal komputer yang memudahkan
pengguna melakukan penelusuran informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan
mudah karena pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul,
subjek, kata kunci dan sebagainya.
2.3 Motivasi
Dewasa ini pemuasan kebutuhan manusia tidak mungkin dilakukan tanpa
melalui interaksi dengan lingkungan, sehingga dengan demikian untuk
memenuhui kebutuhan tersebut manusia harus menggunakan berbagai kegiatan
energi atau tenaga yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan didalam
usaha memenuhui kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya motivasi merupakan alasan
dari tindakan yang dilakukan manusia untuk memenuhui kebutuhan dan
keinginannya. Jadi dengan demikian dapat dikatakan motivasi adalah salah satu
2.3.1 Pengertian Motivasi
Istilah motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin yakni Movere yang berarti “menggerakan” (To Move). Menutur George R. Terry seperti yang dikutip
Moekijat (2002 : 5) menyatakan motivasi adalah keinginan di dalam seorang
individu yang mendorong ia untuk bertindak. Serta Hariandja (2002 : 321)
berpendapat motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong
perilaku dan keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang
dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.
Sedangkan Abraham Maslow seperti yang dikutip oleh Kartono (1994 :
208) menambahkan bahwa motivasi disebabkan oleh adanya kebutuhan dalam diri
seseorang yang mendorong ia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dan
membuat dirinya menjadi aktif.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dibagi atas lima bagian antara lain :
1. Kebutuhan fisiolagis (physiological needs) seperti sandang, pangan, papan, dan lain-lain.
2. Kebutuhan rasa aman (the savety needs) seperti perlindungan fisik, mendapatkan perkerjaan, jaminan hari tua dan lain-lain.
3. Kebutuhan social (the social needs) seperti kebutuhan bergaul, diakui masyarakat, berkawan, berkeluarga dan lain-lain.
4. Kebutuhan harga diri (the esteem needs) untuk memuaskan egoisnya seperti memiliki mobil bagus, berpakaian yang indah-indah, rumah bagus, memiliki gelar, berprestasi, status sosial yang tinggi dan lain-lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (the self-actualization needs) seperti untuk memuaskan diri dengan mengembangkan segenap potensi, bakat-bakat dan kemampuan, bekerja atau berkarya, berkreasi dan lain-lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi pengguna
adalah suatu dorongan yang berasal dari persepsi, pikiran dan perasaan diri
pengguna untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkannya melalui
2.3.2 Teori Motivasi
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai motivasi antara lain Teori
Hirarki kebutuhan menurut Maslow, Teori Dua faktor menurut Herzberg, Teori
Tiga Kebutuhan menurut Mc Cleland.
1. Teori Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow
Abraham Maslow seperti yang dikutip Hasugian (1996 : 105) mengatakan bahwa suatu kebutuhan yang telah diputuskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi motivasi. Kebutuhan manusia tersebut bertingkat-tingkat (hierarchy) sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fisik/Biologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisik/biologis yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lain.
b. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keamanan dan keselamatan adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.
c. Kebutuhan Sosial (Affiliation or Acceptance Needs)
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan hubungan sosial, teman, dicintai, dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya.
d. Kebutuhan Penghargaan Diri (Esteem or Status or Needs)
Kebutuhan penghargaan diri adalah kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan atau prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
2. Teori Dua Faktor Menurut Herzberg
Menurut Herberzg dalam Aref dan Tanjung (2003 : 28-29), motivasi dapat dilihat melalui 2 (dua) faktor, yaitu Motivator (kepuasan) dan Hygiene (ketidak puasan). Motivator dapat diartikan sebagai kepuasan kerja atau perasaan positif. Sedangkan Hygiene diartikan sebagai perasaan negatif atau ketidak puasan kerja. 3. Teori Tiga Kebutuhan Menurut Mc Cleland
Menurut David Mc Cleland dalam Aref dan Tanjung (2003 : 30-32), motivasi akan semakin mandalam apabila disadari bahwa setiap manusia mempunyai 3 (tiga) jenis kebutuhan, yaitu prestasi (achievement), kemampuan (power) dan interaksi (affiliation).
Kemampuan (power) adalah adanya kebutuhan akan kekuasan yang mendorong seseorang bekerja sehingga termotivasi dalam pekerjaannya.
Interaksi (affiliation) adalah suatu kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, jika dikaitkan dengan perpustakaan maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari persepsi,
pikiran dan perasaan diri manusia untuk memperoleh informasi-informasi yang
dibutuhkannya melalui berbagai pelayanan yang tersedia di perpustakaan.
Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa dengan adanya fasilitas
perpustakaan berupa sistem pelayanan automasi perpustakaan (OPAC) diharapkan
dapat memudahkan mahasiswa melakukan penelusuran informasi yang
dibutuhkan. Jadi, dengan adanya kebutuhkan mahasiswa terhadap informasi yang
didukung oleh sistem pelayanan yang telah terautomasi maka motivasi mahasiswa
menggunakan perpustakaan akan semakin meningkat jika dibandingkan dengan
motivasi mahasiswa menggunakan perpustakaan yang belum terautomasi atau
perpustakaan manual.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Woolfolk
seperti yang dikutip oleh Yahaya Azizi (2005 : 14) ada dua faktor motivasi
yaitu ”motivasi yang bersifat intrinsik merupakan kecenderungan untuk mencapai
atau mengatasi cabaran-cabaran karena minat atau menggunakan keupayaan yang
ada, dan motivasi yang bersifat ekstrinsik ialah kecenderungan untuk melakukan
sesuatu karena inginkan ganjaran luaran seperti markah ataupun mengelak
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi berasal dari dalam dan luar diri seseorang.
2.3.4 Jenis- jenis Motivasi
Pada dasarnya motivasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu motivasi
positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah proses untuk mempengaruhi
orang lain agar menjalankan atau melakukan sesuatu yang diinginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk “hadiah”. Sedangkan motivasi negatif adalah
proses untuk mempengaruhi orang lain agar mau menjalankan atau melakukan
sesuatu yang diinginkan dengan menggunakan kekuatan, ketakutan atau ancaman.
Motivasi positif yang diberikan kepada orang lain yaitu berupa
penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, informasi, pemberian perhatian
kepada orang lain, persaingam yang sehat, partisipasi, kebanggaan (prestise) dan
imbalan atau uang.
Motivasi positif yang diberikan kepada orang lain berupa ancaman,
pemecatan, skorsing, denda dan lain sebagainya. (Ranupandojo, 2004). Motivasi
positif pada dasarnya lebih sering diterapkan oleh organisasi atau perusahaan
daripada motivasi negatif. Hal ini disebabkan karena dengan penggunaan motivasi
positif seseorang akan melakukan sesuatu hal yang terbaik bagi perusahaan atau
organisasi selain itu dengan menerapkan motivasi positif dapat meningkatkan rasa
saling memiliki seseorang (sense of belonging) terhadap perusahaan atau
organisasi.
Apabila dikaitkan dengan perpustakaan, maka motivasi positif yang
pengguna perpustakaan. Dimana pelayanan perpustakaan dianggap mampu untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan olah pengguna perpustakaan dan
mudah di dalam penggunaan pelayanan tersebut, dengan kata lain semakin mudah
pelayanan perpustakaan digunakan oleh penguna perpustakaan maka semakin
tinggi motivasi pengguna untuk menggunakan perpustakaan di dalam memenuhi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan
(UNIMED) yang berlokasi di Jl. William Iskandar Psr. V Medan Estate.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
survei yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data. Singarimbun (1989 : 3) menyatakan bahwa
“Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Penelitian
ini bersifat deskriptif. Menurut Nazir (1999 : 64) “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses
yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena”.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Strata Satu (S-1) Reguler
FMIPA UNIMED 2006. Berdasarkan data (Laporan Tahunan Perpustakaan 2006)
yang peneliti peroleh dari pihak Perpustakaan UNIMED bahwa mahasiswa
FMIPA tahun angkatan 2006 berjumlah 533 orang yang terdiri dari Jurusan
Matematika 141 orang, Jurusan Fisika 133 orang, Jurusan Biologi 122 orang, dan
Jurusan Kimia 137 orang.
3.3.2 Sampel
Karena peneliti memiliki keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka tidak
semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Untuk itu dalam menetapkan
ukuran sampel peneliti berpedoman pada Tabel Krejcie.
Berdasarkan Tabel Krejcie pada α = 0.05 maka jumlah sampelnya adalah sebanyak 226 orang. Karena populasi penelitian ini berstrata maka teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling.
Sugiyono (2003 : 75) menyatakan “Proportionate stratified random sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional”. Menentukan besarnya sampel
Tabel - 3 : Penentuan Sampel Penelitian
No Jurusan Sub Populasi Sampel
1 Matematika 141 x 226 = 60
2 Fisika 133 x 226 = 56
3 Biologi 122 x 226 = 52
4 Kimia 137 x 226 = 58
Jumlah Populasi 533 Jumlah Sampel 226
Untuk menentukan individu sampel yang akan dijadikan sebagai
responden penelitian, peneliti melakukannya secara acak.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu sistem
automasi perpustakaan (X) sebagai variabel bebas/independent variable dan motivasi mahasiswa (Y) sebagai variabel terikat/dependent variable. Secara lebih jelas definisi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sistem Automasi Perpustakan (Variabel X)
Sistem automasi perpustakaan adalah suatu cara atau sistem yang
digunakan untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutinitas kerumahtangggaan
perpustakaan yang bersifat manual dengan menggunakan bantuan mesin
(komputer) yang indikatornya terdiri dari : penelusuran katalog, pelayanan
2. Motivasi Mahasiswa (Variabel Y)
Motivasi mahasiswa adalah suatu dorongan yang disebabkan oleh adanya
kebutuhan informasi yang mendorong mahasiswa untuk menggunakan
perpustakaan. Adapun indikator yang mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam
menggunakan perpustakaan terdiri dari : tujuan penggunaan jasa perpustakaan,
kebutuhan informasi, keinginan pengguna jasa perpustakaan, dan kemudahan
memperoleh informasi.
Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan satuan ukuran skala
Likert dengan alternatif jawaban mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat
tidak setuju. Menurut Sugiyono (2003 : 86) “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”. Bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari
setiap indikator pertanyaan adalah sebagai berikut :
a. Jawaban sangat setuju mempunyai nilai 4
b. Jawaban setuju mempunyai nilai 3
c. Jawaban tidak setuju mempunyai nilai 2
d. Jawaban sangat tidak setuju mempunyai nilai 1
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan kegiatan kerja yang berkaitan
dengan sistem automasi perpustakaan langsung ke Perpustakaan
2. Angket, yaitu memberikan daftar angket dengan bentuk pernyataan kepada
responden yang dijadikan sampel.
3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang
berhubungan dengan masalah penelitian melalui bahan pustaka.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal
dari :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung diperolah dari responden yaitu
melalui angket, dan hasil observasi peneliti.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari
buku teks, jurnal, majalah dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
3.7Analisis Data
Semua data yang berasal dari angket diolah sehingga menghasilkan
deskripsi jawaban yang akan ditabulasikan untuk mengetahui persentase dari
masing-masing jawaban. Untuk mengetahui pengaruh sistem automasi
perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa digunakan analisis Regresi Linier
Ŷ
= α + bX
Keterangan :
Ŷ = Motivasi Mahasiswa a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Sistem Automasi Perpustakaan
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Ho: β = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan
sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa).
b. Ha: β1 = 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa).
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
dilakukan uji-t yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table pada
tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima sedangkan jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi dari variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) dapat diketahui dari nilai R Square (r2). Pengolahan
3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner.
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen.
3.8.1 Pengujian Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (1998 : 97) “instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Ancok dalam
Singarimbun (1998 : 122) menambahkan “validitas menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10
(sepuluh) butir (item) pernyataan sistem automasi dan 10 (sepuluh) butir (item)
motivasi mahasiswa, sehingga jumlah seluruh jawaban pernyataan adalah 20 (dua
puluh) butir. Dimana setiap butir terendah diberi skor 1 (satu) dan tertinggi diberi
skor 4 (empat). Pengujian validitas instrumen dilakukan kepada 30 (tiga puluh)
orang yang menjadi sampel.
Dalam pengujian validitas, peneliti melakukannya secara terpisah antara
konstruk variabel X dan konstruk variabel Y. Pengujian validitas tiap butir
digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan antara skor butir pernyataan
dengan skor totalnya. Menurut Sekaran (2000 : 315) apabila nilai korelasinya
3.8.1.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X)
Hasil pengujian validitas instrumen terhadap 30 (tiga puluh) orang yang
diambil sebagai sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel – 4 berikut
ini :
Tabel - 4 : Uji Validitas Sistem Automasi Perpustakaan
Item-Total Statistics
Dari hasil pengujian validitas di atas dapat diketahui bahwa nilai Corrected
Item-Total Correlation pada variabel X semuanya lebih besar dari 0,361 sehingga
dapat dinyatakan seluruh butir pernyataan dinyatakan valid.
3.8.1.2 Motivasi Mahasiswa (Variabel Y)
Hasil pengujian validitas instrumen terhadap 30 (tiga puluh) orang yang
diambil sebagai sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel - 5 berikut
Tabel - 5 : Uji Validitas Motivasi Mahasiswa
Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan valid
atau tidak maka harus dikonversikan ke r tabel. Apabila nilai Corrected Item-Total
Correlation > dari r tabel maka setiap butir parnyataan dinyatakan valid. Dengan
jumlah responden sebanyak 30 orang, maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui
df (degree of freedom) = n – k. k merupakan jumlah butir pernyataan dalam suatu variabel. Jadi df = 30 – 10 = 20, maka r tabel = 0,361.
Dari hasil pengujian validitas di atas dapat diketahui bahwa nilai Corrected
Item-Total Correlation pada variabel Y semuanya lebih besar dari 0,361 sehingga
dapat dinyatakan seluruh butir parnyataan dinyatakan valid.
3.8.2 Pengujian Raliabilitas Instrumen
Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya
adalah menguji reliabilitas (keandalan) instrumen. Reliabilitas instrumen
digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan
konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dapat dilakukan
namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel sehingga
dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Untuk menguji
reliabilitas instrument menggunakan “koefisien alpha” dari Cronbach (Umar,
2003). Cronbach Alpha yang baik adalah yang semakin mendekati 1. Menurut Sekaran (2000 : 312) reliabilitas yang kurang dari 0,60 adalah kurang baik,
sedangkan 0,70 dapat diterima dan reliabilitas dengan Cronbach Alpha 0,80 atau di atasnya adalah baik.
3.8.2.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X)
Hasil pengujian reliabilitas instrumen terhadap 30 (tiga puluh) orang yang
diambil sebagai sampel dapat dilihat pada Tabel - 6 berikut ini :
Tabel - 6 : Uji Reliabilitas Sistem Automasi Perpustakaan
Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan reliabel
atau tidak maka harus dikonversikan dengan nilai Cronbach Alpha r alpha sebesar 0,976. Hal ini membuktikan instrumen sistem automasi perpustakaan adalah
reliabel karena r alpha yang bernilai 0,976 lebih besar dan positif dari 0,60. Reliability Statistics
.976 .980 10
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
3.8.2.2 Motivasi Mahasiswa (Variabel Y)
Hasil pengujian reliabilitas instrumen terhadap 30 (tiga puluh) orang yang
diambil sebagai sampel dapat dilihat pada Tabel - 7 berikut ini :
Tabel - 7 : Uji Reliabilitas Motivasi Mahasiswa
Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan reliabel
atau tidak maka harus dikonversikan dengan nilai Cronbach Alpha r alpha sebesar
0,937. Hal ini membuktikan instrumen ssistem automasi perpustakaan adalah
reliabel karena r alpha yang bernilai 0,937 lebih besar dan positif dari 0,60.
Dari hasil pengujian reliabilitas variabel X dan variable Y dapat dikatakan
bahwa seluruhnya adalah reliabel karena telah melebihi 0,60.
Reliability Statistics
.937 .920 10
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Adapun
jumlah pernyataan seluruhnya adalah 20 butir yang terdiri dari 10 butir untuk
Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X) dan 10 butir untuk Motivasi
Mahasiswa (Variabel Y). sebagaimana tujuan dari penelitian ini, angket disebar
kepada responden yang diberisikan pernyataan-pernyataan mengenai pengaruh
sistem automasi perpustakaan terhadap motivasi mahasiswa menggunakan
perpustakan UNIMED. Dari angket tersebut juga dapat diperoleh gambaran
umum responden pada penelitian ini.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa teknik pengambilan sampel
didalam penelitian ini adalah berpedoman pada teknik probability sampling
dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Kemudian peneliti menentukan siapa yang akan dijadikan sebagai responden
penelitian dilakukan secara acak
Berdasarkan pernyataan responden melalui angket dapat diketahui
komposisi responden berdasarkan jenis jurusan adalah sesuai dengan penentuan
banyaknya sampel yang ditetapkan berdasarkan strata.
4.1.1 Jenis Jurusan Responden
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis jurusan pada
Tabel - 8 : Distribusi Jenis Jurusan
Jenis Jurusan Jumlah Persentase (%)
Matematika
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi
tingkat pendidikan sebagian besar responden berasal dari mahasiswa Matematika
yaitu sebanyak 60 orang (26,54 %), kemudian mahasiswa Kimia sebanyak 58
orang (25,67 %), mahasiswa Fisika sebanyak 56 orang (24,78 %), sedangkan
mahasiswa Biologi sebanyak 52 orang (23,01 %).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FMIPA yang
menggunakan jasa Perpustakaan UNIMED lebih banyak berasal dari mahasiswa
Matematika.
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Sistem Automasi Perpustakaan
Variabel sistem automasi perpustakaan yang diukur berdasarkan indikator
penelusuran katalog dan pelayanan sirkulasi yang mampu meningkatkan motivasi
mahasiswa FMIPA UNIMED menggunakan jasa perpustakaan. Untuk mengetahui
tanggapan responden terhadap sistem automasi perpustakaan dapat diketahui
melalui jawaban responden pada pernyataan angket nomor 1 (satu) sampai 10
4.2.1.1 Penelusuran Katalog
Tabel - 9 : Distribusi Frekuensi Penelusuran Informasi
Pernya-
Dari Tabel - 9 dapat dilihat bahwa :
a. Dari 226 responden, 44 responden (19,5 %) menyatakan sangat setuju bahwa
OPAC memudahkan responden saat melakukan penelusuran informasi dan
155 responden (68,6 %) yang menyatakan setuju. Sedangkan 19 responden
(8,4 %) menyatakan tidak setuju dan hanya 8 responden (3,5 %) menyatakan
sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa OPAC dapat
memudahkan responden saat melakukan penelusuran informasi.
b. Pada pernyataan kedua, 50 responden (22,1 %) yang menyatakan sangat
setuju bahwa adanya kesesuain karakteristik bahan pustaka antara informasi
yang diberikan OPAC dengan yang ada di rak buku. Sedangkan yang
menyatakan setuju sebanyak 134 responden (59,3 %), dan 33 responden
(14,6 %) menyatakan tidak setuju, serta 9 responden (4,0 %) menyatakan
sangat tidak setuju. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa adanya
kesesuaian karakteristrik bahan pustaka antara informasi yang diberikan
OPAC dengan yang ada di rak buku karena jawaban responden yang bernilai
c. Pada pernyataan ketiga, 23 responden (10,0 %) menyatakan sangat setuju
bahwa alat bantu penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan berupa
terminal komputer sudah mencukupi dan yang menyatakan setuju 82
responden (36,3 %). Sedangkan 94 responden (41,6 %) yang menyatakan
tidak setuju, serta 27 responden (1,9 %) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan persentase (%) tersebut dapat disimpulkan bahwa alat bantu
berupa penelusuran informasi yang tersedia di Perpustakaan UNMED berupa
terminal komputer sudah mencukupi karena jawaban responden yang bernilai
positif lebih besar dibanding jawaban responden yang bernilai negatif.
d. Tanggapan responden terhadap pernyataan penelusuran informasi dengan
menggunakan OPAC sangat mudah dimengerti karena tampilan deskriptif
bibliografis bersifat luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan responden
adalah sebanyak 9 responden (4,0 %) menyatakan sangat setuju, 163
responden (72,1 %) menyatakan setuju, dan 48 responden (21,2 %)
menyatakan tidak setuju, serta 6 responden (2,7 %) menyatakan sangat tidak
setuju.
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
menggunakan OPAC maka akan memudahkan pengguna dalam penelusuran
informasi sesuai dengan yang dibutuhkan penggunanya. Menelusur dengan OPAC
juga dapat menghemat waktu.
4.2.1.2 Pelayanan Sirkulasi
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pelayanan sirkulasi di
Tabel – 10 : Distribusi Frekuensi Pelayanan Sirkulasi
Berdasarkan Tabel - 10 dapat dilihat bahwa :
a. Dari 226 responden, 9 responden (4,0 %) menyatakan sangat setuju bahwa
saat melakukan proses peminjaman pengguna tidak perlu menunggu antrian
yang lama khususnya pada jam sibuk, yang menyatakan setuju 153
responden (67,7 %). Sedangkan 56 responden (24,8 %) menyatakan tidak
setuju, serta 8 responden (3,5 %) menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir setengah
dari responden menyatakan setuju bahwa saat melakukan proses peminjaman
pengguna tidak perlu menunggu antrian yang lama khususnya pada jam sibuk
karena Perpustakaan UNIMED sudah terautomasi, namun sebahagian juga
kurang setuju, hanya sebahagian kecil yang menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan keenam, 32 responden (14,2 %) menyatakan sangat setuju
tidak ada kesalahan pada proses peminjaman sehingga data yang dihasilkan
cepat dan akurat, yang menyatakan setuju sebanyak 77 responden (34,1 %).
Sedangkan 109 responden (48,2 %) menyatakan tidak setuju, serta 8
tersebut dapat dilihat bahwa responden yang menjawab positif yaitu sangat
setuju dan setuju lebih besar dibandingkan yang menjawab negatif yaitu tidak
setuju dan sangat tidak setuju maka tidak ada kesalahan pada saat proses
peminjaman sehingga data yang dihasilkan lebih cepat dan akurat Karena
Perpustakaan UNIMED telah terautomasi.
c. Tanggapan responden terhadap pernyataan tidak ada kesalahan pada proses
peminjaman sehingga data yang dihasilkan lebih cepat dan akurat adalah
sebanyak 62 responden (27,47 %) menyatakan sangat setuju, yang
menyatakan setuju 93 responden (41,2 %), sedangkan 63 responden (27,9 %)
menyatakan tidak setuju, serta 8 responden (3,5 %) menyatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa responden
yang menjawab positif yaitu sangat setuju dan setuju lebih besar
dibandingkan yang menjawab negatif yaitu tidak setuju dan sangat tidak
setuju menunggu antrian yang lama khususnya pada jam sibuk karena
Perpustakaan UNIMED sudah terautomasi.
d. Tanggapan responden terhadap pernyataan tidak ada kesalahan pada proses
pengembalian sehingga data yang dihasilkan lebih cepat dan akurat adalah
sebanyak 35 responden (15,5 %) menyatakan sangat setuju, sedangkan 127
responden (56,2 %) menyatakan setuju. Dan 57 (25,2 %) responden
menyatakan tidak setuju, serta 7 (3,1 %) responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Karena jawaban responden yang bernilai positif lebih besar
bahwa data yang dihasilkan lebih cepat dan akurat karena Perpustakaan
UNIMED sudah terautomasi.
e. Tanggapan responden terhadap pernyataan pelayanan sirkulasi yang sudah
terautomasi menjadi lebih efektif dan efesien, adalah sebanyak 36 responden
(15,9 %) menyatakan sangat setuju, sedangkan 174 responden
(77,0 %) ,menyatakan setuju, dan 25 responden (11,1 %) menyatakan tidak
setuju, serta 8 responden (3,5 %) menyatakan sangat tidak setuju. Karena
jawaban responden yang bernilai positif lebih besar dibanding jawaban
responden yang bernilai negatif maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
sirkulasi yang sudah terautomasi sudah menjadi lebih efektif dan efesien
karena dengan terautomasinya suatu perpustakaan maka segala kegiatan rutin
yang ada pada layanan sirkulasi dapat terkontrol dengan baik.
f. Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa dalam memberikan
pelayanan sirkulasi yang terautomasi staf pustakawan dapat bekerja lebih
cepat, yang menyatakan sangat setuju 33 responden (14,6 %), yang
menyatakan setuju 160 responden (70,8 %). Sedangkan yang menyatakan
tidak setuju 25 responden (11,1 %), serta 8 responden (3,5 %) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam memberikan pelayanan sirkulasi yang sudah terautomasi pustakawan
dapat bekerja dengan lebih cepat dan memudahkan mereka sehingga segala
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Mahasiswa (Variabel Y) Variabel motivasi mahasiswa diukur berdasarkan indikator tujuan
penggunaan jasa perpustakaan, kebutuhan informasi, keinginan pengguna jasa
perpustakan, dan kebutuhan memperoleh informasi dapat diketahui dari jawaban
responden melalui pernyataan nomor 11 (sebelas) sampai 20 (dua puluh).
4.2.2.1 Penggunaan Jasa Perpustakaan
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap tujuan penggunaan
Perpustakaan UNIMED dapat dilihat pada Tabel - 11 berikut :
Tabel - 11 : Distribusi Frekuensi Tujuan Penggunaan
Pernya-Dari Tabel - 11 dapat disimpulkan bahwa :
a. Dari 226 responden, 59 responden (26,1 %) menyatakan sangat setuju bahwa
karena pelayanan sirkulasi dan penelusuran informasi sudah terautomasi
maka akan memudahkan pengguna dalam penggunaan jasa perpustakaan,
yang menyatakan setuju 85 responden (37,6 %). Sedangkan 64 responden
(28,3 %) menyatakan tidak setuju, serta 18 responden (8,0 %) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa karena
pelayanan sirkulasi dan penelusuran informasi sudah terautomasi maka akan
b. Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa setiap ada keperluan yang
menyangkut perkuliahan seperti tugas, pengguna selalu menggunakan dan
memanfaatkan jasa perpustakaan, yang menyatakan sangat setuju 18
responden (8,0 %), dan yang menyatakan setuju 160 responden (70,8 %).
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju 36 responden (15,9 %), serta yang
menyatakan sangat tidak setuju 12 responden (5,3 %). Dari hasil persentase
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan terautomasinya Perpustakaan
UNIMED maka akan mendorong pengguna untuk menggunakan jasa
perpustakaan sehingga setiap keperluan salah satunya yang menyangkut
perkuliahan seperti tugas dapat terselesaikan dengan baik.
c. Tanggapan responden terhadap pernyataan walaupun tidak ada tugas
pengguna sering mengunakan jasa perpustakaan, yang menyatakan sangat
setuju 19 responden (8,4 %), dan yang menyatakan setuju 165 responden
(73,0 %). Sedangkan yang menyatakan tidak setuju 37 responden (16,4 %),
serta yang menyatakan sangat tidak setuju 5 responden (2,2 %). Dari
persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan terautomasinya
Perpustakaan UNIMED maka sudah mendorong pengunanya untuk
berkunjung untuk menggunakan jasa perpustakaan yang tersedia di
perpustakaan tersebut.
4.2.2.2 Kebutuhan Pengguna
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kebutuhan pengguna
Tabel – 12 : Distribusi Frekuensi Responden Akan Kebutuhannya Terhadap
Dari Tabel - 12 dapat disimpulkan bahwa :
a. Dari responden 226, 70 responden (31,0 %) menyatakan sangat setuju bahwa
perpustakaan dapat memenuhi seluruh informasi yang berkaitan dengan mata
kuliah yang responden butuhkan. Sedangkan 64 responden (28,3 %)
menyatakan setuju, dan yang menyatakan tidak setuju 86 responden (38,1 %),
serta yang menyatakan sangat tidak setuju 6 responden (2,7 %). Dari
persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pelayanan sirkulasi dan
penelusuran informasi yang sudah terautomasi maka segala kebutuhan
pengguna terutama yang menyangkut perkuliahan terpenuhi.
b. Pada pernyataan kelima belas, 88 responden (38,9 %) menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 98 responden (43,3 %). Sedangkan yang
menyatakan tidak setuju 39 responden (17,3 %), dan yang menyatakan sangat
tidak setuju hanya 1 responden (4 %). Dari persentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju bahwa
dengan selalu menggunakan jasa perpustakaan untuk membantu di dalam
penelusuran informasi sudah terautomasi sehingga responden termotivasi
untuk menggunakan jasa perpustakaan.
4.2.2.3 Keinginan Pengguna Jasa Perpustakaan
Untuk mengetahui tanggapan responden akan keinginan pengguna jasa
perpustakaan dapat dilihat pada Tabel – 13 berikut :
Tabel – 13 : Distribusu Frekuensi Keinginan Pengguna Jasa Perpustakaan
Dari Tabel - 13 dapat disimpulkan bahwa :
a. Dari 226 responden, 69 responden (30,5 %) menyatakan sangat setuju bahwa
selain informasi yang berkaitan dengan mata kuliah, perpustakaan juga dapat
memenuhi informasi yang tidak berkaitan dengan mata kuliah, yang
menyatakan setuju 112 responden (49,6 %). Sedangkan 45 responden (19,9 %)
menyatakan tidak setuju, serta tidak ada satu responden yang menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
selain informai yang berkaitan dengan mata kuliah, kebutuhan informasi yang
responden butuhkan juga terpenuhi.
b. Dari responden 226, 39 responden (17,3 %) menyatakan sangat setuju bahwa
menyediakan pelayanan yang sesuai dengan keinginan atau harapan responden,
161 responden (71,2 %) menyatakan setuju. Sedangkan 23 responden (10,2 %)
menyatakan tidak setuju, dan 3 responden (1,3 %) menyatakan sangat tidak
setuju. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir
semua responden menyatakan setuju bahwa karena pelayanan sirkulasi dan
penelusuran informasi sudah terautomasi maka responden termotivasi untuk
menggunakan jasa perpustakaan.
4.2.2.4 Kemudahan Memperoleh Informasi
Untuk mengetahui tanggapan responden akan kemudahan memperoleh
informasi dapat dilihat pada Tabel – 14 berikut :
Tabel – 14 : Distribusi Frekuensi Kemudahan Memperoleh Informasi
Pernyataan
Dari Tabel - 14 dapat disimpulkan bahwa :
a. Berdasarkan pernyataan 18, 39 responden (17,3 %) menyatakan sangat setuju
bahwa sistem automasi yang digunakan perpustakaan memudahkan responden
di dalam memperoleh informasi yang responden butuhkan, dan yang
menyatakan setuju 166 responden (73,5 %). Sedangkan yang menyatakan
sangat tidak setuju. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebahagian besar responden menyatakan setuju karena pelayanan sirkulasi dan
penelusuran informasi sudah terautomasi memudahkan responden didalam
memperoleh informasi yang responden butuhkan sehingga adanya motivasi
responden dalam menggunakan jasa perpustakaan.
b. Pada pernyataan 19, 54 responden (23,9 %) menyatakan sangat setuju bahwa
pustakawan sering membantu responden di dalam penelusuran informasi, yang
menyatakan setuju adalah sebanyak 90 responden (39,8 %). Sedangkan yang
menyatakan tidak setuju 77 responden (34,1 %), dan yang menyatakan sangat
tidak setuju adalah sebanyak 5 responden (2,2 %). Berdasarkan persentase
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden menyatakan
setuju karena pustakawan sering membantu responden di dalam penelusuran
informasi sehingga responden termotivasi di dalam menggunakan jasa
perpustakaan. Hanya sebahagian kecil responden yang sangat tidak setuju.
c. Dari pernyataan 20, 50 responden (22,1 %) menyatakan sangat setuju bahwa
pustakawan bersedia mengajari responden tentang bagaimana penggunaan
komputer (OPAC) untuk penelusuran informasi, dan 90 responden (39,8 %)
yang menyatakan setuju. Sedangkan 77 responden (34,1 %) menyatakan tidak
setuju, serta 5 responden (2,2 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebahagian
besar responden menyatakan setuju bahwa untuk mempermudah responden
bantuan dari pustakawan sehingga timbulnya suatu motivasi dalam diri
responden.
4.3 Analisis Statistik
4.3.1 Pengujiann Validitas Instrumen
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dalam penelitian dapat
mengukur sesuatu yang memang ingin diukur. Dalam hal ini peneliti
menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10 (sepuluh) butir (item) pernyataan
sistem automasi dan 10 (sepuluh) butir (item) motivasi mahasiswa, sehingga
jumlah seluruh jawaban pernyataan adalah 20 (dua puluh) butir. Di mana setiap
butir terendah diberi skor 1 (satu) dan tertinggi diberi skor 4 (empat). Pengujian
validitas instrumen dilakukan kepada 30 (tiga puluh) orang yang menjadi sampel.
Dalam pengujian validitas, peneliti melakukannya secara terpisah antara
konstruk variabel X dan konstruk variabel Y. Pengujian validitas tiap butir
digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan antara skor butir pernyataan
dengan skor totalnya.
4.3.1.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X)
Tabel - 15 :Uji Validitas Sistem Automasi Perpustakaan
Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan valid
atau tidak maka harus dikonversikan ke r tabel. Apabila nilai Corrected Item-Total
Correlation > dari r tabel maka setiap butir parnyataan dinyatakan valid. Dengan
jumlah responden sebanyak 30 orang, maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui
df (degree of freedom) = n – k. k merupakan jumlah butir pernyataan dalam suatu variabel. Jadi df = 30 – 10 = 20, maka r tabel = 0,361.
Dari hasil pengujian validitas di atas dapat diketahui bahwa nilai Corrected
Item-Total Correlation pada variabel X semuanya lebih besar dari 0,361 sehingga
dapat dinyatakan seluruh butir pernyataan dinyatakan valid.
4.3.1.2 Motivasi Mahasiswa (Variabel Y
Tabel – 16 :Uji Validitas Motivasi Mahasiswa Item-Total Statistics
Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan valid
atau tidak maka harus dikonversikan ke r tabel. Apabila nilai Corrected Item-Total
Correlation > dari r tabel maka setiap butir parnyataan dinyatakan valid. Dengan
df (degree of freedom) = n – k. k merupakan jumlah butir pernyataan dalam suatu variabel. Jadi df = 30 – 10 = 20, maka r tabel = 0,361.
Dari hasil pengujian validitas di atas dapat diketahui bahwa nilai Corrected
Item-Total Correlation pada variabel Y semuanya lebih besar dari 0,361 sehingga
dapat dinyatakan seluruh butir pernyataan dinyatakan valid.
4.3.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya
adalah menguji reliabilitas (keandalan) instrumen. Reliabilitas instrumen
digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan
konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dapat dilakukan
bersama-sama terhadap seluruh butir pernyataan untuk lebih dari satu variabel,
namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel sehingga
dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Reliabilitas suatu
konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. 4.3.2.1 Sistem Automasi Perpustakaan (Variabel X)
Tabel – 17 : Uji Reliabilitas Instrumen Sistem Automasi Perpustakaan
Reliability Statistics
.976 .980 10
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan reliabel