• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Tebal Lapis Tambah (Overlay) Dengan Metoda Bina Marga Dan Asphalt Institute Menggunakan Alat Benkelman Beam (study kasus: jalan lintas bireuen – lhokseumawe)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Tebal Lapis Tambah (Overlay) Dengan Metoda Bina Marga Dan Asphalt Institute Menggunakan Alat Benkelman Beam (study kasus: jalan lintas bireuen – lhokseumawe)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

gambar no.5 : Perlengkapan Keamanan
Gambar 2.6. Retak memanjang dan melintang
Gambar 2.7. Retak rambut dan retak kulit buaya
Gambar 2.8. Retak susut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan untuk merencanakan lapis tambahan (overlay) dari metode alternatif yang diusulkan diperoleh ketebalan lapis tambahan dengan menggunakan metode Lendutan Bina

Kebutuhan lapis tambah ( overlay ) pada Metoda AASHTO 1993 didasarkan pada segmentasi lendutan sehingga menghasilkan kebutuhan overlay pada tiap segmen, sementara

a) Pengujian lendutan untuk perhitungan tebal lapis tambah sebaiknya tidak hanya dilakukan pada pusat beban saja tetapi juga pada titik belok kurva cekung lendutan

Untuk umur rencana 5 tahun tebal lapis tambah = 0, dikarenakan antara garis EAL dengan RRD tidak ketemu pada grafik atau tidak termasuk dalam range yang ada

Hasil menunjukkan bahwa tebal lapis tambah ( overlay ) perhitungan Bina Marga 2013 melalui prosedur mekanistik umum (GMP), lebih tipis dibandingkan dengan

Tugas Akhir yang berjudul “PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) DAN PELEBARAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN SEI RAMPAH – TANJUNG BERINGIN, SERDANG BEDAGAI” ini dimaksudkan

Berdasarkan analisis tebal lapis tambah yang telah dilakukan pada metode MDP 2017 diatas yaitu didapatkan tebal overlay sebesar 120 mm dan termasuk dalam katagori lalu

Apakah metode yang tepat dalam melakukan perencanaan desain tebal lapis tambah (overlay) pada ruas jalan Batas Kota Metro-Gedung Dalam berdasarkan data uji