PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN KALSIUM LAKTAT
DARI UBI KAYU
BERKAPASITAS 10.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh : Nurhidayah
050425005
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah penulis diberikan petunjuk dan jalan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik.
Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Kalsium laktat dari Ubi kayu dengan Kapasitas 10.000 Ton/Tahun”.
Pra rancangan pabrik ini disusun untuk melengkapi tugas dan syarat dalam
menempuh ujian sarjana pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Renita Manurung ST. MT, selaku ketua Departemen Teknik Kimia
2. Bapak Ir. Indra Surya.Msc selaku pembimbing I yang banyak membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini
3. Ibu Maya Sarah ST.MT selaku pembimbing II yang telah banyak memberi
masukkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini
4. Bapak dan Ibu Staf Pengajar dan Pegawai Jurusan Teknik Kimia
5. Orang Tua penulis yang tercinta, Ayahanda dan Ibunda yang telah
membesarkan, memberikan doa, motivasi dan cinta serta mendidik dengan
penuh kasih sayang.
6. Rekan satu patner, Bang Eri yang selalu setia membantu.
7. Temanku yang terbaik, Adek, Gia, Junita terimakasih atas dukungannya dan
jangan pernah melupakanku.
Medan, Juni 2008
Penulis
INTISARI
Kalsium laktat dibuat dengan cara hidrolisa pati dari ubi kayu dengan
menggunakan asam klorida 90% dalam reaktor berpengaduk dengan temperatur
operasi 20 0C pada tekanan 1 atm. Reaksi yang terjadi dalam reaktor bersifat
eksotermis dan panas yang timbul diserap oleh air pendingin, dimana air pendingin
masuk pada temperatur 10 0C keluar pada temperatur 20 0C.
Kalsium laktat diproduksi 10.000 ton/tahun dengan 360 hari kerja dalam
satu tahun, hari selebihnya digunakan untuk pembersihan dan perbaikan peralatan
pabrik. Lokasi pabrik direncanakan di sekitar hilir Sungai Silau Kuala Tanjung
Asahan, Sumatera Utara, dengan luas areal 45.350 m2, tenaga kerja yang dibutuhkan
berjumlah 170 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang
dipimpin oleh seorang General Manager dengan struktur organisasi sistem garis
dan staf.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Kalsium laktat sebagai berikut :
- Modal investasi : Rp. 492.808.068.553,-
- Biaya produksi : Rp. 440.603.365.463,-
- Hasil penjualan : Rp. 587.078.730.000,-
- Laba bersih : Rp. 102.522.755.176,-
- Profit Margin (PM) : 24,95 %
- Break Even Point (BEP) : 59,33 %
- Return on Investment (ROI) : 20,8 %
- Pay Out Time (POT) : 4,8 tahun
- Internal Rate of Return (IRR) : 46,48 %
Dari analisa ini diperoleh kesimpulan bahwa pabrik ini layak untuk
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR……… i
INTISARI………... iii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR TABEL………. vi
DAFTAR GRAFIK………
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………
I-1
1.2. Rumusan Masalah………..
I-1
1.3. Tujuan Perancangan………...
I-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ubi Kayu……….
II-1
2.2. Sifat Bahan………..
II-6
2.3. Deskripsi Proses……….
II-9
BAB III NERACA MASSA………
III-1
BAB IV NERACA PANAS………
IV-1
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN……….
V-1
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1. Instrumentasi………..
6.2. Keselamatan Kerja……….
VI-5
6.3. Keselamatan Kerja Pada Pbrik Pembuatan Kalsium
Laktat….VI-6
BAB VII UTILITAS
7.1. Kebutuhan Uap (Steam)………
VII-1
7.2. Kebutuhan Air……….
VII-2
7.3. Kebutuhan Listrik……….
VII-9
7.4. Kebutuhan Bahan Bakar………..
VII-9
7.5. Unit Pengolahan Limbah………
VII-11
7.6. Spesifikasi Peralatan Utilitas………..
VII-19
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
8.1. Lokasi Pabrik………
VIII-1
8.2. Tata Letak Pabrik ………...
VIII-3
8.3. Perincian Luas Tanah………
VIII-4
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
9.1. Pengertian Organisasi Dan Manajemen………..
IX-1
9.2. Bentuk Badan Usaha………...
IX-1
9.3. Bentuk Struktur Organisasi……….
IX-2
9.4. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab………
9.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja………...
IX-6
9.6. Kesejahteraan Tenaga Kerja……….
IX-8
BAB X ANALISA EKONOMI
10.1. Modal Ivestasi………
X-1
10.2. Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC)………….
X-4
10.3. Total Penjualan (Total Sales)……….
X-5
10.4. Perkiraan Rugi/Laba Usaha………
X-5
10.5. Analisa Aspek Ekonomi……….
X-5
BAB XI KESIMPULAN……….. ….
XI-1
DAFTAR PUSTAKA……… ix
LAMP.A PERHITUNGAN NERACA MASSA………...
LA-1
LAMP.B PERHITUNGAN NERACA PANAS………...
LB-1
LAMP.C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN…………
LC-1
LAMP.D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
UTILITAS…….LD-1
LAMP.E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI………...
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Neraca Massa Pada Reaktor Hidrolisa……….
III-1
Tabel 3.2. Neraca Massa Pada Sentrifuge……….
III-2
Tabel 3.3. Neraca Massa Pada Reaktor Neutralizer……….
III-3
Tabel 3.4. Neraca Massa Pada Membran Reverse Osmosis………
III-3
Tabel 3.5. Neraca Massa Pada Evaporator – 01………..
III-3
Tabel 3.6. Neraca Massa Pada Mixer – 01………..
III-4
Tabel 3.7. Neraca Massa Pada Fermentor………
III-4
Tabel 3.8. Neraca Massa Pada Decanter………...
III-4
Tabel 3.9. Neraca Massa Pada Filter Press……….
III-5
Tabel 3.10. Neraca Massa Pada Evaporator – 02………..
III-5
Tabel 3.11. Neraca Massa Pada Spray Dryer……….
III-5
Tabel 4.2. Neraca Panas Pada Sentrifuge……… IV
-2
Tabel 4.3. Neraca Panas Pada Reaktor Neutralizer………... IV
-3
Tabel 4.4. Neraca Panas Pada Membran Reverse Osmosis……….. IV
-3
Tabel 4.5. Neraca Panas Pada Evaporator – 01……… IV
-3
Tabel 4.6. Neraca Panas Pada Mixer – 01……… IV
-4
Tabel 4.7. Neraca Panas Pada Fermentor……….. IV
-4
Tabel 4.8. Neraca Panas Pada Decanter………. IV
-4
Tabel 4.9. Neraca Panas Pada Filter Press………... IV-5
Tabel 4.10. Neraca Panas Pada Evaporator – 02……….. IV-5
BAB I PENDAHULUAN
I. Ubi Kayu
Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) atau (Manihot esculenta Crant) berasal
dari Amerika Selatan (Brazillia). Masuk ke Indonesia pada abad ke –17 melalui
pedagang Portugis. Dalam dunia perdagangan ubi kayu dikenal dengan Cassava
(Inggris), Yuka (Spanyol) dan mandiaca (Portugal). Sekarang ini Indonesia menjadi
penghasil ubi kayu terbesar kedua di dunia. Pembudidayaan ubi kayu tidak sukar
dan dapat tumbuh di tanah-tanah yang kurang subur dengan hasil yang cukup
memuaskan (Brautlecht, 1953)
Adapun sistematika dari tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot utilissima Pohl atau
Manihot esculenta Crant
Nama Daerah : Kentila (Aceh), Godong hau (Batak), Gawi farasi (Nias),
Singkong, Sampean (Sunda)
Kandungan karbohidrat dari ubi kayu adalah tertinggi dibandingkan dengan
jenis umbi-umbian lainnya dan hal ini dapat dilihat pada table 1.
Komposisi ubi kayu dipengaruhi oleh varietas, umur panen, lingkungan
agronomi dan tempat tumbuh (Wijandi, 1976)
Pada umumnya kadar pati pada ubi kayu rata-rata 30 %. Kadar pati pada
jenis ubi kayu pahit lebih tinggi dari pada ubi kayu manis, sehingga jenis ubi kayu
yang pahit lebih banyak diperdagangkan untuk membuat tepung tapioca (Ciptadi,
I.2. Tujuan
Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan harga dari bahan baku yaitu
ubi kayu dan dapat menghasilkan bahan kimia yang berasal dari ubi kayu yang
selama ini ubi kayu sendiri terbuang secara percuma, yaitu kalsium laktat.
I.3. Perumusan masalah
Bahan baku dari pembuatan kalsium laktat yaitu ubi kayu lebih mempunyai
harga jual dipasaran. Untuk hasil yang lebih bagus menghasilkan kalsium laktat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ubi Kayu
Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) atau (Manihot esculenta Crant) berasal
dari Amerika Selatan (Brazillia). Masuk ke Indonesia pada abad ke –17 melalui
pedagang Portugis. Dalam dunia perdagangan ubi kayu dikenal dengan Cassava
(Inggris), Yuka (Spanyol) dan mandiaca (Portugal). Sekarang ini Indonesia menjadi
penghasil ubi kayu terbesar kedua di dunia. Pembudidayaan ubi kayu tidak sukar
dan dapat tumbuh di tanah-tanah yang kurang subur dengan hasil yang cukup
memuaskan (Brautlecht, 1953)
Adapun sistematika dari tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot utilissima Pohl atau
Manihot esculenta Crant
Nama Daerah : Kentila (Aceh), Godong hau (Batak), Gawi farasi (Nias),
Singkong, Sampean (Sunda)
2.1.1. Komposisi Zat Yang Dikandung
Kandungan karbohidrat dari ubi kayu adalah tertinggi dibandingkan dengan
jenis umbi-umbian lainnya dan hal ini dapat dilihat pada table 1.
Komposisi ubi kayu dipengaruhi oleh varietas, umur panen, lingkungan
agronomi dan tempat tumbuh (Wijandi, 1976)
Pada umumnya kadar pati pada ubi kayu rata-rata 30 %. Kadar pati pada
yang pahit lebih banyak diperdagangkan untuk membuat tepung tapioca (Ciptadi,
1976)
Tabel 1. Komposisi Kimia Beberapa Jenis Umbi-umbian segar per 100 gram Yang
dapat dimakan.
Bahan Symbol Ubi Kayu Putih Ubi Kayu Kuning
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Phospor
Besi
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
Air
Bagian yang dapat
dimakan
cal
gr
gr
gr
mg
mg
mg
SI
mg
mg
gr
%
146,00
1,20
0,30
34,70
33,00
40,00
0,70
0,00
0,06
30,00
75,00
75,00
157,00
0,80
0,30
37,90
33 ,00
40,00
0,70
385,00
0,06
30,00
75,00
75,00
Sumber : Direktorat Gizi Dep.Kes R.I (1972), di dalam Ciptadi, 1976
2.2. Glukosa
Monosakarida yang terpenting dan mengandung enam atom karbon, dikenal
darah atau gula anggur. Glukosa merupakan salah satu aldoheksosa yang berisomer,
yang merupakan unsur penting dalam alam, maupun karena peranannya yang
penting dalam proses biologis. Glukosa adalah gula yang merupakan hasil ubahan
semua karbohidrat dalam tubuh sebelum proses-proses oksidasi. Glukosa dijumpai
dalam semua buah-buahan masak, dan terutama melimpah dalam anggur. Banyak
karbohidrat lain misalnya : Maltosa, Sukrosa, dan pati menghasilkan glukosa bila
dihidrolisa.
Reaksi kimia dan analisa menyatakan bahwa molekul glujkosa mengandung
lima gugus hidroksil dan sebuah gugus aldehida yang direkatkan pada rantai enam
karbon. Maka glukosa dapat dipaparkan oleh rumus bangun berikut ini. (Fessenden,
1999)
H
HOC2CHCHCHCHC=O
OH OHOHOH
Terdapat empat atom karbon kiral yang tidak sama dalam sebuah molekul
glukosa, maka akan terdapat 24 atau 16 isomer optis yang mungkin, artinya glukosa
biasa adalah salah satu dari enam belas aldoheksosa, semuanya mempunyai rumus
bangun yang sama. Keenam belas gugus itu diisolasi dan diidentifikasi. Sifat-sifat
glukosa :
• Optis aktif
• Memutar bidang polarisasi
• Tidak berbau, berbhentuk kristal putih, rasanya manis
• Titik lebur (m.p) = 1460C
• Titik beku = 141,80C
• Berat molekul = 180,16 gr/mol
• Kapasitas panas = 0,29 kkal/kg0C
• Spesifik gravity (250C) = 1,544 (Perry, 1997)
Sirup glukosa (gula cair) banyak digunakan dalam pembuatan permen, es
krim, manisan buah-buahan, campuran obat-obatan, campuran tembakau, campuran
2.3. Pati
Pati adalah homopolimer dsari monosakarida yang merupakan sumber
utama energi yang menyusun sebagian besar makanan. Berbagai jenis hasil
pertanian digunakan sebagai sumber pati seperti ubi kayu, jagung, sagu, ubi jalar
dan jenis umbi-umbian lainnya (Goutara dan Wijandi, 1975).
Pati tersusun dari unsure karbon, hydrogen dan oksigen dengan rumus kimia
(C6H10O5)n. Struktur pati terdiri dari dua komponen yaitu amilosa 10 – 20 % dan
amilopektin 80 – 90 %.
Amilosa merupakan komponen pati yang tidak larut dalam air dingin tetapi
larut dalam air panas (60 – 800C), mempunyai berat molekul rata-rata 10.000 –
60.000 yang terdiri dari rantai satuan glukosa yang dihubungkan pada kedudukan
atom karbon 1,4 oleh α - glukosida.
CH2OH CH2OH CH2OH
O O O
OH OH
O O O O
OH
OH OH
Gambar 1. Rumus Molekul Amilosa
Amilopektin adalah bagian pati yang tidak larut, mempunyai berat molekul
rata-rata 60.000 – 1.000.000 yang terdiri dari rantai satuan glukosa yang
dihubungkan pada kedudukan atom karbon dari rantai cabang 1,6 oleh ikatan α -
CH2OH H
H
n OH H
O
CH2OH H OH
CH2
H H H H
O O
n O n
OH H OH H
H OH H OH
Gambar 2 : Rumus Molekul Amilopektin
Komposisi Kimia Pati
MenurutBrautlecht (1953), komposisi kimia pati ubi kayu yang sudah diselidiki
bersama Eynen – Lane dapat dilihat dalam table 3 berikut :
Tabel 3. Komposisi Tapioka Menurut Braautlecht
Kompaonen Hasil Analisis (%)
Air
Protein
Lemak
Abu
Pati
9,00 – 18,00
0,30 – 1,00
0,10 – 0,40
0,10 – 0,80
81,00 – 89,00
11,30
0,50
0,10
0,90
88,01
Sumber : Brautlecht (1953)
Pada garis besarnya, proses pembuatan pati (tapioca) terdiri dari beberapa
tahap (Brautlecht , 1953) :
a. Umbi ubi kayu dibuang kulit luarnya lalu dibersihkan
b. Pemarutan umbi, untuk memecahkan dinding sel agar butir pati di dalamnya
dapat terlepas. Dalam pemarutan ini tidak semua sel-sel itu pecah oleh
karena itu hasil parutan diremas kuat
c. Peremasan dan penyaringan dengan penambahan air, kemudian
pengendapan pati 24 jam di bak (panci). Pati yang mengendap di cuci
beberapa kali dengan air sampai cairan menjadi jernih
d. Pengeringan dapat dilakukan di sinar matahari atau di alat pengering, untuk
mencegah perkembangan mikroba
e. Menggiling pati yang masih kasar dan pengayakan
Menurut Brautlecht (1953), dalam hal pengeringan tepung tapioka kadar air
yang terbaik berada diantara 10 – 14 %. Tetapi pada umumnya untuk pengeringan
tepung tapioka ditetapkan sampai kadar air 14,55 – 17,5 %. Kadar air yang tinggi
akan memudahkan tumbuhnya jamur dan berbau sehingga tepung menjadi rusak dan
mutunya menurun.
Pati dapat dimodifikasi melalui cara hidrolisis, oksidasi, cronslinking dan
subtitusi. Produk-produk modifikasi tersebut diantaranya thin boiling starch, pati
teroksidasi, pregelatinized starch dan glukosa (Tjokroadikoesoemo, 1986).
Kalsium Carbonat adalah suatu campuran kimia yang dengan rumus
kimianya adalah CaCO3. Kalsium Carbonat merupakan suatu unsur yang umum
dapat ditemui dalam semua bagian didunia , yang mana komponen utamanya terdiri
dari kulit kerang dan organisme – organisme laut lainnya, dan cangkang telur.
Kalsium karbonat dipakai dalam bahan ramuan kapur untuk pertanian dan pada
umumnya mengandung mineral. Pada obat – obatan biasanya digunakan sebagai zat
kapur dan antasida.
2.1.4. Asam Laktat
Asam laktat juga disebut dengan asam susu atau cuka susu atau menurut
IUPAC adalah cuka 2- hydroxypropanoic dan berperan dalam beberapa proses –
proses biokimia. Asam laktat ditemui pertama kali pada tahun 1780 oleh satu Ahli
kimia bangsa swedia,yaitu Carl Wilhelm, Scheele, dan merupakan salah satu asam
karbon dengan satu rumusan kimia dari C3H6O3. Asam laktat mempunyai
kelompok hidroksit sampai gugus karboksil, pembuatan asam laktat cuka hidroksi
alfa (AHA).
Asam laktat/asam susu bersifat kiral dan mempunyai dua isomer optis. Salah
satu dikenal sebagai cuka L-(+)-lactic atau (cuka S)-lactic. Cuka L-(+)-Lactic adalah
isometri secara biologi.
2.2. Sifat Bahan
2.2.1. Asam Klorida
a. Sifat Fisika :
Berat molekul : 36,7 gr/ml
Titik didih (760 mmHg) : - 85,0230C
Titik beku pada tekanan saturation (tripel point) : -114,190C
Densitas gas, gr/ml
Pada 200C : 0,001526
Pada 250C : 0,001500
Indeks reaktif gas
nD20 pada 1 atm : 0,000415
nD25 pada 1 atm : 0,000408
2.2.2. Natrium Hidroksida (NaOH)
a. Sifat Fisika :
Warna : PUTIH
Spesifik grafity : 2,130
Titik didih (760 mmHg) : 13900C
Titikleleh (760 mmHg) : 318,40C
Viskositas : 1,103 cP
Entropi ( S) : 64,46 J/K mol
Kapasitas kalor (Cp) : 59,54 J/K mol
Entalpi pembentukan ( Hf), 250
C : -425,61 KJ/mol
Energi bebas Gibbs pembentukan ( Gf), 250
C : - 379,49 KJ/mol
(Perry, 1997)
b. Sifat Kimia :
Basa kuat
Larut dalam air
Zat yang sangat reaktif
Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air Reaksi
NaOH + HCl NaCl + H2O (Perry, 1997)
2.2.3. Natrium Klorida (NaCl)
a. Sifat Fisika :
Berat molekul : 58,45 gr/mol
Indeks reaktif : 1,544
Spesifik gravity : 2,163
Titik leleh (760 mmHg) : 800,40C
Titik didih (760 mmHg) : 14130C
Kapasitas kalor (Cp) : 50,50 J/K mol
Entropi (∆S)
NaCl(s) : 72,13 J/K mol
NaCl(aq) : 115,0 J/K mol Entalpi pembentukan (∆Hf), 250C
NaCl(s) : -411,15 KJ/mol
NaCl(aq) : -407,1 KJ/mol
Energi bebas Gibbs pembentukan (∆Gf),250C NaCl(s) : -348,14 KJ/mol
b. Sifat Kimia :
Larut dalam air
Senyawa yang tersusun atas Na dan Cl
Tidak bereaksi dengan asam maupun basa (Perry, 1997) 2.2.4. Air (H2O)
a. Sifat Fisika :
Berat molekul : 18,015 gr/mol
Titik didih (760 mmHg) : 1000C
Titik beku (760 mmHg) : 00C
Densitas : 0,998 gr/ml
Tegangan permukaan : 71,97 dyne/cm
Indeks bias : 1,3325 nD
Viskositas : 8,949 mP
Konstanta disosiasi ionic : 10-14
Panas ionisasi : 55,71 KJ/mol
Panas pembentukan (180C) : 285,89 KJ/mol
Panas fusi (00C) : 6,010 KJ/mol
Panas penguapan (1000C) : 40,6150C
Konstanta dielektrik : 77,94
Kecepatan suara : 1496,3 m/det
Komprerssibilitas isothermal : 45,6 x 10-6
Poanas spesifik : 4,179 J/gr0C
Konduktivitas thermal (200C) : 5,98 x 10-3 watt/cm2 (0C/cm)
Konduktivitas elektrik : < 10-8 ohm-1 cm-1
Kapasitas kalor (Cp), 250C H2O (s) : 75,291 J/K mol
H2O(g) : 33,58 J/K mol Entropi (∆S), 250C
H2O(s) : 69,91 J/K mol
H2O(g) : 188,83 J/K mol Entalpi pembentukan (∆Hf), 250C
H2O(s) : -285,83 KJ/mol
Energi bebas Gibbs pembentukan (∆Gf), 250C H2O(s) : -237,83 KJ/mol
H2O(g) : -228,57 KJ/mol
Entalpi peleburan, 250C : 6,008 KJ/mol
Entalpi penguapan, 250C : 40,656 KJ/mol (Kirk Othmer, 1960) b. Sifat Kimia :
Pelarut netral
Senyawa yang tersusun atas H2 dan O2
2H2 + O2 2H2O
Senyawa polar karena memiliki pasangan electron bebas
Bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat
Bereaksi dengan logam ( Kirk Othmer, 1960)
2.3. Deskripsi Proses
Pabrik Kalsium laktat ini direncanakan menggunakan proses hidrolisa, dengan
bahan pertimbangan sebagai berikut :
-. Prosesnya lebih mudah dan sederhana
-. Dapat menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar industri
-. Hasil samping berupa pati yang tidak diolah tapi langsung dibuang menjadi
limbah
Adapun tahapan proses pembuatan kalsium laktat ini sebagai berikut :
2.3.1. Tahap awal
2.3.1.1.Penghancuran ubi kayu
Ubi kayu yang telah dikupas dimasukkan ke dalam gudang bahan baku.
Karen bentuknya berupa padatan maka perlu dihancurkan. Ubi kayu
dihancurkan dengan mesin penghancur dan menghasilkan serbuk pati yang
masih mengandung banyak air.
2.3.2. Tahap Pembuatan
2.3.2.1.Proses hidrolisa
Serbuk pati ubi kayu banyak mengandung air (62,5 %) yang diumpankan ke
dalam reactor hidrolisa. Karbohidrat yang dikandung serbuk pati ubi kayu
berupa polihidrat (pati). Pati dapat dihidrolisa dalam suasana asam
menghasilkan glukosa. (Slamet sudarmadji, 1989)
HCl
(C6H10O5)n (C6H12O6)n
pati nH2O glukosa
Pada unit ini ditambahkan HCl sebagai katalisator dengan perbandingan 4 : 1
dengan bahan baku (4 liter HCl/1 kg ubi kayu) (Ponten Naibaho, 1983). Proses
dapat berlangsung cepat jika dipanaskan hingga 800C. Pada proses ini konversi
reaksi sebesar 80 %. (Ponten Naibaho, 1983)
Sebelum masuk ke proses selanjutnya, produk yang dihasilkan didinginkan
terlebih dahulu untuk keamanan proses selanjutnya, dengan menggunakan cooler
(350C, 1 atm)
2.3.2.2.Proses Pemisahan
Pada proses ini, glukosa akan dipisahkan dari pati ubi kayu yang tidak
terhidrolisa. Fasa yang tidak terhidrolisa berupa lemak, protein, dan abu
berbentuk padatan dipisahkan dengan sentrifugal, alat ini bekerja secara
kontinu dengan effisiensi 90 % (Perry, 1997). Padatan akan mengendap dan
dialirkan ke bak penampungan dan selanjutnya dibuang, sedangkan glukosa
dialirkan ke reaktor netralisasi.
2.3.2.3.Penetralan
Bertujuan untuk menetralkan kandungan HCl dalam glukosa dengan
penambahan NaOH 1 N.
Reaksi yang terjadi :
HCl + NaOH NaCl + H2O
HCl merupakan asam kuat dan NaOH juga merupakan basa kuat sehingga
bereaksi menghasilkan garam, dengan konversi 99 % dan selanjutnya larutan
glukosa (0,0028 µm) dipisahkan dari NaCl (0,00076 µm). Pemisahaan
dilakukan dengan menggunakan membran reverse osmosis, pemisahan ini
berdasarkan perbedaan ukuran molekul dengan effisiensi 97 % (Perry,
1997). Larutan NaCl yang telah terpisah dialirkan ke bak penampungan.
2.3.2.4.Evaporasi
Larutan glukosa yang telah terpisah akan diuapkan untuk menghilangkan air
yang terkandung di dalamnya secara single effect evaporation pada suhu
HCl yang berasal dari reaktor netralisasi yang terkandung dalam glukosa
keluar sebagai uap dari evaporator. Glukosa yang keluar dari evaporator
selanjutnya dialirkan mixer.
2.3.3. Pencampuran
Di dalam mixer ditambahkan bahan pendukung seperti CaCO3, serbuk susu
dan (NH4)2HPO4. Setelah dilakukan pencampuran, hasilnya dialirkan ke
fermentor.
2.3.4. Fermentasi
Didalam fermentor dilakukan fermentasi untuk menghasilkan asam laktat
dengan bantuan bakteri yang telah dibiakan di culture tank.
2.3.5. Sterilisasi
Didalam tangki steril, semua zat yang telah fermentasi kemudian disterilkan
untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan.Setelah disterilkan, maka
produk dialirkan ke decanter untuk memekatkan produk dan dialirkan
kembali ke cooler untuk menghilangkan kandungan air. Produk yang telah
terpisah dari air dialirkan kembali ke rotary cooler. Setelah menjadi serbuk,
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Bahan Baku = 10.000 ton/tahun
= 10.000.000 kg/tahun
Operasi pabrik = 300 hari/tahun, 24 jam/hari
Produksi pabrik = 10.000.000 x 1/300 x 1/24
= 1388,8889 kg/jam
Basis perhitungan = 1 jam operasi
3.1. Neraca Massa Reaktor Hidrolisa (R – 01) Tabel A.1 Neraca Massa Reaktor Hidrolisa (R-01)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 2 Alur 3 Alur 4
Karbohidrat Protein Lemak Abu Air HCl Glukosa
481,9444 16,6667 4,1667 18,0556
868,0556 5074,1214
548,0480
96,3889 16,6667 4,1667 18,0556 5899,3375 548,0480 428,3951
Sub Total 1388,8889 5622,1695 7011,0584
Total 7011,0584 7011,0584
Tabel A.2 Neraca Massa Sentrifuge -01 (SF-01)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 5 Alur 6 Alur 7
Karbohidrat Protein Lemak Abu Air HCl Glukosa 96,3889 16,6667 4,1667 18,0556 5899,3375 548,0480 428,3951 96,3889 16,6667 4,1667 18,0556 5899,3375 548,0480 428,3951 5309,4037 493,2432 385,5556
Sub Total 7011,0584 822,8558 6188,202
Total 7011,0584 7011,0584
3.3. Neraca Massa Netralizer (R – 02) Tabel A-3 Neraca Massa Netralizer (R-02)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 7 Alur 8 Alur 9
Air HCl Glukosa NaOH NaCl 5309,4037 493,2432 385,5556 13323,5270 535,1351 18873,7416 4,9324 385,5556 782,6351
Sub Total 6188,2025 13858,6622 20046,8647
Total 20046,8647 20046,8647
3.4. Neraca Massa Membran Reverse Osmosis (MBO) Tabel A.4 Neraca Massa Membran Reverse Osmosis (MBO)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 9 Alur 10 Alur 11
Air HCl Glukosa NaCl 18873,7416 4,9324 385,5556 782,6351 18307,5293 4,9324 782,6351 566,2122 0,1480 385,5556
Sub Total 20046,8647 19094,9489 951,9158
Total 20046,8647 20046,8647
Tabel A.5 Neraca Massa Evaporator (E - 01)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 11 Alur 12 Alur 13
Air HCl Glukosa NaCl
566,2122 0,1480 385,5556
560,5501 0,1480
0,0566
385,5556
Sub Total 951,9158 566,3036
Total 951,9158 951,9158
3.6. Neraca Massa Mixer – 01 (M – 01) Tabel A.6 Neraca Massa Mixer-01 (M-01)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 14 Alur 15 Alur 16
Glukosa CaCO3
Serbuk susu (NH4)2HPO4
Air
385,5556
0,0566
385,5556 257,0370 9,6389 6,4259 1911,7130
Sub Total 385,6122 2570,3704
Total 2570,3704 2570,3704
3.7. Neraca Massa Fermentor (F – 01) Tabel A-7 Neraca Massa Fermentor (F-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 16
+ hasil fermentasi
Alur 17 Alur 18
CaCO3
Kalsium laktat H2CO3
Glukosa Serbuk susu (NH4)2HPO4
Air
Bakteri biakan
257,0370
385,5556 9,6389 6,4259 1911,7130
43,0537 466,4837 132,6697 0,3856 9,6389 6,4259 1911,7130 257,0370
Sub Total 2570,3704 2827,4075
3.8. Neraca Massa Decanter – 01 (D – 01) Tabel A.8 Neraca Massa Decanter -01 (D-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 18 +
hasil reaksi Alur 19 Alur 20 Alur 23
CaCO3
Kalsium laktat H2CO3
Glukosa Serbuk susu (NH4)2HPO4
Air Bakteri biakan Ca(OH)2 43,0537 466,4837 132,6697 0,3856 9,6389 6,4259 1911,7130 128,5185 2344,1660 174,1824 257,0370 46,6484 0,0386 9,6389 6,4259 433,2913 128,5185 15,8348 419,8353 0,3470 3899,6217
Sub Total 2698,889 2518,3484 897,4334 4319,8040
Total 5217,0714 5217,0714
3.9. Neraca Massa Filter Press – 01 (FP – 01) Tabel A.9 Neraca Massa Filter Press-01 (FP-01)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 20 Alur 21 Alur 22
CaCO3
Kalsium laktat Glukosa Serbuk susu (NH4)2HPO4
Air Bakteri biakan Ca(OH)2 257,0370 46,6484 0,3856 9,6389 6,4259 433,2913 128,5185 15,8348 257,0370 0,9330 0,0008 9,6389 6,4259 8,6658 128,5185 15,8348 45,7154 0,0378 424,6255
Sub Total 897,4334 427,0547 470,3787
Total 897,4334 897,4334
3.10. Neraca Massa Evaporator – 02 (E – 02) Tabel A.10 Neraca Massa Evaporator (E-02)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 11 Alur 12 Alur 13
Kalsium laktat Glukosa Air
465,5507 0,3848
4324,2472 4323,8147
465,5507 0,3848 0,4324
Sub Total 4790,1826 4323,8147 466,3679
3.11. Neraca Massa Spray Dryer (SP) Tabel A.11 Neraca Massa Spray Dryer (SP)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 30 Alur 31 Alur 32
Kalsium laktat Glukosa Air
465,5507 0,3848
0,4324 0,4324
465,5507 0,3848
Sub Total 466,3679 0,4324 465,9355
Total 466,3679 466,3679
BAB IV NERACA PANAS
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Suhu referensi : 250C = 2980K
Satuan panas : Kilokalori (kka l)
4.1. Reaktor Hidrolisa (R – 01)
Tabel B-1 Panas masuk pada 30 0C alur 2 R-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Karbohidrat 481,9444 162 2,9750 47,12 5 700,9100
Protein 16,6667 146 0,1142 90,58 5 51,7121
Lemak 4,1667 172 0,0242 56,88 5 6,8825
Abu 18,0556 24 0,7523 5,88 5 22,1176
Air 868,0556 18 48,2253 17,99 5 4337,8657
Tabel B-2 Panas masuk pada 30 0C alur 3 R-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
HCl 548,0480 36,5 15,0150 21,24 5 1594,5944
Air 5074,1214 18,0 281,8956 17,99 5 25356,5122
Total 26951,1066
Tabel B-3 Panas keluar pada 80 0C alur 4 R-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Karbohidrat 96,3889 162,0 0,5950 47,12 55 1542,0020
Protein 16,6667 146,0 0,1142 90,58 55 568,9330
Lemak 4,1667 172,0 0,0242 56,88 55 75,7073
Abu 18,0556 24,0 0,7523 5,88 55 243,2938
Air 5899,3375 18,0 327,7410 17,99 55 324283,3325
HCl 548,0480 36,5 15,0150 31,60 55 26096,0700
Glukosa 428,3951 180,0 2,3800 54,04 55 7073,8360
Total 359883,1746
4.2. Cooler – 01 (C – 01)
Tabel B-4 Panas keluar pada 30 0C alur 5 C-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Karbohidrat 96,3889 162,0 0,5950 47,12 5 140,1820
Protein 16,6667 146,0 0,1142 90,58 5 51,7212
Lemak 4,1667 172,0 0,0242 56,88 5 6,8825
Abu 18,0556 24,0 0,7523 5,88 5 22,1176
Air 5899,3375 18,0 327,7410 17,99 5 29480,3030
HCl 548,0480 36,5 15,0150 21,24 5 1594,5930
Glukosa 428,3951 180,0 2,3800 54,04 5 643,0760
Total 31938,8753
Tabel B-5 Panas masuk pada 30 0C alur 7 R-02 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
HCl 493,2432 36,5 13,5135 21,24 5 1435,1337
Glukosa 385,5556 180,0 2,1420 54,04 5 578,7618
Air 5309,4037 18,0 294,9669 17,99 5 26532,2702
Total 28546,1670
Tabel B-6 Panas masuk pada 30 0C alur 8 R-02 Komponen F (kg/jam) BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
NaOH 535,1351 40,0 13,3784 38,00 5 2541,8917
Air 13323,5270 18,0 740,1959 17,99 5 66580,6252
Total 69122,5169
Tabel B-7 Panas keluar pada 30 0C alur 9 R-02 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
HCl 4,9324 36,5 0,1351 21,24 5 14,3513
Glukosa 385,5556 180,0 2,1420 54,04 5 578,7618
Air 18873,7416 18,0 1048,5412 17,99 5 94316,2809
NaCl 782,6351 58,5 13,7838 15,90 5 1063,5810
Total 95972,9750
4.4. Evaporator (E – 01)
Tabel B-8 Panas masuk pada 30 0C alur 11 E-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Glukosa 385,5556 180,0 2,1420 54,04 5 578,7684
HCl 0,1480 36,5 0,0041 21,24 5 0,4306
Air 566,2122 18,0 31,4562 17,99 5 2829,4882
Total 3409,1089
Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
HCl 0,1480 36,5 0,0041 38,460 82 12,9303
Air 560,5501 18,0 31,1417 8,025 82 20492,7957
[image:30.595.94.515.59.157.2]Total 20505,5651
Tabel B-10 Panas keluar pada 107 0C alur 13 E-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Glukosa 385,5556 180,0 2,1420 54,040 82 9498.7191
Air 0,0566 18,0 0,0031 8,025 82 2,0692
Total 9500,7883
[image:30.595.92.516.186.726.2]4.5. Cooler – 02 (C – 02)
Tabel B-11 Panas keluar pada 30 0C alur 14 C-02 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Glukosa 385,5556 180,0 2,1420 54,04 5 579,1902
Air 0,0566 18,0 0,0031 17,99 5 0,2828
Total 579,4730
4.6. Fermentor (F – 01)
Tabel B-12 Panas masuk pada 30 0C alur 16 F-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Glukosa 385,5556 180 2,1413 54,04 5 578,5793
(NH4)2HPO4 6,4259 132 0,0487 51,60 5 12,5597
CaCO3 257,0370 100 2,5704 20,42 5 262,4348
Air 1911,7130 18 106,2063 17,99 5 9553,2547
Total 10449,8505
Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Ca-laktat 466,4837 218 2,1398 99,12 20 4242,0059
Glukosa 0,3856 180 0,0021 54,04 20 2,4867
(NH4)2HPO4 6,4259 132 0,0487 51,60 20 50,2389
CaCO3 43,0537 100 0,4305 20,42 20 175,8313
H2CO3 132,6697 62 2,1398 30,40 20 1301,0190
Air 1911,7130 18 106,2063 17,99 20 38213,3586
Total 43984,9404
4.7. Tangki Steril (ST – 01)
Tabel B-14 Panas keluar pada Alur 19 82 0C ST-01 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) dT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Ca-laktat 466,4837 218 2,1398 99,12 57 12089,7168
Glukosa 0,3856 180 0,0021 54,04 57 7,0871
(NH4)2HPO4 6,4259 132 0,0487 51,60 57 143,1807
CaCO3 43,0537 100 0,4305 20,42 57 501,1119
H2CO3 132,6697 62 2,1398 30,40 57 3707,9041
Air 1911,7130 18 106,2063 17,99 57 108363,2228
Total 124812,2234
[image:31.595.92.523.204.715.2]4.8. Cooler – 03 (C – 03)
Tabel B-15 Panas keluar pada 30 0C C-03 Komponen F
(kg/jam)
BM
(Kg/kmol)
N
(kmol/jam)
Cp
(Kkal/kmol.K) DT
(0K)
dQ/dt
(Kkal/jam)
Ca-laktat 466,4837 218 2,1398 99,12 5 1060,5015
(NH4)2HPO4 6,4259 132 0,0487 51,60 5 12,5597
CaCO3 43,0537 100 0,4305 20,42 5 43,9578
H2CO3 132,6697 62 2,1398 30,40 5 325,2547
Air 1911,7130 18 106,2063 17,99 5 10615,4119
Total 12058,3073
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Gudang Bahan Baku (G-01)
Fungsi :Tempat menyimpan bahan baku ubi kayu selama 3 hari
Bentuk : Prisma segi empat beraturan
Lebar gudang = 3,7613 m
Panjang gudang = 7,5227 m
Tinggi gudang = 3,7613 m
Luas gudang = 27,1794 m2
2. Belt Conveyor (BC-01)
Fungsi : Untuk mengangkut bahan baku ubi kayu dari gudang ke
mesin Penghancur
Panjang belt, P = 20 ft
Tinggi belt, Z = 3 ft
Kecepatan, V = 200 ft/menit
Luas belt, A = 0,11 ft2
Daya, P = 2 HP
3. Mesin Penghancur
Fungsi : Untuk menghancurkan ubi kayu sebelum ke Reaktor (R-01)
Jenis : Ball Mill
Luas mesin penghancur = 3 ft x 2 ft
Kecepatan = 3 rpm
Berat bola = 0,85 ton
Daya, = 7 Hp
4. Belt Conveyor (BC-02)
Fungsi : Untuk mengangkut bahan baku ubi kayu dari mesin
Penghancur ke Reaktor (R-01)
Laju alir bahan masuk = 1388,8889 kg/jam
Faktor keamanan 20%
Panjang belt, P = 20 ft
Tinggi belt, Z = 3 ft
Lebar belt, L = 14 in
Kecepatan, V = 200 ft/menit
Luas belt, A = 0,11 ft2
Daya, P = 2 HP
5. Tangki Air (T-01)
Fungsi : Tempat penyimpanan air selama 7 hari
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup tutup datar
• Diameter tangki; Dt = 9,9296 m
• Tinggi Tangki; HT = 13,2395 m • Tebal silinder; ts = ¾ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
6. Pompa Air (P-01)
Fungsi : Untuk mengalirkan air ke Mixer (M-01)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya Pompa : 1/10 HP
Bahan konstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
7. Tangki HCl (T-02)
Fungsi : Tempat penyimpanan HCl selama 7 hari
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
Spesifikasi Tangki
• Diameter tangki; Dt = 4,1506 m
• Tinggi Tangki; HT = 6,5877 m • Tebal silinder; ts = ½ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
8. Pompa HCl (P-02)
Fungsi : Untuk mengalirkan HCl ke Mixer(M-01)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya Pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
9. Mixer (M-01)
Fungsi : Tempat pencampuran air dan HCl
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
Spesifikasi Tangki
• Diameter tangki; Dt = 1,8325 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,9014 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 1,8037 ft
• Daya motor = ¾ HP
• Tipe pengaduk = propeler
10. Pompa Mixer (P-03)
Fungsi : Untuk mengalirkan larutan HCl ke Reaktor(R-01)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya Pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
11. Reaktor - 01 (R- 01)
Fungsi : Untuk mereaksikan karbohidrat dengan air untuk
menghasilkan glukosa
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah dan
tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 1,8493 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,928 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 1,8202 ft
• Daya motor = ¾ HP
• Tipe pengaduk = propeler
12. Pompa Reaktor (P-04)
Fungsi : Untuk mengalirkan produk Reaktor ke Cooler-01
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya Pompa : 1/10 HP
Bahan konstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
13. Cooler (C-01)
Fungsi :Mendinginkan produk Reaktor –01 dari 800C jadi 300C
Jenis : Shell and tube exchanger
Digunakan : 1-6 Shell and tube exchanger
Luas perpindahan panas; A = 278,347 ft2
Jumlah tube = 20 buah
14. Pompa Cooler (P-05)
Fungsi : Untuk mengalirkan produk Cooler-01 ke
Sentrifugal
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya Pompa : 1/10 HP
Kondisi operasi : 30oC.1atm
15. Sentrifugal (SF-01)
Fungsi : Untuk memisahkan produk dari pengotornya
Jenis : Disk Bowl Centrifuge
Jumlah : 1 buah
Daya : 6 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
16. Pompa Bak Penampung – 01 (P-06)
Fungsi : Untuk mengalirkan produk samping dari
Sentrifugal ke Bak Penampung -01
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
17. Bak Penampung – 01 (BP-01)
Fungsi : Untuk menampung produk samping dari Sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Bentuk : Prisma segi empat beraturan
Bahan konnstruksi : Beton
Kondisi operasi : 30oC.1atm
Lebar bak, l = 4,3216 m
Panjang bak, P = 8,6432 m
Tinggi bak, t = 4,3216 m
Luas bak, A = 37,3524 m2
18. Pompa Sentrifugal (P-07)
Fungsi : Untuk mengalirkan produk Sentrifugal ke
Netralizer
Daya pompa : ½ HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
19. Tangki Air (T-03)
Fungsi : Tempat penyimpanan air selama 7 hari
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup tutup datar
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 13,6989 m
• Tinggi Tangki; HT = 18,2652 m • Tebal silinder; ts = 1 in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
20. Pompa Air (P-08)
Fungsi : Untuk mengalirkan air ke Mixer (M-02)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : ½ HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
21. Tangki NaOH (T-04)
Fungsi : Tempat penyimpanan NaOH selama 7 hari
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 4,0078 m
• Tinggi Tangki; HT = 6,3457 m • Tebal silinder; ts = ½ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
22. Pompa NaOH (P-09)
Fungsi : Untuk mengalirkan NaOH ke Mixer (M-02)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
23. Mixer (M-02)
Fungsi : Tempat pencampuran air dan NaOH
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 8,1334 m
• Tinggi Tangki; HT = 3,9253 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 2,4400 ft
• Daya motor = 2 ½ HP
• Tipe pengaduk = propeler
24. Pompa Mixer - 02 (P-10)
Fungsi :Untuk mengalirkan larutan NaOH ke Netralizer
Jumlah : 1 buah
Daya : ½ HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
25. Netralizer (R- 02)
Fungsi : Untuk menetralkan HCl dengan NaOH menjadi NaCl
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah,tutup elipsoidal
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
Kondisi operasi: 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 4,5163 m
• Tinggi Tangki; HT = 7,1508 m • Tebal silinder; ts = ½ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 4,4451 ft
• Daya motor = 50 HP
• Tipe pengaduk = propeler
26. Pompa Netralizer (P-11)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Netralizer ke MRO
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya : ¼ HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
27. Membrance Reverse Osmosis (MRO)
Fungsi : Tempat pemisahan produk netralizer dan hasil
samping
Tipe : Tangki berbentuk silinder horizontal, bagian bawah
dan tutup tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 1,0040 m
• Panjang Tangki; LT = 3,514 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
28. Pompa Bak Penampung (P-12)
Fungsi :Untuk mengalirkan hasil samping MRO ke
Bak penampung
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : ¾ HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
29. Bak Penampung – 02 (BP-02)
Fungsi : Untuk menampung produk samping dari MRO
Jumlah : 1 buah
Bentuk : Prisma segi empat beraturan
Bahan konnstruksi : Beton
Kondisi operasi : 30oC.1atm
Lebar bak, l = 11,7795 m
Panjang bak, P = 23,5591 m
Tinggi bak, t = 5,8898
Luas bak, A = 277,5141 m2
30. Pompa MRO (P-13)
Fungsi :Untuk mengalirkan hasil samping MRO ke
bakpenampung
Jumlah : 1 buah
Daya : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
31. Evaporator(E-01)
Fungsi : Tempat menguapkan air dalam produk
Jumlah : 1 buah
Jenis : Single Effec Evaporator
Bentuk : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah dan
tutup tutup elipsoidal
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
• Diameter tangki; Dt = 0,8497 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,5492 m
• Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Luas perpindahan panas = 45,7623 ft2
• Jumlah tube = 7 tube
32. Pompa Evaporator (P-14)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk E-01 ke Cooler (C-02)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
33. Cooler (C-02)
Fungsi :Mendinginkan produk E – 01 dari 1070C jadi 300C
Jenis : Shell and tube exchanger
Digunakan : 1-4 Shell and tube exchanger
Luas perpindahan panas; = 46,7166ft2
34. Pompa Cooler - 02 (P-15)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk C-02 ke Mixer (M-03)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya Pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
35. Mixer (M-03)
Fungsi : Tempat pencampuran nutrient bakteri dan umpan
Fermentor
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 1,4165 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,2428 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 1,3942 ft
• Daya motor = ¼ HP
• Tipe pengaduk = propeler
36. Pompa Mixer (P-16)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Mixer ke Fermentor
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : ¼ HP
Kondisi operasi : 30oC.1atm
37. Fermentor (F-01)
Fungsi : Tempat produksi calsium laktat
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah dan
tutup elipsoidal
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
Kondisi operasi : 45oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 8,7932 m
• Tinggi Tangki; HT = 8,5294 m • Tebal silinder; ts = ½ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 11,5395 ft
• Daya motor = 305 HP
• Tipe pengaduk = Multi blade impeller
38. Pompa Fermentor (P-17)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Fermentor ke Sterilisasi
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 45oC.1atm
39. Tangki Sterilisasi (ST)
Fungsi : Tempat sterilisasi produk fermentor dari bakteri
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup elipsoidal menggunakan pengaduk
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
• Diameter tangki; Dt = 1,4517 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,2985 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 1,4288 ft
• Daya motor = ¼ HP
• Tipe pengaduk = propeler
40. Pompa Tangki Sterilisasi (P-18)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Tangki Sterilisasi ke Cooler-03
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 84oC.1atm
41. Cooler (C-03)
Fungsi :Mendinginkan produk ST – 01 dari 820C jadi 300C
Jenis : Shell and tube exchanger
Digunakan : 1-2 Shell and tube exchanger
Luas perpindahan panas; A = 176,7202 ft2
Jumlah tube = 18 tube
42. Pompa Cooler (P-18)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk C – 03 ke Decanter
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
43. Tangki Air (T-05)
Fungsi : Tempat penyimpanan air selama 7 hari
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup tutup datar
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 7,6761 m
• Tinggi Tangki; HT = 10,2348 m • Tebal silinder; ts = ½ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
44. Pompa Air (P-19)
Fungsi : Untuk mengalirkan air ke Mixer (M-04)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
45. Tangki Ca(OH)2 (T-06)
Fungsi : Tempat penyimpanan Ca(OH)2 selama 7 hari
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 3,2253 m
• Tinggi Tangki; HT = 5,1067 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
Fungsi : Untuk mengalirkan Ca(OH)2 ke Mixer(M-04)
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
47. Mixer (M-04)
Fungsi : Tempat pencampuran air dan Ca(OH)2
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup elipsoidal
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 1,424 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,255 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Diameter pengaduk = 1,4016 ft
• Daya motor = ¼ HP
• Tipe pengaduk = propeler
48. Pompa Mixer (P-21)
Fungsi : Untuk mengalirkan larutan Ca(OH)2 ke Decanter
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
49. Decanter (DC-01)
Jumlah : 1 buah
Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan
tutup tutup elipsoidal
Kondisi operasi : 30oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 1,4531 m
• Tinggi Tangki; HT = 2,6641 m • Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
50. Pompa Decanter ke Filter Press (P-22)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Decanter ke Filter Press
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
51. Pompa Decanter ke Evaporator (P-23)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Decanter ke Evaporator
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
52. Filter Press (FP-02)
Fungsi : Tempat pemisahan produk dan produk samping
Tipe : Plate and Frame Filter Press
Luas filter : 4,5456 ft2
53. Pompa Filter Press ke Bak Penampung (P-24)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Filter Press ke Bak Penampung
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
54. Bak Penampung – 03 (BP-03)
Fungsi : Untuk menampung produk samping dari MRO
Jumlah : 1 buah
Bentuk : Prisma segi empat beraturan
Bahan konnstruksi : Beton
Kondisi operasi : 30oC.1atm
Lebar bak, l = 3,7516 m
Panjang bak, P = 7,5033 m
Tinggi bak, t = 3,7516m
Luas bak, A = 28,1493 m2
55. Pompa Filter Press ke Evaporator -02 (P-25)
Fungsi :Untuk mengalirkan produk Filter Press ke Evaporator
Tipe : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 buah
Daya pompa : 1/10 HP
Bahan konnstruksi : Stainless steel
Kondisi operasi : 30oC.1atm
56. Evaporator(E-02)
Fungsi : Tempat menguapkan air dalam produk
Jumlah : 1 buah
tutup tutup elipsoidal
Bahan : Stainless steel SA – 304 (Brownell & Young,1959)
Kondisi operasi : 107oC.1atm
• Diameter tangki; Dt = 1,4078 m
• Tinggi Tangki; HT = 4,2234 m
• Tebal silinder; ts = ¼ in
• Bahan konstruksi = Stainless steel SA – 304
• Faktor korosi = 0,01 in/tahun
• Luas perpindahan panas = 262,8789 ft2
• Jumlah tube = 38 tube
57. Belt Conveyor (BC-03)
Fungsi : Untuk mengangkut produk dari Evaporator – 02 ke RC
Laju alir bahan masuk = 466,3679 kg/jam
Panjang belt, P = 20 ft
Tinggi belt, Z = 3 ft
Lebar belt, L = 14 in
Kecepatan, V = 200 ft/menit
Luas belt, A = 0,11 ft2
Daya, P = 2 HP
58. Rotary Cooler (RC)
Fungsi : Untuk mendinginkan produk yang keluar dari E-02
Jumlah tube : 10 buah
Luas perpindahan panas :13,6386 ft2
Daya motor : ¾ HP
59. Belt Conveyor (BC-04)
Fungsi : Untuk mengangkut produk dari Rotary Cooler (RC) ke gudang
Panjang belt, P = 20 ft
Tinggi belt, Z = 3 ft
Lebar belt, L = 14 in
Luas belt, A = 0,11 ft2
Daya, P = 2 HP
60. Gudang Bahan Produk (G-02)
Fungsi :Tempat menyimpan bahan baku ubi kayu selama 7 hari
Bentuk : Prisma segi empat beraturan
Lebar gudang = 3,5513 m
Panjang gudang = 7,1026 m
Tinggi gudang = 3,5513 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1. Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang sangat
penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka semua operasi
peralatan yang ada dipabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat, mudah
dan efisien sehingga kondisi operasi selalu berada dalam kondisi yang diharapkan.
Fungsi instrumentasi adalah sebagai petunjuk (indicator), pencatat
(recorder), pengontrol (regulator) dan memberi tanda bahaya (alarm). Peralatan
instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanis atau tenaga listrik dan
pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau otomatis. Penggunaan pada suatu
peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomis dan system peralatan itu
sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat
tersebut dipasang diatas papan instrumen dekat peralatan proses (control manual)
atau disatukan di dalam ruang kontrol pusat (control room) yang dihubungkan
dengan bangsal peralatan (control otomatis).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir dan level cairan
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik,
konduktivitas, pH, humiditas, titk embun, komposisi kimia, kandungan
Instrumentasi pada dasarnya terdiri dari:
1. Elemen perasa/elemen utama (sencing element/primary element)yaitu
elemen yang menunjukkan adanya perubahan dari harga variabel yang
diukur
2. Elemen pengukur (measuring element) yaitu elemen yang menerima output
dari elemen primer dan melakukan pengukuran, dalam hal ini termasuk
alat-alat penunjuk (indikator) maupun alat-alat-alat-alat pencatat (recorder)
3. Elemen pengontrol (controlling element) yaitu elemen yang mengadakan
harga-harga perubahan dari variabel yang dirasakan oleh elemen perasa dan
diukur oleh elemen pengukur untuk mengatur sumber tenaga sesuai dengan
perubahan yang terjadi. Tenaga tersebut dapat berupa tenaga mekanis
maupun tenaga listrik
4. Elemen pengontrol terakhir (final control element) yaitu elemen yang
sebenarnya mengubah input ke dalam proses sehingga variabel yang diukur
tetap berada dalam range yang diijinkan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah:
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah:
1. Untuk variabel temperatur:
• Temperature Controller (TC)
• Temperature Indicator Controller (TIC) 2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan:
• Level Controller (LC)
• Level Indicator Controller (LIC) 3. Untuk variabel tekanan:
• Pressure Controller (PC)
• Flow Controller (FC)
• Flow Indicator Controller (FIC)
• Flow Recorder Controller (FRC)
Jika system pengendalian proses dirancang dengan cermat, permasalahan
instrumentasi seperti keterlambatan transmisi, siklisasi karena respon yang lambat
atau tidak dijawab, radiasi dan factor lainnya dapat dihilangkan.
Instrumentasi yang digunakan pada pabrik pembuatan kalsium laktat adalah:
1. Instrumentasi tangki
Instrumentasi pada tangki mencakup level controller (LC) dan flow
controller (FC). LC berfungsi untuk mengontrol ketinggian permukaan di
dalam tangki. Pengontrolan ketinggian cairan ini dilakukan dengan mengatur
laju cairan (FC) yang masuk atau keluar dari tangki.
2. Instrumentasi reaktor
Instrumentasi pada reaktor mencakup level controller (LC), pressure
controller (PC) dan temperature controller (TC). LC berfungsi untuk
mengontrol ketinggian permukaan bahan di dalam reaktor. PC berfungsi
untuk mempertahankan tekanan dalam reaktor agar tetap 1 atm. Sedangkan
TC berfungsi untuk mempertahankan temperatur operasi dalam reaktor
3. Instrumentasi cooler
Instrumentasi pada cooler mencakup temperature controller (TC). TC ini
berfungsi mempertahankan temperatur produk keluar dari cooler
4. Instrumentasi decanter
Mencakup level controller (LC). LC berfungsi untuk mengontrol ketinggian
permukaan cairan di dalam decanter. Pengontrolan ketinggian permukaan
cairan ini dilakukan dengan mengatur laju cairan yang masuk atau keluar
dari decanter
5. Instrumentasi sentrifugal
Mencakup level controller (LC) dan pressure controller (PC). LC berfungsi
untuk mengontrol ketinggian permukaan cairan di dalam sentrifugal.
6. Instrumentasi evaporator
Mencakup pressure controller (PC), flow controller (FC), dan temperature
controller (TC). FC berfungsi untuk mengontrol laju alir bahan di dalam
evaporator. PC berfungsi untuk mempertahankan tekanan dalam evaporator
agar tetap 1 atm. Sedangkan TC berfungsi untuk mempertahankan
temperatur operasi dalam evaporator
7. Instrumentasi rotary steam dryer
Mencakup temperature controller (TC) yang berfungsi untuk
mempertahankan temperatur operasi dan pressure controller (PC) yang
berfungsi untuk mempertahankan tekanan pada rotary dryer
8. Instrumentasi pompa
Mencakup flow controller (FC) yang berfungsi untuk mempertahankan
[image:55.595.99.507.320.707.2]aliran agar kecepatan alirnya seperti yang diharapkan
Tabel 6.1. Daftar Instrumentasi Pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium
Laktat
No Nama alat Jenis instrumen
1 Tangki Level Controller (LC)
Flow Controller (FC)
2 Reaktor Temperatur Controller (TC)
Level Controller (LC)
Pressure Controller (PC)
3 Cooler Temperature Controller (TC)
4 Dekanter Level Controller (LC)
5 Sentrifuge Level Controller (LC)
Pressure Controller (PC)
6 Evaporator Temperature Controller (TC)
Flow Controller (FC)
Pressure Controller(PC)
7 Rotary Steam Dryer Temperature Controller (TC)
Pressure Controller (PC)
6.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik,
sehingga aspek ini harus diperhatikan secara serius. Keselamatan kerja merupakan
suatu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan ataupun cacat pada saat bekerja di
suatu perusahaan/pabrik. Keselamatan kerja merupakan jaminan perlindungan bagi
keselamatan karyawan dari bahaya cacat jasmani dan kematian. Kecelakaan dapat
disebabkan oleh mesin, bahan baku, produk, serta keadaan tempat kerja, sehingga
harus mendapat perhatian yang serius dan dikendalikan dengan baik oleh pihak
perusahaan.
Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan kerja
adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan akan
pentingnya usaha menjamin keselamatan kerja. Usaha-usaha yang dapat dilakukan
antara lain :
1. Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan.
2. Membuat peraturan tentang tata cara dengan pengawasan yang baik dan
memberi sanksi pada karyawan yang tidak disiplin.
3. Membekali karyawan dengan keterampilan peralatan secara benar dan cara-cara
mengatasi kecelakaan kerja. (Bernasconi,1995)