• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausahawan Memilih Lokasi Di Pajak USU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausahawan Memilih Lokasi Di Pajak USU Medan"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

WIRAUSAHAWAN MEMILIH LOKASI DI

PAJAK USU MEDAN

SKRIPSI OLEH

PATRICK BREVASTO GIRSANG 060502142

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Patrick Brevasto. (2010). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WIRAUSAHAWAN MEMILIH LOKASI DI PAJAK USU MEDAN Dibawah bimbingan : Bapak Raja Bongsu Hutagalung, M.Si Ketua Departemen Manajemen : Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E, M.Si. Dosen Penguji I : Ibu Dra. Marhaini, M.S. Dosen Penguji II : Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di pajak usu medan. Metode

analisis yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

wirausahawan memilih lokasi di pajak usu medan adalah Analisis Deskriptif

dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear

Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat tabulasi silang (crosstab) untuk membandingkan karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kedekatan dengan pasar, transportasi, biaya sewa kios terhadap penentuan lokasi, dengan persamaan regresi Y = 1,139 + 0.552 X1 + 0,261 X2 + 0,186 X3 + e dan nilai Fhitung 126,096 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,520 dimana kemampuan variabel kedekatan dengan pasar, transportasi, biaya sewa kios terhadap penentuan lokasi adalah sebesar 52,1% sedangkan sisanya 47,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada Uji t, variabel kedekatan dengan pasar merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi penentuan lokasi usaha.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-Nya yang telah menuntun penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Penulis selama mengerjakan penelitian ini telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Marhaini, M.S selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si selaku Dosen Wali yang telah bersedia menjadi dosen wali penulis.

(4)

9. Terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta, kedua orang tua S. Sembiring dan R. Karo, kedua adikku Baginta Sosiawan Sembiring dan Heriani Delfi Sembiring, Nenek tercinta N. Ginting, Paman tercinta M. Karo-Karo dan J. Karo-Karo-Karo-Karo atas dukungan moral, material dan doa selama ini yang tidak putus-putusnya bagi penulis.

10.Kepada seluruh pegawai departemen manajemen (Kak Dani, Bang Zum, Kak Vina, Kak Susi) yang selama ini telah banyak membantu penulis.

11.Kepada sahabat terbaikku di departemen manajemen Aulia dan Musa.

12.Kepada sahabat-sahabat di departemen manajemen stambuk 2006 (Ceria, Artha, Fredi Na70, Tulus, Gabe, Parade, Rudi, Romi, Salman, Abdi, Ahmad, dll maaf kalau tidak disebut namanya), junior-junior stambuk 2007 ke bawah (Nostra, Frengky, dll) yang telah mendukung dan memberi semangat yang tidak putus-putusnya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna mengingat keterbatasan penulis. Dengan demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2010 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 13

9. Metode Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 19

B. Wirausaha ... 19

C. Lokasi ... 23

D. Penentuan Lokasi ... 31

E. Hal-Hal yang dibutuhkan Untuk Keputusan Lokasi ... 32 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

ABSTRAK

Patrick Brevasto. (2010). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WIRAUSAHAWAN MEMILIH LOKASI DI PAJAK USU MEDAN Dibawah bimbingan : Bapak Raja Bongsu Hutagalung, M.Si Ketua Departemen Manajemen : Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E, M.Si. Dosen Penguji I : Ibu Dra. Marhaini, M.S. Dosen Penguji II : Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di pajak usu medan. Metode

analisis yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

wirausahawan memilih lokasi di pajak usu medan adalah Analisis Deskriptif

dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear

Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat tabulasi silang (crosstab) untuk membandingkan karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kedekatan dengan pasar, transportasi, biaya sewa kios terhadap penentuan lokasi, dengan persamaan regresi Y = 1,139 + 0.552 X1 + 0,261 X2 + 0,186 X3 + e dan nilai Fhitung 126,096 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,520 dimana kemampuan variabel kedekatan dengan pasar, transportasi, biaya sewa kios terhadap penentuan lokasi adalah sebesar 52,1% sedangkan sisanya 47,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada Uji t, variabel kedekatan dengan pasar merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi penentuan lokasi usaha.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat (Sutaryo, 2004).

Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi tercipta suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

(10)

didirikan tanpa pertimbangan-pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidup/eksistensinya (Assauri, 2008).

Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya investasi dan operasional jangka pendek maupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan (Handoko, 2000).

Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Terdapat dua hal penting yang mendasari pemilihan lokasi, yaitu merupakan komitmen jangka panjang dan berpengaruh terhadap biaya operasional dan pendapatan. Perusahaan pada umumnya berada di suatu lokasi pada masa yang cukup lama. Apabila lokasi sudah ditentukan, bangunan sudah didirikan dan mesin-mesin sudah dipasang, perusahaan tidak akan begitu mudah untuk memindahkan lokasi kegiatannya, jika kemudian disadari bahwa lokasi yang dipilih tidak tepat. Kesalahan seperti ini akan sulit untuk diperbaiki tanpa adanya risiko kerugian investasi yang besar. Kesalahan dalam pemilihan lokasi juga dapat mengakibatkan tingginya biaya transportasi, kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak cukupnya bahan baku yang tersedia, atau hal-hal serupa yang menggangu kelancaran operasi perusahaan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya pendapatan operasi (Herjanto, 2008).

(11)

lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen. Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan Anda sebagai pemilik usaha

(12)

Pajak USU Medan atau yang lebih familiar dengan Pajus sekarang telah menjadi lokasi bisnis yang menggeliat dan bisa meraup omset sampai belasan juta rupiah perharinya. Meskipun operasionalnya hanya enam hari dalam seminggu, Pajus dengan 110 kios ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan di berbagai sektor. Mulai dari jumlah pengunjung, ragam ataupun jenis dagangan sampai omset dan laba yang mereka peroleh perharinya selalu mengalami peningkatan (Medan Bisnis Online).

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausahawan Memilih

Lokasi Penjualan Di Pajak USU Medan”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

“Apakah Lokasi yang Dekat Dengan Pasar, Transportasi, dan Biaya Sewa Kios Mempengaruhi Pengusaha Memilih Lokasi Penjualan Di Pajak USU?”

C. Kerangka Konseptual

(13)

Lokasi yang dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi (Handoko, 2000). Faktor kedekatan dengan pasar ini juga mempertimbangkan aspek keamanan barang dan kemungkinan kerusakan selama dalam transportasi. Bagi perusahaan jasa seperti restoran, bank dan kamtor pos faktor kedekatan pasar merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memilih lokasi (Herjanto, 2008).

Pengangkutan (transportasi) merupakan suatu faktor yang penting diperhatikan, karena kegiatan pengangkutan baik untuk bahan mentah maupun produk jadi dapat memakan waktu dan biaya yang sangat besar (Herjanto, 2008). Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Hal ini berarti faktor transportasi harus diperhatikan dalam penentuan lokasi usaha.

Biaya dari tanah dan gedung dapat mempengaruhi pemilihan suatu daerah sebagai tempat lokasi penjualan. Dan pada umumnya biaya dari tanah dan gedung berbeda besarnya diantara daerah-daerah penjualan atau selling manufacturing

communities (Assauri, 2008).

Lokasi adalah letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Swastha, 2000:339). Lokasi adalah tempat toko yang paling menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata halayak yang melewati toko itu setiap harinya, persentasi khalayak yang mampir ke toko.

(14)

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Handoko (2000), Herjanto (2008), Assauri (2008), diolah Penulis.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005). Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Kedekatan Dengan Pasar, Transportasi, Dan Biaya Sewa Kios Berpengaruh Terhadap Penentuan Lokasi Penjualan Di Pajak USU Medan.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelaku Usaha Kedekatan dengan Pasar (X1)

Transportasi (X2)

Biaya Sewa Kios (X3)

(15)

Memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para wirausahawan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan.

b. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan peneliti serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan.

c. Bagi peneliti lain

hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak

tergantung pada variabel lain, yaitu: X1 = Kedekatan dengan pasar

X2 = Transportasi

(16)

b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu:

Y = Penentuan Lokasi Usaha

2. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

a. “Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33). Variabel bebas (X) dari penelitian ini yaitu:

1. Kedekatan dengan pasar (X1) yaitu Lokasi Pajak USU Medan

terletak dekat dengan pasar sasaran.

2. Transportasi (X2) yaitu lokasi Pajak USU Medan dapat dengan

mudah dijangkau oleh konsumen dan biaya untuk pendistribusian produk tidak membutuhkan biaya yang besar. 3. Biaya Sewa Kios (X3) yaitu lokasi Pajak USU Medan

memerlukan biaya yang sesuai dengan kebutuhan usaha yang dijalankan oleh wirausahawan.

(17)

1. Penentuan Lokasi Usaha (Y) yaitu Lokasi Pajak USU Medan merupakan lokasi usaha yang tepat untuk dijadikan tempat berusaha bagi para wirausahawan.

Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel

VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL INDIKATOR

SKALA UKUR

Kedekatan dengan Pasar

(X1)

Lokasi Pajak USU Medan terletak dekat dengan pasar sasaran

Pajus terletak dekat dengan pasar sasaran

wirausahawan

Likert

Transportasi (X2) Lokasi Pajak USU

Medan dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen dan biaya untuk pendistribusian

Lokasi Pajak USU Medan memerlukan biaya yang sesuai dengan kebutuhan usaha yang dijalankan oleh wirausahawan.

Tersedia banyak tenaga kerja yang dibutuhkan di

sekitar Pajak USU. Likert

Penentuan Lokasi Usaha (Y)

Lokasi Pajak USU Medan merupakan lokasi usaha yang tepat untuk dijadikan tempat berusaha bagi para wirausahawan.

Lokasi Pajus diminati oleh

banyak

wirausahawan. Likert

Sumber: diolah Penulis

3. Skala Pengukuran Variabel

(18)

kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Instrument Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2005)

4. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan di Pajak USU Medan. Penelitian dilakukan dari Mei 2010 hingga Agustus 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2005), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wirausahawan yang terdapat di area Pajak USU Medan yang berjumlah 167 orang yang beroperasi di 110 kios yang ada di Pajak USU Medan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:78) sebagai berikut:

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

(19)

N

n

=

1 + N.e 2

Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan yaitu 5 % atau 0,05

Populasi (N) berjumlah 167 orang, sehingga jumlah sampel adalah : 167

n

=

1 + (167 x 0,052)

n

= 117,81 atau 118 orang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah (simple random

sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi

mempunyai kesempatan yang sama dan diketahui untuk diseleksi (Cooper & Schindler, 2006). Penulis menyebarkan kuesioner secara acak kepada wirausahawan yang ada di Pajak USU Medan.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.

(20)

Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara tatap muka (face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Lokasi Pajak USU Medan, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

(21)

tersedia 49 orang yang tidak menjadi sampel dalam populasi sehingga masih memungkinkan untuk dijadikan sebagai data validitas dalam penelitian ini. Data diproses dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.

(22)

transportasi, dan ketersediaan tenaga kerja dan varibel dependen yaitu penentuan lokasi usaha.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel. 9. Metode Analisis Data

a.Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

(23)

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Park dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:76).

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti bahwa variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).

(24)

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Kedekatan dengan pasar, transportasi, ketersediaan tenaga kerja) terhadap variabel terikat (penentuan lokasi usaha).

Menurut Sugiyono (2005:204) model regresi berganda yang digunakan, yaitu:

Keterangan :

Y : Penentuan Lokasi Usaha a : Konstanta

b1, 2, 3 : Koefisien regresi berganda

X1 : Kedekatan dengan pasar

X2 : Transportasi

X3 : Biaya Sewa Kios

e : Standar error c. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah : H0: β1 = 0

Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Ha: β1 ≠ 0

(25)

Artinya varibael bebas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%

2. Uji Secara Simultan/Serempak (Uji F)

Uji-t bertujuan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah : H0: β1 = 0

Artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Ha: β1 ≠ 0

Artinya varibael bebas secara serempak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(26)
(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Lidyawagiri (2008) melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Redaksi Majalah Swa Memilih Lokasi Untuk Membangun Gerai Majalah Swa” didapatkan hasil bahwa kedekatan dengan konsumen (X1),

Transportasi (X2), dan Ketersediaan tenaga kerja (X3) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penentuan lokasi gerai Majalah Swa.

B. Wirausaha

Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003), kata Entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata ”wira” (gagah berani, perkasa) dan kata ”usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/perkasa dalam usaha.

Menurut Zimmerer dan Schorborough (dalam Riyanti, 2003): ”an enterpreneur is one who creates a new business in the

face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit. And the growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize of them”.

(28)

baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.

Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan definisi yang dikemukakan di atas sebagai berikut: ”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.”

Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu (Suryana, 2003), sebagai berikut:

(29)

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and

different) (Drucker, 1959).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

(30)

(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

(31)

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif. Sumber: Suryana, 2003

C. Lokasi

(32)

menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata halayak yang melewati toko itu setiap harinya, persentasi khalayak yang mampir ke toko. Persentasi mampir dan kemudian membeli serta nilai pembelian per penjualan (Kotler, 2007). Lokasi adalah tempat di mana perusahaan itu di dirikan (Manullang, 2001). Jadi lokasi disini adalah tempat yang berhubungan dimana perusahaan akan didirikan dan dilaksanakan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud lokasi adalah letak Pajak Usu Medan.

Dalam menentukan lokasi atau tempat usaha ini harus pula di ketahui jenis-jenis lokasi atau tempat usaha sebagai berikut:

a. Jenis letak atau lokasi perusahaan sebagai berikut: 1. Letak perusahaan berdasarkan alam. 2. Letak perusahaan berdasarkan sejarah. 3. Perusahaan yang di tetapkan oleh pemerintah

4. Letak perusahaan yang di pengaruhi oleh faktor ekonomi (Manullang, 2001)

Dalam menentukan lokasi usaha di lakukan penekanan pada rentabilitas usaha. Dan pemilihan mempertimbangkan pada tempat di mana akan tercipta keuntungan yang lebih besar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha menurut Manulang (2001) antara lain:

1. Lingkungan masyarakat.

(33)

4. Kedekatan dengan supplier.

5. Kedekatan dengan fasilitas tranportasi umum.

c. Pertimbangan – pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi menurut Tjiptono ( 2002) antara lain:

1. Kemudahan (Akses) atau kemudahan untuk dijangkau dengan sarana transportasi umum.

2. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Lokasi berada pada lalu lintas (Traffic). Di mana ada dua hal yang perlu di pertimbangkan yaitu :

- Banyaknya orang lalu lalang bisa memberika peluang terjadinya impulse Buying.

- Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya pelayanan polisi, pemadm kebakaran atau ambulan.

4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

6. Lingkugan, yaitu daerah sekitar yang mendukung barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya warung makan berdekatan dengan daerh kost, asrama mahasiswa, atau perkantoran.

(34)

8. Peraturan pemerintah, yaitu miasalnya ketentuan yang melarang tempat reparasi (bengkel) kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik pelanggan (Kotler, 2007). Rantai toko serba ada, perusahaan minyak, penjual hak guna paten dalam bidang makanan tidak tahan lama akan berhati-hati sekali dalam memilih lokasi. Pertama yang dilakukan adalah memilih daerah dimana toko akan dibuka, kemudian kota tertentu, baru kemudian lokasinya.

Para pengecer besar harus mengatasi masalah apakah menentukan beberapa toko kecil dalam banyak lokasi atau toko besar dalam lokasi yang sedikit jumlahnya. Pengecer seharusnya menempatkan sejumlah toko secukupnya disetiap kota untuk memungkinkan pengawasan dan penghematan distribusi, makin besar toko makin luas daerah atau jangkauan niaga mereka.

(35)

1. Jumlah rata-rata khalayak yang melewati toko itu setiap harinya. 2. Persentase khalayak yang mampir ke toko

3. Persentase khalayak yang mampir dan kemudian membeli. 4. Nilai pembelian per penjualan.

Toko kurang begitu laris barangkali terletak dilokasi yang tidak begitu banyak dilewati khalayak, atau tidak banyak dikunjungi oleh khalayak atau hanya dilihat. Lihat saja oleh sebagian besar pengunjung, atau dikunjungi pembeli yang hanya membeli sedikit. Masing-masing keadaan ini dapat diatasi. Jumlah khalayak yang lewat dapat ditingkatkan dengan memperbaiki lokasi. Demikian juga dengan khalayak yang mampir dapat ditingkatkan dengan mendirikan etalase yang menawan dan memasang pengumuman-pengumuman tentang penjualan, dan jumlah pembeli, yang membeli serta nilai pembelian dapat ditingkatkan sebagian besar dengan meningkatkan mata produk, harga dan kemampuan wiraniaga. Menurut Mc. Charty, indikator dari lokasi adalah :

1. Saluran ditribusi 2. Jangkauan distribusi 3. Lokasi penjualan 4. Pengangkutan. 5. Persediaan.

6. Pergudangan (dalam Swastha, 2000)

(36)

menggunakan satu saluran distribusi, yaitu pembeli datang langsung ke Pajak USU. Sedangkan untuk persediaan ada dalam gudang sehingga tidak diketahui oleh konsumen.

Indikator lokasi dalam penelitian ini adalah : 1. Lokasi Penjualan.

Lokasi penjualan merupakan bagian penting dalam saluran distribusi. Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses dengan cepat, dan sejumlah besar konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian konsumen. Sejalan dengan semakin banyaknya persaingan dengan pasar tradisional, toko pengecer yang menawarkan produk yang sama, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak pada pangsa pasar dan kemampulabaan sebuah usaha.

2. Jangkauan Ditribusi

Jangkauan yang dimaksud disini adalah adanya jarak yang diperlukan oleh konsumen dalam berkunjung dan berbelanja di Pajak USU. Jarak bisa berupa jarak geografis yang di sebabkan oleh perbedaan lokasi Pajak USU dengan tempat konsumen.

3. Pengangkutan.

Untuk memungkinkan kelancaran dalam kegiatan berbelanja maka fungsi pengangkutan atau transportasi sangatlah penting bagi Pajak USU dan konsumen. Pengangkutan atau transportasi merupakan factor yang penting dalam kegiatan berbelanja menuju Pajak USU.

(37)

a. Kelancaran kegiatan berbelanja. b. Efisiensi waktu dan biaya angkutan.

D. Penentuan Lokasi

Perencanaan lokasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu bisnis. Perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya harus mampu menentukan lokasi yang terbaik dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Lokasi mempunyai pengaruh besar pada biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel sehingga akan berdampak laba yang akan diperoleh perusahaan. Biaya lain yang bisa dipengaruhi letak lokasi di antaranya adalah pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.

Sekali manajemen terikat untuk beroperasi di suatu lokasi tertentu, banyak biaya yang timbul dan sulit untuk dikurangi. Lokasi merupakan kunci bagi kemampuan perusahaan menarik para pelanggan agar tidak kalah dalam persaingan dan dapat memperoleh laba yang sebesar-besarnya.

E. Hal–Hal yang Dibutuhkan untuk Keputusan Lokasi

Dalam mengambil keputusan mengenai penentuan lokasi, suatu perusahaan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebelum menentukan lokasi, antara lain :

1. Strategi Pemasaran

(38)

menjual produknya. Dengan demikian, perusahaan akan menentukan lokasi yang cenderung lebih dekat dengan pasar sasaran agar produk mereka lebih mudah dijangkau.

2. Biaya yang Dikeluarkan dalam Melakukan Bisnis

Penentuan lokasi sangat berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan selama melakukan kegiatan bisnisnya. Biaya–biaya tersebut mencakup biaya tenaga kerja, bahan baku, pajak, penyusutan, termasuk biaya transportasi bahan baku dan barang jadi serta pembangunan pabrik merupakan unsur – unsur biaya lokasi keseluruhan.

3. Pertumbuhan

Dalam jangka panjang suatu perusahaan akan berusaha untuk semakin mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah perluasan usaha dengan mendirikan atau membuka cabang baru pada lokasi yang strategis. Oleh karena itu, penentuan lokasi perlu memperhatikan faktor pertumbuhan usaha, sebagai contoh perusahaan yang ingin mendirikan pabrik baru di area luar kota karena perusahaan melihat lokasi tersebut profitable bagi bisnisnya.

4. Kehabisan Sumber Daya

(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM PAJAK USU MEDAN

A.Sejarah Singkat Pajak USU Medan

Lokasi Pajak USU dulu masih berupa rawa-rawa. Lalu, ada ide dari sekumpulan pedagang kaki lima yang bermunculan. Mereka lalu mengumpulkan uang bersama-sama diperkirakan sebanyak Rp 140 juta. Dana ini dipakai untuk menimbun kawasan USU.

Setelah ditimbun, mulailah ada para pedagang kecil-kecilan muncul di sini. Alasan utama mereka berjualan karena terkena imbas dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998. Mungkin karena memang bagus permodalan dan peluang bisnis sejak awalnya, maka tambah banyak saja yang berjualan di sini.

(40)

tidaklah ringan. Mereka harus mengumpulkan para pedagang dan mengajak pedagang bermusyawarah. Hasilnya, Pajak USU ditetapkan menjadi 5 titik kawasan. Ternyata, ini pun tak memuaskan. Rektor lalu meminta petugas keamanan bermusyawarah lagi dengan para pedagang. Kemudian ditetapkan, kawasan Pajak USU hanya ada di satu titik dan dibuat peraturan yang harus ditaati setiap pedagang yang berjualan di sini.

Sampai saat ini, pemimpin Pajak USU itu adalah kepala keamanan USU yang dibantu satpam USU. Mereka bertugas menetapkan harga sewa lapak sekitar Rp 2 juta untuk satu lapak per tahun, juga biaya retribusi tambahan, seperti untuk air, keamanan, dan kebersihan. Mereka juga yang bertugas mengutip.

Pajak USU berlokasi di pinggir Jalan Universitas, tepatnya jalan menuju Fakultas Hukum USU. Para pedagang berjualan di antara Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra.

Pajak USU Medan atau yang lebih familiar dengan Pajus sekarang telah menjadi lokasi bisnis yang menggeliat dan bisa meraup omset sampai belasan juta rupiah perharinya. Meskipun operasionalnya hanya enam hari dalam seminggu, Pajus dengan 110 kios ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan di berbagai sektor. Mulai dari jumlah pengunjung, ragam ataupun jenis dagangan sampai omset dan laba yang mereka peroleh perharinya selalu mengalami peningkatan.

(41)

1. Lokasi yang sangat strategis merupakan lokasi yang berada pada pusat kota atau keramaian kota dan didukung dengan adanya fasilitas jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

2. Lokasi yang strategis merupakan lokasi yang berada di kota atau dekat dengan perumahan penduduk dan didukung dengan adanya fasilitas jaringan komunikasi dan pengangkutan yang baik.

3. Lokasi yang kurang strategis merupakan lokasi yang berada dipinggiran kota tetapi masih didukung dengan fasilitas jaringan komunikasi dan pengangkutan yang baik.

4. Lokasi yang tidak strategis merupakan lokasi yang berada dipinggiran kota dan jauh dari perumahan penduduk dan sulitnya pengangkutan.

Jarak lokasi Pajak USU dengan tempat tinggal konsumen.

a. Sangat dekat apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut 500 m - <1000 m dengan tempat tinggal konsumen.

b. Dekat apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut 1000 m - <1500 m dengan tempat tinggal konsumen.

c. Agak jauh apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut 1500 m - <2000 m dengan tempat tinggal konsumen.

d. Jauh apabila jarak lokasi Pajak USU tersebut >2000 m dengan tempat tinggal konsumen.

(42)

a. Apabila biaya transportasinya <Rp 2000, termasuk sangat dekat dengan Pajak USU tersebut.

b. Apabila biaya transportasinya Rp 2000 – Rp 2500, termasuk dekat dengan Pajak USU tersebut.

c. Apabila biaya transportasinya Rp 2500 - < Rp 3000, termasuk agak jauh dengan Pajak USU tersebut.

Jangkauan angkutan ke Pajak USU.

a. Apabila dapat dijangkau dengan 1 kali angkutan termasuk sangat dekat dengan Pajak USU tersebut.

b. Apabila dapat dijangkau dengan 2 kali angkutan termasuk dekat dengan Pajak USU Tersebut.

c. Apabila dapat dijangkau dengan 3 kali angkutan termasuk agak jauh dengan Pajak USU tersebut.

d. Apabila dapat dijangkau dengan 4 kali angkutan termasuk jauh dengan Pajak USU tersebut.

Waktu yang dibutuhkan ke Pajak USU.

a. Apabila waktunya kurang dari 1 jam termasuk sangat dekat dengan Pajak USU tersebut.

b. Apabila waktunya 1 jam termasuk dekat dengan Pajak USU tersebut.

(43)

d. Apabila waktunya 3 jam termasuk jauh dengan Pajak USU tersebut.

Jarak pemberhentian angkutan dengan Pajak USU.

a. Sangat dekat apabila jarak pemberhentian angkutannya 0 - <250 m dengan Pajak USU tersebut.

b. Dekat apabila jarak pemberhentian angkutannya 250 - <500 m dengan Pajak USU tersebut.

c. Agak jauh apabila jarak pemberhentian angkutannya 500 - <750 m dengan Pajak USU tersebut.

(44)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di Pajak USU Medan.

A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang mutlak dengan alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for

windo ws dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

(45)

Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics

Ite m-Total Sta tisti cs

37.6000 24.800 .562 .857

37.2333 26.392 .517 .859

37.4667 24.464 .727 .843

37.3333 26.644 .684 .850

37.7667 24.668 .643 .849

37.6667 25.609 .590 .853

37.5333 25.568 .506 .861

37.6000 26.731 .481 .861

37.1333 27.637 .553 .858

37.1667 26.351 .609 .853

37.1667 28.351 .456 .863

VA R00001

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom

Corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05;30),

diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan valid karena

(46)

Interpretasi item total statistic adalah:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 37,6 ; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 37,23 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnya adalah 24.8 sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 26,3 dan seterusnya.

3. Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung

yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada

setiap butir pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen

No. Butir Instrumen

Corrected item total correlation

R tabel Keputusan

(47)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika rhitung > rtable, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung < rtable, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Penulis melakukan pengujian validitas terlihat pada Tabel 4.2, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak

reliabel.

Tabel 4.3 Reliability Statistic

Reliability Statistics

.867 11

Cronbach's

(48)

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi

15.0, 2010)

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,867 dan rtabel

sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar

dari rtabel (0,867 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat

digunakan untuk penelitian.

Tabel 4.4

Reliabilitas Instrumen

No.Butir Instrumen

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Cronbach's Alpha Keputusan

1 .857 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40) menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai

Cronbach Alpha > 0,80. Tabel 4.4 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80.

maka setiap variabel dinyatakan reliabel.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Pengujian Normalitas

(49)

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual penulis menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang menbandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Hipotesis:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2 .Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normal.

Regression Standardized Residual

Gambar 4.1 Histogram

(50)

Interpretasi dari Gambar 4.1, menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal.

Observed Cum Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: PLU

Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010).

Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa data- data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data telah memenuhi uji normalitas.

Uji Kolmogorov Smirnov (1 Sample KS) dilakukan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal, dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2008: 59).

Menentukan kriteria keputusan:

(51)

2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pengambilan keputusan:

Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,972 dan diatas nilai signifikan 5% (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Pengujian Heterokedastisitas

(52)

diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.

a. Model grafik Hipotesis:

1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas.

2) Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Regression Standardized Predicted Value

2

Gambar 4. 3 Scatterplot

(53)

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

b. Model Glejser

Menentukan kriteria keputusan:

1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

Tabel 4.6 Uji Glejser

Coefficientsa

.007 .343 .019 .985

-.043 .077 -.063 -.551 .583

.108 .060 .167 1.781 .078

.032 .054 .068 .607 .545

(Constant)

Dependent Variable: abs ut a.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pada Tabel 4.6 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3. Pengujian Multikolinieritas

(54)

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

.007 .343 .019 .985

-.043 .077 -.063 -.551 .583 .654 1.528

.108 .060 .167 1.781 .078 .969 1.032

.032 .054 .068 .607 .545 .670 1.492

(Constant)

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: abs ut a.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Hasil pengujian:

Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) > 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance < 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance > 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dan Tolerance > 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.

C. Analisis Data

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

1. Analisis Deskriptif

(55)

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan faktor-faktor yang mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di Pajak USU Medan. Variabel kedekatan dengan pasar (X1) terdiri dari 3 pertanyaan, variabel

transportasi (X2) terdiri dari 3 pertanyaan, variabel biaya sewa kios (X3)

terdiri dari 3 pertanyaan dan variabel penentuan lokasi usaha (Y) terdiri dari 2 pertanyaan. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 11 butir . Responden penelitian adalah wirausahawan yang beroperasi di Pajak USU Medan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah

Responden %

(56)

sebanyak 43 orang dengan persentase sebesar 36,5%. Hal ini menunjukkan bahwa para responden umumnya memiliki jenis kelamin laki-laki.

c. Karakteristik Responden berdasarkan waktu mulai beroperasi di Pajak

USU Medan

Karakteristik responden berdasarkan waktu mulai beroperasi di Pajak USU Medan dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.9

Karakteristik Responden berdasarkan waktu mulai beroperasi di Pajak USU Medan

Karakteristik Jumlah Responden % Total Waktu mulai

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini responden yang beroperasi < 2007 sebanyak 83 orang dengan presentase 70,3%, beroperasi 2008 sebanyak 17 orang dengan presentase 14,4%, beroperasi 2009 sebanyak 10 orang dengan presentase 8,4%, dan yang beroperasi 2010 sebanyak 8 orang dengan presentase 6,9%.

2. Deskriptif Variabel

(57)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wirausahawan memilih lokasi di Pajak USU Medan.

Variabel kedekatan dengan pasar (X1) terdiri dari 3 butir pertanyaan,

variabel transportasi (X2) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel biaya sewa

kios (X3) terdiri dari 3 butir pertanyaan, dan variabel penentuan lokasi usaha

(Y) terdiri dari 2 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 118 orang responden.

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kedekatan Dengan Pasar

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kedekatan Dengan Pasar

No Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “lokasi Pajak USU Medan berada di kampus USU” diketahui bahwa 75 orang menyatakan sangat setuju, 42 orang menyatakan setuju, 1 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

(58)

menyatakan sangat setuju, 61 orang menyatakan setuju, 7 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada orang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang “Lokasi Pajak USU Medan mudah dijangkau oleh konsumen yang saya tuju” diketahui bahwa 43 orang menyatakan sangat setuju, 59 orang menyatakan setuju, 19 orang menyatakan kurang setuju, 6 orang menyatakan tidak setuju, tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Transportasi

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Transportasi

No Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “Tersedia banyak alat angkutan untuk menjangkau Pajak USU Medan” diketahui bahwa 38 orang menyatakan sangat setuju, 72 orang menyatakan setuju, 8 orang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

(59)

kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c.) Frekuensi jawaban responden tentang “Biaya pengangkutan bahan baku ke Pajak USU Medan Murah” diketahui bahwa 32 orang menyatakan sangat setuju, 70 orang menyatakan setuju, 14 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya Sewa Kios

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya Sewa Kios

No Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “Biaya sewa kios di Pajak USU Medan terjangkau” diketahui bahwa 41 orang menyatakan sangat setuju, 47 orang menyatakan setuju, 27 orang menyatakan kurang setuju, 3 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Tidak terdapat kutipan liar di Pajak USU

(60)

c.) Frekuensi jawaban responden tentang pernyataan “Biaya sewa kios di Pajak USU Medan sesuai dengan fasilitas yang diberikan” diketahui bahwa 26 orang menyatakan sangat setuju, 57 orang menyatakan setuju, 33 orang menyatakan kurang setuju, 2 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penentuan Lokasi Usaha

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penentuan Lokasi Usaha

No Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa:

a.) Frekuensi jawaban pernyataan “Lokasi Pajak USU Medan adalah lokasi yang tepat untuk usaha saya” diketahui bahwa 42 orang menyatakan sangat setuju, 49 orang menyatakan setuju, 24 orang menyatakan kurang setuju, 3 orang yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

b.) Frekuensi jawaban pernyataan “Lokasi Pajak USU Medan sangat baik untuk keberhasilan usaha saya” diketahui bahwa 14 orang menyatakan sangat setuju, 54 orang menyatakan setuju, 39 orang menyatakan kurang setuju, 10 orang menyatakan tidak setuju, dan 1 orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

(61)

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) pada

wirausahawan di Pajak USU Medan.

Tabel 4.14 Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

.571 .585 .976 .331

.503 .132 .366 3.808 .000

.027 .103 .021 .266 .790

.245 .091 .255 2.682 .008

(Constant)

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam Tabel 4. 14, maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut:

Y = 0,571+ 0.503 X1 + 0,027 X2 + 0,245 X3 + e

a.) Uji F (Uji Secara Serempak/ Simultan)

Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah Variabel kedekatan dengan pasar (X1), variabel transportasi (X2) butir pertanyaan, dan variabel biaya sewa

kios (X3), secara bersama- sama atau serentak mempunyai pengaruh yang

(62)

2. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan.

3. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

4. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 15.0

5. Kesimpulan Hasil pengujian:

1. Model hipotesis yang digunakan adalah:

Ho: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ftabeldapat dilihat pada α = 0,05

Dengan derajat pembilang = k-1 = 4 – 1 = 3

Derajat penyebut = n – k = 118 – 4 = 114, Ftabel 0,05 (3, 92) = 2,70

3. Mencari nilai Ftabel dengan menggunakan Tabel ANOVA dari hasil pengolahan SPSS versi 15.0

Tabel 4.15 Uji F

ANOV Ab

13.105 3 4.368 17.083 .000a

29.150 114 .256

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), BSK , Transportasi, K DP a.

Dependent Variable: PLU b.

(63)

Fhitung = 1. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 0,05

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 0,05

2. Dari tabel ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 17,083 Tabel 4. 16

Realiability Statistics Anova

Fhitung Ftabel

17,083 2,70

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Berdasarkan Tabel 4. 16, nilai Fhitung > Ftabelpada α = 5% dengan demikian

maka Ha diterima. Hal ini, menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap penentuan lokasi usaha (Y) di Pajak USU Medan.

b.) Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah terdiri dari Variabel kedekatan dengan pasar (X1), variabel transportasi (X2) butir pertanyaan, dan

variabel biaya sewa kios (X3) secara bersama- sama atau serentak mempunyai

pengaruh secara parsial atau masing- masing berpengaruh signifikan terhadap penentuan lokasi usaha (Y) di Pajak USU Medan. Langkah- langkah pengujian tersebut adalah:

1. Menentukan model hipotesis Ho dan Ha

2. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan.

(64)

4. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 15.0.

5. Kesimpulan.

Model hipotesis yang digunakan adalah:

1. Ho: b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

2. Ha: b1 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan: a. Berdasarkan thitung:

Ho diterima jika thitung < ttabelpada α = 0,05

Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 0,05

b. Berdasarkan probabilitas (Sig.):

Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak c. ttabeldapat dilihat pada α = 0,05

Derajat penyebut (df) = n – k = 118 – 4 = 114, ttabel 0,05 (3, 92) = 2,000

Nilai thitung diperoleh dengan bantuan program SPSS 15.0 seperti terlihat pada

tabel berikut ini:

(65)

Coefficientsa

.571 .585 .976 .331

.503 .132 .366 3.808 .000

.027 .103 .021 .266 .790

.245 .091 .255 2.682 .008

(Constant)

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Pada Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai thitung untuk variabel

kedekatan dengan pasar (X1) adalah 3,808; untuk variabel transportasi (X2) adalah

0,266 dan untuk variabel biaya sewa kios (X3) adalah 2,682. Berdasarkan kriteria

uji hipotesis, maka dapat disimpulkan: 1. Variabel kedekatan dengan pasar (X1)

Nilai thitung kedekatan dengan pasar adalah 3,808 dan nilai ttabel bernilai

2,000 sehingga thitung > ttabel (3,808 > 2,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel kedekatan dengan pasar berpengaruh positif dan signifikan (0,00 < 0,05) secara parsial terhadap penentuan lokasi usaha di Pajak USU Medan. Artinya, jika ditingkatkan variabel harga sebesar satu satuan (unit) maka perpindahan merek (Y) akan meningkat sebesar 0,503 satuan (unit).

2. Variabel transportasi (X2)

Nilai thitung variabel transportasi adalah 0,266 dan nilai ttabel yang bernilai

2,000 sehingga thitung < ttabel sedangkan nilai signifikannya (0,790 > 0,05) sehingga

(66)

USU Medan. Artinya, walaupun ditingkatkan kualitas sebesar satu satuan maka perpindahan merek (Y) tidak akan meningkat sebesar 0,027 satuan (unit).

3. Variabel Nilai biaya sewa kios (X3)

Nilai thitung variabel biaya sewa kios adalah 2,682 dan nilai ttabel bernilai

2,000 sehingga thitung > ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel promosi

berpengaruh positif dan signifikan (0,008 < 0,05) secara parsial terhadap penentuan lokasi usaha di Pajak USU Medan. Artinya, jika ditingkatkan variabel promosi sebesar satu satuan (unit) maka perpindahan merek (Y) akan meningkat sebesar 0,245 satuan (unit).

Variabel kedekatan dengan pasar dalam penelitian ini mempunyai nilai terbesar diantara variabel lain, sehingga dapat dikatakan bahwa kedekatan dengan pasar merupakan faktor utama yang sangat menentukan dalam penentuan lokasi usaha di Pajak USU Medan.

c.) Identifikasi Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel

terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin

lemah.

(67)

Model Summary

.557a .310 .292 .50567

Model

Predictors: (Constant), BSK, Transportasi, KDP a.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa angka Adjusted R2 atau determinan sebesar 0,292 berarti variabel bebas yaitu Variabel kedekatan dengan pasar (X1),

variabel transportasi (X2) butir pertanyaan, dan variabel biaya sewa kios (X3)

mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu penentuan lokasi usaha di Pajak USU Medan (Y) sebesar 29,2% dan sisanya 70,8% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti.

D. Pembahasan

Variabel kedekatan dengan pasar terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penentuan lokasi usaha di Pajak USU Medan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Handoko yang menyatakan bahwa lokasi yang dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi (Handoko, 2000). Hal yang sama juga diutarakan oleh Herkanto bahwa faktor kedekatan dengan pasar ini juga mempertimbangkan aspek keamanan barang dan kemungkinan kerusakan selama dalam transportasi (Herjanto, 2008).

(68)

diutarakan Herjanto bahwa pengangkutan (transportasi) merupakan suatu faktor yang penting diperhatikan, karena kegiatan pengangkutan baik untuk bahan mentah maupun produk jadi dapat memakan waktu dan biaya yang sangat besar (Herjanto, 2008). Variabel transportasi ternyata tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penentuan lokasi di Pajak USU Medan.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Handoko (2000), Herjanto (2008), Assauri (2008), diolah Penulis
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 1.2 Instrument Skala Likert
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Vol. 2, Desember 2017 109 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencoba menggali lebih dalam tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka