UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM EKSTENSION MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INTERNET SPEEDY DI KOTA MEDAN
DIAJUKAN OLEH :
WAHYU PRANATA
070523032
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana EkonomiSURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wahyu Pranata
NIM : 070523032
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi
adalah benar telah membuat skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Internet Speedy di Kota Medan”, guna memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Demikianlah surat pernyaataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat digunakan seperlunya.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama : Wahyu Pranata
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NIM : 070523032
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Internet Speedy Di Kota Medan
Tanggal,____________________
Pembimbing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama : Wahyu Pranata
BERITA ACARA UJIAN
Hari :
Tanggal :
NIM : 070523032
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Internet Speedy Di Kota Medan
Ketua Departemen Pembimbing Skripsi
Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec Drs.H.B.Tarmizi SU NIP. 197304081998021001 NIP. 195304121981031006
Penguji I Penguji II
Dr. Murni Daulay, MSi Inggrita Gusti Sari Nasution, SE.M.Si NIP. 195508301982032003 NIP. 198011102008122003
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama : Wahyu Pranata
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 070523032
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Internet Speedy Di Kota Medan
Tanggal,____________________ Ketua Departemen
( Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec ) NIP. 197304081998021001
Tanggal,____________________ Dekan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkatpia masyarakat tarhadap permintaan internet speedy di kota medan, untuk mengetahui bagaimana jumlah penduduk terhadap perintaan internet speedy di kota medan, untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan internet speedy di kota medan yang merupakan salah satu kota di sumatera utara
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series 6 tahun dari tahun 2004-2009. Data yang bersumber dari BPS ( Badan Pusat Statistik), PT. Telkom, Perpustakaan, dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan pendapatan perkapita, pertumbuhan penduduk dan harga sebagai sebagai variable-variable independent yang mempengaruhi permintaan internet speedy sebagai variable dependent
Hasil pengujian ini membuktikan bahwa pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan internet speedy khususnya paket family unlimited, Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan internet speedy khususnya paket family unlimited di kota medan, harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan internet speedy paket family di kota medan.
ABSTRACT
The objective of this study is know such the influence of percapita income of the people on the demand of internet speedy for medan city, as how the influence of total city people on the demand of internet speedy for medan, still to know how the influence of market demand on internet speedy for medan. Medan one of province in the north sumatera. Data as exposed to this case such secondary data with a time series sort for 6 years from 2004-2009. Data as sourced either from District Statistic Bureau BPS, PT. Telkom, liblary, and other sources such as journals and research result conducted previously about the people income, the growth of population rate and prices as an independent variables may influence the demand over internet speedy ad dependent variable.
The result of this study proved thet oer capita income of people have positive influence but it is not significantly on the demand rate of Family Packet. The growth of population influence positively and significantly on the total rate of demand internet speedy specialy family packet on medan city. The price may influence negatively and significantly on the total demand rate of internet speedy specialy family packet for this city.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR………i
DAFTAR ISI………...iv
DAFTAR TABEL………...viii
DAFTAR GAMBAR………..…...ix
BAB I PENDAHULUAN………...1
1.1Latar Belakang Masalah………..1
1.2Perumusan Masalah……….3
1.3Hipotesis………..4
1.4Tujuan Penelitian……….4
1.5Manfaat Penelitian………...5
BAB II URAIAN TEORITIS………6
2.1 Pengertian Permintaan……….6
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan………..8
2.3 Hukum Permintaan………10
2.4 Skedul Permintaan……….11
2.5 Gerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan………..12
2.5.1 Pergeseran Kurva Permintaan………...12
2.5.2 Perubahan Jumlah Yang Diminta dan Perubahan Permintaan...14
2.6.1 Jenis-jenis Elastisitas………20
2.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas………..24
2.7 Permintaan Pasar………26
2.8 Kasus-kasus Pengecualian……….27
2.9 Kependudukan………...28
BAB III. METODE PENELITIAN………29
3.1 Ruang Lingkup Penelitian……….29
3.2 Jenis dan Sumber Data………..29
3.3 Tehnik Pengumpulan Data………29
3.4 Pengolahan Data………30
3.5 Model Analisis Data………..30
3.6 Hipotesis Model……….31
3.7 Test Goodness of Fit………..31
3.7.1 Koefisien Determinasi………..31
3.7.2 Uji f-Statistik……….32
3.7.3 Uji t-Statistik……….34
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik……….35
3.9 Defenisi Operasional Variable………...38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...39
4.1Gambaran Umum Wilayah Kota Medan………...39
4.1.1 Kondisi geografis pemerintahan Kota Medan ……….39
4.1.2 Perkembangan Penduduk ………..39
4.1.4 Pendapatan Perkapita Kota Medan ………...42
4.1.5 Tingkat Pendapatan ………..……….44
4.1.6 Jumlah Permintaan Internet Speedy Yang Dibeli ……….………44
4.2 Analisis Data……….46
4.2.1 Hasil Model Estimasi……….46
4.2.2 Interpretasi Model………..48
4.2.2.1Pendapatan Perkapita Masyarakat………...48
4.2.2.2Pertumbuhan Penduduk………...48
4.2.2.3Harga………48
4.2.3 Koefisien Determinasi………...49
4.2.4 Pengujian Koefisien Regresi……….50
4.2.5 Hasil Uji-t Statistik………50
4.2.6 Hasil Uji Penyimpangak Asumsi Klasik………54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...56
5.1 Kesimpulan………56
5.2 Saran………..56
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel jumlah yang diminta pada setiap harga………...12
Tabel 2.2 Permintaan Pasar………26
Tabel 4.2 Perkembangan jumlah penduduk tahun 1993 – 2009………...40
Tabel 4.4 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto ………..42
Tabel 4.5 Perkembangan PDRB Kota Medan)………..43
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kota Medan (Tahun Dasar 2000)…………43
Tabel 4.7 Permintaan, Pendapata Perkapita, Jumlah Penduduk,Harga……….44
Tabel 4.8 Paket Layanan Speedy………...44
Tabel 4.9 Hasil Regresi Linear berganda………...47
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R)………...49
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Koefisien Regrasi (Uji F-Statistik)………50
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas……….54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Permintaan………..………11
Gambar 2.2 Kurva Jumlah barang………...………..13
Gambar 2.3 Kurva perubahan jumlah yang diminta………..15
Gambar 2.4 Pergeseran kurva permintaan…...………..16
Gambar 2.5 Permintaan elastis………..………21
Gambar 2.6 Permintaan in-elastis………..……21
Gambar 2.7 Permintaan elastisitas kesatuan………..………22
Gambar 2.8 Permintaan elastis sempurna………..………22
Gambar 2.9 Permintaan in-elastis sempurna……….………23
Gambar 3.1. Kurva Uji F – Statistik……….…………34
Gambar 3.2. Kurva uji t – statistik………...……..35
Gambar 3.3. Uji Durbin-Watson………...……….37
Gambar. 4.1 Kurva uji t-statistik variabel Pendapatan Perkapita Masyarakat………….51
Gambar. 4.2 Kurva uji t-statistik variabel tingkat pertumbuhan penduduk……….52
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkatpia masyarakat tarhadap permintaan internet speedy di kota medan, untuk mengetahui bagaimana jumlah penduduk terhadap perintaan internet speedy di kota medan, untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan internet speedy di kota medan yang merupakan salah satu kota di sumatera utara
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series 6 tahun dari tahun 2004-2009. Data yang bersumber dari BPS ( Badan Pusat Statistik), PT. Telkom, Perpustakaan, dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan pendapatan perkapita, pertumbuhan penduduk dan harga sebagai sebagai variable-variable independent yang mempengaruhi permintaan internet speedy sebagai variable dependent
Hasil pengujian ini membuktikan bahwa pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan internet speedy khususnya paket family unlimited, Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan internet speedy khususnya paket family unlimited di kota medan, harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan internet speedy paket family di kota medan.
ABSTRACT
The objective of this study is know such the influence of percapita income of the people on the demand of internet speedy for medan city, as how the influence of total city people on the demand of internet speedy for medan, still to know how the influence of market demand on internet speedy for medan. Medan one of province in the north sumatera. Data as exposed to this case such secondary data with a time series sort for 6 years from 2004-2009. Data as sourced either from District Statistic Bureau BPS, PT. Telkom, liblary, and other sources such as journals and research result conducted previously about the people income, the growth of population rate and prices as an independent variables may influence the demand over internet speedy ad dependent variable.
The result of this study proved thet oer capita income of people have positive influence but it is not significantly on the demand rate of Family Packet. The growth of population influence positively and significantly on the total rate of demand internet speedy specialy family packet on medan city. The price may influence negatively and significantly on the total demand rate of internet speedy specialy family packet for this city.
BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang pemilihan Judul
Saat ini, di seluruh dunia, populer apa yang disebut dengan Broadband Access
yang maknanya dalam bahasa Indonesia adalah akses internet berkecepatan tinggi.
Standar Broadband bervariasi dari satu negara ke negara lain, tapi secara umum
dinyatakan sebagai akses internet yang berkecepatan tinggi dan selalu terkoneksi (always
on).
Penggelaran jaringan berkecepatan tinggi ini mempunyai dampak lebih kuat
ketimbang sebaran dari layanan telepon standar (basic telephony). Tidak sekedar
berkomunikasi, tapi bisnis dapat berjalan diatasnya dengan lebih efisien dalam cakupan
jarak yang luas. Koneksi broadband juga dapat digunakan pada aplikasi dua arah, semisal
“Belajar jarak jauh” atau “Diagnosa jarak jauh” untuk para dokter, yang hampir mustahil
dijalankan di atas teknologi dial-up (akses internet metode dial, melalu saluran telpon)
yang lambat dan kurang reliable. Broadband di Dunia Negara-negara dengan penetrasi
tinggi layanan broadband semisal Korea Selatan, Jepang dan Kanada, semuanya
mengeimplementasikan kebijakan (policy) yang sistematis untuk mendukung
pertumbuhan broadband di negaranya. Kebijakan-kebijakan itu diantaranya adalah
penurunan harga untuk menghapus hambatan berlangganan (entry barier), target yang
jelas dari Kementrian terkait untuk percepatan penggelaran jaringan, pemberian insentif
pada usaha-usaha pengembangan konten lokal dan bisnis online (E-Commerce),
mempermurah harga dan pajak perangkat peralatan yang digunakan pelanggan seperti
Di Indonesia Akses data dimanapun, pasti akan dilalukan diatas jaringan telpon,
yang di Indonesia dikelola oleh PT TELKOM. Diatas jaringan kabel tembaga eksisting
inilah berbagai layanan data dan internet dilakukan, sehingga penggelaran jaringan untuk
meningkatkan penetrasi layanan masih harus terus dilakukan. Sebuah Fenomena:
SPEEDY, Speedy sebagai nama dagang dari layanan broadband, diluncurkan oleh PT
TELKOM akhir Juli 2004. Di awal kemunculannya, Speedy segera dipersepsi sebagai
layanan akses internet kecepatan tinggi, karena ketersediaan bandwidth internasional
yang masing longgar. Dengan makin banyaknya pemakai Speedy, utilisasi bandwidth
internasional ini akhirnya mencapai tingkat yang sangat tinggi, sehingga perlahan
kecepatannya berkurang. Speedy akhirnya mendekati bentuk portofolio yang tepat,
sebagai akses internet rumahan dengan tingkat kecepatan puncak pada kondisi link
kosong, dan mencapai tingkat kecepatan standar saat pemakaian puncak bersama.
Adapun hambatan perkembangan Broadband Access dalam perkembangan
penetrasi Broadband Access di Indonesia antara lain: Harga, harga awal berlangganan
Speedy di Indonesia adalah 3,8 juta rupiah atau setara 380 USD, bandingkan dengan di
negara Asia yang menjadi kiblat perkembangan layanan broadband, seperti Malaysia 300
ribu (30 USD), Singapura 150 (15U SD) ribu, dan Korea 150 (15 USD) ribu. Konten,
sangat kurangnya konten lokal (konten yang secara jaringan tidak perlu melewat link
bandwidth internasional), sangat kurangnya konten berbahasa Indonesia yang menarik
(contoh representative yang ada : www.detik.com), dan sangat kurangnya konten dan
aplikasi khusus seperti : online stock market, online education, online games, home
shopping, e-government, e-commerce. Terakhir adalah harga perangkat, harga modem
Termurah sekitar 400 ribu rupiah atau setara 40 USD. Belum lagi setting modem ADSL
yang masih cukup rumit untuk pelanggan internet Indonesia.
Sistem pendaftaran, serta pembayaran yang makin mudah juga akan menarik
pelanggan untuk memakai layanan ini. Pendaftaran online, pembayaran online via kartu
kredit atau ATM akan menjadi sangat menarik untuk calon pelanggan. Paket-paket
layanan yang menarik. Speedy dapat dideliver sebagai layanan khusus akses ke game
atau news misalnya. Dari survey diketahui para online gamers jarang bermain game
sambil browsing internet, untuk itu bisa kita berikan pilihan ke mereka layanan paket
khusus ini. Harga layanan paket khusus ini juga bisa dipermurah, mengingat tidak ada
kompenen link internasional yang mahal. Fasilitas Perangkat Pelanggan Pelanggan
Speedy umumnya tidak cukup familiar dengan perangkat modem ADSL sebagai
perangkat akses utama mereka. Harga yang masih cukup mahal juga merupakan potensi
hambatan dari calon pelanggan.
Dengan melihat latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik
membahas “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN INTERNET SPEEDY DI KOTA MEDAN” untuk melihat seberapa
besar permintaan masyarakat terhadap permintaan internet speedy dengan tersedianya
sarana telekomunikasi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai
kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
dalam penulisan skripsi ini. selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara
untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi ini. Adapun rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan
Internet Speedy di kota Medan?
2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap permintaan Internet
Speedy di kota Medan?
3. Bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan Internet Speedy di kota Medan?
1.3 Hipotetis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana
kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan
permasalahan yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. Pendapatan perkapita masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap
permintaan Internet Speedy di kota Medan?
2. Pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan
Internet Speedy di kota Medan?
3. Harga mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan Internet Speedy di kota
Medan?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat
terhadap permintaan Internet Speedy di kota Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan Internet
Speedy di kota Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
a. Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang
sudah ada yang menyangkut topic yang sama.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan ilmu
yang telah dipelajari.
c. Sebagai bahan studi, perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Permintaan
Untuk memahami arti permintaan, terlebih dahulu kita lihat latar belakang
terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul akibat dari
ketidak seimbangan antara keinginan manusia dengan sumber-sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Keinginan manusia ialah jauh melebihi sumber-sumber
daya yang tersedia, oleh sebab itu masyarakat harus membuat pilihan-pilihan yang paling
tinggi dari sumber-sumber daya yang tersedia.
Menurut Noer (2008) permintaan (demand) didefenisikan sebagai barang atau
jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu. Waktu tertentu
berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Permintaan ini biasanya dilambangkan dengan
dengan Qd. Permintaan akan barang dan jasa diartikan jumlah barang dan jasa yang ingin
didapatkan (secara ekonomis akan dibeli) oleh konsumen.
Sementara itu, Sukirno (2002) Dalam bukunya Teori Ekonomi Mikro
Menjelaskan bahwa teori permintaan menerangkan bagaimana seseorang atau bahakan
banyak konsumen sebagai pembeli yang diminta menunjukkan hubungan negatif yang
mecerminkan the law of demand. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli
cenderung dan mengaharapkan harga barang turun (expected demand) meskipun dalam
kenyataan tindakan demikian, justru harga barang cenderung naik dalam
perkembangannya. Mengapa expected demand pada tingkatan harga turun? Karena
pembeli dapat meningkatkan pembelian barang sehingga pembeli akan mendapatkan
Dalam perkembangan bahwa jumlah permintaan dapat diperhitungkan ke depan
sebagai suatu estimasi, tentunya dengan memperhatikan perubahan pada masing-masing
variable independent, ndependent, apakah harga barang itu sendiri sebagai faktor utama,
serta pembeli, pendapatan, harga barang lain, yang dapat mengganti, banyaknya
konsumen dan faktor lainnya. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan
berapa banyaknya produksi yang perlu dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan
tersebut (demand created supply) kenyataan bahwa teori permintaan ini terus
berkembang sehingga meningkatkan wawasan berpikir untuk lebih berkembang ditandai
dengan munculnya berbagai fenomena dan kemudian teori permintaan menjadi lebih luas
keberadaanya. Permintaan yang didukung oleh adanya daya beli disebut permintaan
efektif sedangkan permintaan yang didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai
permintaan absolute atau potential.
Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimengerti bahwa kata permintaan di sini
berbeda dengan kata permintaan yang seringa kita pergunakan sehari-hari. Defenisi di
atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta, sehingga hubungan antara
tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva
permintaan.
Samuelson & Norddhaus (1997) menerangkan bahwa hubungan antara kualitas
yang diminta dengan harga suatu komoditi, dengan menganggap faktor lain konstan.
Definisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada tingkat harga,
artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta.
Sukimo(1994) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang
menggambarkan hubungan antar berbagai kualitas suatu barang yang diminta konsumen
skedul permintaan hanya harga dan kualitas yang berubahberubah.
Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimegerti bahawa kata permintaan disini
berbeda dengan kata permintaan yang sering kita pergunakan sehari-hari. Defenisi ini
menunjukkan berbagaikan tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta, sehingga
hubungan antar tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapt disajikan dalam
kurva permintaan.
2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu produk di pasaran adalah
ditentukan oleh banyak factor. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk menganalisis
permintaan juga digunakan fungsi permintaan. Fungsi permintaan adalah gambaran
hubungan antara permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya:
a. Pendapatan atau income (Y) konsumen
Konsumen tidak mungkin dapat membeli barang dan jasa bila pendapatannya
tidak ada atau tidak memudahi. Dengan demikian, maka perubahan pendapatan
konsumen akan mengubah permintaannya akan barang dan jasa yang
dikonsumsinya.
b. Harga (price, P)
Pengertian harga disini meliputi harga barang yang akan dibeli, atau Harga
barang penggantinaya (price of complementary product, Pc). Konsumen akan
membatasi jumlah barang yang dibelinya bila harga dan jasa tertentu yang di
inginkan terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen tersebut akan
memindahkan konsumsi dan pembeliannya, kepada barang pengganti ( barang
c. Selera konsumen (taste, T)
Selera atau cita rasa konsumen terhadap barang jasa (warna, bau, rasa, model)
juga akan mempengaruhi besar kecilnya konsumsi dan permintaan akan suatu
barang dan jasa
d. Agama (religion, R) konsumen
Agama yang merupakan nilai-nilai luhur yang dipercaya yang oleh konsumen,
biasanya berisikan perintah dan larangan, termasuk untuk melakukan atau tidak
melakukan, mengkonsumsi, atau tidak mengkonsumsi, merupakan factor yang
mempengaruhi juga tingkat konsumsi atau permintaan akan barang dan jasa.
e. Budaya (culture, C) konsumen
Agak mirip dengan agama, budaya juga merupakan seperangkat nilai dan
kebiasaan konsumen dalam menjalankan kehidupan pribadi, maupun kelompok.
Oleh kerena itu budaya juga beriskan anjuran yang baik dan yang kurang baik,
maka budaya ini juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi, mampu permintaan
konsumen akan barang dan jasa.
C = Culture atau budaya konsumen
R = Religion atau agama konsumen
Etc = etcelia atau factor lainya, seperti: kondisi konsumen, cuaca/iklim,
musiman, dan sebagainya.
2.3 Hukum Permintaan
Hukum permintaan menjelaskan sifat kaitan di antara permintaan sesuatu barang
dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang
permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang,
maka semakin sedikit perimintaan terhadap barang tersebut.
Sukirno (1991) secara sederhana menyatakan hukum permintaan adalah hubungan
antara harga dan kuantitas yang diminta berbanding terbaik. Jika harga baik, kuantitasnya
yang diminta turun.
Istilah hukum permintaan yang dimaksud adalah hubungan sebab-akibat
(kualitas), antara permintaan akan barang dan jasa dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Misalnya hubungan antara jumlah permintaan barang dan jasa dengan
harga barang dan jasa tersebut, atau hubungan antara jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan tingkat pendapatan konsumen dan seterusnya.
Bila faktor yang paling berpengaruh adalah pendapatan (Income)
- Qd = f ( 1,P,Ps,Pc,T, C, E, R, dst -> Qd = f (1)
- Permintaan akan barang dan jasa ditentukan oleh pendapatan oleh pendapatan ( income), faktor lain dianggap tetap.
Harga (P)
500
0 50 75 100
Jumlah Kurva Permintaan
Gambar 2.1Kurva Permintaan
gambar 2.1, yang menunjukkan jumlah jagung yang diminta pada setiap tingkat harga.
Skedul permintaan tesebut dinamakan kurva permintaan. Dalam kurva ini, jumlah dan
harga mempunyai hubungan yang terbaik, Q naik bila P turun, kurva ini berbentuk
miring, turun dari kiri atas ke kanan bawah. Fakta penting ini disebut hukum permintaan
dengan kemiringan negative (law of downward sloping demand). Hukum ini berlaku pada
hampir sumua komoditi seperti jagung, minyak, mobil, motor, dll.
2.4 Skedul Permintaan
Baik akal sehat maupun penelitian keilmuan menunjukkan bahwa jumlah
komoditi yang terbeli tergantung pada harganya. Semakin tinggi suatu komoditi, hal lain
tetap sama semakin sedikit orang yang membelinya. Semakin rendah pasarnya, maka
semakin banyak yang akan dibeli.
Adapun suatu hubungan jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah
yang diminta, dengan catatan factor lain tetap tidak berubah. Hubungan antara harga dan
kuantitas yang dibeli ini disebut sebagai Skedul permintaan atau kurva permintaan.
Tabel 2.1 menyajikan skedul permintaan hipotesis. Pada tingkat kita dapat
menentukan kuantitas jagung yang akan dibeli konsumen. Sebagai contoh, pada harga $5
per Kg, konsumen akan membeli sejumlah 9 ribu ton per tahun.
Pada harga yang lebih rendah, misalnya $4 per kg, jumlah yang dibeli akan lebih
banyak, yaitu 10 ribu ton per kg pada harga $3 per kg. jumlah yang diminta makin besar
lagi, yaitu 12 ribu ton dan seterusnya. Kita dapat menentukan jumlah yang diminta pada
setiap tingkat harga dari tabel 2.1.
(1)
Harga ($ per kg)
(2)
Jumlah yang diminta ( ribu ton pertahun Q) Q
A 5 9
B 4 10
C 3 12
D 2 15
E 1 20
2.5 Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan Dan Pergeseran Kurva Permintaan
Dengan menggunakan grafik permintaan bagaimana caranya menunjukkan akibat
dari perubahan harga? Dan dengan menggunakan grafik yang sama bagaimana caranya
menunjukkan akibat dari perubahan faktor-faktor bukan harga seperti pendapat, citarasa
dan jumlah penduduk? Perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian :
gerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintan.
2.5.1 Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, kalau terdapat
perubahan-perubahan ke atas permintan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Sekitamya
harga barang lain, pendapat para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya
mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan
Q1 Q Q2
D2 D D2
D2 D D1
Gambar 2.2 Kurva Jumlah barang
Untuk melihat kearah mana kurva permintaan akan bergeser apabila perubahan itu
akan ditimbulkan oleh perubahan harga barang itu sendiri tetapi oleh perubahan faktor
bukan harga (misalnya perubahan citarasa pembeli), bahagian ini akan menganalisis
suatu contoh di mana dimisalkan bahwa pendapatan para pembeli mengalami kenaikan.
Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapat ini akan
menaikkan pendapatan yaitu: pada setiap tingkatan harga, jumlah yang diminta menjadi
bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh pergeseran kurva permintaan
dan menurut contoh pergeseran itu adalah dari kurva DD menjadi D1 D1. Perhatikan
sekarang titik Q dan Q1. Titik Q menggambarkan bahwa pada harga P Jumlah yang
diminta adalah q. sedangkan Q1 Menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang
diminta adalah q1. dapat dilihat bahwa q1 > q dan berarti kenaikan pendapatan
menyebabkan pada harga P, Permintaan bertambah sebesar qq1. Contoh ini menunjukkan
menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Atau sebaiknya, pergeseran kurva
permintaan ke sebelah kiri berarti bahwa perimintaan telah berkurang.
Kalau permintaan digambarkan seluruh kurva, maka jumlah yang diminta
(quantity demand) adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan semua rumah
tangga untuk membelinya.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini, ialah:
1. Jumlah yang diminta (quality demand) adalah suatu jumlah yang diinginkan
(adesired quantity) pada harga barang tersebut, sedangkan harga
barang-barang lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain tetap. Jumlah ini
dapat berbeda dangan jumlah yang dalam kenyataan dapat dibeli. Istilah
jumlah yang diinginkan (quantity demand) tidak sama dengan jumlah yang
betul-betul dibeli (qunttity actually bought)
2. Jumlah yang diinginkan (desired) berarti permintaan yang efektif (effective
demand) artinya orang mau membeli jumlah itu, dengan harga tertentu yang
harus dibayar untuk komoditif tersebut.
3. Jumlah yang diminta menunjukkan arus pembelian yang terus-menerus
(acontinues flow of perches). Karenanya jumlah ini harus dinyatakan dalam
“sekian dalam waktu sekian”.
2.5.2 Perubahan Jumlah Yang Diminta dan Perubahan Permintaan.
Sugiarto, dkk dalam buku ekonomi mikro mengemukakan bahwa ada suatu hal
yang penting sekali untuk diperhatikan dalam perubahan permintaan, yaitu perbedaan
antara istilah permintaan dan jumlah yang diminta. Sampai saat ini masih ada yang
menyatakan bahwa “naiknya harga suatu barang akan menurunkan permintaan akan
atau turun, tapi adalah jumlah yang diminta (quantity demanded) karena adanya
perbedaan pengertian masalah perbedaan kurva permintaan bahwa dapat digunakan
dalam 2 pengertian:
1. Gerakan sepanjang kurva permintaan (shift along demand curve)
2. pergeseran kurva permintaan (skiff the demand curve)
Hal yang pertama menyebabkan perubahan jumlah yang diminta, sedangkan hal
yang ke 2 menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Kondisi ini dapat dilihat pada
kurva sebagai berikut:
Kurva di atas menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva terjadi bila
harga barang atau jasa yang diminta berubah (naik atau turun ). Penurunan harga tersebut
akan Menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga atau jasa tersebut akan
mengurangi jumlah yang diminta.
0
Q2 Q1
D Harg
a
Dn
Gambar 2.4 Pergeseran kurva permintaan
Kurva di atas menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke kanan atau
ke kiri disebabkan oleh timbulnya faktor selain barang dan jasa tersebut. Permintaan bisa
naik ( bergeser ke kanan) dan bisa juga turun ( bergeser ke kiri menjadi Dd). Pada
gambar di atas jelas sekali tedadi pergeseran kurva permintaan yang disebut dengan
perubahan permintaan.
Sukirno (1994) dalam bukunya pengantar teori mikro ekonomi, ada banyak sebab
kenapa kurva permintaan bergeser:
1. Tingkat pendapatan masyarakat (income)
2. Cita rasa masyarakat terhadap barang tersebut (taste)
3. Harga barang lain khususnya barang perlengkapan dan barang pengganti
Jadi dapat diambil bahwa satu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan
kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu:
1. permitaan dikatakan naik jika:
sekalipun harga barang itu tetap tidak berubah
b. orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetep
sekalipun harga itu sudah naik.
2. Permintaan dikatakan turun jika:
a. orang akan membeli jumlah barang yang lebih sedikit walaupun
harganya tidak berubah
b. orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang
itu sudah turun.
Sehubungan dengan adanya perbedaan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan
masing-masing variable, maka pernyataan perubahan permintaan maupun jumlah
permintaan di atas berada dalam keadaan cateris paribus.
Kurva permintaan akan bergeser kekanan atau ke kiri, yaitu seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 2.4, kalau terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan
yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga, antara lain:
1. Harga barang lain
a. Barang pengganti
Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada suatu barang lain
apabila ia dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut. Harga
barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat
digantinya. Apabila harga barang pengganti bertambah mahal, maka
barang yang digantikannya akan mengalami pertambahan dalam
permitaan.
Barang netral yaitu apabila dua macam barang tidak mempunyai perkaitan
yang rapat, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut
tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya, kenaikan atau
penurunan harga akan mempengaruhi atas permitaan barang netral.
2. Pendapatan para pembeli
d. Barang inferior
Yaitu barang banyak diminta oleh orang–orang yang berpendapatan
rendah. Jika pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap
barang-barang inferior akan berkurang.
e. Barang essensial
Yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan sehari-hari
permintaan akan essensial cenderung tetap walaupun terjadi kenaikan
pendapat.
f. Barang normal
Yaitu barang tersebut mengalami peningkatan dalam permintaan sebagai
akibat dari kenaikan pendapatan
g. Barang mewah
Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah
relatif tinggi. Apabila pendapatan naik maka permintaan akan barang
mewah akan bertambah.
Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan
mempengaruhi corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pandangan
tersebut dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikan pajak
terhadap orang-orang kaya dan menggunakan hasil pajak ini untuk menaikan
pendapat pekerja yangbegaji rendah, corak permintaan terhadap barang akan
mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan orang yang pendapatnya
baru mengalami akan bertambah.
4. Citarasa masyarakat
Citarasa masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan
masyarakat untuk membeli barang-barang
5. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk yang diikuti perkembangan kesempatan keda
dapat mempengaruhi pertambahan permintaan.
6. Ramalan mengenai masa yang akan datang
Ramalan para konsumen bahwa harga-harga bertambah tinggi di masa
depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa ini, untuk
menghemat pengeluaran di masa yang akan datang.
2.6 Elastisitas Permintaan
Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang meminta atau ditawarkan
terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran
(Sukirno, 2002)
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang
dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya(cateris
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga
(price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang
lain disebut elastisitas silang (cross elastisitty), dan bila dikaitkan dengan pendapatan
disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Sukirno, 2002)
2.6.1 Jenis-jenis elastisitas
a. Elastisitas Harga (Price elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) adalah persentase perubahan kuantitas yang
diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar
1 (satu) persen.
1. Permintaan elastis apabila persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya.
0
Gambar 2.5 Permintaan elastis
2. Permintaan In-elastis (Ed<l)
Permintaan in- elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil
dari persentase perubahan harga.
0
Gambar 2.6 Permintaan in-elastis
3. Permintaan elastis kesehatan (unitary elasticity)(Ed = 1)
Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan
0
Q2 Q1
P
P1
P2
Q A
B
Gambar 2.7 Permintaan elastisitas kesatuan
4. Permintaan Elastistas ( Ed = ~)
Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang
diminta tidak berbatas atau dengan kata lain pada harga berapapun, banyaknya suatu
barang akan habis dibeli (terjual).
P
D
Gambar 2.8 Permintaan elastis sempurna
5. Permintaan In-elastis Sempurna (Ed = o)
Pada keadaan ini orang / konsumen tidak akan merubah permintaannya pada
P
Q
Gambar 2.9 Permintaan in-elastis sempurna
B. Elastisitas Silang ( Cross Elasticity)
Elastisitas silang (Ec) adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta,
sebagai akibat adanya perubahan harga barang (memiliki hubungan baik saling
melengkapi ataupun saling mengganti) sebesar 1 %.
Ec =
Nilai mencerminkan hubungan antar barang X dengan Y, bila Ec > 0, X
merupakan subsitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabakan harga relatif X lebih murah,
sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y
adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama- sama Y. Kenaikan harga Y
Menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.
C. Elastisitas Pendapatan ( income Elasticity)
Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) riil konsumen sebesar 1%
Ei = %p e pr ue nb
permintaan. Makin besar nilai Ei, elasitas pendapatanya makin besar. Barang dengan
Ei>O
Merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara, 0 sampai 1, barang tersebut
merupakan kebutuhan pokok barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah. Ada
saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior.
2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
Ada berapa faktor yang meminbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan
berbagai barang, yang terpenting adalah ( Sukirno, 1995)
1. Banyak barang pengganti yang tersedia
Di dalam suatu perekonomian terdapat banayak barang yang dapat digantikan dengan
barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukur mencari
penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai
barang. sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti peminatnya
cenderung untuk bersifat elastis, yaitu perubahah harga yang kecil akan menimbulkan
perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli suka
menggunakan barang- barang lain yang menjadi pengganti, yang harganya tidak
mengalami perubahan. Sebaiknya, pada waktu barang turun, para pembeli melihat
bahwa barang tersebut akan lebih murah daripada barang – barang penggantinya dan
beramai-ramai membeli barang tersebut, dan ini menyebabkan permintaan terhadap
barang tersebut bertambah dengan cepat.
Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Perhatikan sikap
orang dalam membeli suatu barang, misalnya: rokok. Kalau seseorang itu sudah
menyukai suatu jenis rokok maka apabila tedadi kenaikan harga maka is tetap akan
membeli rokok tersebut.
Namun berbeda halnya dengan permintaan terhadap barang-barang yang agak
mahal seperti televisi, sepeda motor, dan mobil. Sebelum memutuskan macam merek
yang ditawarkan. Harga akan memegang peranan yang cukup menentukan dalam
melakukan pilihan tesebut. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan
untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih
murah.
Berdasar penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin besar
bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli seutu barang, maka semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
3. Jangka waktu analisa
Jangka waktu di dalam permintaan terhadap suatu barang juga mempunyai
pengaruh terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu di mana permintaan itu
dianalisis, makin elastis sifat permintaan sautu barang, dalam jangka waktu yang singkat
permintaan bersifat lebih panjang para pembeli dapat mecari barang pengganti terhadap
suatu barang yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi
permintaan terhadap barang. Juga dalam jangka panjang pengganti mengalami perubahan
dalam mutu dan desainnya, dan akan menyebabkan orang lebih mudah berpindah kepada
membeli barang lain.
Permintaan konsumen secara perorangan atau bahkan banyak terhadap sesuatu
barang yang tersedia di pasar tentunya sebagai permintaan Output. Dalam kaitan ini
tentunya konsumen mempunyai pendapat yan dihadapkan kepada berbagai barang
dengan berbagai tingkat harga pula. Berikut diungkapkan terlebih dahulu bahwa
permintaan individu sekaligus dapat menggambarkan individual demand curve yang
diperoleh dari pengembangan Price consumption curve ( lihat bagian terlebih dahulu).
Dengan asumsi bahwa barang Xi pada tingkat yang selalu mengalami perubahan, maka
diperoleh individual demand curve sebagai berikut:
Terlihat pada gambar diatas bagaimana hubungan di antara tingkat harga yang
berlaku pada pasar Output (Qi) dengan banyaknya jumlah barang yang diminta oleh
konsumen.
Permintaan pasar menjelaskan permintaan terhadap barang di pasar output oleh
berbagai alternatif konsumen dengan berbagai tingkat harga. Berikut dijadikan skedul
permintaan pasar dihadapkan dengan tingkat harga yang berlaku:
Tabel 2.2 Permintaan Pasar
Harga barang (q) Banyak Permintaan (Unit)
1.00 100
.50 300
.25 600
.10 1.000
Berdasarkan informasi di atas maka dapat disajikan kurva permintaan sebagai
Memperhatikan skedul permintaan tersebut dapat disajikan fungsi permintaan
sebegai berikut:
Qd = f ( Pq) ...(1)
Dimana :
Qd = Jumlah permintaa terhadap barang (q)
Pd = Harga barang (q) per satuan / unit
2.8 kasus- kasus Pengecualian
Diatas telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Ada kalanya hukum
permintaan tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap
barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana hukum
permintaan tidak berlaku, yaitu (Noor, 2007):
1.Barang yagn memiliki unsur spekulasi
Misalnya saja emas, saham .dan tanah ( di kota ). Barang-barang ini dapat
menyebabkan orang akan menambah pembeliaannya pada saat harganya naik, karena
ada unsur spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada saat harga
barang itu naik, dengan demikian mereka mengaharapkan akan memperoleh
keuntungan.
2.Barang prastise
Untuk barang giffen, apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang
diminta akan berkurang. Dalam hal ini, apabila suatu barang harganya turun, cateris
paribus, maka pendapatan nyata konsumen bertambah. Untuk kasus barang giffen,
kenaikan pendapatan nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang
tersebut menjai berkurang.
Untuk barang giffen, apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang
diminta akan berkurang. Dalam ini, apabila suatu barang harganya turun, cateris parbus,
maka pendapatan nyata konsumen bertambah. Untuk kasus barang giffen, kenaikan
pendapat nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang menjadi
berkurang.
2.9 Kependudukan
Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan
pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena
jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan
masalah ketenagakerjaan, tetapi hal itu tergantung dari kapasitas penduduk tersebut
(Dumairy; 1997).
Mortalitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan adanya
keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan
pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks dimana penduduk
menjadi berat bagi lingkungan maupun sebaliknya.
BAB III
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji
hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini dilakukan pada pengguna Internet speedy di kota Medan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
1. Data sekunder
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series 6 tahun
dari tahun 2004-2009. Data yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik), PT.
Telkom, perpustakaan, dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses
pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang diamati secara langsung,
dalam hal ini adalah jumlah pengguna internet speedy.
2. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui
di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, brosur,
internet dan lain-lain.
3.4 Pengolahan Data
Penulisan menggunakan program komputer SPSS 18 untuk mengolah data dalam
penulisan skripsi ini.
3.5 Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan adalah model ekonometrika, sedangkan
metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary of least squares) atau motode
kuadrat terkecil biasa.
Pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk dan harga sebagai
variabel-variabel independent yang mempengaruhi permintaan terhadap sepeda motor
sebagai variabel dependent dapat dinyatakan sebagai fungsi sebagai berikut :
Y=f(X1,X2,X3, )
Dengan spesifikasi model ekonometrika sebagai berikut :
Berdasarkan model analisis, maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut :
3. artinya : Jika terjadi kenaikan pada X1 (pendapatan perkapita
masyarakat), maka Y (Permintaan Internet Speedy) akan mengalami kenaikan
cateris paribus)
artinya : Jika terjadi kenaikan pada X2 (pertumbuhan penduduk per ribu),
maka Y (Permintaan Internet Speedy) akan mengalami kenaikan cateris paribus.
5. 0
2> ∂
X Y
artinya : Jika terjadi kenaikan pada X3 (Harga), maka Y (Permintaan
Internet Speedy) akan mengalami penurunan, cateris paribus.
3.7 Test Goodness of fit (Uji kesesuaian)
Untuk melihat goodness of fit dari hipotesa tersebut maka perlu dilakukan uji
statistik yaitu :
3.7.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas
secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat (2002), R2
adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah
variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel
bebas, maka R2 akan meningkat dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari
(1997), untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan
pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam
koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2). Adapun rumus
Adjusted R2, adalah sebagai berikut : (Sumodiningrat, 2002)
R2 =1 -
Dimana :
R2 = Adjusted R2
RSS = Residual Sum Square (Jumlah Kuadrat Sisa)
TSS = Total Sum Square (Jumlah Kuadrat Total)
Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan
terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga koefisien β.
Semakin besar koefisien β suatu variabel bebas, maka akan semakin besar
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1
(0<R2<1).
3.7.2 Uji F-Statistik
Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis
sebagai berikut:
: = 0
: 0
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan
F-tabel dengan kriteria sebagai berikut :
diterima jika < , artinya variabel bebas secara parsial tidak
mempengaruhi variabel terikat.
Ho : 0
ditolak jika > , artinya variabel bebas secara parsial
mempengaruhi variabel terikat.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :
F-hitung =
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
3.7.3 Uji t – statistik
Pengujian tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi
digunakan uji t-test yaitu :
- Ho : bi = 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen.
- Ha : bi > 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel depanden
secara positif.
- Ha : bi < 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen
secara negatif.
t – hitung =
Dimana :
= koefisien variabel independen ke-i
= nilai hipotesis nol
SD = Standar deviasi dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan :
b. Jika t-hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara
parsial tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
c. Jika t-hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara
parsial terdapat pengaruh yang berarti antara variabel independen
Ha diterima
Ha diterima Ho diterima
Gambar 3.2. Kurva uji t – statistik
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Gujarati (2003) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi
untuk suatu hasil estimasi regresi linear agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan
efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain :
1. Model regresi adalah linear, yaitu linear I dalam parameter.
2. Residual variabel penggangu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol
3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan
4. Tidak ada autokorelasi antara vaiabel pengganggu (µ)
5. Kovarian antara µ dan variabel independen ( ) adalah nol
6. Jumlah data harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang
akan diestimasi
8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik
Berdasarkan kondisi tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar suatu model
dikatakan baik dan sahih maka perlu dilakukan beberapa pengujian seperti di
bawah ini :
a. Uji multikolinearitas (Multikolinearity)
Suatu model regresi linear akan menghasilkan estimasi yang baik apabila
model tersebut tidak mengandung multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi
karena adanya hubungan yang kuat atau sempurna sesama variabel independen
dari suatu model estimasi. Terjadinya multikolinearitas ditandai dengan :
1. Standard error tidak terhingga
2. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%, α = 10%
3. Terjadinya perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
4. R2 sangat tinggi
b. Uji Autokorelasi (Serial Correlation)
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode lain.
dengan kata lain variabel gangguan tidak random. Faktor-faktor yang
menyebabkan autokorelasi antara lain kesalahan dalam menentukan model,
penggunaan log pada model dan tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson
Menghitung nilai d dengan rumus:
=
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
: ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi
: ρ 0 berarti ada autokorelasi
Ho : Tidak ada autokorelasi
DW<dl : Tolak Ho (ada korelasi positif)
DW>4-dl : Tolak Ho (ada korelasi negatif)
du<DW<4-du : Terima Ho (tidak ada autokorelasi)
dl≤DW<4-du : Pengujian tidak dapat disimpulkan
3.9 Defenisi Operasional Variabel
1. Permintaan Internet Speedy adalah permintaan jumlah Internet Speedy per
Tahun (SSL).
2. Pendapatan perkapita masyarakat adalah total pendapatan yang diterima per
Bulan (Rp).
3. Pertumbuhan penduduk adalah jumlah pertambahan penduduk dalam suatu
provinsi dilihat dari jumlah kematian dan kelahiran dari pendapatan perkapita
masyarakat dalam mengkonsumsi suatu barang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Medan
4.1.1 Kondisi geografis pemerintahan Kota Medan
Pemerintahan Kota Medan merupakan salah satu daerah tingkat II (Dati II) yang
terdapat di provinsi Sumatera Utara dan sekaligus menjadi ibukota provinsi tersebut.
Luas wilayah pemerintahan Kota Medan adalah 263 km2. Di sebelah utara
berbatasan dengan selat Sumatera, sebelah barat dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten
Deli Serdang), dan di sebelah timur dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli
Serdang). Secara administratif pemerintahan Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan
151 kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar dimanfaatkan
untuk kegiatan industri dan pertanian.
Pemerintahan Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5-37,5 m dari permukaan
laut dengan kemiringan 0-2% (datar) seluas 245,31 km2 atau 97,57% dan kemiringan
2-51% (bergelombang) seluas 19,69 km2 atau 7,43% dari luas seluruh wilayah. Kedalaman
30-60 cm seluas 124,60 km2 atau 47,02% dan kedalaman 60-90 cm seluas 140,40 km2
atau 52,98% dari luas seluruh wilayah dan tidak bererosi. Pemerintahan Kota Medan
memiliki iklim tropis, dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 260C.
4.1.2 Perkembangan penduduk
Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan
pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena
jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan
masalah ketenagakerjaan, tetapi hal ini tergantung dari kapasitas penduduk tersebut
Moralitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan adanya
keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan . persebaran penduduk yang tidak di dukung oleh lingkungan dan
pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks dimana penduduk
menjadi berubah bagi lingkungan maupun sebaliknya.
Tabel 4.2 Perkembangan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dari tahun 1993 – 2009
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2009
Perkembangan penduduk Kota Medan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 sebesar 237.904 jiwa, tahun 2006 sebesar
244.256 jiwa, tahun 2008 sebesar 252.652 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
250.080 jiwa. Penduduk kota Medan didominasi oleh penduduk berusia 15-19 tahun
jumlah paling sedikit adalah penduduk berusia 60-64 tahun berjumlah 5.552 orang terdiri
dari 2.626 laki-laki dan 2.926 perempuan.
4.1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam
sektor ekonomi yang terjadi (Sirojuzilam, 2005).
Laju pertumbuhan PDRB Kota Medan atas dasar harga berlaku tahun 2009
sebesar 15,04 persen. Hal ini menunjukkan kenaikan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu sebesar 14,58 persen pada tahun 2007.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan atas dasar harga konstan pada tahun
2009 sebesar 5,78 persen. Hal ini menunjukkan kenaikan sedikit jika dibandingkan
dengan tahun 2008 yaitu sebesar 5,35 persen.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total
PDRB Kota Medan, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sektor keuangan, persewaan,dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.
Sedangkan sector-sektor lain secara berurutan sesuai dengan peranannya terhadap
pembentukan total nilai PDRB adalah pertanian, penggalian, listrik, gas dan air bersih,
bangunan, pengangkutan dan komunikasi.
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
(Rp) (Rp)
2004 17,81 8,17
2005 18,79 5,28
2006 15,84 5,32
2007 14,58 5,68
2008 15,04 5,35
2009 16,34 5,78
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2009
4.1.4 Pendapatan Perkapita Kota Medan
Dengan terjadinya pertumbuhan PDRB yang relatif tinggi, belum tentu
mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena hal tersebut tergantung
pada perkembangan jumlah penduduk. Walaupun pertumbuhan PDRB mengalami
peningkatan yang cukup signifikan tetapi jika pertumbuhan penduduk tidak bias ditekan
bahkan lebih besar persentase pertumbuhan penduduk dari persentase pertumbuhan
ekonomi, maka dalam hal ini tidak dapat mengangkat tingkat kemakmuran masyarakat.
Untuk itu PDRB perkapita sebagai salah satu alat pengukur tingkat kemakmuran,
merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan jumlah penduduk, jika PDRB perkapita
mengalami peningkatan maka boleh dikatakan adanya peningkatan kemakmuran dari
Tabel 4.5 Perkembangan PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan (Tahun Dasar 2000) (Rp 000 000)
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2004 2 100 157,51 1 455 203,09
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2009
Dari tabel 4.5 dan 4.6 dapat dilihat perkembangan PDRB perkapita atas dasar
harga berlaku sejak tahun 2004 sampai 2009 mengalami kenaikan dimana pada tahun
2004 PDRB perkapita sebesar Rp. 2.100.157,51 dan pada tahun 2009 sebesar Rp.
4.019.564,64. sedangkan perkembangan PDRB Kota Medan atas dasar harga konstan
(Tahun Dasar 2000) perkembangan sejak tahun 2004 sampai tahun 2009 mengalami
peningkatan secara terus – menerus, pada tahun 2004 sebesar Rp. 1.455.203,09 dan pada
tahun 2009 sebesar Rp. 1.805.231,22.
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kota Medan (Tahun Dasar 2000)
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2004 9 043 203,95 6 266 053,03
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2009
Yang dimaksud dengan tingkat pendapatan dalam hal ini adalah banyaknya
pendapatan yang diperoleh oleh konsumen dalam satu bulan.
4.1.6 Jumlah Permintaan Internet Speedy Yang Dibeli
Yang dimaksud jumlah permintaan Internet Speedy yang dibeli adalah banyaknya
kuantitas jumlah permintaan Internet Speedy yang dibeli oleh konsumen dalam 6 tahun,
disini penulis khusus membahas paket layanan speedy Family Unlimited (tanpa batas).
Tabel 4.7 Permintaan, Pendapata Perkapita, Jumlah Penduduk,Harga
Tahun
2009 12942 1705073.17 248256 195000
Sumber : PT. Telkom Kandatel Medan 2009 (paket Unlimited)
Table 4.8 Paket Speedy Yang Berlaku Tahun 2009-2010
PAKET Kecepatan Biaya Bulanan Quota (per bulan) Excess Usage
Speedy Mail Up to 1 Mbps Rp 75.000,- 15 Jam Rp 75,- / Menit
Sumber : PT. Telkom Kandatel Medan 2010 (all paket)
Dengan kecepatan 1 Mbps downstream dan 256 kbps upstream dan harga yang murah,
paket ini ditujukan untuk pengenalan internet atau untuk pengguna yang jarang
menggunakan internet tetapi menginginkan koneksi yang cepat.
Paket CHAT (Limited 50 Jam 1 Mbps)
Dengan kecepatan 1 Mbps downstream dan 256 kbps upstream dan harga yang
terjangkau, Anda dapat melakukan koneksi internet dengan kecepatan tinggi dengan
durasi yang lebih panjang.
Paket Socialia (Semi Unlimited 384 kbps)
Dengan kecepatan 384 kbps downstream dan 96 kbps upstream tanpa batas waktu Anda
dapat berinternet sepuasnya untuk browsing maupun chatting selama masih dalam batas
kuota 3 GB per bulan. Ketika kuota usage tercapai, kecepatan efektif akan diturunkan
menjadi 128 kbps hingga akhir bulan dan akan kembali ke kecepatan semula pada awal
bulan berikutnya.
Paket LOAD (Semi Unlimited 512 kbps)
Dengan kecepatan 512 kbps downstream dan 128 kbps upstream tanpa batas waktu Anda
dapat berinternet sepuasnya untuk browsing yang lebih cepat, download, maupun
chatting selama masih dalam batas kuota 3 GB per bulan. Ketika kuota usage tercapai,
kecepatan efektif akan diturunkan menjadi 128 kbps hingga akhir bulan dan akan kembali
ke kecepatan semula pada awal bulan berikutnya.
Dengan kecepatan 1 Mbps downstream dan 256 kbps upstream serta alokasi kapasitas ke
gateway internasional yang lebih besar cocok untuk para profesional atau penggunaan
internet yang dishare hingga ke sekitar 10 pengguna.
Paket EXECUTIVE (Unlimited 2 Mbps)
Dengan kecepatan 2 Mbps downstream dan 512 kbps upstream serta alokasi kapasitas ke
gateway internasional yang lebih besar cocok untuk keperluan bisnis dan perkantoran
dengan penggunaan internet yang dishare hingga ke sekitar 20 pengguna.
Paket BIZ (Unlimited 3 Mbps)
Dengan kecepatan 3 Mbps downstream dan 512 kbps upstream serta alokasi kapasitas ke
gateway internasional yang lebih besar cocok untuk keperluan bisnis dan perkantoran
dengan penggunaan internet yang dishare hingga ke sekitar 30 pengguna.
Catatan :
Paket Mail, Chat, Socialia dan Load memperoleh 1 IP public dynamic Paket Familia, Executive dan Biz memperoleh 1 IP public static
4.2 Analisa Data
4.2.1 Hasil Model Estimasi
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dibuat suatu analisis yang merupakan
hasil regresi linier berganda. Model regresi linier menggambarkan pengaruh pendapatan
perkapita masyarakat , pertumbuhan penduduk, dan harga yang merupakan
variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen yaitu permintaan Internet Speedy.
Model estimasi persamaannya adalah :
Log Y=Log α+β1L 1+oβ2Lg 2o+Xβ3Lg 3o+Xµ
Dimana :
= Konstanta
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan telah diolah kedalam model
perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS 18 dapat diliat dari tabel
sebagai berikut:
4.9 Tabel Hasil Regresi Linear berganda
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Prmintaan_speedy
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat hasil model estimasi sebagai berikut :
Log Y=Log α+β1L 1+oβ2Lg 2o+Xβ3Lg 3o+Xµ
In Y = 5841.117+ 0.001X1 + 0.049X2 – 0.020X3