• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di SDN No.060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di SDN No.060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak

di Sekolah Dasar Negeri 060928 Kelurahan Kedai Durian

Kecamatan Medan Johor

Yunita Dwi Anditra

Skripsi

Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

PRAKATA

Segala puji syukur, hormat penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala

rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di SDN No.060928

Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor”. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan mencapai gelar

sarjana di Fakultas keperawatan Universita Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi

ini, sebagai berikut:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakutas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku

Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan

3. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes, sebagai dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep, sebagai dosen penguji I

5. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, sebagai dosen penguji II

6. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan USU yang lainnya, yang ikut serta

dalam membantu skripsi ini

7. Kepada Kepala Balitbang, Camat dan Lurah yang telah memberikan izin

pada penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Kepala Sekolah dan Guru-guru SDN No. 060927 Kelurahan Kedai

(4)

mengumpulkan data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

9. Teristimewa kepada keluarga tercinta saya, kedua orang tua, kakak dan

adik saya (Fenoi dan Kiki) dan kepada seluruh keluarga yang selalu

memberikan cinta, doa, bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman Ekstensi Pagi dan Sore angkatan 2010 (Nita, Imel,

Henny, Yessi, Entin, Dila, dan semuanya yang tak dapat penulis sebutkan)

terima kasih atas masukan dan doanya, terkhusus buat sahabatku Surya

terima kasih banyak atas waktu dan motivasinya kepada penulis,

teman-teman kos(Dinda, Ika, Unin, Desi, Uli, Putri, Sri, Dian, Nurul, dan Tiwi)

terima kasih buat doa dan bantuannya.

Semoga Tuhan mencurahkan berkat-Nya pada semua pihak yang telah

banyak membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan

pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Pebruari 2012

Penulis

(5)

Judul : Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di SDN No.060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

Penulis : Yunita Dwi Anditra

Fakultas : Keperawatan

Tahun : 2011-2012

Abstrak

Masalah jajanan anak sekolah tampaknya hanya masalah kecil, namun dampaknya besar terhadap kelangsungan generasi bangsa di masa depan karena resiko kesehatan yang ditimbulkan akibat jajanan yang tidak aman. Pengetahuan ibu dalam pemilihan makanan dan jajanan berpengaruh terhadap kesehatan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini dalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor pada bulan Oktober 2011. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Teknik

pengambilan sample adalah Total sampling yaitu semua ibu yang memiliki anak

yang duduk di kelas 6 SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang duduk di kelas 6 SDN No. 060928, bermukim di Kelurahan Kedai Durian, bersedia menjadi responden. Jumlah responden penelitian ini adalah 94 orang dari jumlah populasi 112 orang dan 18 orang tidak hadir dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak sekolah dikategorikan baik dengan n=74 (78,7%), cukup n=15 (16%), dan kurang n=5 (5,3%). Mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang baik karena banyaknya informasi yang diperoleh tentang jajanan dari media massa. Dari hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas pengetahuan ibu mengenai bahaya jajanan di sekitar sekolah anak SD.

(6)

Title : Knowledge Capital About Healthy Kids Snacks in SDN No.060928 Village shops Medan District Durian Johor

Author : Yunita Dwi Anditra

Faculty : Nursing

Year : 2011-2012

Abstract

School snacks problem seems only a minor problem, but a large impact on the survival of future generations because of health risks caused by unsafe snacks. Knowledge of mothers in the selection of food and snacks affect the health of children. Design used in this study dalah descriptive. This study aims to identify the mother's knowledge about healthy snacks children on SDN No. 060928 Village shops Durian Johor Medan District in October 2011. The sampling technique in this study is sampling technique is total sampling that is all the mothers who have children who sit in 6 class SDN No. 060928 Village shops Medan District Durian Johor. Inclusion criteria for this study were mothers of children who sat in 6 sssclass Elementary School No. 060928, have settled in the village shops Durian, willing to be respondents. The number of respondents of this study were 94 individuals from a population of 112 people and 18 were not present and willing to be respondents. Based on the results showed knowledge of mothers about healthy snacks to school children categorized both n = 74 (78.7%), quite n = 15 (16%), and less n = 5 (5.3%). The majority of mothers have a good knowledge because of information obtained about the snacks from the mass media. From the results of this study are expected to have advanced research that addresses the knowledge of mothers about the dangers of snacks in elementary school children.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan Sidang Skripsi ... ii

Prakarta ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel ... viii

Abstrak ... ix

Bab I. Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 4

3. Perumusan Masalah ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 4

Bab II. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan 1.1 Pengertian Pengetahuan ... 5

1.2 Fungsi Pengetahuan ... 6

1.3 Sumber-sumber Pengetahuan ... 6

1.4 Tingkat Pengetahuan ... 7

1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

2. Makanan Jajanan 2.1 Pengertian Makanan Jajanan ... 9

2.2 Jenis Makanan Jajanan ... 10

2.3 Keuntungan dan Kerugian Dari Jajanan ... 11

2.4 Bahaya Makana Jajanan ... 12

2.5 Jajanan Sehat Anak SD ... 21

3. Ibu 3.1 Pengertian Ibu ... 23

3.2 Peran Ibu Dalam Mendidik Anak ... 24

3.3 Tugas Ibu Dalam Mendidik Anak ... 25

3.4 Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan Makanan Pada Anak ... 26

4. Anak Sekolah Dasar (SD) 4.1 Pengertian Anak SD ... 28

4.2 Pola Tumbuh & Kembang Anak SD ... 30

4.3 Hubungan Makan Jajanan dengan Tumbuh & Kembang Anak SD ... 29

4.4 Kebiasaan Jajanan Anak Sekolah... 30

Bab III. Kerangka Penelitian 1. Kerangka konsep ... 31

(8)

Bab 1V. Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian ... 33

2. Populasi dan Sampel ... 34

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 36

5. Instrumen Penelitian ... 36

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

7. Pengumpulan Data ... 38

8. Analisa Data ... 39

Bab V. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 41

1.1 Karakteristik Responden ... 41

1.2 Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak SD di Kel. Kedai Durian Kec. Medan Johor ... 42

2. Pembahasan ... 47

2.1 Karakteristik Responden ... 47

Bab VI. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 57

2. Saran ... 57

Daftar Pustaka Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

2. Jadwal Penelitian 3. Rincian Dana Penelitian 4. Instrumen Penelitian 5. Surat Izin Survei Awal 6. Surat Izin Penelitian 7. Hasil Penelitian

8. Lembar Bukti Bimbingan Skripsi

9. Hasil Pengolahan Data dengan Komputerisasi

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel.2.1 Kandungan Gizi Berbagai Jenis Jajanan ... 10

Tabel.2.2 Kontaminasi Mikroorganisme & Kesehatan ... 12

Tabel.2.3 Bahan Pengemulsi, Pemantap & Pengental ... 18

Tabel.5.1 Distribusi frekuensi & persentase karakteristik responden ... 41

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi & persentase pernyataan responden tentang pengetahuan jajanan sehat anak ... 42

(11)

Judul : Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di SDN No.060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

Penulis : Yunita Dwi Anditra

Fakultas : Keperawatan

Tahun : 2011-2012

Abstrak

Masalah jajanan anak sekolah tampaknya hanya masalah kecil, namun dampaknya besar terhadap kelangsungan generasi bangsa di masa depan karena resiko kesehatan yang ditimbulkan akibat jajanan yang tidak aman. Pengetahuan ibu dalam pemilihan makanan dan jajanan berpengaruh terhadap kesehatan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini dalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor pada bulan Oktober 2011. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Teknik

pengambilan sample adalah Total sampling yaitu semua ibu yang memiliki anak

yang duduk di kelas 6 SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang duduk di kelas 6 SDN No. 060928, bermukim di Kelurahan Kedai Durian, bersedia menjadi responden. Jumlah responden penelitian ini adalah 94 orang dari jumlah populasi 112 orang dan 18 orang tidak hadir dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak sekolah dikategorikan baik dengan n=74 (78,7%), cukup n=15 (16%), dan kurang n=5 (5,3%). Mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang baik karena banyaknya informasi yang diperoleh tentang jajanan dari media massa. Dari hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas pengetahuan ibu mengenai bahaya jajanan di sekitar sekolah anak SD.

(12)

Title : Knowledge Capital About Healthy Kids Snacks in SDN No.060928 Village shops Medan District Durian Johor

Author : Yunita Dwi Anditra

Faculty : Nursing

Year : 2011-2012

Abstract

School snacks problem seems only a minor problem, but a large impact on the survival of future generations because of health risks caused by unsafe snacks. Knowledge of mothers in the selection of food and snacks affect the health of children. Design used in this study dalah descriptive. This study aims to identify the mother's knowledge about healthy snacks children on SDN No. 060928 Village shops Durian Johor Medan District in October 2011. The sampling technique in this study is sampling technique is total sampling that is all the mothers who have children who sit in 6 class SDN No. 060928 Village shops Medan District Durian Johor. Inclusion criteria for this study were mothers of children who sat in 6 sssclass Elementary School No. 060928, have settled in the village shops Durian, willing to be respondents. The number of respondents of this study were 94 individuals from a population of 112 people and 18 were not present and willing to be respondents. Based on the results showed knowledge of mothers about healthy snacks to school children categorized both n = 74 (78.7%), quite n = 15 (16%), and less n = 5 (5.3%). The majority of mothers have a good knowledge because of information obtained about the snacks from the mass media. From the results of this study are expected to have advanced research that addresses the knowledge of mothers about the dangers of snacks in elementary school children.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keberadaan jajanan anak sekolah kini menjadi perhatian publik menyusul

banyaknya makanan dan minuman ringan yang tidak layak dikonsumsi. Salah satu

upaya yang dilakukan pemerintah adalah mencanangkan Gerakan Jajanan Sehat

dan Bersih (Eksposnews, 2011). Masalah jajanan anak sekolah tampaknya hanya

masalah kecil, namun dampaknya besar terhadap kelangsungan generasi bangsa di

masa depan karena resiko kesehatan yang ditimbulkan akibat jajanan yang tidak

aman dan tidak bermutu sehingga sangat penting untuk menjadikan gerakan

jajanan anak sekolah yang aman, bergizi dan bermutu sebagai gerakan bersama

seluruh komponen bangsa menurut Boediono (2011 dalam Suara Pembaharuan,

2011).

Anak–anak di zaman sekarang terutama anak–anak yang masih duduk di

bangku sekolah dasar (SD), lebih menyukai jajanan di linkungan sekolah daripada

yang disediakan orangtuanya di rumah (Handayani, 2011).

Makanan yang baik untuk dikonsumsi anak usia 7- 12 tahun yaitu dengan

cakupan 1100 sampai 2500 kilo kalori dimana makanan yang sehat itu tidak harus

mahal, tetapi juga harus mengandung asupan gizi yang sesuai. Anak akan merasa

ngantuk, tidak konsentrasi dalam belajar sehingga si anak menjadi malas bila zat

(14)

Kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi anak usia sekolah

memberikan 36% energi dan 29% protein dan zat besi 52%, tetapi keamanan

jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologi maupun kimiawi masih dipertanyakan

(Cahanar, 2006 dalam Butarbutar 2009).

Menurut Rakhmat (2007 dalam Sudarma, 2008) mengatakan bahwa

membangunan generasi yang cerdas dapat dilakukan melalui makanan yang

artinya, dengan memperhatikan gizi makanan, maka proses pendidikan dan

pembelajaran anak akan dapat dilakukan dengan optimal.

Berdasarkan Hasil survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

dalam lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan bahwa sebanyak 40-44%

jajanan anak di sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Berdasarkan

pengambilan sampel jajanan anak sekolah di 6 ibu kota provinsi (DKI Jakarta,

Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya), ditemukan 72,08% yang

positif mengandung zat berbahaya. Jajanan di sekolah tersebut mengandung bahan

berbahaya yang dilarang digunakan untuk pangan seperti formalin, boraks, zat

pewarna rhodamin B dan methanyl yellow dimana jika zat tersebut masuk ke

dalam tubuh akan menimbulkan reaksi akut berupa alergi, batuk, diare, dan

keracunan dalam jangka panjang dapat terakumulasi dan mencetuskan kanker

(Kompas, 2011).

Berdasarkan kasus yang ditemukan di Kecamatan Medan Johor pada tahun

2010 terdapat tiga orang anak menjadi korban keracunan makanan. Dua

diantaranya adalah anak SD yang meninggal dan seorang lagi kritis (Suara

(15)

Al Washliyah di Kecamatan Medan Denai mengalami keracunan. Puluhan murid

SD mengalami mual-mual setelah mengonsumsi jajanan di kantin sekolah. Sekitar

14 murid diantaranya harus mendapatkan perawatan medis yang serius ke rumah

sakit (Eksposnews, 2011).

Pengetahuan ibu tentang makanan jajanan sangat berpengaruh terhadap

pemilihan makanan jajanan untuk anak. Ibu yang mengerti akan makanan jajanan

yang sehat dan bebas dari cemaran mikroorganisme dan bahan kimia akan

menjamin tumbuh kembang anak yang optimal (Sari, 2010). Beberapa ibu tidak

memperhatikan pola konsumsi anak-anaknya dan mengetahui bahaya makanan

jajanan (Khomsan, 2010). Hal ini juga dikarenakan banyaknya anak yang setiap

harinya diberi keleluasan memilih makanan dan minuman yang tidak sehat

dimana jajanan tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada anak

terkadang hingga menimbulkan kematian. Secara perlahan hal ini akan

menimbulkan masalah kesehatan pada generasi kita yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan

ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian

(16)

2. Pertanyaan Peneliti

Adapun pertanyaan peneliti yaitu “Bagaimana pengetahuan ibu tentang

jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan

Medan Johor?”

3. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No.

060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak

di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor antara lain:

a. Pendidikan Keperawatan

Sebagai informasi dan meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dan

jajaran akademis pengajar mengenai pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak

di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor yang akan

memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan.

b. Praktek Keperawatan

Sebagai informasi dan meningkatkan pengetahuan bagi perawat mengenai

pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai

Durian Kecamatan Medan Johor, sehingga perawat dapat membantu dalam rangka

(17)

c. Penelitian Keperawatan

Sebagai masukan atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan proses belajar dengan

menggunakan panca indra yang dilakukan untuk dapat menghasilkan pengetahuan

dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Menurut Barnadi, pengetahuan ialah suatu uraian yang lengkap dan

tersusun tentang suatu obyek. Menurut Poerbakawatja, ilmu pengetahuan ialah

suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu

lapangan pengalaman tertentu dan disusun dengan metode tertentu pula

(induksi-induksi) sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu sehingga menjadi suatu

keseluruhan (kesatuan) yang bagian-bagiannya saling berhubungan satu dengan

yang lain dan dapat dipergunakan untuk menerangkan atau menginterpretasikan

gejala-gejala tertentu dalam bidang itu (Ahmadi & Uhbiyati, 2003).

Watloly (2001) dalam Siboro (2010) mengatakan bahwa pengetahuan

(episteme, dalam bahasa yunani) adalah salah satu kemampuan khas manusia

(19)

kemanusiaan. Pengetahuan juga dipandang sebagai salah satu unsur dasar

kebudayaan.

Bakhtiar (2005) dalam Siboro (2010) menyatakan dalam kamus filsafat

dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses yang diketahui manusia

secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui

(subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian

aktif yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam

kesatuan aktif.

1.2. Fungsi Pengetahuan

Watloly (2005) dalam Siboro (2010) mengatakan bahwa setiap kegiatan

yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan merupakan upaya

manusia yang secara khusus dengan objek tertentu, terstruktur, tersistematis,

menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan menggunakan metode

tertentu. Pengetahuan merupakan sublimasi atau intisari dan berfungsi sebagai

pengendali moral daripada pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan.

1.3. Sumber-sumber Pengetahuan

Watloly (2005) dalam Siboro (2010) mengatakan bahwa sumber

pengetahuan dapat dibedakan atas dua bagian besar yaitu bersumber pada daya

indrawi, dan budi (intelektual) manusia. Pengetahuan indrawi dimiliki oleh

manusia melalui kemampuan indranya tetapi bersifat relasional. Pengetahuan

diperoleh manusia juga karena ia juga mengandung kekuatan psikis, daya indra

(20)

ketunggalannya. Pengetahuan indrawi bersifat parsial disebabkan oleh adanya

perbedaan kemampuan tiap indra. Pengetahuan intelektual adalah pengetahuan

yang hanya dicapai oleh manusia, melalui rasio intelegensia. Pengetahuan

intelektual mampu menangkap bentuk atau kodrat objek dan tetap menyimpannya

di dalam dirinya.

1.4. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003) ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif, yakni:

1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.

2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan.

3. Menerapkan (application) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.

(21)

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang nyata.

4. Analisa (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek ke dalam komponen–komponen tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisa

ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesa (Synthesis) Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk

menyusun formulasi–formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian–

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

1.5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan ekternal.

Pengetahuan internal berasal dari dalam diri manusia sedangkan faktor eksternal

adalah dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan kehidupan (Solihin, 2005). Notoatmodjo (2003)

mengemukakan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu : Pengalaman, Tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan,sosial

(22)

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum,

seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang

lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih

rendah. Keyakinan, biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

Fasilitas, fasilitas–fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran,

dan buku. Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Akan tetapi bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan

mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas–fasilitas sumber informasi.

Sosial budaya, kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu

(Hidayat, 2005)

2. Makanan Jajanan

2.1. Pengertian Makanan Jajanan

Makanan jajanan yang dijual oleh pedangan kaki lima atau dalam istilah

lain disebut “street food”, menurut FAO (Food Assosiation organisation)

didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh

pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang

(23)

Jajanan kaki lima dapat menjawab tantangan mayarakat terhadap makanan yang

murah, mudah, menarik, dan bervariasi (Judarwanto, 2006).

2.2. Jenis Makanan Jajanan

Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (1998) dalam Lubis

(2007) jenis-jenis makanan jajanan adalah sebagai berikut:

a. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil, pisang

goreng, kue putu, kue bugis, atau sebagainya.

b. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama) seperti pecal, mie bakso, nasi

goreng, mie rebus dan sebagainya.

c. Makanan jajanan yang berbentuk minuman seperti es krem, es campur, jus

buah, dan sebagainya.

Tabel 1: Kandungan gizi berbagai jenis jajanan

No. Jajanan Ukuran

Berat Energi Protein (g) (kalori) (g)

(24)

2.3 Keuntungan dan Kerugian dari Jajan

Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajan di warung maupun kantin

sekolah daripada makanan yang telah tersedia di rumah. Khomsan (2010)

mengatakan bahwa kebiasaan jajan sebenarnya memiliki beberapa manfaat/

keuntungan, antara lain :

1. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik di

sekolah yang tinggi terutama bagi anak yang tidak sarapan pagi.

2. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan kebiasaan

penganekaragaman pangan sejak kecil.

3. Memberikan perasaan meningkatnya gengsi anak di mata teman-temannya di

sekolah.

Irianto (2007) mengatakan jajan tidak hanya memiliki keuntungan namun

jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif/ kerugian,

antara lain :

1. Nafsu makan menurun.

2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.

3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak.

4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin.

(25)

6. Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah sumber energi yang baik

sebab hanya mengandung karbohidrat. Terlalu sering makan permen dapat

menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi.

2.4. Bahaya Makanan Jajanan

Pada umumnya perilaku makan yang sering menjadi masalah adalah

kebiasaan makan di kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan

fast food. Jajanan dikatakan berbahaya atau tidak aman untuk dikonsumsi apabila

telah dicemari. Pencemaran ini dapat ditinjau dari beberapa segi :

1. Segi gizi

Jika kandungan gizinya berlebihan (lemak, gula, garam natrium) yang

dapat menyebabkan berbagai penyakit generatif seperti jantung, kanker, dan

diabetes.

2. Segi kontaminasi

Jajanan sering terkontaminasi oleh mikroorganisme ataupun bahan-bahan

kimiawi (Anwar, 2004). Kontaminasi mikroorganisme dapat menimbulkan

gangguan kesehatan, yang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 : Kontaminasi Mikroorganisme dan Kesehatan

Jenis mikroba

Bahan Pangan Sumber Kontaminasi

Gejala

Salmonella Daging dan produknya,

telur, ikan, ayam, es krim coklat susu, susu segar.

Manusia, ternak, unggas dan telurnya, tikus, lalat, kecoa, isi perut hewan.

(26)

Clostridium botulinum

Pangan kaleng dengan keasaman rendah: daging, ikan, jagung manis, bit, asparagus, bayam dan ikan asap.

Proses fatig, sulit menelan. Dalam waktu 12-48 jam siste saraf terganggu dengan gejala sulit bernapas, sulit bicara, dan menelan. Kematian

dapat terjadi dalam waktu 3-6 hari.

Clostridium perfringens

Tumbuh dengan cepat pada pangan yang mengalami pendinginan lambat dan pangan yang didiamkan pada suhu ruang dalam waktu lama: daging, pasta ikan, daging ayam dingin.

Pangan mentah, tanah, kotoran hewan.

Sakit perut dan diare 8-24 jam setelah terinfeksi dan berakhir dan berakhir dalam waktu kurang dari sehari.

Vibrio parahaemol iticus

Hasil-hasil laut: ikan, kerang, kepiting, udang.

Air laut, peralatan,

kotoran ikan.

Sakit perut, diare yang mengandung darah, mual dan muntah-muntah,

demam ringan, dingin, sakit kepala. Gejala 2-48

jam setelah terinfeksi.

Vibrio Air, ikan dan pangan

hasil laut.

Air. Menyebabkan

wabah kolera. Gejala; diare dan muntah-muntah.

Staphylococ cus aureus

Daging dan produknya, ikan, susu, saus krim, salad, pudding dengan pendingin tidak cukup.

Manusia atau hewan melalui hidung,

tenggorokan, kulit dan luka.

(27)

napas pendek dan suhu di bawah normal.

Shigella Air, susu, es krim,

kentang, ikan tuna, udang, kalkun salad, makaroni, cider.

Air yang tercemar

kotoran.

Kejang perut, diare bercampur darah dan demam sampai 400C

Lysteria monocytoge nes

Tumbuh dalam lemari es dan mencemari produk-produk sus dan daging.

Seperti serangan flu.

Sumber : Anwar, 2004

Kontaminasi bahan kimia juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Berikut berbagai kontaminasi bahan kimia dan gangguan kesehatan yang

ditimbulkan:

A. Residu Peptisida

Residu peptisida pada pangan dapat berasal dari penyemprotan tanaman

pertanian atau karena ketidaksengajanan, salah tanda, salah pemakaian, dan

kecerobohan (Anwar, 2004). Peptisida digunakan untuk mengendalikan serangga

pada tanaman namun peptisida tidak selalu bersifat racun dan keracunana

peptisida dapat mengganggu mulai dari sistem reproduksi (jumlah sperma

berkurang, kemandulan, dan aborsi) hingga perubahan perilaku (Arisman, 2008).

B. Kemasan

Para pedagang makanan jajanan biasanya menggunakan kertas bekas

sebagai pembungkus langsung (kemasan primer) sehingga dapat mencemari

(28)

pembungkus pangan dapat menjadi malapetaka karena tinta cetak dari kertas

dapat mengandung logam-logam berat seperti timah hitam (Pb), tembaga (Cu),

kobalt (Co) dan Mangan (Mn) yang dapat menimbulkan reaksi tertentu pada kulit

dan paru-paru (khomsan, 2004). Menurut LSM bidang kesehatan Jepang (Japan

Off-spring Fund) menyatakan bahwa kemasan polisentiren bersifat karsogenik

dan berpengaruh pada sistem saraf pusat (Kompas, 2000).

C. Bahan Tambahan pada Makanan dan Kesehatan

1. Pengawet (preservative)

Pengawet adalah zat atau senyawa kimia yang digunakan untuk mencegah

pertumbuhan bakteri pembusuk (Arisman, 2008). Zat pengawet hendaknya tidak

bersifat toksik, tidak memengaruhi warna, tekstur, dan rasa makanan. Bahan

pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang

masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Pemakain bahan pangan dan

dengan dosis yang tidak teratur dan diawasi, akan menimbulkan kerugian bagi

pemakainya baik yang bersifat langsung, misalnya keracunan maupun yang

bersifat tidak langsung atau kumulatif, misalnya dapat bersifat karsogenik

(Cahyadi, 2008).

2. Pewarna bahan pangan (colour)

Pewarna di campur dalam makanan untuk menimbulkan warna tertentu

yang diharapkan dapat membangkitkan selera namun tidak banyak tersedia zat

pewarna seperti yang diharapkan (Arisman, 2009). Banyak terjadi

(29)

pewarna tekstil.hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu

logam berat pada zat pewarna tersebut (Cahyadi, 2008).

3. Pemanis buatan (artificial sweeterner)

Pemanis buatan merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan

makanan kesehatan (Eriawan R. & Imam P., 2002).

Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari

tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan industri pangan dan

minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena harganya relatif

murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami.

Penggunaan pemanis sintetis dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan

apabila dikonsumsi secara berlebihan. Beberapa penelitian terhadap hewan

percobaan menunjukkan bahwa konsumsi pemanis sintetis dapat menimbulkan

kanker kandung kemih (Cahyadi, 2008).

4. Penyedap rasa dan aroma (flavour enhancer)

Penyedap rasa digunakan untuk mengintensifkan rasa yang sudah ada,

terutama bila rasa asli berkurang. Contoh penyedap rasa yang paling sering

digunakan yaitu (monosodium glutamat (MSG). MSG jika dipanaskan dalam suhu

tinggi akan dipecah menjadi Glutamat Pyrolised-1 (Glu-P-1) dan Glutamic

Pyrolised-2 (Glu-P-2), yaitu dua zat yang bersifat mutagenik dan karsinogenik.

Kedua zat ini telah terbukti menginduksi mutasi salmonella typhimurium dan

(30)

5. Antikempal (anticaking agent)

Berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan RI No.772/Menkes/Per/IX/88,

antikempal adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah mengempalnya

pangan berupa serbuk juga mencegah mengempalnya pangan yang berupa tepung.

Antikempal dapat menunjukkan keracunan atau tidak sesuai pada tingkat

penggunaan yang tepat. Masuknya ferrosianida dalam golongan antikempal

merupakan hal yang aneh, tetapi angka A.D.I garam ini sangat rendah yaitu 0,025

mg/kg berat badan yang dapat membahayakan jika dikonsumsi (Cahyadi, 2008).

6. Antioksidan (antioxidant)

Antioksidan adalah zat yang ditambahkan untuk menstabilkan makanan

agar mutunya tidak berubah akibat oksidasi oleh oksigen. Oksidasi dapat

mengubah bau dan tampilan sehingga makanan tercium tengik dan tampak kusam

akibat oksidasi pigmen yang terkandung (Arisman, 2009). Penggunaan

antioksidan secara berlebihan menyebabkan lemah otot, mual-mual, pusing, dan

kehilangan kesadaran. Penggunaan dalam dosis rendah secara terus menerus

menyebabkan tumor kandung kemih, kanker sekitar lambung, dan kanker

paru-paru (Cahyadi, 2008).

7. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental (emulsifier,stabilizer, thickener)

Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mengurangi kecepatan

tegangan permukaan dan tegangan antara dua fase yang dalam keadaan normal

tidak saling melarutkan, menjadi dapat bercampur dan selanjutnnya membentuk

(31)

pangan karena sifatnya suka air,dapat dilihat pada pembentukkan gel yang larut

dalam air. Efek terhadap kesehatan dari pengemulsi, pemantap dan pengental

dapat dilihat pada di berikut ini:

Tabel 3 : Bahan pengemulsi, pemantap, dan pengental bagi kesehatan.

No. Nama BTP Efek terhadap kesehatan

1. Lesitin Lesitin adalah nutrisi dan bersifat nontoksik.

2. Sodium laktat Dapat menimbulkan keracunan tertentu pada

anak-anak karena anak-anak tidak tahan terhadap laktosa, tetapi tidak ditemui sifat racunnya pada orang dewasa.

3. Potasium laktat Dapat menimbulkan keracunan tertentu pada

anak-anak karena anak-anak tidak tahan terhadap laktosa, tetapi tidak ditemui sifat racunnya pada orang dewasa.

4. Kalsium laktat Tidak satu pun diketahui

5. Asam sitrat Asam sitrat apabila dikonsumsikan terlalu banyak

menyebabkan erosi pada gigi dan gigi dan dapat menyebabkan iritasi lokal.

6. Sodium sitrat Dapat mengubah sekresi urine sehingga apabila

dalam pemberian obat dapat menyebabkan obat kurang efektif bekerja atau bahkan dapat menjadi racun.

7. Amonium ferri sitrat Mencegah anemia.

8. Kalsium disodium

EDTA

Pemakaian EDTA yang berlebihan dalam bahn pangan dapat mengikat logam-logam yang diperlukan leh tubuh, seperti besi, seng, Cu, sehingga tubuh kekurangan logam-logam esensial.

9. Asam alginate Pemakaian yang berlebihan dalam bahan pangan

(32)

10. Sorbitol Tidak terdapat risiko keracunan yang nyata, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan

flatulensi sementara atau intestinal distention,

tetapi juga mengurangi kadar kolesterol darah.

Sumber : Cahyadi, 2008

8. Pengatur keasaman (acidity regulator)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88

dalam Cahyadi (2008), yang dimaksud dengan pengatur keasaman adalah bahan

tambahan pangan yang dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan

derajat keasaman.penggunaan pengaturan keasaman dapat memberikan efek

terhadap kesehatan antara lain:

a. Korosif pada selaput lendir mulut, kerongkongan, disertai dengan sakit, dan

sukar menelan. Dapat menyebabkan jaringan mati dan perubahan warna dari

putih menjadi kelabu kemudian menghitam.

b. Sakit di daerah lambung

c. Luka yang bergelembung. Gelembung yang terjadi pada kulit dapat dipecah

dan terjadi peradangan.

9. Pemutih, pematang tepung dan pengeras (flour treatment agent)

Pemutih dan pematang tepung merupakan bahan tambahan yang seringkali

digunakan pada bahan tepung dan produk olahanya, dengan maksud karakteristik

warna putih yang merupakan ciri khas tepung yang bermutu baik dan terjaga,begit

halnya dimaksudkan untuk memperbaiki mutu selama proses pengolahannya.

(33)

pangan (cahyadi, 2008) . Pada bahan yang mengandung pengeras garam-garam

kalsium akan meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh sehingga dapat

menimbulkan hiperkalsemia.

Adapun bahan tambahan yang dilarang digunakan menurut Pemenkes

No.772/Menkes/Per/IX/88 yaitu:

1. Asam Borat (Borax)

Biasanya digunakan ke dalam makanan sebagai pengenyal ataupun sebagai

pengawet. Pemakaian yang berulang atau absorpsi berlebihan dapat

mengakibatkan toksik (keracunan). Gejal dapat berupa mual, muntah, diare, suhu

tubuh menurun, lemah, sakit kepala, rash erythematous, bahkan dapat

menimbulkan shock. Kematian dapat terjadi pada anak dalam dosis 5-6 gram.

2. Dulsin

Dulsin biasanya digunakan sebagai bahan pengganti sukrosa bagi orang

yang perlu diet dan dulsin tidak memiliki nilai gizi. Konsumsi dulsin yang

berlebihan akan menimbulkan dampak yang membahayakan terhadap kesehatan,

karena ternyata dosis kematian (lethal dose) pada anjing sebesar 1,0 gl/2 kg berat

badan. Permenkes No.722 Tahun 1988 tidak mengizinkan untuk mengonsumsi

dulsin. Kaitan dengan sifatnya yang beracun inilah dulsin tidak diizinkan oleh

FDA (Food Drug Administration) untuk dipakai sebagai pemanis bahan makanan

(34)

3. Formalin

Formalin pada makanan berfungsi sebagai pengawet. Formalin merupakan

bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Kandungan formalin

dalam tubuh, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel

menekan fungsi sel dan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.

Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi

lambung, alergi, bersifat karsogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen

(menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya

akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian

yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah (Cahyadi, 2008).

4. Rhondamin B dan methanil yellow

Pewarna tekstil ini sering digunakan oleh pedagang jajanan untuk menarik

perhatian pembeli pada makanan yang dijajahkan. Pewarna tekstil ini

mengandung senyawa-senyawa pengotor yang hasil metabolismenya mempunyai

sifat karsogenik.

2.5 Jajanan Sehat Anak Sekolah Dasar

Diperlukan perhatian untuk memilih jajanan anak SD yang aman akibat

tercemar oleh kuman dan bahan kimia berbahaya, terutama zat pewarna yang

bukan untuk makanan (metyl yellow). Orangtua dan Guru perlu mengajarkan

kepada anak agar membeli jajanan yang sehat. Berikut jajanan sehat anak SD :

(35)

2. Makanan yang berwarna tidak mencolok karena dikhawatirkan mengandung

bahan pewarna bukan untuk makanan.

3. Makanan gorengan yang berwarna gelap dan bertekstur keras adalah salah

satu ciri bahwa gorengan sudah digoreng berulang kali atau menggunakan

minyak berulang dan hal ini berbahaya untuk anak.

4. Makanan gorengan yang tidak berwarna putih karena itu merupakan ciri

gorengan yang digoreng dengan plastik dan biasanya gorengan tersebut tetap

renyah sampai keesokan hari.

5. Makanan tidak boleh berbungkus kertas koran atau kertas dengan tinta pada

bagian dalam bungkus karena zat kimia pada tinta koran/kertas dapat

meracuni makanan.

6. Makanan yang panas lebih baik di bungkus dengan plastik putih daripada

dengan plastik kresek atau bahan beling.

7. Makanan yang di kemas dengan menggunakan staples sangat perlu

diperhatikan karena staples dikhawatirkan akan tertelan bersama makanan.

8. Kandungan gizi dan tanggal kedaluwarsa perlu diperhatikan pada makanan

kemasan (Dedeh, dkk, 2010).

Berikut ini beberapa cara aman memilih makanan yang diberikan oleh

Chandra (2011) :

1. Mengamati warna makanan jajanan berwarna mencolok atau jauh berbeda

dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu

(36)

2. Mencicipi rasa makanan jajanan, biasanya lidah cukup jeli untuk

membedakan mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak

aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan

tenggorakan gatal.

3. Mencium aroma makanan jajanan, bau apek atau tengik pertanda makanan

tersebut telah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.

4. Mengamati komposisi makanan jajanan denga membaca dengan teliti adakah

kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya dan dapat

merusak kesehatan.

5. Memperhatikan kualitas makanan jajanan dengan membandingkan makanan

tersebut dalam keadaan segar atau telah berjamur sehingga dapat

menyebabkan keracunan. Makanan yang telah berjamur menandakan proses

tidak berjalan dengan baik atau telah kadaluarsa.

6. Terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), bila hendak

membeli makanan terlebih dahulu memeriksa produknya telah terdaftar di

BPOM atau belum yang dapat dicermati dalam label yang tertera di kemasan

makanan jajanan.

3. Ibu

3.1 Pengertian Ibu

Menurut Baqir Sharif Al-Qarashi (2003) bahwa para ibu merupakan

sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadia

(37)

Muhammad SAW yang artinya: “Surga di bawah telapak kaki ibu”,

menggambarkan tanggung jawab ibu terhadap masa depan anaknya (Daradjat,

1995) dalam Kartono (2010).

3.3 Peran Ibu Dalam Mendidik Anak

Salah satu peran ibu terhadap anak-anaknya di rumah adalah sebagai

pendidik dan pengayom pertama sebelum masuk pendidikan formal, yang sangat

berarti dalam perkembangan dan pertumbuhan segala potensi anak. Seorang ibu

yang mampu memberikan pendidikan awal (basic education) yang benar yaitu

pendidikan akhlak (moral education) dan pendidikan pengembangan potensi pikir

dan kreativitas sejak dalam lingkungan keluarganya, maka anak tersebut akan

cepat menyesuaikan kondisi diluar lingkungan keluarganya dan mampu

melakukan penajaman dan pencerahan pemikiran secara cepat . Seorang ibu

wajib memiliki kecukupan ilmu pengetahuan untuk dapat mengarahkan

anaknya kepada kebaikan dan serta suri tauladan yang baik di hadapan

anak-anaknya. Perilaku dan kebijakan seorang ibu sangat tergantung pada tingkat

pendidikan dan pengalamannya. Zaman dengan secepat mungkin dapat berubah

sehingga menuntut seorang ibu yang tanggap dan cerdas dalam menuntun

anak-anaknya, sehingga krisis moralitas bangsa dapat teratasi. Para remaja tidak lagi

terjerumus dalam kehidupan yang glamor, tetapi mereka akan berkembang

menjadi anak-anak yang cerdas dan kreatif serta taat dan patuh terhadap Sang

(38)

3.4 Tugas Ibu Dalam Mendidik Anak

Baqir Sharif al-Qarashi (2003) dalam Arya (2010) mengatakan bahwa para

ibu harus bekerja keras mendidi

dengan menanamkan dalam benak mereka berbagai perilaku terpuji serta

tujuan-tujuan mulia. Adapun tugas-tugas para ibu dalam mendidi

1. Para ibu harus membiasakan perbuatan-perbuatan terpuji pada

2. Para ibu harus memperingatkan anak-anak mereka akan segala kejahatan dan

kebiasaan buruk, perilaku yang tidak sesuai dengan kebiasaan sosial dan

agama.

3. Para ibu harus memiliki kesucian dan moralitas sebagai jalan pendidikan

untuk putra-putri mereka.

4. Para ibu jangan berlebihan dalam memanjakan anak.

5. Para ibu harus menanamkan pada anak rasa hormat pada ayah mereka.

6. Para ibu jangan pernah menentang suami, sebab akan menciptakan aspek

kebencian dengan kedengkian satu sama lain.

7. Para ibu harus memberi tahukan pada kepala keluarga setiap penyelewengan

tingkah laku anak-anak mereka.

8. Para ibu harus melindungi anak dari hal-hal buruk menggoda serta

(39)

9. Para ibu harus menghilangkan segala ajaran atau metode yang dapat

mencederai kesucian serta kemurnian atau meruntuhkan moral dan etika

seperti buku-buku porno novel.

10. Para ibu harus memelihara kesucian dan perilaku terpuji.

3.5 Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan Makanan Pada Anak

Dengan segala upaya ibu akan berusaha untuk melindungi anaknya dari

segala macam mara bahaya yang bersifat lahiriah maupun batiniah, seperti

memberikan makanan yang cukup pada anaknya. Kegiatan memberi makan

didukung oleh dorongan-dorongan instinktif dan fylogenetis (perkembangan dari

jenis tanaman atau binatang selama berabad-abad). Kejadian ini merupakan

komponen “oral” pada sifat-sifat keibuan yang ingin memberikan rasa senang,

puas, kenyang kepada anaknya (Kartono, 1992).

Seiring perkembangan zaman, umumnya orangtua kurang memperhatikan

kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak usia sekolah

sudah tahu kapan ia harus makan dan anak mulai banyak melakukan kegiatan di

luar rumah, sehingga sulit bagi orangtua untuk mengawasi jenis makanan apa saja

yang mereka makan (Mitayani & Sartika, 2010).

Pola makan seorang anak pada dasarnya dapat dibentuk oleh keluarganya,

terutama ibu. Ibu yang mampu memperhatikan pola konsumsi anak-anaknya,

maka ibu dapat mengontrol dan menasihati makanan apa yang seyogianya

(40)

harus memiliki pengetahuan dalam memilih makanan untuk anaknya agar

mencegah timbulnya gangguan kesehatan (Mitayani & Sartika, 2010).

Ibu sebagai orangtua sebaiknya mengetahui penatalaksanaan pemberian

makanan pada anaknya yang masih sekolah seperti pemantauan asupan makanan,

jenis makanan, menentukan jumlah makanan dan mendidik dalam perilaku makan

anak (Hidayat, 2009).

Mitayani dan Sartika (2010) mengatakan bahwa makanan pada anak usia

sekolah harus serasi, selaras dan seimbang. Serasi artinya sesuai dengan tingkat

tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial

budaya serta agama dari keluarga. Seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai

dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti karbohidrat,

protein, dan lemak. Ada beberapa penatalaksanaan pemberian makan pada anak

sekolah diantaranya adalah:

1. Usahakan anak sarapan pagi dan minum susu satu gelas sebelum berangkat

kesekolah.

2. Pada saat jam istirahat usahakan anak memakan makanan ringan yang bergizi

(lebih kurang 2 jam setelah belajar disekolah) bisa berupa lontong, bubur

kacang hijau, bakmi goreng dan lain-lain.

3. Makan siang tepat pada waktunya dan memenuhi kebutuhan zat-zat gizi. Nasi

satu porsi, lauk 2 potong sedang, sayur satu mangkok ditambah buah-buahan.

4. Berikan snack sore sebagai cemilan dapat berupa kue-kue segar, kue-kue

(41)

5. Makan malam tepat pada waktunya dengan nasi satu porsi, lauk pauk 2

potong sedang, sayuran ditambah buah-buahan segar dan tidak lupa

memberikan segelas susu sebelum tidur.

4. Anak Sekolah Dasar

4.1. Pengertian Anak Sekolah Dasar

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

bermain/oddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun)

hingga remaja (11-18 tahun) (Hidayat, 2009). Sedangkan Sekolah Dasar

merupakan tempat anak memperoleh pendidikan formal pertama (Sujanto, 1996).

Berdasarkan uraian di atas maka anak Sekolah Dasar adalah anak yang sedang

mengenyam pendidikan formal pertama di Sekolah Dasar.

4.2. Pola Tumbuh dan Kembangan Anak Sekolah Dasar

Masa SD disebut juga masa anak sekolah, yaitu masa matang untuk

belajar, maupun masa matang untuk sekolah (Sujanto, 1996). Pertumbuhan dan

perkembangan pada masa anak sekolah akan mengalami proses pertumbuhan

yang lambat dan relatif seragam sampai perubahan pubertas. Penambahan berat

badan pertahun dapat mencapai 2,5 kg dan ukuran tinggi badan sampai 5 cm

pertahun. Pada usia sekolah ini secara umum aktivitas fisik pada anak semakin

tinggi dan memperkuat kemampuan motorik anak. Kemampuan kemandirian anak

(42)

berperan cukup besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu menunjukan

penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada, rasa tanggung jawab dan percaya

diri dalam tugas sudah mulai terwujud sehingga dalam menghadapi kegagalan

maka anak sering kali dijumpai reaksi kemarahan atau kegelisahan,

perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan

spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan pada masa ini. Khusus

perkembangan masa ini, anak banyak mengembangkan kemampuan interaksi

sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan keluarganya dan

mulai mencoba mengambil bagian dari kelompok untuk berperan, terjadi

perkembangan secara lebih khusus lagi, terjadi perkembangan konsep diri,

keterampilan membaca, menulis serta menghitung, belajar menghargai sekolah

(Hidayat, 2009).

4.3. Hubungan Makanan jajanan dengan Tumbuh dan Kembang Anak Sekolah Dasar

Masa tumbuh kembang anak yang optimal dapat diperoleh dari pemberian

nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Anak usia sekolah

membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita. Diperlukan

tambahan energi, protein, kalsium, flour, zat besi, sebab aktifitas kian bertambah.

Pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan lima kali

waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan dua

kali makan selingan. Pada masa tumbuh kembang tersebut pemberian asupan

makanan atau nutrisi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.

(43)

menyimpang seperti kebiasaan jajan pada anak sekolah (Mitayani dan Sartika,

2010).

4.4. Kebiasaan Jajan Anak Sekolah

Menurut Khumaidi (1994) dalam Damanik (2010) kebiasaan yaitu pola

perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Jajan

adalah perilaku mengudap, membeli pangan, di kedai warung atau yang dijajakan

orang. Moehdji (1992) dalam Damanik (2010) mengatakan saat permulaan usia

sekolah, anak mulai berinteraksi dengan suasana, lingkungan, dan orang baru. Hal

ini akan mempengaruhi kebiasaan anak. Pengalaman baru, kegembiraan di

sekolah, rasa takut karena terlambat tiba di sekolah mengakibatkan anak sering

menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah teratur sebelum masuk

sekolah.

Menurut Agresta (2005) dalam Damanik (2010) kebiasaan jajan pada anak

sekolah dipengaruhi jumlah uang dari orangtua, rasa lapar, bujukan teman, rayuan

pedagang makanan, dan lainnya. Selain itu, televisi berdampak cukup besar dalam

mempengaruhi kebiasaan makan anak. Hal ini dikarenakan sangat intensifnya

anak-anak berada di depan televisi (Khomsan, 2010). Anak yang belum dapat

berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir seketika menyukai makanan misalkan

keripik kentang, permen, atau makanan lain yang “tak bergizi” yang iklannya

dibintangi oleh sebaya mereka. Iklan makan anak bergizi jarang sekali

ditayangkan (Arisman, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Raharjo (2008) dalam

Damanik (2010) iklan makanan ringan mempengaruhi sikap konsumtif

(44)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan

ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian

Kecematan Medan Johor sebagai berikut:

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan Ibu tentang Jajanan Sehat

Anak SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Jajanan SehatAnak SD :

• Makanan yang tertutup rapat, tidak

berbau/berasa asam, dan tidak berlendir.

• Makanan yang berwarna tidak mencolok.

• Makanan gorengan yang tidak berwarna gelap

dan bertekstur keras.

• Makanan gorengan yang tidak berwarna putih.

• Makanan yang tidak berbungkus kertas koran

atau kertas dengan tinta.

• Makanan yang dibeli panas lebih baik

dibungkus dengan plastik putih.

• Makanan yang di kemas menggunakan

staples/hekter sangat perlu diperhatikan.

• Kandungan gizi dan tanggal kedaluwarsa

perlu diperhatikan.

• Mencicipi rasa jajanan.

• Terdafatar di BPOM.

Pengetahuan Ibu Memilih Jajanan

(45)

2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur

Skala

Pengetahuan Pengetahuan adalah segala

sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor yakni:

• Makanan yang tertutup

rapat, tidak berbau/berasa asam, dan tidak berlendir.

• Makanan yang berwarna

tidak mencolok.

• Makanan gorengan yang

tidak berwarna gelap dan bertekstur keras.

• Makanan gorengan yang

tidak berwarna putih.

• Makanan yang tidak

berbungkus kertas koran atau kertas dengan tinta.

• Makanan yang dibeli

panas lebih baik

dibungkus dengan plastik putih.

• Makanan yang di kemas

menggunakan

staples/hekter sangat perlu diperhatikan.

• Kandungan gizi dan

tanggal kedaluwarsa perlu diperhatikan.

• Mencicipi rasa jajanan.

• Terdafatar di BPOM

(46)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak SDN No.

060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak duduk di

kelas 6 SDN No. 060928 dan bermukim di Kelurahan Kedai Durian Kecamatan

Medan Johor yaitu sebanyak 112 orang.

2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total

sampling yaitu semua ibu yang memiliki anak duduk di kelas 6 SDN No. 060928

Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Jumlah sampel pada penelitian

ini adalah 94 responden sedangkan 18 responden adalah responden yang tidak

(47)

penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak duduk di kelas 6 SDN No. 060928,

bermukim di wilayah KedaiDurian Kecamatan Medan Johor dan bersedia menjadi

responden. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak

duduk di kelas 6 SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan

Johor yang menolak menjadi responden, tidak hadir dan tidak bermukim di

wilayah Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian

Kecamatan Medan Johor. Pertimbangan pemilihan wilayah Kecamatan tersebut

karena peneliti melihat beberapa ibu yang membebaskan anak mereka membeli

jajanan sembarangan dan berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada tahun

2010 telah terjadi kematian 2 anak SD akibat keracunan jajanan di Kelurahan

Kedai Durian Kecamatan medan Johor. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti

pada tahun 2010 telah terjadi keracunan makanan jajanan pada anak SD di

Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor sehingga peneliti merasa perlu

untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama sebulan, mulai

Oktober 2011 – November 2011.

4. Pertimbangan Etik

Pada penelitian ini juga dilakukan pertimbangan etik, yaitu peneliti

meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian dengan menandatangani

informed consent. Informed consent adalah lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti

(48)

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2007).

Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik

resiko fisik maupun psikologis, kerahasiaan catatan mengenai data responden

dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan

data, hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi responden dijamin

oleh peneliti dan hanya data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

kuisioner oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

terdiri dari dua bagian yaitu lembar pertama mengenai data demografi, lembar

kedua mengenai pengetahuan. Cara pengisian lembar kuesioner adalah dengan

menggunakan checklist (√) pada tempat yang tersedia.

Kuesioner mengenai data demografi meliputi: nama dengan inisial, usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Bagian kedua yaitu

kuesioner dalam bentuk tertutup yang berisi tentang pernyataan-pernyataan yang

mengidentifikasi bagaimana pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak SD.

Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan dengan jawaban “ya” dan “tidak” yang

dikembangkan peneliti dari cara memilih jajanan sehat. Pernyataan kuesioner

terbagi atas 13 pernyataan positif pada pernyataan

(49)

4,5,9,11,12,14,15. Setiap item yang dijawab dengan benar akan diberi nilai 1

sedangkan untuk setiap item yang dijawab dengan salah akan diberi nilai 0.

Selanjutnya peneliti menjumlahkan setiap item yang bernilai 1 dan pernyataan

yang bernilai 0.

Berdasarkan persentase di atas pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak

SD dikatakan baik jika mampu menjawab soal dengan skor 16-20, dan cukup

dengan jumlah skor 12-15 dan pengetahuan kurang dengan skor kurang dari 12.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

instrumen. Instrumen yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi,

demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih, apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan atau mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Hasan, 2002). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

divalidasi oleh salah satu dosen di Departemen Komunitas yang berkompeten.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui kepercayaan

(reliabilitas) instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya

dalam ruang lingkup yang sama. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian

atau keakuratan sebuah instrument (Hasan, 2002). Instrumen yang reliable akan

dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya atau benar sesuai kenyataannya

sehingga walaupun data diambil berulang-ulang, hasilnya akan tetap sama

(Arikunto, 2006). Berdasarkan uraian diatas maka Sibarangi (2010 dalam Siboro

2010) menyataan bahwa agar diperoleh distribusi nilai hasil uji reliabilitas dan

(50)

sebanyak 30 orang. Uji reliabilitas kuesioner penelitian ini akan menggunakan

rumus K-R 21. Rumus K-R 21 merupakan salah satu uji reliabilitas untuk

instrumen dalam bentuk dikotomi. Suatu instrumen baru dikatakan reliabel bila

nilai reabilitasnya > 0,632 (Arikunto, 2006). Hasil uji reliabel pada penelitian ini

adalah 0,68.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Kedai Durian Kabupaten

Medan Johor. Metode pengumpulan data yang digunakan terhadap responden

dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti

memperoleh surat izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

dan Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor setelah memperoleh izin

tersebut, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian dengan terlebih dahulu

dengan meminta kesediaan responden yang memenuhi kriteria untuk mengikuti

penelitian. Jumlah responden telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti

berdasarkan kriteria sampel yang akan diambil. Pada saat pengumpulan data

peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian

kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang bersedia

diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pernyataan

yang tidak dipahami. Responden yang tidak mampu mengisi sendiri dibantu oleh

peneliti dengan cara membacakan kuesioner kemudian setelah selesai pengisian,

(51)

jawaban. Apabila ada data yang kurang lengkap dapat langsung dilengkapi dan

data yang telah terkumpul dianalisa.

8. Analisa Data

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pengetahuan ibu tentang

jajanan sehat anak SD di Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

Setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan analisa data melalui beberapa

tahap, pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan identitas dan data responden

serta memastikan semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk

Tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada lembar

kuesioner untuk mempermudah mengadakan tabulasi dan analisa data (bertujuan

untuk mengelompokkan data berdasarkan kriteria sampelnya masing-masing,

yaitu kelompok ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja).

Tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari lembar kuesioner ke

dalam program komputer, tahap keempat cleaning yaitu mengecek kembali data

yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak, tahap kelima

tabulating yaitu menganalisa data secara deskriptif.

Tabulasi dilakukan dengan tiga tahapan yaitu memberi skor pada

item-item pernyataan yang perlu diberi skor, memberi kode terhadap item-item-item-item yang

tidak perlu diberi skor dan mentabulasi data untuk memperoleh hasil dalam

bentuk angka. Penyusunan data meliputi kegiatan pengorganisasian data ke dalam

(52)

disajikan dan dianalisa. Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk

(53)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang

jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan

Medan Johor yang telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 di SDN No.

060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

1. Hasil penelitian

1.1 Karakteristik responden

Responden pada penelitian ini adalah ibu yang anaknya bersekolah di

SDN No. 060928 dan bermukim di Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan

Johor dengan jumlah responden 94 orang. Adapun karakteristik responden yang

meliputi umur, pendidikan, agama, pekerjaan, dan penghasilan yang disajikan

dalam bentuk tabel.

Tabel 5.1 Distribusi frekwensi dan persentase karakteristik responden tentang pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Oktober 2011 (n=94)

No. Karakteristik Responden Frekwensi %

(54)

3. Agama

• Tidak bekerja

• Bekerja :

•Rp800.000 - Rp1.500.00

•Rp 1..500.000 – Rp

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berada di

antara umur 31 – 35 tahun sebanyak 28 orang (29,7 %), pendidikan responden

pada tingkat SMA sebanyak 56 orang (59,6%), responden yang tidak bekerja

sebanyak 63orang (64,9%), responden beragama Islam sebanyak 87 orang (92,6

%), responden yang berpenghasilan Rp 1.500.000- Rp 3.000.000 sebanyak 36

(38,3%).

1.2 Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di SDN No. 060927 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang jajanan sehat

anak SD dinyatakan dalam 20 pernyataan tertutup, berikut hasil pernyataan :

Tabel 5.2 Distribusi frekwensi dan persentase pernyataan dari responden tentang pengetahuan ibu tentang jajanan sehat anak di SDN No. 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Oktober 2011 (n=94)

No Pernyataan Salah Benar

n % n %

1 Makanan jajanan yang dijual tertutup

baik untuk dikonsumsi anak

(55)

2 Makanan jajanan yang berasa masam, bau tidak sedap, berjamur, dan berbusa adalah jajanan yang telah basi

15 16,0 79 84,0

3 Makanan jajanan yang berwarna

mencolok tidak baik untuk anak

9 9,6 85 90,4

4 Makanan jajanan yang berwarna merah,

orange, kuning, biru dan hijau lebih baik untuk anak daripada jajanan tidak berwarna

18 19,1 76 80,9

5 Makanan jajanan gorengan yang

digoreng dengan minyak berulang kali akan menimbulkan gangguan kesehatan.

8 8,5 86 91,5

6 Makanan jajanan gorengan yang

berwarna gelap dan berstruktur keras adalah gorengan yang dimasak dengan minyak berulang kali

7 7,4 87 92,6

7 Makanan jajanan gorengan yang

dimasak dengan tambahan plastik dapat mengganggu kesehatan anak

11 11,7 83 88,3

8 Ciri gorengan yang dimasak dengan

plastik akan tetap renyah berhari-hari dan berwarna putih sehingga menarik pembeli

28 29,8 66 70,2

9 Makanan jajanan yang berbungkus

koran lebih baik daripada makanan yang berbungkus plastik tak berwarna

29 30,9 65 69,1

10 Tinta pada bungkus koran yang

digunakan untuk membungkus makanan dapat berbahaya bagi kesehatan anak

8 8,5 86 91,5

11 Makanan jajanan dalam keadaan panas

baik jika dibungkus dengan plastik asoi/kresek

21 22,3 73 77,7

12 Makanan jajanan yang disajikan dingin

lebih baik daripada makanan jajanan yang disajikan panas

31 33,0 63 67,0

13 Penggunanaan zat tambahanan pada

makanan jajanan berbahaya untuk kesehatan anak

6 6,4 88 93,6

14 Pemanis buatan lebih baik daripada

pewarna alamiah

16 17,0 78 83,0

15 Kandungan gizi pada jajanan permen

dan kerupuk sangat tinggi dan baik untuk anak

Gambar

Tabel 1: Kandungan gizi berbagai jenis jajanan
Tabel 2 : Kontaminasi Mikroorganisme dan Kesehatan
Tabel 5.1 Distribusi frekwensi dan persentase karakteristik responden tentang
Tabel 5.2   Distribusi frekwensi dan persentase pernyataan dari responden tentang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Prestasi kerja merupakan penampilan hasil kerja SDM (Sumber Daya Manusia) dalam suatu organisasi, baik individu maupun kelompok. Seseorang yang mempunyai pendidikan dan

SKRIPSI ANALISIS PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA ....

[r]

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Hingga akhir Febuari, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) tercatat sebesar Rp 691.89 triliun atau naik Rp 6.38 triliun dari posisi akhir Januari sebesar Rp

Berikut adalah tabel kebutuhan bahan tambahan untuk usaha yang sudah berjalan. Tuliskan apa saja penambahan bahan baku yang diperlukan untuk produksi? Jika anda

Mowday, Porter dan Steers (1982) juga menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi intensi turnover karyawan adalah keterikatan karyawan

kriteria Sangat baik. Sedangkan kreatifitas juga sudah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik. 4) Dari hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa