• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Time Series Ayam Ras Dan Buras Tahun 1998-2008 Di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Time Series Ayam Ras Dan Buras Tahun 1998-2008 Di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TIME SERIES AYAM RAS DAN BURAS TAHUN 1998-2008 DI KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh:

RUSDIANA SEPTIA 060304018

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS TIME SERIES AYAM RAS DAN BURAS TAHUN 1998-2008 DI KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh:

RUSDIANA SEPTIA 060304018

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir Kelin Tarigan,MS) (Ir.Luhut Sihombing,MP)

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011

(3)

ABSTRAK

RUSDIANA SEPTIA: Analisis time series ayam ras dan buras

tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh

Prof.Dr.Ir.Kelin Tarigan,MS dan Ir. Luhut Sihombing, MP.

Pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam ras dan buras berfluktuasi dan cenderung menurun terutama sejak adanya isu flu burung di Kabupaten Deli Serdang. Penurunan populasi dan usaha ternak ini tentunya dapat mempengaruhi kebutuhan pangan hewani di Sumatera Utara karena Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah pemasok utama ayam di Sumatera Utara.Jumlah penduduk yang semakin meningkat juga berhubungan dengan permintaan akan ayam baik daging maupun telur. Untuk itu penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010 yang bertujuan untuk: (1)Menganalisis trend pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam ras dan buras (1998-2008), (2) mengetahui trend proyeksi pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam ras dan buras(2010-2020), (3) Kecamatan di penghasil ayam ras dan buras yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan terendah dalam kurun waktu 1998-2008 serta (4) mengetahui hubungan jumlah penduduk dengan permintaan ayam ras dan buras.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Persentase rata-rata per tahun trend pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam broiler,ayam ras petelur, dan ayam buras kurun waktu 19982008 cenderung menurun sebesar 2,7% dan -7,15%, 6,97% dan -2,79%, 7,36% dan 6% dikarenakan adanya isu flu burung (2) Persentase rata-rata per tahun trend proyeksi pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam broiler,ras petelur, dan buras 2010-2020 cenderung menurun sebesar -4,89% dan -25,17%, 3,25% dan -7,53%,-43,82% dan 4,78% (3) Kecamatan penghasil ayam broiler,ras petelur, dan buras yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan terendah kurun waktu 1998-2008 yaitu Kecamatan Biru-Biru (8,58%) dan Percut Sei Tuan (-0,66%), Kecamatan Pantai Labu (31,3%) dan Labuhan Deli (-10%), serta Kecamatan Sibolangit (25,03%) dan Hamparan Perak (-8,6%) (4) Terdapat hubungan yang positif dan nyata antara jumlah penduduk dengan permintaan ayam, semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula permintaan ayam dan sebaliknya.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 26 September 1988 dari ayah Ir. Rusdi dan ibu Lismaniar. Penulis merupakan putri keempat dari empat bersaudara.

Tahun 2006 penulis lulus SMU Negeri 3 Medan dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agribisnis

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP), sebagai Sie Dokumentasi FSMM SEP.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Time Series Ayam Buras dan Ras Tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang”

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.Dr.Ir.Kelin Tarigan, MS dan Ir. Luhut Sihombiang, MP selaku komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian sampai pada ujian akhir. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Para Petugas BPS di Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu selama penulis mengumpulkan data, penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr.Ir.Salmiah,MS selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian beserta semua staff dan pegawai yang telah membantu hingga penulisan skripsi ini selesai.

Disamping itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Para dosen penguji ...dan ... atas masukan dan saran dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini.

2. Teristimewa kepada keluarga penulis yakni ayahanda Ir.Rusdi dan ibunda Lismaniar, para saudara Rusnita Fitry,SE, Adhary

(6)

3. Terimakasih banyak khususnya kepada para sahabat, senior, dan seluruh teman-teman Departemen SEP khususnya angkatan 2006 atas segala bantuan, dukungan, dan semangat yang diberikan selama proses penulisan skripsi sampai dengan selesai.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyususun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya, membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepan. Akhirnya kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Medan, Februari 2011

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Kegunaan Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Defenisi Ayam ... 6

2.1.2. Permasalahan yang Dihadapi Peternak Ayam di Indonesia . 7 2.1.3. Pertumbuhan Populasi dan Usaha Ternak Ayam ... 10

(8)

2.3. Kerangka Pemikiran ... 17 2.4. Hipotesis Penelitian ... 20 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 22 3.2. Metode Pengumpulan Data ... 22 3.3. Metode Analisis Data ... 22 3.4. Defenisi dan Batasan Operasional

3.4.1. Defenisi ... 25 3.4.2. Batasan Operasional ... 25

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Wilayah ... 26 4.2. Kondisi Peternakan Unggas di Kabupaten Deli Serdang ... 26 4.3. Keadaaan Penduduk ... 28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Trend Pertumbuhan Usaha Ternak dan Populasi Ayam

5.1.1. Trend Pertumbuhan Usaha Ternak Ayam ... 30 5.1.2. Trend Pertumbuhan Populasi Ayam ... 37 5.2. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam dalam

Sepuluh Tahun ke Depan

5.2.1. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam Broiler ... 47 5.2.2. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam Ras Petelur ... 50 5.2.3. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam Buras ... 53 5.3. Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang Penghasil Ayam yang Memiliki Laju Pertumbuhan Tertinggi dan Terendah

(9)

5.3.1. Ayam Broiler ... 56

5.3.2. Ayam Ras Petelur ... 58

5.3.3. Ayam Buras ... 60

5.4. Hubunagn Jumlah Penduduk dengan Permintaan Ayam 5.4.1. Hubungan Jumlah Penduduk dengan Permintaan Ayam Broiler ... 63

5.4.2. Hubungan Jumlah Penduduk dengan Permintaan Telur Ayam Ras ... 64

5.4.3. Hubungan Jumlah Penduduk dengan Permintaan Ayam Buras ... 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 67

6.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(10)

DAFTAR TABEL

No. ... Hal

1. Pertumbuhan populasi ternak ayam di Sumatera Utara ... 11 2. Populasi ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di Kabupaten

Deli Serdang tahun 1998-2008... 27 3. Usaha ternak ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di

Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008 ... 28 4. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin tahun 2007 ... 29 5. Laju pertumbuhan usaha ternak ayam broiler per tahun di Kabupaten

Deli Serdang ... 30 6. Laju pertumbuhan usaha ternak ayam ras petelur per tahun di Kabupaten

Deli Serdang ... 33 7. Laju pertumbuhan usaha ternak ayam buras per tahun di Kabupaten

Deli Serdang ... 35 8. Laju pertumbuhan populasi ayam broiler per tahun di Kabupaten

Deli Serdang ... 38 9. Laju pertumbuhan populasi ayam ras petelur per tahun di Kabupaten

Deli Serdang ... 41 10. Laju pertumbuhan populasi ayam buras per tahun di Kabupaten

Deli Serdang ... 44 11.Laju pertumbuhan populasi ayam broiler tertinggi dan terendah

(11)

12. Laju pertumbuhan populasi ayam ras petelur tertinggi dan terendah

di Kabupaten Deli Serdang ... 59 13.Laju pertumbuhan populasi ayam buras tertinggi dan terendah

di Kabupaten Deli Serdang ... 61 14. Hasil perhitungan SPSS hubungan antara jumlah penduduk

dengan permintaan daging ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang... 63 15. Hasil perhitungan SPSS hubungan antara jumlah penduduk

dengan permintaan telur ayam ras di Kabupaten Deli Serdang ... 64 16.Hasil perhitungan SPSS hubungan antara jumlah penduduk

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. ... Hal

1. Skema kerangka pemikiran ... 19 2. Usaha ternak ayam broiler tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang . 31 3. Usaha ternak ayam ras petelur tahun 1998-2008 di Kabupaten

Deli Serdang ... 33 4. Usaha ternak ayam buras tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang ... 36 5. Populasi ayam broiler tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang ... 39 6. Populasi ayam ras petelur tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang .. 42 7. Populasi ayam buras tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang ... 45

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. ... Hal

1. Data populasi ayam broiler per kecamatan di Kabupaten Deli Serdang 1998-2008 (ekor) ... 72 2. Data usaha ternak ayam broiler per kecamatan di Kabupaten

Deli Serdang 1998-2008 ... 73 3. Data populasi ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008 74 4. Data usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang

tahun 1998-2008 ... 75 5. Data populasi ayam ras petelur per kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

1998-2008 (ekor) ... 76 6. Data usaha ternak ayam broiler per kecamatan di Kabupaten

Deli Serdang 1998-2008 ... 77 7. Data populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang

tahun 1998-2008 ... 78 8. Data usaha ternak ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang

tahun 1998-2008 ... 79 9. Data populasi ayam buras per kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

1998-2008 ... 80 10. Data usaha ternak ayam buras per kecamatan di Kabupaten

Deli Serdang 1998-2008 ... 81 11. Data populasi ayam ras buras di Kabupaten Deli Serdang

(14)

12. Data usaha ternak ayam buras di Kabupaten Deli Serdang 1998-2008 ... 83 13. Proyeksi populasi dan usaha ternak ayam broiler di Kabupaten

Deli Serdang sepuluh tahun mendatang (2010-2020) ... 84 14. Proyeksi trend populasi dan usaha ternak ayam broiler ... 87 15. Proyeksi populasi dan usaha ternak ayam ras petelur di Kabupaten

Deli Serdang sepuluh tahun mendatang (2010-2020) ... 88 16. Proyeksi trend populasi dan usaha ternak ayam ras petelur ... 91 17. Proyeksi populasi dan usaha ternak ayam buras di Kabupaten

Deli Serdang sepuluh tahun mendatang (2010-2020) ... 92 18. Proyeksi trend populasi dan usaha ternak ayam buras ... 96 19. Jumlah penduduk dan tingkat konsumsi per kapita ayam di Kabupaten

Deli Serdang (1998-2008) ... 97 20. Proyeksi trend populasi dan usaha ternak ayam ras petelur ... 91 21. Hasil output SPSS hubungan antara jumlah penduduk dengan

permintaan ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang ... 98 22. Hasil output SPSS hubungan antara jumlah penduduk dengan

permintaan telur ayam ras di Kabupaten Deli Serdang ... 100 23. Hasil output SPSS hubungan antara jumlah penduduk dengan

(15)

ABSTRAK

RUSDIANA SEPTIA: Analisis time series ayam ras dan buras

tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh

Prof.Dr.Ir.Kelin Tarigan,MS dan Ir. Luhut Sihombing, MP.

Pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam ras dan buras berfluktuasi dan cenderung menurun terutama sejak adanya isu flu burung di Kabupaten Deli Serdang. Penurunan populasi dan usaha ternak ini tentunya dapat mempengaruhi kebutuhan pangan hewani di Sumatera Utara karena Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah pemasok utama ayam di Sumatera Utara.Jumlah penduduk yang semakin meningkat juga berhubungan dengan permintaan akan ayam baik daging maupun telur. Untuk itu penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010 yang bertujuan untuk: (1)Menganalisis trend pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam ras dan buras (1998-2008), (2) mengetahui trend proyeksi pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam ras dan buras(2010-2020), (3) Kecamatan di penghasil ayam ras dan buras yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan terendah dalam kurun waktu 1998-2008 serta (4) mengetahui hubungan jumlah penduduk dengan permintaan ayam ras dan buras.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Persentase rata-rata per tahun trend pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam broiler,ayam ras petelur, dan ayam buras kurun waktu 19982008 cenderung menurun sebesar 2,7% dan -7,15%, 6,97% dan -2,79%, 7,36% dan 6% dikarenakan adanya isu flu burung (2) Persentase rata-rata per tahun trend proyeksi pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam broiler,ras petelur, dan buras 2010-2020 cenderung menurun sebesar -4,89% dan -25,17%, 3,25% dan -7,53%,-43,82% dan 4,78% (3) Kecamatan penghasil ayam broiler,ras petelur, dan buras yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan terendah kurun waktu 1998-2008 yaitu Kecamatan Biru-Biru (8,58%) dan Percut Sei Tuan (-0,66%), Kecamatan Pantai Labu (31,3%) dan Labuhan Deli (-10%), serta Kecamatan Sibolangit (25,03%) dan Hamparan Perak (-8,6%) (4) Terdapat hubungan yang positif dan nyata antara jumlah penduduk dengan permintaan ayam, semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula permintaan ayam dan sebaliknya.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujuan dalam pembangunan sektor pertanian adalah terpenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus meningkat. Swasembada pangan harus dimantapkan dalam arti luas tidak hanya terbatas pada beras akan tetapi mencakup kebutuhan pangan rakyat secara total termasuk hasil ternak yang merupakan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kondisi ini akan mendorong terciptanya sistem pangan yang berkelanjutan (Priyadi U.,dkk, 2004).

Menurut Priyadi U.,dkk (2004) sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan dan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai siap dikonsumsi manusia. Ketersediaan pangan dapat dibedakan bersumber dari nabati maupun hewani yang bersifat fisik maupun ketersediaan dalam jumlah, kualitas, waktu, tempat dan harga yang terjangkau.

(17)

Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2007).

Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang publik. Komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional, sehingga prospek yang sudah bagus ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di perdesaan

melalui pemanfaatan sumber daya secara lebih optimal (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).

Bisnis ayam broiler di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat mengesankan. Konsumsi masyarakat terhadap produksi hasil ternak yang dua puluh tahun yang lalu masih didominasi oleh daging sapi kini telah digantikan oleh daging dan telur ayam ras. Hal ini terjadi karena peternakan ayam ras dikelola secara lebih efisien dan harga daging ayam ras pun terjangkau oleh masyarakat (Suharno,B., 1999).

(18)

Kasus yang paling mudah dilihat secara kasar adalah ketika harga bahan baku pakan mengalami kenaikan. Pabrik pakan menaikkan harga dan peternaklah yang menanggung beban yang paling besar. Di lain waktu jika terjadi penurunan permintaan, misalnya karena musim paceklik di suatu daerah, maka harga ayam di tingkat konsumen hanya mengalami sedikit penurunan, sementara pedagang ayam langsung membeli ayam ke peternak dengan harga yang sangat merugikan peternak. (Suharno, B., 1999).

Populasi ayam dan perusahaan/usaha ternak ayam di Indonesia berkembang cukup pesat. Akan tetapi, ketika flu burung (Avian influenza) menyerang unggas dan mewabah di Indonesia sejak tahun 2003, populasi dan usaha ternak ayam menurun. Hal ini menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar pada peternak. Flu ini kemudian menyerang ayam di Sumatera Utara sekitar pertengahan Mei 2003. Berbagai antisipasi dilakukan oleh pemerintah Sumatera Utara berupa penerbitan SK Gubernur, S.K. Bupati, serta S.K. Walikota tentang pelarangan pemasukan ternak unggas/produknya secara ketat, pemusnahan secara selektif produk dan daerah tertular virus ini, bio securiti pada breeding farm, monitoring dan evaluasi, serta hotline/website telah dilakukan (Wasito,2006).

(19)

1.2. Identifikasi Masalah

Setelah diuraikan latar belakang maka dapat diambil beberapa masalah yang akan diidentifikasi, yaitu:

1) Bagaimana trend pertumbuhan populasi dan perusahaan/usaha ternak ayam (ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras) di Kabupaten Deli Serdang (1998-2008)?

2) Bagaimana trend proyeksi pertumbuhan populasi dan perusahaan/usaha ternak ayam (ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras) di Kabupaten Deli Serdang (2010-2020)?

3) Kecamatan apa saja di Kabupaten Deli Serdang penghasil ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan terendah dalam kurun waktu 1998-2008?

4) Bagaimana hubungan jumlah penduduk dengan permintaan ayam (ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras) di Kabupaten Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk menganalisis trend pertumbuhan populasi dan perusahaan usaha ternak ayam (ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras) di Kabupaten Deli Serdang (1998-2008).

(20)

3) Untuk mengetahui Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang penghasil ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan terendah dalam kurun waktu 1998-2008.

4) Untuk mengetahui hubungan jumlah penduduk dengan permintaan ayam (ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras) di Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan di kemudian hari dapat dipergunakan untuk:

1) Penelitian dan penulisan ini dilakukan sebagai masukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Penelitian dan penulisan ini ditujukan bagi kalangan akademisi, yang dapat menambah dan memperkaya bahan kajian teori untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Defenisi Ayam (Ayam Broiler, Ayam Ras Petelur, dan Ayam Buras)

Ayam dibagi dalam dua jenis yaitu ayam buras dan ayam ras. Ayam Buras atau ayam Bukan Ras yang biasanya juga disebut ayam kampung merupakan plasma nutfah ayam asli Indonesia. Ayam ras terbagi atas dua yaitu ayam ras pedaging dan ayam ras petelur. Istilah ayam broiler ditujukan untuk ayam pedaging yang unggul (Rasyaf,M., 2004).

(22)

itulah pemerintah mencanangkan penggalakan konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin sulit keberadaannya. Kondisi pun membaik, kini banyak peternakan ayam broiler bangkit dan peternak musiman muncul. Dari sinilah ayam broiler komersil atau ayam broiler final stock mulai dikenal dan secara perlahan mulai diterima orang (Rasyaf,M., 2004).

Ayam broiler umumnya dipelihara dalam waktu 5-6 minggu sejak doc (bibit ayam) dengan bobot tubuh antara 1,4-1,6 kg per ekor. Akan tetapi, kini ayam broiler dengan bobot lebih dari itu diterima konsumen, misalnya bobot tubuh antara 1,8-2 kg per ekor. Ayam seberat ini memerlukan masa pemeliharaan antara 6-7 minggu (Rasyaf,M., 2004).

Ayam buras atau biasa disebut dengan ayam kampung adalah ayam jinak yang telah terbiasa hidup di tengah masyarakat. Di daerah yang padat penduduknya, seperti di Pulau Jawa, ayam buras berkeliaran di berbagai tempat. Daya adaptasinya sangat tinggi, karena ayam itu mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, lingkungan, dan iklim yang ada (Sarwono,B., 1997).

Ada beberapa manfaat dalam beternak ayam antara lain:

1) Penyediaan kebutuhan protein hewani 2) Pengisi waktu luang dimasa pensiun

3) Pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja 4) Tabungan di hari tua

(23)

2.1.2. Permasalahan yang Dihadapi Peternak Ayam di Indonesia

Pada kenyatannya, peternak, khususnya peternak ayam ras di Indonesia, mempunyai posisi yang cukup rawan dalam percaturan bisnis unggas yang secara statistik sangat pesat. Hal penting yang harus dibahas tentu saja langkah yang perlu diambil agar posisi rawan itu dapat berubah menjadi posisi strategis yang menguntungkan. Untuk menuju ke posisi tersebut, perlu diketahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak ayam Indonesia. Menurut Suharno,B. (1999), permasalahan tersebut yaitu:

1) Permintaan fluktuatif

Berbeda dengan masyarakat di negara maju yang menggunakan komoditas peternakan dalam menu makanan sehari-hari, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat mengkonsumsi daging dan telur ayam setiap hari dalam menu makanannya. Di berbagai daerah, daging dan telur ayam masih dianggap sebagai makanan mewah dan mahal. Masyarakat mengkonsumsinya di saat-saat tertentu, seperti lebaran, tahun baru, dan bulan-bulan tertentu. Keadaan tersebut sangat menyulitkan program produksi ayam. Para peternak mencoba melakukan program peningkatan produksi jika lebaran tiba. Namun, kesulitannya jika usai lebaran permintaan langsung anjlok, sedangkan produksi tidak dapat dihentikan karena barang hidup. Harga pun langsung merosot tajam.

2) Pasarnya masih tradisional

(24)

teknologi penyimpanan. Dengan cara ini, permintaan daging dan telur ayam dapat diramalkan jumlahnya untuk waktu setahun. Dengan produksi ayam stabil, sementara permintaan fluktuatif, pasokan ayam ke konsumen dapat diatur sesuai dengan irama permintaan konsumen. Jadi, untuk kondisi tersebut, teknologi pascapanen harus dikembangkan. Namun, kenyataannya pasar ayam Indonesia masih bersifat tradisoinal. Kondisi ini menyebabkan masalah fluktuasi makin menjadi-jadi dialami oleh peternak. Fluktuasi ini juga akan selalu terjadi berulang-ulang setiap tahun.

3) Konsumen belum tahu persis tentang ayam

Ketidaktahuan konsumen secara pasti tentang ayam menjadi satu masalah yang cukup merepotkan. Di beberapa media massa pernah terjadi pemberitaan mengenai ayam yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun, karena masyarakat lebih percaya pada media massa maka konsumen dapat selalu mencurigai baik buruknya daging ayam.

4) Kebijaksanaan pemerintah belum sepenuhnya dilaksanakan

(25)

tahun. Namun, terjadi kemelut mengenai peternakan rakyat yang seolah-olah ditinggalkan begitu saja. Masyarakat peternak banyak yang merasakan bahwa peraturan itu hanya memungkinkan perusahaan-perusahaan skala besar saja yang dapat terus berkembang, sementara peternak kecil menagalami kesulitan. Sebagian di antaranya bangkrut karena tidak dapat bersaing dengan peternakan yang besar.

5) Organisasi bidang peternakan belum tangguh

Di Indonesia belum ada asosiasi peternak yang tangguh dan mampu mendata secara baik anggota-anggotanya sekaligus melakukan pembinaan agar lebih profesional. Organisasi-organisasi yang ada masih berkutat pada masalah kekurangan dana untuk menjalankan roda organisasi. Hal ini menyebabkan para peternak belum merasa terlindungi oleh kehadiran organisasi.

6) Penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan

(26)

2.1.3. Pertumbuhan Populasi dan Perusahaan/Usaha Ternak Ayam

Populasi sebagian jenis ternak ayam di Sumatera Utara tumbuh positif (Tabel 1). Laju pertumbuhan yang cepat dialami oleh ternak ayam ras pedaging (broiler) dan ayam ras petelur. Cepatnya laju pertumbuhan ini menurut Hermanto,dkk (1992) antara lain disebabkan oleh semakin terfokusnya perhatian pemerintah pada pengembangan kedua jenis ayam tersebut. Pertimbangannya antara lain bahwa protein hewani pada unggas jauh lebih murah dibandingkan dengan kelompok lain dan secara operasional pengembangan ternak ayam lebih mudah dibandingkan dengan pengembangan ternak besar, ternak kecil, dan perikanan.

Tabel 1. Pertumbuhan populasi ternak ayam di Sumatera Utara (ekor) Jenis

Ternak 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Ayam ras petelur 16.863.4 36 13 825 929 14.128. 403 14.436. 402 13.826.9 70 6 190 175 Ayam broiler 26.893.1 65 27.565. 494 38.809.1 73 49.218.1 25 38.045.26 0 35 568 236

Ayam buras 20.532.9 60 21.361. 054 22.222. 545 23.118. 780 23.128.1 48 21 280 380 Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara, 2007

Pada Tabel 1, dapat dilihat populasi ternak ayam mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003 terjadi peningkatan yang drastis pada ayam broiler, yaitu sebesar 10.408.952 ekor. Akan tetapi pada tahun 2004 populasi ayam broiler mangalami penurunan yang drastis pula, yaitu sebesar 11.172.865 ekor.

(27)

linier sederhana yang dapat dibentuk untuk dapat mengetahui proyeksi trend pertumbuhan ternak ayam di Kabupaten Deli Sedang adalah sebagai berikut:

a. Ayam Ras Petelur Y = a + bX

Keterangan:

Y = Jumlah populasi ayam petelur (ekor)

a = Intercept

b = Koefisien regresi

X = waktu yang dinotasikan dalam angka

b. Ayam Broiler Y = a + bX

Keterangan:

Y = Jumlah populasi ayam broiler (ekor)

a = Intercept

b = Koefisien regresi

X = waktu yang dinotasikan dalam angka

c. Ayam Buras Y = a + bX

(28)

Y = Jumlah populasi ayam broiler (ekor)

a = Intercept

b = Koefisien regresi

X = waktu yang dinotasikan dalam angka

Pada saat krisis terjadi sekitar tahun 1998, populasi semua jenis ternak menurun. Penurunan paling drastis dialami oleh ayam broiler dan ayam ras petelur hingga hampir mencapai 45% karena banyak perusahaan yang bangkrut yang disebabkan oleh naiknya harga pakan dan doc yang terlalu tinggi. Hal ini membuktikan bahwa usaha peternakan ayam ras adalah yang paling rentan terhadap gejolak perekonomian nasional, seperti melambungnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Pada tahun 2000, populasi unggas sudah tumbuh positif, terutama ayam broiler dan ayam petelur yang tumbuh luar biasa, yaitu masing-masing diatas 60% dan diatas 50%. Ini juga menunjukkan usaha ternak ayam ras mempunyai daya pulih (recovery) yang sangat cepat.Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis trend pertumbuhan populasi ayam petelur, ayam broiler, dan ayam buras secara regresi linier sederhana.

(29)

Hal ini juga dialami di Pulau Jawa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2007), dapat dilihat bahwa perkembangan ayam broiler di Pulau Jawa selama periode 2001 sampai dengan 2006 sangat berfluktuasi, seiring dengan merebaknya kasus flu burung di tanah air. Pada tahun 2004, populasi ayam broiler sempat mengalami kenaikan yang sangat tinggi, yaitu naik sebesar 119,75%.

Memasuki tahun 2005 populasinya mengalami penurunan sebesar 47,59%, kondisi ini disebabkan oleh merebaknya kasus flu burung di berbagai wilayah di Indonesia. Namun dengan adanya berbagai upaya pemerintah memberantas penyakit tersebut ternyata mampu mengembalikan keyakinan masyarakat untuk mengkonsumsi ayam broiler. Hal ini terlihat dari naiknya populasi ayam broiler sebesar 13,30% pada tahun 2006.

Untuk lebih meningkatkan konsumsi ayam broiler di masyarakat serta agar para pengusaha ayam lebih bergairah dalam berusaha maka penanganan flu burung harus benar-benar tepat dan benar. Salah satu upaya adalah dengan memberikan penjelasan bagaimana cara beternak ayam yang baik kepada masyarakat, agar terhindar dari penyakit.

(30)

sebagai inti. Pada sisi lain para peternak mandiri dalam menjalankan usahanya segala aktivitasnya dibiayai dengan menggunakan modal sendiri.

2.2. Landasan Teori

Usaha pengembangan ternak ayam di Indonesia memiliki prospek yang cukup baik, terutama bila ditinjau dari aspek masyarakat akan kebutuhan gizi. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 gr yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20 % protein hewani. Pemenuhan gizi ini, khususnya protein hewani dapat diperoleh dari protein daging dan telur. Sehingga dengan demikian, usaha ternak ayam memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan (Sudarmono,A.S.,2003).

Pemulihan populasi ayam ras dan buras baik pedaging maupun petelur yang sangat cepat disebabkan oleh sangat cepatnya proses regenerasi jenis ternak ini. Hal ini juga mencerminkan respon produksi ternak ini yang sangat cepat terhadap pulihnya permintaan pasar sebagai akibat membaiknya kondisi perekonomian masyarakat. Perkembangan ekonomi masyarakat ini mengakibatkan tingginya permintaan akan ayam ras. Untuk itu populasi ayam ras jumlahnya perlu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan masyarakat tersebut.

(31)

penduduk yang berjumlah 50 juta orang, dengan asumsi hal-hal lainnya tetap (ceteris paribus) (Sicat, 1991).

Teori Malthus (1706) menyebutkan bahwa penduduk cenderung bertambah dengan cepat menurut deret ukur, sedangkan persediaan pangan bertambah menurut deret hitung. Artinya, bila pada suatu saat terjadi kelebihan jumlah penduduk, maka penduduk akan memperebutkan jumlah pangan yang sedikit itu. Implikasinya adalah kesejahteraan masyarakat akan menurun, status kesehatan memburuk, dan lingkungan menjadi rusak. Akibatnya angka kematian dan angka kelahiran menurun.

Bertambahnya jumlah penduduk bersamaan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan permintaan terhadap produk-produk pertanian, baik dalam jumlah maupun kualitas. Dari segi jumlah, total permintaan merupakan perkalian antara jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi per kapita (Husodo, 2004).

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Sumatera Utara, pada tahun 2000 trend pertumbuhan populasi ternak ayam broiler meningkat sebesar 17,13% per tahun.. Akan tetapi, produksi ternak ayam broiler menunjukkan trend yang menurun sebesar 11,07%. Jika dilihat produksi ayam broiler pada tahun 2004 sebesar 38.045.260 ekor dibanding produksi tahun 2005 sebesar 35.568.236 ekor, hal ini menunjukkan terjadi trend yang menurun pada produksi ayam broiler.

(32)

masyarakat. Proyeksi tersebut diteliti melalui suatu metode proyeksi berdasarkan analisis trend terhadap pertumbuhan populasi ayam tersebut.

Trend adalah salah satu peralatan statistik yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data masa lalu. Tren juga merupakan gerakan dan data deret berkala selama beberapa tahun dan cenderung menuju pada suatu arah, dimana arah tersebut bisa naik, turun maupun mendatar. Perhitungan trend linear menggunakan analisis regresi linier sederhana, yang dapat dinyatakan dalam bentuk : Y = a+b(x). Proyeksi menjelaskan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Tren linear dilihat melalui garis lurus pada grafik trend yang dibentuk berdasarkan data proyeksi. Penyimpangan trend menunjukkan besarnya kesalahan nilai proyeksi dengan data yang aktual (Ibrahim, 2009).

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Irsalina (2010), trend pertumbuhan luas lahan sawah yang menunjukkan trend menurun sebesar 11.44 % per tahun dalam kurun waktu 1998-2008. trend tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis trend melalui regresi linier sederhana dengan formulasi Y = a+b(x), dimana Y adalah luas lahan yang akan dianalisis trendnya, dan X adalah waktu yang dinotasikan dengan angka.

(33)

terjadi di masa yang akan datang apabila tidak ada intervensi terhadap kecenderungan pada saat ini.

2.3. Kerangka Pemikiran

Pangan merupakan kebutuhan hidup manusia yang utama. Ketersediaan akan pangan tersebut sangat tergantung oleh jumlah produksi dan jumlah permintaan. Dimana, jumlah permintaan tersebut akan semakin bertambah seiring dengan pertambahan populasi penduduk. Seperti yang diberitakan sebelumnya, hingga 2015 kebutuhan daging dan susu di Indonesia mencapai 253,6 juta ton. Namun laju pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan pangan asal ternak untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih defisit sekitar 333.573 ton dan 1.041.213 ton.

Ayam merupakan salah satu sumber pangan hewani yang terbesar. Ayam memiliki kandungan protein yang besar yaitu sekitar 21% dari berat tubuhnya. Sesuai dengan standar nasional, konsumsi protein perhari perkapita ditetapkan 55 gr yang terdiri atas 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Pemenuhan gizi ini, khususnya protein hewani dapat diperoleh dari protein daging ayam. Sehingga dengan demikian usaha ternak ayam baik ayam broiler, ayam ras petelur maupun ayam buras memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan.

(34)

menyebabkan meruginya peternak akibat anjloknya produksi sehingga banyak usaha ternak menutup usahanya.

Populasi ayam ini mempengaruhi kebutuhan pangan yang bersumber dari hewan. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang terbesar dalam memproduksi ayam. Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan hewani di Sumatera Utara sangat tergantung pada daerah tersebut.

Jumlah permintaan terhadap ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras erat kaitannya dengan jumlah penduduk. Dalam teori permintaan, semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak pula permintaan terhadap suatu produk. Perkembangan usaha ternak dan populasi ayam juga bergantung kepada jumlah penduduk dan permintaan terhadap ayam tersebut.

(35)

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema kerangka pemikiran berikut:

Keterangan:

[image:35.595.111.524.167.570.2]

= Pengaruh = Hubungan

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran

Proyeksi Populasi Ayam (2010-2020) Proyeksi Usaha Ternak Ayam

(2010-2020)

Kondisi Kebutuhan Pangan Hewani Pada Masa Mendatang

Trend Populasi Ayam (1998-2008) Trend Usaha Ternak

Ayam (1998-2008)

Laju Pertumbuhan Populasi Ayam (1998-2008)

Jumlah Penduduk Jumlah Permintaan Ayam Laju Pertumbuhan Usaha

(36)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah disusun, maka diajukan beberapa hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:

1) Terdapat trend usaha ternak ayam ras dan buras 2) Terdapat trend populasi ayam broiler

3) Terdapat trend populasi ayam ras petelur 4) Terdapat trend populasi ayam buras

5) Berdasarkan trend analisis pertumbuhan ayam broiler, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

a. Proyeksi trend populasi ayam broiler dalam kurun waktu 2010-2020 adalah menurun

b. Proyeksi trend usaha ternak ayam broiler dalam kurun waktu 2010-2020 adalah menurun

6) Berdasarkan trend analisis pertumbuhan ayam ras petelur, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

a. Proyeksi trend populasi ayam ras petelur dalam kurun waktu 2010-2020 adalah meningkat

b. Proyeksi trend usaha ternak ayam ras petelur dalam kurun waktu 2010-2020 adalah menurun

7) Berdasarkan trend analisis pertumbuhan ayam buras, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

(37)

b. Proyeksi trend usaha ternak ayam buras dalam kurun waktu 2010-2020 adalah meningkat

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Secara terirorial, pengamatan/penelitian ini akan mempunyai lingkup cakupan yakni wilayah Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 22 Kecamatan dan ditentukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut termasuk sebagai salah satu sentra produksi ayam di Sumatera Utara dan dapat dijangkau oleh peneliti serta memiliki populasi penduduk yang cukup besar.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang/lembaga lain yang sudah dipublikasikan yang diperoleh dari kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta, atau badan lain yang berhubungan dengan penggunaan data (Suparmoko,M.,1999).

(39)

bx

a

y

=

+

3.3. Metode Analisis Data

Hipotesis 1 sampai dengan 4 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan melihat grafik pertumbuhan yang terbentuk dari data pertumbuhan usaha ternak ayam dan populasi ayam di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu 1998-2008.

Hipotesis 5, 6, dan 7 dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi, untuk memproyeksikan usaha ternak ayam dan populasi ayam pada tahun 2010-2020, melalui analisis trend dengan menggunakan regresi linier sederhana.

Trend dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier sederhana dengan menggunakan cara Ordinary Least Square (metode kuadrat terkecil) yang menggunakan persamaan garis tren yang linear tersusun, kemudian dapat diramalkan garis tren linear untuk masa mendatang. Dalam Pasaribu (1981) persamaan garis tren linier dapat dibentuk sebagai berikut :

Dimana:

y : Populasi ayam (kg) dan usaha ternak ayam a : Koefisien intercept

b : Koefisien regresi dari x

x : Tahun yang diramalkan (dinotasikan dengan angka)

(40)

* *

bx

a

y

=

+

∑ ∑

− −

= 2 2

) ( x x n y) x)( ( xy n

b dan

∑ ∑ ∑ ∑

= 2 2

2 ) ( x x n xy x y x a

Dimana

(

x=−4,−3,−2,−1,0,1,2,3,4⇒

x=0

)

, maka :

= 2

x xy

b dan a y

x n

y x

a= ⇒ =

2 2

Menurut Pasaribu (1981) setelah persamaan garis tren yang linier tersusun, kemudian dapat diramalkan garis tren linier untuk masa mendatang dengan persamaan berikut :

Dimana :

y* = Populasi ayam (kg) dan usaha ternak ayam untuk tahun yang diramalkan

a = Koefisien intercept

b = Koefisien regresi dari x

x* = Tahun yang diramalkan, yang dinotasikan dengan angka

Uji hipotesis :

• −tα 2≤thtα 2 : H1 ditolak. H0 diterima

• −tα 2≥thtα 2: H1 diterima. H0 ditolak

(41)

2 1 2 r n r thit − − =

{

∑ ∑

}{

}

= 2 2 2 2

) ( ) ( ) )( ( y y n x x n y x xy n r

antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara dua variabel disebut korelasi sederhana. Koefisien korelasi dapat dicari dengan rumus:

Dimana:

r = Koefisien korelasi n = Besarnya sampel

x = Jumlah penduduk (jiwa) y = Jumlah permintaan (ekor)

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan rumus:

Dengan kriteria pengujian :

Bila thit≤ ttabel, pada α = 0,05, berarti Ho diterima, H1 ditolak.

Bila thit > ttabel, pada α = 0,05, berarti Ho ditolak, H1 diterima.

3.4. Defenisi dan Batasan Operasional

3.4.1. Defenisi

1) Ayam terdiri dari ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras. 2) Peternak adalah orang yang mengusahakan ayam di daerah penelitian. 3) Populasi ayam adalah banyaknya ayam di daerah penelitian yang dihitung

(42)

4) Usaha ternak ayam adalah suatu usaha di bidang peternakan ayam di daerah penelitian yang dihitung dalam buah.

5) Proyeksi populasi/usaha ternak ayam adalah suatu peramalan terhadap kondisi atau jumlah populasi dan usaha ternak ayam broiler di daerah penelitian.

6) Analisis time series adalah pemrakiraan di masa yang akan datang yang didasarkan pada nilai-nilai variabel masa lalu atau kesalahan yang dilakukan sebelumnya.

3.4.2. Batasan Operasional

1) Daerah penelitian adalah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 2) Waktu penelitian adalah tahun 2009-2010.

3) Penelitian merupakan pengamatan, analisis, serta proyeksi terhadap data time series populasi dan usaha ternak ayam broiler selama 11 tahun dari

(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Wilayah

Daerah penelitian yaitu Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada 2o 57`- 3o 16` Lintang Utara, 98o 33`- 99o 27` Bujur Timur dan ketinggian 0-500 mdpl. Kabupaten Deli Serdang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Langkat dan Selat Malaka

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Serdang Bedagai

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo

Kabupaten Delli Serdang menempati areal seluas 2.497,72 Km2 ( 249.772Ha) yang terdiri dari 22 Kecamatan, 403 Desa/Kelurahan. Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah beriklim tropis sehingga memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.

4.2. Kondisi Peternakan Unggas di Kabupaten Deli Serdang

(44)
[image:44.595.116.511.393.732.2]

Kabupaten Deli Serdang. Pertumbuhan ayam di Kabupaten Deli Serdang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003 misalnya, populasi ayam broiler mengalami penurunan yang drastis dibandingkan tahun 2002 menjadi 3.859.178 ekor. Penurunan populasi ayam broiler terus terjadi pada tahun 2004 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2005-2008. Akan tetapi, peningkatannya tidak sebanding dengan penurunan populasi yang terjadi pada tahun 2003. Begitu juga dengan ayam buras, pada tahun 2005 mengalami penurunan yang drastis sebesar 2.010.896 ekor. Kondisi populasi ayam (ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras) di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Populasi ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008

Tahun

Populasi (ekor)

Ayam Broiler Ayam Ras Petelur Ayam Buras

1998 5.509.627 2.510.527 3.312.904

1999 5.820.185 2.944.262 3.597.155

2000 6.003.520 3.392.084 3.712.265

2001 6.075.082 3.409.000 3.715.717

2002 6.813.844 2.932.730 4.284.575

2003 4.857.178 3.058.871 2.707.225

2004 4.553.228 3.058.727 2.771.198

2005 4.678.643 4.678.643 760.302

2006 4.590.508 3.513.769 792.576

2007 4.277.060 4.026.261 673.987

2008 4.021.064 4.260.900 873.487

(45)
[image:45.595.117.511.317.653.2]

Usaha ternak ayam di Deli Serdang juga mengalami fluktuasi. Ayam broiler dan ayam ras petelur mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2004 yaitu sebesar 37 perusahaan dan 83 perusahaan. Akan tetapi, pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi 44 perusahaan dan 124 perusahaan. Peningkatan usaha ternak ini terus terjadi hingga tahun 2008. Tabel 3 menunjukkan dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 3. Usaha ternak ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008

Tahun

Usaha Ternak

Ayam Broiler Ayam Ras Petelur Ayam Buras

1998 179 179 5

1999 83 202 5

2000 102 185 6

2001 102 182 6

2002 102 182 6

2003 102 154 6

2004 37 83 8

2005 44 124 9

2006 44 134 7

2007 51 129 8

2008 51 129 8

(46)

4.3. Keadaan Penduduk

Penduduk Kabupaten Deli Serdang berjumlah 1.686.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 675 jiwa per km2. jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan dengan tingkat persebaran penduduk sebesar 19,77 persen sedangkan penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Gunung Meriah dengan tingkat persebaran penduduk 0,15 persen. Kecamatan Deli Tua merupakan Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sekitar 2.500 jiwa per km2 dan Kecamatan Gunung Meriah merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah yaitu 33,00 jiwa per km2.

Jumlah penduduk per jenis kelamin lebih besar penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk laki-laki sebesar

[image:46.595.110.515.499.603.2]

847.799 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 838.567 jiwa. Tabel 4 menunjukkan distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin tahun 2007

No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 847.799 50,27

2 Perempuan 838.567 49,73

Jumlah 1.686.366 100

Sumber : BPS-Deli Serdang dalam angka 2008

(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hingga saat ini usaha peternakan ayam masih merupakan sektor kegiatan yang paling cepat dan efisien dalam menghasilkan bahan pangan hewani yang bergizi. Salah satu penyebabnya yaitu laju pertumbuhan ayam yang lebih cepat dibanding komoditas ternak lainnya. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai laju pertumbuhan populasi dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam broiler.

5.1. Trend Pertumbuhan Usaha Ternak dan Populasi Ayam

5.1.1. Trend Pertumbuhan Usaha Ternak Ayam

a). Ayam Broiler

(48)
[image:48.595.117.509.128.427.2]

Tabel 5. Laju pertumbuhan usaha ternak ayam broiler per tahun di Kabupaten Deli Serdang

Tahun Usaha Ternak Ayam Broiler (usaha)

Perubahan

(usaha) Persentase Perubahan (%)

1998 179 0 0

1999 83 -96 -53,63

2000 102 19 22,89

2001 102 0 0

2002 102 0 0

2003 102 0 0

2004 37 -65 -63,2

2005 44 7 18,2

2006 44 0 0

2007 51 7 15,1

2008 51 0 0

Sumber : Data diolah dari lampiran 4

Pada Tabel 5, terlihat bahwa jumlah usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang terbesar di tahun 1998 yaitu sebesar 179 usaha ternak. Sedangkan jumlah usaha ternak terendah di tahun 2004 sebesar 37 usaha. Pada tahun 2004 terjadi penurunan yang drastis. Peningkatan usaha ternak ayam broiler terjadi di tahun 2005-2008, namun peningkatan ini belum mampu mengimbangi penurunan populasi yang terjadi sejak tahun 2004.

(49)

0 50 100 150 200

1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010

tahun

u

sah

a t

er

n

ak

usaha ternak ayam broiler

Secara keseluruhan selama kurun waktu tahun 1998-2008 terjadi penurunan usaha ternak ayam broiler sebesar -71,51% atau sekitar 128 usaha ternak dengan persentase rata-rata -7,151%/tahun (lampiran 4).

[image:49.595.115.514.170.387.2]

Sumber : Data diolah dari lampiran 2

Gambar 2. Usaha ternak ayam broiler tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik pertumbuhan usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008 mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan oleh adanya isu flu burung yang membuat masyarakat enggan untuk mengkonsumsi daging ayam broiler. Alasan inilah yang menyebabkan usaha ternak banyak yang tutup, sehingga dapat di simpulkan dari tahun ke tahun usaha ternak ayam broiler mengalami trend menurun sebesar -71,51% atau sekitar 128

usaha ternak dalam kurun waktu sebelas tahun dengan persentase rata-rata -7,151%/tahun.

(50)

hipotesis 1 yang menyebutkan adanya trend pada usaha ternak ayam broiler, maka hipotesis 1 dapat terjawab.

b). Ayam Ras Petelur

Laju pertumbuhan usaha ternak ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun dapat dilihat dari persentase perubahan usaha ternak ayam ras petelur per tahun. Tabel 6 menunjukkan usaha ternak ayam ras petelur dalam kurun waktu sebelas tahun.

(51)
[image:51.595.118.509.128.427.2]

Tabel 6. Laju pertumbuhan usaha ternak ayam ras petelur per tahun di Kabupaten Deli Serdang

Tahun Usaha Ternak Ayam Ras Petelur (usaha)

Perubahan (usaha)

Persentase Perubahan (%)

1998 179 0 0

1999 202 23 12,85

2000 185 -17 -8,42

2001 182 -3 -1,62

2002 182 0 0

2003 154 -28 -15,38

2004 83 -71 -46,1

2005 124 41 49,4

2006 134 10 8,06

2007 129 -5 -3,73

2008 129 0 0

Sumber : Data diolah dari lampiran 8

Kondisi usaha ternak ayam ras petelur di Sumatera Utara di atas untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Usaha ternak ayam ras petelur tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang

Sumber : BPS-Kabupaten Deli Serdang berbagai t h t bit

0 50 100 150 200 250

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

tahun us a ha t e r na k

[image:51.595.115.509.527.712.2]
(52)

Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa perkembangan usaha ternak ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang (1998-2008) mengalami kondisi yang fluktuatif. Mulai dari tahun 1998 rendahnya usaha ternak ayam ras petelur terus berlangsung pada tahun-tahun berikutnya, bahkan sempat menurun untuk beberapa tahun. Meski setelah penurunan usaha ternak ayam ras petelur tersebut dapat meningkat kembali, namun tidak dapat melampaui titik usaha ternak tertinggi pada tahun 1999.

Usaha peternakan ayam ras petelur merupakan usaha yang selama ini cukup banyak mengalami kegagalan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3, yang menunjukkan usaha ternak mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah akibat serangan penyakit. Produktivitas ayam yang terserang penyakit akan menurun drastis bahkan dapat berhenti karena ayamnya mati. Untuk mencegah kegagalan produksi karena serangan penyakit, peternak sebaiknya melakukan tindakan perbaikan dan peningkatan sistem pemeliharaan serta perawatan ayam secara rutin.

(53)

Trend pertumbuhan usaha ternak ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun mengalami trend menurun, hal ini sesuai dengan hipotesis 1 yang menyebutkan adanya trend pada usaha ternak ayam ras petelur, maka hipotesis 1 dapat terjawab.

c). Ayam Buras

Laju pertumbuhan usaha ternak ayam buras di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun dapat dilihat dari persentase perubahan usaha ternak ayam buras per tahun. Tabel 7 menunjukkan usaha ternak ayam buras dalam kurun waktu sebelas tahun.

(54)
[image:54.595.116.511.127.426.2]

Tabel 7. Laju pertumbuhan usaha ternak ayam buras per tahun di Kabupaten Deli Serdang

Tahun Usaha Ternak Ayam Buras (usaha)

Perubahan (usaha)

Persentase Perubahan (%)

1998 5 0 0

1999 5 0 0

2000 6 1 20

2001 6 0 0

2002 6 0 0

2003 6 0 0

2004 8 2 33,33

2005 9 1 12,5

2006 7 -2 -22,22

2007 8 1 14,28

2008 8 0 0

Sumber : Data diolah dari lampiran 12

(55)

Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa perkembangan usaha ternak ayam buras di Kabupaten Deli Serdang (1998-2008) mengalami kondisi yang fluktuatif. Mulai dari tahun 1998 usaha ternak ayam buras terus meningkat hingga tahun 2005. Jumlah usaha ternak ayam buras sempat menurun di tahun 2006 dan mengalami peningkatan di tahun 2007-2008. Meski setelah penurunan usaha ternak ayam buras tersebut dapat meningkat kembali, namun tidak dapat melampaui titik usaha ternak tertinggi pada tahun 2005.

Pada Gambar 5 juga dapat dilihat trend pertumbuhan usaha ternak ayam buras di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008 mengalami trend naik. Hal ini disebabkan masyarakat lebih menyukai mengkonsumsi ayam buras daripada ayam ras lainnya semenjak terjadinya isu flu burung. Dengan kata lain, masyarakat beralih mengkonsumsi ayam buras. Alasan inilah yang menyebabkan usaha ternak berkembang, sehingga dapat di simpulkan dari tahun ke tahun usaha ternak ayam buras mengalami trend naik sebesar 60% atau sekitar 3 usaha ternak dalam kurun waktu sebelas tahun dengan persentase rata-rata sebesar 6%/tahun.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

tahun us a ha t e r na k

usaha ternak ayam buras

Sumber : BPS-Kabupaten Deli Serdang berbagai tahun

t bit

(56)

Trend pertumbuhan usaha ternak ayam buras di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun mengalami trend naik, hal ini sesuai dengan hipotesis 1 yang menyebutkan adanya trend pada usaha ternak ayam buras, maka hipotesis 1 dapat terjawab.

5.1.2. Trend Pertumbuhan Populasi Ayam

a). Ayam Broiler

Daging ayam broiler memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dan banyak digemari oleh masyarakat Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang.

(57)
[image:57.595.113.511.126.425.2]

Tabel 8. Laju pertumbuhan populasi ayam broiler per tahun di Kabupaten Deli Serdang

Tahun Populasi Ayam Broiler (ekor)

Perubahan (ekor)

Persentase Perubahan (%)

1998 5.509.627 0 0

1999 5.820.185 310.558 5,64

2000 6.003.520 183.335 3,15

2001 6.075.082 71.562 1.19

2002 6.813.844 738.762 12.16

2003 4.857.178 -1.956.666 -28,72

2004 4.553.228 -303.950 -6,26

2005 4.678.643 125.415 2,75

2006 4.590.508 -88.135 -1,88

2007 4.277.060 -313.448 -6,83

2008 4.021.064 -255.996 -5,98

Sumber : Data diolah dari lampiran 3

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa populasi ayam broiler mengalami keadaan yang fluktuatif. Populasi ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang terbesar di sepanjang tahun 2000-2002 terjadi pada tahun 2002 sebesar 6.813.844 ekor dan jumlah populasi terendah di tahun 2008 sebesar 4.021.064 ekor. Pada tahun 2003 terjadi penurunan yang drastis hingga tahun 2004. Peningkatan populasi ayam broiler terjadi di tahun 2005, selanjutnya populasi ayam broiler mengalami penurunan.

(58)

keseluruhan dari kurun waktu tahun 1998-2008 telah terjadi penurunan populasi ayam broiler sebesar -27,02% atau sekitar 1.488.563 ekor.

Berdasarkan kondisi populasi ayam broiler dapat dilihat bahwa disepanjang tahun 1998-2003 populasi ayam broiler semakin meningkat akan tetapi di tahun-tahun berikutnya peningkatan ini tidak mampu bertahan. Khususnya pada tahun 2004 populasi yang diikuti dengan usaha ternaknya merosot tajam. Hal ini disebabkan karena pengaruh wabah flu burung yang melanda dunia dan sampai ke Indonesia sekitar pertengahan tahun 2004, sehingga banyak ayam tidak hanya ayam broiler mengalami kematian. Keadaan ini juga berimplikasi pada usaha ternak yang banyak ”gulung tikar”. Masyarakat enggan mengkonsumsi daging ayam dan beralih mengkonsumsi ikan. Menurut Wasito (2006), daging ayam broiler, telur ayam ras dengan ikan memiliki hubungan atau bersifat substitusi. Umumnya ikan merupakan salah satu komoditi substitusi utama daging atau telur ayam ras. Artinya, pada saat tingkat keamanan produk daging broiler atau telur ayam ras rendah, maka tingkat konsumsi ikan akan meningkat.

(59)

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

tahun p o p u la s i

populasi ayam broiler

Sumber : BPS-Kabupaten Deli Serdang berbagai tahun terbit

Pada Gambar 6 dapat dilihat trend pertumbuhan usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008 mengalami trend menurun. Hal ini diakibatkan oleh adanya isu flu burung yang membuat masyarakat enggan untuk mengkonsumsi daging ayam broiler. Dari analisis diatas dapat di simpulkan dari

tahun ke tahun usaha ternak ayam buras mengalami trend menurun sebesar -27,02% atau sekitar 1.488.563 ekor dalam kurun waktu sebelas tahun dengan

persentase rata-rata sebesar -2,702%/tahun (lampiran 3).

Trend pertumbuhan populasi ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun mengalami trend menurun, hal ini sesuai dengan hipotesis 2 yang menyebutkan adanya trend pada populasi ayam broiler, maka hipotesis 2 dapat terjawab.

b). Ayam Ras Petelur

[image:59.595.112.514.99.289.2]
(60)
[image:60.595.117.510.195.503.2]

per tahun. Tabel 9 menunjukkan populasi ayam ras petelur dalam kurun waktu sebelas tahun.

Tabel 9. Laju pertumbuhan populasi ayam ras petelur per tahun di Kabupaten Deli Serdang

Tahun Populasi Ayam Ras Petelur (ekor)

Perubahan (ekor)

Persentase Perubahan (%)

1998 2.510.527 0 0

1999 2.944.262 433.735 17,28

2000 3.392.084 447.822 15,21

2001 3.409.000 16.916 0,49

2002 2.932.730 -476.270 -13,97

2003 3.058.871 126.141 4,30

2004 3.058.727 -144 -0.004

2005 4.678.643 1.619.916 52,96

2006 3.513.769 -1.164.874 -24,90

2007 4.026.261 512.492 14,58

2008 4.260.900 234.639 5,83

Pada Tabel 9 di atas, terlihat bahwa populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang terbesar di sepanjang tahun 1998-2008 terjadi pada tahun 2005 sebesar 4.678.643 ekor dan jumlah populasi terendah di tahun 1998 sebesar 2.510.527 ekor.

Pada Tabel 9 dapat dilihat pula bahwa penurunan populasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.164.874 ekor dengan laju pertumbuhan sebesar 24,90%. Laju pertumbuhan tertinggi ayam ras petelur terjadi pada tahun 2005

(61)

yaitu sebesar 52,96% atau terjadi kenaikan jumlah populasi ayam ras petelur sebesar 1.619.916 ekor. Secara keseluruhan selama kurun waktu tahun 1998-2008 terjadi peningkatan populasi ayam ras petelur sebesar 1.750.373 ekor dengan persentase perubahan sebesar 69,72% dengan persentase rata-rata 6,972%/tahun (lampiran 7). Kondisi populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang di atas untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 7 berikut.

Pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa perkembangan populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang (1998-2008) mengalami kondisi yang fluktuatif, dimana terjadi lonjakan populasi ayam ras petelur pada tahun 2005 setelah sempat menurun pada tahun 2002-2004. Sejak tahun 2005, populasi ayam ras petelur di kabupaten Deli Serdang pun mengalami kondisi yang naik turun, tidak seperti kondisi tahun 1998-2001 yang terus naik.

[image:61.595.115.510.262.425.2]

Ayam ras petelur merupakan unsur produksi dalam usaha peternakan ayam petelur. Ayam petelur dalam hal ini adalah ayam yang dimanfaatkan telurnya Gambar 7. Populasi ayam ras petelur tahun 2000-2008 di Kabupaten Deli

Serdang

Sumber : BPS-Kabupaten Deli Serdang berbagai tahunterbit

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

tahun

po

pul

a

si

(62)

untuk suatu usaha dan memenuhi kriteria untuk dijadikan alat produksi yang mampu bertelur banyak (Rasyaf,M., 1991).

Perkembangan populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang secara keseluruhan (1998-2008) sangat pesat dan lebih bervariasi daripada ayam broiler. Ayam ras petelur cenderung meningkat. Tidak seperti halnya dengan ayam broiler, populasi ayam ras petelur pada tahun 2004 tidak mengalami penurunan yang signifikan. Sepertinya, isu flu burung tidak terlalu berpengaruh pada populasi ayam ras petelur.

Peningkatan populasi ayam ras petelur harus tetap dipertahankan demi untuk menjaga kebutuhan protein akan telur ayam. Dengan pesatnya perkembangan tersebut tidak hanya didorong oleh peluang pasar yang masih terbuka, tetapi juga oleh kebijakan pemerintah. Menurut Sudaryani T. Dan H. Santoso (1996), salah satu kebijakan pemerintah yang cukup mendorong perkembangan usaha perunggasan ini adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan No.TN 220/173/E/0387 yang membatasi import parent stock, sehingga merangsang produsen bibit ayam ras petelur melakukan seleksi strain/jenis. Untuk itu dari tahun ke tahun setiap perusahaan pembibitan mengadakan perbaikan genetik untuk produksi telur yang lebih banyak.

(63)

Trend pertumbuhan populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun mengalami trend naik, hal ini sesuai dengan hipotesis 3 yang menyebutkan adanya trend pada populasi ayam ras petelur, maka hipotesis 3 dapat terjawab.

c). Ayam Buras

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka dapat dilihat besarnya laju pertumbuhan populasi ayam buras di Kabupaten Deli Serdang (1998-2008) pada tabel berikut. Tabel 10 menunjukkan populasi ayam broiler dalam kurun waktu sebelas tahun.

(64)
[image:64.595.112.511.126.426.2]

Tabel 10.Laju pertumbuhan populasi ayam buras per tahun di Kabupaten Deli Serdang

Tahun Populasi Ayam Buras (ekor)

Perubahan (ekor)

Persentase Perubahan (%)

1998 3.312.904 0 0

1999 3.597.155 284.251 8,58

2000 3.712.265 115.110 3,2

2001 3.715.717 3.452 0,09

2002 4.284.575 568.858 15,3

2003 2.707.225 -1.577.350 -36,81

2004 2.771.198 63.973 2,36

2005 760.302 -2.010.896 -72,56

2006 792.576 32.274 4,24

2007 673.987 -118.589 -14,96

2008 873.487 199.500 29,6

Sumber : Data diolah dari lampiran 11

(65)

Kondisi populasi ayam buras di Sumatera Utara di atas untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 8 berikut.

Pada Gambar 8 dapat dilihat kondisi populasi ayam broiler mengalami kondisi yang fluktuatif dan cenderung menurun. Pada kurun waktu 1998-2002 usaha ternak ayam buras mengalami peningkatan dengan titik tertinggi berada di tahun 2002. Pada tahun-tahun berikutnya usaha ternak ayam buras terus mengalami penurunan. Peningkatan usaha ternak terjadi pada tahun 2004, 2006, dan 2008 namun peningkatan ini belum mampu mengimbangi penurunan usaha ternak sejak tahun 2003.

Ayam buras atau disebut juga dengan ayam kampung memang tidak sepopuler ayam ras. Daging maupun telur ayam buras kurang diminati masyarakat dikarenakan dagingnya yang alot, rendahnya produksi telur, dan telurnya kecil-kecil. Perkembangan populasi ayam buras yang cenderung menurun selama kurun

waktu 1998-2008 hingga mencapai -73,63% dengan persentase rata-rata -7,363%/tahun patut diperhatikan.

Gambar 8. Populasi ayam buras tahun 1998-2008 di Kabupaten Deli Serdang

Sumber : BPS-Kabupaten Deli Serdang berbagai tahun terbit 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

tahun us a ha t er na k

(66)

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, telur dan daging ayam bukanlah merupakan makanan pokok. Pemelihaaraan ayam buras sebagai unggas penghasil telur dan daging masih dianggap sepele. Usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan ayam peliharaannya sebagai ternak penghasil telur dan daging belum diperhatikan. Tujuan untuk meningkatkan mutu ternaknya hampir-hampir tidak ada. Alhasil, pandangan orang terhadap ayam buras sebagai ayam penghasil telur yang rendah prestasinya dan lamban pertumbuhan dagingnya semakin mantap (Sarwono,B., 1997).

Pada Gambar 9 dapat dilihat trend pertumbuhan populasi ayam buras di Kabupaten Deli Serdang tahun 1998-2008 mengalami trend menurun. Selain dikarenakan adanya isu flu burung, daging yang alot dan rendahnya produksi telur juga yang membuat masyarakat enggan untuk mengkonsumsi daging maupun telur ayam buras. Dari analisis diatas dapat di simpulkan dari tahun ke tahun usaha ternak ayam buras mengalami trend menurun sebesar 73,63% atau sekitar 2.439.417 ekor dalam kurun waktu sebelas tahun dengan persentase rata-rata 7,363%/tahun.

Trend pertumbuhan populasi ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu sebelas tahun mengalami trend menurun, hal ini sesuai dengan hipotesis 4 yang menyebutkan adanya trend pada populasi ayam buras, maka hipotesis 4 dapat terjawab.

5.2. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam dalam Sepuluh Tahun Kedepan

(67)

hewani. Semakin sedikit produksi ayam baik dari ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras maka akan mengurangi sumber pangan hewani meliputi daging dan telur. Hal ini mengingat bahwa komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional masyarakat dan menjadi konsumsi favorit masyarakat.

Populasi dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras pedaging, dan ayam buras di Kabupaten Dei Serdang sepuluh tahun mendatang atau tahun 2010-2020 merupakan suatu hasil proyeksi populasi dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras pedaging, dan ayam buras pada tahun sebelumnya. Populasi dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras pedaging, dan ayam buras tahun 2010-2020 diramalkan dari data populasi dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras pedaging, dan ayam buras selama sebelas tahun yaitu dari tahun 1998 sampai tahun 2008.

Populasi dan usaha ternak ayam broiler, ayam ras pedaging, dan ayam buras di Kabupaten Dei Serdang diperoleh dari suatu hasil metode proyeksi yang dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

5.2.1. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam Broiler

Berdasarkan data-data populasi dan usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang sepanjang tahun 1998-2008 yang telah tersaji sebelumnya, maka dapat diperoleh persamaan regresi dari populasi dan usaha ternak ayam broiler masing-masing yang diolah dari lampiran 13. Untuk proyeksi populasi ayam broiler persamaannya yaitu:

(68)

Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa setiap bertambah 1 tahun, populasi ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang cenderung berkurang sebesar 208.253,136 ekor atau dibulatkan menjadi 208.253 ekor.

Proyeksi populasi ayam broiler Kabupaten Deli Serdang tahun 2020 seperti yang terlihat pada lampiran 14 yakni 1.659.691,143 ekor atau dibulatkan menjadi 1.659.691 ekor. Terlihat bahwa proyeksi populasi ayam broiler cenderung menurun dalam kurun waktu 12 tahun sejak tahun 2008 sebesar 2.361.372,857 ekor. Berikut perhitungan populasi ayam broiler untuk tahun 2020:

* *

bx

a

y

=

+

Keterangan :

y* = Populasi (kg) dan usaha ternak ayam broiler untuk tahun yang diramalkan

a = Koefisien intercept

b = Koefisien regresi dari x

x* = Tahun yang diramalkan, yang dinotasikan dengan angka tahun 2020 (17)

maka, y* = 5.199.994,455 – 208.253,136x*

y* = 5.199.994,455 – 208.253,136 (17)

y* = 1.659.691,143 ≈ 1.659.691 ekor

Untuk usaha ternak ayam broiler diperoleh persamaan regresi, yakni:

(69)

Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa setiap bertambah 1 tahun, usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Deli Serdang cenderung berkurang sebesar 10,782 perusahaan atau dibulatkan menjadi 11 usaha.

Proyeksi usaha ternak ayam broiler Kabupaten Deli Serdang tahun 2020 seperti yang terlihat pada lampiran 14 mengalami penurunan menjadi -103,021 usaha. Terlihat bahwa proyeksi usaha ternak ayam broiler cenderung menurun dalam kurun waktu 12 tahun sejak tahun 2008 sebesar 52 usaha. Berikut perhitungan usaha ternak ayam broiler untuk tahun 2020:

* *

bx

a

y

=

+

maka,

y* = 80.273 – 10.782x*

y* = 80.273 – 10.782 (17)

y* = -103,021 ≈ -103 usaha

(70)

Deli Serdang maka dikahawatirkan persediaan sumber pangan hewani berupa daging ayam broiler akan berkurang dan mengancam ketahanan pangan di Sumatera Utara pada umumnya dan Kabupaten Deli Serdang pada khususnya.

Berdasarkan lampiran 13 nilai thit = -3.694 pada populasi ayam broiler dan

thit = -4.383 pada usaha ternak ayam broiler dengan nilai ttabel = -1,812, dapat

dilihat bahwa nilai thit lebih kecil dibandingkan nilai ttabel sehingga hipotesis 5

dapat diterima yaitu proyeksi trend populasi dan usaha ternak ayam broiler menurun.

5.2.2. Proyeksi Populasi dan Usaha Ternak Ayam Ras Petelur

Dari data-data populasi dan usaha ternak ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang sepanjang tahun 1998-2008 yang telah tersaji sebelumnya, maka dapat diperoleh model trend linier untuk masing-masing item populasi dan usaha ternak tersebut yang diolah dari lampiran 15. Untuk populasi ayam ras petelur diperoleh persamaan berikut:

y1* = 3.435.070,364 + 146.456,355x*

Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa setiap bertambah 1 tahun, populasi ayam ras petelur di Kabupaten Deli Serdang cenderung bertambah sebesar 146.456,355 ekor atau dibulatkan menjadi 146.456 ekor.

(71)

meningkat dalam kurun waktu 12 tahun sejak tahun 2008 sebesar 1.663.928 ekor. Berikut perhitungan populasi ayam broiler untuk tahun 2020:

* *

bx

a

y

=

+

Keterangan :

y* = Populasi(kg) dan usaha ternak ayam ras petelur untuk tahun yang diramalkan

a = Koefisien intercept

b = Koefisien regre

Gambar

Tabel 1. Pertumbuhan populasi ternak ayam di Sumatera Utara (ekor)
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
Tabel 2. Populasi ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di Kabupaten
Tabel 3.  Usaha ternak ayam broiler, ayam ras petelur, dan ayam buras di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis saluran tataniaga ayam ras pedaging yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, untuk menganalisis share margin

Mengetahui sensitivitas usaha peternakan ayam ras petelur dengan menggunakan bibit DOC dan ayam dara di Kecamatan Gadingrejo terhadap penurunan harga dan kenaikan biaya..

masyarakat kebanyakan lebih memilih ayam petelur afkir dibanding broiler karena pada ayam broiler itu tidak diakui sebagai daging ayam yang sehat karena dipelihara hanya dalam

Maka dari itu usaha peternakan ayam ras petelur harus dikembangkan agar didapatkan pendapatan yang dapat memberikan keuntungan bagi ternak serta dapat mencukupi

Hasil uji regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) pada input ternak ayam petelur diantaranya adalah populasi ayam petelur (ekor),

Hasil analisis perbandingan Total Revenue terhadap Total Cost pada usaha ternak ayam ras petelur di Desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap

tataniaga hasil produksi ternak ayam ras pedaging, share margin keuntungan terhadap beberapa pelaku tataniaga, dan produsen, dan tingkat efisiensi tataniaga. yang dilakukan

Secara ekonomi, pengembangan menggunakan Rasio R/L yaitu usaha ternak ayam ras petelur di Indonesia dengan membandingkan antara memiliki prospek bisnis yang