PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP
RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
EDWARD SITORUS
087017049/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
SE K O L A H
P A
S C
PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP
RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
EDWARD SITORUS
087017049/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH KINERJA KEUANGANTERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Edward Sitorus Nomor Pokok : 087017049 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 28 Januari 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan 0 Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 28 Januari 2011 Yang membuat pernyataan,
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009, yaitu sebanyak 181 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market Directory dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://finance.yahoo.com. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap retrun saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Price Earning Ratio dan Price to Book Value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
ANALYZES THE EFFECT OF FINANCIAL TO THE RETURN ON STOCK OF THE MANUFACTURING COMPANY WHICH ARE REGISTERED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak and Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and to analyzes the effect of financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value and Book Value per Share to the return on stock of the manufacturing company which are registered in Indonesia Stock Exchange, either is simultaneously and partially.
The object of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 181 companies. Sample are selected by using purposive sampling. The sample has taken to be observated by 54 companies. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory and regression.
The result of this research showed that the financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share simultaneously have the significant influence to the return on stock. By partially showed that Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share don’t have the significant influence to the return on stock, while Price Earning Ratio and Price Book Value have the significant influence to the return on stock.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
5. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 6. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 7. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
8. Seluruh staf pengajar dan staff administrasi pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
9. Direksi PTPN II dan Manager Kebun Sawit Hulu serta rekan-rekan kerja di PTPN II yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.
10.Terkhusus kepada istri dan anak-anakku tercinta, yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta kesabaran maupun dukungan, semangat dan doa restu sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
11.Ayahanda dan ibunda tercinta serta Bapak dan Ibu mertua yang saya hormati yang telah memberikan perhatian dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa kelas paralel yang selama ini memberikan dukungan, semangat dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.
Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dari segi substansi maupun penyusunannya. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan masukan dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.
Medan, Januari 2011
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Edward Sitorus
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Oktober 1966
3. Pekerjaan : Karyawan Pimpinan Kebun Sawit Hulu PTPN II 4. Agama : Kristen Protestan
5. Orang Tua
a. Bapak : Drs. Firman. Sitorus b. Ibu : Dra. Corry. br. Siagian 6. Isteri : Herni br. Damanik, SE
7. Anak : Fransisca Sitorus, Fellicia Sitorus, Fransiskus Sitorus 8. Alamat : PTPN II Kebun Sawit Hulu Langkat
9. Pendidikan
a. SD : SD Immanuel Medan
b. SMP : SMP Immanuel Medan c. SMA : SMA Negeri IV Medan
2.1.2.8. Price to book value ………... 23
4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……… 42
5.1.2. Uji Asumsi Klasik ………. 57
5.1.2.1. Uji normalitas ………... 57
5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas ………... 60
5.1.2.3. Uji autokorelasi ………. 62
5.1.2.4. Uji multikolinieritas ………... 62
5.1.3. Hasil Analisis Data ………... 63
5.1.3.1. Persamaan regresi ………... 63
5.1.4. Pengujian Hipotesis ………... 66
5.1.4.1. Uji statistik F ………... 66
5.1.4.2. Uji statistik t ……….. 67
5.1.4.3. Koefisien determinasi (R2) ……….. 68
5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 68
5.2.1. Pembahasan Hasil Uji F ………... 68
5.2.2. Pembahasan Hasil Uji t ………..……… 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 78
6.1. Kesimpulan ………. 78
6.2. Keterbatasan ……….. 79
6.3. Saran ………... 79
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1.1 Indeks Harga Saham Gabungan Bulanan Tahun 2008-2009…….. 2
2.1 Review Penelitian Terdahulu ……….. 30
4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. 45
5.1 Statistik Deskriptif ………... 53
5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ………... 58
5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ………. 60
5.4 Uji Autokorelasi ……… 62
5.5 Uji Multikolinieritas ……… 63
5.6 Persamaan Regresi ………. 64
5.7 Uji Statistik F ……… 66
5.8 Uji Statistik t ………. 67
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-2009 ………... 83
2 Data Current Ratio Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 88
3 Data Return On Assets Perusahaan Tahun 2006-2008 ………….. 90
4 Data Net Profit Margin Perusahaan Tahun 2006-2008 …………. 92
5 Data Earning Per Share Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 94
6 Data Leverage Ratio Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 96
7 Data Total Asset Turn Over Perusahaan Tahun 2006-2008 …….. 98
8 Data Price Earning Ratio Perusahaan Tahun 2006-2008 ………. 100
9 Data Price to Book Value Perusahaan Tahun 2006-2008 ………. 102
10 Data Book Value per Share Perusahaan Tahun 2006-2008 …….. 104
11 Data Return Saham Perusahaan Tahun 2006-2008 ………... 106
12 Hasil Uji SPSS Sebelum Transformasi ………. 108
13 Hasil Uji SPSS Setelah Transformasi ………... 115
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009, yaitu sebanyak 181 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market Directory dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://finance.yahoo.com. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap retrun saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Price Earning Ratio dan Price to Book Value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
ANALYZES THE EFFECT OF FINANCIAL TO THE RETURN ON STOCK OF THE MANUFACTURING COMPANY WHICH ARE REGISTERED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
Edward Sitorus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak and Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
ABSTRACT
The purpose of this research is to know and to analyzes the effect of financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value and Book Value per Share to the return on stock of the manufacturing company which are registered in Indonesia Stock Exchange, either is simultaneously and partially.
The object of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 181 companies. Sample are selected by using purposive sampling. The sample has taken to be observated by 54 companies. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory and regression.
The result of this research showed that the financial performance indicators such as Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share simultaneously have the significant influence to the return on stock. By partially showed that Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over dan Book Value per Share don’t have the significant influence to the return on stock, while Price Earning Ratio and Price Book Value have the significant influence to the return on stock.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Selain itu pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan di suatu negara. Hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang sedang mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercermin melalui suatu pergerakan indeks atau lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan suatu saham perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
kepercayaan sehingga harga-harga saham terbesar di bursa-bursa utama duniapun jatuh. Diperkirakan krisis ekonomi ini hampir sama dengan krisis ekonomi yang terjadi di ta
Tabel 1.1 Indeks Harga Saham Gabungan Bulanan Tahun 2008-2009 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2008 2009
Bulan
Open High Low Close Open High Low Close
Januari 2739.59 2838.48 2229.82 2627.25 1377.45 1472.46 1307.53 1332.67 Februari 2657.16 2773.43 2573.41 2721.94 1330.02 1360.94 1281.07 1285.48 Maret 2651.88 2689.66 2239.73 2447.3 1285.48 1467.52 1244.87 1434.07 April 2463.74 2465.82 2167.65 2304.52 1434.07 1728.07 1434.07 1722.77 Mei 2333.56 2516.26 2322.19 2444.35 1722.77 1941.79 1701.99 1916.83 Juni 2447.63 2461.05 2316.43 2349.1 1917.45 2116.17 1888.82 2026.78 Juli 2361.48 2394.17 2129.4 2304.51 2026.88 2332.76 1992.38 2323.24 Agustus 2283.02 2283.02 2035.59 2165.94 2323.85 2411.9 2271.21 2341.54 September 2157.02 2168.8 1592.24 1832.51 2341.43 2482.85 2272.76 2467.59 Oktober 1766.94 1766.94 1089.34 1256.7 2467.9 2559.67 2235.39 2367.7 November 1281.51 1430.72 1102.67 1241.54 2365.65 2494.82 2294.56 2415.84 Desember 1240.85 1376.1 1177.86 1355.41 2416.04 2542.5 2413 2534.36 Sumber : http://www.idx.com
tahun terjadi krisis financial Timur Tengah yang terjadi di Dubbai, Uni Emirat Arab (U.A.E). Diawal bulan Maret 2009 secara keseluruhan pasar modal global berada di level terbawah yaitu 1244.87 akibat paket stimulus yang diluncurkan oleh hampir semua negara dalam upaya memerangi krisis yang terjadi. IHSG dibuka pada level 1377.45 di awal tahun secara keseluruhan bergerak naik sampai akhir bulan November 2009. IHSG sempat menguat ke level tertingginya di level 2559.67 di bulan Oktober 2009 dan ditutup pada level 2534.36 pada akhir Desember. (
diperdagangkan di pasar modal dapat tercapai. Para investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. Saham perusahaan sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan diluar negeri maupun didalam negeri. Perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Tingginya harga saham yang diperdagangkan di bursa efek menunjukkan adanya permintaan yang bertambah terhadap harga saham tersebut. Bertambahnya permintaan akan saham suatu perusahaan menggambarkan bahwa posisi keuangan cukup kuat dengan prospek jangka panjang yang baik, namun sebaliknya harga saham akan semakin menurun bila permintaan akan saham tersebut menurun.
saham dalam hal ini pasar beraksi secara positif. Jika pasar berekasi secara positif maka ini menandakan return yang diperoleh juga tinggi tetapi jika permintaan atas saham menurun, akan menyebabkan penurunan terhadap harga saham dalam hal ini pasar beraksi secara negatif. Jika pasar berekasi secara negatif maka ini menandakan return yang diperoleh rendah. Investor dalam hal ini merupakan pelaku yang rasional, karena itu aspek fundamental akan menjadi dasar penilaian (basic valuation) yang sangat berharga. Kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Leverage Ratio (LR), Total Assets Turn Over (TATO), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Book Value per Share (BVS).
Dalam menganalisis harga saham di pasar modal investor menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menjadikan informasi keuangan perusahaan sebagai dasar analisis sedangkan analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan harga saham di masa lampau.
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan dengan pertimbangan bahwa perusahaan manufaktur besarnya kurang lebih 50% dari perusahaan yang listing di BEI dan sebagian besar merupakan saham yang likuid. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terdiri dari berbagai sub sektor industri, sub sektor industri tersebut diantaranya yaitu: food and Beverages, Tobacco Products, Textile Mill Products, Apparel and Other Textile Products, Lumber and
WoodProducts, Paper and Allied Products, Chemical and Allied Products,Adhesive,
Plastic Products, Cement, Metal, Machinery, Cables, Electrik and Eletronics
Equipment, Automotive and Allied Products, Photographic Equipment,
Pharmaceutikal, Consumer Goods, Other Manufakturing, Fabricated Metal
mempunyai banyak aspek pengganggu dari external, seperti keharusan menyediakan bahan baku, pemakaian tenaga kerja yang trampil, perijinan, dan adanya pembatasan kuota ekspor. Oleh karena itu deteksi kinerja keuangan perusahaan ini bisa memberikan gambaran tentang kekuatan perusahaan untuk bertahan ketika dihempas krisis ekonomi.
TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, sebaliknya variabel PBV dan CR berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Selanjutnya Ulupui (2006) yang meneliti mengenai Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROA, TATO dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya CR dan ROA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian Kurniati (2008) yang meneliti Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di BEJ menyimpulkan bahwa secara simultan NPM, ROA, ROE, ROI, EPS, OCF dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya EPS, ROI, OCF dan EVA yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Munte (2009) tentang Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROE, PBV, Size dan Cash Flow From Operation to Debt berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya variabel ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan yang terdiri variabel Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn
Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn Over, Price
Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Valueper Share terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti tentang pasar modal, khususnya pada sektor perusahaan manufaktur.
2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di sektor perusahaan manufaktur.
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
4. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya
1.5. Originalitas Penelitian
atas penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh tetap konsisten atau tidak dengan hasil penelitian terdahulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk
menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran tertentu.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai melalui 2 (dua) aspek yaitu aspek
keuangan dan aspek non keuangan. Penilaian terhadap aspek keuangan dapat
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.
Dengan menganalisis pos-pos yang terdapat didalam laporan keuangan maka dapat
ditemukan rasio-rasio yang digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor
yang di perhatikan para investor dalam mengambil keuputusan untuk berinvestasi.
Manajemen perusahaan berusaha meningkatkan kinerja keuangan untuk
mempertahankan eksistensinya dan juga untuk menarik perhatian investor untuk
menanamkan modalnya. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan untuk melihat
seberapa jauh kemampuan perusahaan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam
penilaian kinerja perusahaan.
Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan
memenuhi kewajibannya bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen
dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka
investor akan tertarik menanamkan modalnya, karena adanya harapan akan
memperoleh keuntungan di masa mendatang berupa capital gain dan dividen yield
dari penanaman modal tersebut. Salah satu sumber informasi yang dianggap relevan
oleh para investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangan.
Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila publikasi
laporan keuangan tersebut menyebabkan timbulnya reaksi pasar. Reaksi dari pasar ini
akan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan
(Husnan, 2003). Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil
kemungkinan resiko investasi yang ditanggung dan semakin besar kemungkinan
return yang akan diperoleh. Hal ini akan mengakibatkan semakin banyak investor
yang tertarik membeli suatu saham perusahaan, maka harga saham tersebut
cenderung akan bergerak naik. Metode yang paling sering digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan adalah financial ratio, yang dianalisis dari laporan
keuangan perusahaan. Analisis terhadap rasio keuangan dapat menghasilkan berbagai
Menurut Indriantoro (2000) laporan keuangan merupakan informasi utama
yang dijadikan acuan bagi investor baik secara individual maupun institusional dan
analisis sekuritas. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input
(informasi) yang bisa dipakai untuk mengambilan keputusan. Investor juga sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengestimasi arus kas di masa
mendatang (Gentyowati, 2001). Laporan keuangan disusun dan disajikan
sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Informasi yang
bersifat keuangan maupun ekonomi adalah bentuk informasi yang lebik banyak
digunakan dalam menganalisis saham. Oleh karena itu informasi dalam laporan
keuangan haruslah bermanfaat bagi pemakainya. Menurut Foster (1986) kebutuhan
akan informasi laporan keuangan didorong oleh peranannya dalam proses
pengambilan keputusan. Laporan keuangan memiliki potensi untuk mengurangi
ketidakpastian akan situasi yang ada. Menurut Harahap (2002) tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan yang lainnya
(James dan John, 2005). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
analisa berupa ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standart (Munawir, 2001). Penilaian ini meliputi
masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis
internal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil
perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat
menyebabkan kesulitan keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada
dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek “kondisi
keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat.
Rasio-rasio ini disebut rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang
maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari
rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu,
biasanya dalam setahun. Rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income
statement ratio) atau rasio laba rugi dan neraca (income statement and balance sheet
ratio). Rasio laba rugi membandingkan saru arus bagian dari laporan laba rugi
dengan arus bagian lain laporan laba rugi.
Menurut Wild et al. (2005) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi
obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari current
ratio, acid test ratio, collection period, dan day to sell inventory.
2. Rasio Profitabilitas berdasarkan Pemanfaatan Aktiva (Assets Utilization
Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam menilai
efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio aktivitas
ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable
turnover, cash turnover, sales to inventory dan working capital turnover.
3. Rasio Profitabilitas berdasarkan kinerja operasi (Operating Performance
Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam mengevaluasi margin
laba dari aktivitas operasi. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin,
operating profit margin ration, net profit margin, dan pretax profit margin.
4. Rasio Profitabilitas berdasarkan tingkat pengembalian atas investasi (Return on
Investment Profitability Ratio).
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menilai kompensasi
keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio rentabilitas ini
5. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio
pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh
keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: total debt to equity ratio, long-term
debt to equity ratio, dan times interest earned ratio.
6. Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam
basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: earning yield, dividend yield,
dividend payout ratio, price earning ratio, dan price to book value.
Menurut Harahap (2002) rasio keuangan yang sering sekali digunakan dalam
menilai kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila
perusahaan dilikuidasi.
3. Rasio profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti
4. Rasio Leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun asset.
5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau
kegiatan lainnya.
6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan
tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik.
7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar
modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.
8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau
kegiatan yang dinilai.
2.1.2.1. Current ratio
Current Ratio adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
dimilikinya. Rasio CR menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau
kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya. Tidak ada ketentuan yang
mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan
oleh suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan tingkat CR ini sangat tergantung kepada
jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Rasio CR merupakan indikator yang
sesungguhnya dari likuiditas perusahaan karena perhitungan tersebut
masing-masing perusahaan (Syamsudin, 2000). Rasio ini menunjukkan seberapa
cepat aktiva lancar dapat dikonversi menjadi kas untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio CR diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100% Hutang Lancar
2.1.2.2. Return on assets
Return On Assets merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga
ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis (Riyanto, 2000). Semakin tinggi
ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran semakin banyak investor yang
tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan
harga saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan. Semakin tinggi
keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai
saham (Arifin, 2004). ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
Laba Bersih
Return On Assets = x 100% Total Aktiva
Net Profi Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Sutrisno,
2000). Semakin besar NPM suatu perusahaan, maka kinerja perusahaan semakin
produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin besar rasio ini maka dianggap semakin
baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih menunjukkan kemampuan
manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan
margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan
modalnya untuk suatu resiko. Selain itu, rasio NPM dapat mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan
meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Semakin
tinggi nilai NPM suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin
baik, kinerja yang baik akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut yang
ditunjukkan dengan harga saham dari perusahaan tersebut. Rasio dari NPM
dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100% Penjualan Bersih
2.1.2.4. Earning per share
Earning Per Share adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh
dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang
diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara
pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir, 2001). Angka yang
ditunjukkan dari EPS sering dipublikasikan oleh perusahaan yang ingin menjual
sahamnya kepada masyarakat luas. Investor berpandangan bahwa EPS mengandung
informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per
saham di kemudian hari, serta relevan untuk menilai efektivitas manajemen dalam
membuat kebijakan pembayaran dividen. Earning per Share menggambarkan laba
bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Meskipun net income dari
laporan laba rugi memberikan informasi terhadap keseluruhan keuntungan suatu
perusahaan, akan tetapi para investor lebih tertarik terhadap performa perusahaan
berdasarkan keuntungan per lembar sahamnya. Rasio dari EPS dirumuskan sebagai
berikut :
Laba Bersih
Earning Per Share = x 100% Jumlah Lembar Saham
2.1.2.5. Leverage ratio
Leverage Ratio menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan. Rasio ini
merupakan perbandingan antara total hutang dengan aktiva yang digunakan sebagai
sumber pendanaan perusahaan (Arifin, 2004). Semakin tinggi LR semakin besar
persentase modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan atau semakin
dibandingkan Aktiva. Rasio LR yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya
proporsi hutang terhadap aktiva, sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang
relatif tinggi dan resiko yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi.
Pada akhirnya investor akan menghindari saham perusahaan yang memiliki LR yang
tinggi. Rasio LR yang besar biasanya berdampak buruk bagi perusahaan karena
tingginya tingkat hutang menyebabkan beban bunga semakin besar yang berarti
mengurangi tingkat keuntungan sebaliknya penurunan LR akan menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik. Hubungan LR dengan return saham adalah berbanding terbalik
dimana jika LR meningkat maka return saham akan menurun dan bila LR menurun
maka return saham akan meningkat. Rasio LR diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Total Utang
Leverage Ratio = x 100% Total Aktiva
2.1.2.6. Total assets turn over
Total Assets Turn Over adalah rasio yang mengukur berapa kali total aktiva
perusahaan menghasilkan penjualan (Syamsuddin, 2000). Semakin tinggi rasio
TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan
penjualan. Rasio TATO penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan akan
tetapi lebih penting bagi manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisien
tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. TATO merupakan
perbandingan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Rasio TATO diperoleh
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan Bersih
Total Assets Turn Over = x 100% Total Aktiva
2.1.2.7. Price earning ratio
Price Earning Ratio adalah rasio yang menggambarkan ketersediaan investasi
membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Menurut
Tandelilin (2001) informasi PER mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. PER
mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham karena rasio ini
merupakan suatu indikasi mengenai masa depan perusahaan. PER merupakan fungsi
dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan maka semakin tinggi pula nilai PER.
PER secara teoritis merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi (over value) atau terlalu rendah
(under value) sehingga para investor dapat menentukan kapan sebaiknya membeli
atau menjual saham. Rasio PER diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Harga saham Per Lembar Saham
Price Earnig Ratio = x 100% Laba Bersih Per Lembar Saham
Price to Book Value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga pasar
saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Price to
Book Value adalah rasio yang menjelaskan tentang perbandingan harga pasar sebuah
saham dengan nilai buku per lembar saham sebenarnya. Harga pasar adalah harga
saham yang terjadi di pasar pada saat tertentu yang ditentukan para pelaku pasar
sedangkan nilai buku adalah nilai yang dicatat pada saat saham di jual perusahaan
(Jogiyanto, 2003). Apabila para penanam saham membeli saham diatas nilai bukunya
maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dari penjualan saham. Hal ini akan
menurunkan return saham yang diterima investor karena dinilai harga saham tersebut
mahal. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
kinerja dari perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu
perusahaan. Rasio PBV sering disebut sebagai rasio untuk mengukur kinerja dari
perusahaan tersebut. Rasio PBV diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Harga Pasar Per Lembar Saham
Price to Book Value = x 100%
Nilai Buku Per Lembar Saham
2.1.2.9. Book value per share
Rasio untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap lembar saham
disebut juga dengan Book Value per Share. Seorang investor tentunya mengharapkan
memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, sebelum
saham yang akan dibeli, karena saham dengan tingkat beban lebih ringan tentunya
akan lebih menarik minat investor karena akan memberikan keuntungan yang lebih
besar. Semakin besar rasio BVS maka saham tersebut akan semakin menarik bagi
investor sehingga harga saham akan meningkat. Rasio BVS diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Hutang
Book Value per Share = x 100% Total Aktiva
2.1.3. Return Saham
Harga Saham suatu perusahaan biasanya dinilai dari pengembalian (return)
yang diterima pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam
melakukan investasi di dalam pasar modal, tujuan utama yang ingin dicapai oleh
pelaku pasar adalah memaksimalkan return. Return saham merupakan hasil
keseluruhan yang diperoleh dari investasi selama periode tertentu, dan dapat
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Jogiyanto (2003) membedakan return
saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi
(expected return). Return realisasi adalah return yang sudah terjadi dan dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja
perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko di masa mendatang.
Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan terjadi di masa yang
Menurut Asri (1987) untuk menghitung return saham dapat menggunakan dua
cara yaitu:
a. Tanpa memasukkan unsur dividen
Jika unsur dividen tidak dimasukkan dalam perhitungan return saham (investor
mengabaikan dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar
saham saja. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Pit – Pit-1
Rit =
Pit-1
Keterangan:
Rit = Tingkat keuntungan saham i periode t
Pit = Harga saham penutupan i pada periode t
P it−1 = Harga saham penutupan i pada periode sebelumnya
b. Memasukkan unsur dividen
Jika unsur dividen digunakan dalam perhitungan return saham (investor tidak
mengabaikan adanya dividen), maka dapat digunakan rumus berikut:
(Pit – Pit-1) + D
Rit =
Pit-1
Keterangan:
Rit = Tingkat keuntungan saham i periode t
Pit = Harga saham penutupan i pada periode t
P it−1 = Harga saham penutupan i pada periode sebelumnya
Dalam penelitian ini return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga
saham pada waktu tertentu dengan harga saham pada periode sebelumnya serta
memasukkan unsur dividen yang diterima para pemegang saham.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah:
1. Utami dan Santoso (1998) yang meneliti Pengaruh Informasi Penghasilan
terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah ROE, DPR, PBV dan BETA sedangkan
variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa secara simultan Secara simultan ROE, DPR, PBV dan BETA tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya
variabel ROE yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara
simultan ROA, ROE dan DTA berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Darma (1999) yang meneliti tentang Pengaruh Analisis Laporan Keuangan
terhadap return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah ROA, ROE dan DTA sedangkan variabel
dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara
Secara parsial ROA, ROE dan DTA tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
3. Suhairy (2006) yang meneliti pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap
return saham saham pada perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE dan DER sedangkan
variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa secara simultan ROA, ROE dan DER berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang tidak berpengaruh
terhadap return saham.
4. Ulupui (2006) yang meneliti Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas
dan Profitabilitas terhadap Return Saham Studi Empiris Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa
Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah CR, ROA, TATO
dan DER sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROA, TATO dan DER berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial hanya CR dan ROA yang
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
5. Kurniati (2008) yang meneliti Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di BEJ.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah NPM, ROA, ROE, ROI, EPS,
penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan NPM, ROA, ROE, ROI, EPS,
OCF dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara
parsial hanya EPS, ROI, OCF dan EVA yang berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
6. Sulaiman dan Handi (2008) yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur di BEJ. Variabel independen yang
digunakan adalah EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE sedangkan variabel
dependennya adalah return saham. Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan
bahwa secara simultan EPS, PBV, CR, TATO, ROI dan ROE tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial variabel EPS, TATO, ROI
dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, sebaliknya variabel PBV, CR
dan FL berpengaruh signifikan terhadap return saham.
7. Munte (2009) yang meneliti tentang Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Variabel
independennya adalah CR, ROE, PBV, Size dan Cash Flow From Operation to
Debt sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa secara simultan CR, ROE, PBV, Size dan Cash Flow From
Operation to Debt berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial
Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat
dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Utami dan terhadap return saham.
Secara parsial ROA, ROE dan DTA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
3 Ulupui
Lanjutan Tabel 2.1 CR dan FL berpengaruh signifikan terhadap return saham.
6 Endang Kurniati
2008 yang Terdaftar di BEI
Variabel dependen: terhadap return saham.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka yang menunjukkan hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Kerangka konseptual dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Net Profit Margin (X3)
Earning Per Share (X4)
Leverage Ratio (X5)
Current Ratio (X1)
Return Saham
(Y) Return On Assets (X2)
Total Assets Turn Over (X6)
Price to Earning Ratio (X7)
Price to Book Value (X8)
KINERJA KEUANGAN (X)
Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang
memiliki tingkat pengembalian return yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat
return yang tinggi adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus.
Untuk dapat menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, para investor perlu
melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Ukuran-ukuran kinerja perusahaan
secara eksplisit dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik.
Laporan keuangan yang dikeluarkan dapat berupa neraca, laba rugi, arus kas dan
perubahan modal dan laba operasi yang secara simultan memberikan suatu gambaran
tentang posisi keuangan perusahaan. Menurut Chang at al (1983) dalam Triayunigsih
(1999) membuktikan bahwa laporan keuangan tahunan suatu perusahaan merupakan
sumber informasi yang memiliki rangking tertinggi dibandingkan dengan
sumber-sumber informasi lainnya, seperti laporan keuangan intern, informasi dari pialang,
media massa maupun pemberitahuan dari pihak manajemen.
Pada prinsipnya membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu fraksi
dari kekayaan (asset) dan keuntungan (earning) perusahaan serta hak-hak lain yang
melekat padanya. Oleh karenanya, harga saham banyak ditentukan terutama oleh
reputasi atau performa dari perusahaan itu sendiri, di samping tentu saja masih
dipengaruhi faktor-faktor lainnya. Menurut Sharpe (1995) apabila suatu informasi
diyakini oleh para investor memberikan gambaran tentang prospek yang baik suatu
perusahaan, maka akan menimbulkan keberanian bagi investor untuk membeli atau
yang baik suatu perusahaan akan menaikkan harga saham yang bersangkutan dan
sebaliknya untuk informasi yang buruk. Dengan demikian informasi tentang kondisi
internal dan eksternal akan mempengaruhi harga saham emiten yang bersangkutan
dan return yang diharapkan oleh investor yaitu berupa apresiasi atau depresiasi harga
return.
Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
dimilikinya. Rasio CR merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas
perusahaan karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relatif antara
aktiva lancar dengan hutang lancar untuk masing-masing perusahaan (Syamsuddin,
2000). Perusahaan yang memiliki rasio CR yang tinggi cenderung akan memiliki
kemampuan untuk segera menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Investor lebih
menyukai membeli saham-saham perusahaan yang memiliki rasio CR yang tinggi.
CR yang besar biasanya berdampak positif bagi perusahaan karena perusahaan
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sebaliknya penurunan CR akan
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin yang buruk. Hal ini
menunjukkan hubungan rasio CR terhadap return saham mempunyai hubungan yang
positif.
Return On Assets adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut
menghasilkan keuntungan atas aktiva yang digunakan sehingga resiko yang dihadapi
investor dalam penanaman modalnya semakin kecil. Semakin tinggi keuntungan yang
dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Sesuai
dengan hukum permintaan dan penawaran semakin banyak investor yang tertarik
untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan harga
saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan. Hal tersebut akan sangat
menarik investor untuk berinvestasi sebab profitabilitas akan mempengaruhi harga
saham (Husnan, 1998) sehingga rasio ini mempunyai hubungan yang positif terhadap
return saham.
Rasio Earning Per Share menggambarkan besarnya pengembalian modal
untuk setiap satu lembar saham. EPS adalah rasio keuangan yang paling sering
digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Semakin besar
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham
bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada perusahaan
tersebut. EPS merupakan suatu indikator dari apa yang dipikirkan oleh investor
tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang. EPS yang
semakin tinggi akan semakin menarik investor dalam menanamkan sahamnya, karena
EPS menunjukkan laba yang berhak didapatkan oleh pemegang saham atas satu
lembar saham yang dimilikinya (Sahetapy, 1999 dalam Triayuningsih, 2003). EPS
yang tinggi akan dapat mempengaruhi perubahan return saham. Menurut Tandelilin
saham yang berdampak pada perubahan return saham. Hal ini menunjukkan bahwa
antara rasio EPS terhadap return saham mempunyai hubungan yang positif.
Net Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Selain sebagai
bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, Net Profit Margin juga dapat mengukur
kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Nilai
NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi menghasilkan
yang tinggi laba pada tingkat penjualan tertentu. Menurut Arifin (2004) semakin baik
kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan resiko investasi yang
ditanggung dan semakin besar kemungkinan return yang akan diperoleh. Hal ini akan
mengakibatkan semakin banyak investor yang tertarik membeli suatu saham
perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Rasio NPM
mempunyai hubungan positif terhadap return saham.
Total Assets Turn Over adalah rasio yang mengukur berapa kali total aktiva
perusahaan menghasilkan penjualan (Syamsuddin, 2000). Semakin tinggi rasio
TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan
penjualan. Rasio TATO penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan akan
tetapi lebih penting bagi manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisien
tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. TATO merupakan
mengakibatkan meningkatnya return saham, sebaliknya semakin kecil rasio TATO
akan mengakibatkan menurunnya return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa
antara rasio TATO dengan return saham mempunyai hubungan yang positif.
Rasio Leverage menjelaskan persentase penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman. Menurut Prastowo (2002) kreditur jangka panjang
lebih menyukai rasio LR yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar
jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil resiko yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan return saham bagi pemilik
modal. Semakin besar LR menandakan struktur permodalan perusahaan lebih banyak
memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitasnya. Rasio LR yang semakin
tinggi menunjukkan semakin besarnya proporsi hutang terhadap assets, sehingga
mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi dan resiko yang harus
ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Hubungan variabel LR terhadap
return saham adalah berbanding terbalik, dimana jika LR meningkat maka harga
saham dan return saham akan menurun dan bila LR menurun maka return saham
akan meningkat.
Price Earning Ratio mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu
saham, rasio ini merupakan suatu indikasi tentang harapan masa depan perusahaan.
PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang,
semakin tinggi tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan, maka semakin
PER yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER yang tinggi
karena mereka mengharapkan akan memperoleh aliran kas masuk yang lebih besar di
masa yang akan datang. PER yang tinggi akan menyebabkan harga saham tinggi,
sebaliknya PER yang rendah akan memyebabkan harga saham rendah. Menurut
Husnan (2001) semakin tinggi tingkat keuntungan (return) maka semakin tinggi PER.
Hal ini menunjukkan bahwa antara rasio PER dengan return saham mempunyai
hubungan yang positif.
Price to Book Value adalah rasio yang menunjukkan apakah harga pasar
saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut atau biasa
disebut apakah harga saham tersebut overvalued atau undervalued. Semakin besar
rasio PBV akan mengakibatkan meningkatnya return saham, sebaliknya semakin
kecil rasio PBV akan mengakibatkan menurunnya return saham. Rasio ini
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut
maka semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham
(Siddharta et al, 1998 dalam Triayuningsih, 2003). Hal ini menunjukkan adanya
hubungan positif antara PBV dan return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mukherji et al, (1997) dalam Triayuningsih, (2003) menyimpulkan
bahwa PBV ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham dan
PBV ternyata juga mampu memberikan petunjuk kepada investor atau calon investor
Rasio Book Value per Share adalah rasio yang mengukur nilai shareholders
equity atas setiap lembar saham. Seorang investor tentunya mengharapkan
memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, sebelum
memutuskan membeli suatu saham seorang investor perlu mengetahui beban dari
saham yang akan dibeli, karena saham dengan tingkat beban lebih ringan tentunya
akan lebih menarik minat investor karena akan memberikan keuntungan yang lebih
besar. Rasio BVS dapat dihitung dengan cara membandingkan total modal dengan
jumlah saham yang beredar. Semakin besar rasio BVS maka saham tersebut akan
semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat
pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio,
Return On Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total
Assets Turn Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per
Share terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif causal dengan menggunakan
jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003) penelitian asosiatif causal adalah
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja
keuangan yang terdiri dari variabel CR, ROA, EPS, NPM, LR, TATO, PER, PBV
dan BVS terhadap return saham perusahaan manufaktur.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Ditetapkannya Bursa Efek Indonesia
sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan karena BEI merupakan pusat
penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia. Waktu yang direncanakan
untuk melakukan penelitian adalah bulan Agustus 2010-Januari 2011.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 sebanyak 181 perusahaan.
Metode purposive sampling merupakan metode penentuan sampel berdasarkan
kriteria tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Kuncoro, 2003). Kriteria
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009.
2. Perusahaan manufaktur yang telah mempublikasikan laporan keuangannya secara
lengkap di BEI selama periode pengamatan.
3. Perusahaan manufaktur yang aktif diperdagangkan pada kurun waktu
pengamatan. Berdasarkan surat edaran Bursa Efek Indonesia No. SE. 03/BEJ II.
1/1/1994, suatu saham diklasifikasikan sebagai saham aktif (likuid) jika
perdagangan dalam 3 bulan sebanyak 75 kali atau lebih, sedangkan saham dalam
3 bulan tidak pernah diperdagangkan atau kurang dari 75 kali perdagangan
diklasifikasikan saham tidak likuid.
4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen tunai secara berturut-turut
pada periode 2006-2009.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2006-2009 yang dapat memenuhi persyaratan sebagai sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 perusahaan. Angka tahun amatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 3 tahun berturut-turut sehingga jumlah
observasi dalam penelitian ini adalah 3 tahun observasi x 54 sampel adalah 162
4.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Menurut Arikunto (2002) metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat khabar, majalah,
notulen rapat, agenda dan sebagainya. Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa pooled data yaitu kombinasi dari times series dan cross
section. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham harian, laporan
keuangan tahunan dan tanggal publikasi (pengumuman) laporan keuangan tahunan.
Sumber data diperoleh melalui Jakarta Stock Exchange, Indonesian Capital Market
Directory, dan website resmi Bursa Efek Indonesia yait
4.5. Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Return On
Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Leverage Ratio, Total Assets Turn
Over, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Book Value per Share sedangkan
variabel dependen adalah return saham.
4.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Return saham adalah penghasilan atau keuntungan yang diperoleh pemegang
saham sebagai hasil dari investasinya. Skala pengukuran yang digunakan adalah
b. Current Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini
merupakan perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
c. Return On Assets adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dari setiap aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
d. Net Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah
penjualan bersih. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
e. Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Rasio
ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah
lembar saham yang beredar. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
f. Leverage Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajibannya dari aktiva bersih. Rasio ini merupakan
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Skala pengukuran yang