• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Sel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pertumbuhan Sel"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN SEL BAKTERI

DISUSUN OLEH :

Dr. SRI AMELIA, M.Kes

NIP. 197409132003122001

DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

Pertumbuhan Sel Bakteri ... 1

Kurva Pertumbuhan ... 2

Kebutuhan Untuk Tumbuh ... 7

Pembiakan ... 15

Kesimpulan ... 18

(3)

PERTUMBUHAN SEL BAKTERI

Populasi mikroorganisme dalam biosfer kurang lebih selalu tetap dimana

pertumbuhan selalu diimbangi dengan kematian. Kelangsungan hidup kelompok mikroba

apapun ditentukan oleh keberhasilannya dalam persaingan untuk makanan dan oleh

adanya sekelompok sel yang dapat bertahan hidup selama masa kekurangan makanan.

Kini semakin jelas bahwa banyak mikroorganisme hidup bersama dalam kelompok yang

terdiri dari berbagai jenis genus. Mikroorganisme yang di laboratorium sering kita sebut

sebagai sel tunggal, membentuk koloni kohesif di lingkungan alamiahnya.

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah komponen dari suatu organisme secara

teratur. Dengan demikian, peningkatan pada ukuran sel yang terjadi bila sel mengambil

air atau menimbun lemak atau polisakarida bukanlah pertumbuhan sejati.

Perkembangbiakan sel adalah akibat pertumbuhan; pada organisme uniseluler,

pertumbuhan mengakibatkan peningkatan jumlah individu yang merupakan anggota

suatu populasi atau biakan.

Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme dengan menyediakan keadaan

lingkungan yang tepat. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat tiruan dirinya

sendiri, untuk itu bakteri membutuhkan aspek fisik dan aspek kimia untuk dapat

melakukan metabolisme tubuhnya untuk dapat tumbuh. Oleh karena itu dalam proses

pembiakan di laboratorium untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi, dibutuhkan

pemilihan perbenihan yang sesuai dengan bakteri penyebab dan isolasi bakteri dalam

biakan harus murni.

Konsentrasi mikroba dapat diukur dari segi konsentrasi sel (jumlah sel hidup

perunit volume biakan) atau dari konsentrasi biomassa (bobot kering sel per unit volume

biakan). Kedua parameter ini tidak selalu sama, karena rata-rata berat kering sel

berbeda-beda pada berbagai tahap biakan.

A. Konsentrasi sel, biasanya dikaitkan dengan jumlah sel yang hidup. Pada

umumnya kekeruhan suatu biakan yang diukur dengan cara fotolistrik dapat dikaitkan

dengan jumlah sel hidup dalam bentuk kurva standar. Pada suatu perkiraan visual kasar;

(4)

Dalam menggunakan pengukuran turbidimetri, harus diingat bahwa hubungan antara

kekeruhan dan jumlah sel hidup dapat berubah selama pertumbuhan dan kematian suatu

biakan, sel dapat kehilangan kemampuan hidup sementara biakan masih tampak keruh.

Tabel 1. Contoh Penghitungan Jumlah Sel Hidup

Pengenceran Hitung Lempeng

Tanpa pengenceran

10-1

10-2

10-3

10-4

10-5

Terlalu rapat untuk dihitung

Terlalu rapat untuk dihitung

Terlalu rapat untuk dihitung

72

6

1

B. Kepadatan biomassa, pada dasarnya biomassa dapat diukur secara langsung

dengan menentukan bobot kering biakan mikroba setelah biakan ini dicuci dengan air

suling. Dalam praktek, prosedur ini tidak praktis dan peneliti biasanya membuat kurva

standard yang menghubungkan berat kering dan kekeruhan. Atau, konsentrasi biomassa

dapat ditaksir secara tak langsung dengan mengukur komponen sel yang penting

misalnya protein, atau dengan menentukan volume yang ditempati oleh sel yang telah

mengendap dari suspensi.

KURVA PERTUMBUHAN

Bila suatu perbenihan cair ditanami sel-sel bakteri dari suatu biakan yang

sebelumnya sudah tumbuh sampai jenuh dan jumlah sel hidup permilimeter ditentukan

secara berkala dan digambarkan pada suatu kertas, biasanya akan diperoleh suatu kurva

yang disebut dengan kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan ini terdiri atas enam fase

(5)

Gambar 1. Kurva pertumbuhan. A, B Lag fase (fase penyesuaian) ; C, D Fase eksponensial; E Fase stationer maksimum; F Fase kemunduran

Fase Penyesuaian

Fase penyesuaian merupakan suatu masa saat sel-sel, yang kekurangan metabolit

dan enzim akibat keadaan yang kurang menguntungkan dalam pembiakan yang

terdahulu, menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Enzim-enzim dan zat-zat

antara terbentuk dan terkumpul sampai mencapai konsentrasi yang memungkinkan

pertumbuhan dimulai lagi.

Bila sel-sel diambil dari perbenihan yang sama sekali berlainan, sering terjadi

bahwa sel-sel tersebut secara genetika tidak mampu tumbuh dalam perbenihan baru.

Dalam hal ini, fase penyesuaian yang panjang diperlukan, sesuai dengan masa yang

diperlukan oleh beberapa mutan dalam inokulum untuk berkembang biak secukupnya

sehingga terlihat adanya pertambahan jumlah sel. 1

Fase Eksponensial

Selama fase eksponensial, sel-sel berada dalam keadaan yang stabil. Bahan sel

baru terbentuk dengan laju yang konstan, tetapi bahan yang baru itu sendiri bersifat

katalis sehingga massa bertambah secara eksponensial. Ini berlangsung sampai satu dari

dua hal ini terjadi yaitu satu atau lebih zat makanan dalam perbenihan habis atau

terkumpul produk metabolisme yang beracun sehingga pertumbuhan terhambat.1

Untuk organisme aerob, zat makanan yang biasanya membatasi adalah oksigen.

Bila konsentrasi sel melebihi 1 x 107/ml (untuk bakteri) laju pertumbuhan akan berkurang kecuali bila oksigen dimasukkan dengan paksa ke dalam perbenihan dengan cara

(6)

mencapai 4-5 x 109/ml, laju penyebaran oksigen tidak dapat memenuhi kebutuhan meskipun perbenihan diberi udara yang cukup dan pertumbuhan akan diperlambat secara

progresif.1

Fase Stasioner Maksimum

Akhirnya kehabisan zat makanan atau penumpukan hasil-hasil metabolisme yang

beracun akan menyebabkan pertumbuhan terhenti sama sekali. Namun dalam kebanyakan

kasus, pergantian sel terjadi dalam fase stasioner. Dimana terjadi kehilangan sel secara

lambat karena kematian, yang diimbangi oleh pembentukan sel-sel baru melalui

pertumbuhan dan pembelahan. Bila ini terjadi, jumlah seluruh sel akan bertambah secara

lambat meskipun jumlah sel hidup konstan.1

Fase Kemunduran

Sesudah beberapa saat dalam fase stasioner, yang bervariasi untuk tiap jenis

organisme dan keadaan perbenihan, angka kematian bertambah sehingga mencapai suatu

tingkat yang stabil. Seringkali, setelah sebagian besar sel mati, laju kematian berkurang

secara drastis, sehingga sejumlah kecil sel yang selamat dapat bertahan berbulan-bulan

bahkan sampai bertahun-tahun. Hal ini dalam beberapa kasus menandakan pergantian sel,

beberapa sel tumbuh dengan zat makanan yang dilepaskan oleh sel-sel yang mati atau

yang mengalami lisis.1

Tabel 1. Fase-fase pada kurva pertumbuhan 1

Bagian Kurva Fase Laju Pertumbuhan

(7)

Laju pertumbuhan sel adalah hasil kali dari tetapan laju pertumbuhan (k) dan

konsentrasi biomassa (B).

db = kB (1)

dt

Persamaan (1) yang disusun kembali menunjukkan bahwa tetapan laju

pertumbuhan adalah laju pada saat sel menghasilkan lebih banyak sel :

Tetapan laju pertumbuhan sebesar 4,3 h-1, salah satu angka tertinggi yang tercatat, berarti bahwa tiap gram sel menghasilkan 4,3 gr sel perjam selama periode pertumbuhan

ini. Organisme yang tumbuh pelan dapat mempunyai laju pertumbuhan sebesar 0,02 h-1. Dengan tetapan laju pertumbuhan ini, tiap gram sel dalam biakan menghasilkan 0,02

gram sel perjam.1

Bila persamaan (1) diintegrasikan, dihasilkan :

Logaritma naturalis dari rasio B1 (biomassa pada waktu l (t1)) terhadap Bo

(biomassa pada waktu 0 (to)) adalah sama dengan hasil kali tetapan laju pertumbuhan (k)

dan perbedaan waktu (t1-t0). Pertumbuhan yang mengikuti persamaan (3) disebut bersifat

eksponensial karena biomassanya meningkat secara eksponensial bersamaan dengan

waktu. Kurva linier dari pertumbuhan eksponensial dapat dihasilkan dengan

menggambarkan logaritma konsentrasi biomassa (B) sebagai fungsi waktu (t).1

Perhitungan Tetapan Laju Pertumbuhan dan Ramalan Jumlah Pertumbuhan

Banyaknya bakteri berbiak dengan pembelahan biner dan waktu rata-rata yang

diperlukan untuk membuat populasi atau biomassa, menjadi dua kali lipat disebut dengan

waktu generasi atau waktu penggandaan. Waktu penggandaan yang cepat sesuai dengan

tetapan laju pertumbuhan yang tinggi. Misalnya, waktu penggandaan sebesar 10 menit

(8)

Gambar 2. Pertumbuhan eksponensial. Biomasa (B) berlipat dua pada tiap waktu penggandaan (t)

Tetapan laju pertumbuhan yang dihitung dapat digunakan untuk menentukan

jumlah pertumbuhan yang akan terjadi dalam suatu selang waktu tertentu atau untuk

menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan untuk jumlah pertumbuhan tertentu.

Dengan laju pertumbuhan, dalam 5 jam perbenihan pertumbuhan akan menghasilkan 200

kg bobot kering biomassa atau sekitar 1 ton sel. Untuk bakteri yang tumbuh sangat

lambat membutuhkan waktu sekitar 800 jam (lebih dari sebulan) akan diperlukan untuk

jumlah pertumbuhan tadi, misalnya pada pertumbuhan kuman tuberculosis yang

memerlukan waktu 4-8 minggu untuk membentuk koloni.1

Kemampuan hidup organisme yang tumbuh pelan menunjukkan bahwa

persaingan untuk hidup tidak selalu menguntungkan organisme yang tumbuh cepat.

Spesies yang akan berkembang adalah spesies yang berhasil bersaing untuk mendapatkan

makanan dan menghindari pemusnahan oleh pemangsa serta bahaya lingkungan.1

Pertumbuhan eksponensial dengan waktu penggandaan yang singkat pada

beberapa spesies bakteri akan memberikan sangat banyak sel bakteri. Satu sel bakteri

akan menghasilkan dua sel anakan, jadi sel bakteri membelah berdasarkan deret hitung

logaritmik, dimana satu sel bakteri menghasilkan 2 sel anak, 8 sel anak pada 3 generasi,

16 sel bakteri setelah 4 generasi, 1024 sel setelah 10 generasi, dan sekitar satu juta sel

(9)

bakteri baru dalam waktu kurang dari 3 jam dan lebih dari satu juta sel baru dalam waktu

kurang dari 7 jam. Waktu penggandaan bakteri ini bervariasi tidak hanya bergantung

pada spesies bakteri, tetapi juga jumlah bahan makanan yang cukup, pH, temperatur dan

faktor lingkungan yang lain.2,3

KEBUTUHAN UNTUK TUMBUH

Untuk pertumbuhan sel bakteri dibutuhkan dua aspek yang sangat penting yaitu

aspek fisik dan aspek kimia. Yang termasuk aspek fisik ialah suhu, pH dan tekanan

osmotik. Sedang aspek kimianya antara lain sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor,

mineral, oksigen dan faktor pertumbuhan organik.4

Faktor Fisik 1. Suhu

Kebanyakan mikroorganisme tumbuh dengan baik pada suhu tubuh manusia.

Mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar didasarkan pada suhu

yang disukai mikroba yaitu; psikrofilik (mikroba yang menyukai suhu dingin) biasanya

tumbuh baik pada suhu 15-20°C, mesofilik (mikroba yang menyukai suhu sedang)

dimana tumbuh dengan baik pada suhu 30-37°C dan termofilik (mikroba yang menyukai

suhu panas) bentuk ini dapat tumbuh pada suhu 50-60°C. Kebanyakan bakteri hanya bisa

tumbuh pada interval suhu yang terbatas, dan suhu maksimum dan minimum untuk

tumbuh hanya sekitar 30°C, diluar suhu tersebut pertumbuhan bakteri akan terganggu.4 Pada pertumbuhan bakteri kita mengenal istilah minimum, optimum dan

maksimum temperatur. Minimum growth temperatur adalah suhu terendah dimana

bakteri dapat tumbuh. Optimum growth temperatur adalah suhu dimana bakteri paling

baik untuk tumbuh. Sedang maksimum growth temperatur adalah suhu tertinggi dimana

bakteri masih mungkin tumbuh. Pada suhu yang sangat tinggi biasanya akan menghambat

proses metabolisme sel bakteri.4

Bagian atas rentang suhu yang dapat ditahan oleh satu spesies sesuai dengan

stabilitas panas protein spesies tersebut, yang diukur pada ekstrak sel. Mkroorganisme

seperti halnya tanaman atau binatang, memberikan respon syok-panas; bila bakteri

(10)

sesaat akan dibentuk ”protein syok-panas”, protein ini tampak sangat tahan terhadap

panas dan menstabilkan protein sel yang peka panas.1

Hubungan antara suhu dan laju pertumbuhan sel bakteri dapat terlihat pada kurva

Arrhenius yang khas. Arrheniuss memperlihatkan bahwa logaritma kecepatan suatu

reaksi kimia (log k) adalah fungsi linear yang berbanding terbalik dengan suhu (1/T);

karena pertumbuhan sel merupakan akibat suatu reaksi kimia, hubungan tersebut juga

akan terlihat. Namun di atas dan di bawah batas normal, log k turun dengan cepat,

sehingga nilai suhu maksimum dan minimum dapat ditetapkan.1

Gambar 3. Bentuk umum kurva Arrhenius pada pertumbuhan bakteri.

Di samping pengaruhnya pada laju pertumbuhan, suhu panas yang ekstrim

digunakan untuk mensterilkan preparat. Suhu dingin yang ekstrim juga membunuh sel-sel

bakteri, meskipun suhu yang dingin tidak digunakan untuk sterilisasi. Bakteri juga

memperlihatkan suatu fenomen yang dinamakannya syok-dingin; pendinginan yang

cepat akan membunuh sel bakteri. Contohnya, pada pendinginan Escherichia coli dari

suhu 37°C menjadi 5°C dapat membunuh 90% sel. Sejumlah senyawa melindungi sel

dari pembekuan maupun syok dingin; gliserol dan dimetilsulfoksida yang paling sering

digunakan.1

Interval dan suhu tumbuh maksimum pada bakteri psikrofilik, mesofilik dan

thermofilik tidak mempunyai batas yang jelas. Pada Psikrofilik, pada dasarnya dapat

dibedakan pada dua kelompok yaitu kelompok psikrofilik dimana mikroba dapat tumbuh

pada suhu 0°C, tetapi suhu optimumnya untuk tumbuh adalah 15°C. Kebanyakan

mikroba yang masuk kelompok ini sensitif pada suhu yang lebih tinggi dan mereka tidak

(11)

psikrotrops, mikroba jenis ini lebih sering dijumpai dibanding psikrofilik. Mikroba ini

menyukai suhu yang rendah pada refrigerator dan mereka dapat tumbuh pada suhu

tersebut dan dapat menyebabkan pengrusakan makanan.4

Refrigerator merupakan alat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

untuk menyimpan makanan. Pada dasarnya reproduksi mikroba menurun pada temperatur

rendah. Meskipun mikroba biasanya dapat bertahan hidup pada suhu subfreezer, tetapi

mereka mengalami penurunan dalam segi jumlah. Mikroba Psikrotrops sebenarnya tidak

dapat tumbuh dengan baik pada suhu rendah, tetapi mereka dapat merusak makanan

dengan lambat. Perusakan makanan bisa dalam bentuk adanya ragi, atau adanya lapisan

tipis diatas permukaan makanan, hilangnya rasa makanan atau hilangnya warna makanan.

Temperatur refrigerator dapat mejadi lingkungan untuk pertumbuhan yang lambat dari

organisme perusak makanan atau beberapa bakteri patogen.4

Sebagian besar mikroba masuk ke dalam golongan mesofilik, terutama mikroba

yang hidup pada tubuh binatang atau manusia. Biasanya suhu optimum untuk tumbuh

mikroba ini sama dengan suhu tubuh inangnya. Suhu optimum untuk bakteri patogen

biasanya 37°C dan pada kultur mikroba, inkubator dibuat sesuai dengan suhu tersebut.4 Beberapa mikroba golongan Archae, mempunyai suhu optimum untuk tumbuh

80°C atau lebih, disebut dengan hiperthermofilik atau extreem thermofilik. Oganisme

jenis ini dapat hidup pada musim panas yang berhubungan dengan aktifitas vulkanik,

sulfur merupakan salah satu bahan yang sangat penting untuk metabolisme organisme ini.

Pernah dilaporkan bahwa organisme ini dapat hidup pada suhu 110°C.4

2. pH (konsentrasi ion hidrogen)

Sebagian besar organisme memiliki rentang pH optimal yang cukup sempit.

Penentuan pH optimal untuk tiap jenis spesies harus ditentukan secara empirik. Sebagian

besar organisme (neutrofil) tumbuh baik pada pH 6,0-8,0 meskipun adapula (asidofil)

yang memiliki pH optimal 3,0 dan yang lain (alkalofil) memiliki pH optimal 10,5.

Mikroorganisme mengatur pH internalnya terhadap rentang nilai pH eksternal yang

cukup luas. Organisme asidofil mempertahankan pH internal kira-kira 6,5 dengan pH

eksternalnya berkisar 1,0-5,0. Organisme neutrofil mempertahankan pH internalnya

(12)

pH internal kira-kira 9,5 dengan pH eksternal sekitar 9,0-11,0. pH internal diatur oleh

rangkaian sistem pengangkutan proton dalam selaput sitoplasma, termasuk pompa proton

berpenggerak ATP primer dan penukar Na+/H+. Sistem pertukaran K+/H+ diduga juga ikut mengatur pH internal pada organisme neutrofil.1

3. Tekanan Osmotik

Terkadang, faktor-faktor seperti tekanan osmotik dan konsentrasi garam harus

dikendalikan. Untuk sebagian besar organisme, sifat-sifat perbenihan yang biasa sudah

memuaskan, tetapi untuk bakteri-bakteri dari laut dan organisme yang sudah beradaptasi

dan hidup dalam larutan gula yang pekat, faktor ini harus diperhatikan. Organisme yang

membutuhkan konsentrasi garam tinggi dinamakan halofilik. Organisme yang

membutuhkan tekanan osmotik yang tinggi dinamakan osmofilik.1

Sebagian besar bakteri sanggup menahan tekanan osmosis luar dan kuat ion yang

sangat bervariasi karena mereka mampu mengatur osmolalitas internal dan konsentrasi

ion. Osmolalitas diatur melalui angkutan aktif ion K+ ke dalam sel; kuat ion internal dipertahankan konstan dengan mengekspresikan putresin, poliamina organik yang

bermuatan positif. Karena putresin mengandung beberapa muatan positif pada tiap

molekul, kuat ion dapat menurun banyak sekali dengan hanya mengorbankan sedikit

kekuatan osmotik.1

Bakteri memperoleh sebagian besar makanannya dalam bentuk larutan. Jadi

mereka membutuhkan air untuk tumbuh dan sel terdiri dari 80-90% air. Tekanan osmotik

yang tinggi menimbulkan perpindahan air dari sel. Ketika sel bakteri berada dalam

larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonik), air dalam sel akan keluar melalui

membran plasma menuju ke daerah yang hipertonik. Sehingga tekanan osmotik di dalam

sel hilang menimbulkan plasmolisis atau sel akan mengkerut karena hilangnya cairan

dalam sitoplasma. 4

Peningkatan tekanan osmotik dapat digunakan dalam proses penyimpanan

makanan. Misalnya ikan yang diasinkan, madu dan susu yang dimaniskan, dimana

konsentrasi garam dan gula yang tinggi akan menyebabkan cairan di dalam sel bakteri

akan keluar menuju konsentrasi yang tinggi tersebut, sehingga akan menghambat

(13)

dengan extreem halofilik, mikroba ini dapat beradaptasi dengan konsentrasi garam yang

tinggi dan menggunakannya untuk tumbuh, pada kasus ini mikroba tersebut dapat

dinamakan dengan obligat halofilik. Contohnya mikroba yang berasal dari air garam di

laut hitam yang memerlukan 30% garam untuk tumbuh dan ose yang digunakan untuk

mengambil mikroba ini harus dicelupkan ke dalam larutan garam dulu sebelum

digunakan. Jenis lain fakultatif halofilik, jenis ini tidak membutuhkan konsentrasi garam

yang tinggi tetapi dapat tumbuh pada konsentrasi garam di atas 2%, konsentrasi garam

sebesar ini sebenarnya sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain. Beberapa

spesies bakteri fakultatif halofilik dapat beradaptasi dengan konsentrasi garam sampai

15%.4

Jika tekanan osmotik di sekitar mikroba rendah (hipotonik), maka cairan di

sekitar mikroba akan masuk ke dalam sel mikroba dan akan menyebabkan dinding sel

menjadi lemah dan hal ini dapat digunakan untuk pengobatan.4

2. Aspek Kimia 1. Sumber Karbon

Selain air, salah satu kebutuhan sel mikroba untuk dapat tumbuh adalah karbon.

Karbon adalah struktur yang sangat penting dalam kehidupan sel bakteri. Setengah dari

berat kering sel bakteri terdiri dari karbon. 4

Berdasarkan darimana sumber karbon didapat, maka mikroba dapat dibagi atas

beberapa kelompok antara lain, mikroba autotrof, mikroba ini menggunakan energi

fotosintesis untuk mereduksi karbon dioksida dan air, mikroba ini tidak membutuhkan zat

makanan organik untuk pertumbuhan. Kemolitotrof, mikroba yang menggunakan

substrat anorganik misalnya hydrogen dan tiosulfat sebagai reduktan, dan karbon

dioksida sebagai sumber karbon. Heterotrof membutuhkan karbon organik untuk

pertumbuhan dan karbon organik itu harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi.

Kemoheterotrof memperoleh karbon dari sumber energinya – material organik seperti

protein, karbohidrat dan lemak.1,4

Glukosa dapat menyokong pertumbuhan peragian atau pertumbuhan pernafasan

pada banyak organisme. Substrat pertumbuhan perlu dipasok pada tingkat yang sesuai

(14)

satu organisme dapat menghambat pertumbuhan organisme lain. Karbon dioksida

dibutuhkan untuk beberapa reaksi biosintesis. Banyak organisme pernafasan

menghasilkan karbon dioksida yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Tetapi organisme lain membutuhkan sumber karbon dioksida dalam perbenihan tempat

tumbuhnya.1

2. Sumber nitrogen

Nitrogen adalah komponen utama protein dan asam nukleat, umumnya sekitar

10% dari bobot kering sel bakteri. Nitrogen dipasok dalam beberapa bentuk berbeda dan

kemampuan mikroorganisme dalam mengasimilasi nitrogen berbeda-beda pula. Hasil

akhir dari semua jalur untuk asimilasi nitrogen adalah ion amonium (NH4+ ). Banyak

mikroorganisme memiliki kemampuan mengasimilasi nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-)

lewat reduksi dengan mengubah ion ini menjadi amonia (NH3). Jalur asimilasi berbeda

dengan jalur yang digunakan untuk disimilasi nitrat dan nitrit. Jalur disimilasi digunakan

oleh organisme yang menggunakan ion-ion itu sebagai penerima elektron akhir dalam

pernafasan, proses ini dikenal sebagai denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen

(N2) yang dilepas ke atmosfer.1

Kemampuan mengasimilasi N2 dengan reduksi lewat NH3 yang disebut dengan penambatan ( fiksasi) nitrogen, merupakan sifat unik dari prokariota. Proses ini

membutuhkan sejumlah besar energi metabolisme dan mudah dibuat menjadi tidak aktif

oleh oksigen. Kemampuan menambat nitrogen ditemukan pada berbagai macam bakteri

yang telah mengembangkan strategi biokimia yang berbeda-beda untuk melindungi

enzim penambat-nitrogennya dari oksigen. 1

Sebagian besar mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber

nitrogen satu-satunya, dan banyak organisme memiliki kemampuan menghasilkan NH4+

dari amina (R-NH2).1

3. Sumber sulfur (belerang)

Seperti nitrogen, belerang juga komponen dari banyak bahan organik dalam sel.

Nitrogen merupakan bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan pada rantai

(15)

menggunakan sulfat (SO42-) sebagai sumber belerang, dan mereduksi sulfat sampai

tingkat hidrogen sulfida (H2S). Beberapa mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S

langsung dari perbenihan, tetapi senyawa ini bersifat toksik bagi banyak organisme.1

4. Sumber fosfor

Fosfat (PO43-)dibutuhkan untuk komponen ATP, asam nukleat dan berbagai

koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit dan beberapa

protein mengandung fosfor. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).1

5. Sumber mineral

Banyak mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan ion fero (Fe2+) ditemukan pada turunan porfirin ; magnesium dalam molekul klorofil dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+ merupakan mineral esensial untuk fungsi dan integritas ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai unsur dalam dinding sel gram-positif, tetapi mineral ini kadang-kadang tidak dibutuhkan oleh bakteri

gram-negatif. 1

Bila membuat formula perbenihan untuk membiakkan sebagian besar mikroba,

perlu disediakan sumber kalium, magnesium, kalsium dan besi, biasanya dalam bentuk

ion (K+, Mg2+, Ca2+ dan Fe2+). Mineral lain yang juga dibutuhkan (Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+ dan Zn2+).1

6. Faktor pertumbuhan organik

Faktor pertumbuhana adalah suatu senyawa organik yang harus ada dalam sel

agar sel dapat tumbuh, tetapi sel sendiri tidak dapat mensintesanya. Banyak

mikroorganisme, dapat mensintesis semua blok pembangun makromolekul : asam amino,

purin, pirimidin, dan pentosa (prekursor metabolik asam nukleat); karbohidrat tambahan

(prekursor polisakarida) dan asam lemak serta senyawa isoprenoid. Selain itu, organisme

yang hidup bebas harus dapat mensintesis vitamin kompleks untuk bertindak sebagai

prekursor koenzim.1

Tiap senyawa essensial ini disintesis melalui rangkaian reaksi enzim yang

(16)

mengalami mutasi gen yang mengakibatkan kegagalan fungsi salah satu enzim ini, rantai

itu akan terputus dan hasil akhir tidak terbentuk lagi. Organisme itu kemudian mendapat

senyawa tersebut dari lingkungannya; senyawa itu telah menjadi faktor pertumbuhan

untuk organisme tadi. Jenis mutasi ini dapat dengan mudah diinduksi dalam

laboratorium.1

Spesies mikroba yang berbeda membutuhkan faktor pertumbuhan yang

berbeda-beda pula. Beberapa spesies tidak membutuhkan faktor pertumbuhan, sementara

laktobacilus yang selama berevolusi telah kehilangan 30-40 senyawa penting karena itu

mikroba tersebut membutuhkan senyawa-senyawa tersebut dalam perbenihan.1

7. Oksigen

Oksigen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sel. Banyak mikroorganisme bersifat

obligat aerob, dimana memerlukan oksigen sebagai penerima hidrogen, beberapa bersifat

fakultatif yang sanggup hidup dalam keadaan aerob dan anaerob dan ada yang bersifat

anaerob obligat, memerlukan zat yang bukan oksigen sebagai penerima hidrogen dan

sangat peka terhadap hambatan oleh oksigen.1

Toksisitas O2 merupakan hasil reduksi oleh enzim dalam sel (misalnya

flavoprotein) menjadi hidrogen peroksida (H2O2) atau reduksi oleh ion fero menjadi

radikal bebas yang lebih beracun lagi, superoksida (O2). Bakteri-bakteri aerob dan

anaerob yang tahan terhadap udara terlindung dari zat-zat ini karena adanya superoksida

dismutase.1

Bakteri asam laktat, merupakan bakteri anaerob yang aerotoleran dan tidak

mengandung katalase. Kelompok ini malah mengandalkan peroksidase yang mereduksi

H2O2 menjadi 2H2O dengan mengorbankan zat-zat organik yang dapat dioksidasi. Semua

bakteri anaerob obligat tidak memiliki superoksida dismutase dan katalase; enzim

superoksida dismutase diperlukan untuk bertahan dalam suasana ada O2.1

Sebagian besar toksisitas hidrogen peroksida dilakukan lewat perusakan DNA.

Mutan-mutan DNA yang tidak punya sistem perbaikan sangat sensitif terhadap hidrogen

peroksida; hasil gen recA, yang berfungsi dalam rekombinasi dan perbaikan gen, terbukti

lebih penting daripada katalase atau superoksida dismutase dalam melindungi E.coli

(17)

Penyediaan udara untuk biakan aerob merupakan masalah tekhnik yang utama.

Tabung-tabung biasanya dikocok secara mekanik agar udara dapat masuk ke dalam

perbenihan, atau udara dipaksa melewati perbenihan dengan tekanan. Kurangnya difusi

oksigen serng menjadi penghambat pada pertumbuhan bakteri aerob, bila telah tercapai

konsentrasi sel sebesar 4-5 x 109 / ml, laju difusi oksigen ke dalam sel sangat mambatasi laju pertumbuhan selanjutnya.1

Sebaliknya, masalah anaerob obligat adalah peniadaan oksigen. Banyak cara

untuk mencapai ini, zat pereduksi seperti natrium tioglikolat dapat ditambah pada

perbenihan cair, tabung agar-agar dapat ditutup dengan selapis petrolatum dan parafin;

atau tempat perbenihan dapat ditaruh dalam suatu tempat penyimpanan yang bebas

oksigen karena oksigen telah diisap keluar atau karena oksigen diikat secara kimia, atau

organisme dibiak di dalam suatu kotak anaerob.1

PEMBIAKAN

Dalam pembiakan mikroba, ada dua hal yang penting yaitu pemilihan perbenihan

yang sesuai, dan isolasi bakteri dalam biakan murni.

Perbenihan

A. Membiakkan sel dari Spesies Tertentu

Mikroorganisme yang dengan mikroskop terlihat tumbuh dalam lingkungan

alamiahnya mungkin sulit untuk dibiak secara murni pada perbenihan buatan. Tetapi

dapat dibuat suatu perbenihan yang sesuai yang meniru secara seksama keadaan yang

terdapat di lingkungan alamiah organisme tersebut. Suhu, pH dan oksigen dapat ditiru,

zat-zat makanan merupakan masalah yang besar. Lingkungan hidup berperan penting,

tetapi sukar dianalisis; suatu parasit mungkin memerlukan suatu ekstrak jaringan inang

dan bakteri yang hidup bebas mungkin membutuhkan suatu zat yang diekskresikan oleh

mikroorganisme yang ada hubungannya dengan bakteri tersebut dalam alam.

Keberhasilan dari perbenihan tergantung dari tersedianya sumber zat-zat makanan yang

diperlukan oleh organisme.1,3

(18)

Suatu bahan dari alam mungkin mengandung berbagai jenis lingkungan-mikro

yang masing-masing dapat memberikan tempat hidup bagi spesies yang berlainan.

Membiak suatu contoh bahan memungkinkan sekelompok bakteri tertentu saja yang

dapat tumbuh, bakteri jenis lain terabaikan. Olehkarena itu sering dilakukan enam sampai

delapan kali pembiakan yang berbeda untuk menemukan sebagian besar bakteri yang

terdapat pada bahan tersebut. Tiap jenis bakteri harus mendapat kesempatan untuk

tumbuh, digunakan perbenihan padat dan dicegah pertumbuhan koloni yang terlalu padat.

Kalau tidak, persaingan antara bakteri-bakteri akan menghalangi tumbuhnya beberapa

bakteri.1

C. Isolasi suatu Mikroorganisme Tertentu

Pada isolasi tanah subur (basah, cukup terkena udara, kaya mineral dan zat

organik) dapat diisolasi ratusan bahkan ribuan jenis mikroorganisme. Untuk membiakkan

satu jenis mikroorganisme misalnya Azotobacter (bakteri penambat nitrogen aerob) pada

tanah, maka diambil satu gram tanah kemudian ditanamkan ke dalam tabung reaksi yang

berisi media perbenihan yang cocok, digunakan perbenihan yang tidak mengandung

senyawa nitrogen dan dieramkan secara aerob. Bila sel Azotobacter terdapat dalam tanah

itu bakteri ini akan tumbuh baik dalam perbenihan tersebut, bakteri-bakteri yang tidak

dapat menambat nitrogen hanya tumbuh sampai semua nitrogen yang terikat habis

terpakai. Jadi apabila biakan tumbuh baik, populasi Azotobacter akan sangat meningkat,

metode ini disebut pembiakan diperkaya. Bila sebagian biakan dipindahkan pada

perbenihan baru, akan dihasilkan biakan Azotobacter yang lebih subur lagi, setelah

beberapa kali pemindahan, biakan dapat ditanam pada media perbenihan padat yang

diperkaya dan koloni-koloni Azotobacter dapat diisolasi.1

Pembiakan yang diperkaya ialah suatu prosedur untuk membuat perbenihan

sedemikian rupa sehingga meniru lingkungan alamiah dari bakteri yang diinginkan, dan

dengan demikian bakteri itu dapat diseleksi. Satu pokok penting yang terlibat dalam

seleksi ialah mikroorganisme yang dicari merupakan mikroorganisme yang kebutuhan

makanannya hampir tidak terpenuhi. Misalnya Azotobacter tumbuh paling baik dalam

perbenihan yang mengandung nitrogen organik, tetapi kebutuhan minimumnya

keberadaan N2, karena itu digunakan perbenihan yang mengandung N2 sebagai

(19)

Bila mencari suatu tipe bakteri tertentu dalam bahan pemeriksaan yang berasal

dari alam, lebih menguntungkan bila mikroorganisme yang diperoleh dibiak pada

perbenihan diferensial . Perbenihan diferensial adalah perbenihan yang menyebabkan

koloni bakteri tertentu memberi tampilan khas. Misalnya koloni E.coli memiliki kilauan

warna khas pada perbenihan EMB (eosin methylen blue). Agar EMB mengandung satu

jenis gula dalam kadar tinggi, dan bakteri yang meragikan gula tersebut akan membentuk

koloni yang kemerah-merahan. Perbenihan diferensial digunakan untuk tujuan

menentukan ada tidaknya bakteri usus dalam air atau susu, dan adanya bakteri patogen

tertentu dalam bahan pemeriksaan klinik.1

Isolasi Mikroorganisme dalam Biakan Murni

Untuk meneliti sifat-sifat suatu mikroorganisme, mikroorganisme itu perlu dibiak

terlebih dahulu dalam biakan murni yang bebas dari jenis bakteri lain.

A. Penanaman pada Lempeng Agar

Berlainan dengan sel-sel dalam perbenihan cair, sel-sel yang terletak di atas atau

dalam perbenihan padat tidak dapat bergerak. Karena itu, bila beberapa sel diletakkan

pada perbenihan padat, tiap sel akan tumbuh dan membentuk koloni terpisah. Zat ideal

untuk perbenihan padat adalah agar-agar, suatu polisakarida asam yang diekstraksi dari

ganggang merah tertentu. Suspensi agar-agar 1,5-2% dalam air akan mencair pada suhu

100°C, membentuk larutan yang bening dan akan mengeras pada suhu 45°C. Jadi suatu

agar-agar yang steril dapat didinginkan dengan cepat di bawah suhu 45°C sehingga

berbentuk padat. Sekali menjadi padat, agar-agar tidak dapat mencair lagi kecuali

dipanaskan pada suhu diatas 80°C, sehingga setiap suhu yang cocok untuk pengeraman

biakan mikroorganisme dapat digunakan.1

Pada metode lempengan tuang, suatu suspensi sel dicampur dengan agar-agar cair

pada suhu 50°C dan dituang pada lempeng petri. Bila agar telah mengeras, sel tidak dapat

bergerak lagi dan akan tumbuh membentuk koloni. Bila suspensi sel cukup encer, koloni

akan terpisah dengan baik, sehingga tiap koloni mempunyai kemungkinan besar berasal

dari satu sel.

Cara lain dengan menggoreskan suspensi pertama pada lempeng agar-agar dengan

pertolongan sengkelit. Bila penggoresan ini dilanjutkan pada seluruh permukaan lempeng

(20)

akhirnya sengkelit hanya memindahkan sel-sel tunggal pada perbenihan. Lempeng

perbenihan kemudian dieramkan dan setiap koloni yang tumbuh terpisah diambil,

disuspensikan ke dalam air dan digoreskan lagi pada lempeng agar.

B. Pengenceran

Suatu metode yang kurang dapat diandalkan. Suspensi diencerkan secara berantai

dan bahan dari tiap tabung pengenceran di tanam pada lempeng perbenihan. Bila hanya

beberapa contoh dari suatu pengenceran memperlihatkan pertumbuhan, dapat dianggap

bahwa beberapa biakan itu berasal dari sel tunggal. Metode ini tidak dipakai kecuali bila

penanaman pada lempeng perbenihan tidak mungkin. Kelemahan metode ini ialah hanya

dapat dipakai untuk mengisolasi bakteri yang paling domnan dalam suatu populasi

suspensi yang beragam.1,4

BAB III KESIMPULAN

Dua aspek yang sangat penting dalam pertumbuhan bakteri ialah aspek fisik dan

kimia. Aspek fisik antara lain : suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan aspek

kimia : sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, trace element, oksigen dan faktor

pertumbuhan organik.

Konsentrasi mikroba dapat diukur dari segi konsentrasi sel (jumlah sel hidup perunit

volume biakan) atau dari konsentrasi biomassa (bobot kering sel per unit volume

biakan).

Fase dalam pertumbuhan bakteri terdiri dari fase penyesuaian, fase eksponensial, fase

stationer maksimum dan fase kemunduran.

Banyaknya bakteri berbiak dengan pembelahan biner dan waktu rata-rata yang

diperlukan untuk membuat populasi atau biomassa, menjadi dua kali lipat disebut

waktu generasi atau waktu penggandaan. Waktu penggandaan yang cepat sesuai

(21)

1 sel bakteri menghasilkan 2 sel anakan, jadi sel bakteri membelah berdasarkan deret

hitung logaritmik, dimana satu sel bakteri menghasilkan 2 sel anak, 8 sel anak pada 3

generasi, 16 sel bakteri setelah 4 generasi, 1024 sel setelah 10 generasi, dan sekitar

satu juta sel setelah 20 generasi. Sebagai contoh satu sel E.coli akan menghasilkan

lebih dari 1000 sel bakteri baru dalam waktu kurang dari 3 jam dan lebih dari satu

juta sel baru dalam waktu kurang dari 7 jam.

Dalam pembiakan mikroba, ada dua hal yang penting yaitu pemilihan perbenihan

yang sesuai, dan isolasi bakteri dalam biakan murni.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brooks, Butel, Morse. Medical Microbiology. Twenty second edition. Appleton & Lange. 2002.

2. Levinson, Jawetz. Medical Microbiology & Immunology. Seventh edition. McGraw-Hill Companies,Inc. 2002.

3. Ryan, Ray. Sherris Medical Microbiology. 4th edition. The McGraw Hill companies. 2004.

Gambar

Tabel 1. Contoh Penghitungan Jumlah Sel Hidup
Gambar 1. Kurva pertumbuhan. A, B  Lag fase (fase penyesuaian) ; C, D  Fase eksponensial;  E  Fase stationer maksimum; F  Fase kemunduran
Tabel 1. Fase-fase pada kurva pertumbuhan 1
Gambar 2. Pertumbuhan eksponensial. Biomasa (B) berlipat dua pada tiap waktu penggandaan (t)
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait