• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Merek Pt Bank Sumut Pada Nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Merek Pt Bank Sumut Pada Nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP CITRA MEREK PT BANK SUMUT

PADA NASABAH PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

T E S I S

Oleh NOVI AISHA 107019038/IM

SE

K O L A H

P

A S

C

A S A R JA N

A

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP CITRA MEREK PT BANK SUMUT

PADA NASABAH PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah

Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh NOVI AISHA 107019038/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

CITRA MEREK PT BANK SUMUT PADA NASABAH PT BANK SUMUT CABANG MEDAN

ISKANDAR MUDA

Nama Mahasiswa : Novi Aisha Nomor Pokok : 107019038

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si)

Ketua Anggota

(Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang,MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 9 Agustus 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si Anggota : 1. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 2. Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS 3. Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

(5)

PERNYATAAN Judul Tesis

“ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP CITRA MEREK PT BANK SUMUT

PADA NASABAH PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 10 Agustus 2012 Penulis,

(6)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP CITRA MEREK PT BANK SUMUT

PADA NASABAH PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

ABSTRAK

Citra merek merupakan jiwa dari sebuah merek dan menempatkan posisinya dibenak nasabah. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu nasabah terhadap merek tersebut. Citra merek pada dasarnya adalah hasil pandangan atau persepsi nasabah terhadap suatu merek tertentu yang didasarkan atas pertimbangan dan persepsi yang baik dari suatu merek. PT Bank Sumut sebagai salah satu pelaku usaha dalam industri perbankan tidak lepas dari fenomena perubahan yang timbul dari intensitas persaingan untuk mendapatkan hati nasabah. Saat ini perilaku nasabah bank di Indonesia makin tidak mudah untuk ditebak, ada nasabah yang menginginkan suku bunga yang rendah (contoh pinjaman) atau suku bunga yang tinggi (contoh tabungan, giro dan deposito), biaya administrasi yang rendah dan ada pula nasabah yang menginginkan transaksi keuangan yang cepat, efisien, nyaman dan mudah dalam pengaksesannya, kapanpun, dan dimanapun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 99 responden sedangkan populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software

SPSS. Hasil penelitian secara serempak maupun parsial menunjukan bahwa kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar. Variabel yang dominan mepengaruhi citra merek adalah variabel kualitas pelayanan.

(7)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF PRODUCT AND THE QUALITY OF SERVICE ON THE BRAN IMAGE OF PT BANK SUMUT BY THE CLIENTS OF PT BANK

SUMUT,MEDAN ISKANDAR MUDA BRANCH

ABSTRACT

Brand image is the soul of a brand and plays its position in the customers’ mind. It represents the whole perception on the brand and is formed from information and customers’ past experience toward the brand. Basically, it is the result of customers’ outlook and perception on a certain brand, based on good consideration and perception toward the brand. PT Bank Sumut as one of the businesses in banking industry cannot be separated from the changing phenomena which are aroused from the intensity of competition in order to obtain customers. Nowadays, the behavior of banking customers in Indonesia is difficult to grasp; there are some customers who want low interest (for example, loan) or high interest (for examples, savings, demand deposit, and deposit) and low administration cost, and there are some customers who want fast, efficient, convenient, and simple transaction in its access, whenever and wherever it is. The aim of the research was to know and to analyze the influence of the quality of product and the quality of service on the brand image of PT Bank Sumut by the clients of PT Bank Sumut, Medan Iskandar Muda branch. The data were gathered by conducting a survey with descriptive quantitative method and by distributing questionnaires to 99 respondents. The population was the clients of PT Bank Sumut, Medan Iskandar Muda branch. The data were analyzed by using multiple linear regression tests with a software SPSS program. The result of the research simultaneously and spatially showed that the quality of product and the quality of service had positive and significant influence on the brand image of PT Bank Sumut by the clients of PT Bank Sumut, Medan Iskandar Muda branch. The dominant variable influencing the brand image is service quality.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Manajemen, sekaligus sebagai Komisi Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing dan membantu dalam penyusunan tesis ini. 5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing

yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Tesis ini.

6. Ibu Dr. Beby KF Sembiring SE, MM selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

7. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.si., selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Direksi PT. Bank SUMUT dan Bapak Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia PT. Bank SUMUT, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk berkarir di PT. Bank SUMUT dan izin untuk melanjutkan studi ke jenjang magister.

10.Bapak Tumpal Pangaribuan, selaku Pemimpin PT. Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda.

11.Rekan-rekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen Angkatan XIX

12.Kedua orangtua penulis Prof. Dr. Suhaidi SH, MH dan Seri Rasmi SH beserta anggota keluarga atas semua kasih sayang dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan kasih sayang Nya kepada kita semua.

Medan, 10 Agustus 2012

Penulis,

(9)

RIWAYAT HIDUP

Novi Aisha, lahir di Medan Sumatera Utara pada tanggal 13 Nopember 1987, dari pasangan Ayahanda Prof. Dr. Suhaidi SH, MH dan Ibunda Seri Rasmi SH.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Percobaan Medan tahun 1993-1999. Setelah Lulus SD melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Medan tahun 1999-2002. Selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta Harapan tahun 2002-2005, dan melanjutkan Studi di Universitas Sumatera Utara pada Fakultas Ekonomi (FE) Jurusan Manajemen pada tahun 2005-2009, kemudian melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada tahun 2010. Sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini bekerja di PT Bank Sumut Kantor Kas Ringroad dengan posisi jabatan Back Office.

Medan, 10 Agustus 2012

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACK ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... ... iv

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL ... ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian . ... 11

1.4. Manfaat Penelitian . ... 11

BAB I PENDAHULUAN ... 13

2.1. Penelitian Terdahulu ... 13

2.2. Landasan Teori ... 16

2.2.1. Merek ... ... 16

2.2.2. Konsep-Konsep Merek... ... 20

2.2.3. Citra Merek... ... . 21

2.2.3.1. Pengertian Citra Merek... 21

2.2.3.2. Pengukuran Citra Merek... 27

2.2.4. Produk.. ... 29

2.2.4.1. Atribut Produk. ... ... 30

2.2.4.2. Keputusan Produk... 33

2.2.5. Kualitas Produk.. ... 34

2.2.6. Pelayanan ... 35

2.2.6.1. Pengertian Pelayanan ... 35

2.2.6.2. Kualitas Pelayanan/Jasa... ... 36

2.3. Kerangka Konseptual ... ... ... 41

2.4. Hipotesis Penelitian .. ... . 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 44

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

3.3. Populasi dan Sampel ... 44

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5. Jenis dan Sifat Penelitian ... 46

3.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel ... 46

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

3.7.1. Uji Validitas ... 48

(11)

3.7.1.2. Uji Validitas Instrumen Variabel Kualitas

Pelayanan ... 50

3.7.1.3. Uji Validitas Instrumen Variabel Citra Merek ... 51

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 52

3.8. Metode Analisis Data ... 54

3.8.1. Model Analisis ... 54

3.8.2. Uji F (Uji secara serempak) ... 54

3.8.3. Uji t (Uji secara parsial) ... 55

3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 56

3.9.1. Uji Normalitas ... 56

3.9.2. Uji Mulitikolonieritas ... 56

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas... ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1. Hasil Penelitian ... ... 59

4.1.1. Gambaran Umum PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda ... 59

4.1.1.1. Sejarah Singkat PT Bank Sumut ... 59

4.1.1.2. Visi dan Misi PT Bank Sumut ... 61

4.1.1.3. Tujuan PT Bank Sumut ... 61

4.1.1.4. Fungsi PT Bank Sumut ... ... 62

4.1.1.5. Budaya Perusahaan ... 62

4.1.1.6. Struktur Organisasi ... 62

4.1.2. Karakteristik Responden ... 64

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 65

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 66

4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 67

4.1.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kualitas Produk ... 67

4.1.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kualitas Pelayanan ... 68

4.1.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Citra Merek ... 71

4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 72

4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 72

4.1.4.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji F... ... 74

4.1.4.3. Pengujian Hipotesis dengan Uji t ... 76

4.2. Pembahasan ... ... 78

4.2.1. Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Citra Merek ... 78

(12)

4.2.3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Citra Merek ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 84

5.1.Kesimpulan... ... 84

5.2. Saran... ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... ... 87

(13)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1. Jumlah Nasabah Tabungan PT. Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda Periode 2009 sampai dengan 2011 ... 9

3.1. Operasionalisasi Variabel ... 47

3.2. Hasil Uji Validitas Kualitas Produk ... 49

3.3. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan. ... 50

3.4. Hasil Uji Validitas Citra Merek. ... 51

3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel . ... 53

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 64

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ... 65

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan. ... 66

4.4. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas Produk ... 67

4.5. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas Pelayanan. ... 68

4.6. Penjelasan Responden atas Variabel Citra Merek ... 71

4.7. Hasil Uji Multikolinearitas. ... 73

4.8. Uji Hipotesis Secara Serempak. ... 75

4.9. Nilai Koefisien Determinasi. ... 76

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Keputusan Produk Individual. ... 33

2.1. Kerangka Konseptual. ... 42

4.1. Struktur Organisasi PT Bank Sumut Cab. Medan Iskandar Muda. .. 63

4.2. Hasil Uji Normalitas. ... 72

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Angket/ Kuisioner ... 90

2. Uji Validitas dan Reliabilitas. ... 94

3. Jawaban Kuesioner. ... 104

(16)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP CITRA MEREK PT BANK SUMUT

PADA NASABAH PT BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

ABSTRAK

Citra merek merupakan jiwa dari sebuah merek dan menempatkan posisinya dibenak nasabah. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu nasabah terhadap merek tersebut. Citra merek pada dasarnya adalah hasil pandangan atau persepsi nasabah terhadap suatu merek tertentu yang didasarkan atas pertimbangan dan persepsi yang baik dari suatu merek. PT Bank Sumut sebagai salah satu pelaku usaha dalam industri perbankan tidak lepas dari fenomena perubahan yang timbul dari intensitas persaingan untuk mendapatkan hati nasabah. Saat ini perilaku nasabah bank di Indonesia makin tidak mudah untuk ditebak, ada nasabah yang menginginkan suku bunga yang rendah (contoh pinjaman) atau suku bunga yang tinggi (contoh tabungan, giro dan deposito), biaya administrasi yang rendah dan ada pula nasabah yang menginginkan transaksi keuangan yang cepat, efisien, nyaman dan mudah dalam pengaksesannya, kapanpun, dan dimanapun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 99 responden sedangkan populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software

SPSS. Hasil penelitian secara serempak maupun parsial menunjukan bahwa kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar. Variabel yang dominan mepengaruhi citra merek adalah variabel kualitas pelayanan.

(17)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF PRODUCT AND THE QUALITY OF SERVICE ON THE BRAN IMAGE OF PT BANK SUMUT BY THE CLIENTS OF PT BANK

SUMUT,MEDAN ISKANDAR MUDA BRANCH

ABSTRACT

Brand image is the soul of a brand and plays its position in the customers’ mind. It represents the whole perception on the brand and is formed from information and customers’ past experience toward the brand. Basically, it is the result of customers’ outlook and perception on a certain brand, based on good consideration and perception toward the brand. PT Bank Sumut as one of the businesses in banking industry cannot be separated from the changing phenomena which are aroused from the intensity of competition in order to obtain customers. Nowadays, the behavior of banking customers in Indonesia is difficult to grasp; there are some customers who want low interest (for example, loan) or high interest (for examples, savings, demand deposit, and deposit) and low administration cost, and there are some customers who want fast, efficient, convenient, and simple transaction in its access, whenever and wherever it is. The aim of the research was to know and to analyze the influence of the quality of product and the quality of service on the brand image of PT Bank Sumut by the clients of PT Bank Sumut, Medan Iskandar Muda branch. The data were gathered by conducting a survey with descriptive quantitative method and by distributing questionnaires to 99 respondents. The population was the clients of PT Bank Sumut, Medan Iskandar Muda branch. The data were analyzed by using multiple linear regression tests with a software SPSS program. The result of the research simultaneously and spatially showed that the quality of product and the quality of service had positive and significant influence on the brand image of PT Bank Sumut by the clients of PT Bank Sumut, Medan Iskandar Muda branch. The dominant variable influencing the brand image is service quality.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini

perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal, termasuk

berusaha menciptakan atau melakukan rekayasa yang dapat mempengaruhi

persepsi konsumen, misalnya melalui citra merek produknya. Merek

sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan

tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli, dan karena itu keahlian

paling utama dari pemasar adalah kemampuannya untuk menciptakan,

memelihara, melindungi dan meningkatkan merek. Perusahaan yang

mempunyai citra merek yang kuat mempunyai alternatif untuk bersaing pada

tingkat harga dan spesifikasi produk. Dengan memiliki citra merek yang kuat

perusahaan dapat tetap bersaing, merebut

dan bahkan memenangkan persaingan pasar.

Perusahaan dewasa ini harus mampu beroperasi dalam lingkungan

bisnis yang berat, adanya kemajuan teknologi, hukum atau kebijakan

pemerintah yang terus berubah-ubah secara cepat diharapkan perusahaan

mampu bertahan dan terus bersaing dengan harapan gerak langkah

perusahaan sesuai keinginan dan harapan konsumen. Lingkungan bisnis

berubah cepat dengan intensitas yang tinggi, perusahaan harus mampu

mengidentifikasikan dengan akurat kompetisi yang terjadi di pasar dan

(19)

Citra merek merupakan jiwa dari sebuah merek dan bagaimana

merek itu menempatkan posisinya dibenak konsumen. Citra merek

mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari

informasi dan pengalaman masa lalu konsumen terhadap merek tersebut.

Citra merek pada dasarnya adalah hasil pandangan atau persepsi konsumen

terhadap suatu merek tertentu yang didasarkan atas pertimbangan dan

persepsi yang baik dari suatu merek. Citra merek sangat dipengaruhi oleh

pengalaman konsumen. Suatu eksperimen yang dilakukan oleh konsumen

dapat mengubah persepsi konsumen akan suatu produk.

Citra merek yang ada dalam benak konsumen belum tentu sama

dengan yang dikehendaki perusahaan, karena citra merek tidak selalu positif,

bisa saja negatif. Konsumen bisa saja memiliki tanggapan yang buruk

terhadap suatu merek. Citra merek memegang peranan penting, karena citra

merek yang positif akan membuat konsumen akan tertarik untuk melakukan

pembelian ulang dikemudian hari. Konsumen pun akan mudah mengingatnya

sehingga mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan

pembelian. Tanpa Citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi

perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan

yang sudah ada. Bahkan mungkin perusahaan tidak akan sanggup untuk

bersaing dalam pasar dan akhirnya perusahaan mengalami kebangkrutan.

Aspek penting dari citra merek sebuah bank, seperti stabilitas

keuangan dan kehandalan, dirasakan akan sulit bagi bank untuk

meningkatkannya sehingga berpengaruh negatif terhadap kemungkinan bank

(20)

suatu bank dengan menyediakan layanan pribadi, berkomunikasi secara

proaktif dan memiliki fokus yang berorientasi pelanggan. (Beird,

Studi yang dilakukan oleh JD Power and Associates pada tahun 2009

menemukan bahwa driver yang paling penting dalam memilih bank adalah

bank brand image (36%), lokasi bank (21%) serta produk dan jasa hanya

14% mempengaruhi pilihan konsumen.

Keunggulan persaingan yang didasarkan pada fungsi merek dapat

menghasilkan citra merek yang positif serta menciptakan keunggulan kinerja

dan

profitabilitas bank, laba jangka panjang dan potensi pertumbuhan. Untuk

mencapai hasil tersebut strategi yang efektif untuk menciptakan citra merek

yang kuat adalah dengan memadukan bauran komunikasi (promosi), yaitu

dengan periklanan, promosi penjualan, publisitas dan pemasaran langsung.

Munculnya kesadaran tentang pentingnya merek dan usaha-usaha untuk

meningkatkan nilai merek tidak hanya dilakukan oleh suatu bank saja, tetapi

oleh seluruh bank yang menghasilkan katagori produk yang ada atau relatif

sama. Hal ini menimbulkan peta persaingan menjadi ketat. Merek produk PT

Bank Sumut persaingannya cukup ketat dengan bank lain seperti produk

Tabungan Martabe. Pada masa sekarang ini, Tabungan Martabe telah menjadi

tabungan yang dikenal nasabah dan juga lapisan masyarakat yang ingin

menabung di PT Bank Sumut. Tabungan martabe bukan hanya tabungan

golongan masyarakat yang memiliki aktivitas sebagai pegawai negeri sipil

(21)

populernya tabungan martabe ini, sehingga telah menjadi trend baru dan

tampaknya tidak dapat terpisahkan dari kebutuhan nasabah. Bahkan

Tabungan Martabe sudah menjadi salah satu dari merek produk PT Bank

Sumut yang telah mendapatkan predikat sangat bagus dari Majalah Info

Bank.

Persaingan yang ada telah membuat manajer menyadari suatu

kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi

memaksimalkan kinerja perusahaan dan mengembangkan keuntungan

kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) yang

berlandaskan kompetisi non harga. Salah satu aset untuk mencapai keadaan

tersebut adalah melalui merek. Merek digunakan perusahaan untuk

menguasai pasar. Merek memegang peranan yang sangat penting, karena

mengembangkan suatu merek akan terkait dengan janji (promise) dan

harapan (expectation), sehingga salah satu perannya adalah menghubungkan

harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu pada

konsumen. Merek yang prestisius dapat dikatakan memiliki ekuitas merek

(brand equity) yang kuat.

Bank di Indonesia yang mempunyai potensi besar memanfaatkan

kekuatan merek adalah industri perbankan yang mengalami gambaran suram

pada saat terjadi krisis moneter yang diyakini telah menimbulkan krisis

kepercayaan terhadap bank. Sebagai industri jasa, setiap pengusaha

perbankan akan berusaha memberikan layanan produk dan jasa yang

(22)

membuat bank tersebut berbeda dari bank lainnya. Dalam kondisi ini nasabah

bukan lagi sebagai pelengkap usaha tetapi sebagai partner usaha bagi bank.

Penanganan citra merek merupakan salah satu tantangan terbesar

dalam meningkatkan ekuitas merek, karena penanganan citra merek adalah

salah satu metode dalam merumuskan positioning yang merupakan proses

untuk meyakinkan nasabah bahwa merek dapat bersaing dengan merek-merek

lainnya, karena memiliki keunikan dan nilai superior sehingga dapat masuk

ke benak nasabah. Industri perbankan yang menjadi fokus utama adalah

bagaimana citra merek menjadi yang pertama diingat di benak nasabah (Top

of mind), bagaimana mengelola merek sebagai asset terpenting perusahaan

sehingga dipercaya.

Pada rentang waktu 2008-2012, PT Bank Sumut memasuki periode

berkesinambungan (sustainability) di mana jajaran direksi dan para pegawai

berpacu mengejar target perluasan unit jaringan ke seluruh wilayah

kecamatan di Sumatera Utara sehingga PT Bank Sumut dapat terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat di berbagai pelosok daerah. Kini PT Bank Sumut

telah berkembang luas dengan 219 unit kantor yang seluruhnya terkoneksi

secara online dan realtime serta 227 ATM. Jaringan pelayanan yang

sedemikian luas diharapkan dapat

PT Bank Sumut berulang kali meraih predikat sangat bagus dari

Majalah Info Bank sehingga Bank Sumut berhasil meraih Golden Trophy.

Kebersungguhan dan kesolidan para pegawai dalam menjadikan Bank Sumut

sebagai BUMD yang tangguh dan memberi keuntungan secara dimanfaatkan semua kelompok masyarakat

(23)

berkesinambungan bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

di Sumatera Utara selaku pemegang saham, sehinggga Pemerintah Indonesia

menobatkan Bank Sumut sebagai BUMD dan CEO BUMD terbaik di

Indonesia. Hal ini sejalan dengan semangat program TO BE THE BEST yang

dicanangkan sejak 2010 untuk memposisikan Bank Sumut sebagai The Best

of Service, The Best of Product dan The Best of Financial Performance

dalam rangka mencapai Bank Sumut Regional Champion tahun 2013 atau

selambat-lambatnya 2014. Berbagai prestasi dan penghargaan yang diraih

sepanjang 2011 ditambah kesuksesan Bank Sumut sebagai penyelenggara dan

Juara Umum Porseni IX BPD Seluruh Indonesia ditahun

PT Bank Sumut menyadari bahwa adanya pertimbangan nasabah

mengenai produk dan jasa dari segi besarnya nilai lebih yang diberikan

perusahaan kepada nasabah. Hal ini dikarenakan nasabah selalu mencari nilai

yang dianggap paling tinggi dari beberapa produk atau jasa yang ada. Mereka

membentuk harapan tentang nilai yang akan diperoleh. Nilai yang diperoleh

tersebut dapat mengukur besarnya tingkat kepuasan yang dimiliki nasabah

sehingga nantinya akan timbul citra merek terhadap PT Bank Sumut.

Kesuksesan dalam membangun citra merek yang akan tercipta apabila

kualitas produk dan kualitas pelayanan mendukung dan memberikan

kontribusi yang positif guna terciptanya merek yang kuat di pasaran. Kualitas

produk yang baik, kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan ataupun

keinginan nasabah, kemampuan strategi pemasaran yang handal untuk

(24)

program pemasaran, sampai pada memberikan pelayanan terbaik kepada

nasabah akan berdampak PT Bank Sumut dapat terus dikenal, menjadi

perhatian dan dipercaya oleh masyarakat.

Ketatnya kompetisi menuntut bank-bank untuk makin giat

meningkatkan mutu pelayanannya. Hasil survei bertajuk Bank Service

Excellence Monitor (BSEM) 2011 pun menunjukkan indikasi mutu pelayanan

bank-bank di Indonesia mengalami peningkatan selama sepuluh tahun

terakhir. Dalam BSEM 2011 ini, tingkat pelayanan prima (service excellence)

bank-bank mengalami peningkatan. Bank harus fokus terhadap kepentingan

nasabah termasuk didalamnya komplain. Bank tidak hanya menjual produk

tapi juga harus menyediakan informasi yang baik dan buruknya termasuk

resikonya. Peringkat 10 besar Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam

pelayanan prima pada The Best BSEM 2010/2011 yang dirilis MRI dan

Infobank yaitu (1) Bank Nusa Tenggara Barat (NTB), (2) Bank Sumut, (3)

Bank Daerah Khusus Ibukota, (4) BPD Kaltim, (5) Bank Jawa Timur, (6)

Bank Kalimantan Selatan, (7) Bank Sulawesi Selatan, (8) Bank Jawa Tengah,

(9) Bank Riau, dan (10) Bank Sulawesi Utara.(http:/

PT Bank Sumut mendapat peringkat kedua dalam kategori BPD yang

memberikan pelayanan prima pada The Best BSEM 2010/2011 yang dirilis

MRI dan Infobank karena didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang

harus selalu memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan motto PT Bank

Sumut. Dengan motto Memberikan Pelayanan Terbaik PT Bank Sumut selalu

berusaha memenuhi janji kepada nasabahnya dengan memberi pelayanan

(25)

guna membangun pola pikir dalam mendorong keputusan masyarakat agar

tertarik menjadi calon nasabah baru di PT Bank Sumut. Memberikan

pelayanan terbaik merupakan statement budaya perusahaan yang telah

diwujudkan dengan menerapkan standar layanan yang berlaku diseluruh unit

PT Bank Sumut. Standar layanan baku bagi masing-masing karyawan berupa

delapan standar penampilan dan delapan standar layanan yang dapat

menunjang kualitas pelayanan dalam jangka panjang jika diterapkan secara

berkesinambungan oleh karyawan PT Bank Sumut. Delapan standar

penampilan tersebut berupa memperhatikan penampilan rambut, wajah,

seragam, sepatu, tanda identitas, aksesoris, kebersihan tubuh, dan menjaga

kesehatan tubuh. Untuk delapan standar layanan disesuai dengan posisi

jabatan masing-masing karyawan yakni dimulai dengan memberikan senyum

ketika nasabah datang sampai dengan mengucapkan terima kasih ketika

mengakhiri pembicaraan dengan nasabah. Namun berdasarkan pengamatan

peneliti karyawan PT Bank Sumut tidak selalu melaksanakan standar layanan

sesuai ketentuan dan hasil kotak saran pada PT Bank Sumut Cabang Medan

Iskandar Muda, masih terdapat keluhan nasabah berupa lama menunggu

antrian, customer service yang kurang komunikatif dan kurang menguasai

produk Bank Sumut.

PT Bank Sumut memberikan rangsangan kepada masyarakat agar

mau menyimpan uang dengan meberikan balas jasa berupa kemudahan dalam

pembukaan rekening tabungan, suku bunga yang bersaing, hadiah/souvenir,

gratis biaya transfer antar rekening, asuransi jiwa, undian berhadiah yang

(26)

ATM dan SMS Banking. PT Bank Sumut juga menyediakan layanan internet

banking, ATM Bersama dan BPD-Net Online yang bisa mengirim kepada

seluruh jaringan BPD di Indonesia. Sebagai bank daerah yang terpercaya dan

memiliki jaringan yang luas di Sumatera Utara, PT Bank Sumut memiliki

beberapa produk unggulan yang dapat bersaing dari segi teknologi maupun

kedekatan dengan masyarakat. Adapun produk tabungan yang paling

diandalkan dan memiliki jumlah nasabah terbesar adalah Tabungan Martabe,

dijelaskan dalam Tabel 1.1 tentang Jumlah Nasabah Tabungan Periode 2009

sampai dengan 2011.

Tabel 1.1

No

Jumlah Nasabah Tabungan PT Bank Sumut Cabang Iskandar Muda Periode 2009 sampai dengan 2011

Jenis Tabungan

Jumlah Nasabah 2009

(orang)

2010 (orang)

2011 (orang)

1 Tabungan Simpeda 956 1.157 1.377

2 Tabungan Martabe 3.916 4.934 6.464

3 Tabungan Haji Makbul 143 159 177

4 Tabunganku 0 82 98

TOTAL 5.015 6.332 8.116

Sumber: PT Bank Sumut

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Tabungan Martabe

jumlah nasabahnya yang paling banyak dibandingkan dengan tabungan

Simpeda, tabungan Haji Makbul dan Tabunganku dari tahun ke tahun. Jumlah

nasabah dengan jenis Tabungan Martabe dari tahun ke tahun meningkat. Pada

tahun 2011 jumlah nasabah Tabungan Martabe mencapai 6.464 nasabah.

PT Bank Sumut sebagai salah satu pelaku usaha dalam industri

perbankan tidak lepas dari fenomena perubahan yang timbul dari intensitas

persaingan untuk mendapatkan hati nasabah. Saat ini perilaku nasabah bank

(27)

menginginkan suku bunga yang rendah (contoh pinjaman) atau suku bunga

yang tinggi (contoh tabungan, giro dan deposito), biaya administrasi yang

rendah dan ada pula nasabah yang menginginkan transaksi keuangan yang

cepat, efisien, nyaman dan mudah dalam pengaksesannya, kapanpun, dan

dimanapun.

Industri perbankan saat ini telah menyadari bahwa nasabah tidak

hanya mempertimbangkan faktor suku bunga atau kecanggihan dan

kelengkapan fitur dari suatu produk perbankan, tetapi saat ini yang dicari

oleh nasabah adalah value (nilai) yang akan didapatkan dari apa yang

ditawarkan oleh pihak bank, sehingga pada akhirnya akan bersedia untuk

menjadi nasabah yang loyal. Salah satu yang dapat dilakukan untuk dapat

memenangkan hati nasabah adalah kualitas pelayanan. Bank sebagai salah

satu sektor jasa layanan keuangan, kinerjanya akan sangat bergantung pada

baik atau buruknya layanan secara keseluruhan kepada para nasabahnya.

Pelayanan dari suatu bank semakin baik maka akan semakin relatif

lebih mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah untuk menyimpan

dana atau mengajukan pinjaman pada bank tersebut. Hal tersebut

membuktikan bahwa persaingan yang terjadi tidak hanya didasarkan pada

peningkatan kualitas dari suatu produk perbankan saja tetapi saat ini lebih

untuk memasukkan unsur pencapaian kepuasan dan terwujudnya loyalitas

nasabah.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian

(28)

Terhadap Citra Merek PT Bank Sumut pada Nasabah PT Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah:

1. Apakah kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank

Sumut Cabang Medan Iskandar Muda?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra

merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang Medan

Iskandar Muda?

3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk

2.

mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan

kualitas pelayanan terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT

Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap

citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut Cabang

(29)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan

terhadap citra merek PT Bank Sumut pada nasabah PT Bank Sumut

Cabang Medan Iskandar Muda.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi PT Bank Sumut, khususnya PT Bank Sumut Cabang Medan

Iskandar Muda sebagai bahan masukan mengenai pengaruh kualitas

produk dan kualitas pelayanan terhadap citra merek

2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Pasca sarjana USU untuk

menambah khasanah penelitian bagi kalangan Akademis.

PT Bank Sumut

sehingga dapat meningkatkan bisnisnya untuk ke depan.

3. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan di bidang

Manajemen Pemasaran terutama mengenai kualitas produk, kualitas

pelayanan dan citra merek.

4. Bagi Pihak Lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

mengkaji masalah yang berkaitan dengan kualitas produk, kualitas

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Trianty (2005) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh

Kualitas Produk dan Sikap Nasabah Terhadap Citra merek PT Bank Danamon

Di Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan

menganalisis Pengaruh Kualitas Produk dan Sikap Nasabah terhadap Citra

Merek. Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan model

analisis regresi linear berganda. Dari hasil simultan atau uji F diketahui

kualitas produk dan sikap nasabah berpengaruh positif dan signifikan citra

merek PT Bank Danamon dan berdasarkan uji t diketahui bahwa yang

berpengaruh dominan adalah variabel kualitas produk.

Oktara (2010), meneliti dengan judul ”Pengaruh Celebrity Endorser

Dan Kualitas Produk Terhadap Brand Image Sepeda Motor Honda Vario Di

Surabaya”. Metode penelitian ini adalah dengan pendekatan survei, jenis

penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitiannya adalah

penjelasan (explanatory). Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui

pengaruh celebrity endorser terhadap citra merek (brand image) sepeda motor

Honda Vario di Surabaya dan mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap

citra merek (brand image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya. Analisis

yang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling. Berdasarkan dari

hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa: Celebrity Endoser

berpengaruh terhadap Brand Image dan kualitas produk juga berpengaruh

(31)

Putra (2010), meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan Dan Kualitas Produk Ayam Goreng Terhadap Kepuasan Pelanggan

Dan Dampaknya Terhadap Brand Image Restoran Ayam Goreng Kalasan

Djogja”. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan

survei, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya

adalah penjelasan (explanatory). Model analisis data yang digunakan adalah

analisis regresi linier berganda dan Spearman’s Rank Correlation,

menggunakan taraf keyakinan 90% (e = 10%). Alasan dilakukan penelitian

ini adalah untuk menganalisa kepuasan konsumen yang sangat dibutuhkan

setiap restoran-restoran agar konsumen dapat datang kembali dan menjadi

pelanggan. Tujuan penelitian adalah menganalisa pengaruh Kualitas

Pelayanan dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Pelanggan dan

dampaknya terhadap Brand Image Restoran Ayam Goreng Kalasan “Djogja”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi

Pearson dan Path Analysis. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah

Kualitas Produk memiliki hubungan yang sangat kuat dan berkontribusi

terhadap Kepuasan Pelanggan dan Brand Image.

Primadha (2007), meneliti dengan judul "Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Brand Image Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan (Studi

Kasus Pada Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam) ". Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas

pelayanan rumah sakit yang terdiri dari faktor reliabilitas (Reliability), daya

tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy) dan bukti

(32)

Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif

dan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan (X) mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap brand image (Y) Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan. Dari

kelima variabel bebas, variabel bukti fisik (tangible) yang dominan

mempengaruhi brand image Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.

Malik et al (2011), melakukan penelitian dengan judul Impact of

Service Quality on Brand Image: Empirical Evidence from Hotel Industr.

Brand image is one of the key components that enable hotels to gain superior

advantage over their rivals. From last five years, there is huge proliferation

of hotel brands across the globe due to which hotel management faced

difficulties to build a unique brand image in consumers’ mind. So, the basic

aim of this research endeavor was to find out what service quality

dimensions can promote brand image of four and five star hotels in Pakistan.

Hotel customers’ survey responses were analyzed by employing regression

technique. It was observed that empathy, responsiveness and reliability

perceptions were instrumental in nurturing hotel brand image. Interestingly,

perceived assurance and tangibles did not contribute anything significant in

boosting brand image. Implications for practitioners and suggestions of

future researchers were presented, too. Citra merek adalah salah satu

komponen kunci yang memungkinkan hotel untuk mendapatkan keuntungan

lebih unggul dibandingan pesaingnya. Dari lima tahun terakhir, ada

proliferasi besar merek hotel di seluruh dunia karena manajemen hotel

(33)

konsumen. Jadi, tujuan dasar dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah dimensi kualitas pelayanan dapat mempromosikan citra merek pada

empat dan lima hotel berbintang di Pakistan. Metode analisis data

menggunakan teknik regresi. Telah diamati bahwa empati, daya tanggap dan

kehandalan, persepsi berperan dalam memelihara citra merek Hotel.

Menariknya, dirasakan jaminan dan bukti fisik tidak memberikan kontribusi

signifikan dalam meningkatkan citra merek. Implikasi untuk praktisi dan

saran dari para peneliti masa depan disajikan juga.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Merek

Menurut American Marketing Association (dalam Kotler, 2000:68),

merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, symbol, desain atau

gabungan dari keseluruhannya yang ditujukan untuk mengidentifikasi produk

atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang

dihasilkan oleh pesaing. Dalam bisnis perusahaan, merek bisa berupa nama

perusahaan, produk-layanan, logo atau simbol perusahaan atau kombinasi

keseluruhan. Didalam merek ini terkandung janji perusahaan kepada

konsumen untuk memberikan manfaat, keistimewaan dan layanan tertentu.

Merek sangat bernilai karena mampu mempengaruhi pilihan atau preferensi

konsumen. Sebuah merek yang baik dapat memberikan tanda adanya

superioritas produk terhadap konsumen yang mengarah pada sikap konsumen

yang menguntungkan dan membawa kinerja penjualan dan keuangan yang

(34)

Merek sebagai internalisasi sejumlah kesan yang diterima oleh

pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan adanya suatu posisi khusus

dalam ingatan mereka terhadap manfaat emosional dan fungsional yang

dirasakan (Knapp, 2001:85). Sebuah merek dikatakan khusus jika konsumen

merasa yakin bahwa merek-merek tersebut benar-benar khusus. Untuk

memiliki merek tertentu, perusahaan setidaknya memenuhi beberapa

pernyataan berikut :

1. Apakah merek benar-benar berbeda, penting dan bernilai bagi konsumen?

2. Apakah merek memiliki komitmen untuk menyediakan manfaat

emosional dan fungsional tertentu bagi konsumen?

3. Apakah merek secara konsisten memenuhi janji dan menyampaikan

komitmennya kepada konsumen?

Pemberian merek bukan merupakan intuisi, bukan hanya sebuah kata,

melainkan konsep nyata tentang keinginan, komitmen dan janji kepada

konsumen. Merek merupakan suatu sarana bagi perusahaan untuk

mengembangkan dan memelihara loyalitas pelanggan. Sekitar 70 %

pelanggan menggunakan merek sebagai petunjuk dalam membuat

keputusan pembelian (Susanto, 2004:57). Sebuah merek yang terkenal dan

terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Keahlian yang paling unik

dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan,

memelihara dan melidungi dan meningkatkan merek. Para pemasar

menyatakan pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam

(35)

Chevalier dan Mazzalovo (2004 : 14) menjelaskan bahwa suatu merek

adalah suatu kontrak yg terkandung secara alami dan mengatur hubungan

antara perusahaan dan pelanggan. Hubungan ini memiliki dua dimensi yaitu

tidak hanya ekonomi secara alami tetapi juga dari waktu ke waktu,

menciptakan ikatan emosional yang terkadang sangat kuat secara timbal balik

untuk selamanya atau sesaat sehingga berpengaruh terhadap prilaku

keduanya. Keberadaan merek untuk membedakan produk secara alami dari

pesaing terdekat. Ini adalah satu yang menunjukkan dasar tentang identitas.

Identitas adalah kepribadian atau karakter yang membedakan dari sesuatu

atau yang menjadi ciri khas suatu produk.

Menurut Aaker (2003:134) merek adalah nama dan atau simbol yang

bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok

penjual tertentu, serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan

para pesaing.

Susanto (2004:63) mendefinisikan merek merupakan kombinasi

nama, kata, simbol, dan desain kemasan yang menjadi ciri khas suatu produk

yang membedakannya dengan pesaingnya.

Nicolon (2004 : 4) mendefinisikan merek adalah entitas yang mudah

dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Sebuah nama, logo, singkatan,

desain atau apa saja, dikatakan sebagai merek kalau memenuhi empat hal,

antara lain: dapat dikenali, memiliki entitas (mewakili suatu yang ada),

(36)

Kotler (2000:146) menjelaskan pada hakikatnya merek

mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek

dagang, logo, atau simbol lainnya. Merek sebenarnya janji penjual untuk

secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu

kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Merek

merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat

dan jasa tententu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang

membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya, merek

bahkan dapat mencerminkan enam makna, yaitu :

1. Atribut

Setiap merek memiliki atribut, dimana atribut ini perlu dikelola dan

diciptakan

agar konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja

yang terkandung dalam suatu merek.

2. Manfaat

Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli

atribut, mereka mambeli manfaat. Produsen harus dapat menterjemahkan

antibut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.

3. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen. Merek yang

memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang

(37)

4. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedez mewakili

budaya

Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien

dan

selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

5. Kepribadian

Merek juga memiliki kepribadian yaitu kepribadian bagi penggunanya.

Diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan

tercermin bersamaan dengan merek yang digunakannya.

6. Pemakai

Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah

sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal

untuk penggunaan mereknya.

Perusahaan harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan

identitas merek sehingga menjadi tantangan untuk mengembangkan satu set

merek dengan makna yang mendalam sehingga memiliki keunikan dan tidak

mudah ditiru oleh pesaingnya.

2.2.2. Konsep-Konsep Merek

Ada beberapa konsep merek yang harus diperhatikan dan dipahami

agar dapat mengenal unsur-unsur apa saja yang terkandung dan berkaitan

dengan merek, konsep merek ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok

(38)

1. Brand Equity (Ekuitas Merek)

Kotler dan Armstrong (2003 : 292), “Brand equity is the positive

differential effect that knowing the brand name has on customer response

to the product or service” . Artinya ekuitas merek adalah efek

diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen

terhadap barang atau jasa. Jadi ekuitas merek adalah kekuatan suatu

merek yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari merek itu sendiri

yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa

yang dijual. Bagi konsumen pada umumnya ekuitas merek dapat

menambah atau mengurangi nilai suatu produk karena ekuitas merek

dalam jumlah besar mengenai produk dan merek tertentu, selain itu

ekuitas merek juga mempengaruhi, rasa percaya diri konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian dalam mengkonsumsi suatu produk.

2. Brand Identity (Identitas Merek)

Identitas merek merupakan salah satu strategi merek yang mencakup

arah, maksud, dan arti dari suatu merek, yang pada intinya dapat

membangun merek yang kuat sehingga dapat bersaing dan memenuhi

kebutuhan pasar, dan pada akhirnya kehadirannya dapat diterima oleh

konsumen. Menurut Aaker (2003: 22) Identitas merek adalah seperangkat

penggabungan merek yang unik dan strategis merek menginspirasikan

dan memelihara, penggabungan ini mewakili apa yang menjadi dasar dari

(39)

3. Brand Image (Citra Merek)

Citra merek ialah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan terhadap

merek tertentu (Tjiptono, 2005 : 49). Citra merek yang positif akan

membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang

bersangkutan dikemudian hari, sedangkan bagi produsen citra merek

yang baik akan membantu kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran.

Agar citra merek dapat terbentuk sesuai atau mendekati brand identity

yang diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen

harus mampu untuk memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang

membentuk suatu merek sehingga memiliki citra yang baik.

2.2.3. Citra Merek

2.2.3.1. Pengertian Citra Merek

Brand Image menurut Keller (2003:167) adalah “The Perception

and beliefs held by the consumers, as reflected in the associations held in

consumers memory”. Berdasarkan pendapat ini Brand Image adalah

anggapan dan kepercayaan yang dibentuk oleh konsumen, seperti yang

direfleksikan dalam hubungan yang terbentuk dalam ingatan konsumen.

Suatu citra merek yang positif dibentuk oleh program pemasaran yang

memiliki hubungan kuat, baik dan unik dengan merek dalam ingatan.

Citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen

ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi itu dapat muncul dalam

(40)

Asosiasi ini dapat dikonseptualkan berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan

dan keunikan (Suyanto, 2007:59).

Suatu brand image dibangun dengan menciptakan citra dari suatu

produk. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya

berbeda karena karena brand ini memancarkan asosiasi citra tertentu. Para

perancang image dari brand berusaha memenuhi hasrat konsumen untuk

menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu yang lebih besar dan dipandang

terhormat oleh orang lain, atau untuk mendefinisikan diri menurut citra yang

diinginkannya. Brand image menjadi pilihan pada saat persaingan sudah

menjadi taraf dimana produk-produk yang ditawarkan sudah tidak lagi

memiliki perbedaan yang berarti

Citra merek berhubungan dengan sikap. Sikap positif konsumen

terhadap sebuah merek lebih mudah mengarahkannya untuk membeli merek

dan produk tersebut. Tujuan utama strategi pemasaran, baik melalui iklan,

publisitas maupun melalui cara tradisional adalah mengembangkan citra

positif terhadap merek. Citra merek dibangun dengan memasukkan

kepribadian atau citra kedalam produk atau jasa, untuk kemudian dimasukkan

ke dalam alam bawah sadar konsumen. Setiap konsumen memiliki kesan

tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat timbul setelah konsumen melihat,

mendengar, membaca, atau merasakan sendiri merek atau produk baik

melalui TV, radio maupun media cetak. Citra merek adalah persepsi terhadap

suatu objek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada dalam

ingatan konsumen. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi

(41)

terhadap merek itu. Citra merek berhubungan dengan sikap yang berupa

keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra

merek yang positif lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Tingkatan citra merek adalah pengukuran bagaimana keberadaan

suatu merek melewati berbagai macam parameter. Citra merek terdiri dari

keunggulan, citra penggunaan, citra pengguna, dan pengalaman. Citra merek

harus mengukur nilai merek pada keunggulan spesifiknya, bagaimana orang

yang menggunakan merek tersebut, dan perbedaan penggunanya pada

beberapa jenis produk (Parameswaran, 2006:36).

Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi

suatu bisnis. Citra merek mampu membedakan produk kita dengan produk

pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal

konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang.

Whitwell (dalam Tjiptono, 2005:65) menerangkan pemahaman

mengenai peran strategik merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe utama

merek, karena masing-masing tipe memiliki citra merek yang berbeda, tipe

tersebut meliputi:

1. Attribute brands

Yakni merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan

keyakinan / kepercayaan terhadap atribut fungsional produk. Kerapkali

sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara

objektif, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang

(42)

2. Aspirational brands

Yakni merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang

membeli. Citra tersebut lebih mencerminkan gaya hidup kelompok orang

yang menggunakannya. Dalam hal ini status, pengakuan sosial dan

identitas jauh lebih penting daripada sekedar nilai fungsional produk.

3. Experience brands

Adalah merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi

bersama (shared association and emotions). Tipe ini memiliki citra

melebihi sekedar aspirasi. Kesuksesan sebuah experience brands

ditentukan oleh kemampuan merek dalam mengekspresikan

individualitas dan pertumbuhan personal.

Keller (2003:164) menjelaskan bahwa selama bertahun-tahun sudah

banyak berkembang merek yang kuat pada sektor layanan (service), seperti

American Express, British Airways, Hilton Hotel, Merrill Lynch, Federal

Express, dsb. Salah satu hal menarik dari service adalah bersifat intangible

(tidak berwujud) sehingga kualitasnya sangat beragam tergantung pada orang

yang terlibat dalam penyediaan jasa tersebut. Konsekuensinya, branding

menjadi sangat penting pada perusahaan jasa untuk mencerminkan potensi

dari jasa yang sifatnya tidak berwujud. Simbol dari merek menjadi penting

untuk membantu service yang sifatnya abtsrak menjadi lebih kongkrit

(berwujud).

Pengertian brand image (Keller, 2003:168):

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang

(43)

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka

tidak berhadapan langsung dengan produk. Membangun brand image

yang positif dapat dicapai dengan program pemasaran yang kuat terhadap

produk tersebut, unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang

membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari

elemen-elemen yang mendukung dapat menciptakan citra merek yang kuat bagi

konsumen.

Kotler (2000:79), menyebutkan bahwa para pembeli mungkin

mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra

merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra

dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang

efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu :

1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.

2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak

dikacaukan dengan karakter pesaing.

3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.

Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana

komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Contoh : jika “IMB berarti

pelayanan” pesan ini harus diekspresikan melalui lambang-lambang, media

tertulis dan audiovisual, suasana (ruang fisik), peristiwa (kegiatan), serta

perilaku karyawan.

Menurut Kotler (2000:145), menyebutkan bahwa citra merek adalah

sejumlah keyakinan tentang merek. Wicaksono (2007:129) mengemukakan

(44)

merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang

positif, meliputi:

a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian.

b. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis

lebih dari fungsi-fungsi produk.

c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi

teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Penciptaan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam

orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta

penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek

suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran

konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih

suatu produk (Aaker, 2003:86).

Merek dapat membantu mengidentifikasi dan memberikan arti bahwa

service yang ditawarkan tersebut berbeda dibandingkan perusahaan lainnya.

Branding pada service juga bisa menjadi cara efektif untuk memberikan

sinyal pada customer bahwa perusahaan telah mendesain service yang

ditawarkan secara spesial dan mewakili nama merek tersebut. Merek sebagai

perusahaan (corporate brand), didefinisikan sebagai merek yang

merepresentasikan perusahaan dimana nilai-nilai korporat diperluas ke

berbagai macam kategori produk/jasa (De Chernatory, 2003 dalam Tjiptono,

(45)

2.2.3.2. Pengukuran Citra Merek

Pengukuran citra merek menurut Lamb (2001), “Measuring brand

image, based on product category, has been used in the different ways in

recent studies. However, these always have taken into account that not only

must the physical attributes of the products be considered, but also the

functional, emotional and self-expressive benefits”. Pendapat-pendapat

tersebut menunjukkan bahwa pengukuran terhadap citra merek dapat

dilakukan berdasarkan beberapa atribut, yaitu :

1. Atribut fisik dari sebuah Produk

Pengukuran citra merek sangat dipengaruhi oleh penampilan fisik dari

sebuah merek.

2. Kinerja (kemampuan produk menjalankan fungsinya)

Pengukuran terhadap fungsi atas sebuah produk juga merupakan salah

satu variable yang menentukan citra merek. Semakin tinggi kemampuan

sebuah produk yang menjalankan fungsinya, maka semakin tinggi pula

brand image konsumen atas produk yang bersangkutan

3. Manfaat emosional

Kemampuan sebuah merek untuk memunculkan emosi positif bagi

konsumen sebagai pemakai atau pengguna suatu merek sangat

menentukan keberhasilan pembentukan citra merek konsumen atas

(46)

4. Manfaat mengekspresikan diri

Keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh sehubungan dengan

pengkonsumsian sebuah produk juga merupakan variable dasar yang

menentukan terhadap image konsumen atas sebuah merek.

Dalam mengukur sebuah merek, tidak hanya tampilan fisik namun juga

pada manfaat yang dijanjikan dan tingkat keuntungan yang dapat

diperoleh oleh pemakai jasa sebuah layanan.

Menurut Keller (2003:146) pengukuran citra merek dapat

didasarkan pada tiga variabel, antara lain:

1. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan disini berkaitan dengan seberapa kuat hubungan yang mampu

diciptakan oleh merek dengan konsumen. Biasanya pengukuran

kekuatan ini dapat dibentuk melalui pengalaman masa lalu, harga,

kualitas, rekomendasi, perorangan, iklan dan lain-lain.

2. Keunikan (Uniqueness)

Uniqueness adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek

diantara merek-merek yang lainnya. Kesan unik ini muncul dari atribut

produk, yang berarti terdapat diferensiasi antara produk satu dengan

produk yang lainnya. Termasuk dalam kelompok unik antara lain:

variasi layanan yang bisa diberikan sebuah produk, variasi harga dari

produk yang bersangkutan, maupun diferensiasi dari penampilan fisik

sebuah produk.

(47)

Favorable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah

diingat oleh konsumen. Termasuk dalam kelompok favorable ini antara

lain: kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemampuan merek

untuk tetap diingat konsumen, maupun kesesuaian antara kesan merek

di benak konsumen dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek

yang bersangkutan.

2.2.4. Produk

Sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal

dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi

berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas

dengan harga yang relatif murah. Perusahaan dalam proses kegiatan

produksi haruslah mengerti dan mengetahui dengan benar akan arti dari

produk itu sendiri. Kotler (2000:183) mengemukakan bahwa produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian,

dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa barang

ataupun jasa. Ketika perusahaan menawarkan produknya kepada masyarakat,

perusahaan harus memiliki keyakinan bahwa produk yang akan diluncurkan

itu memang dirancang untuk dapat memuaskan keinginan konsumen. Oleh

karena itu, proses merancang sebuah produk, bukan sekedar menyangkut

penentuan manfaat apa yang akan dipenuhi, melainkan juga menyangkut

keputusan disain produk, nama merek, merek dagang, jaminan, citra produk

(48)

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2001:167).

Produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar ke

konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk

memenuhi kebutuhannya. Pelanggan yang membeli kepuasan produk berarti

segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan

produsen baik berupa barang maupun jasa yang didistribusikan ke pasar guna

memenuhi kebutuhan konsumen.

2.2.4.1.Atribut Produk

1. Kualitas/Mutu Produk

Produk yang berkualitas merupakan sesuatu yang di dambakan

konsumen. Konsep mutu telah mengalami pergeseran. Konsep yang lama

memandang mutu sebagai derajat kesesuaian antara produk yang dihasilkan

dengan spesifikasi atau rencana yang telah ditentukan produsen sebelumnya.

Semakin tinggi derajat kecocokan produk dengan spesifikasi mutu (standar)

yang telah ditetapkan semakin tinggi pula mutu produk yang bersangkutan.

Konsep yang baru, memaknai mutu adalah derajat kemampuan suatu

produk memberikan rasa puas kepada pemakainya. Semakin tinggi derajat

kepuasan yang diterima konsumen atas pemakaian suatu produk,

mengindikasikan produk semakin bermutu. Jika pada konsep yang lama mutu

(49)

berdasarkan penilaian konsumen. Konsep mutu yang baru ini merupakan

orientasi produsen saat ini dalam menjalankan aktivitas produksinya.

Kualitas produk barang (tangible products good quality) ditentukan

oleh faktor-faktor :

1) Kinerja: karakteristik fungsi dasar produk

2) Penampilan fisik: bentuk yang ditampilkan

3) Kehandalan: kekonsistenan suatu produk dapat digunakan

4) Ukuran standar: bahan baku produk terbuat dari bahan-bahan menurut

ukuran tertentu

5) Daya tahan: umur teknik dan umur ekonomi produk

6) Tingkat pelayanan: kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan

pelayanan baik sebelum maupun sesudah penjualan

7) Keindahan: segi estetika dari bentuk fisik produk

8) Kualitas relatif: merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan

pembeli akan ciri produk yang dibeli sehingga pembeli mengukur

kualitas produk dari segi harga, merk, iklan, reputasi perusahaan.

Produk-produk yang memiliki ciri-ciri di atas dapat dikategorikan

sebagai suatu produk yang berkualitas yang dapat menciptakan

kepuasan konsumen dan penjualan perusahaan.

Dalam hubungannnya dengan peningkatan mutu, produsen

mempunyai dua tugas dalam mengembangkan produk, yaitu :

1) Memutuskan seberapa tinggi mutu produk yang diinginkan, yaitu

seberapa tinggi kriteria kerja (misalnya: manfaat dan kecepatan yang

(50)

2) Mewujudkan mutu produk tersebut. Dalam memutuskan seberapa

tinggi mutu produk, produsen harus bertitik tolak pada sudut pandang

pemasaran untuk mempertimbangkannya. Artinya perusahaan harus

menyelidiki beragam keinginan konsumen terhadap berbagai atribut

kemampuan kerja dan bagaimana posisi produk pesaing. Hal ini dapat

dimanfaatkan untuk mengidentifikasikan posisi perusahaan dalam hal

menarik pembeli dalam jumlah yang besar (Carthy & Perreault,

2003:129).

2. Sifat/Ciri Produk

Ciri produk bagi usaha pemasaran merupakan satu cara

memenangkan persaingan, karena hal ini adalah alat untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk saingan. Menjadi produsen pertama yang

memperkenalkan ciri baru yang memang dibutuhkan dan bernilai tinggi

adalah salah satu strategi paling efektif dalam memenangkan persaingan.

3. Model Produk/Disain Produk

Cara lain untuk memperjelas kekhasan produk ialah lewat

model/disain produk. Disain berpegang pada anggapan ”bentuk ditentukan

fungsi” dari produk. Disain yang bagus berkontribusi pada manfaat yang

diberikan produk dan sekaligus menjadi daya tarik produk. Dengan

demikian, disain yang bagus dapat menarik perhatian konsumen,

memperbaharui minat konsumen, menurunkan biaya dan mengkombinasikan

berbagai variasi produk ke dalam pasar sasaran. (Carthy, 2003:127). Model

produk adalah gaya yang sedang populer dan berlaku dalam suatu bidang

(51)

Model produk biasanya berjalan melewati tiga tahap, yakni : tahap

ekslusif tahap peniruan dan tahap model massal, yang keseluruhannya perlu

mendapat perhatian bagi produsen (Wasson dalam Kotler, 2003:78).

a. Tahap Ekslusif

Tahap Eksklusif adalah periode di mana konsumen menaruh perhatian

kepada sesuatu yang baru untuk diterapkan pada mereka sendiri

sehingga kelihatan berbeda dari produsen yang lain. Produk dibuat

dengan pesanan khusus atau diproduksi dengan ju

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Tabungan PT Bank Sumut Cabang Iskandar
Gambar 2.1 Keputusan Produk Individual
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
Tabel. 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan lembar tugas dengan cara anak menggambar benda-benda yang halus disebelah kanan dan gambar benda kasar sebelah kiri/

This paper reviews bovine placental development, anatomy microscopic and gross , nomencla- ture and classification. The paper focuses on the biology of those specialized cells

13 Nusa Tenggara Timur Lok.Dusun Mbang Desa Nggalak Kec.Reok Barat. Kabupaten Manggarai

The article reviews aspects of the basic reproductive biology of the camel, such as puberty, breeding season, ovarian dynamics, synchronisation of ovarian activity and

Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sederhana.. 5.1 Mengidentifikasi

Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu ( Aquilaria Malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun pada Batang.. Teori Praktis

 Menjelaskan ciri cirri tumbuhan secara rinci yang ada pada

Kesimpulannya, dengan menggunakan LTSP, sebuah komputer dengan spesifikasi tanpa harddisk yang terhubung pada sebuah server dapat menikmati tampilan grafis yang sama