• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Responden Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil Di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik Responden Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil Di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT

PENGETAHUAN PRIA USIA SUBUR TENTANG

GAYA HIDUP YANG MEMPENGARUHI INFERTIL

DI LINGKUNGAN III KELURAHAN LABUHAN

DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN

TAHUN 2008

IKA SUHERLIN

085102061

KARYA TULIS ILMIAH

(2)

2

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Ika Suherlin

Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Pengetahuan Pria Usia Subur Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

vii + 43 halaman + 6 tabel + 2 lampiran

Abstrak

Gaya hidup yang buruk meliputi merokok, alkohol, kafein, obat terlarang dan olahraga berlebihan mempengaruhi kesuburan pria usia subur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang mempegaruhi infertil. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total populasi. Analisa data dilakukan dengan metode statistik dengan menggunakan chi

square. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 60 responden bahwa mayoritas

besar pria usia subur berumur antara 18-32 tahun sebanyak 37 (61,7%), hasil uji statistik diperoleh p=0,002 sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan, dan diperoleh nilai OR=0,15 yang artinya umur 33-47 memiliki peluang 0,15 kali dari pada umur 18-32 tahun. Mayoritas berpendidikan rendah sebanyak 34 orang (56,7%), hasil uji statistik diperoleh p=0,023 sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pengetahuan, dan diperoleh nilai OR=0,25 yang artinya pendidikan tinggi memiliki peluang 0,15 kali dari pada pendidikan rendah. Mayoritas tidak bekerja sebanyak 41 orang (68,3%), %), hasil uji statistik diperoleh p=0,010 sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dan pengetahuan, dan diperoleh nilai OR=0,18 yang artinya responden yang bekerja memiliki peluang 0,18 kali dari pada tidak bekerja. Secara keseluruhan berarti adanya hubungan karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan sedini mungkin kepada responden tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil.

Kata kunci : pria usia subur, gaya hidup, infertil.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Karakteristik Responden Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil Di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc (CM-FM) selaku dosen pembimbing materi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai admistrasi program studi D-IV Bidan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak membantu baik moril maupun materil dan memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

(4)

4

7. Rekan-rekan seperjuangan di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini khususnya Lidya Meilani, Fitrianis Mulyasari, Anita Manalu, Elli Puspita, Sarah Herlina dan Rangi Nadya.

8. Sobat-sobat yang telah banyak membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah Ini khususnya Netty Herawaty, Ricci Erica, Mira Indrayani, Rahmawani Fauza, Lidya Metalia.

9. Seluruh pihak yang turut ambil andil dalam selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009

Peneliti

(5)

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengetahuan ... 5

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Umur ... 7

3. Penyebab Infertilitas... 9

4. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Infertil ... 11

BAB III Kerangka Konsep, Hipotesa, dan Definisi Operasional A. Kerangka Konsep ... 15

(6)

6

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 18

2. Sampel ... 18

C. Lokasi Penelitian ... 18

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 19

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 20

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 21

I. Analisa Data ... 22

BAB V Hasil Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian a. Karakteristik Responden ... 23

b. Tingkat Pengetahuan Responden ... 25

c. Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Pengetahuan ... 25

B. Pembahasan 1. Interprestasi Dan Diskusi Hasil ... 28

2. Implikasi Terhadap Pelayanan Dan Penelitian ... 32

BAB VI Simpulan dan Saran A. Simpulan ... 34

B. Saran ... 35

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan di Lingkungan III Kelurahan Labuhan deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 ... ...23

Tabel 5.2. Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengaruh gaya Hidup Terhadap Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 ...24

Tabel 5.3. Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengaruh gaya Hidup Terhadap Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 ...25

Tabel 5.4.1. Hubungan Umur Responden Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengaruh gaya Hidup Terhadap Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 ...25

Tabel 5.4.2. Hubungan Pendidikan Responden Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengaruh gaya Hidup Terhadap Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 ...26

(8)

8

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembang biak adalah salah satu fungsi luhur dari makhluk hidup, termasuk manusia. Seluruh makhluk hidup, termasuk manusia berkeinginan untuk menjaga kelangsungan garis keturunannya dengan cara berkembang biak. Di negara berkembang, termasuk Indonesia, memiliki anak secara tidak tertulis merupakan keinginan yang dianggap sebagai kewajiban bagi semua orang. Tetapi bila kewajiban tersebut tidak terpenuhi, itu akan menyebabkan suatu masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi setiap manusia. Ketidaksuburan atau sering juga kita dengar dengan infertil bukanlah hal yang tabu untuk kita bicarakan.

Di Indonesia, berdasar Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1996,

diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang tidak subur. (Ambarawa, 2005 )

(10)

2

Berdasarkan hasil survei di Bali pada tahun 2004 ditemukan angka infertilitas sebesar 4,1%. Bila angka infertilitas ini diuraikan pada pasangan usia subur di Bali, diperkirakan terdapat 18.000 - 25.000 pasangan suami istri infertil. (Ambarawa, 2005)

Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Menurut Agritubela (2007), hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. (Agritubella, 2007, ¶ 2, http://www.meri_psikfkua_04.com, diperoleh

tanggal 27 Oktober 2008)

Menurut Owen, (2005, hlm. 29) pada sekitar 40% pasangan mandul, masalahnya terletak pada laki-laki. Sedangkan 40% kasus lainnya disebabkan wanita dan sisanya yaitu 20 % disebabkan oleh keduanya.

Menurut Anwar, (2000) diantara berbagai penyebab sulitnya pasutri mendapatkan keturunan, ternyata gaya hidup memegang peran dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yaitu sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serba cepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stress. Gaya hidup tersebut meliputi merokok, alkohol, kafein, narkoba serta olahraga yang ekstra.

(11)

disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.

Selain itu, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 - 2003 adalah 20.301 orang. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan.

Banyak masyarakat menganggap bahwa puncak permasalahan kesuburan ialah perempuan, dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa tidak semua masalah kesuburan berasal dari perempuan tetapi dari pihak suami dan juga gaya hidup keduanya.

Berdasarkan survei pendahulu oleh peneliti pada waktu pendidikan D-III di lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan pada bulan maret sampai dengan april tahun 2007 diketahui bahwa dominan pria usia subur di daerah tersebut berperilaku tidak sehat yaitu merokok, alkohol, narkotika, kafein dan olahraga berlebihan (ekstra).

Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui hubungan karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil karena pria lebih sering terpapar oleh faktor dari gaya hidup yang meliputi rokok, alkohol, kafein, narkotika, dan olahraga yang berlebihan (ekstra).

B. Perumusan Masalah

(12)

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil di lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan tahun 2009

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil

c. Untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan responden tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil

D. Manfaat penelitian

1. Sebagai bahan masukan daerah yang diteliti yaitu Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dalam hal pengetahuan tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil.

(13)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Ika Suherlin

Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Pengetahuan Pria Usia Subur Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

vii + 43 halaman + 6 tabel + 2 lampiran

Abstrak

Gaya hidup yang buruk meliputi merokok, alkohol, kafein, obat terlarang dan olahraga berlebihan mempengaruhi kesuburan pria usia subur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang mempegaruhi infertil. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total populasi. Analisa data dilakukan dengan metode statistik dengan menggunakan chi

square. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 60 responden bahwa mayoritas

besar pria usia subur berumur antara 18-32 tahun sebanyak 37 (61,7%), hasil uji statistik diperoleh p=0,002 sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan, dan diperoleh nilai OR=0,15 yang artinya umur 33-47 memiliki peluang 0,15 kali dari pada umur 18-32 tahun. Mayoritas berpendidikan rendah sebanyak 34 orang (56,7%), hasil uji statistik diperoleh p=0,023 sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pengetahuan, dan diperoleh nilai OR=0,25 yang artinya pendidikan tinggi memiliki peluang 0,15 kali dari pada pendidikan rendah. Mayoritas tidak bekerja sebanyak 41 orang (68,3%), %), hasil uji statistik diperoleh p=0,010 sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dan pengetahuan, dan diperoleh nilai OR=0,18 yang artinya responden yang bekerja memiliki peluang 0,18 kali dari pada tidak bekerja. Secara keseluruhan berarti adanya hubungan karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan sedini mungkin kepada responden tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil.

Kata kunci : pria usia subur, gaya hidup, infertil.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku. Menurut rogers (1974) bahwa individu akan melakukan perubahan perilaku dengan mengadopsi perilaku dengan tahapan-tahapan antara lain; individu mulai menyadari adanya stimulus, individu mulai tertarik dengan adanya stimulus, individu mulai berpikir dan mempertimbangkan, individu mulai mencoba perilaku baru, individu menggunakan perilaku baru. (Setiawati, S.,& Dermawan, A.C.,2008, hlm.55)

2. Tingkat pengetahuan (kognitif)

a. Tahu (know)

(15)

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

(16)

7

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Umur

Abu Ahmadi (2001), mengemukakan bahwa memori daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Pendidikan

Menurut Notoatmojo (1993), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wiet Hary dalam Notoatmojo (1993), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

c. Pekerjaan

Adalah aktivitas seseorang yang dilakukan secara rutin. Keadaan ini dapat menunjukkan pengalaman atau hal yang pernah dialami oleh seorang pria usia subur berkaitan dengan kebiasaannya. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

(17)

dihadapi pada masa yang lalu. Semakin banyak pengalaman seseorang terhadap sesuatu hal maka semakin banyak pula hal yang dapat diketahuinya tentang hal yang dialaminya tersebut (Notoatmojo, 2005, hlm. 13 ).

4. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100 % b. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 0 -75 %

(Arikunto, 2002)

B. Infertilitas

1. Definisi

Menurut Djuwanto (2008, hlm.1) “Ketidaksuburan atau infertil adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x/minggu, dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun selama 1 tahun”.

(18)

9

2. Klasifikasi

Infertilitas terbagi atas 2 bagian, yaitu :

a. Infertilitas primer

Yaitu pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.

b. Infertilitas sekunder

Yaitu pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

3. Penyebab infertilitas dapat digolongkan atas dasar anatomi organ dan atau

fungsinya.

a. Penyebab pada laki-laki :

1) Kelainan anatomi berupa hypo-epispadia (kelainan letak lubang kencing),

micropenis (penis sangat kecil), undescencus testis (testis masih dalam

perut/lipat paha)

2) Gangguan fungsi : disfungsi ereksi berat (impotensi), ejakulasi retrograde

(ejakulasi balik)

(19)

4) Lain-lain : hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantung testis), varikokel (varises pembuluh darah balik testis), imunologis, infeksi, dll b. Penyebab pada wanita :

1) Faktor vagina : vaginismus (kejang otot vagina), vaginitis (radang/infeksi vagina)

2) Faktor uterus (rahim) : myoma (tumor otot rahim), endometritis (radang sel. lendir rahim), endometriosis (tumbuh sel. lendir rahim bukan pada tempatnya), uterus bicornis, arcuatus, ashermans syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah)

3) Faktor cervix (mulut rahim) : polip (tumor jinak), stenosis (kekakukan mulut rahim), nonhostile mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), anti

sperm antibody (antibodi terhadap sperma)

4) Faktor tuba fallopi (saluran telur) : pembuntuan, penyempitan, pelengketan saluran telur (bisa karena infeksi atau kelainan bawaan)

5) Faktor ovarium (indung telur) : tumor, kista, gangguan menstruasi

(amenorhoe, oligomenorhoe dengan / tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi

dengan pusat pengendali hormon di otak (hypothalamus dan hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi

6) Faktor lain : prolactinoma (tumor pada hipofisis), hiper/hypotroid

(20)

11

4. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Infertil

a. Definisi Gaya Hidup

Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Kebiasaan buruk tersebut yaitu merokok, alkohol, kafein, narkotika, dan olahraga berlebihan.

(Syahbana, 2005, http://www.dirga.com/Bio/act.htm, diperoleh tanggal 25 Oktober 2008)

b. Pengaruh tersebut dapat diketahui dari setiap kebiasaan buruk, yaitu :

1) Alkohol

Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15 % tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100 %. Pada kenyataannya tidak ada satupun proses biokimiawi tubuh yang membutuhkan alkohol. Meski pun belum ada standar yang diterima secara umum tentang tingkat keamanan konsumsi minuman beralkohol, namun secara sederhana peminum alkohol dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:

a) Kelompok pertama adalah "peminum ringan" (light drinker)

(21)

b) Kelompok kedua adalah "peminum menengah" (moderate drinker) Kelompok ini mengkonsumsi antara 6,2 s/d 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 s/d 4 botol bir per hari.

c) Kelompok terakhir adalah "peminum berat" (heavy drinker) Yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol

bir sehari.

Konsumsi alkohol pada pria, alkohol akan menyebabkan alkohol menyebabkan penurunan ukuran testis, volume air mani, serta menurunkan konsentrasi, mortalitas, dan struktur normal sperma.

2) Merokok

Telah disebutkan bahwa merokok dapat menyebabkan impotensi, kemandulan, gangguan kehamilan dan janin. Merokok bagi manusia, sungguh mengancam kesuburan. Vedder (2008), pengaruhnya tergantung pada jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Bahwa suami perokok memiliki kemampuan lebih rendah untuk menghamili isterinya daripada suami yang tak merokok, kerusakan tergantung pada lamanya durasi terpapar asap rokok, jadi semakin lama anda merokok maka akumulasi mutasi akan makin besar dan makin besar potensi dampaknya pada sel sperma anda.

(22)

13

3) Narkoba

Pengaruh pemakaian ganja, kokain, extacy, sabu-sabu dan heroin tersebut secara umum pada kesuburan pria adalah menekan sekresi gonadotropin yang berujung pada menurunnya biosintesa testosteron. dengan kualitas dan kuantitas testosteron yang menurun, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas sperma. Selain itu gangguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual penurunan kadar hormon testosteron, menurunnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, dan hambatan ejakulasi. Maka dapat dipastikan kualitas sperma juga bisa menurun.

4) Kafein

Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink), cokelat, maupun obat-obatan. Secangkir kopi mengandung 115 milligram kafein, secangkir espresso (kopi tubruk/saring) mengandung sekitar 80 mg kafein, sedangkan kopi instan mengandung sekitar 65 mg kafein.

(23)

Pada pria mengonsumsi kafein terlalu banyak diperkirakan dapat menyebabkan kemandulan karena dapat menurunkan jumlah sperma atau pun merusaknya. Kafein yang banyak terkandung dalam kopi, teh dan soft drinks merupakan stimulan yang dapat menurunkan kesuburan jika diminum lebih dari 7 cangkir per hari.

5) Olahraga ekstra/berlebihan

Secara garis besar, olahraga terdiri dari dua jenis, yaitu anaerobik, dan aerobik. Aerobik berasal dari bahasa Yunani yaitu 'aero' yang berarti udara dan 'bios' yang berarti hidup. Secara harfiah, aerobik berarti hidup dengan udara (oksigen). Aktifitas aerobik dapat diartikan sebagai aktifitas dimana tubuh memerlukan banyak oksigen untuk pembentukan energi tubuh (hidup), Sedang aktifitas anaerobik kurang atau membutuhkan sedikit oksigen. Contoh olahraga anaerobik adalah angkat beban, dan contoh olahraga aerobik adalah jogging.

(24)

15

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan berikut, dimana sebagai variabel independen (bebas) adalah umur, pendidikan, dan pekerjaan dan variabel dependen (terikat) yaitu tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil. Dimana, karakteristik pria usia subur yang meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan mempengaruhi pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : Hipotesa alternatif (Ha) yaitu:

1. Ada hubungan umur pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil.

2. Ada hubungan pendidikan pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil.

Tingkat Pengetahuan Pria Usia Subur Tentang Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Infertil Karateristik Pria Usia Subur

(25)

3. Ada hubungan Pekerjaan dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil.

C. Definisi Operasional

NO. Variabel Definisi Opersional

Kuesioner wawancara 1 = 18-32 tahun 2 = 33-47 tahun

Kuesioner Kuesioner 1. Bekerja 2.Tidak Bekerja

(26)

17

(27)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross

sectional untuk mengetahui hubungan karakteristik terhadap tingkat pengetahuan

pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dari bulan Maret – April 2009 dengan satu kali pengambilan data.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pria subur yang belum menikah dan bertempat tinggal di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan yaitu 60 orang.

2. Sampel

Teknik dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Di mana pengambilan sampel dengan cara semua jumlah populasi menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 60 orang.

C. Lokasi Penelitian

(28)

19

D-III Akademi Kebidanan pada bulan Maret – April tahun 2007, adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dan merupakan daerah yang mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan April 2009

E. Pertimbangan Etik

Peneliti mendapat rekomendasi dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin kepada Bapak Lurah Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dalam melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari Ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(29)

Dalam lembar kuesioner tidak dituliskan nama responden untuk merahasiakan identitasnya, hanya kode tertentu pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, yang berisikan tentang karakteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan), dan kuesioner pengetahuan yang meliputi

Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup dengan variasi pertanyaan berupa multiple choice, yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapat responden.

Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1 (satu), apabila jawaban responden salah diberi nilai 0 (nol). Pertanyaan yang akan ditanyakan berupa 20 pertanyaan untuk menilai pengetahuan responden tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil yang meliputi pengertian infertil, pengertian gaya hidup, pengaruh gaya hidup terhadap infertil. Dengan kategori : Baik bila menjawab 56-100%

Kurang bila menjawab ≤ 55% G. Validitas dan Reabilitas Instrumen

(30)

21

profesi sebagai dokter konsultan di suatu RS pemerintah dan di instansi pendidikan negeri. Dan diperoleh nilai content validity score 0,91 sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang diukur. Sedangkan uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan. Uji reliabilitas dengan rumus alpha yang diolah melalui program komputerisasi. Hasil yang didapatkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel karena α hitung > r tabel. Dimana α hitung sebesar 0,753 (hasil terlampir).

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti dan ibu kader di lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dengan menggunakan kuesioner terhadap pria usia subur.

Dengan langkah-langkah yaitu peneliti mendapat surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada pendidikan atau ketua pelaksana program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan peneliti mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada kepala Desa Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Marelan. Setelah itu, peneliti menyerahkan lembar informent consent sebagai tanda pernyataan persetujuan menjadi responden, bahwa responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian secara sukarela.

(31)

pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kendala

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan metode statistik dengan menggunakan software

SPSS. Setelah dikumpulkan selanjutnya dianalisa secara bertahap yaitu:

1. Analisa data univariat

Untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti.

2.Analisa data bivariat

Untuk mengetahui hubungan dua varibel antara variabel independen dan dependen dengan uji statistik menggunakan chi-square dengan software SPSS.

(32)

23

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan di Lingkungan III kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan tahun 2009 diperoleh data dari 60 responden yang hasilnya disajikan dalam bentuk analisa univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat yaitu sebagai berikut :

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden Meliputi Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan di Lingkungan III

kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

No. Karakteristik Jumlah

N %

(33)

tidak bekerja yaitu 41 orang (68,3%) dan yang paling sedikit adalah bekerja yaitu 19 orang (31,7%).

Tabel 5.2

Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan

Deli Kecamatan Medan Marelan tahun 2009

No. Pertanyaan 3 Pengertian infertile 42 70,0 18 30,0 60 100 4 Lamanya pasutri dikatakan infertile 31 52,0 29 48,0 60 100 5 Penyebab infertile 33 55,0 27 45,0 60 100

6

Pengertian gaya hidup

Pengertian gaya hidup 36 60,0 24 40,0 60 100 7 Macam-macam gaya hidup 30 50,0 30 50,0 60 100

8

gaya hidup yang mempengaruhi infertil

Kandungan rokok 45 75,0 25 25,0 60 100 9 Dampak dari kandungan rokok terhadap infertil 18 30,0 42 70,0 60 100 10 banyaknya rokok menyebabkan infertile 25 41,7 35 58,3 60 100 11 Kandungan kopi 53 88,3 7 11,7 60 100 12 Jenis-jenis yang sama dengan kandungan kopi 46 76,7 14 23,3 60 100 13 Dampak dari kandungan kopi terhadap infertil 28 46,7 32 53,3 60 100 14 Banyaknya kopi terhadap infertile 23 38,3 37 61,7 60 100 15 Jenis-jenis alkohol 47 78,0 13 22,0 60 100 16 Dampak alkohol terhadap infertile 23 38,3 37 61,7 60 100 17 Jenis-jenis obat terlarang (narkotika) 51 85,0 9 15,0 60 100 18 Dampak dari obat terlarang terhadap infertil 22 36,7 38 63,3 60 100 19 Pengertian olahraga yang berlebihan 42 70,0 18 30,0 60 100

20.

Dampak olahraga yang berlebihan terhadap

infertil 17 28,3 43 71,7 60 100

(34)

25

Dampak olahraga yang berlebihan terhadap infertil yaitu pertanyaan nomor 20 (71.7%).

2. Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.3

Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertili di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

No. Tingkat pengetahuan N %

1 Baik 28 46,7

2 Kurang 32 53,3

Total 38 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 32 orang (53,3%).

3. Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.4.1

Hubungan Umur Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil

di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan

Tahun 2009

No Karakteristik Responden

(35)

infertil diperoleh 37 responden yang berumur 18-32 tahun yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu 26 orang (70,3%), dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 11 orang (29,7%). Dari 23 orang yang berumur 33-47 tahun diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 17 orang (73,9%) dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 6 orang (26,1%).

Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan diperoleh nilai p = 0,002 (p < 0,05), sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari uji statistik diperoleh nilai OR 0,15 yang artinya responden yang berumur 33-47 tahun memiliki peluang 0,15 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur 18-32 tahun tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

Tabel 5.4.2

Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil di Lingkungan III Kelurahan

Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

No Karakteristik Responden

Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang

Mempengaruhi Infertil Total p

OR

(36)

27

terhadap infertil diperoleh 34 orang yang memiliki tingkat pendidikan dasar diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 23 orang (67,6%) dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 11 orang (32,4%) . Dari 26 orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 17 orang (65,4%) dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 9 orang (34,6%).

Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan diperoleh nilai p = 0,023 (p < 0,05), sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari uji statistik diperoleh nilai OR 0,25 yang artinya responden yang berpendidikan tinggi memiliki peluang 0,25 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berpendidikan rendah tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

Tabel 5.4.3

Hubungan Pekerjaan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli

Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

No Karakteristik Responden

Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gaya Hidup Yang

Mempengaruhi Infertil Total p

(37)

Dari tabel diatas dapat dilihat analisa hubungan antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil diperoleh 41 orang responden yang tidak bekerja diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 27 orang (65,9%) dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 14 orang (34,1%). Dari 19 orang responden yang bekerja diperoleh yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 14 orang (73,7%) dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 5 orang (26,3%).

Setelah dilakukan uji statistik antara umur dan pengetahuan diperoleh nilai p = 0,010 (p < 0,05), sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara umur dan pengetahuan. Dan dari uji statistik diperoleh nilai OR 0,18 yang artinya responden yang bekerja memiliki peluang 0,18 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan responden yang tidak bekerja tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

B. Pembahasan

1. Interprestasi dan Diskusi Hasil

a. Karakteristik Responden

(38)

29

b. Tingkat pengetahuan responden tentang gaya hidup yang

mempengaruhi infertil

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 32 orang (53,3%).

Notoatmodjo (2005, hlm.121) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria diantaranya mempunyai objek kajian, mempunyai metode pendekatan, dan bersifat universal (mendapatkan pengakuan secara umum).

Dari uraian ini peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan diperoleh dari hasil penginderaan terhadap objek tertentu. Dan penginderaan tersebut dipengaruhi oleh dengan bertambahnya umur, adanya pendidikan dan mempunyai pekerjaan.

c. Hubungan Karakteristik Responden Dengan Tingkat Pengetahuan

a). Umur responden

(39)

berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur 18-32 tahun tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

Abu Ahmadi (1997) menjelaskan bahwa memori daya ingat seseorang dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu umur. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan mengalami pertambahan, tetapi pada umur– umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.

Singgih D. Gunarso (1990) mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun.

Dari uraian ini peneliti menyimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.

b). Pendidikan responden

(40)

31

berpendidikan tinggi memiliki peluang 0,25 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berpendidikan rendah tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

Matra (1994) yang mengemukakan bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut menerima informasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo (1993) yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

Dari uraian ini peneliti menyimpulkan bahwa sdengan bertambahnya pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuannya juga akan semakin baik.

c). Pekerjaan responden

(41)

hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

Pekerjaan adalah aktivitas seseorang yang dilakukan secara rutin. Keadaan ini dapat menunjukkan pengalaman atau hal yang pernah dialami oleh seorang pria usia subur berkaitan dengan kebiasaannya. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh seseorang menjadi tahu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2005) bahwa merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak seseorang melakukan kegiatan (bekerja) maka semakin banyak pengalaman yang didapat akan mempengaruhi penginderaan sehingga tingkat pengetahuannya semakin baik.

2. Implikasi Terhadap Pelayanan Dan Penelitian

a. Untuk asuhan kebidanan

(42)

33

penyuluhan tentang gaya hidup atau pola hidup yang harus dihindari agar dapat terhindar dari infertil.

b. Untuk pendidikan kebidanan

(43)

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan karakteristik pria usia subur dengan tingkat pengetahuan pria usia subur tentang gaya hidup yang mempengaruhi infertil di Lingkungan III kelurahan labuhan deli kecamatan medan marelan tahun 2009, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Diperoleh karakteristik pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan. Menunjukkan bahwa dari 60 responden sebagian besar responden berumur 18-32 tahun yaitu 37 orang (61,7%), berdasarkan pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan rendah yaitu 34 orang (56,7%) dan berdasarkan pekerjaaan menunjukkan sebagian besar responden tidak bekerja yaitu 41 orang (68,3%).

2. Diperoleh tingkat pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III kelurahan labuhan deli kecamatan medan marelan tahun 2009 memiliki tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 32 orang (53,3%).

(44)

35

diperoleh nilai p = 0,023 (p < 0,05) , sehingga dinyatakan ada hubungan yang bermakna secara signifikan, antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,010 (p <0,05), sehingga dinyatakan ada hubungan yang signifikan tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan untuk dapat meningkatkan upaya promotif berupa pemberian penyuluhan dan informasi-informasi tentang gaya hidup atau pola hidup yang harus dihindari kepada pria usia subur khususnya yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi yaitu infertil.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Agritubella, Syafrisar Meri, Infertil. (27 Oktober 2008)

http://www.meri_psikfkua_a04.com

Agustin , Ilma. Penguna Narkoba, Terancam Disfungsi Seksual . (10 oktober 2007)

http://www.info.com

Ambarawa, Puspa, 2005, Kapan suatu pasangan dikatakan infertil. (5 Oktober 2008)

Arikunto, Suharni. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Budiarto, Eko. (2002). Biostatika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Budiarto, Eko. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.

Budiputra. Sehat. (17 October 2007).

Daniel, 2008, benarkah infertilitas disebabkan gaya hidup, (7 Februari 2008)

Djuwantono, Tono,et.al. (2008). Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas. Bandung : PT. Refika Aditama.

Effendi, Zaenal. Gaya Hidup Sehat. (26 mei 2008) http://www. kompas.com

(46)

37

http://www.rileks.com

Manik, Murniati, Asnah, dan Asiah. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Medan : Program D-IV Bidan Pendidik FK. USU.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Owen, Elizabeth, (2005). Panduan kesehatan Bagi Wanita. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka.

Rifai. Penyebab Infertilitas Pada Pria. (01 juli 2008) http://www.waspada.co.id

Sugiharto, Gatot. Infertilitas. (09 juni 2008)

http://hd.akupastibisa.com.hal =44

Syahbana, Okki. Gaya Hidup Sehat. (25 maret 2005) http://www.dirga.com/Bio/act.htm

Tutum Rahanta. Pregnancy. (17 Oktober 2008) http://www.suaramerdeka.com

Vedder, Teguh. Awas, Rokok Bisa Merusak Sperma. (2008)

(47)

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Bapak responden

Di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Marelan

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU, saya akan melakukan penelitian tentang Hubungan Karakteristik Pria Usia Subur Dengan Tingkat Pengetahuan Pria Usia Subur Tentang Gaya Hidup Yang Mempengaruhi Infertil Di Lingkungan III Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan pengetahuan karakteristik pria usia subur dengan pengetahuan pria usia subur tentang pengaruh gaya hidup terhadap infertil.

Untuk keperluan tersebut saya mohon (bersedia/tidak bersedia*) bapak untuk menjadi responden dalam penelitian ini, untuk mengisi kuesioner (lembar pertanyaan) yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban bapak dijamin kerahasiaannya. Demikian lembar persetujuan ini peneliti perbuat, atas bantuan dan partisipasinya peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, 2009

Responden Peneliti

( ) IKA SUHERLIN

(48)

39

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN

PRIA USIA SUBUR TENTANG GAYA HIDUP YANG MEMPENGARUHI

INFERTIL DI LINGKUNGAN III KELURAHAN LABUHAN DELI

KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2008

No.Responden : Hari/tgl :

Alamat :

Berilah tanda checklist (√) pada kolom di bawah ini dengan jawaban yang benar.

I. Responden

1. Umur : ... tahun 2. Pendidikan

a) SD d) Akademi/Sarjana b) SLTP/MTS e) Tidak sekolah c) SMU/SMA

3. Pekerjaan

a) Tidak Bekerja b) Bekerja

II. Pengetahuan

A. Pengertian Infertil

1. Menurut Anda apakah kata infertil dan tidak subur itu sama?

a. Ya

b. Tidak

2. Menurut Anda apakah infertil itu sering terjadi pada suami istri?

(49)

3. Menurut Anda apakah arti dari infertil

a. tidak mendapatkan anak sejak pernikahan b. tidak mendapatkan anak sejak sakit c. tidak mendapatkan anak sejak kebakaran

4. Menurut Anda yang termasuk tidak subur adalah pasangan suami istri yang sudah menikah dan melakukan hubungan sexsual secara teratur 2-3x/minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak mempunyai anak setelah berapa tahun ?

a. 1 Tahun b. 2 Tahun c. 3 Tahun

5. Menurut Anda penyebab tidak subur adalah a. suami, adik, istri dan suami b. istri, kakak, istri dan suami c. istri,suami, dan keduanya

B. Pengertian Gaya Hidup

6. Menurut Anda yang dimaksud dengan gaya hidup adalah :

a. Kebiasaan/kegiatan yang dilakukan dalam rutinitas sehari-hari b. Kebiasaan pada saat hidup waktu muda

(50)

41

7. Menurut Anda, kebiasaan/kegiatan apa yang sering anda lakukan ?

a. Merokok, minum-minuman keras (alcohol), minum kopi, tidur larut malam

b. Makan, berpakaian, merokok c. Kerja, tidur, minum kopi

C. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Infertil

8. Menurut Anda yang merupakan kandungan atau isi dari rokok adalah ? a. Nikotin

b. Kafein c. Narkotika

9. Menurut Anda apakah dampak atau efek dari kandungan rokok tersebut terhadap kesuburan?

a. tidak dapat melakukan ereksi, sperma yang tidak normal dan jumlah yang sedikit

b. mandul, TBC

c. kurang nafsu makan, TBC

10.Menurut Anda, berapa batang rokok per hari yang dapat menyebabkan tidak subur ?

(51)

11.Menurut Anda yang merupakan kandungan atau isi dari kopi adalah : a. Nikotin

b. Kafein c. Narkotika

12.Menurut Anda, selain dari kopi jenis minuman apa lagi yang sama kandungannya dengan kopi ?

a. Susu, air mineral, coca cola b. Pepsi, aqua, juice

c. Teh, espresso, Nescafe/cappucino

13.Menurut Anda apakah dampak atau efek dari kandungan kopi tersebut terhadap kesuburan?

a. Jumlah sperma yang berkurang, kualitas sperma yang tidak normal

b. Perut gembung, mah

c. Tidak mengantuk, sakit kepala

14.Menurut Anda, berapa cangkir/gelas per hari yang dapat menyebabkan tidak subur ?

a. 1-3 cangkir b. 4-6 cangkir

c. Lebih dari 7 cangkir

(52)

43

16. Menurut Anda, apakah dampak atau efek dari kandungan alkohol tersebut terhadap kesuburan?

a. Pengecilan testis, sperma yang tidak normal serta jumlahnya yang sedikit

b. Mabuk, sakit kepala

c. Sakit kuning, cacingan

17.Menurut Anda yang termasuk obat-obatan terlarang (Narkotika) adalah ? a. Paramex, Antalgin, Panadol

b. Ganja,Extacy, Putaw

c. Bodrex, Paracetamol, Mixagrip

18.Menurut Anda, apakah dampak atau efek dari kandungan narkotika tersebut terhadap kesuburan?

a. sperma yang tidak normal, jumlah sperma yang semakin sedikit b. kurus kering, mata sayu

c. nafsu makan berkurang, susah tidur 19.Menurut Anda olahraga yang terlalu banyak yaitu

a. olahraga yang membuat kita sampai kecapain b. olahraga yang teratur setiap hari

c. olahraga yang teratur hanya setiap bulan

20. Menurut Anda, apakah dampak atau efek dari olahraga terlalu banyak tersebut terhadap kesuburan?

a. lemah sahwat, produksi sperma yang tidak normal b. kecapaian, ngantuk

(53)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Ika Suherlin Br. Pasaribu

Tempat/Tanggal Lahir : Aceh, 30 Maret 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke- : 1 dari 3 bersaudara

Agama : Kristen Katolik

Alamat : Jl. Gunung Merbabu No. 72 Bumi Ayu Dumai-Riau

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : M. Pasaribu

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : M. Sipangkar

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Gunung Merbabu No. 72 Bumi Ayu Dumai-Riau

PENDIDIKAN

Tahun 1992-1998 : SDN 004 Bukit Datuk Lama - Dumai

Tahun 1998-2001 : SLTPS Santo Tarcisius-Dumai

Tahun 2001-2004 : SMU Negeri 2 Dumai

Gambar

Tabel 5.2   Distribusi Hasil Tingkat   Pengetahuan   Responden     Tentang  Gaya Hidup
Tabel 5.3          Distribusi  Kategori Tingkat  Pengetahuan     Responden Tentang     Gaya
Tabel 5.4.2
Tabel 5.4.3             Hubungan  Pekerjaan  Responden dengan Tingkat Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Dalam melakukan analisis malware, pada system operasi android guna mengetahui dampak dari permission dalam sebuah aplikasi, dilakukan dengan menggunakan static analysis..

KETERKAITAN AGENDA PEMBELAJARAN Penguasaan Diri Diagnosa Organisasi Inovasi Tim Effektif Proyek Perubahan Pemimpin Perubahan Peserta Diklat.. TAHAP MERANCANG PERUBAHAN DAN

3 KEMAMPUAN STRATEGI KOMUNIKASI.. Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini memfasilitasi peserta untuk menilai kualitas kepemimpinannya dan menyusun rencana aksi untuk

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus

Tugas Akhir dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi IP (Indeks. Prestasi) Mahasiswa Berdasarkan Beberapa Faktor

EVALUASI KONSUMEN TERHADAP RANCANGAN DESAIN WEBSITE ATHA SHOP BERDASARKAN KRITERIA ‘7C’ WEBSITE

Disajikan ilustrasi dan gambar permukaan papan berbentuk segitiga siku-siku, siswa dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling jika diketahui luas, alas, dan

Yang dimaksud dengan argumentasi dalam pembahasan ini adalah suatu penegasan bahwa dari beberapa pernyataan benar yang diketahui (disebut premis), melalui