• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Simpanan Karbon Pada Hutan Tanaman Dalam Upaya Mitigasi Dan Adaptasi Terhadap Pemanasan Global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pendugaan Simpanan Karbon Pada Hutan Tanaman Dalam Upaya Mitigasi Dan Adaptasi Terhadap Pemanasan Global"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN DALAM UPAYA MITIGASI DAN ADAPTASI

TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

Penyusun:

Siti Latifah S,Hut. MSi Ph.D

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Pendugaan Simpanan Karbon Pada Hutan Tanaman Dalam Upaya Mitigasi Dan Adaptasi Terhadap Pemanasan Global

Oleh: Siti Latifah

PS Kehutanan, Fak. Pertanian USU

Pendahuluan

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena

peningkatan temperatur bumi yang berlangsung secara global dari tahun ke tahun.

Pemanasan global ini terjadi karena efek rumah kaca (greenhouse effect) yang

disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana

(CH4), dinitrooksida (N2O), dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam

atmosfer bumi. (Cruz, et al 2007)

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan

biogeofisik seperti perubahan keanekaragaman ekosistem, pelelehan gunung es di kutub,

kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan curah hujan dan banjir,

perubahan iklim, punahnya beberapa spesies flora dan fauna tertentu, serta terjadi migrasi

fauna dan hama. Dampak yang mudah terlihat adalah frekuensi dan skala banjir serta

musim kering yang panjang, yang terjadi di banyak bagian dunia.

Sebagai upaya meminimumkan dampak dari perubahan iklim ini, diperlukan

usaha menstabilkan konsentarasi C02 di atmosfir. Berkaitan degan kemampuan hutan

menyerap CO2 dari udara dan kemudian menyimpannya dalam tegakan hutan sebagai

bahan organik dalam bentuk biomassa tanaman, maka potensi hutan dalam penyerapan

karbon dapat diduga melalui perhitungan biomassa tanaman, karena setengah biomassa

terdiri atas carbon.

Dalam rangka memperbaiki penelitian sebelumnya, peneliti mencoba

mengaplikasikan SIG (system informasi geografis) dalam menentukan distribusi sebaran

simpanan karbon pada HTI eucalyptus. Keuntungan penting dari SIG modern dalam

pendugaan simpanan karbon pada lahan hutan adalah bahwa semua informasi data

bekerja dengan beberapa set informasi geografis dan secara otomatis dikelompokkan

(3)

meningkatan kuantitas dan kualitas output, mendapatkan kualitas output yang lebih tinggi

dan pengaplikasian yang lebih efisien.

Hutan Tanaman Industri

Dalam rangka rehabilitasi hutan, perbaikan lingkungan dan peningkatan produksi

kayu. Pemerintah telah menetapkan kebijakan dan mendorong pembangunan HTI.

Pembangunan HTI penting untuk dilaksanakan dengan pertimbangan yaitu : hutan

tanaman dapat meningkatkan produktivitas lahan, masih luasnya tanah-tanah kosong,

belukar, padang alang-alang yang terlantar yang tidak produktif. Pembangunan HTI

bertujuan untuk menunjang hutan alam negara guna meningkatkan nilai tambah, devisa,

meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup serta memperluas

lapangan usaha.

Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, HTI dibagi menjadi HTI serat (pulp), HTI energi

dan HTI hasil hutan non kayu. Pembangunan HTI di Sumatera Utara dimaksudkan untuk

menyediakan bahan baku industri pulp dan kayu gergajian yang terus meningkat, baik

penggunaan dalam negeri maupun ekspor.

Tanaman yang diusahakan pada lahan HTI masih sangat terbatas pada tanaman

yang pertumbuhannya cepat ( fast growing species ) saja. Departmen kehutanan pada

Oktober 2006 melaporkan bahwa total area penanaman 2.8 juta hektar terdiri dari 1.8 juta

ha untuk pulpwood dan 1 juta ha untuk solidwood (Barr and Brian, 2007). Salah satu

jenis tanaman yang pertumbuhan cepat yang direkomendasikan oleh Departemen

kehutanan adalah Eucalyptus spp.

Biomassa Hutan

Biomassa merupakan jumlah bahan organik yang diproduksi oleh organisme per

satuan unit area pada suatu saat tertentu. Biomassa dapat dikelompokkan dalam dua

kategori yaitu biomassa diatas tanah ( above ground biomassa) dan dan di bawah

permukaan tanah ( below ground biomassa). Biomassa biasa dinyatakan dalam ukuran

berat, seperti berat kering dalam gram atau kalori. Biomassa diukur berdasarkan berat

kering dikarenakan kandungan air yang berbeda pada setiap tumbuhan. Unit satuan

(4)

besar dibandingkan pada wilayah temperate, karena laju fotosintesis di tropic lebih tinggi

( Chapman, 1986 dalam Onrizal dan Kusmana, 2005)

Kurang lebih 90% biomassa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu,

dahan/cabang, daun , akar dan sampah hutan (serasah), jasad renik dan hewan .

Biomassa inilah yang merupakan kebutuhan mahluk hidup diatas bumi melalui mata

rantai antara manusia dan binatang dalam siklus O yang dilepas dan siklus C0 ( Arief, 2 2

2001).

Diantara biomassa yang dihasilkan di permukaan bumi, persentase biomassa

terbesar adalah biomassa hutan, yaitu sekitar 90 milyar ton/tahun. Biomassa yang

dihasilkan hutan tanaman relative cukup tinggi yaitu berkisar antara 25 – 30 m /ha/tahun 3

( Syafii, 2003).

Hasil pendugaan biomassa dapat digunakan sebagai dasar perhitungan bagi kegiatan

pengelolaan hutan, karena hutan dapat dianggap sebagai sumber dan rosot karbon.

Jumlah simpanan biomassa tergantung pada terganggu atau tidaknya hutan, peruntukan

lahan dan ada tidaknya permudaan alam ( IPCC, 1995 dalam Onrizal 2004). Fakto-faktor

yang mempengaruhi biomassa hutan adalah umur, tegakan hutan, perkembangan

vegetasi, struktur dan komposisi tegakan, dan iklim.

Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Pengelolaan Hutan Tanaman

Permintaan untuk informasi kehutanan terus tumbuh dalam beberapa tahun

terakhir. Karena banyak pengelola hutan dan pengambil keputusan saat ini menghadapi

situasi yang kompleks, informasi yang dapat dipercaya telah menjadi kebutuhan (Apan,

1999). Sampai saat ini, SIG telah diterapkan dalam berbagai bidang terestrial dari industri

primer, industri manufaktur, untuk bisnis dan industri jasa. Dalam industri primer, SIG

diterapkan untuk sumber daya hutan, pengelolaan pertanian, tanah, air, dan atmofir

(Apan, 1999 ).

GIS didefinisikan sebagai suatu sistem terpadu dari perangkat keras, perangkat

lunak dan prosedur untuk memfasilitasi pengelolaan, manipulasi, analisis, pemodelan,

representasi dan menampilkan data georeferensi untuk memecahkan masalah yang

(5)

Uji keterandalan Model

Validasi model-model yang dibangun bertujuan untuk menentukan keterandalan

model dalam menduga sekelompok data baru yang tidak diikutsertakan dalam model

yang mempunyai karakteristik relative sama dengan keadaan data yang dipakai untuyk

model tersebut ( Kuswady and Erna Mutiara, 2004). Latifah ( 2009) mengatakan bahwa

criteria untuk menentukan model terbaik dalam pendugaan model alometrik adalah

apabla model tersebut memiliki koofisien diterminasi (R2) dan koofisien korelasi (r)

terbesar, rata-rata kesalahan kuadrat (MSE), Mallow’s C (P) , serta Variance Inflantion

Factor (VIF) terkecil. Aswandi et al ( 2005) mengatakan untuk mencari model penduga

volume pohon terbaik dalam uji validasi model maka model penduga yang terpilih harus

mempunyai nilai AgD tidak lebih dari 1% serta nilai AvD tidak lebih kecil dari -1% dan

tidak melibihi 10%. ( Spur, 1952)

Tahapan Kegiatan dala Pendugaan Biomassa

A. Penempatan petak ukur

1. Setiap kelas umur eucalyptus dibuat 10 petak ukur (PU) yang masing –masing berukuran

10 x 10 m. Penempatan PU dilakukan secara systematic sampling with random start.

Data yang dikumpulkan Dbh, tinggi bebas cabang dan tingg pohon total

2. Setiap sudut diagonal PU dibuat subplot PU untuk pengukuran tumbuhan bawah dan

serasah .

B. Pemanenan Biomassa

1. Pohon-pohon contoh terpilih selanjutnya ditebang dan dilakukan pemisahan

bagian-bagian pohon meliputi batang, cabang dan daun. Selanjutnya dilakukan pemisahan daun

dan pucuk pada cabang. Penimbangan dilakukan pada seluruh bagian pohon. Pada

bagian batang dikumpulkan data panjang dan berat basah per seksi, sedangkan pada

bagian cabang, daun dan pucuk dikumpulkan data berat basah. Penimbangan biomassa

dilakukan pada seluruh bagian pohon. Pada bagian batang dikumpulkan data panjang

dan berat basah per seksi, sedangkan pada bagian cabang, daun dan pucuk dikumpulkan

data berat basah.

2. Serasah dan tumbuhan bawah dikumpulkan menurut bagian –bagian serasah dan

ditimbang berat basahnya.

C. Karakteristik fisik pohon contoh

(6)

 Contoh Uji kayu bentuk kubus 2 x 2 x2 cm, sebanyak 3 ulangan pada setiap pangkal, tengah dan ujung batang. Semua contoh uji kayu ditimbang untuk

mengetahui berat basahnya. Kemudian dioven pada suhu 103OC ± 2 OC untuk

mengetahui berat keringnya..

 Tumbuhan dan serasah ditimbang sebanyak ± 100 gram dengan 3 ulangan dan dioven dengan suhu ± 80O hingga mencapai berat konstan ( berat kering)

2. Kerapatan batang pohon contoh

Kerapatan contoh uji kayu perlu diketahui untuk perhitungan biomassa bagian batang

melalui pendekatan kerapatn kayu.

D. Biomassa batang

1. Pembanguan model biomassa

Pembangunan model biomassa dengan menggunakan pendekatam kerapatan kayu

didasarkan pada persamaan yang telah diteliti pakar peneliti biomassa pada

sebelumnya.

2. Uji kerandalan model biomassa

Uji keterandalan model dengan melihat criteria untuk menentukan model terbaik

dalam pendugaan model alometrik meliputi koofisien diterminasi (R2) dan

koofisien korelasi (r) terbesar, rata-rata kesalahan kuadrat (MSE), nilai

AgD tidak lebih dari 1% serta nilai AvD tidak lebih kecil dari -1% dan tidak

melibihi 10%.

Kesimpulan

Pemanasan global sebagai akibat peningkatan gas rumah kaca akibat emisi

pembakaram bahan bakar fosil, industri dan pembukaan lahan menyebabkan terjadinya

perubahan iklim serta berdampak luas dan serius bagi lingkungan biogeofisik. Hutan

mempunyai peran penting sebagai penyimpan karbon dan mampu menyerap CO2 dalam

proses fotosintesis. Potensi hutan dalam menyerap karbon dapat diduga melaui studi

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Apan, A. A., 1999. GIS Applications in Tropical Forestry. Faculty of Engineering and Surveying, University of Southern Queensland, Toowoomba, Queensland, Australia

Barr, C And B. Stafford. 2007. Emerging Scenarios in the Asia-Pacific Pulp and Paper Sector to 2020: Assessing Implications for Forests and Livelihoods. FAO Asia-Pacific Forest Outlook Conference. October 16-18, 2007. Chiang Mai, Thailand

Bayer, I. 1991. Introduction to GIS. Application of Remote Sensing and Geographic Information System in Environmental and Natural Resources Management and Monitoring. DSE/FAO, feldafing/ Germany, pp 220- 254

Cruz, R.V., H. Harasawa, M. Lal, S. Wu, Y. Anokhin, B. Punsalmaa, Y. Honda, M. Jafari, C. Li and N. Huu Ninh, 2007: Asia. Climate Change 2007: Impacts,

Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, M.L.

Parry, O.F. Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van der Linden and C.E. Hanson, Eds., Cambridge University Press, Cambridge, UK, 469-506

Onrizal dan Kusmana , C. 2005. Kelestarian Supply Bahan Baku Kayu Pt. Toba Pulb Lestari, Tbk. Porsea.

Latifah, Siti. 2009. Growth and Yield Models for Eucalyptus Species Using Geospatial Technology in Aek Nauli, North Sumatra Province, Indonesia. Disertasi at University of the Philippines Los Baños.

Syafii, W. 15 April 2003. Hutan, Sumber Energi masa Depan. Harian Kompas

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR NAMA CALON ANGGOTA KOMISI YUDISIAL HASIL VERIFIKASI TAHAP KEDUA (SELEKSI UJI

Berdasarkan hasil yang diperoleh, edible film dari pektin kulit pisang kepok memiliki nilai kuat tarik dan elongasi masih dibawah kriteria karakter mekanik

Alasan mereka yang masih tetap menggunakan jasa perbankan terutama didasarkan karena kebu- tuhan untuk mengembangkan usaha yang memerlu- kan dana yang besar dengan bunga yang

Pelajar yang telah didedahkan kepada teknik pembelajaran melalui laman Web berasaskan teori konstruktivisme merasakan bahawa ia suatu teknik pembelajaran baru yang

Hal yang diutarakan oleh kepala sekolah berkaitan dengan isi kurikulum 2013 KI 2 Pada kelas IV dan Kelas V, KI 2 pada kelas IV berbunyi “Menunjukkan perilaku jujur,

Perkembangan gadget yang sangat pesat, memberikan dampak terhadap tingkat perkembangan anak karena anak yang sering bermain gadget akan mengalami keterlambatan

PENILAIAN AUTENTIK OLEH GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM KURIKULUM 2013 DI.. MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KUNIR

Konsep dalam penelitian ini adalah entertainment- education dalam drama radio, sehingga terdapat dua variabel di dalamnya: pertama, unsur hiburan (entertainment) dan