• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

Kepuasaan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan

Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh :

SARAH FIRDAUSY KETAREN

(080904077)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Sarah Firdausy Ketaren

NIM : 080904077

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul :IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN

KEPUASAN KERJA

(Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja Di Kota Medan)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

(Prof. Dr. Suwardi Lubis, M.Si) (Dra. Fatma Wardy M.A) NIP. 19650524 198903 2 001 NIP. 19620828 198701 2 001

Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin M.Si) NIP. 19680525 199203 1 002

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini, Teori S-O-R, Teori Dua Faktor dari Herzberg dan teori pendukung Human Relations. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh, seberapa erat pengaruh dan berarti tidaknya hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan yang berjumlah 25 orang. Karena jumlah populasi kurang dari seratus maka digunakan teknik total sampling dimana keseluruhan jumlah populasi akan menjadi sampel yakni 25 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 13.0 dan didukung dengan menggunakan skala Guilford. Berdasarkan hasil pencarian melalui SPSS versi 13.0 maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,583. Menurut skala Guilford, nilai 0,583 terletak diantara nilai 0,40-0,70 yaitu bermakna memiliki hubungan yang cukup berarti.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: “terdapat hubungan yang cukup berarti antara pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai di PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan. Dimana “Semakin baik iklim

(4)

 

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah, ridho serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skrips yang berjudul ”IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA” (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan. Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dari Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti sadar akan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, sran dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga kelak akan berguna dan lebih baik di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Pertama peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti. Ayahanda H. Suandy Ketaren dan Ibunda Hj. Rusmiaty yang selalu mendoakan peneliti. Selain itu, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

(5)

3. Bapak Prof. Suwardi Lubis, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, memberi masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, selaku Dosen wali peneliti selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan. Terima kasih atas segala arahan dan masukan yang telah diberikan.

5. Bapak Udjiono selaku kepala cabang PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan yang bersedia memberikan izin riset peneliti.

6. Bapak M. Hidayat, Ibu Hj. Nisma dan Bapak Conelius Saptana selaku Pegawi di PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan yang telah bersedia membantu peneliti untuk mengerjakan skripsi ini dalam memperoleh data dan wawancara dan telah meluangkan waktu dan terima kasih kepada seluruh pegawai di PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan yang menjadi responden.

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu, mendidik, membimbing dan membantu peneliti selama masa perkuliahan.

8. Staf laboraturium dan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Kak Icut, Kak Maya, Kak Hanim, Kak Puan dan Kak Ros yang telah membantu peneliti selama masa perkuliahan dan dalam proses pengerjaan skripsi ini.

(6)

 

iv

10.Untuk pria yang tidak henti-hentinya memberikan cinta dan kasih, Dave Altman Miller Sianturi yang selalu memberikan doa, dukungan, bimbingan dan semangat kepada peneliti.

11.Sahabat-sahabat peneliti yang selalu memberikan tawa dan bahagia Irma Yani, Ewith Ramalani, Ananda Yunita. Pertemanan hingga akhir hidup ini.

12.Kepada Dimas, Lutfi, Iqbal, Fikri, Farid, Reza, Fahmi, Sona, Irwan, Tista, Iana, serta teman-teman angkatan 2008 Departemen Ilmu Komunikasi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah selalu melindungi dan membalas kebaikan dengan limpahan berkat bagi kita semua. Semoga skripsi ini berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, 16 Mei 2012

Penulis,

Sarah Firdausy Ketaren

(7)

DAFTAR ISI

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1Tujuan Penelitian ... 7

1.5.6 Komunikasi Organisasi ... 16

1.5.7 Arus Informasi dalam Organisasi ... 17

1.5.8 ... Iklim Komunikasi Organisasi ... 18

1.6 Kerangka Konsep ... 20

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi ... 27

2.1.3 Hambatan Komunikasi ... 28

2.1.4 Dimensi-dimensi Ilmi Komunikasi ... 30

2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi ... 34

2.2.2 Persepsi Komunikasi Organisasi ... 35

2.2.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ... 38

2.3 Arus Informasi dalam Organisasi ... 39

(8)

 

vi 2.5 Kepuasan Kerja

2.5.1. Pengertian Kepuasan Kerja ... 48

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 49

2.6 Teori S-O-R ... 51

2.7 Teori Dua Faktor ... 54

2.8 Human Relations ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 61

3.1.1 Sejarah Perusahaan ... 61

3.1.2 Profil Perusahaan... ... 69

3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan... ... 72

3.1.4 Struktur Organisasi ... 72

3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Metodologi Penelitian ... 76

3.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 77

3.2.3. Populasi ... 77

3.2.4. Sampel ... 77

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 78

3.2.5.1. Penelitian Lapangan ... 78

3.2.5.2. Penelitian Kepustakaan ... 79

3.2.6. Teknik Analisis Data ... 79

3.2.6.1. Analisis Tabel Tunggal ... 80

3.2.6.2. Analisis Tabel Silang ... 80

3.2.6.3. Uji Hipotesis ... 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data ... 84

4.1.1 Tahap Awal ... 84

4.1.2 Tahap Penyebaran Kuesioner ... 84

4.2 Proses Pengolahan data ... 85

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 86

4.3.1. Karakteristik Responden ... 86

4.3.2. Iklim Komunikasi Organisasi PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan ... 89

4.3.3. Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan ... 98

4.4. Analisis Tabel Silang ... 107

4.5. Uji Hipotesis ... 110

4.6 Pembahasan ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(9)

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1 Variabel Operasional... 1

2 Jenis Kelamin... 86

3 Usia... 87

4 Pendidikan... 88

5 Lama Bekerja... 88

6 Memiliki Kepercayaan Terhadap Atasan... 89

7 Bawahan Percaya dengan Kemampuan Anda dalam Menyelesaikan Pekerjaan... 90

8 Rekan Kerja Memiliki Kepercayaan... 91

9 Dalam setiap pengambilan keputusan tidak selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi... 92

10 Diikutsertakan dalam Pengambilan Keputusan dalam Organisasi... 93

11 Organisasi Mendukung Atas Perbedaan Pendapat Diantara Anggota Organisasi... 94

12 Selalu Memberikan Dukungan Pada Setiap Kebijakan Organisasi... 94

13 Tidak Selalu Menerima Informasi Tentang Peningkatan Kemampuan Kerja Untuk Mengkoordinasikan Pekerjaan Dalam Organisasi... 95

14 Tidak Semua Pegawai Memiliki Akses yang Mudah Terhadap Informasi... 96

15 Organisasi Perduli Dengan Kesejahteraan Pegawai... 97

16 Kesejahteraan Pegawai Sangat Penting Artinya Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai... 97

17 Sistem Promosi yang Dilakukan Perusahaan Berjalan dengan Baik... 98

18 Terdapat Ketersedian Peluang dan Sumber untuk Mempelajari Keterampilan dalam Perusahaan... 99

19 Hubungan dengan Rekan kerja di Dalam Perusahaan... 100

20 Rekan Menunjukkan Sikap yang Saling Mendukung... 100

21 Rekan Saling Membantu Dalam Menyelesaikan Persoalan Pekerjaan... 101

22 Gaji yang Diterima Tidak Sesuai Dengan Beban Kerja... 102

23 Puas Dengan Tunjungan di Luar Gaji... 103

24 Dalam Memberikan Disiplin, Atasan Sangat Bijaksana... 103

25 Atasan Tidak Pernah Mempermalukan Anda... 104

26 Ketika Berhasil Melakukan Pekerjaan, Puaskah Dengan Sikap Atasan... 104

27 Anda Merasa Pekerjaan ini Sangat Berarti... 105

(10)

 

viii

29 Kepuasan Terhadap Kondisi dan Situasi kerja yang

Perusahaan... 106 30 Hubungan antara kesejahteraan pegawai dengan kepuasaan

tunjungan diluar gaji... 108 31 Hubungan Tidak selalu menerima informasi dengan

ketersedian peluang untuk memepelajari keterampilan... 109 32 Hubungan lama bekerja dengan keberartian pekerjaan ini... 110 33 Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Menggunakan Piranti Lunak

SPSS versi 13.0Correlations... 111

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1 Model S-O-R... 10

2 Model Teoritis... 22

3 Model S-O-R... 53

4 Prinsip kerja Teori Dua Faktor... 56

(12)

 

i ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini, Teori S-O-R, Teori Dua Faktor dari Herzberg dan teori pendukung Human Relations. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh, seberapa erat pengaruh dan berarti tidaknya hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan yang berjumlah 25 orang. Karena jumlah populasi kurang dari seratus maka digunakan teknik total sampling dimana keseluruhan jumlah populasi akan menjadi sampel yakni 25 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 13.0 dan didukung dengan menggunakan skala Guilford. Berdasarkan hasil pencarian melalui SPSS versi 13.0 maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,583. Menurut skala Guilford, nilai 0,583 terletak diantara nilai 0,40-0,70 yaitu bermakna memiliki hubungan yang cukup berarti.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: “terdapat hubungan yang cukup berarti antara pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai di PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan. Dimana “Semakin baik iklim

komunikasi organisasi maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan”.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu aktivas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila pengirim pesan dan penerima pesan sama-sama mencapai pengertian dan kesimpulan yang sama sesuai dengan apa yan dimaksudkan tentang apa yang diinformasikan. Komunikasi bisa dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan ditentukan oleh sumber daya manusianya, baik dari kualitas maupun kuantitas. Maka dari itu, memanfaatkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan hubungan kerjasama yang baik di dalam perusahaan , baik dari atasan dan bawahan, bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Faktor penting dalam interaksi tersebut adalah komunikasi.

Adapun bentuk-bentuk komunikasi adalah komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi,komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Defenisi organisasi menurut Kochler adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Muhammad, 2009:23).

(14)

 

2

komunikasi organisasi. Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi (Pace, 2005:149).

Peranan komunikasi harus menciptakan suasana yang harmonis di dalam sebuah perusahaan agar tercipta suatu kesamaan tujuan membangun perusahaan dan menghasilkan suatu kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah bentuk dari sebuah perasaan dan ekspresi seseorang ketika ia mampu/tidak mampu dalam menyelesaikan pekerjaanya. Suatu ekspresi ini dapat dilihat dalam lingkungan organisasi misalnya, ekspresi tertawa, marah, menangis, tersenyum. Dapat dilihat ekspresi yang dihasilkan dalam suatu keadaan iklim komunikasi yang tidak baik orang yang mudah emosional ada juga yang ramah/akrab dengan orang yang satu lingkungan dengannya. Salah satu faktor penyebab semua itu adalah perbedaan derajat kepuasan kerja. Semakin tinggi derajat kepuasan kerja semakin bersahabat pegawai dengan lingkungan kerja. Salah satu faktor yang dapat menggangu kelangsungan suatu organisasi/perusahaan adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pemogokan liar, keterlambatan kerja, mangkir dan pergantian karyawan. Gejala-gejala tersebut mungkin juga bagian dari keluhan rendahnya pendapatan pegawai, masalah disiplin dan berbagai kesulitan lainnya.

Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan tersebut, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaannya itu (Robbins, 2001:139).

(15)

Peneliti akan meneliti hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai. Penelitian ini akan dilakukan pada pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan. PT. Jasa Raharja (Persero) adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa asuransi keselamatan dan merupakan salah satu perusahaan asuransi yang mempunyai sejarah panjang dalam karirnya hingga saat ini. Dimana disebutkan dalam misi menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat. PT. Jasa Raharja (Persero) terletak di jalan Gatot Subroto No.142, KM 5,1 Medan.

(16)

 

4

Perwakilan untuk langsung ke TKP malam itu, pada pukul 24.00 WIB Kepala Cabang Jasa Raharja Jawa Barat H.E. Edward Robani langsung menghubungi Kepala Perwakilan untuk segera mengambil langkah-langkah koordinatif dengan pihak Polri di Ciamis, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Jasa Raharja sebagai pelaksana Undang Undang No. 33 & 34 tahun 1964. Jumat pagi (2/3/2012) Kepala Perwakilan didampingi PJ. Samsat Ciamis Imam Cahyono, SH segera mendatangi rumah duka dan menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Sdr. Opi Taufik (16 thn) akibat kecelakaan ini, setelah menjelaskan maksud dan tujuan bahwa ahliwaris korban berhak mendapat santunan dari pemerintah yang disampaikan melalui Jasa Raharja dengan dibantu kerabat ahliwaris dapat menyediakan data-data yang diperlukan saat itu juga, sementara syarat adminitrasi lainnya termasuk rekening di bank langsung ditindaklanjuti oleh PJ. Samsat Ciamis. Kepala Perwakilan JR Tasikmalaya, Marganti Sitinjak,SH., bersama-sama pihak dari Polres Ciamis menghadiri langsung pemakaman korban, tampak suasana kesedihan mendalam diraut wajah ayah kandung korban Bapak Endang, yang tak kuasa melihat jenazah anak ke-6 dari tujuh bersaudara dimasukkan ke liang lahat dan terpaksa dipapah oleh sanak keluarganya untuk pulang ke rumah.Tepat pada Jumat pukul 11.00 WIB bertempat dirumah duka, Kapolres Ciamis AKBP. Kemas Ahmad Yamin, S.Ik yang didampingi beberapa Perwira Polres Ciamis turut hadir dalam penyerahan santunan Jasa Raharja, Kepala Perwakilan JR Tasikmalaya Marganti Sitinjak saat penyerahan santunan kembali menyampaikan ucapan belasungkawa yang sangat mendalam atas meninggalnya korban, semoga almarhum mendapatkan tempat disisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggal mendapatkan

(17)

ketabahan. Pada saat penyerahan santunan Kapolres Ciamis pun menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban dan menyampaikan terimakasih kepada Jasa Raharja Tasikmalaya yang begitu proaktif sehingga dalam waktu hitungan jam santunan korban dapat dibayarkan. Saat yang sama dari pihak keluarga korban menyampaikan ucapan terimakasih kepada Jasa Raharja yang sangat tanggap dengan kejadian ini sehingga santunan dapat diterima dalam waktu begitu singkat. Pihak keluarga juga menyampaikan tanggapan yang baik dan menyatakan bahwa koordinasi Jasa Raharja dengan pihak kepolisian serta aparat desa begitu baik, hal ini terbukti dengan semua persyaratan pengajuan santunan dapat terpenuhi dengan cepat, semoga kedepannya kerjasama ini akan semakin baik, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat diberikan dengan maksimal, demikian tutur perwakilan pihak keluarga yang menjadi tokoh masyarakat di sekitar rumah ahliwaris korban, di Kel. Pasar Sabtu, Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. *(Humas JR Jabar/Tasikmalaya/Harry H)* (http://www.jasaraharja.co.id diakses pada tanggal 02 maret 2012).

(18)

 

6

sejumlah kepala-kepala bagian yang saling membantu dan bekerjasama dengan baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Sejauhmanakah pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan di Jalan Gatot Subroto?”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tealah dikemukankan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Sejauhmanakah pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan di Jalan Gatot Subroto?”.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak dapat mengaburkan penelitian. Maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun itu yaitu:

1. Penelitian ini bersifat koresional, yaitu menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai.

2. Objek penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

(19)

3. Iklim komunikasi organisasi yang dimaksud adalah kepercayaan baik dari atasan-bawahan, bawahan-atasan, keterlibatan dalam pembuatan keputusan bersama, dukungan dari karyawan dan organisasi, keterbukaan informasi dan perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi.

4. Kepuasan kerja yang dimaksud adalah kepuasan kerja terhadap sistem promosi yang diberikan perusahaan, hubungan dengan rekan kerja, gaji dan kondisi lingkungan kerja.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai di PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

(20)

 

8

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya berkaitan dengan kajian studi Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai kajian iklim komunikasi organisasi.

3. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi peneliti serta menjadi masukan bagi PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

1.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau meyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat poko pikiran yang menggambarkan dari mana sudut mana akan disoroti (Nawawi, 2001:39).

Menurut Kerlinger teori merupakan sekumpulan konstruk (konsep) yang saling terkait menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena (Rakhmat, 2004:6). Teori ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap suatu permasalahan.

1.5.1 Teori S-O-R

Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah teori S-O-R (Stimulus-Organism-S-O-Response). Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun

(21)

penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy (2003:254) efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesa-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya melebihi apa yang pernah dialaminya.

Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2003:255) dalam bukunya “Sikap manusia, Prubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu:

(22)

 

10

Gambar 1

Model S-O-R

Sumber: Effendy, 2003:255

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menetukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang lebih efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen koginsi itu merupakan dasar untuk memahamai dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Kesimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah

Stimulus Organism

 Perhatian

 Pengertian

 penerimaan

Respons

(23)

laku seseorang. Dalam penetuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamikan tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikan sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

(24)

 

12

Stimulus : Iklim Komunikasi Organisasi

Organism : Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

Response : Kepuasa kerja pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

1.5.2 Teori Dua-Faktor

Penggagas teori ini adalah Frederick Herzberg. Prinsip teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang bebeda. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok satisfiers dan kelompok dissatisfiers. Satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas , tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Dissatisfiers adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari gaji, insentif,pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerjadan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi pegawai, tetapi ketidakberadaannya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi pegawai.

(25)

1.5.3 Kepuasaan Kerja

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah nilai emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000:142).

Menurut Wikipedia, ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja (http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja) diakses pada tanggal 03 maret 2012. Antara lain:

1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.

2. Atasan(Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.

3. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.

(26)

 

14

5. Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

1.5.4 Human Relation

Suatu organisasi tidak lepas kaitannya dengan hubungan manusiawi (human relation), dimana hubungan manusiawi tidak lepas dengan aspek-aspek pendekatan komunikasi melalui teknik-teknik komunikasi dengan orang lain, antara pimpinan dalam mendekatkan diri dengan bawahan begitu pun sebaliknya dengan tujuan menciptakan suasana yang harmonis di perusahaan.

Haloran mengatakan bahwa studi Human Relations adalah studi tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi, untuk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan kerja. Kunci sukses dalam bisnis adalah memuaskan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan personal. Dengan asumsi bahwa kalau manajer dan pekerjanya mempunyai pandangan dan melaksanakan secara baik human relation maka kebutuhan psikologis, sosiologis dan ekonomi mereka di lingkungan kerja itu terpenuhi. Oleh karena itu studi human relation dalam bisnis maupun industri merupakan studi bagaimana orang dapat bekerja secara efektif dalam kelompok untuk memuaskan: tujuan organisasional dan tujuan personal (Liliweri, 2004:239).

R.F. Maier mengatakan hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia (Effendy, 2003:141). Dalam kegiatan hubungan manusiawi terdapat dua jenis konseling, bergantung

(27)

pada pendekatan yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut ialah (directive counseling), yakni konseling langsung terarah dan non-directive counseling yaitu konseling langsung yang tidak terarah.

Peneliti juga menambahkan beberapa teori dasar dalam komunikasi dan komunikasi organisasi.

1.5.5 Komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi yang telah menyebabkannya berbeda dengan makhluk lainnya. Dalam prosesnya, terjadinya pertukaran informasi dan adanya saling ketergantungan. Sementara penyampaiannya dilakukan secara langsung maupun media.

Kata komunikasi atau commuication dalam bahas inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan yang dianut secara sama (Mulyana, 2005:41).

(28)

 

16

change), perubahan perilaku (behavior change ), perubahan sosial (social change) (Bungin, 2006:26).

1.5.6 Komunikasi Organisasi

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan dalam berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program (Muhammad, 2009:65).

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi didalam organisasi itu sendiri dan bersifat orientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan lainnya. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih individual.

Setiap organisasi memerlukan koordinasi masing-masing bagian agar memudahkan pembagian kerja. Dalam sebuah teori tentang komunikasi organisasi

(29)

dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semnagt dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yan inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah dipengaruhi oleh komunikasi.

Dapat dikatakan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defenisi ini mengandung tujuh kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling ketergantungan, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Sebagai salah satu bidang komunikasi, komunikasi organisasi memiliki komponen utama, yakni kepuasan organisasi, iklim organisasi, kualitas media, kemudahan memanfaatkan komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan dan budaya organisasi (Umar, 2002:66).

1.5.7 Arus informasi dalam organisasi

(30)

 

18

ke atas (bawaham-atasan) dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal. Jaringan komunikasi informal mengarah pada hubungan individu secara pribadi di luar dari hubungan dalam organisasi dan pekerjaan. Dalam hubungan informal bersifat tidak memperlihatkan adanya status jabatan antara atasan-bawahan dan sebaliknya. Jaringan informal ini biasanya menciptakan suatu hubungan yang akrab anatar individu yang berkomunikasi.

1.5.8 Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan (kerja) yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota-anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberikan mereka tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh infomasi yang dapat dipercaya dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberikan tantangan (Pace, 2005:154).

Secara lebih ringkas iklim komunikasi organisasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara

(31)

aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik.

Gerald M. Goldhaber dalam buku Organizional Communication menyatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari lima faktor. Pertama, dukungan. karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang makna dan kepentingan perannya. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan digunakan. Ketiga, kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber pesan/peristiwa-peristiwa komunikasi dianggap dapat dipercaya. Keempat, terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para karyawan (Kriyantono, 2008:122).

Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka indikator iklim komunikasi organisasi adalah:

1. Kepercayaan

2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan

4. Keterbukaan

(32)

 

20

1.6 Kerangka Konsep

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya.

Agar konsep-konsep dapat dileliti secara empiris, maka konsep-konsepnya dapat disederhanakan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 1995:56). Variabel yang diduga sebagai

(33)

penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakmat, 2007:12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi. 2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut sebagai variabel terikat (Rakhmat, 2007:13). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan kerja pegawai.

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang membedakan dengan orang lain (Umar, 2006:61), karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja.

1.7 Model Teoritis

(34)

 

22

Gambar 2

Model Teoritis Penelitian

1.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telsh diuraikan diatas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait, sebagai berikut:

Tabel 1

Variabel Operasional

No. Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Iklim komunikasi organisasi

(menurut Goldhaber dalam Kriyantono)

1. Kepercayaan

2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan

4. Keterbukaan

(35)

2. Variabel Terikat (Y)

Tingkat kepuasan kerja (Wikipedia)

1. Promosi 2. Rekan kerja 3. Gaji/upah 4. Atasan

5. Pekerjaan itu sendiri

3. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin 2. Usia

3. Pendidikan 4. Lama bekerja

1.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang menginformasikan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi variabel operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana cara mengukur variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Variabel bebas

a. Kepercayaan: Persepsi anggota komunikasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan dan sesama rekan kerja dapat dipercaya.

(36)

 

24

c. Dukungan : Persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan karyawan pada organisasinya.

d. Keterbukaan: Persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasab dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi. e. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi : Persepsi anggota organisasi

tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja yang tinggi.

2. Variabel Terikat

a. Promosi : Persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan sistem promosi jabatan dan kesempatan dalam memperoleh peluang dalam pekerjaan.

b. Rekan kerja : Hubungan baik yang terjalin antara karyawan yang satu dengan uang lain sehingga para karyawan dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan yang sama.

c. Gaji/upah : Segala sesuatu yang dikerjakan karyawan berdasarkan kemampuannya seimbang dengan gaji dan tunjangan serta fasilitas yang diterimanya.

d. Atasan: Seberapa jauh persepsi anggota organisasi merasa puas terhadap sistem pengawasan yang dilakukan oleh atasan.

e. Pekerjaan itu sendiri : Pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan pekerjaan apakah sesuai dengan keahlian yang dimilikinya atau tidak.

(37)

3. Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin: Jenis kelamin dari responden. Apakah laki-laki atau perempuan.

b. Usia: Tingkat umur responden pada saat mengisi kuesioner. c. Pendidikan: Tingkat pendidikan terakhir responden.

d. Lama bekerja: Rentang waktu yang dimiliki responden dalam menekuni dunia pekerjaannya.

1.10 Hipotesis

Hipotesis secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian hipotesis memfokuskan kita untuk berfikir lebih dalam tentang kemungkinan. Sebagai pengganti, hipotesis membimbing peneliti kearah pemahaman yang lebih luas tentang implikasi pertanyaan dan variabel yang terlibat. Dengan menentukan hipotesis, peneliti harus berfikir lebih teliti. Hipotesis adalah penyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Semakin baik iklim komunikasi organisasi maka tidak semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan.

(38)

 

26 BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi

2.1.1 Defenisi komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi yang telah menyebabkannya berbeda dengan makhluk lainnya. Dalam prosesnya, terjadinya pertukaran informasi dan adanya saling ketergantungan. Sementara penyampaiannya dilakukan secara langsung maupun media.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah

istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan yang dianut secara sama (Mulyana, 2005:41). Secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut (Purba, 2006:1).

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesa (message) dari pengirim pesan-pesan sebagai komunikator kepada penerima sebagai komunikan yang bertujuan utnuk saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Komunukasi adalah pertukaran pesan

(39)

verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad: 2009:4).

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

 Komunikator (communicator, source, sender)  Pesan (message)

 Media (channel, media)

 Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)  Efek (effect, impact,influence)

Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

(40)

 

28

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim. Sumber sering disebut pengirim, komunikator.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuat yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, naishat, atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat untuk menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengar.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah sumber, pesan, atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang difikirkan, dirasakan, dan dilakukan penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa tejadi pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Apa yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor teretntu yang dapt mempengaruhi jalannya komunikasi.

2.1.3 Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan

(41)

komunikasi yang menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses (Effendy: 2003:45).

1. Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaudhan bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suaran ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau tebalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengeretiannya menjadi rus ak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan menjadi lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian. 2. Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi Terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda beda dengan orang lain, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya. 4. Prasangka

(42)

 

30

2.1.4 Dimensi-dimensi Ilmu Komunikasi

Klasifikasi atau jenis-jenis komunikasi dapat dilihat berdasarkan konteksnya sebagai berikut:

1. Tatanan Komunikasi

a. Komunikasi Pribadi (personal communication)

1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok (group communication)

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) a. Ceramah

b. Forum c. Simposium d. Diskusi panel e. Seminar

f. Curah saran (brainstorming)

2. Komunikasi Kelompok Besar (large group communication) c. Komunikasi Organisasi (organization communication)

d. Komunikasi Massa (mass commnication)

1. Komunikasi massa cetak (printed massa communication) a. Surat Kabar

b. Majalah c. Buku, dll.

(43)

2. Komunikasi massa elektronik (electronic massa communication)

a. Radio b. Televisi c. Film, dll.

2. Sifat Komunikasi

a. Komunikasi Verbal (verbal communication)

1. Komunikasi Lisan (oral communication)

2. Komunikasi Tulisan (written communication)

b. Komunikasi Nonverbal (nonverbal communication)

1. Komunikasi Kial (gesture/body communication)

2. Komunikasi Gambar (pictorial communication)

c. Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication)

d. Komunikasi Bermedia (mediated communication)

3. Tujuan Komunikasi

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion)

(44)

 

32

d. Mengubah masyarakat (to change the society)

4. Fungsi Komunikasi

a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence)

5. Metode Komunikasi

a. Komunikasi Infromatif (informative communication)

b. Komunikasi Persuasif (persuasif communcation)

c. Komunikasi Pervasif (pervasive communication)

d. Komunikasi Koersif (coersive communication)

e. Komunikasi Instruktif (instructive communication)

f. Komunikasi Manusiawi (human relations)

6. Bidang Komunikasi

a. Komunikasi Sosial (social communication)

b. Komunikasi Organisasi/Manajemen (organization/management communication)

(45)

c. Komunikasi Bisnis (business communication)

d. Komunikasi Politik (political communication)

e. Komunikasi Internasional (international communication)

f. Komunikasi Antarbudaya (intercultural communication)

g. Komunikasi Pembangunan (development communication)

h. Komunikasi Tradisional (traditional communication)

7. Teknik Komunikasi

a. Jurnalistik (journalism)

b. Hubungan masyarakat (public relation)

c. Periklanan (advertising)

d. Propaganda

e. Publisitas (publicity)

8. Model Komunikasi

a. Komunikasi Satu Tahap (one step flow communication)

b. Komunikasi Dua Tahap (two step flow communication)

(46)

 

34

2.2. Komunikasi Organisasi

2.2.1 Defenisi Komunikasi Organisasi

Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu.

Devito 1997 (dalam Bungin, 2008:273), menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai dengan ribuan anggota. Organisasi juga memliki struktur formal maupun informal. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasai itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain.

Dipandang dari sudut perspektif fungsional, komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Sedangkan dari sudut perspektif interpretif, komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi dan menekankan peranan “orang-orang” dan proses dalam menciptakan makna (Purba, 2006:112).

(47)

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah (Purba, 2006:112). Komunikasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam perusahaan yaitu:

1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.

2. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya dengan cara efektif.

4. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan iklim yang

menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi. 6. Mengendalikan prestasi.

2.2.2 Persepsi Komunikasi Organisasi

Beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:

1. Persepsi Redding dan Sanborn

(48)

 

36

dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

2. Persepsi Katz dan Kahn

Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn, organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.

3. Persepsi Zelko dan Dance

Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan dan hubungan dengan masyarakat umum.

4. Persepsi Thayer

Thayer menggunakan pendekatan sistem secara umum dalam memandang komunikasi organisasi. Dia mengatakan komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi

(49)

dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara. Thayer memperkenalkan tiga sistem dalam komunikasi organisasi yaitu: a. Berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi, b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk, c. Berkenaan dengan pemeliharaaan dan pengembangan organisasi. Yang termasuk bagian ini antara lain hubungsn dengan personal dan masyarakat, pembuatan iklan dan latihan.

5. Persepsi Greenbaunm

Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Greenbaunm membedakan komunikasi internal dengan komunikasi eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.

Meskipun bermacam-macam persepsi dari beberapa ahli mengenai komunikasi organisasi, tetapi dari semua itu ada beberapa hal yang umu dapat disimpulkan yaitu:

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

(50)

 

38

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan/skillnya.

2.2.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Sendjaja, organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit), mamupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif (Bungin, 2008:274). Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Informatif

Organisasi dapt dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasai yang lebig banyak, lebih baik dan tepat waktu.

b. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi ini. Pertama, atasn atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesa atau message. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.

c. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter dan bulletin) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga maupun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktifitas ini akan

(51)

menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

2.3.Arus Informasi dalam Organisasi

Wayne Pace dan Faules (2005) mengemukakan bahwa ada empat jenis arus informasi dalam organisasi, yaitu: komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication), komunikasi horizontal (horizontal communication) dan informasi yang mengalir secara informal.

1. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tingggi kepada mereka yang berotoritas yang lebih rendah (Pace, 2005:184). Dengan kata lsin bahwa arus informasi yang disampaikan dari atasan kepada bawahannya. Biasanya isi pesan atau informasi dalam komunikasi ini berisikan tugas-tugas.

Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu:

1. Instruksi Tugas

(52)

 

40

2. Rasional

Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya.

3. Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalaha peluasan dari pesan rasional. Pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

4. Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek-praktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan dan kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi rasional.

5. Balikan

Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji, kritikan atau peringatan terhadap pegawai.

2. Komunikasi Ke Atas

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.

Komunikasi ke atas memiliki beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace fungsinya sebagai berikut:

a. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.

b. Arus informasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.

(53)

c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.

d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.

e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti sperti yang dia maksudkan dari arus informasi ke bawah.

f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.

Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan akan mengetahui bagaimana pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan atau tugas-tugas yang mereka kerjakan dan mengenai organisasi.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalm organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan seperti: koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.

Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu di antarnya sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.

(54)

 

42

c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada sama tingkatan yang sama.

d. Menyelesaikan konflik yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya.

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antar unit-unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Maka diadakan rapat untuk mencari kesepakatan bersama.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Berguna untuk memperkuat hubungan dan membantu kekompakan sesama karyawan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian-bagian dalam organisasi. akan tetapi bagian-bagian itu sendiri mungkin menghalangi komunikasi horizontal. Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal ini (Muhammad, 2009:124).

Hambatan-hambatan pada komunikasi horizontal banyak persamannya dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Ketiadaan kepercayaan diantara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas dan persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi karyawan yang sama tingkatannya dalam organisasi dengan sesamanya.

(55)

4. Komunikasi informal

Komunikasi ini terjadi tidak melihat jabatan atau posisi di dalam organisasi, arus informasi yang terjadi biasa bersifat lebih pribadi. Karena informasi informal/personal ini muncul dari interaksi di antara orang-orang, informasi ini mengalir dengan arah yang tiak dapt diduga, dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine).

L. Davis dan O’connor mengatakan tentang sifat-sifat selentingan sebagai berikut (Pace, 2005:200):

1. Selentingan berjalan terutama melalui interaksi mulut ke mulut.

2. Selentingan umumnya bebas dari kendala-kendala organisasi dan posisi.

3. Selentingan menyebarkan informasi dengan cepat.

4. Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai suatu rantai kelompok

5. Para peserta dalam jaringan kerja selentingan cenderung menjalankan satu dari tiga peranan: penghubung, penyendiri, atau pengakhir.

6. selentingan cenderung lebih merupakan produk suatu situasi daripada produk orang-orang dalam organisasi tersebut.

(56)

 

44

8. Bila suatu informasi yang disampaikan pada seseorang menyangkut sesuatu yang menarik perhatiannya, semakin besar kemungkinan ia menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain.

9. Aliran utama dalam selentingan cenderung terjadi dalam kelompok-kelompok fungsional daripada antara kelompok-kelompok-kelompok-kelompok tersebut.

10. Umumnya, 75%-90% dari rincian pesan yang disampaikan oleh selentinga adalah cermat, namun seperti dikemukakan oleh Keith Davis (1967) “orang-orang cenderung beranganggapan bahwa selentingan kurang cermat daripada yang sebenarnya, karena kesalahan-kesalahan yang dramatik dan akibatnya lebih berkesan dalam ingatan daripada kecermatan rutin sehari-hari.

11. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan bila rinciannya cermat.

12. Selentingan cenderung mempengaruhi organisasi, apakah utnuk kebaikan atau keburukan, jadi pemahaman mengenai selentingan dan bagaimana selentingan ini dapat memberi andil positif kepada organisasi merupakan hal penting.

2.4. Iklim Komunikasi Organisasi

Dilihat dari kamus, istilah iklim dapat diartikan sebagai keadaan cuaca pada wilayah tertentu, suasana, kondisi (sosial). Dalam konteks geografis kita artikan bahwa iklim adalah cuaca, cuaca panas, dingin atau iklim tropis, iklim pantai, iklim pegunungan, iklim padang pasir. Sedangkan dalam konteks

(57)

organisasi, iklim erat dengan keadaan kondisi psiko-sosial yang melingkupi suatu kegiatan organisasi atau perusahaan. iklim organisasi tidak dapat diperkirakan seperti cuaca tetapi iklim dalam suatu organisasi dapat dirasakan oleh seluruh orang yang terlibat di dalamnya dan hal ini mempengaruhi perilaku sosial anggota organisasi.

Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefenisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi (Pace, 2005:149).

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan (kerja) terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbukadan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingg mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Pace, 2005:154).

(58)

 

46

dipercaya, mendukung terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik.

Pokok persoalan dari iklim komunikasi adalah:

1. Persepsi mengenai sumber komunikasi dari hubungannya dalam organisasi yang meliputi rasa puas, pentingnya sumber-sumber itu dapat dipercaya dan terbuka.

2. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi yang meliputi jumlah informasi yang diterima cocok atau tidak. Informasi itu berguna atau tidak dan apakah balikan informasi itu dikirimkan kepada sumber yang tepat.

3. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri yang meliputi keteribatan anggota organisasi dalam pembuatan keputusan, tujuan yang dipahami, penghargaan serta sistem yang terbuka.

Gerald M. Goldhaber dalam buku Organizational Communication menyatakan iklim komunikasi organisasi tersiri dari lima faktor. Pertama, dukungan. karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang makna dan kepentingan perannya. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan digunakan. Ketiga, kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber pesan/peristiwa-peristiwa komunikasi dianggap dapat dipercaya. Keempat, terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja

Gambar

Gambar 1
Tabel 1 Variabel Operasional
Gambar 3 Model S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan individu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari kuesioner tersebut, didapatkan hasil bahwa hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui tentang briket dan sebagian kecil juga yang tahu bahwa sampah organik bisa

Roadmap penelitian Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset terdiri dari empat belas tema payung unggulan meliputi: Model pembelajaran berbasis Student Centered Learning;

(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan Ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dan

The purposes of the present study were to evaluate the extent to which individual rainbow trout consistently showed low or high responses in serum concentrations of cortisol,

Cipta, karena dengan adanya Undang- Undang Hak Cipta saja tidak cukup menjamin terlindungnya hak dari pencipta, masih banyak pelanggaran- pelanggaran terhadap suatu

Perencanaan Football Training Club merupakan alternatif sarana hiburan sekaligus sarana olahraga bagi Kota Batu... Ide

Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya.Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang.Setelah mendengar perintah dari

IKO PRATAMA : Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon di Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, dibimbing oleh Delvian dan Kansih