• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Trigliserida Tidak Puasa Dengan Kejadian Stroke Iskemik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Trigliserida Tidak Puasa Dengan Kejadian Stroke Iskemik"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TRIGLISERIDA TIDAK PUASA

DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK

TESIS

LENY WARDAINI S

097112012

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK – SPESIALIS ILMU

PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTEAN USU/RSUP H. ADAM

MALIK

MEDAN

(2)

HUBUNGAN TRIGLISERIDA TIDAK PUASA DENGAN KEJADIAN

STROKE ISKEMIK

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinis Spesialis Saraf

Pada Program Studi Magister Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

Oleh

Leny Wardaini. S

097112012

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK – SPESIALIS

ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTEAN USU/RSUP

H. ADAM MALIK

MEDAN

(3)

Judul Tesis : Hubungan Trigliserida Tidak Puasa Dengan Kejadian Stroke Iskemik

Nama : LENY WARDAINI. S

Nomor Induk Mahasiswa : 097112012

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Ilmu Penyakit Saraf

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Prof. DR. Dr. H. Hasan Sjahrir Sp.S ( K )

Ketua

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS I

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Hubungan Trigliserida Tidak Puasa Dengan Kejadian

Stroke Iskemik

Nama : LENY WARDAINI. S

Nomor Induk Mahasiswa : 097112012

Program Studi : Ilmu Penyakit Saraf

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.dr. Darulkutni Nasution Sp.S ( K ) dr.Khairul P.Surbakti Sp.S

Nip. 130 535 847 Nip. 19621221 199012 1 001

Pembimbing III

dr.Dina Listyaningrum Msi. Med, Sp.S

Mengetahui/Mengesahkan

Ketua Departemen/SMF Ketua Program Studi

Ilmu Penyakit saraf Ilmu Penyakit Saraf

FK-USU/RSUP.HAM Medan FK-USU/RSUP.HAM Medan

Dr. Rusli Dhanu Sp.S ( K ) dr. Yuneldi Anwar Sp.S

( K )

(5)

Tanggal Lulus :

Telah diuji pada :

Tanggal : Juli 2012

___________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

1. Prof.DR.dr.Hasan Sjahrir Sp.S ( K ) 2. Prof.dr.Darulkutni Nasution Sp.S ( K ) 3. dr.Darlan Djali Chan Sp.S

4. dr.Yuneldi Anwar Sp.S ( K ) 5. dr.Rusli Dhanu Sp.S ( K )

6. dr.Kiking Ritarwan MKT Sp.S ( K ) 7. dr.Aldy S.Rambe Sp.S ( K )

8. dr.Puji Pinta O.Sinurat Sp.S 9. dr.Khairul P.Surbakti. Sp.S 10. dr.Cut Aria Arina Sp.S 11. dr.Kiki M.Iqbal Sp.S 12. dr.Alfansuri Kadri Sp.S

13. dr.Dina Listyaningrum , Msi. Med, Sp,S 14. dr.Aida Fithrie Sp.S

(6)

PERNYATAAN

Hubungan Trigliserida Tidak Puasa Dengan Kejadian

Stroke Iskemik

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karay atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain , kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2012

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala berkah,

rahmat dan kasihNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program magister

kedokteran klinik dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf di

Fakultas Kedokteran USU/RSUP H.Adam Malik Medan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan

ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

Yang terhormat Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. DR. dr. H.Syahril

Pasaribu, DTM&H, Msc ( CTM ), Sp.A ( K ), atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program magister

kedokteran klinik dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf.

Yang terhormat Prof.dr.H.Chairuddin P.Lubis, DTM&H, Sp.A ( K ), (Rektor

Universitas Sumatera Utara saat penulis diterima sebagai PPDS ), yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

program magister dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf.

Yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD ( KGEH ) dan ketua TKP PPDS FK USU,

dr. Zainuddin Amir Sp.P ( K ) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program magister kedokteran klinik

Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf FK USU.

Yang terhormat Ketua Departemen/ SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas

Kedokteran USU, dr. Rusli Dhanu Sp.S ( K ), yang telah memberikan kesempatan,

kepercayaan serta bimbingan selama mengikuti program magister kedokteran klinik

(8)

Yang terhormat Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir Sp.S (K) Ketua Departemen/ SMF

Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran USU, saat penulis diterima sebagai PPDS,

yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program magister kedokteran

klinik Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf.

Yang terhormat Ketua Program Studi Departemen/ SMF Ilmu Penyakit Saraf

Fakultas Kedokteran USU, dr. Yuneldi Anwar Sp.S ( K ), yang telah memberikan

kesempatan, kepercayaan serta bimbingan selama mengikuti program magister

kedokteran klinik Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf.

Terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya penulis sampaikan

kepada Prof. dr. Darulkutni Nasution Sp.S ( K ), dr. Khairul P. Surbakti Sp.S, dan dr.

Dina Listyaningrum Msi, Med, Sp.S, selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati

telah mendorong, membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan,

pembuatan dan penyelesaian tesis magister ini.

Kepada yang penulis hormati, guru besar, Prof.DR.dr. Hasan Sjahrir Sp.S ( K

), dan guru – guru penulis, dr. Darlan Djali Chan Sp S, dr. Rusli Dhanu Sp.S ( K ),

dr. Yuneldi Anwar Sp.S ( K ), dr. Mochtar Nasution Sp.S ( alm ), dr. Aldy S. Rambe

Sp.S ( K ), dr. Kiking Ritarwan MKT Sp.S ( K ), dr. Irsan NHN Lubis Sp.S, dr. Puji

Pinta O.Sinurat Sp.S, dr, S.Irwansyah Sp.S, dr.Iskandar Nasution Sp.S, dr. Cut Aria

Arina Sp.S, dr. Kiki M. Iqbal Sp.S, dr. Alfansuri Kadri Sp.S, dr. Aida Fithrie Sp.S,

dr.Irina Kemala Nasution Sp.S, dr.Haflin Soraya Hutagalung Sp.S, dan lain – lain

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik di Departemen Ilmu Penyakit

Saraf, maupun Departemen/SMF lainnya di lingkungan FK – USU/ RSUP H. Adam

Malik Medan, terimakasih yang setulus – tulusnya atas segala bimbingan selama

(9)

Kepada Drs. Abdul Jalil A. A, M.Kes, selaku pembimbing statistik yang telah

banyak membimbing, membantu dan meluangkan waktunya dalam pembuatan tesis

ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan kesempatan,

fasilitas dan suasana kerja yang baik sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan

magister ini sampai selesai.

Ucapan terima kasih penulis kepada Bapak Amran Sitorus, Sukirman

Ariwibowo dan Syafrizal serta seluruh perawat dan pegawai yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Semua pasien stroke iskemik yang dirawat di RA- 4 RSUP.H.Adam Malik,

Medan yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, penulis

ucapkan terimakasih yang mendalam

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis ucapkan kepada

kedua orang tua saya, Drs. H. Sulaiman Ismail dan Hj. Murni Akip. Hasibuan yang

telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang, dan senantiasa memberi

dukungan moril dan materi, bimbingan dan nasehat serta doa yang tulus agar

penulis tetap sabar dan tegar dalam mengikuti pendidikan ini sampai selesai.

Ucapan terima kasih kepada kedua Bapak / Ibu mertua saya, H. M.Radjamin

Lubis dan Hj. Norma Sofia Tandjung (almh), yang selalu memberikan dorongan,

semangat dan nasehat serta doa yang tulus agar tetap sabar dan tegar dalam

mengikuti pendidikan sampai selesai.

Teristimewa kepada suamiku tercinta Husni Mubarak Lubis SH, yang selalu

dengan sabar dan penuh pengertian, mendampingi dengan

penuh cinta dan kasih sayang dalam suka dan duka, saya ucapkan terimakasih yang

(10)

Tersangat istimewa kepada anak – anakku tersayang, Raisa Alifia M. Lubis,

Syofwan Alif M. Lubis, Syofi Alif M.Lubis, yang telah menjadi motivasi dan inspirasi

dalam penyelesaian tesis magister ini.

Kepada seluruh keluarga yang senantiasa membantu, memberi dorongan,

pengertian, kasih sayang dan doa dalam menyelesaikan pendidikan ini, penulis

haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kepada semua rekan dan sahabat yang tidak mungkin saya sebutkan satu

persatu yang telah membantu saya sekecil apapun, saya haturkan terima kasih yang

sebesar-besarnya, semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasihnya kepada kita

semua. Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012

(11)

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke iskemik masih menjadi masalah kesehatan utama dan penyebab utama mortalitas dan disabilitas. Banyak faktor resiko stroke iskemik, dan salah satunya adalah trigliserida. Studi eksperimental menunjukkan bukti adanya hubungan antara stroke iskemik dengan peningkatan trigliserida. Umumnya trigliserida diukur pada saat puasa untuk menghindari variabilitas, tetapi beberapa penelitian menunjukkan trigliserida tidak puasa dapat dihubungkan dengan kejadian stroke iskemik.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan trigliserida tidak puasa dengan kejadian stroke iskemik.

Metodologi : Studi observasional dengan rancangan potong lintang pada pasien – pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik, Medan mulai Oktober 2011 hingga Januari 2012. Diagnosa stroke iskemik ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan neurologis dan Head CT Scan. Kadar trigliserida tidak puasa diukur 4 jam setelah makan.

Hasil : Terdapat 74 pasien dalam penelitian ini, terdiri dari 37 pasien stroke iskemik (17 pria dan 20 wanita) dan 37 pasien tidak stroke (18 pria dan 19 wanita ). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trigliserida tidak puasa denagn kejadianstroke iskemik, yang diuji dengan korelasi Spearman ( r = 0.072, p = 0.547 ).

Kesimpulan : Trigliserida tidak puasa tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian stroke iskemik.

(12)

ABSTRACT

Background : Ischemic stroke remains a major health problem and a leading cause of mortality and disability. There are many risk factors of ischemic stroke, and one of them is triglyceride. Experimental study provide evidence of an association between ischemic stroke and increase level of triglyceride. Generally, triglyceride measured in the fasting state to avoid variability, but many study shown that non fasting triglyceride can associated with ischemic stroke incident.

Objective : This study was to investigate the correlation of non fasting triglyceride with incident of ischemic stroke.

Methodes : This study was an observational cross-sectional study performed on ischemic stroke patients in Adam Malik General Hospital in October 2011 until January 2012. Ischemic stroke diagnosis was made based on history, neurological examination and Head CT Scan on admission. Non fasting triglyceride were measured 4 hours after meal.

Results : There were seventy patients, consisted of 37 pasients with ischemic stroke( 17 men and 20 women) and 37 patients without stroke ( 18 men and 19 women ) were studied. There is no significant relationship between nonfasting triglyceride with incident of ischemic stroke, which shown by Spearman Correlation Test ( r = 0.072, p = 0.547 ).

Conclussion : Non fasting triglyceride is not correlated significantly with ischemic stroke incident.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Tesis i

Ucapan Terimakasih iii

Abstrak viii

Abstract ix

Daftar Isi x

Daftar Lampiran xiv

Daftar Riwayat Hidup xv

Daftar Singkatan xvi

Daftar Gambar xvii

Daftar Tabel xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang 1

I,2. Perumusan Masalah 4

I.3. Tujuan Penelitian 4

I.3.1. Tujuan Umum 4

I.3.2. Tujuan Khusus 4

I.4. Hipotesis 5

I.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7

II.1. Stroke Iskemik 7

II,1.1. Defenisi 7

I.1.2. Epidemiologi 7

(14)

II.1.4.Patofisiologi 10

II.2. Trigliserida dan Lipid 10

II.2.1.Lipid 10

II.2.1.1. Fungsi Lipid 11

II.2.1.2. Jenis Lipid 11

II.2.1.3. Metabolisme Lipid 12

II.2.2. Trigliserida 16

II.2.2.1. Defenisi 16

II.2.2.2. Struktur Kimia 18

I.,2.2.3. Kadar Trigliserida dalam Darah dan

Hubungannya dengan Stroke Iskemik 19

II.2.2.4. Trigliserida tidak puasa sebagai Faktor

Resiko Stroke Iskemik 22

II.2.2.5. Cara Pengukuran 25

II.2.2.6. Patofisiologi Trigliserida sebabkan

Stroke Iskemik 26

II.2.2.7.Patofisiologi Komponen Lain dari

Lipid Menyebabkan Stroke Iskemik 29

II.2.2.8.Pembentukan Inti Lipid pada

Mekanisme pembentukan Plak 31

II.2.3. Kerangka Teori 33

(15)

III.2. Subjek Penelitian 35

III.2.1. Populasi Sasaran 35

III.2.2. Populasi Terjangkau 35

III.2.3. Besar Sampel 35

III.3. Kriteria Inklusi 36

III.4. Kriteria Ekslusi 37

III.5. Batasan Operasional 37

III.6. Rancangan Penelitian 38

III.7. Pelaksanaan Penelitian 39

III.8. Kerangka Operasional 41

III.9. Variabel Penelitian 42

III.10.Analisa Statistik 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

IV.1. Hasil Penelitian 43

IV.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian 43

IV.1.2. Rata- rataKadar Tidak Puasa pada Penderita

Stroke Iskemik dan tidak Stroke 46

IV.1.3. Distribusi Rata - rata Kadar Trigliserida

Tidak Puasa Berdasarkan Jenis Kelamin 46

IV.I.4. Distribusi Rata - rata Kadar Trigliserida

Tidak Puasa Berdasarkan Faktor Resiko 47

IV.I.5. Hubungan Trigliserida Tidak Puasa dengan

Kejadian Stroke Iskemik 49

IV.2. Pembahasan 50

(16)

IV.2.2.Nilai Rata – Rata Trigliserida Tidak Puasa Pada

penderita Stroke Iskemik 52

IV.2.3. Hubungan Trigliserida tidak puasa pada penderita

Stroke Iskemik dengan fakto resiko 53

IV.2.4. Hubungan Kadar Trigliserida Tidak Puasa Dengan

Kejadian Stroke Iskemik 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan 57

V.2,Saran 58

(17)

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Komite Etik tentang Pelaksanaan Penelitian

2. Lembar Penjelasan kepada Penderita/Keluarga

3. Lembar Persetujuan ikut Penelitian

4. Lembar Pengumpulan Data

5. Lembar Data Dasar Sampel Penelitian

(18)

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : dr.Leny Wardaini. S

Agama : Islam

Alamat : Jl.Syahbuddin Yatim no.94 Medan Labuhan

Nama Ayah : Drs. H. Sulaiman Ismail

Nama Ibu : Hj. Murni Akip Hasibuan

Nama Suami : Husni Mubarak Lubis SH Nama anak : Raisa Alifia M.Lubis

Syofwan Alif M. Lubis Syofi Alif M. Lubis

Telepon : 085372781570

Email : wardainil@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD : SD Inpres 060956 Medan Labuhan

SLTP : SLTP Negeri Labuhan Deli

SLTA : SLTA Negeri – 9 Medan Labuhan

S1 : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

Tahun 1995 – 1999

Profesi : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Tahun1999 – 2002

(19)

DAFTAR SINGKATAN

ASNA : Asean Neurologic Association

Asetyl KoA : Asetyl Koenzym A

CO2 : Carbon Dioksida

CT : Computed Tomography

DKK : Dan Kawan – Kawan

FFA : Free Fatty Acid

HDL : High Density Lipoprotein

H2O : Dihidrogen Monoksida

LDL : Low Density Lipoprotein

LDL OKS : Low Density Lipoprotein Oksidatif

PAI – 1 : Plasminogen Activator Inhibitor 1

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SKRT : Survey Kesehatan Rumah Tangga

TG : Trigliserida

TIA : Transient Ischemic Attack

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I : Metabolisme Lemak 13

Gambar II : Jalur Eksogen Dan Endogen dari Metabo

lisme Lemak 15

Gambar III : Reverse Colesterol Transport dari Meatabo

lisme Lemak 15

Gambar IV : Pembentukan Trigliserida 17

Gambar V : Metabolisme Trigliserida 18

Gambar VI : Struktur Kimia Trigliserida 19

Gambar VII : Injuri Endotel menyebabkan penetrasi lipid

dan sel inflamasi 30

(21)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I : Kadar Trigliserida Normal 21

Tabel II : Kadar Trigliserida Tidak Puasa Pada Pria

Dengan Resiko Stroke Iskemik 25

Tabel III : Kadar Trigliserida Tidak Puasa Pada wanita

Dengan Resiko Stroke Iskemik 26

Tabel IV : Karakteristik Subjek Penelitian Pada Pende

rita Stroke Iskemik 44

Tabel V : Karakteristik Subjek Penelitian Pada Pende

rita Tidak Stroke 45

Tabel VI : Rata - Rata nilai kadar Trigliserida Tidak Puasa Pada Penderita Stroke Iskemik Dan

Tidak Stroke 46

Tabel VII : Distribusi rata – rata kadar trigliserida tidak

Puasa berdasarkan jenis kelamin 47

Tabel VIII : Distribusi rata – rata kadar trigliserida tidak

puasa berdasarkan faktor resiko 49

Tabel IX : Hubungan Kadar Trigliserida Tidak Puasa

(22)

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke iskemik masih menjadi masalah kesehatan utama dan penyebab utama mortalitas dan disabilitas. Banyak faktor resiko stroke iskemik, dan salah satunya adalah trigliserida. Studi eksperimental menunjukkan bukti adanya hubungan antara stroke iskemik dengan peningkatan trigliserida. Umumnya trigliserida diukur pada saat puasa untuk menghindari variabilitas, tetapi beberapa penelitian menunjukkan trigliserida tidak puasa dapat dihubungkan dengan kejadian stroke iskemik.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan trigliserida tidak puasa dengan kejadian stroke iskemik.

Metodologi : Studi observasional dengan rancangan potong lintang pada pasien – pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik, Medan mulai Oktober 2011 hingga Januari 2012. Diagnosa stroke iskemik ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan neurologis dan Head CT Scan. Kadar trigliserida tidak puasa diukur 4 jam setelah makan.

Hasil : Terdapat 74 pasien dalam penelitian ini, terdiri dari 37 pasien stroke iskemik (17 pria dan 20 wanita) dan 37 pasien tidak stroke (18 pria dan 19 wanita ). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trigliserida tidak puasa denagn kejadianstroke iskemik, yang diuji dengan korelasi Spearman ( r = 0.072, p = 0.547 ).

Kesimpulan : Trigliserida tidak puasa tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian stroke iskemik.

(23)

ABSTRACT

Background : Ischemic stroke remains a major health problem and a leading cause of mortality and disability. There are many risk factors of ischemic stroke, and one of them is triglyceride. Experimental study provide evidence of an association between ischemic stroke and increase level of triglyceride. Generally, triglyceride measured in the fasting state to avoid variability, but many study shown that non fasting triglyceride can associated with ischemic stroke incident.

Objective : This study was to investigate the correlation of non fasting triglyceride with incident of ischemic stroke.

Methodes : This study was an observational cross-sectional study performed on ischemic stroke patients in Adam Malik General Hospital in October 2011 until January 2012. Ischemic stroke diagnosis was made based on history, neurological examination and Head CT Scan on admission. Non fasting triglyceride were measured 4 hours after meal.

Results : There were seventy patients, consisted of 37 pasients with ischemic stroke( 17 men and 20 women) and 37 patients without stroke ( 18 men and 19 women ) were studied. There is no significant relationship between nonfasting triglyceride with incident of ischemic stroke, which shown by Spearman Correlation Test ( r = 0.072, p = 0.547 ).

Conclussion : Non fasting triglyceride is not correlated significantly with ischemic stroke incident.

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan

merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negara-negara maju,

setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Setiap tahunnya,lebih kurang 795.000

orang mengalami serangan stroke, baik yang pertama, maupun serangan berulang.

Diperkirakan 610.000 merupakan serangan pertama dan 185.000 adalah serangan

berulang. (Goldstein, dkk 2006; Hacke dkk, 2003; Lloyd - Jones dkk, 2009 ).

Di Indonesia penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh survey

ASNA (Asean Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia.

Penelitian ini dilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit, dan

dilakukan survey mengenai faktor-faktor risiko, lama perawatan dan mortalitas serta

morbiditasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih banyak

dari perempuan dan profil usia di bawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia

45 - 64 tahun berjumlah 54,7 % dan di atas usia 65 tahun 33,5 %. ( Misbach, 2007 ).

Stroke juga merupakan penyebab utama gangguan fungsional, dimana

20% penderita yang bertahan hidup masih membutuhkan perawatan di institusi

kesehatan setelah 3 bulan dan 15 - 30% penderitanya mengalami cacat permanen.

Stroke merupakan kejadian yang mengubah kehidupan dan tidak hanya

mempengaruhi penderitanya namun juga seluruh keluarga dan pengasuh. (

(25)

Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di

Indonesia identik dengan lifestyle masyarakat, olahraga, merokok, minum alkohol,

pola makan, kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang

melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, stroke merupakan

penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut

survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di rumah sakit pemerintah

di seluruh penjuru Indonesia.

Faktor resiko yang terpenting untuk serangan stroke adalah penyakit

vaskular, dimana pembentukan aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, masih

merupakan hal yang mendasar untuk terjadinya iskemik otak. ( Goldstein, 2006 )

Oleh karena tingginya kejadian stroke dan adanya kecenderungan

untuk meningkat karena berbagai sebab, menyebabkan usaha dalam menekan

angka kematian dan derajat kecacatan akibat stroke lebih ditujukan pada

penanganan saat pasien dalam perawatan di rumah sakit Selain itu juga ditujukan

pada penanganan keadaan sebelum stroke dengan mangendalikan faktor – faktor

yang menyebabkan stroke.

Salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya stroke, utamanya

stroke iskemik adalah kadar trigliserida di dalam darah. Walau masih banyak

spekulasi tentang keterkaitan trigliserida sebagai faktor resiko stroke, namun

ada beberapa penelitian yg menunjukkan bahwa peningkatan kadar trigliserida

dapat menjadi faktor yang independen sebagai faktor resiko stroke, terutama stroke

iskemik.( Pikija dkk, 2006 )

Salonen & Puska 1983, menemukan bahwa trigliserida dapat menjadi

penyebab stroke, walaupun tidak pasti jenis strokenya dan terjadi terutama pada

(26)

Nguyen et al. 1997, melakukan penelitian dan menemukan ada

hubungan kejadian TIA dan stroke iskemik dengan tingginya kadar trigliserida

dalam darah.

Borge G Nordesgaart dkk, menyimpulkan kenaikan kadar trigliserida

tidak puasa bersamaan dengan kenaikan kadar HDL dapat dipertimbangkan

sebagai resiko stroke.

Secara umum, kadar trigliserida sering diukur pada keadaan puasa,

untuk menghindari variabilitas (Ridker, 2008), tetapi sekarang perlu juga

memeriksa kadar trigliserida tidak puasa untuk mencari faktor resiko stroke iskemik

(Zilversmit, 1979; Ryu dkk, 1992; Bengtsson et al, 1993; Stensvold et al, 1993;

Jeppesen et al, 1998; Abdel - Maksoud dan Hokage, 2002 ).

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian terdahulu seperti yang

diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah ada hubungan kadar trigliserida yang diperiksa pada

kondisi tidak puasa dengan kejadian stroke iskemik ?

I.3.TUJUAN PENELITIAN I.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan kadar trigliserida tidak

puasa dengan kejadian stroke iskemik

I.3.2.Tujuan Khusus

(27)

I.3.2.2. Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi trigliserida

tidak puasa pada penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam

Malik Medan.

I.3.2.3. Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi trigliserida

tidak puasa pada penderita tidak stroke di RSUP H. Adam Malik

Medan.

I.3.2.4. Untuk mengetahui nilai rerata trigliserida tidak puasa pada penderita

stroke iskemik diRSUP H. Adam Malik Medan

I.3.2.5. Untuk mengetahui nilai rerata trigliserida tidak puasa pada penderita

tidak stroke di RSUP H. Adam Malik Medan.

I.3.2.6. Untuk mengetahui rerata kadar triglisrida tidak puasa pada penderita

stroke iskemik dengan faktor resiko yang berbeda yang dirawat di

RSUP H.Adam Malik Medan.

I.3.2.7. Untuk mengetahui hubungan trigliserida tidak puasa dengan faktor

resiko pada pasien stroke iskemik yang memenuhi kriteria inklusi.

I.4.HIPOTESIS

Ada hubungan kadar trigliserida tidak puasa dengan kejadian

(28)

I.5. MANFAAT PENELITIAN

I.5.1. Manfaat Penelitian Untuk Ilmu Pengetahuan

Dengan mengetahui adanya hubungan trigliserida tidak

puasa pada penderita stroke iskemik, maka diharapkan dapat

memberikan masukan mengenai salah satu faktor resiko stroke

iskemik.

I.5.2. Manfaat Penelitian Untuk Masyarakat

Dengan mengetahui pengaruh kadar trigliserida tidak puasa

pada penderita stroke iskemik , maka masyarakat yang memiliki

kadar trigliserida yang tinggi, dapat mempersiapkan diri dalam hal

pencegahan dan perawatan agar terhindar dari serangan stroke

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. STROKE ISKEMIK

II.1.1. Definisi

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung

selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain

yang jelas selain vaskuler ( Kelompok Studi Stroke Perdossi, 2011 ).

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan

otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu

kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak ( Sjahrir, 2003 ).

II.1.2. Epidemiologi

Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan

terdapat 100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun (Hacke

dkk,2003). Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per

tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta

penderita stroke yang bertahan hidup. (Goldstein dkk, 2006). Insiden stroke pada

pria lebih tinggi daripada wanita, pada usia muda, namun tidak pada usia tua. Rasio

insiden pria dan wanita adalah 1.25 pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada

kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada

(30)

Di Indonesia, berdasarkan penelitian Machfoed, di peroleh hasil bahwa

dari 1.397 pasien stroke terdapat 808 pria, 589 wanita, dan 1001 orang dengan

stroke iskemik ( Machfoed , 2003 ).

II.I.3.Faktor Resiko

Faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklassifikasikan

berdasarkan kemungkinannya untuk dimodifikasi atau tidak ( non modifiable,

modiable, atau potentially modifiable ) dan bukti yang kuat ( well documented

atau less well documented ). ( Goldstein, 2006 )

1. Non modifiable risk factors :

 Usia

 Jenis kelamian

 Berat badan lahir rendah

 Ras / etnis

 Genetik

2. Modifiable riks factors :

Well – documented and modifiable risk factors

a. Hipertensi

b. Paparan asap rokok

c. Diabetes

d. Atrial fibrilasi dan beberapa faktor jantung tertentu

e. Dislipidemia

f. Stenosis arteri karotis

(31)

i. Diet yang buruk

j. Inaktivitas fisik

k. Obesitas

Less well – documented and modifiable risk factors

a. Sindroma metabolik

b. Penyalahgunaan alkohol c. Penggunaan kontrasepsi oral

d. Sleep – disordered breathing

e. Nyeri kepala migren

f. Hyperhomosisteinemia

g. Peningkatan lipoproteinemia

h. Hypercoagulability

i. Inflamasi

j. Infeksi

II.I.4. Patofisiologi

Pada stroke iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak menyebabkan

otak mengalami hipoksia daerah regional otak, sehingga menimbulkan reaksi

yang berakhir dengan diikuti kematian sel –sel otak beserta pendukungnya. (

Becker, dkk, 2010 )

Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara

bertahap, yaitu : ( Sjahrir, 2003 )

Tahap I : a. Penurunan aliran darah

b. Pengurangan O2

(32)

d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion

Tahap 2 : a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion

b. Spreading depression

Tahap 3 : Inflamasi

Tahap 4 : Apoptosis

II.2. LIPID DAN TRIGLISERIDA II.2.1. Lipid

Sebagai pendahuluan, karena trigliserida merupakan bagian dari

lipid, maka terlebih dahulu dibicarakan tentang lipid. Lipid adalah molekul –

molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut - pelarut

organik.

II.2.I.1 Fungsi lipid

Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:

1.Sebagai penyusun struktur membran sel

Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan

mengatur aliran material - material.

2.Sebagai cadangan energi

Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa

(33)

vitamin membantu regulasi proses – proses biologis

II.2.I.2. Jenis - jenis lipid

Terdapat beberapa jenis lipid yaitu :

1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam

lemak tak jenuh

2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida

3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid

4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, dan steroid

II.2.I.3. Metabolisme lipid

Metabolisme lipid dibagi 3 jalur yaitu jalur eksogen, endogen dan

reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan

metabolisme kolesterol LDL dan trigliserida, sedang jalur reverse cholesterol

transport mengenai metabolisme kolesterol HDL.

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari

lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara

ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada

juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk

sirkulasi portal ( vena porta ) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga

dapat melalui jalur ini. ( Guyton, 1997 )

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut

(34)

dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus ( enterosit ). Di dalam sel ini asam lemak

dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida dan berkumpul berbentuk

gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui

pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi

darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. (

Guyton, 1997 )

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah

menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol

tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan

trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu - waktu jika kita membutuhkan energi

dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk

ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses

pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut

ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai

asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). ( Nelson D.L, 2000)

Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah

asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka

asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi

trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika tidak tersedia sumber

energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet

maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. ( Guyton, 1997 )

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan

menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil

(35)

energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam

lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

[image:35.595.82.468.456.739.2]

(36)

Gambar II. Jalur Eksogen Dan Endogen dari Meabolisme Lemak Dikutip dari : Djokomoeljanto, R . Patofisiologi Dislipidemi, dalam Kumpulan Makalah Lipid dan Aterosklerosis, FK UNDIP, Semarang ;

1999

[image:36.595.97.492.159.340.2]

Gambar III. Reverse Colesterol Transport dari Meatabolisme Lemak

Dikutip dari : Jhon ME Adam. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit FKUI, Jakarta ; 2006

II.2.2.Trigliserida

II.2.2.1.Defenisi

Triasilgliserol atau trigliserida merupakan ester dari alkohol gliserol

dengan asam lemak. Proporsi molekul trigliserol yang mengandung residu asam

lemak yang sama pada ketiga posisi ester pada lemak alami sangatlah kecil (

Murray, 2000 ).

Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus

setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma dalam

(37)

darah, otot, jaringan lemak ), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis

kemudian oleh hepar dimetabolisasikan menjadi LDL. Kolesterol yang terdapat

pada LDL ini kemudian ditangkap oleh suatu reseptor khusus di jaringan perifer itu,

[image:37.595.144.450.193.477.2]

sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. ( Murray, 2000 )

Gambar IV.Pembentukan Trigliserida

Kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL (

High Density Lipoprotein ) ke hepar untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran

empedu sebagai lemak empedu sehingga sering disebut sebagai kolesterol baik.

Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan

di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida, dan apabila sel membutuhkan energi,

enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam

(38)

komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida

(CO2), dan air (H2O). ( Guyton, 1997 )

[image:38.595.146.466.149.468.2]

Gambar V. Metabolisme trigliserida

II.2.2.2. Struktur kimia Trigliserida

Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR",

dimana R, R' dan R" masing – masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang.

Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat

bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18 atau 20 atom

(39)

Pada sel, trigliserida dapat melalui membran sel dengan bebas, tidak

seperti molekul lainnya, karena karakteristiknya non polar sehingga tidak bereaksi

dengan lapisan ganda fospolipid pada membran.

Gambar VI : Struktur kimia dari Trigliserida Dikutip dari : Alvarez, H. and Steinbüchel, A. Triacylglycerols in prokaryotic micro organisms

II.2.2.3. Kadar Trigliserida dalam darah dan hubungannya dengan stroke iskemik

Ada hubungan positif antara meningkatnya kadar lipid plasma dan

lipoprotein dengan arterosklerosis serebrovaskular; ada hubungan positif antara

kadar kolesterol total dan trigliserida dengan risiko stroke; dan ada hubungan

negatif antara meningkatnya HDL dengan risiko stroke. ( Antonius N, 2008 )

Kadar trigliserida dalam darah dapat memberi banyak informasi

mengenai kondisi kesehatan kita. Makanan merupakan salah satu sumber

trigliserida, selain itu hati juga memproduksi trigliserida. Jika kita mengkonsumsi kalori berlebih terutama yang berasal dari karbohidrat, maka hati akan

(40)

Kadar trigliserida yang berlebih ini baik yang berasal dari makanan

ataupun yang berasal dari produksi di hati akan disimpan dalam sel lemak di tubuh.

Ketika dibutuhkan, tubuh akan melepas trigliserida tersebut dalam bentuk asam

lemak, yang menggerakkan pergerakan tubuh, menimbulkan panas dan

menyediakan energi untuk proses tubuh.( Guyton, 1997 )

Untuk kesehatan tubuh, kadar trigliserida dalam tubuh sebaiknya

kurang dari 150 mg/dl, menurut The National Heart, Lung and Blood Institute.

Batas antara kadar trigliserida normal dan tinggi antara 150-199 mg/dL, tinggi

antara 200 - 499 mg/dl, dan untuk kadar yang sangat tinggi > 500 mg/dl. ( ATP

Guidelines, 2001 )

Trigliserida dan lemak lain dalam tubuh bergerak melalui pembawa

khusus yang disebut dengan lipoprotein. Kadar trigliserida yang tinggi dapat

membahayakan kesehatan karena beberapa lipoprotein yang tinggi kandungan

trigliseridanya juga mengandung kolesterol. Kondisi ini menyebabkan terjadinya

atherosclerosis ( penyempitan dinding arteri ) pada orang yang mempunyai kadar

trigliserida tinggi. ( Austin, 1999 )

Seseorang yang mempunyai kadar trigliserida tinggi sering

mempunyai faktor resiko lain untuk penyakit jantung dan stroke. Orang yang

mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, seringkali juga mempunyai kadar

trigliserida yang melewati batas normal. Kondisi-kondisi tersebut akan meningkatkan

resiko untuk menderita penyakit jantung atau mengalami serangan jantung atau

(41)

Tabel I : Kadar Trigliserida Normal

______________________________________________ ATP III Classification of Serum Triglycerides (mg/dL) ______________________________________________

<150 Normal

150-199 Borderline High

20 – 499 High

>500 Very High

_____________________________________________ Dikutip dari : Adult Treatment Panel Guidelines

II.2.2.4. Trigliserida Tidak Puasa sebagai faktor resiko stroke iskemik Walaupun data tentang keterlibatan trigliserida sebagai penyebab stroke masih belum jelas dan kontraversi, tetapi ada beberapa penelitian yang sudah

dilakukan.

Untuk pertama kalinya, dengan metode Kohort, para peneliti dari

Sheba Medical Center di Tel Hashomer Israel mengindikasikan bahwa

peningkatan resiko penyakit stroke juga berkaitan dengan kadar lemak darah

yang disebut trigliserida.( Nodestgaard dkk, 2007 )

Lipska, dkk ( 2007 ), melalui penelitian yang bersifat case control

study dengan 214 pasien astroke akut, mencoba untuk mengkaitkan komponen

sindroma metabolik dengan resiko stroke. Komponen sindroma metabolik yang

dapat teramati dalam catatan medik adalah kadar trigliserida.

Albrink dan Man, 1959 ,menyatakan bahwa kadar trigliserida yang ada

(42)

Namun Tell et al, 1988; Ridker, 2008, menyatakan secara klinis

konsentrasi plasma trigliserida mempunyai pengaruh dalam hal terjadinya stroke

masih kontroversial.

Tetapi ada beberapa penelitian yang menunjukkan peningkatan

kadar trigliserida menjadi faktor resiko yang cukup significan terhadap terjadinya

stroke iskemik, hal ini dinyatakan dalam penelitian Lindenstrom et al, 1994

(prospective observational survey); Ahmed et al, 1999;. serta Milionis et al, 2005.

Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa trigliserida sebagai

faktor resiko stroke iskemik, hanya pada wanita yang menunjukkan nilai bermakna

dengan penelitian Prospective study (Bansal et al, 2007, ), sedang pada laki – laki

terlihat kurang bermakna ( Salonen et al, 1982, Haheim et al, 1993;. Bowman et al,

2003 ).

Berdasarkan literature, perbedaan di atas, dapat dilihat melalui

penelitian ( Havasi et al, 2006 ), dimana kadar lipid profile mencapai kadar yang

cukup tinggi, dipengaruhi oleh faktor –faktor seperti : etnis, konsumsi alkohol, dan

menapouse ( Austin, 1991; Sarwar et al, 2006;. Ridker, 2008 ).

Rhoads dan Feinleib,1983, menemukan bahwa pria Puerto Rico dan

Jepang memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang

berasal dari Kuakasia. Dengan jumlah sampel yang lebih besar pada penderita

stroke dengan berbagai etnis, perbedaan tersebut masih dipelajari ( Sarwar et al.,

2006 ). Hal ini juga dikaitkan dengan metodologi yag berbeda dalam setiap

(43)

Penelitian dari Hiroyasu Iso, Yoshihiko Naito, Shinichi Sato, dan

kawan – kawan memberikan kesimpulan bahwa kadar trigliserida dalam darah dapat

menjadi faktor resiko untuk terjadinya stroke, walaupun kadar kolesterol rendah.

Secara umum, kadar trigliserida sering diukur pada keadaan puasa,

untuk menghindari variabilitas ( Ridker, 2008 ), tetapi sekarang perlu juga

memeriksa kadar trigliserida tidak puasa untuk mencari faktor resiko stroke iskemik

(Zilversmit, 1979; Ryu dkk, 1992; Bengtsson et al, 1993; Stensvold et al, 1993;

Jeppesen et al, 1998; Abdel-Maksoud dan Hokage,2002 ).

Borge G Nordesgaart dkk, menyimpulkan kenaikan kadar trigliserida

tidak puasa dapat dipertimbangkan sebagai resiko stroke, berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan pada 7587 wanita dan 6394 pria pada tahun 1976 – 2004

dengan metode kohort.

Thomas S. Bowman dkk ( 2008 ), menemukan kadar trigliserida

rendah pada pasien yang tidak puasa lebih cenderung untuk menjadi stroke

iskemik, berdasarkan hasil dari case control study pada 296 pasien untuk masing –

masing kelompok.

Pikija dkk ( 2006 ) melakukan studi hubungan antara kadar

trigliserida dengan keparahan stroke iskemik akut dengan menggunakan volume

infark dan CT scan . Pasien dengan kadar trigliserida puasa yang lebih tinggi (

dalam 24 jam setelah masuk rumah sakit ), berhubungan dengan volume infark

(44)

II.2.2.5. Cara Pengukuran

Pengukuran kadar trigliserida puasa dilakukan setelah penderita

berpuasa lebih kurang 8 jam, sedangkan untuk yang tidak puasa, pengukuran

dilakukan setelah mengkonsumsi makanan lebih kurang 4 - 6 jam. (Bansal ,

dkk, 2007 )

Serum trigliserida mencapai level tertinggi setelah makan lebih

[image:44.595.141.528.335.537.2]

kurang 3 - 6 jam dan bertahan beberapa hari berikutnya. ( Dharmalingam )

Tabel II : Kadar TG tidak puasa pada pria dengan resiko Stroke Iskemik

Nonfasting Triglycerides Level Events Hazard ratio

(95% CI )

(45)
[image:45.595.142.527.133.335.2]

Tabel III : Kadar TG tidak puasa pada wanita dengan resiko Stroke Iskemik

Nonfasting Triglycerides Level Events Hazard ratio

(95% CI )

< 89 159 Referent 85 -176 407 1.3 (0.9-1.7) 177 -265 135 1.6 (1.3-2.9) 266 – 353 26 1.54(0.7-2.9) 354 – 442 13 2.5 (1.0-6.4) >443 10 3.8 (1.3-11) ________________________________________________ Dikutip dari : Freiberg JJ et al. JAMA 2008; 300:2142-2152.

II.2.2.6.Patofisiologi Trigliserida menyebabkan Stroke Iskemik

Stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan aliran darah yang tiba-tiba

pada pembuluh darah otak, menyebabkan iskemi jaringan bagian distal pembuluh

darah dan memicu nekrosis bila tidak segera diperbaiki. Penyebab utama stroke

iskemik adalah arterosklerosis yang mengenai arteri besar dan medium pada leher

dan kepala. Trombosis arteri berasal dari hancurnya plak ateroskerotik atau

dapat juga berasal dari emboli yang terbentuk di arteri karotis dan aorta asenden.

Trombus terbentuk karena beberapa faktor yang meliputi pembuluh darah yang

tidak baik, adanya timbunan lemak, kalsium dan faktor pembekuan darah.

Menurut definisi WHO, arteroklerosis merupakan kombinasi dari

perubahan tunika arteri, yang meliputi penimbunan lemak dan karbohidrat, yang

diikuti oleh terbentuknya jaringan fibrosis, kalsifikasi dan disertai perubahan

(46)

Aterosklerosis adalah serangkaian perubahan pada tunika intima

pembuluh darah arteri berupa penimbunan lipid, adanya serbuk sel radang ke

dalam tunika ( terutama monosit dan limfosit ), proliferasi sel -sel otot polos,

pelepasan kolagen serta matriks protein oleh sel -sel otot polos, penumpukan

kompleks karbohidrat, bekuan darah dan fibrin, yang kemudian dikuti pembentukan

jaringan ikat, serta perubahan di dalam struktur tunika media. Aterosklerosis

merupakan kontributor utama terhadap patogenese terjadinya serangan jantung,

infark serebri dan penyakit vaskuler perifer. ( Siswono, 2006 )

Walaupun masih kontroversial, namun beberapa penelitian

menunjukkan bahwa kadar trigliserida yang tinggi dapat dihubungkan dengan

terjadinya proses patologis dari dinding pembuluh darah seperti disfungsi endotel,

aterosklerosis dan pembentukan thrombus yang dapat memicu terjadinya stroke

iskemik. ( Tell dkk, 1988, Ridker, 2008 )

Kadar trigliserida yang tinggi pada pemeriksaan pasien yang tidak

puasa, digambarkan sebagai akibat sisa – sisa lipoprotein yang mampu menembus

dinding pembuluh darah dan masuk ke dalam subendotel dan berkumpul

membentuk foam cell atau sel busa yang merupakan pertanda awal untuk

terjadinya aterosklerosis. ( Bansal dkk, 2007 )

Mekanisme lain yang juga penting adalah adanya peranan gen seperti

4G allele of 4G/5G polymorphism of the plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1)

dengan komponen plasma lipid. Khusus untuk trigliserida ditemukan kontribusi

(47)

Meningkatnya kadar trigliserida dapt dilihat sebagai refleksi

terganggunya proses pemecahan partikel - partikel trigliserida srhingga dapat

memicu penumpukan partikel atherogenesis. ( Bansal, 2007 )

Pada penelitian terakhir ditemukan bahwa ketika konsentrasi serum

trigliserida mencapai level tertinggi pada post prandial , maka arteri carotid di

ekstra kranial mengalami aterosklerosis. ( lindenstrom, 1994 )

II.2.2.7. Patofisiologi Komponen Lain dari Lipid Menyebabkan Stroke Iskemik

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,

diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan

menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah

mengandung 80 % kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal

dari makanan. ( Siswono, 2006 )

Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan

kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL (High Density

Lipoprotein) jumlahnya berlebih,di dalam darah akan diendapkan pada dinding

pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah

berupa plak, bila plak terlepas, akan menyumbat aliran darah ke jantung dan

menimbulkan serangan jantung, bila ke otak menyebabkan stroke.

Kolestelol LDL yang menembus endotel dan mengalami proses

modifikasi menjadi LDL oksidasi. LDL - oks bersifat kemoaktraktan untuk monosit

dan sel otot polos. Monosit akan menempel dan migrasi ke subendotel kemudian

berubah menjadi makrofag yang memfagosit LDL - oks dan menjadi sel busa (foam

(48)

Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan

pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan, sehingga ada hubungan

negatif antara meningkatnya HDL dengan risiko stroke.

Kadar HDL yang rendah setelah serangan stroke akan mengakibatkan

hambatan pemulihan dan peningkatan mortalitas. Hal ini berhubungan dengan peran

HDL yang memberi efek stabilisasi dan regresi plak, sehingga akan mencegah

terbentuknya emboli, menginhibisi terbentuknya plak atau meregresi plak

aterosklerotik yang sudah terbentukserta proteksi terhadap oksidasi LDL.

Gambar VII. Injuri Endotel menyebabkan penetrasi lipid dan sel inflamasi. Dikutip dari: The Internet stroke center, Atherosclerosis and trobus formation , Role of monocyt ang T-limphocytes in the transformation to foam cell, 2007

II.2. 2.8. Pembentukan Inti Lipid pada Mekanisme pembentukan Plak

Pada percobaan binatang dan manusia, fenomena pertama yang

[image:48.595.144.455.320.523.2]
(49)

Pengamatan ini menghasilkan kondisi paradok, meskipun kolesterol

LDL bebas memasuki intima, kolesterol LDL tidak akan ditangkap oleh makrofag

yang kekurangan reseptor. Penampakan paradok dapat dijelaskan pada

hubungannya dengan perubahan kimia dimana kolesterol LDL mengalami modifikasi

oleh sel-sel dinding arterial. Modifikasi minor pertama terjadi di dekat permukaan

endotel. Perubahan ini menghasilkan molekul proinflamasi yang disebut mmLDL

(Minimaly Modified Low Density Lipoprotein) yang mempunyai peran dalam

ekspresi endotel untuk melepaskan mediator molekul monosit.

Faktor-faktor ini bersama dengan kolesterol LDL yang mengalami

modifikasi akan menyebabkan migrasi monosit dan menyiapkan penerimaan

monosit untuk mengaktifkan mereka sendiri dan membaginya dalam tunika intima.

Perubahan selanjutnya molekul kolesterol LDL menjadi LDL –oks sehingga mudah

dikenali oleh scavenger receptor.

Gambar VIII. Mekanisme Pembentukan Plak

(50)

induction in saccharomyces cerevisiae Presented at the International Scientific Conference on Complementary, Alternative, and Integrative Medicine Research Universities of Harvard and UCSF, Boston ; 2002.

Low - Density Lipoprotein (LDL) mengantarkan kolesterol ke dalam

tubuh sementara HDL mengeluarkan kolesterol dari aliran darah. Oleh sebab itu

bila kadar LDL di dalam darah terlalu tinggi akan berakibat buruk bagi tubuh,

sedangkan keberadaan HDL baik bagi tubuh. Keseimbangan nilai antara kedua jenis

kolesterol ini menunjukkan arti kadar kolesterol. Bila tingginya kadar kolesterol total

disebabkan oleh kadar LDL yang tinggi, akan sangat beresiko menderita penyakit

jantung atau stroke, tetapi bila total kadar kolesterol tinggi disebabkan oleh kadar

(51)

II.2.3. Kerangka Teori

TRIGLISERIDA

Tanne dkk, kadar TG tinggi sebagai faktor resiko stroke

Trigliserida tdk puasa Trigliserida puasa

Albrink & Man,1959, trigliserida sbg resiko

Zilversmit, 1979; TG tdk puasa sbg resiko stroke

Ridker, 2008, kadar TG puasa tinggi  resiko stroke

Bansal, 2007, TG PP

kaya sisa lipoprotein 

Ryu dkk, 1992,

TG PP stroke Pembentukan

sel foam Dharmalingan dkk

2004, TG puasa berhub. Dgn ketebalan tunika intima

Borge G Nordesgaart dkk,TG tinggi + HDL tinggi sbg resiko stroke

Lindenstrom et al, 1994,TG sbg resiko stroke iskemik

Atherosklerosis

Thomas S. dkk 2008, Kadar rendah TG PPStroke Thomas, 2006, TG rendah

severity stroke

Lindenstrom et all,1994,

(52)

II.2.4. Kerangka Konsepsional

TRIGLISERIDA

TRIGLISERIDA

TIDAK PUASA

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU/ RSUP H.

Adam Malik Medan dari tanggal 01 November 2011 s/d 30 Januari 2012

III.2. Subjek Penelitian

III.2.1. Populasi Sasaran

Semua penderita stroke iskemik di RS H.Adam Malik yang ditegakkan

dengan pemeriksaan klinis dan CT – Scan kepala, dan penderita bukan stroke

yang datang berobat jalan ke poli umum RSUP H.Adam Malik Medan.

III.2.2. Populasi Terjangkau

Semua penderita stroke iskemik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu ( Rindu ) A4 FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan .

III.2.3. Besar Sampel

Menggunakan uji T berpasangan, dengan uji hipotesis

2

2

1





Z

SD

Z

n

Zα = nilai baku normal dari tabel Z, (untuk α =0.05  Zα = 1.96

Z = nilai baku normal dari tabel Z, (untuk  = 0,10  Z =

(54)

S = simpangan baku

µ1 - µ2 = Selisih rerata yang bermakna = 0 , 50

n = ( 1,96 + 1,282 ) 0,92) 2

0,5

= 36, 585  37, untuk masing – masing kelompok yang

diteliti

III.3. Kriteria Inklusi

1. Semua penderita stroke iskemik yang yang dirawat di

Rindu A4 RSUP H, Adam Malik Medan yang ditegakkan

dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologi dan

CT Scan kepala.

2. Semua pasien yang tidak didiagnosa dengan stroke.

yang berobat ke poli umum RSUP H. Adam Malik Medan

2. Memberikan persetujuan untuk ikut penelitian ini

III.4. Kritera Eklusi

1. Pasien dengan stroke iskemik yang tidak dikonfirmasi

dengan head CT – Scan

(55)

III.5. Batasan Operasional

III.5.1.Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat

gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala – gejala

yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan

kematian, tanpa ada penyebab lain yang jelas selain

vaskuler ( Kelompok Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri

Perdossi 1999 ).

III.5.2. Stroke Iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan

jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke

otak, sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di

jaringan otak ( Sjahrir, 2003 )

III.5.3. Trigliserida atau dengan kata lain disebut juga

Triasilgliserol adalah ester dari gliserol dan tiga asam lemak.

yaitu asam palmitat, asam oleat, asam alfa linolenat.

Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan

lemak hewani. ( Nelson D L, 2000) .

Kadar trigliserida dalam tubuh sebaiknya < 150 mg/dl, menurut

The National Heart, Lung and Blood Institute. Batas antara

kadar trigliserida normal & tinggi antara 150 - 199 mg / dl;

tinggi antara 200 – 499 mg/dl, dan untuk kadar yang sangat

tinggi > 500 mg/dl

III.5.4. Stroke Berulang adalah suatu serangan stroke yang terjadi

pada penderita yang sudah mengalami stroke sebelumnya,

baik yang sudah mengalami perbaikan defisit neurologinya

(56)

defisit neurologi yang baru, bisa dilokasi yang sama ataupun

tidak.

III.6. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode

pengumpulan data secara potong lintang dan sumber data primer diperoleh dari

semua penderita stroke iskemik fase akut yang dirawat di Departemen Neurologi

FK-USU / RSUP H.Adam Malik Medan.

a. Studi observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran kadar

trigliserida tidak puasa pada penderita stroke iskemik dan tidak stroke.

b. Studi korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara trigliserida

tidak puasa dengan kejadian stroke iskemik.

III.7. Pelaksanaan Penelitian a. Instrument

Pemeriksaan kadar trigliseida

Pemeriksaan kadar feriritin serum diukur dengan menggunakan

Cobas e 601 dengan prinsip electrochemiluminessence.

CT Scan

CT Scan yang digunakan adalah X Ray CT System Hitachi seri W 45O

b. Pengambilan Sampel

(57)

dalam kriteria inklusi, kemudian dilakukan pengambilan darah dimana darah di

ambil setelah makan lebih kurang 4 – 6 jam sebanyak 10 ml, dan dikirim ke

laboratorium RSUP H. Adam Malik Medan.

Hal yang sama juga dilakukan pada pasien yang tidak diagnosa

dengan stroke Kemudian sampel di analisa, bagaimana hubungan kadar

(58)

III.8. Kerangka Operasional

Penderita Stroke Iskemik

Anamnesa

Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan Neurologi

CT Scan Otak

Kriteria Inklusi Kriteria Eklusi

Surat persetujuan penelitian

TG Tidak Puasa

TG Tidak Puasa Non SI

penderita SI

Analisa Data

III.9. Variabel yang Diamati

Variabel bebas : Kadar trigliserida tidak puasa

(59)

III.10. Analisa Statistik

Data hasil penelitiian akan dianalisa secara statistic dengan

bantuan program computer Windows SPSS ( Statistical Product and Science

Service ) 17. Analisa dan data dilakukan sebagai berikut :

1. Analisa deskriptif digunakan untuk melihat gambaran karakteristik

demografik, trigliserida tidak puasa pada penderita stroke iskemik.

2. Analisa deskriptif digunakan untuk melihat gambaran karakteristik

demografik, trigliserida tidak puasa pada penderita tidak stroke.

3. Untuk melihat hubungan tidak puasa terhadap penderita stroke

iskemik, digunakan uji Korelasi Spearman.

4. Untuk mengetahui rata – rata kadar trigliserida tidak puasa

berdasarkan jenis kelamin, ada tidaknya faktor risiko

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENELITIAN

IV.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Dari keseluruhan pasien stroke dan yang tidak stroke yang dirawat di

Bangsal Neurologi dan poli umum Ilmu Penyakit Dalam RSUP H.Adam Maliik Medan

pada periode November 2011 hingga Januari 2012 terdapat 37 pasien stroke

iskemik dan 37 pasien yang tidak stroke yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

sehingga diikutkan dalam penelitian.

Dari 37 orang penderita stroke iskemik yang dianalisa, terdiri dari 17

pria (45,9%) dan 20 (54,1 %) wanita. Dan dari 37 pasien tidak stroke yang telah

dimatchingkan didapati 18 pria (48,6%) dan 19 (51,4 %) wanita.

Dari 37 orang penderita stroke iskemik, didapati suku Batak berjumlah

12 orang ( 32.4 %), Karo 7 orang ( 18.9 % ), Jawa 7 orang ( 18.9 % ), Aceh 7 orang

( 18.9 % ), Melayu 2 orang ( 5.4 % ) dan Minang 2 orang ( 5.4 % ).

Dari penderita stroke iskemik dan tidak stroke terdapat 21 orang

penderita hipertensi ( 56.8 %), 9 orang DM ( 24.3 % ), 4 orang hipertensi + DM (

10.8 % ) dan 3 orang ( 8.1 % )penderita jantung, dan dari 37 orang pendrita tidak

stroke juga didapatkan suku yang terbanyak adalah Batak ( 37.8 % ), diikuti Karo 8

(61)
[image:61.595.104.441.131.538.2]

Tabel IV. Karakteristik Subjek Penelitian Pada Penderita Stroke Iskemik

__________________________________________________

Karakteristik Sampel N= 37 %tase__ Jenis Kelamin

Laki-laki 17 45.9

Perempuan 20 54.1

Suku

Batak 12 34.4

Karo 7 18.9

Jawa 7 18.9

Aceh 7 18.9

Melayu 2 5.4

Minang 2 5.4

Faktor risiko

Hipertensi 21 56.8

DM 9 24.3

HT + DM 4 10.3

Jantung 3 8.1

(62)
[image:62.595.104.442.137.519.2]

Tabel V. Karakteristik Subjek Penelitian Pada Penderita Tidak Stroke

__________________________________________________ Karakteristik Sampel N= 37 %tase__ Jenis Kelamin

Laki-laki 18 48.6

Perempuan 19 51.4

Suku

Batak 14 37.8

Karo 8 21.6

Jawa 7 18.9

Aceh 4 10.8

Melayu 4 10.8

Faktor risiko

Hipertensi 21 56.8

DM 9 24.3

HT + DM 4 10.3

Jantung 3 8.1

__________________________________________________

IV.1.2. Nilai Rata – Rata Trigliserida Tidak Puasa Pada penderita Stroke Iskemik Dan Penderita Tidak Stroke

Nilai rata – rata trigliserida tidak puasa pada penderita stroke iskemik

adalah 118.51 + 42.56 ( 53.20 – 236 mg/d ). Nilai rata –rata trigliserida tidak puasa

(63)
[image:63.595.97.460.124.310.2]

Tabel VI. Nilai Rata – Rata Trigliserida Tidak Puasa Pada Pende rita Stroke Iskemik Dan Penderita Tidak Stroke

___________________________________________________

Nilai X (SD ) Rentang (mg/dL)

____________________ ________________________________ TG tidak puasa pada 118.51(42.56 ) 53.20 – 236 Penderita Stroke Iskemik

TG tidak puasa pada 138.21( 74.27) 55 - 419 Penderita tidak stroke

____________________________________________________

IV.I.3.Distribusi rerata kadar trigliserida tidak puasa berdasar kan variabel jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, nilai rerata trigliserida tidak puasa dan SD

pada lelaki adalah 129.09  71.295 sedangkan pada wanita 127.71  50.816.Hasil

analisa statistik dengan menggunakan uji t-independent menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.(p = 0,307). (Tabel

VII ).

Tabel VII.Distribusi rerata kadar trigliserida tidak puasa berdasarkan jenis kelamin

_____________________________________________

Karakteristik rerata SD p

_______________________________________________

Jenis Kelamin

Laki-laki 129.09 71.295 0.307

Perempuan 127.71 50.816

_______________________________________________

[image:63.595.106.428.607.744.2]

Gambar

Gambar VIII : Mekanisme Pembentukan Plak
Tabel I : Kadar Trigliserida Normal
Gambar I
Gambar III. Reverse Colesterol Transport dari Meatabolisme Lemak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kadar asam urat tinggi pada saat masuk rumah sakit dengan defisit neurologis pada kejadian stroke

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar adiponektin dan trigliserida serum dengan volume infark dan outcome pada pasien stroke iskemik akut.. Metode :

Tabel Hasil Penelitian Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Oral dengan Kejadian Stroke Iskemik di Poli Saraf RSUD Dr.. Hasil Analisis Penelitian Menggunakan Program

Penelitian hubungan hiperurisemia dengan angka kejadian stroke belum. pernah di

Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul Hubungan Derajat Keparahan Stroke dengan

Penelitian ini adalah studi analitik observasional (non-eksperimental) yang digunakan untuk mempelajari hubungan HbA1c dengan kejadian stroke iskemik pada pasien

Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kadar trigliserida serum, dan usia yang dihubungkan dengan diet, obesitas, dan aktivitas fisik yang disebut dapat

Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Stroke Iskemik pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.. Prinsip dan Metode Riset