92
DAFTAR INFORMAN
Nama : Ramida Katharina Sinaga
Pekerjaan : Direktur Eksekutif Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Empat Lima, Sidikalang
Usia : 50 tahun
Nama : Dinta Solin
Pekerjaan : Deputy Direktur Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Empat Lima, Sidikalang
Usia : 52 tahun
Nama : Maringan Pardede
Pekerjaan : Koordinator Divisi Umum Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Pakpak, Sidikalang
Usia : 48 tahun
Nama : Riana Padang
Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Batu Kapur, Sidikalang
Usia : 45 tahun
Nama : Jojor Habeahan
Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Juma togu, Kecamatan Siempat Nempu
93
Nama : Kholida Lubis
Pekerjaan : Supervisor Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : jln. Parluasan, Sidikalang
Usia : 45 tahun
Nama : Sarma Sigalingging
Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Kalang Simbara, Sidikalang
Usia : 43 tahun
Nama : Elpina Sipayung
Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : jln. Salak
Usia :50 tahun
Nama : Dian Katika Sari
Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Sisingamangaraja
Usia : 42 tahun
Nama : Rista Maruli Saragih
Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Nusantara Sidikalang
94
Nama : Roulina manurung
Pekerjaan : Staf Perkumpulan Sada Ahmo
Alamat : Jln. Batang Beruh, Sidikalang
Usia : 40 tahun
Nama : Tiba Boang Manalu
Pekerjaan : Ketua Dewan Pimpinan CU PESADA Perempuan
Alamat : Desa Binanga, Kecamatan Kerajaan
Usia : 55 tahun
Nama : Lolo Ujung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Pakpak, Sidikalang
Usia : 59 tahun
Nama : Arkemo
Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : jln. Nusantara, Sidikalang
Usia : 65 tahun
Nama : Panri Kudadiri Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : Jln. Sitinjo
95
LAMPIRAN
Lampiran 1
96 Lampiran 2
97
Lampiran 3
98
Lampiran 4
99
Lampiran 5
100
Lampiran 6
Foto : orasi salah seorang dari Perkumpulan Sada Ahmo dalam aksi
101
Lampiran 7
Kantor pusat Perkumpulan Sada Ahmo Jl. Empat Lima No.24 E Sidikalang
102 Lampiran 8
Kantor pusat Perkumpulan Sada Ahmo Jl. Empat Lima No.24 E Sidikalang
103 Lampiran 9
104 Lampiran 10
Foto : pendidikan anak usia dini dalam ruangan Taman Bina Asuh
105 Lampiran 11
106
Foto : Partisipasi perempuan dalam aksi penguatan perempuan desa di Kabupaten
107 Lampiran 12
108 Lampiran 13
109 Lampiran 14
110
Lampiran 15
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Anto, J.,15 Tahun Perkumpulan Sada Ahmo(PESADA) Ketulusan dan Kesederhanaan, Medan: PESADA ,2006.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka 2004.
Bonnie Setiawan, Perjuangan Demokrasi dan Masyarakat Sipil, Jakarta: International NGO Forum on Indonesia Development, 2000.
Erlina Ch. D. Pardede, Menelusuru Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
di Masyarakat Adat, Medan: PESADA, 2010.
Fakih, Mansour, Masyarakat sipil untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi
LSM Indonesia, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1996.
Flores, Tanjung, dkk, Dairi Dalam Kilatan Sejarah, Medan: Perdana Publising, 2011.
Gafar, Affan, Politik Indonesia, Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006.
Hadiwinata, Bob S. dkk, Wacana Masyarakat Sipil, INSIST, Yogyakarta, 1999.
Hikam, M.A.S, Demokrasi dan Civil Society,Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1997.
Hariyono. Mempelajari Sejarah Secara Efektif, Jakarta : Pustaka Jaya, 1995.
J. Anto dan Dina lumban Tobing, Labirin Politik, Medan: PESADA, 2004.
Muhammad budairi, SH.,M.Hum, Masyarakat Sipil dan Demokrasi,Jakarta:E-law Indonesia, 2002.
91
43
BAB III
SEJARAH YAYASAN SADA AHMO (1990-2004 )
3.1 Berdirinya Perkumpulan Sada Ahmo
Jika dilihat dari perspektif sejarah terbentuknya atau berdirinya Yayasan Sada
Ahmo sangat menarik perhatian untuk mengatahui kembali bagaimana kehidupan
masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi yang penduduk aslinya merupakan Orang
Pakpak. Meskipun penduduk asli orang Pakpak namun masih sangat banyak penduduk
asli yang termarjinalisasi dalam segala hal atau pun terpinggirkan karena terbatasnya
beberapa kebutuhan penduduk diantaranya dalam bidang pendidikan dan ekonomi.
Setelah penjajahan Belanda sudah berakhir tentu sangat banyak membawa pengaruh
terhadap kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang diberapa wilayah di Indonesia.
Oleh sebab itu menimbulkan semangat orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang
tinggi untuk membentuk elemen-elemen perlawanan rakyat dalam konsep
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan yang lebih
baik.
Melihat kembali perjalanan YSA sejak didirikan dengan nama Yayasan Sada
Ahmo, adalah mengingat sebuah desa kecil di Kabupaten Dairi, bernama desa Tinada.
Bersama kelompok kecil ibu-ibu disana, Yayasan Sada Ahmo memulai kegiatan
beternak ayam di rumah-rumah. Pengalaman kecil dan sederhana bersama-sama
ibu-ibu tersebut adalah awal perjalanan panjang YSA18. Dengan pengalaman sederhana
18
44
yang dilakukan oleh kelompok ibu-ibu tersebut Yayasan Sada Ahmo banyak belajar
mengenali dan terbuka dalam merespon kebutuhan masyarakat serta memahami
dinamika masyarakat di tanah Dairi.
Yayasan Sada Ahmo dibentuk dan berfungsi sebagai wadah yang berperan
penting dalam pendampingan masyarakat yang bekerja keras dalam melaksanakan
aktivitasnya. Jika dilihat dari perjalanan sepanjang sejarah yang berpusat di Kabupaten
Dairi. Yasasan Sada Ahmo menjadi sebuah organisasi masyarakat yang benar berjalan
sesuai dengan peran lembaga swadaya masyarakat yang sesungguhnya menjadi
harapan bangsa Indonesia. Kehadirannya sangat berlaku untuk masyarakat yang
memang membutuhkan dampingan yang tulus dari orang memiliki jiwa-jiwa sosialis
yang tinggi. Sehingga ketimpangan-ketimpangan dapat dibenahi kembali dalam
masyarakat juga membangkitkan semangat orang-orang termasuk kaum yang banyak
termajinalisasi untuk mengembangkan usaha agar mampu meningkatkan kehidupan
sekaligus mampu mendapatkan kebutuhan hidup yang lebih layak, penggolongan di
dalam masyarakat tidak menjadi ajeng perbedaan yang menjadi konfilk yang pada
ahkirnya berakhir buruk dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam upaya penguatan
dan pembenahan masyarakat dapat dikembangkan dari beberapa potensi yang dimiliki
masyarakat sehingga tercermin masyarakat sejahtera di tengah-tengah masyarakat
yang terhegemoni oleh para penduduk pendatang yang datang dari berbagai daerah
45
Pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat oleh Yayasan, dengan
membuat kegiatan-kegiatan agar menarik perhatian masyarakat19. Pendekatan itu
dilakukan langsung oleh anggota yang memang niat untuk campur tangan dalam
menangani penanganan masalah dalam masyarakat. Pendekatan yang dilakukan
membutuhkan proses yang tidak mudah, karena tantangannya sangat tidak mudah
untuk berhadapan dengan masyarakat desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
tradisional. Mereka yang bekerja dalam menjalakan aktivitasnya untuk
memberdayakan sekalis melakukan penguatan langsung terjun kepada masyarakat
yang memang sangat termarjinalisasi oleh masyarakat yang terhegemoni penduduk
pendatang sekaligus untuk tinggal diwilayah pemukiman orang pakpak.
Orang-orang yang hadir ke tengah-tengah masyarakat Pakpak dalam proses
pendekatannya, pada awalnya dilakukan dengan mengadakan perkumpulan terhadap
masyarakat agar lebih mudah bersosialisasi. Namun hal itu tidak dengan mudah
melancarkan pendekatan yang dilakukan, mereka mendapatkan tantangan yang sangat
susah untuk mengajak masyarakat Pakpak. Pada saat itu memang merupakan
masyarakat tradisional yang menikmati kehidupannya secara tradisional bahkan
karena spritualitas mereka terhadap budaya yang menganggap kehidupan mereka
merupakan takdir yang maha kuasa, dari hal tersebut membuat masyarakat sulit untuk
berkembang dan selalu pasrah dengan keadaan mereka. Tetapi karena mereka yang
mempunyai semangat untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat yang
termarjinalisasi dan dengan tujuan untuk melayani sekaligus mendampingi suku yang
termarjinalisasi. Orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi ini kemudian
19
46
membuat suatu hal yang menarik perhatian kepada mereka. Membuat sebuah kegiatan
yang memang menguntungkan masyarakat yang ada di Kabupaten Dairi khususnya
masyarakat yang termarjinalisasi. Kegiatan itu berupa pembudidayaan dengan cara
berternak ayam yang dilakukan di rumah-rumah masyarakat20.
Berangkat dari pendekatan yang dilakukan oleh PESADA terhadap
masyarakat, seiring perjalanan yang dilakukan membuat PESADA menemukan
banyak hal yang memang masih membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan
kesejahteraan dalam masyarakat itu sendiri, khusunya bagi masyarakat Pakpak yang
sangat banyak kehilangan identitas kesukuannya. Setelah pendekatan yang dilakukan
ini berhasil dilakukan oleh mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, itulah alat
mereka untuk membentuk kelompok-kelompok terhadap warga agar lebih giat untuk
berkumpul dalam mengikuti kegiatan berdiskusi, maka cara tersebut masyarakat
marjinal khususnya perempuan Pakpak semakin lebih giat untuk datang dalam
menghadiri kegiatan yang mereka lakukan.
Dari segala kelemahan orang Pakpak yang membuat mereka mendapatkan
marjinalisasi. Suatu kajian yang sangat penting bagi orang-orang yang mendirikan
Yayasan Sada Ahmo dalam memahami masyarakat Pakpak. Kajian yang dilakukan
Yayasan Sada Ahmo dalam mengetahui tentang bagaimana kehidupan suku Pakpak di
dalam ruang lingkup masyarakat yang terhegemoni oleh masyarakat pendatang, hal itu
mendorong semangat mereka untuk mengubah pandangan masyarakat agar memahami
tentang kehidupan sosial yang sangat berpengaruh dalam pengembangan kehidupan
mereka. Upaya yang dilakukan itu berdasarkan pengakuan untuk memperkenalkan
20
47
pendidikan supaya mereka memahami betapa pentingnya pendidikan kepada
masyarakat.
Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) yang dulu disebut Yayasan Sada Ahmo
(YSA) merupakan organisasi Non Pemerintah/ORNOP lokal di Provinsi Sumatera
Utara21. YSA didirikan pada Oktober 1990 oleh 15 orang yang sangat konsern
terhadap situasi sosial politik di Indonesia dan sebagai respon terhadap kecenderungan „hilangnya‟ suku Pakpak sebagai suku asli di Kabupaten Dairi22
. Orang-orang yang
mendirikan Yayasan Sada Ahmo diantaranya Pdt.Bonar Lumban Tobing, Pdt.Marudut
Manalu, Erlina C D Pardede, Jhonson Sumbayak, Dina Lumbantobing, Nelly
Hutagalung, Berlin Gultom, Rista Saragih, S P Siregar, Bishop H Doloksaribu,
Ramlan Sinaga, Risma Sitorus, Jadasrih Saragih, Emy Aritonang23. Masyarakat
Pakpak dipilih sebagai wilayah pelayanan memang karena dalam pandangan para
pendiri Yayasan, bahwa wilayah tersebut merupakan cerminan dari perlakuan rezim
Orde Baru yang banyak mengabaikan pembangunan wilayah pedesaan yang belum
sepenuhnya tuntas ditangani oleh pemerintah sampai kepelosok Indonesia. Kelemahan
pemerintah dalam menuntaskan segala bentuk pembangunan memang bukan
sepenuhnya menjadi kesalahan pemerintah, akan tetapi hal tersebut sangat tidak adil
dipandang mereka yang peduli sesama, mereka merupakan orang-orang yang bekerja
secara suka rela yang percaya bahwa dalam masyarakat perlu mengubah pola pikir.
Mereka tidak membutuhkan bantuan pemerintah untuk memulihkan masyarakat
21
Wawancara : Maringan Pardede, 31 Agustus 2015.
22 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 9
23
48
marjinal yang banyak mengalami ketertinggalan serta ketimpangan. Meskipun mereka
tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah, mereka bukan berarti memiliki modal
dalam bentuk materi untuk diberikan kepada masyarakat. Yang mereka lakukan
kepada masyarakat yang banyak mengalami ketertinggalan hanya membangkitkan
segala potensi yang dimiliki masyarakat agar mampu membangkitkan orang-orang
yang termajinalisasi. Dalam spirit pelayanan mereka percaya mampu untuk
membangkitkan masyarakat Pakpak melepaskan diri dari segala bentuk marjinalisasi.
Pada waktu mereka berdiskusi dari sana timbul rencana untuk memberikan
nama kelompok. Karena memang pada saat itu wilayah hunian suku Pakpak menjadi
tempat penelitian juga ada beberapa orang yang pada saat itu yang berasal dari
keturunan nenek moyang suku Pakpak. Maka mereka yang mengadakan diskusi,
menarik kesimpulan dengan kesepakatan para kelompok yang pada saat itu tinggal
diwilayah tanah Pakpak. Yayasan itu sendiri diberi nama Sada Ahmo. Sada artinya
satu, sedangkan Ahmo artinya persaudaraan. Jadi Sada Ahmo artinya satu
persaudaraan24. Nama yang diberikan pada saat itu menjadi makna tersendiri dalam
tubuh Yayasan yang memang memiliki tekat sebagai solidaritas yang tinggi dalam
upaya mengembangkan masyarakat.
Istilah nama yang dibuat untuk Yayasan itu dalam bahasa Pakpak
menggunakan partisipasi orang Pakpak yang memang mengerti bahasa sukunya
sendiri, agar mereka bangga akan nama Yayasan yang didirikan untuk keperluan
masyarakat khususnya dalam pengembangan kapasitas masyarakat Pakpak
dilingkungan sosial. Selain partisipasi masyarakat dalam membuat nama Yayasan
24
49
dalam bahasa Pakpak juga dibantu dengan kamus bahasa Pakpak yang dimiliki oleh
masyarakat suku asli Kabupaten Dairi.
Dalam proses yang dilakukan oleh inisiatif ke lima belas orang yang terlibat
aktif dalam berdiskusi dalam mendirikan Yayasan Sada Ahmo yang pada akhirnya
berhasil didirikan pada bulan Oktober 1990, namun pada saat itu Yayasan itu sendiri
belum memiliki akte-notaris mereka masih menunggu selama satu tahun, yang secara
formal kemudian baru di-akte-notariskan pada 1 February 199125. Pada tahun itulah
Yayasan Sada Ahmo memiliki Aktenotaris yang pertama kali sewaktu didirikannya
untuk masyarakat yang tinggal diwilayah Kabupaten Dairi yang merupakan tanah
nenek moyang suku Pakpak.
Berdirinya Yayasan Sada Ahmo memang sudah jauh terencana oleh orang
yang peduli dengan situasi politik dilingkungan Kabupaten Dairi. Mereka merupakan
orang yang sudah mempunyai pendidikan dan wawasan yang cukup bagus dalam
program pengembangan masyarakat. Awalnya ada beberapa orang seperti Siparani
Payungbarani Siregar, Bonar Hasudungan Lumbantobing , Tiominar Hotmaulina
Ujung yang aktif terlibat dalam aktivis penguatan masyarakat marjinal pada progaram
latihan penelitian dan pengembangan (PLPP) di kampus26. Jauh sebelum Yayasan
Sada Ahmo didirikan mereka melakukan penelitian pengkajian terhadap masyarakat
diwilayah Kabupaten Dairi. Ternyata banyak kejanggalan- kejanggalan dan
ketimpangan yang ditemukan oleh peneliti dari program penelitian pengkajian yang
mereka lakukan yang mendorong semangat mereka untuk melakukan pengembangan.
50
Dari situlah timbul niat yang sangat besar untuk masuk ke tengah-tengah masyarakat
Kabupaten Dairi sebagai pengabdian mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi
terhadap masyarakat, termasuk suku yang memang terlihat jelas termarjinalisasi.
Setelah ditelusuri secara rinci ke dalam masyarakat ternyata menjadi subuah pusat
perhatian kepada masyarakat, sangat menarik sekali untuk mengetahui lagi tentang
masyarakat marjinal. Mereka yang termarjinalisasi merupakan suku Pakpak yang
kebetulan dalam topik pengkajian terhadap masyarakat yang berada di wilayah
pedalaman hunian suku Pakpak.
Pada awalnya pembentukan Yayasan mereka memang benar-benar memiliki
semangat untuk melayani masyarakat. Waktu itu Yayasan tidak memeliki dana
operasional, pengurus juga tidak memperoleh gaji tetap. Semua bekerja karena
idealisme dan pemihakan mereka terhadap masyarakat yang mengalami marjinalitas
tersebut. Sejak awal, spirit pelayanan Pesada memang bertumbuh pada tiga nilai yang
menjadi basis pelayanan ke masyarakat: ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian hati.
Bagi mereka melayani masyarakat yang banyak mengalami marjinalisasi merupakan
cerminan dari spritualitas pendiri Yayasan dalam memelihara semangat “ Biara” di
berbagai pelayanan yang ada27. Namun semangat orang-orang miskin yang termarjinalkan itulah yang menjadi spirit utama roh dari kehadiran “Biara” diberbagai
pelayanan yang ada. Pelayanan yang dilakukan kemudian berkembang meluas oleh
karena dirasakan sangat perlu untuk melembagakan nilai-nilai semangat dari biara,
nilai-nilai Sinceritas dan Simplicitas ditemukan dan diadopsi.
27 J. Anto, 15 Tahun Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) Ketulusan dan Kesederhanaan,
51
Spritualitas mereka yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo juga sangat
mendukung orang-orang yang bersedia sebagai sukarelawan dalam pelayanan mereka
terhadap masyarakat. Hal tersebut tidak terlepas dari latarbelakang mereka yang
pernah menyelesaikan pendidikan theologia yang terlibat aktif dalam aktivitas
penguatan masyarakat marjinal. Sehingga pelayanan mereka tidak terlepas dari
dorongan kepercayaan mereka dalam mengangkat kaum marjinal. Pelayanan terhadap
masyarakat bagi mereka merupakan panggilan kenabian dalam aliran spritualitas yang
dimiliki oleh pendiri Yayasan Sada Ahmo.
Dari sekian lama Yayasan Sada Ahmo yang didirikan di wilayah Kabupaten
Dairi dengan tujuan pengembangan kapasitas masyarakat termasuk penguatan
perempuan, anak dan masyarakat marjinalisasi lainya, mereka orang-orang yang pada
awalnya bekerja keras dalam pengembangan masyarakat kemudian banyak yang
pensiun dan bahkan mengundurkan diri sebagai anggota dalam Yayasan. Mereka
mengundurkan diri karena mereka punya tanggung jawab lain dalam aktivitas mereka
dalam keluarga, sebagian mereka yang mengundurkan diri karena tidak sanggup lagi
menjalankan tugasnya karena sudah cukup tua . setelah berjalan selama belasan tahun
mereka banyak pengalihan tugas dalam pelaksanaannya, dalam menjalankan aktivitas
pelaksanaan penguatan dan pengembangan kapasitas masyarakat.
Pada tahun 2003, terjadi perubahan anggaran dasar Yayasan Sada Ahmo
menjada Perkumpulan Sada Ahmo28. Perubahan anggaran dasar itu merupakan
kesepakatan para kordinator yang mendirikan Yayayasan Sada Ahmo yang pertama
kalinya melakukan pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi. Perubahan
28
52
anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo dihadiri oleh beberapa orang yang
memang masih dapat menghadiri rapat dan sebagian lagi yang tidak dapat
mengahadiri rapat itu dilakukan melalui komunikasi lewat telepon atau pun jejaring
sosial lainya. Kesepakatan melakukan perubahan anggaran dasar itu dibuat karena
memang mereka yang sudah bekerja dalam pengembangan masyarakat termasuk
anggota yang memiliki tugas-tugas penting sampai pada bawahan sudah mempelajari
beberapa undang-undang agar tidak menimbulkan berbagai masalah maka dalam
aktenotaris yang baru Yayasan Sada Ahmo sah berubah anggaran dasar menjadi
Perkumpulan Sada Ahmo. Pelaksanaan pelayanan dan pendampingan kepada
masyarakat tetap sebagai idealis bagi mereka yang masi bekerja keras dalam
pengabdian terhadap masyarakat untuk mengangkat kapasitas masyarakat yang
termarjinalisasi juga untuk mengambangkan potensi masyarakat agar mampu
mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.
3.2.Yayasan Sada Ahmo Sebagai Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat
Yayasan Sada Ahmo sebagai organisasi LSM dapat dilihat sebagai bukti dari
segala hal yang dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Ada pun beberapa misi dan
visi Yayasan Sada Ahmo yaitu menciptakan masyarakat yang memiliki semangat
kesederhanaan, disiplin, ketulusan, solidaritas, pengapdian, kesetaraan dan keadialan
gender. Agar seluruh personil dapat melaksanakan secara praktis seluruh visi ini dalam
gerak sehari-hari, visi tersebut diletakkan secara praktis menjadi slogan „Ketulusan
53
berdasarkan apa yang menjadi visi sehingga terwujud keinginan dalam menangani
masalah dalam masyarakat.
Kemudian untuk mencapai misi dalam Yayasan Sada Ahmo maka dibuat lagi
misi supaya lebih independen, transparan, demokratis, dan partisipatif yang di bentuk
berlandaskan badan hukum yang sah sebagai LSM, maka misi PESADA adalah:
1. Penyadaran hak perempuan, anak, kelompok masyarakat marjinal
2. Penguatan ekonomi, sosial, budaya dan politik perempuan dan kelompok
marjinal
3. Advokasi dan pembelaan perempuan, anak dan kelompok marjianal
4. Kajian dan pengutan kapasitas29.
Yayasan Sada Ahmo sebagai sebuah organisasi yang independen berjuang
dengan bekerja keras dalam melaksanakan aktivitasnya untuk mencapai terwujudnya
masyarakat yang adil juga adanya kesetaraan di tengah-tengah masyarakat. Menjadi
sebuah institusi yang menamakan diri menjadi organisasi Non-Pemerintah (terjemahan
dari Non-Governmental Organizatio/NGO), pada dasarnya menunjukkan sikap bahwa
Yayasan didirikan dengan maksud untuk menguatkan (empower) rakyat terutama
perempuan dan anak serta kelompok marjinal lainya, dalam arti luas. Kata
“non”(bukan anti) dengan jelas menunjukkan bahwa PESADA bukanlah organisasi
yang berafiliasi dengan pemerintah30.
29 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 10
54
Istilah Lembaga Swadaya Masyarakat, tetap digunakan secara simultan oleh
PESADA mengingat pemahaman umum yang lebih mengenal LSM daripada ORNOP,
dan karena salah satu prinsip yang dipergunakan oleh Yayasan adalah keswadayaan.
Yayasan Sada Ahmo merupakan nama dari sebuah LSM yang diberikan nama oleh
kelompok masyarakat yang memiliki semangat untuk melayani masyarakat. Jadi
dalam Yayasan ini memang memiliki tujuan untuk memberdayakan masyakarat dalam
meraih kesejahteraan dan bekerja berdasarkan prinsip yang dilakukan LSM yang
sebenarnya.
Dalam sebuah organisasi tentu memiliki kebijakan supaya menghindari
berbagai masalah yang menimbulkan konflik antara kelompok ataupun individu, oleh
kerena itu Yayasan memiliki kebijakan. Kebijakan itu dikeluarkan langsung atas
kesepakatan tubuh lembaga, karena pada dasarnya seringkali terjadi dalam sebuah
lembaga yang merusak tubuh lembaga itu adalah orang-orang yang memang bekerja
didalamnya. Sehingga kebijakan itu ditujukan langsung pada seluruh anggota Yayasan
Sada Ahmo. Beberapa kebijakan diantaranya :
1. Personil YSA bukanlah pegawai negeri dan seluruh staf penuh waktu
tidak diizinkan merangkap atau pun melamar sebagai PNS
2. Seluruh anggota perkumpulan, pengurus dan pengawas YSA bukanlah
pengurus PARPOL, kecuali perempuan yang memegang jabatan
dibidang penguatan/pemberdayaan perempuan.
3. Personil YSA harus mengundurkan diri apabila pada suatu saat ingin
55
politik perempuan, peremuan yang mundur akan memperoleh dukungan
melalui program YSA, CU besar dan jaringan aktivis perempuan.
4. YSA tidak meminta atau menggunakan dana anggaran belanja
negara/pemerintah Indonesia.
5. YSA tidak menjadi pelaksana dari proyek pemerintah Indonesia31
Kebijakan yang dilakukan memang jelas untuk menghindari timbulnya
berbagai masalah yang dapat mengganggu posisi Yayasan sebagai lembaga swadaya
masyarakat, menghindari masalah kepentingan, menjaga kemandirian politik serta
kooptasi yang sangat mungkin timbul dalam proses. Karena memang sangat banyak
pihak dalam golongan masyarakat yang memang selalu ingin merusak apa yang
berhubungan dengan masyarakat apalagi suatu lembaga yang didirikan sangat
berpengaruh bahkan sangat menguntungkan. Demi menjaga keutuhan sebuah lembaga
itu agar kuat ditengah-tengah masyarakat, maka mereka mempunyai inisiatif untuk
membuat kebijakan dengan kesepakatan bersama dalam kelompok yang diberikan
nama Yayasan Sada Ahmo.
Kebijakan yang dibentuk dengan tetap mengingat bahwa Yayasan Sada Ahmo
dan seluruh dampingannya terletak di dalam lingkup negara Republik Indonesia,
merupakan warga negara Indonesia, dan harus melakukan kewajibannya sebagai
warga negara. Bahkan sebagai warga negara Indonesia di harapkan supaya
berpartisipasi kepada negara secara politis. Yayasan Ahmo yang memiliki prinsip
31
56
keswadayaan bekerja bersama pemerintah untuk mewujudkan tercapainya Negara RI
yang adil dan makmur.
3.3. Respon Masyarakat Terhadap Yayasan Sada Ahmo
Mendirikan sebuah organisasi di dalam masyarakat sebenarnya bukan
pekerjaan yang sangat mudah, apalagi organisasi tersebut dibentuk di lingkungan
masyarakat benar-benar masih terpinggirkan bahkan masyarakat tradisional yang
banyak mengalami ketertinggalan. Oleh karena kurangnya ilmu dan pengetahuan
dilingkungan masyarakat sehingga mereka memiliki pandangan bahwa kehadiran
sebuah organisasi LSM membuat pengaruh terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi
membawa dampak kurang baik terhadap masyarakat itu sendiri.
Kehadiran Yayasan Sada Ahmo di tengah-tengah masyarakat yang tinggal di
Kabupaten Dairi yang penduduk aslinya Suku Pakpak minimbulkan banyak
pertanyaan atas terbentuknya organisasi ini. Sehingga Yayasan ini banyak menerima
tantangan berupa penolakan dari masyarakat karena dianggap tidak menguntungkan
masyarakat itu sendiri. Karena pada dasarnya masyarakat tradisional ataupun
masyarakat yang termarjinalisasi selalu mengaharapkan bantuan dari lembaga atau
kelompok orang yang datang ke wilayah tanah Pakpak32.
Dari beberapa pandangan masyarakat yang benar termarjinalisasi ketika
melihat suatu pengorganisasian berupa kelompok usaha yang dilakukan untuk
menuntaskan kemiskinan dibentuk dalam masyarakat menjadi sebuah pengalaman
32
57
tersendiri. Karena banyak proyek-proyek penuntasan kemiskinan yang pada akhirnya
hanya menghasilkan penyalagunaan kewenangan dan korupsi para pengurus. Penyalah
gunaan yang dilakukan terhadap masyarakat menjadi manfaat untuk mendapatkan
keuntungan bagi para sebagian orang yang melakukan pengelompokan. Masyarakat
dimanfaatkan bahkan banyak sekali kejadian yang memanipulasi masyarakat
tradisional. Masyarakat biasa dijadikan ajeng mendapatkan keuntungan. Tidak jarang
sekali terjadi kejadian pemanfaatan yang terhadap masyarakat terutama dilingkungan
wilayah Kabupaten Dairi. Pada hal mereka mengaku sebuah lembaga yang
mendamping masyarakat dalam penuntasan masalah yang ternyata semua hanyalah
omong kosong. Akibatnya kepercayaan warga terhadap setiap upaya pihak lain
membangun kelompok ditanggapi secara pasif. Apalagi jika upaya pembentukan
kelompok itu dikaitkan dengan kewajiban keuangan warga33.
Meskipun Yayasan Sada Ahmo tidak mudah diterima di tengah-tengah
masyarakat, akan tetapi anggota Yayasan Sada Ahmo ini tidak langsung menyerah.
Hal itu karena mereka punya landasan yang kuat untuk mengangangkat hak
masyarakat kaum marjinal agar mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang memiki
keadilan dan kesejahteraan, perempuan dan anak supaya lebih berkembang dan
menemukan jati diri mereka di masyarakat. Kemudian Yayasan Sada Ahmo ini
bergerak memulai kegiatan pengembangan kapasitas kelompok melalui penyadaran
akan hak perempuan di dalam lingkungan masyarakat sampai ke lingkungan keluarga.
Karena biasanya perempuan sering tertindas di dalam keluarga di karenakan budaya
yang patut terhadap laki-laki. Jarang sekali perempuan bisa campur tangan dalam
33
58
mengambil keputusan dalam keluarga sehingga terbawa efek sampai kepada kegiatan
yang ada di masyarakat.
Yayasan Sada Ahmo memiliki strategi untuk mengajak masyarakat supaya
mengikuti kelompok dengan cara membentuk beberapa kegitan di dalam masyarakat.
Dengan tujuan supaya kelompok yang di bentuk dapat terbuka merespon dan
menerima setiap kebutuhan dilingkungan masyarakat yang termarjinaliasi juga
memahami dinamika kehidupan di Kabupaten Dairi.
Strategi pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat yaitu dengan
membentuk kegiatan beternak ayam bersama ibu-ibu yang tinggal di Kabupaten dairi
yang merupakan tanah Pakpak. Strategi pendekatan ini berupa kelompok ibu-ibu yang
memulai kegiatan pengembangan ternak ayam yang di sarankan oleh YSA terhadap
anggota yang sudah masuk di dalam kelompok. Pendekatan yang dilakukan dengan
beternak ayam berhasil bahkan dari pendekatan itu menjadi sejarah panjang bagi YSA
yang melakukan pendekatan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi Khusunya
ibu-ibu,anak dan masyarakat lain yang termarjinalisasi . Dari kegiatan beternak ayam ini
Yayasan mempelajari kelemahan dan sekaligus membentuk pengembangan kapasitas
Ibu-ibu, anak dan masyarakat marjinal lainya.34
Pada awal terbuntuknya Yayasan Sada Ahmo pertama kali tidak langsung
instan diterima masyarakat. Tapi karena kegigihan orang yang mendirikan organisasi
masyarakat itu berusaha ingin mengubah dan mengembangkan kapasitas masyarakat
yang termajinalisasi perempuan dan anak. Maka sampai pada ahkirnya bisa terwujud
di Kabupaten Dairi meskipun belum sepenuhnya terlaksana. Yayasan Sada Ahmo
34
59
terus bergerak untuk melakukan pelayanannya terhadap masyarakat agar mereka yang
termarjinalisasi mendapatkan keadailan dan mampu melepaskan diri dari marjinalisasi
yang dialami. Yayasan Sada Ahmo membawa masyarakat untuk mendapatkan apa
yang menjadi hak marsyarakat, dan tidak melepaskan diri untuk mendampingi
masyarakat sebagai bukti bahwa mereka terus menjalankan aktivitasnya dalam
memberdayakan masyarakat.
Keterbukaan masyarakat terhadap kelompok Yayasan Sada Ahmo merupakan
respon masyarakat terhadap segala kegiatan yang dibentuk oleh organisasi ini. Mereka
bahkan tertarik dengan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh YSA. Berangkat dari
kegiatan yang di bentuk oleh masyarakat yang ingin mengubah pola pikir masyarakat,
maka mereka bahkan menjadi kelompok yang dijadikan anggota dari lembaga dan
mengikuti segala kegiatan yang diarahkan YSA sebagai lembaga swadaya masyarakat
tersebut dalam mengangkat masyarakat yang terpinggirkan dan termarjinalisasi
diberbagai bidang.
Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi sebenarnya bukan termasuk orang
yang gampang untuk diubah dalam bentuk pola pikir, akan tetapi kemampuan atau
cara yang dimiliki YSA masuk ke dalam masyarat sangat terlatih dalam membuat
strategi pendekatan. Dalam memasuki suatu wilayah pedesaan, kecamatan sampai ke
kota Kabupaten mereka mendatangi bahkan meminta dukungan terhadap orang yang
berpengaruh di setiap wilayah35. Dukungan yang di harapakan dari orang yang
berpengaruh bukan merupakan hal yang memanipulasi masyarakat, melainkan mereka
menunjukkan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat agar
35
60
didukung orang yang berpengaruh tersebut. Setelah melakukan sosialisasi terhadap
orang yang berpengaruh dan memberikan dukungannya untuk pengembangan
masyarakat, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah kelancaran kegiatan YSA,
dengan cara itu Yayasan Sada Ahmo dengan mudah mengajak masyarakat
bersosialisasi. Orang yang berpengaruh yang didatangi oleh orang-orang yang
memiliki jiwa sosial yang tinggi itu yang menjadi keyakinan bagi penduduk yang
termarjinalisasi. Orang yang berpengaruh itu pada dasarnya dekat dengan masyarakat
yang banyak mengalami ketertinggalan. Sehingga strategi pendekatan yang dilakukan
kepada mereka tidak menjadi keraguan lagi untuk membuka hati dalam merespon
segala bentuk kegiatan yang dibuat Yayasan Sada Ahmo.
Pada akhirnya masyarakat sadar dengan kegiatan pendekatan yang dilakukan
oleh anggota YSA. Bahkan mereka sangat merasa terbantu oleh kehadiran lembaga
masyarakat ini dalam mengangkat perempuan, anak dan masyarakat marjinal lainnya.
Dengan berbagai penyadaran pengembangan masyarakat melalui kegiatan yang
dilakukan YSA, maka masyarakat pun lebih aktif dan lebih rajin mengikuti kegiatan
kelompok. Mereka tidak takut lagi untuk mengikuti kegiatan kelompok yang di bentuk
lembaga tersebut.
Dalam berbagai proses pendakatan Yayasan Sada Ahmo terhadap masyarakat
dengan segala upaya dan susah payah. Proses itu kemudian dapat terwujud dari usaha
orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membentuk kelompok di
dalam masyarakat. Bahkan kelompok itu pun menyebar luas di wilayah Kabupaten
Dairi. Sudah tidak pertanyaan lagi bagi masyarakat kehadiran YSA karena mereka
61
Mereka memahami segala upaya yang dilakukan bertujuan untuk mengangkat mereka
dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki masyarakat itu sendiri.
Jika kehadiran YSA pada awalnya mengundang banyak pertanyaan terhadap
masyarakat. Hal tersebut memang menunjukkan bahwa masyarakat memiliki potensi
tetapi tidak dapat dikembangakan karena faktor wilayah tradisional yang sangat
mempengaruhi perkembangan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi. Sehingga
tidak langsung menerima kehadiran YSA di tengah-tengah masyarakat. Bahkan sangat
banyak tantangan yang sudah dilalui dan berhasil sampai titik puncak penyadaran
masyarakat. Kemudian dapat kita ketahui bahwa kegiatan yang sudah dilakukan
masyarakat dengan aktif dalam kelompok. Itu menunjukkan kalau respon masyarakat
terhadap YSA tidak lagi seperti pada awal pembentukannya lagi.
Masyarakat tidak sungkan lagi mengadakan diskusi dan meminta
pendampingan terhadap YSA. Dukungan YSA terhadap pengutan perempuan, anak,
dan masyarakat yang termarjinalisasi lainnya dengan segala upaya pendekatan kini
menjadi respon yang baik dari masyarakat sehingga lembaga ini menjadi pengaduan
yang dapat mendampingi masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah dalam
menjaga setiap hak dalam masyarakat terutama masyarakat yang termarjinalisasi36.
Kegitan penguatan masyarakat menjadi respon yang sangat baik terhadap YSA sampai
keseluruh wilayah Kabupaten Dairi mengenal Yayasan Sada Ahmo sebagai organisasi
yang mendampingi dan memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan nilai-nilai
kehidupan yang lebih baik.
36
62
Mereka mengenal lembaga ini sebagai organisasi masyarakat yang memang
hadir di tengah-tengah masyarakat merubah segala bentuk ketimpangan yang di alami
masyarakat. Lembaga ini berjalan dengan baik karena mereka memang bekerja secara
mandiri tanpa adanya bantuan pemerintah, tanpa mengharapkan imbalan materi dari
golongan masyarakat. Bekerja keras dalam upaya penguatan masyarakat marjinal
dilakukan secara mandiri oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Sehingga masyarakat mengenal serta mengakui Yayasan Sada Ahmo sebagai lembaga
yang mandiri, dalam hal keuangan mereka bersifat sukarela dan menjadikan LSM
dapat bergerak secara luas tanpa dibatasi ikatan motif politik dan ekonomi.
3.4 Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo
Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo terdiri dari dewan pengurus, dewan
pengawas, dan badan pelaksanaan harian. Dewan pengurus terdiri dari : ketua,
sekretaris, bendahara. Dewan pengawas terdiri dari : ketua, sekretaris, bendahara yang
melaksakan pengawasannya dalam melaksanakan tugasnya. Badan pelaksanaan harian
yaitu Direktur Eksekutif dan Deputy Direktur37. Pengurus organisasi Yayasan Sada
Ahmo dipilih melalui cara musyawarah untuk mufakat oleh seluruh anggota Yayasan
Sada Ahmo. Yayasan Sada Ahmo Sebagai organisasi masyarakat bertugas untuk
memberikan pelayanan dalam melakukan aktivitasnya di tengah masyarakat.
Badan pelaksanan harian memiliki tugas dan wewenang diantaranya sebagai berikut :
37
63
1. Badan pelaksaan haria bertugas untuk melaksanakan seluruh program 4 (empat)
tahunan yang telah ditetapkan oleh rapat umum dan program tahunan yang telah
dibuat oleh dewan pengurus.
2. Melaksanakan kebijakan umum, strategi program, keputusan, dan semua peraturan
yang ditetapkan oleh rapat umum.
3. Menyusun rancangan program tahunan dan anggaran yang akan disahkan rapat
umum.
4. Menyelenggarakan rapat umum dan mengundang anggota sekurang-kurangnya (14)
hari sebelum diadakan rapat umum berdasarkan tanggal bukti pengiriman surat.
5. Melakukan segala upaya dalam rangka melaksanakan program.
6. Memelihara kekayaan perkumpulan sebaik-baiknya dengan mengindahkan segala
peraturan dalam Anggaran Dasar dan Aggaran Rumah Tangga.38
Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo dipilih dalam munyawarah besar oleh
anggota Yayasan Sada ahmo untuk masa jabatan yang sudah ditentukan oleh Yayasan
itu sendiri. Pada saat musyawarah pemilihan kepengurusan Yayasan Sada Ahmo
dihadiri oleh para pendiri Yayasan Sada Ahmo sebagai penasehat pengurus yang baru.
Pemilihan kepengurusan itu harus diketahui oleh para pendiri Yayasan Sada Ahmo
sekaligus menghargai jasa mereka sebagai pendiri Yayasan Sada Ahmo di Kabupaten
Dairi. Kepengurusan Yayasan Sada Ahmo beserta tugas pokok dan fungsinya adalah
sebagai berikut.
1. Ketua
38
64
Ketua merupakan pimpinan tertinggi yang menguasai dan mengkoordinir
setiap anggota-anggota yang berada didalamnya. Dalam pemilihan ketua ini, harus
disepakati seluruh anggota yang sudah mengetahui kemampuan ketua umum dalam
melaksanakan tugas nantinya. Dalam setiap pengangkatan ketua, diutamakan anggota
yang sudah lama menjadi anggota dalam Yayasan Sada Ahmo. Hal itu dianggap
karena, sudah memberikan niat untuk melakukan pelayanan dari tubuh organisasi
Yayasan Sada Ahmo serta menghormati kerja keras dalam melakukan ativitas
pelayanannya.
Fungsi dan tugas dari ketua ialah :
- Pemegang kekuasaan tertinggi dalam memimpin Yayasan Sada Ahmo.
- Merumuskan kebijakan umum yang bersifat internal dan eksternal dalam
Yayasan Sada Ahmo.
- Mengoordinasikan penyelenggaraan dan pengembangan masyarakat secara
profesional, sistematis, dan terarah.
- Bertindak untuk dan atas nama Yayasan Sada Ahmo baik di dalam maupun di
luar organisasi.
- Bertanggung jawab dan mengusahakan agar aktivitas anggota Yayasan Sada
Ahmo senantiasa dapat dijalankan sesuai dengan visi dan misinya.
- Dalam menjalankan tugasnya harus bertanggung jawab terhadap organisasi
Yayasan Sada Ahmo dan dibantu oleh, sekretaris, bendahara dan wakil
bendahara.
65
Sama seperti organisasi lain, organisasi Yayasan Sada Ahmo ini juga memiliki
seorang sekretaris. Sekretaris juga diangkat dalam musyawarah yang telah disepakati
oleh seluruh anggota perkumpulan Sada Ahmo.
Tugas dan tanggung jawab sekretaris :
- Mewakili ketua apabila berhalangan.
- Mengoordinasikan, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas kegiatan kerja
sekretaris Yayasan Sada Ahmo.
- Mengoordinasikan dan mengarahkan kegiatan rekomendasi dan perizinan,
bagian hubungan masyarakat.
- Mengelola seluruh kebutuhan fasilitas dan perlengkapan di lingkungan
sekretariat.
- Melaksanakan ketatausahaan, pembinaan personil, pembianaan material,
perlengkapan, dan kegiatan pembinanaan kerumahtanggaanYayasan Sada
Ahmo.
- Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat- rapat pengurus Yayasan Sada
Ahmo.
- Mengoordinasi persiapan dan penyelenggaraan mubes dan rapat kerja.
- Mengoordinasi penyusunan laporan sekretariat secara periodik.
- Menjadi pendamping dan narasumber pada setiap mubes dan rapat kerja.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua.
- Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab pada ketua dan Yayasan
Sada Ahmo.
66
Bendahara ini dipilih langsung oleh ketua yang sedang menjabat sebagai
pimpinanan tertinggi pada Yayasan Sada Ahmo. Bendahara tersebut harus merupakan
anggota dari Yayasan Sada Ahmo.
Tugas dan tanggungjawab bendahara ialah :
- Melaksankan kebijakan umum serta kebijakan ketua dalam urusan keuangan
perbendaharaan keuangan dan anggaran berdasarkan peraturan yang telah
ditentukan.
- Menyusun rencana anggaran dan belanja serta bekerja sama dengan seksi-seksi
organisasi.
- Mengoordinasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja yang telah
disetujui.
- Bertanggung jawab terhadap pengadaan pendanaan.
- Bertanggung jawab terhadap pembukuan, verifikasi dan pengeluaran sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
- Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan secara periodik.
- Menjadi pendamping dan narasumber pada setiap mubes dan rapat kerja.
- Di dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil bendahara.
- Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua dan Yayasan Sada Ahmo.
3.5 Aset
Dalam pelaksanaan sistem organisasi sebuah lembaga pada umumnya harus
memiliki yang namanya bangunan atau tempat bekerja, guna memaksimalkan kinerja
67
kinerjanya, sangat didukung oleh adanya lokasi atau tempat bekerja para anggota
Yayasan Sada Ahmo. Pada awalnya, Yayasan Sada Ahmo ini berlokasi di
rumah-rumah. Dimana rumah-rumah tersebut merupakan rumah salah satu dari anggota
Yayasan Sada Ahmo. Seiring berjalannya waktu Yayasan Sada Ahmo mulai
mengotrak rumah yang digunakan sebagai tempat atau digunakan sebagai kantor bagi
Yayasan Sada Ahmo. Alhasil dari kerja keras anggota Yayasan Sada Ahmo yang
berjalan selama puluhan tahun kemudian mereka sanggup memiliki gedung sebagai
kantor pusat Yayasan Sada Ahmo yang digunakan sampai sekarang ini.
Hal tersebut dibuat agar memaksimalkan kinerja dalam mengurus sistem
organisasi dan tanggung jawab dalam menjalankan aktivitas mereka di tengah
masyarakat. Bangunan tersebut terletak di jalan Empatlima. Bangunan tersebut sudah
permanen dan menjadi hak milik organisasi Yayasan Sada Ahmo. Dalam bangunan
tersebut terdapat ruangan yang didalamnya terdapat meja dengan kursi, memiliki
ruangan bagi setiap anggota sperti ketua, bendahara dan sekretaris dan sebagainya.
Selain itu terdapat ruangan rapat anggota-anggota Yayasan Sada Ahmo tersebut, guna
memantapkan hasil kinerja para anggota dalam segala pelaksanaannya yang
ditumpahkan dalam berupa laporan-laporan.
3.6 Anggota Badan Pengurus
Perkembangan organisasi ini berdasarkan keanggotaan cukup baik. Hal itu
karena masyarakat yang berdiam di Kabupaten Dairi yang telah merespon segala
aktivitas dari Yayasan Sada Ahmo. Faktor program kerja dan perananya turut
68
masyarakat yang melibatkan diri sebagai anggota dalam Yayasan Sada Ahmo.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kehadiran Yayasan Sada Ahmo di tengah
masyarakat di Kabupaten Dairi yang pada awalnya banyak melakukan penolakan
terhadap kehadiran Yayasan Sada Ahmo kini tidak terlihat lagi di wajah masyarakat
bahkan masyarakat sendiri pun sudah mulai mendekatkan diri pada Yayasan ini agar
ditetapkan menjadi anggota Yayasan Sada Ahmo. Beberapa anggota badan pengurus
yaitu : Bonar Lumbantobing, Erlina Cristina Dinaria Pardede, Dina Lumbantobing,
Rouli Manurung, Rista Maruli Saragih, Jadasri Dosdo Saragih, Dinta Widarma Solin,
Maringan S Pardede, Ramida Katharina Sinaga, Dian kartika sari, Riana Padang,
Elpina Sipayung, Kholida Lubis, Ronald Silalahi, Frans Toegimin, Berliana Purba,
69
BAB IV
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH YAYASAN SADA AHMO
4.1 Perberdayaan Masyarakat melalui Taman Bina Asuh Anak/TBAA
Pendidikan merupakan suatu alat yang dapat mengubah pola pikir setiap
manusia. Dengan pendidikan yang baik, kualitas kehidupan manusia juga akan
semakin membaik. Sehingga pendidikan layak dijadikan sebuah landasan utama yang
dijadikan modal untuk hidup. Karena pentingnya pendidikan kemudian YSA memulai
mendampingi anak usia dini melalui Taman Bina Asuh Anak/TBAA upaya
memajukan masyarakat Pakpak yang termarjinalisasi di daerahnya sendiri.
Suku Pakpak merupakan salah satu dari 5 sub etnik dari batak. Tetapi tidak
banyak orang tahu soal keberadaan suku ini. Dapat kita lihat di Kabupaten Dairi yang
terdiri dari masyarakat yang heterogen membuat suku asli termarjinalisasi karena
faktor perkembangan penduduk pendatang yang sangat berpengaruh besar terhadap
penduduk asli. Di Kabupaten Dairi seharusnya orang Pakpaklah yang menjadi tuan
dan nyonya tanah, bahasa Pakpaklah yang seharusnya digunakan sebagai bahasa
sehari-hari di masyarakat. Akan tetapi terlihat jelas yang terjadi malah yang
sebaliknya, suku Pakpak semakin terpinggirkan. Banyak lahan yang dikuasai oleh
suku pendatang. Bahasa yang digunakan sehari-hari di wilayah tanah suku penduduk
asli tidak lagi bahasa Pakpak. Melainkan bahasa yang digunakan suku pendatang yaitu
Batak Toba39.
70
Persoalan yang dihadapi adalah soal krisis kepercayaan terhadap suku Pakpak
oleh masyarakatnya sendiri. Berangkat dari hal ini juga YSA bergerak mendampingi
masyarakat Pakpak, YSA merasa perlu membenahi soal percaya diri terhadap suku
pakpak. Kegiatan tersebut dilakukan supaya masyarakat yang termarjinalisasi dapat
menemukan jadi diri di tengah-tengah masyarakat yang banyak didatangi oleh
penduduk kaum migran yang tinggal dan menetap di wilayah Kabupaten Dairi.
Selain persoalan krisis kepercayaan terhadap suku asli penduduk yang tinggal
di Kabupaten Dairi, ada juga anggapan yang timbul dalam pemikiran masyarakat
bahwa pendidikan anak usia dini tidaklah penting karena pada saat itu masyarakat
masih sangat dekat dengan kehidupan yang tradisional . Hal ini jugalah yang membuat
masyarakat Pakpak mengalami banyak ketertinggalan dalam bidang pendidikan.
Mereka merasa lebih baik membawa anak mereka ke ladang bersama orang tua
meskipun anak-anak mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu di ladang. Pada saat itu
juga pemerintah daerah juga belum menyediakan sarana untuk pendidikan anak usia
dini di Kecamatan. Yang ada hanya ditemukan di ibukota Kabupaten dan mayoritas
diakses oleh anak-anak golongan menengah ke atas. Termasuk anak-anak dari
pegawai pemerintah dan anak dari pegawai swasta, jarang sekali anak dari petani
mengenal pendidikan pada pendidikan anak usia dini.
Anak usia dini yang tinggal di lingkungan pedesaan tidak mendapatkan akses
sarana pendidikan dari pemerintah Kabupaten. Hal ini juga salah satu bukti bahwa
masyarakat yang tinggal di pedesaan semakin terpinggirkan dan banyak mengalami
ketinggalan jika dibandingkan dengan anak usia dini yang tinggal di ibukota
71
juga masyarakat yang termarjinalisasi karena kemiskinan tidak mampu untuk
mengikuti sarana pendidikan yang dibangun oleh pemerintah terhadap pendidikan
anak40. Untuk kebutuhan hidup saja mereka udah sangat berkerja keras, bahkan kerja
keras yang mereka lakukan tidak sepenuhnya bisa membiayai kebutuhan hidup apalagi
untuk bersekolah juga membutuhkan uang yang cukup banyak. Keadaan tersebut
membuat masyarakat khususnya orang Pakpak pasrah untuk menjalakan
kehidupannya, masyarakat Pakpak menikmati kehidupan yang termarjinalisasi
membuat mereka sangat sulit untuk berkembang bahkan mereka juga sangat tidak
mengenal nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan keadilan bagi seluruh masyarakat.
Yang mereka pikirkan hanya tahu bagaimana caranya bisa bertahan hidup, mampu
membiayai kebutuhan mereka dengan cara bekerja keras di ladang, bagi mereka tidak
masalah bekerja keras di ladang orang asalkan mendapatkan upah dari orang yang
menggaji mereka.
Kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak usia dini di lembaga
pendidikan sangatlah rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Dapat dilihat ketika
Yayasan mulai membentuk sebuah sarana pendidikan terhadap masyarakat yang
belum menikmati sarana pendidikan yang disediakan oleh pemerintah untuk
masyarakat yang tinggal dilingkungan pedesaan. Mereka tidak mempersiapkan anak
mereka untuk mengikuti pendidikan pada anak usia dini ke TBAA. Anak-anak harus
diantar jemput pengasuh ke lokasi TBAA. Karena tingkat kesadaran masyarakat dalam
memperoleh pendidikan sangat rendah, tentu kepedulian mereka dalam membayar
uang asuhan terhadap lembaga pendidikan ini sangat memprihatinkan. Pada hal uang
40
72
bayaran untuk pengasuh pada saat itu hanyalah Rp 3.000 setiap bulan. Pembayaran
yang dilakukan orangtua anak yang bersekolah dalam lembaga pendidikan yang
didampinggi oleh Yayasan bisa dalam bentuk natura seperti sayur, tomat, dan hasil
pertanian lainya41. Biaya yang dipungut oleh Yayasan Sada Ahmo terhadap
masyarakat tidak sepenuhnya menjadi upah mereka. Uang yang dikumpulkan juga
sebagaian untuk keperluan anak dalam perbaikan giji anak-anak yang bersekolah di
TBAA. Supaya kesehatan dan kecerdasan anak dapat mengalami peningkatan.
Pengenalan pendidikan anak usia dini kepada masyarakat yang termarjinalisasi
dalam prosesnya tidaklah sebuah pekerjaan yang sangat mudah. Apalagi jika dilihat
dari segala upaya pendampingan YSA terhadap lembaga pendidikan TBAA dalam
mengasuh anak-anak yang tinggal di daerah wilayah suku Pakpak. Dengan segala
upaya yang dilakukan terhadap pendampingan TBAA, maka dari sana juga mulai
mempengaruhi masyarakat dan mampu memahami betapa pentinggnya pendidikan.
YSA berusaha memberikan kesadaran kepada masyarakat agar mereka dengan penuh
semangat dalam mendorong anak-anak yang tinggal dilingkungan pedesaan untuk
tetap memasuki pendidikan di TBAA.
Budaya masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak usia
dini. Karena banyak anggapan masyarakat bahwa pendidikan pada anak usia dini
bukanlah hal yang terpenting dalam pembentukan karakter dan pola pikir anak-anak.
Orangtua dari anak usia dini tinggal di beberapa wilayah Dairi yang termasuk
termarjinalisasi dalam beberapa bidang lebih mengutamakan pendidikan remaja
41
73
(SD,SMP) daripada pendidikan anak usia dini42. Hal ini juga menunjukkan
keterbatasan pendidikan orangtua sehingga membawa pengaruh terhadap anak,
mereka tidak mengetahui pengembangan kecerdasan dan kreatifitas terbentuk pada
usia 0-6 tahun. Dalam usia dini ini peningkatan kecerdasan jika memperoleh
pendidikan akan menjadi penentu hingga usia anak sampai remaja nantinya. Maka
dasar pendidikan akan menjadi sebuah fondasi yang kuat dalam diri anak, menjadi
sebuah landasan dalam pembentukan kepribadian. Hal ini akan merubah segala bentuk
marjinalisasii yang dialami masyarakat baik itu dalam suku ataupun dalam bidang
lainnya. Pendidikan yang dimulai dari anak usia dini dilakukan supaya lebih mudah
untuk membentuk karakter dan jati diri mereka setelah remaja. Dengan dasar
pendidikan anak usia dini yang bersekolah di TBAA akan membuat mereka bangga
akan suku Pakpak dan tidak menghilangkan identitas kesukan anak setelah anak
bertumbuh besar. Menjadi kebanggaan di tengah-tengah masyarakat suku Pakpak yang
tinggal didaerah lingkungan pedesaan yang banyak mengalami ketertinggalan.
Keterbatasan pendidikan yang dialami oleh suku Pakpak yang tinggal di
Kabupaten Dairi yang merupakan suku asli yang termarjinalisasi ini di daerahnya
sendiri, membuat YSA untuk bergerak mendampingi TBAA dalam mengubah nasib
mereka. Supaya masyarakat Pakpak sebagai suku asli tidak termarjinalisasi lagi maka
Yayasan melalui TBAA mendidik anak-anak usia dini. YSA dalam penuntasannya
mulai memupuk anak agar menemukan rasa percaya diri pada anak. Memberikan
pendidikan kepada anak merupakan salah satu usaha pendampingan YSA terhadap
masyarakat yang mengalami marjinalasi dalam bidang pendidikan.
42
74
Pentingnya pendidikan anak usia dini dan keinginan untuk meningkatkan
kualitas generasi baru masyarakat Pakpak agar tidak menghilangkan sukunya sendiri
sebagai jati diri mereka. Inisiatif Yayasan untuk menjalankan pengembangan anak di
Kabupaten Dairi, pembentukan pertama TBAA dilaksanakan pada tahun 1992 di Desa
Tinada Kecamatan Salak dengan Nama TBAA tersebut adalah Arkemo, yang secara
harfiah artinya kesini, mengajak orang agar masuk ke TBAA. YSA mengajak
masyarakat supaya membawa anaknya bersekolah. Kemudian masyarakat Pakpak
membawa anak-anaknya untuk bersekolah ke TBAA yang di bentuk. Pada awalnya
memang tidak banyak orangtua membawa anaknya untuk bersekolah, seiring
berjalannya waktu dengan segala proses yang dilakukan kemudian muncul kesadaran
orangtua karena kegigihan YSA untuk memberikan pendampingan yang bagus kepada
masyarakat Pakpak yang tinggal dilingkungan pedesaan Kabupaten Dairi43.
Kemudian perkembangan sarana pendidikan yang di bentuk untuk masyarakat
Pakpak dalam menjaga kelestarian suku aslinya dengan cepat menyebar luas. Tercatat
dari tahun 1994-2004 di 7 TBAA bentukan Yayasan Sada Ahmo alumni TBAA yang
terdata mencapai 502 murid, terdiri dari 236 anak perempuan dan 269 anak laki-laki.
Meski data penduduk mengenai jumlah anak perempuan pada umumnya selalu lebih
tinggi dari anak laki-laki, tetapi isu gender juga mewarnai TBAA. Anak perempuan
tidak selalu masuk karena selalu bertugas membantu ibu untuk menjaga adik atau
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Perkembangan sarana pendidikan ini sangat membantu masyarakat terutama
masyatakat Pakpak yang hampir termarjinalisasi dalam berbagai bidang. TBAA adalah
43
75
salah satu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak usia Pra-sekolah 3-6 tahun
dengan tujuan agar anak tumbuh sehat, cerdas,kreatif dan bangga akan sukunya.
Pengaruh terhadap anak sangat terlihat jelas menunjukkan pola hidup yang sehat jika
dibandingkan dengan anak yang tidak bersekolah di TBAA. Jika anak masuk TBAA
maka anak akan semakin banyak mengalami perkembangan, hal ini dilihat dari segi
fisik kulit tubuh bersih, kuku bersih, kulit halus dan perut tidak besar/cacingan.
Segala pendekatan yang dilakukan YSA terhadap masyarakat, dengan
melakukan pendekatan membuat kegiatan dilingkungan masyarakat Kabupaten Dairi
sehingga menjadi salah satu upaya yang saling berhungan. Dengan beberapa sarana
atau metode bertani dan berternak sangat membatu peningkatan kesadaran dalam
mengenal nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menunjukkan keberhasilan YSA sampai
kepada bidang pendidikan. Usaha peningkatan mutu dari anak-anak yang bersekolah
di TBAA, yakni dengan memberikan beberapa kegiatan penambahan makanan sehat,
seperti pemeriksaan kesehatan anak, memberikan obat cacing, memberikan vitamin,
susu, bubur kacang ijo. Anak yang sehat membuat mereka berani berbicara dan
bersosialisasi dengan orang baru, lebih kreatif dan ketika masuk ke sekolah dasar (SD)
lebih unggul dibandingkan yang tidak masuk TBAA44. Usaha pendampingan YSA
kepada anak berhasil hal tersebut merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri
mereka dari cengkraman yang disebut marjinalisasi yang dialami oleh masyarakat
Pakpak. Pendampingan yang dilakukan kepada anak tidak menjadi pekerjaan yang
sia-sia dalam memberikan pendidikan, sangat membantu perkembangan anak usia-sia dini
masyarakat Pakpak yang tinggal dilingkungan pedesaan wilayah Kabupaten Dairi.
44
76
Pada perkembangan sarana pendidikan untuk anak usia dini tentu mendapatkan
beberapa tantangan. Akan tetapi tantangan bisa menjadi motivasi bagi sebagaian orang
ataupun sekelompok orang termasuk pendampingan yang diberikan oleh YSA kepada
anak usia dini. Pada metode pembelajaran TBAA sering menjadi pro kontra bagi
orangtua murid. Pro-kontra terjadi kepada orangtua murid karena mereka kurang
pemahaman tentang bagaimana caranya untuk memberikan pendidikan anak usia
dini. Mereka menganggap ketika sekolah di TBAA proses belajarnya untuk bisa
membaca dan menulis yang sebenarnya tidak dilakukan oleh pengasuh kepada anak
usia dini. Pada hal anggapan orangtau anak dari TBAA salah, yang diterapakan tenaga
pengasuh pada pendidikan anak usia dini dengan metode belajar dengan permainan.
Sejalan dengan tujuan dasar TBAA yaitu untuk melatih kecerdasan anak dengan
keceriaan dan kreatifitas45. Kumudian pengasuh dari TBAA dalam perayaan anak
nasional memberikan beberapa kegiatan bagi anak usia dini, mereka banyak
mengadakan perlombaan antar anak-anak TBAA yang disaksikan oleh orangtua dan
masyarakat bersama pemerintah setempat. Tujuan dari beberapa kegiatan itu juga
untuk mengundang para orangtua sekaligus untuk mengetahui sejauh mana orangtua
murid dari TBAA untuk memberikan motivasi kepada anaknya dalam meningkatkan
mutu pendidikan bagi anaknya. Kegiatan yang dilakukan oleh pengasuh yang
didampingi oleh Yayasan membuat keceriaan bagi anak sehingga tambah semangat
dan senang untuk bersekolah di TBAA.
Setelah perkembangan TBAA sudah diketahui oleh masyarakat Pakpak yang
tinggal di wilayah pedesaan Kabupaten Dairi. Pada awalnya, TBAA selalu
45
77
ketergantungan pada pendanaan YSA yang selama ini mendampingi pelayanan
pendidikan melalui pengasuh. Akan tetapi karena perkembangannya sangat melaju
cepat dan diterima masyarakat sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya pendidikan
anak usia dini. Hal tersebut berubah menjadi bayang-bayang TBAA. Beberapa TBAA
yang sudah mampu mengelola sekolah itu, kemudian melepaskan diri dari
ketergantungan pendanaan YSA. TBAA dimandirikan oleh Yayasan Sada Ahmo
karena sudah mampu mengelola kelancaran yang mendapatkan sumber pendanaan
dari masyarakat dan pemerintah yang ada disetiap lingkungan masyarakat Pakpak46.
Peningkatan TBAA yang sudah mampu berjalan dengan sendirinya oleh pengasuh
yang memberikan pelayanan sehingga membuat YSA untuk untuk membuat TBAA
bergerak sendiri. Tanggung jawab dalam bidang pendanaan yang selama ini di pegang
YSA sudah tidak menjadi pekerjaan YSA semuanya diserahkan kepada penggerak
yang memberikan pelayanan sebagai pengasuh di TBAA. Segala pengelolaan dana
yang ada dalam program TBAA tidak sampai lagi kepada PESADA itulah caranya
untuk memandirikan TBAA sebagai peningkatan pendidikan bagi anak usia dini.
Pendampingan Yayasan Sada Ahmo dalam mencapai tujuan dengan berbagai
kegiatan berkelompok dan berdiskusi dengan rutin bersama orangtua. Sekarang sudah
menjadi manfaat yang sangat besar karena dalam kegiatan ini aktif maka menambah
wawasan setiap masyarakat dalam mengetahui kondisi masyarakat terutama dalam
menjaga pelestarian suku Pakpak yang merupakan penduduk asli Dairi. Memupuk
generasi-generasi agar kembali menemukan jati diri di tengah-tengah masyarakat.
46
78
Pendampingan YSA dalam pengembangan progaram Taman Bina Asuh
Anak/TBAA terlaksana di Kabupaten Dairi tidak terlepas dari kemauan masyarakat
yang sudah menyadari bahwa selama ini kelemahan mereka sangat rentan dengan
pendidikan. mereka sudah mau bergabung dan mendorong anak mereka untuk masuk
mengenal betapa pentingnya pendidikan bagi mereka. Bahkan yang membuat
masyarakat banyak mengalami marjinalisai itu disebabkan oleh minimnya
pengetahuan masyarakat Pakpak yang tinggal di pedesaan. Pengembangan program
TBAA sudah sangat membantu banyak anak untuk meningkatkan kecerdasan dan
ketrampilan anak-anak. Pengembangan program TBAA di wilayah masyarakat Pakpak
merupakan pergerakan Yayasan Sada Ahmo yang sebagai penuntasan segala bentuk
marjinalisasi dalam mengangkat masyarakat Pakpak pada kehidupan yang mempu
mengenal nilai-nilai kehidupan yang baik. Sehingga tercermin masyarakat yang
sejahtera dan sanggup menjadikan masyarakat yang termarjinalisasi sebagai
kebanggaan.
Masyarakat Pakpak yang tinggal dilingkungan pedesaan mendapatkan akses
dari lembaga yang membentuk program Taman Bina Asuh Anak. Sehingga
pendidikan anak usia dini yang tinggal dipedesaan dapat besaing dengan anak usia dini
yang tinggal di lingkungan perkotaan yang merupakan anak-anak dari masyarakat
golongan menengah ke atas. Akses yang dibentuk oleh Perkumpulan Sada Ahmo yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi sebagai upaya
memberdayakan masyarakat dalam mengangkat potensi yang mereka miliki. Jadi
79
timbul sebuah keinginan untuk merubah kehidupan masyarakat supaya lebih baik dan
sanggup bersaing sehat kepada penduduk pendatang.
Pendidikan Anak Usia Dini membuat anak agar lebih percaya diri ketika anak
dari orangtua murid sudah tumbuh remaja. Mereka tidak malu lagi dengan budaya
yang selama ini menghilangkan identitas kesukuannya. Anak usia dini yang
bersekolah di TBAA ketika bertambah dewasa menjadi lebih percaya diri dan
membanggakan segala budaya yang mereka punya termasuk budaya Pakpak sebagai
suku asli Kabupaten Dairi47. Mereka yang mengalami marjinalisasi akan bangkit
kembali membenahi segala ketimpangan yang dirasakan masyarakat Pakpak. Itulah
salah satu tujian dari pengembangan program Taman Bina Asuh Anak bagi
masyarakat Pakpak yang tinggal di Kabupaten Dairi. Anak-anak usia dini dipilih agar
lebih mudah dibina dan diarahkan dalam mengenal segala bentuk budaya yang
dimiliki orang Pakpak dalam. Jadi dengan mudah pengasuh memberikan pengasuhan
yang baik dan mudah diterima oleh anak usia dini.
4.2. Pemberdayaan Masyrakat Melalui Credit Union ( CU )
Pada tahun 1990-an merupakan awal didirikan YSA oleh sejumlah orang yang
prihatin dengan keberadaan suku Pakpak yang banyak termarjinalisasi, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh lembaga ini untuk mengetahui seluk beluk masyarakat
yang tinggal di Kabupaten Dairi terutama suku yang baru di ketahui banyak
ketimpangan dan jarang orang mengetahui soal keberadaanya. Pada hal suku Pakpak
47
80
ini sebagai suku asli termarjinalisasi di tanahnya sendiri. Kondisisi masyarakat yang
sangat memprihatinkan, khusunya perempuan pedesaan, tidak memiliki akses terhadap
lembaga keuangan48. Perempuan desa dianggap sangat lemah karena sangat terhalang
ruang gerak mereka dalam melakukan aktivitasnya disebabkan budaya yang patut
terhadap kaum laki-laki. Inilah yang mempersulit perempuan dalam mendapatkan
akses terhadap keuangan dalam memenuhi kebutuhan.
Pendekatan YSA sebagai upaya memasuki masyarakat yang termarjinalisasi
sebenarnya tidak hanya untuk memenuhi syarat penelitan saja. Akan tetapi berangkat
dari pendekatan yang dilakukan sebenarnya juga ingin mengubah pola pikir
masyarakat terutama perempuan yang tinggal dilingkungan pedesaan untuk
memenejemen keuangan sebagai usaha penuntasan kemiskinan yang mengakibatkan
marjinalisasi. Pendekatan ini dilakukan supaya perempuan mendapatkan kebebasaan
dalam melakukan aktivitasnya membangkitkan potensi yang dimilikinya agar menjadi
hasil yang bisa meningkatkan keuangan dalam