• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DINI APRILIA

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI

NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN

METODE SIMULATED PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM

DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN

METODE

SIMULATED PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

DINI APRILIA NIM : 09040023

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Liza Pristianty, MSi, MM, Apt NIP. 19621115198802022

(3)

iii

Lembar Pengujian

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM

DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN

METODE

SIMULATED PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan Di Depan Tim Penguji pada Tanggal 16 Juli 2013

Oleh: DINI APRILIA NIM : 09040023

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Dra. Liza Pristianty, MSi, MM, Apt NIP. 19621115198802022

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS NIP. UMM.114.0609.0449

Penguji III Penguji IV

Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc., Apt NIDN. 0707098603

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karuniaNya yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM

DIKLOFENAK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek

Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang) dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani, SKp.,M.Kep.,Sp.Mat. selaku dekan Falkutas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menggunakan sarana dan prasarana yang

diperlukan selama penelitian.

2. Ibu Dra. Liza Pristianty, MSi, MM, Apt dan Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt.,

Sp.FRS selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing,

memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ibu Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc., Apt dan Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,

Apt selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan saran dan kritik untuk

perbaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen dan staf Prodi Farmasi yang telah memberikan masukan

dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Para Dosen pengajar di Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah mengantarkan penulis dalam menyelesaikan

studi di Prodi Farmasi.

6. Bapak Pairin dan Ibu Hj. Mujiati selaku kedua orang tua penulis dan segenap

keluarga di Surabaya, terima kasih atas doa, dukungan, pengorbanan, kesabaran,

dan rasa sayangnya sehingga sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan

pendidikan sampai perguruan tinggi.

7. Bapak H. Abdul Choliq Ibrahim dan Hj. Asnaningwati selaku mertua penulis dan

(5)

v

atas doa, dukungan dan rasa sayangnya sehingga sampai saat ini penulis dapat

menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi.

8. Ardi Fitro Shihabuddin selaku suami penulis yang selalu mendukung, memotivasi

dan memberikan arti kehidupan dalam suka dan duka.

9. Alifa Ramadhaniyah Khoirussyifa selaku putri penulis yang selalu menghibur

penulis disaat letih, jenuh dalam aktivitas sehari-hari.

10.Kawan-kawan semua: Kawan penulis yang di Malang, Surabaya, dan dimanapun

tempatnya yang telah memberikan arti kehidupan, motivasi, dan selalu bersama

dalam suka dan duka. Hidup ini tidak akan berarti tanpa kalian semua.

11.Seluruh keluarga besar Program studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, saran

dan kritik yang bersifat membangun akan sangat membantu. Akhir kata penulis

ucapkan terima kasih.

Malang, Juli 2013

(6)

vi

RINGKASAN

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

Paradigma pelayanan kefarmasian ini telah bergeser dari pelayanan produk (product oriented) ke pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) (Depkes RI, 2004). Pelayanan kefarmasian di apotek mencakup pelayanan resep dan tanpa resep. Pelayanan tanpa resep disebut dengan swamedikasi (self mediacation). Swamedikasi merupakan bagian dari upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri (Indriyanti, 2009; Sukasediati, 1999). Dalam dunia farmasi, obat golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug) sering digunakan untuk swamedikasi salah satunya adalah natrium diklofenak (Warwick, 2001). Natrium diklofenak dapat menginduksi morbiditas yaitu mulai dari efek samping ringan seperti mual dan dispepsia sehingga ke komplikasi yang lebih serius seperti penyakit tukak peptik yang menyebabkan pendarahan (Valle, 2005). Efek samping natrium diklofenak dapat diminimalkan dengan memberikan pelayanan kefarmasian terkait patient assessment dan pengembangan rencana terapi yang meliputi terapi obat dan non obat (Cipolle et al, 1988).

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah simulated patient. Peneliti menjalankan skenario nyeri lutut dan mengamati pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh petugas apotek. Data yang didapat berupa variabel patient assessment, terapi obat dan non obat. Data-data tersebut dicatat pada check list dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Penelitian ini dilakukan pada 38 apotek secara random di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.

(7)

vii

ABSTRACT

INVESTIGATING THE PHARMACEUTICAL CARE PROFILE OF DICLOFENAC SODIUM SELF MEDICATION IN THE COMMUNITY

PHARMACY BY USING SIMULATED PATIENT METHOD (A Study in the Drugstores around Klojen, Malang)

Pharmaceutical service paradigm has been shifted from product oriented to patient oriented through pharmaceutical care. Accordingly, self medication or service without prescription is provided. The medicine often used for self medication is the one of NSAID (Non Steroid Anti Inflammation Drug) like diclofenac sodium. Meanwhile, the side effects of diclofenac sodium can be minimized by providing pharmaceutical services related to patient assessment and developing treatment plans that include drug and non-drug treatments.

This study aimed at investigating the pharmaceutical care profile of diclofenac sodium self medication in the community pharmacy around Klojen, Malang. Hence, this study was conducted randomly in 38 community pharmacy in Klojen, Malang. The researcher employed simulated patient method in performing the scenarios and collecting the data related to patient assessment and the development of the drug and non-drug treatment plan variables. Further, the data were recorded on the check list and processed using Microsoft Excel.

In regards to patient assessment, the study revealed the followings: the age of the patient (26%), the length of the knee pain (3%), and the medical history (8%). Indeed, regarding the drug treatment, the study revealed the followings: drug efficacy with directions (100%), side effects without directions (2%), side effects with directions (53%), wrong answers despite directed side effects (45%), and dosage with directions (100%). In addition, no pharmacists told information about non-drug treatment related to light exercise by slowly moving the knees and resting enough.

(8)

viii

ABSTRAK

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM

DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE

SIMULATED

PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

Paradigma pelayanan kefarmasian ini telah bergeser dari pelayanan produk (product oriented) ke pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Pelayanan tanpa resep disebut dengan swamedikasi (self medication). Dalam dunia farmasi, obat golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug) sering digunakan untuk swamedikasi salah satunya adalah natrium diklofenak. Efek samping natrium diklofenak dapat diminimalkan dengan memberikan pelayanan kefarmasian terkait patient assessment dan pengembangan rencana terapi yang meliputi terapi obat dan non obat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil asuhan kefarmasian swamedikasi natrium diklofenak di apotek wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah simulated patient. Peneliti menjalankan skenario dan data terkait variabel patient assessment, pengembangan rencana terapi obat dan non obat dicatat pada check list dan data diolah menggunakan Microsoft Excel. Penelitian ini dilakukan di 38 apotek secara random di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.

Variabel patient assessment terkait pertanyaan mengenai: usia pasien sebanyak 26%, lama mengalami nyeri dilutut sebanyak 3%, dan riwayat penyakit sebanyak 8%. Terapi obat terkait pernyataan mengenai: khasiat obat dengan arahan 100%, efek samping tanpa arahan 2%, efek samping dengan arahan 53%, efek samping sudah diarahakan tetapi jawaban salah 45%, dosis dengan arahan 100%. Informasi non obat terkait Berolahraga ringan dengan menggerakkan lutut secara perlahan dan istirahat yang cukup, tidak ada petugas apotek yang menyampaikan.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Tentang Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical care) ... 4

2.1.1 Definisi ... 4

2.1.2 Unsur-Unsur Utama ... 4

2.1.2.1 Berkaitan dengan Obat ... 4

2.1.2.2 Pelayanan langsung ... 4

2.1.2.3 Hasil Terapi yang Pasti... 5

2.1.2.4 Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien ... 5

2.1.2.3 Tanggung Jawab Apoteker ... 5

2.1.3 Tahapan... 5

2.2 Tinjauan Tentang Apotek ... 7

(10)

x

2.2.2 Tugas dan Fungsi Apotek ... 7

2.3 Tinjauan Tentang Swamedikasi ... 7

2.3.1 Definisi ... 7

2.3.2 Kriteria Obat ... 7

2.3.3 Alasan Penggunaan ... 8

2.3.4 Swamedikasi yang Rasional ... 8

2.4 Tinjauan Peran Farmasis dalam Swamedikasi ... 9

2.4.1 Peran Farmasis dalam Swamedikasi ... 9

2.4.1.1 Farmasis sebagai Komunikator ... 9

2.4.1.2 Farmasis sebagai Penyedia Obat yang Berkualitas ... 10

2.4.1.3 Farmasis sebagai Pelatih dan Pengawas ... 10

2.4.1.4 Farmasis sebagai Kolaborator ... 10

2.4.1.5 Farmasis sebagai Promotor Kesehatan ... 10

2.5 Tahapan Swamedikasi Nyeri Sendi ... 11

2.6 Tinjauan Tentang Informasi Obat ... 12

2.7 Tinjauan Tentang Obat ... 13

2.8 Tinjauan Tentang Obat Wajib Apotek (OWA) ... 13

2.9 Tinjauan Tentang NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug) ... 14

2.9.1 Definisi ... 14

2.9.2 Mekanisme Kerja ... 15

2.10 Tinjauan Tentang Natrium Diklofenak ... 15

2.10.1 Monografi ... 15

2.10.2 Nama Dagang ... 16

2.10.3 Mekanisme Kerja ... 16

2.10.4 Indikasi ... 16

2.10.5 Kontraindikasi... 16

2.10.6 Dosis ... 16

2.10.7 Efek Samping... 16

(11)

xi

2.10.9 Stabilitas Penyimpanan ... 17

2.10.10 Interaksi ... 17

2.10.11 Pengaruh ... 18

2.10.12 Peringatan pada Penggunaan ... 18

2.10.13 Sediaan ... 18

2.11 Tinjauan Tentang Metode Simulated Patient ... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 21

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 22

4.1 Jenis Penelitian ... 22

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.2.1 Populasi Penelitian ... 22

4.2.2 Sampel Penelitian ... 22

4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 22

4.3.1 Kriteria Inklusi Sampel ... 22

4.3.2 Kriteria Eksklusi Sampel ... 22

4.4 Besar Sampel ... 23

4.5 Teknik Sampling ... 23

4.6 Sumber Data ... 24

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.8 Variabel Penelitian ... 24

4.9 Instrumen Penelitian ... 25

4.9.1 Skenario ... 25

4.9.2 Check list ... 26

4.10 Definisi Operasional ... 26

4.11 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28

4.11.1 Uji Validitas ... 28

4.11.2 Uji Reliabilitas ... 29

4.12 Metode Pengumpulan Data ... 30

(12)

xii

4.13 Teknik Analisa Data ... 31

BAB V HASIL PENELITIAN ... 32

5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

5.2 Gambaran Populasi Penelitian ... 32

5.3 Patient Assessment ... 33

5.3.1 Usia Pasien ... 33

5.3.2 Lama Mengalami Nyeri Dilutut ... 33

5.3.3 Tindakan yang Sudah Dilakukan ... 33

5.3.4 Obat yang Sedang Dikonsumsi ... 34

5.3.5 Riwayat Penyakit ... 34

5.3.6 Riwayat Alergi ... 34

5.4 Pengembangan Rencana Terapi ... 36

5.4.1 Terapi Obat ... 36

5.4.1.1 Khasiat Obat ... 36

5.4.1.2 Kontraindikasi Obat ... 36

5.4.1.3 Efek Samping Obat ... 37

5.4.1.4 Cara Pemakaian Obat ... 37

5.4.1.5 Dosis Obat ... 37

5.4.1.6 Waktu Pemakaian Obat ... 38

5.4.1.7 Lama Pemakaian Obat ... 38

5.4.1.8 Cara Penyimpanan Obat ... 39

5.4.1.9 Cara Perlakuan Obat Sisa ... 39

5.4.1.10 Identifikasi Kerusakan Obat ... 39

5.4.2 Terapi Non Obat ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

7.1 Kesimpulan ... 49

7.2 Saran ... 49

(13)

xiii

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1. Tahapan Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) ... 6

Tabel IV.1. Variabel Penelitian ... 25

Tabel V.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Petugas Apotek di Apotek ... 33

Tabel V.2. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan

Usia Pasien ... 33

Tabel V.3. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan

Lama Pemakaian Obat ... 33

Tabel V.4. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan

Tindakan yang Sudah Dilakukan ... 34

Tabel V.5. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan

Obat yang Sedang Dikonsumsi ... 34

Tabel V.6. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan

Riwayat Penyakit ... 34

Tabel V.7. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan

Riwayat Alergi ... 35

Tabel V.8. Distribusi Frekuensi Komponen Patient Assessment yang

Ditanyakan oleh Petugas Apotek ... 35

Tabel V.9. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang

Menyampaikan Khasiat Obat ... 36

Tabel V.10. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Kontraindikasi Obat ... 36

Tabel V.11. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Efek Samping Obat ... 37

Tabel V.12. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Cara Pemakaian Obat ... 37

Tabel V.13. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

(15)

xv

Tabel V.14. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Waktu Pemakaian Obat ... 38

Tabel V.15. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Lama Pemakaian Obat ... 38

Tabel V.16. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Cara penyimpanan Obat ... 39

Tabel V.17. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Cara Perlakuan Obat Sisa ... 39

Tabel V.18. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan

Identifikasi Kerusakan Obat ... 40

Tabel V.19. Distribusi Frekuensi Komponen Pengembangan Rencana

Terapi Obat ... 40

Tabel V.20. Distribusi Frekuensi Komponen Pengembangan Rencana

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan Swamedikasi Nyeri Sendi... 11

Gambar 2.2 Penggolongan Obat NSAID ... 14

Gambar 2.3 Struktur Kimia Natrium Diklofenak ... 15

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian ... 30

Gambar 5.1 Persentase Patient Assessment yang Ditanyakan oleh Petugas Apotek ... 30

Gambar 5.2 Persentase Petugas Apotek yang Menyampaikan Pengembangan Rencana Terapi Obat ... 41

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup. ... 54

Lampiran 2. Surat Pernyataan ... 55

Lampiran 3. Skenario ... 56

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

American Society of Health-System Pharmacist, 2008. AHFS Drug Information 2008. Bethesda, MD: Author.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008.Jakarta: Sagung Seto.

Benrimoj, S.I., Werner, J.B., Raffaele, C., and Psychology B S., 2008. Audio Taping Simulated Patient Encounters in Community Pharmacy to Enhance the Reliability of Assessments. American Journal of Pharmaceutical Education

Berardi, R.R., McDermott, Newton, G.D., Ozko, M.A., Popovich, N.G., Rollins, C.J., Shimp, L.A., Tietze, K.J., 2002. Handbook of Nonprescription Drug, An Interactive Approach to Self-Care, 14th Ed. American Pharmacists Association: Washington DC.

Chua, S.S., Ramachandran, C.D., dan Paraidathathu, T.T., 2006. Response of community pharmacists to the presentation of back pain : a simulated patient study. The International Journal of Pharmacy Practice, p. 171-178.

Cipolle, R.J., Strand, L.M., dan Morley, P.C., 1988. Pharmaceutical Care Practice: Mc Graw Hill.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 Tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep Dokter (OTR). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1996. Kompendia Obat Bebas. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.3.Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

(19)

xix

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Djunarko, I., dan Hendrawati, D.Y., 2011. Swamedikasi yang Baik dan Benar. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

FIP, 1999. Joint Statement By The International Pharmaceutical Federation and The World Self-Medication Industry: Responsible Self-Medication. FIP & WSMI, p.1-2.

Gunawan, S.G., Nafrialdi, Setiabudi, R., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Gaya Baru

Hepler, C.D., Strand, L.M., 1990. Opportunities and responsibilities in pharmaeutical care. Am J HospPharm; 47:533-543.

Indriyanti, 2009, Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Tindakan Swamedikasi Batuk Pada Anak Balitanya Di Wilayah Wonogiri, http://etd.eprints.ums.ac.id/5835/, 13 Nopember 2010.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 47. Jakarta: PT. IAI Penerbitan

Katzung, B.G., 2002. Basic and clinical pharmacology, 9th ed., Appliton and Lang Stamford, Connecticut.

Kee, Hayes., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Lelo, A., 2001. Pertimbangan yang Muncul dari NSAID yang digunakan. Dalam Naskah Lengkap Temu Ilmiah Rematologi 2001. (eds. Setyohadi B, Kasjmir, YI), Ikatan Reumatologi Indonesia, Jakarta.

Lynn, M.R., 1986. Determination and Quantification Of Content Validity, vol. 35, p. 382-386.

Madden, J.M. Quick, J.D., Ross-Degnan, D., and Kafle, K.K., 1997. Undercover Careseeker: Simulated Clients in the Study of Health Provider Behavior in Developing Countries. Social Science & Medicine. Vol 45

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. ed. Rev. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(20)

xx

Pemerintah Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Puspitasari, H.P., Faturrohmah, A. And Hermansyah, A., 2011. Do Indonesian Community Pharmacy Workers Respond to Antibiotics Requests Appropiately?. Tropical Medicine and International Health, 16 p,840-846.

Ruane, J.M.,2005. Essentials of Research Methods. United Kingdom: Blackwell Publishing, p.62-63.

Singarimbun, M., dan Effendi, S., 1989. Metode Penelitian Survai. ed. Revisi. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukasediati, N., 1999. Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan Untuk Semua. Puslitbang Farmasi: Badan Litbangkes Depkes. p.21-27.

Suryawati, S., 1997. Menuju Swamedikasi Yang Rasional. Jogjakarta: Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada.

Sweetman, C.S., 2009. Martindale: The Complete Drug Reference. Ed. 36. London: Pharmaceutical Press

Warwick, B., F. Dehghani, N.R. Foster, 2001. “Synthesis, Purification and

Micronization of Pharmaceuticals Using The Gas Anti Solvent Technique”,

IEC Research, 39, 4571-4579.

Watson, M.C., John, R.S., Christine, M.B., Phil, C., Connie, M.W., Jeremy M.G., and Jill, M., 2004. Simulated Patients in the Community Pharmacy Setting: Using Simulated Patients to Measure Practice in the Community Pharmacy Setting. Pharmacy World Science. Vol.26, p.32-37

WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The Hague, The Netherlands: WHO, p.1-11.

Wibisono, R., 2009. Peranan Notaris Dalam Pembuatan Akta Pendirian Perusahaan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

United States Pharmacopeial Convention, 2009. USP 32 NF 27. United States: United States Pharmacopeial Convention.

(21)

xxi

Harrison’s Principles of Internal Medicine 16: McGraw-Hill, New York,

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci suksesnya sistem

kesehatan. Pelayanan kefarmasian saat ini telah berpindah orientasinya, yang

semula berorientasi pada produk obat bergeser berorientasi ke pasien yang

mengacu kepada Pharmaceutical care (Depkes RI, 2004). Pharmaceutical care

(asuhan kefarmasian) sangat penting dalam menciptakan dan meningkatkan

profesionalisme pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian tidak hanya

berorientasi ke produk obat, namun juga pelayanan informasi terkait obat juga

harus tersampaikan supaya masyarakat paham bagaimana menggunakan obat

sesuai aturan dan tata cara yang tepat sehingga obat bisa mencapai efek terapi

secara optimal (Cipolle et al, 1988).

Salah satu sarana pelayanan kefarmasian di masyarakat adalah apotek.

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, apoteker

dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli

Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten

Apoteker (Pemerintah RI, 2009).

Pelayanan kefarmasian di apotek mencakup pelayanan resep dan tanpa

resep. Pelayanan tanpa resep/swamedikasi yaitu pelayanan terhadap pasien atau

klien yang datang dengan keluhan gejala yang timbul atau dengan meminta suatu

produk obat tertentu tanpa resep dari dokter. Swamedikasi berarti mengobati

segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan yang dibeli bebas di apotek

atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter (Indriyanti, 2009).

Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

masyarakat menjaga kesehatannya sendiri (Sukasediati, 1999). Dari data World

Health Organization (WHO), di banyak negara sampai 80% episode sakit dicoba

diobati sendiri oleh penderita. Sedangkan data di Indonesia menunjukkan bahwa

sekitar 60% masyarakat melakukan swamedikasi dengan obat modern sebagai

(23)

2

Pemberian informasi obat dalam swamedikasi sangat penting dilakukan di

apotek. Dalam penyampaian informasi tersebut, petugas apotek harus bisa

memberikan informasi kepada pasien dengan memperhatikan dengan siapa

petugas apotek berinteraksi, sehingga nantinya informasi tersebut dapat diterima

oleh pasien secara mudah (menggunakan bahasa orang awam). Sebelum

memberikan rekomendasi maupun informasi kepada pasien, sebaiknya petugas

apotek menggali dahulu informasi tentang pasien supaya penyampaian informasi

dapat tepat sasaran dan tidak terjadi salah paham atau salah keputusan. Informasi

yang diberikan petugas apotek kepada pasien itu tidak selalu informasi tentang

obat, dapat juga petugas apotek memberikan informasi non obat dan juga bisa

memberikan suatu rujukan (Chua, 2006). Masyarakat harus diberi akses secara

langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti,

akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini (Depkes RI, 2006).

Dalam dunia farmasi, obat-obat golongan NSAID termasuk golongan obat

yang sering digunakan saat ini (Warwick, 2001). Obat NSAID merupakan salah

satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep

dokter (Gunawan et al, 2007). Salah satu contoh obat dari golongan NSAID

adalah Natrium Diklofenak tablet. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

nomor 1176/MenKes/SK/X/1999 natrium diklofenak tablet termasuk golongan

obat wajib apotek No. 3 yang dapat diserahkan pada pasien tanpa resep dokter

dengan mengikuti peraturan dari Menteri Kesehatan.

Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan profil asuhan kefarmasian

swamedikasi Natrium Diklofenak tablet di apotek dengan metode simulasi pasien

di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang. Pertimbangannya adalah natrium

diklofenak merupakan obat golongan NSAID yang dapat menginduksi morbiditas

yaitu mulai dari efek samping ringan seperti mual dan dispepsia (prevalensi

sekitar 50-60%) sehingga ke komplikasi yang lebih serius seperti penyakit tukak

peptik (3-4%) yang menyebabkan pendarahan atau perforasi pada 1,5% pengguna

NSAID per tahun. Diperkirakan sekitar 20.000 pasien meninggal setiap tahun

disebabkan komplikasi pada sistem gastrointestinal oleh pemakaian NSAID

(24)

3

Pada penelitian ini menggunakan metode simulated patient. Metode

patient assessment adalah studi eksperimental dimana peneliti berada di

lingkungan alami tempat kerja untuk mengamati dan melaporkan perilaku objek

yang diamati dengan disusunnya skenario dan direkam menggunakan tape

recorder untuk menjamin validitas (Benrimoj et al, 2008; Madden et al, 1997;

Puspitasari et al, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan permasalahan adalah bagaimana

profil asuhan kefarmasian swamedikasi natrium diklofenak di apotek wilayah

Kecamatan Klojen Kota Malang?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil asuhan

kefarmasian swamedikasi natrium diklofenak di apotek wilayah Kecamatan

Klojen Kota Malang.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Apoteker Pengelola Apotek

Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan

kefarmasian di apotek, khususnya pada swamedikasi.

2. Bagi Peneliti

Mengetahui pelaksanaan asuhan kefarmasian swamedikasi di apotek.

3. Bagi Akademik

Sebagai bahan referensi untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja (Pokja) 1 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun Anggaran 2016 akan melaksanakan Pelelangan Sedehana dengan

اﺮﭼ ﻪﻛ ﻦﻳا يﺪﻴﻠﻛ لاﺆﺳ ﻚﻳ ، ﺷ ﺰﻛﺮﻤﺗ يﺮﻬ ﺪﻳﺪﭘ ة يﺮﻬﺷ ﺖﺴﺨﻧ ﺪﺷر هﺮـﻬﺑ و ير ﺖﺤﺗ ار ﺮﻴﺛﺄﺗ راﺮﻗ ﻲﻣ لﺪﻣ رد ؟ﺪﻫد ﺎﻫ يﺮﻬﺷ ﺖﺴﺨﻧ ،ﺎﺘﺴﻳا ي ﻢﻛ ﺮﺗ ﺎـﻳ ﺶﻴـﺑ ﺮـﺗ ﺪـﺣ زا ﺐﺒﺳ ،ﻪﻨﻴﻬﺑ ﺶﻫﺎﻛ و ﻊﺑﺎﻨﻣ

عﻮﺿﻮﻣ ﻦﻳا ﻪﺑ ﻪﺟﻮﺗ ﺎﺑ ﻲﻨﻴﺑ ﺶﻴﭘ ﻪﻛ ﻖﻴﻗد يﺎﻫ رﻮﻈﻨﻣ ﻪﺑ ﻪﻣﺎﻧﺮﺑ ر ﺢﻴﺤـﺻ يﺰﻳ ياﺮـﺑ هﺪﻨﻳآ رد ﻊﺑﺎﻨﻣ زا هدﺎﻔﺘﺳا ، ﻲﻣ اﻮﺗ ﻧ ﻚـﻤﻛ ﺪﻨ ﻪـﻈﺣﻼﻣ ﻞـﺑﺎﻗ ﻪـﺋارا ار يا ﻨﻛ ـﻨ ﺪ ، ﻦﻳاﺮﺑﺎـﻨﺑ ،

ﺘﻜﻧ ﺔ درﻮﻣ رد ﺮﻛذ ﻞﺑﺎﻗ ﺔﻤﻴﺑ ﻪﺘﻓﺎﻳ ﻪﺑ ﻪﺟﻮﺗ ﺎﺑ ﻪﻛ ﺖﺳا ﻦﻳا نﺎﻴﺳرﺎﭘ ﻖﻴﻘﺤﺗ يﺎﻫ ، ﻦﻳا لﺎﺳ رد ﺖﻛﺮﺷ 1385 لﺎـﺳ ﺎﺑ ﻪﺴﻳﺎﻘﻣ رد اﺮﻳز ،ﺖﺳا هداد نﺎﺸﻧ دﻮﺧ زا ﻲﻔﻴﻌﺿ دﺮﻜﻠﻤﻋ ﻲﻨﻌﻳ ﻞﺒﻗ 1384 ﻢﻫ

[r]

[r]

Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar di bank bjb , memberikan kontribusi terhadap perkembangan kredit konsumtif yang besar, dimana para pegawainya

Malaysia Melaka (UTeM) fo r the Bachelor's Degree in Engineering Technology.. (Industrial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

pertanian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.. Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa secara parsial Return on Equity ( ROE ) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN