i
PENGARUH DIET BUAH TINGGI SERAT TERHADAP
KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI WILAYAH
PUKESMAS DINOYO MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
MOH. ROFIQ NIM. 06060035
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH DIET BUAH TINGGI SERAT TERHADAP
KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI WILAYAH
PUKESMAS DINOYO MALANG
SKRIPSI
Disusun oleh :
MOH. ROFIQ NIM. 06060035
Skripsi ini telah disetujui Tanggal 18 Mei 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof.Dr,Sujono M.Kes Faqih Ruhyanuddin, Skep.Ns
NIP. 131.877.094 NIP. UMM.112.0309.0391
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH DIET BUAH TINGGI SERAT TERHADAP
KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI WILAYAH
PUKESMAS DINOYO MALANG
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MOH. ROFIQ NIM. 06060035
Di Ujikan
Pada Tanggal 18 Mei 2011
Penguji I, Penguji II,
Prof.Dr,Sujono M.Kes Faqih Ruhyanuddin, Skep.Ns
NIP. 131.877.094 NIP. UMM.112.0309.0391
Penguji III, Penguji IV,
Rohmah Susanto, Skep.Ns Tri lestari Handayani, M.Kep,Sp.Mat NIP. UMM.112.0309.0392 NIP. UMM.112.9311.0304
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Tri Lestari Handayani, M.Kep, Sp.Mat
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Moh. Rofiq
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Judul Skripsi : Pengaruh Diet Buah Tinggi Serat Terhadap Kejadian
Konstipasi pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila sikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplak.
Maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Malang, 18 Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan,
v
MOTTO
“Demi cita
-cita
Tidak ada rintangan yang menghadang”
“Jangan
mengaku kalah sebelum mencoba
karena jika engkau mengalah sebelum
mencoba maka engkaulah pecundang
kekalahan”
“berjuang untuk mendapatkan sesuatu bukan
menunggu untuk mendapatkannya”
vi
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang terucap selain puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Sungguh nikmat-Mu amat sangat besar kpada hamba-Mu yang hina ini. Dengan rasa syukur yang sangat besar dan tundukku kepada-Mu, Ya Allah Yang Maha Agung dan Yang Memiliki Segala Sesuatu Baik di langit maupun di bumi. Kupersembahkan karya ku ini kepada:
1. Sang Khalik, Allah SWT, puji syukur yang sebesar-besarnya Ya Allah atas apa yang Engkau berikan kepada hamba-Mu selama ini. Sungguh hamba mohon ampun atas kelalaianku sehingga kerap kali melupakan-Mu akan mensyukuri nikmatmu.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibuku yang tak henti-hentinya mendoakanku siang dan malam dan memberikan nasehat-nasehat yang sangat berguna bagiku.
3. My sister and brother, tak terasa waktu berjalan kenangan-kenangan masa kecil yang indah tak kn pernah terlupakan, terimakasih atas support yang kalian berikan kepadaku.
4. My love hujja, terima kasih atas dorongan dan selalu setia mendampingiku baik dalam keadaan suka dan duka, masukan-masukan yang sangat berguna bagiku. Yang sudi menjadi cinta pertama dan terakhir insyaAllah...amin...
5. Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku (hujjatul balighoh, yufi Febrihadi), terimakasih banyak atas supportnya yang tak kenal waktu untuk selalu membantuku. Jasa kalian tak kan ku lupakan sahabat.
6. My group petir (Lukman, Richo alias bochir, Yufi)terima kasih.
7. Teman-teman PSIK’06, sahabat-sahabatku yang mengisi hari-hariku di kelas begitu mengesankan yang tak terlupakan. Aku rindu kekompakan kalian...
8. Kawan-kawan seperjuangan dalam beridiologi di IMM komsariat Cardiovascular, semangat kawan-kawan...terimakasih atas pengalaman-pengalaman dan ilmu yang kalian berikan....fastabiqul khoirot..
9. Teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu....karena terlalu banyak coy....tinta g’ kan cukup untuk menuliskan jasa-jasa kebaikan kalian..
vii
KATA PENGANTAR
puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, berkat rahmat dan bimbingan-nya
saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Diet Buah Tinggi Serat terhadap Kejadian Konstipasi pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus pada:
1. Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep,. Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ririn Harini, S.Kep,. Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.
3. Prof. Dr. Sujono., M.Kes, Selaku pembimbing I. Terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi.
4. Bapak Faqih Ruhyanuddin, S.Kep,. Ns selaku pembimbing II. Terimakasih atas masukan yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyempurnakan skripsi. 5. Kepala pukesmas Dinoyo Malang, yang telah berkenan memberikan ijin peneliti
untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh dosen staf pengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan dan Diploma III keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, atas ilmu yang telah diberikan.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah sata perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Malang, 18 mei 2011
viii
ABSTRAK
EFFECT OF HIGH-FIBER DIET ON THE OCCURRENCE OF FRUIT IN OLD CONSTIPATION PUKESMAS DINOYO IN MALANG
Moh Rofiq1, Sujono2, Faqih Ruhyanudin3
Background : The process of getting older is a process that will be experienced by every human.Usually the class is called by the term elderly. Elderly very wide range restrictionsexist that use age 55 and above there is a use restriction of 60 years and above. A person suffering from chronic diseases, such as constipation, can cause anxietyand helplessness. Impaired constipation is a problem that occurs in elderly clients. But not all clients have the same disorder constipation. This can be influenced by one factor that can be categorized as follows: a high fruitdiet. The purpose of this study was to determine the effect of high-fiber fruit diet on the incidence of constipation in the elderlyin the region pukesmas Dinoyo Malang . Methods: This study used case control design. The population in this study is theelderly that is in Areas Pukesmas Dinoyo sampled using aquota sampling techniquegained control of 74 respondents and 74 respondents case. Retrieving data obtainedfrom the questionnaire covered type dichotomi question. The data obtained were tested with Chi Square with a degree of significance <0.05.
Results: The data has been analyzed show a high fiber diet of fruit with sig 0.000fekuensi and constipation problems with sig 0.000 most consumed fruit is the applewith sig 0,000.
Conclusion: There is significant relationship between high-fiber diet of fruit on theincidence of constipation in the elderly.
Keywords: high-fiber diet of fruit, constipation
1. Nursing Science Program, Fakulas Health Sciences, University of MuhammadiyahMalang
2. Nursing Science Program, Fakulas Health Sciences, University of MuhammadiyahMalang
ix
ABSTRAK
PENGARUH DIET BUAH TINGGI SERAT TERHADAP KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI WILAYAH PUKESMAS DINOYO
MALANG
Moh Rofiq1, Sujono2, Faqih Ruhyanudin3
Latar Belakang: Proses menjadi tua merupakan proses yang akan dialami oleh setiap insan. Biasanya golongan tersebut disebut dengan istilah Lansia. Batasan lansia sangat beraneka ragam ada yang menggunakan umur 55 tahun ke atas ada yang menggunakan batasan 60 tahun ke atas. Seseorang yang menderita penyakit kronis, misalnya konstipasi, dapat menimbulkan rasa cemas dan tidak berdaya. Gangguan konstipasi merupakan masalah yang banyak terjadi pada klien lansia. Tetapi tidak semua klien mengalami gangguan konstipasi yang sama. Hal ini dapat dipengaruhi oleh salah satu faktor yang dapat dikategorikan sebagai berikut: diet buah tinggi. Tujuhan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi pada lansia di wilayah pukesmas Dinoyo Malang.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain case control. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang ada di Wilayah Pukesmas Dinoyo yang dijadikan sampel dengan menggunakan teknik kuota sampling diperoleh 74 responden kontrol dan 74 responden kasus. Pengambilan data diperoleh dari hasil kuisoner tertutup jenis dichotomi question. Data yang diperoleh diuji dengan uji Chi Square dengan derajat kemaknaan < 0,05.
Hasil: Data yang telah dianalisa menunjukkan diet buah tinggi serat dengan nilai sig 0,000 fekuensi dan gangguan konstipasi dengan nilai sig 0,000 buah yang paling banyak dikonsumsi adalah apel dengan nilai sig 0,000.
Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi pada lansia.
Kata Kunci: Diet Buah Tinggi Serat, Konstipasi
1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakulas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakulas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
x
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul ...i
Lembar Pengesahan ...ii
Lembar Pernyataan Keaslian ...iii
Motto ...iv
Persebahan ...v
Kata Pengantar ...vi
Abstract ...vii
Daftar Isi ...ix
Daftar Tabel.. ...xiii
Daftar Gambar ...xiv
Daftar Lampiran ...xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...5
1.3. Tujuan Penelitian ...5
1.31. Tujuan Umum ...5
1.3.2. Tujuan khusus ...5
1.4. Manfaat Penelitian ...5
1.4.1. Bagi Peneliti ...5
1.4.2. Bagi Profesi ...6
1.4.3. Bagi Lansia. ...6
1.5 Keasliaan ...6
BAB II TINJAUAN TEORI ... 9
2.1. Diet Tinggi Serat ...9
2.1.1. Diet Tinggi Serat ...9
2.1.2. Manfaat Diet Tinggi Serat ...11
2.1.3. Efek Kelebihan Serat Terhadap Kesehatan ... 15
xi
2.1.5. Dietary Reference Intake (DRI) Serat ... 16
2.2. Kandungan dan Manfaat Buah Tinggi Serat ...17
2.3. Konsep Lansia ...25
2.3.1. Pengertian Lansia ...25
2.3.2. Batasan Lansia ...25
2.3.3. Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia ...26
2.3.4. Penyakit yang Sering Terjadi Pada Lansia ... 31
2.4. Konstipasi ...34
2.4.1. Pengertian Konstipasi ...34
2.4.2. Patofisiologis ...34
2.4.3. Penyebab Konstipasi ...34
2.4.4. Klasifikasi Konstipasi ... 35
2.4.5. Akibat Konstipasi ... 36
2.4.6. Penatalaksanaan Konstipasi ... 37
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN . 39 3.1. Kerangka Konseptual ...39
3.2. Hipotesis Penelitian ...39
BAB IV METODE PENELITIAN ... 40
4.1. Desain Penelitian ...40
4.2. Kerangka Kerja ... 41
4.3. Populasi ...41
4.4. Variabel Penelitian ...45
4.4.1. Variabel Independent (X) ...45
4.4.2. Variabel Dependent (Y). ...45
4.5. Definisi Operasional ...45
4.6. Tempat Penelitian ...46
4.7. Instrumen Penelitian...46
4.8. Pengujian Instrumen Penelitian ...46
4.8.1. Uji Validitas ...46
4.8.2. Uji Reliabilitas ...47
xii
4.9.1. Analisis Varian Satu Jalan Krusal-Walls ...48
4.10. Prosedur Pengumpulan Data ...49
4.10.1. Tahap Persiapan ...49
4.10.2. Tahap Pelaksanaan ...49
4.10.3. Tahap Pengumpulan Data...49
4.10.4. Tahap Pengelolaan Data ...50
4.11. Etika Penelitian... ...50
4.11.1 Informed Consent (Persetujuan menjadi responden) ... 50
4.11.2 Anomity (Tanpa Nama ) --- ... 50
4.11.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ... 51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 52
5.1 Karakteristik Sampel ... 52
5.1.1 Umur ... 52
5.1.2 Jenis kelamin ... 53
5.1.3 Diet Buah Tiggi Serat ... 53
5.1.4 Konstipasi ... 54
5.1.5 Jenis buah ... 54
5.2 Hasil Penelitian dan Analisa Data ... 55
5.2.1 Pemenuhan deit buah tinggi serat pada lansia ... 55
5.2.2 Frekuensi dan gangguan konstipasi pada lansia ... 56
5.2.3 Buah yang paling bagus untuk mencegah konstipasi ... 57
BAB VI PEMBAHASAN... 58
6. 1 Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 58
6.1.1 Diet buah tinggi serat ... 58
6.1.2 Frekuensi dan gangguan konstipasi ... 59
xiii
6.1.4 Pengaruh diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi .. 61
6.1.5 Keterbatasan Penelitian ... 63
6.1.6 Implikasi Untuk Keperawatan ... 64
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
7.1 Kesimpulan ... 65
7.2 Saran ... 66
7.2.1 Bagi Profesi ...66
7.2.2 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan ... 66
7.2.3 Bagi Responden ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 69
Lampiran ...70
xiv Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Standar Makanan Rata-Rata Satu Hari Untuk Orang Dewasa Menurut
Golongan Umur (dalam gram dan ukuran rumah tangga) ... 10
Tabel 2 Macam-Macam Buah Yang Berserat Tinggi ... 17
Tabel 3 Alokasi Sampel Pada Masing-masing Posyandu ... 44
Tabel 4.5 Definisi Operasional Pengaruh Diet Tinggi Serat Buah Apel Dengan Kejadian Konstipasi Pada Lansia ... 45
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang ... 52
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang ... 53
Tabel 5.3 Distribusi Pemenuhan Diet Buah Tinggi Serat Pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang ... 53
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Eliminasi BAB pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang ... 54
Tabel 5.5 Distribusi Jenis Buah Tinggi Serat pada Lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang ... 54
Tabel 5.6 Distribusi Pemenuhan Diet Buah Tinggi Serat pada Lansia ... 55
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Konstipasi pada Lansia ... 56
Tabel 5.8. Distribusi Gangguan Konstipasi pada Lansia ... 57
Tabel 5.9 Distribusi Buah yang paling bagus untuk mencegah konstipasi pada lansia . 58 Tabel 5.10 Hasil analisis stastistik Chi Square ... 59
xv Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
xvi Daftar Lampiran
DAFRAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan --- 69
Lampiran 2 Quesioner --- 72
Lampiran 3 Lembar Quesioner --- 73
Lampiran 4 validitas dan relibilitas --- 76
Lampiran 5 respondens --- 80
Lampiran 6 Perhitungan spss --- 84
Lampiran 7 lembar konsultasi --- 91
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1982. Penuntun Diit, Edisi Ke-2, PT. Gramedia, Jakarta
Bates, B. 1997. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
C. Long, Barbara, 1996. Perawatan Medikal Bedah III, IAKP, Bandung
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991. Petunjuk Menyusun Menu Bagi usia Lanjut, Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991. Petunjuk Menyusun Menu Bagi usia Lanjut, Jakarta
Dorland, 1994. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 26, EGC, Jakarta Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh suparyanto, 2010,
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-lanjut-usia-lansia-atau usila.html di peroleh 25 November, 2010.
Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh, Azrul, 2010, http://ksupointer.com/2009/buah-berserat-tinggi, di peroleh 19 november, 2010.
Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh Aan, 2010, http://aan7.student.umm.ac.id/2010/01/29/manfaat-apel-bagi-kesehatan/ di peroleh 19 November, 2010.
Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh Williams, 2007,
http://www.scribd.com/doc/33764097/Perubahan-Sisitem-Pencernaan-Dan-Kardiovaskuler-Pada-Lansia di peroleh 20 November 2010.
Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh National Academy of Sciences
(Drummond dan Brefere, 2007)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16741/4/Chapter%20II.pdf di peroleh 20 November 2010.
Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh Susilanti , 2007, http://carahidup.um.ac.id/2009/08/buah-berserat-tinggi/ di peroleh 26 November 2010.
Format referensi elektronik di rekomendasikan oleh Nugroho, 2000,
http://creasoft.wordpress.com/2008/05/05/perubahan-perubahan-yang-terjadi-pada-lansia/ di peroleh 26 November 2010.
xviii
Kuntaraf, J, 1985. Makanan Sehat, Cetakan III, Indonesia Publishing House, Bandung Kushariyadi. 2010. Asuhan keperawatan pada klien lanjut usia. Edisi I. Jakarta:
Salemba medika
Moore, , Mary Coutney, Terapi Diet Dan Nutrisi, 1997.Edisi II, Hipokrates, Jakarta Notoadmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Nursalam, 2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi I, Salemba Medika, Jakarta
Sugiyono.2010, statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.
Smeltzer, Suzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi.8 vol 2; Jakarta:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses menjadi tua merupakan proses yang akan dialami oleh setiap
insan. Biasanya golongan tersebut disebut dengan istilah Lansia. Batasan lansia sangat beraneka ragam ada yang menggunakan umur 55 tahun ke atas
ada yang menggunakan batasan 60 tahun ke atas (WHO) (Depkes RI 1991). Penuaan adalah proses yang alami dan spontan, dimana terjadi penurunan
faal tubuh atau organ tubuh yang berjalan perlahan namun berangsur dan pasti.
Usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat secara bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut
adalah 45,7 tahun pada tahun 1970 menjadi 58,7 tahun pada tahun 1990 dan diproyeksikan menjadi 71,7 tahun pada tahun 2010. Disamping peningkatan
harapan hidup, jumlah dan proporsi kelompok lanjut usia (lansia) di negara kita pun menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu 5,3 juta jiwa
atau 4,48% pada tahun 1971, 12,7 juta jiwa atau 6,56% pada tahun 1990 dan akan meningkat tajam menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% pada tahun 2010
(Hamid dalam Kuntjoro, 2002).
Perubahan-perubahan di dalam struktur dan fungsi saluran
pencernaan dapat terjadi dengan adanya penuaan, tetapi bervariasi pada masing-masing individu dan mungkin menyebabkan perubahan fungsinya.
Hal tersebut dapat diketahui pada beberapa kasus lansia yang salah satunya
2
Konstipasi adalah abnormalitas pergerakan usus dengan manifestasi
berupa berkurangnya frekuensi defekasi, konsistensi tinja yang keras, mengedan, dan sensasi tidak komplit dalam evakuasi tinja. Menurut Rigas dan
Spiro (1995) seseorang dikatakan mengalami konstipasi bila frekuensi defekasi kurang dari atau sama dengan tiga kali per minggu ataupun
mengedan minimal 25% dari seluruh frekuensi defekasi. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan
peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain.
Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari
berturut-turut. Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada kelompok usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih
sering mengeluh konstipasi dibanding pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya umur, terutama usia
65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian pada orang berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan pria 26 persen
(Probosuseno, 2003).
Di Inggris 30 persen penduduk di atas usia 60 tahun merupakan
konsumen yang teratur menggunakan obat pencahar. Di Australia sekitar 20 persen populasi di atas 65 tahun mengeluh menderita konstipasi. Suatu
penelitian melibatkan 3.000 orang usia lanjut di atas 65 tahun menunjukkan, 34 persen wanita dan 26 persen pria mengeluhkan konstipasi (Kris Pranarka,
2003). Menurut Siti Setiati dari Subbagian Geriatri Bagian Ilmu Penyakit
3
poliklinik usia lanjut RSCM tahun 2003 pada 127 pasien geriatri mendapatkan
angka kekerapan konstipasi sebesar 12,6 persen. Konstipasi dialami semua umur. Sekitar 80 persen manusia pernah menderita konstipasi dalam
hidupnya dan konstipasi berlangsung singkat adalah normal. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK)
berdasarkan National Health Interview Survey tahun 1991, sekitar 4,5 juta penduduk Amerika mengeluh menderita konstipasi terutama anak-anak,
wanita, dan orang usia di atas 65 tahun. Hal ini menyebabkan kunjungan ke dokter sebanyak 2,5 juta kali per tahun dan menghabiskan dana sekitar 725
juta dollar AS untuk obat-obatan pencahar (Siswono, 2003).
Penelitian Imperial Council Research Fund Mick Burn yang dilakukan pada awal tahun 1976 di Inggris terhadap mereka yang mengikuti paham hypothese bahwa makanan yang tinggi kandungan seratnya akan melindungi
manula terhadap penyakit jantung. Penelitihan selama 22 tahun di peroleh hasil kelompok yang makan buah segar tiap hari mempunyai angka kematian
lebih rendah terhadap penyakit jantung koroner, serangan jantung mendadak dan stroke; kelompok pemakan buah segar memperoleh, 24 % pengurangan
angka kematian terhadap serangan jantung mendadak, 32 % terhadap stroke, dan kematian oleh sebab lain 21% ( Ratmoko, 2000).
Untunk mencegah konstipasi dengan makan buah-buahan berserat tinggi yang sering di makan oleh lansia adalah buah apel, Jambu biji merah,
papaya, Buah pisang buah-buahan ini mengandung vitamin C, kalium, magnesium, asam organic, pektin serat, flavonoids, dan fruktosa (gula).
4
Puskesmas Dinoyo merupakan satu diantara sekian banyak
Puskesmas di Kota Malang. Penetapan Puskesmas Dinoyo sebagai lokasi penelitian antara lain karena wilayah kerja Puskesmas Dinoyo lebih luas
dibandingkan dengan puskesmas lain yang ada di kota Malang yang meliputi 6 kelurahan yaitu Kelurahan Dinoyo, Kelurahan Ketawang gede, Kelurahan
Merjosari, Kelurahan Sumbersari, Kelurahan Tlogomas, dan Kelurahan Tunggul Wulung. Alasan lainnya karena jumlah Lansia yang kostipasi 30 %
dibandingkan dengan lansia yang tidak konstipasi, jumlah lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo kota Malang yang berjumlah 838 lansia.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, kelurahan Dinoyo merupakan wilayah terluas yang terdiri dari 12 rukun
warga, jumlah penduduk di kelurahan Merjosari terbanyak diantara 6 kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo. Peneliti
memfokuskan kajiannya pada kelurahan Dinoyo dikarenakan berdasarkan data dari Puskesmas Dinoyo dalam kurun waktu dua tahun terakhir, jumlah
lansia yang mengalami konstipasi terbanyak yaitu berjumlah 280 lansia (data Puskesmas Dinoyo, 2009).
Peran diet tinggi serat pada lansia diperlukan untuk memungkinkan proses BAB menjadi teratur dan menghindari berbagai penyakit (Dep. Kes RI
1991). Menurut Mickel Hill yang berkedudukan di Watson Park Hospital dekat London, mendalilkan suatu pemikiran bahwa meningkatkan konsumsi
makanan yang kaya serat akan menambah bulk (isi gumpalan serat) dalam usus besar, yang akan mengurangi kadar racun dalam usus besar (Ratmoko,
5
Faktor-faktor yang mendukung semakin meningkatnya angka
terjadinya konstipasi di Indonesia disebabkan karena gaya hidup, adapun gaya hidup ini disebabkan diet rendah serat, kurang cairan,olaraga, kecacatan,
mengabaikan keinginan defekasi, padahal penemuan makanan yang tinggi kandungan seratnya akan melindungi manula terhadap penyakit jantung(Mick
Burn, 1976).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
dibeberapa puskesmas, peneliti ingin meneliti di puskesmas dinoyo yang memiliki potensi yang diadakan penelitian. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Diet Buah Tinggi Serat Terhadap Kejadian
Konstipasi Pada Lansia Di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah :
Apakah ada pengaruh diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi pada lansia?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi pada lansia di wilayah pukesmas Dinoyo Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pemenuhan deit buah tinggi serat pada lansia di wilayah
pukesmas Dinoyo Malang.
2. Mengetahui Frekuensi konstipasi pada lansia.
3. Mengetahui pengaruh diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi
6
4. Mengetahui buah yang paling bagus untuk mencegah konstipasi
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Untuk Peneliti
Menambah wawasan tentang diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi pada lansia di Wilayah Pukesmas Dinoyo Malang.
1.4.2 Untuk Profesi
Mengembangkan mutu pelayanan keperawatan pada lansia. 1.4.3 Untuk lansia
Memberi masukan dan menambah pengetahuan tentang pentingnya
mengkonsumsi diet buah tinggi serat ini mempengaruhi konstipasi.
1.5 KEASLIAN PENELITIAN
Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengaruh diet buah tinggi serat terhadap kejadian konstipasi pada lansia masih jarang dilakukan.
Beberapa penelitian terkait yang pernah dilakukan antara lain:
1. Kumala (2009) meneliti bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) mengenai serat. Penelitian ini dilakukan di USU, Medan. Metode penelitian
yang digunakan adalah stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Sebelum membagikan kuesioner, kuesioner tersebut
terlebih dahulu divalidasi oleh ahli yang bersangkutan, Departemen Gizi. Setelah data dikumpulkan, data tersebut dianalisis dengan mengunakan SPSS
15.0, yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekwensi. Pada tingkat ketepatan relatif (d) 10%, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
7
baik, 40,2% mahasiswa dengan tingkat pengetahuan sedang, dan 1,1%
mahasiswa dengan tingkat pengetahuan kurang. Pengetahuan serat untuk mencegah konstipasi pada mahasiswa FK USU sebesar 75,8% dan
dikategorikan tingkat pengetahuan baik.
2. Farida (2008) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi air
terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli Serdang. Penelitian menggunakan desain quasi-experimental dengan post-test
only with control group. Responden berjumlah 50 orang (25 orang untuk masing-masing kelompok). Kelompok intervensi mendapat terapi air melalui
pemberian minum 1,5 liter air putih pada pagi hari segera setelah bangun tidur, dilanjutkan dengan minum sesuai kebutuhan cairan per hari (50cc/kg/BB),
waktunya sesuai dengan keinginan pasien. Kelompok kontrol tidak mendapatkan terapi air 1,5 liter, tetapi diberi minum seperti biasa sesuai
keinginan pasien dengan jumlah masukan cairan minimal per hari sebanyak 50cc/kg/BB. Hasil penelitian menunjukkan terapi air berpengaruh terhadap frekuensi defekasi pasien konstipasi (P=0,022, α=0,05) dan waktu terjadinya defekasi (P=0,000, α=0,05). Pasien kelompok intervensi berpeluang 4,750 kali
mengalami defekasi dibanding kelompok kontrol (OR=4,750), kelompok intervensi juga berpeluang 34 kali mengalami defekasi yang lebih cepat
dibandingkan kelompok kontrol (OR=34,000). Peneliti menyarankan penggunaan terapi air sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk
mencegah dan mengatasi konstipasi pada pasien di RS maupun di komunitas. Perbedaan yang ada pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya diantaranya
pada obyek penelitian yaitu pada kasus tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas
8
yaitu mahasiswa di mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK
USU). Penelitian ini menggunakan metode stratified random sampling dan mengetahui pengaruh terapi air terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RSU Sembiring
Delitua Deli Serdang. Obyek RSU Sembiring Delitua Deli, subyek pasien yang di konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli. Penelitian ini menggunakan desain