Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
di RSUD.dr.Pirngadi Medan
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
KHAIRUNNAS NST
112500086
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygene di RSU dr. Pirngadi Medan”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Keperawatan di Program Studi Fakultas DIII Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Dedi Ardinata M.kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
2. Erniyati S.kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
3. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
4. Mula Tarigan S.Kp. MKes, selaku wakil ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
5. Nunung Febriany Sitepu, MNS, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ikram, SKep, Ns, M.Kep , selaku penguji yang telah meluangkan waktu serta dengan memberikan saran-sarannya.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 8. Yang terhormat kepada kedua orang tua, Ayah (Sahrul Aswar Nst ) dan Bunda
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 24 Juni 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.2.1Tujuan Umum ... 3
1.2.2Tujuan Khusus ... 3
1.3 Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN KASUS ... 4
A. Pengelolaan Kasus ... 4
2.1. Defenisi Personal Hygiene ... 4
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruh personal Hygiene ... 4
2.3. Macam-macam personal hygiene dan Manfaatnya……….. 6
2.4. Jenis personal hygiene berdasarkan Waktu dan pelaksanaannya ... 11
2.5 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene ... 12
B. Asuhan Keperawatan Dasar dengan masalah Kebutuhan Personal hygiene ... 13
2.6. Pengkajianasuhan Keperawatan Dasar dengan Masalah Kebutuhan Personal hygiene. ... 13
2.7. Analisa data ... 14
2.8. Perumasan masalah ... 15
2.9. Perencanaan ... 15
C. Asuhan Keperawatan Kasus ... 22
2.10. Format pengkajian ppasien di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 22
2.11. Analisa Data ... 29
2.12. Masalah keperawatan ... 31
2.13. Diagnosa keperawatan ... 31
2.14 Perencanaan Keperawatan dan rasional ... 32
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
3.1 Kesimpulan ... 38
3.2 Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA……….. 39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian.
Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Pelayanan keperawatan yang di berikan adalah upaya untuk mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, prefentif, rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan.
Personal hygiene merupakan suatu perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Dalam melakukan system pelayanan keperawatan dilakukan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan yang professional dengan mengggunakan proses keperawatan.
Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko terhadap terjadinya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Hal-hal yang muncul bila pasien kurang menjaga kebersihan dirinya diantaranya adalah badan gatal-gatal dan tubuh lebih mudah terserang penyakit, terutama penyakit kulit. Pada rambut terdapat ketombe/kutu, penampilan tidak rapi dan bau badan tidak sedap, serta kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi sarang kuman dan penyebab penyakit saluran pencernaan (colorectal), bila telinga tidak dibersihkan maka akan dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga, pada gigi dan mulut akan menyebabkan sakit gigi, gigi berlubang, dan bau mulut.
1.2 Tujuan 1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan penatalaksanaan personal hygiene dengan pemenuhan rasa nyaman pada pasien ca.colorectal
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi penatalaksanaan personal hygiene pada pasien ca.colorectal
- Mampu melakukan pengkajian pada Tn.B dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene
- Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.B dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene
- Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn.B dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene
- Mampu melakukan implementasi pada Tn.B dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene
- Mampu melakukan evaluasi pada Tn.B dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene
b. Mengidentifikasi rasa nyaman pada pasien ca.colorectal
1.3 Manfaat Penelitian 1. Responden
Menambah pengetahuan pada keluarga dalam menjaga kebersihan diri dan mencegah terjadinya penyakit.
2. Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang personal hygiene serta meningkatkan keterampilan dan wawasan terhadap penelitian.
3. Tenaga kesehatan
Masukan agar tenaga kesehatan agar lebih jeli dalam menangani kebersihan diri klien.
4. Bagi instansi pendidikan
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengelolaan Kasus
2.1 Defenis Personal Hygiene
Personal hygiene merupakan suatu perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Dalam kehidupan sehari-hari, kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh di antaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat kesehatan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena orang menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus-menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Pesonal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan di mana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan tindakan hygiene pada pasien, akan membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu, maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene dimana citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Body image seseorang berpengaruh dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. (Potter & Perry, 2005).
2. Praktik social kelompok sosial seorang pasien dapat mempengaruhi pasien dalam pelaksanaan personal hygiene. Perawat harus menentukan penggunaan dari produk-produk. Karena bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien.
3. Status sosial ekonomi pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkata praktik personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi (mis. sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo, dll). (Potter & Perry, 2005)
4. Pengetahuan pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene. Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit. (Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).
6. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal hygiene.
2.3 Macam-Macam Personal Hygiene dan Manfaatnya
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.
Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene adalah: A. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya.
Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit.
Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit. B. Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.
Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
C. Perawatan kuku, kaki dan tangan.
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.
Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar. Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Masalah kuku kaki dan tangan sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan. Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun agar tangan bersih dan sehat. Saat harus cuci tangan yaitu setiap tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun), setelah buang air besar atau buang air kecil, sebelum makan dan sebelum memegang makanan. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki, gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman. D. Perawatan rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya.
Pasien imobilisasi, rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan hygiene rambut.
Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut. Penyisiran pada rambut juga sangat penting, karena dapat mencegah rambut menjadi kusut dan dapat membentuk gaya rambut. Rambut dan kulit kepala mempunyai kecenderungan kering, maka diperlukan penyisiran sehari-hari agar tidak kusut (potter, 2006).
E. Perawatan mulut dan gigi.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan (Potter, 2006).
Pasien imobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.
nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar. Tujuan dari menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah supaya gigi bersih dan tidak berlubang, mulut tidak berbau, lidah bersih, gusi tidak bengkak, bibir tidak pecah-pecah. Sehingga menyikat gigi bertujuan untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang dan menyebabkan sakit gigi. Pentingnya menyikat gigi, agar gigi tetap dalam kondisi baik hingga usia dewasa. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya 3 kali sehari, dianjurkan setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi menggunakan sikat gigi sendiri. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali (Potter,2006).
F. Perawatan mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, dan kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang berkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu mata. Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap pembersih yang dilembabkan kedalam air. Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang menempel pada sudut kelopak mata)
Tujuan perawatan mata adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata sehari-hari. (Potter, 2006).
G. Perawatan telinga dan hidung
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila subtansi atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, yang mengganggu konduksi suara. Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau temperatur dan kelembapan udara yang dihirup serta mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem pernafasan (Potter, 2006).
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan hidung dan telinga.
Tujuan perawatan hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan hidung, dan telinga sehari-hari.
Bersihkan telinga secara rutin, lakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan waktu mandi kemudian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih. Tidak di perbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga (Potter, 2006) Bersihkan hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang bersih. Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan (Potter, 2006).
H. Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia.
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
2.4 Jenis personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
Personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:
seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut.
2 Perawatan pagi hari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
3 Perawatan siang hari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4 Perawatan menjelang tidur merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
2.5 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah :
Dampak psikososial masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien imobilisasi adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi social.
2.6 Asuhan Keperawatan Dasar Dengan Masalah Kebutuhan Personal Hygiene 1. Pengkajian
Pemgkajian dilakuakan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan kebersihan diri. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defesiensi personal hygiene (kebersihan diri). Prinsip pemeriksaan fisik ini adalah head to toe yaitu dari ekstremitas atas sampai ekstremitas bawah yaitu:
Area pemeriksaan Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormal Penampilan umum
dan vitalitas
Energik, mampu
beristirahat dengan baik
Apatis, lesu, tampak lelah
Berat badan Dalam rentang normal, sesuai dengan usia dan tinggi badan
Berat badan kurang atau berlebih
Rambut Rambut bercahaya berminyak tidak kering
Rambut kering kusam, pecah-pecah tipis, rapuh Kulit Lembab, sedikit lembab,
turgor kulit baik
Kering, kusam, pecah-pecah, pucat, berpigmen atau memar lemak subkutan sedikit.
Kuku Merah muda, keras Rapuh, pucat bentuk seperti sendok
Mata Berbinar, jernih, lembab, konjungtiva merah muda
Kering, konjungtiva pucat atau merah kornea lembut Lidah Merah muda, lembap Berwarna merah, bengkak,
ukuran lidah bertambah atau berkurang
Gusi Merah muda, lembab Bengkak, meradang, mudah berdarah, bebentuk seperti spon.
Otot Kenyal, berkembang
dengan baik
Tonus otot lembek, dan tidak berkembang
System pencernaan Nafsu makan baik, eliminasi normal dan teratur
Anoreksia, diare, konstipasi.
System
kardiovaskuler
Nadi dan tekanan darah normal, irama jantung normal
Frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, irama jantung abnormal (tidak teratur).
System persarafan Refleks normal, emosi stabil.
Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian bingung dan emosi labil.
2.7 Analisa Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan dan kesehatan lainnya. Dari informasi yang terkumpul di dapatkan data dasar tentang masalah yang dihadapi pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (initial assessment) dan selama klien dirawat secara terus menerus (on going assessment) serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (re assessment).
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang meliputi :
− Mengumpulkan data secara secara sistematis
− Mengatur dan menyortir data yang dikumpulkan
− Mendokumentasikan data dalam format yang dapat di buka kembali Tujuan pengumpulan data:
− Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
− Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian data subjektif dan data objektif: 1. Data subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak biasa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ketakutan kecemasan frustasi dan rasa malu.
2. Data objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik.
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, Lesu, dehidrasi
Pertumbuhan terhambat
Kalori,
cairan, vitamin A
Rambut Kusut,beruban, kekurangan
pigmen
Protein
Kulit
Kuku
Adanya radang pada kulit (luka)
Merah muda, keras
Niasin, riboflavin
−
Mata Rabun senja vitamin A
Mulut Stomatitis (peradangan pada mukosa)
Niasin, Riboflavin
Gigi Gigi berlubang (karies gigi) Fluoride
System neuromuskular Lemah otot Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
System gastrointestinal Anoreksia atau nafsu makan menurun
Tiamin
System persarafan Refleks normal, emosi stabil. − System kardiovaskuler tekanan darah meningkat,
irama jantung abnormal (tidak teratur).
2.8 Rumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas.
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), diagnosis keperawatan terkait masalah personal hygiene dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Gangguan integritas kulit 2. Intoleransi aktivitas
3. Kurang pengetahuan tentang nutrisi 2.9 Perencanaan
1. Gangguan integritas kulit
Defenisi: risiko kerusakan kulit adalah keadaan kulit individual tidak utuh (Tarwoto & Wartonah, 2004)
a. Kemungkinan yang berhubungan dengan :
- Tertekan pada bagian tubuh yang lama
- Imobilisasi
- Terpapar zat kimia
b. Kemungkinan data yang ditemukan :
- Kerusakan jaringan kulit
- Decubitus
- Kelemahan fisik
c. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
- Stroke
- Koma
- Trauma medulla spinalis
- Ca.colorectal d. Tujuan :
- Klien akan memiliki kulit utuh selama hospitalisasi
Intervensi Rasional a. Kaji pola kebutuhan personal
hygiene.
b. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, perhatikan kerusakan/pelambatan penyembuhan luka.
c. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi pasien
d. Mandikan dengan air hangat dan sabun.
e. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk.
f. Lakukan perawatan luka dengan steril sesuai program.
g. Ubah posisi secara teratur ( setiap 2 jam)
h. Keringkan kulit dengan teliti setelah tiap kali pembersihan
a. Pembersihan mengangkat minyak yang berlebihan dan kotoran yang meningkatkan perkembangan bakteri
b. Menenyukan intervensi lebih lanjut
c. Menghindari resiko terjadinya infeksi kulit
d. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit
e. Membantu mencegah trauma kulit
f. Penyembuhan luka
g. Mencegah decubits
i. Berikan perawatan perineal setelah setiap kali BAK dan BAK
yang tidak sedap
i. Sekresi yang terakumulasi pada permukaan kulit sekitar genetalia berperan sebagai tempat penyimpanan infeksi
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Kondisi seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakaukan aktivitas sehari-hari.
a. Kemungkinan berhubungan dengan :
- Kelemahan umum
- Bedrest yang lama / imobilisasi
- Pembatasan pergerakan
- Nyeri
b. Kemungkinan data yang ditemukan :
- Verbal mengtakan adanya kelemahan
- Kesulitan dalam pergerakan
- Abnormal nadi, tekanan darah terhadap respons aktivitas c. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
- Ca colorectal
- Gangguan metabolisme
- Gangguan ginjal kronis d. Tujuan yang di harapkan :
- Kelemahan yang berkurang
- Berpartisipasi dalam perawatan diri
Intervensi Rasional a. Bantu pasien dalam melakukan
aktivitas
b. Catat tanda vital sbelum dan sesudah aktivitas
c. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam latihan aktivitas
d. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan aktivitas
e. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
f. Berikan penkes tentang:
- Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energy
- Penggunaan alat bantu pergerakan
a. Pasien dapat melakukan pergerakan
b. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
c. Meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistic
d. Membantu mengembalikan energy
e. Metabolisme membutuhkan energi
f. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Definisi: Kondisi seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakaukan aktivitas sehari-hari.
a. Kemungkinana berhubungan dengan:
- Efek dari pengobatan
- Mual dan she
- Gangguan initake makanan
- Penyakit kronis
b. Kemungkinan data ditemukan:
- Berat badan menurun
- Nafsu makan berkurang
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Kulit kering
c. Kondisi klinis kemungkinan terjadi:
- Ca colorectal
- Anoreksia nervosa
- Kanker
- Anemia
- Pembedahan makanan d. Tujuan yang diharapkan:
- Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
- Peningkatan status nutrisi
Intervensi Rasional
a. Tingkatkan intake
b. Jaga kebersihan mulut pasien
c. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan berikan sedikit tetapi sering
d. Hindari makanan yang mengandung gas
e. Ukur intake makanan dan timbang berat badan
f. Lakukan latihan aktif dan pasif
g. Kaji tanda vital dan sensori
a. Cara untuk meningkatkan nafsu makan
b. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu makan
c. Meningkatkan selera makan dan intake makan
d. Mengurangi rasa nyaman
e. Observasi kebutuhan nutrisi
f. Menambah nafsu makan
h. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit, albumin, hemoglobin
i. Berikan pendkes tentang diet, kebutuhan kalori dan tindakan keperawatan yang
berhubungan nutrisi
j. Pemberian cairan atau makanan
h. Monitor status nutrisi
i. Meningkatkan kepercayaan untuk meningkatkan makanan
2.10 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RSU DR.PIRNGADI MEDAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 67 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : JL.KL.Yos Sudarso Tanggal Masuk RS : 01 Mai 2014 No. Register : 0000158123125 Ruangan/kamar : Tulip 2 / LT 6 Golongan darah : O
Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2014 Tanggal operasi : -
Diagnosa Medis : Ca Colorectal
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluhkan merasa nyeri di bagian rectum sehingga mengganggu aktivitas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/ Palliative
1. Apa penyebabnya :
faktor riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. 2. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan :
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan : klien merasakan nyerinya tajam dan menyebar.
2. Bagaimana dilihat : klien tampak takut merubah posisi dan meringis kesakitan.
C. Region
1. Dimana lokasinya : pada area rectosigmoid, rectum dan sekum.
2. Apakah menyebar : menyebar
D. Severity : keadaan ini mengganggu aktivitas klien karena hampir semua aktivitas klien dilakukan di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga.
E. Time : keluhan ini dirasakan klien ketika
BAB/BAK.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A.Penyakit yang pernah dialami : klien pernah mengalami demam, dan batuk.
B.Pengobatan/tindakan yang dilakukan : klien dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan.
C.Pernah dirawat/dioperasi : klien tidak pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
D.Lama dirawat : klien tidak pernah dirawat.
E.Alergi : klien tidak memiliki alergi
F. Imunisasi : kurang lengkap
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orangtua : ibu klien memiliki penyakit hipertensi. Ayah klien mengalami penyakit diabetes militus.
C. Penyakit keturunan yang ada : tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: klien mengatakan tidak ada yang mengalami gangguan jiwa di dalam keluarga klien.
E. Anggota keluarga yang meninggal : kedua orang tua klien telah meninggal dunia.
F. Penyebab meninggal : klien mengatakan penyebab meninggalnya orang tua klien dikarenakan factor usia.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya : klien mengatakan penyakitnya pasti sembuh.
B. Konsep diri :
- Gambaran diri : klien merasa tubuhnya tetap seperti biasa.
- Ideal diri : klien mengatakan penyakitnya mengganggu aktivitas.
- Harga diri : klien merasa malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu.
- Peran diri : klien anak ke 3 dari 11 bersaudara
- Identitas : klien adalah seorang ayah dalam
sebuah keluarga
C. Keadaan emosi : emosi klien terkontrol dengan baik.
D. Hubungan sosial :
- Orang yang berarti : istri dan anak-anaknya.
- Hubungan dengan keluarga : klien berhubungan baik dengan saudaranya.
- Hubungan dengan orang lain : klien berinteraksi dengan baik dengan orang lain, misalnya perawat.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain.
E. Spiritual :
- Kegiatan ibadah : klien tidak melakukan kegiatan ibadah selain berdoa di tempat tidur.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : klien merasa lamas dan nyeri B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37, 6o C
- Tekanan darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 82 kali/ menit
- Pernafasan : 20 kali/ menit
- Skala nyeri : 6
- TB : 143cm
- BB : 48 kg
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala
- Bentuk : lonjong
- Ubun-ubun : normal
- Kulit Kepala : kurang bersih.
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : rambut lebat dan tersebar merata
- Bau : tidak berbau
- Warna kulit : kecoklatan.
Wajah
- Warna kulit : coklat
- Struktur wajah : simetris Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : jumlah lengkap dan simetris
- Palpebra : normal
- Konjungtiva dan sklera : tidak pucat. tidak ikterik
- Pupil : diameter pupil normal, respon terhadap cahaya baik.
- Cornea dan iris : cornea tidak ada kelainan, iris berwarna coklat.
- Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi: letak normal di medial.
- Lubang hidung : lubang hidung lengkap dan bersih. - Cuping hidung : cuping hidung normal.
Telinga
- Bentuk telinga : bentuk normal.
- Ukuran telinga : ukuran telinga normal. - Lubang telinga : lubang telinga bersih. - Ketajaman pendengaran : pendengaran kurang. Mulut dan faring
- Keadaan bibir : bentuk bibir normal, lembab. - Keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi terlihat kurang bersih. - Keadaan lidah : lidah bersih.
Leher
- Posisi trachea : posisi trachea normal (medial). - Thyroid : tidak ada tampak kelainan.
- Suara : suara kurang jelas.
- Kelenjar limfe : tidak ada tampak pembengkakan. - Vena jugularis : tidak ada tampak pembesaran vena
jugularis.
- Denyut nadi karotis : denyut teraba normal. Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : kulit bersih
- Kehangatan : kulit hangat
- Warna : coklat
- Turgor : kembali <2 detik
- Kelembaban : kulit agak kering
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit. Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk normal : normal
- Produksi asi : - - Aksilla dan clavicula : normal Pemeriksaan thoraks/ dada
- Inspeksi thoraks : horaks normal, tidak ada kelainan bentuk.
- Pernafasan : frekuensi 20x/menit, irama reguler. - Tanda sulit bernafas : tidak ada kesulitan bernafas, tidak
tampak pernafasan cuping hidung. Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : terasa simetris kanan dan kiri
- Perkusi : resonan.
- Auskultasi : suara nafas bersih, tidak ada suara tambahan
Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : tidak tampak kelainan, atau
pembesaran
- Palpasi : tidak teraba pembesaran.
- Perkusi : dullnes
- Auskultasi : denyut jantung terdengar normal, 80x/i Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : abdomen terlihat normal
- Auskultasi : terdengar suara peristaltic normal 6x/menit
- Palpasi : abdomen teraba soepel, tidak ada
distensi.
- Perkusi : tympani
Pemeriksaan kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan musculoskeletal : Kekuatan otot normal, simetris kanan dan kiri, tidak ada oedem.
Pemeriksaan neurologi (n.cranialis) : fungsi neurologis normal, pasien dapat membedakan bau.
Fungsi motorik : fungsi motorik normal.
Fungsi sensorik : fungsi sensorik normal, dapat
Refleks : semua refleks normal.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan :3 kali/ hari.
- Nafsu makan :klien kurang nafsu makan. - Nyeri ulu hati :tidak ada nyeri ulu hati. - Alergi :tidak ada alergi.
- Mual dan muntah :klien mengalami muntah sebelum dibawa ke rumah sakit.
- Waktu pemberian makan :pagi 08.00, siang 13.30, malam 20.00 - Jumlah dan jenis makan :rata-rata setengah piring dan di
sesuaikan oleh rumah sakit.
- Waktu pemberian cairan/minum :setiap klien haus dan melalui ccairan infus.
- Masalah makan dan minum :klien kesulitan mengunyah. II. Perawatan diri
- Kebersihan tubuh :kebersihan tubuh klien kurang terpenuhi karena klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
- Kebersihan gigi dan mulut :gigi dan mulut tidak bersih. - Kebersihan kuku kaki dan tangan :kuku tampak kurang bersih. III. Pola kegiatan :
- Aktivitas klien :klien beraktivitas di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga.
- Aktivitas ibadah klien :klien tidak melakukan ibadah selama dirawat di rumah sakit.
IV. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB :
Klien biasanya BAB satu kali/hari sekali.
- Karakter feses :lembek.
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih :klien tidak ada riwayat penyakit ginjal.
- Penggunaan diuretik : -
- Upaya mengatasi masalah : - 2. BAK
- Pola BAK :2-3 kali/hari
- Karakter urin :kuning pekat
- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK :tidak ada nyeri/ kelainan saat BAK
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih :tidak ada riwayat penyakit ginjal
1.11 Analisa Data
No Data Penyebab Masalah keperawatan
1 DS:
- Klien mengatakan badannya gatal
- Klien mengatakan Kulit kepalanya terasa gatal
- malas gosok gigi karena terpasang infuse
- belum memotong kuku selama masuk RS - Klien merasa nyeri di
bagian rectum
- luka tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, semakin hari semakin melebar
DO :
- Rambut klien terlihat acak-acakan
- Gigi klien terlihat kuning dan kotor - kuku klien panjang - terpasang infus dan
terdapat balutan luka
Ca colorectal
Rencana pembedahan kanker rectum
Bedrest total
Tidak mampu melakukan personal hygiene
Kerusakan integritas kulit
2 DS :
- Klien mengatakan ketidak dengan nyeri di bagian rectum sehingga tidak dapat beraktivitas
- Klien mengatakan kesulitan dalam pergerakan
DO :
- Tekanan darah
tidak normal
- Tn.B mengatakan
tidak di imunisasi sejak kecil
- Tn.B mengalami pertumbuhan yang lambat sejak kecil dan kurang nafsu makan DO:
- Klien tampak kurus dan selera makan keluarga mengenal masalah
2.12 MASALAH KEPERAWATAN 1. Kerusakan integritas kulit 2. Intoleransi aktivitas
3. Kurang pengetahuan tentang nutrisi
2.13 DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan gangguan rasa nyaman nyeri di bagian rectum
2.14 Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari /
tanggal No.
Dx Perencanaan Keperawatan Selasa
03 juni 2014
1 Tujuan:
− Nyeri/luka berkurang atau perlindungan kulit yang adekuat Kriteria hasil :
a. Skala nyeri menurun 0-3 b. Klien tampak tenang
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
d. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan Rencana Keperawatan:
a. Kaji pola kebutuhan personal hygiene pasien
b. Kaji keadaan luka dan nyeri, karakteristik nyeri
c. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu pasien
membersihkan tempat tidur, selimut bersih dan kencang d. Lakukan perawatan luka dengan
teknik steril sesuai program e. Observasi tanda-tanda infeksi f. Lakukan perubahan posisi setiap
2 jam
Rasional:
a. Data dasar dalam melakukan intervensi
b. Menentukan intervensi lebih lanjut
c. Menghindari resiko infeksi kulit
d. Mengurangi tekanan dan menghindari luka
e. Penyembuhan luka f. Pencegahan infeksi
secara dini Rabu
04 juni 2014
2 Tujuan : Klien dapat berpartisipasi dalam beraktivitas Kriteria Hasil ;
a. Klien dapat beraktivitas dan memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri
Rencana Keperawatan :
a. Kaji kemamapuan pasien untuk melakukan aktivitas
b. Jelaskan pentingnya istirahat dalam pengobatan
c. Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
d. Bantu pasien dalam aktivitas perawatan diri
e. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
f. Kaji tanda-tanda vital klien
g. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
h. Berikan penkes
Rasional :
a. Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan dalam beraktivitas
b. Membantu
mengembalikan energy
c. Membantu untuk menurunkan metabolisme
d. Meminimalkan kelelakan dan membantu
keseimbangan dalam kebersihan
e. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
f. Mengetahui keadaan umum pasien dalam mengkaji pasien
g. Metabolisme
membutuhkan energy
Kamis 05 juni 2014
3 Tujuan::Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil :
a. Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesua dengan aktivitas dan kebutuhan.
b. Berat badan klien meningkat, tidak mengalami pucat da konjngtiva tidak anemis
Rencana Keperawatan: a. Berikan penkes
b. Kaji frekwensi makan klien perhari
c. Kaji tentang nafsu makan klien
d. Kaji tentang jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi
e. Kaji tanda-tanda vital berat badan, tinggi badan klien
f. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
Rasional :
a. Klien mengerti masalah nutrisi yang dialami klien b. Dengan mengkaji frekuensi
makan klien, kita dapat mengetahui pola makan dan kebiasaan makan klien. c. Dengan mengkaji nafsu
makan klien, kita dapat mengetahui porsi makanan yang di konsumsi klien d. Dengan mengkaji jumlah
dan jenis makanan yang di konsumsi klien, kita dapat mengetahui jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi klien dan membuat
intervensi selanjutnya e. Dengan mengkaji berat
badan dan tinggi badan, kita dapat mengetahui apakah berat badan klien sesuai f. Dengan mengidentifikasi
g. Kaji pola BAB g. Dengan mengkaji pola BAB kita dapat mengetahui apakah klien mengalami konstipasi atau diare
2.15 Implementasi dan evaluasi
Hari/tanggal No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa 03 juni 2014
1 a. Mengkaji luka, nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri.
b. Mengkaji tanda-tanda vital klien.
c. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. d. Mendengarkan klien
menceritakan keluhannya. e. Memberikan analgesik
sesuai program.
S= Klien melaporkan luka/nyerinya
berkurang
O= Tanda-tanda vital: TD= 130/90mmHg HR= 80x/menit RR= 20x/menit T= 37,2 oC Skala nyeri 5
Klien tampak lebih tenang. A= masalah sebagian
teratasi
P= intervensi dilanjutkan. Rabu
04 juni 2014
2 a. Mengkaji kemamapuan pasien untuk melakukan aktivitas
b. Membantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
c. Membantu pasien dalam beraktivitas perawatan diri d. Memberikan lingkungan
tenang dan batasi pengunjung
e. Mengkaji tanda-tanda vital klien
S= Klien mengatakan nyeri di bagian rectum sehingga tidak dapat beraktivitas
O= Tanda-tanda vital: TD= 130/90mmHg HR= 85x/menit RR= 22x/menit T= 36,8oC Skala nyeri 5
Klien tampak lebih tenang. A= masalah sebagian
f. Memberikan diet
g. Memberikan penkes
P= intervensi dilanjutkan.
Kamis 05 juni 2014
3 a. Mengkaji frekwensi makan klien perhari
b. Mengkaji tentang nafsu makan klien
c. Mengkaji tentang jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi
d. Mengkaji tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan klien
e. Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
S : klien mengatakan nafsu makan masih kurang O : tanda-tanda vital
- T : 36,8 0c - RR : 20x/i - HR : 64x/i - BB : 48 Kg - TB : 143 cm Klien kurus dan lemah A : masalah teratasi
sebagian
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
Personal hygiene merupakan suatu perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Pesonal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan di mana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi.
Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Tn.B berusia 67 tahun, dengan masalah personal hygiene (kebersihan diri) di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan.
Pada klien dilakukan pengkajian, ditemukan data subjektif, klien mengatakan kalau tidak selera makan, dan mengatakan kalau Tn. sering sakit, BB : 48 kg, TB : 143 cm. Dengan data-data diatas maka penulis menegakkan diagnosa keperawatan diagnosa keperawatan personal hygiene (kebersihan diri) dari kebutuhan tubuh sebagai masalah prioritas.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat. A. Azis. (2006). Pengantar Kebutuhan Manusia, Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. (2008). Teknik Prosedur Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta : Salemba Medika
Dongoes dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Potter & perry. (2006). Fundamental Keperawatan (volume 2 edisi 4). Jakarta : EGC Tarwoto & Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta.
: Salemba Medika.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Implementasi Dan
Evaluasi Kepererawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul
1 Senin
− Memberikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk.
− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
− Memberikan analgesik sesuai program.
S= Klien merasa nyerinya pada rectum
O= Tanda-tanda vital: TD= 140/90mmHg HR= 82x/menit RR= 20x/menit T= 37,6 oC Skala nyeri 6
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
- Membantu pasien
memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
- Mengkaji tanda-tanda vital klien
- Memberikan diet
- Memberikan penkes
S= Klien mengatakan merasa nyeri di bagian rectum sehingga tidak dapat beraktivitas
O= Tanda-tanda vital: TD= 140/90mmHg HR= 82x/menit RR= 20x/menit T= 37,6 oC Skala nyeri 6
Klien tampak lebih tenang.
teratasi
- Mengkaji tentang nafsu makan klien
- Mngkaji tanda-tanda vital
- Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
S :klien mengatakan tidak nafsu makan Klien tampak kurus dan lemah.
A:masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan 1 Selasa
− Mengkaji luka, nyeri,
lokasi nyeri, karakteristik nyeri
− Mengkaji tanda-tanda vital
− Memberikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk.
− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
− Memberikan analgesik sesuai program.
S= Klien melaporkan luka/nyerinya berkurang O= Tanda-tanda vital:
TD= 130/90mmHg HR= 80x/menit RR= 20x/menit T= 37,2 oC Skala nyeri 5
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
2 Selasa
- Mengkaji kemamapuan pasien untuk melakukan aktivitas
- Membantu pasien
memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
- Mengkaji tanda-tanda vital klien
- Memberikan diet
- Memberikan penkes
S= Klien mengatakan belum bias beraktivitas O= Tanda-tanda vital:
TD= 130/90mmHg HR= 80x/menit RR= 20x/menit T= 37,2 oC Skala nyeri 5
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
P= intervensi dilanjutkan
3 Selasa
- Mengkaji frekwensi makan klien perhari
- Mengkaji tentang jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi
- Mengkaji tanda-tanda vital
- Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
S : klien mengatakan nafsu makan masih kurang Klien tampak kurus dan lemah.
A:masalah belum teratasi
1 Rabu
− Menganjurkan keluarga dan orang terdekat klien
untuk berbincang dengan klien.
− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
− Memberikan analgesik sesuai program.
S= Klien mengatakan luka/ nyerinya sedikit berkurang
O= Tanda-tanda vital: TD= 130/90mmHg HR= 85x/menit RR= 22x/m32enit T= 36,8oC
Skala nyeri 5
Klien tampak tenang, berinteraksi dengan keluarga.
A= masalah teratasi
P= intervensi dilanjutkan
2 Rabu
- Membantu pasien
memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
- Membantu pasien dalam beraktivitas perawatan diri
- Memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
- Mengkaji tanda-tanda vital klien
S= Klien mengatakan nyeri di bagian rectum sedikit berkurang dan dapat menggerakkan kaki
O= Tanda-tanda vital: TD= 130/90mmHg HR= 85x/menit RR= 22x/m32enit T= 36,8oC
Skala nyeri 5
11.30
11.40
- Memberikan diet
- Memberikan penkes
A= masalah teratasi
P= intervensi dilanjutkan 3 Rabu
- Mengkaji tanda-tanda vital
- Mengganti perban luka di dekat rectum
- Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
- Memberikan penkes
tentang nutrisi
S : klien mengatakan nafsu makan masih kurang Klien tampak kurus dan lemah.
A:masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan 1 Kamis
− Memberikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk.
− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
− Mngkaji tanda-tanda vital
− Memberikan
kesempatan klien untuk menceritakan
keluhannya pada perawat
− Memberikan analgesik
S= Klien melaporkan luka/nyerinya berkurang O= Tanda-tanda vital:
TD= 130/80mmHg HR= 84x/menit RR= 20x/menit T= 37,5 oC Skala nyeri 4
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
sesuai program.
- Membantu pasien
memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
- Membantu pasien dalam beraktivitas perawatan diri
- Memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
- Mengkaji tanda-tanda vital klien
- Memberikan diet
- Memberikan penkes
S= Klien melaporkan nyeri di rectum berkurang dan klien dapat duduk
O= Tanda-tanda vital: TD= 130/80mmHg HR= 84x/menit RR= 20x/menit T= 37,5 oC Skala nyeri 4
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
- Mngkaji tanda-tanda vital
- Memberikan penkes
kepada klien tentang nutrisi
- Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
- Memberikan penkes
tentang nutrisi
lemah.
A:masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan 1 Jumat
− Memberikan penkes
kepada klien tentang perawatan luka
− Memberikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk.
− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
− Mengkaji tanda-tanda vital
− Memberikan
kesempatan klien untuk menceritakan
keluhannya pada perawat
− Memberikan analgesik sesuai program.
S= Klien melaporkan luka/nyerinya berkurang O= Tanda-tanda vital:
TD= 130/80mmHg HR= 88x/menit RR= 24x/menit T= 37,3 oC Skala nyeri 4
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
2 Jumat
- Membantu pasien
memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur
- Membantu pasien dalam beraktivitas perawatan diri
- Memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
- Mengkaji tanda-tanda vital klien
- Memberikan diet
- Memberikan penkes
S= Klien melaporkan nyeri di rectum berkurang dan klien hanya dapat duduk
O= Tanda-tanda vital: TD= 130/80mmHg HR= 88x/menit RR= 24x/menit T= 37,3 oC Skala nyeri 4
Klien tampak lebih tenang.
A= masalah sebagian teratasi
- Mngkaji tanda-tanda vital
- Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan
- Kaji pola BAB
- Berikan penkes tentang nutrisi
lemah.
A:masalah belum teratasi