PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 1 KEDAMAIAN
BANDAR LAMPUNG
Oleh
SUNARTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii
ABSTRAK
PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEDAMAIAN
BANDAR LAMPUNG
Oleh Sunarti
Masalahan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan model NHT dalam meningkatkan proses belajar siswa dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 1 Kedamaian.
Penelitian dilaksanakan dengan prosedur PTK melalui 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan. Dari observasi dapat ditemukan masalah yang menjadi bahan penelitian, kemudian dengan kegiatan refleksi ditemukan solusi pemecahan masalah yang akhirnya digunakan dalam penelitian ini, yaitu penggunaan model NHT dalam pembelajaran Matematika.
Dari perbaikan pembelajaran siklus 1 terbukti bahwa model NHT dapat menunjukkan peningkatan proses belajar dan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika, meskipun terdapat indikasi proses pembelajaran yang belum maksimal. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran dalam siklus 2 untuk menyempurnakan perbaikan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Sehingga dari penelitian ini didapatkan peningkatan hasil belajar siswa .
x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian ... 20
3.2 Subjek Penelitian ... 20
3.3 Sumber Data ... 21
3.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 21
3.5 Instrumen Penelitian ... 22
3.6 Tehnik Analisis data ... 22
3.6.1. Proses Belajar Siswa ... 22
3.6.2. Analisis Hasil Belajar ... 23
3.6.3. Analisis uji Hipotesis ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 25
4.2. Hasil Penelitian ... 25
4.2.1. Pelaksanaan Siklus I ... 25
4.2.2. Pelaksanaan Siklus II ... 29
4.2.3. Hasil siklus I dan siklus II ... 33
4.3 Uji Hipotesis Tindakan . ... 37
4.4. Pembahasan ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Daftar nilai matematika ... 3
2. Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif... 14
3. Materi pelajaran matematika ... 15
4. Data proses/aktivitas belajar siswa siklus I ... 34
5. Data hasil belajar siswa siklus I ... 37
6. Data proses/ aktivitas belajar siswa siklus II... 38
7. Data hasil belajar siswa siklus II ... 30
8. Data presentase prose belajar siswa siklus I dan II ... 34
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pikir... 18
2. Diagram Presentase proses belajar siswa siklus I dan II... 35
3. Diagram rata-rata nilai hasil belajar siswa siklus I dan II... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat ijin Penelitian ... 44
2. Surat Keterangan Penelitian ... 45
3. Rencana pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 46
4. LKK Siklus I ... 47
5. Soal Tes belajar Siklus I ... 48
6. Nomor Soal ... 49
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 50
8. LKK Siklus II ... 51
9. Soal tes belajar Siklus II ... 52
10.Daftar Nama Siswa Kelas IV ... 53
11.Data perhitungan Proses Belajar siswa Siklus I ... 54
12.Hasil Analisis proses siswa Siklus I ... 55
13.Data Perhitungan Proses Belajar Siswa Siklus II ... 56
14.Hasil Analisis Proses Siswa Siklus II ... 57
15.Data Hasil belajar siswa Siklus I ... 58
16.Data hasil Belajar Siswa Siklus II ... 59
17.Analisis perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I dan II ... 60
18.Data nilai rata-rata proses belajar siswa (X) ... 61
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berbunyi :
a.. Menciptakan suasana pendidikan yang menyenangkan , kreatif, dinamis
dan dialogis
b. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga , profesi dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam
masyarakat, bangsa dan negara.
Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran,
peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu
upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran yang PAKEM. Banyak hal yang
2
cara menciptakan suasana belajar aktif, kreatif, effektif, dan menyenangkan
selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi
tentang model apa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1
Kedamaian.
Salah satu mata pelajaran yang sangat sulit dipahami dan di jadikan momok oleh
siswa adalah pelajaran Matematika , sedangkan pelajaran Matematika masuk
dalam Ujian Nasional .
Masalah yang terjadi adalah rendahnya hasil belajar pelajaran matematika siswa
kelas IV SDN 1 Kedamaian. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per
pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah KKM yaitu 60.
Pengaruh dari kurang berhasilnya hasil belajar adalah kurangnya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran misalnya bekerjasama, mengajukan pertanyaan,
memecahkan masalah, dan mengemukakan pendapat . Observasi menunjukan
hasil belajar siswa masih rendah, karena aktivitas siswa masih belum
diberdayakan di dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah
dengan menggunakan model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
agar aktivitas belajar siswa lebih meningkat sehingga hasil belajar dapat tercapai
3
1.2 Identifikasi Masalah
Saat melaksanakan perbaikan pembelajaran penulis di bantu oleh teman sejawat
untuk pelaksanaannya, penulis merasakan proses pembelajaran dengan
mencoba berbagai metode yang ada, pembelajaran kurang berjalan efektif. Hal ini
terkait dengan adanya beberapa siswa yang kurang antusias dengan pembelajaran,
ada yang acuh tak acuh, ada juga yang diam saja, dan tes formatif yang dilakukan
oleh penulis pada akhir pembelajaran terlihat perolehan perolehan hasilnya sangat
rendah, ini dibuktikan dari jumlah 24 siswa , ternyata siswa yang mendapat nilai
diatas KKM
Hanya 9 siswa, sedangkan yang mendapat nilai dibawah KKM 15 siswa.
Untuk lebih jelasnya , dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 1
Daftar Nilai Ulangan Matematika Semester II Tahun 2013
No Nilai Jumlah Siswa Prosentase ( % )
4
1.3Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang , Identiffikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas,
diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Rendahnya hasil belajar pelajaran
matematika siswa kelas IV SDN 1 Kedamaian .
Dengan demikian permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peningkatan proses belajar siswa menggunakan model
Pembelajaran tipe NHT dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SDN
1 Kedamaian.
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran tipe NHT dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SDN
1 Kedamaian.
3. Bagaimanakah hubungan antara proses belajar siswa dengan hasil belajar
Siswa menggunakan model pembelajaran tipe NHT dalam pembelajaran
Matematika dikelas IV SDN 1 Kedamaian.
Dengan demikian judul penelitian ini adalah Penggunaan Model Numbered Head
Together . Untuk meningkatkan Proses Belajar dan Hasil belajar Matematika
siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan proses belajar siswa dengan mengguna-
kan model pembelajaran NHT dikelas IV SD N I Kedamian
5
nakan model pembelajaran NHT di kelas IV SDN 1 Kedamaian.
3. Untuk mengetahui hubungan antara proses belajar dengan hasil belajar
menggunakan model pembelajaran NHT di kelas IV SDN 1 Kedamaian.
1.5 Manfaat Penelitian
1.Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga hasil belajarnya juga meningkat.
2.Bagi Guru
Sebagai pedoman untuk melaksanakan ppembelajaran dan dapat
mengoptimalkan pengguna.
3.Bagi Sekolah
Meningkatkan hasil belajar matematika akan meningkatkan juga citra sekolah
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori-Teori Belajar
(1)Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak Sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukan
orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu
dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.
7
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif
ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang
telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.
Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki
pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau
penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik
memperoleh informasi dari lingkungan.
(3)Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat
diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup
yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
8
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah,
mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka
terlibat langsungdalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan
mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Teori-teori yang terdapat dalam ilmu pendidikan dilahirkan oleh 4 aliran yang berbeda, yaitu:
a. Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi ekternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
b. Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, teramasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tsb ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
c. Aliran Naturalisme menyatakan bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan
d. Aliran Konvergensi Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
2.2Model Pembelajaran Kooperatif
Soekamto, dkk dalam Trianto (2010: 22) mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
9
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2010 : 58) menjelaskan model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Artzt & Newman dalam Trianto (2010 : 56 ) mengungkapkan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Zamroni dalam Trianto (2010: 57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial kalangan siswa, dengan belajar kooperatif diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
Sanjaya Wina (2010 : 246) mengungkapkan empat prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakkan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kriteria masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal, tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga bagi setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebhan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
10
Menurut Trianto (2010 : 67) model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan
dengan empat pendekatan yaitu Student Teams Achievement Division (STAD),
JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan
Pendekatan Struktural yang Meliputi Think Pait Share (TPS) dan Numbered Head
Together (NHT).
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Dalam model pembelajaran kooperatif, diberikan beberapa jenis pendekatan yang
salah satunya Numbered Head Together. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran .
Pada penerapan model ini dengan cara mengelompokan siswa heterogen, tugas
tiap kelompok bias sama , bias berbeda . Setelah memperoleh tugas , tiap
kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual san diskusi. Usahakan
dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar
kelompok . Suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam
permainan{games ) yaitu guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada
sajian bodoran. Setelah kerja kelompok sajikan hasil kelompok dalam diskusi
kelas.
Langkah-langkah Model pembelajaran Tipe NHT
1. Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa .
11
2. Berfikir bersama ( Head Together ) . para siswa berfikir bersama untuk
menggambarkan dan menyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
tersebut.
3. Pemberian jawaban , Guru menyebutkan satu dan para siswa tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk
seluruh siswa.
Pembelajaran model kooperatif tipe NHT merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif dengan sintaks pengarahan, buat kelompok heterogen, dan tiap siswa
memiliki nomor tertentu . Dimana model ini dipandang sebagai metode yang
paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode
ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di
John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk
belajar kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan
kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok
untuk memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004: 83 - 84).
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok – kelompok kecil dan arahkan
untuk mempelajari materi pembalajaran yang telah ditentukan. Model
pembelajaran NHT dikembangkan menjadi 6 kegiatan yaitu :
1. Persiapan
Guru mempersiapkan rancangan pembelajaran sesuai dengan scenario
12
2. Pembentukan kelompok
Siswa di bentuk dalam beberapa kelompok yang diharapkan saling membantu
sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan
permasalahan yang diberikan.
3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil
perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan
keberhasilan kelompok.
4.Skor kemajuan (perkembangan ) individu
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor
siswa yang lalu.
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor
kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan
masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.
Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut
Suwarno 2010), yaitu :
13
a. Terjadi interaksi antar siswa melaui diskusi secara bersama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi..
b. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat
melalui aktivitas belajar kooperatif
c. Dengan bekerja sama konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar
untuk dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.
d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
ketrampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan kepemimpinan..
.
2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu:
a. Siswa pandai cendrung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah
b. Proses didkusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang menyalin
pekerjaan siswa pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
3. Tabel 2.1 Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe NHT
No Tahap Tingkah Laku Guru
1. Tahap
pendahuluan
a. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan
pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.
b. Setiap siswa memiliki nomor tertentu.
c. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.
d. Mensosialiasakan kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.
14
2. Tahap
pengembangan
a. Guru mendemonstrasikan konsep atau
keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.
c. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.
d. Presentasi kelompok dengan nomor yang sama dan sesuai tugas masing-masing.
e. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 3 Tahap penerapan a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan soal-soal seuai dengan nomor soal dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.
b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
3.4 Materi Pelajaran Matematika
No Standar Kompetensi Kompetensi
15
bilang-
an menggunakan sifat
Komulatif, asosiatif, dan
Distributif.
2.5. Proses Belajar
Proses belajar merupakan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan. Semakin banyak aktivitas yang siswa, maka proses pembelajaran yang
terjadi akan semakin baik. Proses dalam pembelajaran adalah sebagian besar dari
perubahan tingkah laku , ditandai dengan aktivitas fisik dan berfikir. Hasil dari
aktivitas belajar adalah menumbuhkan semangat untuk memperoleh pengetahuan
yang baru atau belum dimengerti
Menurut Diedrich dalam Sardiman (2007) aktivitas siswa berupa :
1. Visual Sctivities, misalnya : membaca, memperhatikan gambar,
demontrasi,percobaan, melihat pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities, misalnya : bertanya, memberikan saran, mengeluarkan
pendapat, dan diskusi.
3. Writing Activities, misalnya : menulis laporan, menyalin.
4. Emotional Activities , misalnya : menaruh minat, merasa bosan,
16
2.6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan rangkaian terakhir siswa dari proses pembelajaran. Hasil
belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk nilai maupun katagori baik, cukup
baik, dan kurang baik.
Menurut Arikunto (2007;59) bahwa : nilai yang diperoleh waktu ulangan bukan
menggambarkan partisipasi tetapi menggambarkan hasil belajar.
Dari pendapat diatas bahwa hasil belajar menunjukan dua sisi proses keberhasilan
yaitu pada siswa dan bagi guru.Sebagai guru hasil belajar diakhiri dengan tes
evaluasi hasil belajar dapat diketahui bagaimana proses belajar mengajar berjalan
dengan baik atau tidak, sedangkan bagi siswa hasil belajar merupakan puncak dari
rangkaian belajar. Hasil belajar yang baik menunjukan selama proses
pembelajaran siswa mengikutinya dengan baik.
2.7. Penelitian yang Relevan
Menurut Nunung Nurdiah(2012:56) Penerapanstrategi Cooperative Lerning
tipe NHT dapat meningkatkan pembelajaran Matematika,halitu ditandai dengan
adanya peningkatan presentase aktivitas belajar siswa . Meningkatkan presentase
aktivitas belajar siswa seiring dengan ketuntasan hasil belajar siswa,terlihat pada
presentase siswa tuntas pada gan meningkatnya siklus Isebesar 48 % atau
sebanyak 12 orang siswa pada siklus II sebesar 88% atau sebanyak 22orang siswa
17
Menurut SriSuryati (2012:25) 1.Penggunaan model NHT dalam pembelajaran
Matematika dapat meningkatkan hasil dan keaktivan belajar siswa kelas IVSD, 2.
Penggunaan model NHT dapat meningkatkan kreatif siswa,3. Dengan penggunaan
model NHT siswa dapat bekerja dengan mandiri,4. Penggunaan Kooperatif tipe
NHT dapat memberikan pemahaman pada pelajaran Matematika dan tersimpan
dalam ingatan jangka panjang mereka.
2.8. Kerangka Pikir
Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1
Kedamaian masih kerap ditemui dalam proses belajar mengajar guru
menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran lebih mengandalkan
metode ceramah sehingga siswa menjadi bosan dan kurang aktif.
Mata pelajaran Matematika sebagai mata pelajaran yang menuntut kemampua
menghitung. Diduga untk meningkatkan proses belajar dan hasil belajar mata
pelajaran Matematika pada siswa kelas IV SDN 1Kedamaian yaitu dengan
melakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Skema Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
untuk meningkatkan proses belajar dan hasil belajar pada peserta didik
18
Tabel 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Kondisi awal Guru /peneliti belum
menggunakan model NHT
Siswa yang diteliti hasil belajarnya rendah
Tindakan Memanfaatkan model pembelajaran NHT
Siklus I
Memanfaatkan model NHT yang didemontrasikan gurusiswa melihat
Kondisi Akhir
Diduga dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan proses belajar dab hasil belajar siswa
Siklus II
19
2.9 Hipotesis
Ha : Ada hubungan yang positif antara proses belajar dengan hasil belajar siswa
Menggunakan model pembelajaran tipe NHT dalam pelajaran Matematika
Kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung
Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara proses belajar dengan hasil belajar
siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe NHT dalam pelajaran
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 kedamaian , kecamatan
Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Mata pelajaran Matematika .
Penelitian ini dilaksanakan ditempat tugas masing-masing agar tidak mengganggu
tugas.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dillaksanakan pada semester I, Tahun pelajaran 2013/10134 Penelitian
Terdiri dari beberapa siklus.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar
Lampung, semester II Tahun Pelajaran 2012-2013. Jumlah siswa kelas IV adalah
24 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 orang siswa
perempuan sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
21
Siswa//siswi SD Negeri 1Kedamaian mayoritas orang tuanya bekerja sebagai
buruh di gudang dan kurang perhatian terhadap pendidikan anak , karena mereka
berprinsip yang penting sekolah.
a. Sumber Data
Data primer berasal dari pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa berbentuk
lembar observasi dan lembar hasil kerja siswa, sesuai subyek penelitian.
Data sekunder berasal dari dokumentasi sekolah, guru dan orang tua siswa ,cara
memperolehnya dengan pengamatan lansung ke sekolah dan angket untuk orang
tua siswa.
3.4Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan
Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran Matematika kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama
penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan model
pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
b. Tes Hasil Belajar.
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar
siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang telah diberikan
22
3.5Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Non Tes (Observasi)
Data kualitatif diperoleh dari data non-tes yaitu data yang didapatkan dari
observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru yang diberikan kepada siswa.
Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi siswa
2. Tes
Data kuantitatif di peroleh dari tes yang diberikan kepada siswa . Tes disusun
berdasarkan bahan ajar yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
3.6Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi siswa dan kinerja
guru,sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui tes formatif yang diberikan
kepada siswa.
3.6.1 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Dalam pengumpulan data aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas belajar diperoleh
berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran.
23
Keterangan :
Klasifikasi Aktivitas siswa sebagai berikut :
86% - 100% adalah aktifitas siswa yang sangat baik. 71% - 85% adalah aktivitas siswa baik.
56% - 7% adalah aktifitas siswa cukup. 41% - 55% adalah aktifitas siswa kurang. 26% - 40% adalah siswa sangat baik.
3.6.2Analisis Data Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes pada setiap siklus yang
mewakili tiap-tiap indikator. Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan
dianalisis sebagai berikut:
P = Skor yang diperoleh X 100%
Skor maksimal siswa
Jumlah Skor Benar NA =
Jumlah Skor seluruhnya
24
3.6.3 Analisis Uji Hipotesis
Analisi Uji Hipotesis menggunakan rumus Product Moment yaitu:
Keterangan :
r_xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
xy = Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
x^2 = Jumlah dari kuadrat nilai X
y^2 = Jumlah dari kuadrat nila Y
x)^2 = Jumlah nila X kemudian dikuadratkan
y)^2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti proses belajar dan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran NHT . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka proses
belajar dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II
(1) Proses belajar siswa dari siklus I dan siklus II menggunakan model
pembelajaran NHT nilai presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama
siklus I katagori kurang aktif. Nilai rata-rata presentase aktivitas siswa pada
pertemuan pertama di siklus II mendapat katagori cukup aktif . berdasarkan
rata-rata presentase siswa pada siklus I dan siklus II menggunakan model
NHT dapat meningkatkan proses belajar siswa.
(2) Hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menggunakan model
pembelajaran NHT .nilai rata-rata presentase hasil belajar siswa berdasarkan
tes hasil belajar siklus I mendapat katagori kurang baik.
(3) Hubungan antara proses belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian menunjukan ada hubungan yang positif kendatipun
43
B. Saran
Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II maka saran-saran untuk penelitian
selanjutnya menggunakan model Numbered Head Together adalah :
(1) Proses pembelajaran difokuskan terlebih dahulu pada waktu proses belajar
siswa didalam kegiatan dikelas.
(2) Pemanfaatan menggunakan waktu yang efesien dalam membagi nomor siswa,
aktivitas diskusi, presentasi, dan tanya jawab
(3) Pembagian kelompok pada pembelajaran NHT paling banyak terdiri dari 4
siswa agar mudah mengawasi tiap-tiap individu siswa.
(4) Model pembelajaran Numbered head Together agar selalu diterapkan dalam
pembelajaran karena akan meningkatkan proses belajar dan hasil belajar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
Ariandawati, 2010. Model Pembelajran NHT, Tersedia Pada
http://www.Sarjanaku.Com/2011/03/Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Stad.Thml. Diakses Pada 23 Juni 2013
Mason, R.D & Douglas A. Lind. 1996. Teknik Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mudjiono, Dimyati, 2009. Belajar Dan Pembelajaran : Pt. Rineka Cipta.
Mulyono, Anton M. 2013. Altivitas Belajar . Tersedia Pada http://Ainamulyana.Blogspot.Com/2012/02 Aktivitas-Belajar. Html.Diakses Pada 23 Juni 2013
Muhammad Surya, 1997. Belajar dan Pembelajaran. Pt. Rineka Cipta.
Nunung Nurdiah, 2012. Penggunaan Model Nht Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sdn 3 Brebes , Bandar Lampung,
Skripsi
Rachmadiarti. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT . Tersedia Pada http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe nht.html. Diakses Pada 23 Juni 2013
Roestiyah.2001. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .Tersedia Pada
http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html.Diakses Pada 23 Juni 2013
Sanjaya Wina, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Slavin, 1995. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.
Sri Suryati, 2012. Pengaruh Model Pemnelajaran Nht Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Sdn 2 Campang Raya, Bandar Lampung, Skripsi
Sardiman, 2007, Aktivitas Siswa Dalam ProsesBelajar
Trianto, 2010. Cooperative Learning, Teori, Riset, Dan Praktik. Nusa Media,