• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN GEOGRAFIS PERUMAHAN PRASANTI GARDEN DI KELURAHAN METRO KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN GEOGRAFIS PERUMAHAN PRASANTI GARDEN DI KELURAHAN METRO KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO TAHUN 2013"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN GEOGRAFIS PERUMAHAN PRASANTI GARDEN

DI KELURAHAN METRO KECAMATAN METRO PUSAT

KOTA METRO TAHUN 2013

Oleh

PRISTIA KARTIKA WULANDARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

TINJAUAN GEOGRAFIS PERUMAHAN PRASANTI GARDEN

DI KELURAHAN METRO KECAMATAN METRO PUSAT

KOTA METRO

TAHUN 2013

Oleh

PRISTIA KARTIKA WULANDARI

Kebutuhan perumahan tampaknya menjadi dambaan bagi setiap manusia, karena perumahan bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung tetapi sudah merupakan tempat berlangsungnya proses kehidupan manusia secara terus menerus. Oleh sebab itu, keadaan perumahan juga dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan geografis Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro Tahun 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah wilayah Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, dan dan warga yang bermukim di Perumahan Prasanti Garden sebagai pemberi informasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi lapangan, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan kawasan pemukiman atau perumahan di Perumahan Prasanti Garden sudah sesuai dan mengacu kepada faktor-faktor geografis. Topografi wilayah dengan beda tinggi kurang dari 13 meter dan memiliki kemiringan lereng 0 – 8 % yang datar dengan kondisi baik. Kondisi kedalaman air memiliki kedalaman > 6 meter dengan karakteristik dalam. Aksesibilitas menuju dan keluar dari dan ke Perumahan Prasanti Garden sangat lancar karena didukung dengan kondisi topografi yang datar dan tidak menyulitkan untuk di akses ke dalam perumahan.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

(7)

1. Letak Astronomis, Luas, dan Batas Wilayah ... 37

2. Iklim ... 40

3. Keadaan Penduduk ... 43

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 44

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 45

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 46

4. Pembahasan Tinjauan Geografis ... 49

a. Topografi ... 49

b. Kedalaman Air Tanah ... 56

c. Aksesibilitas ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73

LAMPIRAN

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan pemukiman. Pada awalnya lingkungan mungkin hanyalah lahan kosong, rawa-rawa, atau bahkan hutan belantara. Tetapi kemudian karena adanya peran manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung lahan itu berubah menjadi sebuah pemukiman.

Penduduk yang tinggal disuatu pemukiman berperan besar dalam mengelola wilayahnya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Selain itu, mereka juga berkeinginan agar wilayahnya menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

(9)

Menurut teori Maslow (Suparno S.M dan Endi Marlina, 2005:2) manusia tidak pernah lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan tempat tinggal dalam kehidupannya sehari-hari. Bagi manusia tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar. Di samping kebutuhan akan pangan dan sandang. Sesudah kebutuhan jasmaniah terpenuhi, yaitu sandang, pangan dan kesehatan, maka kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) merupakan fenomena yang sangat logis karena tempat tinggal pada dasarnya merupakan wadah bagi manusia atau keluarga untuk melangsungkan kehidupan yang dinamis dan sangat mutlak.

Kebutuhan perumahan tampaknya menjadi dambaan bagi setiap manusia, karena perumahan bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung tetapi sudah merupakan tempat berlangsungnya proses kehidupan manusia secara terus menerus. Oleh sebab itu, keadaan perumahan juga dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan perumahan, akan tetapi program pembangunan perumahan yang dilakukan selama ini baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat sudahkah memenuhi standar yang layak huni.

Pemukiman bukanlah sekedar perumahan. Pemukiman meliputi 3 hal pertama suprastruktur yaitu berbagai komponen fisik tempat manusia mengaub, dalam bahasa inggris “Shelter”. Keduanya infrastruktur yaitu prasarana bagi gerak manusia, perhubungan dan komunikasi. Sirkulasi tenaga kerja dan materi untuk kebutuhan jasmani. Yang ketiga, pelayanan (service) yaitu segala yang mencakup pendidikan, kesehatan, gizi, rekreasi, dan kebudayaan (Daljoeni, 1983:19).

(10)

3

kesejahteraan lahiriah dan batiniah manusia yang menghuni pada perumahan tersebut.

Oleh karena itu manusia menginginkan wilayah untuk tempat bermukim yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan lain hidupnya, seperti cukupnya air dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tanah yang subur untuk pertanian, bebas dari banjir, dan keadaan lahan atau tanah yang datar yang memungkinkan kemudahan dalam membangun prasarana transportasi serta faktor pendukung seperti dikemukakan sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pemukiman penduduk adalah keadaan tanah, keadaan hidrografi, morfologi dan sumberdaya setempat. Faktor-faktor fisis ini mempengaruhi kecepatan dan perluasan pemukiman. Sedangkan faktor sosial yang berkenaan dengan pemukiman penduduk ini termasuk demografinya, struktur dan organisasi sosial dan relasi sosial di antara penduduk yang menghuni pemukiman tersebut (Nursid Sumaatmadja, 1988:192).

Dalam pengembangan pemukiman diperlukan suatu perencanaan yang baik. Faktor fisis, sosial, budaya dan ekonomi merupakan langkah awal dalam menentukan perencanaan suatu pemukiman penduduk, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pemukiman.

Pengertian tentang perumahan dan pemukiman serta arah, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan, maka pembangunan perumahan dan pemukiman pada dasarnya adalah:

1. Bahwa perumahan merupakan suatu bagian dari permukiman yang merupakan lingkungan tempat perikehidupan dan penghidupan.

(11)

3. Perumahan dan permukiman dikembangkan dengan memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan yaitu sebagai lingkungan tempat hidup yang dikembangkan diluar kawasan lindung.

4. Perumahan dan permukiman dikembangkan dengan dilengkapi prasarana dan sarana yang memadai sehingga merupakan suatu lingkungan yang seutuhnya.

5. Perumahan dan permukiman harus dapat meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat serta menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan kesetiakawanan social masyarakat (Musfihin Dahlan, 1997:56).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka perumahan pada dasarnya merupakan bagian dari suatu pemukiman kota yang mempunyai keterkaitan fungsional dengan aktivitas kota lainnya, sehingga pengembangan perumahan dan pemukiman harus didasarkan kepada rencana tata ruang wilayah yang baik. Pada daerah pinggiran kota kini banyak kawasan-kawasan pembangunan pemukiman baru, untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan rumah dewasa ini sering diusahakan oleh para pengembang perumahan (developer). Biasanya kompleks perumahan dengan jenis dan tife perumahan yang bermacam-macam yang dijual untuk umum seperti yang ada di wilayah Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro salah satunya yaitu perumahan Prasanti Garden.

Kecamatan Metro Pusat merupakan pemekaran dari Kecamatan Metro Raya. Berdasarkan Perda Kota Metro No. 25 Tahun 2000 tentang pemekaran Kelurahan dan Kecamatan, Kota Metro dibagi menjadi 5 Kecamatan yang meliputi 22 Kelurahan. Luas wilayah Kecamatan Metro Pusat adalah 11,71 km², dengan luas Kelurahan Metro 2,28 km² (Kecamatan Metro Pusat Dalam Angka Tahun 2012).

(12)

5

luas wilayah ± 15 ha, dengan pembagian luas wilayah yang berada di wilayah Kelurahan Metro ± 12,2 ha, dan yang berada di Kelurahan Ganjar Asri memiliki luas wilayah ± 2.8 ha.

Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah tinjauan geografis Perumahan Prasanti Garden Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat karena memiliki banyak unit rumah dan sudah banyak ditempati, sehingga mempermudah dalam pengambilan data nantinya. Selain itu dugaan sementara dari hasil observasi lapangan, pembangunan Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan metro, kurang didasarkan kepada rencana tata ruang yang baik guna penentuan lokasi pembangunan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi lingkungan yang sangat sempit dan kurangnya ruang untuk masyarakat melakukan aktivitas, serta kondisi morfologi yang bervariasi baik datar, landai maupun curam. Seperti yang diketahui bahwa kondisi morfologi suatu lahan sangat berkaitan erat dengan kondisi topografi dan tanah suatu lahan. Oleh sebab itu kondisi topografi dan tanah sangat berpengaruh terhadap baik buruknya suatu pembangunan perumahan.

(13)

kemudahan untuk lalu lintas dan angkutan, memberi kemudahn untuk mencari lapangan pekerjaan, terlindung dari binatang buas dan sebagainya.

Berdasarkan kutipan tersebut pemukiman bukan saja sekedar rumah tinggal untuk berteduh tetapi lebih dari itu juga sebagai tempat untuk berkumpul seluruh anggota keluarga, tempat untuk berkomunikasi dan segala hal untuk mencapai kesejahteraan keluarganya. Oleh karena itu, begitu pentingnya pengetahuan tentang pemanfaatan lahan guna mengetahui bisa atau tidaknya sebuah lahan untuk digunakan sebagai tempat tinggal sangat penting dalam pembangunan sebuah perumahan.

Selain itu, air sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia juga tidak kalah penting. Karena air merupakan kebutuhan manusia yang mutlak dalam kehidupan sehari-hari dan harus dipenuhi. Berdasarkan pra survei yang dilakukan dibeberapa sumur yang terdapat di Perumahan Prasanti Garden Kelurahan Metro, dimana ketika musim kemarau tiba air sumur yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak mengalami kekeringan dan kebutuhan air bersih warga terpenuhi.

(14)

7

sosial lainya, maka manusia akan semakin banyak memilih untuk bertempat tinggal di perumahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang Tinjauan Geografis Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keadaan topografi Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro?

2. Bagaimanakah kedalaman air tanah di Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro?

3. Bagaimanakah aksesibilitas Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keadaan topografi Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

(15)

3. Untuk mengetahui aksesibilitas Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang Mata Kuliah Geografi Pemukiman yang telah didapat selama belajar di perguruan tinggi. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

penelitian sejenis.

4. Sebagai suplemen bahan ajar Geografi di bidang pendidikan dan pengajaran mata pelajaran Geografi kelas XI dan XII SMA pada Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dengan sub pokok bahasan Antroposfer, Persebaran Sumber Daya Alam di Indonesia, Pola Keruangan Desa dan Kota serta Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan. Maka materi yang dibicarakan adalah sebagai berikut:

a. Pada materi kelas XI Bab II yaitu Antroposfer dengan sub-bab dinamika penduduk dimana dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, migrasi penduduk dan macam-macam migrasi penduduk.

(16)

9

dibahas mengenai kota dan lokasi pusat kegiatan seperti kawasan pemukiman, sistem pengangkutan dan perhubungannya dan sarana serta prasarana yang menunjang.

c. Pada materi kelas XII Bab V yaitu Pola Keruangan Kota dan Desa dengan sub-bab menganalisis dampak pertumbuhan pemukiman terhadap koalitas lingkungan, ciri pemukiman desa dan kota serta mengidentifikasi dampak pertumbuhan pemukiman penduduk di perkotaan terhadap keadaan sosial ekonomi penduduk.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah area Perumahan Prasanti Garden Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah warga, pengembang atau developer yang ada di Perumahan Prasanti Garden Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Perumahan Prasanti Garden Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro tahun 2013. 4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Pemukiman

(17)
(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Banyak sekali ahli-ahli atau pakar geografi yang menafsirkan pengertian geografi, hal ini sesuai dengan arah dan tujuan perkembangan dari ilmu geografi itu sendiri untuk mengarahkan pada penelitian ini maka akan dikemukakan definisi geografi yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian.

Menurut Bambang Sumitro dan Sumadi (1989:8), geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik yang fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup serta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Erat kaitannya dengan mata pencaharian yang diusahakan dan pembangunan perumahannya, dan sebagainya.

(19)

Dengan demikian, geografi adalah suatu ilmu mengenai bagian di dalam bumi dapat berupa lingkungan fisik dengan pengaruh manusia yang tersebar di permukaan bumi pada lokasi dan wilayah tertentu yang beraneka ragam sesuai dengan cirri dan sifatnya masing-masing.

Maka geografi yang dimaksudkan adalah studi tentang lokasi yang membahas permasalahan tataguna lahan berupa wilayah tempat manusia hidup dan bertempat tinggal sehingga dalam kaitannya merupakan kajian dari disiplin ilmu geografi pemukiman.

Saat ini perumahan juga dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan perumahan, sebab program pembangunan perumahan yang dilakukan selama ini baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat sudahkah memenuhi standar yang layak huni, didukung karena kebutuhan akan perumahan tampaknya sudah menjadi dambaan bagi setiap manusia, karena perumahan bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung tetapi sudah merupakan tempat berlangsungnya proses kehidupan manusia secara terus menerus.

(20)

13

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa untuk membangun perumahan harus benar-benar adanya rencana pembangunan perumahan yang baik dalam memperhatikan lokasi serta faktor fisis dan sosial yang menunjang terciptanya kesejahteraan lahiriah dan batiniah manusia yang menghuni pada perumahan tersebut.

Tinjauan geografis dalam penelitian ini, berdasarkan faktor-faktor geografis, lingkungan geografis dan kependudukan. Daldjoeni (1997:22), mengemukakan bahwa faktor geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai pertalian langsung tak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah.

Terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia, delapan faktor ini oleh para geograf disebut delapan faktor geografis. Seperti yang dikemukakan oleh Daldjoeni (1997:20) bahwa:

...para geograf menunjuk kepada adanya delapan faktor: relasi ruang (lokasi, posisi, bentuk, luas, jarak), relief atau topografi (tinggi rendahnya permukaan bumi), iklim (dengan permusimannya), jenis tanah (kapur, liat, pasir, gambut), flora dan fauna, air tanah dan kondisi pembuangan air, sumber-sumber mineral (barang-barang tambang) dan relasi dengan lautan.

Faktor-faktor geografis tersebut dapat dibedakan kembali dalam lingkungan geografis berdasarkan unsur-unsur lingkungan geografi. Seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1997:21) bahwa:

Di dalam geografi dikenal empat jenis unsur lingkungan:

(21)

b. Unsur-unsur biotis, misalnya: tetumbuhan, hewan, dan mikroorganisme (jasad renik).

c. Unsur teknis seperti pergedungan, jaringan jalan, alat transportasi dan komunikasi.

d. Unsur-unsur abstrak seperti bentuk (persegi, bulat, memanjang) dan luas wilayah, lokasi tempat, jarak antara tempat.

Adanya empat jenis unsur-unsur lingkungan menyababkan adanya pembagian lingkungan geografis atas empat jenis, yaitu lingkungan fisis, lingkungan biotis, lingkungan teknis (artefak), dan lingkungan abstrak.

Dalam penentuan perumahan agar memperhatikan faktor geografi terutama morfologi dan hidrografi daerah yang akan dijadikan kompleks perumahan, sehingga setelah pembangunan perumahan selesai dilakukan penghuni perumahan tersebut tidak akan menemui kesulitan berkenaan dengan faktor morfologi dan hidrografi daerah tersebut.

Menurut Undang-undang Perumahan dan Pemukiman Tahun 1992 pada Pasal 1 Butir 2 disebutkan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau suatu lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Jadi, selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, rumah merupakan tempat awal pengembangan kehidupan.

(22)

15

memiliki peran sosial budaya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya dan nilai kehidupan, penyiapan generasi muda, dan sebagai manifestasi jati diri. Dalam kerangka hubungan ekologis antara manusia dan lingkungannya maka terlihat jelas bahwa kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh kualitas perumahan dan permukimannya.

Sedangkan pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tingal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.

Perencanaan yang matang dan sistematis dipelukan dalam untuk mengasilkan tata ruang kota yang strategis, indah, dan nyaman bagi masyarakan penghuninya. Pembangunan kawasan-kawasan perumahan diperlukan rencana yang matang, apa yang harus dipenuhi, dan apakah suatu kawasan tersebut cocok dibangun sebagai kawasan perumahan.

(23)

Pada dasarnya topografi merupakan perbedaan tinggi rendah daerah dipermukaan bumi, baik berupa daerah dataran/landai, bergelombang/berbukit dan pegunungan. Topografi sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda tinggi relatif suatu tempat.

Menurut M. Suparno dan Marlina Endy (2005:139), keadaan topografi adalah keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar. Lahan yang baik untuk dikembangkan sebagai area perumahan adalah lahan yang relatif landai, memiliki kemiringan lereng yang kecil, sehingga mempunyai potensi pengembangan yang besar.

Topografi pada daerah dataran, berbukit, dan pegunungan sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda tinggi relatif, seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Hubungan Antara Relief, Kemiringan Lereng, Beda Tinggi Relatif. No. Unit Relief Lereng Beda Tinggi

(24)

17

Menurut Zuidam dalam I Gede Sugiyanta (2006:24), kriteria kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam satuan persen dan dikelompokkan ke dalam tujuh kelas,

Untuk melihat suatu kawasan pemukiman maka harus dilihat kemiringannya. Karena kawasan yang baik untuk dijadikan sebuah perumahan atau pemukiman haruslah daerah yang relatif landai dan memiliki kemiringan relatif kecil. Adapun kriteria dinyatakan dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Kriteria Kemiringan Lereng Untuk Daerah Pemukiman atau Perumahan No. Kemiringan Lereng (%) Bentuk Wilayah Kriteria

1. < 8 % Datar Baik

2. 8 – 5 % Landai Sedang

3. > 15 % Curam Buruk

Sumber: Hardjowigeno (1994:16)

Relief dan kemiringan lereng dapat diketahui melalui peta topografi yang dibuat menjadi peta kontur, dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dibyosaputro (1997:12) sebagai berikut:

Rumus : Re = Ktt – Ktr (m)

Keterangan: Re = Relief (m)

(25)

Ktr = Kontur Terendah (m)

Selain itu persediaan air di permukaan bumi secara keseluruhan merupakan suatu kandungan yang tetap (konsisten), karena air di permukaan bumi terus menerus mengalami perputaran atau sirkulasi dimana keadaan hidrologi disuatu wilayah sangat penting untuk diperhatikan karena air merupakan kebutuhan pokok bagi mahkluk hidup di permukaan bumi ini.

Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan manusia dan dalam sistem tata lingkungan, air adalah unsur utama. Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga kerena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air (Daud Silalahi, 1996:9).

Air yang digunakan manusia sangat beragam dan biasanya digunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mencuci, mandi, dan keperluan rumah tangga lainnya. Namun, dengan makin sempitnya lahan terbuka yang ada di alam dan pengaruh dari aktivitas manusia, air makin sulit untuk didapat, terutama air yang bersih.

(26)

19

Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu; air tanah dangkal dan air tanah dalam dan air tersebut diambil dengan cara membuat sumur gali atau sumur bor yang kemudian airnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut E.M Wilson (1993:80), air tanah adalah curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan meresap kelapisan yang dibawahnya.

Tanah yang beda menyebabkan air meresap dengan laju yang berbeda-beda pula. Setiap tanah memiliki daya serap yang berberbeda-beda, misalnya hujan yang jatuh pada tanah berkerikil atau pasir akan cepat meresap ke dalam dan dengan syarat permukaan freatik ada di permukaan tanah, limpasan atau aliran, begitu juga tanah yang berlempung menolak peresapan.

Cara pengumpulan air tanah yang sederhana adalah dengan menggali lubang dalam tanah hingga menembus muka air tanah. Banyaknya air yang diperoleh dari lubang bisa mendatar dan menegak. Jika lubang pada arah menegak yang kita peroleh adalah sumur gali (sumur). Cara ini dapat kita gunakan bila akuifernya cukup tebal dan selalu digunakan bila akuifer itu dalam.

Menurut E.M Wilson (1993:81) kriteria kedalaman sumur gali dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Jika kedalaman sumur mencapai 1 meter sampai 6 meter dibawah permukaan tanah adalah dangkal.

(27)

Air tanah merupakan faktor terpenting bagi kehidupan manusia sehingga keberadaan sumber air harus diperhatikan setiap pembangunan karena bila pembangunan dilakukan tanpa memperhatikan keberadaan sumber air maka penduduk yang tinggal di wilayah tersebut akan kesulitan mendapatkan air bersih.

Selain itu dalam menunjang aktivitas dan kegiatan penduduk yang tinggal pada

perumahan tersebut dibutuhkan aksesibilitas yang mendukung guna

mempermudah penduduk dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Aksesibilitas adalah kemudahan untuk mencapai atau bergerak dari satu tempat ke

tempat lain dalam satu wilayah. Menurut Bintarto (1988:117), Aksesibilitas

adalah kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam suatu

wilayah, aksebilitas ini sangat erat kaitannya dengan jarak. Atau bisa juga

dikatakan kemampuan orang untuk mencapai tujuan dimana ia dapat

melaksanakan kegiatan tertentu (Daili dalam Jayadinata 1995:88).

Sedangakan Roddineli dalam Koester (1995:35) berpendapat bahwa aksesibilitas

dihitung berdasarkan jumlah waktu dan jarak yang ditempuh oleh seseorang

dalam menempuh perjalanan antara tempat dimana ia tinggal dan dimana

fungsi-fungsi fasilitas itu berada.

Jadi aksesibilitas merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu,

dapat lebih mudah atau sulit untuk menjangkaunya. Aksesibilitas dapat diukur

(28)

21

tempuh, jarak tempuh, tingkat kemudahan lokasi objek, biaya yang di keluarkan

dan kesenangan.

Sedangkan menurut Departemen Pertanian Direktorat Jendral Kehutanan (1995). Aksesibilitas (tingkat keterjangkauan) merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tempat tujuan tertentu, dapat dengan mudah, atau sebaliknya sulit untuk dijangkaunya, aksesibilitas dapat diukur dengan beberapa parameter yaitu, jarak tempuh, waktu tempuh, kondisi jalan, jaringan transportasi, frekuensi kendaraan, lokasi serta biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya Suharyono dan Moch. Amin (1994:29) memberi pengertian bahwa keterjangkauan atau aksesibilitas tidak selalu terkait dengan jarak, tetapi lebih terkait dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.

Dengan demikian aksesibilitas itu mencakup beberapa pengertian yaitu aksesibilitas dapat dihitung berdasarkan waktu tempuh, jarak tempuh (jauh, atau dekat dengan satuan km) dan juga bisa dilihat dari ketersediaan angkutan umum yang menunjang.

Dalam penentuan lokasi suatu permukiman, juga diperlukan adanya suatu kriteria atau persyaratan untuk menjadikan suatu lokasi sebagai lokasi permukiman. Salah satunya kriteria yang di keluarkan oleh Departemen PU dalam Arjuna Wiwaha (2013). Kriteria tersebut antara lain:

(29)

2. Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik yang berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun, sumber air beracun, dsb).

3. Terjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pembinaan individu dan masyarakat penghuni.

4. Kondisi tanahnya bebas banjir dan memiliki kemiringan tanah 0-15%, sehingga dapat dibuat sistem saluran air hujan (drainase) yang baik serta memiliki daya dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan. 5. Adanya kepastian hukum bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan

bangunan diatasnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

a. Lokasinya harus strategis dan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya. b. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan, seperti pelayanan

kesehatan, perdagangan, dan pendidikan.

c. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air.

d. Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah.

e. Dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air kotor, yang dapat dibuat dengan sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik komunal.

(30)

23

g. Dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti taman bermain untuk anak, lapangan atau taman, tempat beribadah, pendidikan dan kesehatan sesuai dengan skala besarnya permukiman tersebut.

h. Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor geografis seperti topografi, keadaan air tanah, dan aksesibilitas sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu pemukiman atau perumahan. Oleh karena itu faktor geografis seperti topografi, keadaan air tanah, dan aksesibilitas sangatlah penting bagi masyarakat yang akan menempati suatu perumahan.

B. Faktor Geografis

Faktor geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai pertalian langsung tak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah (Daljoeni, 1997:22).

Pendapat tentang geografi di atas menunjukkan bahwa yang dipelajari dalam geografi ternyata sangat luas. Oleh karena itu, perlu adanya batasan yang menjadi ruang lingkup bahasan geografi. Maka geografi membagi dalam dua faktor, yaitu faktor fisik dan non fisik.

(31)

tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi, serta tentang proses-proses fisik yang terjadi di darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.

Sedangkan geografi non fisik mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia di bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sosial, ekonomi, maupun budaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi sosial (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.

Oleh karena itu geografi dapat melatih kegiatan pengamatan dan pemahaman hubungan antargejala yang terdapat dalam suatu bentang alam. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan yang bersifat pengamatan lapangan atau kegiatan luar ruang

(outdoor). Melalui kegiatan luar ruang tersebut kita dapat mengetahui setiap proses dan pola dari fenomena geosfer.

C. Kerangka Pikir

(32)

25

Apabila tidak dilakukan penyusunan rencana tata ruang yang baik, kemungkinan ketidakseimbangan laju pertumbuhan antar daerah dan merosotnya kualitas lingkungan hidup akan semakin meningkat. Mengingat bahwa penataan ruang disuatu daerah akan berpengaruh pada daerah yang lain, yang pada gilirannya akan mempengaruhi sistem ruang secara keseluruhan.

Faktor geografis merupakan unsur terpenting bagi penentu pembangunan perumahan, karena manusia pasti akan memilih tempat tinggal yang baik dan cukup untuk prasyarat sebagai tempat hunian atau tampat tinggal. Untuk menentukan lokasi perumahan banyak sekali faktor geografis yang mempengaruhi, diantaranya yaitu topografi, kedalaman air tanah, dan aksesibilitas.

Oleh karena itu dalam pemilihan kawasan pemukiman atau perumahan haruslah mengacu pada perencanaan perumahan atau pemukiman yang baik dan haruslah melihat pada faktor-faktor geografis. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah topografi yang sesuai dan cocok. Dalam pembangunan perumahan selain topografi, air dan aksesibilitas juga merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap pembangunan perumahan.

(33)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat menggunakan metode yang mewujudkan tujuan penelitian yang ingin dicapai agar bisa mendapatkan hasil penelitian yang baik dan valid, maka peneliti haruslah dapat benar-benar memilih suatu metode penelitian yang cocok, sesuai dan sepadan dengan hal-hal yang akan diteliti.

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian survei deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan penulis untuk memahami suatu gejala dengan lebih mendalam dengan cara setiap hal yang diteliti harus dapat diidentifikasi, dikategorisasikan, dan didefinisikan secara jelas untuk kemudian dapat diukur melalui cara-cara yang tepat (Pendit, 2003:196).

(34)

27

deskriptif memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

B. Obyek Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah wilayah Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro. Untuk memperoleh data mengenai topografi, kedalaman air tanah dan aksesibilitas, peneliti menggunakan pengelola dan warga yang bermukim di Perumahan Prasanti Garden sebagai pemberi informasi.

C. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:118) mengemukakan bahwa variabel adalah obyek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dan penelitian. Variabel dalam

penelitian ini adalah topografi, kedalaman air tanah, aksesibilitas di Perumahan Prasanti Garden Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat.

D. Defenisi Operasional Variabel

(35)

Topografi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu daerah yang berupa daratan, perbukitan dan pegunungan. Sesuai dengan ketinggian dan derajat kemiringannya dapat di kelompokkan menjadi topografi datar atau landai < 5 m, topografi berombak 5 – 75 m, topografi berbukit 50 – 200 m, topografi berbukit dengan lereng terjal 200 – 500 m, kemudian topografi pegunungan dengan lereng sangat terjal sekali > 1000 m. Sehingga dapat di buat skoring untuk parameter beda tinggi dengan tiga kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria skor beda tinggi untuk daerah perumahan

No. Kemiringan LerengBentuk WilayahKriteria

1. < 5 meter Landai Baik

2. 5 – 50 meter Berbukit Sedang 3. 51 – 200 meter Pegunungan Buruk

Selanjutnya dilihat dari kemiringan lerengnya sesuai dengan kriteria kemiringan lereng untuk pemukiman. Kriteria kemiringan lereng atau area dibagi dalam tiga kriteria, yaitu:

Tabel 4. Kriteria Kemiringan Lereng Untuk Daerah Pemukiman/Perumahan. No. Kemiringan LerengBentuk WilayahKriteria

1. < 8% Datar Baik

2. 8 – 15% Landai Sedang

3. > 15% Curam Buruk

Sumber: Hardjowigeno (1994:16)

2. Kedalaman Air Tanah

(36)

29

beragam, seperti sumur gali dan sumur bor. Tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan sumur gali yang dapat dilihat dari kapasitas kemampuan penarikan air.

Untuk kriteria kedalaman sumur gali jika dihubungkan dari pendapat E.M Wilson adalah :

a. Jika kedalaman sumur mencapai 1 meter sampai 6 meter dibawah permukaan tanah adalah dangkal.

b. Jika kedalaman sumur lebih dari 6 meter dibawah permukaan tanah adalah dalam.

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterjangkauan antara lokasi satu dengan lokasi lain mudah dijangkau atau tidaknya, terutama kemudahan menuju lokasi perumahan Prasanti Garden tersebut, dalam hal ini ada tiga ukuran untuk menentukan aksesibilitas yaitu yang pertama jarak dengan satuan km, yang kedua waktu tempuh, dan yang ketiga kemudahan.

a. Jarak Dengan Satuan Km

(37)

2) Jarak dikatakan jauh apabila jarak lebih dari 2 km, terhadap tempat kerja, pusat pelayanan kesehatan (puskesmas atau rumah sakit), dan tempat perbelanjaan pasar, ruko, atau warung, instansi pemerintahan (Kantor Lurah atau Kantor Camat).

Tabel 5. Kriteria Skor Jarak Tempuh Untuk Daerah Pemukiman/Perumahan. No. Aksesibilitas (Jarak Tempuh) Kriteria Skor

1. ≤ 2 Km Dekat 2

2. > 2 Km Jauh 1

Sumber: Hang Kueng dalam Fuad Mustofa (2005)

b. Waktu Tempuh

1) Waktu dikatakan tidak lama apabila waktu yang ditempuh kurang dari atau sama dengan 15 menit terhadap tempat bekerja, pusat pelayanan kesehatan (puskesmas atau rumah sakit), dan tempat perbelanjaan pasar, ruko, atau warung, instansi pemerintahan (Kantor Lurah atau Kantor Camat).

2) Waktu dikatakan lama apabila waktu yang ditempuh lebih dari 15 menit terhadap tempat bekerja, pusat pelayanan kesehatan (puskesmas atau rumah sakit), dan tempat perbelanjaan pasar, ruko, atau warung, instansi pemerintahan (Kantor Lurah atau Kantor Camat).

Tabel 6. Kriteria Skor Waktu Tempuh Untuk Daerah Pemukiman/Perumahan. No. Aksesibilitas (Waktu Tempuh) Kriteria Skor

1. ≤ 15 menit Sebentar 2

2. > 15 menit Lama 1

(38)

31

c. Kemudahan

Kemudahan yang dimaksud adalah bagaimana cara penduduk mencapai suatu lokasi terhadap lokasi lain atau sebaliknya dengan menggunakan kendaraan umum dan dapat diukur dengan 3 kriteria yaitu:

1) Dikatakan mudah apabila terdapat ≥ 3 angkutan umum yang bisa diakses dari dan menuju Perumahan Prasanti Garden.

2) Dikatakan sedang apabila terdapat 2 angkutan umum yang bisa diakses dari dan menuju Perumahan Prasanti Garden.

3) Dikatakan sulit apabila terdapat 1 angkutan umum yang bisa diakses dari dan menuju Perumahan Prasanti Garden.

Tabel 7. Kriteria Skor Kemudahan Akses Angkutan Untuk Daerah Pemukiman/Perumahan.

No. Aksesibilitas (Kemudahan) Kriteria Skor

1. ≥ 3 Angkutan Umum Mudah 3

2. 2 Angkutan Umum Sedang 2

3. 1 Angkutan Umum Sulit 1

Sumber: Hang Kueng dalam Fuad Mustofa (2005)

(39)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, peneliti melakukan beberapa cata teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Teknik Observasi Lapangan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang akan dibutuhkan dalam penelitian dengan cara melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian. Adapun data yang dikumpulkan yaitu data tentang topografi, dan kedalaman air sumur di perumahan Prasanti Garden.

2. Teknik Dokumentasi

Secara harpiah dokumentasi dapat diartikan sebagai pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan seperti kutipan, gambar atau peta, dan lain-lain. Atau bisa juga diartikan sebagai pengumpulan, pengelolaan dan penyimpanan dalam hal ilmu pengetahuan.

(40)

33

3. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyatakan secara langsung data yang dibutuhkan kepada seseorang yang berwenang, untuk mengumpulkan data mengenai aksesibilitas dan kedalaman air sumur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengelola dan warga yang bermukim di Perumahan Prasanti Garden Kelurahan Metro sebagai pemberi informasi.

F. Teknik Analisa Data

Menurut Masri Singarimbun (1987:263), analisis data adalah proses peyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Ada beberapa teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini tergantung variabel yang akan diukur, yaitu:

1. Analisis Persentase

Untuk penilaian terhadap kedalaman air tanah menggunakan rumus persentase menurut Mely G Tan dalam Koentjaraningrat (1981), yaitu:

Rumus % X100 N

n

(41)

N = Jumlah seluruh nilai responden

n = Nilai yang diperoleh responden

i = konstanta

Variabel yang menggunakan penilaian persentase adalah penilaian terhadap kedalaman air tanah yang kemudian disusun kedalam tabel berupa data, untuk selanjutnya akan dianalisis dan dibahas lalu dibuat kesimpulannya.

2. Analisis Skoring

Untuk penilaian terhadap aksesibilitas menggunakan rumus, yaitu:

Rumus

u b a K  

Keterangan: a = Total skor tertinggi

b = Total skor terendah

u = Jumlah kelas/interval

(42)

35

Tabel 8. Variabel Untuk Menilai Aksesibilitas

No. Variabel Parameter Kriteria Skor

Berdasarkan tabel di atas untuk variabel aksesibilitas didapat jumlah interval kelas

(u) untuk tiga dan dari hasil perhitungan maka di dapatkan total skor tertinggi (a)

= 15 dan total skor terendah (b) = 7, sehingga didapatkan:

Rumus 2,67

Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur akasesibilitas

dikategorikan menjadi 3 keriteria penilaian yaitu sangat lancar, lancar, dan tidak lancar. Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui terlebih

(43)

Dari hasil perhitungan itulah maka dapat diperoleh skor tertinggi = 15 dan skor terendah = 7. Dengan demikian interval aksesibilitasnya adalah:

1. Sangat lancar jika skor 13-15

2. Lancar jika skor 10-12

(44)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian data primer tentang tinjauan geografis

Perumahan Prasanti Garden di Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Topografi di Perumahan Prasanti Garden yang datar secara keseluruhan

memiliki kemiringan lereng yaitu <8%, dengan ketinggian tempat antara

40-53m di atas permukaan laut. Sehingga bentuk wilayah topografinya datar dengan kriteria baik. Dengan begitu, area Perumahan Prasanti Garden

memiliki lahan yang relatif landai, memiliki kemiringan yang kecil, sehingga

mempunyai potensi pengembangan yang besar dan baik untuk pengembangan

perumahan.

2. Kedalaman air tanah di Perumahan Prasanti Garden sangat baik. Dapat

dibuktikan dengan tidak pernahnya penduduk mengalami kekeringan pada

(45)

Prasanti Garden termasuk ke dalam kriteria dalam, karena banyak yang

memiliki sumur gali lebih dari 6 meter.

3. Aksesibilitas berupa jarak terhadap tempat kerja, pusat pelayanan kesehatan

(puskesmas atau rumah sakit), dan tempat perbelanjaan pasar, ruko, atau warung, instansi pemerintahan (Kantor Lurah atau Kantor Camat) yang jauh

tidak mempengaruhi waktu yang dapat ditempuh dengan sebentar. Hal ini

karena kemudahan untuk mendapatkan angkutan umum seperti mikrolet

maupun ojek sehingga secara keseluruhan aksesibilitas dapat dikatakan sangat lancar. Kemudahan dalam menjangkau aksesibilitas sudah memenuhi

standar kelayakan berdirinya sebuah perumahan.

B. Saran

1. Kepada pemerintah setempat agar dapat mengupayakan pengadaan air

khususnya untuk penduduk yang kurang mampu membuat sumur-sumur

sendiri melalui pengadaan air dari PDAM.

2. Prasarana lingkungan yang ada di Perumahan Prasanti Garden sudah cukup

mendukung, akan tetapi baik kiranya dapat ditambah lagi dan yang tidak

digunakan supaya dapat lebih disosialisasikan kepada penduduk sehingga

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1995. Aksesibilitas Dan Tingkat Keterjangkauan. Departement Pertanian Direktorat Jendral Kehutanan. Jakarta.

Anonimus. 2012. Monografi Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat

Kota Metro. Kelurahan Metro. Kota Metro.

Anonimus. 1992. Undang-undang Perumahan Dan pemukiman. Jakarta

Arjuna Wiwaha. 2013. Kajian Teori Perumahan dan Permukiman. http://ciimpussmeong.blogspot.com/2013/07/analisis-dampak-lingkungan-pada_2.html. 14 Juli 2013. 22 November 2013.

Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisis Geografi. LP3ES. Jakarta.

Bintarto, R. 1988. Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Fakultas Psikologi UGM. Jakarta.

Daud Silalahi. 2003. Pengaturan Hukum Sumberdaya Air dan Lingkungan

Hidup di Indonesia. Alumni Bandung.

Deni Mulyadi. 2005. Analisis Kualitas Air Tanah di Desa Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Tanggamus (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Djamari. 1980. Pengantar Geografi Transportasi. Buku Ajar. IKIP. Bandung

(47)

Fuad Mustofa. 2006. Analisis Penyebab Tidak Berkembangnya Pasar Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribowono Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hardjowigeno. 1994. Evaluasi Lahan Untuk Daerah Pemukiman. Andal Agrikarya Prima. Bogor.

Hendi Riswandi Ali. 2011. Analisis Aksesibilitas Fasilitas Daya Tarik Objek Wisata Lembh Hijau Kelurahan Sukadanaham Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2011

(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.

I Gede Sugiyanta. 2003. Hidrologi (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

I Gede Sugiyanta. 2006. “Geomorfologi II” (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Jahara T. Jayadinata. 1995. Pembangunan Desa Dalam Perencanaan. Jurusan Teknik Planologi. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Katili. 1983. Geologi. Institut Teknologi Bandung. Jakarta.

Koentjaraningrat. 1981. Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta.

Masri Singarimbun. 1987. Metode Penelitian Survei. Andi Offset. Yogyakarta.

Mohammad Nazir. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Musfihin Dahlan, dkk. 1997. Pembangunan Perumahan Dalam Prespektif

Pengentasan Kemiskinan. Karya Panca Bhakti. Jakarta.

N. Daldjoeni. 1983. Manusia Penghuni Bumi Bunga Rampai Geografi

Sosial. Alumni. Jakarta.

N. Daldjoeni. 1997. Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa dan Guru

(48)

75

Nyoman S. Pendit. 2003. Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar). LP3S. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Alumni. Bandung.

R. H. Koester. 1995. Prespektif Lingkungan Desa Kota Teori dan Kasus. Universitas Indonesia. Jakarta.

Rosana. 1996. Hidrologi (Handout). FKIP Unila. Bandar Lampung.

Setiaty Pandia. 1995. Kimia Lingkungan. Universitas Gadjah mada. Yogyakarta.

Subarjo, 2004. Meteorologi dan Klimatologi. Diktat. FKIP Unila. Bandar Lampung

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Renika Cipta. Yogyakarta.

Suharyono dan Moch Amien. 1994. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumadi Suryabrata. 2009. Metode penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suparno Sastra M dan E. Marlina. 2005. Perencanaan dan Pengembangan

Perumahan. Andi Offset. Yogyakarta.

Suprapto Dibyosaputro. 1997. Geomorfologi Dasar (Handout). Fakultas Geografi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Suratman Woro. 2004. Petunjuk Praktikum Evaluasi Kesesuaian Lahan

(Handout). Fakultas Geografi. Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Gambar

Tabel 1. Hubungan Antara Relief, Kemiringan Lereng, Beda Tinggi Relatif.
Tabel 2. Kriteria Kemiringan Lereng Untuk Daerah Pemukiman atau Perumahan
Tabel 3. Kriteria skor beda tinggi untuk daerah perumahan
Tabel 5. Kriteria Skor Jarak Tempuh Untuk Daerah Pemukiman/Perumahan.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kota Metro Tahun 2012 ... Diagram Batang Biaya Upah Tanam Yang Dikeluarkan Untuk Menanam Tanaman Selain Tanaman Padi Per Panen Pada Tanam Periode Kedua di Kelurahan

Hasil yang didapatakan pada penelitian ini yaitu, rerata pertambahan berat badan ibu selama hamil di wilayah Kecamatan Metro Pusat tergolong sesuai yaitu sebesar 12,60

Kesimpulan penelitian adalah (1) lokasi terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung selama tahun 2011-2013 yaitu di Kelurahan Durian Payung,

Firefly Garden Sebagai Pusat Penelitian, Pendidikan Dan Pariwisata yang dimaksud adalah sebidang tanah terbuka yang mempunyai luasan tertentu yang bertujuan

Mengetahui apakah layak atau tidak rencana investasi pembangunan perumahan di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta dari kajian ekonomi4.

Untuk itu bagi masyarakat Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang jarak sumber pencemar sumur galinya tidak memenuhi syarat kesehatan sebaiknya

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Terdapat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian Pneumonia di Puskesmas Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2020 di Saung Inspirasi RW 003 Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Peserta pelatihan yang hadir