• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN AGEN FITOTERAPI ASAM URAT DARI BEBERAPA TUMBUHAN OBAT INDONESIA UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS BAHAN ALAM OBAT MENJADI PRODUK OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN AGEN FITOTERAPI ASAM URAT DARI BEBERAPA TUMBUHAN OBAT INDONESIA UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS BAHAN ALAM OBAT MENJADI PRODUK OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 -

BAB I PENDAHULUAN

Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penyelidikan bahwa 90% dari asam

urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase dan ksantin

oksidase (Shamley, 2005). Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk

dikeluarkan bersama air seni. Ginjal yang sehat akan mengatur kadar asam urat dalam

darah agar selalu dalam keadaan normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan

tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh tubuh, maka akan terjadi peningkatan

kadar asam urat dalam darah yang disebut sebagai hiperurisemia. Hiperurisemia yang

lanjut dapat berkembang menjadi gout (Klippel, 2000). Hiperurisemia dan gout terus menjadi masalah penting di dalam perawatan medis. Masing-masing dapat diobati

secara efektif pada tingkat dini, sehingga mencegah atau memperkecil kerusakan

jaringan dan kehilangan fungsi. Resiko komplikasi klinis hiperurisemia meningkat

dengan peningkatan kadar urat serum (Kozin, 1993). Hiperurisemia berisiko tinggi

terhadap beberapa gangguan seperti penyakit artritis gout, batu ginjal, kerusakan ginjal, serta tekanan darah tinggi. Gangguan arthritis gout merupakan salah satu jenis penyakit rematik. Kelainan metabolik ini kebanyakan menyerang sendi-sendi perifer.

Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat.

Prevalensi gout di Amerika Serikat 2,6% dalam 1000 kasus, dan 10% kasus gout terjadi pada hiperurisemia sekunder (Walker dan Edward, 2003). Adapun 90% pasien gout primer adalah laki-laki berusia diatas 30 tahun (Tierney et al., 2004) dan diperkirakan 15 dari setiap 100 pria Amerika Serikat itu berada dalam resiko gout. Prevalensi gout tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja tetapi juga dibeberapa negara berkembang, seperti

di Indonesia (Walker dan Edward, 2003). Pada tahun 2007, menurut data pasien yang

berobat di klinik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, penderita asam urat sekitar

7% dari keseluruhan pasien yang menderita penyakit rematik (Anonim, 2007).

Penggunaan obat tradisional (jamu) di Indonesia pada hakekatnya merupakan

bagian kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan dari penggunaan obat (ramuan)

tradisional pada prinsipnya adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat

modern. Meskipun secara empiris obat tradisional mampu menyembuhkan berbagai

(2)

- 2 -

ilmiah maupun klinis. Selain itu, belum banyak diketahui senyawa kimia apa yang

bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut (Wijayakusuma, 2002).

Tanaman salam (Eugenia polyantha Wight) yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bumbu dapur juga mempunyai khasiat

sebagai obat. Dalam tradisi pengobatan empiris, daun salam digunakan untuk

pengobatan kolesterol tinggi, kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit maag (gastritis), diare dan diduga kandungan kimianya mempunyai

aktivitas sebagai obat asam urat (Wijayakusuma, 2002). Kandungan kimia yang

terkandung dalam tanaman salam ini antara lain adalah saponin, triterpenoid, flavonoid,

polifenol, alkoloid, tannin dan minyak atsiri yang terdiri dari sesquiterpen, lakton dan

fenol (Sudarsono et al., 2002). Bagian yang sering digunakan dalam pengobatan adalah daun, kulit batang, akar dan buah (Dalimartha, 2000). Tanaman salam ini, berdasarkan

hasil penelitian pendahuluan memiliki khasiat sebagai penurun kadar asam urat dalam

darah. Hasil penelitian pendahuluan dari Tim Peneliti, terbukti bahwa dekokta daun

salam pada dosis 1,25 g/kg BB mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah

mencit putih jantan secara efektif (Handadari, 2007). Sedangkan infusa daun Salam

pada dosis 2,5 g/kg BB mampu menurunkan kadar asam urat yang setara dengan

allopurinol dosis 10 mg/kg BB (Ariyanti, 2007). Oleh karena itu, penelitian lanjutan untuk

mengungkapkan ekstrak daun salam sebagai obat herbal terstandar (OHT) khususnya

dalam pengobatan asam urat, dengan mengikuti metodologi penelitian yang

direkomendasi oleh BPOM RI sangat perlu dilakukan.

Tanaman lain yang juga dimanfaatkan dalam pengobatan asam urat baik secara

empiris-tradisional dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaporkan, yaitu Tempuyung (Jonosewojo, 2007) dan Meniran (Ma’at, 2003). Oleh karenanya, penelitian untuk menguji masing-masing ekstrak tanaman tersebut dan campurannya (dua atau

tiga ekstrak) sangat perlu untuk dilakukan, untuk mendapatkan gambaran efek

antihiperurisemia yang paling potenial dari ekstrak tunggal atau kombinasi tersebut.

Tim Peneliti di Fakultas Farmasi UMS telah memiliki pengalaman dalam

bekerjasama dalam pengujian jamu dan ekstrak, seperti pengujian praklinik

antioksidan, standarisasi dan toksisitas ekstrak Mastin dari PT. Industri Jamu Borobudur

Semarang, pengujian dan standarisasi ekstrak beberapa sampel tumbuhan asli

Indonesia dari BPOM RI, peningkatan kualitas dan kapasitas produksi dalam program

Bottom-Up IPTEKDA LIPI dengan mitra industri jamu CV. Albiruni Sukses Bersinar

(3)

- 3 -

Litbang untuk pengembangan produk obat herbal, maka pengembangan dan

pemanfaatan produk herbal ke arah OHT dan fitofarmaka, ini sangat perlu didukung

secara maksimal baik oleh Lembaga Riset maupun Pemerintah. Industri sendiri pada

umumnya memiliki keunggulan teknologi dan memahami benar prospek/peluang

pasarnya, tetapi mempunyai keterbatasan data dan riset-riset ilmiah yang dapat

mengembangkan produk yang lebih berkualitas dan memiliki nilai tambah.

Oleh karenanya, dalam rangka menggali keunggulan kompetitif bahan alam asli

Indonesia, dengan jalan meningkatkan potensi dan kapasitas bahan alam obat menjadi

obat herbal terstandar (OHT) yang berkualitas atau fitofarmaka, dengan saling

mensinergikan potensi yang dimiliki oleh Industri, Lembaga Riset (Perguruan Tinggi),

dan dukungan sepenuhnya oleh Pemerintah, maka penelitian untuk tujuan mengangkat

jamu menjadi produk yang lebih baik (OHT atau fitofarmaka) sangat penting sekali untuk

dilakukan.

Hasil penelitian keseluruhan tentang standarisasi bahan (ekstrak), uji praklinis

dan uji toksisitas akut-subkronis ini diharapkan dapat menjadi landasan ilmiah yang

kuat untuk pemanfaatan tumbuhan obat asli Indonesia sebagai obat herbal terstandar

(OHT) antihiperurisemia (asam urat). Tambahan lagi, mengingat peluang pasar ramuan

jamu asam urat di masyarakat (pasar domestik) sangat besar, maka obat herbal

terstandar (OHT) berkualitas yang merupakan produk/hasil akhir penelitian ini,

diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Mitra Industri untuk mengisi peluang pasar yang

sedemikian besar tersebut. Dan jika Pemerintah atau BPOM RI tetap konsisten untuk

menutup peredaran obat-obat tradisional BKO, maka OHT hasil penelitian ini diharapkan

(4)

- 64 -

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, (2006), Potassium Oxonate, (http//www.chemexpert.com), Diakses 21Agustus 2006.

Anonima, (2008), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) buru 54 jamu berbahaya.

(http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/10/12150799/bpom.buru.54.jamu.b erbahaya). Diakses 2 September 2008

Anonimb, (2006), Potassium Oxonate, (http//coleparme.com/catalog/Msds/ 71597.htm, Diakses 21 Agustus 2006.

Anonimb, (2008). Industri Jamu Tahun 2008 Tumbuh 20%, (http://www.antara.co.id/arc/2008/6/12/gp). Diakses 2 September 2008

Ariyanti, R. (2007), Pengaruh Pemberian Infusa Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Potasium Oksonat, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dalimartha, S. (2000), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan I, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Handadari, H.R. (2007), Pengaruh Pemberian Decocta Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Pada Mencit Putih (Mus Muculus) Jantan Hiperurisemia, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jonosewojo, A. (2007), Implementasi Obat Alam Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan Formal dan Alternatif, Makalah Seminar Nasional, Fak. Farmasi – UMS, 10 Maret 2007, 31-36.

Katzung, B. G., dan Trevor, A. J., (1994), Buku Bantu Farmakologi, diterjemahkan oleh Staf Pengajar, Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran dan Universitas Sriwijaya, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Klippel, J. H. (2000), Questions and Aswer about Gout, (http:// www. gout.htm.com). Diakses 21 Agustus 2006.

Kozin, F., (1993), Terapi Mutakhir CONN (Conn’s Current Therapy), EGC, Jakarta, 1884-1985.

Ma’at, S., (2003), Pengembangan Industrialisasi Fitofarmaka untuk Pelayanan Medis di Indonesia, Seminar Nasional, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mannito, P., dan Sammer, P. G., (1992), Biosintesis Produk Alami, diterjemahkan oleh Koensoemardiyah, IKIP Semarang Press, Semarang

Martin, D. W., (1987), Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin dalam Biokimia Harper, Edisi 20, diterjemahkan oleh Darmawan, Iyan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

(5)

- 65 -

Oktomawati, A. (2006), Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dari Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight.), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Price, S. A., and Wilson, L. M., (1985), Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, diterjemahkan oleh Dharma, Adji, Edisi II, Buku ke-2, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rodwell, V. W., (1997), Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin, dalam Murray, R. K., Granner, D. K., Mayer, P. A., dan Rodwell, V. W., Biokimia Harper, Edisi 24, diterjemahkan oleh Hartono, A., penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sacher, A. R., and McPherson, R. A., (2000), Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, diterjemahkan oleh Pendit, B. U., dan Wulandari, D., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Schunack, W., Mayer, and K., Manfred, H., (1990), Senyawa Obat Kimia Farmasi, diterjemahkan oleh Joke, Witlmena dan Soebita, S., Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Shamley. D., (2005), Pathophysiology an Essential Text for the Allied Health Professions, Elsevier Limited, USA.

Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, A. I., dan Purnomo., (2002), Tumbuhan Obat II Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional, UGM, Yogyakarta.

Tierney, McPhee, and Papadakis, (2004), Current Mal Diagnosis And Treatment, Edisi 43, Mc. Grawl- Hill Companies Inc, Nort America.

Tjay, T. H., dan Raharja., (2002), Obat – Obat Penting. Khasiat, penggunaan danefek–efek sampingnya, edisi V, Cetakan ke-2, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Walker. R. and Edward C., (2003), Clinical Pharmacy And Therapeutics, Edisi 3, Churchill Livingstone, USA.

(6)

i

LAPORAN AKHIR TAHUN PERTAMA

RISET ANDALAN PERGURUAN TINGGI DAN INDUSTRI

(RAPID)

PENGEMBANGAN AGEN FITOTERAPI ASAM URAT

DARI BEBERAPA TUMBUHAN OBAT INDONESIA

UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS BAHAN ALAM OBAT

MENJADI PRODUK OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)

Tim Pelaksana :

Dr. Muhtadi, M.Si

dr. EM. Sutrisna, M.Kes

Nurcahyanti W., S.Si, M.Biomed, Apt

Andi Suhendi, S.Farm, Apt

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor Kontrak : 089/SP2H/PP/DP2M/III/2010, tertanggal 01 Maret 2010

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nopember, 2010

(7)
(8)

iii

e. Kontribusi Pendanaan PT (in

cash) tahun 2010

f. Kontribusi Pendanaan Mitra

Industri (in cash) tahun 2010

:

Rp. 45 juta

Rp. 75 juta

Surakarta, 01 Nopember 2010

Mengetahui,

Ketua Peneliti,

Dekan Fak. Farmasi,

Dr. Muhammad Da’i, M.Si, Apt

Dr. Muhtadi, M.Si

Mengetahui,

Menyetujui,

Direktur Mitra Industri,

Ketua LPPM

UMS,

(9)

iv

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan

karuniaNya kami dapat menyelesaikan rencana penelitian pada tahun pertama dari

kegiatan Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID) tahun 2010 ini. Judul

penelitian yang kami kerjakan adalah

PENGEMBANGAN AGEN FITOTERAPI

ASAM URAT DARI BEBERAPA TUM-BUHAN OBAT INDONESIA UNTUK

PENINGKATAN KAPASITAS BAHAN ALAM OBAT MENJADI PRODUK

OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT).

Topik kegiatan penelitian Rapid yang

kami angkat ini, merupakan upaya peningkatan kapasitas bahan obat asli Indonesia

menjadi produk obat herbal terstandar yang berkualitas dengan tahapan penelitian mulai

dari uji praklinik, standarisasi ekstrak hingga pengujian efek toksisitas dari penggunaan

ramuan ekstrak. Manfaat kegiatan penelitian yang dilaksanakan, diharapkan akan

memberikan sumbangan baik dari segi pengembangan ilmu pengetahuan tentang

pemanfaatan beberapa tumbuhan obat asli Indonesia sebagai bahan obat asam urat

maupun diperolehnya produk obat herbal terstandar untuk pengobatan asam urat.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan

Pengabdian pada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah

menyetujui pembiayaan bagi pelaksanaan penelitian Rapid ini. Kami juga mengucapkan

terimakasih kepada Pimpinan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ketua LPPM UMS,

Dekan Fakultas Farmasi UMS, serta mitra UMKM CV. Almanar Herbafit, yang

masing-masing sangat berjasa dan memberikan bantuan, dukungan, arahan dan kerjasamanya

dalam pelaksanaan penelitian Rapid tahun 2010 ini.

Sebagai penutup dari prakata ini, semoga Alloh SWT senantiasa memberikan

petunjuk, bimbingan dan kemudahan. Sehingga setiap proses dan tahapan pelaksanaan

dan penyelesaian penelitian Rapid ini dapat berjalan secara lancar dan baik. Terima kasih.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

(10)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

i

RINGKASAN DAN SUMMARY

iii

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA

v

KATA PENGANTAR

viii

DAFTAR ISI

ix

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

xv

I. PENDAHULUAN

1

II. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

4

III. METODE PENELITIAN

5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

9

V . KESIMPULAN DAN SARAN

58

VI. RENCANA KEGIATAN TAHAP BERIKUTNYA

60

DAFTAR PUSTAKA

64

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1 Data uji pendahuluan pembuatan model hiperurisemia 9

Tabel 2 Data Kadar Asam Urat Dalam Serum Setelah Perlakuan Ekstrak Tunggal

13

Tabel 3 Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan Dengan Ekstrak Tunggal 14

Tabel 4 Data Kadar Asam Urat Dalam Serum Setelah Perlakuan Kombinasi 2 Ekstrak

15

Tabel 5 Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan Dengan Kombinasi 2 Ekstrak

16

Tabel 6 Data kadar asam urat dalam serum setelah perlakuan kombinasi 3 ekstrak

18

Tabel 7 Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan Dengan Kombinasi 3 Ekstrak

19

Tabel 8 Data Kadar Asam Urat Dalam Serum Setelah Perlakuan Kombinasi 4 Ekstrak

20

Tabel 9 Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan Dengan Kombinasi 4 Ekstrak

21

Tabel 10 Data kadar asam urat dalam serum setelah perlakuan kombinasi 5 ekstrak

22

Tabel 11 Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan Dengan Kombinasi 5 Ekstrak

23

(12)

vii

(Syzigium polynthum Walp.)

Tabel 13 Hasil penetapan kadar air ekstrak daun Salam 26

Tabel 14 Hasil kadar abu total ekstrak daun Salam 26

Tabel 15 Hasil kadar abu yang tidak larut asam sulfat encer P ekstrak daun Salam

27

Tabel 16 Hasil cemaran logam berat ekstrak daun Salam 28

Tabel 17 Hasil kadar sari larut air ekstrak daun Salam 29

Tabel 18 Kadar fenolat total dengan metode Folin Ciocalteu ekstrak daun Salam

31

Tabel 19 Kadar flavonoid total ekstrak daun Salam 31

Tabel 20 Hasil penetapan bobot penyusutan ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L)

32

Tabel 21 Hasil penetapan kadar air ekstrak Daun Tempuyung 33

Tabel 22 Hasil kadar abu total ekstrak daun ekstrak Daun Tempuyung 33

Tabel 23 Hasil kadar abu yang tidak larut asam sulfat encer P ekstrak Daun Tempuyung

34

Tabel 24 Hasil cemaran logam berat ekstrak Daun Tempuyung 34

Tabel 25 Hasil kadar sari larut air ekstrak Daun Tempuyung 36

Tabel 26 Kadar fenolat total dengan metode Folin Ciocalteu ekstrak Daun Tempuyung

(13)

viii

Tabel 27 Kadar flavonoid total ekstrak Daun Tempuyung 38

Tabel 28 Hasil penetapan bobot penyusutan ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri auct. Non L)

39

Tabel 29 Hasil penetapan kadar air ekstrak Herba Meniran 39

Tabel 30 Hasil kadar abu total ekstrak daun ekstrak Herba Meniran 40

Tabel 31 Hasil kadar abu yang tidak larut asam sulfat encer P ekstrak Herba Meniran

40

Tabel 32 Hasil cemaran logam berat ekstrak Herba Meniran 41

Tabel 33 Hasil kadar sari larut air ekstrak Herba Meniran 43

Tabel 34 Kadar fenolat total dengan metode Folin Ciocalteu ekstrak Herba Meniran

44

Tabel 35 Kadar flavonoid total ekstrak Herba Meniran 45

Tabel 36 Hasil penetapan bobot penyusutan ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

45

Tabel 37 Hasil penetapan kadar air ekstrak Daun Belimbing Wuluh 46

Tabel 38 Hasil kadar abu total ekstrak daun ekstrak Daun Belimbing Wuluh

46

Tabel 39 Hasil kadar abu yang tidak larut asam sulfat encer P ekstrak Daun Belimbing Wuluh

47

(14)

ix

Tabel 41 Hasil kadar sari larut air ekstrak Daun Belimbing Wuluh 49

Tabel 42 Kadar fenolat total dengan metode Folin Ciocalteu ekstrak Daun Belimbing Wuluh

50

Tabel 43 Kadar flavonoid total ekstrak Daun Belimbing Wuluh 51

Tabel 44 Hasil penetapan bobot penyusutan ekstrak Biji Jinten Hitam/ Habatussauda (Coleus ambonicus Lour)

52

Tabel 45 Hasil penetapan kadar air ekstrak Biji Jinten Hitam 52

Tabel 46 Hasil kadar abu total ekstrak daun ekstrak Biji Jinten Hitam 53

Tabel 47 Hasil kadar abu yang tidak larut asam sulfat encer P ekstrak Biji Jinten Hitam

53

Tabel 48 Hasil cemaran logam berat ekstrak Biji Jinten Hitam 54

Tabel 49 Hasil kadar sari larut air ekstrak Biji Jinten Hitam 56

Tabel 50 Kadar fenolat total dengan metode Folin Ciocalteu ekstrak Biji Jinten Hitam

57

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1. Mekanisme aksi dari potasium oksonat dalam meningkatkan

kadar asam urat (Mazzali, et al., 2006)

10

Gambar 2. Mekanisme penghambatan allopurinol terhadap enzim

ksantin oksidase pada pembentukan asam urat (Schunack

et al., 1990)

11

Gambar 3. Mekanisme reaksi pembentukan senyawa kuinonimin (Schunack et al., 1990)

12

Gambar 4. Grafik hubungan antara kelompok perlakuan dengan rata-rata kadar asam urat (mg/dL) dalam darah mencit putih jantan

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1. Hasil Uji t dari Uji Pendahuluan 66

Lampiran 2. Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan dengan Ekstrak Tunggal 67

Lampiran 3. Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan dengan Kombinasi 2

Ekstrak

70

Lampiran 4. Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan dengan Kombinasi 3 Ekstrak

76

Lampiran 5. Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan dengan Kombinasi 4 Ekstrak

82

Lampiran 6. Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan dengan Kombinasi 5 Ekstrak

85

Lampiran 7. Gambar Alat Timbangan 87

Lampiran 8. Gambar Alat untuk Penetapan Kadar Asam Urat Darah 88

Lampiran 9. Gambar Hewan Uji yaitu Mencit Putih Jantan Galur Balb-C 89

(17)

iv

RINGKASAN

Penelitian yang akan dilakukan ini, meliputi uji praklinis antihiperurisemia, uji

toksisitas akut-subkronis dan penyelidikan kimia yang meliputi analisis dan standarisasi

ekstrak; termasuk isolasi dan karakterisasi struktur chemical marker dalam ekstrak yang

potens dalam uji praklinik, serta formulasi sediaan OHT asam urat yang telah terbukti

memiliki khasiat antihiperurisemia dengan efek samping yang kecil. Sehingga pengujian

beberapa agen fitoterapi asli Indonesia ini, diharapkan dapat dipromosikan sebagai obat

herbal terstandar (OHT) yang berkualitas dan dapat diterima oleh industri untuk

dipasarkan, khususnya untuk pengobatan asam urat. Penelitian ini telah diawali dari uji

pendahuluan terhadap tumbuhan obat Indonesia, yang memiliki efek menurunkan kadar

asam urat dalam mencit. Tim Peneliti selama dua tahun terakhir telah menguji tumbuhan

obat Indonesia, yaitu Salam

(Eugenia polyantha Wight),

diperoleh kesimpulan adanya

aktivitas antihiperurisemia yang potensial dari isolat, dekokta dan infusa daun Salam.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan landasan ilmiah yang kuat serta peningkatan

kapasitas bahan alam obat dari tumbuhan asli Indonesia menjadi bahan obat yang

berguna dalam pengobatan asam urat. Juga dilakukan pengujian dari hasil penelitian yang

telah dipublikasi tentang khasiat antihiperurisemia dari tumbuhan asli Indonesia lainnya,

yaitu Tempuyung dan Meniran.

Pada tahun pertama, telah dilakukan uji praklinis asam urat terhadap ekstrak

tunggal dan ekstrak campuran secara in vivo pada mencit jantan yang diinduksi dengan

potasium oksonat, dari beberapa tumbuhan yang secara empiris-tradisional dan hasil uji

pendahuluan telah dilaporkan memiliki khasiat menurunkan asam urat, serta penyelidikan

kimia untuk standarisasi bahan (ekstrak) untuk mengidentifikasi sifat fisika, kimia dan

kandungan mikrobiologinya. Pada tahap ini juga dilakukan fraksinasi untuk mendapatkan

gambaran chemical marker dari masing-masing ekstrak yang potens & berkhasiat dalam

pengujian praklinisnya.

Pada tahun kedua, akan dilakukan uji toksisitas akut dan subkronis untuk melihat

sejauh mana efek samping dari masing-masing ekstrak baik tunggal maupun campuran,

yang secara uji praklinis memiliki khasiat yang potensial. Pada tahap kedua ini, juga akan

dilakukan uji formulasi sediaan, yang meliputi formulasi, bentuk sediaan, dan analisis

sediaan, sedangkan pengembangan desain produk yang direncanakan meliputi penelitian

tentang proses kemas dan jenis kemasan. Dari hasil keseluruhan penelitian ini,

diharapkan diperoleh data ilmiah dan produk herbal berdasarkan standarisasi proses

pembuatan obat herbal terstandar yang berkualitas.

(18)

v

SUMMARY

This research has been conducted, those are antihyperurisemic preclinical, acute -

subchronic toxicity test and chemical investigations, analysis and standardization of

extracts, the isolation and characterization of chemical structures that have potens marker

in the extract in the test preclinical, and also formulation of uric acid OHT dosage which

has proven a property of antihyperurisemic with a little side effects. The testing of some

fitotherapy agents native Indonesia are expected to be promoted as a standardized herbal

medicine (OHT), a qualified and acceptable to the industry for marketing, is especially

for the treatment of gout. This study has been initiated from the preliminary test of

Indonesian medicinal plants, which have the effect of lowering uric acid levels in mice.

Research Team during the last two years have tested the Indonesian medicinal plants,

namely Salam (Eugenia polyantha Wight), we concluded that the potential

antihyperurisemic activity of isolates, decocta and infusa of Salam leaves. This research

is expected to provide a strong scientific foundation and increased the capacity of the

natural medicinal plants native Indonesia to be a useful drug for the treatment of gout.

Also conducted tests of the research that has been published about the efficacy

antihyperurisemic from other Indonesian native plants, namely tempuyung and Meniran.

In the first year, we have conducted preclinical trials of uric acid to extract a

mixture of single and extract in vivo in male mice that induced by potassium oxonic,

from several plants that are empirically-traditional and preliminary test results have been

reported to have efficacy in lowering uric acid, and the investigation of chemistry for the

standardization of materials (extracts) to identify the nature of physics, chemistry and

content of microbiology. At this stage also performed fractionation to obtain the chemical

markers of each extract that potens & preclinical efficacious in testing.

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII I PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK. Di

japonicum 38, karena dengan adanya penyisipan mini-Tn5Km1 pada fragmen genom tersebut menyebabkan terganggunya sistem fisiologis yang berperan dalam sifat toleransi

[r]

(Tujuh milyar seratus tujuh puluh empat juta lima puluh satu ribu lima ratus rupiah ) terrmasuk PPN. Demikian pengumuman ini dibuat dengan sebenarnya untuk diketahui dan dipergunakan

Merupakan blok yang memodulasi sinyal FSK yang dimodulasi dengan pembawa AM. Frekuensi carrier pada pengirim dihasilkan dari osilator local yang dibangun oleh

1. Untuk menjelaskan penerapan metode pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA materi gerak benda pada peserta didik kelas III SDI Miftahul Huda Plosokandang

After their input (or default validation), the track input mode is automatically activated. Each length can then be input by placing the bitpad cursor on each end of the track. A

Usaha impor f ilm hanya dapat dilakukan oleh perusahaan impor f ilm yang memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), dengan memenuhi ket ent uan perat