• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika Dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika Dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 65

KESALAHAN

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL

Oleh :

Dwi Setyono1 dan Sri Sutarni2

1

Mahasiswa S1 Progdi Pend. Matematika FKIP UMS, dwisetyono.matematika@gmail.com 2

Dosen Progdi Pend. Matematika FKIP UMS, s_sutarni@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Sebelum diadakannya penelitian terlebih dahulu diadakan try out pada siswa kelas VII F yang berjumlah 29 siswa, sedangkan penelitian diadakan pada siswa kelas VII G yang berjumlah 31 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui 3 alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil analisis diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 6,35 dengan persentase kesalahan tahap I tergolong tinggi yaitu sebesar 65,16%, persentase kesalahan tahap II tergolong rendah yaitu sebesar 36,13%, persentase kesalahan tahap III tergolong tinggi yaitu sebesar 72,26%, Persentase kesalahan tahap I, II, dan III tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 57.84%. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kesalahan yang dilakukan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial seluruh tahap masih tergolong cukup tinggi.

Kata kunci : Analisis Kesalahan, Soal Cerita Matematika, Aritmetika Sosial

PENDAHULUAN

(2)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 66

membentuk dan mengembangkan segala kompetensi di bidangnya sehingga mendorong terjadinya perkembangan dan kemajuan bangsa.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Matematika juga berperan menunjang adanya perkembangan dan kemajuan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu kimia, fisika dan komputer. Menurut Abdurrahman (2003: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan–hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Pemahaman terhadap matematika dari kemampuan yang bersifat apresiatif akan berhasil mengembangkan kemampuan science dan teknologi yang semakin tinggi (Buchori, 2001: 120-121). Melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam memecahkan masalah.

Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan angka dan perhitungan dituangkan dalam soal matematika dalam bentuk cerita. Soal matematika dalam bentuk cerita memberikan gambaran yang nyata mengenai permasalahan kehidupan yang sebenarnya. Dengan demikian, jika siswa mampu menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita maka siswa akan akan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Penguasaan kemampuan menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita sangat penting bagi siswa, tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan. Budiyono (2008: 7) menyatakan bahwa soal cerita masih merupakan soal yang cukup sulit bagi sebagian siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama PPL di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta pada awal September sampai dengan akhir Oktober 2012, kesulitan belajar dalam mengerjakan soal matematika dalam bentuk cerita juga dialami oleh siswa. Prestasi belajar siswa dalam mengerjakan ulangan maupun ujian tengah semester masih belum memuaskan, khususnya yang berkaitan dengan soal matematika dalam bentuk cerita.

Hasil dari evaluasi pekerjaan siswa dapat digunakan untuk mengetahui mengidentifikasi kesulitan belajar siswa yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengerjaan soal. Evaluasi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data mengenai proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Sukiman, 2012: 11). Dengan demikian, evaluasi pembelajaran dapat menjadi alat ukur tingkat kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi-kompetensi, serta dapat digunakan guru dalam membantu kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

(3)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 67

bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial. Identifikasi kesalahan tersebut meliputi analisis untuk mengukur tingkat kesalahan dan analisis untuk mengetahui kesulitan belajar apakah yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk bentuk cerita pada pokok bahasan Aritmetika Sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, calon guru, siswa serta lembaga-lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan matematika.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif lebih memberikan tekanan kepada pemahaman dan makna, berkaitan erat dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan pada proses dari pada pengukuran, mendiskripsikan, menafsirkan, dan memberikan makna (Sutama, 2011: 61). Studi kasus digunakan untuk mengetahui dengan lebih dalam dan terperinci tentang suatu permasalahan atau fenomena yang akan diteliti (Yin dalam Tohari, 2012: 20).

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang berjumlah 31 siswa. Pemilihan subyek penelitian berdasarkan pertimbangan dan arahan dari guru matematika SMP Muhammadiyah 5 Surakarta (Sri Lestari, S.Pd)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pokok tes dan wawancara. Metode bantu yang digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan memberikan soal tes yang berbentuk uraian. Instrumen soal tes yang digunakan merupakan instrumen soal try out yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga instrumen soal tes yang digunakan valid dan reliabel.

(4)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 68

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial terdiri dari tiga kegiatan yang meliputi: reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Ketiga langkah analisis data tersebut membentuk siklus yang saling berkesinambungan sampai kegiatan penelitian selesai. Analisis kesalahan tersebut meliputi analisis untuk mengukur tingkat kesalahan dan analisis untuk mengetahui kesulitan belajar apakah yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk bentuk cerita pada pokok bahasan Aritmetika Sosial.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang berupa hasil pekerjaan siswa dianalisis peneliti untuk mengetahui kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika bentuk cerita pada pokok bahasan Aritmetika Sosial. Peneliti mengelompokkan kesalahan menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita menjadi tiga jenis yaitu kesalahan tahap I, kesalahan tahap II, dan kesalahan tahap III.

Kesalahan Tahap I meliputi: (1) Kesalahan membaca soal; (2) Kesalahan mengartikan soal; (3) Kesalahan memahami apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal; (4) Kesalahan tanda; (5) Kesalahan mengubah kalimat pada soal menjadi kalimat matematika. Kesalahan Tahap II meliputi: (1) Kesalahan mencari hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang ditanyakan; (2) Kesalahan penguasaan materi prasyarat dan materi sebelumnya; (3) Kesalahan merencanakan, menyusun, dan melakukan langkah-langkah penyelesaian soal. Kesalahan Tahap III meliputi: (1) Kesalahan hitung dalam melakukan komputasi; (2) Kesalahan penarikan kesimpulan.

(5)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

[image:5.595.126.524.124.575.2]

Sur akar t a, 15 Mei 2013 69

Tabel 1

Persentase Kesalahan pada setiap Item Soal

TAHAP

Σ

ITEM SOAL

TOTAL

1 2 3 4 5

I

ΣS 11 19 21 25 25 101

ΣB 20 12 10 6 6 54

ΣS + ΣB 31 31 31 31 31 155

Persentase Kesalahan

(%)

35,48 61,29

67,74 80,65 80,65 65,16

II

ΣS 2 11 12 20 11 56

ΣB 29 20 19 11 20 99

ΣS + ΣB 31 31 31 31 31 155

Persentase Kesalahan

(%)

6,45 35,48 38,71 64,52 35,48 36,13

III

ΣS 17 21 24 29 21 112

ΣB 14 10 7 2 10 43

ΣS + ΣB 31 31 31 31 31 155

Persentase Kesalahan

(%)

54,84 67,74 77,41 93,55 67,74 72,26

I, II, dan III

ΣS 30 51 57 74 57 269

ΣB 63 42 36 19 36 196

ΣS + ΣB 93 93 93 93 93 465

Persentase Kesalahan

(%)

(6)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 70

[image:6.595.169.490.161.502.2]

Persentase kesalahan siswa laki-laki dan siswa perempuan disajikan dalam tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2

Persentase Kesalahan Siswa Laki-laki dan Perempuan

TAHAP Σ Laki-laki Perempuan

I

ΣS 65 36

ΣB 20 34

ΣS + ΣB 85 70

Persentase

Kesalahan (%) 76,47 51,43

II

ΣS 23 33

ΣB 62 37

ΣS + ΣB 85 70

Persentase

Kesalahan (%) 27,06 47,14

III

ΣS 61 51

ΣB 24 19

ΣS + ΣB 85 70

Persentase

Kesalahan (%) 71,76 72,86

I, II, dan III

ΣS 149 120

ΣB 106 90

ΣS + ΣB 255 210

Persentase

Kesalahan (%) 58,43 57,14

Persentase kesalahan tahap I yang dilakukan siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial tergolong tinggi yaitu sebesar 65,16%. Persentase kesalahan tahap I siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan. Persentase kesalahan tahap I yang dilakukan siswa laki-laki tergolong tinggi yaitu sebesar 76,47% dan persentase kesalahan tahap I yang dilakukan siswa perempuan tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 51,43%. Item soal dengan jumlah persentase kesalahan tahap I paling tinggi adalah item soal nomor 4 dan item soal nomor 5 yaitu 80,65% (sangat tinggi).

(7)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 71

soal; (3) Siswa mengalami kesulitan dalam mengubah kalimat pada soal menjadi kalimat matematika.

Persentase kesalahan tahap II yang dilakukan siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial tergolong rendah yaitu sebesar 36,13%. Persentase kesalahan tahap II siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki. Persentase kesalahan tahap II yang dilakukan siswa laki-laki tergolong rendah yaitu sebesar 27,06% dan persentase kesalahan tahap II yang dilakukan siswa perempuan tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 47,14%. Item soal dengan jumlah persentase kesalahan tahap II paling tinggi adalah item soal nomor 4 yaitu 64,52% (tinggi).

Kesulitan belajar yang menyebabkan terjadinya kesalahan tahap II yang dilakukan siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial adalah sebagai berikut: (1) Siswa mengalami kesulitan dalam mencari hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang ditanyakan dalam soal; (2) Siswa mengalami kesulitan dalam merencanakan, menyusun, dan melakukan langkah-langkah penyelesaian soal; (3) Siswa belum menguasai materi prasyarat Aritmetika Sosial yaitu materi Operasi`Hitung pada Bilangan Pecahan; (4) Siswa belum menguasai materi Aritmetika Sosial dengan baik; (5) Siswa belum terampil dalam mengerjakan soal-soal Aritmetika Sosial.

Persentase kesalahan tahap III yang dilakukan siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial tergolong tinggi yaitu sebesar 72,26%. Persentase kesalahan tahap III siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki. Persentase kesalahan tahap III yang dilakukan siswa laki-laki tergolong tinggi yaitu sebesar 71,76% dan persentase kesalahan tahap III yang dilakukan siswa perempuan tergolong tinggi yaitu sebesar 72,86%. Item soal dengan jumlah persentase kesalahan tahap III paling tinggi adalah item soal nomor 4 yaitu 93,55% (sangat tinggi). Sangat tingginya persentase kesalahan tahap III pada soal nomor 4 yaitu 93,55 disebabkan karena siswa melakukan kesalahan pada tahap sebelumnya (tahap I dan II).

Kesulitan belajar yang menyebabkan terjadinya kesalahan tahap III yang dilakukan siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial adalah sebagai berikut: (1) Siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian; (2) Siswa mengalami kesulitan dalam menyimpulkan jawaban dalam bentuk kalimat.

(8)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 72

perempuan tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 57,14%. Item soal dengan jumlah persentase kesalahan tahap I, II, dan III paling tinggi adalah item soal nomor 4 yaitu 79,57% (cukup tinggi).

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesalahan yang dilakukan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial seluruh tahap masih tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 57,84 % dengan nilai rata-rata kelas sebesar 6,35.

Temuan tingkat kesalahan yang cukup tinggi tersebut di atas mengindikasikan adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru matematika Sri Lestari, S.Pd, beliau juga membenarkan bahwa memang banyak siswa-siswanya yang mengalami kesulitan belajar matematika. Beliau membenarkan tentang adanya banyak siswa kelas VII bahkan sampai kelas IX yang masih kesulitan mengalami kesulitan kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Data dari buku Potret Keadaan SMP Muhammadiyah 5 Surakarta menunjukkan bahwa input siswa yang masuk ke SMP Muhammadiyah 5 Surakarta berkualitas menengah ke bawah. Rentangan nilai NEM (Nilai Ebtanas Murni) siswa baru pada tahun 2011/2012 adalah 14,15 - 27,10 dengan NEM rata-rata 19,20.

Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk menangani kesulitan belajar matematika sekaligus persiapan menghadapi ujian nasional adalah dengan pemberian jam tambahan kepada siswa kelas IX. Akan tetapi, pada kenyataannya upaya tersebut belum berhasil secara maksimal. Rata-rata nilai tamatan pada tahun 2011/2012 adalah 5,64 dan rata-rata nilai tamatan pada tahun 2011/2012 adalah 5,34. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk menangani kesulitan belajar matematika sejak dini agar mencapai hasil secara lebih maksimal.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang didukung oleh kajian teori serta mengacu pada tujuan penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kesalahan yang dilakukan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial seluruh tahap masih tergolong cukup tinggi, yaitu sebesar 57,84 %.

(9)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 73

kalimat pada soal menjadi kalimat matematika. Kesulitan belajar yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial pada tahap II adalah sebagai berikut: (1) Siswa mengalami kesulitan dalam mencari hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang ditanyakan dalam soal; (2) Siswa mengalami kesulitan dalam merencanakan, menyusun, dan melakukan langkah-langkah penyelesaian soal; (3) Siswa belum menguasai materi prasyarat Aritmetika Sosial yaitu materi Operasi`Hitung pada Bilangan Pecahan; (4) Siswa belum menguasai materi Aritmetika Sosial dengan baik; (5) Siswa belum terampil dalam mengerjakan soal-soal Aritmetika Sosial. Kesulitan belajar yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial pada tahap III adalah sebagai berikut: (1) Siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian; (2) Siswa mengalami kesulitan dalam menyimpulkan jawaban dalam bentuk kalimat.

Perlu adanya upaya untuk menangani kesulitan belajar yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial yang dimulai sejak dini agar mencapai hasil secara lebih maksimal. Berdasarkan kesimpulan di atas, alternatif penanganan kesalahan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan Aritmetika Sosial yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut: (1) Pihak sekolah dan guru hendaknya menangani kesulitan belajar matematika sejak dini; (2) Guru dan orang tua hendaknya memberikan perhatian dan penanganan yang khusus kepada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian; (3) Guru hendaknya mencoba menerapkan metode pembelajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa; (4) Siswa hendaknya mempunyai jadwal belajar yang rutin di luar sekolah, jadi siswa belajar tidak hanya pada waktu di kelas atau jika ada PR saja.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Afifudin, dan Ahmad Saebani, Beni. 2012 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV Rajawali.

Badriyah, Siti, dan Yusuf, Munawir. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita

(10)

Seminar Nasional Pendidikan Mat emat ika

Sur akar t a, 15 Mei 2013 74

Budiyono. 2008. Kesalahan Mengerjakan Soal Cerita dalam

Pembelajaran Matematika. Paedagogia.11(1): 1-8

Jumali, Dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: UMS Press

Mochtar, Buchori. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanicius

Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan

PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama

. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan

Bimbingan Konseling. Depok: Rajagrafindo Persada

Winarti, Jakum. 2012. Kajian Pragmatik Kemampuan Siswa dalam

Gambar

Tabel 1 Persentase Kesalahan pada setiap Item Soal
Tabel 2 Persentase Kesalahan Siswa Laki-laki dan Perempuan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memahami sejarah kebudyaan Indonesia masa kolonial perlu dipahami menganai kondisi sosial masyrakat pada masa itu, dalam hal ini adalah struktur sosial krana kita ketahuai

pemerintah untuk menempatkan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang penting ini terbukti dengan di masukanya mata pelajaran bahasa Inggris ke dalam kurikulum

Jakarta: Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional..

Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa keberadaan komoditas tanaman pangan di Kabupaten Cilacap, tidak cukup alasan untuk menyatakan bahwa terdapat.. wilayah pada

Alasan inilah yang menjadi latar belakang untuk memilih pemeriksaan operasional yang dibatasi pada fungsi pembelian bahan baku sebagai bahan penulisan skripsi

Karena itu cerita tentang adat yang begitu fungsional dan dominan dalam mengatur kehidupan masyarakat pada era 1980-an dan sebelumnya tinggal menjadi cerita masa lalu bagi orang

Tingkat loyalitas baik perawat rollstat maupun perawat honorer berhubungan dengan faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) untuk pekerjaan yang pernah dilaksanakan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO) (asli dan