PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA
DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA
DAN MAKNA SIMBOLIK
SKRIPSI
Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ANDRY DWIRA UTAMA
NIM 2121151001
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Andry Dwira Utama, NIM : 2121151001 Pengkajian Kain Songket Melayu Batubara Ditinjau Dari Bentuk Ornamen, Warna dan Makna Simbolik. Jurusan : Seni Rupa Program Studi : Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk ornamen, warna dan makna simbol yang terkandung dalam kain songket Melayu Batubara di Desa Padang Genting Kabupaten Batubara. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu pada awal Agustus sampai dengan September 2016. Lokasi penelitian adalah daerah Batubara, Sumatera Utara. Sampel pada penelitian ini berjumlah 8 kain songket Melayu Batubara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang diteliti, dengan menggunakan dua data yakni data primer diperoleh dari survei lapangan dan dokumentasi yaitu mengamati langsung objek yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara.
Hasil kajian 8 kain songket Melayu Batubara menunjukkan bahwa terdapat 19 motif yang diterapkan pada kain songket Melayu Batubara. Motif-motif tersebut antara lain motif mahligai, motif bunga tekwa, motif rantai tumpuk berobang, motif serek, motif tabur bintang, motif semut beriring, motif keris, motif pucuk rebung, motif kaluk pakis, motif siku keluang, motif tampuk manggis bersela kuntum, motif tampuk manggis, motif pucuk betikam, motif kembang sepatu, motif gigi hiu, motif bunga mawar, motif pucuk pandan, motif bunga melati dan motif itik pulang petang.
Terdapat 6 warna yang digunakan untuk songket yaitu merah, hitam, merah muda, hijau, ungu dan coklat. Masing-masing bentuk ornamen dan warna memiliki makna diantaranya bentuk ornamen melati yang memiliki makna sopan santun, ornamen bunga mawar memiliki makna sebagai penawar malapetaka, ornamen kembang sepatu memiliki makna keanggunan, warna ungu memiliki makna keagungan, kekayaan, warna hitam memiliki makna spiritual serta warna merah memiliki makna sebagai darah perawan.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa, pada setiap motif-motif dan warna yang terdapat pada kain songket Melayu Batubara mempunyai makna. Makna yang terdapat di masing-masing kain songket merupakan nasehat-nasehat bagi si pemakai kain songket.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat, berkah dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penyusunan Skripsi berjudul : Pengakajian Kain Songket Melayu Batubara
Ditinjau Dari Bentuk Ornamen, Warna, dan Makna Simbolik yang dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis banyak menghadapi kendala,
baik masalah pengalaman penulis, masalah narasumber, waktu, biaya dan
lain-lainnya. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik. Penulis berharap kiranya
jasa-jasa baik dari berbagai pihak tersebut tetap menjadi pribadi yang terpuji,
dan tentunya menjadi kenangan baik yang tidak penulis lupakan.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Drs. Mesra M.Sn. Ketua Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Gamal Kartono, M.Si. Sekretaris Jurusan Seni Rupa
5. Drs. Sugito, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi
6. Dr. Zulkifli, M.Sn. Dosen Pembimbing Akademik
7. Drs. Misgiya, M.Hum. Dosen Penguji
8. Drs. Brisman Silaban, M.Si. Dosen Penguji
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang telah
iii
10. Orang tua penulis Ibunda Karlina dan Ayahanda Kamiluddin. Terima kasih
atas bantuan moril, materil, do’a, dukungan, kesabaran dan perhatian yang
tak henti-hentinya sehingga penulis mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
11. Datuk Djulmi dan Ibu Hj.Ratna yang telah banyak membantu penulis
dengan penuh sabar menjadi sebagai narasumber.
12. Ibu Suryani dan Bapak Jamiluddin, terima kasih atas motivasi dan
dorongan yang diberikan kepada penulis.
13. Teman-teman terbaik Riki Hamdani, Citra Wahyuni, Mastina dan Deni
Erita. Terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan dalam membantu
penulis.
14. Keluarga Besar PPLT Sipispis yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas semangat dan dukungan kepada penulis.
15. Teman kuliah satu angkatan Desi Elfiana, Siti Kholifah, Sri Asyanti, Hasby
yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
16. Seluruh teman Program Studi Pendidikan Seni Rupa Angkatan 2012
khususnya kelas B yang selalu memberikan kenangan terindah untuk
penulis.
Medan, Februari 2017
Penulis
iv
6. Jenis Ornamen Tradisional Melayu ... 14
a. Motif Tumbuh-tumbuhan (flora) ……… 14
1) Kelompok Kaluk Pakis ... 14
2) Kelompok Bunga-bungaan ... 15
a) Bunga Matahari ... 15
v
c. Motif Beranekaragam ………. 20
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan ... 35
Tabel 4.1 Makna Simbol Pada Kain Songket Melayu Batubara ... 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk Geometris ... 9
Gambar 2.2 Bentuk Non Geometris ... 9
Gambar 2.3 Menggambar Keramik ... 10
Gambar 2.4 Contoh Dwimatra ... 10
Gambar 2.5 Bentuk Geomatris Tampak 3 Dimensi ... 11
Gambar 2.6 Keramik ... 11
Gambar 2.7 Rubik dan Dadu ... 11
Gambar 2.8 Ornamen Genting Tak Putus ... 15
Gambar 2.9 Ornamen Bunga Matahari ... 16
Gambar 2.10 Ornamen Tampuk Pinang... 16
Gambar 2.11 Ornamen Roda Bunga ... 16
Gambar 2.12 Ornamen Pucuk Rebung ... 17
Gambar 2.13 Ornamen Pelana Kuda Kencana ... 18
Gambar 2.14 Ornamen Itik Sekawan ... 18
Gambar 2.15 Ornamen Naga Berjuang ... 19
Gambar 2.16 Ornamen Roda Bunga dan Burung ... 19
Gambar 2.17 Ornamen Jala-Jala ... 20
Gambar 2.18 Ornamen Sinar Matahari Pagi ... 20
Gambar 2.19 Ornamen Terali Biola ... 21
Gambar 2.20 Ornamen Ricih Wajid... 21
Gambar 2.21 Skema Warna Komplementer ... 24
Gambar 2.22 Skema Warna Analog ... 25
Gambar 2.23 Skema Warna Triadik ... 25
Gambar 2.24 Skema Warna Tetradik ... 26
Gambar 2.25 Skema Warna Kotak ... 26
Gambar 4.1 Ornamen Keris ... 42
Gambar 4.2 Ornamen Semut Beriring ... 43
Gambar 4.3 Ornamen Mahligai... 43
ix
Gambar 4.5 Ornamen Pucuk Rebung ... 44
Gambar 4.6 Ornamen Kembang Sepatu... 45
Gambar 4.7 Ornamen Siku Keluang ... 46
Gambar 4.8 Ornamen Tabur Bintang ... 46
Gambar 4.9 Ornamen Bunga Mawar ... 47
Gambar 4.10 Ornamen Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 47
Gambar 4.11 Ornamen Pucuk Pandan ... 48
Gambar 4.12 Ornamen Bunga Tekwa ... 49
Gambar 4.13 Ornamen Itik Pulang Petang ... 49
Gambar 4.14 Ornamen Pucuk Betikam ... 50
Gambar 4.15 Ornamen Bunga Mawar ... 50
Gambar 4.16 Ornamen Bunga Bertabur... 50
Gambar 4.17 Ornamen Pucuk Rebung Variasi Kaluk Pakis ... 51
Gambar 4.18 Ornamen Bunga Bertabur... 51
Gambar 4.19 Ornamen Geometris ... 52
Gambar 4.20 Ornamen Tampuk Manggis Bersela Kuntum... 52
Gambar 4.21 Ornamen Tampuk Manggis dan Serek ... 53
Gambar 4.22 Songket Keris Pusaka ... 53
Gambar 4.23 Songket Motif Kembang Sepatu ... 54
Gambar 4.24 Songket Motif Bunga Mawar ... 55
Gambar 4.25 Songket Motif Bunga Tekwa ... 56
Gambar 4.26 Songket Motif Pucuk Betikam ... 57
Gambar 4.27 Songket Motif Pucuk Rebung Variasi Kaluk Pakis ... 58
Gambar 4.28 Songket Motif Bunga Bertabur ... 59
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Observasi ... 82
Lampiran 2. Instrumen Wawancara ... 83
Lampiran 3. Lampiran Dokumentasi ... 85
Lampiran 4. Lampiran Surat Izin Penelitian ... 89
Lampiran 5. Lampiran Surat Balasan Penelitian ... 90
Lampiran 6. Lampiran Surat Keterangan Ruang Baca FBS ... 91
Lampiran 7. Lampiran Surat Keterangan Digital Library ... 92
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki sekitar 500 etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya
yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,
Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Suku Melayu
bermukim disebagian besar Malaysia, pesisir Timur Sumatera, pesisir
Kalimantan, Thailand Selatan serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang
Selat Malaka dan Selat Karimata.
(http://krjogja.com/web/news/read/8421/500_Etnis_Jadi_Kekuatan_Indonesia_Ja
di_Negara_Maju, diakses senin, 14 desember 2015, pukul 15:00 WIB).
Di Indonesia, jumlah suku Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi yang
mendiami provinsi Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan,
Jambi, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Selain di Nusantara, suku Melayu
juga terdapat di Sri Lanka, Kepulauan Cocos ( Keeling ) yakni Cocos Malays dan
Afrika Selatan yaitu Cape Malays. ( http://ms.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses
senin, 14 Desember 2015, pukul 15:00 WIB ).
Selanjutnya keberadaan suku Melayu di Batubara yang merupakan salah
satu Kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara memiliki perpaduan dari
beberapa etnis dan budaya, karena di kota ini didapati beberapa etnis Aceh,
Banjar, Batak dan sebagian besarnya etnis Melayu.
2
Songket adalah satu artefak dalam budaya yang berperan sebagai salah satu
jati diri orang Melayu. Oleh karena itu, diperlukan kajian mengenai songket
sebagai salah satu budaya lokal yang dapat menjadi rujukan bagi masyarakat
Melayu secara umum. Pentingnya kajian ini juga didasari oleh kenyataan bahwa
masyarakat Melayu Batubara dipandang kuat dalam mengekspresikan budaya
songket di kawasan Sumatera, bahkan dunia Melayu.
Kain Songket Batubara terkenal dengan bentuk ornamennya yang penuh
menghiasi kain dan warnanya beraneka ragam dan jenis. Hal ini memperlihatkan
bahwa pemerintah maupun masyarakat suku Melayu ingin mengangkat dan
melestarikan seni budaya meskipun terjadi pembaharuan.
Songket Batubara ini hidup terus menuruti perkembangan zaman, karena
songket sangat fungsional dalam kebudayaan Melayu di kawasan ini. Batubara
sendiri merupakan pusat industri songket di Sumatera Utara. Songket selalu
menjadi bagian penting dalam upacara-upacara adat Melayu seperti pesta
pernikahan, khitanan, menyambut tetamu, menghantar dan menyambut jamaah
haji, dan lain-lainnya.
Pada era sekarang ini, hanya sedikit masyarakat terutama masyarakat
Melayu yang tahu akan bentuk ornamen dan makna yang terdapat dalam kain
songket. Hal ini disebabkan karena hanya diajarkan cara pembuatannya saja tanpa
memberi tahu arti dari motif yang sedang dibuatnya. Sulit ditemukannya referensi
yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi masyarakat terutama bagi pendidikan.
3
hitam, kuning, hijau dan merah saja yang memiliki makna tertentu dan hanya
kaum bangsawan saja yang memakainya.
Sedangkan pada era saat ini, perkembangan songket telah beraneka ragam
warna dipakai karena mengikuti permintaan pasar dan siapa saja boleh memakai
kain songket ini. Demikian pula yang terjadi dalam budaya masyarakat Melayu
Desa Padang Genting, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Propinsi
Sumatera Utara, yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Penelitian ini
diharapkan dapat mengungkap kembali bentuk, warna dan makna simbolik yang
menjadi dasar songket Melayu, sehingga akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang telah terjadi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
masalah yang dapat penulis identifikasi dalam penelitian ini adalah kurang
tahunya masyarakat khususnya masyarakat Batubara tentang ornamen yang
terdapat dalam kain songket. Hal ini disebabkan karena :
1. Bentuk ornamen yang digunakan telah mengalami modifikasi sehingga
sulit untuk dikenali oleh masyarakat.
2. Warna yang digunakan sekarang beraneka ragam.
3. Masyarakat sudah tidak memahami dan tidak mau tahu tentang simbol
yang terdapat pada setiap motif yang menghiasi bagian dari kain songket
Melayu Batubara.
4. Sulit ditemukannya referensi tentang motif songket Melayu Batubara
4
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka penulis membatasi masalah
tersebut sebagai berikut :
1. Bentuk ornamen Melayu yang diterapkan dalam kain Songket Batubara
2. Warna yang dipakai pada kain songket Melayu Batubara
3. Makna simbolik yang terdapat dalam motif yang menghiasi kain songket
Melayu Batubara
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik pada penelitian yang hendak
dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan
masalah, maka permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk ornamen Melayu yang diterapkan dalam kain songket
Batubara ?
2. Bagaimana warna yang dipakai pada kain songket Batubara ?
3. Bagaimana makna simbolik yang terkandung dalam kain songket
Batubara ?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti
mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka
kegiatan tersebut tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai
5
Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak
dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang bentuk ornamen Melayu yang
sudah mengalami perubahan pada kain Songket Batubara.
2. Untuk mengetahui warna apa saja yang telah dipakai dalam kain Songket
Melayu Batubara ini.
3. Untuk mengetahui tentang makna simbolik yang terdapat dalam kain
Songket Batubara ini.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dicapai, diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai tambahan dokumentasi bagi perpustakaan daerah Batubara.
2. Sebagai bahan referensi bagi pemerintah daerah setempat dalam
melestarikan budaya tradisionalnya.
3. Sebagai bahan pengenalan bagi masyarakat sacara khusus generasi muda
tentang pentingnya pelestarian budaya Melayu khususnya di Kabupaten
Batubara.
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi para mahasiswa jurusan
seni rupa untuk menggunakan ornamen tradisional Melayu sebagai konsep
berkarya khususnya kriya batik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan berdasarkan uraian
yang telah dijabarkan mulai dari latar belakang sampai kepada pembahasan.
Penulis memperoleh kesimpulan:
1. Pada kain songket Melayu Batubara terdapat 19 jenis bentuk motif yang
diterapkan pada kain songket Melayu Batubara antara lain, motif mahligai,
motif bunga tekwa, motif rantai tumpuk berobang, motif serek, motif tabur
bintang, motif semut beriring, motif keris, motif pucuk rebung, motif
kaluk pakis, motif siku keluang, motif tampuk manggis bersela kuntum,
motif tampuk manggis, motif pucuk betikam, motif kembang sepatu, motif
gigi hiu, motif bunga mawar, motif pucuk pandan, motif bunga melati dan
motif itik pulang petang.
2. Warna-warna yang di terapkan pada songket Melayu Batubara ada 7 warna
yaitu warna hitam, kuning, hijau, merah, merah muda, coklat dan ungu.
Warna hitam dipakai sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima.
Warna kuning dalam kebudayaan Melayu digunakan untuk raja-raja,
bangsawan, dan keturunannya sebagai lambang kekuasaan dan sampai
sekarang hanya boleh dipakai oleh keturunannya saja, sehingga warna
kuning jarang diproduksi. Warna hijau melambangkan menyeimbangkan
emosi orang, menciptakan rasa tenang, kesehatan dan pengasuhan bagi
semua. Warna merah memiliki makna berani, kekuatan dan kebahagiaan
78
sebagai lambang kerakyatan masyarakat. Warna merah muda mempunyai
makna bahwa orang Melayu harus berkasih sayang antar sesama tanpa
membedakan suku bangsa. Warna coklat mempunyai makna kesan hangat,
nyaman dan aman, dan warna ungu melambangkan kesan spiritual, megah
dan kebijaksanaan. Warna ungu pada kain songket jarang dijumpai.
3. Dalam songket Melayu Batubara ini terdapat berbagai bentuk ornamen di
dalamnya setiap hiasan memiliki arti tersendiri seperti itik berbaris
melambangkan kesetiaan terhadap pemimpin. Kemudian tampuk manggis
dilambangkan kesehatan manusia karena kita ketahui selain memiliki rasa
buah yang enak, kulit manggis sendiri di gunakan sebagai obat yang
bermanfaat untuk kesehatan manusia. Bunga melati yang melambangkan
keindahan kecantikan. Pucuk rebung diartikan cikal bakal dari tumbuhan
atau biasa di katakan awal dari suatu kehidupan. Pucuk pandan
melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.
B. Saran
1. Sebaiknya pemerintah di Kabupaten Batubara lebih bijak lagi untuk
mengambil keputusan dalam melestarikan kebudayaan dengan mengadakan
jam pelajaran tambahan untuk memperkenalkan kekayaan budaya sendiri
yakni berupa kain songket yang kaya akan motif dan makna yang
terkandung pada setiap motif sebagai pedoman hidup untuk diaplikasikan
dalam kehidupan dan membentuk kepribadian yang baik dan tetap
79
2. Pemerintah sebaiknya membuat acara pagelaran dengan memperkenalkan
kain songket dan membuat seminar-seminar di sekolah dan di Universitas
agar generasi tetap menjunjung tinggi dan mencintai kebudayaan mereka
sendiri yakni tenun songket Melayu Batubara yang sangat indah dengan
perpanduan motif-motif dan warna.
3. Para pengrajin sebaiknya lebih mengutamakan pakam-pakam ( aturan ) yang
telah ada agar kain songket yang dibuat tidak sekedar indah saja melainkan
kaya akan makna dan falsafah.
4. Masyarakat sebaiknya lebih menjaga dan melestarikan peninggalan
kebudayaan dan memahami makna yang terkandung pada setiap motif yang
ditenun pada kain songket. Masyarakat hendaknya tetap menerapkan
ajaran-ajaran nilai leluhur dari nenek moyang mereka pada kehidupan sehari-hari
dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka dan generasi setelah mereka
agar peninggalan kebudayaan yang kaya akan ajaran yang baik sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan, dkk. 2007. KBBI Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. Edisi Revisi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Casirere, Ernest. 1987. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta : Gramedia.
Darmaprawira, S. 2002. Warna. Bandung : ITB.
Dellistone. 2002. The Power of Symbol. Yogyakarta : Kanisius.
Gustami, SP. 1980. Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : STSRI ”ASRI”
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta : Harindita Graha Widia.
Kartiwa, S. 1996. Kain Songket Indonesia. Jakarta : Djambatan.
Marhijanto, Bambang. 1999. KBBI. Surabaya : Terbit Terang.
Meyer, Franz Sales. 1957. Handbook Of Ornament. New York : Dover Publisher.
Panggabean, Ratna L & Cut Kamaril Wardhani. 2004. Tekstil. Jakarta : Desantara Utama
Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, 1967/1980. Laporan Penelitian Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara.
Rathus, Fichner Lois. 1992. Understanding Art. New Jersey : Englewood Cliffs
Silaban, Brisman. 2008. Kesatuan Makna Simbolis Pada Ulos. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS – UNIMED.
Silaban, Brisman & N. Sihombing. 2012. Analisis Penerapan Ornamen Pakpak Dairi Pada Gedung Perkantoran di Sidikalang Ditinjau Dari Bentuk, Warna dan Makna Simbolik. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS – UNIMED.
81
Silitonga Pasar Maulim, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiratif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugito, dkk. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Sunaryo, A. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang : Dahara Prize.
Toekio, S. 2000. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung.
Tri Atmojo, Wahyu, dkk. 2011. Diktat Sejarah Seni Rupa Indonesia, Universitas Negeri Medan.
Tri Atmojo, Wahyu & Misgiya. 2008. Penerapan Ornamen Batak Dalam Teknik Batik Untuk Menciptakan Industri Kerajinan Batik di Sumatera Utara. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS – UNIMED.
Wijadmi. 2009. Kajian Sastra. Jakarta : Gramedia.
Ensiklopedia (http://ms.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses senin, 14 Desember
2015, 15:00 WIB).
Ensiklopedia (http://id.wikipedia.org/wiki/kajian, diakses senin, 14 Desember