PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR
SHARE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Oleh:
Helmi Fauziah Nasution 4123131041
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THIK PAIR
SHARE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Helmi Fauziah Nst (4123131041) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, model pembelajaran langsung dan gaya belajar. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Medan. Populasi sebanyak 270 orang yang terbagi 7 kelas, sedangkan sampel diambil secara cluster random sampling sebanyak dua kelas masing-masing 38 orang. Metode penelitian yaitu quasi eksperimen dan desain faktorial 3 x 2. Uji hipotesis dengan Anava dua jalur dan uji lanjut dengan uji F. Uji normalitas menggunakan lilifors serta uji homogenitas menggunakan uji F dan uji Barlett. Temuan penelitian ini menunjukkan ada pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar kimia pada taraf signifikansi α=5%. Rerata hasil belajar kimia siswa dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi (76,45) dari pada DI (68,55). Ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar kimia siswa pada taraf signifikansi α=5%. Siswa yang memiliki gaya belajar visual memperoleh rerata hasil belajar kimia lebih tinggi (80,94) dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik (71,18) dan audio (69,88). Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar kimia siswa pada taraf signifikansi α=5%. Hasil uji lanjut diketahui bahwa kelompok siswa dengan kecenderungan visual memperoleh hasil belajar kimia lebih tinggi jika diajar dengan model kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung. Sedangkan bagi kelompok siswa dengan kecenderungan auditori lebih tinggi hasil belajar kimianya jika diajar dengan model kooperatif tipe TPS. Rata-rata skor hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model kooperatif TPS lebih tinggi daripada model pembelajaran langsung yang sama-sama memiliki kecendrungan gaya belajar visual.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dan Model Pembelajaran Langsung Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid Di SMA Negeri 15 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratna Sari Dewi, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan SIlaban, M.Si, Bapak Dr. Muhammad Yusuf dan Ibu Dr. Destria Roza sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
v
Kakak dan Adik-adik penulis yang tergabung dalam kelompok “Nasti -Club”, Salimah Angreany Nst, Yusrina Santri Nst, Halimatussa’diyah Nst, Homsani Nst, dan Rajab Khairul Qolbi Nst. Berkat dukungan dan do’a kalian penulis bisa mengerjakann skripsi ini dengan baik, dan semoga adik-adik dapat menyusul kakak menjadi sarjana dan membanggakan orang tua kita. Seluruh keluarga besar terutama nenek tercinta Salmiah Pardede yang telah banyak mendoakan dan memberikan motivasi serta bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Rekan – rekan Kimia Dik C 2012, anggota PPLT 2015 SMP N 1 Galang, teman – teman satu bimbingan skripsi, sejawat dan seperjuangan yang telah banyak memberikan do’a, bantuan, ilmu, pendapat, dukungan serta semangat kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini, Terkhusus dan teristimewa untuk teman sekaligus partner penelitian dibangku perkuliahan Putri Sundari, Marta Sinaga, Saema, Siti Kholilah, Intan Sri Nancy, dan Ita yang selalu meluangkan waktu untuk berbagi cerita dan pengalaman, dan tentunya ilmu. Semoga pertemanan ini tidak akan terputus sampai kapan pun.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan sains.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup Abstrak
Kata Pengantar
ii iii iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Dafar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 4
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Hasil Belajar
2.1.2. Model Pembelajaran
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
8 8 7 10 11 2.1.3.1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
2.1.4. Model Pembelajaran Langsung 2.1.5. Gaya Belajar
2.1.6. Materi Sistem Koloid
12 15 17 21 2.2. Kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis Penelitian
33 33
BAB III MOTODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian 3.4. Rancangan Penelitian 3.5. Instrumen Penelitian 3.6. Tehnik Pengumpulan Data 3.7. Teknik Analisis Data
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 4.2. Deskripsi Penelitian
4.3. Uji Persyaratan Analisis Data 4.3.1. Hasil Uji Normalitas
4.3.2. Hasil Uji Homogenitas 4.4. Hasil Uji Hipotesis 4.5. Pembahasan
50 50 50 51 52 52 53 54 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
58 58 58
viii
DAFTAR GAMBAR
[image:8.595.78.526.122.635.2]Halaman
ix DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5. Tabel 3.1. Tebel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung
Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, Dan Suspensi Jenis-Jenis Koloid
Perbedaan Koloid Loifil Dan Koloid Liofob Desain Penelitian Faktorial 3 X 2
Kisi – Kisi Instrumen Tes Kisi – Kisi Angket Gaya Belajar
Data Pretest Dan Posttesg Siswa SMA Negeri 15 Medan Pada Pokok Bahasan Koloid
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 63
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 65 Lampiran 3a. Kisi – kisi Instrumen Soal Sebelum Validasi 85 Lampiran 3b. Kisi – kisi Instrumen Soal Setelah Validasi 87 Lampiran 4a. Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Divalidasi 89 Lampiran 4b. Instrumen Tes Hasil Belajar Setelah Divalidasi 100
Lampiran 5. Soal – soal Diskusi 103
Lampiran 6. Kunci soal Diskusi 104
Lampiran 7. Angket Gaya Belajar 107
Lampiran 8. Tabel Validitas Instrumen Tes 110
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal 111
Lampiran 10. Tabel Realibilitas Instrumen Tes 113
Lampiran 11. Tes Uji Realibilitas 114
Lampiran 12. Tes Uji Taraf Kesukaran 116
Lampiran 13. Uji Daya Beda 117
Lampiran 14. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I 118 Lampiran 15. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen II 121
Lampiran 16. Uji Normalitas 124
Lampiran 17. Uji Hiomogenitas 127
Lampiran 18. Uji Hipotesis 129
Lampiran 19. Tabel Nilai-nilai r Product Moment 134 Lampiran 20. Tabel Nilai-nilai Keritis dari Lilifors 135
Lampiran 21. Jadwal Penelitian 136
[image:10.595.65.538.117.677.2]1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia N0 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 berbunyi, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Persoalan pendidikan di banyak negara merupakan persoalan yang pelik, namun bagaimanapun pendidikan harus dilaksanakan sebab untuk dapat maju, membangun dan memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tidak dapat dilakukan tanpa melalui pendidikan.
Banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, antara lain: “Kualitas guru yang belum semuanya profesional dalam bidangnya, sarana dan prasarana sekolah, terutama laboratorium yang belum lengkap, minat siswa dalam belajar, proses pembelajaran yang belum bermutu, dan dana pendidikan yang belum mencukupi” Suparno (dalam Rasim, 2010).
Berbicara mengenai pendidikan tentunya tidak terlepas dari proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk itu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning) dengan metode pembelajaran yang inovatif disesuaikan karakter materi dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, diharapkan guru menerapkan pendekatan pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
2
proses pemelajaran siswa lebih dituntut sekedar menghapal tanpa memahami materi. (c) Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan sdengan kimia salah satunya pada materi sistem koloid. Akibatnya siswa acuh terhadap pelajaran. (d) Guru kurang aktif dalam menerapkan strategi pembelajaran. (e) Guru lebih terfokus pada ketercapaian target materi pelajaran bukan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Masalah-masalah diatas tentu sangat berpengaruh dan berimbas pada hasil belajar siswa yang memang dianggap masih sangat rendah. Untuk itu, diperlukan peran guru yang selalu aktif dalam membimbing anak didiknya. Guru dan siswa selalu berinteraksi bila terdapat kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran kimia perlu diperbaiki guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu materi pelajaran kimia SMA adalah koloid. Sistem koloid merupakan pelajaran yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena memiliki pembahasan yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari seperti cairan tubuh (darah), bahan makanan (susu, keju, nasi dan roti). Sistem koloid adalah materi pelajaran yang bersifat teoritis dan hafalan, dan pada umumnya disampaikan guru dengan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan kebosanan pada siswa terhadap materi pelajaran sehingga mengurangi minat siswa dalam belajar. Untuk mengawasi hal tersebut hendaknya menerapkan metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan, minat dan partisipasi aktif siswa dalam menerima suatu materi pelajaran.
Model pembelajaran yang dimaksud dalam kegiatan belajar kimia ini adalah model pembelajaran kooperatif. Artz dan Newman (dalam Trianto, 2011)
meyatakan bahwa: “Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu
tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.” Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis
3
tipe think pair share, siswa yang awalnya memiliki keterampilan kerjasama yang
rendah, akan termotivasi untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi.” Sejalan dengan penelitian Surayya (2014) bahwa: “Meningkatnya hasil belajar pada siswa yang mempunyai keterampilan berpikir kritis rendah yang mengikuti model pembelajaran TPS bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1) siswa sudah mulai terbiasa untuk berkolaborasi antar anggota kelompok sehingga terbentuk kelompok yang efektif, 2) masing-masing siswa merasa ikut bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh, 3) siswa termotivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.”
Sebagai pembanding dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran langsung (Dirict Instruction), Model pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah. Pada kenyataannya, peran guru dalam pembelajaran sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Proses belajar mengajar model Direct Instruction dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek dan kerja kelompok. Dalam menggunakan Direct Instruction, seorang guru juga dapat mengaitkan dengan diskusi kelas dan belajar
kooperatif. Seorang guru dapat menggunakan Direct Instruction untuk mengajarkan materi atau keterampilan baru dengan diskusi kelompok. Hal tersebut bertujuan untuk melatih siswa berpikir, menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya, serta membangun pemahamannya sendiri tentang materi pembelajaran.
Hasil penelitian Tanjung (2016) menunjukkan bahwa: “Keterlaksanaan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada pertemuan I, II, dan III di kelas XI MIA 3 SMAN 1 Taman telah terlaksana dengan sangat baik, karena tiap
tahapnya memperoleh nilai ≥ 3,00.” Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan
4
instruction efektif meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek kognitif
maupun afektif.”
Keberhasilan belajar tidak hanya terletak pada metode dan penggunaan media, namun juga faktor internal siswa sendiri, misalnya kreativitas, sikap ilmiah, kememapuan memori dan gaya belajar siswa. (Destya, 2012). Penelitian Aliffah (2013) mengenai pengaruh gaya belajar menjelaskan bahwa: ”Terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa (baik kognitif maupun afektif) pada materi pokok Hidrolisis Garam kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013, yaitu siswa yang memiliki gaya belajar visual akan sama prestasinya dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, dan keduanya mempunyai prestasi belajar kognitif dan afektif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dengan rata-rata prestasi kognitif berturut-turut 86,68; 83,14; dan 70,45 serta afektif berturut-turut 120,86; 121,07; dan 109,40.”
Pembelajaran dengan memperhatikan gaya belajar siswa perlu dilakukan, agar interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dapat terjalin dengan baik dan komunikatif. Siswa akan belajar dengan efektif jika belajar yang dilakukannya sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, maka guru dapat merancang proses pembelajaran dan menggunakan gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa (Nurbeeti, 2015). Karena penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik akan mendorong pencapaian hasil beajar yang maksimal. Oleh karena itu, perlu
untuk melakukan penelitian untuk melihat : “Perbedaan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Koopratif tipe think pair share dan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar siswa pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 15 Medan”.
1.2. Ruang Lingkup
5
tipe think pair share dan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar siswa pada materi sistem koloid.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung (Dirict Instruction) pada materi pokok sistem koloid ?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada materi sistem koloid ?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa pada materi pokok sistem koloid ?
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, serta mengingat keterbaytasan waktu dan sarana penunjuang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 15 Medan T.P 2015/2016.
2. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe think pare share dan model pembelajaran langsung.
3. Permasalahan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa terkait dengan gaya belajar siswa.
6
1.5. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan model pembelajaran kooperatif think pair share dan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari gaya belajar. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung (Dirict Instruction) pada materi pokok sistem koloid.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada materi sistem koloid. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran
kooperatif dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa pada materi pokok sistem koloid.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Untuk Guru Kimia dan Sekolah
Memberi alternatif atau variasi pembelajaran kimia untuk dikembangkan agar menjadi lebih baik dalam pelaksanaannya dengan cara memperbaiki kelemahan dan kekurangannya dan mengoptimalkan pelaksanaannya.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampun dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensi peneliti sebagai calon guru.
3. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
52 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, serta permasalahan yang telah dirumuskan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan rataan nilai hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran lansung pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 15 Medan.
2. Terdapat Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori maupun kinestetik pada pokok bahasan sistem koloid di SMA Negeri 15 Medan.
Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang memiliki kecenderungan
gaya belajar visual lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kecenderungan gaya belajar auditori dan kinestetik, dengan rata-rata hasil belajar kognitif berturut-turut pada tiap kelas adalah 80,5; 81,4 untuk visual dan 77,14; 62,95 gaya auditori dan 70; 72,22 untuk kinestetik.
3. Model Pembelajaran dan gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 15 Medan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti ingin memberikan saran-saran sebagai berikut.
53
2. Bagi guru, agar dalam pembelajaran mengoptimalkan gaya belajar siswa, sehingga siswa dengan perbedaan gaya belajar yang dominan dari masing-masing individu dapat tetap mengikuti pembelajaran dengan maksimal tanpa harus ketinggalan pelajaran.
3. Karena hasil belajar kimia dalam penelitian ini hanya mengukur aspek kognitif, diharapkan agar peneliti selanjutnya lebih mengembangkan pada aspek psikomotoris dan afektif dalam mendeskripsikan hasil belajar kimia agar pembelajaran lebih bermakna, efisien, serta memiliki daya tarik. 4. Penelitian ini mengalami keterbatasan, maka bagi peneliti selanjutnya,
54
DAFTAR PUSTAKA
Aliffah, N. dkk., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Koopertif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI Semester 2 SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, jurnal Pendidikan Kimia, vol 2 No. 4 2013, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas
Maret.
Arikunto, S., (2009), Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Damayanti, R.., Muzayyinah., Karyanto, P., (2011), Penerapan Pendekatan Cotextual Teaching and Learing Berbasis Media terhadap Kemampuan
kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011, vol 3 No. 2, Pendidikan Biologi.
Destya, A. dkk., (2012), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Teams Games Tournaments (TGT) Menggunakan Media Animasi dan Kartu Di Tinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri, vol 1 No. 3 2012, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret.
Gunawan, A., (2012), Born to be a Genius, Penerbit Gramedia Putaka Utama, Jakarta.
Gunawan, A., (2007), Genius Learning Strategi, Penerbit Gramedia Putaka Utama, Jakarta.
Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Irianto, A., (2009), Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Istarani., (2011), Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
55
Kardi, S., Nur, M., (2000), Pengajaran Langsung, Unesa Press, Surabaya
Rosnita, (2007), Evaluasi Pendidikan, Citapustaka Media, Jakarta.
Nurbeeti. Dkk., (2015), Hubungan Gaya Belajar Dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Di Kelas X SMKN 1 Bungku Tengah, Jurnal Mitra Sains, vol 3 No. 2 2015, Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana, Universitas Tadulako.
Prasetyo, Hernawan T., (2009), Efektivitas Metode Pembelajaran Direct Instruction Yang Disertai Dengan Media Komputer Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X Semester Genap Sma
Negeri 1 Kartasura Sukoharjo., Skripsi, FIKP, UNS, Surakarta.
Purba, M., (2007), Kimia Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Purniasih, Fatmaryanti, S.D., Kurniawan, E.S., (2014). Penerapan Lembar Diskusi Siswa (LDS) dengan Model Syndicate Group untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan afektif IPA Siswa Kelas VII di SMP Negeri 6 Kebumen. Vol 2 No. 5 2014.
Rahayu, T. dan Yonata, B., (2013), .Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 18 Surabaya pada Tingkat Analisis, Evaluasi, dan Kreasi pada materi Titrasi Asam Basa dengan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri.
Rasim, (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Student Team Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Gaya Belajar dan Motivasi
Berprestasi., Tesis, Program studi Pendidikan Sains, UNS, Surakarta.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Depok.
56
No.1 2013, Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika
& IPA Universitas Indraprasta PGRI
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Surayya, L., Subagia, IN. Tika., Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Jurnal, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha
Tanjung, Vinna, Dkk., (2016), Hubungan Antara Keterampilan Metakognisi Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Enggunakan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI, Jurnal Pendidikan Kimia, vol 5 No.2 2016, Program Studi Pendidikan
Kimia, Univesitas Surabaya.
Tanta, (2010). Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum, vol 1 No.1 2010, Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cendrawasih.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Uno, Hamzah B., (2008), Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
ii