ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN TENT ANG PAJAK
DAN TINGKATPENDIDIKAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KESADARAN MEMBA YAR PAJAK
(Studi Kasus pada KP P Pratama Kebayoran Baru Tiga)SKRIP SI
Oleh:
Siti Qomaria
104082002706
E:RPUST AKAAN UT AMA
JIN SYAHIO
JAKARTAJURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERl SY ARIF JUDA YA TULLAR
JAKARTA
1429 H/2008 M
ANAL!S!S PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG PAJAK DAN T!NGKAT PENDIDIKAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KESADARAN MEMBAYAR PAJAK
(Studi Kasu.1· pado KPP Pralama Kebayora•1 Baru Tiga)
SKRIPS!
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Dr.Yahya Hamza, M
NIP. 130 676 334
Oieh:
Siti Qomaria NIM: 104082002706
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing lI
AfifSulfa SE. Ak. M.S
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN IMLU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
l-lari ini tanggal 12 Gulan .luni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Si ti Qomaria NIM: I 04082002706 dengan judul Skripsi "ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG PAJAK DAN TINGKAT l'ENDIDIKAN WAJIB PAJAK TERHADAP KESADARAN
MEMBA Y AR PAJAK". Mcmperhatikan penampilan mahasiswa tcrsebut sclama
ujian berlangsung, maka Skripsi ini sudah diterima sebagai salah satu syarat untuk mcmpcroleh gclar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Universiti!S Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .
.Jakarta, 12 .luni 2008
Tim Pcnguji Ujiau Komprcbensif
Drs. Abdu amid Ccbba Ak. MBA
Ke tu a
\
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Hari i11i langgal 15 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Celapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Siti Qomaria NIM:104082002706 d•:ngan judul Skripsi
"ANAL!SIS PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG PAJAK DAN T!NGKAT PENDIDIKAN WAJIB PAJAK TERHADAP KESADARAN MEMBAYAR PAJAK". Memperhatikan penampilan rnahasiswa tersebut selarna tijian berlangsung, maka Skripsi ini sudah ditcrirna sebagai salah salu syarat untuk 111ernperoleh gelar Sarjana Ekonorni pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonorni dan llmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayalullah Jakarta.
Penguji I
Jakarta, 15 Aguslus 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
A
DAFT AR RIWA YA T HIOUI'
I. IOENTITAS l'RIBAOI l. Nama
2. Tempat & Tg!. Lahir 3. Ahunat
4. Telcpon
II. ャGセセndidikan@
I. SD (1991-1998)
2. SMP (1998-2001 )
3. SMA (2001-2004)
4. SI (2004-2008)
: Siti Qomaria
: Jakarta, 31 Maret 1986
: Jalan H. Saidi Guru I, Rt 001/06 No.5 Jakarta-Selatan 12140
: 021-7269958 I 996 7%06
: SON Gandaria-Utara Ol Pagi Jakarta : Madrasah Tsanawiyah Dami Ma'arif Jakarta : SMUN 46 Jakarta
: Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
UI.LATAR BELAKANG KELUARGA I. Ayah
2. Tempat & \gl. Lahir 3. Alam at
4. Telepon 5. Ibn
6. Ternpat & Tgl. Lahir
7. Alarnat
8. Telepon
: H. Asmawi Said : Jakarta, 16 April 1950
: Jalan H. Saidi Guru I, Rt 001/06 No.5 Jakarta-Selatan 12140
: 012-7269958 : Hj. Siti Rohaya
: Jakarta, 14 Maret I %2
: Jalan H. Saidi Guru I, Rt 001/06 No.5 Jakarta-Selatan 12140
THE ANALYS(S INFLUENCE OF CITIZEN KNOWLEDGE ABOUT TAXt"S AND EDUCATION LEVEL OF TAXPAYER
TOAWARENESSOFTAXPAYEE
(Empirical Nセエオ、ゥ・ウ@ On Tax Service Office Pratama Ke1Jayoran Baru Tiga)
ABSTRACT
Sili Qomaria, The Analysis Influence of Citizen Knowledge About Tar:es and Hducation Level of Taxpayer lo Awareness of Tax Payee. Stratum One (SI) Deparlemenl qf Accaunting Faculty of Economics and Social Science State Islamic University SyarifHidayatullah Jakarta, 2008.
The purpose of !his research is to know injluence of Citizen Knowledge
Abotit Taxes and Education Level of Taxpayer to Awareness
t!l
Tax Payee withusing muliiple linear regression and dummy's variable. The sample in this research includes 60 respondences /isled al Tax Service Office "Pra/amd Kebayoran Bani Tiga"_ 171e sampling me/hod is com·enience samp/ii;g_ 711e col/ec/ed of data lo use primary data with questionnaire technique.
The resu// of /he research to drawn /hat the partial, Cilizen Knowledge Influence have a positif re/a/ions and significant to Awareness of Ta< Payee, and so wilh Education Level of 1'a"Cpayer have a positif relations and significant to Awareness ofTqx Payee.
Simultaneously, independent variabel 's influences lo taxpayer Awareness as
a dependent variabel 's.
ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PAJAK DAN TING KAT PENDIDIKAN WA.JIB PAJAK TERHADAP
KESADARAN MEMBAYARP1\JAK
(Stupi Kasus pada KPP Pmtama Kebayoran Baru Tiga)
ABSTRAK
Siti Qomaria, Analisis Pengaruh Pengetahuan Masyarakat dan Tingkat Pendidikan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Membayar Pajak. Skripsi Strata Satu (SI) Jurusan Akuntansi Fakuitas Ekonomi dan !!mu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayah11lah Jakarta, 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pengetahuan Masyarakat dan Tingkat Pendidikan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Membayar Pajak dengan menggunakan regresi linear berganda dengan variabel dummy. Sampel dalam penelitiap. ini berjumlah 60 responden yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Barn Tiga. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah
convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu data
yang diambil langsung dari responden dengan teknik knesioner.
Hasil penylitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial adalah bahwa pengetahuan masyarakat mempunyai hubungan yang piositif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran membayar pajak, begitu juga dengan tingkat pendidikan yar1g mempw1yai lmbungar1 positif dan berpengaruh signifikan terhadap kesadapm membayar pajak.
Secara , simultan variabel independen berpengaroh terhadap kesadaran membayar pajak sebagai variabel dependen.
'
KATAPENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah Swt, kepada-Nya kita memohon
pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan
diri kita. Semoga kita se!alu mendapat hidayahNya, sehingga kita tergolong
orang-orang yang berada dalam ォ・イゥ、ィッセNョnケ。N@ Saya bersaksi bahwasanya tiada tuhan
melainkan ALLAH, tiada sekutu baginya yang maha pengasih lagi maim
penyayang dan saya bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah
rasulullah. Sholawat dan salam teriring utuknya semoga kita semua akan
mendapatkan syafa'at-Nya.
Skripsi yang telah penulis selesaikan yang merupakan salah satu dari banyak
ni'matnya yang ALLAH Swt berikan kepada saya. Terselesaikannya skripsi ini lak
lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besamya kepada:
I. Ayahanda H.Asmawi Said dan Ibunda Hj.Siti Rohaya yang lercinla, kalian
adalah motivasi lerbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
alas segala doa yang selalu kalian panjatkan dan dorongan baik moril maupun
maleril yang lelah kalian berikan kepada saya
2. Kakak-kakak_ku b'Yus,b'Maman, k'Yalie, lerima kasih alas banluan dan
dukungannya dan adikku lercinla Ozie kuliahnya yang rajin ya. Terima kasih
unluk semuanya, Allah akan memberikanmu segala yang lerbaik, Amin!!!.
3. Semua keluargaku yang selalu mendukung dan memberikan semangat. kakek
dan nenek (Almarhum dan Almarhumah) yang sudah mengasuhku dari kecil,
lerima kasih. Budi baik kalian belum sempalku balas, cucumu ini hanya bisa
berdoa unluk kalian. Doakanlah selalu cucumu ini dari sana.
4. Bapak Dr.Yahya Hamja, M.M. selaku pembimbing I, lerima kasih alas ilmu,
nasihal, dan bimbingannya selama ini.
5. Bapak Afif Sulfa, SE,.Ak,.M.Si, Selaku pembimbing II, lerima kasih alas
6. Terima kasih untuk para dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada
saya dan selalu sabar dalam mengajari saya, Terima kasih atas bimbingan dan
ilmunya selama ini.
7. Segenap jajaran akademik FEIS dan staf pengajar. Yang telah melayani
keperluan akademik saya semoga pelayanannya lebih baik lagi.
8. Genx-Shansa_Que tersayang, Irma, Sausan, Ummy, semoga persahabatan kita
tetap utuh sampai kita nini-nini, Amin yセ@ Allah!!!
9. Sahabat-sahabat yang seialu menolong saya, Bekty, Meta, Ima, Dina, Harty,
Dewi, Rifta, Ningcute, Diana, Idris, Dewe, Rahma, Sm:i, Adit, Mieta dan
lain-lain, makasih banyak atas semua doa dan dukungan kalian ... I Luv U, gUyz!
I 0. Teman-teman di Akuntansi C, kalian semua teman-teman yang baik. Mari kita
lanjutkan perjuangan kita, saling tolong-menolong dan saling mendoakan
semoga kita selalu sukses.Aku akan merindukan kalian ...
11. Teman-teman Pajak, waktu bersama kalian terlalu singkat tapi saya yakin
persahabatan kita untuk selamanya.
12. Segenap karyawan KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga terima kasih sudah
memberikan saya kesempatan untuk magang di sana dan terima kasih untuk
semuanya. Saat-saat bersama kalian sungguh menyenangkan.
l 3. Untuk Abang yang tersayang makasih atas segala bantuannya, aku sering
ngerepotin kamu ya .. semoga pengorbanan kamu kan' membuahkan hasil, n'
May God always Bless Us .. Amin!!!
14. Untuk semua orang yang pernah mengisi kehidupanku, terima kasih untuk
goresan kenangan bersama kalian.
Akhirnya diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat, Amin ... !!!
Hormat saya,
DAFTARJS!
Hal.
Daftar Riwayat Hid up ... .
Abstract... u
Abstrak ... 111
Kata Penganlar ... iv
Daftar lsi... ... .. ... v1
Daftar Tabet... x
Daftar Gambar ... xi
Daftar Lampiran ... xii
BAB. L PENDAHULUAN... l A. Latar Belakang Penelitian ... l B. Perunmsan Masalah Penelitian... 5
C. Pembatasan Masalah... 5
D. Tnjuan dau Manfaat Penelitian ... .. ... ... 5
l. Tujuan Penelitian ... .... ... .... 5
2. Manfaat Penelitian ... ... .... ... .. 6
BAB. IL TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Deskripsi Teori... ... ... 7
1. Pengertian Pengetahuan ... ... ... ... 7
2. Pengertian Pendidikan ... ... 9
3. Kesadaran Wajib Pajak ... 13
b. Faktor Yang tvlempengarnhi Kesadaran Wajib Pajak ... 14
4. Konsep Dasar Perpajakan ... 17
a. Dasar Perpajakan ... 17
b. Pengertian Wajib Pajak ... 21
c. Pajak Penghasilan ... 24
B. Kcrnngka Berpikir ... 26
C. llipotesis ... 27
BAB. HI. METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 30
B. Metodc Penentuan Sampcl ... 30
C. Metodc Pengumpulan Data ... 31
D. Metl!de Analisis Data ... 32
l. U ji Kualitas Data ... 33
a. Uji Validitas Instrumen ... 33
b. Uji Reliabilitas Instrumen ... 33
2. Uji Asumsi Klasik ... 34
a. Uji tvlultikolinieritas ... 34
b. Uji Heteroskedastisitas ... 34
3. Uji Hipotesis ... 34
a. Uji Regresi Linear Berganda ... 34
b. Koefisien Detenninasi ... 35
c. Uji t Statistik ... 35
E. qpernsional Variabel Penelitian ... 36
BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN . . ... 39
A. qambaran Umum Objek Penelitian ... 39
l. Sejarah KPP Pratama Kebayoran Batu Tiga ... 39
2. Struktur Organisasi... ... . ... 41
3. Susunan Organisasi ... 41
4. Tugas Pokok dan Fungsi ... 43
5. Visi dan Misi ... 45
B. Karnkteristik Responden ... 45
l. Analisis Data ... 45
2. Analisis Deskriptif.. ... 45
C. Uji Kualitas Data ... 47
1. Uji Validitas Data ... 47
2. Uji Realibilitas ... 49
D. Uji Asumsi Klasik ... 50
1. Uji Multikolonieritas ... 50
2. Uji Heteroskedastisitas ... 51
E. Uji Hipotesis ... 51
l. Persamaan Regresi Linear Berganda V ariabel Dummy... 52
2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... .52
3. Uji Statistik !.. ... 53
BAB. V. KESIMPULAN DAN rMPL[KASr ... 56
A. Kcsimpulan ... 56
B. Sa ran ... 57
DAFT AR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
[image:14.595.99.471.175.551.2]Hal.
Tabel. 3.l. Operasional Vanabel... ... 37
Tabcl. 4.l. Karaktcnstik Data ... 46
TabeL 4.2. Deskriptif Respondea ... 46
Tabel. 4.3. Deskriptif Statistik ... 47
Tabel. 4.4. Uji Validitas Vanabel Profesionalisme ... 47
Tabcl. 4.5. Uji Validitas Variabel Motivasi ... 48
Tabel. 4.6. Uji Validitas Vanabel Komitmen OrganisasiouaL.. ... 50
Tabcl. 4.7. Uji Validitas Variabel Peningkatan Kinerja ... 50
Tabel. 4.8. Uji Reliabilitas ... 50
Tabel. 4.10. Uji Multikolinieritas ... 50
DAFTAR GAMBAR
[image:15.595.96.470.202.572.2]Hal.
Gambar. 2.l. Model Penelitian ... 27
Gambar. 4.9. P- Plot Uji Nonnalitas Data ... 51
DAFT AR LAMPIRAN
Hal.
Lampinm. l. Kuesioner ... 62
Lampiran. 2. Rekapitulasi Jawaban Kuesioner ... 64
Lampiran. 3. Hasil Uji Validitas ... 72
V1mpiran. 4. Basil Realibilitas ... 74
Lampiran. 5. Hasil Uji A.sumsi Klasik ... 76
A. Latar b・ャ。セ\。ョァ@
BAB l
PENOAHULUAN
Pajak merupakan sumber dana penting bagi pembiayaan
pembangumin. Untuk meningkatkan penerimaan pajak dalam menghimpun
dana tersebut telah dilakukan penyempumaan sistem perpajakan atau yang
biasa disebut 1ax refi>rm. Keberhasilan upaya ini akan ditentukan oleh dua ha!
yang berkaitan yaitu kesadaran untuk membayar pajak atau melaksanakan
ketentuan pajak yang berlaku dan sikap serta kemampuan aparat pajak dalam
melaksanakan tugasnya di lapangan.
Salah satu hal yang utama dalam penyempun1aan sistem perpajakan
adalah diberlakukannya sistem self assessment. Sistem ini merupakan sistem
pemungutan pajak yang memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung
jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, mempmhitungkan, membayar
dan melapo\kan sendiri besamya pajak yang hams dibayar, agar sistem self
assessment ini dapat berjalan diperlukan suatu kesadaran dari wajib pajak
dalam memenuhi tanggung jawab dan kewajiban perpajakan.
Kesa,daran masyarakat membayar pajak temtama tergantung pada
pengetahuat' masyarakat tentang pajak dan tingkat penqidikan. Semakin tinggi
pengetahua1' masyarakat seharusnya akan semakin mudal1 bagi pemerintah
untuk ュ・ョケセ、。イォ。ョ@ mereka. Pendidikan fonnal juga sangat diperlukan karena
beberapa jenis pajak memerlukan pemaliaman tertentu agar formulir dapat
PPN yang mengharuskan wajib pajak mcmahami peraturan yang cukup
banyak dan mrnit.
Selain itu, masyarakat akan mempunyai kesadaran untuk membayar
pajak apabila sebelumnya telah memiliki pengetahuan tentang pajak. Jika
masyarakat mengerti tentang fungsi dan 111anfaat pajak bagi negara dan
pembangunan, maka diharapkan ia rnenjadi sadar akan pajak sehingga akan
rnelaksanakan hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Dengan
menjalankan hak dan kewajiban berarti secara tidak langsung wajib pajak
tersebut rnenjadi suka membayar pajak (tax minded}, dari suka membayar
pajak akan tirnbul disiplin pajak dirnana wajib pajak selalu mernenuhi
kewajiban-kewajiban pajaknya tepat pada waktunya. Usaha membina
kesadaran wajib pajak dapat pula melalui jalur pendidikan (misalnya bidang
studi perpajakan) sebagai langkah awal dalam sosialisasi perpajakan.
Peranan penclidikan dalam hal ini sebagai media dalam mengubal1 mental
masyarakat kearal1 yang lebih positif mengarahkan adat gotong royong pada
posisi yang lebih luas.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pendidikan perpajakan harus
rnulai ditanamkan sejak dini, klmsusnya dilingkungan sekolah. Misalnya saja
penyelenggaraan pajak di Jepang dimulai dari usia sangat dini yang dikelola
oleh Kamvil Ditjen pajak di Jepang untuk mengakomodasi kebutuhan
kelas-kelas tambahan, materi perpajakan, video-video, film kartun pajak, bacaan
anak-anak tentang manfuat pajak, serta lomba-lomba melukis, dan hal
lainnya yang terkait dengan perpajakan yang tentunya dekat dengan
Di fndonesia sendiri sosialisasi yang aktif clilakukan Ditjen Pajak
selama 4-5 tahun terakhir, baik melalui media cetak, iklan, maupun
clektronik merupakan konsistensi pihak DJP dalam rangka meningkatkan
penerimaan negara. Sa!ah satunya adalah sosialisasi dalam lingkup instansi
pcndidikan yaitu clengan tema High School Tax ャ_ッ。、セィッキ@ (Serita Pajal,, l 5
November 2005) adalal1 serangkaian kegiatan dari sosialisasi perpajakan
terhadap generasi muda yang dikemas dalmn bentuk edutaiment diharapkan
agar pajak semakin dekat dengan masyarakat. Temuan Laporan
Pembangunan l'vlanusia Indonesia (LPMI) mengatakan bahwa mutu manusia
Indonesia tergolon g rendali. LPM! mendesak ー・ュセイゥョエ。ャQ@ dan masyarakat
rnemberikan prioritas investasi !ebih tinggi pada upaya pembani,JUnan
manusia, terutarna lewat pendidikan dan kesehatan. (Tambunan, 2004)
Pandiangan (Serita pajak, 2004) mengatakan bahwa selarna ini efek
pajak sebenarnya sangat besar terhadap psikologi masyarakat, sehingga
bukan tidak mungkin sebagian rnasyarakat terkadang merasa tertekan oleh
pajak, apalagi bila ada yang kurang beres dalarn laporan pajaknya. Pajak
bukanlah hitungan ekonomi yang jika mengeluarkan sejumlah uang akan
mendapatkan manfaat langsung yang diterirna, justru lebih kepada aspek
sosial yaitu peduli kepada sesama. Pajak yang dibayar seseorang bukan
hanya dinikmati sendiri, dari pengadaan good governance and services
melainkan jauh akan lebih besar dinikmati oleh orang lain yang mungkin
jauh dipedesaan.
Pembahasan yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan bahwa
peningkatan pene1imaan pajak setiap tahunnya. Adapun kesadaran yang
rendah tent<1ng pajak karena adanya faktor penghambat yang sangat dominan
yaitu kurani,'Tlya pcngetahuan masyarakat tentang pajak, khususnya pajak
penghasila11, sehingga kesadanrn untuk melaksanakan kewajiban pajak sangat
1endah. Old1 karena itu, peranan pendidikan dalarn hal ini sebagai alat
penlranser pengelahuan perpajakan sangatlah penting. Lebih dari itu,
pendidikan rnarnpu merubah mental masyarakat. Pendidikan merupakan
indikator yang dominan dalam meningkatkan kualitas SDM, sedangakan
SDM merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan
lerhadap su;itu negara dalam mewujudkan tujuan lilasionalnya. (Hutagaol,
2005)
Berdasarkan uraian yang telah terpapar pada pembahasan di atas dan
pada peneiitian-penelitian terdahulu, maka variabel kesadaran wajib pajak
menjadi sua\u hal yang cukup penting untuk k\:berhasilan sistem self
assessment. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kembali
pennasalaban tersebut. Namun terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitiat1
sebelumnya, yakni meliputi objek penelitian dan vari&bel-vatiabel penelitian
yang digunakat1. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk memilih judul
"Analisis Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Tentang Pajak dan Tingkat
Pendidikan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran1 Membayar Pajak".
Penelitian ini dilakukan di KPP Kebayoran Baru Tiga dengan menggunakan
tiga variabel, yaitu pengetahuan masyarakat tentang pajak, tingkat pendidikat1,
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang tdah diuraikan di atas,
maka penulis membuat perwnusan masalah dalam penelitian ini adalah:
I. Apakah pengetahuan masyarakat tentang pajak berpengaruh terhadap
kesadaran membayar pajak?
2. Apakah tingkat pendidikan wajib pajak berpengarnh terhadap kesadaran
membay\lf pajak?
3. APakl/11 interaksi antara pengetahuan masyarakat ten tang pajak dan tingkat
pendidikan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran rnembayar pajak?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, pembatasan masalah dalam
penelitian ini hanya menyangkut pajak penghasilan pribadi (Pph) yang
dikenakan jlada wajib pajak. Aswnsi dalam penelitiart ini adalah masyarakat
yang mem11unyai pengetahuan dan manfaat tentang pajak, serta mempunyai
penghasilaf), dan penghasilan mereka dipotong pajak sehinggga bisa disebut
sebagai wajib pajak. Pada kriteria pendidikan difokuskan hanya dengan
pendidikan fonnal saja.
0. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah pengetahuan ma,;yarakat tentang pajak
b. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
kesadaran mernbayar pajak.
c. Untuk mengetahui apakah interaksi antara pengetahuan masyarakat
ten(\mg pajak dan tingkat pendidikan wajib pajak berpengarnh
terhadap kesadaran membayar pajak.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi dunia akademis, diharapkan penelitian ini dapat menambah
khasanah ilmu perpajakan dan bagi peneliti lain yang menguji
masalah yang sama dapat menjadi sl1111ber acuan bagi penelitiannya.
b. Bagi Pihak KPP, basil penelitia.'I ini diharapkan menjadi masukan
bagi kebijakan pemerintah pusat dan bahan evaluasi dalam
pel!lksanaan peraturan perpajakan.
c. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini sebagai sarana informasi bahwa
kesadaran wajib pajak sangat berpengaruh terhadap kepentingan
A. Deskripsi Teqri
J. Pengertian Pengetahuan
BAB II
TINJAlJAN PlJSTAl<A
Para ilmuwan kognitif sepakat bahwa, ptmgetahuan mencakup
struktur kognilif yang mewakili kenyataan. Semen1ara itu, para manajer
mungkin saja mengasosiasikan pengetahuan sebagai kondisi dan "kecakapan
teknik ". Penger/ian pengetahuan sering kali tergantung pada orang yang
melihat dan memberi makna konsep tertentu sesuai caranya menggunakan.
(Von Korg, 2007)
Penpetahuan merupakan wawasan atau cakrawala terhadap sesuatu
ha!. Pengefahuan sangat berguna sebagai bahan dasar dalam menaungi
kehidupan yang kompleks dan dinamis ini. Adanya ilmu pengetahuan akan
membuat si:seorang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya
tidak bisa iµeajadi bisa, dan yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti.
DibutuhkaI\ proses yang lama dan luas untuk mendapatkan pengetahuan
yang banyqk. Semakin luas pengetahuan seseorang maka semakin bagus
kualitasnya. Oleh karena itu, ilmu penge:ahuan se:ngat penting sebagai
Iandasaan pntuk menapaki kehidupan. Minimal terdapat tiga karateristik
pengetahuan yang dapat diamati, yaitu:
Pertama, pengetahuan merupakan keyakinan yang diakui kebe11ara1111ya.
lndividu mrmbenarkan keyakinan-keyakinannya berdasar pada pengamatan
pandangan tertentu, sensibilitas dan pengalaman individual. Pengetalman
pada hakekatnya mempakan konstniksi realitas. Krei.si pengetalman buk:an
sek:edar kompilasi fakta-fakta, melainkan sebagai proses tertentu yang
dialami manusia sehingga tidak mudah direduksi atau direplik:asi.
Kedua, pe17getahuan mencakup apa yang "tersurat" (eksplisit) dan yang
"tersirat" (tacit). Pengetahuan rersurat tentu saja dapat ditulisk:an pada
k:ertas, dinyatak:an dalam k:alimat, atau diluk:iskan dalam gambar. Sedangkan,
pengetahuan tersirat dapat berupa k:eal11ian gerak:an tubttl1, persepsi individu,
pengalaman psikis, perilaku tertentu yang senantiasa dik:erjakan (rules of
thumb) dan intuisi.
Ketiga, kreasi pengetahuan yang ejekt!f" tergantung pada konteks tertentu
yang diber(iayakan. Memberdayakan konteks berarti membagi ruang yang
mempercepat terciptanya hubungan timbal-balik di.antara k_omponennya. ·
Sesuai gagasan orang Jepang tentang kata "ba" (tempat), kontek:s organisasi
dimaksud meliputi physical, virtual dan mentai, atau ketiganya atau
mencakup empat lapis (layer), mulai dari lapis sederhana yang disebut
immediate context, kemudian meningkat k:e lapis yang lebih komplek:s, yairu
spesific coritext dan general context, hingga meta context.
Jadi, yang amat penting dipahami adalah, semua pengetalman
tergantung pada konteksnya. Definisi konteks ini -dikaitkan dengan dua
penek:anan sebelumnya, yakni: (I) pengetalman iru dinamis, relasional dan
berdasarkan tindakan mannsia dan (2) pengetalman iru lebih tergantung
Karena itu hal yang penting dipahami adalah sernua pengetalman tergantung
pada konteksnya.
Dalam hal ini, jika seseorang mempunyai pengetalman yang luas, dan
salah satunya adalah pengetahuan tentang pentingnya pajak yang digunakan
negara untuk membiayai rurnah tangganya, dan untuk keperluan public
investment, maka dengan demikin semakin luas pengetahuan seseorang
biasanya semakin besar pula kesadaran seseorang untuk melaksanakan
kewajiban pajaknya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui sejauh
mana pengaruh pengetahuan rnasyarakat tentang pajak terhadap kesadaran
melaksanakan kewajiban pajaknya.
2. Pengertian Pendidikan
Kita pasti sepakat bahwa pendidikan bukan merupakan sesuatu yang
'
asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga
pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleih semua orang, bahkan
dapat dikataka.'l bahwa pendidikan itu dialami ole:h semua manusia dari
semua golongan. Tetapi seringkali, orang melupakan makna dan hakikat
pendidikan itu sendiri
Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara
dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendarn atau
mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalarn bahasa Jawa, pendidikan berarti
panggulawp1tah (pengolahan) mengolah, mengubah kejiwaan,
mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, sekaligus mengubah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata
dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan
mempunya\ pengertian : proses pengubahan sikap dan tata !aku seseorang
alau kelompok orang dalam usaha mendewasakon manusia me/a/ui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Pendidikan
mernpakan proses yang terns menerns, tidak berhenti. Di dalam proses
pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia
(yang terlipat dalam pendidikan ini) adalah "subyek" dari pendidikan.
Karena myrupakan subyek didalam pendidikan, maka dituntut suatu
tanggung jawab agar tercapai suatu basil pendidikan yang baik. Jika
memperl1atjkan bahwa manusia itu sebagai subyek dan pendidikan
meletakkan hakikat manusia pa<la ha! yang terpenting, maka perlu
diperhatikap juga masalah otonomi pribadi. Maksudnya adalah, manusia
sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk "ada" sebagai dirinya yaitu
manusia yapg berpribadi, yang bertanggungjawab. (Syah, 1997: l 0)
Sehµ1jutnya masih memm1t Syah, hakekat pendidikan rnerupakan
usaha dasar Ulltuk mengernbangan kepribadian dan kerna111puan manusia,
baik di dahµn rnaupun diluar sekolah. Usaha-usaha teisebut diselenggarakan
dalam 「・イ「セァ。ゥ@ macain bentuk sebagai berikut:
a. U saha pendidikan yai1g diseleuggarakan secara sengaja, berencana, terarah
b. U saha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak
berenca11a dan tidak sistematis di !ingkungan keluarga disebut pendidikan
informal.
c. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana
tetapi tidak sistematis diluar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan
formal disebut pendidikan nonformal.
Penpidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan sumber
daya manusia yang dilakukan secara sistematis, programatis, dan berjenjang
agar dapat dihasilkan manusia-manusia berkualitas yang akan dapat
memberikaµ manfaat dan sekaligus meningkatkan kualitas dan martabatnya.
(Hasan, 2005:136)
Sehµ1jutnya masih menurut Hasan (2005: 136-137) peningkatan
kualitas dil1i manusia yang dicapai melalui pendidikan mencakup beberapa
aspek, yaitq:
a. Peningk!jtan kualitas berfikir (kecerdasan, kemampuan analisis, kreatifitas,
dan visioner).
b. Peningk!jtan kualitas moral (ketaqwaan, kejujuran, ketaballan, keadilan,
dan tanggung jawab ).
c. Peningkqtan kualitas kerja (keterampilan, profesional, dan efisien).
d. p・ョゥョァォセエ。ョ@ kualitas hidup (kesejallteraan materi dan rohani, ketentraman
dari terlindunginya martabat dan harga diri).
e. Peningkatan kualitas pengabdian (semangat berprestasi, sadar,
Apakah hasil pendid1kan itu? Yang jelas ada perubahan pada
subyek-subyek pendidikan itu sendiri. KRtakanlah dengan bahasa yang sederhana
demikian, ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Tetapi perubahan-pernbahan yang terjadi setelah proses
pendidikan itu tentu saja tidak sesempit itu. Bukankah perubahan-perubahan
itu menyangkut aspek perkembangan jasmani dan rohani juga? Melalui
pendidikan manusia menyadari hakikat dan martaba1nya di dalam relasinya
yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. !tu berarti,
pendidikan sebenamya mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri
dan sadar lingkunga.t1. Dari kesadarannya itu mampu memperbarui diri dan
lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak tercerabut dari akar
tradisinya.(John, dkk: 1995)
Dalam kaita.tmya dengan penelitian ini, maka dapat kita lihat bahwa
semakin tir\ggi tingkat pendidikan seseorang biasanya semakin tinggi pula
jabatan atau jenis pekerjaan yang dilakoninya. Sehingga biasanya, besar
kemungkinan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi
pula kesadara.t1 seseorang w1tuk melaksanakan kewajiban membayar
pajaknya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana
pengrul1 tingkat pendidikan terhadap kesadara.tl sese:orang untuk membayar
kewajiban pajaknya.
Dari pengertian pendidikan yang diuraikan diatas, maka penelitian ini
Pendidika!\ fonnal dimaksud disini adalah pendidikan SD, SMP, SMU, dan
Perguruan \inggi.
3. Kesadaran \.Yajib Pajak
a. Pengertian J(esadaran
Menurut Freira (2002: 125) "kesadaran merupakan kemauan yang
disertai dengan tindakan dari refleksi terhadap kenyataan". Sejalan dengan
ha! terseb11t, menurut Padila dan Prior (2004:94) menyatakan bahwa
kesadaran merupakan suatu proses belajar dari pengalaman dan
pengumpuljlll infonnasi yang diterima Ulltuk mendapatkan keyakinan diri
yang mendorong dilakukannya suatu tindakan.
Sesuai dengan hat tersebut, ma.'<a didalam kesadaran terdapat hal-hal sebagai
berikut:
1) Pengalainan, merupakan proses awal dari kesadaran karena dengan
pengalaman orang menjadi sadar akan persoalan dalam kehidupan mereka.
2) Informasi, sebagai proses belajar atau !ebih memahami tentang persoalan
itu melalui infonnasi yang diterima.
3) Keyakiqan, menjadi yakin mengenai persoalan itu berdasarkan pikirau1
dau1 peflfsaan dari pengalaunau1 dau1 informasi yang diperoleh. Dalam
keyakinan
itu
terdapat harapan atau tujuan yang mendorong adanya aksiatau tindf!kan yang sukarela.
4) Tindaka.n, memutuskan apa yang dilakukan berdasarkau1 keyakinan yamg
dimiliki.
Sedjlllgkan menurut Ahmadi (1998:125) kesa1daran identik dengan
pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi seseorang yang
mer.imbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang
berlmbungan dengan pribadinya.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak
Kes!ldaran wajib pajak sering dikaitkan dengan kerelaan dan
kepatuhan mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, terutama pada hal-hal sebagai berikut:
1) Pengetahuan masyarakat, dimana semakin tinggi pengetahuan
masyarakat maka semakin mudah bagi pemerintah untuk menyadarkan
mereka terutama mengenai hubungan antara biaya dan manfaat dari
setiap aktivitas pemerintah.
2) Tingkat pendidikan, ha! ini diperlukan dalam pemal1aman pajak dan
pengisian formulir pajak yang terkadang terasa rumit bagi masyarakat.
3) Sistem yang berlaku, terutama pada sistem pajak yang adil dan sistem
administrasi yang mudah dan sederhana.
Seqangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak ada beberapa pemahaman yang harus disosialisasikan
kepada masyarakat lewat kampanye sadar pajak, misalnya diskusi,
penataran, lokakarya, simulasi, dan bentuk aktivitas !ainnya, antara lain:
a). Perlunya Keteladanan
Banyakpya tokoh dati berbagai kalangat1 dari profesi yang terbukti
mangkif membayar pajak penghasilan (Pph) merupakan contoh buruk
bagi masyarakat sebagai wajib pajak secara keseluruhan. Oleh karena itu,
·perhatian tersendiri. Keteladanan ini tentu saja dimulai dari jajaran
pemerintah sendiri sebagai pengelob pajak. Jika pemerintah mampu
memberikan teladan dan juga diikuti tokoh-tokoh dan publik figur
lainnya, agaknya masyarakat akan !ebih mudah tmtuk menyadari betapa
pentingnya pajak bagi kehidupan dan masa depan neb'llra.
b ). Pemberian Insentif
Sudah sejak lama pemerintah memberikan inse:ntif khusus dalam hal
pajak, temtama kepada dunia usaha dalam rangka mendorong dan
mempercepat pemulihan (recove1y) ekonomi. Dalam peraturan pajak
yang barn juga terdapat ketentuan mengenai lax ol/oance (kelongaran
pajak) fada sektor-sektor tertentu dan daerah-daerah tertentu. Namun
demikii\11, pemberian insentif ini tentu saja harns tetap memperhatikan
rasa keljdilan masyarakat serta tidak hanya bersifat commercial oriented.
Jadi, pl(rlu dipikirkan bentuk insentif lainnya yang secara psikologis
dapat menyentuh radius objek pajak yang lebih luas.
c). Kemudahan Sistem Pembayaran
Pemerintah khususnya Ditjen Pajak harus senantiasa kreatif dan inovatif
menggali be1bagai kemungkinan sistem pembayaran pajak yang lebih
efektif dan efisien serta memberi kemudahan bagi wajib pajak da!am
menunaikan kewajiban pajaknya. Berbagai ke:luhan dari masyarakat
menunj\lkkan bahwa hingga kini pelayanan pajak, khususnya sistem
pembayaran yang kini diterapkan pemerintah masih belum handal.
Demikian pula sistem
self assessment
yang kini digalakkan pemerintah,d). Ment,'Ubah Filosofi
Sudah saatnya Ditjen Pajak melakukan redefinisi dan reorientasi terhadap
filosofi pajak. Citra yang menempatkan ditjen pajak sebagai pemungut
pajak hams dirnbah dengan memposisikan dirinya sebagai pengelola dan
pelindung masyarakat. Dengan demikian, aktifitas perpajakan tidak
hanya menjadikan target penerimaan sebagai sasaran utama, tetapi juga
memperhatikan tugas-tugas perpajakan lainnya secara integral, seperti
memberikan penyuluhan, pelayanan, dan pembinaan te11tang pajak
kepada masyarakat. Upaya ini diharapkan akan mendatangkan .feedback
positifbagi masyarakat.
e ). Menggugah Kesadaran
Melihat kenyataan masih rendahnya kesadaran ュ。セケ。イ。ォ。エ@ terhadap
kewajiban membayar pajak maka dipandang perlu adanya upaya
"kampanye sadar pajak" secara insentif. P1:mahaman masyarakat
kebany(!kan masih melihat pajak sebagai masalah administrasi belaka.
Oleh sebab itn, masih sangat sulit untuk menjerat masyarakat yang tidak
pemah membayar pajak. Pajak sudah selayaknya dilihat dari perspektif
hukum tata negara, bukan lagi hukum administrnsi negara. Dalam arti,
jika tetjadi pelanggaran, wajib pajak akan dikenai denda pidana yang
4. Konsep Dasar Perpajakan
a. Dasar-dasar Perpajakan
I). Pengertian Perpajakan
lvknurnt Resmi (2003; 1-2) terdapat beberapa pengertian pajak,
diantarany<\ definisi pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH adalah
" Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berda:;arkan undang-tmdang (yang dapat dipaksakan) dcngan tidak mendapat jasa timhal balik (kontraprestasi) secara langsung dapat ditunjukkan, dan dapat digunakan membayar pengeluaran umum".
Definisi tersebut kemudian disempurnakan, sehinggga berbunyi :
"Pajak adalah :ieralihan kekayaan dari pihak rak)'at kepada kas negara tmtuk
membiayai pengeluarnn rntin dan surplusnya digunak;m untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai puhi'!c investment. "
Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I. Djajadinint,>rat.
"Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan tertentu, tetapi bukan sebagai huktunan, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintal1 serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari negara seciira langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum".
Definisi pajak yang dikemukakakn oleh tvfr. Dr. J.Feldmann.
"Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma yang ditempkan secara mnum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum".
Dari bebentpa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
a) Pajak dirungut berdasarkan a tau dengan kekuatan undang-undang serta
aturan p<:jlaksanannannya.
b) Dalam pfmbayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individu'}l oleh pemerintah.
dj Pajak diperuntLtkkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yaitu bila
dalam pemasukkan masih terdapat surplus maka dipergunakan untuk
membiayai public investment.
2). Jenis-jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu pengelompokan menurut golongan, menurnt -sifatnya dan menurut
lembaga yang memungutnya.
a) Menurut Golongannya
Menurut golongannya pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pajak
langsm1g dan pajak tidak langsm1g.
1. Pajak Langsung, adalah pajak yang hams dipikui atau ditanggung
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebabkan
ォ・ー。セ。@ orang lain atau pihak lain.
ii. Pajal<; Tidak langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibeqaukan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
b) Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkat1 menjadi dua, yaitu pajak
subjektif dan pajak objektif.
1. p。ェ。セ@ subjektif adalah pajak yang pengenaannya mernperhatikll.11 pada
keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaaan yll.llg rnemperhatikan
keadaan subjeknya.
ii. Pajak objektif adalah pajak yang pada pengenacannya rnemperhatikan
c) Menurut Lembaga Pemungutannya
Menurut lembaga pemungutannya, pajak dikelompokan menjadi dua yaitu
pi!jak negara (pajak pusat) dan pajak daerah. '
t. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan mltuk membiayai rumah tangga
neg\lra umumnya.
11. p。ェセォ@ daerah adalah apajak yng dipungut oleh pemeriutah daerah
bailt daerah tingkat I, maupllll daerah tingkat H, dan dii,,'Unakan w1!Uk
meq1biayai rumah tangga daerah masing-masing.
3 ). Fungsi Pajak
Pajak merupakan mran wajib yang hams dibayarkan wajib pajak
kepada ョセ@ dirnana pajak ini berfungsi untuk membiaya rwnah tangga
pemerintah pusat rnaupllll daerah, dan jika terdapat surplus akan digunakan
wttuk publ(k investment.
4 ). Asas Pernm1gutan Pajak
t・イセ。ー。エ@ tiga asas pemllllgutan pajak yaitu asas domisili (asas tempat
tinggal), asas Slllllber, dan asas kebangsaan.
1. Asas qomisili ( asas tempat tinggal), yang menyatakan bahwa negara
berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan, wajib pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari
dalam 11egeri manpuan yang berasal dari luar negeri.
11. Asas S11mber, yang menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak
atas penghasilan yang berslllllber diwilayahnya' tanpa rnemperhatikan
iii.Asas Kebangsaan, yang menyatakan bahwa pengenaan pajak
dihubtmgkan dengan kebangsaan suatu negara.
5). Sistem Pernungutan Pajak
Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa sistern pemungutan, yaitu
ofjicial assess/f1e11t system, set/assessment system, dan withholding system.
a) Official Assessment Nセケウエ・ュL@ yaitu suatu sistrem pemtmgutan pajak yang
memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri
jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan yang berlaku.
b) Sell Assessment s:vstem, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak
yang terµrtang setiap tahunnya sesuai dengan kete:ntuan undang-undang
perpajakan yang berlaku, di Indonesia sendiri juga condong menerapkan
sistem ini, dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk:
1. mel)ghitung sendiri pajak yang terutang
11. meinperhitungkan sendiri pajak yang terutang
m. membayar sendiri pajak yang terhtang
iv. melaporkan sendiri pajak yang terutang
v. me111pertanggungjawabkan pajak yang terutang.
c) Witholdirg System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya
pajak terutang oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang
b. Pengertian Wajib Pajak
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemm1gutan atau pemotongan
pajak terte1Jtu. (Resmi, 2003: 19) Berkaitan dengan hai tersebut, maka kita
akan membahas beberapa ha! yang berkaitan dengan wajib pajak itu sendiri.
I). Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Kewajiban Pajak menurut tmdang-undang Nomor 16 Tahun 2000 adalah:
a) Mendaftarkan diri untuk mendapatka11 Nomor Pokok Wajib Pajak
(NflWP).
b) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
c) Mengarnbil sendiri Surat Pemberitahuan, mengisinya dengan benar
dan mernasukknya sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak dalarn batas
キセ@ yang telah ditetapkan.
d) Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan.
e) Jikl\ diperiksa, wajib:
1. Mernperlihatkan dan atau merninjarnkan buku atau catatan,
dpkumen yang menjadi dasar dan dokumen yang lain yang
「セイィオ「オョァ。ョ@ dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
p\)kerjaan bebas wajib pajak, dan objek yang terutang pajak.
11. Memberikan kesernpatan lllltuk rnemasuk:i ィセイョー。エ@ atau ruang gwa
rqemperlancar pemeriksaan.
h。ォMィ。セ@ wajib pajak menurut UU Nomor 16 Tahun 2000, adalah:
a) Mengajukan surat keberatan dan banding.
b) Menerima tanda bukti pemasukan, pembe:tulan, dan pengaJuan
pennohonan penundaan pemasukkan Surat Pemberitahuan.
c) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
d) Mengajukan pemohonan penghapusan dan p;mgutangan sanksi serta
pen1betulan surat ketetapan yang salah.
e) Memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan.
2). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan nomor yang diberikan
kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
diperguµakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan
pengertian ini, Nomor Pokok Wajib Pajak be:rfungsi sebagai sarana
admi11trasi perpajakan yang dipergunakan:
a) Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak.
b) Sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan (pembayaran pajak).
c) Menjaga ketertiban dan pengawasan administrasi perpajakan.
d) Mendapatkan pelayanan dari instru1si terten'tu.
Semua wajib pajak berdasarkan self assessment system wajib
mendaftarkan diiri pada kantor Direktorat Pajak untuk dicatat sebagai
wajib pajak, dan sekaligus untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
wanita l<awin yang dikenakan pajak secara terpisah karena hidup terpisah
berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta. Bagi wajib
pajak yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri maka
dapat d(terbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secarajabatan oleh
Direktqrat Jenderal Pajak tertentu tetapi tidak mendaftarkan diri untuk
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak, maka akan dikenakan sanksi.
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak adalab suatu tindakan
menghijpuskan NPWP dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Pada dasamya NPWP berlaku seumur hidup. Namun demikian NPWP
dapat saja dihapuskan dari tata usaha kantor pajak apabila telah
memen\ffii ketentuan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut (pasal 11
Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.27 /pj/l 995):
1. Wajib pajak orang pribadi yang telah ュQセョゥョァァ。ャ@ dunia tidak
mel)inggalkan warisan. Dengan syarat adanya pemberitahuan tertulis
dari ahli watis atau pihak lain dan dilampiri dengan fotokopi laporan
kell)atian atau syarat keterangan kematian dari instansi yang
berwewenang.
11. Wa11ita kawin tidak dengan perJanJ1an pemisahan harta dan
ー・ョセQ。ウゥャ。ョN@ syaratnya adalal1 adanya fotokopi Surat Nikal1 atau Akta
Per]f:awinan dari catatan sipil.
iii. Warisan yang belum terba1,,ri dalam kedudukan sebagai subjek pajak
sudah selesai dibagi. Dengan syarat adanya snrat pernyataan tentang
1v. Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan penmdang-undangan perpajakan yang berlaku.
Dengan syarat adanya Akta Pembubaran dan Neraca Likuidasi.
v. Bagi BUT (Bentuk Usaha Tetap) yang karena suatu hal kehilangan
statusnya sebagai Bentuk Usaha Tetap. Dengan syarat adanya surat
atal\ dokmnen lain yang menduklmg bahwa BUT tersebut tidak
merpenuhi syarat lab>i untuk digolongkan sebagai wajib pajak.
vt. Wajib pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksudkan pada
lmruf a dan b yang tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat
digolongkan sebagai wajib pajak.
Penghapusan tersebnt dapat dilakukan apabila utang pajak telah
dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah kadaluwarsa. Namun
dcmikil\fi Nomor Pokok Wajib Pajak dapat pula dihapuskan jika
berdasarkan basil pemeriksaan pajak diketahui bru'iwa utang pajak tidak
dapat atau ditagih lagi karena:
1. Wajib pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan
dan tidak mempunyai ahli waris.
11. Wajib pajak tidak mempunyai kekayaan lagi.
m. Wajib pajak orang pribadi lairmya selain yang dimaksud diatas yang
tid* memenuhi syarat lagi sebagai wajib pajak.
c. Pajak P\)nghasilan (Umum)
tv1enurut Resmi (2003 :73) pajak penghasilan (Pph) adalah pajal(
diperolehnya dalam satu tahun pajak. Peraturan pernndangan yang
mengatur Pajak Penghasilan di lndoneia adalah UU No.7 Tahun 1983
yang telah disempumakan dengan UU No. 7 Tahun 1991, UU No. I 0
Taht111 1994 dan terakhir UU No.17 Tahun 2000. Peraturan pemerintah :
Keputusan Presiden: Keputusan Menteri Keuangan: Keputusan Direktur
Jenderal Pajak: Maupun Surat Edaran Direktur Jederal Pajak.
l ). Subjek Pajak Penghasilan
Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang
mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi
sarana untuk dikenakan Pajak Penghasilan. Yang menjadi Subjek
pajak Penghasilan pasal 2 ayat I No. l 7 Tahun 2000 mengelompokkan
subjek pajak sebagai berikut:
a) Subjek pajak orang pribadi
b) Sl!bjek pajak warisan yang belum terbagi.
c) Sl!bjek pajak penghasilan
d) Sl!bjek pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)
2). Objek Pajak Penghasilan
Yang menjadi objek pajak penghasilan adalah penghasilan.
Penghasilan yang dimaksud dalam perpajakan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
sebagai konsmnsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
.lenis penghasilan yang dikenakan pajak atau disebut objek
pajak penghasilan, adalah:
a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh tennasuk gaji, upah, tunjangan,
honorium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam
tmdang-undang.
b) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
c) Laba usaha, deviden dalam bentltk apapun
d) Keuntungan karena penjualar1 atau pengalihan harta
e) Penerimaan kembali pembayarn pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya
f) Bunga ternasuk premium, diskonto, dan imbalan iain karena
jaminan pengembalian uang
g) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
h) Kem1tungan karena pembebasan utang kecuali sanipai dengan
jurnlah tert•mtu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
i) Keuntungan karena selisih kurs mata uang a:iing.
j) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
k) Premi asuransi, royalty.
!) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dati wajib pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penjelasan yang telah terpapar secara terinci pada
awal makalah ini, yakni mengenai pengetahuan masyarakat, tingkat
pendidikan, serta hal-hal yang berkaitan dengan wajib pajak, maka
selanjutnya peneliti akan melalnikan pengnjian uutuk menjawab masalali
pengetahuan masyarakat dan tingkat pendidikan wajib pajak terhadap
kesadaran membayar pajak. Dalam penelilian ini, peneliti mengambil
tiga variabel sasaran objek penelitian, yaitu: pengetahuan masyarakat,
[image:43.595.98.492.190.535.2]tingkat pendidikan, dan kesadaran.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Pengeta!luan Masyarakat
(Xi)
Tingkat Pendidikan
(X2)
Ha2
Kesadaran
(Y)
Hipotesis adalah suatn penjelasan sementara tentang pe1ilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah menjadi atau akan terjadi yang
merupakan pemyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel
dalam penelitian serta merupakan pemyataan yang paling spesifik. Dengan
kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti
yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan kerangka berfikir yang telail dikemukakan diatas,
penelitian menggunakan tiga model variabel yang akan digunakan
Hー・ョァ・エ。ィオセョ@ masyarakat, tingkat pendidikan, dan kesadaran) untuk
-·--->
• Hal: Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang pajak berpengaruh
terhadap kesadaran membayar pajak
•
l-!a2: Bagaimana tingkat pendidikan wajib pajak berpengaruh terhadapkesadaran membayar pajak
/
•
l-!a3: Bagaimana keterkaitan antara pengetahuan masyarakat dan titfgkatI
pendidikan wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak/ '
Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya oleh Setiadi (2006) d1:ngan judul "Persepsi
tentang Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak". Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua variabel pengukuran, yaitu pers<:psi wajib pajak dan
kesadaran. Sedangkan data yang digunakan adalah data primer, dengan
memberikan kuesioner kepada wajib pajak di KPP Cikarang Satu. Analisis data
yang digunakan adalah analisis bivariate, dan hasilnya menunjukkan bahwa
persepsi tentang pajak para responden termasuk kategori baik, dan
menunjukkan adanya hubungan positif dan cukup signifikan antara persepsi
tentang pajak dengan kesadaran wajib pajak:.
Penelitian selanjutnya oleh Yusronillah (2006) yang berjudul "Analisis
ᄋMセMMMMMMMᄋᄋQMM
Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Wajib Pajak Terhadap
Motivasi Memenuhi Kewajiban Pajaknya". Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga variabel pengukuran, yaitu tingkat pendidikan, jenis
セMMM .... セセ@ .. ᄋMMMMMMMセ@
pekerjan, dan motivasi. Sedangkan data yang digunakan adalah data primer
yakni denga11 instnllllen kuesioner yang dtberikan kepada wajib pajak: di
ANOVA, dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan
tidak sii,'11ifikan antara ketiga variabel tersebut.
,
Penel\ian lainnya oleh Jamaroh (2008) yang berjudul "Pengaruh
Pengetahuan dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Terhadap Mambayar Pajak di Kecamatan Randudongko!". Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tiga variabel yaitu pengetahuan, sosialisasi, dan
kepatuhan. Sedangkan metodeanalisisdatanya menggunakan koefisien korelasi
kontijensi, de111,>an mengi,'lmakan instrumen kuesioner yang diberikan kepada
wajib pajak. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara ketiga variabel yaitu pengetahuan, sosialisasi, dan kepatuhan.
Penelitian terakhir yang saya ambil dari Cahyo Nurseto (2004) dengan
judul "Pengaruh Persepsi Tentang Pajak dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kesadaran Wajib Pajak". Peneliti ini menggunakan metode statistik korelasi
untuk menelip hubungan ketiga variabel yang diteliti yaitu persepsi, tingkat
pendidikan, dan kesadaran. Hasilnya menunjukkan hubungan yang positif dan
BAB Ill
METOOA PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang dilakuk<tn adalah penelitian lapangan (field
study) dan penelitian kepustakaan (library research). Pene!itian lapangan
adalah penelitian terjun langsung ke tempat yang diangkat sebagai bahan
pembahasan. Studi lapangan ini menguji hubungan korelasi antara variabel
dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan
peneliti yang minimal. Sedangkan penelitian kepustakaan adalah penelitian
studi kepustakaan yang dilakukan terhadap bu\..'11 s\セイエ。@ disukung dengan
sumber-smµber lainnya berupa artikel-artikel, surat kabar, serta sumber
laill!lya.( ln<lriantoro :2004)
Penelitian yang dibahas mengenai pengetahuan dan pendidikan,
dimana unit analisis yang digunakan adalah unit analisis tingkat individual,
yakni ー・ョァセエ。ィオ。ョ@ dan pendidikan secara individu.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 、・ョセ@ metode Convenience Sampling. Bentuk sampling ini tennasuk
ke dalam sampling nonprobabilitas dimana anggota sampel yang dipilih atau
diambil ber<lasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan atau unit
sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan atau mudah untuk
C.
Metode Pel)gumpulan DataJenis data yang digtmakan peneliti untuk memperoleh data penelitian
adalah dat<t subjektif, yaitu jenis data penelitian ya11g berupa opini, sikap,
pengalaman, ata11 karakteristik dmi seseorang yang me11jadi subjek
penelitian. pata i11i merupakan data ym1g dilapcrkm1 sendiri oleh responden
secara ind\vidual atauipun kelompok. Dalam penditim1 ini, data yang
diberikan qari responden berupa tanggapan atau jawaban atas pertanyaan
tertulis (kuesioner) yang diajukan oleh peneliti kepada responden yaitu
dalam hal ini adalal1 wajib pajak di KPP Kebayoran Barn Tiga.
Sumber data penelitian berupa data primer, yaitu data penelitian yang
diperoleh langsung dati surnber asli (tidak melalui media perantara). Data
primer sec\U'a khusus dikumpulkan peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Metode data primer yang dilaknkan dalam penelitian ini adalah
kuesioner secara personal, yakni peneliti memberikan lembaran pertanyaan
secara langsung kepada responden, dalmn ha! ini respondennya adalah wajib
pajak di !\PP Kebayoran Barn Tiga. Bentuk pertm1yaan lembaran berupa
kuesioner yang nantinya akan dijawab oleh responden.
Jenis skala yang digunakan untuk menjawab bagim1 pernyataan
penelitian セ、。ャ。ィ@ skala likert yaitu metode yang digunakan untuk mengukur
sikap, ー・ョセ。ー。エL@ dan persepsi seseoratJg atau kelompok orang tentang
fenomena セッウゥ。ャN@ (Indriantoro:2004 ). Skala likert yang dipergunakan untuk
menjawab bagim1 pernyataan penelitiatJ dari variabel pengetahuan
masyarakat dan variabel kesadaran, dimana skala likert ini memiliki lima
Tabel 3.1
Tingkat Pe!1ilaian Jaw3ban
I No .Jmis Jawaban
I
Bo bot I
'
I
I
I SS=
Sangat Setuju 5I
2 S = Setuju 4セ@
I
3 ! R = Ragu-ragu 3I 4 TS = Tidak Setuju
l
2I
c-STS = Sangat Ttdak SetUJU l
Sedangkan untuk variabel tingkat pendidikan menggunakan metode
dummy dengan menggunakan skala nominal, yaitu :1kala pengttkuran yang
menyatakan kategori. kelompok, atau klasifikasi dali valiabel yang diukur
(lndriantoro:2004 ). Dalam vaiiabel tingkat pendidikan, terdapat dua pilihan
yang akan dijawab oleh responden, yaitu Pendidikan Lulusan Perguruan
Tinggi dan 11011 Perguman Tinggi.
Tabel3.2
Tingkat Penilaian Jawaban
No Keterangan Bobot
Perguman Tinggi
l.
f (D3,S I, S2, dst) 1
Non Perguman Tinggi 2.
(SMNyang sederajat) 0
D. Mctode Analisis Data
Penylitian ini menggunakan metode deskripti f. Deskripsi data
diperoleh dmi hasil penelitian yang ditum1gkan menjadi data induk,
kemudian data induk tersebut dengan melakukan perhitungan seperlunya.
dan kecendemngan data. Deskripsi data meliputi rata--rata, standar deviasi,
distribusi frekuensi, dan distribusi kecendemngan. Alai yang digunakan
bempa tekj1ik tabulasi dan penggambaran data secara visual dan grafik,
sehngga akan memberikan gambaran yang nyata bagairnana hubungan dan
pengamh セョエ。イ。@ variabel X dan variabel Y. Peneliti akan menggunakan
SPSS 12.00 untuk mengetahui sebernpa besar pengarnh variabel bebas (X)
terhadap va,riabel terikat (Y) dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
l. Uji Kua\itas Data
a. Uji V;iliditas lnstrumen
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara
cerm\lt tentang variabel yang diukur. Suatt1 kuesioner dikatakan valid
apabjla pertanyaan pada kuesioner mampu untuk rnengllllgkapkan
ウ・ウオセエオ@ yang akan diukur oleh kuesioner dengan Person Correlation,
yaitt1 dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing
butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempllllyai tingkat
signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
valid dan sebaliknya.(Ghozali.2005).
b. Uji Ri;liabilitas lnstrumen
lnstrllll1en dikatakan realibel apabila terdapat kesarnaan data
dalm11 waktu pengukuran yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan
realiqel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalafl konsisten atau stabil dari wakttt ke wakttt Uji reliabilitas
kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun
dilakukan pengujuan berkali-kali. Jika hasil dari Cronhach 's Alpha
diatas 0,60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi
(Ghozali,2005). Pcrhitungan realibitas dilakukan dengan metode
Cron/Jach 's Alpha dengan 「セNョエオ。ョ@ SPSS 12.00.
c. Uji Asumsi Klasik
I). Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bettujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel indepenclen atau semua variabel
independen dalam model regresi.
2 ). U ji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan ll!ltuk rne:lihat sebaran titik-titik
secara acak pada grafik yang tidak membentuk pola tertentu dengan
jelas.
d. Uji Hipotesis
I). Regresi Linear
Model statistik yang digunakan adala.h model regresi linear
berganda (multiple regression), yaitu suatu teknik yang digunakan
untuk menghitung seberapa janh hubungan antara beberapa variabel
bebas (independen) dengan variabel terikat ( 、セー・ョ、・ョ@ ). Model reb'Tesi
linear berganda dengan metode dummy sebagai berikut:
bila D=l, maka --> Y= a+b1x1+b2 (l)
Keterangan:
Y : variabel terikat independen (kesadaran)
a : bilangan konstanta
b : koefisien regresi
c : error yang diterima
x1 : variabel bebas/ dependen (pengclahuan tentang pajak)
D : untuk variable pendidikan sebagai vaiiablc dummy
2). Kpefisien Determinasi (R2)
Koefisien Deterrninasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemmnpuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 yang mendekati berarti variabel independen
ll\emberikan hampir semua inforrnasi yang dibutuhkan untuk
niemprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2005:83)
3). UV t-statistik
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pyngaruh masing-masing variabel independen secara individual
lerhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.
Jika nilai probability t lebih kedl dari 0;05 maka ada pengarnh
v¢abel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
(Ghozali, 2005).
4). Uji Statistik Fisher (F)
Uji statistik Fisher pada dasarnya digunakan untuk melihat
aJ?akah variabel independen secara simultan dapat diprediksi atau
probahilitas nieinenuhi taraf signifikami lebih kecil dari 0,05 atau
dapat dilihat dari ;1ilai F hitung lebih besar daripada nilai F table
pada tingkat signifikansi 0.05. (Ghozali.2005).
E. Opcrasionalisasi Variabcl Pcnclitian
\lgrjabcl lndependen
\°;1riabcl independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
111e111pengaruhi rnriabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini
terdiri dari \ariabel pengetahuan dan tingkat pendidikan.
I. \·;1riabcl Pengetahuan
Pengetahuan merupakan wawasan atau cakrawala terhadap sesuatu
ha!. Pengetahuan sangat berguna sebagai bahan dasar dalarn menaungi
kehidupan yang kompleks dan dinamis ini. Semakin luas pengetahuan
seseorang maka semakin besar kualitasnya. Variabel Pengetahuan
diukur menggunakan skala interval. yang merupakan skala pengukuran
menggunakan konsep jarak atau interval dari kategori yang diukur,
\aitu dengan mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang
lain.
:Z. Variabel Tingkat Pendidikan
l'endidikan 111e111punyai pengertian suatu proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara
111c11ggunakan skala non1inal. yaitu ska!a pengukuran yang n1enyataknn
katct!ori, kei<.H11pok. atau klasitikasi dari variabel yang diuk.ur
Variabc! Dependcn
Variabcl dependen adalah tipc Yariabel tegresi yang dijelaskan
atmt dipengaruhi olch variable indcpcndcn. Variabel dependen dalarn
penelitian ini adalah kesadaran. Kesadaran rnerupakan suatu proses
bclajar dari pengalarnan dan pengurnpulan inforrnasi yang diterima
untuk mendapalkan keyakinan diri yang rnendorong dilakukannya suatu
tindakan.\'ariabel Kcsddaran dalam penelitian ini diukur menggunakan
[image:53.595.90.528.181.709.2]skala interval.
Gambar3.l
Operasional Variabel Penelitian
I
Variabel Dimensi Indikator'
' MMMMMMBセMM'
I .Unsur Pajak I .a. Bersifat memaksaPengrtahuan 2.Fungsi Pajak b. Kontraprestasi
Ten tang 3.Peran pajak 2.a. Penyedia sarana dan
s
kalaPa_jak 4.Sistem Pajak yang prasarana publik Jn terval
Berlaku b. Kemaslahatan masyarakat
5.Pengetahuan 3.