• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

i

DEPARTEMEN KEUANGAN)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2

Program Studi Magister Manajemen Minat Utama: Manajemen Sumber Daya Manusia

Disusun oleh: Tito Adji Siswantoro

NIM: S 4106104

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ii

DEPARTEMEN KEUANGAN)

Disusun Oleh : Tito Adji Siswantoro

NIM: S 4106104

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Soeharno TS, SU Dra. Anastasia Riani S, M.Si NIP. 130 324 013 NIP. 131 570 306

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Manajemen

(3)

iii

DEPARTEMEN KEUANGAN)

Disusun Oleh : Tito Adji Siswantoro

NIM: S 4106104

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji : Pada Tanggal : ……….

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Tim Penguji : Prof. Dr. Hartono, MS ...

Pembimbing I : Prof. Dr. Soeharno TS, SU ………

Pembimbing II : Dra. Anastasia Riani S, M.Si ...…

Mengetahui,

Direktur PPS UNS Ketua Program Studi Magister Manajemen

(4)

iv Nama : Tito Adji Siswantoro

NIM : S 4106104

Sebagai Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini bukan merupakan jiplakan dari karya orang lain.

Dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Januari 2009

(5)

v

Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan, 2) mengetahui pengaruh signifikan secara parsial karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan, 3) mengetahui pengaruh signifikan secara simultan keahlian individu, pendidikan, pengalaman kerja, sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan.

Penelitian ini dilakukan pada Pegawai Kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan dengan menggunakan populasi sebanyak 776 pegawai serta menggunakan sampel sebanyak 155 responden. Metode sampel dengan metode pengambilan sampel acak berstrata proporsional. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi; sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumen penelitian meliputi uji validitas dan uji reliabilitas; uji asumsi klasik meliputi uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinieritas; pengujian hipotesis meliputi analisis regresi linier berganda; uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) karakteristik individu yang meliputi keahlian individu dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir, sedangkan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir; 2) karakteristik organisasi menunjukkan bahwa sumber daya organisasi berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir, sedangkan iklim organisasi dan struktur organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir; 3) keahlian individu, pendidikan, pengalaman kerja, sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan didukung dalam penelitian ini, 4) hasil regresi variabel independen (keahlian individu, pendidikan, pengalaman kerja, sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi) dengan pengembangan karir menunjukkan R2 sebesar 0,564 dan Adjusted R square sebesar 0,547. Hal ini berarti sebesar 54,7% variasi variabel pengembangan karir dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya sebesar 45,3% menggambarkan adanya variasi bebas lain yang tidak diamati dalam penelitian ini misalnya kepemimpinan dan dukungan organisasi.

(6)

vi

employee carrier development, 2) know partially significant influence of organizational characteristics is organization resource, organization climate and organization structure toward the employee carrier development, 3) know the simultaneously significant influence of the individual skill, education, job experience, organization resource, organization climate and organization structure toward the employee carrier development.

This research was in with used population amount 776 employee used sample with amount 155 respondent. Sample method with stratified proportional random sampling. Data collecting used observation, questioner, interview and documentation; while data analysis technique that used instrument test consist validity test and reliability test; classic assumption test consist heteroscedastisity, autocorrelation test, normality test and multicolinearity test; hypothesis test consist multiple linier regression, t test, F test and determination coefficient.

The results show that: 1) individual characteristics is individual skill and job experience significant influence toward the employee carrier development, but education not significant influence toward the employee carrier development, 2) organization characteristics show organization resource significant influence toward the employee carrier development, but organization climate and organization structure not significant influence toward the employee carrier development, 3) individual skill, education, job experience, organization resource, organization climate and organization structure significant influence toward the employee carrier development, 4) the result regression of independent variable (individual skill, education, job experience, organization resource, organization climate and organization structure) with carrier development showed R2 is 0.564 and Adjusted R Square is 0.547. This means 54.7% proportion variation variable of carrier development explained independent variable, while its remain 45.3 % illustrate present other variable which not explained within this model such as leadership and organization support.

Key word: individual skill, education, job experience, organization resource, organization climate, organization structure, carrier development

(7)

vii

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis Pengaruh Karakteristik Individu Dan Karakteristik Organisasi Terhadap Pengembangan Karir Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan).

Terselesaikannya penyusunan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Hartono MS, selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berharga.

2. Prof. Dr. Soeharno TS, SU selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

3. Dra. Anastasia Riani S, M.Si selaku pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan bagi kelancaran penulisan tesis ini.

(8)

viii

6. Keluarga saya tercinta, bunda Yeni, Kakak Genio, Adik Valent serta orang tua dan ate Titut yang selalu memberi dukungan dan doa sehingga dapat terselesaikan tesis ini.

7. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari dalam penyusunan tesis ini banyak kekurangannya, maka segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Januari 2009

(9)

ix

(10)

x B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... C. Teknik Pengumpulan Data... D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variable…………... E. Teknik Analisis Data... BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……….

A. Deskripsi Daerah Penelitian... 1. Sejarah Berdirinya Kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan

(11)
(12)

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...……… A. Kesimpulan………...………..…………. B. Saran………... C. Implikasi Manajerial... D. Keterbatasan Penelitian... DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiii

III.1 Jumlah Populasi dan Sampel... IV.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... IV.2 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan... IV.3 Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja... IV.4 Validitas Variabel Keahlian... IV.5 Validitas Variabel Sumber Daya Organisasi... IV.6 Validitas Variabel Iklim Organisasi... IV.7 Validitas Variabel Struktur Organisasi... IV.8 Validitas Variabel Pengembangan Karir... IV.9 Pengujian Reliabilitas... IV.10 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Keahlian... IV.11 Deskripsi Jawaban Respoden Variabel Sumber Daya Organisasi... IV.12 Deskripsi Jawaban Respoden Variabel Iklim Organisasi... IV.13 Deskripsi Jawaban Respoden Variabel Struktur Organisasi... IV.14 Deskripsi Jawaban Respoden Variabel Pengembangan Karir... IV.15 Hasil Uji Autokorelasi Berdasar Durbin – Watson... IV.16 Uji Multikolinieritas... IV.17 Rangkuman Hasil Regresi Linier Pengujian Hipotesis...

(14)

xiv

II.1 Kerangka Pemikiran... IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... IV.2 Hasil Uji Normalitas...

(15)

xv Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Tryout Penelitian Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Keahlian

Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Sumber Daya Organisasi Lampiran 6 Validitas dan Reliabilitas Iklim Organisasi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat membawa perubahan bagi pola kehidupan manusia. Hal ini membawa perubahan tersendiri bagi individu. Apalagi individu tersebut berada dalam lingkungan organisasi. Mereka harus dapat membenahi diri karena apabila tidak, akan tersisihkan dari rekan-rekannya. Agar eksistensi diri tetap terjaga, maka setiap individu menginginkan karirnya meningkat karena karir seseorang juga mempengaruhi penghasilan. Misalnya, seorang pegawai negeri dengan jabatan pelaksana tentunya menginginkan jabatan sebagai seorang Kepala Sub Bagian. Begitu pula Kepala Sub Bagian menginginkan jabatan menjadi Kepala Bagian. Adanya keinginan tersebut mengakibatkan pegawai harus mempunyai perencanaan karir yang matang. Salah satu langkah yang ditempuh untuk memenangkan persaingan agar mampu bersaing yaitu karyawan dituntut untuk mempunyai keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (ability) yang tinggi agar dapat menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing, mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan bersaing di luar organisasi tempat mereka bekerja secara nasional maupun internasional.

Implementasi rencana karir memerlukan pengembangan karir. Pengembangan karir merupakan upaya pribadi seorang karyawan untuk

(17)

mencapai suatu rencana karir (Handoko, 1998: 130). Munculnya fenomena penurunan jabatan dan kemangkiran pegawai (demosi), perpindahan karyawan yang dikenal dengan mutasi serta adanya suatu promosi karyawan merupakan bentuk pengembangan karir. Pentingnya kebijakan instansi dirumuskan untuk mengatur administrasi dari semua jenis pemindahan pegawai.

Salah satu langkah yang ditempuh organisasi untuk memenangkan persaingan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui ini pula ditunjang oleh kemampuan financial organisasi, karena tidak mungkin suatu organisasi dapat mengembangkan karyawan tanpa ada dana yang memadai. Pengembangan karir mempunyai kaitan erat dengan pengembangan sumber daya manusia, dimana dalam pengembangan karir mengarah pada perbaikan atau peningkatan pribadi yang diusahakan oleh individu maupun organisasi untuk memilih tujuan dan jalur karir untuk mencapai tujuan tersebut.

Oleh karena itu dalam suatu organisasi para anggotanya mengharapkan suatu pola kemajuan yang berdasarkan atas apa yang mereka dapatkan dan kerjakan. Apalagi seorang pegawai ingin diberi kesempatan yang luas ke berbagai jabatan serta dipromosikan dalam garis karir tertentu yang menjadi impian mereka.

(18)

pegawai sehingga dapat mengganggu kinerja pegawai itu sendiri, misalnya seorang pegawai itu dilihat dari tingkat pendidikan cukup, pengalaman cukup, tetapi karirnya terhambat, sementara yang biasa-biasa saja karirnya meningkat. Oleh karena itu perlu diingat tidak semua manusia mempunyai karakter yang sama, masing-masing memiliki pengalaman tingkat pendidikan yang berbeda. Semua karakter individu menunjang pengembangan karir. Disisi lain organisasi tempat mereka bekerja yang mempengaruhi karir seseorang, karena setiap organisasi memiliki karakter yang berbeda pula sehingga bentuk organisasi yang dijalankan harus mampu merumuskan kecocokan pekerja dengan pekerjaannya untuk meningkatkan kinerja dan kesesuaian kerja (Siagian, 2007: 205).

Ada banyak kekuatan yang mengakibatkan pembentukan karir, sehingga seorang pegawai untuk mencapai karirnya harus berjalan dari pengalaman yang terjadi dalam organisasi tersebut. Dari pengalaman-pengalaman inilah individu mengembangkan suatu gagasan karir yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Kebutuhan, keinginan dan ketidakpuasan yang ditunjukkan dalam pengembangan karir merupakan suatu masalah bagi organisasi kecuali bila organisasi dapat memberikan pekerjaan dan karir yang lebih menarik serta memberi tantangan.

(19)

1. Meningkatnya perhatian terhadap kualitas kehidupan kerja dan perencanaan kehidupan.

2. Peraturan mengenai kesempatan kerja yang sama

3. Pertumbuhan ekonomi yang rendah dan mengurangi kesempatan promosi. Pentingnya perencanaan karir karena ada hubungannya dengan pengembangan karir yang terkait erat dengan keberhasilan dan kegagalan karir individu meliputi konsep diri, identitas, kepuasan individu terhadap karir dan kehidupannya, karena tidak mungkin sesuatu itu akan berkembang dengan baik tanpa rencana yang matang. Perencanaan karir yang berawal dari penilaian diri (self assessment), yang membantu seseorang melihat jangkauan karir mana yang kemungkinan dominan. Karyawan tersebut selanjutnya berada dalam posisi membuat tujuan realistik dan menentukan apa yang akan dilakukan agar mencapai tujuan (Simamora, 1997: 520).

Penilaian diri berarti mengambil suatu persediaan, keahlian, minat pengalaman, sifat kepribadian dan karakteristik pribadi lainnya. Penilaian diri dapat membantu seseorang menghindari kesalahan yang dapat mempengaruhi keseluruhan proses karirnya. Penilaian diri juga membantu menentukan opsi pekerjaan kebutuhan dan pengembangan suatu tujuan karir (Simamora, 1997: 520).

(20)

tersebut. Dalam organisasi swasta, pada umumnya bagian personalia yang berperan menyusun dan menyesuaikan rencana karir individu yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Berbeda dengan organisasi pemerintah dalam penyusunan perencanaan karir untuk pengembangan karir disesuaikan dengan peraturan. Dimana sering terbentur dengan peraturan sehingga menimbulkan pro dan kontra.

Di dalam lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) senioritas masih sering menjadi acuan, disamping itu juga ada yang disebut dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang dikenal dengan DP3. Padahal kalau dilihat DP3 tolak ukurnya kurang jelas, karena seringkali tidak didasarkan secara obyektif dan biasanya dilakukan secara subyektif dan perseptif dengan tidak ada data-data yang menjadi pertimbangan penilaian (Ambar, 2004: 73).

(21)

wajar karena ada kekawatiran terhadap nasib seseorang menjadi tergusur dari jabatannya yang sekarang telah didudukinya. Hal ini merupakan sifat manusiawi, karena pada dasarnya manusia ingin dihargai dan ditingkatkan gengsi status sosialnya.

Di lingkungan Departemen Keuangan khususnya Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan dalam mengembangkan pegawainya melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh organisasi juga mengadakan seleksi dalam rangka meningkatkan potensi karyawan untuk kemajuan karir dan pekerjaannya dengan menyekolahkan pegawai ke jenjang lebih tinggi baik dalam maupun di luar negeri dengan program bea siswa. Boleh di katakan manajemen karir yang dilakukan di Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan cukup baik, tetapi yang menjadi persoalan di sini seperti halnya instansi pemerintah lainnya ”senioritas” masih menjadi tolak ukur. Disamping itu loyalitas terhadap pekerjaan dan tidak ketinggalan juga loyalitas kepada pimpinan, hal ini memang sudah tidak diragukan lagi sehingga sering menimbulkan ketidakpuasan bagi pegawai.

Sedangkan apabila dilakukan terobosan dengan pengangkatan PNS yang professional, usia muda, berprestasi tinggi dan mempunyai kemampuan teknis dan manajerial dalam memimpin / menduduki suatu jabatan struktural yang di dalamnya terdapat PNS senior pangkatnya lebih tinggi maka hal demikian sudah melanggar dan menyalahi prinsip pembinaan PNS.

(22)

ke samping mereka akan merasa lebih variatif dalam melakukan pekerjaan. Mereka lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right the job).

Organisasi mempunyai peranan dalam pengembangan karir pegawai. Disamping itu pegawai mengambil peranan dalam merencanakan dan mengembangkan dirinya. Jadi tidak secara keseluruhan tergantung pada organisasi. Maksudnya individu yang merencanakan organisasi yang mengontrol dan mengarahkan. Dengan cara ini para pegawai akan merasa lebih diberi dorongan atau dukungan untuk lebih maju dan mengembangkan diri dengan potensi yang dimiliki.

(23)

Organisasi harus mampu menciptakan rangsangan dan tantangan dalam penugasan pekerjaan yang dikaitkan dengan sukses karir. Tantangan tersebut harus merangsang seseorang untuk berkinerja dengan baik dalam tahun-tahun berikutnya. Berpikir dari pendapat diatas karakteristik organisasi merupakan dimensi inti dalam melakukan penelitian ini. Organisasi sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan. Para pimpinan, misalnya membentuk keputusan-keputusannya untuk mencerminkan sistem penilaian prestasi dan pemberian imbalan untuk memasuki peraturan-peraturan formal dan untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan organisasi. Keputusan-keputusan yang lalu juga merupakan preseden yang memaksa keputusan saat ini.

(24)

Perilaku yang tepat akan membuahkan hasil yang merefleksikan gabungan upaya banyak individu. Perilaku mencerminkan usaha seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, karakteristik individu menunjukkan penyebab perilaku.

Dalam latar belakang organisasi pengembangan karir itu tidak hanya dipengaruhi oleh organisasi tetapi karakter individu juga mempunyai peranan terhadap pengembangan karir individu maupun organisasi. Selain itu pengembangan karir dipengaruhi karakteristik lingkungan dan karakteristik pekerjaan. Dari penggambaran di atas maka penelitian ini berusaha menjelaskan analisis pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah karakteristik individu yang meliputi keahlian individu, pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan ?

(25)

3. Apakah keahlian individu, pendidikan, pengalaman kerja, sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh signifikan secara parsial karakteristik individu yang meliputi keahlian individu, pendidikan dan pengalaman kerja terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan.

2. Mengetahui pengaruh signifikan secara parsial karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan. 3. Mengetahui pengaruh signifikan secara simultan keahlian individu,

(26)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Diharapkan dapat memberi masukan kepada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan untuk memperhatikan kebijakan pengembangan karir dalam mengembangkan pegawainya.

2. Bagi Peneliti Berikutnya

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Karir

1. Pengertian Karir

Menurut Handoko (2000: 123) karir adalah semua pekerjaan atau

jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang.

Dengan demikian karir menunjukkan perkembangan para pegawai secara

individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai

selama masa kerja dalam suatu organisasi.

Moekijat (1995: 4) menyatakan : 1) istilah karir tidak hanya

berhubungan dengan individu yang mempunyai pekerjaan yang statusnya

tinggi atau yang mendapat kemajuan cepat. Istilah karir sedikit banyak

telah didemokratisasi, sekarang menjadi menunjukkan rangkaian atau

urutan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh orang-orang selama

riwayat pekerjaannya, tidak pandang tingkat pekerjaan atau tingkat

organisasinya. Pejabat pimpinan mempunyai karir, demikian pula

sekretaris pejabat pimpinan. 2) istilah karir tidak lagi hanya menunjukkan

perubahan pekerjaan gerak vertikal, naik dalam suatu organisasi.

Meskipun sebagian besar karyawan masih berusaha mencapai kemajuan,

akan tetapi banyaknya orang yang menolak pekerjaan yang lebih berat

tanggung jawabnya untuk tetap dalam jabatan yang sekarang dipegang dan

disukainya, makin bertambah. Sekarang banyak gerakan karir ke samping

(28)

atau secara horizontal dan kadang-kadang ke bawah. 3) istilah karir tidak

lagi mempunyai arti yang sama dalam suatu pekerjaan dalam suatu mata

pencaharian atau dalam suatu organisasi. Sekarang terdapat fakta-fakta

bahwa kian lama kian banyak individu yang mengalami apa yang disebut

banyak karir, jalur-jalur karir yang mengandung dua atau tiga bidang yang

berlainan dan dua atau tiga organisasi yang berlainan pula. 4) Tidak ada

anggapan lagi bahwa organisasi dapat mengendalikan karir individu secara

sepihak. Untuk memelihara pegawai yang dihargai organisasi juga menjadi

lebih tanggap terhadap tuntutan individu-individu dan kebutuhan

pegawai-pegawai. Terdapat lebih banyak tekanan pada perencanaan dan kurang

pada ”melihat bagaimana sesuatu itu menghasilkan”, baik pada pihak

individu maupun pihak organisasi.

Menurut Irianto (2001: 93) terdapat dua cara pendekatan untuk

memahami makna karir yaitu :

a. Pendekatan pertama, memandang karir sebagai pemilikan (a property) dan occupation atau organisasi, dimana karir dapat dilihat sebagai jalur

mobilitas di dalam organisasi yang tunggal.

b. Pendekatan kedua, memandang karir sebagai suatu properti atau

kualitas individual dan bukan okupsi atau organisasi. Setelah setiap

individu mengakumulasikan serangkaian jabatan, posisi dan

(29)

2. Pengertian Pengembangan Karir

Pengembangan karir seperti promosi sangat diharapkan oleh setiap

pegawai karena dengan pengembangan ini akan mendapatkan hak-hak

yang lebih baik dari apa yang diperoleh sebelumnya baik material maupun

non material, misalnya kenaikan pendapatan, perbaikan fasilitas dan

sebagainya. Sedangkan hak-hak yang tidak bersifat material misalnya

status sosial, perasaan bangga dan sebagainya. Dalam praktek

pengembangan karir lebih merupakan suatu pelaksanaan rencana karir

seperti yang diungkapkan oleh Handoko (2000: 123) bahwa

pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang

dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.

Menurut Simamora (1995: 392) proses pengembangan karir dalam

suatu pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan

bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia

pada saat dibutuhkan sehingga pengembangan karir dapat dikatakan suatu

kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status

seseorang dalam organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam

organisasi yang bersangkutan.

Pengembangan karir yang dilaksanakan dan dikembangkan di

Pegawai Negeri Sipil melalui pembinaan karir dan penilaian sistem

prestasi kerja dan sistem karir pada umumnya melalui kenaikan pangkat,

mutasi jabatan serta pengangkatan dalam jabatan. Oleh sebab itu setiap

(30)

untuk menggunakan kesempatan karir yang ada. Disamping itu adanya

manajemen karir dari organisasi untuk mengarahkan dan mengontrol

jalur-jalur karir karyawan. Karena hal ini ada hubungannya dengan

pengembangan pegawai, fungsi perencanaan karir menentukan tujuan

untuk pengembangan pegawai secara sistematis.

3. Unsur-Unsur Pokok Program Pengembangan Karir

Program pengembangan karir yang direncanakan mengandung tiga

unsur pokok : (Moekijat, 1995: 103)

a. Membantu pegawai dalam menilai kebutuhan karir internnya sendiri.

b. Mengembangkan dan mengumumkan memberitahukan

kesempatan-kesempatan karir yang ada dalam organisasi.

c. Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan pegawai dengan

kesempatan-kesempatan karir

Sesuai dengan tiga unsur diatas diharapkan karir karyawan itu

merupakan suatu unsur yang sangat penting yang sifatnya pribadi. Oleh

karena itu organisasi memberi kebebasan kepada karyawan untuk

mengambil keputusan sendiri mengenai tujuan serta kesempatan menjalani

karirnya.

Unsur karir yang baik adalah adanya penghargaan yang wajar

terhadap masa kerja, kesetiaan, pengabdian, pengalaman sehingga pegawai

yang berpengalaman, setia mengabdi kepada negara pemerintah dan tugas

kewajibannya akan mendapat penghargaan selayaknya. Selain itu, dalam

(31)

kerja sudah tentu memperhatikan kecakapan, prestasi kerja, kesetiaan dan

sebagainya (Nainggolan, 1994: 151).

Menurut Keith & Werther (1996: 315) terdapat 5 faktor yang

terkait dengan karir adalah :

a. Keadilan dalam karir, para karyawan menghendaki dalam sistem

promosi dengan kesempatan sama untuk peningkatan karir.

b. Perhatian dengan penyeliaan, para karyawan menginginkan penyelia

mereka memainkan perannya secara aktif dalam pengembangan karir

dan menyediakan umpan balik dengan teratur tentang kinerja.

c. Kesadaran tentang kesempatan, para karyawan menghendaki

pengetahuan tentang kesempatan untuk peningkatan karir.

d. Minat pekerja, para karyawan membutuhkan sejumlah informasi

berbeda dan pada kenyataannya memiliki derajat minat yang berbeda

dalam peningkatan karir yang tergantung pada beragam faktor.

e. Kepuasan karir, para karyawan tergantung pada usia dan kedudukan

mereka memiliki tingkat kepuasan berbeda.

B. Karakteristik Individu

Organisasi merupakan wadah bagi individu untuk mencapai tujuan, baik

tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter yang

tersendiri dan organisasi yang juga memiliki karakter tertentu yang saling

menyesuaikan. Latar belakang individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu

(32)

Berkaitan dengan karakteristik individu, bahwa individu membawa ke

dalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi dan penghargaan

kebutuhan dan pengalaman masa lainnya. Semua ini adalah karakteristik yang

dimiliki individu dan karakteristik ini akan memasuki suatu lingkungan baru

yaitu organisasi (Thoha, 1993: 30).

Menurut Mathis (2002: 64) ada empat karakteristik individu yang

mempengaruhi bagaimana orang-orang membuat pilihan karir :

1. Minat, orang cenderung mengejar karir yang mereka yakini cocok dengan

minat mereka.

2. Jati diri, karir merupakan perpanjangan dari jati diri seseorang juga hal

yang membentuk jati diri.

3. Kepribadian, faktor ini mencakup orientasi pribadi karyawan (sebagai

contoh karyawan bersifat realistis, menyenangkan dan artistik) dan

kebutuhan individul, latihan, kekuasaan dan kebutuhan prestise.

4. Latar belakang sosial, status sosial ekonomi dan tujuan pendidikan

pekerjaan orang tua pegawai merupakan faktor yang berfungsi dalam

kategori.

Dalam pengembangan karir itu ada persaingan, sehingga

membutuhkan keahlian merencanakan karir, pendidikan dan pengalaman. Dari

beberapa pendapat diatas, karakteristik individu dalam penelitian ini mengacu

pada teori dari Hasibuan (2000: 55) dilihat dari keahlian, pendidikan,

pengalaman kerja. Karakteristik individu secara ekslusif memfokuskan pada

(33)

1. Keahlian

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pegawai adalah faktor

pengetahuan dan keterampilan. Secara psikologis, kemampuan pegawai

terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality, artinya pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau

pengetahuan yang memadai untuk menjalankan pekerjaan yang terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih mudah

mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the righ man in the righ place, the righ man on the righ job).

Hasibuan (2000: 54) keahlian harus mendapat perhatian utama

kualifikasi seleksi. Hal ini yang akan menentukan mampu tidaknya

seseorang menyelesaikan pekerjaan yang dtugaskan kepadanya. Keahlian

ini mencakup tehnical skill, human skill, conceptual skill, kecakapan untuk

memanfaatkan kesempatan serta kecermatan penggunaan peralatan yang

dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan.

Menurut Ruki (2002: 35), keahlian yang harus dimiliki seseorang

adalah :

a. Keahlian teknis, yaitu keahlian dalam pokok pekerjaannya serta

kemampuan menerapkan tehnik dan prosedur mengenai bidang

kegiatan tertentu.

b. Keahlian interaksi atau hubungan antar manusia, yaitu keahlian untuk

(34)

lain, serta mampu merangsang dan mendorong orang lain, termasuk

anak buah dan rekan kerja.

c. Keahlian konseptual, adalah keahlian mental dalam memadukan

seluruh kegiatan organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuannya.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan

kemampuan kerja karyawan. Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan

langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang Pendidikan merupakan

indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat

menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan

pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu

(Handoko, 1998: 80).

Dengan pendidikan pegawai akan menambah kemampuannya, ini

berarti ia melengkapi tujuan organisasi, misalnya mengikuti program

pelatihan, mengambil kursus, mengejar gelar tambahan atau mencari tugas

pekerjaan baru, dapat ikut mengakibatkan kemajuan (Moekijat, 1995:

122). Pendidikan disini tidak hanya pendidikan yang ditempuh dibangku

sekolah, tetapi seorang pegawai juga membutuhkan pendidikan tambahan

melalui kursus-kursus dan pelatihan.

Dari pendapat diatas berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan yang

dimiliki oleh pegawai dapat menentukan pekerjaan yang akan diberikan

kepadanya. Hal ini mempermudah jalur karir yang akan ditempuh untuk

(35)

3. Pengalaman Kerja

Selain pendidikan formal yang harus dimiliki individu juga perlu

memiliki pengalaman kerja, serta mampu beradaptasi dengan

lingkungannya dalam organisasi, untuk meniti suatu karir dan

mengembangkan potensi dirinya. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh

pekerja dalam organisasi yang berbeda-beda, sehingga hal ini disebabkan

setiap pekerja mempunyai pengalaman dari pekerjaan yang berbeda-beda

yang telah diselesaikan berulang-ulang dalam menempuh perjalanan

karirnya.

Pengalaman (senioritas) yaitu promosi yang didasarkan pada

lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah

pengalaman kerja seseorang, orang yang terlama bekerja dalam

perusahaan mendapat prioritas utama dalam tindakan promosi (Hasibuan,

2000: 108). Dengan pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan

kemampuannya sehingga karyawan tetap betah bekerja pada perusahaan

dengan harapan suatu waktu ia akan dipromosikan. Kelemahannya

pegawai yang kemampuannya terbatas karena sudah lama bekerja tetap

dipromosikan. Dengan demikian perusahaan akan dipimpin oleh orang

yang berkemampuan rendah, sehingga perkembangan perusahaan dapat

disangsikan.

Menurut pendapat Siagian (1992: 52) menyatakan pengalaman kerja

menunjukkan berapa lama agar supaya pegawai bekerja dengan baik.

(36)

jabatan yang pernah diduduki oleh seseorang dan lamanya mereka bekerja

pada masing-masing pekerjaan atau jabatan tersebut.

Dengan demikian masa kerja merupakan faktor individu yang

berhubungan dengan perilaku dan persepsi individu yang mempengaruhi

pengembangan karir pegawai, misalnya seseorang yang lebih lama bekerja

akan dipertimbangkan lebih dahulu dalam hal promosi, pemindahan ini

berkaitan eart dengan apa yang disebut senioritas.

Oleh karena itu pengalaman kerja yang di dapat seseorang akan

meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerja

yang mempunyai kemampuan tinggi akan memungkinkan mampu

mempertahankan dan mengembangkan karir yang telah diraihnya.

Berdasarkan definisi diatas pengalaman kerja adalah menunjukkan

lamanya dalam melaksanakan, mengatasi suatu pekerjaan dari beragam

pekerjaan bahkan berulang-ulang dalam perjalanan hidup.

C. Karakteristik Organisasi

Thomson dalam Agus (2001: 136) mengatakan bahwa organisasi

adalah sejumlah orang yang melakukan tugas dan pekerjaan tertentu untuk

masing-masing orang atau kelompok orang secara rasional, non pribadi untuk

mencapai tujuan tertentu. Simamora (1997: 507) mengatakan bahwa sumber

daya, iklim, tujuan dan struktur organisasi mempengaruhi manajemen karir

yang akhirnya berdampak pada pengembangan karir.

Pengembangan karir merupakan suatu cara bagi sebuah organisasi

(37)

mempersiapkan karyawan untuk dunia yang berubah (Sunarto, 2003: 246).

Berbagai tanggungjawab organisasi dalam pengembangan karir (Simamora,

1997: 506):

1. Memberikan sebuah model perencanaan karir, sumber daya, konseling dan

informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan karir.

2. Memberikan pelatihan dalam rencana pengembangan karir kepada manajer

dan karyawan serta konseling karir pada para manajer.

3. Memberikan program-program pelatihan keahlian dan peluang-peluang

pengalaman dipekerjaan.

Organisasi harus mampu menciptakan rangsangan dan tantangan

dalam penugasan pekerjaan yang dikaitkan dengan sukses karir. Tantangan

tersebut harus merangsang seseorang untuk berkinerja dengan baik dalam

tahun-tahun berikutnya. Berpikir dari pendapat diatas karakteristik organisasi

merupakan dimensi inti dalam melakukan penelitian ini meliputi:

1. Sumberdaya Organisasi

Sumber daya organisasi penting untuk sebuah pengembangan karir.

Sumber daya organisasi merupakan modal utama organisasi, yang

dimaksud adalah sumber daya finansial (keuangan), sumber daya waktu

dan sumber daya manusia. Menurut Simamora (1997: 507) sumber daya

finansial dibutuhkan, sebagai contoh untuk menyelenggarakan kursus

karir. Sumber daya waktu dibutuhkan guna melibatkan karyawean dan

manajer dalam aktivitas perencanaan karir dan sumber daya manusia

(38)

Dalam program karir yang efektif harus mempertimbangkan

perbedaan persepsi dan keinginan para karyawan, apa yang pegawai

harapan dari program karir yang dikembangkan oleh personalia sesuai

dengan ragam faktor usia, kedudukan, pendidikan dan faktor lainnya.

Manfaat keterlibatan Departemen Sumber Daya Manusia dalam

perencanaan karir adalah: (Mangkuprawira, 2003: 265)

a. Meluruskan strategi dan syarat-syarat internal

b. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan

c. Memfasilitasi penempatan karyawan tingkat internasional

d. Membantu pekerja yang memiliki keragaman tertentu

e. Memperkecil derajat perputaran karyawan

f. Membuka jalan bagi karyawan potensial

g. Memajukan pertumbuhan personal

h. Memuaskan kebutuhan karyawan

i. Membantu rencana kerja

Dalam pengembangan, pegawai itu dikembangkan agar lebih sesuai

dengan pekerjaan dan organisasi. Menurut Flippo (1995: 215) program

pengembangan yang direncanakan akan memberi manfaat bagi organisasi

berupa peningkatan produktivitas, peningkatan moral, stabilitas serta

keluwesan (fleksibelitas) organisasi yang makin besar untuk menyesuaikan

diri dengan persyaratan eksternal maupun internal yang berubah.

Pengembangan seperti ini meliputi pelatihan dan pendidikan, untuk

(39)

pelatihan dan pendidikan dalam mempromosikan pegawai memerlukan

biaya yang cukup besar. Oleh karena itu kemampuan keuangan organisasi

mempengaruhi pengembangan dalam jangka pendek. Dari berbagai uraian

ditas sumber daya adalah kemampuan yang dimiliki organisasi yang

menunjang aktivitas yang dijalankan organisasi.

2. Iklim Organisasi

Menurut Simamora (1997: 508) organisasi harus menciptakan iklim

yang mendorong manajemen karir yang komprehensif. Contohnya adalah

sebuah organisasi yang mengenalkan suatu sistem penilaian kerja yang

menitikberatkan pada pengembangan.

Selain ketersediaan pekerjaan, jumlah informasi yang tersedia

seseorang memilih sebuah organisasi berdasarkan kecocokan antara iklim

organisasi sebagaimana mereka mempersepsikan dalam karakteristik

pribadi mereka. Dalam iklim seperti itu pimpinan pusat akan lebih

mengenali pimpinan atas seberapa baiknya mereka mengembangkan

bawahan mereka.

Disini departemen sumber daya manusia yang lebih dikenal dengan

kepegawaian dapat mendukung edukasi (pendidikan) lebih lanjut dengan

menawarkan pembayaran biaya sekolah atau program pelatihan dan

pengembangan lainnya.

Pimpinan organisasi juga merupakan bagian dari iklim organisasi

yang dapat mengadakan program pengembangan karir yang membantu

(40)

mengenai pekerjaan yang ada sekarang dan masa mendatang. Dari uraian

diatas iklim organisasi adalah kondisi lingkungan kerja yang

mempengaruhi dan menunjang aktivitas individu di dalamnya.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi (desain organization) dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dengan kemampuan organisasi. Struktur organisasi

menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang

berbeda-beda. Struktur ini mengandung unsur sosialisasi kerja,

standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan

keputusan (Handoko, 2000: 169).

Flippo (1995: 107) menyatakan bahwa hasil langsung dari proses

organisasi adalah penciptaan struktur organisasi. Struktur ini adalah

kerangka dasar dari hubungan formal yang telah disusun. Maksud dari

struktur itu adalah untuk membantu dalam mengatur dan mengarahkan

usaha-usaha yang dilakukan dalam organisasi sehingga usaha tersebut

terkoordinir dan konsisten dengan sasaran organisasi.

Flippo (1995: 107) terdapat beberapa tipe bentuk struktur organisasi:

a. Struktur lini, jika tanggungjawab, wewenang dan tanggung gugat

disusun dalam satu cara.

b. Struktur lini staff, jika hubungan – hubungan ini disusun dalam cara

lain.

c. Struktur fungsional, penggunaan karir dalam struktur fungsional hanya

(41)

sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mencapai puncak dalam

hirarki manajemen.

Menurut Pfeffer (2002: 256) perubahan struktur organisasi akan

membawa dampak pada setiap individu yang ada dalam organisasi.

Individu dituntut untuk mengembangkan dan merealisasikan

kompetensinya secara penuh. Organisasi akan memanfaatkan kompetensi

yang dimiliki individu dengan memberikan kesempatan bagi setiap

individu untuk mengembangkan karir. Perubahan struktur organisasi

memberikan dampak pada pengelolaan karir individu dalam suatu

organisasi. Individu yang kreatif akan memanfaatkan perubahan yang

terjadi untuk mencapai keberhasilan karirnya.

D. Kerangka Pemikiran

Gambar II.1. Kerangka Pemikiran

Banyaknya kasus yang dilakukan aparat birokrasi dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat semakin nyata karena banyaknya keluhan yang

dialami oleh masyarakat. Tidak terpecahkannya masalah yang timbul dalam Karakteristik Individu meliputi:

a. Keahlian (X1) b. Pendidikan (X2) c. Pengalaman (X3)

Karakteristik Organisasi meliputi: a. Sumber Daya (X4).

b. Iklim (X5) c. Struktur (X6)

(42)

masyarakat menggambarkan birokrasi tidak dapat mengambil tindakan dan

pasif sehingga banyak aparat birokrasi menggunakan jalan pintas dengan

melakukan berbagai penyimpangan. kasus ini umumnya disebabkan oleh

rendahnya kualitas karakteristik individu sumber daya manusia yang ada yaitu

rendahnya kemampuan dan keahlian aparat birokrasi dalam memberikan

solusi kepada masyarakat. Faktor pendidikan terutama terkait dengan

pemikiran bahwa semua keputusan harus berasal dari atasan dan harus

berpegang teguh kepada petunjuk pelaksanaan dan dan petunjuk teknis

sehingga ketika masyarakat memerlukan pelayanan yang cepat, aparat tidak

mampu memenuhinya karena harus menunggu instruksi atasan terlebih

dahulu. Hal ini diperparah dengan kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh

aparat birokrasi dalam menangani setiap permasalahan yang kompleks.

Kondisi ini juga dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, karena

penjenjangan karir di pemerintahan melalui spama, spamen dan lain-lain

banyak dimaknai oleh pegawai sebagai salah satu tahap untuk kenaikan

pangkat atau pergaulan birokrasi. Selama ini perencanaan dan manajemen

karir menjadi milik sepihak birokrasi publik, tanpa merespon keinginan dan

inisiatif pegawai. Keterlibatan pegawai dalam merancang karir sangat

diperlukan karena pengembangan pegawai perlu difasilitasi dengan sebuah

perencanaan karir dan manajemen karir yang jelas. Dalam rangka perencanaan

karir hendaknya peran individu perlu diutamakan untuk melakukan

perencanaan karirnya sendiri. Perlu adanya integrasi antara karir yang

(43)

mengintegrasikan antara rencana karir individu dengan organisasi diperlukan

ilustrasi jalur karir organisasional sehingga dapat memberikan gambaran yang

jelas tentang alternatif karir yang dapat ditempuh.

Proses integrasi antara rencana karir individu dengan manajemen karir

organisasional terwujud, melalui kesediaan individu untuk partisipasi dalam

melakukan identifikasi terhadap permasalahan karir yang dihadapi,

kemampuan atau kompetensi yang dimiliki, disamping memikirkan kebutuhan

tenaga kerja organisasi di masa yang akan datang.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian Noe (1996) yang berjudul Is Career Management Related to Employee Development and Performance menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara proses manajemen karir yang meliputi pengembangan karir,

dan menggunakan strategi untuk mencapai tujuan karir dengan pengembangan

dalam mencapai kepuasan dan kinerja karyawan.

Penelitian Patrick (2004) yang berjudul Career Strategies, Job Plateau, Career Plateau and Job Satisfaction among Information Technology Professionals menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara strategi karir terhadap kepuasan kerja diantara profesional teknologi informasi.

F. Hipotesis

Ada banyak faktor yang mempengaruhi karir pegawai dalam organisasi.

Perlu ditekankan bahwa dalam suatu organisasi karir seseorang itu selain

dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh individu juga tidak lepas dari

(44)

Keputusan pemindahan dan promosi khusus yang diambil manajemen

karir merupakan hasil terakhir dari program pengembangan karir. Untuk

dipromosikan diperlukan adanya penilaian, penyuluhan, latihan dan

pendidikan. Menurut Powell (dalam Moekijat, 1995: 107) organisasi yang

mendapatkan promosi dengan sukses sebagai seorang pemimpin sehat penuh

dengan semangat, cakap, seorang pengambil keputusan yang efektif, seorang

lulusan perguruan tinggi, mempunyai cita-cita untuk maju dibantu oleh

keluarganya sehingga terdapat faktor yang mengakibatkan kemajuan dalam

tingkat kependidikan, kemampuan manajemen, suami atau istri dan keluarga,

agama, kesukuan, senioritas, hasil hubungan formal dalam organisasi, tetapi

sebagai manusia kita tidak hanya pasrah kepada nasib harus mempunyai

rencana apa yang akan dilakukan untuk masa depan, karena karir diawali dari

individu itu sendiri, tetapi individu tidak mampu melakukan inventarisasi karir

dimana dibantu oleh organisasi tempat bekerja. Oleh karena itu disini akan

memunculkan karakter individu yang meliputi keahlian, pendidikan,

pengalaman kerja serta karakter organisasi yang meliputi sumber daya

organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan

karir.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ronald (1995) yang berjudul Career Development in a professional service firm on the job experience and continuous learning menunjukkan hasil bahwa pengembangan karir dapat dibangun dari ketiga karakteristik individu yaitu keahlian individu,

(45)

maka hipotesis 1 adalah diduga terdapat pengaruh signifikan dan positif

secara parsial karakteristik individu yang meliputi keahlian individu,

pendidikan dan pengalaman kerja terhadap pengembangan karir pegawai

pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan

Departemen Keuangan.

2. Penelitian yang dilakukan Nikandrou et.al (2008) yang berjudul The Impact of Individual and Organizational Characteristics on Work – Family Conflict and Career Outcomes menunjukkan hasil bahwa karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya organisasi, iklim

organisasi dan struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap karir

karyawan. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas maka hipotesis 2 dalam

penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh signifikan dan positif secara

parsial karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya organisasi,

iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan karir

pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga

Keuangan Departemen Keuangan.

3. Penelitian yang dilakukan Masrek et.al (2008) yang berjudul The Effect of Organizational and Individual Characteristics on Corporate Intranet Utilizations menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara karakteristik organisasi dan individu terhadap karir karyawan dalam

penggunaan intranet. Berdasarkan latar belakang diatas maka hipotesis 3

dalam penelitian ini diduga terdapat pengaruh signifikan dan positif secara

(46)

organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap

pengembangan karir pegawai pada Kantor Badan Pengawas Pasar Modal

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Survei pada umumnya

merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam

waktu atau kurun waktu yang bersamaan. Pengumpulan informasi dari

responden yang terpilih dilaksanakan dengan kuesioner mempergunakan

daftar pertanyaan yang telah disiapkan (Slamet, 2006: 107).

Survei yang dimaksudkan adalah survei dengan membatasi pada sampel,

dimana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi (Singarimbun dan

Sofyan, 1995: 57). Survei dilakukan pada Pegawai Kantor Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998:

115), sedangkan menurut Sugiyono (1999: 72) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pejabat eselon

II, III, IV dan staf pelaksana yang bekerja pada Kantor Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan yang

berjumlah 776 pegawai. Populasi yang diambil dalam penelitian hanya

(48)

pada jabatan Sekretaris dan kepala Biro, kepala Bagian, kepala Sub Bagian

dan staf pelaksana dengan pertimbangan karena peneliti mampu

memperoleh data dari Sekretaris dan Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala

Sub Bagian dan 553 staf pelaksana sehingga untuk pengembangan karir

pegawai di keempat jabatan tersebut bervariasi sehingga ada pegawai yang

memiliki prospek karir yang jelas dan cepat, tetapi adapula yang memiliki

karir yang tidak jelas dan lambat sehingga dalam penelitian ini populasi

yang digunakan berjumlah 776 pegawai.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 1998: 117). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 140

responden dengan pertimbangan karena peneliti mengambil sampel secara

acak (random) untuk masing-masing strata sebesar 20% sehingga sampel yang digunakan untuk strata jabatan Sekretaris dan kepala Biro sebanyak

2,8 dibulatkan menjadi 3 pegawai, kepala Bagian sebanyak 12 pegawai

kepala Sub Bagian sebesar 30 pegawai dan strata jabatan staf pelaksana

berjumlah 110,6 dibulatkan menjadi 110 sehingga sampel secara

keseluruhan berjumlah 155 responden. Sampel ini mengacu pada data

jumlah pegawai yang ada di jabatan kepala Sub Bagian dan jabatan staf

pelaksana mengacu pada struktur organisasi Bapepam dan Lembaga

Keuangan (Bapepam dan LK) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

(49)

Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan. Sampel selengkapnya dalam penelitian ini adalah :

Tabel III.1. Jumlah Populasi dan Sampel

Jabatan Jumlah

Staf pelaksana 553 110,6 dibulatkan menjadi 110

Total 703 155 responden

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

metode pengambilan sampel acak berstrata proporsional (proportionate stratified random sampling design) yaitu pengambilan sampel setelah populasi distratakan secara bermakna berdasarkan jabatan kepala Sub

Bagian dan staf pelaksana, selanjutnya peneliti mengambil sampel anggota

atau pegawai dari tiap strata yaitu berdasarkan jabatan kepala Sub Bagian

dan staf pelaksana dengan menggunakan prosedur pengambilan sampel

acak sederhana (simple random sampling). Subyek yang diambil dari tiap strata dilakukan secara proporsional sejumlah 20% anggota dari tiap strata.

Pengambilan secara proporsional sejumlah 20% dengan alasan karena

apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 –

25% (Arikunto, 1998: 120). Sampel penelitian ini bersifat tidak homogen

karena perbedaan jabatan yang ada sehingga berbeda pula tugas, pokok

(50)

dengan jabatan staf pelaksana, selain itu masa kerja di antara jabatan

kepala Su Bagian dengan jabatan staf pelaksana juga berbeda, karena

pegawai yang memiliki jabatan kepala Sub Bagian umumnya memiliki

masa kerja yang lebih lama dengan pegawai yang memiliki jabatan staf

pelaksana.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Observasi

Data dikumpulkan dengan cara pengamatan langsung ke lokasi

obyek yang diteliti.

2. Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara menyediakan daftar pertanyaan

mengenai obyek yang diteliti untuk kemudian diberikan kepada responden

subyek penelitian agar memberikan respon seperti yang dimasudkan dalam

kuesioner tersebut.

3. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan

responden untuk penggalian data yang lebih mendalam.

4. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mengutip data-data relevan yang

telah didokumentasikan di Kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan

(51)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Karakteristik Individu

Karakteristik individu adalah ciri tertentu dari individu untuk

dibedakan satu dengan yang lainnya, baik dalam hal sikap maupun

perilaku. Konsep ini menurut Hasibuan (2000: 55) dijabarkan menjadi 3

variabel yaitu keahlian, pendidikan dan pengalaman.

a. Keahlian (X1)

Dalam penelitian ini yang dimaksud keahlian responden adalah:

1) Standar pelaksanaan tugas, adalah penyelesaiannya sesuai dengan

yang ditetapkan oleh pihak instansi yang bersangkutan.

2) Ketepatan waktu adalah kecepatan menyelesaikan pekerjaan

dibandingkan standar waktu yang ditetapkan instansi.

3) Kemampuan memotivasi diri orang lain dalam pekerjaan

4) Kemampuan membantu rekan kerja dalam menyelesaikan

pekerjaan

5) Kemampuan menjalankan kerjasama dengan pegawai lainnya.

6) Kecakapan dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan pekerjaan

Indikator ini memodifikasi hasil penelitian Almalifah (2004)

yang diukur dengan interval skala Likert menggunakan skala 1 sampai

5 dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dimana nilai terendah di

(52)

b. Pendidikan (X2)

Pendidikan berkaitan dengan pendidikan formal maupun

informal yang diselesaikan pegawai. Pendidikan formal yang dilihat

pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden serta

pendidikan informal yang pernah diikuti oleh responden dan waktu

yang ditempuh. Pengukurannya menggunakan indeks, dimana indeks

penilaian diberikan disesuaikan dengan jenjang pendidikan formal

mulai dari SD (Sekolah Dasar) diberi skor 1 karena seseorang

menempuh pendidikan formal pertama kali di mulai dari Sekolah

Dasar diikuti SMP (Sekolah Menengah Pertama) diberi skor 2, SMA

diberi skor 3, DIII diberi skor 4, S1 diberi skor 5, S2 diberi skor 6 dan

S3 diberi skor 7.

c. Pengalaman Kerja (X3)

Pengalaman kerja berkaitan dengan berapa lama karyawan

bekerja serta pekerjaan apa yang pernah serta ditangani. Unsur empiris

yang diturunkan variabel ini adalah lama pegawai bekerja atau masa

kerja pegawai. Indikator ini diukur dengan indeks. Indeks pengalaman

kerja dalam tahun, untuk masa kerja baru jika ≤ 5 tahun diskor 1 dan

masa kerja lama > 5 tahun diberi skor 2.

2. Karakteristik Organisasi

Dalam setiap organisasi mempunyai ciri tersendiri dalam

(53)

a. Sumberdaya organisasi (X4)

Dalam penelitian ini berkaitan dengan sumber daya yang

dimaksud sumber daya personalia dalam mengelola karyawan serta

sumber daya keuangan sebagai tolak ukur kemampuan organisasi.

Sumber daya disini meliputi:

1) Rencana kerja organisasi selalu terealisir.

2) Kemampuan personalia dalam mengelola dan merencanakan karir.

3) Kemampuan personalia dalam kecepatan menyampaikan informasi

4) Kemampuan memfasilitasi pengembangan keterampian pegawai

Indikator ini memodifikasi hasil penelitian Almalifah (2004)

yang diukur dengan skala Likert menggunakan skala 1 sampai 5 dari

sangat tidak setuju sampai sangat setuju dimana nilai terendah di skor

1 tertinggi 5 skor dengan menggunakan 4 pertanyaan.

b. Iklim organisasi (X5)

Iklim organisasi dalam penelitian ini berkaitan dengan :

1) Kondisi lingkungan kerja yang menunjang, seperti hubungan antar

personal, manajemen partisipatif, formalisasi dan standarisasi.

2) Kesempatan yang diberikan organisasi dalam mengembangkan diri

seperti pelatihan dan pengembangan tunjangan finansial, perhatian

terhadap kesejahteraan serta keselamatan dan keamanan

Indikator ini memodifikasi hasil penelitian Gani dan Farooq

(54)

sampai 5 dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dimana nilai

terendah di skor 1 tertinggi 5 skor dengan menggunakan 2 pertanyaan.

c. Struktur Organisasi (X6)

Struktur organisasi dalam penelitian ini berkaitan dengan :

1) Pembagian kerja yaitu kesesuaian bakat dan minat pegawai dengan

pekerjaan yang ditangani, tingkat kebosanan dalam pekerjaan.

2) Jenjang atau tingkatan kewenangan dengan pertanggungjawaban

dan ketepatan dalam pengembangan.

3) Koordinasi dalam peranan unit kerja, tingkat perbedaan dan

integritas pegawai.

Indikator ini memodifikasi hasil penelitian Fazli dan Lilis (2006)

yang diukur dengan interval skala Likert menggunakan skala 1 sampai

5 dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dimana nilai terendah di

skor 1 tertinggi 5 skor dengan menggunakan 4 pertanyaan.

3. Pengembangan karir (Y)

Suatu kebijakan yang diambil organisasi untuk mengembangkan

pegawai yang dikembangkan melalui pembinaan maupun perencanaan

karir, dimana dapat berupa promosi, mutasi, demosi, pengembangan dan

pelatihan. Indikator yang digunakan adalah :

a. Mengembangkan keahlian maupun pekerjaan

b. Pertumbuhan jenjang jabatan adalah kelancaran perubahan jabatan

untuk setiap tingkatan / pangkat dalam hal ini diukur dengan autran

(55)

c. Pengetahuan atas pekerjaan adalah pemahaman individu terhadap

pekerjaan baik yang bersifat operasional maupun teknis

d. Harapan pegawai dalam kemajuan karir dalam pekerjaan

e. Respon emosional pegawai terhadap jabatan yang merupakan refleksi

seberapa jauh aspek karir dapat memuaskan pegawai

f. Kesesuian pekerjaan, pengetahuan, kecakapan pegawai dengan jenjang

jabatan.

Indikator ini memodifikasi hasil penelitian Almalifah (2004) yang

diukur dengan dengan interval skala Likert menggunakan skala 1 sampai 5

dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dimana nilai terendah di skor

1 tertinggi 5 skor dengan menggunakan 6 pertanyaan.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat

suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas

ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara masing-masing item

dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi yang diterapkan dalam

penelitian ini adalah teknik Korelasi Product Moment (Sugiyono, 1999). Rumus korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:

(56)

Keterangan:

Analisis reliabilitas menunjuk pada pengertian apakah instrumen

dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke

waktu. Ukuran dikatakan reliabel jika ukuran tersebut memberikan

hasil yang konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan metode

cronbach alpha. Rumus cronbach alpha: (Arikunto, 1998)

r =

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui varian dalam

model regresi adalah sama. Model regresi menjadi model yang efisien

(57)

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dilakukan

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan residualnya (Sdresid). Dasar pengambilan keputusan dalam analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka sudah menunjukkan telah terjadinya gejala

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

b. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah

terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan

menurut waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa hasil suatu tahun tertentu dipengaruhi tahun

sebelumnya atau tahun berikutnya. Terdapat korelasi atas data cross section apabila data di suatu tempat dipengaruhi atau mempengaruhi di tempat lain. untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat

dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin–Watson.

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin–Watson

ini dilakukan dengan mengadopsi argumen Singgih Santoso (2000),

(58)

1) Bila angka Durbin–Watson berada di bawah –2, berarti ada

autokorelasi positif

2) Bila angka Durbin–Watson diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi.

3) Bila angka Durbin–Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi

negatif.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui korelasi antar

variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Uji

multikolinieritas dalam penelitian dapat diketahui dengan melihat

angka variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila memiliki nilai VIF lebih

kecil dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,10

(Ghozali, 2005: 92)

d. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Uji ini dilakukan dengan melihat gambar Normal P-P Plot atau plot

pada garis regresinya, apabila titik menyebar, searah dan mendekati

garis diagonalnya maka hal ini menunjukkan bahwa residual

(59)

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui prediksi seberapa besar

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis Regresi

dalam penelitian ini menggunakan regresi linier dan bukan regresi non

linier karena E (Y/Xi) atau Y merupakan fungsi linier dari Xi dimana 0 dan 1 sampai 6 adalah parameter yang tidak diketahui (besarnya)

tetapi tetap dikenal sebagai koefisien Regresi juga secara berturut-turut

dikenal sebagai konstanta (intersep) dan koefisien kemiringan (slope coefficient) sehingga model regresi linier yang digunakan adalah :

Y = 0 + 1Xi1 + 2Xi2 + 3Xi3 + 4Xi4 + 5Xi5 + 6Xi6 + e

Keterangan:

Y = Pengembangan Karir

Xi1= Keahlian Xi2= Pendidikan Xi3= Pengalaman Xi4= Sumber daya Xi5= Iklim Organisasi Xi6= Struktur Organisasi β0 = Konstanta

β1-6= Koefisien regresi

(60)

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan

secara parsial antara keahlian, pendidikan, pengalaman, sumber daya,

iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan karir.

Langkah-langkah pengujian:

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho = β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 =0, tidak ada pengaruh yang

signifikan secara parsial antara keahlian, pendidikan,

pengalaman, sumber daya, iklim organisasi dan struktur

organisasi terhadap pengembangan karir.

Ha ≠ β1≠ β2≠ β3≠ β4 ≠ β5≠ β6 ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan

secara parsial antara keahlian, pendidikan, pengalaman,

sumber daya, iklim organisasi dan struktur organisasi

terhadap pengembangan karir.

2) Nilai t hitung

t hitung = Sb b

Keterangan:

b = Koefisien regresi β = Nilainya nol

Sb = Standard error of regression coefficient 3) Kriteria keputusan

Ho diterima apabila nilai -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

(61)

c. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan

secara simultan antara keahlian, pendidikan, pengalaman, sumber

daya, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap pengembangan

karir. Langkah-langkah pengujian:

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho: βi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama antara keahlian, pendidikan, pengalaman, sumber

daya, iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap

pengembangan karir.

Ha: βi≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

antara keahlian, pendidikan, pengalaman, sumber daya,

iklim organisasi dan struktur organisasi terhadap

pengembangan karir.

SSR = Sum of Squares Regression SSE = Sum of Squares Residual k = Banyaknya variabel bebas

Gambar

Gambar II.1. Kerangka Pemikiran
Tabel III.1. Jumlah Populasi dan Sampel
Tabel IV.1Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.3Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilaporkan satu kasus eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit psoriasis vulgaris lalu diterapi dengan kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid topikal

Secara teoritik mencoba menerapkan teori model transportasi dengan metode Least – Cost dan Stepping Stone yang digunakan sebagai alat untuk meminimalisasi total biaya

Sebagaimana pada kaca motor jupiter mx untuk melihat intensitas dari lampu motor pada kaca motor mio-Gt dilihat dari gradien kurvanya seperti yang terlihat pada

Setelah penerapan IFRS mengenai Investment Property terdapat keuntungan dan kerugian yang timbul dari selisih penilaian properti investasi yang dinilai dengan menggunakan model

Melihat skor rata-rata data pascates dari kedua kelas yang digunakan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat tingkat keefektifan yang berbeda pada kedua

Aplikasi ini dibuat karena selama ini pelanggan yang akan menyewa alat harus datang terlebih dahulu ke tempat pendaki lodaya yang alatnya belum tentu tersedia dan sering

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pada materi membaca dan mengartikan surah-surah pendek melalui

(SEFT) dalam menurunkan stres akibat penyusunan skripsi pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Tulungagung angkatan tahun 2012 dan untuk mengetahui besarnya