• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BANK

PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Fadla Nurmanila

1112046100163

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fadla Nurmanila NIM : 1112046100163 Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli dan tanpa izin pemilik karya.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah saya bukan hasil karya asli saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya bersedia untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 Oktober 2016

(5)

ABSTRAK

Fadla Nurmanila. NIM 1112046100163. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Program Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437 H / 2016 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Promosi, Inflasi, dan Equivalent Rate terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Data yang digunakan adalah data bulanan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2012 – Desember 2015. Metode yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS).

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Promosi, Inflasi, dan Suku Bunga mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan nilai Adjusted R Square sebesar 97%. Secara simultan faktor internal (DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi) mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan 96%. Secara simultan faktor eksternal (Inflasi dan Equivalent Rate) mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan 67%.

Secara pasial, DPK, NPF, dan Equivalent Rate mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. CAR mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap peyaluran pembiayaan. Biaya Promosi dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank BPRS di Indonesia.

Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Capital Adequacy

Ratio, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate, Penyaluran Pembiayaan,

Regresi Linier Berganda

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Atas pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di

Indonesia“.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan Skripsi ini tidak dapat mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Dr. Abdurrauf, M.A, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

3. Bapak Edi Setiadi, SE, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan pengarahan, saran dan bimbingan sehingga terselesaikan skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.

5. Segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya dalam pengumpulan literatur penelitian.

6. Kedua orang tua, Ibu Misliah dan Alm.Bapak Nahrowi untuk doa, perjuangan, kesabaran, nasehat, cinta dan kasih sayang yang selalu tercurah sehingga penulis mempunyai kekuatan untuk menjalani kehidupan hingga hari ini.

7. Syarifudin, Nazliyah, dan Abdul Basri selaku kakak serta adik penulis Vira Rizkiah yang sudah membantu dan mendoakan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

8. Sim Nabila Tanjung dan Suwita Nensi, sahabat karib penulis yang selalu setia menemani, membantu, mendukung, serta memotivasi penulis.

(8)

10. Teman-Teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2012, terutama PSD 2012, Terima kasih untuk segala bantuan, kerjasama, dan kenangan yang telah kalian berikan.

Semoga Allah memberikan barakah atas kebaikan dan jasa-jasa mereka semua dengan kebaikan yang berlimpah. Demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 07 Dzulhijjah 1437 H 09 September 2016 M

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Batasan dan Rumusan Masalah ... 8

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori ... 13

1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ... 13

a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ... 12

b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ... 12

c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah... 13

2. Pembiayaan ... 16

a. Pengertian Pembiayaan ... 16

b. Jenis-Jenis Pembiayaan di BPRS ... 16

3. Faktor Internal Bank ... 19

4. Faktor Eksternal Bank ... 20

(10)

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga ... 20

b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga ... 20

c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan ... 22

6. Non Performing Financing (NPF) ... 22

a. Pengertian Non Performing Financing ... 22

b. Kategori Pembiayaan Bermasalah ... 23

c. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan .. 26

7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 26

a. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 26

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan ... 27

8. Biaya Promosi ... 27

a. Pengertian Biaya Promosi ... 27

b. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan ... 28

9. Inflasi ... 28

a. Pengertian Inflasi ... 28

b. Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan... 30

10. Equivalent Rate ... 31

a. Pengertian Equivalent Rate ... 31

b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan ... 32

B.Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ... 32

C.Kerangka Pemikiran ... 45

D.Hipotesis ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis dan Sifat Penelitian ... 48

B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

(11)

D.Sumber Data ... 49

E. Variabel dan Pengukuran Variabel ... 49

F. Metode Analisis Data ... 51

1. Statistik Deskriptif ... 51

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 51

3. Uji Asumsi Klasik ... 52

a. Uji Normalitas ... 53

b. Uji Autokorelasi ... 53

c. Uji Multikoliniearitas ... 54

d. Uji Heteroskedastisitas... 55

4. Koefisien Determinasi (R2)... 56

5. Uji Hipotesis ... 56

a. Uji F-Statistik ... 57

b. Uji t-Statistik ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Analisis Data Statistik ... 60

1. Analisis Deskriptif ... 60

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 62

a. Hasil Uji Multikoliniearitas ... 63

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 64

c. Hasil Uji Autokorelasi ... 64

d. Hasil Uji Normalitas ... 65

3. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis a. Analisis Hasil Regresi ... 66

b. Koefisien Determinasi (R2) ... 68

(12)

d. Hasil Uji t-Statistik ... 70

B.Pembahasan………. 72

1. Pengaruh DPK Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS……... 72

2. Pengaruh NPF Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS………… 73

3. Pengaruh CAR Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS………… 73

4. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS. 74 5. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS……….. 76

6. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS 77 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan………. 78

B.Saran………... 80

DAFTAR PUSTAKA………. 83

(13)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Pembiayaan BPRS Berdasarkan Golongan 2 1.2 Pembiayaan BPRS Berdasarkan Sektor Ekonomi 3 2.1 Kriteria Kesehatan NPF Bank Syariah 23 2.2 Indikator Pembiayaan Bermasalah 24

2.3 Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 39

4.1 Statistik Deskriptif 60

4.2 Hasil Uji Multikolinieritas 63 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas 64

4.4 Hasil Uji Autokorelasi 64

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1.1 Jumlah Bank dan kantor BPRS Di indonesia 1

2.1 Skema Kerangka Pemikiran 45

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Variabel Penelitian 86

2 Hasil Uji Autokorelasi 87

3 Hasil Uji Multikolinieritas 88

4 Hasil Uji Normalitas 88

5 Hasil Uji Heteroskedastisitas 89

6 Descriptive Statistics 90

7 8 9

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hasil Uji F Faktor Internal

Hasil Uji F Faktor Eksternal

90 91 91

10 Tabel Distribusi F 92

11 Tabel Distribus t 93

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan lembaga keuangan syariah cukup signifikan, seiring dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan keberadaan lembaga keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga ini dapat menjangkau masyarakat kalangan ekonomi mikro, kecil, dan menengah. Salah satu yang termasuk ke dalam lembaga tersebut yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) didirikan untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil (UMK), salah satu tugasnya adalah menyalurkan pembiayaan untuk membantu perkembangan sektor rill.

155 158 163 163 163

364

401 402

439 446

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Bank Jumlah Kantor Gambar 1.1

Jumlah Bank dan kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di indonesia

(17)

Berdasarkan gambar 1.1, dapat dilihat perkembangan BPRS dari tahun 2011-2015. Pada akhir tahun 2011 ada 155 bank dan 364 kantor BPRS di seluruh Indonesia. Setiap tahun jumlahnya selalu mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan , pada akhir tahun 2015 jumlahnya mencapai 163 jumlah bank dan 446 jumlah kantor. Hal ini membuktikan bahwa BPRS mengalami pertumbuhan yang baik di masyarakat dengan dilihat dari jumlah bank dan jumlah kantor yang meningkat selama lima tahun terakhir ini.

Di Indonesia jumlah unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat yang paling besar dibanding dengan negara-negara lain. Pada tahun 2013 jumlahnya mencapai 57.895.721 unit atau 99,99%, dengan penyerapan jumlah tenaga kerja sebanyak 114.144.082 orang atau 96,99%.1 Hal ini mencerminkan bahwa UMKM mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia karena banyak berperan pada sektor riil.

Dalam pelaksanaannya, sebagian besar pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS di Indonesia masuk ke dalam golongan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang tersebar ke dalam sektor rill maupun non rill.

1

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm, diakses tanggal 27 Januari 2016

Golongan Pembiayaan 2013 2014 2015

Usaha Kecil dan Menengah 2.620.262 3.005.858 3.377.987 Selain Usaha Kecil dan Menengah 1.813.230 1.999.051 2.387.184

Total 4.433.492 5.004.909 5.765.171

Tabel 1.1 Pembiayaan – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Golongan

(18)

Dari tahun ke tahun pembiayaan ke dalam golongan UMKM terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 pembiayaan yang disalurkan ke dalam golongan UMKM mencapai 59% dari total pembiayaan yang disalurkan.

Dapat dilihat klasifikasi pembiayaan yang disalurkan BPRS banyak tersebar di beberapa sektor ekonomi. Kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan. Hingga tahun 2015, pembiayaan syariah mencapai Rp.5.765.171.000.000. Hal ini tentu saja diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga meningkatnya jumlah BPRS di Indonesia.

Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh pendanaan untuk kegiatan ekonomi, karena BPRS dikhususkan untuk menjangkau masyarakat dalam kalangan ekonomi

Sektor Ekonomi 2013 2014 2015

Pertanian, kehutanan dan sarana pertanian 389.336 326.33 356.632

Pertambangan 6.004 6.886 9.561

Perindustrian 39.681 53.026 50.331

Listrik, gas dan air 7.312 9.476 10.957

Konstruksi 157.138 237.323 339.756

Perdagangan, restoran dan hotel 1.443.921 1.575.091 1.696.081 Pengangkutan, pergudangan dan

komunikasi 70.748 83.283 88.405

Jasa dunia usaha 338.85 491.775 566.188 Jasa sosial/masyarakat 365.005 458.242 550.037

Lain-lain 1.615.497 1.763.477 2.097.224

Total 4.433.492 5.004.909 5.765.171

Tabel 1.2

Pembiayaan – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi

(19)

mikro, kecil, dan menengah. Masyarakat yang seperti inilah yang memerlukan bantuan pendanaan dari BPRS dengan sistem bagi hasil dan bukan dengan sistem bunga yang sangat memberatkan masyarakat kecil.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah termasuk bank syariah yang lebih dekat dengan masyarakat menengah ke bawah seperti untuk kebutuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Sedangkan UMKM dan UKM adalah aktivitas perekonomian masyarakat mayoritas dilakukan di Indonesia yang tentunya sangat membutuhkan dukungan dari lembaga keuangan terutama dalam hal pendanaan, sehingga diharapkan keberadaan BPRS mampu meningkatkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor yang berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

Pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan dan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional. Perusahaan yang membutuhkan dana mempunyai beberapa pilihan jenis pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi arus kas perusahaannya atau jangka waktu kebutuhan dan jumlah pinjamannya, sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat oleh sebuah lembaga keuangan (perbankan syariah).

(20)

kinerja perbankan syariah antara lain kondisi politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, teknologi, kondisi lingkungan alamiah, dan keamanan lingkungan dan negara. Faktor lingkungan khusus yang berpengaruh antara lain adalah nasabah, penabung, pesaing, serikat pekerja, dan kebijakan bank sentral atau regulator.

Kebijakan penyaluran dana bank untuk kegiatan pembiayaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal bank antara lain berkaitan dengan persepsi bank terhadap prospek usaha debitur, rasio keuangan perusahaan perbankan seperti jumlah pembiayaan bermasalah (NPF), jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), kecukupan modal (CAR), dan biaya promosi yang digunakan untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (Biaya Promosi). Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan kondisi perekonomian dan kondisi diluar bank seperti Inflasi dan Equivalent Rate

bagi hasil.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan sudah banyak dilakukan. Pertama penelitian Mufqi Firaldi menjelaskan bahwa variabel DPK dan NPF mempunyai pengaruh jangka pendek terhadap total pembiayaan BPRS di Indonesia. Sedangkan variabel Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan.2

Kedua, penelitian Neil AL Muna menjelaskan bahwa variabel NPF dan FDR berpengaruh positif terhadap dan signifikan terhadap pembiayaan sektor

2 Mufqi Firaldi, “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK),

(21)

pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variable ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Dan variabel Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Ketiga, penelitian Sanjayadi menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif sangat kuat antara biaya promosi terhadap nilai kredit pada PT BPR Laksana Lestari Serpong pada periode 2004-2008.3

Selanjutnya, penelitian Reswanda, Wenda Wahyu C menjelaskan bahwa variabel DPK dan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur. Sedangkan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur.4

Dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, memberikan bukti bahwa adanya faktor-faktor yang mempenyaruhi jumlah penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat berdampak positif terhadap perkembangan BPRS di Indonesia dan bisa menjadi bahan evaluasi untuk BPRS itu sendiri. Sehingga analis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan perlu di kaji lebih dalam dengan memasukkan beberapa variabel.

3Sanjayadi, “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Nilai Kredit Pada PT BPR Laksana Lestari Serpong”, Skripsi: S1 Universitas Pamulang, 2011

4Reswanda, Wahyu C, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga,

Capital Adequecy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS

(22)

Disini peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut apa yang telah diteliti oleh Mufqi Firaldi. Dalam penelitiannya ia hanya memasukkan tiga variabel saja. Peneliti akan menambahkan faktor internal seperti CAR dan Biaya Promosi. Sedangkan faktor eksternalnya peneliti menambahkan Equivalent Rate. Peneliti akan menggunakan metode regresi linier berganda, dengan

menggunakan populasi penelitian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di seluruh Indonesia dalam periode yang lebih up to date lagi yaitu periode 2013-2015.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka judul penelitian ini adalah “ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL

YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA

(23)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki peranan yang cukup penting dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Pembiayaan yang disalurkan BPRS banyak disalurkan ke dalam golongan

UMKM dan sektor rill.

3. Ada faktor internal dan faktor eksternal yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi penyaluran pembiayaan BPRS.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi objek penelitian yaitu peneliti hanya berfokus pada BPRS yang ada di seluruh Indonesia (dalam skala nasional). Peneliti hanya membatasi pada beberapa faktor yang diprediksi dapat mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Faktor internal seperti DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi. Sedangkan faktor ekternal seperti inflasi dan equivalent rate.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

(24)

b. Apakah inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?

c. Apakah DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?

d. Apakah inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?

e. Apakah DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi dan equivalent rate

berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui pengaruh DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS

b. Mengetahui pengaruh inflasi dan equivalent rate terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu:

a. Memberikan informasi kepada pihak manajeman Bank Pembiayaan Rakyat Syariah mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi peningkatan penyaluran pembiayaan.

(25)

khususnya alokasi pembiayaan di sektor UMKM, serta peningkatan kinerja dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

(26)

E. Sistematika Penulisan

Penyususan karya ilmiah ini akan dikelompokkan kedalam lima bab. Masing-masing bab akan dibagi ke dalam sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan pendahuluan dari seluruh penulisan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data dengan menggunakan instrumen penelitian, teknik analisa data dan interpretasi hasil regresi.

(27)

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan. untuk memperhitungkan kolerasi antar variabel independen terhadap variabel dependen, dilanjutkan dengan analisis regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Serta melihat seberapa kuat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan melihat koefisien determinannya. Kemudian menginterpretasikan hasil analisis dan model yang telah terbentuk.

BAB V : PENUTUP

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

a. Pengertian Bank Pembiayaan Syariah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara teknis BPRS dapat diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil.

b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Bank pembiayaan rakyat sayariah (BPRS) didirikan dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu:

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat ekonomi mikro, kecil, dsn menengah, yang pada umumnya berada di daerah pedesaan. Sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan dan di tingkat kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada umumnya ternasuk pada masyarakat golongan ekonomi lemah. 2. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi

(29)

3. dan menengah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahtertaan mereka.

4. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai

c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Bank Permbiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:5

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lainyang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah

2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain.

b) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah

5

(30)

2. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna 3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh

4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atausewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik

5. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah

c) Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan akad

mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS

e) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia

Dalam aktivitas operasional perbankannya berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dilarang:6

a) Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip Syari’ah.

6

(31)

b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

c) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia.

d) Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi Syari’ah.

e) Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.

f) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam Undang-Undang.

2. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

b. Jenis - Jenis Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di BPRS ada beberapa jenis produk pembiayaan, yaitu:

1) Pembiayaan Mudharabah

(32)

menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola

(mudharib) untuk melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha dengan syarat bahwa keuntungan yangdihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dariusaha dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka erugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian tersebut.7 Pemilik modal disini hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam kegiatan usaha yang dibiayainya.

2) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik modal atau dana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal. Musyarakah

merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayai bersama terus beroperasi.

3) Pembiayaan Murabahah

7

(33)

Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual-beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli, harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan waktu pembayaran.

4) Pembiayaan Ijarah

Ijarah adalah akad antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.8

Dalam pembiayaan ini, bank bertindak sebagai penyedia dana. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah. Pengembaliaan atas penyediaan dana bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus dan pengembalian atas penyediaan dana bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang.9 5) Pembiayaan Ishtishna

Ishtishna yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana BPRS akan membelikan barang kebutuhan nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan nasabah dan menjualnya kepada nasabah dengan harga jual sesuai kesepakatan kedua belah pihak dengan

8

DSN-MUI No.09 /DSN-MUI/IV/2000, Pembiayaan Ijarah 9

(34)

jangka waktu serta mekanisme pembayaran atau pengembalian disesuaikan dengan kemampuan atau keuangan nasabah.

6) Pembiayaan As- Salam

Menurut terminologi ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun penyerahan barang tertunda atau setelahnya. As-salam termasuk salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran kontan dan penyerahan barang tertunda.

7) Pembiayaan Qard

Pembiayaan qard disebut juga dengan pinjaman kebaikan. Pembiayaan qard digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq, dan sadaqah.

3. Faktor Internal Bank

(35)

4. Faktor Eksternal Bank

Faktor eksternal bank adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi di luar perusahaan perbankan dan kondisi perekonomian Indonesia yang sedang terjadi seperti Inflasi dan Equivalent Rate bagi hasil.

5. Dana Pihak Ketiga (DPK)

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bankdan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini.10

Komponen DPK ini terdiri dari giro, simpanan berjangka (deposito dan sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat-surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima setoran jaminan dan lainnya. Tidak termasuk dana yang berasal dari bank sentral.11

b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga bank mempunyai beberapa macam bentuk, yaitu:

1) Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

10

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 64

11

(36)

ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Produk tabungan ini menggunakan akad wadi’ah dan

mudharabah. Bagi nasabah yang bermotif hanya menyimpan saja, maka menggunakan produk tabungan wadiah. Sedangkan bagi nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan, maka menggunakan tabungan mudharabah yang sesuai.

2) Giro

Giro bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening wadi’ah dan giro mudharabah. Dalam bentuk wadi’ah bank menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai kustodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atas keuntungan apapun pada pemegang rekening wadi’ah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadi’ah.

Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah maupun

(37)

3) Deposito12

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah.

Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam perbankan syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah deposan adalah bagi hasil (profit sharing) sebesar nisbah yang telah disepakati di awal akad.

c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan

Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran pembiayaan. Semakin besar Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikumpulkan maka semakin meningkatan potensi bank dalam penyediaan pembiayaan.

6. Non Performing Financing (NPF)

a. Pengertian Non Performing Financing (NPF)

NPF mencerminkan risiko kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran dana oleh bank tingginya NPF membuat bank

12

(38)

perlu membentuk pencadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar, hal ini akan menurunkan pendapatan bank.

NPF adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung:

Rasio NPF ditunjukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas pembiayaan syariah semakin buruk. Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tabel berikut:

No Nilai NPF Predikat

1 NPF = 2 % Sehat

2 2% ≤ NPF < 5% Sehat

3 5% ≤ NPF < 8 % Cukup Sehat 4 8 % ≤ NPF < 12 % Kurang Sehat

5 NPF ≥ 15% Tidak Sehat

b. Kategori Pembiayaan Bermasalah

[image:38.595.160.514.167.339.2]

Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi hasil atau profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas

Tabel 2.1

Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah

(39)

pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:13

13

Veithzal Rivai dan Andria Permata, Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 42-47

No Kualitas Pembiayaan Kriteria

1 Lancar a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bagi hasil tepat waktu. b. Memiliki rekening yang aktif. c. Bagian dari pembiayaan yang

dijamin dengan agunan tunai (cash colateral).

2 Dalam Perhatian Khusus

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang belum melampui 90 hari.

b. Kadang-kadang terjadi cerukan (overdraft) yaitu jumlah penarikan yang melebihi dana yang tersedia pada akun giro.

c. Mutasi rekening relative aktif. d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap

kontrakyang diperjanjikan e. Didukung oleh pinjaman baru

3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok

dan/atau bagi hasil yang telah melampaui 90 hari

b. Sering terjadi cerukan (overdraft)

[image:39.595.126.513.134.713.2]

yaitu jumlah penarikan yang Tabel 2.2

(40)

melebihi dana yang tersedia pada akun giro.

c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif

rendah

d. Terjadi pelanggaran terhadap

kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari.

e. Terdapat indikasi masalah keuangan

yang dihadapi nasabah.

f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan /atau bagi hasil yang melampaui 180 hari.

b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen

c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari.

d. Terdapat kapitalisasi bunga

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan.

5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil yang telah melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.

(41)

c. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan

Non Performing Financing (NPF) pada perbankan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. Apabila dana di bank berkurang maka akan mengurangi pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada masyarakat.

7. Capital Adequacy Ratio (CAR)

a. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank wajibmenyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dinyatakan dalam rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini bertujuanuntuk memastikan bahwa jika dalam aktivitasnya bank mengalami kerugian, maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu mengcover kerugian tersebut.

(42)

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pembiayaan

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio dari kecukupan modal.Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakannya untuk kegiatanoperasional. Salah satunya adalah menyalurkan pembiayaan. Ketika persediaan dana untuk menyalurkan pembiayaan mengalami kekurangan, maka dapat dibantu dengan modal. Begitupun ketika terjadi risiko pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing), dapat diatasi dengan modal tersebut.

Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumberdaya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha danmengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan.

8. Biaya Promosi

a. Pengertian Biaya Promosi

(43)

mengadakan atau mengikuti pameran.

Promosi bank bertujuan untuk menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.14 b. Hubungan Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan

Semakin maksimal bank melakukan promosi maka semakin luas nasabah yang akan mengetahui produk atau jasa bank tersebut. Dengan banyaknya DPK yang terkumpul maka akan mempengaruhi total pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank tersebut. Oleh karena itu biaya promosi berpengaruh positif terhadap pembiayan.

9. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum dan barang-barang secara terus menerus.15 Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin kenaikan terjadi tidak bersamaan, yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (walaupun dalam persentase yang besar) bukanlah termasuk inflasi.

14

Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h.155

15

(44)

Kenaikan harga diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada tiga macam indeks harga yang digunakan untuk menghitung laju inflasi, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP), dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).

Dari definisi diatas, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:16

1) Kenaikan Harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya. Misalnya harga sabun mandi 80 gram per buah kemarin adalah Rp1.000 hari ini menjadi Rp1.100. Berarti harga sabun per buah hari ini Rp100 lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak, waktu yang lebih panjang seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun.

2) Bersifat Umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Harga buah mangga harum manis di Jakarta jika belum musimnya dapat menjadi Rp10.000 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, dapat hanya dibeli dengan harga Rp4.000 – Rp5.000 per kilogram. Jadi harga mangga pada periode-periode tertentu akan mengalami kenaikan dua sampai tiga kali lipat.

16

(45)

Tetapi kenaikan mangga yang sangat tajam tersebut tidak menimbulkan inflasi, karena harga-harga komoditas lain tidak naik. Mangga harum manis bukanlah komoditas pokok, sehingga tidak memiliki dampak besar terhadap satabilitas harga.

3) Berlangsung Terus Menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus menerus. Rentang waktu yang lebih panjang adalah triwulan dan tahunan.

Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah 10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% per tahun. Inflasi triwulan rata-rata 2,5% (10% : 4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83% (10% : 12).17

b. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan

Inflasi adalah salah satu variabel ekonomi makro yang mempunyai pengaruh atas pembiayaan yang disalurkan bank. Sebab dengan meningkatnya inflasi, pemerintah akan mengambil kebijakan dengan menaikkan BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit bank umum.

17

(46)

Hal ini akan berpengaruh pada besaran pendapatan yang akan diperoleh oleh bank dan kemampuan nasabah dalam membayar pinjamannya.18 Oleh karena itu bank akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya.

10.Equivalent Rate

a. Pengertian Equivalent Rate

Equivalent rate bagi hasil adalah indikasi tingkat imbalan dari suatu penanaman dana atau penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank. Equivalent rate juga berarti tingkat pengembalian atas investasi yang telah ditanamkan, yang menjadi pembanding antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan besarnya dana yang ditabung di perbankan syariah.

Equivalent rate dikeluarkan oleh BI yang mana dijadikan acuan oleh bank syariah dalam menetapkan nisbah bagi hasil produk-produknya. Equivalent rate mempunyai peran sama dengan bunga pada bank konvensional, yaitu memberikan gambaran seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan diawal kontrak sebelum investasi berjalan. Sedangkan

equivalent rate dihitung oleh pihak bank setiap akhir bulan setelah investasi yang dijalankan memberikan hasil. Nasabah dapat melihat berapa equivalent rate bank bulan yang lalu untuk memberikan perkiraan berapa equivalent rate bank pada bulan berjalan.

18

(47)

b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan

Equivalent rate bagi hasil pembiayaan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi. Bagi nasabah Equivalent rate menjadi salah satu faktor pertimbangannya sebelum mengajukan pembiayaan pada bank syariah. Apabila tingkat Equivalent rate bagi hasil simpanan tinggi, secara langsung nasabah akan mengajukan pembiayaan di bank syariah, dan akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan di bank syariah.

B. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan sudah banyak dilakukan, diantaranya yaitu:

1. Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non

Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total

Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Di Indonesia.19

Mufqi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu DPK, NPF, dan inflasi dengan variabel terikatnya total pembiayaan. Objek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dalam skala nasional. Ia memakai data time series (bulanan) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam statistik Perbankan Syariah periode Januari 2007 – Oktober 2012.

19

(48)

Dalam penelitiannya ia menggunakan analisis statistik regresi berganda dengan pendekatan Error Correction Model (ECM) untuk melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji kointegrasi untuk melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang. Dengan bantuan program Eviews 6.

Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa Dana Pihak Ketiga mempuyai pengaruh signifikan jangka pendek terhadap total pembiayaan,

non performing financing tidak mempunyai pengaruh jangka pendek dan mempunyai pengaruh negatif signifikan jangka panjang terhadap total pembiayaan, dan inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada BPRS di Indonesia.20

Neil Al Muna dalam penelitiannya menggunakan lima variabel bebas yaitu NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian, FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi dengan variabel terikat pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Objek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dalam skala nasional. Periode penelitiannya dari januari 2010 - Desember 2012. Ia menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan pendekatan

OLS dibantu oleh program SPSS.

20

(49)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel CAR dan biaya promosi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Dan variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,901 atau 90,1%.

3. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset

(ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah.21

Wuri Arianti dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas yaitu DPK, CAR, NPF, dan ROA dengan variabel terikatnya pembiayaan perbankan syariah. Objek penelitiannya adalah Bank Muamalat Indonesia periode 2001 - 2011. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan

21

(50)

terhadap pembiayaan. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap pembiayaan adalah 98,9%.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di

Provinsi Bali.22

Gede Agus dan Ni Nyoman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing Loan (NPL) dengan variabel terikatnya penyaluran kredit BPR diProvinsi Bali dalam periode triwulan IV tahun 2000 – 2011. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan DPK, PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. Secara parsial DPK berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011.

5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to

Deposit Ratio, dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran

Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang.23

22

Gede Agus Dian Maha Yoga dan Ni Nyoman Yuliarmi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali, (Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 2303-0178, 2013)

23

(51)

Reswanda dan Wenda dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu CAR, FDR, NPF dengan variabel terikatnya penyaluran pembiayaan. yang objek penelitian ini adalah PT BPRS Lantabur Jombang bulan Januari 2011 hingga bulan Desember 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa DPKdan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur dikarenakan permodalan PT BPRS Lantabur cukup kuat dan memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola portofolio pembiayaan.

6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana

Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan

Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008.24

Husnul dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu DPK, NPF, SWBI dengan variabel terikatnya penyaluran dana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah baik bank umum maupun unit usaha syariah. Sedangkan sampel penelitian yang dilakukan wawancara hanya satu bank yaitu Bank Muamalat Indonesia. Periode

Pada PT BPRS Lantabur Jombang, (Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 1412-5366, 2013)

24

(52)

penelitian dari tahun 2004 – 2008.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK, NPF, dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pembiayaan di bank syariah. Sebelum adanya kebijakan akselerasi perbankan syariah pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi.

7. Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in

Indonesia25

Irman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas, yaitu total aset, BOPO, GDP, inflasi dengan variabel terikatnya pembiayaan bermasalah (NPF). Variable mediasi yang merupakan variabel perantara (intervening), meliputi likuiditas diukur dengan Finance to Deposit Ratio (FDR).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BPRS yang ada di Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah dua macam. Pertama analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/ OLS). Sedangkan analisis kedua menggunakan sobel test dan

bootstraping.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa GDP dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah. Likuiditas (FDR)

25

(53)

berpengaruh positif terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah pada BPRS.

8. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan

Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12.26

Mustika dan Osni dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas, yaitu DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR dengan variabel terikatnya pembiayaan murabahah. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Mandiri Syariah periode 2008 – 2011. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan model OLS (Ordinary Least Square) dan pelanggaran asumsi klasik.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa margin keuntungan dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. DPK berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah. NPF berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri.

9. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan

Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013.27

26

Mustika Rimadhani dan Osni Erza, Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12,(Media Ekonomi Vol. 19, No. 1, 2011)

27

(54)

Muhammad Luthfi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas, yaitu DPK, SWBI, dan ROA dengan variabel terikatnya pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Periode penelitian dari tahun 2007-2013. Metode analisis yang digunakan adalah OLS (ordinary least square) dengan menggunakan model koreksi kesalahan (error correction model). Penelitian ini dibantu oleh program Eviews 6.

Pada jangka panjang secara bersama-sama DPK, SWBI dan ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayan. Pada jangka pendek ROA tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan DPK dan SWBI berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia.

No Judul Dan Nama Peneliti

Variabel Hasi penelitian Perbedaan Dengan Peneliti

1 Mufqi Firaldi/ 2013/ Skripsi Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Variabel Dependen: Total Pembiayaan Variabel Independent: DPK, NPF, Inflasi DPK mempunyai Pengaruh jangka pendek terhadap Total

Pembiayaan, NPF

[image:54.595.135.514.475.748.2]

mempunyai pengaruh jangka pendek terhadap Total Pembiayaan, dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Total Pembiayaan yang diberikan Bank Perbedaannya terdapat pada variabel independent. Pada penelitian ini menulis memasukkan variabel DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Tahun penelitiannya Tabel 2.3

(55)

Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012) Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. juga berbeda, penelitian ini meneliti dari periode 2013-2015

2 Neil AL Muna/ 2013/ Skripsi Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian pada BPRS di Indonesia Variabel Dependen: Pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian Variabel Independent: NPF khusus sektor pertanian, FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi Data sekunder dari 2010-2012 NPF khusus sektor pertanian, dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. CAR dan biaya promosi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Perbedaannya terdapat pada variabel

independent

dan dependen.

Variabel dependen dalam penelitian ini penyaluran pembiayaan pada BPRS di seluruh Indonesia dan untuk variabel independen yaitu DPK, NPF, CAR Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate

(56)

Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Syariah Variabel Independent: DPK, CAR, NPF, ROA sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. penelitian ini memasukan variabel makro ekonomi seperti Inflasi, dan equivalent rate Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia 4 Gede Agus Dian

Maha Yoga & Ni Nyoman Yuliarmi/ 2013/ jurnal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali Variabel Dependen: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Bali Variabel Independent: Dana Pihak Ketiga (DPK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing Loan (NPL) Secara simultan DPK, PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011.

Secara parsial DPK

berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap Perbedaannya terdapat pada variabel independent

(57)

penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011

5 Reswanda, Wenda Wahyu C/ 2013/ jurnal

Pengaruh Dana Pihak Ketiga,

Capital Adequecy Ratio Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan PadaPT BPRS Lantabur Jombang Variabel Dependen: Penyaluran pembiayaan Variabel Independent: DPK, FDR,CAR, NPF

DPK dan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur. Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia 6 Husnul Khatimah/

2009/ Jurnal Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Variabel Dependen: Penyaluran Dana Variabel Independen: DPK, NPF, SWBI

(58)

Perbankan Syariah Tahun 2007/2008 pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi. Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS seluruh Indonesia (dalam skala nasional) 7 Irman Firmansyah/

2014

Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia Variabel Dependen:N on Performing Financing (NPF) Variabel Independen: Total Aset, BOPO, GDP, Inflasi Variabel Mediasi: FDR

GDP dan Inflasi berpengaruh negative terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah (FDR), tidak memediasi pengaruh ukuran bank, BOPO, GDP dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate.

(59)

Syariah Mandiri. Dan terbukti variabel DPK sebagai variabel yang dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS seluruh Indonesia (dalam skala nasional) 9 Muhammad Luthfi

Qolby/2013/Jurnal Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013

(60)
[image:60.595.129.508.134.787.2]

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

Variabel Independen Variabel Dependen

DPK (X1) NPF (X2) CAR (X3) Biaya Promosi (X4)

Inflasi (X5) Equivalent Rate (X6)

Penyaluran Pembiayaan

(Y)

Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik:

Uji Normalitas

Uji Autokorelasi

Uji Multikoliniearitas

Uji Heteroskedastisitas

Uji F Uji t Adjusted R2

Interpretasi Uji Signifikansi

(61)

D. Hipotesis

Hipotesis disamakan dengan dugaan secara logis hubungan antara dua variabel atau lebih yang ditunjukkan dalam pernyataan yang diuji kebenarannya. Hipotesis selalu berupa kalimat deklaratif atau pernyataan.28 Hipotesis dalam penelitian kuantitatif di kembangkan dari telaah teoritis sehingga jawaban sementara dari masalah atau pernyataan memerlukan pengujian empiris.

Berdasarkan kajian review terdahulu dan landasan teori diatas, maka peneliti akan mengajukan hipotesis atau dugaan sementara dari penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis (1)

H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

Hipotesis (2)

H0 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

H1 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

Hipotesis (3)

28

(62)

H0 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

Hipotesis (4)

H0 : Biaya Promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

H1 : Biaya Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

Hipotesis (5)

H0 : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

H1 : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

Hipotesis (6)

H0 : Equivalent Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.

(63)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang didasarkan pada analisis dengan pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yang dimaksudkan sebagai pendukung untuk analisis metode kuantitatif.

Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melalui analisis data dengan menggunakan statistik atau permodelan matematis.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok individu–individu atau objek yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri–ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Sampel adalah b

Gambar

Tabel Distribusi F
 Gambar 1.1
Tabel 1.2  –
Tabel 2.1  Kriteria Kesehatan Non Performing Financing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan laba rugi komprehensif (statement of compherensive income) PSAK 1 memperkenalkan laba rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas

3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Diagnosis Gangguan kesehatan ditentukan dengan enam belas kriteria diantaranya berupa Tingkat banyaknya urat berwarna biru pada telapak

Dengan fenomena yang ditemukan oleh peneliti pada siswa di SMPN 13, dan melihat persahabatan memiliki peran penting pada perkembangan remaja serta pengaruh

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa penambahan tepung ampas rumput laut mampu meningkatkan kadar serat makanan pada produk cookies sebanyak 6x dari nilai serat

bahwa bagi mahasiswa baru Universitas Diponegoro Tahun Akademik 2015/2016 yang telah terdaftar sebagai mahasiswa baru Universitas Diponegoro akan diterima secara resmi

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (DPK), Non Performing Financing (NPF),

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Penelitian terkait analisis faktor – faktor yang mempengaruhi sebaran harga lahan di sekitar kawasan KEK Mandalika Kecamatan Pujut dapat dijadikan acuan harga lahan dan