D
KATA PENGANTA'R
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan komitmen global yang sudah diputuskan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO) untuk dilaksanakan dan dikembangkan di seluruh dunia , termasuk Indonesia .
PKRS sebaga i strategi dan teknologi yang fokus penggarapannya pada perilaku dan lingkungannya dengan segala determinannya dapat berperan positif hingga dapat memberi'kan kontribusinya terhadap upaya peningkatan citra rumah sakit. Buku pedoman ini disusun dengan tujuan untuk membantu petugas pengelola dan pelaksana PKRS dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan PKRS . Hal ini seiring dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang promosi kesehatan .
lsi buku ini merupakan penyempurnaan konsep dari WHO serta perkembangan masalah promosi kesehatan di Indonesia dan merujuk panduan PKRS yang pernah diterbitkan sebelumnya.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang telah bekerja keras sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat , saran dan kritik untuk sempurnanya buku ini sangat kami harapkan .
r
S,-「Gセ@
ュOセャ
..
Jrld
Jakarta , Desember 2003 Kepala Pusat Promosi Kesehatan...
セセセセセ@
DAFTAR lSI
Kata Pengantar ... ... ... ... .... .. .. ... ... .... ... ... ... ... ... ... ... .. i
Daftar lsi ... ... ... .. .. ... ... .... ... .. ... ... ... ... ... ...iii
Bab Pendahuluan A. Latar Belakang ... .. . .... ... .... ... ... .. ... ... . . . 1
B. Pengertian .. . ... .. ... ... ... .. ...2
Bab II Visi . Misi . TUJuan dan Sasaran A. Visi .. ... ... .... ... .... .. ... . ... ... ... ... . .... ... .... .. 4
B. Misi .. .... ... .... ... ... .... .... ... ... ... .... ... .... .. ... .. .. . 4
C . Tujuan ... ... ... ... .. ... ... ... .. ... .. ... .. ... .4
D. Sasaran .... ... ... ... ... ... .... .... .. .... .. ... ... .. .. .... .... ...4
Bab
III
Kebijakan. Strategi dan Area PKRS A. Kebijakan ... .. ... ... .... ... ... .... ... ... ... ... ....88 . Strategl.. .... .... ... ... .... .. ... ... ... ... ... 8
C . Area Promosi Kesehatan Rumah Sakit .. ... ... .. .... 1
Bab IV Ruang Li ngkup dan Lokasi Kegiatan PKRS A. Ruang Lingkup kegiatan PKRS .. ... ... ... 13
B. Lokasi Kegiatan PKRS ... ... ... ... ... ... ... .... .. 14
Bab V Langkah-Langkah Pengelolaan PKRS A. Persiapan .... ... .. ... .... ... ... ... .... ... ... ... 15
B. Penyusunan Rencana Promosi ... ... ... ... ... . .. 18
C . Pelaksanaan Promosi .. ... ... ... .. 19
D. Pe mantauan , Pembinaan dan Eval uasi. ... ... ... ..20
E. Pencatatan dan Pela pora n .. ... .... ... ... .... ... .. 20
Bab VI Faktor-fa kto r Penghambat dan Penentu Keberhasilan PKRS A. Faktor Penghambat ... ... ... 2 2 B. Fakto r Penentu Keberh asilan PKRS ... ... .. ... ... 23
Bab VII Indikator keberhasilan PKRS ... ... ... ... ... ... .. .. 25
BAB
I
Bab VIII Penutup ... . .. ... .. ... .. .. .. ... 26
PENDAHULUAN
Lampiran : 1. Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit
2. Pesan , Metode dan Media Penyuluhan A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan saat ini dilandasi dengan Paradigma Sehat. Paradigma Sehat adalah cara pandang , pola pikir atau pola pembangunan kesehatan yang bersifat hotistik , melihat masalah kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan , bukan hanya penyembuhan orang sa kit atau pemulihan kesehatan . Salah satu wujud Paradigma Sehat adalah Promosi Kesehatan .
Secara makro, Paradigma Sehat b erarti pembangunan semua faktor harus memperhatikan semua dampa'k di bidang kesehatan , paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Secara mikro Paradigma Sehat berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesamping-kan upaya ,kuratif dan rehabilitatif.
Sesuai Paradigma Sehat ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 , yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal. Salah satu institusi yang berperan dalam mencapai tujuan tersebut adalah rumah sakit.
Efektivitas suatu pengobatan selain dipengaruhi oleh kual itas pelayanan kesehatan , sikap serta keterampilan petugasnya , juga dipengaruhi oleh lingkungan , sikap dan pola hidup pasien dan keluarganya . Selain itu juga dipengaruhi kerja sama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya . Apabila pasien dan keluarga mempunyai pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta mau dan mampu berpartisipasi secara positif, maka hal ini sangat membantu penyembuhan pasien yang bersangkutan.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dahulu dikenal dengan istilah Penyu ol uhan Kesehatan Rumah Sa kit berusaha mengembangkan pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien, serta hal-hal yang perlu dan dapat dilakukan oleh keluarga , untuk membantu penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama. Dalam hal ini Promosi Kesehatan Rumah Sakit berusaha menggugah kesadaran serta minat pasien dan keluar·ganya untuk berperan secara positif dalam penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu p romosi kesehatan harus merupakan bag ian yang tak terpisahkan dari' upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit , karena dengan PKHS upaya penyembuhan akan leb ih berhasil.
Rumah sakit mempunyai peran yang besar untuk menyebarkan informasi kesehatan, pengembangan sikap dan perubahan perilaku kepada pasien, keluarga pasien, masyarakat di lingkungan rumah sakit, dan juga kepada petugasnya. Rumah sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan .
Berdasarkan pemikiran terse but di atas maka PKRS perlu dikembangkan . Selanjutnya agar perkembangan tersebut lebih terarah , maka disusunlah buku pedoman ini , untuk dapat dijadikan panduan atau acuan bagi penge-lola dan pelaksana PKRS dan pengepenge-lola program lainnya , sehingga penyelenggaraan PKRS dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya , sesuai dengan situasi dan permasalahan setempat.
B. PENGERTIAN
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah suatu upaya membudayakan individu, kelompok dan masyarakat untuk memelihara , meningkatkan dan melindungi kesehatan , melalui peningkatan pengetahuan , kemauan dan kemampuan , serta mengembangkan iklim yang mendukung , yang dilakukan dariloleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi setempat.
2. Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit untuk masyarakat di rumah sakit dan masyarakat di lingkungan sekitar rumah sa kit.
"A Health Promoting Hospital is A Hospital that Seeks to Incorporate the Concepts, Values and Standards of Health Promotion Into The Organizational Structure and Culture of The Hospital ". Dalam pengertian promosi kesehatan rumah sa kit ini ada beberapa hal yang dapat dicatat, yaitu :
a. Proses yang memungkinkan pasien , pengu njung, dan petugas rumah sakit serta masyarakat sekitarnya dapat hidup sehat . b. Melakukan upaya promosi kese hatan dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit serta lingkungan sehat di sekitar rumah sa kit.
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
A. VIS I PKRS
Visi adalah prediksi harapan atau gambaran tentang keadaan yang akan datang, yang dikaitkan dengan peran organisasi tertentu. Dalam hal ini maka visi PKRS adalah : Mewujudkan "rumah sakit yang sehat" dimana masyarakat rumah sakit di lingkungan rumah sakit hidup dengan peri/aku yang bersih dan sehat, serta da/am lingkungan yang sehat pula.
B. MISI PKRS
1. Mengupayakan adanya kebijakan rumah sakit yang mendukung promosi-kesehatan di rumah sa kit yang meliputi wadah dan sarana . 2. Mengembangkan iklim atau suasana yang kondusif bagi
terseleng-garanya kegiatan promosi kesehatan di rumah sakit. 3. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat bagi warga dan lingkungan rumah sakit.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya PKRS adalah memberdayakan masya-rakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan melalui peningkatan pengetahuan , kemauan dan kemampuan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat di lingkungan rumah sa kit, dalam rangika mewujudkan rumah sakit yang sehat.
D. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan PKRS adalah individu, kelompok atau masyarakat, yang selanjutnya lebih tepat disebut sebagai' "Mitra" di lingkungan RS. Sasaran atau "Mitra" PKRS meliputi :
1. SASARAN PRIMER ( MITRA LANGSUNG)
Dalam PKRS , sasaran sekaligusjuga mitra, karena kegiatan PKRS seharusnya dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Sasaran primer atau mitra langsung terutama adalah para pasien atau penderita yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit beserta keluarganya . Selengkapnya sebagai berikut :
1.1. Penderita yang sedang sakit akut
Penderita sakit akut adalah mereka yang sangat memerlukan perhatian untuk dibantu/diselamatkan dari ancaman maut/pen-deritaannya.
Dalam hal ini promosi ditujukan kepada keluarga penderita agar dapat membantu penyembuhan pasien atau memberikan kete-nangan kepada pasien.
1.2. Penderita yang sedang dalam penyembuhan
Mereka adalah kelompok yang ingin cepat sembuh dan tidak ingin terkena lagi penyakit yang sama pada masa yang akan datang . Oleh karenanya mereka merupakan kelompok sasaran yang tepat, dengan pesanpesan tentang penyakitnya, cara penyembuhan dan pencegahan .
1.3 Penderita dengan penyakit kronis
Penderita dengan penyakit kronis adalah penderita yang karena sifat penyakitnya, dapat bertindak agresif, apatis, atau menarik diri. Penyakit kronis dapat memberikan pengaruh fisik dan psikis yang tidak diharapkan terhadap penderita yang selanjutnya akan memberikan pengaruh sosial dan ekonomi dalam kehidupannya. Keadaan seperti ini perlu memperoleh perhatian yang cermat dari petugas promosi kesehatan di rumah sakit.
1.4. Keluarga Pasien dan Pengunjung
Keluarga pasien dan pengunjung adalah mereka yang sangat peduli dengan kesembuhan pasien.
Peran yang diharapkan dari mereka ini adalah untuk membantu kesembuhan pasien serta untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat bagli d'iri sendiri dan keluarganya di rumah .
1.5 Masyarakat di lingkungan rumah sakit
Masyarakat di lingkungan rumah sakit, misalnya petugas kantin atau pedagang lainnya adalah mereka yang seharihari berada di lingkungan rumah sakit.
4
Peran yang diharapkan dari mitra ini adalah untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan rumah sakit yang sehat.
2. SASARAN SEKUNDER (MITRA ANTARA)
Sasaran sekunder atau mitra antara adalah sasaran/mitra yang mempunyai pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada sasaran primer, seperti petugas rumah sakit, kelompok profesi, dll.
2.1 Petugas Rumah Sakit
Petugas rumah sakit adalah semua staf RS baik yang bertugas di bidang teknils maupun administratif. Mereka ini diharapkan dapat melaksanakan PKRS yang diintegrasikan dengan bidang tugas masingmasing.
2.2 Kelompok Profesi Kesehatan
Kelompok profesi kesehatan adalah kelompok seperti : Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Iindonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Perkumpulan Pendidik Promosi Kesehatan
Masyarakat Indonesia dan sebagainya. Mereka ini diharapkan dapat memberikan dukungan khususnya sumber daya manusia dan masukan teknis terhadap pelaksanaan PKRS.
2.3 Organisasi Sosial/Kemasyarakatan
Organisasi sosial kemasyarakatan/lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi perumahsakitan, sektor swasta, dll. juga diharapkan dapat memberikan dukungan khususnya sumber daya, terhadap pelaksanaan PKRS.
3. SASARAN TERSIER (MITRA PENENTU)
Sasaran tersier at au mitr a penentu adalah sasaran/mitra yang mempunyai pengaruh dan dukungan besar, baik berupa dana, kebijakan maupun dukungan lainnya.
Mereka itu adalah : Direktur rumah sakit, para pengambil keputusan yang erat kaitannya dengan perumahsakitan, penyandan g dana baik dalam maupun luar negeri, dsb.
BAB
III
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN AREA
P,KRS
A. KEBIJAKAN PKRS
Kebijakan penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sa kit adalah sebagai berikut:
• Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) difokuskan pad a upaya pemberdayaan masyarakat rumah sa kit untuk berperilaku hidup bersih dan sehat .
• PKRS merupakan upaya pelayanan rumah sakit yang menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sa kit.
• PKRS dilakukan secara edukatif/persuasif, dan praktis, dengan mem-buka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi (proses pembelajaran) .
• PKRS dilakukan dari , oleh dan untuk masyarakat rumah sakit, secara kemitraan dan berkesinambungan .
• PKRS dilakukan sesua i dengan sosial budaya dan kondisi masyarakat setempat.
B. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Oalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat rumah sakit diperlukan kemampuan dan peran aktif petugaspetugas rumah sakit dalam melaksanakan promosi kesehatan .
Adapun strategi yang perlu dilakukan yaitu advokasi (advocacy) , bina suasana (social support) dan pemberdayaan/gerakan masyarakat (Empowerment) .
1. Advokasi (advocacy)
• Advokasi adalah upaya secara sistimatis untuk mempengaruhi pembuatipenentu kebijakan agar proaktif dan mendukung berbagai kegiatan PKRS.
• Pendekatan ini terutama ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan , seperti direktur rumah sa kit, Kepala URF atau pejabat baik di pusat, provinsi maupun kabupatenlkota yang seca ra fungsional
maupun struktural memb,ina rumah sakit, baik rumah sakit daerah maupun pusat.
Tujuannya adalah agar para pemimpin atau pengambil keputusan mengupayakan kebijakan atau peraturan yang berorientasi sehat , serta memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman , bimbingan dan ketauladanan baik
berupa arahan , petunjuk, peraturan tertulis, dukungan dana maupun dukungan moril.
• Pendekatan kepada para pemimpin in i dapat dilakukan dengan cara audiensi, konsultasi, memberikan laporan, pertemuan atau rapat kerja , lokakarya , dsb .
LangkahIangkah kegiatan Advokasi a. Tentukan sasaran yang akan diadvokasi.
b. Siapkan informasi tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit. c. Tentukan kesempatan dimana dan kapan melakukan advokasi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
d. Lakukan advokasi dengan komunikasi yang baik.
e. S i mpulkan dan sepakati hasil dari advokasi tersebut. f. Tindak lanjuti hasil kesepakatan tersebut serta sosialisasikan kepada
petugas atau pihak lain .
2. Bina Suasana (Social Support)
• Bina suasana adalah upaya penggalangan kemitraan antar berbagai kelompok masyarakat untuk menciptakan suasana yang mendukung penyelenggaraan PKRS .
• Pendekatan 'ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder,seperti petugas kesehatan di rumah sakit, organisasi profesi kesehatan (101, IBI, PPNI , dsb.) termasuk organisasi perumahsakitan, lembaga swadaya masyarakat yang peduli rumah sakit, para pembuat opini di masyarakat dan media massa.
• Tujuan pendekatan ini adalah agar kelompok sasaran sekunder dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PKRS.
':.E.C;
fill
r\.I \
• Caranya antara lain ; melalui diskusi kelompok, lokakarya, seminar, studi banding , pelatihan, dsb
Langkah-Iangkah kegiatan Bina Suasana.
a. Mengkaji dan menetapkan sasaran sekunder secara rinci dan tepat. b. Menganalisis dan mendisain metoda dan teknik keg iatan dukungan bina suasana seperti pelatihan, orientasi, sosialisasi demonstrasi dll, sesuai dengan kebutu han sasaran.
c. Memantapkan dan melaksanakan metoda dan teknik bina suasana. d. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama lintas unitunit yang ada di rumah sakit serta dinas kesehatan setempat. e. Menyusun laporan serta menyajikannya kepada pihakpihak yang
berkepentingan
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Adalah upaya proaktif untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan individu dan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat.
Pendekatan ini ditujukan kepada seluruh kelompok sasaran primer di rumah sakit meliputi baik penderita, keluarganya , dan masyarakat umum secara ind ividu , kelompok maupun massa.
Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuannya , kesadaran maupun kemampuannya sehingga dapat berperilaku positif dalam bidang kesehatan.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan perorangan , penyuluhan kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melakukan kegi'atan bersama untuk memprakti kkan perilaku hidup bersih dan sehat dsb.
Langkah-Iangkah Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
a. Mengadakan pertemuan dengan kelompokkelompok penderita (Kelompok jantung, Diabetes, Ashma dll).
b. Mengadakan pertemuan dengan kelompok keluarga pasien . c. Mengembangkan pesanpesan promotif dan preventif sesuai dengan
kondisi setempat.
d. Mengadakan pelayanan yang berorientasi sehat, termasuk dalam hal ini pelayanan promotif dan preventif.
Meningkatkan pengetahuan ,
Penyuluhan perorangan, e. Memberikan pelayanan yang bersifat ramah dan memuaskan pasien
dan memberikan informasi yang diperlukan bagi keluarga .
Untuk lebih jelasnya ketiga strategi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Primer: Gerakan Pasien , masyarakat/
Keluarga, Empowerment kesadaran dan kelompok, dan
masyarakat kemampuan pasien massa
di lingkungan dan keluarga untuk • Melalui media
RS. berperilaku positit
I
(cetak, filmlterhadap kesehatan elektronik) memberi contoh.
L
sekunder : 1 Bina suasana/ • Terciptanya suasana • Seminar Petugas RS , sosial Support yang mendukung, Lokakarya Protesi , LSM
L
Opini/norma. Studi banding Pendekatan perorangan Pendekatan kelompok.
Tersier: Pendekatan • Dukungan • Audiensi
Direktur, pimpinan/ • Peraturan Konsultasi
Donor, Advokasi • Arahan Pertemuan
Sektor Laporan
•
c.
AREA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKITPromosi Kesehatan Rumah Sakit secara umum mempunyai 5 area atau ruang lingkup sbb. :
1. Mengembangkan kebijakan yang mendukung promosi kesehatan di RS (Healthy public policy).
2. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang kondusif atau memungkinkan masyarakat termotivasi menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (creative partnership and supportive environment). 3. Memperkuat kegiatan masyarakat. yaitu memberikan bantuan terhadap kegiatan yang sudah berjalan di masyarakat lingkungan rumah sa kit sehingga lebih dapat berkembang dan berperan aktif dalam pem-bangunan kesehatan (strengthen community action).
4. Meningkatkan keterampilan petugas PKRS dalam rangka pemberdayaan masyarakat (increase individual's skill) .
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan di RS lebih berorientasi pada promotif dan preventif dari pada pengobatan dan pemulihan kesehatan . (reorient health services).
BAB IV
RUANG llNGKUP DAN LOKAS. KEGIATAN
A. RUANG LlNGKUP KEGI'ATAN PKRS
1. Rumah Sakit Sebagai Tempat Asuhan Pasien dan Klien Lain Menyiapkan dan mensosialisasikan aturan dasar tentang hak pasien Survai kepuasan pasien dan pelanggan
Pelayanan atau pendampingan PKRS Pelayanan dukungan pasien
Kenyamanan pasien dan klien
2. Rumah Sakit Sebagai Tempat Kerja yang Sehat Mengadakan unit keselamatan
Survai kesehatan kerja
Program perbaikan lingkungan fisik
Jaminan gizi dan makanan yang sehat bagi karyawan RS Tempat kerja yang bebas dari obat terlarang
Keamanan dan kenyamanan bekerja bagi staf RS
3. Rumah Sakit dalam Kaitan dengan Komunitas yang Lebih Luas Dukungan atas upayaupaya promosi kesehatan yang ada di lingkungan RS
Menyelenggarakan promosi kesehatan
...
13Memprakarsai kampanye kesehatan .
Memberi pelayanan keluar terhadap kelompokkelompok masyarakat yang tak mampu
B. LOKASI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAIKIT
Ada empat lokasi kegiatan PKRS , yaitu : Oi masyarakat
Oi ruang terbuka Oi saat pelayanan Di klinik edukasi
Oapat dilihat dalam tabel seperti di bawah ini :
PROMOSI
RUANGUMUM
PELAYANAN KUNIK EDUKASI ICESEHATAN &TER8UKADI MASYARAKAT
Massa • Ruang rawat Pelayanan Preventif & promotif
Media massa inap Rawat jalan check up,
Penjangkauan • Ruang tunggu • Rawat inap pengobatan masyarakat di Administrasi • Farmasi dan rehabilitasi institusi Rawat jalan • Preoperasi
kesehatan • Salazar • Penunjang
Penjangkauan • Kelas terbuka masyarakat di
sekolah Penjangkauan
masyaraka t di tempat k e rja
BABV
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN PKRS
A. PERSIAPAN
1. Pendekatan kepada direktur rumah sakit.
Pada fase ini inisiator PKRS menyusun langkahIangkah untuk mendapatkan dukungan dari direktur rumah sakit, jajaran direksi maupun pihakpihak yang ter,kait dengan penyelenggaraan PKRS . Untuk itu data atau fakta tentang konsep, manfaat atau keuntungan apabila RS menyelenggarakan PKRS perlu dipersiapkan. Pendekatan kepada direktur RS maupun ーゥィ。ォ セ ーゥィ。ォ@ terkait dapat dilakukan dengal1 tatap muka langsung berupa "lobby" atau konsultasi . Oapat pula dalam bentuk rapat, seminar atau pen-dekatan lain yang sesuai .
Oalam meyakinkan direktur RS inisiator dapat mencari dukungan dari pihak lain yang mempunyai kredibilitas .
Hasil dari kegiatan ini pihak terkait dan direktur rumah sakit mendukung PKRS diselenggarakan, selanjutnya direktur rumah sakit menerbitkan surat keputusan (SK), organisasi penyelenggara PKRS yang dilengkapi dengan tugas dan fungsinya secara jelas . Kegiatan lobby ini mungkin hanya satu kali, atau bahkan tidak perlu bila direktur rumah sakit yang memerintahkan terselenggaranya PKRS. Akan tetapi mung kin pula harus dilakukan beberapa kali. Oalam wadah (organisasi) tersebut ditunjuk satu orang koordinator. Koordinator dan tim selanjutnya mengadakan pertemuan untuk menyatukan pendapat tentang konsep PKRS. Pada beberapa rumah sakit sudah dikembangkan wadah "struktural" berupa instalasi PKRS tetapi beberapa rumah sakit masih menganggap perlu ada koordinator pada setiap bagian/SMF/instalasi.
Susunan organisasi tersebut bervar,iasi sesuai kondisi rumah sakit.
2. Sosialisasi PKRS
Setelah mempunyai kesamaan persepsi tentang PKRS, tim koordinasi menyebarluaskan informasi tetang PKRS dan rencana
kerjanya kepada seluruh staf rumah sa kit, mulai dari tingkat tinggl. menengah sampai staf paling rendah.
Penyampaian informasi ini dapat dilakukan bersamasama atau bertahap memanfaatkan pertemuan rutin rumah sakit (misal : pada upacara bendera)
Oengan kegiatan ini diharapkan seluruh staf mempunyai persepsi yang sama dan memberikan dukungan penyelenggaraan PKRS . Selain adanya persamaan persepsi dan
dukungan seluruh staf sebaiknya memahami pula perannya dalam penyelenggaraan PKRS.
3. Persiapan Dana
Pada tahap awal , dana diharapkan dari pihak rumah sakit sendiri. Selanjutnya dana
dapat juga didapat dari pihak lain yang merupakan mitra kerja rumah sakit.
Pada tahap selanjutnya PKRS dapat menghasilkan uang misalnya dari biaya konseling , kelompok yang ingin menurunkan berat badan, atau kelompok yang ingin berhenti merokok .
Akan tetapi pada tahap awal disarankan menggunakan kesempatan- kesempatan kegiatan atau potensi yang telah tersedia di rumah sa kit.
4. Persiapan Sarana
a.
SekretariatSalah satu fasilitas yang perlu diadakan adalah sekretariat sebagai pusat pengendali kegiatan PKRS . Idealnya sekretariat ini merupakan tempat ya ng perman e n dengan peralatan yang
lengkap, yaitu :
Mesin ketik atau komputer Filling kabinet
Telepon atau fax atau intercom Oilengkapi dengan tenaga yang khusus me ngelola sekretariat. Juga ada dana tersedia setiap tahun untuk mengelola sekretariat.
Fasilitas tersebut dapat dicapai secara bertahap , bahkan pada tahap awal mungkin belum ada sekretariat yang permanen dan menggunakan alatalat dari salah satu bag ian di rumah sakit.
b. Sarana
Selain sekretariat, diperlukan sarana penyuluhan. Sarana standar PKRS meliputi :
• panel tempat memasang media • perangkat media
• perangkat audio • perangkat slide • proyektor 16 mm • sound system .
Beberapa rumah sa kit mendapatkan peralatan tersebut dari dana RS sendir,i, APBN, APBO , sponsor, maupun dari bantuan luar negeri. Sarana ini perlu disimpan dalam ruang khusus dilengkapi dengan petugas yang bertanggung jawab dalam perawatan dan peng- gunaannya . Peralatanperalatan tersebut juga tidak perlu langsung lengkap , tetapi dapat disediakan tahap demi tahap. Apabila per- alatan belum tersedia dapat memanfaatkan sarana dari mitra kerja rumah sakit misal dinas kesehatan setempat.
5. Persiapan Tenaga Pelaksana
Selain tenaga pengelola PKRS yang ada di dalam TIM koordinasi, diperlukan tenaga yang trampil dalam melakukan penyuluhan. Mempersiapkan tenaga pelaksana mela"Ji pelatihan tenaga pelak-sana sebaiknya merupakan kegiatan paling awal. Kepada petugas tersebut perlu diberikan pelatihan khususnya tentang metode dan teknik penyuluhan, juga penggunaan dan pengembangan media .
Pelatihan diharapkan minimal 48 jam, dapat menggunakan modul-modul yang ada (misal Pelatihan diharapkan minimal 48 jam, dapat menggunakan modul-modul pelatihan PKRS yang diterbitkan Oitjen Yan Med , ataupun modullainnya).
Tenaga medis, para medis , non medis (mis. Satpam, tenaga admi-nistrasi , dsb .) dapat dilatih sebagai tenaga pelaksana ini.
Ketram-セ@
...
pilan generiknya pelaksana, akan tetapi pesanpesan pelaksana disesuaikan dengan keahlian dan kemampuan masingmasing (misal satpam dapat menyampaikan pesanpesan tentang lingkungan bersih, informasi tentang ruanganruangan atau bagian rumah sakit, dan lainlain).
Pelatihan dapat dilakukan oleh rumah sakit sendiri secara klasial dalam satu periode waktu , akan tetapi dapat pula dilakukan ber-tahap misal 3 jam di siang hari setelah jam dinas . Dapat pula mengisi pertemuan-pertemuan yang telah rutin ada dengan pengembangan keterampilan ini.
Pelatihan dapat pula dilakukan oleh rumah sakit bekerja sama dengan unit promosi kesehatan/dinas kesehatan setempat, dimana fasilitator juga dapat berasal dari. rumah sakit sendiri , widyaiswara setempat, dari dinas kesehatan setempat atau dari instansi lain yang ada .
Diharapkan pada Satuan Medik Fungsional (SMF)/Bagian atau instalasi yang mempunyai petugas promosi yang telah terlatih . Kursus atau pelatihan penyegaran juga bisa dilakukan bagi mereka yang telah lama dilatih .
B. PENYUSUNAN RENCANA PROMOSI.
Setelah sarana dan tenaga promosi tersedia tim koordinasi bersama beberapa tenaga promosi, mungkin juga mengundang aparat PKM setempat mengadakan lokakarya menyusun rencana promosi (biasanya rencana tahunan) .
Penyusunan rencana didahului dengan penetapan masalah yang akan digarap aspek promosinya. Masalah yang digarap mungkin berdasarkan penyakit terbanyak di rumah sakit, masalah nasional, masalah administrasi , prosedur pelayanan , prosedur perawatan dll. Selain itu perlu pula digali kesempatan, peluang maupun kelemahan-kelemahan yang ada agar kegiatan terse but dapat dilakukan . Dalam rencana ini perlu ditetapkan tujuan , bentuk kegiatan , sasaran , pesan , metode, media , tempat promosi , pelaksananya (siapa berbuat apa) sumber dananya dari mana , serta bagaimana memantau kegiatan tersebut.
Promosi tidak perlu ruangan khusus tetapi dapat dilakukan dimana saja
dalam gedung rumah sakit. Rencana pemantauan juga perlu disusun . Pemantauan dilakukan terhadap frekuensi kegiatan , cakupan Uumlahl target sasaranyang disuluh/maupun hasil promosi (perubahan pengetahuan, sikap, maupun perilaku sasaran).
Selain rencana dalam lingkup RS , perl u pula disusun rencana untuk setiap instalasi atau bag ian seperti di bagian mata dengan permasalah permasalahan yang spesifik, juga pesan-pesannya (misalnya tentang pre atau pasca operasi katarak).
C. PELAKSANAAN PROMOSI.
Pada tahap ini kegiatan promosi telah mulai dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun .
Bila masih tahap "hanya menggunakan media" tanpa petugas, media-media mulai dipasang atau dioperasionalkan. Media tersebut perlu diganti sesuai' pesan-pesan yang akan disampaikan pada periode waktu tertentu (misal diganti setiap 2 atau 3 bulan).
Lebih lanjut telah dimulai ceramah-ceramah dalam kelompok besar atau kelompok kecil , baik dalam lingkup rumah sakit maupun pada bagian atau SMF yang ditetapkan. Diupayakan dalam ceramah-ceramah ini digunakan media atau alat peraga agar lebih efektif.
Selain ceramah metode-metode lain mulai diselenggarakan misalnya demonstrasi , pameran , kelompok-kelompok diskusi, dll. Dalam pelaksanaan diupayakan adanya berbagai variasi metode agar tidak membosankan dan lebih efektif.
Apabila sudah memungkinkan , dilakukan penyuluhan-penyuluhan individual melalui konsultasi atau konseling . · Untuk ini dapat
ditetapkan informasi standar yang perlu didapatkan dari masing-masing individu misal untuk pasien prabedah informasi penting apa yang perlu disampaikan , juga terhadap pasien pascabedah Caesar, dsb.
Selain itu, agar kegiatan PKRS tersebut
berkembang dan memperoleh dukungan dari direktur/jajaran
direksi , pejabat pemerintahan setempat serta pihak-pihak lain yang terkait, dilaksanakan juga advokasi atau forum-forum lainnya kepada para mitra RS .
•
D. PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN EVAlUASI
Pemantauan dan pembinaan di'lakukan dalam rangka terwujudnya koordinasi kegiatan, mengatasi masalah yang timbul, serta memelihara kesinambungan pelaksanaan PKRS.
Pemantauan dan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh suatu program PKRS telah berjalan dan memberikan hasil seperti yang diharapkan terhadap perilaku pasien/keluarga pasien, atau petugas rumah sakit serta masyarakat lingkungan rumah sa kit, atau seberapa jauh dampak program PKRS telah tercapai.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dirancang sesuai dengan apa yang diinginkan . Penilaian dapat dilakukan oleh rumah sakit yang bersangkutan, instansi terkait lainnya atau oleh lembaga independen.
Penilaian dapat meliputi input atau proses kegiatan misalnya jumlah tenaga terlatih , media yang telah dikembangkan, frekuensi dan jumlah cakupan , sikap dan praktik baik masyarakat maupun petugas rumah sakit atau dampak terhadap Length Of Stay (LOS), Bed Occupancy Rate (BOR), penurunan komplikasi operasi, penundaan operasi dan sebagainya .
Waktu pemantauan tentunya juga disesuaikan dengan rencana yang ditetapkan misalnya pada saat sesudah intervensi, pad a saat tertentu (Specified intervals), sebelum dan sesudah intervensi (setiap 3 bulan , 6 bulan atau bulanan)
Cara melakukan pemantauan dan penilaian bisa melalui laporan rutin, observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (OKT), survai cepat, dsb.
Hasil pemantauan dan penilaian kemudian diumpan balikkan ke bagian-bagian dan mitra kerja rumah sakit
Pembinaan dapat dilakukan terhadap tenaga, pengembangan sarana dan media serta materi penyuluhan. Pendekatan yang dapat dilakukan seperti supervisi, bimbingan teknis, pelatihan, konsultasi , dsb.
E. PENCATATAN DAN PElAPORAN
Pencatatan dan pelaporan ini diperlukan agar kegiatan PKRS dapat terselenggara secara mantap , berkesinambungan dan berkembang,
20
serta menjangkau unitunit yang lain dengan mutu yang makin meningkat.
Termasuk dalam upaya ini adalah pelaporan, yang dikerjakan secara teratur oleh petugas yang bertanggung jawab membuat laporan promosi yang disertai
pembahasan dan tindak lanjut pelaksanaan program PKRS.
•
BAB VI
FAKTOR..FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENENTU
KEBERHASILAN PKRS
A. Faktor-Faktor Penghambat 1. Budaya rumah sakit
Hal ini biasanya terkait dengan faktor sosial dan budaya yang berlaku dimana rumah sakit itu berada. Budaya ,kerja, sistem 'kekerabatan atau kepemimpinan masyarakat yang biasa berlaku di suatu tempat yang terkadang dapat menghambat kinerja rumah sa kit, kiranya dapat ditanggulangi atau dipecahkan dengan lebih berpegang kepada standar pelayanan yang sudah ba'ku.
2. Organisasi rumah sakit
Sering dijumpai suatu rumah sakit agak sulit menyesuaikan halhal yang baru berkembang dal'am suatu struktur organisasi yang sudah ada seperti halnya program promosi kesehatan rumah sakit. Padahal tanpa wadah dalam struktur agak sulit dilaksanakan atau kurang mendapat perhatian yang serius karena tidak didukung oleh wadah dan pembagian tugas yang jelas
3. Sistim Pelayanan rumah sakit
Demikian pula halnya sistem pelayanan kesehatan yang masih berorientasi kuratif dan rehabilitatif, belum mengadaptasi atau menyesuaikan dengan paradigma baru di bidang kesehatan .
4. Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang paling baik, saling tukar pengalaman bagi RS yang telah mengembangkan upaya PKRS agar upaya inovatif dapat diterapkan .
5.
Latar belakang pendidikan petugas.Latar belakang maupun keterampilan teknis Petugas dalam promosi kesehatan jelas perlu karena kemampuan dan keterampilan teknis petugas dalam promosi kesehatan menjadi faktor utama berhasil atau gagalnya suatu program kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit.
B. Faktor Faktor Penentu Keberhasilan PKRS. 1. Dukungan penentu kebijakan RS
Direktur rumah sakit beserta jajaran manajemen atau direksi sangat menentukan keberhasilan suatu program promosi kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit. Dukungan nyata yang diharapkan dari para pemimpin yaitu baik berupa dukungan kebijakan, fasilitas, dana dan sarana kerja yang memadai.
2. Koordinasi dan pengembangan TIM
Koordinator PKRS sangat diperlukan dalam pengelolaan program promosi kesehatan di rumah sakit. Dengan adanya koordinator kegiatan Promosi Kesehatan dapat dikoordinasikan antar UPF.
Di samping itu juga kelompokITim yang sudah memperoleh komitmen dan memperoleh tugas yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit perlu dikembangkan dan ditingkatkan kompetensi atau kinerjanya dalam mengelola dan melaksanakan PKRS.
3. Penyediaan sumber daya yang memadai
Ketersediaan sumberdaya seperti perangkat lunak, perangkat keras serta petugas yang terampil mutlak diperlukan untuk menunjang kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan .
4. Peran aktif masyarakat RS dan lingkungannya.
Keberadaan masyarakat turut mendukung sebagai faktor penentu keberhasilan PKRS . Masyarakat yang proaktif dan peduli terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh rumah sakit .karena mereka dilibatkan dan diajak untuk bersamasama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat dan mereka diberikan pendidikan bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat.
5. Strategi KIE yang efektif
6. Keterpaduan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan bagian yang integral atau bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan lainnya yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit. Secara sinergis bersamasama dengan pelayanan kesehatan lainnya , PKRS akan membawa institusi rumah sakit meningkat citranya , kinerjanya menjadi lebih optimal.
7. Penilaian yang profesional.
Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pelayanan PKRS yang dilaksanakan perlu dilakukan penilaian yang obyektif yang dilaksanakan baik oleh intern rumah sakit maupun oleh institusi di luar rumah sa kit. Hasil evaluasi diumpanbalikkan kepada manajer, pengelola program PKRS sebagai masukan dan bahan koreksi dan perbaikan untuk pengembangan program PKRS yang lebih baik di ュ。セ。@ mendatang.
BAB VII
INDIKATOR KEBERHASILAN PKRS
IIHhkator adalah "suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian dalam '.IIi1lu penilaian", dengan rumusan yang jelas dan dapat diukur. Indikator knberhasilan PK'RS dapat dikembangkan sendiri oleh tim pelaksana PKRS, oIlilara lain sebagai berikut :
I . Adanya Tim pengelola PKRS
L . Adanya kegiatan PKRS yang berkesinambungan dan didukung oleh
sumber dana yang memadai.
:1. Adanya sarana dan media PKRS yang memadai .
4. Adanya peningkatan penampilan RS yang bersih dan sehat. .) . Adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari petugas,
pasien/pengunjung dan masyarakat sekitar RS .
6. Adanya dukungan dana, dukungan kebijakan dan dukungan lainnya dari para pengambil keputusan atau penentu kebijakan RS. 7. Adanya forumforum komunikasi atau jejaring kemitraan .
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman PKRS ini dibuat agar program promosi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Oi samping itu agar PKRS dapat dilaksanakan dengan lancar, diperlukan adanya dukungan positif dari direktur rumah sakit, adanya forum koordinasi, sarana dan media yang sesuai dengan standar minimal yang telah ditentukan dan merr .. )Ieh dukungan dari seluruh karyawan rumah sakit, mitra kerja di luar rumah sakit dan masyarakat.
Oengan demikian PKRS dapat membudaya di setiap rumah sakit, yang pada gilirannya akan memberikan pelayanan yang bermutu sehingga akan meningkatkan citra rumah sa kit, serta dapat memberi sumbangan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dan Visi Indonesia Sehat 2010 .
LAMPIRAN 1
STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Promosi Kesehatan Rumah Sakit merupakan salah satu pelayanan rumah sa kit. Sehubungan dengan itu , perlu adanya Standar Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Standar 1. Falsafah dan Tujuan
Rumah sa kit perlu menyelenggarakan pelayanan promosi kesehatan secara profesional yang berorientasi kepada kebutuhan RS, pasien, pengunjung dan masyarakat ling kungan sekitar RS.
Kriteria :
1.1 Kegiatan promosi I<esehatan mencakup semua kegiatan pelayanan RS.
1.2 Kegiatan promosi kesehatan melibatkan pasien dan pengunjung serta masyarakat lingkungan sekitar RS.
Standar 2. Administrasi dan Pengelolaan
Promosi Kesehatan RS dikelola dalam satu wadah/organisasi untuk mendukung penyelenggaraan promotif dan preventif yang terkait dengan semua pelayanan di rumah sakit.
Kriteria :
2.1 Promosi Kesehatan RS dikelola dan diorganisasikan secara profesional. 2.2 Kegiatan Promosi Kesehatan RS mencakup kegiatan yang telah
ditetapkan Oepkes sesuai kelas RS .
2.3 Adanya wadah organisasi yang menggambarkan secarajelas komando yang menunjukkan tanggung jawab kewenangan dan hubungan kerja dalam pelayanan promosi kesehatan dan unit lain.
2.4 Adanya uraian tugas yang tertulis untuk setiap petugas promosi kesehatan yang cukup :
a. Kualifikasi sesuai jabatan b. Garis komando
c. Fungsidantanggungjawab d. Penilaian staf
•
2.7 Membuat laporan tahunan kegiatan promosi kesehatan.
Standar 3. Stat dan Pimpinan
Pimpinan Promosi Kesehatan RS (koordinator PKRS) harus mempunyai penget-ahuan dan keterampilan serta pengalaman dalam bidang promosi kesehatan.
Kriteria :
3.1 Pimpinan Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah seseorang sarjana terlatih dalam bidang promosi kesehatan.
3.2 Jumlah staf sesuai dengan besar dan kelas RS.
3.3 Bila pimpinan promosi kesehatan tidak di tempat, pelayanan/kegiatan promosi kesehatan tetap berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.4 Pimpinan promosi kesehatan dibantu oleh staf yang mengerti tentang promosi kesehatan.
3.5 Perlu tenaga administrasi yang mendukung kegiatan promosi kesehatan .
Standar 4. Fasilitas dan Peralatan
Fasilitas yang cukup dan memadai perlu diadakan sesuai kebutuhan pelayanan Promosi Kesehatan RS.
Kriteria :
4.1 Perlu dibuat perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan , karena pelayanan ini sangat terkait dengan masyarakat banyak.
4.2 Penempatan lokasi pelayanan promosi harus tepat. 4.3 Penempatan narasumber harus sesuai dengan kebutuhan . 4.4 Perlu ada ruang/alat khusus untuk tempat media cetak, elektronik dan
pameran .
4.5 Ada ruang kerja untuk pimpinan , staf dan teknisi.
4.6 Peralatan khusus yang digunakan, hanya boleh digunakan oleh staf terlatih .
Standar 5. Kebijakan dan Prosedur
Adanya kebijakan dan prosedur tertulis tentang tata cara promosi yang baik sesuai dengan peraturan yang ada dan kemajuan Ilmu kesehatan.
Kriteria:
5.1 Kebijakan dan prosedur tertulis mudah dilihat dan ditinjau setiap tiga tahun bila perlu .
5.2 Prosedur kerja
a. Promosi kesehatan meliputi ; ruang lingkup, cara pelayanan dan aspek keamanan .
b. Peralatan termasuk cara penyimpanan, pemakaian dan pemeliharaannya .
c. Perlu kualifikasi staf dan tanggung jawab.
d. Perlu dilakukan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan .
Standar 6. Pengembangan Stat da n Program Pendidikan
Bemua staf PKRS mempunyai kesempatan mengikuti program pendidikan untuk rneningkatkan pengetahuan dan keterampilan PKR S.
Kriteria:
6.1 Setiap staf yang baru harus mengetahui aturan dan tanggung jawab yang ada.
6.2 Perlu mekanisme untuk mendidik staf
6.3 Setiap staf diberi kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program pelatihan berkelanjutan. Bila tidak ada fasilitas untuk menunjang pendidikan staf, maka dapat diadakan koordinasi dengan RS sekitarnya yang mempunyai fasilitas pendidikan/pelatihan. 6.4 Staf yang profesional harus aktif membantu program yang berhubungan
dengan pengorganisasian pendidikan.
Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Perlu ada suatu prosedur untuk menilai suatu pelayanan promosi kesehatan dan pemecahan masalah.
Kriteria:
7.1 Semua pelayanan promosi perlu dinilai mutunya.
7.2 Promos i yang dilaksanakan perlu dipantau secara terus menerus. 7.3 Kegiatan penilaian mutu pelayanan promosi kesehatan meliputi hal
sebagai beriklJt :
a. Pemantauan pengumpulan informasi sebagai bentuk pelayanan. b. Pengukuran pelayanan dan pengenalan masalah.
c. Tindakan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan .
d. Evaluasi mengenai efektivitas tindakan jangka panjang . e. Umpan balik bagi staf dan pimpinan.
-
'...
LAMPIRAN 2
PESAN, METOOE DAN MEDIA PKRS
A. Pesan Penyuluhan
Materi atau pesan dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan yang sedang diderita pasien atau perlyakit terbanyak yang ditemukan di rumah sakit (bagianlinstalasi) atau perlyakit yang bersifat nasionallpenyakit yang cenderung meningkat secara rlasional seperti : penyakit jantung, tekanan darah tinggi , TBC, kanker, dsb ., dengan aspek pencegahannya. Materi lain yang juga penting adalah tental1g administrasi , masalah lingkungan rumah
sakit, asuransi dll.
Secara garis besar, isi penyulunan ini dapat dibagi menjadi tiga hal , yaitu: 1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu maupun
kelompok .
2. Mencegah jangan sampai terserang penyakit atau jangan sampai penyakit yang pernah diderita kaf11 buh kembali. Juga mencegah penularan penyakit kepada atau dari orang lain
3. Membantu proses penyemDuhan dan pemulihan.
Cara Merancang Pesan
Untuk mengembangkan suatu pesan, ada beberapa unsur yang perlu masuk menjadi bag ian dari pesan tersebut. Unsurunsur tersebut antara lain: 1. Perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh sasaran 2. Keuntungannya kala Ll menerapkan perilaku tersebut. 3. Alasannya ; mengapa menguntungkan/bermanfaat , dsb . 4. Nada pesan; bersifat gembira , lucu, serius, ilmiah, dsb., sesuai dengan
apa yang kita harapkan dari sasaran .
5. Sumber informasi ; siapa yang merupakan sumber informasi yang terpercaya untuk masalah Kesehatan yang diinformasikan di media yang
dibuat.
m・ョケオウオ セ ウゥ@ Pesan
Dalam menyusun isi atau pesan penyuluhan, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran penyuluhan 2. lsi pesan hendaknya jangan terlalu banyak, agar tidak membingungkan
sasaran
3. Usahakan mengemukakan secara bertahap, dan berangsurangsur dengan urutan yang sistimatis dan mudah diingat.
4. Sesuaikan dengan pendidikan , tingkat ekonomi, agama, dan adat istiadat sasaran.
5. Ada kemungkinan bahwa sasaran memerlukan 'isi penyuluhan lebih dari satu masalah kesehatan , oleh karena itu sebaiknya isi penyuluhan dipadukan .
B. Metode
Dalam mengembangkan penyuluhan dikenal metode penyuluhan dengan cara langsung dan tidak langsung .
1. Secara langsung
Yaitu penyuluhan tanpa menggunakan alat perantara, dimana penyuluh berbicara langsung kepada seseorang/sekelompok orang seperti: • Tanya jawab secara perorangan
• Ceramah untuk kelompok, disertai tanya jawab atau demonstrasi • Konse/ing.
1.1. Tanya jawab perorangan
a. Dilakukan secara perorangan antara petugas dengan pasien, misalnya sambi I memeriksa pasien, sambil menu/is resep, dsb. (baik di kamar periksa, di tempat perawatan, maupun di tempat lainnya).
b. Pembicara sebaiknya berbicara dengan jelas dan singkat. c. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya . d. Jika ada media dan pasien dapat membaca, pasien bisa diberi media seperti booklet, brosur atau lembar lipat (leaflet).
1.2 Ceramah
a. Dilakukan jika ada sekelompok orang yang perlu mendapat penjelasan yang sama , sedangkan waktu terbatas . b. Ceramah memerlukan:
Ruangan untuk bisa ditempati sekelompok orang Pembicara yang menguasai masalah yang akan diberikan
Pembicara yang bisa menarik dan memikat perhatian sasaran.
•
• Tempat menulis bagi pembieara beserta alat tUlisnya. e. Ceramah jangan terlalu lama, eukup 30 menit. 10 menit pertama untuk memberi penjelasan yang singkat tapi jelas, 20 men it berikutnya untuk tanya jawab . Ceramah yang diberikan kepada pasien akut atau pasien yang keadaannya lemah.
d. Ceramah ini sangat baik untuk pasien yang sudah dalam fase penyembuhan dan keluarga pasien.
e. Untuk memperjelas, eeramah sebaiknya disertai dengan demonstrasi kalau memang diperlukan ataupun dengan gambar atau foto .
1.3 Konseling
Adalah suatu kegiatan dimana adanya hubungan yang saling membantu antara dua orang (dalam hal ini antara petugas kesehatan/konselor dengan pasien/klien) melalui komunikasi intensif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Tujuan konseling adalah untuk menolong pasien agar dapat menolong dirinya sendiri.
Dalam konseling petugas hanya sebagai fasilitator sedangkan seluruh keputusan ditetapkan oleh klien sendiri. Jelaskan apa yang akan terjadi selama kunjungan ini Laksanakan konseling pada suatu tempat yang tidak dapat didengar orang lain.
2. Secara tidak langsung
Penyuluhan/komunikasi seeara tidak langsung/menggunakan alat bantu atau media perantara seperti :
Radio Kaset • Video Kaset Flipehart Poster Booklet Leaflet Pameran CCTV Internet.
c.
Media Penyul uhan 1. PosterPoster adalah pesan sin gkat dalam gambar yang bertujuan un tu k mempengaruhi orang agar tertarik pada suatu informasi tertentu dan mau melaksanakannya
Poster bisa dipasang di ruang tunggu , kamar periksa , laboratorium atau di sudutsudut tertentu dimana pengunjung rumah sakit lewat. Poster sebaiknya diganti bila isinya sudah tid ak sesuai lagi dan juga bila sudah rusak.
Poster bisa dikembangkan se ndiri atau dieoba diperoleh dari dinas kesehatan setempat, atau dari sumber lain .
2. Leaflet
Leafl et atau pamphl et adalah selebaran kertas yan g dapat dilipat sedemi kian rupa dan berisi tulisan tentang suatu masalah khusus-nya ditujukan untuk sasaran te rte ntu.
• Tulisan biasanya 200300 kata . Isinya harus dapat ditangkap dengan sekali baea . Ukurannya biasanya 20 X 30 em.
• Jenis medi a ini hanya untUk pasien atau keluarganya yang dapat membaea. Bisa diletakan di Poliklinik, kamar periksa, atau tempat perawatan. Petugas harus dapat memilih dengan baik , siapa yang perlu diberi bahan te rsebut.
3. Video, Film, atau Slides
Dalam penggunaa n media ini , perlu dipersiapkan benarbenar agar su aran ya jel as ter d en g ar oleh s a s a ran pe n y u luhan . • Tepat sekali untuk ditempatkan atau ditunjukan diruang tunggu, atau
di tempat perawatan.
• Memerlukan tenaga khusus yang sudah terlatih
Se bai knya sasaran dib erikan kesempatan unluk men dapatkan informasi lebih lanjut dari yang di peroleh .
4. Kaset Suara
Pe san pesan pen yuluhan yang dituangkan/direkam dalam pita kaset, kadang kadan g perlu diselingi laguIagu yang di gemari masyarakat. Bi sa digunakan meskipun pe tugas nya terbatas, seh in gga pen y u-luhan harus 「・セ。ャ。ョ@ teru s.
Bisa ditangan i petugas yang memba ntu d i kama r pe riksa. Tug as hanya memu lai. menghentikan dan mengganti kaset.
o Selain di ruang tunggu , biasa juga dipakai di tempal perawatan,
namun petugas harus tahu waktunya yang tepat.
o Kasel penyuluhan bisa dikembangkan sendiri, atau dicoba diperoleh
dan dinas kesehatan setempat atau sumber lain yang memungkinkan.
5. Flipchart
Flipehart adalah alat peraga yang menyerupai album gambar, yang terdirl dari lembaranIembaran yang berukuran sekitar 50 X 75 em, atau 38 X 50 em dan disusun dalam urutan tertentu diikat dan dibundel pada bag ian atasnya.
o Flipeharl dapat juga dibuat daJam ukuran kecil seperti buku , yang disebut fllpbook atau f1ipehart meja, berukuran kirakira 21 x 28 em .
o Cara menggunakannya dengan eara membalik lembaranIembaran
bergambar itu satu persatu dan pastikan semua sasaran dapat melihat dengan jelas di flipchart tersebut Selanjulnya petugas membal ik lembaranIembaran flipchart satu persatu dan menjelaskannya . • Flipchart dapat digunakan dalam pertemuan kelompok sedang fTipbook
atau flipchart meja baik juga digunakan dalam kunjungan rumah .
6.
PameranPameran adalah suatu kegiatan untuk menginformasikan maeam-macam obyek,
Informasi yang dimaksud bukanlah sekedar informasi belaka. telapi mengandung makna yang lebih dalam, dengan maksud dan tujuan yang beragam
• Berbagal tujuan tersebut adalah misalnya: untuk memperkenalkan, mengajak, menjual, menyebarkan kepercayaan, dan tidak sedikit pameran yang mendidik dan menghibur.
Obyek pameran bisa berupa produk, karya atau gagasan.
0
:;0111111",
"'3> C:;o ",
(S) ,
aJ-f 111
(S) r"111 :;0 セMMMM - : 3 ", C»
( S ) = セQQQ@ C
III Z (I)
-f
セ@
コセ@ 3>m= 0111
セ@
0(1) 3>
ZI11 3>
111 X Z
(1)3>
-f
3>3>