• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LARI BOLA KERANJANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI MUNCANG LARANG 03 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LARI BOLA KERANJANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI MUNCANG LARANG 03 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012 2013"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PERMAINAN LARI BOLA KERANJANG

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI MUNCANG

LARANG 03 KECAMATAN BUMIJAWA

KABUPATEN TEGAL TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh BUDI HARTONO

6101911129

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

Muncanglarang 03 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Bambang Priyono, M.Pd, Pembimbing II Drs. Uen Hartiwan M.Pd.

Kata kunci : lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah pembelajaran menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03, kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal, penelitian ini melibatkan semua siswa kelas III yang berjumlah 22 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penilaian pengamatan sikap keaktifan siswa, penilaian ketuntasan hasil belajar, serta angket respon/tanggapan siswa.

Hasil pengamatan proses pembelajaran yang kaitannya dengan sikap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, yaitu siklus I hasil prosentase sebesar 72,00% dan siklus II hasil prosentase sebesar 92,00%, ini ada peningkatan sebesar 20,00%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa melalui hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan yaitu siklus I mencapai 72,72 % dan siklus II mencapai 90,91%, ini ada peningkatan sebesar 18,19%. Dan hasil analisis angket respon siswa mendapat respon yang positif dari siswa. Ini terlihat dari rata-rata siswa 80,91% jawaban siswa sangat setuju/sangat menarik/sangat senang mengikuti pembelajaran. Ini dapat dikatakan bahwa siswa menyukai model pembelajaran yang disajikan.

(3)

iii

Nama : Budi Hartono

NIM : 6101911129

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Jurusan/ Prodi : Jasmani Kes & Rekreasi/PJKR S1

Judul Skripsi : “Pembelajaran Lari Jarak Pendek Menggunakan Pendekatan Permainan Lari Bola Keranjang Pada Siswa Kelas III SD Negeri Muncanglarang 03 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013 ”.

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tegal, Juni 2013

(4)
(5)

v Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dr. H. Harry Pramono, M.Si Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd NIP: 195910191985031001 NIP: 198101292003121001

Dewan Penguji

1. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes ( Penguji Utama ) ... NIP: 196410231990021001

2. Drs. Bambang Priyono, M.Pd ( Penguji I ) ... NIP: 196004221986011001

3. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd ( Penguji II ) ... NIP: 195304111983031001

(6)

vi

Waktu terus berjalan dan tidak dapat kita hentikan maka manfaatkan waktu

sebaik-baiknya”(penulis)

Persembahan

Karya kecil ini ku persembahkan kepada :

 Istriku tercinta yang selalu membantuku  Anakku Ganish

 Orangtuaku dan Mertuaku yang tak henti-hentinya memberikan do’a , moril serta materi.  Teman-teman PJKR S1 angkatan 2011

(7)

vii

dan karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menempuh studi di FIK UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd selaku Ketua Jurusan Jasmani Kes. & Rekreasi FIK UNNES yang telah memberikan arahan dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Bambang Priyono, M.Pd dan Drs. Uen Hartiwan, M.Pd Selaku Dosen pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES yang telah memberikan bekal ilmu.

6. Bapak, Ibu, keluarga dan rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, Juni 2013 Penulis,

(8)

viii

SARI ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penegasan Istilah ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

2.2 Belajar ... 12

(9)

ix

2.7 Proses Belajar Mengajar ... 17

2.8 Belajar Gerak... ………..………. 20

2.9 Hasil Belajar Siswa ... 20

2.10 Permainan ... 22

2.11 Pendekatan Bermain... 23

2.12 Atletik ... 24

2.13 Lari Jarak Pendek ... 25

2.13.1 Teknik Start ... 26

2.13.2 Teknik Lari Jarak Pendek... 29

2.13.3 Teknik Memasuki Garis Finish ... 31

2.14 Permainana Lari Bola Keranjang ... 32

2.15 Kerangka Berpikir ... 33

2.16 Hipotesis Tindakan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ... 37

3.2 Objek Penelitian ... 37

3.3 Waktu Penelitian ... 37

3.4 Lokasi Penelitian ... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian Siklus I ... 51

4.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 57

4.3 Analisis Data Angket ... 62

4.4 Pembahasan... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1.Simpulan ... 68

5.2.Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(11)

xi

Tabel Halaman

1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 42

2. Kriteria Ketuntasan Belajar Penjasorkes... 43

3. Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Satu Kelas Siklus I ... 53

4. Hasil Ketuntasan Belajar Pada Siklus I...…....….…55

5. Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Satu Kelas Siklus II...………... 59

6. Hasil Ketuntasan Belajar Pada Siklus II...……….. ….. 61

(12)

xii

1. Teknik Start Jongkok ... 26

2. Gerakan “Bersedia”... 27

3. Gerakan “Siaap” ... 27

4. Gerakan Dorongan...…....…….28

5. Gerakan Akselerasi...………... 29

6. Gerakan Keseluruhan Lari Jarak Pendek(Sprint)...………....29

7. Gerakan ketika Tungkai Menumpu dan Mendorong... ..……...…30

8. Gerakan ketika Tungkai Melayang...31

9. Teknik Memasuki Garis Finish...31

10. Lapangan Permainan Lari Bola Keranjang...32

11. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...46

12. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I...56

13. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II...62

(13)

xiii

1. SK Penetapan Pembimbing ... 74

2. Surat Ijin Penelitian ... 75

3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 76

4. Daftar Nama Siswa Kelas III ... 77

5. Daftar Nama Petugas Penelitian...78

6. Jadwal Penelitian Siklus I dan Siklus II... 79

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 80

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.. ………...… .88

9. Intrumen Tes kognitif/pengetahuan siswa ... 96

10. Lembar Penilaian psikomotor siswa siklus I………...…97

11. Lembar penilaian Afektif Siswa Siklus I...…………...……98

12. Lembar Penilaian Kognitif siswa Siklus I ... 99

13. Hasil Ketuntasan Belajar Pada Siklus I ... 100

14. Angket Respon (Tingkat Kepuasan Belajar) Siswa………...101

15. Lembar Penilaian psikomotor siswa siklus II ... 102

16. Lembar penilaian Afektif Siswa Siklus II…………..………...…103

17. Lembar Penilaian Kognitif siswa Siklus II ... 104

18. Hasil Ketuntasan Belajar Pada Siklus II ... 105

19. Hasil Tes Lari 40 Meter ... 106

(14)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

(15)

karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Atletik salah satu materi pelajaran yang ada dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah baik tingkat SD, SMP, maupun SMA. Gerakan-gerakan dalam atletik seperti jalan, lari,

(16)

jasmani atau latihan fisik yang berisikan gerakan-gerakan alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik, dan sering menjadi dasar pokok untuk pengembangan maupun peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga yang lain.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang ada dalam kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu Atletik. Dalam KTSP SD kelas III di tuliskan Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan Kompetensi dasar : Mempraktikkan kombinasi berbagai pola gerak jalan dan lari dalam permainan sederhana, serta aturan dan kerjasama.

Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan pembelajaran atletik, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus dicapai. Dalam cabang olahraga atletik terdiri dari empat nomor yaitu jalan, lari, lompat dan lempar.

(17)

diajarkan orang dewasa, cenderung menggunakan pendekatan olahraga prestasi dalam pembelajarannya. Sedangkan anak-anak sekolah dasar lebih suka bermain yang akhirnya anak-anak dalam pembelajaran atletik nomor lari jarak pendek merasa tidak menyenangkan atau membosankan.

Guru masih senantiasa memberi materi pembelajaran atletik nomor lari jarak pendek dengan mengacu pada hasil yang dicapai siswa tidak memperhatikan proses yang dilakukan. yang lebih disayangkan bahwa teknik yang digunakan sangat membosankan sehingga yang seharusnya anak sudah terbiasa dengan gerakan dasar atletik menjadi kurang bersemangat dalam mengikutinya. Hal ini diketahui dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu 8 siswa dari 22 siswa keseluruhan atau sekitar 36% dari jumlah siswa kelas III.

Serta guru mengalami kesulitan menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran atletik. Padahal untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam gerak dasar atletik nomor lari jarak pendek dibutuhkan metode yang sifatnya menarik dan tidak membosankan. Dengan demikian guru dituntut untuk bisa menentukan metode yang tepat, sesuai dengan karakter siswa yang notabene anak-anak yang masih suka bermain sehingga bisa direspon baik oleh siswa.

(18)

Kelas III SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat

perumusan masalah sebagai berikut : ”Apakah pembelajaran menggunakan

Pendekatan permainan lari bola keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek pada siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang

03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03, kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, para pendidik, dan pembaca pada umumnya. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Secara Teoritis

(19)

semua pihak pengajar khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam pembelajaran dengan pendekatan permainan.

2) Manfaat praktis

a. Bagi Siswa : meningkatkan minat dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui pendekatan bermain.

b. Bagi Guru : untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan c. Bagi Sekolah : hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan

sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif khususnya nomor lari jarak pendek.

d. Bagi Peneliti : peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui permainan lari bola keranjang dalam pembelajaran lari jarak pendek pada pelajaran penjas dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar permasalahan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan salah penafsiran atas istilah yang digunakan, maka penulis memberikan penjelasan dan sumber pemecahan maasalah yaitu:

1.5.1. Pembelajaran

(20)

sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Achmad Sugandi,dkk, 2004:9).

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (winkel dalam buku pembelajaran berbasis PAIKEM, 2010: 8).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu melakukan menjadi mampu melakukan yang selanjutnya dapat menyebabkan bentuk ingatan jangka panjang.

1.5.2. Lari jarak pendek

Lari jarak pendek adalah salah satu kategori nomor lari dimana pelari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang ditempuh (Rumini, 2004: 19).

(21)

benar-benar diperhatikan dan dipelajari, serta dilatih dengan cermat (Dadan Heryana,Giri Verianti, 2010: 17).

Dari pengertian diatas dapat simpulkan lari jarak pendek adalah lari sepanjang jarak yang ditempuh dengan kecepatan penuh dengan kunci pertama yang harus dikuasai oleh pelari adalah start.

1.5.3. Pengertian bermain

Pengertian bermain menurut para ahli

a. Menurut Anggani Sudono Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

b. Menurut Mayke S. Tedjasaputra Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan - perasaan tertekan, dll.

c. Menurut A. Aziz Alimul Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.

(22)

http://www.lepank.com/2012/07/pengertian-bermain-menurut-beberapa-ahli.html.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan belajar, yg dapat memperoleh kesenangan, pengalaman belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.

1.5.4. Pendekatan bermain

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa

”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk

atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000:35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda

dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling

(ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”.

http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-bermain.html.

(23)
(24)

11 2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidkan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. (Samsudin,2008:2)

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidkan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial (H.Abdulkadir Ateng,1992).

Menurut Pangrazi dan Dauger (1992) dalam Adang Suherman (2000;20) menyatakan bahwa penjas merupakan bagian dari program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh.

(25)

pengembangan jasmani secara efektif dan efesien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

2.2. Belajar

Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan dan memperoleh sumber yang diwariskan, tetapi mereka harus mendapatkan kesempatan untuk belajar ( Soeparwoto,dkk.2004:34).

(26)

Dari pengertian-pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya, dan perubahan perilaku tersebut tidak berasal dari proses pertumbuhan.dengan kata lain, belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2.3. Minat

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (Mohamad Surya, 2004:100). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseoarang terhadap suatu objek. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

Selanjutnya Elizabeth B. Hurlock (1993:114) mengatakan bahwa suatu “minat” sebagai “sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan

keberadaan pribadinya”. Minat merupakan sumber motivasi yang

(27)

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan dimana ketertarikan terhadap sesuatu/objek tanpa ada yang menyuruh karena adanya suka atau senang terhadap sesuatu/objek tersebut. 2.4. Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku (Hamzah B. Uno,2009:1-3).

Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni,dkk(2004:111) menyatakan bahwa motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus.

Menurut Bimo walgito (2004:220) motivasi adalah keadaan dalam individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

(28)

untuk melakukan tindakan yang terarah pada suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana, motivasi digambarkan dalam kerangka:

motif perilaku tujuan

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu yang terarah untuk mencapai tujuan.

2.5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Pada usia anak-anak hingga menuju usia remaja, manusia mengalami perkembangan kognitif yang begitu penting. Menurut Piaget dalam Isjoni (2010:36), perkembangan kognitif anak melalui empat tahap yaitu: (1) tahap sensorimotor, berlangsung pada umur 0-2 tahun; (2) tahap praoperasional, yaitu umur 2-7 tahun; (3) tahap operasional konkret, yaitu umur 7-11 tahun; dan (4) tahap operasional formal yang berlangsung mulai umur 11 tahun ke atas.

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Piaget, anak sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, kemampuan anak untuk berpikir secara logis semakin berkembang. Asalkan obyek yang menjadi sumber berpikirnya adalah obyek nyata atau konkret.

(29)

bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

http://peluangbisnisonlinemodalkecil.blogspot.com/2012/09/karakteristik-anak-usia-sekolah-dasar.html

Kemudian dalam periode perkembangan pada masa kanak-kanak (2 tahun sampai masa remaja): periode ini terdiri atas dua bagian, yaitu: masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun) adalah usia prasekolah atau prakelompok. Anak berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri secara sosial. Periode berikutnya yaitu masa akhir kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki) merupakan periode dimana terjadi kematangan seksual dan masa remaja dimulai. Perkembangan utama adalah sosialisasi. Ini merupakan usia sekolah atau usia kelompok ( Soeparwoto,dkk,2004:41)

(30)

2.6. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuni dari lingkungan seseorang kedalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Achmad Sugandi,dkk, 2004:9).

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (winkel dalam buku pembelajaran berbasis PAIKEM, 2010: 8).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu melakukan menjadi mampu melakukan yang selanjutnya dapat menyebabkan bentuk ingatan jangka panjang.

2.7. Proses Belajar Mengajar

(31)

Dan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku, dan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2010:2).

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan bukan dinyatakan sebagai belajar. Individu tidak memiliki karakteristik tertentu pada waktu lahi, seperti refleksi dan respon terhadap kelaparan. Namun demikian manusia selalu belajar setiap hari (Catharina Tri Anni,dkk,2004:16).

Kegiatan ini terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam proses pengajaran atau interaksi belajar-mengajar inilah siswa mengalami proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman yang diperolehnya.

(32)

begitu saja dan tidak dapat tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan. Pengaturan adalah yang paling utama dalam mementukan variabel yang harus ada dalam proses pengajaran tersebut.

Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar-mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses belajar-mengajar dapat terjadi dalam berbagai model.

Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dal hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Moh.Uzer Usman, 2010:4).

(33)

2.8. Belajar Gerak

Menurut Rusli Lutan (1988:57) bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap.Pertama, tahap orientasi, yakni penguasaan informasi.Kedua, tahap pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh.Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu keterampilan itu dapat dilakukan secara otomatis.

Menurut Gagne (dalam Ari Asnaldi,2008) mengatakan bahwa belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan dikarenakan adanya penguasaan informasi, pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh.

2.9. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina Tri Anni,dkk,2004:4).

Seperti yang diungkapkan oleh Rifa’i (2009:85), bahwa hasil belajar

(34)

siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adlah berupa penguasaan konsep.

Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang diperoleh dari pembelajar dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa setelah mengalami kegiatan belajar. Bentuk dari hasil belajar ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru.

Bloom dalam Rifa’i (2009:86), menyatakan bahwa hasil belajar meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Diantaranya yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah sikap (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Rinciannya yaitu sebagai berikut:

a. Ranah kognitif

Berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

b. Ranah afektif

Berkaitan dengan hasil belajar berupa perasaan, sikap, minat, dan nilai. Mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah psikomotor

(35)

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian, dan kreativitas.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah, kognitiflah yang banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Hasil belajar efektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian dari penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar mata pelajaran penjasorkes pada materi lari jarak pendek yaitu berupa kemampuan kognitif yang dimiliki siswa yang dapat diketahui melalui tes formatif. Dan hasil belajar afektif dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Serta hasil belajar psikomotorik siswa dapat diperoleh melalui tes keterampilan/tes pratek.

2.10. Permainan

Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itu, permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani. Telah dibahas bahwa tujuan pendidikan jasmani ialah meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.(Sukintaka,1992:11)

(36)

melakukan permainan itu dengan rasa. Karena rasa senang inilah maka anak akan mengungkapkan keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadiannnya.

Bermain dalam kehidupan manusia sudah menjadi bagian hidup yang terkadang sulit atau tidak bisa dilupakan atau ditinggalkan oleh pelakunya. Bahkan, kegiatan bermain oleh banyak orang sudah dianggap menjadi salah satu kebutuhan hidup, karena tidak hanya bagi anak-anak, tetapi orang dewasa dan orang tua pun merasa merasa membutuhkan situasi dan aktivitas bermain dalam kehidupannya ( Tri Nurharsono dan Sri Haryono, 2009:1)

Jadi dapat disimpulkan permainan atau bermain merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia baik anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua, Serta permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani yaitu tujuan pendidikan jasmani ialah meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia. 2.11. Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa

(37)

(1999/2000:35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik

termasuk kemampuan fisik)”.

http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-bermain.html.

Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

2.12. Atletik

(38)

dilakukan orang dalam bentuk olahraga yang rapi dan teratur. Sepanjang perkembangannya atletik telah mengalami perubahan, pembaharuan, namun tidak dalam keadaan rasional, misalnya jarak untuk perlombaan standart ditentukan dari ukuran mil atau yard (inggris), selain itu setiap kekhususan memiliki sumber awal yang berbeda-beda.

Atletik merupakan unsur olahraga terpenting bagi Olympiade Modern. Atletik ini dilakukan di semua negara, karena nilai-nilai edukatif yang mengandungnya, memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik, dan sering menjadi dasar pokok untuk pengembangan maupun peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga yang lain dan bahkan dapat diperhitungkan sebagai ukuran kemajuan olahraga di suatu negara. Salah satu nomor Atletik yaitu nomor lari, nomor lari terdiri dari lari jarak pendek,lari jarak menengah,lari jarak jauh,lari gawang,lari estafet.

2.13. Lari Jarak Pendek

Lari jarak pendek adalah salah satu kategori nomor lari dimana pelari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang ditempuh (Rumini, 2004: 19).

(39)

benar-benar diperhatikan dan dipelajari, serta dilatih dengan cermat (Dadan Heryana dan Giri Verianti, 2010: 17).

Dari pengertian diatas dapat simpulkan lari jarak pendek adalah lari sepanjang jarak yang ditempuh dengan kecepatan penuh dengan kunci pertama yang harus dikuasai oleh pelari adalah start.

Untuk urutan lari jarak pendek terdiri dari : start, akselerasi, percepatan posisif, kecepatan maksimal, kecepatan negatif, finish.

2.13.1. Teknik Start

Pada umumnya kita mengenal 3 cara melakukan start atau tolakan yaitu: (a). Start berdiri (standing start), (b). Start melayang (flying start), (c). Start jongkok (crouching start). Macam-macam Start jongkok yaitu (a). Bunch Start, (b). Medium Start, (c). Long Start .

Gambar 1. Teknik start jongkok ( Dadan Heryana dan Giri Verianti, 2010:17) Tahapan dalam Start :

i.Tahap “Bersedia”

a. Letakan kedua tangan di tanah lurus, tangan sedikit lebih lebar dari bahu. Kedua lengan menopang berat badan.

b. Letakan lutut ke tanah (posisi kaki belakang). c. Kepala segaris dengan badan.

(40)

Gambar 2. Gerakan “Bersedia” (Rumini, 2004:21) ii.Tahap “ Siaaap”

a. Pinggang naik secara terkontrol.

b. Kedua tungkai ditumpukan pada block, sehingga seluruh permukaan kaki kontak penuh dengan block.

c. Sudut lutut depan 90 dan sudut lutut belakang 110-130. d. Pinggang sedikit lebih tinggi dari bahu

e. Kedua lengan lurus.

f. Kepala segaris dengan badan, pandangan mata sesuai dengan posisi

Gambar 3. Gerakan “Siaaap”

(Rumini, 2004:22)

iii.Tahap “ Ya“

3.1 Tahap Dorongan :

(41)

c. Lengan mendorong dan lepas dari tanah.

d. Kaki kanan meninggalkan block dengan cepat dengan mengangkat dan membengkokkan lutut

e. Ayun lengan tinggi ke depan sesuai dengan gerakan tungkai. f. Lutut, pinggang, badan, kepala segaris, pelurusan penuh.

g. Luruskan pinggang dan lutut sepenuhnya pada saat gerak dorong berakhir.

Gambar 4. Gerakan Dorongan

( Rumini, 2004:22)

3.2 Tahap Akselerasi

a. Pertahankan kecondongan badan, kaki mendorong ke belakang lutut

b. Tungkai ayun diayun cepat ke depan. c. Kepala tetap segaris dengan badan. d. Ayun lengan dengan tenaga yang optimal.

(42)

Gambar 5. Gerakan Akselerasi (Rumini, 2004:23) 2.13.2. Teknik Lari Jarak Pendek(Sprint)

1. Tahap gerakan keseluruhan

a. Setiap langkah terdiri dari tahap menumpu dan tahap melayang. b. Pada saat menumpu ke depan kecepatan pelari berkurang. c. Pada saat drive-mengayun kecepatan bertambah lagi.

d. Pada saat melayang paha tungkai ayun sejajar dengan tanah, kemudian diluruskan ke depan untuk menumpu.

e. Sementara tungkai tumpu, ditekuk dan diayun cepat melewati badan.

Gambar 6. Gerakan Keseluruhan Lari jarak pendek(Sprint)

( Rumini, 2004:23)

2. Tahap menumpu dan mendorong

(43)

c. Lutut kaki tumpu segera lurus untuk menuju gerakan mendorong d. Badan agak condong ke depan pada tahap mendorong dan seluruh

persendian (kaki, lutut,pinggul) lurus.

e. Lutut kaki ayun ditekuk untuk menambah kecepatan ayun dilanjutkan dengan ayunan paha ke depan aktif sejajar dengan tanah. f. Usahakan ujung kaki selalu ke atas (mencangkul)

g. Ayun lengan dengan siku ditekuk 90.

h. Posisi kepala tegak, bahu dan otot muka stabil dan rileks.

Gambar 7. Gerakan ketika tungkai menumpu dan mendorong

( Rumini, 2004:24)

3. Tahap melayang

a. Paha tungkai ayun diayun aktif ke depan sejajar dengan tanah. b. Lutut tungkai ayun ditekuk, tumit kaki ayun sedikit ke depan lutut. c. Pada saat tungkai ayun siap melurus untuk mendarat, tungkai tumpu

ditekuk penuh pada lutut.

(44)

Gambar 8. Gerakan kaki ketika tungkai malayang ( Rumini, 2004:24)

2.13.3. Teknik Memasuki Garis Finish

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai garis finish

a. Lari terus tanpa perubahan gerak apapun.

b. Dada dicondongkan ke depan, kedua tangan diayunkan ke bawah belakang (gaya merebahkan diri).

c. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju kedepan (the shrug)

Gambar 9. Teknik memasuki garis finish

(45)

2.14. Permainan Lari Bola Keranjang

Permainan dalam penelitian ini yaitu permainan lari bola keranjang. Permainan lari bola keranjang adalah suatu permainan yang dilakukan dengan individu atau beregu dengan cara berlari membawa/memindahkan bola yang kemudian dimasukan kedalam keranjang.

Gambar 10. Lapangan Permainan Lari Bola Keranjang Keterangan :

: Siswa : Keranjang : Bendera kecil

: Bola kecil jumlah 4 buah (dalam permainan setiap siswa mendapat 2 bola kecil untuk dimainkan/dipindahkan)

(46)

Cara permainan dengan kompetisi secara individu: 1. Siswa dibagi menjadi 2 baris berbanjar

2. Dari posisi siap, siswa mempratekkan permainannya secara individu dari posisi start sampai selesai, yaitu siswa berlari membawa bola yang telah disiapkan satu persatu untuk dipindahkan dan dimasukkan kedalam keranjang dengan jarak 20 meter sampai bola yang disiapkan habis.

3. Ketika guru memberikan aba-aba “Bersedia” “Siaap” “Ya” maka siswa berlari secepat-cepatnya.

4. Pemenang adalah siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan benar.

2.15. Kerangka Berpikir

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif siswa. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang ilmu pembelajaran melalui aktivitas jasmani.

(47)

atletik nomor lari jarak pendek dengan mengacu pada hasil yang dicapai siswa tidak memperhatikan proses yang dilakukan. Yang lebih disayangkan bahwa teknik yang digunakan sangat membosankan sehingga yang seharusnya anak sudah terbiasa dengan gerakan dasar atletik menjadi kurang bersemangat dalam mengikutinya. Proses pembelajaran yang dilakukan seperti yang diajarkan orang dewasa dengan mengunakan penbelajaran konvensional, yang akhirnya anak-anak sekolah dasar dalam pembelajaran atletik nomor lari jarak pendek merasa tidak menyenangkan atau membosankan.

Berpijak pada permasalahan dalam pembelajaran pendidikan jasmani tersebut, maka guru perlu menciptakan strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Upaya dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani melalui strategi pembelajaran yaitu menerapkan permainan lari bola keranjang. Melalui permainan lari bola keranjang diharapkan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dalam materi pembelajaran lari jarak pendek, sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

(48)
(49)

2.16. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah disusun, maka diajukan hipotesis terhadap penelitian sebagai berikut : “ Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03 pada materi pembelajaran lari jarak pendek

(50)

37

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan nama PTK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian masalah praktis yang memiliki tujuan utama untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran pendidikan jasmani. PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi) disetiap siklusnya.

3.1 Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 10 siswa putri, yang nantinya akan dijadikan subjek penelitian tindakan kelas.

3.2Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal dan sebagai penelitian yang hendak diteliti adalah siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03.

3.3 Waktu penelitian

(51)

3.4 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode pernyataan melalui angket, wawancara serta sumber data lain yang diperoleh dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Metode Observasi

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang pada siswa SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal yang berbentuk lembar observasi.

2. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran siswa dalam lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang.

3. Dokumentasi

(52)

3.6 Instrumen pengumpulan data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

b. Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk pengamatan terhadap situasi kegiatan proses belajar mengajar, kedisiplinan siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan kualitas proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa, lembar observasi menggunakan format observasi yang telah disepakati sehingga diharapkan dapat diketahui apakah pembelajaran lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu peneliti juga menggunakan instrument penilaian untuk siswa.

c. Tes Praktek

(53)

3.7 Analisis Data

Dari hasil penelitian data yang di analisis adalah

a. Menetukan nilai rata-rata kelas

Nilai yang diperoleh siswa dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah siswa sehingga diperoleh rata-ratanya. Nila rata-rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, 2009: 40):

N

X

x

Keterangan: x = nilai rata-rata

X

 = jumlah semua nilai siswa N

 = jumlah siswa

b. Menentukan nilai hasil Observasi yang meliputi penilaian afektif dan penilaian psikomorik, dengan rumus :

Nilai = X 100%

(54)

c. Penilaian Lembar Angket

Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan paham dalam hubungan kausal. Angket dilaksanakan secara tertulis dan penilaian hasil belajar akan jauh lebih praktis. Untuk menghitung presentase angket, digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana perhitungannya per nomor pertanyaan.

Dimana

P = presentase

Z = Alternatif jawaban (A, B,C, dan D) n = Jumlah Responden

d. Menentukan nilai Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntaasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Pada penelitian ini digunakan deskripsi persentase dengan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, 2009: 40):

(55)

pada siklus selanjutnya. Adapun hasil dari perhitungan rumus tersebut masih harus dikonsultasikan dengan tabel kriteria tingkat keberhasilan siswa untuk mengetahui kualitas keberhasilan yang diperoleh. Tingkat keberhasilan ini mengacu pada lima skala likert.

Tabel 1.

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Tingkat

Keberhasilan(%)

Tingkat Keberhasilan

> 80% Sangat Baik

60% – 79% Baik

40% – 59% Cukup atau Sedang

20% – 39% Buruk

< 20% Sangat Buruk

(Zainal Aqib, 2009: 40)

(56)

Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Belajar Penjasorkes

(Depdiknas, Rancangan Hasil Belajar 2006). 3.8 Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas memiliki tujuan memperbaiki situasi dan hasil belajar, maka keberhasilan dari sebuah Penelitian Tindakan Kelas mengacu kepada keberhasilan pembelajaran kelas tersebut. Untuk melihat hasil belajar dari sebuah proses pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan hasil dari pembelajaran lari jarak pendek menggunakan pendekatan permainan lari bola keranjang yaitu 80% dapat dikatakan tuntas.

Dari hasil analisis pada siklus I dan siklus II terhadap proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa, maka peneliti akan menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sesuai atau melebihi indikator keberhasilan, maka permainan lari bola keranjang dapat digunakan dalam pembelajaran lari jarak pendek pada siswa SD kelas III.

3.9 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas(PTK). Menurut susilo dalam bukunya Agus Kristiyanto(2010:31), Penelitian

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

> 75 Tuntas

(57)

tindakan kelas (PTK) sebagai bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

Menurut Zainal Aqip dalam bukunya Agus Kritiyanto(2010:31). PTK terdiri dari : (1) Penelitian, (2) Tindakan, (3) Kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan dianggap penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian PTK berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seoarang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Kelas bukan sekedar ruangan tempat guru mengajar.

Menurut Agus Kristiyanto(2010:32) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-pratek pembelajaran pendidikan jasmani tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya.

(58)

guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki tindakan-tindakan praktek pembelajaran, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi untuk setiap siklus.

PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observasi (pengamatan), reflection (refleksi). Dalam bukunya, Agus Kristiyanto (2010:55), empat tahap itu dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah sebuah langkah yang paling awal, yaitu langkah untuk merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan. Pada tahap perencanaan telah tertuang berbagai skenario untuk siklus yang bersangkutan, terutama tentang hal-hal teknis terkait dengan rencana pelaksanaan tindakan dan indikator-indikator capaian pada akhir siklusnya. 2. Tahap Pelaksanaan/tindakan (Action)

Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap untuk melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan dalam tahap perencanaan. Peneliti utama dan kolaborator harus saling menyakinkan bahwa apa yang telah disepakati dalam perencanaan benar-benar dapat dilaksanakan.

3. Tahap Observasi (Observation)

Tahap observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat pelaksanaan tindakan. Kejadian tersebut diamati atau diobservasi oleh peneliti utama dan kolaborator.

(59)

Tahap refleksi itu merupakan tahap eveluasi untuk membuat keputusan akhir siklus. Refleksi pada akhir siklus merupakan sharing of idea yang dilakukan antara peneliti utama dan kolaborator atas hal yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan diobservasi pada siklus tersebut.

Gambar 11. Siklus PTK ( Sumber Agus kristiyanto, 2010:19 )

3.9.1. Langkah-langkah Tindakan 1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang gerak dasar atletik dengan menggunakan metode pendekatan bermain

Plan

Reflection

Action/

Observation

Revised Plan

Reflection

Action/

Observation

Siklus 1

(60)

2. Menyiapkan daftar hadir siswa dan daftar nilai siswa.

3. Menyiapkan lembar pengamatan guru dan siswa yang berguna untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas. 4. Menyiapkan Alat pembelajaran.

5. Membuat lembar evaluasi pembelajaran (tes). b. Pelaksanaan/Tindakan (Action)

1) Guru mempersiapkan siswanya di lapangan dan siswa dibariskan, kemudian berdo’a.

2) Guru melakukan presensi sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang akan diberikan.

3) Guru memberikan pemanasan.

4) Di bagian pertama, guru memberikan contoh gerakan materi inti kepada siswa.

5) Cara Permainan dengan kompetisi secara individu . i. Siswa dibagi menjadi 2 baris berbanjar,

ii. Siswa yang paling depan mempratekkan permainan lari bola keranjang dari posisi start sampai selesai, kemudian dilanjutkan siswa pada baris kedua, dan seterusnya.

iii. Siswa berlari membawa bola yang telah disiapkan satu persatu untuk dipindahkan dan dimasukkan kedalam keranjang dengan jarak 20 meter sampai bola yang disiapkan habis.

(61)

v. Pemenang adalah siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan benar.

c. Observasi (Observation)

Observasi proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bahwa proses pembelajaran telah berjalan sesuai rencana (RPP) dan mengetahui adanya hambatan-hambatan teknis yang terjadi. Dalam hal ini observer telah dibekali dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi (Reflecting)

1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama 2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus pertama 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya

4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua. b. Siklus 2

a. Perencanaan (Planning)

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang gerak dasar atletik dengan menggunakan metode pendekatan bermain

2) Menyiapkan daftar hadir siswa dan daftar nilai siswa.

(62)

4) Menyiapkan Alat pembelajaran.

5) Membuat lembar evaluasi pembelajaran (tes). b. Pelaksanaan/Tindakan (Action)

1). Guru mempersiapkan siswanya di lapangan dan siswa dibariskan, kemudian berdo’a.

2). Guru melakukan presensi sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang akan diberikan.

3). Guru memberikan pemanasan.

4). Di bagian pertama, guru memberikan contoh gerakan materi inti kepada siswa.

5). Cara Permainan dengan kompetisi secara beregu .

i. Siswa dibagi menjadi 2 baris berbanjar, banjar 1 dikasih nama regu A dan banjar 2 dikasih nama regu B.

ii. Dari posisi siap, siswa mempratekkan permainannya secara satu persatu dari posisi start sampai selesai, yaitu siswa berlari membawa bola yang telah disiapkan satu persatu untuk dipindahkan dan dimasukkan kedalam keranjang dengan jarak 20 meter sampai bola yang disiapkan habis. iii. Ketika guru memberikan aba-aba “Bersedia” “Siaap” “Ya”

maka siswa langsung berlari secepat-cepatnya.

iv. Cara mendapatkan poin yaitu setiap siswa dari regu A dan

(63)

cepatnya memindahkan bola. Yang pertama menyelesaikan adalah yang mendapat poin.

v. Regu pemenang adalah regu yang mendapatkan poin terbanyak.

c. Observasi (Observation)

Observasi proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bahwa proses pembelajaran telah berjalan sesuai rencana (RPP) dan mengetahui adanya hambatan-hambatan teknis yang terjadi. Dalam hal ini observer telah dibekali dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi (Reflecting)

1). Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II.

(64)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang gerak dasar atletik dengan menggunakan metode pendekatan bermain. Menyiapkan daftar hadir siswa dan lembar penilaian siswa. Menyiapkan lembar pengamatan guru dan siswa yang berguna untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar. Menyiapkan Alat pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan/Tindakan

Pada pelaksanaan tahap ini yaitu kegiatan awal, waktu yang digunakan dalam kegiatan awal adalah 15 menit yaitu siswa dibariskan

4 bersaf, guru memimpin berdo’a setelah itu menyecek kehadiran siswa, kemudian guru menjelaskan materi yang akan diajarkan yaitu lari jarak pendek. Selanjutnya melakukan pemanasan, siswa melakukan peregangan statis dan dinamis guru memberi contoh dan menegur siswa yang kurang serius dalam melakukan pemanasan.

(65)

dengan jarak 40 meter. Guru mencontohkan gerakan dan siswa ikut melakukan gerakan tersebut.

Melakukan permainan lari bola keranjang diawali dengan start jongkok dengan membawa bola kecil yang telah disiapkan kemudian lari membawa bola dimasukan kedalam keranjang. Jarak lari dalam permainan lari bola keranjang adalah 20 meter. Setiap siswa melakukan permainan lari bola keranjang. Setelah Melakukan permainan lari bola keranjang siswa dicoba untuk melakukan lari jarak pendek dengan jarak 40 meter.

Kegiatan penutup, waktu yang digunakan 15 menit. Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan untuk diadakan koreksi menyeluruh tentang gerakan-garakan yang telah dilakukan/diajarkan, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab, dilanjutkan

pendinginan, berdo’a kemudian siswa dibubarkan.

c. Observasi

(66)

Observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru yang kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran.

Tabel 3. Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Satu Kelas Siklus I

No Indikator Skala Penilaian

1 2 3 4 5

1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan dari guru V

2. Siswa memperhatikan peragaan yang

diberikan oleh guru V

3. Siswa melaksanakan perintah dari guru

dengan baik V

4. Siswa mempraktekan gerak dasar atletik

dengan baik V

5. Respon siswa terhadap materi pelajaran

yang diberikan oleh guru V

6. Kemampuan interaksi siswa dengan guru,

siswa dengan siswa lain V

7. Kedesiplinan siswa dalam pembelajaran V 8. Siswa mampu menggunakan media

pembelajaran dengan baik V

9. Antusias siswa dalam mengikuti KBM V 10. Keaktifan siswa dalam pembelajaran V

(67)

Berdasarkan tabel diatas diketahui hasil prosentase sebesar 72,00%, masih ada aspek-aspek yang mendapat kriteria rendah diantaranya respon siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kedua aspek tersebut merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan dijadikan bahan kajian refleksi pada revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Sacara garis besar kegiatan belajar mengajar pada siklus I pembelajaran lari jarak pendek menggunakan pendekatan lari bola keranjang sudah cukup baik, akan tetapi peran guru masih sangat dominan untuk memberikan arahan dan penjelasan karena model pembelajaran tersebut dirasakan oleh siswa masih baru.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Respon siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah. 2. Antusias siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran.

(68)

e. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus I

Deskripsi data hasil belajar lari jarak pendek dan kriterian ketuntasan hasil belajar siklus I siswa kelas III SD Negeri Muncanglarang 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 4. Hasil Ketuntasan Belajar Pada siklus I

(69)

f. Prosentase ketuntasan siswa :

Siswa yang tuntas = X 100% = 72,72 % Siswa yang tidak tuntas = X 100% = 27,28 %

Gambar 12. Grafik ketuntasan belajar siklus I

Berdasarkan data diatas siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 72,72 % dan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar 27,28 % dari jumlah siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa target yang diinginkan peneliti yaitu 80% dari jumlah siswa belum tercapai sehingga harus ditingkatkan lagi.

Dengan melihat data diatas perlu adanya siklus II, dan diharapkan siklus II dapat tercapainya target yang diinginkan peneliti yaitu 80% siswa mencapai ketuntasan belajar. Untuk itu peneliti dan kolaborator merencanakan tindakan di siklus II.

16 22

(70)

4.2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 tentang gerak dasar atletik dengan menggunakan metode pendekatan bermain. Menyiapkan daftar hadir siswa dan lembar penilaian siswa 2. Menyiapkan lembar pengamatan guru dan siswa 2 yang berguna untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar. Menyiapkan Alat pembelajaran. Menyiapkan lembar angket respon kepuasan belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan/tindakan

Pada pelaksanaan tahap ini yaitu kegiatan awal, waktu yang digunakan dalam kegiatan awal adalah 15 menit yaitu siswa dibariskan

4 bersaf, guru memimpin berdo’a setelah itu menyecek kehadiran

siswa, kemudian guru menjelaskan materi yang akan diajarkan yaitu lari jarak pendek. Selanjutnya melakukan pemanasan, siswa melakukan peregangan statis dan dinamis guru memberi contoh dan menegur siswa yang kurang serius dalam melakukan pemanasan.

(71)

dengan jarak 40 meter. Guru mencontohkan gerakan dan siswa ikut melakukan gerakan tersebut.

Melakukan permainan lari bola keranjang diawali dengan start jongkok dengan membawa bola kecil yang telah disiapkan kemudian lari membawa bola dimasukan kedalam keranjang. Jarak lari dalam permainan lari bola keranjang adalah 20 meter. Setiap siswa melakukan permainan lari bola keranjang. Setelah Melakukan permainan lari bola keranjang siswa dicoba untuk melakukan lari jarak pendek dengan jarak 40 meter.

Kegiatan penutup, waktu yang digunakan 15 menit. Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan untuk diadakan koreksi menyeluruh tentang gerakan-garakan yang telah dilakukan/diajarkan, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab, dilanjutkan pendinginan,

berdo’a kemudian siswa dibubarkan.

c. Observasi

(72)

Dalam hal ini lembar observasi diisi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru yang kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran.

Tabel 5. Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa Satu Kelas Siklus II

No Indikator Skala Penilaian

1 2 3 4 5

1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan dari guru V

2. Siswa memperhatikan peragaan yang

diberikan oleh guru V

7. Kedesiplinan siswa dalam pembelajaran V 8. Siswa mampu menggunakan media

pembelajaran dengan baik V

9. Antusias siswa dalam mengikuti KBM V 10. Keaktifan siswa dalam pembelajaran V

(73)

Berdasarkan tabel diatas pembelajaran lari jarak pendek mengalami peningkatan dari hasil prosentase 72,00% pada siklus I meningkat menjadi 92,00% di siklus II. Ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 20,00%.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada siklus II diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Rendahnya pada siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

2. Hasil belajar siswa pada siklus II mangalami peningkatan.

3. Respon dan antusias siswa terhadap pembelajaran lari jarak pendek mengalami peningkatan.

4. Guru selama proses kegiatan belajar mengajar secara umum telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik

e. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran siklus II

(74)

Tabel 6. Hasil Ketuntasan Belajar Pada siklus II f. Prosentase ketuntasan siswa :

Gambar

Gambar
Gambar 1. Teknik start jongkok ( Dadan Heryana dan Giri Verianti, 2010:17)
Gambar 2. Gerakan “Bersedia”
Gambar 4. Gerakan Dorongan
+7

Referensi

Dokumen terkait