• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Kepemilikan Dan Pengembangan Teknologi Nuklir Bagi Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Kepemilikan Dan Pengembangan Teknologi Nuklir Bagi Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN

DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR BAGI NEGARA ANGGOTA PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

SKRIPSI

Disusun Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat untuk

memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara

OLEH :

AAN FEBRIYANTO NIM : 110200598

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Universitas Sumatera Utara TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN

DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR BAGI NEGARA ANGGOTA PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

SKRIPSI

Disusun Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara

OLEH :

AAN FEBRIYANTO NIM : 110200598

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

Disetujui Oleh:

Ketua Departemen Hukum Internasional

Dr. Chairul Bariah S.H., M.Hum, NIP. 195612101986012001

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Chairul Bariah S.H., M.Hum, Makdin Munte S.H., M.Hum

NIP. 195612101986012001 NIP. 195508081980031004

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR BAGI NEGARA

ANGGOTA PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR Aan Febriyanto*

Dr. Chairul Bariah S.H., M.Hum* Makdin Munte S.H., M.Hum*

Penggunaan teknologi nuklir di dunia ini selain menguntungkan juga menimbulkan kecemasan mengenai masalah keamanan dunia, mengingat tenologi nuklir dapat menimbulkan bahaya yang luar biasa dalam stabilitas keamanan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan mengenai penggunaan teknologi nuklir dan untuk mengetahui batasan-batasan seperti apa yang dibuat untuk melarang adanya pengembagan teknologi nuklir untuk kepentingan militer atau pembuatan senjata nuklir.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Dan hasil penelitian disajikan dengan sistematis Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hokum primer, bahan hokum sekunder dan bahan hokum tertier yang terkait dengan permasalahan, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan.

Dalam perjanjian nonproliferasi dijelaskan mengenai pelarangan pengembangan teknologi nuklir untuk kepentingan militer, dan dijelaskan mengenai negara-negara yang diperbolehkan untuk memiliki senjata nuklir demi kepentingan perdamaian dunia. Aturan-aturan mengenai penggunaan dan pengembangan teknologi nuklir dianggap sangat penting dikarenakan kemampuan nuklir yang dianggap bisa membahayakan keamanan dunia baik itu secara disengaja dengan pengembangan teknologi nuklir untuk kepentingan militer maupun hal yang tidak disengaja seperti kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh reaktor nuklir seperti yang terjadi pada kasus Chernobyl. Badan tenaga atom internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) merupakan suatu badan dibawah naungan PBB yang berfungsi untuk mengawasi proyek nuklir suatu negara. Pengawasan IAEA dipermudah dengan perjanjian nonproliferasi nuklir yang memberi ruang bagi IAEA dengan cara penandatanganan IAEA

Safeguards oleh negara anggota perjanjian Nonproliferation Treaty (NPT).

Kata kunci : Pengembangan teknologi nuklir, Perjanjian Nonproliferasi Nuklir

(Nonproliferation treaty), Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)

* Mahasiswa

(4)

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala nikmat, rahmat, hidayah beserta karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan, serta kesehatan lahir dan bathin kepada penulis sehingga dapat menjalani dan menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Juga tidak lupa Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya. Atas izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR BAGI

NEGARA ANGGOTA PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR”, yang

ditulis sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan program studi sarjana hokum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dalam penyusunan, pemilihan maupun perangkaian kata demi kata, serta kelalaian penulis dalam proses pengeditan. Dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan bagi penulis dalam karya penulisan berikutnya. Dan semoga skripsi ini dapat dimengerti oleh pembaca dan dipahami, serta memberikan banyak manfaat kepada pembaca.

(5)

Universitas Sumatera Utara 1. Kedua Orang Tua ku tersayang, Papaku Ajizar Chan (Alm) dan Mamaku Neni Iriani yang telah memberikan kasih saying yang sebesar-besarnya kepadaku dan memberikan perhatian, kesabaran dan doanya dalam membesarkanku sehingga studiku ini dapat kuselesaikan dengan baik. Papa, akhirnya Aan jadi Sarjana, walaupun papa sudah tiada, namun semua kenangan akan papa akan tetap hidup dihati Aan, dan semoga semua nasehat yang papa berikan buat Aan, bisa Aan jalankan dengan baik, dan semoga Papa bahagia dan tenang disana. Buat mama, Aan mengucapkan terima kasih yang sangat besar buat mama, karena telah sabar dalam membesarkan kami, walaupun papa telah tiada, mama adalah wanita terkuat yang pernah kuketahui di dunia ini, rasa sayangku buat mama tidak akan tergantikan, Aan sayang mama. Dan buat adik ku Een Yuliandri, semoga een sukses ya dek, jangan kebanyakan main game aja, semoga sukses dalam olimpiade matematika nya, dan semoga bisa tercapai cita-citanya buat masuk ITB. Abang sayang ama een.

2. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, Bapak Prof.Dr.Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H., D.F.M Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Dr.OK.Saidin, S.H., M.H selaku pembantu dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

(6)

Universitas Sumatera Utara seklaligus Dosen Pembimbing I yang telah sangat peduli dan memberikan pedoman terhadap penulisan skripsi ini;

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum selaku sekretaris bagian Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Makdin Munte, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah sangat peduli dan memberikan pedoman terhadap penulisan skripsi ini;

6. Bapak Zulkifli Sembiring, S.H., M.Hum selaku Dosen Penasehat Akademik penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

7. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan;

8. Kepada Sahabat-sahabat Alumni Bandung, Ashari Maulana Reza Siregar dan Hadi Astra Darmana Simangunsong kawan awak selama perkuliahan, berjuang bersama, ngambil mata kuliah bersama, telat masuk kuliah bersama, dan bolos kuliah buat nonton bersama;

(7)

Universitas Sumatera Utara berkali-kali di tolak, jangan menyerah bro, cinta itu butuh perjuangan, tetap semangat. Buat temen-temen yang masih dalam tahap penulisan skripsi, tetap berjuang ya, semoga cepat selesai skripsinya.

10. Buat wanita yang kusayangi Nurul Bashiroh S.H terima kasih atas dukungan dan dorongan beserta doa sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini, semoga jangan merajuk-merajuk lagi ya, dan semoga kamu dapat menggapai apa yang kamu cita-citakan.

11. Buat Kawan-kawan Grup H yang menemani penulis berjuang dalam proses perkuliahan, Andana Zwary Limbeng, Deddy Syahputra Lubis, Hans Sutra Nadapdap, Jhonny Tribowo Hutabarat, Kardoba Nababan, Pranto Pirhot Situmorang, Rahmad Kharisman Nasution, semangat buat kita semua, dan bagi yang belum menyelesaikan studinya, semoga cepat menyusul ya kawan-kawan, tetap semangat.

12. Buat Kawan-kawan ILSA (International Law Student Association) khususnya yang tergabung dalam ILSA Comparrative Study Goes to

Beijing, terima kasih buat kalian, yang telah memberikan momen paling

indah selama masa perkuliahan ini.

13. Buat kawan-kawan yang tergabung dalam ILSA (International Law Student Association)

(8)

Universitas Sumatera Utara 15. Buat teman-teman SMA yang tergabung dalam ―BGC‖, Ibnu Riza Makmur S.ked, Jumiatri Risma S.ked , Muhammad Adhli Putra Tawakkal A.md, Nanda Rizki Nasution.

16. Buat kawan-kawan Grup F dan D yang tidak bisa disebutkan satu per satu 17. Buat Komunitas LOGIC, Bang Gunalan Anggirasa S.Kom, Bang Samuel

Tarigan S.Kom, Bang Rivai Hashiolan Purba, Bang Johannes Hutabarat S.Kom, Bang Octavianus Sianturi, bang Septian Maihadi Lubis, Bang Septian Dwi Cahya Panjaitan, Bang Yansen Boston, Bang Kurniawan Wardani, Bang Johannes Prima Saragih.

18. Buat kawan-kawan bermain Dota, Iqbal Maulana (Alpha), Ahmad Sirojuddin (Shinta), Bang Wahyu Indra Pramana (PrinceDJ), Muhammad Husni (summer), Abdul Hadi Damanik (Kecoakbusuk), dan Bang Roni (mancutzz), terima kasih atas waktunya bermain dota bersama, dan terima kasih juga karena kalian aku jadi lama tamatnya, dan buat teman-teman yang masih berjuang dalam penulisan skripsi, semoga cepat selesai skripsinya, jangan main dota terus.

Demikianlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Medan, September 2015 Hormat Penulis,

(9)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 7

D. Keaslian Penulisan ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Metode Penelitian... 12

G. Sistematia Penulisan ... 14

BAB II : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI NUKLIR A. Sejarah Penemuan dan Perkembangan Teknologi Nuklir ... 16

1. Pengertian Teknologi nuklir ... 16

2. Sejarah Nuklir ... 19

B. Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir ... 24

1. Perjanjian Nonproliferasi Nuklir ... 27

2. Comprehensive Test Ban Treaty ... 31

(10)

Universitas Sumatera Utara C. Pengaruh Penemuan Nuklir Terhadap Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir ... 45

BAB III : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI

PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

A. Terbentuk dan Berkembangnya Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NonProliferation Treaty) ... 56 B. Pengaturan Mengenai Nuklir Sesuai dengan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir ... 61 C. Implikasi Perjanjian Nonproliferasi Nuklir terhadap Negara yang Menandatangani ... 72

BAB IV : KEPEMILIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

NUKLIR BAGI NEGARA ANGGOTA PERJANJIAN

NONPROLIFERASI NUKLIR

A. Status Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir Bagi Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir ... 78 1. Nuclear Weapon States ... 78 2. NonNuclear Weapon States ... 86 B. Hak dan Kewajiban Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir ... 89 C. Peran NPT Dalam Aturan Pengembangan Teknologi Nuklir

Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir

(11)

Universitas Sumatera Utara 2. Kegagalan NPT Dalam Membatasi Pengembangan Teknologi Nuklir Dalam Kasus Korea Utara ... 99

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 103 B. Saran ... 104

(12)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR SINGKATAN

CSA Comprehensive Safeguards Agreement

CTBT Comprehensive Test Ban Treaty

DPRK Democratic People’s of Republic Korea HIFAR High Flux Australian Reactor

IAEA International Atomic Energy Agency IRRS Integrated Regulatory Review Service NATO North Atlantic Treaty Organization

NPT Non-Proliferation Treaty

NPTREC NPT Review and Extension Conference

NNWS Non-Nuclear Weapon States

NWS Nuclear Weapon States

SIPRI Stockholm Peace Research Institute

SRP Strengthened Review Process

(13)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR BAGI NEGARA

ANGGOTA PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR Aan Febriyanto*

Dr. Chairul Bariah S.H., M.Hum* Makdin Munte S.H., M.Hum*

Penggunaan teknologi nuklir di dunia ini selain menguntungkan juga menimbulkan kecemasan mengenai masalah keamanan dunia, mengingat tenologi nuklir dapat menimbulkan bahaya yang luar biasa dalam stabilitas keamanan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan mengenai penggunaan teknologi nuklir dan untuk mengetahui batasan-batasan seperti apa yang dibuat untuk melarang adanya pengembagan teknologi nuklir untuk kepentingan militer atau pembuatan senjata nuklir.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Dan hasil penelitian disajikan dengan sistematis Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hokum primer, bahan hokum sekunder dan bahan hokum tertier yang terkait dengan permasalahan, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan.

Dalam perjanjian nonproliferasi dijelaskan mengenai pelarangan pengembangan teknologi nuklir untuk kepentingan militer, dan dijelaskan mengenai negara-negara yang diperbolehkan untuk memiliki senjata nuklir demi kepentingan perdamaian dunia. Aturan-aturan mengenai penggunaan dan pengembangan teknologi nuklir dianggap sangat penting dikarenakan kemampuan nuklir yang dianggap bisa membahayakan keamanan dunia baik itu secara disengaja dengan pengembangan teknologi nuklir untuk kepentingan militer maupun hal yang tidak disengaja seperti kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh reaktor nuklir seperti yang terjadi pada kasus Chernobyl. Badan tenaga atom internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) merupakan suatu badan dibawah naungan PBB yang berfungsi untuk mengawasi proyek nuklir suatu negara. Pengawasan IAEA dipermudah dengan perjanjian nonproliferasi nuklir yang memberi ruang bagi IAEA dengan cara penandatanganan IAEA

Safeguards oleh negara anggota perjanjian Nonproliferation Treaty (NPT).

Kata kunci : Pengembangan teknologi nuklir, Perjanjian Nonproliferasi Nuklir

(Nonproliferation treaty), Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)

* Mahasiswa

(14)

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata.1 Hukum internasional meluputi juga kaidah-kaidah yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional, hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan negara-negara dan individu.2 Dalam pengertiannya, perlu dibedakan antara hukum internasional dan hukum dunia (World Law), kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tata tertib hukum masyarakat dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum internasional didasarkan atas pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang berdaulat dan merdeka

(Independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah

kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang berdiri diatas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (World State) maupun badan supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan suatu tata tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang tunduk pada suatu hukum yang dianggap sebagai tata tertib hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas yang mengikat dalam hubungan antar mereka. Sementara pengertian hukum dunia (World Law)

1

Mochtar kusumaatmaja, Pengantar Hukum Internasional I, (Bandung : Putra Bardin 1977), hlm.1

2

(15)

Universitas Sumatera Utara berpangkal pada analogi hukum tata negara (Constitutional Law), hukum dunia semacam negara dunia yang meliputi semua negara di dunia ini semacam negara federasi. Megara dunia secara hirarki berdiri diatas negara-negara Nasional3.

Hukum internasional bukanlan sebagai suatu system yang semata-mata terdiri dari kaidah-kaidah yang mengatur hubungan-hubungan antar negara saja, karena perkembangan-perkembangan mengenai hukum internasional yang penting adalah mengenai pembentukan sejumlah besar lembaga-lembaga atau organisasi Internasional permanen seperti, misalnya Perserikatan bangsa-bangsa dan organisasi kesehatan dunia/ World Health Organization (WHO), yang dipandang memiliki personalitas hukum internasional, dan mampu menjalin hubungan satu sama lain dan dengan negara-negara dan gerakan yang terjadi saat ini berguna untuk melindungi hak-hak manusia dan kebebasan individu. Pembentukan kaidah-kaidah baru untuk menghukum orang-orang yang melakukan kejahatan internasional genocide atau pemusnahan ras, dan pembebanan kewajiban terhadap individu-individu berdasarkan keputusan bersejarah tahun 1946 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Militer di Nuremberg mengenai tindakan-tindakan yang dinyatakan sebagai kejahatan internasional yaitu4 :

1. Kejahatan terhadap perdamaian; 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan;

3. Persekongkolan untuk melakukan kejahatan-kejahatan ini.

Salah satu sumber hukum internasional adalah Perjanjian internasional, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota

3

Mochtar Kusumaatmaja. Op.cit hlm 25

4

(16)

Universitas Sumatera Utara masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan suatu hukum tertentu5. Dari batasan yang dimaksud dalam pengertian perjanjian internasional, perjanjian internasional tersebut bisa dikatakan perjanjian apabila dilakukan oleh subjek hukum internasional, yang termasuk dalam subjek hukum internasional adalah :

1. Negara;

2. Tahta suci Vatikan6

3. Palang Merah Internasional 4. Organisasi Internasional 5. Orang Perorangan (Individu)

6. Pemberontak dan pihak dalam sengketa (Belligerent)

Perkembangan mengenai pengaturan hukum internasional sejalan dengan tumbuh dan berkembang nya suatu teknologi dan ilmu pengetahuan, dengan semakin berkembang nya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka dibuatlah aturan-aturan untuk mengatur kerjasama antar subjek hukum internasional guna mencapai kehidupan yang harmonis dan mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia, terutama mengenai perkembangan-perkembangan teknologi senjata pemusnah massal atau senjata Nuklir.

Teknologi Nuklir kebanyakan digunakan sebagai pembangkit listrik. Negara maju seperti Jerman, Cina, Rusia, Jepang, Korea, Inggris, Amerika, sudah memanfaatkan tenaga nuklir sebagai kebutuhan pembangkit listrik. Teknologi

5

Mochtar kusumaatmaja. Op.cit Hal. 117

6

(17)

Universitas Sumatera Utara nuklir banyak manfaatnya bagi manusia, nuklir merupakan jawaban dari kelangkaan sumber energi kita dengan pemanfaatannya yang sesuai, nuklir dapat menyediakan pasokan energi yang menjadi kebutuhan manusia dengan jumlah yang besar dan efektif..

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipunboiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 Mwe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun mempunyai daya 600-1200 MWe. Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai sekitar tujuh belas persen listrik dunia. Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalahCalder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 19567. Namun sayang sekali energi yang cukup besar dihasilkan oleh Teknologi Nuklir ini disalahgunakan dengan membuatnya menjadi suatu senjata pemusnah massal yang berkekuatan daya ledak tinggi untuk meningkatkan kekuatan militer suatu negara.

7 ―Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir‖ dalam

(18)

Universitas Sumatera Utara Kontroversi mengenai senjata nuklir sebenarnya telah muncul sebelum senjata maut ini menjadi kenyataan. Hal ini bermula pada awal perang Dunia II dengan adanya kekhawatiran, khususnya diantara para ahli fisika di Barat, bahwa adolf hitler telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Atas permintaan kawannya, Leo Szilard, pada tanggal 2 agustus 1939 Albert Einstein menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt yang intinya antara lain menyarankan agar Amerika Serikat mengenmbangkan bom atom (uranium) sebelum nazi membuatnya8.

Penggunaan senjata nuklir yang pernah terjadi yaitu serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, yang terjadi selama Perang Dunia II terhadap Kekaisaran Jepang dimana nuklir Little Boy dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir Fat Man di atas Nagasaki. Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945, sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom9.

Karena penyerangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Jepang inilah maka Senjata Nuklir dianggap sebagai senjata paling berbahaya dan dapat menumbulkan kerugian-kerugian yang sangat besar dan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat internasional, terlebih lagi bagi negara yang bukan

8

Dian Wirengjurut, Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir (Bandung : P.T. ALUMNI, 2002), hlm.9

9“Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki”

dalam

(19)

Universitas Sumatera Utara pemilik teknologi nuklir. Oleh karena hal ini, maka dibentuklah Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) yang merupakan sebuah organisasi independen yang didirikan pada tanggal 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Markas IAEA terletak di Wina, Austria, dan beranggotakan 137 negara10.

Selain dalam pengawasan IAEA, masyarakat internasional sangat menyadari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh nuklir, oleh karena itu banyak perjanjian internasional yang dibentuk untuk membatasi dan mencegah dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh nuklir. Nuklir tidak dapat dihapuskan karena efektifitas dari nuklir yang relatif lebih hemat dibandingkan bahan bakar lain, nuklir sangat berguna dalam kehidupan manusia, oleh karena itu nuklir harus dimanfaatkan dengan benar agar tidak terjadi lagi kejadian seperti yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 silam.

Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy

Agency/IAEA), sebagai badan khusus PBB yang mengawasi sekaligus

mengembangkan penggunaan energi nuklir mempunyai tugas dan tantangan yang berat di abad 21 ini. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) dilengkapi dengan berbagai perangkat aturan yang merupakan kesepakatan global mengenai pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi untuk kesejahteraan seluruh komunitas di dunia yang dimana beberapa negara telah meratifikasi perjanjian internasional

10 ―Badan Tenaga Atom Internasional‖ dalam

(20)

Universitas Sumatera Utara di bidang nuklir, seperti misalnya, Non-Proliferation Nuclear Treaty dan protokol tambahannya yang mana inti dari konvensi tersebut adalah bahwa nuklir harus dimanfaatkan untuk tujuan damai, salah satunya pembangkit tenaga listrik.11

Berdasarkan uraian diatas maka dirasa penting untuk mengkaji mengenai kepemilikan dan pengembangan teknologi nuklir negara anggota perjanjian non-proliferasi nuklir karena mengingat kegunaan nuklir dan bahaya yang dapat di timbulkan oleh nuklir apabila disalah gunakan, karena tidak ada larangan untuk mengembangkan teknologi nuklir selama tidak digunakan untuk kepentingan senjata atau kepentingan militer.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir?

2. Bagaimana Pengaturan tentang Perjanjian NonProliferasi Nuklir dalam Hukum Internasional?

3. Bagaimana Pengaturan Hukum Internasional dalam Perjanjian NonProliferasi Nuklir dalam Konteks Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

11

Koesrianti. Jurnal: ―Peran dan fungsi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) :

(21)

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui perangkat Hukum Internasional yang mengatur

tentang Nuklir

2. Untuk mengetahui mengenai Perjanjian Nonproliferasi dalam ruang lingkup Hukum Internasional

3. Untuk mengetahui Pengaturan Hukum Internasional dalam Perjanjian NonProliferasi Nuklir dalam Konteks Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif baik dari segi teoretis maupun dari segi prakteknya. Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran serta pandangan mengenai konsep hukum internasional mengenai Nuklir dan perangkat hukum internasional yang mengaturnya.

Secara praktis, pembahasan terhadap masalah dalam penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Republik Indonesia (RI) dalam memahami norma-norma serta aspek-aspek hukum internasional dan hukum nasional yang terkait dengan kerjasama Internasional dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi nuklir negara anggota perjanjian nonproliferasi nuklir.

D. Keaslian Penelitian

(22)

Universitas Sumatera Utara dengan judul ―Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Kepemilikan dan

Pengenmbangan Teknologi Nuklir Negara Anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir‖.

Namun pernah ada penulisan dari mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dengan judul yang sedikit mirip, antara lain :

1. Saudara Darwin, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, NIM : 060200048, Judul ―Pengaturan Hukum Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan Sanksi Atas Uji Coba Nuklir Korea Utara Dalam Perspektif Hukum Internasional‖. Dalam rumusan masalah :

a. Mengapa Perjanjian non-proliferasi (NPT) tidak mampu secara efektif mengurangi proloferasi ?

b. Bagaimana dampak program senjata nuklir Korea Utara terhadap posisinya dalam politik internasional ?

c. apakah pemberlakuan sanksi terhadap Korea Utara merupakan cara yang paling efektif ?

2. Saudari Mira Benita Maharama, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Nim : 040200029, Judul ―Pengaturan Hukum Internasional atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan Dampak Lingkungan Yang mungkin Ditimbulkannya‖. Dalam perumusan masalah:

a. Bagaimana pemanfaatan tenaga nuklir dan badan internasional apa yang berkompeten untuk mengawasinya

(23)

Universitas Sumatera Utara penerapan sanksi atas pelanggaran terhadap pemanfaatan dan penggunaan tenaga nuklir tersebut ?

c. Bagaimana potensi timbulnya damapk lingkungan hidup akibat pemanfaatan dan penyalahgunaan tenaga nuklir

Dalam permasalahan beberapa penulisan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, ternyata judul dan permasalahannya tidak ada yang serupa atau sama dengan yang ditulis saat ini. Oleh karena itu, penulisan ini adalah asli dan secara akademis dapat saya pertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan berupa buku-buku, laporan-laporan, dan informasi dari internet. Untuk itu akan diberikan penegasan dan pengertian dari judul penelitian, yang diambil dari sumber-sumber buku yang memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, yang ditinjau dari sudut etimologi dan pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun dari pendapat para sarjana, sehingga mempunyai arti yang lebih tegas.

Pengertian Judul ―Tinjauan Hukum Internasional Terhadap

Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir Negara Anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir‖ dapat diartikan dari segi bahasa atau etimologis.

(24)

Universitas Sumatera Utara hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu12; internasional adalah menyangkut bangsa, negera seluruh dunia atau antarbangsa. Hukum internasional adalah ilmu yang mempelajari dan meninjau dari sudut hukum segala kejadian dalam sejarah politik internasional dan hubungan internasional13.

Kepemilikan berasal dari kata dasar milik yang artinya adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi14; pengembangan artinya adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, dan konseptual15; teknologi artinya metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia16; Nuklir artinya berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom17; Negara artinya kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya18; Anggota artinya yang menjadi bagian atau masuk dalam

12

E. Utrecht/Moh. Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT. Ichtiar Baru, Jakarta, 1989, hal. 3

13

Ibid., Hlm. 445

14 ―kepemilikan‖ sebagaimana dimuat dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemilikan diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 23:42

15 ―pengembangan‖ sebagaimana dimuat dalam

http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 23:54

16 ―teknologi‖ sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei

2015 pukul 00:12

17 ―nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 00:06

18 ―negara‖ sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei

(25)

Universitas Sumatera Utara suatu golongan (perserikatan, dewan, panitia, dsb)19; Negara Anggota adalah Negara yang ikut menjadi bagian dalam suatu perikatan atau perjanjian internasional; Perjanjian Non-proliferasi nuklir ialah adalah suatu perjanjian yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 yang membatasi kepemilikan senjata nuklir20

F. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan ditempuh dalam memperoleh data-data atau bahan-bahan dalam penelitian meliputi :

A. Jenis Penelitian

Sebagaimana lazimnya penulisan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah yang harus berdasarkan fakta-fakta dan data-data obyektif (benar dan layak dipercaya), demikian halnya dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan penelitian ini sebagai karya tulis ilmiah juga menggunakan pengumpulan data secara ilmiah (metodologi), guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunannya sesuai dengan yang telah direncanakan semula yaitu menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (yuridis normatif) yang dilakukan dan ditujukan pada norma-norma hukum yang berlaku. Dalam penelitian ini, metode yuridis normatif yang digunakan adalah norma-norma hukum internasional yang tertuang dalam bentuk Treaty (perjanjian).

B. Teknik Pengumpulan Data

19―anggota‖ sebagaimana dimuat dalam

http://kbbi.web.id/ diakes padavtanggal 27 Mei 2015 pukul 00:25

20 ―Perjanjian Non-proliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

(26)

Universitas Sumatera Utara Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena penulisan ini merupakan penelitian kepustakaan. Adapun data sekunder tersebut mencakup :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, seperti norma-norma dasar, peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Bahan Hukum Primer dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Perjanjian Internasional 2. Konvensi-konvensi 3. Traktat

4. Statuta

b. Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan isinya tidak mengikat. Bahan hukum sekunder yang digunakan disini adalah buku-buku, artikel, majalah, jurnal dan makalah dari berbagai seminar yang berhubungan yang membahas mengenai hukum internasional terutama yang terkait dengan perjanjian internasional dan kepemilikan dan pengembangan teknologi nuklir c. Bahan hukum tersier, yaitu bahanhukum yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Dalam kajian ini, bahan hukum tersier yang digunakan adalah kamus bahasa, kamus hukum, ensiklopedia dan lain-lain.

(27)

Universitas Sumatera Utara terkait dengan penelitian ini, seperti buku-buku, jurnal ilmiah, surat kabar, majalah, kamus, ataupun artikel-artikel dari internet.

G. Sistematika Penulisan

Secara sistematis penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub bab yang terperinci sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI NUKLIR Bab ini menguraikan secara terperinci mengenai nuklir secara umum, dan didalam bab ini juga dibahas mengenai pengaturan-pengaturan hukum internasional terhadap nuklir.

BAB III : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI

PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

Bab ini menguraikan secara terperinci mengenai perjanjian nonproliferasi nuklir, mengapa lahir perjanjian nonproliferasi nuklir dan bagaiman implikasinya bagi negara anggota.

BAB IV : KEPEMILIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

NUKLIR SESUAI DENGAN PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

(28)

Universitas Sumatera Utara ini juga dibahas mengenai status negara yang dibolehkan untuk memiliki senjata nuklir dan negara yang tidak dibenarkan untuk memiliki senjata nuklir.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

(29)

Universitas Sumatera Utara BAB II

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Nuklir

A. Sejarah Penemuan dan Perkembangan Teknologi Nuklir 1. Pengertian Teknologi Nuklir

Istilah nuklir mulai dikenal masyarakat dunia setelah terjadinya serangan bom nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 194521. Akibat dari peristiwa tersebut, sebagian orang seringkali mengkaitkan pengertian nuklir ini dengan sesuatu yang sangat berbahaya. Dalam hal ini, yang semakin membuat orang semakin resah adalah dengan adanya penggunaan teknologi nuklir yang dapat membunuh manusia. Sebagian orang secara langsung mendefinisikan bahwa nuklir adalah senjata nuklir yang meluluhlantakkan kedua kota tersebut dalam sekejap dan menimbulkan ribuan orang tewas akibat luka dan sakit sebagai akibat dari radiasi yang dikeluarkan oleh bom serta menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

Daya nuklir adalah penggunaan terkendali reaksi nuklir guna menghasilkan energi panas, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Penggunaan daya nuklir guna kepentingan manusia saat ini masih terbatas pada reaksi fisi nuklir dan peluruhan radioaktif. Daya nuklir menyumbangkan sekitar 6% dari seluruh kebutuhan energi dunia, dan 13-14% kebutuhan listrik di dunia. Gabungan energi nuklir di Amerika Serikat, Perancis, dan Jepang menyumbang 50% dari seluruh pembangkit listrik nuklir yang ada.

21 ―Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki‖ sebagaimana dimuat dalam

(30)

Universitas Sumatera Utara Penggunaan energi nuklir sampai saat ini masih kontroversial dan banyak memunculkan perdebatan. Para pendukungnya, seperti Asosiasi Nuklir Dunia dan IAEA, mengatakan bahwa energi nuklir adalah salah satu sumber energi yang dapat mengurangi emisi karbon. Yang menolak, seperti Greenpeace dan NIRS, mempercayai bahwa nuklir akan membahayakan manusia dan lingkungan.

Beberapa kecelakaan akibat nuklir dan radiasi telah bermunculan. Kecelakaan akibat pembangkit listrik tenaga nuklir Penelitian internasional terus melakukan peningkatan keamanan energi nuklir, seperti dengan pengamanan nuklir pasif dan adalanya kemungkinan untuk menggunakan fusi nuklir.

Pengertian nuklir semakin dianggap negatif oleh masyarakat dunia semenjak terjadinya ledakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl22 atau yang dikenal dengan Bencana Chernobyl23. Hal ini semakin menambah pengertian yang negatif mengenai teknologi nuklir di mata masyarakat dunia dan dianggap hanya sebagai perusak lingkungan walaupun sebenarnya teknologi nuklir merupakan teknologi yang ramah lingkungan apabila dipakai dan digunakan dengan benar.

22

Chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di Ukraina utara, tepatnya di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia. Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun 1986 setelah bencana ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terkenal sebagai Bencana Chernobyl yang terletak 14,5 km utara-barat laut. Pembangkit tersebut dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan terletak di Chernobyl Raion (distrik), tetapi bukan merupakan tempat tinggal bagi pekerjanya Sebagaimana dimuat dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Chernobyl terakhir diakses tanggal 6 Juli 2015 pukul 10.36 WIB

23

(31)

Universitas Sumatera Utara Penggunaan nuklir dibedakan antara penggunaan nuklir pada keadaan damai, dan juga nuklir dalam keadaan perang. Penggunaan nuklir untuk kepentingan militer tidak diperbolehkan mengingat dampak dan bahaya yang ditimbulkan oleh nuklir. Pengembangan nuklir sebagai senjata sangat tidak diperbolehkan karena daya ledaknya yang sangat luar biasa dan juga efek negative yang ditimbulkan oleh nuklir sangat merugikan umat manusia dan merugikan lingkungan hidup. Senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat - sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam pertempuran - semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.Pada masa itu daya ledak bom nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo (ribuan) ton TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70 mega(jutaan) ton

TNT24

Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai mempunyai senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan mengkonfirmasi apakah memiliki senjata nuklir ataupun tidak25. Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara, seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan Peluru kendali balistik jarak benua.

24

Trinitrotoluena (TNT, atau Trotyl) adalah hidrokarbon beraroma menyengat berwarna kuning pucat yang melebur pada suhu 354 K (178 °F, 81 °C). Trinitrotoluena adalah bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur

25―senjata nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

(32)

Universitas Sumatera Utara Dalam pengertian Umum, Nuklir merupakan inti atom, yang merupakan bagian yang sangat kecil dari atom dimana massa suatu atom tersebut terpusat . Setiap peristiwa yang berkaitan dengan nuklir selalu terjadi di dalam inti atom26.

2. Sejarah Nuklir

Awal penguasaan teknologi nuklir oleh manusia dimulai ketika Wilhelm K. Roentgen (1845-1923), fisikawan berkebangsaan jerman, pada tahun 1895 menemukan sejenis sinar aneh yang belum pernah diketahui sebelumnya Karena sinar tersebut belum pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau penemuan sinar-X ini dinamai dengan sinar

Roentgen27

Selang satu tahun daru penemuan sinar roentgen, yaitu pada tahun 1896, fisikawan perancis antonie Henry Bacquerel menemukan unsur uranim (U) yang dapat memancarkan radiasi secara spontan, hal ini lah yang kemudian dikenal dengan nama unsur radioaktif. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1898, pasangan suami-istri ahli kimia berkebangsaan Perancis Marie Curie dan pierre curie menemukan unsur polonium (Po) dan Radium (Ra) yang memperlihatkan gejala yang sama dengan unsur uranium yang telah di temukan sebelumnya, yaitu mampu memancarkan radiasi secara spontan28.

Penelitian demi penelitian terus dilakukan oleh para ahli fisika, sehingga pada tahun 1932, Sir James Chadwik menemukan neutron29. Chadwick melakukan penelitiannya di laboratorium Cavendish dengan cara menembaki

26

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 618

27

Mukhlis Akhadi Pengantar Teknologi Nuklir hal.8

28

Ibid., hal 9

29

(33)

Universitas Sumatera Utara unsur Berilium (Be) dengan partikel alpha30. Dari penembakan ini dipancarkan partikel berdaya tembus tinggi yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dari penyelidikan lebih lanjut ternyata pertikel tersebut tidak bermuatan listrik atau netral sehingga disebut neutron.

Setelah penemuan uranium oleh Becquerel dan penemuan neutron oleh Chadwick, Otto Hahn dan Fritz Strasmann pada tahun 1938 menemukan reaksi pembelahan inti atom. Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel tersebut hanya bertabrakan dan berpisah tanpa mengalami perubahan (kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi31.

Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi alfa, beta dan gamma. Mereka melakukan penelitian di Institut Kaisar Wilhelm, Jerman, dengan cara

30Partikel Alpha (dinamakan sesuai huruf pertama pada abjad Yunani, α) adalah bentuk

radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel yang identik dengan nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga sebagai He2+.

31―Fisika Nuklir‖ sebgaimana dimuat dalam

(34)

Universitas Sumatera Utara menembak unsur Uranium-235 (U-235)32 dengan partikel neutron (n) yang bergerak sangat lambat, Reaksi yang ditemukan oleh Hahn dan Strasmann ternyata sangat berlainan dengan reaksi kimia biasa yang sudah dikenal saat itu.

Untuk mendapatkan reaksi nuklir yang aman, maka manusia berusaha mewujudkan reactor nuklir33. Reactor nuklir pertama di dunia dibuat oleh para fisikawan universitas Chicago yang dipimpin oleh Enrico Ferni. Reactor nuklir itu dibangun dibawah stadium olahraga univesitas tersebut. Reaksi nuklir berantai yang terkendali pertama kali ditemukan pada saat dimulainya operasi reaktor tersebut pada tanggal 2 desember 194234.

Kontroversi mengenai senjata nuklir sebenarnya telah muncul sebelum senjata maut ini terwujud menjadi kenyataan. Hal ini bermula pada awal perang dunia II dengan adanya kekhawatiran, khususnya diantara para ahli fisika di Barat, bahwa Adolf Hitler35 telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Atas permintaan kawannya, Leo Szilard36, pada tanggal 2 Agustus 1939, Albert Einstein37 menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D.

32

Uranium-235 adalah isotop uranium yang penting di samping uranium-238. Hanya 0,72% uranium alami yang adalah uranium-235, yang memiliki waktu paruh 7,038 x 108 tahun. Uranium-235 juga digunakan sebagai sumber utama penghasil neutron dalam reaksi nuklir, yang mana neutron-neutron ditembakkan ke arah uranium-238, dalam hal ini untuk membuat/memproduksi plutonium.

33

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap. Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde pecahan detik dan tidak terkontrol.

34

Mukhlis Akhadi. Op.Cit Hlm. 10

35 Adolf Hitler (20 April 1889 – 30 April 1945) adalah seorang politisi Jerman dan

ketua Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP); Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional) kelahiranAustria. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi bergelar Führer und Reichskanzler. mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust.

36

Leo Szilard (11 Februari 1898 - 30 Mei 1964) adalah seorang fisikawan Hungaria-Amerika dan penemu. Dia menemukan reaksi berantai nuklir pada tahun 1933, mematenkan ide reaktor nuklir dengan Enrico Fermi, dan pada akhir 1939 menulis surat untuk ditandatangani Albert Einstein yang mengakibatkan Proyek Manhattan yang membangun bom atom.

37Albert Einstein (14 Maret 1879 –18 April 1955 ) adalah seorang ilmuwan fisika

(35)

Universitas Sumatera Utara Roosevelt yang intinya antara lain menyarankan agar Amerika Serikat mengembangkan bom atom sebelum Nazi38 membuatnya, seperti dinyatakan dalam suratnya39:

I believe therefore that it is my duty to bring to your attention that

extremely powerful bombs of a new type may thus be constructed. A single

bomb of this type, carried by boat and exploded in a port, might very well destroy the whole port together with some of the surrounding territory”

Arah perkembangan teknologi nuklir berikutnya tak terlepas dari situasi poliik dunia pada saat itu, hingga perkembangan teknologi nuklir mengarah ke pembuatan senjata untuk perang berupa bom nuklir. Suatu program atom militer Amerika Serikat dengan nama ―Manhattan Project”40

, dibentuk dibawah pimpinan Mayor Jenderal Leslie R. Groves, di Oak Ridge, Tennessee, spektometer massa dipergunakan untuk memproduksi U-235 murni dibawah pengarahan Ernest Orlando Lawrence (1901-1958). Pembangunan laboratorium

mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".

38

Nazi, atau secara resmi Nasional Sosialisme (Nationalsozialismus), merujuk pada sebuah ideologi totalitarian Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Kata ini juga merujuk pada kebijakan yang dianut oleh pemerintahan Jerman pada tahun 1933—1945, sebuah periode yang kemudian dikenal sebagai Jerman Nazi atau Reich Ketiga. Kata Nazi jadi merupakan singkatan Nasional Sosialisme atau Nationalsozialismus di bahasa Jerman. Sampai hari ini orang-orang yang berhaluan ekstrem kanan dan rasisme sering disebut sebagai Neonazi.

39

Dian Wirengjurit. Loc.cit

40

(36)

Universitas Sumatera Utara bom atom dimulai di Los Alamos, New Mexico, dibawah pengarahan Julius Robert Oppenheimer (1904-1967)41

Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari tiga bom nuklir pada 1945. Yang pertama, menggunakan Plutonium42 dibuat di Hanford, dites pada 16 Juli di Situs Trinity, tes nuklir pertama dunia, dekat Alamogordo, New Mexico. Yang kedua, bom Uranium disebut Little Boy43 diledakan pada 6 Agustus di kota Hiroshima44, Jepang. Yang ketiga, bom plutonium disebut Fat Man45, diledakan pada 9 Agustus di atas kota Nagasaki46, Jepang.

Penggunaan bom atom atas Hiroshima dan Nagasaki memang telah berhasil mengakhiri perang dunia II untuk kemenangan pihak sekutu. Namun, di lain pihak pengalaman itu juga telah mengubah sikap sebagian masyarakat dunia akan bahaya penggunaan senjata nuklir pada umumnya dalam situasi perang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhanuntuk menghentikan

41 ―sejarah perkembangan Nuklir di dunia‖, sebagaimana dimuat dalam

http://www.infonuklir.com/read/detail/198/sejarah-perkembangan-nuklir-di-dunia terakhir diakses pada tanggal 7 Juli pukul 13.10 WIB

42

Plutonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pu dan nomor atom 94. Ia merupakan unsur radioaktif transuranium yang langka dan merupakan logam aktinida dengan penampilan berwarna putih keperakan

43

Little Boy adalah sebuah kode nama yang diberikan kepada senjata nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada hari Senin, 6 Agustus 1945. Dia dijatuhkan dari sebuah pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay yang dipiloti oleh Letkol. Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki). Senjata ini meledak pada 8.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550 meter.

44

Hiroshima adalah kota pertama di dunia yang pernah dijatuhi bom atom di akhir Perang Dunia II, 6 Agustus 1945. Sekarang, Hiroshima terkenal di dunia sebagai kota perdamaian. Monumen Perdamaian Hiroshima (Genbaku Dome) terletak di pusat kota Hiroshima.

45

Fat Man adalah nama kode dari bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki, Jepang pada 9 Agustus 1945. Pada saat itu Fat Man merupakan bom nuklir kedua yang digunakan dalam perang serta merupakan ledakan nuklir buatan manusia yang ketiga. Nama juga lebih mengacu secara umum untuk desain senjata nuklir awal senjata AS berdasarkan model "Fat Man". Itu adalah ledakan jenis senjata dengan inti plutonium, mirip dengan "Gadget", perangkat eksperimental diledakkan hanya sebulan sebelumnya di New Mexico

46

(37)

Universitas Sumatera Utara penyebaran senjata nuklir justru telah dirrasakan oleh masyarakat internasional. Buktinya, resolusi pertama yang dihasilkan oleh SMU PBB pada tanggal 24 januari 1946, Resolusi No. 1 (I) “Establishment of a commission to deal with the problems raised by the discovery of atomic energy” memberi mandate kepada komisi yang dibentuk untuk memberikan rekomendasi mengenai cara-cara penghapusan senjata-senjata nuklir dari system persenjataan dunia47

Penemuan Bom nuklir dianggap sebagai penyimpangan dari penguasaan teknologi nuklir oleh umat manusia. Sehingga tidak jarang yang menolak teknologi nuklir dalam bentuk apa pun tanpa mau melihat lebih jauh untuk apa teknologi nuklir tersebut. Meskipun, pada kenyataannya, teknologi nuklir bukan hanya untuk pembuatan bom nuklir. Banyak manfaat nuklir yang sangat berguna apabila nuklir tersebut digunakan secara baik dan benar48.

B. Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir

Hukum internasional memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat internasional. Melalui hukum internasional negara-negara merumuskan prinsip-prinsip hubungan dan kerjasama di berbagai bidang kegiatan internasional untuk mencapai tujuan bersama. Melalui ketentuan-ketentuan hukum internasional, negara-negara dituntut untuk tunduk terhadap setiap peraturan-peraturan hukum internasional guna mencegah terjadinya sengketa yang mungkin terjadi dan menyelesaikan sengketa yang terjadi. Melalui hukum internasional yang dirumuskan dalam berbagai bentuk perjanjian internasional, negara-negara menggabungkan upaya mereka untuk menangani isu keamanan,

47

Dian Wirengjurut Op.cit Hal 10

48

(38)

Universitas Sumatera Utara perlucutan senjata, hak asasi manusia (HAM), lingkungan hidup sampai pada terorisme. Tanpa adanya ketentuan-ketentuan hukum internasional, dunia tidak mungkin mencapai kemajuan dan kehidupan yang harmonis, tanpa adanya kehidupan yang harmonis antar negara tidak mungkin pula tercapai perdamaian dan keamanan yang dibutuhkan bagi kesejahteraan umat manusia49.

Kekhawatiran mengenai nuklir mulai terwujud semenjak mulai terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni soviet dalam rangka perbedaan ideology dan persaingan untuk merebut dominasi di dunia. Sejak saat itu pula kontroversi mengenai senjata nuklir ini mulai menjadi salah satu topic utama dalam hubungan internasional, khususnya dalam kerangka perang dingin antara AS dan Uni Soviet beserta sekutu-sekutu mereka dalam North Atlantic Treaty

Organization (NATO)50 dan Pakta Warsawa (Warsaw Pact51), yang notabene

adalah sesame pemenang dalam perang dunia II52

Masa perang dingin ditandai dengan perlombaan senjata nuklir secara besar-besaran antara kedua negara adidaya beserta kedua blok militer NATO dan Pakta Warsawa untuk mewujudkan ambisi mereka menjadi negara adi daya

(Super Power). Bersamaan dengan itu, kesadaran masyarakat internasional akan

bahaya dan ancaman perang nuklir juga semakin meningkat. Karena itu, selama

49Boer Mauna, ―

Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global”, (Bandung: P.T. ALUMNI, 2005), hlm. 716.

50

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949.

51

Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO yang dibentuk pada 1949. Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Persetujuan Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955.

52

(39)

Universitas Sumatera Utara masa perang dingin itu terlihat dua kenyataan yang saling bertolak belakang, yaitu meningkatnya upaya untuk membatasi proliferasi senjata nuklir tersebut, tidak saja oleh negara-negara nuklir, juga terutama oleh negara-negara non nuklir yang tidak ingin terlibat dalam kerangka persaingan kedua negara adi daya itu.53

Mengenai masalah isu keamanan internasional merupakan hal yang paling diperhatikan oleh negara-negara di dunia. Berbagai usaha dan cara dilakukan oleh masyarakat internasional guna mencapai kehidupan yang aman dan harmonis, diantaranya dengan adanya berbagai macam perjanjian internasional untuk berbagai permasalahan yang mungkin timbul. Hal yang diperhatikan oleh dunia internasional dalam isu keamanan internasional salah satu diantaranya adalah mengenai tenaga nuklir54.

Dalam kerangka global, semua konferensi internasional menyangkut energy nuklir yang diadakan sejak akhir perang dunia pada dasarnya diarahkan atau ditujukan pada dua hal, yaitu :

1. Mengawasi dan menghapuskan “atoms for war”;

2. Mempromosikan dan mengupayakan konsep “atoms for peace”

Masalah kedua hal tersebut kerapkali menimbulkan dilema karena pada dasarnya pengembangan energy nuklir untuk tujuan apapun akan meningkatkan atau mengembangkan potensi yang lainnya atau dengan kata lain “as countries

53

Ibid

54Jelly Leviza, ―Pengenalan Konvensi/Peraturan Internasional ketenaganukliran‖.

(40)

Universitas Sumatera Utara acquired nuclear facilities, material and know-how from their peaceful power

programs, they would also acquire the know-how for making nuclear weapons‖55

Penggunaan teknologi nuklir juga menuntut keselamatan dan keamanan yang tinggi, mengingat banyak dampak negative yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi nuklir, oleh karena itu perlu dibentuk aturan-aturan mengenai pemanfaatan dan pengembangan teknologi tersebut.

1. Nuclear Non-Proliferation Treaty (Perjanjian Nonproliferasi Nuklir)

Perjanjian Nonproliferasi Nuklir adalah suatu perjanjian yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 yang membatasi kepemilikan senjata nuklir. 187 negara berdaulat mengikuti perjanjian ini, walaupun dua di antara tujuh negara yang memiliki senjata nuklir dan satu negara yang mungkin memiliki senjata nuklir belum meratifikasi perjanjian ini. Perjanjian ini diusulkan oleh Irlandia dan pertama kali ditandatangani oleh Finlandia. Pada tanggal 11 Mei 1995, di New York, lebih dari 170 negara sepakat untuk melanjutkan perjanjian ini tanpa batas waktu dan tanpa syarat.

Perjanjian ini memiliki tiga pokok utama, yaitu nonproliferasi, perlucutan, dan hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai.

a. Pokok Pertama : Non-Proliferasi

Dalam pokok pertama perjanjina Non-Proliferasi Nuklir, hanya 5 negara sajalah yang diperbolehkan oleh NPT untuk memiliki senjata nuklir, Negara tersebut ialah :

1. Perancis, bergabung pada tahun 1992

2. Republik Rakyat Tiongkok, bergabung pada tahun 1992

55

(41)

Universitas Sumatera Utara 3. Uni Soviet , bergabung pada tahun 1968, kewajiban dan haknya

diteruskan oleh Rusia)

4. Britania Raya, bergabung pada tahun 1968 5. Amerika Serikat, bergabung pada tahun 1968

Hanya lima negara ini yang memiliki senjata nuklir saat perjanjian ini mulai dibuka, dan juga termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Lima negara pemilik senjata nuklir (Nuclear Weapon States)56 ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir. Kelima negara NWS telah menyetujui untuk tidak menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-NWS, kecuali untuk merespon serangan nuklir atau serangan konvensional yang bersekutu dengan negara NWS57.

Persetujuan ini belum secara formal dimasukkan dalam perjanjian, dan kepastian-kepastian mengenainya berubah-ubah sepanjang waktu. Amerika Serikat telah mengindikasikan bahwa mereka akan dapat menggunakan senjata nuklir untuk membalas penyerangan non-konvensional yang dilakukan oleh negara-negara yang mereka anggap berbahaya. Mantan Menteri Pertahanan Inggris, Geoff Hoon, juga telah menyatakan secara eksplisit mengenai kemungkinan digunakannya senjata nuklir untuk membalas serangan seperti itu. Pada Januari 2006, Presiden Perancis, Jacques Chirac menerangkan bahwa sebuah

56

lima negara ini yang memiliki senjata nuklir saat perjanjian nonproliferasi nuklir mulai dibuka, dan juga termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Lima negara pemilik senjata nuklir (Nuclear Weapon States / NWS) ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir.

57 Perjanjian NonProliferasi Nuklir”

(42)

Universitas Sumatera Utara serangan teroris ke Perancis, jika didalangi oleh sebuah negara, akan memicu pembalasan nuklir yang diarahkan ke pusat kekuatan negara-negara berbahaya tersebut.

b. Pokok Kedua : Perlucutan

Pasal VI dan Pembukaan perjanjian menerangkan bahwa negara-negara NWS berusaha mencapai rencana untuk mengurangi dan membekukan simpanan mereka. Pasal VI juga menyatakan ―Perjanjian dalam perlucutan umum dan lengkap di bawah kendali internasional yang tegas dan efektif.‖ Dalam Pasal I,

negara-negara pemilik senjata nuklir (NWS) menyatakan untuk tidak membujuk negara non-Nuklir manapun untuk…mendapatkan senjata nuklir. Doktrin serangan pre-emptive dan bentuk ancaman lainnya bisa dianggap sebagai bujukan dan godaan oleh negara-negara non-NWS. Pasal 10 menyatakan bahwa negara manapun dapat mundur dari perjanjian jika mereka merasakan adanya hal-hal aneh, contohnya ancaman, yang memaksa mereka keluar58.

c. Pokok Ketiga : Hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai.

Karena sangat sedikit dari negara-negara NWS dan negara-negara pengguna energi nuklir yang mau benar-benar membuang kepemilikan bahan bakar nuklir, pokok ketiga dari perjanjian ini memberikan negara-negara lainnya kemungkinan untuk melakukan hal yang sama, namun dalam kondisi-kondisi tertentu yang membuatnya tidak mungkin mengembangkan senjata nuklir.

Bagi beberapa negara, pokok ketiga perjanjian ini, yang memperbolehkan penambangan uranium dengan alasan bahan bakar, merupakan sebuah

58 Perjanjian NonProliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

(43)

Universitas Sumatera Utara keuntungan. Namun perjanjian ini juga memberikan hak pada setiap negara untuk menggunakan tenaga nuklir untuk kepentingan damai, dan karena populernya pembangkit tenaga nuklir yang menggunakan bahan bakar uranium, maka perjanjian ini juga menyatakan bahwa pengembangan uranium maupun perdagangannya di pasar internasional diperbolehkan. Pengembangan uranium secara damai dapat dianggap sebagai awal pengembangan hulu ledak nuklir, dan ini dapat dilakukan dengan cara keluar dari NPT. Tidak ada negara yang diketahui telah berhasil mengembangkan senjata nuklir secara rahasia, jika dalam pengawasan NPT.

Negara-negara yang telah menandatangani perjanjian ini sebagai negara non-senjata nuklir dan mempertahankan status tersebut memiliki catatan baik untuk tidak mengembangkan senjata nuklir. Di beberapa wilayah, fakta bahwa negara-negara tetangga bebas dari senjata nuklir mengurangi tekanan bagi negara tersebut untuk mengembangkan senjata nuklir sendiri, biarpun negara tetangga tersebut diketahui memiliki program tenaga nuklir damai yang bisa memicu kecurigaan.

2. Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT)

Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-coba Nuklir (Comprehensive Test Ban

Treaty) adalah sebuah perjanjian internasional yang melarang semua kegiatan

(44)

Universitas Sumatera Utara 71 negara termasuk didalamnya 5 dari 8 negara berkemampuan nuklir. Per 10 September 2006, perjanjian ini telah ditandatangani oleh 176 negara dan sudah diratifikasi oleh 135 negara59.

Di bawah pasal XIV, traktat belum dapat berlaku jika tidak ditandatangani dan diratifikasi oleh 44 negara pemilik reaktor nuklir yang tercantum dalam Annex 2. Daftar Annex 2 terdiri dari negara-negara yang secara resmi berpartisipasi dalam sidang Konferensi Perlucutan Senjata 1996, Sesuai Pasal XIV , jika traktat belum juga berlaku tiga tahun setelah tanggal dibukanya penandatanganan, suatu konferensi khusus negara-negara yang telah meratifikasinya dapat diselenggarakan untuk memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil guna mempercepat proses ratifikasi dan guna memfasilitasi berlakunya traktat.

Traktat ini dapat berlaku apabila Negara-negara yang mempunyai teknologi nuklir agar menandatangani traktat ini, Ke-44 negara yang harus menandatangani dan meratifikasi traktat ini agar dapat berlaku secara resmi adalah Aljazair, Argentina, Australia, Austria, Bangladesh, Belgia, Brasil, Bulgaria, Kanada, Chili, Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Korea Utara, Republik Demokrasi Kongo, Mesir, Finlandia, Perancis, Jerman, Hongaria, India, Indonesia, Iran, Israel, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Norwegia, Pakistan, Peru, Polandia, Korea Selatan, Romania, Rusia, Slowakia, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Ukraina, Kerajaan Bersatu, Amerika Serikat dan Vietnam. Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Mesir, Indonesia, Iran, Israel dan Amerika Serikat belum meratifikasinya sedangkan Korea Utara, India dan

59 ―Traktat pelarangan menyeluruh uji-coba nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

(45)

Universitas Sumatera Utara Pakistan yang notabene merupakan negara berkemampuan nuklir seperti India dan Pakistan tidak termasuk dalam negara-negara pemilik senjata nuklir versi Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir atau NPT belum menandatangani ataupun meratifikasinya60.

3. Ketetapan International Atomic Energy Agency (IAEA)/ Badan Tenaga Atom Internasional

Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency, /IAEA) adalah sebuah organisasi independen yang didirikan pada tanggal 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Markas IAEA terletak di Wina, Austria, dan beranggotakan 137 negara61.

Pembentukan IAEA ini adalah untuk mengawasi dan mengembangkan penggunaan energi nuklir dengan menekankan pada kerjasama internasional yang secara bersama-sama mengembangkan penggunaan nuklir secara damai. Menyusul berakhirnya Konferensi Jenewa tentang Penggunaan Tenaga Atom untuk Tujuan Damai pada tahun 1954, banyak negara yang kemudian memulai program-program riset nuklirnya, yang ditandai dengan banyaknya reaktor dan fasilitas untuk pengolahan dan pengayaan uranium dan ekstraksi plutonium serta pengembangan berbagai desain reaktor dan pembangkit dayanya. Konsep Atoms

for Peace telah memberikan kontribusi dalam pembentukan Statuta IAEA. Pada

60 ―Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-coba Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

https://id.wikipedia.org/wiki/Traktat_Pelarangan_Menyeluruh_Uji-coba_Nuklir terakhir diakses pada tanggal 19 juli 2015 pukul 23.00

61 ―Badan

(46)

Universitas Sumatera Utara Oktober 1956 terdapat 81 negara termasuk Indonesia yang dengan suara bulat setuju pada Statuta IAEA62

Sebagai badan energi atom dunia yang mempunyai dua misi yaitu

committed to containing the spread of nuclear weapons dan support the

elimination of the nuclear arsenals, maka pembentukan IAEA adalah bertujuan

untuk:

1. Untuk meningkatkan dan memperbesar kontribusi energi atom bagi perdamaian, kesehatan, kemakmuran di seluruh dunia

2. Untuk memastikan, sepanjang badan ini mampu melakukannya, bahwa setiap reaktor nuklir, kegiatan atau informasi yang ber

Referensi

Dokumen terkait