• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKAALJABAR BERBASIS TIMSS Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika Aljabar Berbasis TIMSS pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun Ajaran 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKAALJABAR BERBASIS TIMSS Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika Aljabar Berbasis TIMSS pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun Ajaran 2016/2017."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KESALAHAN D

Disusun sebagai salah s

Matem

PROG

FAKUL

N DALAM MENYELESAIKAN SOAL MAT ALJABAR BERBASIS TIMSS

lah satu syarat menyelesaikan Program Studi St

tematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika

Oleh:

FITRI PUJI LESTARI A410130207

OGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIK

ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK

ATEMATIKA

Strata I pada Jurusan

dikan

TIKA

(2)
(3)
(4)
(5)

KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dan besar persentase serta mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika aljabar berbasis TIMSS. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Tawangsari yang berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik dengan membandingkan data hasil tes, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi. Kerangka analisis dikembangkan berdasarkan kategori kesalahan Newman. Hasil penelitian diperoleh 4 jenis kesalahan yaitu, kesalahan pemahaman 59,36%, kesalahan transformasi 28,77%, kesalahan keterampilan proses 10,04% dan kesalahan penulisan jawaban akhir 1,83%. Hasil menunjukkan kesalahan pemahaman dan transformasi lebih dominan dibandingkan kesalahan lainnya. Secara umum faktor penyebab kesalahan adalah kemampuan penalaran siswa yang rendah. Faktor yang paling berpengaruh adalah siswa tidak terbiasa dalam mengerjakan soal-soal TIMSS sehingga siswa kurang berlatih soal-soal-soal-soal penalaran.

Kata kunci: aljabar, kesalahan, TIMSS,

Abstract

This study aimed to describe students' mistakes and a large percentage of error and to know the causes of students in a math problem algebra-based TIMSS. This research is a qualitative descriptive. The subjects were students of class VIII B of SMP Negeri 2 Tawangsari totaling 31 students. The data collection technique using the test, interview and documentation. Data validation was done by triangulation technique by comparing data from the test, interview and documentation. Data analysis technique conducted in stages, data reduction, data presentation and conclusion or verification. The analytical framework developed by the category mistake Newman. The results were obtained four types of errors and, comprehension error 59.36%, transformation error 28.77%, process skills error 10,04% and encoding error 1.83%. The results showed an error of understanding and transformation more dominant than the other errors. Generally the causes of error is low reasoning ability of students. The most influential factor is that students are not accustomed to working on the problems that students are less practiced TIMSS questions reasoning.

(6)

2 1. Pendahuluan

Pendidikan matematika merupakan salah satu esensi penting dalam dunia

pendidikan, karena berkaitan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

belajar matematika, siswa dituntut memiliki kemampuan pemecahan masalah,

kemampuan penalaran, dan kemampuan berpikir kreatif. Wardhani (2011: 20)

TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) merupakan studi

Internasional yang diselenggarakan oleh IEA (International Association for the

Evaluation of Educational Achievement) yang bertujuan untuk menilai prestasi dalam pendidikan setiap 4 tahun sekali.

Mullis (dalam Rosnawati 2013: 2) Hasil studi TIMSS 2011 menunjukkan siswa

yang mampu menjawab dengan benar pada domain isi bilangan 24%, aljabar 22%,

geometri dan pengukuran 24% serta data dan peluang 29%. Siswa yang mampu

menjawab benar pada domain kognitif pengetahuan 37%, penerapan 23% dan

penalaran 17%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa melakukan banyak kesalahan

dalam menyelesaikan soal pada domain isi aljabar dan domain kognitif penalaran.

Salah satu penyebab rendahnya hasil prestasi tersebut dikarenakan siswa

Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal kontektual, menuntut

penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam menyelesaikannya, dimana soal-soal

tersebut merupakan karakteristik soal-soal TIMSS (Setiadi dkk, 2012: 46). Akibat

yang ditimbulkan dari siswa yang belum terbiasa dalam menyelesaikan soal-soal

berbasis TIMSS adalah siswa melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan

soal-soal berbasis TIMSS salah satunya pada domain isi aljabar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan besar persentase setiap jenis

kesalahan serta mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal matematika aljabar berbasis TIMSS.

Menurut Wijaya dkk (2014: 16 -17) Dalam memecahkan masalah matematika

Newman mengembangkan model yang dikenal sebagai Newman Error Analysis yang

terdiri dari 5 kategori kesalahan yaitu: (1) Membaca: kesalahan dalam mengenal

kata, (2) Pemahaman: kesalahan dalam memahami makna dari masalah, (3)

Transformasi: kesalahan dalam mengubah masalah ke dalam model matematika, (4)

(7)

Penulisan jawaban akhir: kesalahan menafsirkan solusi matematika menjadi bentuk

yang dapat diterima.

2. Metode

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan di

SMP Negeri 2 Tawangsari. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B yang

berjumlah 31 siswa tetapi tes diikuti oleh 30 siswa karena ada 1 siswa yang tidak

masuk pada saat penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi: (1) metode pokok berupa (a) tes untuk pengumpulan data

yang kemudian diolah dan dianalisis, (b) wawancara untuk mengetahui penyebab

kesalahan, (2) metode bantu yaitu dokumentasi untuk memperoleh data tentang profil

sekolah, foto hasil pekerjaan siswa dan dokumentasi proses penelitian. Teknik

analisis data penelitian ini dilakukan dengan 3 alur kegiatan yaitu reduksi data,

penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.

Soal yang diujikan diambil dari TIMSS 2011 released Mathematics Items

yang diterbitkan oleh IEA sehingga sudah sesuai standar TIMSS dan tidak perlu

dilakukan uji reliabilitas. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik yaitu

membandingkan data dari hasil tes, wawancara dan dokumentasi.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut disajikan tabel data hasil pekerjaan siswa dari 10 butir soal yang

diujikan.

Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Pekerjaan Siswa

Keterangan No Soal Total Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

∑Benar 1 10 18 0 19 0 17 11 5 0 81 37%

∑Salah 29 20 12 30 11 30 13 19 25 30 219 73%

Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 300 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase jawaban salah siswa

sebesar 73% dengan jumlah jawaban salah 219, sedangkan persentase jawaban benar

(8)

4

besar dibandingkan persentase jawaban benar sehingga kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa perlu dianalisis lebih lanjut.

Data hasil analisis jawaban siswa yang dikembangkan berdasarkan kerangka

analisis Newman diperoleh 4 jenis kesalahan siswa dalam menyelesaiakan soal

matematika aljabar berbasis TIMSS yaitu pemahaman, transformasi, keterampilan

proses dan penulisan jawaban akhir. Deskripsi jumlah setiap jenis kesalahan setiap

soal disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2 Deskripsi Jumlah Setiap Jenis Kesalahan pada Setiap Soal

Jenis Kesalahan

No Soal

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pemahaman n 0 0 10 30 10 30 0 6 20 24 130

Transformasi n 29 0 2 0 1 0 11 13 3 4 63

Keterampilan

Proses n 0 20 0 0 0 0 2 0 0 0 22

Penulisan

Jawaban

Akhir

n 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4

Total 29 20 12 30 11 30 13 19 25 30

N (total seluruh kesalahan) 219

Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh besar persentase untuk setiap jenis

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika aljabar berbasis TIMSS yaitu

kesalahan pemahaman 59,36%, kesalahan transformasi 28,77%, kesalahan

keterampilan proses 10,04% dan kesalahan penulisan jawaban akhir 1,83%. Berikut

(9)

Gambar 1. Histogram Persentase Setiap Jenis Kesalahan

Berdasarkan gambar 1 di atas, terlihat bahwa kesalahan pemahaman dan

transformasi lebih banyak dilakukan siswa dibandingkan kesalahan lainnya. Hal ini

juga diungkapkan dalam hasil penelitian Trance (2013) yang menyimpulkan bahwa

sebagian besar kesalahan yang dilakukan pada pemecahan masalah berada di

pemahaman dan transformasi. Selain itu, hal ini juga diungkapkan dalam hasil

penelitian Jha (2012) yang menyimpulkan bahwa kesalahan siswa lebih banyak

terjadi pada keterampilan memahami soal dan keterampilan transformasi.

Selanjutnya, berdasarkan analisis data tes dan wawancara akan dideskripsikan jenis

kesalahan dan faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika aljabar berbasis TIMSS.

a. Kesalahan pemahaman

Jumlah kesalahan pemahaman yang dilakukan siswa dari seluruh soal yang

diberikan adalah 130 dan merupakan kesalahan yang paling banyak dilakukan.

Contoh kesalahan pemahaman yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada

gambar 2 berikut.

Gambar 2. Kesalahan Pemahaman Siswa S26 0,00%

20,00% 40,00% 60,00% 80,00%

Pemahaman Transformasi Keterampilan Proses

Penulisan Jawaban Akhir Persentase Setiap Jenis Kesalahan

Jenis Kesalahan 59,36%

1,83% 10,04%

(10)

6

Berdasarkan jawaban siswa dan hasil wawancara pada gambar 2 di atas,

siswa kurang bisa memahami soal tentang persamaan/rumus dan fungsi sehingga

siswa menjawabnya dengan jawaban yang tidak jelas prosesnya. Siswa langsung

menggabungkan semua pernyataan dalam soal menjadi satu yaitu ketika Jo

mempunyai 3 balok logam, kemudian menimbang 1 balok logam dengan beban 8

gram dan menimbang 3 balok logam dengan beban 20 gram untuk mendapatkan

berat dari satu balok logam. Seharusnya siswa menganalisis pernyataan dari

masing-masing kejadian ketika Jo menimbang 1 balok logam dengan beban 8

gram dan ketika Jo menimbang 3 balok logam dengan beban 20 gram sehingga

mendapatkan berat satu balok logam sebesar 7 gram.

Faktor penyebab kesalahan adalah kemampuan siswa yang rendah dalam

menentukan apa yang diketahui dari permasalahan dan kemampuan penalaran

siswa yang rendah. Faktor lain disebabkan karena siswa tidak terbiasa

mengerjakan soal-soal aljabar berbasis TIMSS. Selama ini siswa hanya terbiasa

mengerjakan soal-soal yang diberikan pada buku atau LKS dan yang diberikan

oleh guru sehingga siswa tidak terbiasa dan kurang berlatih soal-soal penalaran.

Hal ini sependapat dengan hasil penelitian Rosnawati (2013) yang menyatakan

bahwa salah satu penyebab kekeliruan siswa dalam menyelesaikan soal berbasis

TIMSS terjadi karena bentuk soal TIMSS jarang ditemui dalam pembelajaran

maupun ujian yang diselenggarakan oleh sekolah atau pemerintah.

Hal ini juga diungkapkan oleh Lessani dkk (2014) yang menyimpulkan

bahwa Singapura memiliki kurikulum yang kuat dan berkembang dengan baik,

yang mempengaruhi silabus buku pelajaran, terutama buku teks matematika.

Siswa Singapura memiliki kinerja yang mengagumkan di TIMSS karena masalah

dalam subjek (bilangan, aljabar, geometri serta data dan peluang) telah

benar-benar disajikan sebagai isi buku pelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Ker (2013) yang menyimpulkan bahwa hasil studi 2011

negara-negara dengan prestasi matematika yang baik adalah Tapei, Singapura dan

Amerika. Siswa Singapura memiliki persentase tinggi dan performa yang

(11)

Selain itu, faktor penyebab kesalahan pemahaman antara lain kemampuan

siswa yang rendah dalam menentukan apa yang diketahui dalam soal. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian Priyanto, Suharto dan Trapsilasiwi (2015) yang

menyimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam memahami soal terletak pada

kesalahan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tidak sesuai

dengan permintaan soal dengan presentase sebesar 46%.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara kesalahan

pemahaman disebabkan oleh faktor-faktor: (1) Siswa tidak memahami soal

dengan teliti, (2) Kemampuan siswa yang rendah dalam menentukan apa yang

diketahui dalam soal, (3) Kemampuan penalaran siswa yang rendah, (4) Soal-soal

dalam TIMSS belum disajikan dalam isi buku pelajaran matematika sehingga

siswa tidak terbiasa dan kurang latihan soal-soal penalaran dan (5) Kemampuan

siswa yang rendah dalam mengidentifikasikan data dalam bentuk gambar ke

dalam konsep matematika yang relevan.

b. Kesalahan transformasi

Jumlah kesalahan transformasi yang dilakukan siswa dari seluruh soal yang

diberikan adalah 63. Contoh kesalahan transformasi yang dilakukan oleh siswa

dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Kesalahan Transformasi Siswa S16

Berdasarkan jawaban siswa dan hasil wawancara pada gambar 3 di atas,

siswa mampu memahami masalah dalam soal, tetapi siswa salah dalam merubah

informasi yang disajikan ke dalam bentuk aljabar. Hal ini disebabkan karena

(12)

8

bentuk aljabar. Hal ini sesuai dengan penelitian Farida (2015) yang

menyimpulkan bahwa siswa salah mengubah informasi yang diberikan ke dalam

ungkapan matematika karena siswa tidak memperhatikan apa yang dimaksud

dalam soal.

Faktor lain yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa yang rendah untuk

menangkap informasi penting dengan menuangkan pikiran ke dalam strategi

yang tepat untuk pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian Abdullah,

Abidin, dan Ali (2015) yang menyimpulkan bahwa siswa memiliki masalah

dalam menafsirkan masalah matematika, gagal untuk merancang strategi dan

mengembangkan rencana strategi, yang akhirnya menyebabkan kesalahan dalam

memilih operasi yang terlibat dan gagal untuk menyetakan jawaban.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara kesalahan

transformasi disebabkan oleh faktor-faktor: (1) Kemampuan penalaran siswa

yang rendah, (2) Kemampuan siswa yang rendah dalam mentransformasikan

kata-kata ke dalam bentuk aljabar dan (3) Kemampuan berpikir kreatif siswa

yang rendah untuk menangkap informasi penting dengan menuangkan pikiran ke

dalam strategi yang tepat untuk pemecahan masalah.

c. Kesalahan keterampilan proses

Jumlah kesalahan transformasi proses yang dilakukan siswa adalah 22.

Contoh kesalahan keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat

pada gambar 4 berikut.

(13)

Berdasarkan jawaban siswa dan hasil wawancara pada gambar 4 di atas,

terlihat bahwa siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan dalam

menjumlahkan 16 dan 20 yang mendapatkan hasil 26. Padahal seharusnya 16

ditambah 20 hasilnya adalah 36. Faktor penyebab kesalahan adalah kurangnya

ketelitian siswa dalam melakukan operasi hitung. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Agasi dan Rudhito (2014) yang menyimpulkan diantaranya ketelitian

siswa dalam mengerjakan soal masih menjadi masalah dasar dalam pengerjaan

matematika.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara kesalahan

keterampilan proses disebabkan oleh faktor-faktor: (1) Langkah-langkah

pengerjaan siswa yang kurang sistematis (2) Kurangnya ketelitian siswa dalam

melakukan operasi hitung dan (3) Kurangnya melatih diri mengerjakan soal-soal

matematika.

d. Kesalahan penulisan jawaban akhir

Jumlah kesalahan kesalahan penulisan jawaban akhir adalah 4. Contoh

kesalahan penulisan jawaban akhir yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada

gambar 5 berikut.

Gambar 5 Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir Siswa S29

Berdasarkan jawaban siswa dan hasil wawancara pada gambar 5 di atas,

(14)

10

menuliskan kesimpulan jawaban dari hasil yang diperoleh. Siswa hanya

menuliskan , , , , , , pada lembar jawabannya. Siswa menganggap

bahwa jawabannya yang berupa sudah merupakan kesimpulannya. Padahal

hal semacam itu tidak menuliskan kesimpulan dari solusi yang diperoleh. Siswa

seharusnya menuliskan bahwa nilai pada urutan yang ke-100 adalah . Faktor

penyebabnya adalah siswa menganggap bahwa menulis kesimpulan hanya akan

menghabiskan waktu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahayuningsih dan

Qohar (2014) yang menyimpulkan bahwa hasil analisis bentuk-bentuk kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal cerita terkait materi SPLDV berdasarkan

tahapan analisis Newman pada tahap penulisan jawaban akhir yaitu tidak lengkap

dalam menuliskan jawaban akhir dengan tidak menuliskan keterangan yang

sesuai dengan yang diinginkan soal.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara kesalahan

penulisan jawaban akhir disebabkan oleh faktor-faktor: (1) Kemampuan

penalaran siswa yang rendah, (2) Kurang teliti dan tergesa-gesa dalam

mengerjakan dan (3) Tidak terbiasa menulis kesimpulan.

Dari kesalahan-kesalahan yang diperoleh, banyak siswa yang kesulitan dalam

menyelesaikan soal TIMSS karena soal TIMSS membutuhkan kemampuan

penalaran. Oleh karena itu, siswa harus terbiasa mengerjakan soal matematika

serupa TIMSS untuk mengembangkan kemampuan penalaran matematikanya.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sari (2015) yang menyimpulkan bahwa

soal-soal matematika dalam studi TIMSS mengukur tingkat kemampuan siswa

dari sekedar mengetahui fakta, prosedur atau konsep hingga menggunakannya

untuk memcahkan masalah sederhana sampai masalah yang memerlukan

penalaran tinggi.

4. PENUTUP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan pemahaman dan transformasi

lebih dominan dibandingkan kesalahan lainnya. Secara umum faktor penyebab

(15)

berpengaruh adalah siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-soal TIMSS sehingga

siswa kurang berlatih soal-soal penalaran.

Bagi siwa hendaknya memperbanyak latihan soal-soal penalaran dan

membiasakan untuk melakukan proses pemecahan masalah dengan langkah-langkah

yang sistematis. Bagi guru memberikan soal-soal berbasis TIMSS dalam

pembelajaran sehingga siswa terbiasa dengan soal-soal penalaran. Bagi peneliti yang

lain bisa melakukan penelitian dengan domain isi TIMSS yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Agasi, Georgius Rocki dan M.Andy Rudhito. 2014. “Kemampuan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal-soal TIMSS Tipe Penalaran.” Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW 5(1). Diakses pada 17 Desember 2016 (http://repository.uksw.edu/ bitstream/123456789/4631/2/PROS_GR%20Agasi,%20MA%20Rudhito_Ke mampuan%20Siswa%20Kelas%20VIII_fulltext.pdf)

Abdullah, Abdul Halim., Nur Liyana Zainal Abidin dan Marlina Ali. 2015. “Analysis of Students’ Errors in Solving Higher Order Thinking Skills (HOTS) Probelms for the Topic of Franction.” Asean Social Science 11(21). Diakses pada tanggal 2 Oktober 2016 (http://www.ccsenet.org/journal/ index.php/ass/article/download/47330/27315).

Farida, Nurul. 2015. “Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VII dalam Menyelesaikan Masalah Soal Cerita Matematika.” Jurnal pendidikan Matematika FKIP UniversitasMuhammadiyah Metro 4 (2), 42-52. Diakses pada 17 Desember 2016 (http://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/ matematika/article/viewFile/306/265).

Jha, Shio Kumar. 2012. “Mathematics Performance of Primary School Students in Assam (India): An Analysis Using Newman Procedure.” International Journal of Computer Applications in Engineering Sciences 2(1). Diakses pada 30 September 2016 ( http://www.caesjournals.org/uploads/IJCAES-CSE-2011-191.pdf).

Ker, H W. 2013. “Trend Analysis on Mathematics Achievement: A Comparative Study Using TIMSS Data.”Universal Journal of Educational Research 1(3). Diakses pada 2 Oktober 2016 (http://files.eric.ed.gov/fulltext/ EJ1053894.pdf).

(16)

12

Studies 7(11). Diakses pada 2 Oktober 2016 (http://www. ccsenet.org/journal/index.php/ies/article/viewFile/41764/22902).

Rahayuningsih, Puspita dan abdul Qohar. 2014. “Analisis Menyelesaiakan Soal Cerita Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dan Scaffoldingnya Berdasarkan Analisis KesalahanNewman pada Siswa Kelas VIII SMP negeri 2 Malang.” Jurnal Pendidikan Matematika dan sains 2(2), 109-116. Diakses pada 17 Desember 2016 (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpms/article/ download/7161/6176).

Rosnawati, R. 2013. “Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada TIMSS 2011.” Makalah disajikan di Seminar Nasional Pendidikan Matematika, pada 18 Mei 2013, Kampus Universitas Negeri Yogyakarta: 1-6. Diakses pada 2 Oktober 2016 (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ penelitian/R.%20Rosnawati,%20Dra.%20M.Si./Makalah%20Semnas%20201 3%20an%20R%20Rosnawati%20FMIPA%20UNY.pdf).

Sari, Dwi Cahya. 2015. “Karakteristik Soal TIMSS.” Makalah disajikan di Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematikan UNY 2015. Diakses pada 17 Desember 2016 (http://eprints.uny.ac.id/10774/1/P%20-%2051.pdf)

Setiadi, Hari., Mahdiansyah, R.Rosnawati, Fahmi dan Erika Afiani. 2012. Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark Internasional TIMSS 2011. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Trance, Naci John C. 2013. “Process Inquiry: Analysis of Oral Problem-Solving Skills in Mathematics of Engineering Students.”US-China Education Review 3 (2). Diakses pada 8 Oktober 2016 (http://files.eric.ed.gov/fulltext/ ED540490.pdf).

Gambar

Tabel 2 Deskripsi Jumlah Setiap Jenis Kesalahan pada Setiap Soal
Gambar 1. Histogram Persentase Setiap Jenis Kesalahan
Gambar 3. Kesalahan Transformasi Siswa S16
Gambar 4. Kesalahan Keterampilan Proses Siswa S26
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Analisis

4.2 Faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VII C mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal operasi hitung aljabar adalah Siswa tidak mengerti dengan maksud dari soal

Kesalahan konsep dalam menyelesaikan soal matematika berbasis TIMSS konten geometri meliputi kesalahan mengidendifikasi bangun ruang, kesalahan mengidentifikasi

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa dalam mengerjakan soal serupa PISA termasuk dalam kategori yang cukup. Kata Kunci:

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa siswa melakukan (1) kesalahan membaca soal sebesar 43%, berupa kesalahan menuliskan kata kunci dan tidak

Berdasarkan hasil penelitian oleh Tokip Ridwan ditemukan bahwa kesalahan-kesalaham siswa yang dilakukan dalam mengerjakan soal operasi aljabar yaitu pada kesalahan konsep

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan lapisan pemahaman konsep matematika dalam menyelesaikan soal TIMSS bagi siswa kelas VIII SMP

Menurut Newman kesalahan dalam mengerjakan soal matematika dibedakan menjadi lima tipe kesalahan, yaitu 1 kesalahan membaca, terjadi karena siswa salah dalam membaca soal informasi