• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI (Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI (Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI

(Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Kesarjanaan

Disusun Oleh : ARIF SOFIANDI

09220322

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Arif Sofiandi

Nim : 09220322

Fakultas : Ilmu sosial ilmu politik Jurusan : Ilmu komunikasi

Judul skripsi : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI

(3)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Arif Sofiandi

NIM : 09220322 Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI

(Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan: LULUS Pada hari : Jumat

Tanggal : 24 Januari 2014 Tempat : UMM GKB III R.609

(4)

iii PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Arif Sofiandi

Tempat Tanggal Lahir : Selong, 1 Februari 1991 Nomor Induk Mahasiswa : 09220322

Fakultas : Ilmu sosial ilmu politik

Jurusan : Ilmu komunikasi

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah (Skripsi) dengan judul : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN

KEKERASAN DI TELEVISI (Studi pada Masyarakat Sumbersari

tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)

Adalah bukan karya ilmiah karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 21 Januari2014 Yang Menyatakan,

(5)

iv BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Arif Sofiandi

2. Nim : 09220322

3. Fakultas : Ilmu sosial ilmu politik 4. Jurusan : Ilmu komunikasi 5. Kosentrasi : Audio Visual

6. Judul skripsi : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI

(Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi) 7. Pembimbing : 1. Muh. Himawan Sutanto, M.Si

2. Jamroji, M.Comm 8. Kronologi Bimbingan :

Malang, 22 Januari 2014 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

v ABSTRAK

Arif Sofiandi, 09220322

KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI (Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)

Pembimbing: Muh. Himawan Sutanto, M.Si dan Jamroji, M.Comm

(91 halaman+12 tabel+3 gambar+50 lampiran) Bibliografi : 19 buku+3 Skripsi+10 Artikel Internet

Kata kunci: Kesadaran, media violence, kekerasan, literasi media

Penelitian ini dilatar belakangi oleh begitu banyaknya tayangan televisi yang menampilkan banyaknya adegan kekerasan, baik itu verbal maupun non verbal. Sebagai illustrasinya adalah adegan suami memukul istri pada tayangan sinetron, tayangan gosip yang isinya sebagian besar adalah fitnah, lalu tayangan penghakiman massa yang sering di tampilkan pada tayangan berita, dan goyangan dangdut yang sengaja menampilkan lekukan tubuhnya untuk dilihat oleh penonton. Namun kenyataannya masyarakat justru menikmati tayangan yang bermuatan kekerasan tersebut, terbukti dari rating yang tinggi terhadap tayangan kekerasan yang bermuatan kekerasan tersebut. Oleh karena itu, dari fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang kesadaran masyarakat tentang kekerasan dalam tayangan televisi.

Ada beberapa teori yang digunakan peneliti sebagai alat diskusi untuk penelitian ini yang pertama adalah teori kultivasi, menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Kontruksi sosial dan teori sudut pandang. Dalam teori kontruksi sosial disebutkan bahwa masyarakat menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif, dan yang menjadi medianya disini adalah televisi, televisi membentuk opini masyarakat secara bersamaan dan subjektif. Jika masyarakat tidak kritis dalam memahami dan menyikapi isi dari tayangan televisi, maka masyarakat kita akan terpengaruh dan hanya mengikuti arus tayangan televisi yang saat ini isi tayangannya lebih banyak bersifat subjektif, sehingga persepsi, opini penonton televisi digiring sedemikian rupa agar sesuai dengan apa yang mereka lihat di televisi.

(7)

vi serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode di balik tanda dan teks tersebut. Sementara metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Case Studies, metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui bagaimana sebenarnya kesadaran masyarakat tentang kekerasan yang ada dalam tayangan televisi. Teknik pengemupulan data dalam penelitian adalah, wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan teknik analisis Miles and Hubberman, sedangkan untuk teknik keabsahan datanya peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

Setelah dilakukan penelitian kepada tujuh orang masyarakat yang bertempat tinggal di kelurahan Sumbersari RT 02 RW 02 dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi, ditemukan bahwa masyarakat disana memahami tentang adanya kekerasan yang ada dalam tayangan televisi namun belum sampai ke tahap menyadari, itu terlihat dari kondisi masyarakat yang menikmati tayangan kekerasan tersebut sebagai sebuah hiburan saja. Setelah disimpulkan, konseptualisasi masyarakat tentang kekerasan dalam tayangan televisi adalah suatu tindakan yang bisa menyakiti seseorang baik itu secara fisik dan juga perkataan yang ada dalam tayangan televisi yang dinikmati sebagai suatu hiburan saja. Dari hasil penelitian itu terbukti bahwa masyarakat kelurahan Sumbersari RT 02 RW 02 belum kritis atau pengetahuannya masih rendah dalam menanggapi kekerasan dalam tayangan telvisi tersebut, jika ini terus berlanjut maka masyarakat bisa terkena efek dari tayangan televisi tersebut dan kita tahu bahwa tayangan televisi hampir semuanya bersifat subjektif.

Peneliti,

Arif Sofiandi

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(8)

vii ABSTRACT

Arif Sofiandi, 09220322

COMMUNITY AWARENESS ABOUT THE IMPRESSIONS OF VIOLENCE ON TELEVISION (Studies on the community about violence in Sumbersari TV footage)

Advisor: Muh. Himawan Sutanto, M.Si and Jamroji, M.comm ( 91 page + 12 table+3 picture +50 attachment )

bibliography: 19 books+thesis+10 internet articels

Keywords: awareness, violence, media violence, media literacy

This research background like by so many impressions television featuring many scenes violence, be it verbal and non verbal. As illustrasinya is the scene husband hit wife at impressions patron, impressions gossip whose contents most are slanderous, then impressions judgment masses which often in push it on the news, impressions and shake dangdut who deliberately showing indentations her body for seen by an audience. But in fact the community, also enjoy impressions laden the violence, proven from rating high against impressions violence which charged the violence. Hence, from the phenomenon and these that make researcher interested to study more about public awareness about violence in impressions television.

There are several theories used researchers as a means of discussion for this study the first one is the theory of cultivation, according to this theory, cultivation television be a medium or instrumental where the audience television learn about the people and area culture. In other words, perception what woke up in mind viewers about the people and culture very determined by television. Constructed social and the theory of points of view. In the theories of social constructed mentioned that society creates is constantly being a reality owned and experienced together at regular subjective, and that television becomes the media here, television form an opinion of society simultaneously and subjective. If people no critical in understanding and dealing with the contents of impressions television, then our society to be affected and simply following the current impressions television, which is now the contents of his show more is subjective, so that perception, opinion television herded the audience

(9)

viii is a method of Case Studies, this method is used because researchers want to find out how exactly people's awareness about violence in TV footage. Data collect techniques in research is, interview, observation and documentation by using analytical techniques to Miles and Hubberman, whereas the validity of the technique for the data the researchers used the technique of triangulation data to compare observations with data the results of the interview.

After the research is done to the seven persons people that live in the village Sumbersari RT 02 RW 02 by way of interviews, observation and documentation, it was found that the community there to understand about the existence of violence in TV footage but have not got to the stage of realizing, it looks from the community who enjoy the violence as a viewing entertainment purposes only. Once concluded, the conceptualization of society about violence in TV footage is an action that might hurt someone either physically and also words that exist in the TV footage that is enjoyed as a physician. From the results of research it is evident that the community neighborhood Sumbersari RT 02 RW 02 not critical or knowledge is still low in response to violence in the telvisi impressions, if this continues then society could be exposed to the effects of the TV footage and we know that TV footage hamp.

Researcher,

Arif Sofiandi

Approved by,

1st Advisor 2nd Advisor

(10)

ix KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb,

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT.N Karena hanya atas rahmat dan karunia – Nya sehingga skripsi dengan judul “Kesadaran Masyarakat Tentang Tayangan Kekerasan di Televisi” ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun hasilnya jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam ditujukan kepada nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga serta pengikut beliau yang menjadikannya suri tauladan sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun selain sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1), juga dengan maksud untuk memberikan referensi dan penjelasan kepada para akademisi khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, serta masyarakat kelurahan Sumbersari agar lebih berhati-hati dalam memilih tayangan di televisi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi tantangan dan kesulitan, atas dukungan dan kemurahan hati yang telah diberikan oleh berbagai pihaklah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Muh. Himawan Sutanto, M.Si selaku dosen wali dan dosen pembimbing I yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing, memberikan masukan serta pengarahan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Jamroji, M.Comm sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.

4. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi UMM atas ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan selama ini.

5. Kepada mamak, kak Pit dan kak Uya, Kak Aan dan Mas Budi serta keponakan tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moral serta doa yang tak pernah putus kepadaku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga aku bisa membahagiakan kalian.

(11)

x 7. Buat anak-anak Symbiosis di rumah, walaupun kalian mungkin tidak mendoakanku, tapi kalian tetap yang terbaik buatku, Spesial Thanks buat Kak Ezha yang selalu menjadi teman galaw di saat suntuk bikin skripsi.

8. Semua teman-temanku di kelas E angkatan 2009, khususnya Alfian, Embah, Bayu, Fahmi, Bakir, Dewa, Gusti, Bombom, Bambang, , Wahyu, Dodi, Mala, Dera, Sari, dan Bibob aku ucapkan terima kasih banyak atas seluruh bantuannya selama ini.

9. Ucapan terima kasih kepada teman-teman di media sosial, baik Facebook, Twitter, Path, dan Instagram yang sudah setia mendengarkan curhat yang tidak berkualitas selama pengerjaan skripsi.

10. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, atas bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari apa yang telah ditulis masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kepada para pembaca dengan segala kerendahan hati penulis akan menyambut baik setiap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya pada kita semua, Amien.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 31 Januari 2014

Penulis,

(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 7

C. Tujuan Penelitian ………... 8

D. Kegunaan Penelitian .………... 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Massa A.1 Pengertian Komunikasi Massa ………... 9

A.2 Unsur Komunikasi Massa. ...…………... 9

A.3 Ciri Komunikasi Massa ………... 10

A.4 Fungsi Komunikasi Massa... 12

(13)

xii

B.2 Jenis Media Komunikasi Massa... 14

B.3 Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa... 16

B.4 Jenis Program Televisi... 17

C. Audience sebagai Pasar Media C.1 Pengertian Audience... 21

C.2Posisi Audiens saat Ini... 22

D. Kesadaran dan Literasi Media D.1 Pengertian Kesadaran... 23

D.2 Indikator Kesadaran... 25

D.3 Kesadaran tentang Media... 26

D.4 Mengenal Literasi Media (Melek Media)... 26

D.5 Elemen Literasi Media (Melek Media)... 29

E. Kekerasan dalam Tayangan Televisi E.1 Memahamiarti Kekerasan... 30

E.2 Kekerasan Verbal dan Non verbal... 32

E.3 Memahami Kekerasan dalam Media... 34

E.4 Evaluasi tentang Kekerasan di Media... 36

E.5 Tayangan Kekerasan dalam Televisi... 39

F. Teori Kultivasi (Cultivation Theory) F.1 Pengertian Teori Kultivasi (Cultivation Theory)... 41

(14)

xiii G. Konstruksi Sosial

G.1 Memahami Kontruksi Sosial Media Massa... 43

G.2 Pembentukan Konstruksi sosial... 46

H. Teori Konstruktivisme H.1 Pengertian dan Perspektif Konstruktivisme... 49

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 51

B. Lokasi Penelitian... 51

C. Sumber Data... 52

D. Tenik Pengumpulan Data... 53

E. Teknik Analisis Data... 56

F. Teknik Keabsahan Data... 57

G.Tabel Kerangka Pemikiran... 58

BAB IV: PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi penelitian A.1 Gambaran Umum RT 02 RW 02 Kelurahan Sumbersari Malang... 60

(15)

xiv B. Gambaran Umum Informan

B.1 Jumlah Informan... 61

B.2 Identitas Informan Menurut Umur dan Tempat Tanggal Lahir... 62

B.3 Identitas Informan Berdasarkan Pekerjaan... 63

B.4 Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan... 64

B.5 Identitas Informan Berdasarkan Agama... 65

B.6 Tayangan favorit Informan... 65

C. Kesadaran Masyarakat tentang Kekerasan di Televisi C.1 Kesadaran Masyarakat tentang kekerasan Verbal dalam tayangan Televisi... ... 69

C.2 Kesadaran Masyarakat tentang kekerasan Non Verbal dalam tayangan Televisi... 74

C.3 Kekerasan Psikologi yang ada dalam Tayangan Dangdut di Televisi... 84

C.4 Konseptualisasi Masyarakat Tentang Kekerasan yang ada dalam tayangan Televisi... 87

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan... 92

B. Saran... 92

DAFTAR PUSTAKA

(16)

xv DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin... 61

2.1 Identitas Informan menurut Umur dan Tempat Tanggal Lahir... 62

2.2 Identitas Informan Menurut Jenis Pekerjaan... 63

2.3 Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan... 64

2.4 Identitas Informan Berdasarkan Agama... 65

2.5 Tayangan Favorit Informan... 66

3.1 Informan yang Memahami adanya Kekerasan Verbal dalam Tayangan Gosip... 73

3.2 Informan yang Tidak Memahami adanya Kekerasan Verbal dalam Tayangan Gosip... 73

3.3 Informan yang Menganggap Adegan Pemukulan Suami Terhadap Istri dalam Tayangan Sinetron Berbahaya... 78

3.4 Informan yang Memberikan Jawaban Meragukan Terkait Adegan Pemukulan Suami terhadap Istri dalam Tayangan sinetron... 79

3.5 Informan yang Menganggap Penghakiman Massa adalah Kekerasan dan Tidak Setuju dengan Tindakan itu... 83

(17)

xvi DAFTAR GAMBAR

1.1Media massa dalam paradigma lama... 15

1.2Media massa dalam paradigma baru... 15

2.1 Komponen dalam analisa data (interactive model)... 56

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E. & Bem, D.J., Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas Jilid Satu. Batam: Interkasara

Baran, Stanley J. 2012. Pengantar Komunikasi Massa: Melek Media dan Budaya jilid 1 edisi 5. Jakarta : Erlangga

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta : Prenada Media Group

Haryatmoko. 2007. Etika komunikasiI, Manipulasi Media, Kekerasan, dan

Pornografi. Yogyakarta : Kanisius

Kirsh, Steven J. 2006. Children, Adolescents, and Media Violence (a Critical

Look at Research). New Delhi: Sage Publications

Liliweri , Alo. 2011. Komunikasi Serba ada Serba Makna. Jakarta : Prenada Media Group

LittleJohn, Stephen W & Foss Karen A. 2009. Teori Komunikasi (Theories of

Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika

Massey, Kimberly K. 2002. Mass Communication (Media Literacy and Culture, Second Edition). Jakarta : Raja Grafindo

Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Semun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanasius

(19)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surbakti. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Prenada Media Group

Williams, Raymond. 2009. Television: Technology and Cultural Form. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo

Windhu Marsana. 1992. Kekuasaan dan kekerasan menurut Johan Galtung. Yogyakarta: Aksi Agraris Kanisius

Winarni. 2003. Suatu Pengantar Komunikasi Massa. Malang : UMM Press

Yogyakarta : Resist Book

Skripsi

Ihsan, Muhammad Skripsi: Kekerasan Simbolik dalam Acara Komedi di Televisi (Analisis Isi Program Acara Ngelenong Nyok di Trans TV). Komunikasi FISIP Muhammadiyah Malang.

Bahri, Nur Syamsul Skripsi: Pengaruh Tayangan Film Layar Emas bertema Kekerasan di RCTI terhadap Agresifitas Remaja (Studi pada Siswa SMUN 8 Malang).

(20)

Non buku

Vera, Nawiroh Artikel: Kekerasan Media Massa dalam perspektif Kultivasi. Komunikasi Unviersitas Budi Luhur

Internet

(http://www.literasimedia.org/literasi-media/).

(http://blogbintang.com/sejarah-perkembangan-televisi).

(www.kongresbud.budpar.go.id).

(http://kamus.sabda.org/kamus/kesadaran).

(http://www.kpi.go.id/index.php/siaran-pers-1/31021-dinamika-penyiaran-2012-refleksi-akhir-tahun-kpi-pusat).

(http://halimsani.wordpress.com/2007/09/12/pentingnya-kesadarandari-kesadaran-kritis-ke-kesadaran-profetis/)

(http://www.mediabangsa.com/teknologi/televisi/1358-artikel-sejarah-perkembangan-televisi-.html).

(http://www.proseleb.com/2013/10/tiru-adegan-lempar-tepung-di-tv-mata.html).

(http://www.beritasatu.com/anak-bunuh-diri/42564-kasus-anak-bunuh-diri-akibat-tayangan-tv.html).

(http://news.liputan6.com/read/133530/tragedi-demam-smack-down).

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini televisi sudah membuktikan dirinya sebagai media paling efektif

dalam menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa kecuali. Kemampuan televisi

dalam menyampaikan informasi dan hiburan sangat hebat. Penyajiannya menarik,

cepat, dan memikat (dalam Surbakti, 2008: 58). Melalui media televisi khalayak

dapat menyaksikan berbagai program acara, baik informasi seputar peristiwa

terkini dari berbagai belahan bumi, maupun hiburan. Namun Ketatnya persaingan

justru menggeser paradigma pihak pengelola stasiun untuk menyajikan program

acara yang sehat. Program acara-acara yang sering muncul di layar kaca justru

kurang memperhatikan unsur informasi, pendidikan, sosial budaya bahkan etika

dan norma masyarakat. Salah satunya unsur kekerasan menjadi menu utama di

berbagai jenis tayangan di televisi. fenomena kekerasan di televisi sudah menjadi

konsumsi masyarakat kita sehari-hari. Banyak sekali kekerasan yang bisa kita

temukan di setiap acara televisi, mulai dari sinetron, talk show, acara komedi

sampe di tayangan berita sekalipun.

Sebagai illustrasi, adegan kekerasan ditayangan sinetron yang menunjukan si

pemeran utama selalu disiksa dan jarang mendapat kebahagiaan, di tayangan

berita kriminal seperti penghakiman massa dan pengeroyokan, selain sinetron dan

berita, tayangan infotaiment juga tidak luput dari kekerasan seperti kekerasan

(22)

2

Padahal dilihat dari Undang-Undang Penyiaran Pasal 36 ayat 5 sudah jelas

menjelaskan isi siaran yang di larang yaitu:

1.bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;

2.menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika dan obat terlarang; atau 3.mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.

Ada beberapa pertimbangan yang seharusnya diperhatikan dalam penyajian

kekerasan melalui lembaga penyiaran, antara lain (dalam Alo Liliweri,

2011:966):

a. Mencegah jangan sampai tayangan tersebut menimbulkan hilangnya kepekaan masyarakat terhadap kekerasan dan korban kekerasan.

b. Mencegah agar masyarakat tidak berlaku apatis terhadap gejala kekerasan.

c. Mencegah efek peniruan.

d. Mencegah agar tidak timbul rasa ketakutan yang berlebihan. e. Mencegah agar masyarakat tidak menerima pandangan bahwa

kekerasan merupakan jalan keluar yang dapat diterima dan dibolehkan.

Sudah jelas berdasarkan Undang-undang Penyiaran bahwa acara yang

mengandung unsur kekerasan tidak boleh untuk di siarkan, namun semua itu

berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada saat ini.

Namun, saat ini tayangan kekerasan ditelevisi bukannya menurun malah

semakin bertambah, terbukti dari data KPI. Pada tahun-tahun sebelumnya secara

berturut-turut jumlah pengaduan tentang isi siaran adalah sebagai berikut: 1.335

(2007), 3.588 (2008), 7.634 (2009), 26.489 (2010), dan 3.856 (2011). Berbeda

(23)

3

serial sebagai jenis acara yang paling banyak diadukan, pada tahun ini (tercatat

hingga 26 Desember 2012) pengaduan publik terbesar adalah tentang program

jurnalistik, yakni berita dan talkshow. Secara berurutan, 15 besar jenis acara yang

diadukan publik adalah: (1) Berita, (2) Talkshow, (3) Reality show, (4) Iklan, (5)

Komedi, (6) Sinetron seri, (7) Musik, (8) Program anak, (9) Program olahraga,

(10) Variety show, (11) Azan, (12) Film lepas, (13) Infotainment, (14) Sinetron

lepas/FTV, dan (15) Features.

Terkait dengan jenis acara yang diadukan tersebut, 15 besar materi

pengaduan publik adalah: (1) Kaidah jurnalistik, (2) Penghinaan/pelecehan kepada

kelompok tertentu, (3) Norma kesopanan/kesusilaan, (4) Tema/alur/format acara,

(5) Siaran tidak mendidik, (6) Busana tidak pantas, (7) Jam tayang tidak tepat, (8)

Kekerasan, (9) Seks, (10) Dampak siaran, (11) SARA, (12) Kata-kata kasar, (13)

Bahasa, (14) Tampilan laki-laki keperempuan-perempuan, dan (15) Netralitas isi

siaran

(http://www.kpi.go.id/index.php/siaran-pers-1/31021-dinamika-penyiaran-2012-refleksi-akhir-tahun-kpi-pusat di akses pada tanggal 6 Juni 2013 pada pukul

Diantara penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek terpaan media

televisi pada khalayak, adalah efek media violence. Salah satunya yang dilakukan

oleh Huesmann & Eron (1986). Mereka meneliti anak-anak yang diterpa siaran

televisi sejak usia 8 tahun sampai 30 tahun. Metode yang digunakan yaitu panel

survei, dan ternyata diperoleh hasil bahwa mereka yang menonton acara

kekerasan di TV pada level tertinggi saat bahwa mereka yang menonton acara

(24)

4

kejahatan serius ketika dewasa (kutipan artikel Nawiroh Vera “Kekerasan Dalam

Media: Perspektif Kultivasi” 2007).

Kekerasan yang ditayangkan di media lebih menakutkan orang ketimbang

memicu orang untuk kekerasan. Menurut George Gerbner, peneliti kekerasan di

layar televisi, hal ini menyebabkan beberapa orang percaya bahwa dunia jauh

lebih berbahaya daripada yang sesungguhnya terjadi. Gerbner menghitung bahwa

1 dari 10 karakter di televisi terlibat kekerasan per minggu tertentu. Dalam

kehidupan nyata, peluangnya hanya 1 dari 100 orang per tahun. Menurut Gerbner,

orang terlalu orang yang terlalu banyak menonton televisi menganggap dirinya

mendapat ancaman yang besar dari kekerasan meski secara statistik tingkat

kejahatan tidak sebesar itu. Tampaknya kekerasan di televisi menyebabkan orang

berpikir bahwa mereka berada di dunia yang jauh lebih berbahaya (dalam John

Vivian, 2008: 489).

Berdasarkan hasil riset American psychological Association pada tahun

1995, ada tiga kesimpulan menarik yang perlu mendapatkan perhatian serius:

pertama, mempresentasikan program kekerasan meningkatkan

perilaku agresif; kedua, memperlihatkan secara berulang tayangan kekerasan dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kekerasan dan penderitaan korban; ketiga, tayangan kekerasan dapat meningkatkan rasa takut sehingga akan menciptakan representasi dalam diri pemirsa, betapa bahayanya dunia (dalam Haryatmoko, 2007: 124).

Di Indonesia sendiri, banyak aksi kekerasan yang terjadi akibat tayangan

yang di tonton ditelevisi, Contohnya sejumlah kasus kekerasan yang menimpa

anak-anak bermunculan di berbagai daerah di Indonesia yang diduga berhubungan

(25)

5

nyawa. Tengok saja kasus kematian Reza Ikhsan Fadilah, belum lama ini. Bocah

kelas tiga sebuah sekolah dasar di Bandung, Jawa Barat, ini di-smack tiga

kawannya yang lebih senior. Tubuh korban dibanting dan kepalanya dihujamkan

ke lantai hingga akhirnya ia meninggal sebulan setelah peristiwa itu

(http://news.liputan6.com/read/133530/tragedi-demam-smack-down di akses pada

tanggal 23 November 2013 pada pukul 10.40 WIB).

Tidak hanya itu, banyak anak-anak yang terpicu untuk melakukan

percobaan bunuh diri. Anak-anak melakukan tindakan nekat ini, kata Arist

Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA),

kebanyakan "terilhami" dari tayangan televisi yang banyak mempertontonkan

adegan kekerasan. Adegan yang tak pantas dilihat anak-anak itu, sangat banyak

ditemui di berbagai sinetron, berita atau tayangan rekonstruksi (reka ulang)

sebuah kasus pembunuhan

(http://www.beritasatu.com/anak-bunuh-diri/42564-kasus-anak-bunuh-diri-akibat-tayangan-tv.html di akses pada tanggal 23

November 2013 pada pukul 11.07 WIB).

Dan yang terbaru wakil Ketua Komisi Penyiaran (KPI), Idy Muzayyad,

mengaku mendapat laporan dari orangtua di Lampung yang meminta agar KPI

menegur aksi lempar tepung di televisi karena ditiru anak sang pelapor. Dalam

laporannya, orangtua tersebut menceritakan anaknya nyaris buta, lantaran adegan

tersebut ditiru anak-anak dengan menggunakan pasir

(http://www.proseleb.com/2013/10/tiru-adegan-lempar-tepung-di-tv-mata.html di

(26)

6

Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Ihsan

(03220089), dengan judul “Kekerasan Simbolik dalam Acara Komedi di Televisi”

(Analisis Isi Program Acara Ngelenong Nyok di Trans TV). Penelitian ini lebih

meneliti Isi kekerasan simbolik dari tayangan program acara Ngelenong Nyok,

sehingga penelitian ini lebih fokus ke frekuensi kekerasan simbolik dalam

tayangan tersebut..

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Syamsul Bahri

(98220002), dengan judul “Pengaruh Tayangan Film Layar Emas bertema

Kekerasan di RCTI terhadap Agresifitas Remaja “ (Studi pada Siswa SMUN 8

Malang). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa film layar emas bertema

kekerasan di RCTI memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap perilaku

agresifitas siswa SMUN 8 Malang. Penelitian ini berfokus pada hubungan antara

film layar emas di RCTI dengan prilaku agresifitas siswa SMUN 8 Malang namun

penelitian ini juga tidak menyinggung kesadaran siswa SMUN 8 Malang tentang

kekerasan yang ada di televisi. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

Dahlia Pipit Wahyuni (00220167), dengan judul “Pengaruh Pendapat Masyarakat

tentang Tayangan Berita Kriminal Televisi terhadap Perilaku Kekerasan dalam

Keluarga (Studi pada Kekerasan Suami pada Istri di Perumnas Made Kecamatan

Lamongan Kabupaten Lamongan). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

ada pengaruh pendapat masyarakat tentang tayangan berita kriminal terhadap

prilaku kekerasan dalam keluarga adalah sebesar 5,43% ditentukan oleh pengaruh

pendapat masyarakat tentang tayangan berita kriminal televisi yang menerpa

(27)

7

sisanya, 94,57% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian

tersebut. Dari kedua penelitian diatas membuktikan bahwa televisi memberikan

pengaruh terhadap masyarakat yang menonton, walaupun tidak secara langsung.

Berdasarkan penjelasan dan penelitian tentang kekerasan di televisi diatas

bisa ditarik kesimpulan bahwa muatan kekerasan di media dapat memberikan

dampak dan efek negatif kepada khalayak. Namun saat ini tayangan kekerasan

justru hampir ada disetiap tayangan televisi, dan yang menjadi masalah adalah

acara seperti itu justru disukai oleh masyarakat, terbukti dari bertahannya

acara-acara tersebut ditelevisi, contohnya acara-acara komedi seperti Opera Van Java,

kemudian sinetron, dan Gosip. Dari latar belakang tersebut kemudian peneliti

berfikir, apakah masyarakat sadar tentang adanya kekerasan dalam tayangan

televisi, dan peneliti juga ingin mengetahui bagaimana sebenarnya konseptualisasi

masyarakat tentang kekerasan yang ada dalam tayangan televisi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah di uraikan pada latar belakang

diatas, maka yang menjadi rumusan masalah antara lain :

1. Bagaimana kesadaran masyarakat tentang kekerasan yang ada dalam

tayangan televisi?

2. Bagaimana konseptualisasi masyarakat tentang kekerasan yang ada

(28)

8

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui bagaimana kesadaran masyarakat tentang adanya

kekerasan dalam tayangan televisi.

2. Ingin mengetahui bagaimana konseptualisasi masyarakat tentang

kekerasan yang ada dalam tayangan televisi.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya tentang tayangan kekerasan di televisi. b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu

Komunikasi khususnya dalam mendalami studi tentang tayangan televisi yang mengandung kekerasan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi tokoh masyarakat untuk membangun

kesadaran yang lebih baik tentang sisi negatif dari tayangan kekerasan

Referensi

Dokumen terkait

Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendiri kan bangunan dan/atau sarana beri kut fasilitasnya,

Perbincangan ditumpukan kepada lima aspek yang mempengaruhi pemasangan Sistem Penggera Kereta Dwi Hala iaitu, aspek mesra pengguna aspek keberkesanan sistem, aspek

harus lebih berhati-hati dalam melayani nasabah yang ingin melakukan kredit, apabila kredit yang diberikan pada debitur tidak terbayar atau dalam pembayarannya mengalami masalah

Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan ilmu dan masukan kepada penulis selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta dilanjutkan dengan menganalisis data yang diperoleh, maka hasilnya adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan

Salah satu yang perlu dilakukan agar semuanya itu menjadi lebih teratur adalah perlunya sebuah management system yang diterapkan pada setiap jaringan internet,

Total quality management dipilih salah satu sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem manajemen yang ada pada perusahaan. untuk menghasilkan kinerja manajerial yang

Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan baik dari keterangan para saksi, keterangan Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan Terdakwa didukung dengan