KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI
(Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Kesarjanaan
Disusun Oleh : ARIF SOFIANDI
09220322
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Arif Sofiandi
Nim : 09220322
Fakultas : Ilmu sosial ilmu politik Jurusan : Ilmu komunikasi
Judul skripsi : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI
ii LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Arif Sofiandi
NIM : 09220322 Konsentrasi : Audio Visual
Judul Skripsi : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI
(Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan: LULUS Pada hari : Jumat
Tanggal : 24 Januari 2014 Tempat : UMM GKB III R.609
iii PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Arif Sofiandi
Tempat Tanggal Lahir : Selong, 1 Februari 1991 Nomor Induk Mahasiswa : 09220322
Fakultas : Ilmu sosial ilmu politik
Jurusan : Ilmu komunikasi
Menyatakan bahwa Karya Ilmiah (Skripsi) dengan judul : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN
KEKERASAN DI TELEVISI (Studi pada Masyarakat Sumbersari
tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)
Adalah bukan karya ilmiah karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 21 Januari2014 Yang Menyatakan,
iv BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Arif Sofiandi
2. Nim : 09220322
3. Fakultas : Ilmu sosial ilmu politik 4. Jurusan : Ilmu komunikasi 5. Kosentrasi : Audio Visual
6. Judul skripsi : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI
(Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi) 7. Pembimbing : 1. Muh. Himawan Sutanto, M.Si
2. Jamroji, M.Comm 8. Kronologi Bimbingan :
Malang, 22 Januari 2014 Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
v ABSTRAK
Arif Sofiandi, 09220322
KESADARAN MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI (Studi pada Masyarakat Sumbersari tentang Kekerasan dalam Tayangan Televisi)
Pembimbing: Muh. Himawan Sutanto, M.Si dan Jamroji, M.Comm
(91 halaman+12 tabel+3 gambar+50 lampiran) Bibliografi : 19 buku+3 Skripsi+10 Artikel Internet
Kata kunci: Kesadaran, media violence, kekerasan, literasi media
Penelitian ini dilatar belakangi oleh begitu banyaknya tayangan televisi yang menampilkan banyaknya adegan kekerasan, baik itu verbal maupun non verbal. Sebagai illustrasinya adalah adegan suami memukul istri pada tayangan sinetron, tayangan gosip yang isinya sebagian besar adalah fitnah, lalu tayangan penghakiman massa yang sering di tampilkan pada tayangan berita, dan goyangan dangdut yang sengaja menampilkan lekukan tubuhnya untuk dilihat oleh penonton. Namun kenyataannya masyarakat justru menikmati tayangan yang bermuatan kekerasan tersebut, terbukti dari rating yang tinggi terhadap tayangan kekerasan yang bermuatan kekerasan tersebut. Oleh karena itu, dari fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang kesadaran masyarakat tentang kekerasan dalam tayangan televisi.
Ada beberapa teori yang digunakan peneliti sebagai alat diskusi untuk penelitian ini yang pertama adalah teori kultivasi, menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Kontruksi sosial dan teori sudut pandang. Dalam teori kontruksi sosial disebutkan bahwa masyarakat menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif, dan yang menjadi medianya disini adalah televisi, televisi membentuk opini masyarakat secara bersamaan dan subjektif. Jika masyarakat tidak kritis dalam memahami dan menyikapi isi dari tayangan televisi, maka masyarakat kita akan terpengaruh dan hanya mengikuti arus tayangan televisi yang saat ini isi tayangannya lebih banyak bersifat subjektif, sehingga persepsi, opini penonton televisi digiring sedemikian rupa agar sesuai dengan apa yang mereka lihat di televisi.
vi serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode di balik tanda dan teks tersebut. Sementara metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Case Studies, metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui bagaimana sebenarnya kesadaran masyarakat tentang kekerasan yang ada dalam tayangan televisi. Teknik pengemupulan data dalam penelitian adalah, wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan teknik analisis Miles and Hubberman, sedangkan untuk teknik keabsahan datanya peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Setelah dilakukan penelitian kepada tujuh orang masyarakat yang bertempat tinggal di kelurahan Sumbersari RT 02 RW 02 dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi, ditemukan bahwa masyarakat disana memahami tentang adanya kekerasan yang ada dalam tayangan televisi namun belum sampai ke tahap menyadari, itu terlihat dari kondisi masyarakat yang menikmati tayangan kekerasan tersebut sebagai sebuah hiburan saja. Setelah disimpulkan, konseptualisasi masyarakat tentang kekerasan dalam tayangan televisi adalah suatu tindakan yang bisa menyakiti seseorang baik itu secara fisik dan juga perkataan yang ada dalam tayangan televisi yang dinikmati sebagai suatu hiburan saja. Dari hasil penelitian itu terbukti bahwa masyarakat kelurahan Sumbersari RT 02 RW 02 belum kritis atau pengetahuannya masih rendah dalam menanggapi kekerasan dalam tayangan telvisi tersebut, jika ini terus berlanjut maka masyarakat bisa terkena efek dari tayangan televisi tersebut dan kita tahu bahwa tayangan televisi hampir semuanya bersifat subjektif.
Peneliti,
Arif Sofiandi
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
vii ABSTRACT
Arif Sofiandi, 09220322
COMMUNITY AWARENESS ABOUT THE IMPRESSIONS OF VIOLENCE ON TELEVISION (Studies on the community about violence in Sumbersari TV footage)
Advisor: Muh. Himawan Sutanto, M.Si and Jamroji, M.comm ( 91 page + 12 table+3 picture +50 attachment )
bibliography: 19 books+thesis+10 internet articels
Keywords: awareness, violence, media violence, media literacy
This research background like by so many impressions television featuring many scenes violence, be it verbal and non verbal. As illustrasinya is the scene husband hit wife at impressions patron, impressions gossip whose contents most are slanderous, then impressions judgment masses which often in push it on the news, impressions and shake dangdut who deliberately showing indentations her body for seen by an audience. But in fact the community, also enjoy impressions laden the violence, proven from rating high against impressions violence which charged the violence. Hence, from the phenomenon and these that make researcher interested to study more about public awareness about violence in impressions television.
There are several theories used researchers as a means of discussion for this study the first one is the theory of cultivation, according to this theory, cultivation television be a medium or instrumental where the audience television learn about the people and area culture. In other words, perception what woke up in mind viewers about the people and culture very determined by television. Constructed social and the theory of points of view. In the theories of social constructed mentioned that society creates is constantly being a reality owned and experienced together at regular subjective, and that television becomes the media here, television form an opinion of society simultaneously and subjective. If people no critical in understanding and dealing with the contents of impressions television, then our society to be affected and simply following the current impressions television, which is now the contents of his show more is subjective, so that perception, opinion television herded the audience
viii is a method of Case Studies, this method is used because researchers want to find out how exactly people's awareness about violence in TV footage. Data collect techniques in research is, interview, observation and documentation by using analytical techniques to Miles and Hubberman, whereas the validity of the technique for the data the researchers used the technique of triangulation data to compare observations with data the results of the interview.
After the research is done to the seven persons people that live in the village Sumbersari RT 02 RW 02 by way of interviews, observation and documentation, it was found that the community there to understand about the existence of violence in TV footage but have not got to the stage of realizing, it looks from the community who enjoy the violence as a viewing entertainment purposes only. Once concluded, the conceptualization of society about violence in TV footage is an action that might hurt someone either physically and also words that exist in the TV footage that is enjoyed as a physician. From the results of research it is evident that the community neighborhood Sumbersari RT 02 RW 02 not critical or knowledge is still low in response to violence in the telvisi impressions, if this continues then society could be exposed to the effects of the TV footage and we know that TV footage hamp.
Researcher,
Arif Sofiandi
Approved by,
1st Advisor 2nd Advisor
ix KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb,
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT.N Karena hanya atas rahmat dan karunia – Nya sehingga skripsi dengan judul “Kesadaran Masyarakat Tentang Tayangan Kekerasan di Televisi” ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun hasilnya jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam ditujukan kepada nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga serta pengikut beliau yang menjadikannya suri tauladan sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun selain sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1), juga dengan maksud untuk memberikan referensi dan penjelasan kepada para akademisi khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, serta masyarakat kelurahan Sumbersari agar lebih berhati-hati dalam memilih tayangan di televisi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi tantangan dan kesulitan, atas dukungan dan kemurahan hati yang telah diberikan oleh berbagai pihaklah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Muh. Himawan Sutanto, M.Si selaku dosen wali dan dosen pembimbing I yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing, memberikan masukan serta pengarahan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Jamroji, M.Comm sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.
4. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi UMM atas ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan selama ini.
5. Kepada mamak, kak Pit dan kak Uya, Kak Aan dan Mas Budi serta keponakan tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan moral serta doa yang tak pernah putus kepadaku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga aku bisa membahagiakan kalian.
x 7. Buat anak-anak Symbiosis di rumah, walaupun kalian mungkin tidak mendoakanku, tapi kalian tetap yang terbaik buatku, Spesial Thanks buat Kak Ezha yang selalu menjadi teman galaw di saat suntuk bikin skripsi.
8. Semua teman-temanku di kelas E angkatan 2009, khususnya Alfian, Embah, Bayu, Fahmi, Bakir, Dewa, Gusti, Bombom, Bambang, , Wahyu, Dodi, Mala, Dera, Sari, dan Bibob aku ucapkan terima kasih banyak atas seluruh bantuannya selama ini.
9. Ucapan terima kasih kepada teman-teman di media sosial, baik Facebook, Twitter, Path, dan Instagram yang sudah setia mendengarkan curhat yang tidak berkualitas selama pengerjaan skripsi.
10. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, atas bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Peneliti menyadari apa yang telah ditulis masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kepada para pembaca dengan segala kerendahan hati penulis akan menyambut baik setiap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya pada kita semua, Amien.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 31 Januari 2014
Penulis,
xi DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI... iv
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah ………... 7
C. Tujuan Penelitian ………... 8
D. Kegunaan Penelitian .………... 8
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Massa A.1 Pengertian Komunikasi Massa ………... 9
A.2 Unsur Komunikasi Massa. ...…………... 9
A.3 Ciri Komunikasi Massa ………... 10
A.4 Fungsi Komunikasi Massa... 12
xii
B.2 Jenis Media Komunikasi Massa... 14
B.3 Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa... 16
B.4 Jenis Program Televisi... 17
C. Audience sebagai Pasar Media C.1 Pengertian Audience... 21
C.2Posisi Audiens saat Ini... 22
D. Kesadaran dan Literasi Media D.1 Pengertian Kesadaran... 23
D.2 Indikator Kesadaran... 25
D.3 Kesadaran tentang Media... 26
D.4 Mengenal Literasi Media (Melek Media)... 26
D.5 Elemen Literasi Media (Melek Media)... 29
E. Kekerasan dalam Tayangan Televisi E.1 Memahamiarti Kekerasan... 30
E.2 Kekerasan Verbal dan Non verbal... 32
E.3 Memahami Kekerasan dalam Media... 34
E.4 Evaluasi tentang Kekerasan di Media... 36
E.5 Tayangan Kekerasan dalam Televisi... 39
F. Teori Kultivasi (Cultivation Theory) F.1 Pengertian Teori Kultivasi (Cultivation Theory)... 41
xiii G. Konstruksi Sosial
G.1 Memahami Kontruksi Sosial Media Massa... 43
G.2 Pembentukan Konstruksi sosial... 46
H. Teori Konstruktivisme H.1 Pengertian dan Perspektif Konstruktivisme... 49
BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 51
B. Lokasi Penelitian... 51
C. Sumber Data... 52
D. Tenik Pengumpulan Data... 53
E. Teknik Analisis Data... 56
F. Teknik Keabsahan Data... 57
G.Tabel Kerangka Pemikiran... 58
BAB IV: PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi penelitian A.1 Gambaran Umum RT 02 RW 02 Kelurahan Sumbersari Malang... 60
xiv B. Gambaran Umum Informan
B.1 Jumlah Informan... 61
B.2 Identitas Informan Menurut Umur dan Tempat Tanggal Lahir... 62
B.3 Identitas Informan Berdasarkan Pekerjaan... 63
B.4 Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan... 64
B.5 Identitas Informan Berdasarkan Agama... 65
B.6 Tayangan favorit Informan... 65
C. Kesadaran Masyarakat tentang Kekerasan di Televisi C.1 Kesadaran Masyarakat tentang kekerasan Verbal dalam tayangan Televisi... ... 69
C.2 Kesadaran Masyarakat tentang kekerasan Non Verbal dalam tayangan Televisi... 74
C.3 Kekerasan Psikologi yang ada dalam Tayangan Dangdut di Televisi... 84
C.4 Konseptualisasi Masyarakat Tentang Kekerasan yang ada dalam tayangan Televisi... 87
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan... 92
B. Saran... 92
DAFTAR PUSTAKA
xv DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin... 61
2.1 Identitas Informan menurut Umur dan Tempat Tanggal Lahir... 62
2.2 Identitas Informan Menurut Jenis Pekerjaan... 63
2.3 Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan... 64
2.4 Identitas Informan Berdasarkan Agama... 65
2.5 Tayangan Favorit Informan... 66
3.1 Informan yang Memahami adanya Kekerasan Verbal dalam Tayangan Gosip... 73
3.2 Informan yang Tidak Memahami adanya Kekerasan Verbal dalam Tayangan Gosip... 73
3.3 Informan yang Menganggap Adegan Pemukulan Suami Terhadap Istri dalam Tayangan Sinetron Berbahaya... 78
3.4 Informan yang Memberikan Jawaban Meragukan Terkait Adegan Pemukulan Suami terhadap Istri dalam Tayangan sinetron... 79
3.5 Informan yang Menganggap Penghakiman Massa adalah Kekerasan dan Tidak Setuju dengan Tindakan itu... 83
xvi DAFTAR GAMBAR
1.1Media massa dalam paradigma lama... 15
1.2Media massa dalam paradigma baru... 15
2.1 Komponen dalam analisa data (interactive model)... 56
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E. & Bem, D.J., Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas Jilid Satu. Batam: Interkasara
Baran, Stanley J. 2012. Pengantar Komunikasi Massa: Melek Media dan Budaya jilid 1 edisi 5. Jakarta : Erlangga
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta : Prenada Media Group
Haryatmoko. 2007. Etika komunikasiI, Manipulasi Media, Kekerasan, dan
Pornografi. Yogyakarta : Kanisius
Kirsh, Steven J. 2006. Children, Adolescents, and Media Violence (a Critical
Look at Research). New Delhi: Sage Publications
Liliweri , Alo. 2011. Komunikasi Serba ada Serba Makna. Jakarta : Prenada Media Group
LittleJohn, Stephen W & Foss Karen A. 2009. Teori Komunikasi (Theories of
Human Communication). Jakarta: Salemba Humanika
Massey, Kimberly K. 2002. Mass Communication (Media Literacy and Culture, Second Edition). Jakarta : Raja Grafindo
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Semun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanasius
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Surbakti. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Prenada Media Group
Williams, Raymond. 2009. Television: Technology and Cultural Form. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo
Windhu Marsana. 1992. Kekuasaan dan kekerasan menurut Johan Galtung. Yogyakarta: Aksi Agraris Kanisius
Winarni. 2003. Suatu Pengantar Komunikasi Massa. Malang : UMM Press
Yogyakarta : Resist Book
Skripsi
Ihsan, Muhammad Skripsi: Kekerasan Simbolik dalam Acara Komedi di Televisi (Analisis Isi Program Acara Ngelenong Nyok di Trans TV). Komunikasi FISIP Muhammadiyah Malang.
Bahri, Nur Syamsul Skripsi: Pengaruh Tayangan Film Layar Emas bertema Kekerasan di RCTI terhadap Agresifitas Remaja (Studi pada Siswa SMUN 8 Malang).
Non buku
Vera, Nawiroh Artikel: Kekerasan Media Massa dalam perspektif Kultivasi. Komunikasi Unviersitas Budi Luhur
Internet
(http://www.literasimedia.org/literasi-media/).
(http://blogbintang.com/sejarah-perkembangan-televisi).
(www.kongresbud.budpar.go.id).
(http://kamus.sabda.org/kamus/kesadaran).
(http://www.kpi.go.id/index.php/siaran-pers-1/31021-dinamika-penyiaran-2012-refleksi-akhir-tahun-kpi-pusat).
(http://halimsani.wordpress.com/2007/09/12/pentingnya-kesadarandari-kesadaran-kritis-ke-kesadaran-profetis/)
(http://www.mediabangsa.com/teknologi/televisi/1358-artikel-sejarah-perkembangan-televisi-.html).
(http://www.proseleb.com/2013/10/tiru-adegan-lempar-tepung-di-tv-mata.html).
(http://www.beritasatu.com/anak-bunuh-diri/42564-kasus-anak-bunuh-diri-akibat-tayangan-tv.html).
(http://news.liputan6.com/read/133530/tragedi-demam-smack-down).
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini televisi sudah membuktikan dirinya sebagai media paling efektif
dalam menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa kecuali. Kemampuan televisi
dalam menyampaikan informasi dan hiburan sangat hebat. Penyajiannya menarik,
cepat, dan memikat (dalam Surbakti, 2008: 58). Melalui media televisi khalayak
dapat menyaksikan berbagai program acara, baik informasi seputar peristiwa
terkini dari berbagai belahan bumi, maupun hiburan. Namun Ketatnya persaingan
justru menggeser paradigma pihak pengelola stasiun untuk menyajikan program
acara yang sehat. Program acara-acara yang sering muncul di layar kaca justru
kurang memperhatikan unsur informasi, pendidikan, sosial budaya bahkan etika
dan norma masyarakat. Salah satunya unsur kekerasan menjadi menu utama di
berbagai jenis tayangan di televisi. fenomena kekerasan di televisi sudah menjadi
konsumsi masyarakat kita sehari-hari. Banyak sekali kekerasan yang bisa kita
temukan di setiap acara televisi, mulai dari sinetron, talk show, acara komedi
sampe di tayangan berita sekalipun.
Sebagai illustrasi, adegan kekerasan ditayangan sinetron yang menunjukan si
pemeran utama selalu disiksa dan jarang mendapat kebahagiaan, di tayangan
berita kriminal seperti penghakiman massa dan pengeroyokan, selain sinetron dan
berita, tayangan infotaiment juga tidak luput dari kekerasan seperti kekerasan
2
Padahal dilihat dari Undang-Undang Penyiaran Pasal 36 ayat 5 sudah jelas
menjelaskan isi siaran yang di larang yaitu:
1.bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;
2.menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika dan obat terlarang; atau 3.mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
Ada beberapa pertimbangan yang seharusnya diperhatikan dalam penyajian
kekerasan melalui lembaga penyiaran, antara lain (dalam Alo Liliweri,
2011:966):
a. Mencegah jangan sampai tayangan tersebut menimbulkan hilangnya kepekaan masyarakat terhadap kekerasan dan korban kekerasan.
b. Mencegah agar masyarakat tidak berlaku apatis terhadap gejala kekerasan.
c. Mencegah efek peniruan.
d. Mencegah agar tidak timbul rasa ketakutan yang berlebihan. e. Mencegah agar masyarakat tidak menerima pandangan bahwa
kekerasan merupakan jalan keluar yang dapat diterima dan dibolehkan.
Sudah jelas berdasarkan Undang-undang Penyiaran bahwa acara yang
mengandung unsur kekerasan tidak boleh untuk di siarkan, namun semua itu
berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada saat ini.
Namun, saat ini tayangan kekerasan ditelevisi bukannya menurun malah
semakin bertambah, terbukti dari data KPI. Pada tahun-tahun sebelumnya secara
berturut-turut jumlah pengaduan tentang isi siaran adalah sebagai berikut: 1.335
(2007), 3.588 (2008), 7.634 (2009), 26.489 (2010), dan 3.856 (2011). Berbeda
3
serial sebagai jenis acara yang paling banyak diadukan, pada tahun ini (tercatat
hingga 26 Desember 2012) pengaduan publik terbesar adalah tentang program
jurnalistik, yakni berita dan talkshow. Secara berurutan, 15 besar jenis acara yang
diadukan publik adalah: (1) Berita, (2) Talkshow, (3) Reality show, (4) Iklan, (5)
Komedi, (6) Sinetron seri, (7) Musik, (8) Program anak, (9) Program olahraga,
(10) Variety show, (11) Azan, (12) Film lepas, (13) Infotainment, (14) Sinetron
lepas/FTV, dan (15) Features.
Terkait dengan jenis acara yang diadukan tersebut, 15 besar materi
pengaduan publik adalah: (1) Kaidah jurnalistik, (2) Penghinaan/pelecehan kepada
kelompok tertentu, (3) Norma kesopanan/kesusilaan, (4) Tema/alur/format acara,
(5) Siaran tidak mendidik, (6) Busana tidak pantas, (7) Jam tayang tidak tepat, (8)
Kekerasan, (9) Seks, (10) Dampak siaran, (11) SARA, (12) Kata-kata kasar, (13)
Bahasa, (14) Tampilan laki-laki keperempuan-perempuan, dan (15) Netralitas isi
siaran
(http://www.kpi.go.id/index.php/siaran-pers-1/31021-dinamika-penyiaran-2012-refleksi-akhir-tahun-kpi-pusat di akses pada tanggal 6 Juni 2013 pada pukul
Diantara penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efek terpaan media
televisi pada khalayak, adalah efek media violence. Salah satunya yang dilakukan
oleh Huesmann & Eron (1986). Mereka meneliti anak-anak yang diterpa siaran
televisi sejak usia 8 tahun sampai 30 tahun. Metode yang digunakan yaitu panel
survei, dan ternyata diperoleh hasil bahwa mereka yang menonton acara
kekerasan di TV pada level tertinggi saat bahwa mereka yang menonton acara
4
kejahatan serius ketika dewasa (kutipan artikel Nawiroh Vera “Kekerasan Dalam
Media: Perspektif Kultivasi” 2007).
Kekerasan yang ditayangkan di media lebih menakutkan orang ketimbang
memicu orang untuk kekerasan. Menurut George Gerbner, peneliti kekerasan di
layar televisi, hal ini menyebabkan beberapa orang percaya bahwa dunia jauh
lebih berbahaya daripada yang sesungguhnya terjadi. Gerbner menghitung bahwa
1 dari 10 karakter di televisi terlibat kekerasan per minggu tertentu. Dalam
kehidupan nyata, peluangnya hanya 1 dari 100 orang per tahun. Menurut Gerbner,
orang terlalu orang yang terlalu banyak menonton televisi menganggap dirinya
mendapat ancaman yang besar dari kekerasan meski secara statistik tingkat
kejahatan tidak sebesar itu. Tampaknya kekerasan di televisi menyebabkan orang
berpikir bahwa mereka berada di dunia yang jauh lebih berbahaya (dalam John
Vivian, 2008: 489).
Berdasarkan hasil riset American psychological Association pada tahun
1995, ada tiga kesimpulan menarik yang perlu mendapatkan perhatian serius:
pertama, mempresentasikan program kekerasan meningkatkan
perilaku agresif; kedua, memperlihatkan secara berulang tayangan kekerasan dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kekerasan dan penderitaan korban; ketiga, tayangan kekerasan dapat meningkatkan rasa takut sehingga akan menciptakan representasi dalam diri pemirsa, betapa bahayanya dunia (dalam Haryatmoko, 2007: 124).
Di Indonesia sendiri, banyak aksi kekerasan yang terjadi akibat tayangan
yang di tonton ditelevisi, Contohnya sejumlah kasus kekerasan yang menimpa
anak-anak bermunculan di berbagai daerah di Indonesia yang diduga berhubungan
5
nyawa. Tengok saja kasus kematian Reza Ikhsan Fadilah, belum lama ini. Bocah
kelas tiga sebuah sekolah dasar di Bandung, Jawa Barat, ini di-smack tiga
kawannya yang lebih senior. Tubuh korban dibanting dan kepalanya dihujamkan
ke lantai hingga akhirnya ia meninggal sebulan setelah peristiwa itu
(http://news.liputan6.com/read/133530/tragedi-demam-smack-down di akses pada
tanggal 23 November 2013 pada pukul 10.40 WIB).
Tidak hanya itu, banyak anak-anak yang terpicu untuk melakukan
percobaan bunuh diri. Anak-anak melakukan tindakan nekat ini, kata Arist
Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA),
kebanyakan "terilhami" dari tayangan televisi yang banyak mempertontonkan
adegan kekerasan. Adegan yang tak pantas dilihat anak-anak itu, sangat banyak
ditemui di berbagai sinetron, berita atau tayangan rekonstruksi (reka ulang)
sebuah kasus pembunuhan
(http://www.beritasatu.com/anak-bunuh-diri/42564-kasus-anak-bunuh-diri-akibat-tayangan-tv.html di akses pada tanggal 23
November 2013 pada pukul 11.07 WIB).
Dan yang terbaru wakil Ketua Komisi Penyiaran (KPI), Idy Muzayyad,
mengaku mendapat laporan dari orangtua di Lampung yang meminta agar KPI
menegur aksi lempar tepung di televisi karena ditiru anak sang pelapor. Dalam
laporannya, orangtua tersebut menceritakan anaknya nyaris buta, lantaran adegan
tersebut ditiru anak-anak dengan menggunakan pasir
(http://www.proseleb.com/2013/10/tiru-adegan-lempar-tepung-di-tv-mata.html di
6
Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhammad Ihsan
(03220089), dengan judul “Kekerasan Simbolik dalam Acara Komedi di Televisi”
(Analisis Isi Program Acara Ngelenong Nyok di Trans TV). Penelitian ini lebih
meneliti Isi kekerasan simbolik dari tayangan program acara Ngelenong Nyok,
sehingga penelitian ini lebih fokus ke frekuensi kekerasan simbolik dalam
tayangan tersebut..
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Syamsul Bahri
(98220002), dengan judul “Pengaruh Tayangan Film Layar Emas bertema
Kekerasan di RCTI terhadap Agresifitas Remaja “ (Studi pada Siswa SMUN 8
Malang). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa film layar emas bertema
kekerasan di RCTI memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap perilaku
agresifitas siswa SMUN 8 Malang. Penelitian ini berfokus pada hubungan antara
film layar emas di RCTI dengan prilaku agresifitas siswa SMUN 8 Malang namun
penelitian ini juga tidak menyinggung kesadaran siswa SMUN 8 Malang tentang
kekerasan yang ada di televisi. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan
Dahlia Pipit Wahyuni (00220167), dengan judul “Pengaruh Pendapat Masyarakat
tentang Tayangan Berita Kriminal Televisi terhadap Perilaku Kekerasan dalam
Keluarga (Studi pada Kekerasan Suami pada Istri di Perumnas Made Kecamatan
Lamongan Kabupaten Lamongan). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
ada pengaruh pendapat masyarakat tentang tayangan berita kriminal terhadap
prilaku kekerasan dalam keluarga adalah sebesar 5,43% ditentukan oleh pengaruh
pendapat masyarakat tentang tayangan berita kriminal televisi yang menerpa
7
sisanya, 94,57% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian
tersebut. Dari kedua penelitian diatas membuktikan bahwa televisi memberikan
pengaruh terhadap masyarakat yang menonton, walaupun tidak secara langsung.
Berdasarkan penjelasan dan penelitian tentang kekerasan di televisi diatas
bisa ditarik kesimpulan bahwa muatan kekerasan di media dapat memberikan
dampak dan efek negatif kepada khalayak. Namun saat ini tayangan kekerasan
justru hampir ada disetiap tayangan televisi, dan yang menjadi masalah adalah
acara seperti itu justru disukai oleh masyarakat, terbukti dari bertahannya
acara-acara tersebut ditelevisi, contohnya acara-acara komedi seperti Opera Van Java,
kemudian sinetron, dan Gosip. Dari latar belakang tersebut kemudian peneliti
berfikir, apakah masyarakat sadar tentang adanya kekerasan dalam tayangan
televisi, dan peneliti juga ingin mengetahui bagaimana sebenarnya konseptualisasi
masyarakat tentang kekerasan yang ada dalam tayangan televisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah di uraikan pada latar belakang
diatas, maka yang menjadi rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana kesadaran masyarakat tentang kekerasan yang ada dalam
tayangan televisi?
2. Bagaimana konseptualisasi masyarakat tentang kekerasan yang ada
8
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui bagaimana kesadaran masyarakat tentang adanya
kekerasan dalam tayangan televisi.
2. Ingin mengetahui bagaimana konseptualisasi masyarakat tentang
kekerasan yang ada dalam tayangan televisi.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya tentang tayangan kekerasan di televisi. b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu
Komunikasi khususnya dalam mendalami studi tentang tayangan televisi yang mengandung kekerasan.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi tokoh masyarakat untuk membangun
kesadaran yang lebih baik tentang sisi negatif dari tayangan kekerasan