• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP

ROKOK

Oleh:

JEFF LOREN

060100199

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP

ROKOK

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

JEFF LOREN

060100199

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian: Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap

Rokok

NAMA : JEFF LOREN

NIM : 060100199

Pembimbing Penguji

dr. Juliandi Harahap, MA Prof. dr. A. Afif Siregar, Sp.A(K), Sp.JP(K)

Penguji

dr. Tapisari Tambunan, Sp.PK

Medan, 2 Desember 2009 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)

(4)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

ABSTRAK

Pendahuluan. Rokok adalah penyebab kematian didunia dan jumlah kematian

mencapai 500 juta orang per tahun. Dalam setiap enam detik terdapat satu kematian akibat rokok. Rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, dimana 60 diantaranya bersifat karsinogenik. Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok, berikut juga adanya hubungan dengan penderita kanker. Leukemia juga merupakan salah satu penyakit yang dapat timbul akibat asap rokok. Juga ditemukan bahwa rokok dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler.

Metode. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Rokok. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random sampling.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 306 orang, diperoleh hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap Rokok mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 75,8%, kategori baik diperoleh sebesar 4,9% dan kategori kurang diperoleh sebesar 19,3%. Hasil uji sikap responden terhadap rokok mayoritas berada dalam kategori baik yaitu sebesar 89,9%, kategori sedang diperoleh sebesar 8,8% dan kategori kurang diperoleh sebesar 1,3%.

Diskusi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berada pada kategori sedang dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berada pada kategori baik. Masukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara supaya memberikan topik kuliah nikotin dan memberlakukan peraturan bebas asap rokok di lingkungan FK USU.

(5)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

ABSTRACT

Introduction. Cigarette is the main cause of death in the whole world and each

year the total of mortality rate reached 500 million people. In every six seconds, there will be found a death caused by cigarette. Cigarette contains more than 4000 chemical compounds, in which 60 of them tend to be carcinogenic. More than 85% for those who suffer from lung cancer are the smokers, and there are relationships with a cancer patient. Leukemia is one of many kinds of diseases which can emerge from the cigarette’s smoke. There is also another source saying that cigarette could increase the risk of cardiovascular disease.

Methods. The aim of this research is to know both knowledge and the attitude

among the student of the Medical Faculty in the University of North Sumatra about their Cigarette. This is a descriptive research method with a Cross Sectional Approach and the sample withdrawal is done by using a stratified random sampling technique.

Results. With the total sample of 306 people, the result show that the majority of

respondent’s knowledge towards Cigarette is average which is 75,8%, the good category is 4,9% and the less category is 19,3%. The experiment’s result on respondent’s attitude towards Cigarette is majority on the good category that is 89,9%, the average category is 8,8% and the less category is 1,3%.

Discussion. From the results mentioned above, we can conclude that the student

there have an average knowledge and good attitude. By doing this research, hopefully this will be an input to the Medical Faculty so that in the future, there will be a topic lecturing in nicotine and a new rule free of cigarette’s smoke in the surroundings of Medical Faculty in the University of North Sumatra.

(6)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Rokok. Dalam

penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M. Med. Ed. dan Bapak dr. Juliandi Harahap, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Terima kasih yang tiada tara penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Terima kasih ditujukan kepada saudara-saudara penulis, abang dan kakak yang selalu memberi dukungan, doa, kasih sayang dan keceriaan dalam hidupku.

(7)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

7. Terima kasih kepada junior-junior yang tercinta yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan membalas dengan pahala yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, November 2009 Penulis,

(8)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR LAMPIRAN……….…………....……xi

BAB 1 PENDAHULUAN………..………..1

1.1. Latar Belakang……….……...…….……..1

1.2. Rumusan Masalah……….…...…….….4

1.3. Tujuan Penelitian………....….…..4

1.4. Manfaat Penelitian………...…………..4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..6

2.1. Pengetahuan (Knowledge)………...………..6

2.2. Sikap (Attitude)……….……….…7

2.3. Rokok………..…………...9

2.3.1. Rokok terhadap Susunan Saraf Pusat……….…………....14

LEMBAR PENGESAHAN….………....…...i

ABSTRAK………..……ii

ABSTRACT………...iii

KATA PENGANTAR………..…...iv

DAFTAR ISI………..…....vi

DAFTAR TABEL………...ix

(9)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

2.3.2. Rokok terhadap Penyakit Kardiovaskuler ………14

2.3.3. Rokok terhadap Arteriosklerosis………....15

2.3.4. Rokok terhadap Tukak Lambung………...16

2.3.5. Rokok terhadap Bayi………..16

2.3.6. Rokok terhadap Otak dan Daya Ingat……….…………...17

2.3.7. Rokok terhadap Impotensi ………17

2.3.8. Rokok terhadap Kanker………..………....17

2.3.9. Rokok terhadap Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOK)………...19

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL………..……….………..21

3.1. Kerangka Konsep………...………..21

3.2. Definisi Operasional……….21

3.3. Aspek Pengukuran………...22

BAB 4 METODE PENELITIAN………..………..24

4.1. Jenis Penelitian……….24

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian………..24

4.2.1. Tempat Penelitian………...…………....24

(10)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

4.3. Populasi dan Sampel………....24

4.3.1. Populasi………..………....24

4.3.2. Sampel………....25

4.4. Metode Pengumpulan Data………..25

4.4.1. Data Primer………....25

4.4.2. Data Sekunder……….…...25

4.4.3. Uji Validitas………..……….…26

4.4.4. Uji Reabilitas………...…….……..26

4.4.5. Etika Penelitian……….……….…27

4.5. Metode Analisis Data………..27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...28

5.1. Hasil Penelitian………....28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………28

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………....29

5.1.3. Hasil Analisa Data………..…31

5.1.3.1. Pengetahuan Mahasiswa FK USU Terhadap Kebiasaan Merokok………..……….31

5.1.3.2. Sikap Mahasiswa FK USU Terhadap Kebiasaan Merokok……….………33

(11)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

5.2.1. Pengetahuan………...34

5.2.2. Sikap………..……...36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….38

6.1. Kesimpulan………...38

6.2. Saran……….38

DAFTAR PUSTAKA………...40

(12)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Kandungan zat-zat kimia yang terdapat

didalam asap rokok………10

Tabel 3.1. Skor Pertanyaan pada Angket Pengetahuan………...22

Tabel 3.2. Skor Pertanyaan untuk Angket Sikap ………23

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan relialibilitas untuk tiap Pertanyaan

dalam angket……….……….27

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin……….29 Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Aktivitas

Responden selain Kuliah………30 Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Mengenal Rokok

berdasarkan jenjang pendidikan……….30 Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan

Riwayat Merokok………...31 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel

(13)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

DAFTAR SINGKATAN

BBLR Berat Bayi Lahir Rendah

BEM Badan Eksekutif Mahasiswa

CO Carbon Monoxide

EPA Environmental Protection Agency

ETS Environmental Tobacco Smoke

FK USU Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

GTYS Global Tobacco Youth Survey

HDL High Density Lipoprotein

IAKMI Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

KBK Kuliah Berbasis Kompetensi

MS Mainstream Smoke

PAH Polycyclic Aromatic Hydrocarbons

PEMA Pemerintahan Mahasiswa

PMP Panduan Minat dan Prestasi

POM Persatuan Orang tua Mahasiswa

PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis

SD Sekolah Dasar

(14)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

SMU Sekolah Menengah Umum

SNMPTN Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri

SOD Superoxide Dismutase

SPSS Statistical Products and Service Solutions

SS Sidestream Smoke

Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional

TK Taman Kanak-kanak

UAM Unit Aktivitas Mahasiswa

UMB Ujian Masuk Bersama

UMI Universitas Methodist Indonesia

(15)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Angket

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Pengisian Angket

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Pengisian Angket

(16)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut hasil survey dari WHO, sepertiga dari penduduk di dunia terutama pada populasi dewasa adalah perokok (dimana 57% diantaranya adalah laki-laki dan 43% diantaranya adalah perempuan). Pada zaman ini satu dari sepuluh kematian didunia adalah akibat rokok dan jumlah kematian mencapai 500 juta orang per tahun. Dalam setiap enam detik terdapat satu kematian akibat rokok. (WHO, 2008).

Sekitar 1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara-negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju yang terjadi justru sebaliknya, persentase perokok terus menerus cenderung menurun dan saat ini kira-kira hanya 30% laki-laki dewasa di negara maju yang mempunyai kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan tingkat kesadaran masyarakat di negara maju akan bahaya merokok sudah tinggi. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan tingginya persentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar), Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

(17)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

kesehatan bahan-bahan kimia yang terkandung didalam rokok akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat (Komalasari dan Helmi, 2008).

Merokok merupakan salah satu penyebab terjadinya 90% kanker paru pada laki-laki dan 70% pada perempuan, 22% dari penyakit jantung dan pembuluh darah, bahkan kematian. Efek rokok membuat pengisap asap rokok mengalami risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru, kanker mulut dan tenggorokan, kanker esofagus, kanker kandung kemih, serangan jantung dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronkitis kronis (Kaplan dkk, 1993). Efek dari rokok tidak hanya dirasakan pada perokok aktif, tetapi juga dapat dirasakan oleh perokok pasif. Risiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dibanding dengan perokok aktif karena daya tahan tubuh terhadap zat-zat yang berbahaya dari rokok lebih rendah (Gondodiputro, 2007).

Bagi ibu hamil, rokok dapat menyebabkan meningkatnya angka kejadian kelahiran bayi prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), mortalitas prenatal, kemungkinan lahir dalam keadaan cacat dan mengalami gangguan dalam perkembangan (Gondodiputro, 2007).

Jumlah prevalensi anak dan remaja yang merokok terus meningkat. Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi merokok pada anak-anak usia 15-19 tahun. Pada tahun 2001 prevalensi merokok pada anak-anak sebesar 12,7% dan mengalami peningkatan pada tahun 2004 menjadi 17,3% (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003).

(18)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

usia SMP pernah merokok dan 17,1% diantaranya masih merokok, dan di Medan didapatkan 34,9% murid sekolah usia SMP pernah merokok dan 20,9% diantaranya masih merokok (Aditama, 2006).

Perilaku merokok pada remaja merupakan perilaku simbolisasi bagi kaum remaja, dimana merupakan simbol untuk menunjukkan kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis. Selain itu, perilaku merokok juga bertujuan untuk mencari kenyamanan (perasaan nyaman) karena dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi. Menurut Atkinson (1999) salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Komalasari dan Helmi, 2008).

Menurut Al Bachri (2006) apabila seorang remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok. Dari fakta tersebut dapat ditarik dua kemungkinan yang terjadi,yaitu remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Komalasari dan Helmi, 2008).

(19)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Berdasarkan hal yang diuraikan diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Rokok.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap Rokok. Oleh karena itu, maka masalah yang dapat dijabarkan dalam rumusan:

a. Bagaimana pengetahuan mahasiswa FK USU terhadap Rokok? b. Bagaimana sikap mahasiswa FK USU terhadap Rokok?

1.3. Tujuan Masalah

a. Umum:

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU terhadap Rokok.

b. Khusus:

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

(1) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa FK USU terhadap rokok.

(2) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa FK USU terhadap bahaya rokok.

(3) Untuk mengetahui gambaran sikap mahasiswa FK USU terhadap rokok.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa FK USU terhadap rokok dan ikut berperan dalam menyukseskan hari tanpa tembakau sedunia.

(20)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama kuliah.

c. Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan masukan dalam perencanaan upaya perubahan pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU terhadap rokok.

d. Manfaat Bagi Organisasi Kemahasiswaan di FK USU

Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya rokok bagi kesehatan dan semakin aktif dalam menyukseskan hari tanpa tembakau sedunia di lingkungan kampus.

e. Manfaat Bagi Mahasiswa FK USU

(21)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Bab 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Dari pengalaman dan penelitian dibuktikan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni: Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption (Notoatmodjo, 1996).

Perubahan perilaku subjek terhadap rokok dimulai dari subjek mengenal dan mengetahui rokok terlebih dahulu (Awareness), selanjutnya subjek mulai tertarik terhadap rokok (Interest), setelah itu subjek mulai menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian dari rokok terhadap dirinya (Evaluation), kemudian subjek mulai mencoba berperilaku merokok (Trial), dan akhirnya subjek telah berperilaku baru berupa merokok yang telah disesuaikan dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap rokok (Adoption).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (1996) mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

(22)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

c. Aplikasi (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis (synthesis) f. Evaluasi (evaluation)

Pada tingkat pengetahuan, tahu (know) adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, disini subjek mengetahui apa itu rokok dan rokok telah dikenal atau dipelajari sebelumnya. Subjek akan dapat menyebutkan, menguraikan ataupun mendefinisikan secara benar apa yang dimaksud dengan rokok, misalnya: seseorang mengetahui apa itu rokok, jenis-jenis rokok yang ada dijual, ataupun menjelaskan rokok itu dari sudut pandangnya. Memahami (comprehension) merupakan tingkat yang lebih tinggi dari tahu, disini subjek memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan rokok secara benar. Aplikasi (application), disini subjek mampu menggunakan pengetahuannya akan rokok dalam kondisi atau situasi yang sesungguhnya, misalnya: seseorang yang telah mengerti akan bahaya asap rokok, dia akan keluar dari ruangan yang penuh dengan asap rokok tersebut guna menjaga kesehatannya. Pada tingkat analisis (analysis), subjek memiliki kemampuan untuk menjabarkan rokok lebih spesifik. Pada tahap ini subjek mulai menganalisis efek-efek dari asap rokok terhadap kesehatan maupun keuntungan dan kerugian dari asap rokok. Sedangkan pada tingkat sintesis (synthesis), subjek mulai menghubungkan efek-efek dari asap rokok, kandungan didalam rokok dengan timbulnya penyakit, misalnya: kanker, penyakit jantung maupun PPOK. Akhirnya pada tingkat evaluasi (evaluation), subjek membuat keputusan berdasarkan tahapan pengetahuan terhadap rokok, dimana subjek akan menanggapi rokok secara positif maupun negatif.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

(23)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: menerima (reiciving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo, 1996).

Sikap dimulai dari subjek mau dan memerhatikan rokok sebagai stimulus yang diberikan, kemudian subjek akan merespon rokok. Selanjutnya, subjek mulai tertarik terhadap rokok, biasanya subjek mulai berbagi pendapat atau berdiskusikan akan rokok terhadap orang disekitarnya. Akhirnya subjek akan membuat pilihannya terhadap rokok dengan segala risiko.

(24)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat reponden.

2.3. Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, dimana 60 diantaranya bersifat karsinogenik. Sampai sekarang belum ada batas jumlah yang pasti dengan terpaparnya asap rokok untuk menimbulkan penyakit. Tetapi dari bukti yang ada, terpaparnya dengan asap rokok dalam waktu yang lama akan meningkatkan resiko yang fatal untuk kesehatan. Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok, berikut juga adanya hubungan dengan penderita kanker mulut, faring, laring, esofagus, pankreas, serviks, ginjal, ureter, kandung kemih dan kolon. Leukemia juga merupakan salah satu penyakit yang dapat timbul akibat asap rokok.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rokok dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler termasuk stroke, sudden death, cardiac arrest, peripheral vascular disease dan aorta aneurysm. Banyak komponen yang terkandung didalam rokok yang bersifat ciliotoxic dimana sifatnya mengiritasi dinding dari sistem pernafasan yang menyebabkan meningkatnya sekresi mucus di bronkus, penyakit pulmonal kronik, dan fungsi dari mucosilia.

(25)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

perokok (perokok aktif), sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya (perokok pasif).

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

Di tinjau dari segi asap rokok, asap rokok dibagi menjadi 2 kategori, yaitu mainstream smoke (MS) dan sidestream smoke (SS). Mainstream smoke adalah asap yang dihisap oleh perokok selama merokok melalui pipa rokok atau batang rokok sedangkan sidestream smoke adalah asap rokok yang dihasilkan dari hasil pembakaran antara rokok dengan pipa rokok atau batang rokok. Komposisi kimia yang dihasilkan dari kedua asap rokok secara qualitatif adalah sama tetapi secara quantitatif dijumpai perbedaan yang cukup signifikan antara MS dan SS. Sehingga dari hasil percobaan didapatkan SS secara quantitas mengandung lebih banyak senyawa kimia organik jika dibandingkan dengan MS. Jadi dari hasil studi ditetapkan bahwa kemungkinan SS akan bersifat lebih karsinogenik dari pada MS walaupun pada konsentrasi yang sama banyak.

Tabel 2.1.

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat didalam asap rokok.

Agent Toxic Ciliotoxic Carcinogenic

Co-carcinogen ic

Carbon Monoxide X

(26)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dibenz[a,h]anthracene X X

Benzo[b]fluoranthene X X

Benzo[j]fluoranthene X X

Dibenzo[a,h]pyrene X X

Dibenzo[a,i]pyrene X X

Dibenz[a,j]acridine X X

Indeno[1,2,3-cd]pyrene X X

Benzo[c]phenanthrene X X

Benz[a]anthracene X X

Benzo[e]pyrene X X

Chrysene X X

Methylchrysene X X

Mehtylfluoranthene X X

Dibenz[a,c]anthracene X X

Dibenz[a,h]acridine X X

Dibenzo[c,g]carbazole X X

Mehtylnaphtalenes X

Aromatic Amines X

Aromatic

Nitrohydrocarbons

(27)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dikutip dari: Stephen Mulcahy. The Toxicology of Cigarette Smoke and Environmental Tobacco Smoke, dalam Report Assignment-Biochemical Toxicology, 1997.

Racun utama pada rokok adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida. a. Nikotin

Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin bersifat sangat adiktif dan beracun, tidak berwarna. Nikotin yang dihirup dari asap rokok masuk ke paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah kemudian masuk ke dalam otak perokok dalam tempo 7-10 detik.

Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0.5-3 nanogram, dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 mlnya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosaminelah yang bersifat karsinogenik. Pada paru-paru, nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Seketika itu, nikotin merangsang terjadinya sejumlah reaksi kimia yang mempengaruhi hormon dan neurotransmitter seperti adrenalin, dopamine, dan insulin. Sehingga membuat sensasi yang nikmat pada rokok seketika tetapi sensasi ini hanya berlangsung seketika.

(1) Nikotin terhadap Adrenalin

(28)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

aliran darah ke otot jantung. Ketika ini semua terjadi, perokok akan terasa tergesa-gesa, bernafas dalam dan detak jantung terasa kencang. Adrenalin juga membuat tubuh mengeluarkan glukosa dalam jumlah yang banyak ke dalam aliran darah.

(2) Nikotin terhadap Insulin

Nikotin juga menghambat pelepasan dari insulin dari pankreas. Keadaan ini yang membuat terjadinya hiperglikemia. Akibat dari kadar glukosa yang tinggi di dalam darah, membuat perokok mengalami penekanan nafsu makannya.

(3) Nikotin terhadap Dopamine

Nikotin mengaktivasi jalur hadiah yang ada diotak seperti yang terjadi pada kokain atau amphetamine walaupun dalam tingkat yang lebih rendah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin meningkatkan kadar dopamine di otak. Efek dari nikotin berlangsung sebentar saja, oleh karena itu perokok harus terus merokok guna mempertahankan efek sensasi dari nikotin dan untuk menghindar dari gejala putus nikotin. dan keracunan nikotin dapat menyebabkan kematian. Tetapi bila kadar nikotin turun di dalam darah, perokok akan merasa gelisa, tidak dapat tenang, ini disebut gejala putus nikotin (Nicotine Withdrawal). Kadar nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat sangat bervariasi.

b. Tar

(29)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

karena dengan menggunakan filter, sedikit banyak zat-zat kimia yang ada di asap rokok dapat tersaring di filter tersebut.

Konsentrasi tar yang ada dalam rokok dapat bervariasi, yaitu:

(1) Rokok dengan kadar tar yang tinggi, mengandung tar sekitar 22 mg. (2) Rokok dengan kadar tar yang sedang, mengandung tar sekitar 15 - 21 mg. (3) Rokok dengan kadar tar yang rendah, mengandung tar sekitar 7 mg atau

lebih kecil.

c. Karbon Monoksida (CO)

Karbon Monoksida adalah suatu zat beracun yang sifatnya tidak berwarna dan tidak berbau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang/ karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar.

Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila proses ini berlangsung terus menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi di mana – mana. Terpaparnya dengan CO dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan hilangnya kesadaran sampai meninggal.

2.3.1. Rokok terhadap Susunan Saraf Pusat

(30)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

sumsum tulang belakang dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan muntah.

Di lain pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin, meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.

2.3.2. Rokok terhadap Penyakit Kardiovaskuler

Pada seseorang yang merokok, asap tembakau akan merusak dinding pembuluh darah. Kemudian, nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah metabolisme lemak dimana kadar HDL akan menurun. Adrenalin juga akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah.

Demikian pula faktor stress yang akhirnya melalui jalur hormon adrenalin, menyebabkan proses penyakit jantung koroner terjadi sebagaimana asap tembakau tadi. Seseorang yang stress yang kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja dengan menambah risiko terkena jantung koroner. Sekitar 90% penderita arteritis obliteran pada tingkat III dan IV umumnya akan terkena penyakit jantung.

(31)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

berakhir dengan kematian jaringan/komplikasi dari infark miokard termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti mendadak. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi maupun penimbunan cairan di paru-paru.

Orang yang merokok lebih dari 20 batang tembakau/hari memiliki risiko 6 kali lebih besar terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di negara-negara industri dan berkembang, yaitu sekitar 30% dari semua penyakit jantung berkaitan dengan tembakau.

2.3.3. Rokok terhadap Arteriosklerosis

Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit ini, yaitu menebal dan mengerasnya pembuluh darah. Arteriosklerosis menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah.

Wanita yang merokok dan menggunakan pil kontrasepsi mempunyai kemungkinan untuk menderita penggumpalan pembuluh darah sekitar 10%. Dari 100 pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah (Arteriosklerosis Obliteran), 99 diantaranya adalah perokok.

Ada 4 tingkat gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu: a. Tingkat I : Tanpa gejala.

b. Tingkat II : Kaki sakit saat latihan, misalnya berjalan lebih dari 200m dan kurang dari 200m dan keluhan hilang bila istirahat.

c. Tingkat III : Keluhan timbul saat istirahat umunya saat malam hari dan bila tungkai ditinggikan.

(32)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

2.3.4. Rokok terhadap Tukak Lambung

Di dalam perut dan usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita gangguan 2 kali lebih tinggi dari bukan perokok.

2.3.5. Rokok terhadap Bayi

Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru maupun bronkitis 2 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang.

2.3.6. Rokok terhadap Otak dan Daya Ingat

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk :

a. Tingkat I : Penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan. b. Tingkat II : Defisit neurologis sementara.

c. Tingkat III: Defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau frekuensinya meningkat.

d. Tingkat IV : Terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit neurologis yang menetap.

(33)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.

2.3.7. Rokok terhadap Impotensi

Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu, pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.

2.3.8. Rokok terhadap Kanker

Insiden kanker paru mempunyai hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari. Dikatakan bahwa, 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru. Dari laporan beberapa penelitian mengatakan bahwa perokok pasif pun akan beresiko terkena kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena resiko terkena kanker paru dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup dengan suami/pasangan perokok juga terkena resiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan 25% kanker paru dari bukan perokok adalah berasal dari perokok pasif (Amin, 2006). Asap tembakau bertangggung jawab terhadap lebih dari 85% kanker paru-paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe kanker yang umumnya terjadi pada petembakau :

(34)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

e. Kanker serviks. f. Kanker payudara. g. dll.

Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu sebagai berikut: merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau ditemukan pada fase tar seperti PAH dan fenol aromatik. Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin juga bersifat karsinogen karena mudah diabsorpsi ke dalam darah. Berkembangnya pengetahuan tentang karsinogen meningkatkan usaha mengurangi konsentrasi berbagai senyawa dan kadar tar menurun hampir 3 kali sejak tahun 1955. Pengurangan kadar senyawa tertentu dalam tembakau akan mengubah pola merokok untuk memenuhi kebutuhannya.

2.3.9. Rokok terhadap Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOK)

Kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang 3 bulan pada setiap tahun berjalan selama 2 tahun, dinyatakan mengidap bronkitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur 40 tahun.

(35)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Asap rokok juga bertindak sebagai oksidan serta menekan aktifitas silia, dan dapat mengakibatkan hipertrofi mukus (Alsagaff, 2006).

Kerusakan saluran napas umumnya dan paru-paru pada khususnya tersebut dipengaruhi oleh beberapa mekanisme di bawah ini sehingga terjadi penyakit paru obstruksi kronik.

a. Cedera Akibat Oksidasi (1) Oksidasi Langsung

Fase tar mengandung kuinon, radikal bebas semikuinon dan hidrokuinon dalam bentuk matriks polimer. Fase gas mengandung nitric oxide. Senyawa ini dapat mengubah oksigen menjadi radikal bebas superoksida dan selanjutnya menjadi radikal bebas hidroksil yang sangan merusak.

(2) Oksidasi pada Cell-mediated

Asap tembakau mengakibatkan peningkatan jumlah neutrofil dan makrofag secara nyata pada petembakau yang secara normal tidak terjadi pada bukan petembakau. Neutrofil dirangsang untuk melepas protease dan oksigen dari radikal bebas. Petembakau mengalami penurunan kadar vitamin E pada cairan alveolar, penurunan konsentrasi vitamin C dalam plasma dan peningkatan superoksida dismutase (SOD) serta aktivitas katalase dalam makrofag secara mencolok.

b. Aktivasi Imunologik

Perokok mengalami peningkatan kadar Immunoglobulin E serum. Penyebabnya belum diketahui tetapi peningkatan mencapai hampir 2 kali lipat. Toksisitas dan kerusakan sel akibat oksidasi menimbulkan kerusakan permeabilitas sel mukosa saluran napas, sehingga memudahkan alergen untuk merangsang sel menjadi aktif secara imunologik.

(36)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

fungsi paru sudah terbukti pada asthma (penyempitan saluran napas), tetapi hal ini belum terbukti jelas pada perokok yang tidak menderita asthma.

Bab 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah menilai pengetahuan subjek terhadap rokok, dampak atau efek dari merokok. Keuntungan dan kerugian dari rokok dan

Sikap

(37)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

bahayanya akan kandungan-kandungan yang ada dalam rokok terhadap tubuh.

b. Sikap adalah bagaimana reaksi atau respon subjek yang masih tertutup terhadap rokok berdasarkan pengetahuan akan rokok yang dimiliki subjek.

c. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

3.3. Aspek Pengukuran

a. Pengukuran gambaran pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai rokok dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 1, jika jawaban salah diberi nilai 0. Sistem skoring yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Skor Pertanyaan pada Angket Pengetahuan

No. Skor

1. A = 0 B = 0 C = 0 D = 1

2. A = 0 B = 1 C = 0 D = 0

3. A = 0 B = 0 C = 1 D = 0

4. A = 1 B = 0 C = 0 D = 0

5. A = 1 B = 0 C = 0 D = 0

6. A = 0 B = 0 C = 1 D = 0

7. A = 0 B = 0 C = 0 D = 1

(38)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

9. A = 0 B = 1 C = 0 D = 0

10. A = 0 B = 0 C = 1 D = 0

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1966) yaitu:

(1) Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai angket pengetahuan.

(2) Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari total nilai angket pengetahuan.

(3) Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket pengetahuan.

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden yaitu : (1) Skor 8-10 : baik

(2) Skor 4-7 : sedang (3) Skor ≤ 3 : kurang

b. Pengukuran sikap mahasiswa FK USU mengenai rokok dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 pertanyaan. Bila jawaban responden setuju akan diberi nilai 1, jika jawaban tidak setuju diberi nilai 0. Sistem skoring yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Skor Pertanyaan untuk Angket Sikap

(39)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1966) yaitu:

(1) Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai angket sikap. (2) Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari total nilai

angket sikap.

(3) Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket sikap.

Maka penilaian terhadap sikap responden berdasarkan sistem skoring, yaitu : (1) Skor 4-5 : baik

(2) Skor 2-3 : sedang (3) Skor ≤1 : kurang

Bab 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap rokok. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali saja pada setiap responden.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Tempat Penelitian

(40)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal, mengumpulkan data hingga seminar hasil, yang berlangsung sejak bulan Februari 2009 hingga November 2009.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2006, stambuk 2007, dan stambuk 2008. Populasi pada penelitian ini berjumlah sekitar 1306 orang.

4.3.2. Sampel

Sampelnya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2006, stambuk 2007, dan stambuk 2008. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus :

n = N n = jumlah sampel

1+ N (d2) N = besar populasi = 1306

d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan = 0,05

n = 1306 1 + 1306 (0.05)2 n = 306

(41)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada mahasiswa tersebut:

a. Mahasiswa stambuk 2006 : 1/3 x 306 = 102 orang. b. Mahasiswa stambuk 2007 : 1/3 x 306 = 102 orang. c. Mahasiswa stambuk 2008 : 1/3 x 306 = 102 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode angket.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan pihak fakultas yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa.

4.4.3. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Angket yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan SPSS 11.5.

Angket penelitian ini yang telah disusun sebelumnya dengan jumlah pertanyaan kurang lebih sebanyak 40 pertanyaan, kemudian dilakukan uji validitas dan didapati sebanyak 10 soal yang valid. Pengujian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 11.5. Sampel untuk uji validitas adalah 20 orang responden yang diambil dari salah satu universitas swasta fakultas kedokteran di Medan (Universitas Methodist Indonesia). Uji validitas ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009.

(42)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

4.4.4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan angket yang telah selesai disusun akan diuji reabilitasnya dengan menggunakan SPSS 11.5.

Angket penelitian ini yang disusun sebelumnya telah dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 11.5. Sampel untuk uji reliabilitas adalah 20 orang responden yang diambil dari salah satu universitas swasta fakultas kedokteran di Medan (Universitas Methodist Indonesia). Uji reliabilitas ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009.

Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien Reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS 11.5. Jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Tabel 4.1.

Hasil uji validitas dan relialibilitas untuk tiap pertanyaan dalam angket

(43)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, dan sebelum pengisian angket akan dilampirkan lembaran persetujuan responden. Dalam angket tersebut nama responden tidak akan dicantumkan. Angket tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan berupa pengetahuan dan sikap terhadap kebiasaan merokok. Hasil penelitian dan jawaban dari responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Pengisian angket kurang lebih memakan waktu responden sebanyak 10-15 menit.

4.5. Metode Analisis Data

Data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan SPSS versi 11.5 (Statistical Products and Service Solutions).

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrumen angket yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

(44)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola. Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak 400 lebih orang setiap tahunnya yang dapat masuk melalui jalur UMB, PMP, SNMPTN, Kemitraan, Mandiri, dan Internasional dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2006, stambuk 2007, dan stambuk 2008 yang terpilih, yaitu sebanyak 102 orang mahasiswa. Total responden adalah sebanyak 306 orang.

Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi : jenis kelamin, suku, aktivitas responden selain kuliah, usia pertama sekali mengenal rokok, dan riwayat merokok mengenai rokok. Data lengkap bila mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.

(45)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Tabel 5.1.

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbanyak yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan (56,2%) dan responden laki-laki (43,8%).

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ada ditanyakan karakteristik responden berdasarkan aktivitas responden selain kuliah, karena seorang mahasiswa dapat memiliki aktivitas lain selain kuliah. Terlebih Fakultas Kedokteran FK USU memiliki banyak UAM yang berada dibawah BEM PEMA FK USU sehingga mahasiswa tidak tertutup kemungkinan untuk berpartisipasi dalam organisasi.

Tabel 5.2.

Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Aktivitas Responden selain Kuliah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan responden terbanyak selain kuliah yaitu responden mengikuti organisasi (26,5%), olahraga (24,5%), berdagang (0,3%), dan sebanyak 48,7% responden memiliki kegiatan lain selain berorganisasi, berolahraga dan berdagang.

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ada ditanyakan karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan. Mengenal rokok berdasarkan tingkat pendidikan seseorang dapat sangat bervariasi. Pengenalan seseorang terhadap

(46)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

rokok dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya lingkungan, keluarga, budaya, dll.

Tabel 5.3.

Distribusi Karakteristik Responden Mengenal Rokok berdasarkan jenjang pendidikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden mengenal rokok berdasarkan jenjang pendidikan dapat sangat bervariasi, yaitu sejak TK (43,1%), SD (45,8%), SLTP (10,5%) dan SMU (0,7%). Dari hasil tersebut persentase terbesar responden mengenal rokok adalah pada saat pendidikan SD dan persentase terkecil adalah pada saat pendidikan SMU.

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ada ditanyakan karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok karena menjadi seorang mahasiswa FK USU tidak ada larangan untuk merokok.

Tabel 5.4.

Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Riwayat Merokok

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa riwayat merokok responden cukup bagus yaitu responden yang ada merokok (9,2%) dan yang tidak merokok (90,8%).

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Pengetahuan Mahasiswa FK USU Terhadap Rokok

Jenjang Pendidikan f (frekuensi) %

TK 132 43,1

Riwayat Merokok f (frekuensi) %

Ada Merokok 28 9,2

Tidak ada Merokok 278 90,8

(47)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap Rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam angket tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap Rokok. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.5. di bawah ini.

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

1. Racun utama Rokok 268 87,6 38 12,4

2. Asal mula terbentuknya Nikotin 77 25,2 229 74,8

3. Senyawa dasar Nikotin 19 6,2 287 93,8

4. Bentuk Nicotine Replacement Therapy 236 77,1 70 22,9 5. Senyawa Rokok dalam Aktivasi Jalur Hadiah 149 48,7 157 51,3 6. Bahaya dari Perokok Aktif dan Perokok Pasif 298 97,4 8 2,6

7. Senyawa dasar TAR 156 51,0 150 49,0

8. Kadar TAR dalam Rokok 95 31,0 211 69,0

9. Sifat-sifat dari TAR 204 66,7 102 33,3

10. Ikatan CO dengan Oksigen 243 79,4 63 20,6

(48)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

87,6%, 77,1%, 97,4%, dan 79,4%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 2 dan 3 yaitu sebesar 74,8% dan 93,8%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 8-10 pertanyaan pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan sedang bila menjawab 4-7 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 3 dari pertanyaan pengetahuan dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat dikategorikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan F %

Baik 22 7,2

Sedang 267 87,3

Kurang 17 5,6

Total 306 100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 5,6%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang sebanyak 87,3% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 7,2%.

5.1.3.2. Sikap Mahasiswa FK USU Terhadap Rokok

(49)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

tersebut dapat mewakili sikap responden terhadap rokok. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

No Pernyataan

Jawaban Responden

Setuju Tidak Setuju

f % f %

1. Bila mencium asap rokok anda akan menutup mulut.

242 79,1 64 20,9

2. Menolak bila ditawari rokok. 283 92,5 23 7,5 3. Bila anda perokok, anda akan

menawarkan kepada orang lain/ teman/ kekasih anda.

46 15 260 85

4. Ikut serta dalam menyukseskan program hari tanpa tembakau.

282 92,2 24 7,8

5. Tidak akan bergaul dengan teman yang seorang perokok

32 10,5 274 89,5

Dari tabel di atas terlihat bahwa pernyataan sikap yang paling banyak dijawab dengan setuju adalah pada pernyataan nomor 2 yaitu sebesar 92,5%. Pernyataan sikap yang paling sedikit dijawab dengan setuju adalah pernyataan nomor 5 yaitu sebesar 10,5%.

Penilaian sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 4-5 pertanyaan sikap dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan memiliki sikap sedang bila menjawab 2-3 pertanyaan sikap dengan benar dan dikatakan berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 1 dari pertanyaan sikap dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat dikategorikan pada tabel 5.8.

Tabel 5.8.

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

Sikap f %

Baik 275 89,9

(50)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

Kurang 4 1,3

Total 306 100

Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan baik memiliki persentase yang paling besar yaitu 89,9% sedangkan sikap dengan kategori sedang sebesar 8,8% dan sikap dengan kategori kurang hanya 1,3%.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian angket yang telah valid untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu.

Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 268 responden (87,6%) telah memiliki pengetahuan yang baik bahwa racun utama pada rokok adalah Nikotin, Tar, dan Karbon monoksida dan sebanyak 149 responden (48,7%) telah menjawab dengan benar mengenai kandungan rokok yang dapat mengaktivasi jalur hadiah (reward system) yang ada di otak, seperti yang dikemukakan bahwa nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergic oleh Gondodiputro (2007). Disamping itu, sebanyak 77 responden (25,2%) mengetahui bahwa Nicotiana rustica adalah zat atau bahan senyawa dasar dari nikotin dan sebanyak 19 responden (6,2%) yang mengetahui bahwa senyawa dasar dari nikotin adalah Pirrilidin. Hasil tersebut sesuai dengan yang dikemukan bahwa nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004).

(51)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

patch, nicotine polacrilex gum, nicotine vapor inhaler, dan nicotine spray oleh Rigotti (2002). Menurut Budiantoro (2009) dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok (perokok aktif), sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya (perokok pasif) dimana sebanyak 298 responden (97,4%) yang menjawab dengan baik.

Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik, didapati bahwa sebanyak 156 responden (51%) yang berpengetahuan baik dimana dikemukakan (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004). Sebanyak 204 responden (66,7%) yang berpengetahuan baik bahwa tar yang terdapat dalam kandungan rokok yang bersifat karsinogenik dapat membuat warna cokelat pada kuku dan gigi dimana menurut Gondodiputro (2007). Tar adalah sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru, sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi coklat, begitu juga di paru-paru. Sebanyak 95 responden (31%) menjawab dengan benar bahwa kadar tar didalam rokok tergolong tinggi bila mengandung tar sekitar 22mg. Menurut Martin (2008), konsentrasi tar yang ada dalam rokok dapat bervariasi, yaitu: rokok dengan kadar tar yang tinggi bila mengandung tar sekitar 22 mg, rokok dengan kadar tar yang sedang bila mengandung tar sekitar 15-21 mg dan rokok dengan kadar tar yang rendah bila mengandung tar sekitar 7 mg atau lebih kecil. Sebanyak 243 responden (79,4%) mempunyai pengetahuan yang baik bahwa karbon monoksida (CO) akan sangat cepat dan kuat berikatan dengan hemoglobin di dalam darah membentuk karboksihemoglobin, seperti yang dikemukakan dalam Gondodiputro (2007).

(52)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

asumsi penelita,hal ini mungkin dikarenakan oleh tidak terdapatnya topik kuliah khusus mengenai nikotin dalam sistem pembelajaran KBK (Kuliah Berbasis Kompetensi). Pada salah satu Fakultas Kedokteran swasta yang ada di Medan,dalam topik perkuliahan mereka terdapat kuliah khusus topik nikotin. Seperti yang disampaikan oleh Wied Hary A. (1996) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati, persentase pengetahuan responden yang baik akan lebih besar bila dalam perkuliahan mendapat topik tentang nikotin.

5.2.2. Sikap

Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan angket yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap rokok. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden sudah dapat merespon dengan baik terhadap rokok baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal ini terlihat dari tabel hasil bahwa sebanyak 242 responden (79,1%) menyatakan setuju untuk menutup mulut bila mencium asap rokok, 283 responden (92,5%) menyatakan setuju akan menolak bila ditawari rokok, dan 282 responden (92,2%) menyatakan setuju untuk ikut serta dalam menyukseskan program hari tanpa tembakau. Sedangkan didapati 260 responden (85%) yang menyatakan tidak setuju untuk menawarkan rokok kepada orang lain baik teman maupun kekasihnya dan sebanyak 274 responden (89,5%) menyatakan tidak setuju bila tidak bergaul dengan teman yang seorang perokok.

(53)

Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.

sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kategori sedang (75,8%) sedangkan sikap dalam penelitian ini berada pada kategori baik (89,9%).

Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap responden sehingga memiliki sikap yang baik walaupun dengan pengetahuan yang sedang. Menurut Azwar (2005), sikap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, kebudayaan, adat istiadat, ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan pengetahuan yang sedang tetapi responden dapat memiliki sikap yang baik.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu:

a. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap rokok berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 267 responden (87,3%), sedangkan pada kategori baik sebanyak 22 responden (7,2%) dan pada kategori kurang ditemukan sebanyak 17 responden (5,6%).

Gambar

Tabel 2.1. Kandungan zat-zat kimia yang terdapat didalam asap rokok.
Tabel 3.1. Skor Pertanyaan pada Angket Pengetahuan
Tabel 3.2. Skor Pertanyaan untuk Angket Sikap
Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan relialibilitas untuk tiap pertanyaan dalam angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia berkolaborasi dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pemanfaatan jaringan

Kekerasan verbal yang dialami anak akan berdampak secara holistik yaitu dampak psikis yang dirasakan oleh korban antara lain berkeringat, jantung berdetak

Beliau mengurutkan ciri-ciri pengalaman tersebut sebagai suatu pandangan yang tidak terlukiskan, yaitu pengalaman yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata;

Hal ini dapat dibuktikan dengan penghargaan kepada Jurusan Keperawatan sebagai jurusan terbaik dilingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta dalam bidang pelayanan

(1) untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu, (2) untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat

pengrajin seperti alat pertukangan dll Kelompok ekowisata, Pemerintah Kelurahan, VWG √ √ Swadaya masyarakat, DKP 3 Membangun jaringan usaha dengan pihak perusahan atau

Muhammadiyah, senantiasa mengajak umat muslim melakukan sholat ied di tanah lapang, mengubah arah kiblat, serta menyayangi anak yatim. Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan

Perlakuan rasio tepung kecipir dan tapioka pada konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar protein, nilai warna b+, serta nilai