Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
PENGARUH PENAMBAHAN POZZOLITH®100Ri
TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH
BETON DENGAN PENGURANGAN FAKTOR AIR SEMEN
Tugas Akhir
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh:
SOFIYAN J.P. MANIK
03 0404 001
SUB JURUSAN STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
kasihnya-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh
Penambahan POZZOLITH100Ri dan Pengurangan Air Terhadap Modulus Elastisitas Beton, Kuat Tekan Beton dan Kuat Tarik Belah Beton” dengan baik. Adapun tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam
menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Bidang Studi Struktur pada Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak baik moril maupun materil.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Ir. Alferido Malik dan Ibu Nursyamsi, ST. MT, selaku pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Bapak Prof. DR. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Teruna Jaya,M.Sc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
5. PT. BASF Construction Chemical Indonesia Cabang Medan, terutama kepada
Bang Yunan dan Ka’ Yenny, terimakasih atas bantuan bahan admixturenya
dan masukan-masukannya yang sangat bermanfaat.
6. Teristimewa buat Ibunda dan Ayahanda tercinta atas segala pengorbanan,
cinta, kasih sayang, kepercayaan, dukungan serta doa yang tiada batas untuk
penulis. Baktiku takkan dapat membalas cinta kasih yang ayah dan ibu
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
3 Benny, Romauli Manalu serta Dek Lindung, semoga kekompakan kita selama
ini dapat kita jaga serta kasih sayang diantara kita tetap terjaga selamanya.
Semoga Tuhan menyertai kita. Amin.
7. Asisten beserta staf Laboratorium Beton USU, Fakhrul Rivai, Nova, Gofur,
Andi dan Mas Bandi yang banyak membantu penulis dalam pengecoran,
pengujian hingga penyusunan tugas akhir ini.
8. Thanks berat to: Fikri, Fadli, Wira, Yunus, Ryo, Natan, Dapot, Himsar,
Masana, Mianto, Toni serta adik-adik stambuk 06, yang sudah membantu
dalam proses pengecoran dan pengujian beton.
9. All civil 03, abang-abang stambuk 02, dll yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, terima kasih atas bantuan yang diberikan buat penulis selama ini serta
teman dalam susah dan senang. Semoga Tuhan selalu menerangi kita dengan
cahaya kasih-Nya dalam setiap langkah kita.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
meningkatkan kemampuan menulis pada masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
pengetahuan bagi yang membacanya.
Medan, Maret 2008
Penulis
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
4
ABSTRAK
Beton merupakan salah satu material konstruksi yang pemakaiannya sangat luas sehubungan dengan sifat-sifat fisiknya yang baik, mudah dibentuk dalam pekerjaannya dan biaya pembuatan yang relativ murah. Dalam kondisi tertentu pada saat cuaca panas seringkali kita dihadapkan pada masalah dimana beton akan cepat mengeras sehingga diperlukan bahan tambahan (admixture) yang dapat memperlambat pengikatan beton tanpa harus menurunkan mutu dari beton. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton dari variasi pemakaian bahan tambah (admixture) POZZOLITH
100Ri dengan faktor air semen tetap dibandingkan kuat tekan beton dengan faktor air semen yang dikurangi 5%, 10%, dan 15% untuk pemakaian admixture yang memberikan kuat tekan dan kuat tarik beton maksimum pada percobaan sebelumnya. Nilai kuat tekan direncanakan berdasarkan mix design dengan nutu beton 30MPa, nilai modulus elastisitas tidak dihitung, serta pengujian kuat tekan dan kuat tarik rekah beton dilakukan pada umur 28 hari dengan menggunakan cetakan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Sebelum melakukan pembuatan benda uji terlebih dilakukan pemeriksaan material (pasir dan batu pecah) untuk mengetahui mutu darimaterial yang dipakai untuk mix design. Setelah dilakukan pengujian material maka dapat dilakukan pembuatan benda uji sesuai mix design yang direncanakan. Bahan admixture POZZOLITH®100Ri dicampurkan dengan variasi penambahan sebear 0%; 0,2%; 0,3%; 0,4% dan 1% dari berat semen. Dan selanjutnya dilakukan pengurangan air sebesar 5%, 10% dan 15% untuk beton dengan variasi penambahan pozzolith 100Ri yang memberikan kuat tekan beton maksimum. Setiap variasi campuran dibuat masing-masing 3 sampel untuk kuat tekan beton dan 3 sampel untuk kuat tarik rekah beton.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
5 DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Abstrak ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... viii
Daftar Gambar ... xi
Daftar Lampiran ... xii
Daftar Istilah ... xvi
Daftar Notasi... ... xviii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Permasalahan ... 2
I.3 Tujuan ... 5
I.4 Pembatasan Masalah ... 6
I.5 Tahap Penelitian... ... 7
I.6 Metodologi Penelitian ... 9
I.7 Manfaat Penelitian... 13
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
6
II.1.1 Beton Segar ... 16
II.1.2 Elastisitas Beton... 20
II.1.3 Kekuatan Tekan Beton (f’c) ... 22
II.1.3 Kekuatan Tarik Belah Beton (T) ... 25
II.2 Bahan Penyusun Beton... 26
II.2.1 Semen ... 26
II.2.1.1 Umum ... 26
II.2.1.2 Semen Portland... 27
II.2.1.3 Jenis Semen Portland ... 28
II.2.1.4 Senyawa Kimia... 29
II.2.1.5 Sifat-sifat Semen Portland... 30
II.2.2 Agregat ... 32
II.2.2.1 Umum ... 32
II.2.2.2 Jenis Agregat ... 33
II.2.3 Air ... 34
II.2.4 Bahan Tambah ... 36
II.2.4.1 Umum ... 36
II.2.4.2 Alasan Penggunaan Bahan Tambahan ... 38
II.2.4.3 Perhatian Penting Dalam Penggunaan Bahan Tambahan ... 39
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
7
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Umum ... 45
III.2 Urutan Tahapan Penelitian ... 46
III.2.1 Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton ... 46
III.2.1.1 Agragat Halus ... 46
III.2.1.1.1 Analisa Ayakan Pasir... ... 48
III.2.1.1.2 Pemeriksaan Kadar Lumpur Pasir... ... 50
III.2.1.1.3 Pemeriksaan Kandungan Organik... ... 51
III.2.1.1.4 Pemeriksaan Clay Lump Pada Pasir... ... 53
III.2.1.1.5 Pemeriksaan Berat Isi Pasir... ... 54
III.2.1.1.6 Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir ... 56
III.2.1.2 Agregat Kasar ... 58
III.2.1.2.1 Analisa Ayakan Batu Pecah... 60
III.2.1.2.2 Pemeriksaan Kadar Lumpur... 62
III.2.1.2.3 Pemeriksaan Keausan Dengan Mesin Los Angeles... 63
III.2.1.2.4 Pemeriksaan Berat Isi Batu Pecah... 65
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
8
III.2.1.3 Semen ... 68
III.2.1.4 Air ... 69
III.2.2 Perencanaan Campuran Beton ... 69
III.2.3 Penyediaan Bahan Penyusun Beton... 70
III.2.4 Pembuatan Benda Uji Silinder ... 70
III.2.5 Pengujian Sampel ... 71
III.2.5.1 Pengujian Modulus Elastisitas Beton ... 72
III.2.5.2 Pengujian Kuat Tekan Beton... 72
III.2.5.2 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton... 73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Nilai Slump ... 75
IV.2 Modulus Elastisitas Beton... 79
IV.3 Kuat Tekan Beton ... 119
IV.4 Kuat Tarik Belah Beton ... 124
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan... 129
V.2 Saran ... 131
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Sampel Dan Metode Pengujian Silinder Beton
Pada Umur 28 Hari Untuk Percobaan Tahap I ... 11
Tabel 1.2 Jumlah Sampel Dan Metode Pengujian Silinder Beton Pada Umur 28 Hari Untuk Percobaan Tahap 2... 12
Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Kimia Portland Semen ... 29
Tabel 3.1 Susunan Besar Butiran Agregat Halus ... 47
Tabel 3.2 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar ... 59
Tabel 4.1 Pemeriksaan Nilai Slump Dengan Peningkatan Pemakaian Admixture POZZOLITH 100Ri ... 76
Tabel 4.2 Pemeriksaan Nilai Slump Dengan Variasi Pengurangan Air Pada Pemakaian Admixture POZZOLITH 100Ri 0,4% ... 77
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Normal ... 80
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Dengan Variasi Penambahan POZZOLITH 100Ri 0,2% ... 83
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Dengan Variasi Penambahan POZZOLITH 100Ri 0,3% ... 86
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
10 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Dengan Variasi
Penambahan POZZOLITH 100Ri 1% ... 92 Tabel 4.8 Nilai Modulus Elastisitas Dari Masing-Masing Variasi
Beton ... 102
Tabel 4.9 Persentase Peningkatan Modulus Elastisitas Beton Terhadap
Beton Normal Dengan Variasi Penambahan Admixture ... 103
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Dengan Variasi Penambahan POZZOLITH 100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 5%... 104
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Dengan Variasi Penambahan POZZOLITH 100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 10% ... 107
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Elastisitas Beton Dengan Variasi Penambahan POZZOLITH 100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 15% ... 110
Tabel 4.13 Nilai Modulus Elastisitas Beton Dengan Variasi Penambahan POZZOLITH 100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air ... 117 Tabel 4.14 Persentase Peningkatan Modulus Elastisitas Beton Terhadap
Beton Normal Dengan Variasi Penambahan Admixture Dan
Pengurangan Air ... 117 Tabel 4.15 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Untuk Variasi
Pemakaian POZZOLITH 100Ri ... 119 Tabel 4.16 Persentase Peningkatan Kuat Tekan Beton Terhadap
Beton Normal ... 121 Tabel 4.17 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Untuk Variasi
Pengurangan Air Pada Penambahan Admixture 0,4% ... 122 Tabel 4.18 Persentase Peningkatan Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Terhadap
Beton Normal Untuk Variasi Pengurangan Air Pada Penambahan
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
11 Tabel 4.19 Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton Umur 28 Hari Untuk Variasi
Pemakaian POZZOLITH 100Ri ... 125 Tabel 4.20 Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton Umur 28 Hari Untuk Variasi
Pengurangan Air Pada Penambahan Admixture 0,4% ... 126
Tabel 4.21 Persentase Peningkatan Kuat Tarik Beton Terhadap
Beton Normal ... 127 Tabel 4.22 Persentase Peningkatan Kuat Tarik Beton Umur 28 Hari Terhadap
Beton Normal Untuk Variasi Pengurangan Air Pada Penambahan
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Benda Uji Silinder ... 6
Gambar 2.1 Hubungan Antara Umur Beton Dengan Kuat Tekan Beton ... 23
Gambar 2.2 Perkembangan Kekuatan Tekan Mortar Untuk Berbagai Tipe
Portland Semen ... 24
Gambar 3.1 Pengujian Kuat Tarik Belah Silinder Beton ... 73
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Penambahan Admixture vs Nilai Slump ... 77
Gambar 4.2 Garfik Hubungan Nilai Slump Terhadap Pengurangan Air Dan
Penambahan POZZOLITH100Ri 0,4% ... 78 Gambar 4.3 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Untuk Beton Normal ... 82 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Admixture POZZOLITH100Ri 0,2% ... 84 Gambar 4.5 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Admixture POZZOLITH100Ri 0,3% ... 87 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Admixture POZZOLITH100Ri 0,4% ... 90 Gambar 4.7 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
13 Gambar 4.8 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Admixture POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 5% ... 105 Gambar 4.9 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Admixture POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air
10% ... 108 Gambar 4.10 Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Beton Pada Pemakaian
Admixture POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air
15% ... 111 Gambar 4.11 Grafik Hasil Pengujian Nilai Modulus Elastisitas Beton Pada
Percobaan Tahap I dan Tahap II ... 118
Gambar 4.12 Grafik Hubungan Penambahan Admixture POZZOLITH100Ri
vs Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 28 Hari ... 119
Gambar 4.13 Grafik Hubungan Penambahan Admixture POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air vs Nilai Kuat Tekan Beton Pada
Umur 28 Hari ... 122 Gambar 4.14 Grafik Hasil Pengujian Nilai Kuat Tekan Beton Pada
Percobaan Tahap I dan Tahap II ... 124
Gambar 4.15 Grafik Hubungan Penambahan Admixture POZZOLITH100Ri
vs Tegangan Rekah Beton Pada Umur 28 Hari ... 125
Gambar 4.16 Grafik Hubungan Penambahan Admixture POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air vs Tegangan Rekah Beton
Pada Umur 28 Hari ... 127 Gambar 4.17 Grafik Hasil Pengujian Nilai Kuat Tarik Belah Beton Pada
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Pemeriksaan Bahan Penyususn Beton
Lampiran A.1. Analisa Saringan Agregat Halus
Lampiran A.2. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus
Lampiran A.3. Pemeriksaan Kandungan Organik Agregat Halus
Lampiran A.4. Pemeriksan Kadar Liat Agregat Halus
Lampiran A.5. Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus
Lampiran A.6. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Absorbsi Agregat Halus Lampiran A.7. Analisa Saringan Agregat Kasar
Lampiran A.8. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar
Lampiran A.9 Pemeriksaan Keausan Menggunakan Mesin Pengaus Los Angeles Lampiran A.10. Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar
Lampiran A.11. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Absorbsi Agregat Kasar
Lampiran B. Perhitungan Mix Design
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
15
Lampiran C. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Lampiran C.1. Pengujian Kuat Tekan Beton Normal
Lampiran C.2. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,2%
Lampiran C.3. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,3%
Lampiran C.4. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4%
Lampiran C.5. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 1%
Lampiran C.6. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 5% Lampiran C.7. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 10% Lampiran C.8. Pengujian Kuat Tekan Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 15%
Lampiran D. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
Lampiran D.1. Pengujian Kuat Tarik Beton Normal
Lampiran D.2. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,2%
Lampiran D.3. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
16 Lampiran D.4. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4%
Lampiran D.5. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 1%
Lampiran D.6. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 5%
Lampiran D.7. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 10% Lampiran D.8. Pengujian Kuat Tarik Beton Variasi Penambahan Admixture
POZZOLITH100Ri 0,4% Dan Pengurangan Air 15%
Lampiran E. Dokumentasi Pelaksanaan Pengecoran Dan Pengujian Beton
Lampiran E.1 Admixture POZZOLITH100Ri Lampiran E.2 Proses Pengadukan Campuran Beton
Lampiran E.3 Pemeriksaan Nilai Slump Untuk Beton Normal Lampiran E.4 Pemeriksaan Nilai Slump Beton Dengan Penambahan
POZZOLITH100Ri
Lampiran E.5 Pembuatan Benda Uji Silinder Lampiran E.6 Benda Uji Silinder
Lampiran E7 Penimbangan Benda Uji
Lampiran E.8 Pengujian Modulus Elastisitas Beton Lampiran E.9 Pengujian Kuat Tekan Beton
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
17
DAFTAR ISTILAH
Absorbsi : penyerapan air
Accelerating Admixture : bahan tambah yang berfungsi mempercepat pengerasan beton.
Admixture : zat penambah, bahan tambah, campuran.
ASTM : American Society for Testing and Meterials
PBI : Peraturan Beton Indonesia
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
18
Beton variasi : beton normal yang sudah diberi variasi bahan
tambah
Bleeding : pemisahan air dari adukan
Curing : perawatan
Dumping : penuangan
Durability : bersifat tahan lama
f.a.s : perbandingan antara berat air dengan berat semen
suatu adukan beton
Final setting : waktu ikat akhir
Finenes : tingkat kehalusan
Gradasi : susunan butiran
Hidrasi : persenyawaan kimia dalam air
Hydraulic binder : pengikat hidrolis
Initial setting : waktu ikat awal
Laitance : selaput tipis
Mix design : rancangan campuran beton
Plasticizer : bahan tamabah yang membuat adukan beton
menjadi cair/plastis
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
19
Quaary : tempat pengambilan material
Retarder : bahan tambah penghambat pengikatan beton
Setting time : waktu ikat
Segregasi : kecenderungan air campuran untuk naik ke atas
(memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan
SSD : Saturated Surface Dry
Superplasticizers : tingkatan yang lebih baik dari plasticizer
Slump : penurunan adukan beton terhadap tinggi kerucut
Abrams
Vibrating : pemadatan
Water reducing : pengurangan kadar air
Workabilitas : kemudahan pekerjaan beton / kelacakan
DAFTAR NOTASI
A : luas permukaan (cm)
D : diameter silinder (cm)
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
20
bk : kekuatan beton karakteristik (kg/cm²)
f’c : kekuatan tekan (kg/cm²)
f’ct : kuat tarik rekah beton (kg/cm²)
L : panjang silinder
P : beban tekan (KN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin maju di segala bidang, termasuk di
bidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
21 utama karena beton merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga
yang relatif murah dibandingkan dengan konstruksi lainnya.
Beton merupakan bahan campuran antara semen portland, agregat kasar,
agregat halus, air dan dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture) dengan
perbandingan tertentu yang akan membentuk beton segar. Pengerasan beton akan
segera terjadi karena adanya peristiwa ikatan antara air dan semen, dimana massa
beton akan bertambah kuat seiring dengan bertambahnya umur beton.
Dalam pembuatan beton, pemilihan akan bahan-bahan yang digunakan
sangat penting terutama untuk memperoleh mutu beton dengan sifat-sifat khusus
yang diinginkan untuk tujuan tertentu dengan cara yang paling ekonomis.
Dewasa ini dalam praktek pembuatan beton, bahan tambahan (admixture)
merupakan bahan yang dianggap penting. Penggunaan bahan tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menambah sifat beton sesuai dengan sifat
yang diinginkan. Bahan tambahan tersebut ditambahkan ke dalam campuran beton
atau mortar, dan dengan adanya bahan tambahan ini diharapkan beton yang
dihasilkan memiliki sifat yang lebih baik.
Karena suatu bahan campuran pada umumnya dimasukkan pada campuran
beton dalam jumlah yang relatif kecil, maka tingkat kontrolnya harus lebih besar
dibanding saat pengerjaan beton biasa tanpa suatu bahan campuran (admixture).
Penggunaan bahan admixture yang tidak sesuai dengan yang diinginkan maupun
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
22 beton tersebut yang dapat mempengaruhi mutu dan kualitas beton yang telah
direncanakan.
Beragam jenis dan kegunaan admixture kimia yang telah banyak
dipasarkan saat ini telah banyak membantu para ahli konstruksi dalam mengatasi
masalah-masalah dilapangan, seperti : pada tempat yang banyak mengandung air,
dapat digunakan admixture yang mampu mengurangi pemakaian air semen; dan
untuk jarak tempuh yang jauh dapat digunakan admixture yang mampu
memperlambat waktu ikat beton; dan sebagainya.
Dalam tugas akhir ini yang akan diteliti adalah POZZOLITH 100Ri yang berfungsi memperlambat waktu ikat beton tanpa mengurangi mutu beton.
Bahan campuran (admixture) ini dapat mengurangi kandungan air pada beton.
1.2. Permasalahan
Secara umum untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik maka
slump yang dihasilkan dalam pengecoran beton adalah kecil, ini disebabkan
karena penggunaan air yang minimum (dengan angka perbandingan jumlah air
terhadap semen yang rendah). Namun hal ini akan menimbulkan masalah karena
beton sulit dikerjakan (tidak mudah mengalir). Bahan tambahan (admixture)
POZZOLITH 100Ri adalah bahan tambahan yang berfungsi sebagai Retarder and Water Reducing dimana kita dapat mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dan memperlambat waktu pengikatan beton.
Adapun alasan kenapa saya menetapkan permasalahan yang ingin saya teliti
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
23 tambahan (admixture) POZZOLITH 100Ri yang berfungsi sebagai Retarder and Water Reducing ini dapat menjadi solusi bila temperatur udara panas serta
jarak tempuh ke lokasi pengecoran cukup jauh, maka saya ingin mengetahui
pengaruh penambahan POZZOLITH 100Ri terhadap nilai kuat tekan beton serta kuat tarik belah beton. Dengan menggunakan bahan tambahan (admixture)
POZZOLITH 100Ri dihasilkan nilai slump yang rendah sehingga workabilitas beton akan semakin rendah. Oleh karena nilai slump yang rendah maka perlu
diteliti sampai sejauh mana pengaruh penambahan POZZOLITH 100Ri terhadap nilai kuat tekan beton. Analisa pada kekuatan tampang konstruksi beton,
khususnya balok maka dianggap bahwa beton tidak kuat menahan tarik. Meskipun
demikian, besarnya tarikan yang timbul pada beton perlu juga diketahui sebagai
kontrol untuk mengamankan kemungkinan yang terjadi akibat lenturan beton
dimana memungkinkan terjadinya retakan pada beton sehingga mengakibatkan
berkaratnya tulangan pada konstruksi beton bertulang.
Pada penelitian ini akan ditinjau pengaruh penambahan bahan campuran
(admixture) terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. Hasil ini diperoleh dari
perbandingan beton yang menggunakan POZZOLITH 100Ri (0,2%; 0,3%; 0,4%; dan 1% dengan faktor air semen tetap) pada tahap I, terhadap pengurangan
air 5%, 10%, dan 15% pada tahap II yang menggunakan dosis POZZOLITH 100Ri dari hasil kuat tekan beton maksimum pada tahap I.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
24 Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
kuat tekan dan kuat tarik beton dari variasi pemakaian bahan tambah (admixture)
POZZOLITH 100Ri dengan faktor air semen tetap dibandingkan kuat tekan beton dengan faktor air semen yang dikurangi 5%, 10%, dan 15% untuk
pemakaian admixture yang memberikan kuat tekan dan kuat tarik beton
maksimum pada percobaan sebelumnya.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi ruang lingkupnya agar tidak
terlalu luas. Pembatasan masalah meliputi:
1. Kuat tekan beton (f’c) direncanakan berdasarkan mix design dengan mutu
beton yang diinginkan adalah 30 MPa.
2. Penggunaan satu jenis bahan admixture yaitu POZZOLITH 100Ri dengan variasi pemakaian 0%; 0,2%; 0,3%; 0,4% dan 1%.
3. Pengurangan faktor air semen 5%, 10%, dan 15% pada percobaan tahap II
dengan menggunakan dosis penambahan POZZOLITH 100Ri yang memberikan hasil kuat tekan maksimum pada tahap I.
4. Benda uji yang digunakan adalah silinder 15cm x 30cm sebanyak 3 buah pada
masing-masing variasi beton.
5. Pemeriksaan slump (slump test) dilakukan setiap pengecoran untuk
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
25 6. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan beton dan kuat tarik beton
dilakukan pada umur 28 hari untuk semua variasi beton.
Gambar I.1 Benda Uji Silinder
7. Nilai modulus elastisitas tidak dihitung.
8. Kuat tekan beton (f’c) diambil berdasarkan beban maksimum.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah kajian
eksperimental di laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelitian
sebagai berikut :
1. Penyediaan bahan penyusun beton : batu pecah, pasir, semen, dan bahan
tambahan POZZOLITH 100Ri. 2. Pemeriksaan bahan penyusun beton:
• Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
26 • Pemeriksaan kandungan organik (colormetric test) pada agregat halus.
• Pemeriksaan berat isi agregat halus dan agregat kasar.
• Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar.
3. Mix design (perancangan campuran)
Penimbangan/penakaran bahan penyusun beton berdasarkan uji karakteristik
bahan penyusun dan mutu beton yang direncanakan dalam penelitian ini
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
27 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Umum
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan
semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan
tambah (admixture atau additive). Hasil dari pencampuran semen hidrolik
(portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
atau additive) bila dituang dalam cetakan kemudian dibiarkan, maka akan
mengeras seperti batuan. Pengerasan tersebut terjadi oleh peristiwa reaksi kimia
antara air dan semen yang berlangsung selama waktu yang panjang, dan akibatnya
campuran itu selalu bertambah keras setara dengan umurnya. Beton yang sudah
keras dapat dianggap batu tiruan, dengan rongga-rongga antara butiran yang besar
(agregat halus, kerikil, atau batu pecah) diisi oleh butiran yang lebih kecil (agregat
halus, pasir), dan pori-pori antara agregat halus ini diisi oleh semen dan air (pasta
semen).
Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil,
dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
28 Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air seperti bendung,
bendungan, saluran, dan drainase perkotaan.
Ditinjau dari sudut estetika, beton hanya membutuhkan sedikit
pemeliharaan. Kekakuan, keawetan dan sifat beton yang lain tergantung pada sifat
bahan-bahan dasar, nilai perbandingan bahan-bahannya, cara pengadukan maupun
cara pengerjaan selama penuangan adukan beton, cara pemadatan, dan cara
perawatan selama proses pengerasan. Luasnya pemakaian beton disebabkan
karena terbuat dari bahan-bahan yang umumnya mudah diperoleh, serta mudah
diolah sehingga menjadikan beton mempunyai sifat yang dituntut sesuai dengan
keadaan situasi pemakaian tertentu.
Jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi persyaratan
yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan
dengan seksama cara-cara memperoleh adukan beton segar ( fresh concrete) yang
baik dan beton keras (hardened concrete) yang dihasilkan juga baik. Beton yang
baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air.
Kebaikan beton antara lain :
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
2. Biaya pemeliharaan yang kecil.
3. Tahan terhadap temperature yang tinggi.
4. Mampu memikul beban yang berat.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
29 Kekurangan beton antara lain :
1. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah.
2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
3. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan.
4. Daya pantul suara yang besar.
5. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
6. Berat.
7. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
II.1.1 Beton segar
Beton segar yang baik adalah beton yang dapat diaduk, dapat diangkut,
dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi segregasi
(pemisahan kerikil dari adukan) maupun bleeding (pemisahan air dan semen dari
adukan). Hal ini karena segregasi maupun bleeding mengakibatkan mutu beton
yang dihasilkan kurang baik. Tiga hal penting yang perlu diketahui dari sifat-sifat
beton segar, yaitu : kemudahan pengerjaan (workability), pemisahan kerikil
(segregation), pemisahan air (bleeding).
a. Kemudahan pengerjaan (workability)
Workability merupakan ukuran dari tingkat kemudahan atau kesulitan adukan
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
30 maupun sifat bahan-bahan ini secara bersama-sama mempengaruhi sifat
kemudahan pengerjaan beton segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat
kemudahan dikerjakan antara lain :
1. Jumlah air pencampur
Semakin banyak air yang digunakan maka semakin mudah beton tersebut
dikerjakan.
2. Kandungan semen
Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara
pengerjaan adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan penambahan air
campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
3. Gradasi campuran pasir-kerikil
Jika memenuhi syarat dan sesuai dengan standar, akan lebih mudah
dikerjakan. Gradasi adalah distribusi ukuran dari agregat berdasarkan hasil
persentase berat yang lolos pada setiap ukuran saringan dari analisa
saringan.
4. Bentuk butiran agregat kasar
Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan.
5. Cara pemadatan dan alat pemadatan
Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat
kelecakan (keenceran) yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air yang
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
31 Percobaan slump dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan
pengerjaan. Percobaan ini dilakukan dengan alat berbentuk kerucut berpancung,
yang diameter atasnya 10 cm, diameter bawahnya 20 cm, dan tinggi 30 cm,
dilengkapi dengan kuping untuk mengangkat beton segar dan tongkat pemadat
diameter 16 mm sepanjang minimal 60 cm.
Ada tiga jenis slump yaitu slump sejati ( slump sesungguhnya), slump
geser dan slump runtuh . Slump sesungguhnya merupakan penurunan umum dan
seragam tanpa adukan beton yang pecah, pengambilan nilai slump ini dengan
mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut. Slump geser terjadi bila
separuh puncak kerucut adukan beton tergeser dan tergelincir kebawah pada
bidang miring, pengambilan nilai slump geser ada dua cara yaitu dengan
penurunan minimum dan penurunan rata-rata dari puncak kerucut. Slump runtuh
terjadi pada kerucut adukan beton yang runtuh seluruhnya akibat adukan beton
yang terlalu cair, pengambilan nilai slump ini dengan mengukur penurunan
minimum dari puncak kerucut.
b. Pemisahan Kerikil (Segregation)
Kecenderungan butir-butir kasar untuk lepas dari campuran beton dinamakan
segregasi. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil, yang pada akhirnya akan
menyebabkan keropos pada beton. Segregasi ini disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain :
1. Campuran kurang semen.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
32 3. Besar ukuran agregat maksimum lebih dari 40 mm.
4. Permukaan butir agregat kasar, semakin kasar permukaan butir agregat
semakin mudah terjadi segregasi.
Untuk mengurangi kecenderungan terjadinya segregasi maka dapat dicegah
dengan cara :
1. Tinggi jatuh diperpendek.
2. Penggunaan air sesuai dengan syarat.
3. Ukuran agregat sesuai dengan syarat.
4. Pemadatan baik.
c. Pemisahan Air (Bleeding)
Kecenderungan air untuk naik kepermukaan pada beton yang baru dipadatkan
dinamakan bleeding. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yang pada saat beton mengeras nantinya akan membentuk selaput.
Bleeding dipengaruhi oleh :
1. Susunan butir agregat
Jika komposisinya sesuai, kemungkinan untuk terjadinya bleeding kecil.
2. Banyaknya air
Semakin banyak air yang digunakan berarti semakin besar pula
kemungkinan terjadinya bleeding.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
33 Semakin cepat beton mengeras, semakin kecil kemungkinan terjadinya
bleeding.
4. Proses pemadatan
Pemadatan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya bleeding.
Bleeding dapat dikurangi dengan cara :
1. Memberi lebih banyak semen.
2. Menggunakan air sesedikit mungkin.
3. Menggunakan butir halus lebih banyak.
II.1.2 Kekuatan Tekan Beton (f’c)
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan
persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur.
Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula
mutu beton yang dihasilkan. Besarnya kuat tekan beton dapat dihitung dengan
rumus: f’c = A
P
………. Pers 2.1
Kekuatan tekan beton diwakili dengan tegangan tekan maksimum fc’
dengan satuan N/mm² atau MPa dan juga memakai satuan kg/cm². Kekuatan tekan
beton merupakan sifat yang paling penting dari beton keras. Umumnya kuat tekan
beton berkisar antara nilai 10-65 MPa. Untuk struktur beton bertulang pada
umumnya menggunakan kuat tekan pada umur 28 hari berkisar 17-35 MPa, untuk
beton prategang digunakan beton dengan kuat tekan lebih tinggi, berkisar antara
30-45 MPa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton yaitu :
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
34 Semakin rendah nilai faktor air semen maka semakin tinggi kuat tekan
betonnya, namun kenyataannya pada suatu nilai faktor air semen tertentu
semakin rendah nilai faktor air semen, kuat tekan betonnya semakin rendah
pula. Hal ini disebabkan karena jika faktor air semen terlalu rendah, adukan
beton sulit dipadatkan. Dengan demikian ada suatu nilai faktor air semen
optimum yang menghasilkan kuat tekan beton maksimum. Kepadatan adukan
beton sangat mempengaruhi kuat tekan betonnya setelah mengeras. Untuk
mengatasi kesulitan pemadatan adukan beton dapat dilakukan dengan cara
pemadatan dengan alat getar (vibrator) atau dengan memberi bahan kimia
tambahan (chemical admixture) yang bersifat mengencerkan adukan beton
sehingga lebih mudah dipadatkan.
Gambar 2.1 Hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan beton
selama masa perkembangannya (Tri mulyono,2003)
2. Umur beton
Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. Biasanya
nilai kuat tekan ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
35 setelah itu kenaikannya akan kecil. Umumnya pada umur 7 hari kuat tekan
beton mencapai 70% dan pada umur 14 hari mencapai 85%-90% dari kuat
tekan umur 28 hari.
3. Jenis semen
Jika Portland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu : I, II, III, IV, V.
Jenis-jenis semen tersebut mempunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda sebagai
mana tampak pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 Perkembangan kekuatan tekan mortar untuk berbagai
tipe Portland semen (Tri Mulyono, 2003)
4. Jumlah Semen
Jika faktor air semen sama (slump berubah), beton dengan jumlah kandungan
semen tertentu mempunyai kuat tekan tertinggi. Pada jumlah semen yang
terlalu sedikit sehingga adukan beton sulit dipadatkan yang mengakibatkan
kuat tekan beton rendah. Namun jika jumlah semen berlebihan berarti jumlah
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
36 mengakibatkan kuat tekan beton rendah. Jika nilai slump sama (fas berubah),
beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih
tinggi.
5. Sifat agregat
Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton ialah
kekasaran permukaan dan ukuran maksimumnya. Permukaan yang halus pada
kerikil dan kasar pada batu pecah berpengaruh pada lekatan dan besarnya
tegangan saat retak-retak beton mulai terbentuk. Oleh karena itu kekasaran
permukaan ini berpengaruh terhadap bentuk kurva tegangan-regangan tekan
dan terhadap kekuatan betonnya, akan tetapi bila adukan nilai slumpnya sama
besar, pengaruh tersebut tidak tampak karena agregat yang permukaannya
halus memerlukan air lebih sedikit, berarti fas nya rendah yang menghasilkan
kuat tekan beton lebih tinggi.
II.1.3 Kekuatan Tarik Belah Beton (f’ct)
Kekuatan tarik beton relatif rendah. Nilai kuat tekan dan tarik bahan beton
tidak berbanding lurus. Kekuatan tarik lebih sulit diukur dibandingkan dengan
kekuatan tekan karena masalah penjepitan pada mesin. Ada sejumlah metode yang
tersedia untuk menguji kekuatan tarik, dan yang paling sering digunakan adalah
tes pembelahan silinder atau tes Brasil.
Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
37 karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis
berat beton, makin jauh dari garis berat maka makin kecil daya dukungnya.
Kekuatan tarik belah relatif rendah, untuk beton normal berkisar antara
9%-15% dari kuat tekan. Pengujian kuat tarik beton yang dilakukan melalui pengujian
split cylinder. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali
mencapai kekuatan 0,5-0,6 kali fc', sehingga untuk beton normal digunakan
nilai 0,57 fc'. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton
berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah memanjang
diatas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas
pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah
menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu
benda uji terbelah disebut sebagai split cilinder strength. Besarnya tegangan tarik
pada beton dapat dihitung dengan rumus :
fct =
D L 2P
π ………. Pers 2.2
II.2 Bahan Penyusun Beton
II.2.1 Semen
II.2.1.1 Umum
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam
pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
38 mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton
segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras.
Fungsi semen ialah untuk mengikat butir-butir agregat hingga membentuk
suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir agregat.
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta
susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
1. Semen non-hidrolik
2. Semen hidrolik
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi
dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen non-hidrolik adalah kapur.
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dalam
air. Contoh semen hidrolik antara lain : Kapur hidrolik, semen pozzolan, semen
terak, semen alam, semen Portland, semen portland pozzoland dan semen
alumina.
II.2.1.2 Jenis Semen Portland
Peraturan Beton 1989 (SKBI.4.53.1989) membagi semen Portland menjadi
5 jenis (SK.SNI T-15-1990-03:2) yaitu :
1. Tipe I, semen Portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan
persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya. Digunakan untuk
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
39 2. Tipe II, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Digunakan untuk konstruksi
bangunan dan beton yang terus-menerus berhubungan dengan air kotor atau
air tanah atau untuk pondasi yang tertahan di dalam tanah yang mengandung
air agresif (garam-garam sulfat) dan sakuran air buangan atau bangunan yang
berhubungan langsung dengan rawa.
3. Tipe III, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan
awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen jenis
ini digunakan pada daerah yang bertemperatur rendah, terutama pada daerah
yang mempunyai musim dingin (winter season).
4. Tipe IV, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas
hidrasi yang rendah. Digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang besar,
umpamanya untuk pekerjaan bendung, pondasi berukuran besar atau pekerjaan
besar lainnya.
5. Tipe V, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
yang tinggi terhadap sulfat. Digunakan untuk bangunan yang berhubungan
dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang terkena pengaruh gas
atau uap kimia yang agresif serta untuk bangunan yang berhubungan dengan
air tanah yang mengandung sulfat dalam persentase yang tinggi.
II.2.2 Agregat II.2.2.1 Umum
Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
40 sangat tinggi, yaitu berkisar 60%-70% dari volume beton. Walaupun fungsinya
hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang sangat besar sehingga
karakteristik dan sifat agregat memiliki pengaruh langsung terhadap sifat-sifat
beton.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat
alam atau agregat buatan. Secara umum agregat dapat dibedakan berdasarkan
ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Ukuran antara agregat halus
dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm (British Standard) atau 4.75 mm (standar
ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.80
mm (4.75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4.80 mm
(4.75 mm). Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4.80 mm dibagi lagi menjadi
dua yaitu agregat yang berdiameter 4.80 mm- 40 mm disebut kerikil beton dan
yang lebih besar dari 40 mm disebut kerikil kasar.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih
kecil dari 40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan
untuk pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul
penahan tanah, bronjong atau bendungan dan lainnya. Agregat halus biasanya
dinamakan pasir, dan agregat kasar dinamakan kerikil, batu pecah atau split.
II.2.2.2 Jenis agregat
Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat
buatan (pecahan). Agregat alam dan pecahan inipun dapat dibedakan berdasarkan
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
41 Jenis agregat Berdasarkan Ukuran Butir
Dari ukurannya, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu agregat
kasar dan agregat halus.
1. Agregat halus
Agregat halus (pasir) adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton yang memiliki ukuran butiran kurang dari 5
mm atau lolos saringan no.4 dan tertahan pada saringan no.200. Agregat halus
(pasir) berasal dari hasil disintegrasi alami dari alat pemecah batu (stone
crusher).
a. Pasir Galian
Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan
cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya bebas dari kandungan
garam.
b. Pasir Sungai
Pasir ini diperoleh langsung dari dalam sungai, yang pada umumnya
berbutir halus, bulat-bulat akibat proses gesekan. Daya lekat antar
butir-butirnya agak kurang karena butir yang bulat. Karena ukuran butirannya
kecil, maka baik dipakai untuk memplester tembok juga untuk keperluan
yang lain.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
42 Pasir laut ini adalah pasir yang diambil dari pantai. Butirannya halus dan
bulat karena gesekan. Pasir ini merupakan pasir yang paling jelek karena
banyak mengandung garam-garaman. Garam-garaman ini menyerap
kandungan air dari udara dan ini mengakibatkan pasir selalu agak basah.
Karena itu, sebaiknya pasir laut (pantai) tidak dipakai dalam campuran
beton.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar berasal dari disintegrasi alami dari batuan alam atau berupa batu
pecah yang dihasilkan oleh alat pemecah batu (stone crusher), dengan ukuran
butiran lebih dari 5 mm atau tertahan pada saringan no.4.
II.2.3 Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting. Air diperlukan
untuk bereaksi dengan semen, serta sebagai bahan pelumas antar butir-butir
agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang mengandung
senyawa-senyawa berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula, atau bahan kimia
lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton,
bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan.
Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara semen dengan
air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang
penting, tetapi justru perbandingan air dengan semen atau biasa disebut faktor air
semen (water cement ratio). Kandungan air yang rendah menyebabkan beton sulit
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
43 kekuatan beton akan rendah. Selain itu kelebihan air akan bersama-sama dengan
semen bergerak ke permukaan adukan beton segar yang baru dituang (bleeding),
kemudian menjadi buih dan membentuk lapisan tipis yang dikenal dengan
laitance (selaput tipis). Selaput tipis ini akan mengurangi daya lekat antara lapisan
beton dan merupakan bidang sambung yang lemah. Apabila ada kebocoran
cetakan, air bersama-sama semen juga dapat keluar, sehingga terjadilah
sarang-sarang kerikil.
Selain dari jumlah air, kualitas air juga harus dipertahankan. Kotoran yang
terkandung didalam air dapat menyebabkan kekuatan beton dan daya tahannya
berkurang. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal
adukan beton serta kekuatan betonnya setelah mengeras.
II.2.4 Bahan Tambah
II.2.4.1 Umum
Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke
dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi
dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih
cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya. Untuk memudahkan
pengenalan dan pemilihan admixture, perlu diketahui terlebih dahulu kategori dan
penggolongannya, yaitu:
1. Air entraining agent (ASTM C 260), yaitu bahan tambah yang ditujukan
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
44 kecil di dalam beton atau mortar selama pencampuran, dengan maksud
mempermudah pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambah
ketahanan awal pada beton.
2. Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau
mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan
beton, meningkatkan nilai slump dan sebagainya.
3. Mineral admixture (bahan tambah mineral), merupakan bahan tambah yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan tambah
mineral ini lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton.
Keuntungannya antara lain: memperbaiki kinerja workability, mempertinggi
kuat tekan dan keawetan beton, mengurangi porositas dan daya serap air
dalam beton. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah pozzolan, fly ash,
slang, dan silica fume.
4. Miscellanous admixture (bahan tambah lain), yaitu bahan tambah yang tidak
termasuk dalam ketiga kategori diatas seperti bahan tambah jenis polimer
(polypropylene, fiber mash, serat bambu, serat kelapa dan lainnya), bahan
pencegah pengaratan dan bahan tambahan untuk perekat (bonding agent).
Keuntungan penggunaan bahan tambah pada sifat beton, antara lain :
a. Pada beton segar (fresh concrete)
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
45 • Mengurangi pemakaian semen.
• Memudahkan dalam pengecoran.
• Mengurangi penggunaan air. • Memudahkan finishing.
b. Pada beton keras (hardened concrete)
• Meningkatkan mutu beton.
• Meningkatkan ketahanan beton (durability).
• Kedap terhadap air (low permeability). • Berat jenis beton meningkat.
II.2.4.2 Jenis-jenis Bahan Tambahan Kimia
Menurut standar ASTM C.494 jenis bahan tambahan kimia dibedakan
menjadi tujuh tipe. Jenis dan definisi bahan tambahan kimia ini sebagai berikut :
1. Tipe A “Water Reducing Admixtures”
Water reducing admixtures adalah bahan tambahan yang mengurangi air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu.
2. Tipe B “Retarding Admixture”
Retarding admixture adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton. Ready mix untuk lokasi yang sulit
dijangkau dan pada daerah yang mempunyai empat musim cuaca, banyak
dipakai pada saat pembangunan konstrusi pada waktu musim panas.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
46 Accelerating admixtures adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini
digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan
mempercepat pencapaian kekuatan beton.
4. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”
Water reducing and retarding admixtures adalah bahan tambahan yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat
pengikatan awal.
Water reducing and retarding admixtures yaitu pengurangan air dan
pengontrol pengeringan (water reducing admixture). Bahan ini digunakan
untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan
semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air.
5. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”
Water reducing and accelerating admixtures adalah bahan tambahan yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan mempercepat
pengikatan awal. Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton.
Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan
pengurangan kandungan air artinya fas yang digunakan tetap dengan
mengurangi kandungan air.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
47 Water reducing, high range admixtures adalah bahan tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
Kadar pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga diharapkan
kekuatan beton yang dihasilkan lebih tinggi dengan air yang sedikit, tetapi
tingkat kemudahan pekerjaan juga lebih tinggi. Jenis bahan tambahan ini dapat
berupa superplasticizer.
7. Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”
Water reducing, high range retarding admixtures adalah bahan tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan
juga untuk menghambat pengikatan beton. Jenis tambahan ini merupakan
gabungan superplasticizer dengan menunda waktu pengikatan beton. Biasanya
digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena sedikitnya sumber
daya yang mengelola beton yang disebabkan oleh keterbatasan ruang kerja.
Bahan tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
POZZOLITH100Ri yaitu bahan tambahan retarding, termasuk dalam kategori tipe D (Water Reducing and Retarding Admixtures) pada klasifikas ASTM C.
494.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
48 POZZOLITH100Ri
POZZOLITH100Ri yang digunakan ini berupa zat cair. Dengan menggunakan bahan tambahan ini kita dapat memproduksi beton yang seragam
dan dapat memprediksi mutu beton yang akan dicapai. Penempatan dan
penyelesaian pemakaian bahan campuran ini juga harus mematuhi syarat-syarat
yang ada karena bahan campuran ini merupakan bahan tambahan yang mengatur
waktu pengikatan beton. Hal ini telah ditentukan secara khusus untuk dipakai di
Indonesia dan direncanakan menurut syarat-syarat ASTM untuk tipe B
(Retarding) dan tipe D ( water reducing and retarding admixture).
POZZOLITH100Ri ini merupakan bahan campuran yang tidak akan menyebabkan terjadinya korosi pada beton bertulang.
Bahan campuran (admixture) ini dapat digunakan untuk semua jenis beton
dimana bahan campuran berfungsi dalam pengaturan waktu pengikatan beton
serta mencapai mutu beton yang kita harapkan. Ketika gelembung-gelembung
udara dibutuhkan untuk mengurangi terjadinya segregasi, bleeding maka
POZZOLITH100Ri dapat digunakan dengan bahan tambahan manufaktur yang dapat membentuk gelembung-gelembung udara. Ketika digunakan penghubung
dengan bahan tambahan, setiap bahan tambahan harus disalurkan secara terpisah
pada proses pencampuran beton.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
49 1. Mengurangi terjadinya segregasi.
2. Dapat mengatur waktu pengikatan beton tergantung dosis yang kita gunakan.
3. Dengan pengurangan kadar air pada campuran beton maka kita dapat
meningkatkan mutu beton.
Pemakaian bahan admixture (POZZOLITH100Ri) dapat digunakan untuk semua jenis beton dimana bahan admixture ini berguna untuk mengatur
waktu ikat beton dan menghasikkan beton sesuai yang diinginkan. Bahan
admixture ini dapat dipakai untuk pembuatan precast, beton bertulang.
Dosis yang disarankan untuk pemakaian bahan admixture ini adalah 300 ±
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
50 BAB III
METODE PENELITIAN
III.I Umum
Sebelum dilakukan pembuatan benda uji untuk penelitian tentang
pengaruh penggunaan POZZOLITH100Ri terhadap elastisitas, kuat tekan dan kuat tarik beton, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
bahan-bahan penyusun beton khususnya pasir dan kerikil.
Pemeriksaan dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan campuran
beton yang memenuhi syarat, sehingga beton yang dihasilkan nantinya sesuai
dengan yang diharapkan. Dari pemeriksaan bahan-bahan tersebut akan diperoleh
nilai-nilai yang akan dijadikan dasar untuk perhitungan Mix Design beton yang
akan dibuat.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental
yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara. Secara umum urutan tahap penelitian meliputi :
a. Penyediaan bahan penyusun beton.
b. Pemeriksaan bahan.
c. Perencanaan campuran beton (Mix Design).
d. Pembuatan benda uji.
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
51 f. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari.
g. Pengujian kuat tarik belah beton (splitting test) umur 28 hari.
III.2 Urutan Tahapan Penelitian
III.2.1 Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
Bahan-bahan penyusun beton dalam penelitian ini adalah :
III.2.1.1 Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya lolos dari ayakan
diameter 5 mm dan tertahan di ayakan diameter 0.15 mm yang merupakan pasir
alam sebagai disintegrasi alami dari batu-batuan. Pasir alam dapat dijumpai
sebagai gundukan-gundukan di sepanjang sungai, sering disebut pasir sungai dan
memiliki bentuk butiran bulat. Selain itu pasir alam juga dapat berupa bahan
galian dari gunung, disebut dengan pasir gunung dan memiliki butiran yang tajam.
Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus memiliki
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Susunan butiran (gradasi)
Agregat halus yang digunakan harus mempunyai gradasi yang baik, karena
akan mengisi ruang-ruang kosong yang tidak dapat diisi oleh material lain
sehingga menghasilkan beton yang padat disamping untuk mengurangi
penyusutan. Agregat halus harus mempunyai susunan besar butiran dalam
batas-batas seperti yang diperlihatkan pada tabel 3.1. Agregat halus tidak
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
52 pada ayakan berikutnya. Modulus kehalusannya tidak boleh kurang dari 2,2
dan tidak lebih dari 3,2.
Tabel 3.1 Susunan Besar Butiran Agregat Halus (ASTM, 1991)
Ukuran Lubang Ayakan
(mm)
Persentase Lolos Kumulatif
(%)
9,50 100
4,75 95 - 100
2,36 80 - 100
1,18 50 - 85
0,60 25 - 60
0,30 10 - 30
0,15 2 - 10
2. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no.200),
tidak boleh melebihi 5% (terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur
melebihi 5% maka agregat halus harus dicuci.
3. Kadar gumpalan tanah liat tidak boleh melebihi 1% (terhadap berat kering).
4. Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat organik yang akan merugikan
beton, atau kadar organik jika diuji di laboratorium tidak menghasilkan warna
Sofiyan J. P. Manik : Pengaruh Penambahan Pozzolith®100ri Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen, 2008.
USU Repository © 2009
53 5. Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami
basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah,
tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam
semen, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian yang
berkelebihan di dalam mortar atau beton dengan semen kadar alkalinya lebih
dari 0,06% atau dengan penambahan yang bahannya dapat mencegah
pemuaian.
6. Sifat kekal (keawetan) diuji dengan larutan garam sulfat :
Jika dipakai Natrium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10%. Jika dipakai Magnesium – Sulfat, bagian ynag hancur maksimum 15%.
Agregat halus (pasir) yang dipakai dalam campuran beton diperoleh dari
quarry sei Wampu , Binjai. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus
meliputi :
Analisa ayakan pasir
Pemeriksaan kadar lumpur (pencucian pasir lewat ayakan no.200) Pemeriksaan kandungan organik (colometric test)
Pemeriksaan kadar liat (clay lump) Pemeriksaan berat isi pasir
Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir
III.2.1.1.1 Analisa Ayakan Pasir
a. Tujuan :
Untuk memeriksa penyebaran butiran (gradasi) dan menentukan nilai modulus