• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Minyak Atsiri kayu Manis (Cinnamomum burmanni) dengan Metode Destilasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Minyak Atsiri kayu Manis (Cinnamomum burmanni) dengan Metode Destilasi"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) DENGAN METODE DESTILASI

TUGAS AKHIR

OLEH:

IMOM SUHENDRA SIREGAR NIM092410041

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini berjudul “PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI KAYU MANIS (Cinnamomun burmanni) DENGAN METODE DESTILASI”. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Ayahanda Rosul Jamaluddin Siregar dan Ibunda Normaini Harahap dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa restu dan motivasi sehingga Tugas Akhir ini selesai.

2. Bapak Prof.Dr.Sumadio Hadisahputra,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU.

3. Bapak Prof.Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi DiplomaIIIAnalis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU. 4. Bapak Drs. Syahrial Yoenoes, S.U., Apt., selaku Dosen Pembimbing.

(4)

5. Ibu Ir. Novira Dwi SAselaku Koordinator Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPTD.BPSMB) Medan.

6. Ibu Dra.Lisni selaku penyelia dan Ibu Darmawati, Bapak Ferry Harryanto, S.T., selaku analis yang banyak membantu dalam pengerjaan di Laboratorium minyak nabati dan rempah-rempah.

7. Adik-adikku yang kusayangi, Siska, Astri, Rada, Rijal, Kiki terima kasih atas doanya.

8. Yudhi, Mira, Ichi, Rani, Nuyun, Okta, Piwa selaku teman PKL selama di Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan.

9. Seluruh teman-teman kuliah angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka. Penulis menyadari bahwa dalam menulis tugas akhir terdapat tulisan yang tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Harapan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan nya. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012 Penulis,

(5)

Penetapan Kadar Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) Menggunakan Metode Destilasi

Abstrak

Kulit kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan, Minyak atsiri merupakan salah satu komponen utama minyak kayu manis yang memiliki banyak khasiat sebagaipemberi rasa dan aroma dalam industri makanan, dan minuman, manfaat lain sebagai antiseptik, membangkitkan selera makan atau menguatkan lambung (stomakik) juga memiliki efekkarminatif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar minyak atsiri pada Kayu manis dan mengetahui mutu dari minyak tersebut.

Penetapan kadar minyak atsiri dilakukan menggunakan metode destilasi air menggunakan alat Stahl, sedangkan pengujian mutu minyak kayu manis dilakukan mengunakan alat Piknometer untuk bobot jenis, Refraktometer untuk indeks bias, dan Polarimeter untuk nilai putaran optik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu manis mengandung minyak atsiri 2,285 %, bobot jenis 1,0169, indeks bias 1,589,nilai putaran optik -1,2°, dan larut pada penambahan etanol 70% berlebih. Dari hasil yang diperolehuntuk kadar minyak atsiri, bobot jenis, indeks bias, putaran optik, dan kelarutan pada penambahan etanol semuanya berada pada rentang yang memenuhi persyaratan SNI 01-3395-1994 untuk penetapan kadar dan SNI 06-3734-2006 untuk persyaratan mutu dari kayu manis.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL. ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BABIPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 3

1.2.1 Tujuan. ... 3

1.2.2 Manfaat ... 3

BABIITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Manis ... 4

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ... 4

2.1.2 Jenis–Jenis Kayu Manis dan Penyebarannya ... 5

2.1.3 Budidaya Kayu Manis ... 6

2.1.4 Sistem Panen Kayu Manis ... 6

2.1.5 Kulit Kayu Manis ... 8

2.1.6 Kandungan Kimia Kayu Manis ... 10

(7)

2.2 Minyak Atsiri ... 11

2.3 Tanaman Penghasil Minyak Atsiri ... 12

2.4 Sifat – Sifat Minyak Atsiri ... 14

2.5 Fungsi Minyak Atsiri ... 14

2.5.1 Bagi Tanaman ... 14

2.5.2 Bagi Manusia ... 15

2.6Minyak Atsiri Kayu Manis ... 16

2.7 Penetapan Kadar Minyak Atsiri ... 17

2.8Parameter Minyak Atsiri ... 20

2.8.1 Bobot Jenis ... 20

2.8.2 Indeks Bias ... 21

2.8.3 Putaran Optik ... 21

2.8.4 Kelarutan Dalam Alkohol ... 22

BABIIIMETODOLOGI 3.1 Tempat Pengujian ... 23

3.2 Alat dan Bahan ... 23

3.2.1 Alat ... 23

3.2.2 Bahan ... 23

3.3 Prosedur Kerja ... 24

3.2.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri ... 24

3.2.2 Penentuan Indeks Bias ... 24

3.3.3 Penentuan Bobot Jenis ... 25

(8)

3.3.5 Penentuan Kelarutan Dalam Etanol ... 26 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ... 27 4.2 Pembahasan ... 27 BABVKESIMPULAN DAN SARAN

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Spesifikasi persyaratan umum kayu manis ... 9

Tabel 2. Spesifikasi persyaratan khusus kayu manis ... 9

Tabel 3. Spesifikasi minyak atsiri kayu manis ... 17

Tabel 4. Hasil pemeriksaan kadar minyak atsiri ... 27

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(11)

Penetapan Kadar Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) Menggunakan Metode Destilasi

Abstrak

Kulit kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan, Minyak atsiri merupakan salah satu komponen utama minyak kayu manis yang memiliki banyak khasiat sebagaipemberi rasa dan aroma dalam industri makanan, dan minuman, manfaat lain sebagai antiseptik, membangkitkan selera makan atau menguatkan lambung (stomakik) juga memiliki efekkarminatif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar minyak atsiri pada Kayu manis dan mengetahui mutu dari minyak tersebut.

Penetapan kadar minyak atsiri dilakukan menggunakan metode destilasi air menggunakan alat Stahl, sedangkan pengujian mutu minyak kayu manis dilakukan mengunakan alat Piknometer untuk bobot jenis, Refraktometer untuk indeks bias, dan Polarimeter untuk nilai putaran optik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu manis mengandung minyak atsiri 2,285 %, bobot jenis 1,0169, indeks bias 1,589,nilai putaran optik -1,2°, dan larut pada penambahan etanol 70% berlebih. Dari hasil yang diperolehuntuk kadar minyak atsiri, bobot jenis, indeks bias, putaran optik, dan kelarutan pada penambahan etanol semuanya berada pada rentang yang memenuhi persyaratan SNI 01-3395-1994 untuk penetapan kadar dan SNI 06-3734-2006 untuk persyaratan mutu dari kayu manis.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Minyak atsiri hanya mengandung zat-zat kimia organik yang membentuk secara terpadu aroma yang khas dari setiap jenis rempah-rempah, seperti halnya kayu manis. Kulit kayu manis sebelum masehi dikenal sabagai sumber pewangi untuk membalsem mumi raja-raja Mesir, maupun sebagai peningkat cita rasa masakan dan minuman, aroma kulit kayu manis ini berasal dari minyak atsiri yang baru pada abad 16-17, jelasnya pada tahun 1574 direalisasikan melalui destilasi uap (menurut Gildemeister) (Rimunandar dan Paimin, 2001).

(13)

Penggunaan minyak atsiri demikian luas sehingga sulit untuk menentukan apakah penyebab atau akibat yang mendorong perkembangan tersebut, penggunaan minyak atsiri sebagai obat-obatan menjadi kecil artinya dibandingkan penggunaannya pada parfum, minuman, bahan pangan dan sebagainya. Ilmu botani, pertanian, ilmu obat-obatan dan ilmu kimia semua ini membantu perkembangan industri minyak atsiri. Semua bidang ilmu tersebut bekerja sama secara terpadu agar mendapat manfaat dengan mutu minyak yang lebih tinggi(Guenther, 1987).

(14)

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT 1.2.1 Tujuan

Tujuan Tugas Akhir ini adalah:

a. Untuk mengetahui kadar minyak atsiri dari Kayu Manis. b. Untuk mengetahui mutu minyak Kayu Manis.

1.2.2 Manfaat

Tujuan Tugas Akhir ini Adalah:

a. Diketahui bahwa mutu dan kadar Minyak Atsiri dari Kayu Manis memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KAYU MANIS

Nama ilmiah : Cinnamomum burmanni (Nees.) BL.

Nama asing : Kaneelkassia, Cinnamomum tree (inggris); yin xiang (cina). Nama daerah: Sumatera: Holim, holim manis, modang siak–siak (Batak), kanigar, kayu manis (Melayu), madang kulit manih (Minang kabau). Jawa: Huru mentek, kiamis (Sunda), kanyengar (Kangean). Nusa tenggara: Kesingar, kecingar, cingar (bali), onte (Sasak), Kaninggu (Sumba), Puu ndinga (Flores).

Dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya, di daerah pegunungan sampai ketinggian 1.500 m. Tinggi pohon 1-12 m, daun lonjong atau bulat telur, warna hijau, daun muda berwarna merah. Kulit berwarna kelabu; dijual dalam bentuk kering, setelah dibersihkan kulit bagian luar, dijemur dan digolongkan menurut panjang asal kulit (dari dahan atau ranting)(Haris, 1990).

2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Kayu Manis

Sistematika kayu manis menurut Rismunandar dan Paimin (2001), sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

(16)

Sub kelas : Dialypetalae Ordo : Policarpicae Famili : Lauraceae Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmanni

Daun kayu manis duduknya bersilang atau dalam rangkaian spiral. Panjangnya sekitar 9–12 cm dan lebar 3,4–5,4 cm, tergantung jenisnya. Warna pucuknya kemerahan, sedangkan daun tuanya hijau tua. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning, ukurannya kecil. Buahnya adalah buah buni, berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang, buah muda berwarna hijau tua dan buah tua berwarna ungu tua (Rismunandar dan Paimin, 2001).

2.1.2. Jenis–Jenis Kayu Manis dan Penyebarannya

Rismunandar dan Paimin (2001), menjelaskan hanya empat jenis saja yang terkenal dalam dunia perdagangan ekspor maupun lokal, yaitu :Cinnamomum burmanni, Cinnamomum zeylanicum, Cinnamomum cassia, Cinnamomum

cullilawan.

(17)

pulau Ceyllon (Srilanka), sangat cocok ditanam di dataran rendah sampai 500 mdpl. Tanaman mencapai tinggi 5–6 m dan bercabang lateral. Pemanenan dapat dilakukan umur tiga tahun, kulitnya berwarna abu–abu. Selain kulit, daun dan akarnya pun mengandung minyak atsiri sedangkan Cinnamomum cassia

merupakan tanaman asli dari Birma dan diperbanyak di Cina selatan. Dalam dunia perdagangan tanaman ini dikenal Chinese cinnamom. Warna pucuknya bervariasi dari hijau muda sampai hijau kemerahan, tajuknya berbentuk piramida dan

Cinnamomum cullilawan hanya dikenal di daerah Ambon dan pulau Seram (Maluku) dengan nama selakat atau selakar. Kayunya termasuk kayu lunak dan berwarna putih sehingga kayunya tidak dapat dimanfaatkan sebagai kayu bangunan. Kulit batang dan akarnya mengandung minyak atsiri.

2.1.3. Budidaya Kayu Manis

Jenis–jenis kayu manis dapat diperbanyak melalui biji, tunas, akar, stek dan cangkokan. Untuk membentuk tanaman yang luas, Ditempuh jalan menyemaikan biji sebanyak mungkin (Rismunandar, 1995).

Bibit tanaman yang biasa dipakai untuk memperbanyak tanaman kayu manis adalah dari biji dan dari tunas berakar, cara yang terbaik adalah menggunakan bibit yang berasal dari biji pohon induk yang telah dikenal baik (MMI edisi1, 1977).

2.1.4. Sistem Panen Kayu Manis

(18)

menurunkan mutu. Ada empat sistem panen yang di kenal yaitu: sistem tebang sekaligus, sistem situmbuk, sistem batang dipukuli sebelum ditebang dan sistem Vietnam.

(19)

sebelumnya tidak dipanen dapat dipanen dengan menyisakan kulit yang baru tumbuh. Demikian seterusnya panen dilakukan pada kulitnya saja.

2.1.5. Kulit Kayu Manis

Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah–belah menjadi berukuran lebar 3–4 cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2– 3 hari, kulit dinyatakan kering kalau bobotnya sudah susut sekitar 50% artinya, kalau bobot sebelum dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis kering harus berbobot 0,5 kg. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh (Rimunandar dan Paimin, 2001).

Syarat mutu kayu manis sesuai Standar Nasional Indonesia meliputi spesifikasi umum dan spesifikasi khusus.

Spesifikasi umum meliputi:

Uji fisika/mekanik : Pengikisan ,warna, rasa.

Uji mikrobiologi : Serangga utuh mati, kadar jamur/kapang, kotoran mamalia, kotoran binatang lain.

(20)

Spesifikasi khusus hanya meliputi kadar minyak atsiri (lihat tabel 1 dan 2).

Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Umum Kayu Manis

No. Spesifikasi Satuan Persyaratan

1 Pengikisan - Bersih

maksimum 2 dari total sub contoh

5 Kotoran Mamalia mg/b maksimum 1,0

6 Kotoran binatang lain mg/b maksimum 1,0 7 kadar jamur/kapang (bobot/bobot) % maksimum 5,0 8 Cemaran serangga (bobot/bobot % maksimum 2,5

9 Bahan asing % maksimum 0,50

10 Kadar air (bobot/bobot) % maksimum 14,0 11 Kadar abu (bobot/bobot) dry basis % maksimum 5,0 12 Kadar pasir (bobot/bobot) dry basis % maksimum 1,0

Tabel 2. Spesifikasi Persyaratan Khusus Kayu Manis

NO Jenis mutu Satuan Persyaratan Kadar Minyak Atsiri (V/B Dry Basis) Min

1 Indonesia Cassia AA Sticks % 1,75

2 Indonesia Cassia AA cut and washed

%

1,75 3 Indonesia Cassia AA

(21)

2.1.6. Kandungan Kimia Kayu Manis

Minyak atsiri yang berasal dari kulit komponen terbesarnya ialah sinamaldehida 60–70% ditambah dengan eugenol, beberapa jenis aldehida, benzyl-benzoat, phelandrene dan lain–lainnya. Kadar eugenol rata–rata 80–90%. Dalam kulit masih banyak komponen–komponen kimiawi misalnya: damar, pelekat, tanin, zat penyamak, gula, kalsium, oksalat, dua jenis insektisida cinnzelanin dan cinnzelanol, cumarin dan sebagainya (Rimunandar dan Paimin, 2001).

Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, damar dan zat penyamak (Hariana, 2007).

2.1.7. Khasiat dan Manfaat Kayu Manis

(22)

Pada Kulit Batang kayu manis digunakan sebagai obat antidiare,kejang perut, dan untuk mengurangi sekresi pada usus (Syukur dan Hernani, 2001).

Efek farmakologis yang dimiliki kayu manis diantara sebagai peluruh kentut (carminative), peluruh keringat (diaphoretic), antirematik, penambah nafsu makan (stomachica) dan penghilang rasa sakit (analgesic) (Hariana, 2007).

Untuk mengobati asma dipakai kayu manis, temulawak, jahe, bidara upas,jintan, dan kemukus yang semuanya direbus dalam dalam 3 gelas air hingga airnya tinggal separonya. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan madu 3 kali sehari masing-masing ½ gelas. Efek farmakologi yang sudah diketahui adalah bermanfaat sebagai analgetikum (mengurangi rasa sakit), anti radang, dan hipertensi (Gunawan dan Mulyani, 2004).

2.2. MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. Pengertian atau defenisi minyak atsiri yang ditulis dalam

Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap (Sastrohamidjojo, 2004).

(23)

Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Minyak atsiri di hasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organik. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam bahasa inggris disebut essensial oils, ethereal oils dan

volatile oils. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut minyak kabur. Mengapa minyak atsiri dikatakan sebagai minyak terbang atau minyak kabur? tiada lain karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan terbuka(Lutony dan Rahmayati, 2002).

2.3. TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI

(24)

penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersial, yaitu minyak sereh wangi, nilam, kenaga, pala, daun cengkeh, cendana, kayu putih, akar wangi, jahe dan kemukus (Guenther, 1987).

Minyak atsiri terdapat pada dan diperoleh dari bagian tertentu tanaman yang mengandung minyak atsiri. Bagian ini antara lain akar, biji, buah, bunga, daun, kulit kayu, ranting dan rimpang atau akar tinggal. Bahkan ada jenis tanaman yang seluruh bagiannya mengandung minyak atsiri. Kandungan minyaknya tidak akan sama antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Misalnya kandungan kimia minyak atsiri yang terdapat pada kuntum bunga cengkih berbeda dengan pada bagian tangkai bunga maupun daun (Lutony dan Rahmayati, 2002).

Aneka minyak tumbuhan yang mengandung aroma dan mudah menguap, minyak ini dikenal sebagai minyak atsiri (essensial oil), jadi ciri minyak atsiri ialah mengandung aroma dan mudah menguap.

(25)

2.4. SIFAT–SIFAT MINYAK ATSIRI

Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), sifat-sifat minyak atsiri ialah: Tersusun oleh bermacam macam komponen senyawa, Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Mempunyai rasa getir, kadang kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau dingin ketika terasa dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar, Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik (rancid), Bersifat tidak stabil pada pengaruh lingkungan, baik berupa oksigen udara, sinar matahari dan panas, Indeks biasnya tinggi. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik dan tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil, Sangat mudah larut dalam pelarut organik.

2.5. FUNGSI MINYAK ATSIRI

2.5.1. Fungsi Minyak Atsiri bagi Tanaman

(26)

maupun tanaman parasit dengan dihasilkan minyak dengan bau yang merangsang. Minyak berfungsi sebagai penutup bagian kayu yang terluka atau berfungsi sebagai vernis untuk mencegah penguapan air (cairan sel) yang berlebihan sehingga berfungsi sebagai penghambat penguapan air (Guenther, 1987).

Peranan utama minyak atsiri terhadap tumbuhan adalah sebagai pengusir serangga (mencegah daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan pemakan daun. Namun, sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya penyerbukan silang dari bunga (Gunawan dan Mulyani, 2004).

2.5.2. Fungsi Minyak Atsiri bagi Manusia

Minyak atsiri sebagai bahan pewangi dan penyedap, antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai antizymatik, sebagai sedativa, stimulants, untuk obat sakit perut. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau memuakkan. Disamping itu beberapa jenis minyak atsiri lainnya dapat digunakan sebagai obat cacing. Minyak atsiri juga membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi sehingga dengan mencium bau–bauan tertentu, maka akan keluar cairan getah sehingga rongga mulut dan lambung menjadi basah. Kegunaan lain dari minyak atsiri adalah sebagai bahan pewangi kosmetik (Guenther, 1987).

(27)

• Melalui mulut atau dikonsumsi (oral), antara lain berupa jamu yang mengandung minyak atsiri atau bahan penyedap makanan (bumbu).

• Pemakaian luar (topical /external use), antara lain pemijat lulur, obat luka/memar, parfum/pewangi.

• Pernapasan (inhalasi atau aromaterapi), antara lain wangi–wangian (parfum) atau aromatika untuk keperluan aroma terapi.

• Pestisida nabati, antara lain sebagai pengendali hama lalat buah, pengusir (repelent) nyamuk dan anti jamur.

2.6. MINYAK ATSIRI KAYU MANIS

Minyak atsiri kayu manis merupakan produk samping dari kayu manis. Minyak ini mengandung bahan kimia organik yang berbentuk aroma khas secara terpadu. Minyak atsiri dapat diperoleh dari kulit ranting dan daun. Nama minyak kayu manis ini didasarkan pada jenis kayu manis dan bahan asal bahan, yaitu

Cinnamon leaf oil adalah minyak yang diperoleh dari daun kayu manis. Cinnamon bark oil adalah minyak yang diperoleh dari kulit. Sementara Cassia oil adalah minyak yang diperoleh dari daun, ranting dan bubuk kulit kayu manis.

(28)

Cinnamon bark oil diperoleh dengan cara menyuling serbuk kulit kayu manis kering atau serpihan kulit yang tidak dapat dijual. Cinnamon bark oil

mengandung Cinnamic aldehyde (tidak boleh kurang dari 55%), eugenol (4-10%),

alipathic aldehyde, dan phellandene.

Patokan mutu cinnamon bark oil menurut Essential oil Association of USA

(EOA) meliputi sifat alami dan kimiawi (lihat tabel 3).

Tabel 3. Spesifikasi Minyak Atsiri Kayu Manis

NO PARAMETER ZAT/UKURAN

1 Warna, Penampilan, dan bau

cairan kuning dengan bau kayu manis dan rasa pedas yang membakar;

2 Berat jenis pada 25 0C 1,010 sampai 1,030; 3 Putaran optic 00 sampai 20 ;

4 Refractive index, 200C 1.5730 sampai 1.5910; 5 Kandungan

cinnamicaldehyde 55 % sampai 78 % 6 Kelarutan dalam alkohol

70% larut dalam 3 volume

Sumber : Haris, (1990).

2.7. PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI

Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), minyak Atsiri umumnya diisolasi dengan empat metode yang lazim digunakan sebagai berikut :

1. Metode Destilasi

(29)

a. Metode destilasi kering (langsung dari bahannya tanpa menggunakan air). Metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang kering dan untuk minyak-minyak yang tahan pemanasan (tidak mengalami perubahan bau dan warna saat dipanaskan), misalnya oleoresin.

b. Destilasi air, meliputi destilasi air dan uap air dan destilasi uap air langsung. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun bahan segar dan terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapat rusak akibat panas kering.Seluruh bahan dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang bentuknya mirip dandang. Dalam metode ini ada beberapa versi perlakuan.

1) Bahan tanaman langsung direbus dalam air.

2) Bahan tanaman langsung masuk air, tetapi tidak rebus. Dari bawah dialirkan uap air panas.

3) Bahan tanaman ditaruh di bejana bagian atas, sementara uap air dihasilkan oleh air mendidih dari bawah dandang.

4) Bahan tanaman ditaruh di dalam bejana tanpa air dan disemburkan uap air dari luar bejana.

2. Metode Penyarian

(30)

menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar.

3. Metode Pengepresan atau Pemerasan

Metode pemerasan/pengepresan dilakukan terutama untuk minyak-minyak atsiri yang tidak stabil dan tidak tahan pemanasan seperti minyak jeruk (citrus). Juga terhadap minyak-minyak atsiri yang bau dan warnanya berubah akibat pengaruh pelarut penyari. Metode ini juga hanya cocok untuk minyak atsiri yang randemennya relatif besar.

4. Metode Enfleurage

Metode enfleurage adalah metode penarikan bau minyak atsiri yang dilekatkan pada media lilin. Metode ini digunakan karena diketahui ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik, enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa hari/minggu, misalnya bunga melati,

Jasminum sambac, sehingga perlu perlakuan yang tidak merusak aktivitas enzim tersebut secara langsung.

(31)

uap, bahan (simplisia) benar–benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun di lewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.

Destilasi uap dan air, Bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut terdestilasi (Dirjen POM, 2000).

2.8. PARAMETER MINYAK ATSIRI

Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenali kualitas minyak atsiri meliputi:

2.8.1. Bobot Jenis

Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri . Dari seluruh sifat fisika- kimia, nilai bobot jenis sudah sering dicantumkan dalam pustaka.Nilai BJ minyak atsiri berkisar antara 0,696-1,188 pada 15°C.

(32)

2.8.2. Indeks Bias

Indeks bias merupakan perbandingan sudut sinar datang dengan sudut sinar pantul. Jika cahaya melewati media kurang padat ke media lebih padat, maka sinar akan membelok atau “membias” dari garis normal. Jika e adalah sudut sinar pantul, dan i sudut sinar datang, maka menurut hukum pembiasan. Dimana n adalah indeks bias media kurang padat, dan N, indeks bias media lebih padat. Refraktometer adalah alat yang tepat dan cepat untuk menetapkan nilai indeks bias. Dari beberapa tipe refraktometer maka yang dianggap paling baik adalah refraktometer pulfrich dan Abbe. Dalam menentukan indeks bias, minyak harus dijauhkan dari panas dan cuaca lembab sebab udara dapat berkondensasi pada permukaan prisma yang dingin. Akibatnya akan timbul kabut pemissah antara pemisah gelap dan terang sehingga garis pembagitidak terlihat jelas. Jika minyak mengandung air, maka garis pembatas akan kelihatan lebih tajam, tetapi nilai indeks biasnya akan menjadi rendah (Guenther,1987).

2.8.3. Putaran optik

(33)

adalah half-shadow instrument, tipe lLippich. Sudut rotasi tergantung dari sifat cairan, panjang tabung yang dilalui sinar, panjang gelombang sinar yang digunakan dan suhu(Guenther,1987).

2.8.4. Kelarutan Dalam Alkohol

(34)

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat Pengujian

Penetapan kadar minyak atsiri kayu manis dan pemeriksaan mutu minyak kayu manis dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Medan, Jalan STM Nomor 17.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan adalah: neraca analitik, labu alas bulat kapasitas 1000ml, alat stahl, heating mantle, pendingin balik, refraktometer, waterbath, cahaya natrium / lampu, penangas air yang dipertahankan pada suhu 20°C ± 0,2°C, piknometer 10 ml, pipet volume 2 ml, termometer yang telah distandarkan, polarimeter dengan cahaya natrium, dan tabung polarimeter.

3.2.2 Bahan

(35)

3.3 Prosedur pengujian

3.3.1Penetapan Kadar Minyak Atsiri PadaKayu Manis Berdasarkan SNI 01-3395-1994

Timbang secara tepat 35 gr contoh dan masukkan dalam labu bulat secara kuantitatif, bila perlu dengan menggunakan air.Tambahkan 500 ml larutan NaCl 10 %.Kedalam trap tambahkan dengan pipet sedikit air dan 2 ml xilena.Panaskan labu dengan kecepatan destilasi 30 tetes per menit selama 6-7 jam sesudah mendidih, bila telah tidak terlihat lagi penambahan volume minyak,penyulingan dihentikan.Dinginkan labu pada suhu kamar sampai lapisan minyak terlihat dengan jelas. Kemudian dibaca volume minyak sampai ketelitian 0,01 ml.

Untuk menghitung kadar minyak atsiri dapat menggunakan rumus berikut:

Kadar minyak atsiri x 100 = . . . %

(Data perhitungan dan hasil dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 31)

3.3.2 Penentuan Indeks Bias Pada Kayu manis Berdasarkan SNI 06-3734-2006

(36)

3.3.3 Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Kayu Manis Berdasarkan SNI 06-3734-2006

Cuci dan bersihkan piknometer kemudian basuh berturut-turut dengan etanol dan dietil eter.Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan tutupnya.Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit dan timbang (m).Isi piknometer dengan aquadest yang telah dididihkan dulu pada suhu 200C. Sambil menghindari adanya gelembung-gelembung udara.Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 200C ±0,20C selama 3 menit. Sisipkan penutupnya dan keringkan piknometernya.Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit,kemudian timbang dengan isinya (m0).Kosongkan piknometer tersebut cuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian keringkan dengan arus udara kering.Isilah piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya penggelembungan udara.Celupkan kembali piknometer ke dalam penangas air pada suhu 200C ±0,20C selama 3 menit. Sisipkan tutupnya dan keringkan piknometer tersebut.Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit dan timbang (m0).

Bobot Jenis

(37)

m = Massa,dalam gram, piknometer kosong.

m1 = Massa, dalam gram, piknometer berisi air pada 20oC m2 = Massa, dalam gram, piknometer berisi contoh pada 20oC (Data perhitungan dan hasil dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 32)

3.3.4 Penentuan Putaran Optik Pada Kayu Manis Berdasarkan SNI 06-3734-2006

Nyalakan sumber cahaya dan tunggu sampai diperoleh nyala yang penuh. Isi tabung polarimeter dengan cairan contoh hingga penuh, hindarkan terbentuk gelembung udara didalam tabung. Letakkan tabung yang telah berisi contoh ke dalam alat polarimeter dan bacalah putaran optik dekstro (+) atau levo (-) dari minyak pada skala yang terdapat pada alat.

3.3.5Penentuan Kelarutan dalam EtanolPada Kayu Manis Berdasarkan SNI 06-3734-2006

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil penetapan kadar minyak atsiri dan pemeriksaan mutu minyak Kayu Manis yang dilaksanakan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar di Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4.Hasil Pemeriksaan Mutu Minyak Kayu Manis

NO Jenis Uji Hasil yang diperoleh

1 Kadar Minyak atsiri 2,285 %

2 Bobot jenis 1,0169

3 Indeks bias 1,589

4 Putaran optik -1,20

5 Kelarutan dalam etanol 70% 1 : 3 jernih

4.2 Pembahasan

Dari tabel hasil pemeriksaan mutu minyak kayu manis diperoleh kadar yang bervariasi namun masih memenuhi parsyaratan standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu minimal 1,75 %.

(39)

terhadap kadar minyak seperti suhu dan kualitas tanah pada penanaman sampel tersebut.

Disamping itu, kesalahan didalam proses atau pengolahan pun akan menimbulkan dampak negatif terhadap mutu dan rendemen minyak atsiri yang dihasilkan. Kesalahan yang menurunkan mutu serta rendemen terletak pada kondisi peralatan yang digunakan atau karena faktor lainnya. Sebagai contoh, bahan tanaman yang seharusnya diolah melalui model penyulingan dengan uap, ternyata diproses melalui penyulingan dengan air, lama waktu penyulingan yang seharusnya berlangsung 24 jam ternyata hanya disuling dalam waktu18 jam (Lutony dan Rahmayati, 2002).

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kadar minyak atsiri yang terkandung pada Kayu Manis berada diatas minimum yaitu 2,285% dan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.

Hasil yang diperoleh pada pemeriksaan beberapa parameter spesifikasi mutu minyak Kayu Manis adalah memenuhi persyaratan mutu menurut Standar Nasional Indonesia. Dimana hasil yang diperoleh berada di rentang ataupun berada di bawah kadar maksimal kayu manis yang dipersyaratkan Standar Nasional Indonesia. Nilai tersebut meliputi: Bobot Jenis dengan nilai 1,0169, indeks bias dengan nilai 1,589,Putaran optik dengan nilai -1,2°, dan larut dalam etanol 70% berlebih.

5.2.SARAN

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1994). Cassia Indonesia SNI 01-3395-1994.Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Anonim. (1994). Minyak Kulit Kayu Manis SNI 06-3734-2006.Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Anonim.(1977).Materia Medika Indonesia. Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 40-46.

Dirjen POM.(2000).Parameter Standar Umum Ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Depkes RI.

Guenther, E.(1987).Minyak Atsiri.Jilid I (Terjemahan). Jakarta: Penerbit UI-Press.Hal. 91-91, 286-288, 292-293, 296-299, 301-302.

Gunawan, D., dan Mulyani, S.(2004).Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid I. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 106-107, 110.

Gunawan, D., dan Mulyani, S. (2004).Ramuan Tradisional untuk Penderita Asma.Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 96-97.

Hariana, H, dan Arief. (2007).Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 2. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 14-16.

Haris, R. (1990). Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.Hal. 53-54, 57.

Lutony, T.L, dan Rahmayati, Y. (2002).Produksi dan Perdagangan Minyak Asiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.Hal. 1-3, 5-10, 31.

Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Penerbit Gadjah MadaUniversity Press.Hal.1,3,8-10.

Syukur, C. dan Hermani. (2001).Budidaya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.Hal. 43-48.

(42)

Winarno, F. G. (1992).Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 13.

Lampiran 1.

Tabel 5. Data Hasil Penetapan Kadar Minyak Atsiri. NO Berat Sampel Volume Xilena Volume yang

terbaca

(43)

Penentuan Bobot Jenis Kayu Manis Dimana :

m : massa dalam gram piknometer kosong

m1 : massa dalam gram piknometer berisi air pada 20°C

m2 : massa dalam gram piknometer berisi minyak kayu manis 20°

(44)

Gambar

Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Umum Kayu Manis
Tabel 3. Spesifikasi Minyak Atsiri Kayu Manis
Tabel 4.Hasil Pemeriksaan Mutu Minyak Kayu Manis
Tabel 5. Data Hasil Penetapan Kadar Minyak Atsiri.

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada kenyaatannya kebijakan tersebut tidak selalu berjalan lancar, karena proses serentak sebagai upaya dari realisasi janji politik yang disampaikan

Persengketaan atas wilayah Ambalat membutuhkan penyelesaian yang logis, relevan, tanpa merugikan pihak manapun apalagi sampai menimbulkan peperangan. Jika

Model proses bisa mencakup kegiatan yang merupakan bagian dari proses perangkat lunak, produk perangkat lunak, dan peran orang yang terlibat pada rekayasa perangkat

Skripsi ini dilatar belakangi adanya permasalahan dalam penggunaan media pembelajaran yang menjadikan prestasi peserta didik kurang baik. Dalam kasus yang terjadi di MTs

Yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam

Allhamdulilah puji dan sukur saya panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat dan rahmat serta hidayahn-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan

12) Penyelesaian perselisihan; dan 13) Pengakhiran kerjasama. Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama, apabila membebani daerah dan masyarakat sebelum ditandatangani para pihak

Pada penelitian ini digunakan tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) untuk mengakumulasi logam berat karenakemampuannyadapat hidup pada daerah lahan basah dengan