• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Kandungan Mineral (Na, K, Cl, S) Tanaman Air Kiambang (Salvinia molesta) di Waduk Batu Tegi Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Kandungan Mineral (Na, K, Cl, S) Tanaman Air Kiambang (Salvinia molesta) di Waduk Batu Tegi Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Kandungan Mineral (Na, K, Cl, S) Tanaman Air Kiambang (Salvinia molesta) di Waduk Batu Tegi Kecamatan Air Naningan Kabupaten

Tanggamus

Oleh

Irma(1), Dr. Ir. Farida Fathul, M. Sc.(2), Ir. Yusuf Widodo, M. P.(2) ABSTRAK

Salvinia molesta merupakan limbah Waduk Batu Tegi yang berpotensi sebagai sumber pakan ternak nonkonvensional. Informasi tentang kandungan mineral dan pemanfaatannya belum banyak diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), dan sulfur (S) pada akar tua, akar muda, daun tua, daun muda, dan seluruh tanaman kiambang (Salvinia molesta) serta mengetahui kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), dan sulfur (S) tertinggi sampai terendah pada masing-masing bagian tanaman Salvinia molesta.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret—Mei 2012. Sampel kiambang (Salvinia molesta) diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan pembagian tanaman sebagai perlakuan dan periode analisis sebagai ulangan, dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil. Peubah yang diamati adalah kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), dan sulfur (S).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) pada kandungan mineral Na dan K yang terdapat di semua bagian tanaman

Salvinia molesta sedangkan kandungan mineral Cl pada bagian daun muda, akar tua, dan tanaman utuh terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01). Kandungan mineral S pada bagian akar tua, daun tua, dan tanaman utuh berbeda sangat nyata (P<0,01). Kandungan mineral Na, K, CL, S berturut-turut pada bagian daun muda adalah 1,20%, 2,11%, 2,14%, 0,08%; daun tua 1,14%, 0,88%, 1,42%, 0,52%; akar muda 0,82%, 1,54%, 0,20%, 0,06; akar tua 0,64%, 1,01%, 0,23%, 1,52%; dan tanaman utuh 0,93%, 1,25%, 1,21%, 0,57%.

(2)

Identification of Mineral Content (Na, K, Cl, S) on Salvinia molesta in Reservoir Batu Tegi sub-District Air Naningan Regency Tanggamus

By

Irma(1), Dr. Ir. Farida Fathul, M. Sc.(2), Ir. Yusuf Widodo, M. P.(2) ABSTRAK

Salvinia molesta is a weed reservoir Batu Tegi potential as a source of non-conventional fodder. Information on the mineral content and its use has not been known.

This research was aimed to identification the mineral content of sodium (Na), potassium (K), chloride (Cl), and sulfur (S) to the old roots, young roots, old leaves, young leaves, and whole plant Salvinia molesta with to know mineral content of sodium (Na), potassium (K), chloride (Cl), and sulfur (S) highest to lowest in each part of the weed Salvinia molesta.

This research was conducted in March-May 2012. Salvina molesta is taken from the reservoir Batu Tegi Tanggamus. Data were analyzed by Analysis of Variance completely randomized designed and the differences among treatments were tested by Least Significant Difference. The variable measured were the minerals sodium (Na), potassium (K), chloride (Cl), and sulfur (S).

The results showed that in the mineral content of Na and K was present in all parts of the plant Salvinia molesta there were highly significant differences (P <0.01) while mineral Cl content on the young leaves, old roots and whole plants there were highly significant differences (P <0.01). Mineral S content on the young leaves, old roots, and whole plants were highly significant differences (P <0.01). Mineral content of Na, K, CL, S respectively in the young leaves was 1.20%, 2.11%, 2.14%, 0.08%, 1.14% old leaves, 0.88%, 1 , 42%, 0.52%; young roots 0.82%, 1.54%, 0.20%, 0.06; older roots 0.64%, 1.01%, 0.23%, 1.52 %, and the whole plant 0.93%, 1.25%, 1.21%, 0.57%.

1. Alumni Faculty of Agriculture, Department of Animal Husbandry University of Lampung

(3)

IDENTIFIKASI KANDUNGAN MINERAL (Na, K, Cl, S)

TANAMAN AIR KIAMBANG (

Salvinia molesta

) DI WADUK

BATU TEGI KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN

TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh

IRMA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

IDENTIFIKASI KANDUNGAN MINERAL (Na, K, Cl, S)

TANAMAN AIR KIAMBANG (

Salvinia molesta

) DI WADUK

BATU TEGI KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN

TANGGAMUS

Oleh

IRMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PETERNAKAN

pada

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ……….…….…….. iii

Riwayat Hidup………..………..…. viii

Kata Pengantar……….……. ix

DAFTAR TABEL………..………… xiv

DAFTAR GAMBAR………..…… xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

I. PENDAHULUAN……….………….` 1

A. Latar Belakang dan Masalah………..………... . 1

B. Tujuan………..….………. 2

C. Kegunaan Penelitian………..….……… 3

D. Kerangka Pemikiran……….…...…….. 3

E. Hipotesis……….. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA……….………… 5

A. Tanaman Kiambang………. 5

a. Kasifikasi Tanaman Kiambang (Salvinia molesta)……….. 5

(6)

B. Mineral……….. 10

1. Mineral Natrium (Na)………. 11

2. Mineral Kalium (K)……….………. . 12

3. Mineral Klorida (Cl)………….………. 14

4. Mineral Sulfur (S)……….. . 14

C. Kebutuhan Mineral Ternak Ruminansia ………..……… 15

D. Pakan Hijauan Sumber Mineral……… 16

III.BAHAN DAN METODE PENELITIAN………….………. 17

A. Waktu dan Tempat Penelitian………. . 17

B. Bahan dan Alat Penelitian……… . 17

C. Cara Kerja……….……….. . 20

1. Pengambilan sampel ……… 20

2. Analisis Mineral Natrium (Na) dan Kalium (K)..………. 22

3. Analisis Mineral Sulfur (S)……… 23

4. Analisis Mineral Klorida (Cl) ……….. 24

D. Metode Penelitian.……….. 25

E. Analisis Data………..………. 25

F. Peubah yang Diamati……….. 25

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN……… 26

A. Profil Waduk Batu Tegi……….. 26

B. Produksi Salvinia molesta di Waduk Batu Tegi………. 27

C. Kandungan Mineral Air pada Waduk Batu Tegi………. 31

D. Kandungan Mineral Salvinia molesta……….……… 32

1. Mineral Natrium (Na)….…..……….……….. 32

2. Mineral Kalium (K)….….……….……… 34

3. Mineral Klorida (Cl).……….………. 36

(7)

V. SIMPULAN DAN SARAN……… 40

A. Simpulan……….. 40

B. Saran………... 40

DAFTAR PUSTAKA………. 41

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kebutuhan mineral Na, K, Cl, S untuk sapi potong

dan sapi perah………...………...… 15

2. Kandungan mineral beberapa hijauan makanan ternak……….. 16

3. Kandungan mineral air pada Waduk BatuTegi……… 31

4. Rata-rata kandungan mineral Na pada berbagai bagian

tanaman Salviniamolesta berdasarkan bahan kering ………… 32

5. Rata-rata kandungan mineral K pada berbagai bagian

tanaman Salvinia molesta berdasarkan bahan kering ………… 34

6. Rata-rata kandungan mineral Cl pada berbagai bagian

tanaman Salvinia molesta berdasarkan bahan kering …… 36

7. Rata-rata kandungan mineral S pada berbagai bagian

tanaman Salvinia molesta berdasarkan bahan kering………… 38

8. Analisis ragam natrium……… 51

9. Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

Natrium……….… 51

10.Analisis ragam kalium………. 52

11.Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

Kalium………... 52

12.Analisis ragam klorida………..……… 53

13.Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

Klorida……….. 53

14.Analisis ragam sulfur……… . 54

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Salvinia molesta ………..………...….. 5

2. Bentangan Salvinia molesta yang menyerupai tikar…….... 6

3. Sporocarps yang siap pecah dan mudah rapuh……….….… 8

4. Perkembangan Salviniamolesta……….… 9

5. Pencacahan tanaman kiambang……….…………..…..…… 17

6. Penjemuran kiambang……….………..…..… 18

7. Spektrofotometri ………..….. 20

8. Daun dan akar muda……….….. 21

9. Daun dan akar tua……….….………. 21

10. Lokasi Waduk Batu Tegi………...…. 26

11. Siklus hidup paku-pakuan………..……….... 29

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Bagan Cara Kerja Penelitian………….………..….…… 46

a. Pengambilan sampel………..……….…..……. 46

b. Analisis Mineral Natrium (Na) dan Kalium (K) …………. 47

c. Analisis Mineral Sulfur (S)….….………..……… 48

d. Analisis mineral Klorida (Cl)….…………...…….…...……. 49

2. Perhitungan Produksi Salvinia molesta………..…...………. 50

3. Perhitungan Analisis Ragam Natrium. ……….………..…..…….. 51

4. Perhitungan Analisis Ragam Kalium………...….. 52

5. Perhitungan Analisis Ragam Klorida……….…………. 53

6. Perhitungan Analisis Ragam Sulfur……….…………. 54

7. Surat Ijin Fakultas……….……….…... 55

8. Surat Ijin Kesbangpol……….…….. 56

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agustriana. R, dan T. Tripeni. 2006. Fisiologi Tumbuhan I. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Aksi Agraris Kanisius. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja, dan Perah. Yogyakarta. Kanusius.

Anggorodi. H. R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan kelima. Jakarta. PT. Gramedia.

---. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta. PT. Gramedia.

Anonim. 2011. Salvinia molesta (Salviniaceae).

http://www.eppo.org/QUARANTINE/Alert_List/invasive_plants/Salvinia _molesta.html. European and Mediterranean Plant Protection

Organization. ( 8 Januari 2012).

Ardiyansyah, R. S. 2010. Evaluasi Kandungan Mineral Pelepah Sawit di PTPN VII Unit Usaha Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Universitas Lampung.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor. Balai Penelitian Tanah.

Barrett, S. C. H. 1989. Waterweed invasions. Scientific American, 261:90-97.

Block, E. 1984. Manipulating dietary anions and cations for prepartum dairy cows to reduce incidence of milk fever. J Dairy Sci 67:2939—2948.

---. 1994. Manipulating of dietary cation-anion difference on nutritionally related production diseases, productivity, and metabolic response of dairy cows. J Dairy Sci 77:1437—1450.

Campbell, N., A. Reece, dan Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Church, D. C. dan W. G. Pond. 1988. Basic Animal Nutrition and Feeding 3rd Ed.New York. Chichester. Brisbane, Torniti. Singapore. Jhon Wiley & Sons.

(12)

Divakaran, O., M. Arunachalam, dan N. B. Nair. 1980. Growth rates of Salvinia molesta Mitchell with special reference to salinity. Proceedings of the Indian Academy of Science, Plant Science, 89:161-168.

Farida. 2011. Salvinia.

http://farida-berbagipengetahuan.blogspot.com/2011/04/salvinia.html. (20 Desember 2011).

Fitter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Georgievskii, B. N. Annenkov, dan V. T. Samokhin. 1982. Mineral Nutrition of Animal. London, Boston: Butterworths.

Hanafiah, A. K. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Harley, K. L. S. dan D. S. Mitchell, 1981. The biology of Australian weeds. 6.

Salvinia molesta D.S. Mitchell. Journal of the Australian Institute of Agricultural Science. 47:67-76.

Jacono, C. C. 2003. Salvinia molesta D. S. Mitchell.

http://salvinia.er.usgs.gov/html/identification.html. (11 Desember 2011).

Jones. 1979. The Value of Leucaena leucocephala as a feed for ruminants in Tropics. Journal. World Animal Review. 31, 13-23.

Karto, A. A. 1999. Peran dan Kebutuhan Sulfur pada Ternak Ruminansia. Jurnal. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Kompas. 2009. Gulma baik bagi Waduk.

http://www.kesimpulan.com/2009/09/gulma-kiambang-yang-menutupi-70-persen.html. (23 Desember 2011).

Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Mathius. 2003. Pakan Sapi Limbah Sawit.

http://peternakan.Litbang.deptan.go.id/publikasi/lokakarya/lkin05-7.pdf. (16 Juli 2012).

McDowell, L. R., J. H. Conrad, G. L. Ellis, dan J. K. Loosly. 1983. Mineral for Grazing Ruminant in Tropical Region. Institute of Food and Agricultural Science. University of Florida. Gainesville.

---. 1985. Nutrition of Grazing Ruminant in Warm Climates. Academic Press. London.

---. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press, Inc. New York.

(13)

Muchtadi, D. 1989. Analisis Pangan. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Murtidjo, A .B. 1990. Beternak Sapi Potong. Yogyakarta. Kanisius.

NRC. 2000. Nutrient Requirements of Beef Cattle. 6th Edition. National Academy Press. Washington, D.C.

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Bandung. Penerbit Angkasa.

---. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pelitawati, S. 2006. Analisis Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Arahan Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Bangka. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Puspita, L., E. Ratnawati, I. N. N. Suryadiputra, dan A. A. Meutia. 2005. Lahan Basah Buatan di Indonesia. Wetlands International -Indonesia

Programme. Bogor.

Rosani, U. 2002. Performa Itik Lokal Jantan Umur 4-8 Minggu dengan Pemberian Kayambang (Salvinia molesta) dalam Ransumnya. Skripsi. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Steel, R.D. dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta. Gramedia.

Stewart, P. A. 1983. Modern quantitative acid-base chemistry. Can J Physiol Pharmacol 61: 1444—1461.

Sunarso, C. 2011. Manajemen Pakan.

http://nutrisi.awardspace.com/download/MANAJEMEN%20PAKAN.pdf. (8 Januari 2012).

Sowande, O.S., E.B. Odufowora, A.O. Adelakun dan L.T. Egbeyale. 2008. Blood Minerals In Wad Sheep And Goats Grazing Natural Pastures During Wet And Dry Seasons. Department of Animal Production and Health. College of Animal Science and Livestock Production. University of Agriculture. Abeokuta. Nigeria. Journal. 275:278.

Texas, A & M University. 2003. Giant Salvinia.

http://bc4weeds.tamu.edu/weeds/aquatic/giantsalvinia.html (8 Januari 2011).

(14)

Trenkle, A., E. Cheng, dan W. Burroughs. 1958. Availability of Different Sulfur Sources for Rumen Microorganisms in Vitro Cellulose Digestion. J. Anim. Sci.

Whiteman, J. B. 1991. Aquatic Botany. Cambridge University. Washington. Widodo, W. 2010. Bahan Pakan Unggas Non Konvensional. Malang.

Universitas Muhammadiyah.

Wikipedia. 2011. Salvinia molesta.

http://en.wikipedia.org/wiki/Salvinia_molesta. (19 Desember 2011). ---. 2012. Pakan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pakan. (15 Juli 2012).

Winarno, F. G. 2008. Kimia pangan dan Gizi. Edisi Revisi. Gramedia. Jakarta.

(15)

I. PENDAHULUAN

A Latar Belakang dan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha peternakan yaitu bibit, manajemen,

dan pakan. Sunarso (2011) menyatakan bahwa biaya pengadaan pakan

sebesar 75%. Secara umum dikatakan bahwa pakan adalah bahan yang dapat

dimakan, dicerna, dan digunakan oleh hewan. Pakan digunakan ternak untuk

memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi, dan reproduksi. Pakan yang

dikonsumsi oleh ternak terbagi atas dua golongan, yaitu hijauan dan

konsentrat. Hijauan berperan penting sebagai makanan ternak karena hijauan

mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan termasuk mineral

(Aksi Agraris Kanisius, 1983). Saat ini produksi hijauan makanan ternak

menurun disebabkan oleh alih fungsi lahan tanam menjadi permukiman dan

perkantoran.

Ternak membutuhkan mineral untuk metabolisme dalam tubuh, namun tubuh

ternak tidak dapat menghasilkan mineral sendiri. Sumber mineral yang

didapatkan dari pakan yang dikonsumsi, sehingga mineral menjadi essensial

bagi ternak. Salah satu sumber mineral bagi ternak diperoleh dari hijauan.

Kandungan mineral dalam hijauan dipengaruhi oleh kandungan mineral dalam

(16)

Waduk Batu Tegi Tanggamus banyak ditumbuhi tanaman kiambang (Salvinia

molesta) yang merupakan salah satu gulma dan tanaman ini mengganggu

sarana yang ada di Waduk Batu Tegi Tanggamus. Penanggulangan tanaman

ini hanya sebatas pembuangan tanpa adanya pemanfaatan lebih lanjut.

Tanaman kiambang (Salvinia molesta ) telah menutupi permukaan Waduk

Batu Tegi lebih dari 70% (Kompas, 2009). Produksi kiambang yang

berlimpah ini kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu adaya penelitian akan kandungan

mineral yang terdapat dalam tanaman kiambang (Salvinia molesta). Pada

penelitian ini akan dilakukan analisis mineral natrium (Na), kalium (K),

klorida (Cl), dan sulfur (S).

B Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. mengetahui kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl),

dan sulfur (S) pada akar tua, akar muda, daun tua, daun muda, dan seluruh

tanaman kiambang (Salvinia molesta).

2. mengetahui kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl),

dan sulfur (S) tertinggi sampai terendah pada masing-masing bagian

(17)

C Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada peternak

atau penyusun ransum mengenai kandungan-kandungan mineral yang terdapat

pada tanaman kiambang (Salvinia molesta) sehingga diketahui potensinya

sebagai salah satu pakan alternatif sumber mineral bagi ternak.

D Kerangka Pemikiran

Ternak membutuhkan mineral dalam pakan untuk berbagai tahap metabolisme

dan kofaktor enzim dalam tubuh. Mineral terbagi atas 2, yaitu mineral makro

dan mikro. Mineral makro adalah mineral yang banyak dibutuhkan oleh

tubuh, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang diperlukan dalam jumlah

yang sedikit dalam tubuh. Ada 7 jenis mineral makro, yaitu kalsium (Ca),

natrium (Na), kalium (K), pospor (P), magnesium (Mg), klorida (Cl), dan

sulfur (S).

Waduk Batu Tegi Tanggamus banyak ditumbuhi tanaman kiambang dengan

jenis Salvinia molesta. Berdasarkan data pengelola Waduk Batu Tegi,

populasi tanaman kiambang (Salvinia molesta) menutupi 70% permukaan

Waduk Batu Tegi Tanggamus (Kompas, 2009). Tanaman kiambang (Salvinia

molesta) memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat,

sehingga petugas waduk kesulitan dalam penanganan tanaman ini. Selain itu,

keberadaan tanaman kiambang di permukaan waduk dapat mengganggu jalur

transportasi air, menurunkan produktifitas perairan, serta meningkatkan

(18)

Kiambang (Salvinia molesta) merupakan salah satu tanaman air yang

kemungkinan memiliki sifat menyerap mineral yang ada di sekitar tumbuhnya.

Kandungan mineral dalam tanaman kiambang (Salvinia molesta) belum

diketahui, sehingga perlu adanya penelitian tentang kandungan mineral yang

terkandung pada tanaman kiambang (Salvinia molesta). Apabila kandungan

mineral pada tanaman kiambang (Salvinia molesta) telah diketahui,

diharapkan mineral-mineral dalam tanaman ini dapat memenuhi kebutuhan

mineral pada ternak, sehingga produksi tanaman kiambang yang melimpah di

Waduk Batu Tegi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

E. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini yaitu:

1. ada perbedaan banyaknya kandungan mineral natrium (Na), kalium (K),

klorida (Cl), dan sulfur (S) tanaman Salvinia molesta.

2. ada perbedaan kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl),

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kiambang (Salvinia molesta)

a. Klasifikasi Tanaman Kiambang (Salvinia molesta)

Menurut Wikipedia (2011) klasifikasi Salvinia molesta sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Salviniales

Famili : Salviniaceae

Genus : Salvinia

Spesies : S. molesta

Nama Binomial : Salvinia molesta

Salvinia molesta dapat dilihat pada Gambar 1.

(20)

b. Pertumbuhan tanaman kiambang (Salvinia molesta)

Salvinia molesta atau sering juga dinamai dengan Giant Salvinia memiliki

tiga lembar daun, dua di atas air dan satu terendam air. Salvinia

mengambang di atas air membentuk kerumunan, mengancam kualitas air

dan suplai oksigen (Texas A & M University, 2003). Salvinia molesta

menyukai iklim tropis dengan pertumbuhan yang optimal pada suhu air

20˚—30˚C dan pH air 6,0 dan 7,5. Tunas akan mati pada suhu di bawah

-3˚C atau di atas 4-3˚C. Spora dari tanaman ini dapat disebarkan dengan

cara aktivitas manusia, seperti memancing dan gerakan kapal (Anonim,

2011). Giant Salvinia dapat tumbuh baik dalam air yang mengalir lambat.

Pada waktu 1 minggu, Salvinia molesta dapat melipatgandakan diri dan

mengambang bebas membentuk seperti tikar yag lebar (Divakaran et al.,

1980). Salvinia molesta yang membentuk tikar lebar dapat dilihat pada

Gambar 2.

(21)

Ketika Salvinia molesta masih muda, daun-daunnya kecil dan mengapung

di atas air. Semakin banyak populasi, daun-daun mengambang menjadi

padat dan berlipat ganda, sehingga posisi daun lebih vertikal. Daun yang

vertikal ke arah bawah terendam dan berwarna cokelat serta berbulu

menyerupai akar dan berfungsi sebagai akar (Whiteman, 1991). Daun

Salvinia molesta memiliki panjang 2,7—4,2 cm dan lebar 1,0—1,8 cm.

Pada permukaannya terdapat jaringan aerenkim spons yang membantu

daun Salvinia molesta mengapung. Daun berbentuk persegi panjang

dengan daging daun yang kenyal. Hampir semua bagian tanaman ini

kecuali permukaan daun bagian atas diselimuti oleh rambut berwarna

kastanye (Mitchel, 1972).

Tanaman Salvinia molesta berproduksi secara vegetatif dengan

memperbanyak diri (perbanyakan vegetatif dilakukan oleh batang rapuh,

kemudian pecah). Setiap node di sepanjang rimpang, akan menghasilkan

satu individu baru (Barret, 1989).

Tanaman Salvinia molesta dewasa menghasilkan sporocarp dalam jumlah

banyak yang terletak diantara daun yang terendam. Sporocarps berupa

kantung-kantung, kantung sporocarp mengandung banyak sporangia yang

berisi spora reproduksi. Macrosporocarps mengandung arkegonium, dan

microsporocarps mengandung anteridium yang jumlahnya lebih banyak.

Spora membutuhkan air untuk penyebaran dan pemupukan, sementara itu

pada spesies ini belum diteliti, dapat terjadinya reproduksi seksual (Harley

(22)

Gambar 3. Sporocarps yang siap pecah dan mudah rapuh

Terdapat macam-macam bentuk pertumbuhan dari Salvinia molesta antara

lain:

a. Bentuk primer

Tahapan primer adalah tahap awal berkembangnya Salvinia molesta

dengan ciri menghasilkan daun yang kecil, halus, dan oval dengan

lebar ukuran 10—15 mm di atas permukaan air. Bentuk pertumbuhan

dapat diamati pada tanaman yang baru tumbuh dari kerusakan atau

kondisi yang tidak padat atau tempat yang banyak nutrisi (Harley dan

Mitchell, 1981).

b. Bentuk sekunder

Tahap sekunder terjadi pada tanaman yang tumbuh di perairan terbuka

untuk beberapa waktu, baik secara bebas atau di tepian. Ruas batang

lebih panjang dan lebih besar dari tahap primer, daun sedikit,

menangkup tetapi tidak tumpang tindih, dan seluruh permukaan daun

bawah menyentuh air. Ukuran daun bervariasi dari sekitar 20—50

mm (Harley dan Mitchell, 1981).

(23)

c. Bentuk tersier

Tahap tersier terjadi saat kiambang telah dewasa dengan kondisi yang

padat. Batang kiambang yang relatif kuat dengan ruas pendek, daun

yang besar (diameter sampai 60 mm), berbentuk hati atau lonjong, dan

terendam air. Kondisi tanaman saat dewasa ini dapat bertumpukan

sehingga mencapai ketebalan 1 meter dari permukaan air.

Bentuk-bentuk dari Salvinia molesta dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Perkembangan Salvinia molesta,

Keterangan: a. bentuk primer, b. bentuk sekunder, c. bentuk tersier

Rosani (2002) menyatakan bahwa kandungan nutrisi pada tanaman kiambang

(Salvinia molesta) adalah protein kasar (15,9%), lemak kasar (2,1%), dan serat

kasar (16,8%). Hal ini membuktikan bahwa tanaman kiambang (Salvinia

molesta) dapat dijadikan alternatif pakan yang mengandung nutrien tinggi

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak.

c

(24)

B. Mineral

Mineral adalah zat yang dibutuhkan oleh ternak dalam jumlah yang tidak

banyak untuk berbagai tahap metabolisme dan kofaktor enzim dalam tubuh.

Menurut jumlah yang dibutuhkan, mineral terbagi menjadi dua, yaitu mineral

makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dalam jumlah yang

banyak atau >100 mg sedangkan mineral mikro dibutuhkan hanya <100 mg.

Mineral makro mencakup natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), sulfur (S),

kalsium (Ca), pospor (P), dan magnesium (Mg), sedangkan mineral mikro

mencakup zink (Zn), cuprum (Cu), ferrum (Fe), iodin (I), mangan (Mn),

selenium (Se), molibdum (Mo), cobalt (Co), kromium (Cr), dan nikel (Ni)

(Tillman et al., 1991).

Fungsi utama mineral menurut Georgievskii et al. (1982) yaitu:

a. Pemeliharaan homeostatis dalam cairan internal

b. Pemeliharaan keseimbangan membrane sel

c. Keikutsertaannya dalam pembentukan jaringan

d. Pengaktifan reaksi biokimia dalam sistem enzim

e. Berefek langsung atau tidak langsung terhadap kelenjar endokrin

f. Mempengaruhi simbiotik mikroflora saluran pencernaan.

Mineral makro esensial yang diperlukan tubuh ternak salah satunya adalah

natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), dan sulfur (S). Adapun fungsi dari

(25)

1. Mineral Natrium (Na)

Menurut Tillman et al. (1991) natrium adalah kation Na+ utama cairan

ekstrasel dan sebagian besar berhubungan dengan klorida dan bikarbonat

dalam pengaturan keseimbangan asam basa. Ion natrium juga penting

dalam mempertahankan tekanan osmotik cairan tubuh dan dengan

demikian melindungi tubuh terhadap kehilangan cairan yang berlebihan.

Pada bagian empedu, ion natrium dan kalium berfungsi untuk mengemulsi

lemak. Walaupun ion natrium banyak ditemukan dalam bahan makanan,

sumber utama dalam makanan adalah garam dapur (NaCl).

Kebutuhan natrium harus selalu mengikuti keseimbangan dengan klorida.

Keseimbangan yang dianjurkan adalah 1 : 1. Kebutuhan minimum

natrium untuk menghasilkan pertambahan bobot badan dan efisiensi

penggunaan pakan adalah 0,13% selama masa starter dan 0,07% setelah

berumur 6 minggu. Pada ayam petelur standar minimum dianjurkan

kebutuhan natrium sebesar 0,15% untuk starter dan 0,1% untuk layer

(Tillman et al., 1991).

Anggorodi (1994) menyatakan bahwa hewan yang mendapatkan ransum

defisiensi akan natrium, tidak hanya akan terganggu pertumbuhannya,

akan tetapi tulang-tulangnya menjadi lunak, kornea bertanduk, perubahan

dalam fungsi selular, dan penurunan isi cairan plasma. Defisiensi natrium

dengan nyata mengurangi penggunaan protein dan energi. Pada ayam,

defisiensi mengakibatkan produksi telur menurun, pertumbuhan lambat,

(26)

Natrium terdapat pada tulang sebanyak 30—40%. Fungsi lain dari

natrium adalah sebagai pengatur tekanan osmotik, pengatur volume darah

dan cairan tubuh, pengatur potensial membran sel, eksitalibiltas saraf dan

otot, kation utama dalam ekstraseluler, serta penyerapan gula dan asam

amino pada saluran pencernaan. Selanjutnya, dijelaskan bahwa defisiensi

dari natrium dapat menyebabkan tekanan osmotik menurun dan

menyebabkan dehidrasi, pertumbuhan yang terganggu, fertilitas menurun,

dan penggunaan protein dan energi menurun (Church dan Pond, 1988).

2. Mineral Kalium (K)

Kalium adalah unsur teringan yang mengandung isotop radioaktif alami.

Secara umum fungsi kalium adalah metabolisme normal, memelihara

volume cairan tubuh, konsentrasi pH, hubungan tekanan osmotik,

mengaktifkan enzim intraseluler dan pada empedu, bekerja sama dengan

natrium berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Kalium adalah kation

(K+) utama cairan intrasel. Sumber utama kalium adalah materi seluler

dari bahan pakan. Kalium mudah terserap di usus halus, sebanding

dengan jumlah yang dimakan dan beredar dalam plasma. Kalium dalam

cairan ekstrasel memasuki semua jaringan dalam tubuh dan dapat

mempunyai efek yang sangat besar pada fungsi organ, terutama

(27)

Kalium berperan dalam pengaturan kandungan cairan sel. Kalium

bersama dengan klorida membantu menjaga tekanan osmotik dan

keseimbangan asam basa. Kalium juga membantu dalam mengaktivasi

reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat

dalam proses metabolism karbohidrat (Winarno, 2008).

Defisiensi kalium secara umum menyebabkan kelemahan seluruh otot,

jantung lemah dan pelemahan otot pernafasan. Pada kegagalan ginjal,

kehilangan K+ obligatorik mungkin lebih jauh dari normal. Keracunan K+

(hiperkalemia) sering terjadi pada payah ginjal karena ginjal tidak mampu

membuang kelebihan K+. Efek listrik hiperkalemia dapat dilawan oleh

peningkatan konsentrasi kalium serum. Pompa kalium-natrium dalam

membran sensitif terhadap penghambatan oleh preparat digitalis yaitu

ouabain. Pada hipokalemia, jantung menjadi sensitif terhadap ouabain dan

dapat terjadi keracunan ouabain. Toksisitas ouabain dapat dinetralisasikan

oleh penambahan konsentrasi kalium serum (Tillman et al., 1991).

Menurut Anggorodi (1994) sel darah mengandung lebih kurang 25 kali

lebih banyak kalium daripada yang ada dalam plasma. Sel urat daging dan

sel urat syaraf sangat tinggi kaliumnya, yaitu 20 kali lebih banyak daripada

yang terdapat di dalam cairan-antara. Gejala utama hipokalemia adalah

kelemahan umum pada urat daging yang ditandai dengan anggota badan

lemah, tonus usus lemah, kelemahan jantung, dan kelemahan dari urat

(28)

3. Mineral Klorida (Cl)

Mineral klorida berperan utama sebagai penentu keseimbangan asam-basa

dalam cairan biologis (Stewart, 1983), keseimbangan osmotik, mengikuti

cairan Na dalam cairan tubuh, anion utama dalam ekstraseluler, dan

sekresi HCl di lambung (Church dan Pond, 1988).

Kekurangan klorida (Cl) pada sapi dapat menyebabkan rambut kusam,

jalannya kaku, menjilat-jilat tanah, napsu makan berkurang, lesu, kondisi

lemah, mengigil, kehilangan keseimbangan, denyut jantung tidak teratur,

dapat menyebabkan kematian, gangguan fungsi otot dan syaraf, dan

kematian mendadak (Murtidjo, 1990).

4. Mineral Sulfur (S)

Dishington (1975) dan Block (1984) menyatakan bahwa ion Sulfur (S-2)

mempengaruhi keseimbangan cairan biologis, walaupun S tidak termasuk

ion tetap. Ion SO4-2 secara langsung merupakan asiditif terhadap cairan

biologis dan dapat mengubah keseimbangan asam basa jika dimasukkan

pada konsentrasi yang tinggi dalam ransum. Menurut Block (1994),

keseimbangan asam basa dalam tubuh melalui sistem buffer, fungsi ginjal,

dan seluler respirasi.

Anggorodi (1995) menyatakan bahwa mineral sulfur merupakan

komponen struktur protein kolagen. Beberapa komponen penting yang

(29)

glutathione, sitokhrom, heparin, estrogen, ko-enzim A, fibrinogen, dan

sulfolipid.

Menurut Parakkasi (1990), mineral sulfur tersebar dalam protein tubuh

dalam bentuk asam-asam amino yaitu sistin, sistein, dan metionin.

Asam-asam amino yang mengandung sulfur dibutuhkan tubuh untuk pembuatan

glutation dan insulin. Penyerapan terjadi dalam usus kecil, sedangkan

ekskresinya melalui feses dan urin.

C. Kebutuhan Mineral Ternak Ruminansia

Kebutuhan ternak akan mineral merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kepentingan produksi ternak itu sendiri. Kebutuhan tersebut menyangkut

antara lain untuk perbaikan dan pertumbuhan jaringan seperti dalam gigi dan

tulang. Kebutuhan akan mineral menyangkut kepentingan untuk regulator

tubuh seperti proses regulasi dalam bentuk ion, molekul, komponen vitamin

dan pembentukan enzim serta hormon (Widodo, 2010). Kebutuhan mineral

ternak sapi potong dan perah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan mineral Na, K, Cl, S untuk sapi potong dan sapi perah

Mineral Kebutuhan (%)* Penggunaan maksimal

(%)** Sapi potong Sapi perah

Natrium (Na) 0,06 0,18 4,00

Kalium (K) 0,60—0,80 0,80 3,00

Klorida (Cl) 0,04 0,20 4,00

Sulfur (S) 0,10 0,10—0,32 0,40

(30)

D. Pakan Hijauan Sumber Mineral

Pakan merupakan sumber energi yang digunakan oleh ternak untuk memenuhi

kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksi. Pakan

memiliki zat-zat nutrisi penting, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral,

dan vitamin (Wikipedia, 2012). Pakan yang dikonsumsi oleh ternak terbagi

atas dua golongan, yaitu hijauan dan konsentrat.

Hijauan berperan penting sebagai makanan ternak karena hijauan mengandung

hampir semua zat yang diperlukan hewan ternasuk mineral (Aksi Agraris

Kanisius, 1983). Zat-zat mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar

digunakan untuk sintesis jaringan struktural, sedangkan zat-zat mineral yang

diperlukan dalam jumlah kecil umumnya berfungsi sebagai zat penyusun

enzim (Anggorodi, 1995). Kandungan mineral yang terdapat dalam hijauan

makanan ternak lainnya tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan mineral beberapa hijauan makanan ternak

Hijauan Kandungan Mineral (%)

Na K Cl S

(31)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret—Mei 2012. Sampel Salvinia

molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel dilakukan

di Laboraturium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung dan Laboraturium Nutrisi Ternak Perah

Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor.

B Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman kiambang (Salvinia

molesta). Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus secara

sampling seberat 2,5 kg. Bahan kemudian dicacah dan dijemur.

(32)

Gambar 6. Penjemuran kiambang

Analisis mineral menggunakan alat sebagai berikut: neraca analitik, Labu

Kjeldahl volume 50 ml, Tabung dan Block digestor Kjeldahl therm, Labu takar

volume 50 ml, Tabung kimia volume 20 ml, Vortex mixer, Dilutor skala 0—10

ml/pipet ukur volume 10 ml, Dispenser skala 0—10 ml/pipet volume 1 ml,

Spectrophotometer visible, Spectrometer serapan atom.

Analisis mineral membutuhkan pereaksi sebagai berikut:

 HNO3 pa 65%

 HClO4 pa 70%

 Larutan standar induk K, Na, masing-masing 1.000 ppm dalam air bebas ion

 Larutan standar induk 500 ppm PO4, 500ppm S, dan 100 ppm B dalam air

bebas ion.

 Larutan LaCl3 25.000 ppm (67 g LaCl3 + 15 ml HCl 25% dalam 1.000 ml

air bebas ion)

 Deret standar campuran 1 mengandung: K, Na, dalam ekstrak yang sama

dengan ekstrak contoh dengan kepekatan:

o 0; 2; 4; 8; 12; 16; dan 20 ppm K

(33)

 Deret srandar campuran III mengandung: S dan B dalam ekstrak yang sama

dengan ekstrak contoh dengan kepekatan sbb:

o 0; 5; 10; 20; 30; 40; dan 50 ppm S o 0; 0,2; 0,4; 0,8; 1,2; 1,6; dan 2 ppm B

Pereaksi untuk pengukuran S

Asam campur : 125 ml asam asetat glasial + 50 ml HCl + 50 ml asam fosfat

dijadikan 500 ml (untuk pemakaian diencerkan 5 x dengan H2O).

BaCl2-Tween: 3 g BaCl2 + 4 ml Tween – 80 dijadikan 100 ml dengan air

bebas ion.

Pereaksi penetapan B

Larutan Buffer: 100 g NH4-asetat + 10 g Titriplex II + 4 g Titriples I + 50

ml asam asetat glasial dijadikan 200 ml ml dengan air bebas ion.

Azomethine-H: 0, 53 g azomethine-H + 1 g asam askorbat dilarutkan dengan

50 ml dengan air bebas ion (bila perlu dipanaskan).

Bahan sampel dianalisis dengan menggunakan Metode Atomic Absorption

Spektrofotometer (AAS) untuk mineral Na dan K. Mineral S diukur dengan

menggunakan Spektrofotometer visible (Balai Penelitian Tanah, 2009),

sedangkan mineral Cl diukur dengan menggunakan Metode Mohr. Prinsip

Metode Mohr yaitu abu sampel hasil pengabuan langsung dititrasi dengan

perak nitrat. Ion-ion perak mengendap sebagai perak klorida sampai ion

klorida habis dan kelebihan perak diukur dengan potassium kromat.

(34)

Gambar 7. Spektrofotometri

C Cara Kerja

1. Pengambilan sampel

Membuat plot sampel sebesar 1x1 m. Plot dilempar secara acak ke

permukaan Waduk Batu Tegi sebanyak 5 kali. Salvinia molesta yang

diambil dari kelima tempat tersebut kemudian ditiriskan dan

dihomogenkan. Salvinia molesta yang telah homogen kemudian diambil

2,5 kg untuk dijadikan sampel. Sampel kemudian dibagi menjadi 5 bagian

yaitu tanaman utuh, daun muda, daun tua, akar muda, dan akar tua.

Syarat pembagian tanaman yang dijadiakan sampel didasarkan pada

keadaan tanaman yaitu daun muda memiliki warna hijau muda dapat dilihat

(35)

Gambar 8. Daun dan akar muda

Daun tua memiliki warna hijau tua kekuningan sampai cokelat yang dapat

dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Daun dan akar tua

Bagian akar mengikuti keadaan daun di atasnya serta untuk tanaman utuh

adalah seluruh bagian dari kiambang tua maupun muda.

Kemudian sampel dicacah untuk memperkecil partikel. Sampel yang telah

dicacah kemudian dijemur sampai kering. Sampel yang telah kering

kemudian ditimbang. Sampel kemudian digiling. Sampel yang sudah

(36)

2. Analisis Mineral Natrium (Na) dan Kalium (K)

Menimbang teliti 0,5 g sampel yang telah dihaluskan ke dalam labu

digestion/labu Kjeldahl. Menambahkan 5 ml HNO3 dan 0,5 ml HClO4,

kocok-kocok dan biarkan semalam. Memanaskan pada block digestor

mulai dengan suhu 100˚C, setelah uap kuning habis suhu dinaikkan hingga

200˚C. Destuksi diakhiri bila sudah keluar uap putih dan cairan dalam labu

tersisa 0,5 ml. Mendinginkan dan mengencerkan dengan H2O dan volume

ditepatkan menjadi 50 ml, mengocok hingga homogen, dibiarkan semalam

atau disaring dengan kertas saring W-41 agar didapat ekstrak jernih

(Ekstrak A). Memipet 1 ml ekstrak A ke dalam tabung kimia volume 20

ml, menambahkan 9 ml air bebas ion (dapat menggunakan dilutor),

mengocok dengan Vortex mixer sampai homogen. Ekstrak ini hasil

pengeceran 10x (ekstrak B). Mengukur K dan Na dalam ekstrak B

menggunakan Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS) dengan standar

campuran I sebagai pembanding, dicatat emisi/absorbansi baik standar

maupun contoh.

Perhitungan

Kadar K (%) = ppm kurva x ml ekstrak/1.000 ml 100/ mg contoh x fp x fk

Kadar Na (%) = ppm kurva x ml ekstrak/1.000 ml 100/ mg contoh x fp x fk

Keterangan

(37)

3. Analisis Mineral Sulfur (S)

Menimbang 5,00 g contoh sampel dengan kehalusan <2 mm ke dalam botol

kocok atau tabung sentrifusi. Menambahkan 25 ml larutan pengekstrak

Ca(H2PO4)2 500 ppm P dan dikocok selama 1 jam dengan mesin kocok.

Disaring atau disentrifusi untuk mendapatkan ekstrak jernih. Dipipet 10 ml

ekstrak jernih contoh dari deret standar SO4 (0-50 ppm) ke dalam tabung

kimia, ditambahkan 2 ml pereaksi BaCl2-Tween, kocok dan biarkan selama

15 menit. Mengukur absorbansi larutan dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 494 nm dengan deret standar sebagai pembanding.

Perhitungan

Kadar sulfat tersedia (ppm S)

= ppm kurva x ml ekstrak/1000 ml x 1000 g/g contoh x fp x 142/190 x fk

Keterangan

ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.

fp = faktor pengencer (bila ada)

(38)

4. Analisis Mineral Klorida (Cl)

Menimbang teliti 1,000 g contoh ke dalam labu takar volume 100 ml,

menambahkan 50 ml air bebas ion. Mengocok dengan mesin kocok selama

30 menit dengan kecepatan 200 goyangan/menit. Menepatkan volume

hingga tanda tera 100 ml dengan air bebas ion, kocok bolak balik. Disaring

dengan kertas saring agar mendapat ekstrak jernih.

Memipet 10 ml ekstrak (filtrat) ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan

0,5—1 ml indikator K2CrO4 5%. Menitar dengan larutan AgNO3 0,01 N

hingga titik akhir titrasi yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan

merah bata dari perak kromat, catat volume titran yang diperlukan (Vc).

Sebagai penetapan blanko dipipet 10 ml air bebas ion dan ditetapkan

seperti contoh, catat volume titran yang diperlukan (Vb).

Perhitungan

Kadar Cl (%) = (Vb—Vc) x N x 35, 5 x ml ekstrak/ml ekstrak dipipet x 100/mg contoh x fk

Keterangan:

Vb = banyaknya titran untuk penitraan blanko (ml)

Vc = banyaknya titran untuk penitraan contoh (ml)

N = normalitas larutan AgNO3

35, 5 = berat setara Cl

100 = faktor konversi ke %

(39)

D. Metode Penelitian

Perlakuan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan 5 (lima) ulangan dan 2 (dua) perlakuan, terdiri atas:

P1: tanaman utuh

P2: daun tua

P3: daun muda

P4: akar tua

P5: akar muda

E. Analisis Data

Data yang dihasilkan dianalisis ragam dengan taraf nyata 5% dan atau 1%.

Apabila dari analisis ragam menunjukkan hasil yang nyata pada taraf 5%,

maka analisis dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Steel dan

Torrie, 1995).

F. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah mineral natrium (Na), kalium

(40)

Identifikasi Kandungan Mineral (Na, K, Cl, S) Tanaman Air Kiambang (Salvinia molesta) di Waduk Batu Tegi Kecamatan Air Naningan Kabupaten

Tanggamus

Identification of Mineral Content (Na, K, Cl, S) on Salvinia molesta in Reservoir Batu Tegi sub-District Air Naningan Regency Tanggamus

Irma(1), Farida Fathul2), dan Yusuf Widodo2)

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Lampung--35145

INTI SARI

Salvinia molesta merupakan limbah Waduk Batu Tegi yang berpotensi sebagai sumber pakan ternak nonkonvensional. Informasi tentang kandungan mineral dan pemanfaatannya belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), dan sulfur (S) pada akar tua, akar muda, daun tua, daun muda, dan seluruh tanaman Salvinia molesta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil. Peubah yang diamati adalah kandungan mineral Na, K, Cl, dan S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan mineral Na dan K yang terdapat di semua bagian tanaman Salvinia molesta berbeda sangat nyata (P<0,01), sedangkan kandungan mineral Cl pada bagian akar muda, akar tua, daun tua dan tanaman utuh berbeda tidak nyata (P>0,05). Kandungan mineral S pada bagian daun muda, akar tua, daun tua dan tanaman utuh tidak berbeda nyata (P>0,05).

Kata kunci: mineral, Salvinia molesta, Waduk Batu Tegi

ABSTRAK

Salvinia molesta is a weed reservoir Batu Tegi potential as a source of non-conventional fodder. Information on the mineral content and its use has not been known. This research was aimed to identification the mineral content of sodium (Na), potassium (K), chloride (Cl), and sulfur (S) to the old roots, young roots, old leaves, young leaves, and whole plant Salvinia molesta. Data were analyzed by Analysis of Variance completely randomized designed and the differences among treatments were tested by Least Significant Difference. The results showed that in the mineral content of Na and K was present in all parts of the plant Salvinia molesta there were highly significant differences (P <0.01) while mineral Cl content on the young roots, root old, old leaves and whole plants there was no significant difference (P> 0.05). Mineral S content on the young leaves, old roots, old leaves and whole plants was not significantly different (P> 0.05).

Keyword: mineral, Salvinia molesta, Reservoir Batu Tegi.

1)

Mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

2)

(41)

dapat dimakan, dicerna, dan digunakan oleh hewan. Pakan digunakan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi, dan reproduksi. Ransum yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia terbagi atas dua, yaitu hijauan dan konsentrat. Hijauan berperan penting sebagai zat pengenyang dan sumber nutrisi bagi mikroba rumen yang menghasilkan zat-zat makanan bagi ruminansia (Aksi Agraris Kanisius, 1983). Saat ini produksi hijauan makanan ternak menurun disebabkan oleh alih fungsi lahan tanam menjadi permukiman dan perkantoran.

Mineral essensial bagi ternak karena dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh, namun tubuh ternak tidak dapat menghasilkan mineral sendiri. Salah satu sumber mineral itu terdapat pada pakan yang dikonsumsi yang diperoleh dari hijauan. Kandungan mineral dalam hijauan dipengaruhi oleh kandungan mineral dalam air, tanah, dan udara di sekitar tempat tumbuhnya hijauan tersebut.

Waduk Batu Tegi Tanggamus banyak ditumbuhi tanaman kiambang (Salvinia molesta) yang berlimpah ini kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral Na, K, Cl, dan S pada akar tua, akar muda, daun tua, daun muda, dan seluruh tanaman kiambang (Salvinia molesta).

Materi dan Metode

Penelitian ini menggunakan sampel kiambang (Salvinia molesta) yang diambil secara acak di lima tempat pada Waduk Batu Tegi Tanggamus Lampung. Kemudian, dipilah menjadi 5 bagian, yaitu tanaman utuh, daun muda, daun tua, akar muda, dan akar tua. Selanjutnya, dijemur sampai kering dan digiling menjadi tepung lolos saring 40 mesh.

Analisis mineral Na dan K menggunakan metode

Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS). Mineral S diukur dengan menggunakan

Spektrofotometer visible (Balai Penelitian Tanah, 2009), sedangkan mineral Cl diukur dengan menggunakan Metode Mohr (Muchtadi,1989).

5% dan atau 1% kemudian dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Steel and Torrie, 1995).

Hasil dan Pembahasan atas permukaan laut dengan kelembapan 83,21% dan temperatur 25,23º C serta curah hujan sebesar 2.500 mm per tahun. Pembangunan Waduk Batu Tegi bertujuan untuk pengembangan irigasi Way Sekampung, pembangkit tenaga listrik, air minum, pariwisata, pengendalian banjir, dan perikanan. Waduk Batu Tegi memiliki area tangkapan air seluas 424 km2 dan dapat menampung air sebanyak 860 x 106 m3 dengan luas permukaan normal sebanyak 25,00 km2.

Produksi Salvinia molesta di Waduk Batu Tegi

Salvinia molesta adalah tanaman pakuan air dari genus Salvinia yang hidup di daerah persawahan, waduk, rawa, dan danau (Wikipedia, 2011). Waduk Batu Tegi ditumbuhi Salvinia molesta yang menutupi permukaan waduk mencapai 75% (11.652,75 km2). Produksi Salvinia molesta segar dalam setahun dapat dihasilkan sekitar 12.600 ton.

Kandungan Mineral pada Air Waduk Batu Tegi

Air merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel tanaman terdiri dari air. Sebagian besar ketersediaan dan penyerapan hara oleh tanaman dimediasi oleh air, termasuk unsur-unsur mineral (Hanafiah, 2007). Kandungan mineral dalam air Waduk Batu Tegi mempengaruhi kandungan mineral pada Salvinia molesta yang tumbuh di permukaannya.

Tabel 1. Kandungan mineral air Waduk Batu Tegi

Kandungan mineral air (ppm)

Na K Cl S Ca P Mg Zn 3,07 2,32 161,05 0,31 1,27 6,16 6,05 0,04 Keterangan: Hasil Analisis di Lab. Nutrisi Ternak Perah IPB,

2012

(42)

Salvinia molesta kemungkinan berpotensi menjadi hijauan makanan ternak karena mengandung

zat-Mineral makro esensial yang terdapat pada Salvinia molesta antara lain Na, K, Cl, dan S.

Tabel 2. Kandungan Mineral Salvinia molesta

Mineral Tanaman utuh Daun muda Daun tua Akar muda Akar tua

Keterangan: Hasil Analisis di Lab. Nutrisi Ternak Perah IPB, 2012. Rataan dengan superskrip huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda (P<0,01).

Kandungan mineral Na tanaman Salvinia molesta

berkisar antara 0,64±0,004-1,20±0,003%. Kandungan mineral Na tertinggi terdapat pada bagian daun muda (1,20±0,003%), sedangkan terendah pada akar tua (0,64±0,004%). Kandungan Na pada daun muda (1,20±0,003%) lebih besar bila dibandingkan dengan akar tua (0,64±0,004%) karena Na pada tumbuhan berfungsi sebagai pembentuk dinding sel, penguat tangkai daun, dan pembentuk serat tanaman sehingga Na lebih banyak dibutuhkan daun dibandingkan akar (Lakitan, 1993).

Kandungan mineral K pada daun dan akar muda (masing-masing mengandung 2,11±0,013 dan 1,54±0,007%) lebih tinggi (P<0,01) jika dibandingkan dengan bagian daun dan akar tua (masing-masing sebesar 0,88±0,001 dan 1,01±0,004%). Bagian muda lebih banyak menyimpan mineral karena belum banyak organ yang rusak akibat penuaan (Fitter dan Hay, 1992). Dampak dari penuaan bagian tanaman adalah menguningnya daun , kurangnya penyerapan air dan mineral pada akar (Agustriana dan Tripeni, 2006).

Kandungan mineral Cl pada daun muda dan tua (masing-masing mengandung 2,14±0,10 dan 1,42±0,12%) lebih tinggi (P<0,01) jika dibandingkan dengan bagian akar muda dan tua (masing-masing 0,20±0,09 dan 0,23±0,05%). Kandungan mineral Cl dalam daun lebih tinggi jika dibandingkan dengan akar, hal ini disebabkan oleh fungsi dari mineral Cl pada tanaman adalah sebagai salah satu zat penyusun klorofil dan pengikat air pada daun (Campbell et al.,2003).

Kandungan mineral S pada daun dan akar muda (masing-masing mengandung 0,08±0,03 dan 0,06±0,01%) lebih rendah (P<0,01) jika dibandingkan dengan bagian daun dan akar tua (masing-masing sebesar 0,53±0,03 dan 1,52±0,02%). Hal ini terjadi karena tekanan osmosis di sekitar akar tua menyebabkan sel-sel yang mati pada akar tua akan menyerap air yang mengandung mineral dan air yang diserap tersebut tidak dapat dikeluarkan karena selnya telah mati sehingga tidak ada tekanan osmosis dari dalam akar (Lakitan, 1993).

Kesimpulan

Kandungan mineral Na, K, CL, S pada setiap bagian tanaman berbeda. Kandungan mineral (Salvinia molesta) adalah: Na tertinggi pada daun muda (1,20%) sedangkan terendah pada akar tua (0,64%); K tertinggi pada daun muda (2,11%) sedangkan terendah pada daun tua (0,88%); Cl tertinggi pada daun muda (2,14%) sedangkan terendah akar muda (0,20%); S tertinggi pada akar tua (1,52%) sedangkan terendah pada akar muda (0,06%).

Daftar Pustaka

Aksi Agraris Kanisius. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja, dan Perah. Yogyakarta. Kanusius.

Agustriana, Rochmah, dan T. Tripeni. 2006. Fisiologi Tumbuhan I. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

(43)

Fitter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Hanafiah, A. K. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Kompas. 2009. Gulma baik bagi Waduk. http://www.kesimpulan.com/2009/09/gulma-kiambang-yang-menutupi-70-persen.html. Diakses tanggal 23 Desember 2011.

Lakitan, B. 1993. Dasar--Dasar Fisiologi

Tumbuhan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Muchtadi, D. 1989. Analisis Pangan. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Bandung. Penerbit Angkasa.

Steel, R.D. dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta. Gramedia.

Sunarso, C. 2011. Manajemen Pakan.

http://nutrisi.awardspace.com/download/MAN AJEMEN%20PAKAN.pdf. Diakses tanggal 8 Januari 2012.

Wikipedia. 2011. Salvinia molesta.

(44)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Farida Fathul, M. Sc.—selaku Pembimbing Utama—atas

bimbingan, motivasi, dan ilmu yang diberikan selama masa studi dan

penyusunan skripsi;

2. Bapak Ir. Yusuf Widodo, M. P.—selaku Pembimbing Anggota—atas

bimbingan, saran, dan ilmu yang diberikan selama masa studi dan

penyusunan skripsi;

3. Bapak Dr. Ir. Erwanto, M. S. —selaku Pembahas—atas saran, arahan,

pengetahuan, dan pembelajaran selama menyusun skripsi;

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin. M. S.—selaku Pembimbing Akademik dan

Ketua Jurusan Peternakan—atas motivasi, nasihat, bimbingan, kemudahan,

dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

5. Bapak Ir. Arif Qisthon, M. Si.—selaku Sekretaris Jurusan Peternakan—atas

(45)

7. Kementerian Pekerjaan Umum (Pak Edi Sukoso, Pak Erwin, Pak Tumijo,

Pak Supriadi, dan Pak Sulaiman) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Provinsi—atas bantuan dan kerja samanya;

8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Unila—atas

bimbingan, nasihat, dan ilmu yang diberikan selama masa studi;

9. Ayah, Mama, dan adik-adikku (Karman, Atang, Maya)—atas restu, do’a,

motivasi, kasih sayang, dan materi yang telah diberikan selama ini;

10. Onyong —teman senang dan sedih selama masa studi—atas dukungan

motivasi, bantuan ilmu yang diberikan selama masa studi;

11. Om Herul, Om Yusuf, Cici— atas bantuan yang telah diberikan selama

penelitian;

12. Teman seperjuangan selama penelitian (Mbak Aulia, Kak Singgang, dan

Bobby), teman-teman angkatan ’11, ’10, ’09, ‘08 (Maulia, Ratih, Elda,

Dimas, Febri, Arif, Bobi, Satrio, Hiskia), Mbak Erni, dan Mas Agus atas

motivasi, bantuan, dan kebersamaannya.

Semoga semua bantuan dan jasa yang diberikan kepada penulis mendapatkan

balasan dan rahmat dari Allah SWT. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis

(46)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Farida Fathul, M. Sc. ....…..…..

Sekretaris : Ir. Yusuf Widodo, M. P. ...……..

Penguji Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Erwanto, M. S. ...…...…..

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S.

NIP 196108261987021001

(47)

Judul Penelitian : IDENTIFIKASI KANDUNGAN MINERAL (Na, K, Cl, S) TANAMAN AIR KIAMBANG (Salvinia molesta) DI WADUK BATU TEGI KECAMATAN AIR NANINGAN

KABUPATEN TANGGAMUS

Nama : IRMA

NPM : 0814061043

Jurusan/Program Studi : Peternakan

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Farida Fathul, M. Sc. Ir. Yusuf Widodo, M. P. NIP. 195903301983032001 NIP. 195601091985031003

2. Ketua Jurusan Peternakan

(48)

Kupersembahkan skripsi ini untuk

Ayahanda, Ibunda, Adik-adikku tercinta

(49)

Biduk berlalu kiambang bertaut

Sesudah berselisih keluarga itu baik kembali kita yang mencampuri mereka mendapat malu

-Peribahasa Melayu-

Man shabara zhafira (Siapa yang bersabar akan beruntung)

—Ahmad Fuadi-

Love is like pee… its natural, irrational, and very

important

-Lisa Hoffman-

Life as if you were to die tomorrow Learn as if you were to live forever -Mahatma Gandhi-

The best way to cheer yourself up is to try to cheer somebody else up

-Mark Twain-

No matter what anybody tells you Word and ideas can changes the world -Robin Wiliams-

Don’t cry because it is over

(50)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor pada 15 September 1990 sebagai putri pertama dari empat

bersaudara dari pasangan Bapak Pandu Wiria Setiahadi dan Ibu Harlina.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Kartini, Bandar

Lampung pada 1996, sekolah dasar di SD Negeri 1 Deresan Yogyakarta kelas 1—

2, SD Polisi 5 Bogor kelas 3—4, SD Kartika II-5 Bandar Lampung kelas 5—6

pada 2002, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 25 Bandar Lampung

selesai pada 2005, dan sekolah menengah umum di SMA Kornita—IPB Bogor

selesai pada 2008. Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung

pada Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri pada 2008.

Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) pada Juli sampai dengan Agustus 2011

di PT. Primatama Karya Persada, Desa Jati Indah, Kecamatan Tanjung Bintang,

Kabupaten Lampung Selatan. Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) pada Januari sampai dengan Februari 2012 di Dusun Candi Mulyo Desa

Gambar

Gambar 1. Salvinia molesta
Gambar 2.
Gambar 3. Sporocarps yang siap pecah dan mudah rapuh
Gambar 4. Perkembangan Salvinia molesta,  Keterangan: a. bentuk primer, b. bentuk sekunder, c
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ritual adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat atau dengan kata lain sudah menjadi darah daging bagi masyarakat Oenbit, karena selain

Tapi dari sisi lain usaha untuk meneliti dimana konsentrasi tegangan yang diakibatkan daya dorong propeller masih kurang dilakukan Untuk Penelitian ini analisa yang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Teknis

6 Maret 2009 serta hasil pengundian jadual yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2009 (daftar hadir terlampir), dengan ini diberitahukan kepada Peserta Lelang bahwa

Komisaris independen diharapkan dapat memberikan saran-saran yang independen kepada komisaris dari pihak perusahaan ( excecutive directors ) (Elzahar dan

Reformasi pendidikan Kesetaraan, Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Jenderal pendidikan Luar Sekolah,

RPS Mata Kuliah Pengolahan Informasi Berbasis Script – Program Studi Sistem Informasi Halaman 12 dari 18 Tujuan Tugas: Mahasiswa diharapkan mampu membuat aplikasi

Majelis Hakim menentukan 3 (tiga) peserta yang memperoleh nilai tertinggi sebagai finalis kecuali pada bidang Khaththil Qur an jumlah finalisnya 6 orang peserta Putra dan