• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG

Oleh Lilik Andriani

PT Tunas Dwipa Matra perusahaan yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor jenis Honda, penjualan spare part asli Honda dan pelayanan jasa bagi pemilik kendaraan sepeda motor honda. Dalam memasarkan spare part, PT Tunas Dwipa Matra menggunakan saluran distribusi. Keputusan pemilihan saluran distribusi harus dipertimbangkan secara baik agar aktivitas pemasaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, sehingga saluran dsitribusi yang digunakan dapat meningkatkan volume penjualan.

Masalah yang dihadapi oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah terdapat barang spare part yang jarang ada stok di gudang. Hal ini dikarenakan stok spare part di PT Tunas Dwipa Matra menggunakan sistem waktu PO (pre order) dari PT Astra Honda Motor selama 2 bulan sekali. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat diambil adalah: “Apakah Pelaksanaan Distribusi Spare Part Motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra Bandar

(2)

Tujuan dari Penelitian laporan pada PT Tunas Dwipa Matra merupakan kegiatan yang dipergunakan untuk mengetahui pelaksanaan distribusi spare part motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif terhadap proses saluran distribusi di PT Tunas Dwipa Matra dengan mengumpulkan data dan informasi.

Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa PT Tunas Dwipa Matra telah menetapkan saluran dsitribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung yaitu saluran yang menyalurkan barang-barang yang dibeli secara langsung oleh konsumen tanpa melalui perantara. Saluran distribusi tidak langsung yaitu saluran yang menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan barang kepada konsumen dengan melalui perantara. Pelaksanaan saluran distribusi langsung dan tidak langsung sudah berjalan dengan baik.

(3)

PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG

Oleh

LILIK ANDRIANI

Laporan Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar AHLI MADYA (A.Md)

Pada

Program Studi DIII Pemasaran Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

JURUSAN D3 PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Terang Lampung Barat pada tanggal 14 Desember 1992, sebagai anak ke empat dari empat bersaudara, pasangan Bapak H. Seger Sutrisno dan Ibu Hj. Ngatemi.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Sumber Alam Lampung Barat (1999-2005), SMP Negeri 2 Waytenong Lampung Barat (2005-2008) dan MAN 1 Bandar Lampung (2008-2011).

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur tes tertulis.

(7)

MOTO

Jangan takut melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dari satu langkah.

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh

direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.

(8)
(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Permasalahan ... 10

1.3Tujuan Penelitian... 10

1.4Manfaat Penelitian... 10

II. LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Pemasaran... 11

2.2Bauran Pemasaran... 12

2.3Saluran Pemasaran dan Jaringan Nilai... 18

2.3.1 Arti dan Pentingnya Saluran... 18

2.3.2 Perkembangan Saluran... 19

2.3.3 Saluran Hibrida... 19

2.3.4 Memahami Kebutuhan Pelanggan... 20

2.4Peran Saluran Distribusi... 20

2.4.1 Fungsi dan Aliran Saluran... 21

2.4.2 Keuntungan Menggunakan Saluran... 22

(10)

2.5.1 Menganalisis Tingkat Output Jasa yang Diinginkan Pelanggan.... 25

2.5.2 Menentukan Tujuan Saluran... . 25

2.5.3 Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Alternatif Saluran Utama... 26

2.6Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Saluran Distribusi... 28

III.METODE PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu Penelitian... 34

3.2Jenis Data... . 34

3.3Sumber Data... 34

3.4Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data... 35

3.5Alat Analisis yang Digunakan... 35

3.6Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan... 36

3.7Visi dan Misi PT Tunas Dwipa Matra... . 38

3.8Struktur Organisasi PT Tunas Dwipa Matra... 38

3.8.1 Deskripsi Jabatan... 39

IV.PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian... 42

4.2Saluran Distribusi Spare Part ... 42

4.3Tujuan Perusahaan Menggunakan Saluran Distribusi... 44

(11)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 52 5.2Saran... 53

(12)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Cabang PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung... 2 2. Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung... 3 3. Daftar Harga dan Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Saluran Distribusi PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung... 7

2. Saluran tingkat nol (zero-level channel)... 23

3. Saluran tingkat satu (one-level channel)... 24

4. Saluran tingkat dua (two-level channel)... 24.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Persaingan bisnis yang sangat ketat seperti saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk menjalankan konsep pemasaran dengan tepat guna meraih pangsa pasar yang besar dan sukses menjadi pemimpin pasar. Konsep pemasaran yang baik dan terstruktur dapat memuaskan konsumen. Dalam memuaskan pelanggannya perusahaan harus dapat memilih konsep pemasaran dengan tepat, agar perusahaan tersebut dapat berkembang dan mendapatkan laba yang diinginkan.

Para pemasar menggunakan alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka, alat-alat tersebut membentuk suatu bauran pemasaran. Penerapan bauran pemasaran sangat penting, karena bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

(15)

PT Tunas Dwipa Matra memiliki berbagai cabang yang tersebar di daerah Lampung yang menjadi sasaran perusahaan dapat dilihat dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1 Cabang PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung Tahun 2014 No Cabang PT Tunas Dwipa Matra

1 Bandar Lampung 2 Lampung Tengah 3 Lampung Timur 4 Lampung Utara 5 Lampung Barat 6 Lampung Selatan 7 Tulang Bawang 8 Tulang Bawang Barat 9 Peringsewu

10 Pesawaran 11 Mesuji 12 Way Kanan 13 Metro 14 Tanggamus

Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

(16)

Dalam pelaksanaan saluran distribusi untuk meningkatkan penjualan PT Tunas Dwipa Matra tidak luput dari bauran pemasaran yang didasarkan sebagai berikut:

1. Kebijakan Produk (product)

Menurut Kotler (2009 : 4), Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen.

PT Tunas Dwipa Matra merupakan perusahaan yang menjual speda motor jenis Honda. Untuk memenuhi segala kebutuhan akan perlengkapan sepeda motor jenis Honda maka PT Tunas Dwipa Matra menjual berbagai jenis produk spare part asli Honda untuk menunjang kebutuhan konsumen pengguna sepeda motor jenis Honda yang dapat dilihat dalam Tabel 1.2

Tabel 1.2 Produk Spare Part yang di Jual PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung Tahun 2014

No Jenis Spare Part No Jenis Spare Part

1 Filter udara 9 Kabel gas 2 Kampas rem depan 10 Saringan udara 3 Kampas rem belakang 11 Kabel spidometer

4 Rantai 12 Ring piston

5 Gir depan 13 Relay starter 6 Gir belakang 14 Batteray charger 7 Bohlam depan 15 Oli MPX2 1 L 8 Bohlam belakang 16 Radiator comp

(17)

2. Kebijakan Harga (price)

Menurut Kotler (2009 : 68), Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain yang menghasilkan biaya.

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, sedangkan unsur yang lain menimbulkan biaya. Kebijakan harga akan menentukan kedudukan perusahaan dalam persaingan, sedangkan kemampuan perusahaan untuk bersaing akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan.

Tabel 1.3 Daftar Harga dan Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra

Bandar Lampung – PT Nusantara Jaya Sakti Bandar Lampung Tahun 2014 No Jenis Spare Part Harga Spare Part PT Tunas

Dwipa Matra (Rp)

11 Kabel spidometer 15.000 18.000

12 Ring piston 45.000 50.000

13 Relay starter 40.000 45.000

14 Batteray charger 150.000 155.000

15 Oli MPX2 35.000 40.000

16 Radiator comp 35.000 40.000

(18)

Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa perbandingan harga jual spare part pada PT Tunas Dwipa Matra dengan harga jual pada dealer PT Nusantara Jaya Sakti Bandar

Lampung. Pada dealer PT Nusantara Jaya Sakti harga jual spare part yang ditawarkan lebih mahal, karena PT Tunas Dwipa Matra adalah perusahaan pemasok utama spare part untuk cabang di seluruh Lampung.

3. Kebijakan Promosi (promotion)

Menurut Kotler (2009 : 219), Promosi adalah bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi

pembelian, yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen

atau perdagangan.

Memberikan informasi kepada konsumen tentang produk perusahaan merupakan kegiatan promosi. Promosi dirancang untuk merangsang pembelian lebih cepat terhadap sebuah produk tertentu oleh konsumen atau pedagang. Promosi dilakukan untuk memberitahu atau menginformasikan, meyakinkan dan mengingatkan akan suatu produk baru, yang pada akhirnya akan menimbulkan terjadinya transaksi jual beli dalam pemasaran. Dengan promosi yang baik maka konsumen akan tertarik dan menjadi konsumen yang potensial.

Kebijakan promosi yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra adalah:

1. Iklan, PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan produknya melalui media iklan yang disampaikan melalui,

a. Televisi : iklan yang disampaikan melalui televisi yang dilaksanakan PT Astra Honda Motor (AHM), untuk mempromosikan berbagai produk Honda

(19)

menggunakan sejumlah artis sebagai bintang iklan seperti, Agnes Monica dan Nidji.

b. Radio : PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan berbagai produk Honda yang disiarkan melalui D’oz Radio Lampung pukul 19.30-21.00

c. Koran : PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan produknya dengan menampilkan iklan Honda pada surat kabar Tribun Lampung dan Radar Lampung.

d. Banner : PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan produk Honda dengan menampilkan iklan pada jalan-jalan seperti, di jalan ZA. Pagar Alam.

2. Promosi penjualan, yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra dalam melakukan promosi penjualan adalah pameran spare part saat launching sepeda motor baru, kanvasing ke bengkel-bengkel umum dan AHASS, dan memeberikan diskon pada pembelian spare part.

3. Personal selling, PT Tunas Dwipa Matra memberikan informasi mengenai produk dengan cara tatap muka secara langsung untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

4. Publisitas, PT Tunas Dwipa Matra memberikan informasi mengenai perusahaan dan produknya melalui web site agar masyarakat lebih mudah untuk mengetahui tentang segala informasi tersebut.

4. Kebijakan Saluran Distribusi (place)

Menurut Kotler (2009 : 106), Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk

(20)

Saluran distribusi merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, maka dalam penentuan saluran distribusi menjadi hal yang sangat penting untuk kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen. Produsen mempunyai banyak alternatif untuk menjangkau pasar mereka dapat menjual langsung satu, dua, atau tiga tingkat saluran. Untuk memutuskan jenis saluran yang digunakan, diperlukan analisi kebutuhan pelanggan, menentukan tujuan, dan mengidentifikasi serta mengevaluasi alternatif utama, termasuk jenis dan jumlah perantara yang terlibat dalam saluran. Untuk menyalurkan barang perusahaan ke pedagang besar atau konsumen perusahaan harus memiliki saluran distribusi yang efektif.

Gambar 1. Saluran Distribusi PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

PT Astra Honda Motor

PT Tunas Dwipa Matra

Dealer-dealer Kecil

(21)

Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa dijelaskan PT Tunas Dwipa Matra menggunakan dua saluran distribusi yakni saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran yang menyalurkan barang-barang yang dibeli secara langsung oleh konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan Saluran distribusi tidak langsung, yaitu saluran yang menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan barang kepada konsumen dengan melalui perantara.

Berikut ini terdapat barang spare part yang jarang terdapat stok di gudang yang dapat dilihat pada Tabel 1.4

Tabel 1.4 Spare Part yang Jarang ada Stok di Gudang, Tahun 2014 No Jenis Spare Part

1 V-belt

2 Sokbreker Belakang 3 Kem

4 Piston ring 5 Bearing

6 Set Ring 25MM

Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

(22)

5. Kebijakan Sumber Daya Manusia (people)

Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memegang peranan penting untuk

menjalankan tugas dan pekerjaan demi kelangsungan hidup suatu perusahaan. PT Tunas Dwipa Matra harus memiliki karyawan yang berkualitas, profesional, dan

orang-orang yang berpengalaman dalam dunia kerja.

6. Kebijakan Wujud Fisik (physical evidence)

Wujud fisik merupakan berperanan penting untuk suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh PT Tunas Dwipa Matra. Fasilitas yang dimiliki pada bagian pendistribusian spare part antara lain: gudang yang luas, memiliki kendaraan roda 4 dan roda 2 untuk menyalurkan barang, dan memiliki rak-rak dengan kode barang spare part.

7. Proses (process)

Proses merupakan kombinasi dari seluruh kegiatan umum yang terdiri dari prosedur, aktivitas, dan mekanis sebuah perusahaan yang akan di sampaikan kepada konsumen atau pelanggan.

(23)

Berdasarkan data-data yang telah dijabarkan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan distribusi pada PT Tunas Dwipa Matra, maka penulis memilih judul yaitu: “Pelaksanaan Distribusi Spare Part Motor Honda Di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung”.

1.2Permasalahan

Masalah yang dihadapi oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah terdapat barang spare part yang jarang ada stok di gudang yang dapat dilihat pada Tabel 1.4. Hal ini dikarenakan stok spare

part di PT Tunas Dwipa Matra menggunakan sistem waktu PO (pre order) dari

PT Astra Honda Motor selama 2 bulan sekali. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang dapat diambil adalah: “Apakah Pelaksanaan Distribusi Spare Part Motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung sudah dilaksanakan dengan baik? ”

1.3Tujuan Penelitan

Penelitian laporan pada PT Tunas Dwipa Matra merupakan kegiatan yang dipergunakan untuk mengetahui pelaksanaan distribusi spare part motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi PT Tunas Dwipa Matra penelitian ini digunakan untuk membandingkan antara teori yang dipelajari dengan kenyataan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran dikatakan sebagai bidang profesi yang dinamis dan senantiasa berubah mengikuti situasi terkini. Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan perusahaan baik yang bergerak dalam bidang barang atau jasa. Pemasaran juga merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan kualitas yang baik, untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, serta penjualan yang memperoleh laba. Pemasaran sangat berperan penting terhadap penjualan produk. Pernyataan ini berarti pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat degan pola jawaban industri yang bersangkutan, maksutnya barang atau jasa yang diberikan oleh pemproduksi akan dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna barang atau jasa yang dihasilkan.

Menurut Kotler (2009 : 7), Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok dapat mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan

penawaran dan secara bebas mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai satu sama

lain.

Menurut Swastha (2008 : 5), menyebutkan bahwa pemasaran adalah satu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik

(25)

Dengan adanya pemasaran barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dapat disalurkan kepada konsumen dengan pertukaran nilai uang sehingga perusahaan akan mendapatkan laba dari produksi barang atau jasa yang dijual. Pemasaran juga merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dilakukan untuk merencanakan produk, menetukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara tepat dan cepat. Untuk mencapai sukses, suatu perusahaan harus mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalam pemasaran yang baik. Cara dan falsafah ini disebut dengan konsep pemasaran. Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:

1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar 2. Penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan.

3. Saluran kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen agar mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan, atau peningkatan pangsa pasar.

2.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2009 : 63), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran baik produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang

diinginkan pasar sasaran.

(26)

Berikut ini kegiatan bauran pemasaran terdiri dari 7P antara lain:

1. Produk (product)

Mengelola perencanaan dan pengembangan unsur produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan.

Menurut Swastha (2008 : 165), Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan

pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Menurut Kotler (2009 : 6), Klasifikasi barang dibedakan menjadi 4 golongan yaitu: 1. Barang sehari-hari (convenience goods)

Adalah barang yang didapatkan dengan segera dan dengan usaha yang minimum. Contohnya : makanan ringan, minuman, sabun dan surat kabar.

2. Barang belanja (shopping goods)

Adalah barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kococokan, kualitas, harga, dan gaya. Contohnya : prabot, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga utama.

3. Barang khusus (specially goods)

Mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya : mobil, peralatan fotografi, komponen stereo, dan busana pria.

4. Barang yang tak dicari (unsought goods)

(27)

2. Harga (price)

Harga merupakan suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa.

Menurut Kotler (2009 : 68), Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain yang menghasilkan biaya. Dengan demikian, harga

merupakan suatu hal yang menarik bagi para penjual maupun pembeli dipasar.

menurut Swastha (2008 : 241), Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan

pelayanannya.

Dalam strategi penentuan harga, manajemen harus menetapkan dulu tujuan utamanya, tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa setepat mungkin. Menurut Swastha (2008 : 242) tujuan penetapan harga antara lain :

1. Meningkatkan penjualan

2. Mempertahankan dan memperbaiki market share 3. Stabilitas harga

4. Mencapai target pengembalian investasi 5. Mencapai laba maksimum, dan sebagainya.

Tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : 1. Kondisi perekonomian

(28)

5. Biaya

6. Tujuan manajer

7. Pengawasan permintaan

3. Promosi (promotion)

Promosi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang dihasilkan dengan mengarahkan kepada tindakan untuk menciptakan pertukaran atau mendorong permintaan.

Menurut Swastha (2008 : 349), Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.

Menurut Swastha (2008 : 350), ada beberapa jenis promosi secara umum antara lain:

1. Periklanan

Merupakan bentuk penjelasan dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

2. Personal selling

(29)

3. Publikasi

Adalah pendorong permintaan secara non pribadi untuk mendapatkan suatu produksi, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial dimedia massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah biaya secara langsung.

4. Promosi penjualan

Adalah kegiatan pemasaran selain wiraniaga, periklanan, dan publikasi yang mendorong pembelian konsumen dan kegiatan pengecer, kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan, demonstrasi, dan pameran.

4. Distribusi (place)

Untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen, salah satu faktor yang penting adalah memilih saluran secara tepat saluran distribusi yang dipergunakan untuk menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir.

Menurut Kotler (2009 : 106), Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk

digunakan atau dikonsumsi.

Menurut Swastha (2008 : 285), Saluran distribusi merupakan suatu struktur organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan

(30)

Beberapa peantara, seperti pedagang grosir dan eceran, yang membeli berhak atas menjual kembali barang dagangan disebut pedagang. Perantara lainnya, seperti broker, perwakilan produsen, agen penjualan, mencari pelanggan dan dapat bernegosiasi atas nama produsen, tetapi tidak memiliki hak atas barang. Oleh karena itu, mereka disebut agen. Masih ada perantara lain, seperti perusahaan transportasi, gudang independen, bank, agen, periklanan, yang membantu dalam proses distribusi, tetapi juga memiliki hak atas barang dan tidak negosiasikan pembelian atau penjuala, mereka disebut fasilitato.

5. Sumber Daya Manusia (people)

Perusahaan harus memiliki karyawan atau sales yang profesional dan berpengalaman dalam pendistribusian barang, sehingga dapat memudahkan berjalannya suatu proses distribusi.

6. Wujud Fisik (physical evidence)

Suatu perusahaan harus memiliki pelayanan yang baik untuk mendistribusikan barang dalam hal ketepatan waktu, ke utuhan barang sampai kepedagang, memiliki gudang yang luas, dan memiliki tenaga pengirim yang berpengalaman.

7. Proses (process)

(31)

2.3Saluran Pemasaran dan Jaringan Nilai

Sebagian besar produsen tidak menjual barang mereka kepada pengguna akhir secara langsung di antara mereka terdapat sekelompok perantara yang melaksanakan beragam fungsi. Perantara ini membentuk saluran pemasaran (disebut juga saluran dagang atau saluran distribusi). Saluran pemasaran (marketing channels) adalah sekelompok organisasi saling bergantung dan terlibat dalm proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi.

2.3.1 Arti dan Pentingnya Saluran

Sistem saluran distribusi (marketing channel system) adalah sekelompok saluran pemasaran tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan dan keputusan tentang sistem ini merupakan salah satu keputusan terpenting yang dihadapi manajemen. Pemasaran menggunakan saluran distribusi untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk barang atau jasa kepada pelanggan atau pengguna. Saluran distribusi mencakup distributor, pedagang grosir, pengecer dan agen. Saluran yang dipilih mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Penetapan harga perusahaan tergantung pada apakah perusahaan menggunakan pedagang massal atau bukti berkualitas tinggi.

Dalam pemilihan saluran distribusi sendiri bergantung pada strategi pemasaran perusahaan dengan memperhatikan segmentasi, penentuan target, dan positioning. Dalam mengelola perantaranya, perusahaan harus memutuskan berapa besar usaha yang dilakukan untuk melakukan strategi pemasaran yaitu:

(32)

2. Strategi tarik (pull strategy) produsen menggunakan iklan, promosi, dan bentuk komunikasi lain untuk meyakinkan konsumen agar meminta produk dari perantara sehingga mendorong perantara memesan produk tersebut.

2.3.2 Perkembangan Saluran

Antara produsen dan pengguna akhir berdiri satu atau lebih saluran pemasaran, sekelompok perantara pemasaran yang melaksanakan berbagai fungsi. Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan terpenting yang di hadapi manajemen. Saliran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lain.

2.3.3 Saluran Hibrida

Perusahaan yang berhasil saat ini juga melipatgandakan jumlah ”kunjungan ke pasar” atau

saluran hibrida (hybrid channels) dibanyak wilayah pasar. Perusahaan yang mengelola saluran hibrida harus memastikan bahwa saluran-saluran ini bekerja sama dengan baik dan menyesuaikan diri dengan cara pelaksanaan bisnis yang disukai setiap pelanggan sasaran.

Menurut Kotler (2009 : 109), Pelanggan mengharapkan integrasi saluran, yang ditentukan karakter oleh fitur-fitur seperti:

1. Kemampuan untuk memesan produk secara online dan memilihnya di lokasi eceran yang nyaman

2. Kemampuan untuk mengembalikan produk yang dipesan secara online ke toko pengecer terdekat

(33)

2.3.4 Memahami Kebutuhan Pelanggan

Konsumen dapat memilih saluran yang mereka sukai berdasarkan sejumlah faktor : harga, pilihan produk, dan kenyamanan pilihan saluran dan juga tujuan belanja mereka. Tipe-tipe pembelanja :

1. Pembelanja berdasarkan kebiasaan membeli dari tempat yang sama dengan cara yang sama sepanjang waktu.

2. Pencari kesepakatan bernilai tinggi mengetahui kebutuhan mereka dan banyak melakukan “penyelidikan saluran” sebelum membeli dengan harga serendah mungkin.

3. Pembelanja yang mencintai keragaman mengumpulkan banyak informasi dibanyak saluran, memanfaatkan layanan sentuhsn tinggi, kemudian membeli di saluran favorit mereka tanpa memperhatikan harga.

4. Pembelanja dengan keterlibatan tinggi mengumpulkan informasi layanan pelanggan dari saluran sentuhan tinggi.

2.4 Peran Saluran Distribusi

(34)

2.4.1 Fungsi dan Aliran Saluran

Saluran distribusi berfungsi untuk menggerakan barang dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang memerlukan atau yang menginginkannnya.

Menurut Kotler (2009 : 112), Anggota saluran distribusi melaksanakan sejumlah fungsi saluran distribusi antara lain:

1. Mengumpulkan informasi tentang pelanggan potensial dan oelanggan saat ini, pesaing, serta pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif untuk mendorong pembelian.

3. Mencapai kesepakatan harga dan persyaratan lain sehingga transfer kepemilikan dapat dipengaruhi.

4. Memesan kepada produsen.

5. Mendapatkan dana untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat dalam saluran pemasaran.

6. Mengasumsi resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran. 7. Menyediakan penyimpanan dan pergerakan dari produk fisik secara lancar.

8. Menyediakan tagihan untuk pembayaran pembeli melalui bank atau institusi keuangan lainnya.

9. Mengawasi perpindahan kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang ke organisasi atau orang lain.

(35)

belakang dari pelanggan ke perusahaan. Akan tetapi, fungsi lain (informasi, negosiasi, keuangan, dan resiko) terjadi dalam dua arah.

Semua fungsi saluran mempunyai tiga kesamaan, yaitu menggunkan sumber daya langka, lebih berhasil jika dilaksanakan melalui spesialisasi, dan dapat dialihkan antar anggota saluran. Ketika produsen mengalihkan beberapa fungsinya ke perantara, maka biaya dan harga produsen menjadi lebih rendah, tetapi perantara harus menambahkan biaya untuk menutup pekerjaannya. Jika perantara lebih efisien dibandingkan produsen, maka harga bagi konsumen seharusnya lebih rendah. Jika konsumen melaksanakan sendiri beberapa fungsi, maka merka seharusnya menikmati harga yang jauh lebih murah. Perubahan institusi salurab akan lebih mencerminkan penemuan berbagai cara efisien lainnya untuk menggabungkan atau memisahkan fungsi ekonomi yang menyediakan pilihan barang kepada pelanggan sasaran.

2.4.2 Keuntungan Menggunakan Saluran Distribusi

Meneurut Swastha (2008 : 290) dapat disebutkan bahwa penggunaan perantara mempunyai keuntungan, yaitu :

1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen 2. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai

pengalaman.

(36)

4. Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transportasi.

5. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penyimpanan, seperti gudang atau fasilitas-fasilitas lainnya.

6. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian secara tunai dari produsen.

2.4.3 Tingkat Saluran

Produsen dan pelanggan akhir merupakan bagian dari semua saluran. Jumlah tingkat perantara unutk menentukan saluran distribusi.

Menurut Kotler (2009 : 112), Ada beberapa saluran distribusi barang ke konsumen digolongkan berdasarkan jumlah tingkat saluran dan jumlah perantara.

Berikut bentuk-bentuk Saluran Distribusi barang ke konsumen berdasarkan jumlah tingkat saluran dan jumlah perantara antara lain :

1. Saluran tingkat nol (zero-level channel) Gambar. 2

Saluran distribusi langsung yaitu saluran distribusi yang terdiri dari produsen yang menjual langsung ke konsumen akhir.

(37)

2. Saluran tingkat satu (one-level channel) Gambar. 3

Saluran distribusi yang memiliki satu perantara penjualan, seperti pengecer sedangkan dalam pasar industri perantara ini adalah sales agen/makelar.

3. Saluran tingkat dua (two-level channel) Gambar. 4

Saluran distribusi yang mengandung dua perantara penjualan, perantara ini biasanya pedagang besar dan pengecer.

4. Saluran tingkat tiga (three-level channel) Gambar. 5

a

Saluran distribusi yang mengandung tiga perantara penjualan, perantara ini biasanya pedagang besar, pemborong, dan pengecer.

2.5 Keputusan Rancangan Saluran

Salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajemen pemasaran adalah keputusan dibidang saluran distribusi. Perusahaan harus dapat merancang keputusan sistem saluran distribusi karena perusahaan membutuhkan keputusan dalam menjalankan saluran distribusi.

PRODUSEN GROSIR PEDAGANG PENGECER KONSUMEN

(38)

Ada beberapa keputusan perusahaan untuk merancang saluran distribusi antara lain :

2.5.1 Menganalisis Tingkat Output Jasa yang Diinginkan Pelanggan

Dalam merancang saluran pemasaran, pemasar harus memahami tingkat output jasa yang diinginkan pelanggan sasarn. Menurut Kotler (2009 : 114), Saluran distribusi menghasilkan lima output jasa yaitu:

a. ukuran lot, jumlah unit yang diizinkan saluran untuk dibeli oleh pelanggan umum dalam satu peristiwa.

b. Waktu tunggu dan waktu pengiriman, rata-rata waktu tunggu pelanggan saluran untuk menerima barang, pelanggan menyukai saluran dengan pengiriman yang cepat.

c. Kenyamanan spasial, tingkat dimana saluran distribusi membuat konsumen lebih mudah membeli produk.

d. Keragaman produk, pelanggan lebih menyukai pilihan yang banyak karena semakin banyak pilihan semakin besar peluang unutk menemukan apa yang mereka butuhkan. e. Dukungan layanan, jasa tambahan (kredit, pengiriman, instalasi, perbaikan) yang

disediakan perusahaan.

2.5.2 Menentukan Tujuan Saluran

(39)

2.5.3 Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Alternatif Saluran Utama

Perusahaan harus memimilh dari berbagai saluran untuk menjangkau konsumennya, dari tenaga penjualan sampai agen, distributor, dan lain-lain. Setiap saluran mempunyai kekuatan dan juga kelemahan. Masalah menjadi kompleks dengan adanya kenyataan bahwa sekarang sebagian besar perushaan menggunkan bauran saluran. Alasannya adalah setiap saluran menjangkau segmen pembelian yang berbeda dan menghantarkan produk yang tepat dengan biaya semurah mungkin.

Menurut Kotler (2009 : 115), Ada beberapa alternatif saluran yakni :

1. Jumlah perantara, Perusahaan harus memutuskan jumlah perantara yang akan digunakan pada setiap tingkat saluran. Ada tiga strategi saluran distribusi berdasarkan jumlah perantara yaitu:

a. Distribusi eksklusif (exclusive distribution)

Yakni distribusi yang sangat membatasi jumlah perantara. Distribusi ini tepat ketika produsen ingin mempertahankan kendali atas tingkat jasa dan output yang ditawarkan oleh penjual perantara, dan distribusi ini sering memasukan pengaturan kesepakatan eksklusif. Dengan memberikan distribusi eksklusif, maka produsen berharap mendapatkan penjualan yang lebih berdedikasi dan berpengrtahuan. Distribusi eksklusif lebih memerlukan kemitraan yang lebih erat antara penjual dan penjual perantara.

b. Distribusi selektif (selektive distribution)

(40)

disalurkan oleh beberapa penyalur saja yang terpilih atau selektif, jadi dalam hal ini penyalur sangat terbatas.

c. Distribusi intensif (intensive distribution)

Dimana produsen menempatkan barang dan jasa di sebanyak mungkin gerai. Setrategi ini dapat membantu untuk jangka pendek, tetapi dapat merusak kinerja jangka panjang. Distribusi intensif meningkatkan ketersediaan produk atau jasa, tetapi juga dapat mendorong pengecer untuk bersaing secara agresif. Kemudian, perang perang harga dapat merusak profitabilitas sehingga berpotensi mengurangi minat pengecer dalam mendukung produk dan melukai ekuitas merek. Beberapa perusahaan menghindari distribusi intensif dan tidak ingin produknya disemua tempat.

2. syarat dan tanggung jawab anggota saluran

Setiap anggota saluran harus diperlakukan dengan hormat dan memberikan peluang bagi saluran tersebut untuk menghasilkan keuntungan. Elemen utama dalam bauran hubungan dagang adalah kebijakan harga, kondisi penjualan, hak toriterial, dan layanan khusus yang dilaksanakan oleh setiap pihak.

a. kebijakan harga, mengharukan produsen menentukan daftar harga serta jadwal diskon dan insentif yang dilihat perantara sebagai sesuatu yang adil dan mencukupi.

b. Kondisi penjualan, mengacu pada syarat pembayaran dan jaminan produsen.

c. Hak teritorial distributor, mendefinisikan wilayan distributor dan syarat di mana produsen akan merawalabakan kepada distributor lain.

(41)

2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Saluran Distribusi

Dalam pemilihan saluran distribusi, perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi saluran distribusi. Dalam usaha mencapai tujuan dibidang penyaluran distribusi seorang manajemen perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui terlebih dahulu fator-faktor penunjang kelancaran didalam penyaluran distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran tersebut dapat juga mempengaruhi kepada keberhasilan dan kelangsungan hidup dari perusahaan yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyaluran distribusi tersebut adalah:

1. Informasi

Mengumpulkan dan penyebaran informasi riset pemasaran. 2. Promosi

Pengembangan dan penyebaran komunikasi yang persuasif mengenai pemasaran. 3. Pemasaran

Komunikasi saluran kebelakang mengenai minat pembeli. 4. Pembiyaan

Permintaan dan penyebaran dana untuk menutupi biaya dari saluran distribusi tersebut.

5. Pengambilan resiko

Perkirakan mengenai resiko sehubungan dengan saluran distribusi dalam pekerjaan pemasaran.

6. Posesi fisik

(42)

7. Pembayaran

Pembeli membayar faktur mereka lewat bank atau lembaga keuangan lainnya kepada penjual atas produk atau jasa yang telah diberikan.

8. Kepemilikan

Pindahnya kepemilikan dari satu lembaga ke lembaga lain akibat dari adanya pemasaran.

Menurut Swastha (2008 : 299), adapun secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi antara lain :

1. Pertimbangan pasar

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dari segi pasar yaitu: a. Konsumsi atau pasar industri

b. Apabila pasarnya berupa pasar industri maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industri perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran.

c. Jumlah pembeli potensial

Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat atau mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.

d. Konsentrasi pasar secara geografis

(43)

e. Jumlah pesanan

Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat dipengaruhi terhadap saluran yang dipakai. Jika saluran yang dipakai oleh industri tidak besar atau relatif kecil, maka dapat menggunakan distribusi industri.

f. Kebiasaan dalam pembelian

Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran.

2. Pertimbangan barang

Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan dengan produk. Pengertian keinginan dalam arti luas adalah mencakup segala hal yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan segala kebutuhan atau keinginan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi produk (barang) ini yaitu:

a. Nilai unit

Jika nilai unit dari barang yang dibuat relatif rendah maka produsen cenderung akan menggunakan saluran distribusi tidak langsung. Tetapi sebaliknya jika nilai unitnya tinggi maka saluran distribusinya langsung atau tidak langsung.

b. Besar dan berat barang

Manajemen harus memperhatikan biaya angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan dimana besar dan berat barang sangat menetukan. c. Mudah rusaknya barang

(44)

d. Sifat teknis

Distribusi biasanya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri, dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah teknik penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat memberikan pelayanan yang baik sesudah maupun sebelum penjualan.

e. Barang standar dan pesanan

Jika barang yang dijual merupakan barang yang standar maka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur. Demikian pula sebaliknya, jika barang yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan.

f. Luasnya produk line

Jika perusahaan hanya membuat satu barang saja maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah baik, jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat menjual langsung kepada penyalur.

3. Pertimbangan perusahaan

Dari segi perusahaan ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Sumber pembelanjaan

Penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang besar. Oleh karena itu saluran distribusi pendek ini hanya digunakan oleh perusahaan yang kuat dibidang keuangannya.

b. Pengalaman dan kemampuan

(45)

c. Pengawasan saluran

Pengawasan saluran biasanya menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijakan saluran distribusinys, jadi perusahaan yang hendak memerhatikan saluran barangnya cenderung memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi. d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual

Jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun ruang peragaan, mencari pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalur.

4. Pertimbangan perantara

Dari segi perantara ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Pelayanan yang diberikan oleh perantara

Jika perantara diberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya memberikan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakan sebagai penyalur. b. Kegunaan perantara

Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat menyalurkan barang produsen dengan keuangan yang memadai dan selalu memberikan intensif untuk memberikan usul barang baru.

c. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen

Sikap perantara terhadap kebijaksanaan perusahaan jika perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh perusahaan, maka perusahaan dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat meringankan tanggung jawab perusahaan dalam menghadapi berbagai macam resiko.

d. Volume penjualan

(46)

e. Ongkos atau biaya

(47)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat Jln. Raden Intan No 65 Bandar Lampung.

1.2Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan dengan teori yang berhubungan dengan penelitian laporan akhir. Pada PT Tunas Dwipa Matra tentang saluran distribusi dalam meningkatkan volume penjualan spare part. Dalam analisis ini, penulis menggunakan konsep teori manajemen pemasaran untuk membahas permasalahan yang ada, khususnya yang berhubungan dengan saluran distribusi.

1.3Sumber Data

(48)

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dalam bentuk studi kasus terhadap proses saluran distribusi di PT Tunas Dwipa Matra dengan mengumpukan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil dan analisis ini disajikan dalam bentuk tulisan, tabel perbandingan, gambar yang sesuai dengan konteks penelitian.

Teknik Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara yaitu suatu cara unutk mengumpulkan data dengan cara mewawancarai pihak yang bersangkutan seperti dengan manajemen pemasaran dan pihak distribusi 2. Observasi yaitu, suatu cara untuk mengumpulkan informasi atau data dengan

melakukan pengamatan langsung ke tempat objek penelitian di PT Tunas Dwipa Matra 3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen yang ada hubungannya

dengan penulisan laporan akhir mengenai pelaksanaan saluran distribusi pada PT Tunas Dwipa Matra.

3.5 Alat Analisis yang Digunakan

(49)

3.6Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah

tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia.

Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg (1990) yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2001 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama

PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.

(50)

berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.

Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 40 juta pada tahun 2013. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN.

(51)

3.7Visi dan Misi PT Tunas Dwipa Matra 1. Visi PT Tunas Dwipa Matra

Menjadi grup diler otomotif terkemuka di Indonesia melalui pelayanan terbaik bagi pelanggan.

2. Misi PT Tunas Dwipa Matra

1. Memberi pelanggan pengalaman terbaik dalam pembelian dan kepemilikan kendaraan.

2. Tumber berkelanjutan dan menguntungkan bagi para pemegang saham melalui operasional yang efisien.

3. Membangun budaya perusahaan yang dapat meningkatkan kreatifitas individu dan kerjasama tim.

4. Menjalinkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan para mitra bisnis. 5. Senantiasa membuat perbedaan yang positif kepada komunitas dan lingkungan

dimanapun tunas berada.

3.8 Struktur Organisasi PT Tunas Dwipa Matra

(52)

3.8.1 Deskripsi Jabatan

Deskripsi jabatan dari struktur organisasi pada PT Tunas Dwipa Matra dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Direksi

Direksi adalah tingkat manajemen teratas yang terdiri dari presiden direktur, direktur utama, asisten direktur, dan internal control yang bertugas memimpin dan menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas karyawan. Direksi juga mempunyai tugas untuk membuat dan melaksanakan program untuk menunjang pencapaian target dari segi penjualan unit, service, ataupun penjualan spare part. Dan melakukan evaluasi hasil kerja sales counter, direct sales, dan group customer tiap minggu.

2. HRD

HRD mempunyai tugas untuk merencanakan dan mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang ada dibagian HRD yang meliputi :

a. Rekrutmen dan seleksi karyawan.

b. Merencanakan perubahan gaji karyawan.

c. Pengangkatan dan pengajuan proposal gaji karyawan. d. Pembuatan kontrak kerja karyawan.

e. Penempatan dan training karyawan baru.

(53)

3. Kasir

a. Membuka kas.

b. Menerima uang setoran hasil penjualan sepeda motor.

c. Melakukan pembayaran sesuai dengan slip setoran yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

d. Membukukan pemasukan dan pengeluaran kas ke perusahaan. e. Mengelola arsip dan dokumen yang berkaitan dengan kasir. f. Bertugas sebagai bendahara perusahaan.

4. Sales Operasional

a. Memeriksa stock sepeda motor.

b. Mengecek perlengkapan-perlengkapan sepeda motor.

c. Membuat laporan pengeluaran dan penerimaan sepeda motor. d. Mencapai target penjualan sepeda motor baik unit maupun tipe.

5. Sales Counter

a. Menerima customer dalam penjualan sepeda motor Honda. b. Menangani administrasi penjualan sepeda motor.

c. Membuat surat pemesanan sepeda motor.

d. Melaksanakan kegiatan promosi-promosi penjualan dari atasan. e. Mencapai target penjualan sepeda motor.

6. Gudang

(54)

7. Kepala Mekanik

a. Bertanggung jawab atas hasil kerja mekanik.

b. Bertanggung jawab terhadap follow up problem teknik yang timbul. c. Membina jajaran stafnya untuk mencapai standar kualifikasi jabatannya.

8. Mekanik

a. Bertanggung jawab terhadap problem teknik yang timbul dan mengikuti training yang berkaitan dengan pekerjaannya.

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan laporan ini dan pengamatan penulis selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) PT Tunas Dwipa Matra belum sepenuhnya baik dalam melakukan tahapan kebijakan saluran distribusi, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan saluran distribusi yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra dalam melakukan tahap pertimbangan pasar dan pertimbangan perusahaan sudah dilaksankan dengan baik dalam menyalurkan spare part.

2. Kegiatan saluran distribusi yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra dalam melakukan tahap pertimbangan barang belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, dikarenakan persediaan spare part jarang tersedia di gudang, karena barang spare part mengalami waktu PO (pre order) selama 2 bulan.

(56)

5.2Saran

Saran yang dapat diberikan penulis untuk PT Tunas Dwipa Matra, yaitu:

1. Kegiatan saluran dsitribusi PT Tunas Dwipa Matra yang sudah dilaksankan dengan baik agar dapat mempertahankannya.

2. Sebaiknya PT Tunas Dwipa Matra harus mengurangi lamanya waktu PO (pre orde), agar persediaan barang spare part selalu tersedia di gudang dan dealer-dealer kecil ataupun konsumen tidak perlu memesan untuk mendapatkan barang yang di butuhkan.

(57)

Daftar Pustaka

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran (Edisi 13 Jilid 1). Erlangga : Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2008. Dasar-dasar Pemasaran (Edisi 9 Jilid 1). Indeks Kelompok Gramedia : Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran (Jilid 2). Erlangga : Jakarta.

Swatha DH, Basu dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty Yogyakarta : Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Cabang PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung Tahun 2014
Tabel 1.2 Produk Spare Part yang di Jual PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung Tahun 2014
Tabel 1.3 Daftar Harga dan Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra  Bandar  Lampung – PT Nusantara Jaya Sakti Bandar Lampung Tahun 2014
Gambar 1. Saluran Distribusi PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) perangkat pembelajaran yang dihasilkan, berupa: rencana pembelajaran, buku petunjuk guru, lembar kegiatan peserta didik, dan

Diagnosis JE dan non-JE ditegakkan berdasarkan adanya gejala klinik berupa demam akut (temperatur aksila lebih atau sama dengan 38°C), disertai defisit neurologis (termasuk

Persentase kepemilikan saham < 5% adalah sebesar 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor.. Saham Treasury tercatat dalam kelompok pemegang saham dengan

Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan SAP yang telah dibuat, namun terdapat kendala dalam masalah waktu yang dirasa kurang seperti untuk materi tentang hukum Kirchoff

odang/odang/mak tuo adalah sapaan kepada saudara perempuan ibu yang lebih tua dari ibu, pak tuo/pak odang adalah sapaan kepada suami dari saudara perempuan ibu

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku Dayak Meratus yang merupakan salah satu puak suku Dayak mempunyai identitasnya sendiri sebagai suatu

A khir ini yang berjudul “ Prinsip Kerja dan Sistem Gerak Roda Omni Pada Robot Badminton” yang dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma

Dari jawaban-jawaban yang didapat melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa para informan kunci dalam penelitian ini tergolong kedalam tipe pemilih yang rasional